Upload
trinhnhu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, disertasi ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dr. dr. Susy Purnawati, M.K.K., pembimbing
utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat,
bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program S1, khususnya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp PD KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program S1 di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan
kepada Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana yang dijabat oleh Dr. dr. Dewa Putu Gede Purwa Samatra, Sp. S(K) atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program S1
pada PSPD FK Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima
kasih kepada Prof. Dr. dr. I Putu Astawa, Sp.OT (K) M.Kes, Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan program S1.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Mahaesa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan penyelesaian skripsi ini, serta kepada penulis sekeluarga.
ii
ABSTRAK
PREVALENSI SHIFT WORK SLEEP DISORDER PADA PEKERJA SHIFT
MALAM DI BEBERAPA WARALABA DI DENPASAR SELATAN
Dalam dunia kerja adanya sistem kerja shift dapat memberikan dampak
negatif kepada kesehatan dan keselamatan pekerja salah satunya risiko gangguan
pada ritme sirkadian yang disebut shift work sleep disorder (SWSD). Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi SWSD pada pekerja shift malam di
beberapa waralaba di Denpasar Selatan.
Penelitian dilakukan dengan cross-sectional dengan mendatangi masing-
masing waralaba dan melakukan wawancara dan memberikan kuisioner.
Instrument penelitian yaitu The Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan Insomnia
Severity Index.
Dari 84 sampel, menggunakan The Epworth Sleepiness Scale (ESS)
didapatkan hasil dari 84 sampel terdapat 33 (39,3%) sampel mengalami kantuk
klinis dan 51 (60,7%) tidak mengalami kantuk klinis. Sedangkan menggunakan
kuisioner Insomnia Severity Index didapatkan insomnia sedang dan insomnia berat
yaitu sebanyak 27 (32,1%) sampel. Terdapat 14 sampel yang mengalami
gangguan insomnia sedang dan kantuk klinis. Dari data yang didapat maka
prevalensi SWSD di beberapa waralaba di Denpasar Selatan sebesar 46(54,76%).
Prevalensi SWSD di beberapa waralaba di Denpasar Selatan sebesar
46(54,76%) masih memerlukan perhatian khusus dan perlu diterapkannya sleep
hygine.
Kata kunci : shift work sleep disorder (SWSD), pekerja shift, Epworth sleepiness
scale, insomnia severity index
iii
ABSTRACT
PREVALENCE SHIFT WORK SLEEP DISORDER IN NIGHT SHIFT
WORKER IN SOME FRANCHISES IN THE SOUTH OF DENPASAR
Shift work is a fundamental component of working pattern. However, shift
workers are at risk of developing disruption in circadian rhythms called shift work
sleep disorder (SWSD). This study was conducted to determine the prevalence of
SWSD in night shift workers in some franchises in the South of Denpasar.
The study was conducted with a cross-sectional by visiting each franchise
and conduct interviews and provide questionnaires. Research instrument is the
Epworth Sleepiness Scale (ESS) and the Insomnia Severity Index.
Of the 84 samples, using the Epworth Sleepiness Scale (ESS) is obtained
33 (39.3%) experienced clinically significant sleepiness and 51 (60.7%) samples
did not experience clinically sleepiness. While using the Insomnia Severity Index
questionnaire obtained moderate and severe insomnia as many as 27 (32.1%)
samples. There are 14 samples were experiencing moderate insomnia and clinical
sleep disorders. From the data obtained, the prevalence SWSD in some franchises
in the South of Denpasar is 46 (54.76%).
Prevalence SWSD in night shift worker in some franchises in the South of
Denpasar is 46 (54.76%) and still require special attention and need to be applied
sleep hygine.
Keywords : shift work sleep disorder (SWSD), shift worker, epworth sleepiness
scale, insomnia severity index
iv
RINGKASAN
Dalam dunia kerja dikenal adanya sistem kerja shift yang dapat
memberikan dampak negatif kepada kesehatan dan keselamatan pekerja salah
satunya risiko gangguan pada ritme sirkadian yang disebut shift work sleep
disorder (SWSD). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Drake dkk
didapatkan prevalensi insomnia atau kantuk berlebih sebesar 32% pada shift
malam dan 26% pada shift berputar. Tujuan penelitian adalah mengetahui
prevalensi shift work sleep disorder pada pekerja shift malam di beberapa
waralaba di Denpasar Selatan.
Diagnosis SWSD berdasar American Academy of Sleep Medicine’s
International Classification of Sleep Disorders (ICSD) terbagi menjadi empat
kritreria diagnostik antara lain (a) terdapat keluhan insomnia atau kantuk
berlebihan yang temporal terkait dengan jadwal pekerjaan berulang yang tumpang
tindih dengan waktu yang biasa untuk tidur, (b) gejala tersebut terkait dengan
jadwal kerja shift selama minimal 1 bulan, (c) sleep log atau pemantauan
actigraphy (dengan catatan tidur harian) selama minimal 7 hari menunjukkan
sirkadian yang terganggu dan sleep-time misalignment, (d) gangguan tidur tidak
disebabkan oleh gangguan tidur lain, medis atau gangguan neurologis, gangguan
mental, penggunaan obat, atau gangguan penggunaan zat.
Ketidaksesuaian antara ritme sirkadian endogen dan lingkungan 24-jam
eksternal menjadi dasar untuk terjadinya SWSD. Faktor risiko antara lain umur
tua, individu morning type, paparan sinar pada awal pagi hari, dan wanita.
v
Pekerja shift merupakan individu yang mengikuti jadwal kerja bergilir dan
jadwal kerja diluar pukul 9 pagi sampai 5 sore pada hari kerja. Gangguan tidur
yang paling sering dialami pada 3 jadwal shift kerja berikut: shift malam, shift
sore,dan shift berputar.
Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional
yang dilakukan di beberapa waralaba di Denpasar Selatan pada bulan Juni dan Juli
2014. Sampel dipilih dengan convenient non random sampling dengan
mengunjungi masing-masing cabang dari waralaba dan menggunakan pekerja
shift yang saat itu sedang bekerja yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Instrumen penelitian yang digunakan The Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan
Insomnia Severity Index.
Berdasarkan kuisioner The Epworth Sleepiness Scale (ESS) didapatkan
hasil dari 84 sampel terdapat 33 (39,3%) sampel mengalami kantuk klinis dan 51
(60,7%) tidak mengalami kantuk klinis. Dengan kuisioner Insomnia Severity
Index didapatkan hasil yang termasuk dalam insomnia sedang dan insomnia berat
yaitu sebanyak 27 (32,1%) sampel. Terdapat 14 sampel yang mengalami
gangguan insomnia sedang dan kantuk klinis. Dari data yang didapat maka
prevalensi SWSD di beberapa waralaba di Denpasar Selatan sebesar 46(54,76%).
Karakteristik sampel penelitian dengan rentangan umur 17 sampai 29
tahun. Sebanyak 81 sampel belum menikah dan belum memiliki anak. Sisanya
tiga sampel telah menikah dan memiliki satu anak. Aktivitas fisik ±30 menit
dalam 4-7 hari per minggu dilakukan oleh 52(61,9%), penggunaan alkohol
16(19%), penggunaan kafein 44(52,4%) dan cahaya kamar tidur yang memadai
66(78,6%).
vi
Tidak ada shift yang ideal diantara jadwal kerja shift yang ada dalam hal
mengurangi dampak negatif pada tidur. Setiap jenis shift yang tidak standar akan
mengubah tidur dan kebiasaan tidur dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu
diperlukan suatu adaptasi dan perlu diterapkannya sleep hygine yang baik untuk
mengurangi dampak negatif kerja shift.
vii
SUMMARY
Shift work is a fundamental component of working pattern. However, shift
workers are at risk of developing disruption in circadian rhythms called shift work
sleep disorder (SWSD). Previous research conducted by Drake et al found the
prevalence of insomnia or excessive sleepiness by 32% on the night shift and 26%
on a rotating shift. The research objective was to determine the prevalence of shift
work sleep disorder in night shift workers in some franchises in South Denpasar.
Diagnosis SWSD based American Academy of Sleep Medicine's
International Classification of Sleep Disorders (ICSD) is divided into four criteria
diagnostic: (a) there is a complaint of insomnia or excessive sleepiness are
temporally associated with the schedule repetitive work that overlaps with the
usual time to sleep, (b) the symptoms are associated with shift work schedule for
at least 1 month, (c) the sleep log or actigraphy monitoring (with daily sleep
records) for a minimum of 7 days showed disrupted circadian and sleep-time
misalignment, (d) sleep disorders are not caused by another sleep disorder,
medical or neurological disorder, mental illness, drug use, or substance use
disorders.
Mismatch between the the endogenous circadian rhythm and a 24-hour
external environment is the basis for the SWSD. Risk factors include older age,
individuals morning type, exposure to light in the early morning, and women.
Shift workers are individuals who follow the rotating work schedules and
work schedules outside the 9 am to 5 pm on weekdays. Sleep disorders are most
viii
often experienced in three following working shifts: night shift, afternoon shift
and rotating shift.
Type of research design used is cross sectional study conducted in some
franchises in South Denpasar in June and July 2014. The sample was selected by
convenient non-random sampling by visiting each branch of the franchise and
using shift workers who had been working as the according to the inclusion and
exclusion criteria. The research instrument used The Epworth Sleepiness Scale
(ESS) and the Insomnia Severity Index.
Based on the Epworth Sleepiness Scale questionnaire (ESS) is obtained
from 84 samples contained 33 (39.3%) experienced clinically significant
sleepiness and 51 (60.7%) samples did not experience clinically sleepiness. With
Insomnia Severity Index questionnaire results obtained are included in the
moderate and severe insomnia insomnia as many as 27 (32.1%) samples. There
are 14 samples were experiencing moderate insomnia and sleep disorders clinical.
From the data obtained, the prevalence SWSD in some franchises in South
Denpasar is 46 (54.76%).
Characteristics of the sample with age range from 17 to 29 years. A total
of 81 samples are not married and do not have children. The remaining three
samples have been married and has one child. Physical activity ± 30 minutes in 4-
7 days per week performed by 52 (61.9%), use of alcohol 16 (19%), the use of
caffeine 44 (52.4%) and light bedroom adequate 66 (78.6 %).
There is no ideal shift between shift work schedules that exist in terms of
reducing the negative impact on sleep. Each type of nonstandard shift will change
ix
the sleep and sleep habits in different ways. Therefore we need an adaptation and
need to doing good sleep hygine to reduce the negative impact of shift work.
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
RINGKASAN ...................................................................................................... viii
SUMMARY ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Shift Work Sleep Disorder .................................................................... 5
2.1.1 Definisi ....................................................................................... 5
2.1.2 Patofisiologi ............................................................................... 7
2.1.3 Faktor Risiko .............................................................................. 8
2.1.4 Evaluasi klinis .......................................................................... 10
2.1.5 Dampak shift work sleep disorder ........................................... 13
2.2 Kerja Shift............................................................................................ 15
2.2.1 Definisi ..................................................................................... 15
2.2.2 Tipe kerja shift ......................................................................... 15
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ................. 18
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 18
3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 18
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 19
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 19
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 19
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 19
4.4 Variabel ............................................................................................... 21
4.5 Instrumen Penelitian............................................................................ 23
4.6 Protokol Penelitian .............................................................................. 23
4.7 Pengolahan dan Teknik Analisis Data ................................................ 24
BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................... 25
5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur dan Jumlah Anak............... 25
5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Aktivitas Fisik, Penggunaan
Alkohol, Kafein, Cahaya Kamar dan Status Pernikahan ................... 26
xi
5.3 Hasil Penilaian Kantuk Klinis Berdasarkan Kuisioner The Epworth
Sleepiness Scale (ESS) ....................................................................... 27
5.4 Hasil Penilaian Insomnia Berdasarkan Kuisioner Insomnia Severity
Index ................................................................................................... 28
5.5 Tabulasi Silang Antara Kategori ESS dengan Kelompok Umur,
Aktivitas Fisik, Penggunaan Alkohol, Kafein, Cahaya Kamar,
Status Pernikahan dan Anak .............................................................. 29
5.6 Tabulasi Silang Antara Kategori Insomnia dengan Kelompok
Umur, Aktivitas Fisik, Penggunaan Alkohol, Kafein, Cahaya
Kamar, Status Pernikahan dan Anak ................................................. 32
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 37
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
LAMPIRAN ....................................................................................................... 47
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur dan Jumlah Anak ................ 25
Tabel 5.2Karakteristik Sampel Berdasarkan Aktivitas Fisik, Penggunaan
Alkohol, Kafein, Cahaya Kamar dan Status Pernikahan ..................... 26
Tabel 5.3 Hasil Penilaian Kantuk Klinis Berdasarkan Kuisioner The Epworth
Sleepiness Scale (ESS) ......................................................................... 27
Tabel 5.4 Hasil Penilaian Insomnia Berdasarkan Kuisioner Insomnia Severity
Index ..................................................................................................... 28
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Kategori ESS dengan Kelompok Umur dan
Aktivitas Fisik....................................................................................... 29
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Antara Kategori ESS dengan Penggunaan Alkohol
dan Kafein ............................................................................................. 30
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Antara Kategori ESS dengan Cahaya Kamar, Status
Pernikahan dan Anak ............................................................................ 31
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Antara Kategori Insomnia dengan Kelompok Umur
dan Aktivitas Fisik ............................................................................... 32
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Antara Kategori Insomnia dengan Penggunaan
Alkohol dan Kafein .............................................................................. 33
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Antara Kategori Insomnia dengan Cahaya Kamar,
Status Pernikahan dan Anak ................................................................. 35
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Diagnostik Untuk Menegakkan Diagnosis SWSD …...………12
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden .................................... 47
Lampiran 2 Formulir Biodata ............................................................................... 48
Lampiran 3 Epworth Sleepiness Scale .................................................................. 49
Lampiran 4 Insomnia Severity Index..................................................................... 50
Lampiran 5 Data Sampel Penelitian ...................................................................... 52
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia kerja telah dikenal adanya sistem kerja shift yang digunakan
oleh industri atau perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan memaksimalkan
produktivitas. Selain itu alasan utama dilakukannya kerja shift ialah terkait
keuntungan ekonomi. Namun tanpa disadari sistem kerja shift dapat memberikan
dampak negatif kepada kesehatan dan keselamatan pekerja salah satunya risiko
gangguan pada ritme sirkadian yang disebut shift work sleep disorder (SWSD).
Manusia secara alami berada pada fase ergotropic yaitu fase mampu
melakukan kinerja pada siang hari dan fase trophotropic yang merupakan fase
pengembalian energi pada malam hari (Grandjean, 1997). Pada pekerja shift
ketika malam tidak berada pada suasana untuk melakukan kinerja namun berada
pada fase istirahat. Sehingga hal ini dapat menimbulkan masalah fisiologi terkait
irama sirkadiannya. SWSD adalah jenis gangguan tidur yang terjadi ketika
seorang individu tidak berhasil melakukan sinkronisasi jam internalnya dengan
jadwal kerja yang mengharuskan tetap terjaga dan bekerja ketika malam dan tidur
ketika pagi. SWSD juga dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah
gastrointestinal, kanker, depresi, penyakit jantung, kantuk yang berlebihan dan
kecelakaan, dan penurunan produktivitas. Sekitar 10% dari pekerja shift menderita
gangguan ini yang secara serius merusak kemampuan mereka untuk bekerja
(Drake, 2004).
xvi
Data epidemiologi mengenai SWSD di Indonesia masih jarang namun
pada penelitian sebelumnya di Detroit, Amerika Serikat menunjukkan bahwa
individu yang memenuhi kriteria untuk shift work sleep disorder secara signifikan
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita ulkus (odd ratio = 4,18, 95%
confidence interval= 2,00-8,72), kecelakaan terkait kantuk, absensi, depresi, dan
kegiatan keluarga dan sosial yang tidak dihadiri lebih sering dibandingkan dengan
mereka pekerja shift yang tidak memenuhi kriteria SWSD (Drake, 2004). Di
sebagian besar kasus, morbiditas terkait dengan shift work sleep disorder secara
signifikan lebih besar daripada yang dialami oleh pekerja siang hari dengan gejala
yang sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada perawat Norwegia, ditemukan
bahwa tingkat prevalensi SWSD bervariasi 32,4-37,6% tergantung pada metode
penilaian dan 4,8-44,3% tergantung pada jadwal kerja. Asosiasi yang ditemukan
antara gejala gangguan shift kerja dan usia, jenis kelamin, jenis sirkadian, kerja
malam, jumlah shift dipisahkan oleh kurang dari 11 jam dan jumlah malam
bekerja tahun lalu, insomnia dan kecemasan (Flo dkk, 2012).
Menurut International Classifications of Sleep Disorders, pekerja shift
memiliki peningkatan risiko untuk berbagai penyakit kronis seperti penyakit
jantung dan pencernaan. Hal ini dapat berkaitan dengan fakta bahwa pekerja shift
terjaga dan aktif selama jam malam atau kecenderungan untuk mendapatkan
sedikit jam tidur secara keseluruhan daripada pekerja siang harian. Selain itu,
pekerja shift sering kehilangan waktu keluarga dan sosial yang penting karena
jadwal kerja shift tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
xvii
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1) Berapakah prevalensi shift work sleep disorder pada pekerja shift
malam di beberapa waralaba di Denpasar Selatan ?
2) Bagaimanakah karakteristik pekerja shift malam pada beberapa
waralaba di Denpasar Selatan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui prevalensi shift work sleep disorder pada pekerja shift
malam di beberapa waralaba di Denpasar Selatan.
1.3.2 Tujuan khusus
(1) Mengetahui prevalensi shift work sleep disorder pada pekerja
shift malam di beberapa waralaba di Denpasar Selatan.
(2) Mengetahui karakteristik pekerja shift malam pada beberapa
waralaba di Denpasar Selatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Aspek teoritis
xviii
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan shift work sleep disorder.
1.4.2 Aspek aplikatif
(1) Memberi informasi mengenai - prevalensi shift work sleep
disorder pada pekerja shift malam di beberapa waralaba di
Denpasar Selatan.
(2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
penatalaksanaan shift work sleep disorder untuk mencegah
terjadi dampak yang lebih serius.