Upload
dehan-firmansyah
View
62
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kebutuhan akan energi kian meningkat sedangkan ketersediaan sumber energi mulai
menipis, untuk itu diperlukannya energi energi baru yang dapat menggantikannya yang ramah
lingkungan. Salah satu energi yang sedang banyak di kembangkan adalah energi alternatif, salah
satu energi alternaf yang sedang mulai ramai di maksimalkan adalah energi alternatif dari arus
laut.
Negara indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak perairan
mempunyai potensi bagus untuk membuat pembangkit tenaga arus laut. Tenaga arus laut ini
lebih kuat dibandingkan dengan angin sehingga tenaga yang di hasilkan pun bisa lebih besar
dibandingkan dengan tenaga angin, ini membuktikan betapa besar manfaat yang dapat kita
hasilkan dengan menggunakan energi arus laut.
Permintaan energi di indoneisa cenderung meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan penduduk. Berdasarkan data dari PLN permintaan energi terus
meningkat dari tahun ke tahun dari hasil perhitungan kebutuhan istrik, kebutuhan masyarakat
akan listrik semakin meningkat setiap tahunnya dan di prediksikan sepuluh tahun kedepan
kebutuhan akan listrik dapat meningkat pesat dan sayangnya sumber energi fosil yang bisa di
bilang sumber energi utama saat ini mulai menipis terurama di indonesia
Sampai tahun 2009, sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Indonesia masih dipasok
dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Minyak Bumi masih menduduki peringkat tertinggi,
yaitu 51,66%. Gas alam menduduki tingkat kedua, yakni 28,57%. Sisanya dipasok dari energi
minyak sebesar 15,34% dan energi terbarukan 4,43%. Ketergantungan terhadap konsumsi energi
berbahan bakar fosil dan belum termanfaatkannya sumber energi baru terbarukan merupakan
salah satu kelemahan dalam menerapkan pemerataan kebijakan energi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini:
Untun memahami mengenai energi alternatif yang dapat mengantikan energi energi yang
mulai akan hilang.
Mempelajari bagaimana memahami sistem dan dapat merancang sistem pembangkitnya.
Mengetahui bagaimana kinerja pembangkit listrik tenaga arus laut.
Mengetahui komponen komponen pembangkit tenaga arus laut.
1.3 Rumusan masalah
Masalah yang kita ambil adalah mengenai bagaimana memanfaatkan energi arus laut
yang ada di indonesia sehingga dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Batasan masalah
Sampel daerah yang kita ambil datanya untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
tanjung gonsales daerah Selat Larantuka yaitu selat antara Pulau Flores dengan Pulau Adonara
yang merupakan wilayah Kabupaten Flores Timur – Propinsi Nusatenggara Timur.
1.4 Metode penelitian
Metode yang kita ambil dalam membentuk makalah ini adalah:
Studi literatur dengan memcari referensi dari buku-buku dan browsing internet untuk
mendapatkan materi yang akan kita gunakan nanti.
Mengolah data yang kita ambil dari data orang yang kita dapatkan dari internet.
1.5 Sistematika penulisan
BABI : pendahuluan
Berisi latar belakang dalam pembentukan makalah ini, tujuan, rumusan masalah,
metodelogi dan sistematika penulisan
BABII: isi
berisi tentang bahasan yang akan kita pakai mengenai pembangkit tenaga arus listrik
BAB II
ISI
2.1 Energi arus laut
Arus laut terbentuk dari angin dan pamansan yang perjadi di sekitar equator, pemanasan
ini mengakibatkan terjadinya perbedaan suhu antara satu daerah dengan daerah yang lainnya
yang akhirnya terjadi pergerakan aliran air yang bergerak dari tempat panas ke daerah yang
dingin. Arus air pun dipengaruhi oleh massa jenis dan salinitasnya, dan arus laut ini realtif
konstan dan pergerakannya hanya satu arah, contoh bisa terlihat di gambar 1
Gambar 1 arah pergerakan arus
Kecepatan arus laut memang lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan angin, namun dalam
hal ini masa jenis dari material sangay berpengaruh dan kita tahu bahwa massa jenis air laut lebih
padat dibandingkan dengan air. Energi yang dihasilkan pun lebih tinggi dibandingkan dengan
angin dimana kecepatan 12mph dapat menghasilkan energi yang sebanding bahkan kebih dengan
energi yang di hasilkan oleh angin dengan kecepatan 112mph, ini membuktikan betapa
berpotensinya energi laut yang belum termaksimalkan.
Teknologi pembangkit tenaga arus laut ini adalah teknologi yang mengubah energi
kinetik dari arus laut menjadi energi listrik yang bisa digunakan sebagai kebutuhan listrik sehari
hari. Air laut yang bergerak menggerakan rotor kemudian menggerakan generator dan
menghasilkan listrik pada akhirnya. Untuk prinsipnya sistem konversi energi arus laut tidak lah
berbeda dengan sistem konversi tenaga angin hanya berbeda fluida yang di pakai.
Prinsip bentz dapat digunakan untuk menghitung berapa daya yang dihasilkan oleh
turbin:
P=Cp [ 12ρA v3]
Nilai dari koefisien Cp terjantung dari konstruksi kipas, aerodynamic dan kecepatan laju arus
laut yang melewati peralatan.
Perancangan pembangkit tenaga arus ini harus memenuhi tujuan-tujuan yang penting yaitu:
1. Memaksimalkan efisiensi
Setiap pembangkit dirancang seefisien mungkin agar energi listrik yang
dihasilkan besar sehingga dapat digunakan dengan penuh
2. Bagus untuk dasar laut (kuat konstruksinya).
Arus laut meskipun kecil tetapi tenaga yang dihasilkan cukup kuat sehingga
dalam konstruksinya perlu diperhatikan secara seksama kekuatannya karen bila
terjadi pergeseran akibat arus pun dapat mempengaruhi produksi
3. Mudah dalam perawatan dan pengoperasian.
Untuk merawatan yang mudah agar tidak memakan biaya lebih dalam
menjalankannya.
4. Ramah lingkungan
5. Harga semurah murahnya
Dalam bekerjanya pembangkit ini diperlukan peralatan dasar yang dapat membantu
pembangkitan listrik yaitu:
1. Rotor blade
2. Generator
3. Alat transmisi
2.1.1 Rotor blade
Banyak peneliti, insinyur, dan perusahaan telah melakukan penelitian dan pengembangan
didapatlah 3 prototipe blade yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan
1. Axial flow turbin
Turbin aksial ini konsepnya mirip dengan kincir angin tradisional, bekerja di
bawah laut dan saat ini paling banyak digunakan seperti di:
Di kvalsund norwegia meski berupa prototipe tapi turbin berkapasitas 300kW
pada tahun 2003
Prototipe di inggris yang berhasil menghasilkan 300kW dengan menggunakan
seaflow turbin
2. Cross flow turbin
Turbin yang bisa digunakan secara vertikal maupun horizontal ini telah digunakan
seperti:
Turbin gorlov yang berhasil didesogn di korea selatan
Ocean renewable company telah berhasil menguji prototipe proprietary turbin
generator di cobscook bay.
Gambar 2 vertikal axis turbin
3. Reciprocating wind turbin
Gambar 3 Prototype seaflow
Pembangkit ini mampu menghasilkan daya maksimum sebesar 300kW dan berhasil di
laksanakan di inggris. Dan ada pula prototipe yang menggunakan 3 blade yang berhasil di
aplikasikan di norwegia yang mampu menghasilkan listrik maksimal 300kW
Gambar 4 prototype dengan 3 blade
2.1.2 Generator sinkron
Gambar 5 generator sinkron
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen,
maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa
dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini
medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole
generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada 2 kumparan rotor. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan
pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator
dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh
kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan
akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar
pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal
pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan
sudut 120°. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang
dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 6 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang dibangkitkan
. Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain
bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus untuk
mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.
Kerja Paralel Alternator
Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya listrik.
Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan bersama, maka
dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada
sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem.
Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau
reparasi, maka alternator lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk
maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan
dalam arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan
dalam arah dengan harga efektif tegangan jalajala.
2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
3. Fasa kedua alternator harus sama
4. Urutan fasa kedua alternator harus sama
Bila sebuah generator ’G’ akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar
oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga tegangan
terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari lampu
tersebut. Bentuk hubungan operasi paralel generator sinkron dengan lampu sinkronoskop
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 7 Operasi paralel generator sinkron
Jika rangakaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1, L2 dan L3
akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila ke tiga lampu sedang tidak
bekedip berarti fL = fG atau frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah sama. Untuk
mengetahui bahwa fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu
L1, L2, dan L3. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula, sedang besar
tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian untuk mempararelkan itu salah (urutan
fasa tidak sama) maka lampu L1, L2 dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (fL +
fG ) cycle. Dalam hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita
pertukarkan.
Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan L3 akan hidup-
mati bergantian dengan frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan adalah pada keadaan L1
mati sedangkan L2 dan L3 menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung agak lama (yang
berarti fL dan fG sudah sangat dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua
fasa sistem tegangan jala-jala berimpit dengan semua fasa sistem tegangan generator.
2.1.3 sistem transmisi
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energi dari
mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar dan menggerakkan
generator.
Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter, Planetary
gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis
dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller,
Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi
dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran
fluida.
2.2 Pembangkit tenaga arus laut dengan desain hydrodynamic
Parameter dari desain hidromatik pada dasarnya memerlukan pilihan diameter, pitch dan
resolusi untuk aplikasi tertentu. Kriteria lebih lanjut mengenai pitch atau distribusi twist
sepanjang blade, karakteristik stall, pemilihan blade dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
kavitasi. Desain hidrodinamik dirumitkan dengan perubahan kecepatan dan arah arus, profil
geser dalam aliran pasang surut, dan pengaruh kedalaman air dan permukaan bebas.
2.2.1 kinerja
Kinerja dari turbin arus laut ini hampir sama dengan kinerja turbin angin dan dimodelkan
menggunakan momentum blade. Ini merupakan hasil dari penggunaaan rasio blade yang tinggi
yang dihasilkan oleh aliran dekat bagian atas blade.