KERATOSIS SEBOROIK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    1/12

    1

    KERATOSIS SEBOROIK

    I. DEFINISIKeratosis Seboroik merupakan tumor jinak pada kulit yang dapat

    muncul di seluruh daerah tubuh umumnya terjadi pada orang tua atau lanjut

    usia. Kelainan kulit ini seringkali muncul di daerah yang berambut seperti

    wajah, leher, punggung namun jarang terjadi di daerah mukosa, telapak

    tangan, dan telapak kaki. Awalnya KS muncul sebagai benjolan kecil yang

    kasar. Kemudian perlahan-lahan menebal dan pada permukaan muncul seperti

    kutil. Warnanya dari putih sampai ke hitam, namun kebanyakan berwarna

    coklat.1,2

    Dahulu, KS dikatakan seringkali muncul pada individu dengan usia

    sekitar 40 tahun, tetapi pada beberapa kasus dijumpai pula penderita di usia

    muda sehingga kini tidak bisa lagi dikatakan sebagai keratosis senilis karena

    semua kalangan umur berpotensi terkena penyakit kelainan kulit ini.3,

    II.

    ETIOLOGIEtiologi dari KS hingga saat ini belum diketahui. Namun, kelainan

    kulit ini tidak berpotensi berubah menjadi ganas. Peranan genetik, paparan

    sinar matahari, dan infeksi merupakan beberapa faktor yang diduga terlibat

    didalamnya. Banyak penderita dengan KSdalam keluarganya memiliki riwayat

    penyakit serupa. Diduga adanya ketidakteraturan pengaturan penanda

    apoptosis p52 dan Bcl-2, meskipun tidak ada lokus genetik atau

    ketidakseimbangan kromosom yang dideteksi hingga saat ini.4

    KS sesungguhnya dapat dengan mudah diatasi, jika prosedur dilakukan

    dengan baik bahkan bisa meminimalisasi bekas luka atau skar. Sebagian besar

    kasus penderita dengan KS ditemui dengan kualitas hidup yang baik.3

    III. EPIDEMIOLOGIKeratosis seboroik adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada

    orang dewasa. Frekuensi meningkat seiring bertambahnya umur. Pada tahun

    1963, Tindall dan Smith meneliti pada populasi individu yang berumur lebih

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    2/12

    2

    dari 64 tahun di North Carolina dan menemukan 88% orang memeiliki

    setidaknya satu keratosis seboroik. Pada penelitian ini, 38% dari perempuan

    kulit putih, 54% laki-laki kulit putih, dan 61% pada laki-laki hitam dan pada

    perempuan kulit hitam ditemukan sekitar 10 atau lebih yang menderita

    keratosis seboroik. 5

    Pada tahun 2000, Memon et al menemukan pada populasi di Inggris

    yang berusia kurang dari 40 tahun yang menderita KS 8,3% pada laki-laki dan

    16,7% pada perempuan. Pada populasi di Australia 23,5% penduduk yang

    berusia 15-30 tahun ditemukan menderita KS, tanpa ada perbedaan yang

    signifikan antara kedua jenis kelamin. 5

    1. RasKeratosis seboroik kurang umum di populasi dengan kulit gelap

    dibandingkan dengan mereka yang memiliki kulit putih, namun orang-orang

    kulit hitam mengembangkan varian keratosis seboroik yang disebut dermatosis

    papulosa nigra. Lesi ini mempengaruhi wajah, terutama pipi atas dan lateral

    daerah orbita. Lesi ini kecil, pedunkulasi, dan sangat berpigmen dengan

    elemen keratotic minimal. Awal lesi ini umumnya berawal dari keratosis

    seboroik biasa.5

    2. GenderTidak ada perbedaan gender dalam frekuensi terjadinya seborrheic keratoses.4

    3. UmurKeratosis seboroik adalah tumor jinak yang umum pada individu yang

    lebih tua.Mereka tampak meningkat seiring dengan meningkatnya usia.

    Keratosis seboroik juga telah ditemukan terjadi pada individu muda.4

    IV. PATOGENESISKelainan kulit ini terjadi jika ada akumulasi keratinosit di stratum basal

    lapisan epidermis. Melanosit merupakan sel-sel pembentuk melanin atau clear

    cell yaitu sel-sel yang berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti

    gelap, dan juga mengandung butir-butir pigmen (melanosomes). Lapisan

    dermis pars papilare dapat memanjang. Keratinisasi fokal juga mungkin terjadi

    dalam massa sel yang belum matang sehingga akan menghasilkan kista

    bertanduk yang membesar dan nantinya akan terkumpul kemudian dibawa ke

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    3/12

    3

    permukaan oleh sel-sel epidermal. Jika terjadi pembentukan dan pelepasan

    kista bertanduk yang berlebihan, maka akan terbentuklah permukaan yang

    menyerupai veruka. Sebaliknya, jika massa utama dari lesi terdiri sel-sel yang

    belum matang, permukaan akan menjadi halus dan berbentuk bulat, melanosit

    akan lebih banyak dan derajat pigmentasi akan lebih bervariasi mengakibatkan

    lesi yang muncul juga dengan warna yang bervariasi pula. Untuk sel-sel

    parenkim akan terlihat berbentuk poligonal dengan ukuran yang agak kecil,

    memiliki tonofobril, dan jalur antar sel yang teratur.6

    V. DIAGNOSISGejala Klinis

    KS dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Biasanya lesi asimptomatis

    namun kadang disertai rasa gatal. Lesi sebagian besar ditemukan di daerah

    wajah, dada, punggung, dan leher. Awalnya lesi digambarkan dengan sedikit

    hiperpigmentasi. Pada daerah tangan dan wajah, KS yang superfisial dapat

    disalahartikan sebagai lesi melanosit, sehingga agak sukar untuk membedakan

    antara melanoma atau nevus. Ditemukan papul, nodul, bahkan plak dengan

    stuck-on appereance (istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan

    lokasi neoplasma epidermis, yang secara klinis karakteristiknya tidak selalu

    jelas) di epidermis, berwarna kuning kecoklatan hingga kehitaman, melekat,

    dan berminyak di permukaannya. Lesi berbatas tegas dengan bentuk bundar,

    lonjong, biasanya multipel namun dapat pula soliter. Ukuran bervariasi dari 1

    mm hingga beberapa sentimeter. Permukaan lesi dapat pula berupa skuama,

    krusta, halus, atau berminyak. Apabila lesi terjadi di lipatan bawah payudara,

    lesi tampak lembab, kemerahan, namun tidak disertai dengan skuama.6,7,8

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    4/12

    4

    Gambar 1.Stuck-on appereance.

    4

    Gambar 2.KS multipel di daerah wajah.4

    Hubungan KS dengan Keganasan

    Tanda Leser-Trlat pada KS adalah penanda kulit yang langka terjadi

    akibat adanya keganasan internal (adenokarsinoma kolon, kanker payudara,

    dan limfoma). Pruritus di regio generalisata juga ditemui lebih dari 40% kasus.

    Hal ini dianggap sebagai sindrom kulit paraneoplastik ditandai dengan

    peningkatan mendadak dalam jumlah ukuran KSyang dapat terjadi sebelum,

    selama atau setelah keganasan internal telah terdeteksi. 1

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    5/12

    5

    Patogenesis tanda Leser-Trlat belum diketahui secara pasti, diduga

    hal ini berkaitan dengan sekresi faktor pertumbuhan neoplasma yang

    mengarah ke hiperplasia epitel. Diagnosis tanda Leser-Trlat sudah dapat

    dibenarkan jika penemuan pada kulit sudah ada tanda-tanda keganasan

    lanjutan atau jika tumor primer sudah berhasil diangkat atau berhasil diobati

    sebelumnya, namun masih ada tanda yang bersifat rekuren atau bahkan terjadi

    metastasis.4

    Gambaran Histopatologi

    KS terdiri atas berbagai tipe yaitu acanthotic, hyperkeratotic,

    reticulated, irritated, clonal, dan melanoacanthoma. Gambaran histologis

    yang berbeda bahkan sering hadir dalam lesi yang sama, sehingga penampilan

    beragam, tingkatannya seperti hiperkeratosis, akantosis, papillomatosis, dan

    pseudokista bertanduk.7,8

    Acanthotic seborrheic keratosis adalah jenis histologis yang paling

    umum. Biasanya muncul sebagai papul halus-muncul, berbentuk kubah.

    Penampakannya akan dijumpai hiperkeratosis ringan, papillomatosis, dan

    pseudokista bertanduk. Pada tipe ini juga terdapat lesi berpigmen yang

    mengandung melanin berlimpah dalam sel basaloid (Gambar 3).8

    Hyperkeratotic seborrheic keratosis morfologinya hampir

    berkebalikan dengan tipe akantosis ditunjukkan dengan penonjolan

    hiperkeratosis seperti bergerigi sementara akantosis minimal. Tipe ini pada

    proyeksi epidermalnya sering digambarkan seperti church-spires.1

    Varian lain yang berbentuk agak datar dengan minimal akantosis juga

    menunjukkan sel-sel basaloid yang khas disebut reticulated seborrheic

    keratosis. Pada gambaran histologinya untaian sel basaloid tampak jatuh ke

    dalam dermis pars papilare (Gambar 4). Pada irritated seborrheic keratosis,

    lesi yang tampak di permukaan memang tidak menunjukkan suatu tanda-tanda

    peradangan, tetapi pada gambaran histologis akan ditemukan sel-sel skuamosa

    yang ditandai dengan bentuk seperti pusaran air di antara sel-sel basaloid,

    sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam penegakkan diagnosis karenamempunyai kemiripan dengan gambaransquamous cell carcinoma(SSC).8

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    6/12

    6

    Pada clonal seborrheic keratosis akan terlihat sel-sel basaloid yang

    serupa atau sel-sel skuamosa yang berukuran besar yang terkumpul dalam satu

    area, sedangkan melanoacanthoma ditunjukkan dengan proliferasi akantosis

    dari keratinosit sel basal dan adanya melanin yang dominan pada sitoplasma.

    7,8,9

    Gambar 3.Proliferasi epidermis dan elevasi di atas permukaan kulit yang

    normal. Bentuk pseudokista bertanduk (tanda panah hitam).10

    Gambar 4. Akantosis papilomatosa epidermis terdiri atas sel basal.4

    Gambar 4.Ada pusaran skuamosa yang menonjol merupakan tanda khas dari

    irritated seborrheic keratosis.1

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    7/12

    7

    Gambar 5.Clonal Seborrheic Keratosis. Terlihat adanya kumpulan dari

    keratinosit dan melanosit.4

    VI.

    DIAGNOSIS BANDING

    Penyakit ini harus dibedakan dari keratosis aktinik, karsinoma sel

    basal, karsinoma sel skuamos, veruka vulgaris dan lentigo simplex.11

    1. Karsinoma sel basalKarsinoma sel basal merupakan tumor ganas yang paling umum dan

    sering terlihat pada daerah wajah, dahi atau bagian atas dari leher,

    meskipun tidak menutup kemungkinan untuk muncul di tempat lain.

    Namun, kelainan ini tidak ditemukan pada mukosa. Gambaran klinis yang

    paling khas adalah papul berwarna abu-abu yang diatasnya terdapat

    telangiektasa. Sel basal superficial dapat muncul sebagai bercak

    kemerahan. Sindrom nevus sel basal adalah penyakit autosomal dominan

    yang diwariskan.8

    Karsinoma sel basal yang klasik ditandai dengan kumpulan sel

    basaloid yang memperlihatkan inti hiperkromatik dan sitoplasma yang

    sedikit. Kumpulan sel basaloid ini terhubung dengan lapisan epidermis

    bahkan bisa sampai ke dermis dan subkutis. Kumpulan tumor ini

    menunjukkan palisade sel perifer. Sel-sel tumor umumnya homogeny

    tanpa memperlihatkan gambaran yang khas dan mitosis yang meningkat.

    Antar sel tumor sering terdapat materi mucinous yang memisahkan sel dan

    membentuk ruang pseudoglandular. Kadang-kadang ruang ini begitu

    menonjol yang lebih menyerupai adenoma daripada karsinoma.8

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    8/12

    8

    2. Karsinoma sel skuamosaKarsinoma sel skuamos (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal

    dari keratinosit suprabasal epidermis. Faktor predisposisi KSS di antaranya

    adalah paparan sinar ultra violet (UV), zat karsinogen yang berasal dari

    rokok inflamasi kronis serta trauma bakar pada kulit seperti yang terjadi

    pada ulkus.12

    Gambar 6 : Karsinoma sel skuamosa

    3. Veruka adalah suatu penyakit hiperplasi pada epidermis yang disebabkanoleh human papilloma virus dan biasanya terjadi pada usia anak-anak atau

    pada usia dewasa.6 Human papilloma virus merupakan virus DNA dengan

    karakteristik replikasi intranuklear dan termasuk dalam grup papova (virus

    papilloma). 6 Terdapat beberapa bentuk klinis dari veruka yang nantinya

    akan mengelompokan veruka ini dalam beberapa jenis atau klasifikasi.

    Veruka vulgaris atau sering dikenal dengan nama kutil (common wart)

    sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang

    tua. Tempat predileksi utamanya adalah di ekstremitas bagian ekstensor,

    walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh termasuk

    mukosa mulut dan hidung.4,6,7 Kutil ini berbentuk bulat berwarna abu-

    abu, besarnya lentikular atau dapat berkonfluensi berbentuk plakat serta

    permukaannya kasar (verukosa).13

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    9/12

    9

    Gambar 7 : Veruka

    4. Lentigo simpleksLentigo simpleks muncul sebagai macula hiperpigmentasi dan tidak

    cenderung muncul di daerah yang sering terpapar sinar matahari, dan bisa

    menyerang semua umur. Sedangkan lentigo solaris adalah macula

    hiperpigmentasi yang sering muncul di daerah yang sering terpapar sinar

    matahari, dan lebih banyak menyerang orang tua.8

    VII. PENATALAKSANAANPengangkatan lesi tidak diperlukan, kecuali jika dengan alasan

    kosmetik atau dicurigai adanya keganasan internal. Lesi tidak dapat hilang

    spontan dan dapat meningkat jumlahnya seiring dengan pertambahan usia.

    Jika perlu, cryosurgery, electrosurgery, dan terapi laser.11

    CryosurgeryKerusakan jaringan ditargetkan melalui proses nekrosis akibat

    rendahnya suhu dibawah 00 dengan nitrogen cair, karena melanosit dan

    jaringan vaskular sangat rentan terhadap suhu dingin. Kerusakan sel

    langsung karena pembentukan kristal es yang dimulai dari ekstra selulersistem menyebabkan cairan dalam sel keluar sehingga mengakibatkan

    dehidrasi intraseluler dan penyusutan membran sel, selanjutnya akan

    terjadi kristalisasi di dalam sel dan terjadi perluasan kerusakan organel

    dengan robeknya membran sel, sedangkan untuk kerusakan tidak langsung

    dapat terjadi akibat rendahnya suhu sehingga memudahkan adanya

    kerusakan kapiler yang berlanjut menjadi nekrosis iskemik lokal.14

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    10/12

    10

    ElectosurgeryPenggunaan frekuensi tinggi arus bolak-balik untuk menciptakan

    kerusakan jaringan termal (termasuk elektroseksi, elektrokoagulasi,

    elektrofulgurasi, elektrodesikasi).

    14

    Pengeluaran lesi dengan menggunakan kuret meninggalkan permukaan

    yang datar tetapi dalam seminggu akan ditutupi oleh lapisan yang baru.

    Kauter harus digunakan seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya

    sikatriks.10

    Terapi laserMekanisme kerja terapi laser ini dengan menghancurkan melanin,

    karoten dibawah pengaruh thermal atau gelombang tekanan. Kedalaman

    dari penetrasi sesuai dengan panjang gelombang dari laser sehingga

    dengan mudah menyeleksi daerah yang akan ditindaki. Infrared

    menghasilkan penetrasi yang baik. Laser merupakan terapi yang baik

    untuk memecahkan koagulasi (argon, Nd:YAG, copper vapor) dan

    sebagai fototermolisis yang selektif (dye laser, QS-ruby laser).14

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    11/12

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cockerell, C.J. and F. Larsen,Benign Epidermal Tumor and Proliferation,

    in Dermatology, J.L. Bolognia, J.L. Jorizzo, and R.P. Rapini, Editors.

    2008, Mosby Elsevier: USA. p. 1661-4.

    2. Seborrheic keratoses.American Academy of Dermatology, 2010.

    3. Benign Skin Tumor, in Clinical Dermatology : A Colour Guide to

    Diagnosis & Therapy, T.P. Habif, Editor 2004, mosby: USA. p. 698-706.

    4. Thomas, V.D., N.A. Swanson, and K.K. Lee, Benign Epithelial Tumors,

    Hamartomas, and Hyperplasias, in Fitzpatrick's Dermatology in General

    Medicine, K. Wolf, et al., Editors. 2008, McGraw Hill: New York. p.

    1092-4.

    5. Balin, A.K., Seborrheic Keratosis.Medscape, 2012: p. 1-6.

    6. Quinn, A.G. and W. Perkins, Non-Melanoma Skin Cancer and Other

    Epidermal Skin Tumours, inRook's Textbook of Dermatology, T. Burns, et

    al., Editors. 2010, Wiley-Blackwell: USA. p. 52.38-52.48.

    7. Spielvogel, R.L.,Benign Epithelial Neoplasms and Cysts, in Color Atlas of

    Dermatopathology, J.M. Grant-Kels, Editor 2007, Informa Healthcare:

    USA. p. 188-90.8. Sanchez, R.L. and S.S. Reimer, Tumors of the Epidermis and of the Hair

    Follicles, in Vademecum Dermatopathology, R.L. Sanchez and S.S.

    Reimer, Editors. 2001, Landes Bioscience: USA. p. 209-11.

    9. Johr, R., Seborrheic Keratosis Including Lichen Planus-like Keratosis, in

    Color Atlas of Melanocytic Lesions of the skin, H.P. Soyer, et al., Editors.

    2007, Springer: USA. p. 313-23.

    10.Dermatology Surgery, in Dermatology : Ilustrated Study Guide and

    Comprehensive Board Review, S. Jain, Editor 2012, Springer: USA. p.

    273-4.

    11.Benign Skin Tumors, in Shimizus Textbook of Dermatology, H. Shimizu,

    Editor 2007, Nakayama Shoten Publishers: Japan. p. 355-6.

    12. Partogi, D.,Karsinoma sel skuamosa.USU e-Repository, 2008: p. 1-6.

    13. Hashimoto, K. and M. Kumakiri, Intranuclear Tonofilaments in Veruca

    Vulgaris.Journal of Investigative Dermatology, 2005. 67: p. 285-7.

  • 5/24/2018 KERATOSIS SEBOROIK

    12/12

    12

    14. Operative Dermatology, in Thieme Clinical Companions Dermatology, W.

    Sterry, R. Paus, and W. Burgdorf, Editors. 2006, Thieme: New York. p.

    666-7.