Upload
astari-pn
View
76
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
12345
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peradaban manusia yang terus berkembang seiring dengan perubahan
zaman, juga semakin memacu perkembangan teknologi. Hal tersebut tentu saja
akan berdampak secara langsung terhadap pola atau gaya hidup manusia.
Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup dan tingkat persaingan kerja yang
terjadi dalam kehidupan modern, menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan
waktu dan teknologi yang ada sehingga manusia cenderung untuk memilih untuk
bergaya hidup yang serba praktis, cepat, dan instant, agar tidak ada waktu yang
terbuang secara percuma. Gaya hidup tersebut juga banyak dianut manusia
modern dalam mengkonsumsi makanan. Mereka memilih untuk mengkonsumsi
makanan atau minuman siap saji yang didapat melalui restoran fast food, maupun
melalui makanan instant seperti mie instant, makanan kaleng, dan sebagainya.
Padahal makanan instant dan minuman kaleng pada umumnya merugikan
kesehatan karena kadar lemak jenuh dan kadar gulanya yang tinggi, atau kadar
seratnya yang rendah. Namun mereka kadang tidak peduli pada kandungan zat
makanan yang disantapnya, selama perut mereka telah terisi. Salah satu akibat
dari gaya hidup tersebut yang tampaknya menjadi wabah dunia modern adalah
obesitas atau kelebihan lemak tubuh. Hal tersebut diperparah lagi dengan
kurangnya gerak tubuh yang dilakukan, baik melalui gerak fisik saat kerja maupun
olah raga.
Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di negara maju. Di negara
Amerika setengah penduduk usia dewasa mempunyai kelebihan berat badan,
bahkan 20% anak mengalami obesitas. Hal ini terbukti dengan larisnya slimming
center dan banyaknya iklan tentang cara-cara pengurusan badan. Masalah
1
2
obesitas bukan hal sederhana yang diduga selama ini. Kenyataan menunjukkan
bahwa mekanisme obesitas adalah sangat kompleks, melibatkan faktor genetik,
sistematik, lingkungan dan proses metabolisme yang rumit. Untuk itu perlu
adanya pemahaman tentang patogenesis, konsekuensi metabolik, endokrinologik
dan kardiovaskuler baik ditingkat seluler maupun molekuler. Dari segi
endokrinologik ternyata obesitas sangat erat kaitannya dengan sekresi leptin yang
ada dalam sirkulasi. Di negara ini, obesitas menjadi penyebab kematian pada 5
dari 10 kematian.
Negara Indonesia memang tidak semaju negara Amerika, sehingga
masalah yang timbul tidak sekompleks negara tersebut. Akan tetapi seiring
dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita obesitas
cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh
gizi yang berlebihan. Gizi yang berlebihan mulai muncul pada awal tahun 1990-
an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu,
terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola
aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan
dan obesitas. Masalah ini sangat sering dijumpai, terutama di kota-kota besar
seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Di kota-kota tersebut, 10 dari 100
penduduk menderita obesitas. Dan bukan hal baru lagi bila obesitas menjadi
pemicu penyakit-penyakit lain seperti jantung, artritis, diabetes serta tekanan
darah tinggi. Terkadang obesitas malah dapat menyebabkan kematian. Untuk
mencegah hal-hal buruk yang diakibatkan oleh obesitas, dalam karya ilmiah ini
penulis memberikan solusi untuk mengatasi penyakit obesitas dengan mengambil
judul “VCO (Virgin Coconut Oil), sebagai Obat Mujarab Mengatasi
Obesitas”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
a. Apakah yang terkandung di dalam minyak kelapa murni (VCO) sehingga
dapat mengatasi obesitas?
b. Bagaimana minyak kelapa murni (VCO) dapat mengatasi obesitas?
c. Bagaimana cara pembuatan minyak kelapa murni (VCO)?
d. Berapa banyak minyak kelapa murni (VCO) yang dibutuhkan seseorang?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan generasi muda.
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan informasi mengenai VCO (Virgin Coconut Oil)
sebagai obat mujarab mengatasi obesitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung di dalam minyak
kelapa murni (VCO) sehingga dapat mengatasi obesitas
b. Untuk mengetahui bagaimana kelapa murni (VCO) dapat mengatasi
obesitas
c. Untuk mengetahui berapa banyak minyak kelapa murni (VCO) yang
dibutuhkan seseorang
d. Untuk mengetahui cara pembuatan minyak kelapa murni (VCO)
4
1.4 Manfaat Penulisan
1. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dijadikan
sebagai salah satu bacaan bagi penulis berikutnya.
2. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
berbagai pihak yang terkait untuk meningkatkan pemahaman akan obesitas
dan minyak kelapa murni.
3. Bagi penulis sendiri, diharapkan akan menjadi pengalaman berharga dalam
memperluas pemahaman akan khasiat minyak kelapa murni bagi penderita
obesitas.
1.5 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, penulis
mempergunakan metode sebagai berikut:
a. Penelitian Kepustakaan atau Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis membaca buku-buku referensi yang berhubungan
dengan penulisan karya ilmiah ini atau teknik penulisan karya ilmiah dan
yang berhubungan dengan materi karya ilmiah ini, yaitu buku-buku yang
berhubungan dengan Minyak Kelapa Murni (VCO) dan Obesitas.
b. Teknik Pengumpulan data
Pada metode ini, penulis berusaha mengumpulkan data-data yang terkait
dengan materi yang akan dibahas dalam karya ilmiah dari berbagai sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan melalui internet. Kemudian data yang
telah terkumpul akan disusun secara sistematis dan dicari hubungannya
antara satu dengan yang lainnya, sehinga pada akhirnya akan diperoleh
suatu gambaran yang jelas mengenai materi.
5
1.6 Waktu dan Lokasi Penulisan
Jangka waktu penulisan dan pengumpulan data adalah kurang lebih satu
bulan, yaitu dari 25 Februari 2008 hingga 20 Maret 2008. Penulisan karya ilmiah
ini dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data-data yang
diperlukan, mengolah data, hingga menulis dan menyusun karya tulis ilmiah.
Lokasi dalam penulisan karya ilmiah ini adalah di tempat tinggal penulis.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terbagi adalam empat bab. Hal
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas, lebih terperinci, dan
lebih sistematis sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami materi yang
dibahas. Keempat bab tersebut diuraikan sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian awal dari sebuah naskah yang
menampilkan masalah, mengapa dan bagaimana masalah tersebut.
Bab ini juga menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan karya ilmiah, metode yang digunakan,
serta mengenai sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang variabel-variabel yang menguraikan
tentang VCO (Minyak Kelapa Murni) dan Obesitas yang
merupakan landasan teori penulisan karya ilmiah ini.
6
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan tentang inti gagasan dari proses
penggabungan variabel-variabel. Bab ini menguraikan hasil kajian
yang berupa solusi dari masalah-masalah yang telah dirumuskan
pada bab sebelumnya.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab terakhir ini, penulis mencoba membuat kesimpulan
berdasarkan apa yang telah dipelajari, hasil yang telah diperoleh,
manfaat, kelebihan, dan aplikasi dari hasil gagasan yang diperoleh.
Akhirnya penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai bahan
masukan dan pertimbangan yang dapat berguna bagi semua pihak.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Virgin Coconut Oil (VCO)
2.1.1 Definisi VCO
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO) adalah minyak
murni yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa
sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan.
Minyak kelapa murni (VCO) diproduksi dengan menggunakan
berbagai mesin, sehingga menjadikan minyak VCO yang diproduksi
memiliki standar kualitas terjamin.
Minyak VCO (Virgin Coconut Oil) biasa juga disebut minyak
kelapa murni, minyak kelapa dara, minyak kelapa perawan, ataupun
minyak kelapa asli.
2.1.2 Senyawa Kimia dalam VCO
Secara kimiawi, minyak kelapa terbentuk dari rantai karbon,
hidrogen, dan oksigen yang disebut dengan asam lemak. Asam lemak
digabung oleh satu molekul gliserol membentuk glserida. Gliserida yang
terdapat pada lemak dan minyak adalah trigliserida atau lipida.
Diperlukan tiga molekul asam lemak yang dikombinasikan dengan satu
molekul gliserol untuk membentuk satu molekul trigliserida.
Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda. Asam lemak dalam minyak
kelapa sebagian besar (92%) merupakan minyak jenuh. Dibandingkan
dengan minyak nabati lainnya, minyak kelapa memiliki kandungan asam
7
8
lemak jenuh yang paling tinggi. Tingginya asam lemak jenuh yang
dikandungnya menyebabkan minyak kelapa tahan terhadap ketengikan
akibat oksidasi. Oksidasi menyebabkan pembentukan radikal bebas yang
berbahaya bagi tubuh.
Setiap asam lemak, baik dalam jenuh maupun tidak jenuh memberi
pengaruh yang berbeda pada tubuh dan kesehatan. Selama ini,
pemahaman orang akan lemak jenuh, termasuk minyak kelapa tidak sehat
dikonsumsi karena meningkatkan serum kolesterol. Padahal, tingkat
kejenuhan bukan satu-satunya faktor yang menentukan baik buruknya
lemak bagi tubuh.
Gambar 1
Minyak Kelapa Murni. Mengandung asam lemak jenuh yang paling tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya
Tabel 1Komposisi lemak dalam beberapa jenis minyak
9
Penelitian terdahulu tentang lemak dan minyak memang belum
sampai membedakan jenis-jenis lemak. Asam lemak jenuh bukanlah
kelompok homogen, tetapi terdiri atas tiga subkelompok. Pertama,
kelompok minyak dengan asam lemak rantai pendek atau short chain
triglyceride (SCT). Kedua, kelompok minyak dengan rantai sedang atau
medium chain triglyceride (MCT). Ketiga adalah long chain triglyceride
(LCT). Perbedaan panjang rantai karbonnya merupakan faktor utama
yang menentukan mekanisme lemak dicerna dan dimetabolisir tubuh,
serta cara lemak tersebut mempengaruhi tubuh.
Kandungan lemak asam jenuh minyak kelapa didominasi olah asam
laurat (44-52%) yang merupakan MCT. Asam laurat inilah yang
Tabel 2Komposisi asam lemak minyak kelapa
10
menjadikan minyak kelapa menjadi unik, karena kebanyakan minyak
tidak mengandung MCT. Keunikan ini membuat minyak kelapa berbeda
dari semua minyak nabati lain dan mampu menambah kesehatan bagi
tubuh. MCT dalam tubuh dipecah dan secara dominan digunakan untuk
memproduksi energi dan jarang tersimpan sebagai lemak yang dapat
menumpuk di pembuluh nadi. Karena itu, asam lemak dari minyak kelapa
menghasilkan energi, bukan lemak.
MCT mempunyai sifat fisik yang unik serta lebih polar atau lebih
cepat melepas ion H daripada LCT, sehingga lebih mudah larut dalam air.
Karena pengaruh perbedaan kelarutan dalam air, MCT dimetabolisasikan
di dalam tubuh dengan cara yang berbeda dari LCT. MCT dapat masuk
ke dalam lever secara langsung melalui pembuluh vena dan dengan cepat
dibakar menjadi energi sehingga MCT tidak tertimbun di dalam jaringan
tubuh.
Sementara itu, lemak dan minyak konvensional dihidrolisis dalam
usus kecil bersama dengan lemak rantai panang yang dikombinasikan
dengan gliserol dalam sel usus. LCT dalam minyak konvensional
diangkut ke lever untuk dioksidasi, dan yang tidak digunakan akan
tersimpan sebagai cadangan lemak di dalam tubuh. MCT diserap usus
sehingga tidak memerlukan enzim atau asam empedu seperti dalam
proses metabolisme LCT.
2.1.3 Khasiat VCO
Minyak kelapa murni, memiliki manfaat yang luar biasa untuk
menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Berikut ini
adalah sebagian manfaat minyak VCO:
Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis,
influenza, hepatitis C, cacar air, dan herpes.
11
Membunuh berbagai jenis bakteri penyebab penyakit pneumonia,
sakit telinga, infeksi tenggorokan, gigi berlubang, keracunan
makanan, infeksi saluran kencing, meningitis, gonorrhea, dan luka
gangren.
Membunuh jamur dan ragi yang dapat menyebabkan candida, jock
itch, kadas, athletes foot, dan ruam karena keringat.
Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihubungkan dengan diabetes melitus.
Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan
pencernaan dan cystic fibrosis.
Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
Membantu meredakan gejala sakit saluran kandung kemih.
Meredakan gejala yang dihubungkan dengan chorn’s diseases,
ulcerative colitis, dan bisul perut.
Membantu melindungi tubuh dari serangan kanker payudara dan
kanker kolon.
Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi.
Membantu dalam pencegahan serangan sakit jantung, stroke, dan
atherosclerosis.
Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
Melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya yang meningkatkan
penuaan dini dan penyakit degeneratif.
Meredakan gejala benign prostatic hyperplasia (pembesaran kelenjar
prostat).
Membantu mencegah sakit lever
Mengurangi gejala psoriasis, eksim, dan dermatitis.
Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit
lainnya.
Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.
12
Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan
penampilan atlit.
Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam
amino yang larut dalam lemak.
Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah.
Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.
Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung
perkembangan tulang dan gigi yang kuat.
Mengurangi peradangan kronis.
Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh.
Membantu mencegah sakit periodental dan kerusakan gigi.
Berfungsi sebagai antioksidan pelindung.
Memperbaiki pendayagunaan asam lemak essensial dan
melindunginya dari oksidasi.
Meredakan gejala kelelahan kronis.
Mengurangi tekanan epileptis.
Melindungi tubuh dari penyakit ginjal dan infeksi kandung kemih.
Kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain sehingga efek
penggunaan maksimal untuk pengobatan jauh lebih baik.
Mendukung fungsi hormon tiroid.
Meningkatkan aktifitas metabolik sehingga memberikan efek
penurunan berat badan yang alamiah dan stabil (mencegah
kegemukan).
Mencegah infeksi topical bila dioleskan (melalui kulit).
Melembutkan kulit dan mengencangkan kulit dan lapisan lemak di
bawahnya.
13
Itulah beberapa manfaat minyak kelapa murni. Masih banyak lagi
manfaat yang lain. Pada intinya, VCO (minyak kelapa murni) bermanfaat
untuk kesehatan dan pengobatan penyakit.
2.2 Tinjauan Tentang Obesitas
2.2.1 Definisi Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan
sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas,
penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak
tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal
antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada
wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30%
dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai
tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%. Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.
2.2.2 Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih
banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya
14
ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum
jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor sebagai berikut.
a) Faktor genetik
Obesitas cenderung bersifat menurun, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen,
tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong
terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya
hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap
berat badan seseorang.
b) Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas,
tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup
berarti. Lingkungan,termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa
yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana
aktivitasnya). Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi
dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
c) Faktor psikis
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang
negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak
wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan
kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak
nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang
bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat
banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada
malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang
makan dalam jumlah yang banyak, bedanya pada binge hal ini tidak
15
diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai
akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma
makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi
hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia
pada malam hari.
d) Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya adalah
sebagai berikut.
Hipotiroidisme
Sindroma Cushing
Sindroma Prader-Willi
Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang
banyak makan.
e) Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
f) Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam
tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa
kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampak 5 kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-
sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan
hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam
setiap sel.
g) Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah
masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan
16
lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.
2.2.3 Gejala-gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di
dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan
pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur
dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan
kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang
relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat
penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.2.4 Akibat yang Ditimbulkan Obesitas
Berikut merupakan akibat-akibat yang akan ditimbulkan oleh
penderita obesitas.
a) Gangguan fungsi insulin dan diabetes
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara
lain memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh untuk
digunakan sebagai sumber energi. Kalau fungsi insulin terganggu,
gula tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga tetap beredar dalam
17
darah. Pada penderita obesitas, sensifitas insulin menjadi menurun.
Akibatnya, penderita membutuhkan kadar insulin beberapa kali lipat
lebih tinggi untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.
Pada orang obesitas, risiko relatif untuk terjadinya diabetes mellitus
tipe 2.
b) Gangguan jantung dan pembuluh darah
Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan
peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar
tubuh seseorang, maka jantung harus bekerja lebih keras
memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan
kerja jantung telah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung.
Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.
Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi
(hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan
timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja
memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada
dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan
mempercepat timbulnya gagal jantung.
c) Penyakit kandung empedu
Adanya hubungan antara obesitas dan penyakit kandung empedu
ditunjukkan dalam studi Atherosclerosis Risk in Communities Study
(ARIC study). Studi ini melibatkan lebih dari 12.700 orang berusia
antara 45 sampai 64 tahun. Hasilnya, pada wanita-wanita obesitas,
risiko dirawat inap karena penyakit kandung empedu 45% lebih
tinggi. Sedangkan pada laki-laki, hubungan antara indeks masa tubuh
(IMT) dan risiko dirawat inap karena penyakit kandung empedu
hanya terlihat pada kelompok obesesitas yang berat.
18
d) Kanker
Pengaruh obesitas terhadap kematian akibat kanker diteliti dalam
suatu studi melibatkan 750.000 orang laki-laki dan wanita yang
diamati selama 12 tahun. Dari studi ini terlihat bahwa laki-laki dan
wanita yang mempunyai berat badan (BB) lebih, mempunyai risiko
meninggal akibat kanker lebih tinggi daripada mereka dengan BB
normal. Secara spesifik, angka kematian akibat kanker kolorektal,
prostat, endometrium, uterus, ovarium, kandung empedu dan
payudara lebih tinggi pada kelompok BB lebih dan obesitas.
2.2.5 Diagnosa Obesitas
a) Mengukur lemak tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara
berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga
terlatih:
Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam
air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air
yang tersisa.
BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah
dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD,
jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak
tubuh.
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening
tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi
dari lemak tubuh.
Berikut merupakan beberapa cara mengukur lemak yang lebih
sederhana dan tidak rumit:
19
Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh
diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang
menyerupai forseps).
Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik),
penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik
yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
b) Tabel berat badan-tinggi badan
Tabel ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah
seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki
suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu. Permasalahan
yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang
harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai
kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran
kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.
Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara
kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang
sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.
c) Body Mass Index (BMI).
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan
(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. BMI merupakan
rumus matematika dimana berat badan (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua. Seseorang dikatakan
mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.
2.2.6 Pencegahan Penyakit Obesitas
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan
komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua
komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah
20
terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola
aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada
setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan
keadaan penderita.
Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang
(1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk
pria) disertai dengan olah raga.
Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah
kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari
untuk pria) disertai olah raga.
Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi,
mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah
raga.
a) Obat-obaan.
Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk
mengatasi obesitas:
Obat yang mengurangi nafsu makan, contohnya fenfluramin,
deksfenfluramin, fentermin.
Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus,
contohnya orlistat (menghalangi penyerapan lemak di usus).
b) Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil.
Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu
program penurunan berat badan:
Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang
dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk
menurunkan berat badan harus rendah kalori.
Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada
penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
21
Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai,
dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan
setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat
badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan.
BAB III
22
PEMBAHASAN
3.1 Keampuhan VCO Sebagai Obat Obesitas
Penelitian telah membuktikan bahwa pergantian minyak kedelai ke minyak
kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa dengan mengkonsumsi minyak kelapa, asam lemak jenuhnya akan
langsung dibakar oleh tubuh dan menghasilkan energi.
Ketika asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa
berada di dalam saluran pencernaan, maka akan segera diserap oleh dinding usus
tanpa harus mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam
lemak jenuh dapat masuk mengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati untuk
dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam
lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak
bisa langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.
Mendengar kata lemak jenuh, orang mudah menjadi takut, terseret oleh
mitos tentang bahaya lemak jenuh bagi kesehatan, tanpa menyimak bahwa lemak
jenuh yang berantai sedang, justru mendukung kesehatan.
Beberapa dekade terakhir ini, minyak kelapa dan jenis-jenis minyak jenuh
lainnya dituding sebagai penyebab kegemukan sehingga banyak yang
menghindarinya. Namun, bukti-bukti dari hasil penelitian yang dilakukan akhir-
akhir ini justru membantahnya. Menuruh hasil-hasil penelitian tersebut, minyak
jenuh justru sangat dibutuhkan tubuh, tergantung pada jenis-jenis asam lemak
yang terkandung di dalamnya.
Minyak kelapa tidak akan menyebabkan kegemukan kecuali dikonsumsi
berlebihan justru jika dikonsumsi pada batas tertentu minyak kelapa dapat
mengurangi kegemukan. Penjelasannya demikian, setelah melalui sistem
pencernaan, minyak kelapa yang dikonsumsi akan memasuki sistem aliran darah.
22
23
Melalui mekanisme insulin, minyak kelapa dalam darah akan dibawa ke lever.
Dari lever, minyak kelapa segera mengalami pembakaran.
Proses pembakaran itulah yang menyebabkan suhu badan orang yang
banyak makan kelapa menjadi lebih tinggi daripada yang tidak makan kelapa.
Kondisi ini menyebabkan tubuh memerlukan energi lebih banyak dan kadang-
kadang harus mengambil lemak cadangan yang tersimpan dalam tubuh. Proses
tersebut menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak kelapa tidak akan
menyebabkan kegemukan, justru membantu menurunkan berat badan.
3.2 Prinsip Pembuatan VCO
Kandungan kimia yang paling utama dalam sebutir kelapa yaitu air,
protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan
protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari
campuran dua zat, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara
halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan
emulgator yaitu zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi
tersebut. Dari ikatan tersebut, protein akan membungkus butir-butir minyak
kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak akan bisa
bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah
karena masih ada tegangan protein air yang lebih kecil dari protein minyak.
Dengan demikian, air merupakan fasa kontinu, sedangkan minyak merupakan
fasa diskontinu.
24
Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar bila ikatan emulsi tersebut dirusak.
Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu pemanasan, pemanasan
bertingkat, sentrifugasi, pengasaman, enzimatis dan pancingan.
3.3 Metode-metode Pembuatan VCO
3.3.1 Membuat VCO dengan cara tradisional
Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional adalah
sebagai berikut.
a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga
terbentuk krim santan dan skim santan. Krim santan berada di
bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak.
Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri
dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga
tinggal tersisa krim bagian atasnya.
b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar
100-110°C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-
aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima
oleh santan bisa merata.
Gambar 2Ikatan lipoprotein. Minyak dalam santan akan diikat oleh ikatan lipoprotein sehingga emulsi akan tetap kontinu
25
c) Matikan api kompor bila telah terbentuk minyak dan blondo. Lama
waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam.
Umumnya minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit
kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan.
3.3.2 Membuat VCO dengan pemanasan bertahap
Seperti namanya, pembuatan VCO dengan cara pemanasan
bertahap dilakukan dengan pemanasan. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut.
a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan
selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.
b) Masak krim yang telah terbentuk dalam suhu sedang, sekitar 60-
75°C. Usahakan suhunya konstan sehingga pemasakan bisa berjalan
dengan lancar.
c) Seperti dengan cara tradisional, matikan api kompor bila minyak
telah keluar dan terbentuk endapan berupa blondo. Umumnya
blondo yang diperoleh berwarna lebih terang (putih) dibandingkan
dengan blondo yang diperoleh dari pembuatan VCO dengan cara
tradisional (cokelat). Hal ini disebabkan pengaruh suhu. Suhu yang
digunakan di sini tidak terlalu tinggi sehingga tidak sampai gosong.
d) Pisahkan minyak dari blondo dengan cara disaring menggunakan
serok. Penyaringan harus dipastikan berjalan sempurna agar tidak
ada kotoran, termasuk blondo yang terikut.
3.3.3 Membuat VCO dengan enzimatis
Tahapan pembuatan VCO dengan enzimatis dilakukan sebagai
berikut.
26
a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan
selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim pada bagian atas dan
skim yang terlarut dalam air pada bagian bawahnya.
b) Buang air paada bagian dasar stoples menggunakan selang air.
Untuk memudahkan, pembuangan air pun bisa dilakukan dengan
kran yang ada di stoples bagian bawah.
c) Kupas nanas dan iris tipis daging buahnya, ikutkan juga
bonggolnya.
d) Parut nanas hingga halus, kemudian masukkan ke dalam stoples
yang telah berisi krim santan.
e) Campur rata santan dan bahan enzim bromelin dengan cara diaduk.
f) Tutup stoples tersebut agar tidak terkena kotoran. Diamkan selama
sekitar 20 jam.
g) Setelah 20 jam, akan terbentuk tiga lapisan, yaitu berturut-turut dari
atas minyak, blondo, dan air.
h) Buang air yang berada di dasar stoples menggunakan sselang atau
kran. Untuk memurnikan minyak yang diperoleh perlu dilakukan
penyaringan.
i) Ambil lapisan minyak paling atas dengan menggunakan sendok
besar. Usahakan blondo tidak terikut.
3.3.4 Membuat VCO dengan pengasaman
Adapun langkah-langkah pembuatan VCO dengan pengasaman
sebagai berikut.
a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan
selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.
b) Ambil krim santan dan tampung dalam stoples yang berbeda.
Tambahkan beberapa mililiter asam cuka. Aduk hingga rata.
27
c) Ambil kertas lakmus, kemudian celupkan ke dalam larutan santan-
cuka tersebut beberapa detik. Angkat dan cocokkan warnanya
dengan yang tertera di label belakang. Apabila setelah dicocokkan
ternyata pH-nya lebih kecil dari 4,3 maka pada campuran tersebut
perlu ditambahkan santan lagi. Demikian bila ternyata pH campuran
santan-asam lebih besar dari 4,3 maka perlu ditambahkan asam lagi.
Aduk lagi campuran santan-asam yang telah ditambahkan asam
atau santan. Ukur lagi dengan kertas lakmus hingga pH-nya sama
atau mendekati 4,3.
d) Tutup toples dengan tutupnya. Diamkan selama 10 jam hingga
terbentuk tiga lapisan, dari atas masing-masing minyak, blondo, dan
air.
e) Buang air yang berada di dasar stoples dengan menggunakan selang
plastik. VCO siap untuk disaring.
3.3.5 Membuat VCO dengan sentrifugasi
Adapun langkah pembuatan VCO dengan cara sentrifugasi sebagai
berikut.
a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan
selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.
b) Masukkan krim santan yang telah dimasukkan ke dalam tabung ke
dalam sentifuse, kemudian tutup sentrifuse.
c) Atur pada angka 20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit.
Kemudian nyalakan sentrifuse.
d) Matikan sentrifuse dan diamkan sebentar. Ambil tabung yang berisi
santan yang telah disentrifuse. Di dalam tabung tersebut akan
terbentuk tiga endapan, yaitu minyak (VCO), blondo, dan air.
e) Ambil VCO yang berada di dalam tabung dengan pipet secara
perlahan-lahan.
28
3.3.6 Membuat VCO dengan pancingan
Tahapan pembuatan VCO dengan pancingan dilakukan dengan
urutan sebagai berikut.
a) Masukkan santan ke dalam stoples transparan/ ember trasparan.
b) Tutup rapat stoples dan diamkan larutan santan tersebut selama
sekitar satu jam.
c) Setelah sekitar satu jam, akan terbentuk dua lapisan yang
batasannya terlihat dengan jelas. Lapisan atas berupa krim dan
lapisan bawah berupa skim.
d) Keluarkan air dengan selang. Caranya, masukkan selang sampai
dasar ember, kemudian sedot selang dengan mulut. Untuk
mempermudah pengeluaran air dengan selang juga dapat dilakukan
dengan cara mengisi selang dengan air terlebih dahulu. Kemudian,
masukkan selang ke dasar ember. Dengan sendirinya air akan
mengalir dari dasar ember ke luar. Tampung air tersebut dengan
ember lain.
e) Tambahkan minyak kelapa murni yang telah jadi sebagai
pemancing
(umpan) untuk pembentukan minyak kelapa murni yang baru.
Perbandingannya yaitu 1:3, artinya 1L VCO untuk memancing 3L
krim.
f) Aduk rata campuran tersebut sehingga larutan homogen, sekitar 5-
10 menit.
g) Pindahkan larutan tersebut ke dalam stoples transparan hingga
dapat terlihat dengan jelas isi larutan tersebut.
h) Tutup stoples dan diamkan selama sekitar 10 jam sampai terbentuk
tiga lapisan. Lapisan teratas berupa minyak (VCO), tengah blondo
(ampasnya), dan terkhir air.
29
i) Keluarkan air pada bagian dasar stoples dengan selang. Caranya,
sama ketika mengeluarkan air pada proses pembentukan krim.
j) Ambil minyak kelapa murni (VCO) yang berada pada lapisan
paling atas dengan menggunakan sendk gula agar VCO tidak
tercampur lagi dengan blondo. Tampung VCO dalam stoples
transparan.
3.4 Dosis VCO yang Dibutuhkan
Hingga sekarang ini, masih belum diketahui dosis minyak kelapa murni
yang dibutuhkan oleh tubuh. Dugaan sementara ini dosis yang digunakan orang
dewasa bertubuh sedang adalah sekitar 3 ½ sendok makan (sdm) atau 50 gram
minyak kelapa sehari. Dari dosis tersebut, jumlah MCT yang diperoleh sama
dengan MCT yang diperoleh dari 7 ons kelapa mentah.
Penelitian memperlihatkan bahwa efek antimikroba akan meningkat sejalan
dengan penambahan penggunaan minyak kelapa. Beberapa penelitian klinis
menyatakan bahwa minyak kelapa masih aman dikonsumsi 10 gram/kg berat
badan. Orang dengan berat badan sekitar 70 kg dapat mengkonsumsi sekitar 5
sendok makan. Namun, yang paling umum dosis yang digunakan 2-3 sendok
Gambar 3Dosis minyak kelapa murni yang dibutuhkan. Dugaan sementara yang digunakan adalah 3 ½ sdm perhari untuk orang dewasa bertubuh sedang
30
makan per hari. Asupan minyak kelapa bisa didapat dari masakan, suplemen,
atau mengoleskan langsung ke kulit.
Mengganti minyak goreng dengan minyak kelapa adalah langkah paling
mudah umtuk memperoleh khasiat minyak kelapa. Minyak lain terdiri atas lemak
tak jenuh yang mudah teroksidasi saat pemanasan. Sebaliknya, minyak kelapa
berisi lemak jenuh yang tahan oksidasi saat pemanasan. Untuk menggoreng tidak
ada yang sehebat minyak kelapa, karena minyak kelapa tidak diserap ke dalam
makanan sebanyak minyak nabati lain. Minyak kelapa juga bisa ditambahkan
pada minuman panas, seperti teh, kopi, cokelat panas, sari apel panas, dan jus
sayuran hangat. Rasa minyak kelapa juga enak jika dicampur dengan jus buah.
Minyak kelapa sangat stabil, sehingga tidak perlu disimpan dalam lemari
pendingin. Minyak kelapamurni tahan disimpan sampai 2-3 tahun pada suhu
kamar dan akan tahan lebih lama lagi jika disimpan dalam lemari es. Semakin
banyak minyak kelapa yang ditambahkan dalam makanan, akan semakin baik
hasilnya.
31
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah
sebagai berikut.
a. Di dalam VCO terkandung beberapa asam lemak rantai sedang, seperti
asam kaprilat (C 8) 5%-10%, asam kaprat (C 10) 4,5%-8%, dan asam
laurat 43%-53%. Di dalam tubuh, asam laurat akan diubah menjadi
monolaurin yang dapat mengurangi obesitas.
b. Minyak kelapa tidak akan menyebabkan kegemukan kecuali dikonsumsi
berlebihan justru jika dikonsumsi pada batas tertentu minyak kelapa dapat
mengurangi kegemukan.
c. VCO dapat dibuat dengan berbagai metode, diantaranya adalah dengan
cara tradisional, pemanasan bertahap, pengasaman, enzimatis, sentrifugasi,
dan dengan cara pancingan.
d. Dugaan sementara ini dosis yang digunakan orang dewasa bertubuh sedang
adalah sekitar 3 ½ sendok makan (sdm) atau 50 gram minyak kelapa sehari.
4.2. Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut.
a. Kepada Dinas Kesehatan
Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan
mengenai bahaya penyakit obesitas.
Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan
mengenai VCO (Virgin Coconut Oil) sebagai obat mujarab dalam
berbagai penyakit, terutama penyakit obesitas.
31
32
Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk membuat produk makanan
dan minuman ringan yang mengandung VCO (Virgin Coconut Oil)
agar seluruh masyarakat dapat terhindar dari segala macam penyakit,
khususnya penyakit obesitas dengan cara mengkonsumsinya.
b. Kepada Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat untuk berusaha semampunya untuk
menghindari penyakit obesitas.
Diharapkan kepada masyarakat agar menyadari bahaya dari penyakit
obesitas.
c. Kepada Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah agar terus menerus membudidayakan
Minyak Kelapa karena minyak kelapa ini masih sangat diperlukan
untuk mengatasi berbagai macam penyakit, terutama penyakit
obesitas.
33
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Hoan, Tan. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: PT Elex Komputindo.
Menteri Pendidikan Nasional. 2000. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Nova, Hengky. 2005. Pembuatan dan Pemanfaatan VCO. Bogor: Agro Media
Pustaka.
Rosaline, Hartin. 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO. Bogor: Agro Media
Pustaka.
Setiadi, Bambang. 2006. Membuat VCO berkualitas tinggi. Yogyakarta: Penebar
Swadaya.
Subroto, Ahkam. 2006. VCO Dosis Tepat Taklukkan Penyakit. Tanggerang: Penebar
Swadaya.
Sukartin, Kuncoro. 2005. Gempur Penyakit dengan VCO. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Syah, Nur Alam. 2005. Perpaduan Sang Penakluk Penyakit, VCO + Minyak Buah
Merah . Bogor: Agromedia Pustaka.
. 2005. Virgin Coconut Oil. Bogor: Agromedia Pustaka.
34
Sumber Internet
Enggar, Erdini. 2006. “Informasi Peluang Bisnis Minyak Kelapa Murni.” [Online].
Tersedia: http://www.minyakvco.com/. [15 Maret 2008].
Sibuea, Posman. (2004, 22 Desember). “Penyembuh Ajaib dari Buah Kelapa.”
Kompas [Online]. Tersedia: http://www2.kompas.com/kompas
cetak/0412/22/ilpeng/1447395.htm. [15 Maret 2008].
Wijaya, Hendra. (2004, 18 Mei). “Manfaat Virgin Coconut Oil Bagi Manusia.”
Gizi.net [Online]. Tersedia: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?
newsid1084849009,34512. [15 Maret 2008].
Untung, Onny. 2005. “Fakta Ilmiah VCO.” [Online]. Tersedia:
http://anissahusadavco.bravehost.com/artikel/artikel-faktailmiah.htm. [15
Maret 2008].
35
RIWAYAT HIDUP
Gadis kelahiran Jayapura, 26 November 1991 yang bernama Astari
Pratiwi Nuhrintama, namun lebih akrab dipanggil Tari, merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara dari pasangan Drs. Akbar Silo, MSi dan Andi Rahmiwati, SE. Telah
menamatkan pendidi-kan di TK Aisyiah Jayapura 1995-1997, SD Negeri Kotaraja
Jayapura 1997-2000, SDN 08 Pagi Jakarta 2000-2001, SDN Perumnas I Waena
Jayapura 2001-2003, SMPN 2 Jayapura 2003-2006, dan sedang menempuh
pendidikan di SMA Negeri 17 Makassar. Gadis yang tinggal bersama orang tua dari
ibunya di Kompleks Rumah Sakit Faisal ini memiliki hobi membaca serta bermain
basket dan bercita-cita menjadi orang yang beguna bagi nusa dan bangsa. Karya
ilmiah ini merupakan hasil karya pertama dari gadis yang menyukai pelajaran
eksakta. Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.