Upload
doancong
View
250
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR WB
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, Laporan Kinerja Badan
Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017 dapat diselesaikan
untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)
yang didukung manajemen kinerja yang akuntabel sudah merupakan
tekad pimpinan instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun di
daerah. Sejalan dengan era globalisasi yang banyak membawa perubahan
yang strategis, memberi pengaruh kepada masyarakat yang semakin
kritis dengan berbagai tuntutan, terutama kepada para pengelola negara
untuk menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab, bersih
transparan, dan akuntabel.
Akuntabilitas kinerja merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol
terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam
hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang baik untuk mengetahui
sejauh mana pencapaian hasil bisa optimal serta cara-cara yang
digunakan untuk mencapainya.
Akuntabilitas dalam bentuk laporan dapat mengekspresikan
pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi
karena pencapaian suatu tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja
individu maupun unit organisasi yang akan terlihat jelas pada
pencapaian sasaran. Pencapaian sasaran suatu perangkat daerah tidak
hanya karena tercapainya target pada program dan kegiatan saja tetapi
juga dipengaruhi dengan adanya kebijakan dan regulasi dari pemerintah
pusat seperti pada tahun 2017 dengan diterbitkanya SE Mendagri Nomer
910/1866/SJ Tentang Implementasi Transaksi Non Tunai yang akan
mempengaruhi pengelolaan keuangan di daerah.
Tujuan dan sasaran tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik
organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap
berpegang pada Rencana Kerja (Renja). Dan Laporan Kinerja Badan
Keuangan Dan Aset Daerah merupakan wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PD dalam pengelolaan sumber daya
dan kebijakan yang telah digariskan, dan kebijakan operasional dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
ii
Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan
perbaikan dalam perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan
dan penataan serta peningkatan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan prima kepada masyarakat.
Laporan ini diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai salah
satu bahan evaluasi yang objektif atas penyelenggaraan Pemerintahan
oleh stake holders yang berhak dan berkepentingan dalam menilai kinerja
dan pertanggungjawaban Kepala Badan Keuangan Dan Aset Daerah.
Wassalamualaikum WR WB
Wonosari,
KEPALA,
Drs. SUPARTONO, M.Si
NIP. 19590911 198003 1 001
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai konsekuensi pelaksanaan
manajemen kinerja dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.
LKj IP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai
dengan rencana kinerja (performance plan) yang merupakan penjabaran
tahunan dari Renstra Badan Keuangan dan Aset Daerah tahun 2016-
2021 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Gunungkidul
Nomor 40 tahun 2016.
LKj IP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan
bukti untuk menjawab pertanyaan, realisasi sasaran pembangunan yang
ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama
(IKU) BKAD yang telah dicanangkan pada tahun 2017 telah berhasil
dicapai.
Dari 3 (tiga) IKU BKAD tahun 2017, kinerja yang dicapai BKAD
menunjukkan kategori berhasil baik. Keberhasilan capaian IKU BKAD
merupakan hasil dari upaya-upaya BKAD, juga berkat dukungan dan
partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta maupun
masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan
sinergi dalam memenuhi program-program BKAD pada tahun 2017.
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2017 sebesar
84,89% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan pada sasaran utama sebesar 91,53%, sedangkan
realisasi untuk program/kegiatan pada sasaran pendukung sebesar
76,35%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan
anggaran terbesar pada sasaran pendukung Persentase Kesesuaian
Program dalam Renja PD terhadap RKPD dan Renstra PD terhadap
RPJMD yaitu sebesar 94,62% sedangkan penyerapan anggaran terkecil
pada sasaran pendukung Indeks Kepuasan Masyarakat Perangkat
Daerah yaitu sebesar 76,12 %
Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan
kegiatan masa depan adalah meningkatkan aparatur yang profesional
serta dapat dipercaya masyarakat melalui penataan SDM aparatur yang
berkesinambungan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi jabatan
sesuai dengan beban kerja masing-masing PD (Perangkat Daerah) serta
adanya perilaku kinerja aparatur yang dapat bekerja ”tuntas”
berdasarkan norma hukum, etika birokrasi pemerintah, dan berbasiskan
manajemen kinerja sehingga bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
iv
Nepotisme). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat modal sosial
dengan ciri adanya kepercayaan (trust) masyarakat pada pemerintah.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….......
KATA PENGANTAR …………………………………………………........ i
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………..... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....... v
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………...... 1
A. Latar Belakang ……………………………..……….....
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ……..…...
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)............
1
2
6
BAB II : PERENCANAAN KINERJA …................................ 8
A. Rencana Kerja PD Tahun 2017 ....................
B. Rencana Kinerja 2017 ...................……………...
C. Perjanjian Kinerja 2017 ..................……………..
9
11
12
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA …………………………... 15
A. Capaian Kinerja Organisasi …………………………
B. Realisasi Anggaran ..........................................
15
28
BAB IV : PENUTUP ………………………………………………….... 30
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
1
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang
demokratis, transparan, akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian
dan pelaporan kinerja instansi pemerintah menjadi kunci dalam
proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Upaya ini juga
selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, setiap PD wajib menyampaikan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) kepada Bupati sebagai
perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik setiap akhir tahun anggaran.
LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber
daya dan pelaksanaan yang dipercayakan kepada setiap Instansi
Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.
LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan
alat pendorong terwujudnya good governance serta berfungsi
sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
2
Bertitik tolak dari RKPD Tahun 2017 dan Rencana Kerja
Tahun 2017, maka LKj IP Badan Keuangan Dan Aset Daerah yang
disusun merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2017 dan
menyajikan laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh
Kepala Badan Keuangan Dan Aset Daerah kepada Bupati
Gunungkidul.
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi
Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah
Daerah. Sedangkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan
Keuangan dan Aset Daerah ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Gunungkidul Nomor 73 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Badan Keuangan Dan
Aset Daerah.
1. Tugas Pokok
Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) mempunyai
tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dan tugas
pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan, dan
aset daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas yang dibebankan, Badan
Keuangan Dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan umum di bidang keuangan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang keuangan daerah;
c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di
bidang keuangan daerah;
d. pelaksanaan pembinaan pengelolaan pendapatan, keuangan,
dan aset daerah;
e. pelaksanaan dan pembinaan pemungutan pajak daerah;
f. pembinaan pendapatan daerah;
g. pengelolaan penerimaan dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan;
h. penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan rancangan perubahan anggaran pendapatan dan
belanja daerah;
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
3
i. penyusunan rancangan pertanggungjawaban anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
j. pelaksanaan dan pembinaan penatausahaan keuangan
daerah;
k. pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah;
l. penyimpanan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan
daerah;
m. pelaksanaan dan pembinaan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan daerah;
n. pengelolaan barang milik daerah;
o. pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran dan dokumen
perubahan pelaksanaan anggaran;
p. perumusan kebijakan teknis hibah daerah dan bantuan
keuangan;
q. pelaksanaan pengendalian pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
r. pelaksanaan kerja sama pemanfaatan aset;
s. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang
keuangan daerah
t. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan
petunjuk operasional di bidang keuangan daerah;
u. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan
bidang keuangan daerah; dan
v. pengelolaan UPT.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi BKAD Kabupaten Gunungkidul
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor
7 Tahun 2016 terdiri dari :
a. Unsur Pimpinan : Kepala Badan;
b. Unsur pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari
Subbagian- Subbagian;
c. Unsur Pelaksana : 1. Bidang-bidang yang terdiri
dari Subbidang-Subbidang
2. Unit Pelaksana Teknis;
3. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
4
Organisasi BKAD terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat terdiri dari :
1). Subbagian Perencanaan;
2). Subbagian Keuangan;
3). Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Penetapan Dan Bina Pendapatan terdiri dari :
1) Subbidang Pendaftaran Dan Pendataan;
2) Subbidang Pengolah Data dan Penetapan;
3) Subbidang Bina Pendapatan Dan Pengembangan;
d. Bidang Penagihan, Pelayanan Dan Pengendalian terdiri dari:
1) Subbidang Penagihan Dan Pengawasan;
2) Subbidang Pelayanan Dan Keberatan;
3) Subbidang Pengendalian Dan Pelaporan
e. Bidang Anggaran terdiri dari :
1) Subbidang Penyusunan Anggaran;
2) Subbidang Pengendalian Anggaran;
3) Subbidang Hibah Dan Bantuan Sosial;
f. Bidang Perbendaharaan terdiri dari :
1) Subbidang Perbendaharaan Pendapatan;
2) Subbidang Perbendaharaan Belanja Non Gaji;
3) Subbidang Perbendaharaan Belanja Gaji;
g. Bidang Akuntansi terdiri dari :
1) Subbidang Akuntansi Pendapatan;
2) Subbidang Akuntansi Belanja;
3) Subbidang Akuntansi Aset dan Selain Kas;
h. Bidang Aset terdiri dari :
1) Subbidang Perencanaan Aset;
2) Subbidang Pendayagunaan Aset;
3) Subbidang Monitoring dan Evaluasi Aset;
i. Unit Pelaksana Teknis;
j. Kelompok Jabatan Fungsional;
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
tersebut, didukung sumberdaya manusia yang memadai
dengan jumlah pegawai sebanyak 99 orang pada akhir tahun
2017. Adapun jabatan struktural di lingkungan Badan
Keuangan Dan Aset Daerah sebanyak 29 jabatan, terdiri dari
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
5
eselon II.b = 1 jabatan, eselon III = 7 jabatan, dan eselon IV = 21
jabatan, jabatan fungsional 1 yaitu Arsiparis. Sedangkan
jumlah Pegawai Negeri Sipil non eselon sebanyak = 71 orang.
Gambar 1.1
1%
7%
21%
71%
Eselon II Eselon III Eselon IV non eselon
Sumber : Subbagian Umum BKAD.
Sedangkan komposisi pegawai BKAD berdasarkan Golongan
Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai
No. Golongan/Ruang Bezetting 31 - 12 – 2017
1 I/a – I/d 0
2 II/a – II/d 24
3 III/a – III/d 64
4 IV/a – IV/e 11
Jumlah 99
Sumber : Subbagian Umum BKAD.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2017
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
6
Gambar 1.2
Sumber : Subbagian Umum BKAD
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Pengelolaan kekayaan dan keuangan daerah merupakan
tugas yang harus ditangani secara baik, karena dengan pengelolaan
secara baik, maka kasus-kasus kebocoran penyelewengan dan
penyalahgunaan keuangan dan kekayaan daerah dapat dihindari.
Tentu saja dalam pelaksanaannya dimungkinkan menghadapi
permasalahan dan kendala seiring dinamika pemerintahan pusat
dan daerah, maupun perubahan kebijakan dan regulasi serta
perkembangan aspirasi masyarakat.
Adanya ketentuan penataan tata ruang wilayah berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang kemudian berdasarkan kedua aturan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kawasan karst pegunungan seribu, dalam hal
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan
Pada Akhir Tahun 2017
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
7
ini yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, adalah kawasan
lindung yang tidak boleh ditambang, akan membawa akibat
berkurangnya potensi penerimaan daerah dari Pendapatan Asli
Daerah pada kelompok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
(Bahan Galian Golongan C). Bagi Badan Keuangan Dan Aset
Daerah yang mengemban tugas dan fungsi pendapatan tentu saja
hal tersebut akan membawa dampak atas konsekuensi
pemberlakuannya.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 merupakan salah satu
landasan yuridis bagi pegembangan otonomi daerah di Indonesia.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai
dilaksanakan sejak tahun 2001 merupakan peluang bagi
Pemerintah Daerah di Indonesia untuk melaksanakan serta
membiayai sendiri kemajuan pembangunan di daerahnya masing-
masing.
Desentralisasi fiskal merupakan salah satu mekanisme
transfer dana dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)
dalam kaitan dengan kebijakan keuangan negara yaitu untuk
mewujudkan ketahanan fiskal yang berkelanjutan dan memberikan
stimulus terhadap aktifitas perekonomian masyarakat.
Dengan adanya kebijakan desentralisasi fiskal diharapkan
akan menciptakan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah yang sepadan dengan besarnya kewenangan urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah otonom.
Desentralisasi fiskal juga merupakan salah satu pilar dalam
memelihara kesetabilan kondisi ekonomi nasional karena transfer
dana ke daerah akan mendorong aktifitas perekonomian
masyarakat di daerah.
Secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan transfer
dana kepada pemerintah daerah adalah :
1. Sebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan
pembagian ‘kue nasional’ baik vertikal maupun horizontal.
2. Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran
pemerintah dengan menyerahkan sebagian kewenangan di
bidang pengelolaan keuangan negara dan agar manfaat yang
dihasilkan
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
8
D.
Dalam rangka pelaporan keuangan dan kinerja Instansi
Pemerintah sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
maka terbitlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP ).
SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat,
prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP
dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan SAKIP
dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem
Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan
tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana
kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah tahun 2017, telah disusun
Indikator Kinerja Utama dan target masing-masing indikator untuk
mencapai sasaran strategis
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten
Gunungkidul tahun 2017 merupakan alat perencanaan pembangunan
tahunan yang menjadi tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan
amanat yang telah diberikan oleh masyarakat. Selanjutnya RKPD
tersebut dijabarkan dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD)
sebagai dokumen teknis operasional.
BAB
II PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
9
A. Rencana Kerja PD Tahun 2017
Rencana Kerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2016 tentang Rencana
Kerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah tanggal 3 November 2016.
Dokumen tersebut merupakan alat perencanaan tahunan yang
menjadi tolok ukur kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah
dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh
masyarakat.
Selanjutnya Badan Keuangan Dan Aset Daerah menjabarkan
dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahun
2017. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur
keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Sasaran strategis dan indikator kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat
Indeks Pengelolaan Keuangan
2 Kualitas Penatausahaan Aset Daerah meningkat
Indeks Pengelolaan Aset Daerah
3 Pendapatan Asli daerah
meningkat
Persentase Kontribusi PAD
terhadap APBD
Badan Keuangan Dan Aset Daerah telah menetapkan
Indikator Kinerja Utama dengan Keputusan Bupati Gunungkidul
Nomor 280 tahun 2017 tentang Indikator Kinerja Utama Badan
Keuangan Dan Aset Daerah. Adapun Indikator Kinerja Utama
Badan Keuangan Dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
10
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Alasan/Penjelasan/ Formulasi
1 Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Meningkat
Indeks Pengelolaan
Keuangan
Rumus:
Hasil rata-rata dari
- Persentase PD yang menyampaikan Laporan Keuangan dengan benar
dan tepat waktu
- Tingkat Ketepatan Waktu Penyampaian RAPBD (Minggu pertama bulan oktober tahun sebelumnya)
- Persentase penyelesaian SP2D secara tepat waktu
2 Kualitas Penatausahaan
Aset Daerah meningkat
Indeks Pengelolaan
Aset Daerah
Hasil dari :
- Persentase Aset yang dilaporkan ke neraca
- Tingkat Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Aset semester satu dan semester dua
3 Pendapatan Asli
daerah meningkat
Persentase
Kontribusi PAD terhadap APBD
Rumus:
Σ Kontribusi PAD terhadap
APBD
x 100%
Σ APBD
-
Program-program
Untuk Mencapai target sasaran dan indikator yang telah
ditetapkan Badan Keuangan Dan Aset Daerah pada tahun 2017 di
biayai dengan 6 (enam) program yaitu Program Peningkatan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah, Program Peningkatan
Kualitas Penyusunan APBD, Program Peningkatan Kualitas
Penatausahaan Keuangan Daerah, Program Peningkatan Dan
Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah, Program Pengelolaan
Pendapatan Pajak Daerah Dan Program Pengembangan Pendapatan
Daerah. Tabel program, realisasi dan sisa anggaran sebagai berikut
:
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
11
No Program Anggaran Realisasi Sisa
1 Program Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
856.847.500
778.775.191
78.072.309
2 Program Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD
1.081.005.000
1.008.897.500
72.107.500
3 Program Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah
1.307.907.000
1.256.920.400 50.986.600
4 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah
12.281.698.000
11.111.228.430
1.170.469.570
5 Program Pengelolaan Pendapatan Pajak Daerah
2.587.021.500
2.515.925.940
71.095.560
6 Program Pengembangan Pendapatan Daerah
2.135.883.650
1.863.698.439
272.185.211
B. RENCANA KINERJA 2017
Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan
pengambilan keputusan di depan untuk menetapkan tingkat kinerja
yang diinginkan di masa yang akan datang tentang tingkat capaian
kinerja yang diinginkan serta target (quantitative objectives) apa yang
harus dicapai dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan
program/kegiatan. Perencanaan Kinerja merupakan bentuk
komitmen pencapaian kinerja yang menjabarkan rencana kegiatan
dan target kinerja tahunan organisasi.
Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah
tersebut Badan Keuangan Dan Aset Daerah menyusun perencanaan
kinerja tahunan yang disusun dalam bentuk Rencana Kerja Badan
Keuangan Dan Aset Daerah. Dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
12
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu menyusun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan
Renja.
Rencana Kinerja Tahunan 2017 mencerminkan rencana
kegiatan, program, dan sasaran tahunan serta menguraikan target
kinerja yang hendak dicapai Badan Keuangan Dan Aset Daerah
selama tahun 2017. Target kinerja merepresentasikan nilai
kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2017 dari semua
indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun
sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan
dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di
dalam upaya pencapaian tujuan.
Target sasaran untuk Tahun 2017 memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, dan target yang akan dicapai. RKT 2017 adalah
sebagai berikut:
No. Sasaran Strategis Indikator
Kinerja
Satuan Target
1 Kualitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
Meningkat
Indeks
Pengelolaan Keuangan
Persen 100
2 Kualitas Penatausahaan
Aset Daerah meningkat
Indeks Pengelolaan Aset
Daerah
Persen 90
3 Pendapatan Asli
daerah meningkat
Persentase
Kontribusi PAD terhadap APBD
Persen 11,9
C. PERJANJIAN KINERJA 2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 merupakan suatu dokumen
kontrak kinerja antara Kepala Badan Keuangan Dan Aset Daerah
dengan Bupati Gunungkidul untuk mewujudkan target kinerja
tahun 2017 berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
Badan Keuangan Dan Aset Daerah. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
13
mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan.
Pada dasarnya perjanjian kinerja Tahun 2017 menguraikan target
kinerja yang hendak dicapai Badan Keuangan Dan Aset Daerah
selama Tahun 2017.
Dokumen Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja Badan
Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017 disusun setelah
diterimanya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor
26/DPA/2017 dan diubah seiring dengan perubahan DPA atau
DPPA Nomor 105/DPPA/2017. Perubahan Perjanjian Kinerja OPD
Tahun 2017 sebagai berikut:
No. Sasaran Strategis Indikator
Kinerja
Satuan Target
1 Kualitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
Meningkat
Indeks Pengelolaan
Keuangan
Persen 100
2 Kualitas
Penatausahaan Aset Daerah
meningkat
Indeks
Pengelolaan Aset Daerah
Persen 90
3 Pendapatan Asli
daerah meningkat
Persentase
Kontribusi PAD terhadap APBD
Persen 11,9
No. Nama Program Anggaran Keterangan
1. Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
856.847.500,00 APBD
2. Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD
1.081.005.000,00 APBD
3 Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan
Daaerah
1.307.907.000,00 APBD
4. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Aset Daerah
12.281.698.000,00 APBD
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
14
5. Pengelolaan Pendapatan Pajak Daerah
2.587.021.500,00 APBD
6. Pengembangan Pendapatan Daerah
2.135.883.650,00 APBD
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
15
BAB
III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan
bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan
program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen
pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong
perubahan, dimana program / kegiatan dan sumber daya anggaran
adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik
pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance
dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan
sejauh mana sebuah instansi telah memenuhi tugas dan mandatnya
dalam penyediaan layanan public yang langsung bisa dirasakan
hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan
tanggungjawab program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik
telah dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah system akuntabilitas
kinerja ini adalah berpedoman kepada peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja
,Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Dalam Regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang
kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi
pemerintah
1. Pengukur kinerja
Kerangka pengukur kinerja di Badan Keuangan dan Aset
Daerah dilakukan dengan mengacu pada peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Th 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelapor Kinerja
dan Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun
pengukur kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
16
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin
rendah nya kinerja, digunakan rumus:
Capaian Indikator Utama =
Realisasi
X 100% Rencana
b. Apabila semakin tinggi menunjukkan semakin rendahnya
kinerja atau rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja, digunakan rumus:
Capaian Indikator Kinerja = Rencana – ( Realisasi - Rencana )
X 100 Rencana
Atau
Capaian Indikator = (2 X Rencana) - Realisasi
X 100 Rencana
Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran
menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan
skala ordinal yaitu:
Tabel 3.1
Pengukuran dengan skala Ordinal
Skala Ordinal Predikat/Kategori
85≤x Sangat berhasil
70≤x<85 Berhasil
55≤x<70 Cukup berhasil
X<55 Tidak berhasil
Untuk capaian masing – masing indikator kinerja sasaran disimpulkan
berdasarkan “Metode Rata – Rata Data Kelompok”. Penyimpulan
capaian sasaran nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut:
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan
jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
17
berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok sasaran dengan
nilai mean (rata – rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan
jumlah indikator yang ada dikelompok sasaran tersebut .
Capaian Sasaran =
Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori
X 100
Jumlah indikator kinerja sasaran
2. Capaian Indikator Kinerja Utama tahun 2017
Pengukur target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
adalah dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja
dengan realisasi kinerja, yang selanjutnya akan dipergunakan untuk
mengukur kinerja Badan Keuangan dan Aset Daerah tahun 2017.
Pencapaian IKU tahun 2017 secara ringkas ditunjukkan sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama BKAD tahun 2017
No Sasaran Strategi
Indikator kinerja
Realisasi
tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2017
terhadap 2021 (%)
Target Realisasi Capaian kinerja
(%)
1 Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Meningkat
Indeks Pengelolaan Keuangan
100
100 100 100 100 100
2 Kualitas Penatausahaan Aset Daerah
meningkat
Indeks Pengelolaan Aset Daerah
90 90 100 100 90
3 Pendapatan Asli daerah
meningkat
Persentase Kontribusi
PAD terhadap APBD
14,34 11,9 12 100,8 12,1 12
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
18
3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Berikut ini akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:
Sasaran I : “Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat”
Target sasaran meningkatnya kualitas laporan keuangan
daerah meningkat dengan indikator Indeks Pengelolaan Keuangan dengan
tiga pengukur yaitu
1. Persentase PD yang menyampaikan Laporan Keuangan dengan benar dan
tepat waktu
2. Tingkat Ketepatan Waktu Penyampaian RAPBD (Minggu pertama bulan
oktober tahun sebelumnya)
3. Persentase penyelesaian SP2D secara tepat waktu
Dari tiga pengukur diatas bahwa untuk realisasi capaian target
pada tahun 2017 dapat kami sajikan 100% .
Tabel 3.3
Rencana dan realisasi Capaian Sasaran Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat
No Indikator
kinerja
Realisasi tahun
2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2017
terhadap 2021 (%)
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%) Kategori
1 Indeks Pengelolaan
Keuangan
100 100 100 100 Sangat berhasil
100 100
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Kondisi pencapaian target indikator indeks pengelolaan
keuangan menunjukkan program/kegiatan yang telah dilakukan,
yang menggambarkan bukan hanya peran dari Badan Keuangan dan
Aset Daerah. Capaian ini menunjukkan kontribusi penting dari PD di
seluruh Kabupaten Gunungkidul. Indikator Indeks Pengelolaan
Keuangan dapat dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Program Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD
3. Program Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
19
Dalam melaksanakan ketiga program tersebut dianggarkan
sebesar Rp. 3.245.759.500 dalam realisasi hanya membutuhkan
anggaran sebesar Rp. 3.044.593.091 (93,80%) Sehingga terdapat
efisiensi sebesar Rp. 201.166.409 (6,20%).
Sesuai dengan Intruksi Bupati Nomor 2/INST/2017 Tentang
Pelaksanaan Transaksi Non Tunai (Transaksi Non Cash) Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul mengimplementasikan SE Mendagri Nomor
910/1967/SJ Tentang Implementasikan Transaksi Non Tunai mulai 1
Oktober 2017.
Intruksi Bupati Gunungkidul sebagai berikut :
1. Meminimalkan penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan
pembayaran dan melakukan pembatasan transaksi pembayaran
secara tunai pada masing-masing Perangkat Daerah dan Unit
Pelaksana Teknis;
2. Perangkat Daerah dan Unit Pelaksana Teknis dalam melakukan
pembayaran Gaji Pegawai, belanja langsung (LS) barang/jasa,
penyaluran hibah yang berupa uang melalui mekanisme non tunai;
3. Guna kelancaran pembayaran atas gaji pegawai dan LS barang/jasa
diharapkan Perangkat Daerah dan Unit Pelaksana Teknis untuk
menghimbau kepada pegawai dan penyedia barang/jasa untuk
membuka rekening pada PT. Bank BPD DIY;
4. Dalam hal penyedia barang/jasa menggunakan rekening selain
rekening pada PT. Bank BPD DIY biaya yang timbul atas transaksi
dibebankan kepada penyedia barang/jasa;
5. Pembatasan transaksi secara tunai sebagaimana dimaksud pada
diktum KESATU paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Sasaran II :
“Kualitas Penatausahaan Aset Daerah meningkat”
Target sasaran Kualitas Penatausahaan Aset Daerah meningkat
dilaksanakan Secara Efektif Dan Efisien Berdasarkan Pada Regulasi
merupakan tugas yang harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
untuk menginventaris dan mengelola aset milik daerah yang mana
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
20
letaknya tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dalam
tahun 2017, realisasi pencapaian sasaran Kualitas Penatausahaan Aset
Daerah meningkat dilaksanakan Secara Efektif Dan Efisien Berdasarkan
Pada Regulasi.
Berdasarkan data sementara hasil rekonsiliasi data aset PD
jumlah aset yang tercatat sebesar Rp. 2.241.767.105.879,57 jumlah ini
meningkat sebesar Rp. 301.448.886.684,88 (15,53 %) dibanding dengan
set yang dicatat di neraca tahun 2015 sebesar Rp.
1.940.318.219.194,69. Data aset per 31 Desember 2016 tersebut masih
dimungkinkan berubah seiring masih berjalannya proses rekonsiliasi
data belanja modal dan belanja berang jasa di beberapa PD.
Tabel 3.4 Rencana dan realisasi Capaian Sasaran
Kualitas Penatausahaan Aset Daerah meningkat
No Indikator kinerja
Realisasi
tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra
(2021)
Capaian s/d 2017 terhadap
2021 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
Kategori
1 Indeks Pengelolaan Aset Daerah
90 90 90 100 Sangat berhasil
100 90
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Kondisi pencapaian target indikator Indeks Pengelolaan Aset Daerah
menunjukkan program/kegiatan yang telah dilakukan, yang
menggambarkan bukan hanya peran dari Badan Keuangan dan Aset
Daerah. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari PD di
seluruh Kabupaten Gunungkidul. Indikator Indeks Pengelolaan Aset Daerah
dapat dicapai melalui program Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Aset Daerah
Dalam melaksanakan program tersebut dianggarkan sebesar Rp.
12.281.698.000,00 dalam realisasi hanya membutuhkan anggaran
sebesar Rp. 11.111.228.430,00 (90,47%) Sehingga terdapat efisiensi
sebesar Rp. 1.170.469.570,00 (9, 5%).
Permasalahaan
1. Kurang lancarnya aliran pada keuangan disetiap OPD. Proses
rekonsiliasi data belanja yang tidak dapat dilakukan di akhir tahun,
menyebabkan pengurus barang harus menunggu data tersebut
sampai dalam keadaan valid;
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
21
2. Biaya atribusi yang tidak segera dicatat tapi di menunggu akhir
tahun anggaran, ini menyebabkan aset tidak segera bisa
diselesaikan pencatatannya;
3. Kurangnya personil disetiap OPD sehingga beberapa pengurus
barang mendapat tugas pokok lain yang harus dikerjakan dan
menunda penyelesaian administrasi aset;
4. Biaya atribusi ada yang tidal melekat di Belanja Modal tetapi
melekat di Belanja Pegawai atau di Belanja Barang/jasa
Solusi
1. Peningkatan efektifitas proses rekonsiliasi data keuangan diseluruh
OPD agar data keuangan yang valid dapat digunakan oleh pengurus
barang untuk memproses pencatatan aset;
2. Penyelesaian SPJ di awal waktu terutama yang terkait dengan biaya
atribusi;
3. Meningkatnya koordinasi dan komunikasi terkait dokumen SPJ dan
kontrak yang terkait dengan BMD yang dihasilkan OPD kepada
pengurus barang.
4. Belanja atribusi harus dibagi diberbagai pengadaan yang
pelaksanaanya tidak bersamaan, sehingga perhitungan belanja
atribusi baru bisa akhir tahun, dan
5. Peningkatan SDM di tiap PD untuk menjadi ahli pengadaan
barang/jasa
Sasaran III “Pendapatan Asli Daerah Meningkat”
Target sasaran Pendapatan Asli Daerah meningkat dengan
indikator Kontribusi PAD Terhadap APBD merupakan salah satu faktor
penting dalam meningkatkan pendapatan daerah sebagi pendukung
pembangunan di Kabupaten Gunungkidul, dalam pemenuhan target
indikator tersebut dilaksanakan dengan cara melakukan pemungatan
dan penagihan terhadap wajib pajak yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Gunungkidul maupun yang berada di luar wilayah
Kabupaten Gunungkidul.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
22
Tabel 3.5 Rencana dan realisasi capaian Sasaran
Pendapatan Asli Daerah Meningkat
No Indikator kinerja
Realisasi tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2017
terhadap 2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja (%)
Kategori
1 Pendapatan Asli Daerah
Meningkat
11 11,9 12 100,8 Sangat berhasil 12,1 12
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Kondisi pencapaian Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
seperti halnya pada sasaran ke 3 (liga) yang mana program/kegiatan
yang telah dilakukan menggambarkan peran penting dalam mendukung
keuangan pemerintah daerah. Indikator Pendapatan asli Daerah
Meningkat dapat dicapai melalui Program-program sebagai berikut :
1. Program Pengelolaan Pendapatan Pajak Daerah
2. Program Pengembangan Pendapatan Daerah
Dalam melaksanakan program tersebut dianggarkan sebesar Rp.
4.722.905.150,00 dalam realisasi membutuhkan anggaran sebesar Rp.
4.379.624.379,00 (92,73%) Sehingga terdapat efisiensi sebesar Rp.
343.280.771,00 (7,26%).
Permasalahan
1. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah sebagai sumber
penerimaan daerah
2. Kurangnya sumber daya manusia
3. Ekstensifikasi pendapatan daerah terkendala kebijakan pusat
Solusi
1. Ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan asli daerah
2. Pengkajian potensi penerimaan daerah
3. Penyusunan regulasi sebagai dasar pelaksanaan pemungutan
4. Peningkatan dan penyediaan sarana dan prasarana pemungutan
pendapatan daerah
5. Penyuluhan dan sosialisasi
6. Peningkatan kualitas SDM petugas pemungutan pendapatan daerah
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
23
Disamping mencapai indikator utama yang didukung oleh
program prioritas, di setiap Perangkat Daerah juga melaksanakan
program-program penunjang atau pendukung untuk mencapai sasaram
strategis yang dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah yaitu:
Sasaran IV “Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan Perangkat Daerah meningkat”
Untuk mencapai target sasaran kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik meningkat dilaksanakan program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana
Aparatur, Dan ProgramPeningkatan Ketatalaksanaan Dan Kapasitas
Aparatur. Indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Perangkat
Daerah tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,46 dibandingkan
tahun 2016 yaitu dari 78,93 menjadi 79,39 Indeks kepuasan
masyarakat tahun 2017 ditargetkan sebesar 77 sehingga realisasi
kinerjanya mencapai 103% masuk kategori sangat berhasil. Untuk
mengetahui capaian program selengkapnya dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 3.7
Rencana dan Realisasi Capaian sasaran Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
No Indikator
kinerja
Realisasi
tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra
(2021)
Capaian s/d 2017 terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) Kategori
1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Perangkat Daerah
78.93 77 79.39 103 Sangat berhasil 77 103
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Bila melihat data di atas pada tahun anggaran 2016 realisasi dari
Indikator ini sebesar 78,93 poin, sedangkan di tahun 2017 menargetkan
77 poin dan terealisasi sebesar 79,39 poin dari kegiatan yang dilakukan
capaian kinerja sebesar 103% ini termasuk kategori sangat berhasil
Kondisi pencapaian Indeks Kepuasan Masyarakat yang meningkat
menunjukkan hasil dari program/kegiatan yang telah dilakukan
menggambarkan bahwa pelayanan yang baik akan berdampak positif
pada tingkat Kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
24
Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dicapai melalui
program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dengan dianggarkan
sebesar Rp. 5.000.000,00 realisasi sebesar Rp. 4.382.500,00 ditambah
program yang mendukung pencapaian sasaran yaitu Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran dengan anggaran Rp.14.103.534.850,00
realisasi sebesar Rp. 10.480.510.963,00, Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Perkantoran dengan anggaran sebesar
Rp.1.349.320.000,00 realisasi sebesar Rp. 1.285.001.506,00, dan
Program Peningkatan Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur dengan
anggaran sebesar Rp. 70.415.000,00 realisasi sebesar Rp.
50.817.156,00 sesuai dengan anggaran yang direncanakan
Permasalahan
1. Kurangnya penyebarluasan informasi tentang persyaratan yang harus
dipenuhi dan jenis-jenis pelayanan kepada masyarakat
2. Masih belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat terutama
yang berhubungan dengan pelayanan pajak
Solusi:
1. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang persyaratan yang
harus dipenuhi dan jenis-jenis pelayanan
2. Mengkomunikasikan dengan instansi dan masyarakat demi
kelancaran pelayanan kepada masyarakat
Sasaran V “Akuntabilitas pengelolaan keuangan Perangkat
Daerah meningkat”
Untuk mencapai target sasaran Akuntabilitas pengelolaan
keuangan meningkat dilaksanakan program Peningkatan Kualitas
Pelaporan Keuangan Perangkap Daerah. Persentase laporan keuangan
disusun tepat waktu tahun 2017 sama dengan tahun 2016 yaitu 100%.
Persentase laporan keuangan disusun tepat waktu tahun 2017
ditargetkan sebesar 100% terealisasi sebesar 100% sehingga realisasi
kinerjanya mencapai 100% masuk kategori sangat berhasil. Untuk
mencapai program selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
25
Tabel 3.8 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Akuntabilitas pengelolaan keuangan Perangkat Daerah meningkat
No Indikator kinerja
Realisasi
tahun
2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) Kategori
1 Persentase Laporan
Keuangan yang
disusun tepat
waktu
100 100 100 100 Sangat
berhasil 100 100
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Pencapaian Indikator Persentase laporan keuangan disusun tepat
waktu diuraikan sebagai berikut:
Pada tahun anggaran 2016 persentase laporan keuangan disusun
tepat waktu terealisasi 100%, sedangkan tahun anggaran 2017
menargetkan laporan keuangan disusun tepat waktu sebesar 100% dan
terealisasi 100%, ini sesuai dengan target yang direncanakan.
Pencapaian Indikator persentase laporan keuangan ini dicapai dengan
Program Peningkatan Kualitas pelaporan keuangan perangkat daerah
dengan anggaran sebesar Rp. 170.095.500,00 dan terealisasi sebesar
Rp. 156.868.500,00 sesuai yang direncanakan.
Permasalahan:
1. Beberapa kegiatan baru terlaksana pada Triwulan 4, karena harus
menunggu perubahan anggaran Tahun 2017, perubahan DPA baru
pada tanggal 7 November 2017
Solusi:
1. Penyusunan anggaran kas lebih dicermati. Pengadaan-pengadaan
barang/jasa tidak dialokasikan pada Triwulan 4.
Sasaran VI “Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan
pembangunan daerah”
Untuk mencapai target sasaran Kesesuaian program dalam
dokumen perencanaan perangkat daerah dilaksanakan program
peningkatan kualitas perencanaan PD. Persentase kesesuaian program
dalam Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah terhadap program dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Renstra Perangkat
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
26
Daerah terhadap program dalam RPJMD Tahun 2017 sama dengan
tahun 2016 yaitu 100%. Persentase kesesuaian program dalam Rencana
Kerja (Renja) Perangkat Daerah terhadap program dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan Renstra Perangkat Daerah terhadap
program dalam RPJMD tahun 2017 ditargetkan sebesar 100%
terealisasi sebesar 100% sehingga realisasi kinerjanya mencapai 100%
masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program
selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.6
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Kesesuaian Program Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
No Indikator kinerja
Realisasi tahun
2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2017 terhadap 2021 (%)
Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) Kategori
1 Persentase Kesesuaian Program dalam Renja
PD terhadap RKPD dan Renstra PD terhadap
RPJMD
100 100 100 100 Sangat berhasil 100 100
RATA – RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Pencapaian Indikator Persentase kesesuaian program dalam renja
perangkat daerah terhadap program dalam RKPD dan Renstra
perangkat daerah terhadap program dalam RPJMD dengan uraian
sebagai berikut :
Pada tahun anggaran 2016 Persentase kesesuaian program dalam
dokumen perencanaan perangkat daerah terealisasi sebesar 100% sama
dengan tahun 2017 yang menargetkan 100% dan terealisasi 100%,
karena program dan kegiatan yang di Renja Perangkat daerah memang
harus mengacu pada program di RKPD begitu juga program yang di
Renstra Perangkat Daerah harus mengacu pada program yang ada di
RPJMD.
Indikator persentase kesesuaian dokumen perencanaan perangkat
daerah ini pada tahun anggaran 2017 dilaksanakan dengan Program
Peningkatan kualitas perencanaan dengan anggaran sebesar Rp.
42.737.500,00 dan terealisasi sebesar Rp. 41.290.000,00 sesuai dengan
yang direncanakan.
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
27
Permasalahan:
1. Adanya regulasi-regulasi baru, sehingga dokumen perencanaan harus
segera disesuaikan. Renstra BKAD yang sebelumnya tupoksi diampu
DPPKAD harus direvisi menyesuaikan Perbup no 73 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi dan Tata
kerja Badan Keuangan dan Aset Daerah.
Solusi:
1. Dokumen perencanaan tingkat Kabupaten segera direvisi sehingga PD
dapat segera menindaklanjuti untuk perubahan-perubahannya.
Dalam melaksanakan keenam program dari 3 (tiga) sasaran
pendukung tersebut dianggarkan sebesar Rp. 15.741.102.850,00 dalam
realisasinya hanya menyerap anggaran sebesar Rp. 12.018.870.625,00
(76,35%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp.
3.722.232.225,00 (23,65%), yang dirinci sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik
5.000.000,00 4.382.500,00 87,65 617.500,00 12,35
2. Peningkatan
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
Perangkat
Daerah
170.095.500,00 156.868.500,00 92,22 13.227.000,00 7,78
3. Peningkatan
Kualitas
Perencanaan
42.737.500,00 41.290.000,00 96,61 1.447.500,00 3,39
4. Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
14.103.534.850,00 10.480.510.963,00 74,31 3.623.023.887,00 25,69
5. Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Perkantoran
1.349.320.000,00 1.285.001.506,00 95,23 64.318.494,00 4,77
6. Peningkatan
Ketatalaksana
an dan
Kapasitas
Aparatur
70.415.000,00 50.817.156,00 70,75 20.597.844,00 29,25
Jumlah 15.741.102.850,00 12.018.870.625,00 76,35 3.722.232.225,00 23,65
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
28
Permasalahan
1. Ada anggaran yang disetor kembali karena tidak dapat memenuhi
spesifikasi yang diminta oleh Kantor Polisi Pamong Praja, untuk PPJU
juga terjadi efisiensi karena saat ini pelanggan banyak menggunakan
fotocell, maupun adanya penggunaan tenaga surya.
Solusi
1. Usulan-usulan PD terkait kendaraan harus sudah ada spesifikasi
yang jelas dengan perincian anggaran yang sudah memperhitungkan
pajak.
B. REALISASI ANGGARAN
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2017 sebesar
84,89% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan pada sasaran utama sebesar 91,53%, sedangkan
realisasi untuk program/kegiatan pada sasaran pendukung sebesar
76,35%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan
anggaran terbesar pada sasaran pendukung Persentase Kesesuaian
Program dalam Renja PD terhadap RKPD dan Renstra PD terhadap RPJMD
yaitu sebesar 94,62% sedangkan penyerapan anggaran terkecil pada
sasaran pendukung Indeks Kepuasan Masyarakat Perangkat Daerah yaitu
sebesar 76,12 %.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang
dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian
sasaran pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
29
Tabel 3.9
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
No Sasaran Strategis
Kinerja Anggaran
Target Realisasi %
Realisasi Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
% Realisasi
1 Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Meningkat
100% 100% 100 3.245.759.500,00 3.044.593.091,00 93,80
2 Kualitas Penatausahaan Aset
Daerah meningkat
90% 90% 100 12.281.698.000,00 11.111.228,430,00 92,30
3 Pendapatan Asli daerah
meningkat 11,9% 12% 100,8
4.722.905.150,00 4.379.624.379,00 92,73
Jumlah Belanja Langsung Utama
20.250.362.650,00 18.535.445.900,00 91,53
4 Indeks Kepuasan
Masyarakat Perangkat
Daerah
77 79,39 103 15.528.269.850,00 11.820.712.125,00 76,12
5 Persentase Laporan
Keuangan yang disusun
tepat waktu
100 100 100 170.095.500,00 156.868.500,00 92,22
6 Persentase Kesesuaian Program dalam Renja PD
terhadap RKPD dan Renstra
PD terhadap RPJMD
100 100 100 42.737.500,00 . 41.290.000,00 94,62
Jumlah Belanja Langsung
Pendukung
15.741.102.850,00 12.018.870.625,00 76,35
Total Belanja Langsung 35.991.465.500,00 30.554.316.525,00 84,89
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
30
BAB
IV PENUTUP
LKj IP menggambarkan penekanan pada manajemen
pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana
setiap PD melakukan pengukuran dan pelaporan atas kinerja institusi
dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Bagi PD, LKj IP
menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong
akuntabilitas publik. Sedangkan bagi publik sendiri, LKj IP akan menjadi
ukuran akan penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai
kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintah yang
baik.
LKj IP PD sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja
merupakan wujud dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi
yang menunjukkan kemampuan menjamin kelancaran dan keterpaduan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin handal, profesional, efisien,
efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika perubahan
lingkungan strategis.
Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan
dengan data pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun
2017, namun juga melihat trend pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan
konstribusinya untuk pencapaian target akhir Renstra. Secara umum,
nampak bahwa kinerja Badan Keuangan dan Aset Daerah pada tahun
2017 adalah sangat baik, karena dari 3 (tiga) dan 1 (satu) sasaran utama
yang dilaksanakan masing-masing PD sasaran yang ditetapkan, dapat
tercapai dengan kategori sangat berhasil.
Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang
sudah diuraikan dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah
dilakukan Badan Keuangan dan Aset Daerah untuk memastikan
pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan. Namun
demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja
ke depan. Pertama, walaupun indikator telah mencapai target yang
sangat baik, persoalan-persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa
dijawab dengan baik pula. Tantangan-tantangan ini terutama nampak
dalam kondisi terkait dengan persoalan kesadaran masyarakat terhadap
Laporan Kinerja Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2017
31
kepatuhan dalam membayar pajak. Kedua, pentingnya koordinasi dan
sinergi antar pemangku kepentingan sehingga terwujud pemahaman yang
sama dalam pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang
dibangun dengan sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan
penghargaan akan kontribusi berbagai pihak ini, upaya-upaya mencapai
sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai.
Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja PD yang menjadi tujuan
dari penyusunan LKj IP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting
untuk dapat dipergunakan oleh instansi di lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Gunungkidul dalam meningkatkan kualitas perencanaan dan
pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang.
Beberapa permasalahan dan solusi yang sudah dirumuskan akan
menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti menjadi laporan saja,
namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya
dalam siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan
menjadikan LKj IP benar-benar menjadi bagian dari system monitoring
dan evaluasi untuk pijakan peningkatan kinerja pemerintahan dan
perbaikan layanan publik yang semakin baik.