Upload
others
View
62
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN D.I.R.(SEKARANG DAN DI MASA DEPAN)
PENGERTIAN RAWA
Rawa adalah wadah air beserta air dan
daya air yang terkandung di dalamnya,
tergenang secara terus menerus atau
musiman, terbentuk secara alami di
lahan yang relatif datar atau cekung
dengan endapan mineral atau gambut,
dan ditumbuhi vegetasi, yang
merupakan suatu ekosistem
PENGERTIAN TERKAIT “RAWA”?
PENGERTIAN TERKAIT “RAWA”?
RAWA
5
PENGERTIAN TERKAIT “RAWA”?
DAERAH IRIGASI RAWA
RAWA
PENGERTIAN TERKAIT “RAWA”?
DAERAH IRIGASI RAWA
JARINGAN IRIGASI RAWA
RAWA
DESA TEKARANG-SAMBAS KALBAR
HAL-HAL YANG MENDASARI PENGELOLAAN
RAWA
1. Tujuan Pengelolaan Rawa:
- melestarikan rawa sebagai sumberdaya air,
- mendukung produktivitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi pangan
- mendukung pengembangan wilayah berbasis pertanian (dalam arti luas)
2. Didalam pengaturannya rawa dibagi dua, yaitu
- rawa sebagai jaringan sumberdaya air (rawa alami),
- rawa sebagai jaringan irigasi rawa
4. Peranan Rawa saat ini terhadap kebutuhan panganIndonesia
- kenaikan harga pangan dunia
- impor beras masih dilakukan
- terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahannon pertanian di Jawa-Bali
- usaha ekstensifikasi jelas sulit dilakukan karenalahannya memang sudah sangat terbatas
- lahan rawa terbuka cukup luas (namun dengan catatankhusus)
KEBIJAKAN PEMERINTAH(saat ini vs Kebutuhan lahan sawah kedepan)
KONDISI SAAT INI
Lahan Irigasi (di Jawa-Bali) setiap tahun berkurang+100.000 ha/th
Saat ini sekitar 1,8 juta ha lahan rawa telah dibuka olehPemerintah
Pada pilot project (kerja sama dengan Pemerintah Belanda)produksi mencapai rata-rata 4-5 ton GKP/ha (dibeberapatempat mencapai 7-8 ton)
Jika 1,1 juta ha (Renstra PU) dapat berproduksi sepertipilot project, minimal 4,4 juta ton GKP dapat disumbangoleh rawa untuk 1 musim tanam
Sampai dengan 2014, baru sekitar 1,1 juta ha yang dapat di“O&P” kan
Permasalahan terkait dengan
O&P antara lain:
- O&P tidak terlalu “disukai” (sekarang???)
- Setelah hampir 5-8 th tidak diperhatikan, seluruh
daerah irigasi rawa perlu rehabilitasi
- Tenaga terdepan O&P (juru dan pengamat) sejak
otonomi dibawah kendali Pemda Kabupaten, harus
mendapat perhatian yang proporsional
KEBIJAKAN PEMERINTAH(saat ini vs Kebutuhan lahan sawah Kedepan)
KONDISI KEDEPAN
Renstra PU untuk pembukaan lahan baru per tahun???
Pengalaman menunjukkan bahwa lahan rawa akan
“menghasilkan” setelah + 20 tahun dibuka, artinya jika
tahun ini diperlukan tambahan lahan baru, maka pada
tahun 2035 lahan tersebut baru dapat menghasilkan sekitar
4-5 ton/ha
Kebijakan tidak membuka lahan baru harus dikaji ulang??
PRIORITAS KEGIATAN YANG
DIPERLUKAN
Perlunya perbaikan daerah irigasi rawa yang telah
dibuka secara komprehensif untuk menjaga drainase
yang berlebihan
Kajian atas pembukaan areal baru
Perlunya pertimbangan masalah lingkungan dan
sistem keberlanjutan pengelolaan rawa (dalam kaitan
emisi CO2, naiknya muka air laut)
Perlunya mengusulkan “lahan abadi” untuk padi pada
lahan dengan kategori tertentu (A dan B) dalam
mendukung ketahanan pangan
REKOMENDASI DAN AGENDA AKSI KEBIJAKAN, DAN
TINDAK LANJUT YANG SUDAH DILAKUKAN SAMPAI
SAAT INI
(Hasil Lokakarya Nasional Rawa)
Beberapa butir kesepakatan yang belum ditindak-lanjuti, a.l:
– Keterpaduan Program dari sektor terkait secara formal
– Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Pemanfaat Air
– Penyelarasan pola pengembangan/pengelolaan rawa
dengan pola pemanfaataan lahan (pola wilayah sungai)
– konsep iuran pelayanan jaringan irigasi rawa
– Teknifikasi pemasokan air dalam konteks modernisasi
usaha tani
– Pengadaan tenaga baru OP (terutama juru dan
pengamat)
Hal-hal terkait dengan OP
PERMASALAHAN OP DI JARINGAN IRIGASI RAWA
Pelaksana kegiatan OP tidak sesuai TUPOKSI nya (terutama TP)
Keberadaan Petugas OP di lapangan (pengamat, Juru dan PPA) sejak
otonomi daerah (2003) langsung dibawah kendali pemerintah daerah
kabupaten, dan sebagian besar sudah pensiun atau alih tugas ke institusi lain
Perubahan alih budidaya dari padi menjadi non padi (kelapa/kelapa sawit)
Belum mencukupinya dana OP (hanya 30-60% yang tercakup OP), dan
sekarang hampir terpenuhi (apakah hasilnya lebih baik?)
Kurangnya pemahaman tentang kegiatan OP (OP vs Rehab)
Di beberapa tempat HS per ha berbeda antara pusat dan daerah (kerapatan
jaringan)
Pola penanganan TP-OP di beberapa tempat berbeda (terkait keberadaan
satker/PPK)
Kurangnya fasilitas bagi petugas OP
Kurangnya koordinasi (pusat dan daerah), sehingga ada kegiatan
pemeliharaan daerah dan pusat dilakukan pada satu scheme
Keberadaan P3A “mati suri” (bandingkan dengan PokTan)
Kegiatan OP “terkait dengan DIPA” bukan dengan jadwal tanam
Kewenangan/tanggung jawab tersier di rawa kepada petani harus “direvisi”
Mulai diplototi oleh penegak hukum (mulai ada audit teknis)18
1. UNTUK PANGAN (IRIGASI), UNTUK PROGRAM SWASEMBADA
2. PENGETAHUAN TENTANG RAWA SANGAT TERBATAS (LEARNING BY
DOING)
3. TAHAP PENGEMBANGAN: TEKNOLOGI SEDERHANA, BIAYA MURAH,
UMUMNYA DI RAWA PASANG SURUT
4. FAKTOR LINGKUNGAN/KERUSAKAN BELUM MENJADI PERTIMBANGAN
5. POLA PARTISIPASI TIDAK DILAKUKAN (PENDEKATAN TOP-DOWN)
6. MEMENUHI PROGRAM PEMERINTAH: TRANSMIGRASI
7. OP TIDAK MENJADI PERHATIAN
AWAL PENGEMBANGAN RAWA (1970-AN)
1. MASIH TERTUJU UNTUK PANGAN
2. MULAI DILENGKAPI DENGAN BANGUNAN (PINTU) DI TERSIER, NAMUN
BELUM MERATA. BANTUAN DARI DONOR (WB,OECF), PROJECT ORIENTED
3. KEGIATAN YANG CUKUP BERHASIL ISDP (PU-PERTANIAN/PERKEBUNAN-
BPN-BAPPEDA)
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PLG
5. DUNIA MULAI MENGKRITIK BAHWA INDONESIA MERUSAK PARU-PARU
DUNIA (APAKAH ADIL?)
6. BANYAK RAWA YANG DIBUKA MENJADI TERLANTAR
7. PEMBANGUNAN BARU MULAI DI STOP
8. OP MULAI DIPERHATIKAN
PENGEMBANGAN BERIKUTNYA (1980AN-2000)
Mewujudkan kemanfaatan rawa yang berkelanjutan, dalam bentuk :
1. Menjaga dan memelihara kelestarian rawa sebagai sumber air;
(PILAR KONSERVASI)
2. Mendukung produktivitas lahan (melalui revitalisasi pertanian)
dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan; dalam
mendukung produktivitas lahan, tidak hanya terbatas pada
tanaman padi tetapi juga opsi multi-komoditi sesuai dengan
potensi dan tingkat perkembangan kematangan tanah serta
berorientasi pada permintaan pasar (market driven); Mewujudkan
kontribusi potensial pengembangan rawa bagi pembangunan
ekonomi wilayah (PILAR PENDAYAGUNAAN)
3. upaya pencegahan melalui perencanaan, dan upaya pemulihan
melalui restorasi (PILAR PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR)
4. OP MENJADI PRIMADONA
PENGEMBANGAN RAWA SAAT INI
KEBERHASILAN SETELAH
LEBIH 20 TAHUN
22
TERUSAN TENGAH KALTENG
23PRODUKSI RATA2 5 TON/HA
KATINGAN I
24PRODUKSI RATA2 5 TON/HA
DIR LEMPUYANG
25PRODUKSI RATA2 5 TON/HA
BUNGA RAYA RIAU
26PRODUKSI RATA2 7 TON/HA
KONDISI DI MERAUKE
KONDISI DI SAEMBALAWATI
SELESAI SAMPAI DISINI
40