38
KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN TUMBUH KEMBANG 1. BAYI Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amylase untuk mencerna bahan makanan yang bersal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang di butuhkan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor,kalium dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Sedangkan untuk vitamin bervariasi sesuai dengan diet ibu. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat- zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut. MACAM-MACAM MAKANAN BAYI Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu : 1. ASI ( Air Susu Ibu)

KEBUTUHAN NUTRISI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEBUTUHAN NUTRISI

KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN TUMBUH KEMBANG

1. BAYI

Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amylase untuk mencerna bahan makanan yang bersal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang di butuhkan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor,kalium dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Sedangkan untuk vitamin bervariasi sesuai dengan diet ibu. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi.

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

MACAM-MACAM MAKANAN BAYI

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :

1. ASI ( Air Susu Ibu)

Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.

a. Manfaat ASI

1) Ibu

Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.

Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.

Page 2: KEBUTUHAN NUTRISI

Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui.

2) Bayi

Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat,protein, garam dan mineral serta vitamin.

Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus,antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.

Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.

Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.

Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

3) Keluarga

Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.

Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.

4) Negara

Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak : Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.

Page 3: KEBUTUHAN NUTRISI

Mengurangi subsidi untuk rumah sakit : Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomialserta mengurangi biaya perawatan anak sakit.

Mengurangi devisa untuk membeli susu formula : ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membelisusu formula.

Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa : Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

b. Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1) Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.

2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.

3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.

Tabel 1. Komposisi Kandungan ASI

Kandungan Kolustrum Transisi ASI mature

Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/ 100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/ 100 ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/ 100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/ 100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglubin :

Ig A (mg/ 100ml)

Ig G (mg / 100 ml)

Ig M (mg/ 100 ml)

335,9

5,9

17,1

-

-

-

119,6

2,9

2,9

Lisosin (mg/ 100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

Sumber : Pelatihan Manajemen Laktasi, RSCM, 1989.

Page 4: KEBUTUHAN NUTRISI

c. Kecukupan ASI

Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :

1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.

2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.

3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.

4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.

5) Payudara  ibu terasa lunak setelah menyusui.

2. MPASI ( Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.

Jenis MPASI diantaranya:

Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.

Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.

Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.

Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :

Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai

rasa dan bentuk. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI :

Perhatikan kebersihan alat makan. Membuat makanan secukupnya. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya. Buat variasi makanan. Ajak makan bersama anggota keluarga lain. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

Page 5: KEBUTUHAN NUTRISI

C. CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAYI

Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi

Pemberian ASI Eksklusif

(Exclusive breastfeeding)

Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.

Pemberian ASI Predominan

(Predominant breastfeeding)

Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.

Pemberian ASI Penuh

(Full breastfeeding)

Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.

Pemberian Susu Botol

(Bottle feeding)

Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.

Pemberian ASI Parsial

(Artificial feeding)

Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPAS) tepat waktu (Timely complementary feeding)

Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.

Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.

Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.

Makanan pendamping ASI (MPASI)

Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan(umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler).

Berikan MPASI Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan.

Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.

Page 6: KEBUTUHAN NUTRISI

Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi

Umur Macam makanan Pemberian selama 24 jam

1-2 minggu

3 mg s/d 3 bulan

3 bulan

4-5 bulan

6 bulan

7-12 bulan

ASI atau

Formula adaptasi

ASI atau

Formula adaptasi

ASI atau

Formula adaptasi

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Nasi tim

Jus buah

Sesuka bayi

6-7 kali 90 ml

Sesuka bayi

6 kali 100-150 ml

Sesuka bayi

5 kali 180 ml

1-2 kali 50-75 ml

Sesuka bayi

4 kali 180 ml

1 x 40-50 g bubuk

1 kali 50-100 ml

Sesuka bayi

3 kali 180-200 ml

2 x 40-50 g bubuk

1 kali 50-100 ml

Sesuka bayi

2 kali 200-250 ml

2x 40- 50 g bubuk

1 x 40-50 g bubuk

1-2 kali 50-100 ml

Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI

Page 7: KEBUTUHAN NUTRISI

Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama ibu dan anak.

Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas,mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.

2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.

Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

3. Mengatur sendiri.

Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.

4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.

5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.

6. Umur.

7. Berat badan.

8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).

9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

E. PENGARUH STATUS GIZI SEIMBANG BAGI BAYI

Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi olehfaktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan(diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.

Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

Page 8: KEBUTUHAN NUTRISI

F. DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI PADA BAYI

Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.

Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).

2. BALITA (TODLER DAN ANAK PRASEKOLAH)

Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan ”batita/todler” dan anak dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia ”prasekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

Kecepatan perkembangan turun ketika usia todler (1-3 tahun). Kebutuhan anak akan kalori lebih rendah tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam hubungan dengan berat badan. Kalsium dan fospor penting untuk perkembangan tulang. Todler lebih tertarik dalam lingkungan dan meningkatkan ketrampilan motorik dibanding dengan makanan. Todler memerlukan minimum dua porsi (480 g) kelompok susu setiap hari untuk memberikan protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A dan B12. Susu yang diperkaya memberikan vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus digunakan sampai todler mencapai usia 2 tahun untuk membantu meningkatkan asupan asam lemak yang cukup. Separuh dari asupan protein todler harus mengandung nilai protein biologi tinggi. Todler yang mengonsumsi lebih dari 720 g susu sehari daripada makanan lain dapat menimbulkan anemia susu. Seluruh padi-padian, sereal yang diperkaya dan rotia adalah sumber yang baik akan zat besi dengan tambahan pada daging. Ketika daging diberikan pada todler, maka makanan harus dipotong kecil untuk menghindari kemungkinan tersedak. Makanan tertentu, seperti hot dog, permen, kacang, anggur, dan popcorn merupakan makanan yang lebih sering diimplikasikan pada kematian karena tersedak dan hal itu harus dihindari.

Pada usia prasekolah , anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai ”masa keras kepala”. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Oleh karena itu, keadaan lingkunagan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya.

Anak usia prasekolah memerlukan kira-kira 480 g susu setiap hari, 30 hingga 90 g dari kelompok daging, empat hingga lima porsi dari kelompok buah dan sayuran (termasuk sumber vitamin C setiap hari dan porsi sayuran dan buah-buahan berdaun hijau dan kuning tua), tiga porsi seluruh padi-padian atau

Page 9: KEBUTUHAN NUTRISI

makanan yang diperkaya gizinya dari kelompok roti dan sereal, dan 3 hingga 4 sendok teh margarin atau mentega.

Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan kartu menuju sehat (KMS).

a. Kebutuhan energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangunSecara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun,jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengaturKebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

Untuk pertumbuhan dan perkembangan, balita memerlukan enam zat gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari hari. Keenam zat gizi utama digunakan oleh tubuh anak untuk :a. Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti

belajar,berolah raga,bermain, dan aktivitas lain. Zat makanan yang merupakan sumber tenaga utama adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah beras jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu. Maknan yang banyak mengandung lemak adalah lemak hewan (gajih), mentega, minyak goreng, kelapa, dan keju.

b. Membnagun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang aus/rusak. Zat makanan yang merupakan zat pembangun adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein yaitu tahu, tempe oncom, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang.

c. Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam tubuh.zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin, mineral, dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral, dan air adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. ANAK SEKOLAH

WHO memberi batasan anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun. Mereka berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak usia sekolah 6 hingga 12 tahun berkembang pada rata-rata yang rendah dan terus-menerus, dengan penurunan bertahap dalam kebutuhan energy per unit berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan dan 6 cm dalam tinggi badan per tahun hingga pubertas.

Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar daripada mereka yang lebih muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan yang direkomendasi termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 g kelompok makanan daging, empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran (dengan sumber

Page 10: KEBUTUHAN NUTRISI

vitamin C sehari dan sumber vitamin A setiap hari yang lain), tiga hingga empat porsi padi-padian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal, dan 1 hingga 2 sendok teh margarin atau mentega.   

Anak usia sekolah sedang mengalami: (1) Perkembangan fisik. Fisik anak usia sekolah lebih kuat dibandingkan usia dibawahnya, sehingga aktivitas fisiknya tampak lebih menonjol dan mempunyai kemampuan motorik/bermain ; (2) Perkembangan mental. Anak mempunyai minat terhadap tugas-tugas sekolah seperti membaca, menulis, berhitung dan menggambar. Mereka senang bertanya kepada orang lain (guru atau orang tua) dimana mereka sedang mengeksplorasi apa yang dilihat dan dirasakan; (3) Perkembangan emosi. Anak pada usia ini sudah mampu mengendalikan emosi. Anak sudah dapat mengendalikan emosi di lingkungannya tetapi di luar rumah kadang masih kurang; (4) Perkembangan sosial. Anak sedang mempelajari cara bersosialisasi pada peran social di masyarakat. 

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak oleh karena itu diperlukan asupan makanan yang mengandung  gizi seimbang, agar proses tersebut tidak terganggu. Pada masa sekolah selain peran orang tua, kesadaran anak sekolah juga diperlukan karena mereka sudah mampu memilih makanan mana yang dia sukai. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2002). 

Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar dibandingkan usia sebelumnya, karena anak sekolah lebih banyak melakukan aktivitas fisik seperti bermain, berolahraga atau membantu orangtuanya. Memasuki usia 10-12 tahun, anak semakin membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih besar dibanding anak yang berusia di bawahnya. Pada usia ini pemberian makanan untuk anak laki-laki dan perempuan mulai dibedakan. 

Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa mencerdaskan anak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal. Orang tua perlu memerikan perhatian pada anak usia sekolah, karena pada umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan di luar rumah sehingga cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan makan pagi. Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada terganggunnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. 

Pola asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kurangnya gizi dalam tubuh. Anak usia sekolah sangat memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya. Anak sekolah perlu mendapat asupan gizi yang seimbang, sehingga akan tumbuh sesuai perkembangan usianya dan ada kesesuaian antara BB/umur, TB/umur dan BB/TB. Pola asupan makanan dan pengaturan makanan untuk anak usia sekolah sangat penting dilakukan. 

Page 11: KEBUTUHAN NUTRISI

Diet seimbang anak usia sekolah yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan bagi anak antara lain :

memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya; susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang; bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak;  memperhatikan kebersihan perorangan/anak dan lingkungan.

 

4. REMAJA

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.

Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun

- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskandia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

Kebutuhan kalori meningkat besar untuk memenuhi permintaan metabolisme yang meningkat. Perempuan memerlukan kira-kira 2200 kkal/hari; laki-laki 2500 hingga 3000 kkal/hari. Kebutuhan protein meningkat untuk kebutuhan sehari-hari dari 45 hingga 59 g. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang yang cepat bagi remaja, dan anak perempuan memerlukan sumber zat besi yang terus-menerus untuk menggantikannya pada pengeluaran menstrual.

Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja

Page 12: KEBUTUHAN NUTRISI

Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja :

- Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.

- Pekerjaan

Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).

Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan

Page 13: KEBUTUHAN NUTRISI

dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

5. DEWASA

Permintaan untuk nutrien yang banyak berkurang ketika akhir masa pertumbuhan. Dewasa yang matang memerlukan nutrisi untuk energi, pemeliharaan, dan perbaikan. Kebutuhan energi biasanya menurun selama bertahun-tahun. Obesitas dapat menjadi suatu masalah karena penurunan latihan fisik, peningkatan makan malam di luar, atau kemampuan untuk menghasilkan makanan yang lebih mewah.

Wanita dewasa yang mengguanakan kontrasepsi oral memerlukan ekstra asam folat, vitamin C,tiamin, riboflavin, vitamin B6 dan vitamin B12. Zat besi dan asupan kalsium juga penting untuk semua wanita.

Usia dewasa awal dan dewasa tengah mengikuti rekomendasi yang sama dari kelompok dasar makanan; dua porsi atau lebih dari tiap-tiap kelompok susu dan daging, empat porsi atau lebih dari kelompok sayuran-buah(dengan sumber vitamin C setiap hari dan tiga hingga empat porsi mingguan sumber-sumber vitamin A), empat porsi atau lebih dari kelompok padi-padian atau roti dan sereal yang diperkaya nilai gizinya, dan 1 hingga 2 sendok makan margarin atau mentega.

6. LANSIA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperboleh untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperboleh tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :

Page 14: KEBUTUHAN NUTRISI

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.2. Kelompok zat pembangun, Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang-kacangandan olahannya.3. Kelompok zat pengaturKelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau

ompong.2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa

manis, asin, asam, dan pahit.3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.6. Penyerapan makanan di usus menurun.

MASALAH GIZI PADA LANSIA1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurangGizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidakdapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat

Page 15: KEBUTUHAN NUTRISI

PEMANTAUAN STATUS NUTRISI

1. Penimbangan Berat Badana. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau

penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TBkurang dari 160 cm, digunakan rumus :Berat badan ideal = TB dalam cm – 100Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebihJika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

2. Kekurangan kalori proteinWaspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian,

kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.

3. Kekurangan vitamin DBiasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak

pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

Page 16: KEBUTUHAN NUTRISI

KEBUTUHAN NUTRISI PADA KELOMPOK KHUSUS

1. IBU HAMIL

Agar proses kehamilan berjalan normal, maka ibu hamil harus menjaga kesehatannya, dengan memperhatikan pola makan, gaya hidup dan aktifitas fisiknya.gizi yang baik dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung proses kehamilan, metabolisme zat gizi, dan mendukung kondisi fetus dana neonatus. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan berakibat pada janin yang dikandung nya juga akan mengalami kekurangan gizi, bayi yang dilahirkan berat badannya rendah atau prematur, pendrahan post partum, produksi ASI berkurang bahkan berakhir dengan kematian, serta gangguan kekuatan rahim.

Pada trimeter I pertumbuhan janin masih lambat, sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar. Pad trimester II dan III pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dari trimester sebelumnya sehingga perlu diperhatikan kebutuhan gizi . selama mengandung ibu hamil memerlukan energi sekitar 27.000 kkal atau 100 kkal/hari. Kebutuhan protein tergantung pada kecepatan pertumbuhan janinnya, sekitar 6-10 gr/hari. Sedangkan kebutuhan akan vitamin dan mineral tidak melebihi 100% kecuali untuk FE.

Makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil adalah makanan yang mengandung pewarna dan pengawet, penyedap masakan, dan minuman alkohol serta kafein karena dapat berpengaruh terhadap janin yang dikandung.

Hiperemesis Gravidarum adlah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan kelaparan. Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki syarat, diantaranya:

a. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total.b. Lemak rendah, yaitu < 10 % dari kebutuhan energi total.c. Protein sedang, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.

Pada ibu hamil yang mengalami konstipasi (sembelit) ini, maka dapat mengatur pola makannya adalah:

a. Makan makanan yang berserat (roti, gandum, buah, sayuran)b. Minum cairan dalam jumlah cukup (6-8 gelas air, dan 1-2 gelas jus per hari)c. Minum minuman hangat terutama di pagi harid. Miliki waktu khusus untuk buang air besar dan hindari mengedan ketika buang air besare. Ketika di toilet dapat melakukan gerakan duduk tegak dan bersandar sedikit kebelakangf. Apabila memilki pekerjaan yang mengharuskan duduk sepanjang waktu berdirilh dan berjalan

setiap jam atau kapanpun ada waktug. Diskusikan penggunaan laktasif pada dokter.Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama terapi diet adalah

menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar glukosa darah, dan mencegah

Page 17: KEBUTUHAN NUTRISI

terjadinya kerosis (kadar ketton meningkat dalam darah).penderita diabetes mellitus dengan berat badan rata-rata, cukup diberi diet 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan. Pada wanita diabetes gestasional dengan berat badan normal dibutuhkan 30 kkal/kg/hari. Pada wanita obesitas (indeks masa tubuh > 30 kg/m2) dibutuhkan 25 kkal/kg/hari. Pola makan 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil dianjurkan dalam sehari. Pembatasan jumlah karbohidrat 40 % dari jumlah makanan dalam sehari dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial (2 jam setelah makan).

2. IBU MENYUSUI

Wanita yang menyusui memerlukan 500 kkal di atas dari yang diperoleh biasanya. Produksi ASI meningkatkan kebutuhan energy. Kebutuhan protein ditingkatkan hingga 65 g/hari. Kebutuhan untuk kalsium tetap sam seperti selama kehamilan. Terdapat peningkatan kebutuhan untuk vitamin A dan vitamin C.

Peningkatan kalori harus disediakan dengan sayuran berdaun hijau, buah jeruk, padi-padian, susu, daging, dan ungags untuk menyediakan vitamin A dan C, niasin, riboflavin, dan zink. Asupan vitamin larut-air (B dan C) setiap hari diperlukan untuk menjamin tingkat yang cukup pada ASI. Tiga porsi dari kelompok susu menyediakan protein dan kalsium. Asupan cairan harus cukup tetapi tidak berlebihan. Kafein, alcohol, dan obat-obatan dikeluarkan pada ASI dan harus dihindari. Penggunaan tembakau dapat menurunkan produksi susu.

Beberapa kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil dan menyusui antara lain sebagai berikut :

Asam Folat

Asam folat sangat penting bagi kesehatan pertumbuhan bayi. Asupan asam folat yang cukup sebelum pembuahan dan beberapa minggu awal kehamilan dapat membantu mencegah cacat lahir saluran syaraf (NTD).

Anda harus mengkonsumsi setidaknya 600 mcg asam folat setiap hari. Para ahli kesehatan menganjurkan wanita hamil untuk mengkonsumsi suplemen vitamin yang mengandung 600 mcg asam folat sehari daripada bergantung pada makanan yang mengandung asam folat.Buah dan sayuran, termasuk jus jeruk dan daun sayuran warna hijau, serta padi-padian adalah sumber asam folat yang baik.

Kalsium

Sebagian besar wanita di atas usia 19 tahun atau lebih, termasuk yang hamil, seringkali tak cukup mendapat 1.000 mg kalsium per hari seperti yang drekomendasikan. Karena saat bertumbuh di perut janin membutuhkan kalsium yang tinggi, maka konsumsi kalsium perlu ditingkatkan untuk mencegah kehilangan kalsium dari tulang. Jika bayi kekurangan kalsium, dia akan menyerap dari kalsium ibu.

Sumber makanan kaya kalsium antara lain susu, keju, yogurt, susu kedelai, sereal, tofu, kacang yang dikeringkan, almond dan sayuran hijau.

Page 18: KEBUTUHAN NUTRISI

Karbohidrat dan Serat

Karbohidrat dan serat adalah salah satu sumber energi penting. Bahan makanan sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal, gandum, dan pasta.Agar kebutuhan energi anda terpenuhi, makanlah 3 porsi karbohidrat/serat makanan setiap hari (Seiris roti sama dengan satu porsi karbohidrat/serat makanan).Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat dari padi-padian, misalnya havermut, rye (sejenis gandum), dan gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya gizi dan serat dibanding produk olahannya.Serat sangat penting, terutama bagi wanita hamil yang sering mengalami konstipasi. Makanan berserat tinggi seperti misalnya padi-padian, buah segar, dan sayuran segar.

Protein

Anda dan bayi anda memerlukan banyak protein sebagai nutrisi penunjang pertumbuhan jaringan. Anda perlu mengkonsumsi 60 gram protein sehari, yaitu 20-36% lebih tinggi dari kebutuhan normal.

Beberapa sumber protein hewani yang bisa dikonsumsi adalah ikan, seafood, unggas, daging sapi, hati, dan telur. Sedangkan untuk sumber protein nabati adalah tahu, tempe, kacang polong, kacang-kacangan, dan serealia. Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yogurt, juga merupakan sumber protein yang baik.

Lemak

Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan.Namun demikian, dalam keadaan hamil sekalipun anda harus membatasi asupan lemak karena kandungan kalorinya amat tinggi. Jika anda mengkonsumsi makanan berlemak terlalu banyak, berat badan anda akan cepat sekali naik.

Makanan yang tinggi lemak antara lain daging berlemak, susu, keju, mentega, margarin, dan minyak.

Zat Besi

Pada masa hamil, volume darah meningkat seiring dengan kebutuhan zat besi anda. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, yaitu bagian darah yang mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh anda dan bayi.Suplementasi zat besi semasa hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi dapat mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko melahirkan bayi berat lahir rendah dan prematur.Makanan-makanan yang kaya zat besi antara lain, daging sapi, hati, kacang polong dan padi-padian.Para ahli di Amerika Serikat (AS) menganjurkan agar wanita hamil mengkonsumsi 27 mg zat besi setiap hari, yaitu 50% diatas kebutuhan normal. Sebagian besar ahli kesehatan menganjurkan konsumsi suplemen yang memberikan 30 mg zat besi per hari karena mineral ini sukar sekali terpenuhi melalui makanan.

Seng

Page 19: KEBUTUHAN NUTRISI

Seng sangat penting bagi kesehatan anda dan bayi. Defisiensi seng bisa menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan melahirkan. Kadar seng rendah pada bayi telah dihubungkan dengan NTD dan berat lahir rendah.Sumber seng yang baik adalah seafood, hati, dan daging.Di AS, angka kecukupan gizi harian seng semasa hamil adalah 11 mg. Jumlah ini 38% lebih tinggi dari kebutuhan normal. Banyak wanita merasa lebih mudah memenuhi kebutuhan mereka dengan cara mengkonsumsi suplemen yang diperkaya seng.

Vitamin dan Mineral Lengkap

Seorang wanita hamil memiliki kebutuhan vitamin dan mineral lebih tinggi dari biasanya. Buah-buahan dan sayuran memberikan berbagai vitamin dan mineral lebih banyak dibanding makanan lain.Setiap hari, anda harus mengkonsumsi buah jeruk dan sayuran berwarna hijau atau kuning dalam porsi yang besar. Buah dan sayuran lain yang juga penting untuk dikonsumsi adalah apel, pir, anggur, pisang, nanas, beri, jambu, mangga, pepaya, kurma, melon, wortel, bit, tomat, dan kembang kol.Konsumsi buah dan sayuran segar lebih disarankan dibanding buah/sayuran kaleng, karena jumlah gizinya yang lebih banyak serta tidak mengandung tambahan gula, garam dan lemak.

Satu hal penting yang harus diingat adalah, tujuan pemberian suplemen selama kehamilan, bukan untuk menggantikan makanan, tapi sebagai tambahan atau cadangan nutrisi yang mungkin saja kurang atau tidak terpenuhi. Selain itu, pengonsumsian suplemen sebaiknya dibawah pengawasan dokter. Karena, beberapa jenis vitamin dan mineral jika dikonsumsi secara berlebih dapat mengganggu kesehatan.

3. PASIEN PRE DAN PASCA OPERASI

Sebelum dilakukan sebuah operasi, seorang pasien harus diperiksa terlebih dahulu tentang status gizinya. Kondisi malnutris dan obesitas (kegemukan) lebih beresiko terhadap pembedahan dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama pada fase penyembuhan. Pada orang malnutisi maka orang tersebut mengalami defisiensi nutrisi yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.Nutrisi yang diperlukan antara lain adalah protein, kalori, air, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, Vitamin K, zat besi dan seng (diperlukan untuk sintesis protein).

Agar status nutrisi pasien tetap terjaga, perlu dicegah terjadinya kekurangan nutrisi dan defisiensi beberapa vitamin khusus, serta mengurangi komplikasi pemberian Terapi Nutrisi Enteral (TNE) dan Terapi Nutrisi Parenteral (TNPE). Kemudian dapat diberikan nutrisi dalam jumlah dan komposisi yang tepat sehingga diharapkan dapat mengurangi atau mencegah komplikasi akibat gangguan metabolisme yang merugikan.

Page 20: KEBUTUHAN NUTRISI

Setiap pasien yang masuk RS harus dinilai status nutrisinya dengan cepat (quick nutritional assesment). Pasien dengan malnutrisi berat harus mendapat dukungan nutrisi pre-operatif, lebih dianjurkan via enteral nutrisi. TPN harus diberikan bagi mereka yang tidak dapat makan lewat oral. Penderita malnutrisi sedang, lebih baik diberikan nutrisi pre-operatif secara enteral dan tidak diberikan TPN kecuali jika akan menjalani puasa lebih dari seminggu setelah operasi, dan jika pasien jatuh ke dalam kategori malnutrisi berat.

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

Diet yang disarankan adalah :1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita.

Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :

1. Pasca-operasi kecil Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal

2. Pasca-operasi besar Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberiana. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Page 21: KEBUTUHAN NUTRISI

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerjaCara Memberikan MakananSelama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II) Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah ICara Memberikan MakananMakanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.

c. Diet Pasca-Bedah IIIDiet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.Cara Memberikan MakananMakanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IVDiet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah IIICara Memberikan MakananMakanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan..

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa LambungDiet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus, seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric Tube (NGT).Cara Memberikan MakananMakanan diberikan sebagai makanan cair kental penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum

Page 22: KEBUTUHAN NUTRISI

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan langsung ke jejunum atau Jejunum Feeding Fistula (JFF).Cara Memberikan MakananMakanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang jejunum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besinya.Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah: susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP) 420 ml; air ml.

Tips Perawatan Pasca-OperasiSecara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini :•Makan makanan bergizi•Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.•Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari•Usahakan cukup istirahat•Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa•Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh•Minum obat sesuai anjuran dokter.

Contoh Diet Pasca-OperasiDiet Pasca-Operasi AmandelBiasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.

4. PASIEN DENGAN LUKA BAKAR

Kebutuhan nutrisi pada pasien luka bakar sangat bervariasi dari hari kehari, dimana peningkatan kebutuhan yang luar biasa terjadi pada minggu pertama setelah luka bakar. Kebutuhan energi secara serial pada luka bakar telah dikemukakan oleh Larsso (1984), yaitu memberikan energi dengan kalori total 45-50 kkal/kgBB/hari (lebih tinngi disbanding standar modern). Pada pasien luka bakar hebat terjadi pemecahan asam amino tubuh pada otot rangka, hal ini ditengarai karena tubuh sangat memerlukan asam amino untuk perbaikan jaringan, produksi protein pada fase akut, imunitas seluler, dan glukoneogenesis. Keseimbangan nitrogen tubuh bisa diperbaiki bila diberi asupan protein 0,2 gr/kgBB/hari (2-3 kali kebutuhan minuman orang sehat) dan pada aplikasi klinis sehari-hari orang Eropa, diberikan 1,3-1,5 gr protein/kgBB/hari atau 0,2-0,25 gr nitrogen/kgBB/hari (Budi, 2010)

Budi Santoso (2010) mengemukakan bahwa pilihan jalur nutrisi pada enteral sangat direkomendasikan pada pasien luka bakar. Pemberiaan nutrisi enteral mampu meningkatkan perfusi dari

Page 23: KEBUTUHAN NUTRISI

splanknik usus, mencegah efek metabolis dan merangsang produksi IgA serta menjaga integritas mukosa intestinal. Bila jalur enteral tidak memungkinkan, maka bisa menggunakan jalur parenteral.

a. Glutamin

Glutamin berperan penting bagi penyembuhan pasien pada berbagai kondisi penyakit. Glutamin memiliki gugus amin yang berfungsi sebagai tempat donor nitrogen, untuk sintesa purin dan pirimidin. Glutamin juga berperan sebagai sumber energi utama, tercepat saat okksidasi, pembelahan sel, termasuk untuk enterosit. Pemberian glutamin sebanyak 0,6 gr/kg dapat memecahkan protein tubuh bila dicampur dengan sam amino lainnya.

b. Arginin

Pasien luka bakar akan mengalami deplesi arginin, bahkan arginin dikondisikan menjadi asam amino semi esensial saat luka bakar. Arginin diberikan pada luka bakar untuk mempercepat penyembuhan luka, peningkatan imunitas selluler dan peningkatan imunitas melalui jalur nitricoksid.

KEBUTUHAN NUTRISI

Ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi seseorang.

Cara pertama :

Bagi orang dewasa :

Didasarkan pada kebutuhan kalori dasar/basal dan tingkat aktifitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil perkalian antara berat badan ideal (BBI) dengan angka 10 (BBI x 10).

Aktivitas Kalori

Tetap KKB x 3

Sedang KKB x 5

Berat KKB x 10

Bagi anak-anak (dibawah usia 12 tahun) :

Umumnya memerlukan 1000 kalori ditambah 100 x usia anak. Sebagai contoh, seorang anak usia 4 tahun mempunyai kebutuhan kalori sebesar 1000 + (100 x 4) = 1400 kalori.

Page 24: KEBUTUHAN NUTRISI

Cara kedua :

Berdasarkan tingkat aktifitas dan jumlah kalori untuk setiap loubes/pound dari berat badan ideal (BBI).

Aktifitas Kalori / lb dari BBI

Tetap 11-12

Ringan 13-14

Sedang 15-16

Berat 17-18

Cara ketiga :

Pedoman yang digunakan oleh USDA ( United State Dietarian Assocation ) untuk menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.

Aktifitas Kalori / lb dari BB

Laki-laki Perempuan

Tetap 16 14

Sedang 21 18

Berat 28 22

Page 25: KEBUTUHAN NUTRISI

Referensi :

Potter, P.A., Perry, A.G .2005. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta : CV.SAGUNG SETO

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : RINEKA CIPTA

Proverawati, A., dan Kusumawati, E. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Kesehatan. Yogyakarta : NUHA MEDIKA

Rajawana.com/artikel/kesehatan/407-kebutuhan-gizi-seimbang-anak-usia-sekolah html.

http://mommygadget.com/2008/06/29/suplemen-ibu-hamil-dan-menyusui/.http://www.wyethindonesia.com/$$Menyusui.html?menu_id=132&menu_item_id=1

Page 26: KEBUTUHAN NUTRISI

Tugas KDM B

KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN TUMBUH KEMBANG

Di Susun Oleh :

NAMA : NURUL MARHAMAH ROJA

NIM : 0907101060012

JURUSAN : PSIK NONREG A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM BANDA ACEH

2010