32
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003 4. LINA SAFITRI 11312241004 5. RATIH DWI UTAMI 11312241041 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Kegiatan 7 Perkawinan Monohibrid Dan Dihibrid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bio umum

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA

OLEH:KELOMPOK I1. FANENI INTAN HARTIKA 113122410012. NOVIASTRI HERDINAWATI 113122410023. OKAFANI SARI MULIAWATI 113122410034. LINA SAFITRI 113122410045. RATIH DWI UTAMI 11312241041

PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2011

PENGESAHAN

Laporan Praktikum biologi dasar I yang berjudul Perkawinan Monohibrid dan Dihibrid beserta Rasio Filalnya disusun oleh Kelompok 1 telah disetujui dan diarahkan pada:Hari/tanggal : Tempat:Waktu:

Dosen Pembimbing,

Ekosari R,MPNIP

Latar BelakangBanyak sifat pada tanaman, binatang, maupun mikroorganisme yang diatur oleh gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari pasangan gen tadi kepada keturunannya. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Mendel yang telah merumuskan pola-pola pewarisan sifat tersebut, sehingga kita dapat memprediksikan kemungkinan dari hasil anakan atau persilangan yang dilakukan Dengan mempelajari pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan satu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih. Sifat yang tampak pada suatu individu (fenotipe) merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Suatu individu yang memiliki penampakan fenotipe sama belum tentu memiliki susunan genetik (genotipe) yang sama, atau bisa juga individu dengan sifat genotipe sama tetapi pada penampilan fenotipenya berbeda. Hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang memberi pengaruh. Persilangan antara dua individu bisa melibatkan satu atau lebih sifat beda. Berdasarkan banyaknya sifat beda yang terdapat pada suatu individu dapat dibedakan menjadi monohibrid (melibatkan satu sifat beda) dan dihibrid (melibatkan dua sifat beda). Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi. Persilangan dihibrid dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.Oleh karena itu, dalam percobaan kali ini untuk memberi pemahaman tentang salah satu carapewariasn sifatmelalui proses perkawinan dan terbentuknya varian-varian yang berbedadengan induknya, disini dilakukan degancara observasi dengan model genetka kancing bajuA. TUJUANSetelah melakukan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:1. Menunjukkan rasio fenotip dari perkawinan monohibrid, baik dengan dominansi penuh maupun tidak penuh2. Menunjukkan rasio fenotip dari perkawinan dihibrid, baik dengan dominansi penuh maupun tidak penuh

B. KAJIAN PUSTAKASecara etimologis genetika berasal dari bahasa Latin, yaitu genos artinya suku bangsa atau asal usul. Sedangkan secara terminologis genetika didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari seluk-beluk gen yang merupakan unit dasar biologis yang mengontrol pewarisan sifat. Genetika adalah kajian mengenai hereditas dan variasi berdasarkan gen. Setiap gen dalam DNA suatu organism memiliki lokus sendiri dalam kromosom. Setiap organism yang mempunyai sepasang alel identik untuk sebuah karakter disebut homozigot untuk gen tersebut.Ilmu genetika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari gen sebagai unit dasar biologis yang mengontrol pewarisan sifat. Pada garis besarnya, genetika mempelajari dua aspek yang saling kontradiksi yaitu kemiripan antara anak terhadap tetuanya, dan perbedaan antara tetuanya serta sesama anak, jadi genetika mempelajari pewarisan dari kesamaan dan variasi antar individu (Wartomo Hardjo Subroto, 2001 : 1)Cara mempelajari keturunan sifat genetic dari induk kepada turunannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu percobaan dengan hibridisasi dan analisa silsilah keluarga (pedigree). Hibridisasi adalah menyilang atau menghibrid antara individu-individu yang memiliki sifat yang berbeda dari satu spesies(Suleman Rondonuwo, 1989 : 1:2)Dalam menyatakan suatu genotip dibedakan atas bentuk homozygot dan heterozygot. Disebut homozygote jika kedua anggota pasangannya sama, seperti pada monohibridd yaitu YY, RR, yy dan rr. Sedang kalau anggota pasangannya berbeda disebut heterozygot seperti Yy, Rr, dan lain-lain.Selanjutnya gen yang merupakan anggota pasangan, disebut alel dan dibedakan atas alel dominan dan alel resesif. Terdapat gen-gen yang mempunyai alel lebih dari satu dan disebut alel ganda (multiple allele), misalnya sifat warna buluh pada mamalia, terdiri dari gen-gen C (warna penuh), cd (hitam kelabu), cch (kelabu), c1 (kelabu muda), cr (kelabu sangat muda), ch (warna salju) dan c = albino. Semua gen-gen yang sealel menempati lokus (tempat) yang sama dalam kromosom. (Suleman Rondonuwo, 1989 : 18)Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.

Hukum Mendel IHukum Mendel I menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet terjadi pemisahan pasangan faktor dengan masing-masing gamet menerima salah satu faktor. Hukum Mendel I disebut juga sebagai hukum segregasi atau pemisahan secara bebas. Contoh penerapan hukum mendel I dapat dilihat pada persilangan monohibrid. Persilangan monohobridPersilangan monohibrid merupakan persilangan dua individu dengan melibatkan hanya satu sifat beda saja. . Pada kasus dominant penuh, keturunan yang didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif 3 : 1 atau perbandingan genotip 1 : 2 : 1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk perbandingan fenotipnya. Persilangan ini bersifat resiprokal, artinya penggunaan individu jantan dan betina dengan satu tanda beda tertentu dapat sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi kedua (F2).Contoh : persilangan pada marmut berpigmentasi normal dengan albinoSimbol : A= alel dominan (hitam) a = alel resesif (albino)

P : AA xaa (hitam) (albino) F1 : Aa (hitam) F2 : F1 x F2 AA

AAAAa

AAaAa

Ratio genotip : 1 AA : 2 Aa : 1 aa Ratio fenotip : hitam : albino 3 : 1 Dominan penuh dan tak penuhGen dominan yang telah dibicarakan termasuk gen dominan penuh atau dominan sempurna, seperti warna kuning dan bentuk bulat pada biji ercis, dan lain-lain. Selain sifat dominan penuh juga terdapat sifat dominan tidak penuh. Ini berarti alel resesifnya juga tidak resesif penuh. Fenotip dominan dalam keadaan homozygot berbeda dengan heterozigot. Tanaman Mirabilis jalapa, L ada yang bunganya putih dan ada pula yang berbunga merah. Jika tanaman berbunga merah dikawinkan dengan tanaman berbunga putih, maka akan menghasilkan semua tanaman berbunga merah muda. F2 menunjukan rasio genotip 1 MM : 2 Mm: 1 mm dan rasio fenotip adalah 1 merah: 2 merah muda : 1 putih. Jelas bahwa genotip MM menunjukkan warna merah sedang Mm warna merah muda.Simbol : B = kelabu, b = hitam

P : MM x mm (merah) (putih) F1 : Mm (merah muda)

F2 : F1 x F2 MM

MMMMm

mMmMm

Ratio genotip : 1 MM : 2 Mm : 1 mm Ratio fenotip : merah : merah muda : putih 1 : 2 : 1Dengan demikian maka gen M bersifat dominan tidak penuh dan gen m bersifat resesif tidak penuh.

Hukum Mendel IIHukum Mendel II menjelakan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip pengelompokan secara bebas (asortasi). Prinsip asortasi menyatakan bahwa pada saat terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel mengelompok secara bebas. Pengertian pengelompokan secara bebas adalah setiap gamet jantan yang dihasilkan oleh F1 akan mempunyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet-gamet betina yang dihasilkan dari F1 (Yatim, 1983). Persilangan dihibridPersilangan dihibrid merupakan persilangan dua individu dengan melibatkan dua sifat beda. Misalnya pada tanaman kacang ercis, yang bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda, yaitu sebagai berikut :R= gen untuk biji bulatr= gen untuk biji keriputY= gen untuk biji kuningy= gen untuk biji hijau.Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan.Contoh : jika tanaman ercis berbiji bulat-kuning homozigot (BBKK) disailangkan dengan tanaman ercis berbiji keriput-hijau (bbkk), maka berapa yang dihasilkan pada persilangan tersebut ?P1: RRYY >< genotip: mmfenotip: merahfenotip: putihhomozigothomozigotgamet : Mgamet: m

F1Mm(merah)Heterozigot

F1 >< F1Mm>< F1Mm>