13
Aplikasi Komonikasi SEKOLAH TINGGI MEDIA KOMUNIKASI TRISAKTI Disusun oleh NAMA MAHASISWA : SARIP HIDAYATULLOH

Kecerdasan Intelektual

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kecerdasan Intelektual

Aplikasi Komonikasi

SEKOLAH TINGGI MEDIA KOMUNIKASI TRISAKTI

Disusun oleh

NAMA MAHASISWA : SARIP HIDAYATULLOH

NIM : 201022010

JURUSAN : TEKNOLOGI GRAFIKA

Page 2: Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan Intelektual (IQ) sering kali disamakan arti inteligensi dengan IQ,

padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut

David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,

berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis

besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang

melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat

diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata

yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau

singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes

kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf

kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara

keseluruhan.

Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari

pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd

Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman

dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet

dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal

sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan

kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan

aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini

banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri

kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita.

Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan

kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan

masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang

terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak

Page 3: Kecerdasan Intelektual

itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai

sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.

Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ

(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam

belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan

sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic)

yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali

bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi

memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang

kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor

lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional.

Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada

hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang

anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.

A. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan (Intellegen)

Pembawaan ; Kapasitas/ batas kesanggupan.

Kematangan; telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, erat kaitan

dengan umur.

Pembentukan ; pengaruh dari luar.

Minat

B. Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :

Usia Mental Anakx 100 = IQ

Usia Sesungguhnya

Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-

rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia

Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.

Page 4: Kecerdasan Intelektual

Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :

TINGKAT KECERDASAN IQGenius Di atas 140

Sangat Super 120 - 140Super 110 - 120

Normal 90 -110Bodoh 80 - 90

Perbatasan 70 - 80Moron / Dungu 50 - 70

Imbecile 25-50Idiot 0 - 25

Kesimpulan IQ :

Frustasi dan kegagalan dalam bekerja dapat berkurang jika pelaku profesi mencari

informasi dangan berbagai cara/strategi bekerja, dengan berbagai alternative,

banyak pikiran untuk keberhasilan dalam berkarya.

Situasi yang kondusif untuk bekerja bisa diciptakan melalui pemberian motivasi

atau menumbuhkan motivasi diri sendiri dengan konsep bekerja yang berfokus pada

kelebihan-kelebihan yang dimiliki setiap individu.

Kecerdasan Emosional (EQ)

Page 5: Kecerdasan Intelektual

EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan

hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa

setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran

emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence

Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.

Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan

bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang

80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari

nama teknis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ

mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan

keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri

dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.

Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan untuk “menjinakkan” emosi

dan mengarahkannya ke pada hal-hal yang lebih positif. Seorang yang mampu

mensinergikan potensi intelektual dan potensi emosionalnya berpeluang menjadi

manusia-manusia utama dilihat dari berbagai segi.

Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional.

Antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir harus tumbuh dari wilayah

otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional

hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.

A. Beberapa pengertian EQ yang lain, yaitu :

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi

diri sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi

pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Golleman, 1999). Emosi adalah

perasaan yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsang yang berasal dari

dirinya sendiri maupun dari orang lain. Emosi tersebut beragam, namun dapat

dikelompokkan kedalam kategori emosi seperti; marah, takut, sedih, gembira, kasih

sayang dan takjub (Santrock, 1994).

Kemampuan mengenal emosi diri adalah kemampuan menyadari perasaan sendiri

pada saat perasaan itu muncul dari saat-kesaat sehingga mampu memahami dirinya,

Page 6: Kecerdasan Intelektual

dan mengendalikan dirinya, dan mampu membuat keputusan yang bijaksana

sehingga tidak ‘diperbudak’ oleh emosinya.

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menyelaraskan perasaan (emosi)

dengan lingkungannnya sehingga dapat memelihara harmoni kehidupan

individunya dengan lingkungannya/orang lain.

Kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan memahami emosi orang

lain (empaty) serta mampu mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang

lain yang dimaksud.

Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan mengarahkan

segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan dan cita-citanya. Peran

memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme dan keyakinan pada diri seseorang

akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktifitasnya

Kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi

orang lain atau emosi diri yang timbul akibat rangsang dari luar dirinya.

Kemampuan ini akan membantu individu dalam menjalin hubungan dengan orang

lain secara memuaskan dan mampu berfikir secara rasional (IQ) serta mampu

keluar dari tekanan (stress).

Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab

penuh pada pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang

manusiawi, dan berpegang pada komitmen. Makanya, orang yang EQ-nya bagus

mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan

pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar

suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi

tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam

dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan

menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra.

Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan

memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat

memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat

menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan

Page 7: Kecerdasan Intelektual

menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya Dapat

dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya juga baik.

Tidak lain karena orang tersebut dapat merespon tuntutan lingkungannya dengan tepat .

Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran

komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh

karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra

personal) seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self

regulation (mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy,

kemampuan memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang

dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik .

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat

menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden

Soeharto dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan

emosional tinggi, mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi.

Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin "hablun min al-naas".

Pusat dari EQ adalah "qalbu" . Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam,

mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati dapat

mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah sumber keberanian

dan semangat , integritas dan komitmen. Hati merupakan sumber energi dan perasaan

terdalam yang memberi dorongan untuk belajar, menciptakan kerja sama, memimpin

dan melayani.

Kesimpulan EQ :

• EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi.

• Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah

pribadi dan tidak memiliki tempat diluar inti batin seseorang juga batas-batas

keluarga.

Perilaku Cerdas Emosi :

Menghargai emosi negative orang lain.

Sabar menghadapi emosi negative orang lain.

Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.

Emosi negative untuk membina hubungan.

Page 8: Kecerdasan Intelektual

Peka terhadap emosi orang lain.

Saat emosional adalah saat mendengarkan.

Otak kiri banyak dikaitkan dengan fungsi akademik seperti :

kemampunan bercakap

kemampuan berbahasa.

membaca tulisan, logik, angka, analisis, dan lain-lainnya.

Biasanya ia diidentitikan dengan kecerdasan analitik atau intelek. Maksudnya otak

kiri kita ini banyak berkait dengan kemampuan matematik, analisis dan kemampuan

berfikir secara sistematik. Cara kerja otak ini sangat rapi, dan terstruktur/tersusun.

Biasanya otak kiri ini sangat bermanfaat digunakan untuk memahami hal-hal yang

kompleks dan perlu pemikiran yang mengkhusus. Individu yang biasanya lebih

menggunakan otak kiri adalah seorang penganalisis, pengkaji, Ahli matematik atau

saintis.

Sementara Otak kanan pula adalah tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat:

Page 9: Kecerdasan Intelektual

Artistik

Kreatif

Perasaan & emosi

Gaya bahasa

Irama music

Imaginasi & fantasi

Warna

Pengenalan diri dan orang lain serta hubungan social

Pengembangan keperibadian.

Jika individu yang banyak yang mengatakan otak kiri dilabel sebagai pengendali

IQ (Intelligence Quotient), otak kanan pula memegang peranan penting bagi

perkembangan EQ (Emotional Ouotient). Fungsi dari otak kanan ini adalah untuk

mengurus pola berpikir kreatif manusia, contohnya adalah kemampuan komunikasi

(lingusitik). Cara kerja otak kanan ini biasanya tidak terstruktur, dan cenderung tidak

memikirkan hal-hal yang terlalu khusus iaitu bertentangan dengan otak kiri. Contoh

orang yang mengunakan otak kanan dibandingkan otak kirinya adalah seorang seniman,

pelukis dan sebagainya.

Hubungan antara IQ dan EQ

Jadi hubungan antara IQ (Kecerdasan Intelektual) dan EQ (Kecerdasan

Emosional) berkenan dengan adanya IQ dan EQ, kecerdasan Intelektual (IQ) menyatu

pada kemampun berfikir. Kecerdasan Emosional (EQ) menyatu pada kemampuan

beremosi. Kadang seseorang yang mempunyai IQ tinggi, mengalami kegagalan,

sedangkan yang punya IQ biasa-biasa saja dapat mencapai sukses besar. IQ sangat

mempengaruhi oleh keturunan, tetapi IQ dapat dilatih dan dikembangkan, sehingga

nmembuka kesempatan orang tua untuk dapat mengembangkan kecakapan-kecakapan

emosional putranya agar dapat mencapai keberhasilan dikemudian hari.