21
Asidimetri dan Alkalimetri I. TUJUAN PERCOBAAN Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari tentang asidimetri dan alkalimetri seperti membuat larutan standart, menstandarisasikan larutan tersebut dengan cara titrasi serta menetapkan konsentrasi larutan standart tersebut.. Contohnya : pembuatan larutan asam ( larutan HCl ) dan standarisasi dengan basa (borak), serta pembuatan larutan basa (NaOH) dan standarisasi dengan asam (asam oksalat dan asam asetat). II. DASAR TEORI Asidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan standart basa.

KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Asidimetri dan Alkalimetri

I. TUJUAN PERCOBAANAdapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari tentang asidimetri dan alkalimetri seperti membuat larutan standart,

menstandarisasikan larutan tersebut dengan cara titrasi serta menetapkan konsentrasi

larutan standart tersebut.. Contohnya : pembuatan larutan asam ( larutan HCl ) dan

standarisasi dengan basa (borak), serta pembuatan larutan basa (NaOH) dan

standarisasi dengan asam (asam oksalat dan asam asetat).

II. DASAR TEORIAsidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi.

Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi

alkalimetri.

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan

larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan

standart asam.

Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas,

dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan

standart basa.

Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya

telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke

dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi.Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan

pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.

2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung

sempurna.

3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna

dan titrasi harus dihentikan.

Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan larutan

standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui

kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti

berdasarkan berat zat yang dilarutkan.

Larutan standart sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau

kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan

teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan

Page 2: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor yang paling penting adalah

ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil

mungkin.

Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah HCl dan

H2SO4. Asam nitrat (HNO3) tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak stabil dan

mudah mengeluarkan gas NO, lagipula HNO3 adalah suatu oksidator kuat, sehingga

dapat merusak indikator. Untuk titrasi yang memerlukan pemanasan, lebih baik

memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah menguap pada pemanasan, tetapi dalam

beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air barit dapat membentuk endapan,

sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl kurang baik, karena HCl sering keluar

sebagai gas pada pemanasan. Namun demikian, titrasi yang terbanyak adalah

memakai HCl, sebab umumnya HCl membentuk garam yang mudah larut dalam air.

Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan asam

yang pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang tidak tepat,

hanya mendekati saja, oleh sebab itu perlu distandarisasikan.

III. ALAT DAN BAHANA. 1. Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 N

Alat Ukuran Jumlah

Pipet Berskala (pipet gondok)

Gelas Ukur

Corong

Labu takar

10 mL

25 mL

-

500 mL

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Bahan Ukuran Jumlah

Larutan HCl pekat

Aquades

-

-

8,29 mL

secukupnya

2. Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)Alat Ukuran Jumlah

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Buret

Sedang

Sedang

-

1 buah

3 buah

Lengkap

Page 3: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Corong

Gelas Ukur

Neraca Analitik

Gelas Kimia

Pengaduk

-

25 mL

-

100 mL

-

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Bahan Ukuran Jumlah

Larutan HCl (hasil percobaan)

Borak (Na2B4O7 . 10H2O)

Metil Oranye (MO)

Aquades

0,1 M

-

-

-

50 mL

0,2 gram

2 tetes

secukupnya

B. 1. Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 NAlat Ukuran Jumlah

Gelas Kimia

Gelas Arloji

Neraca

Gelas Ukur

Labu Takar

100 mL

Sedang

-

50 mL

500 mL

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Bahan Ukuran Jumlah

NaOH padat

Aquades

-

-

2,5 gram

secukupnya

2. Untuk membuat standarisasi dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O)Alat Ukuran Jumlah

Neraca

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Corong

Buret

-

-

-

-

-

1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

lengkap

Bahan Ukuran Jumlah

Larutan NaOH

Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O)

Phenolpthaleine (pp)

Aquades

-

-

-

-

Dari percobaan 1

0,1 gram

2 tetes

secukupnya

3. Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)

Page 4: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Alat Ukuran Jumlah

Neraca

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Corong

Buret

-

-

-

-

-

1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

lengkap

Bahan Ukuran Jumlah

Larutan Asam asetat (CH3COOH)

Phenolpthaleine (pp)

Larutan NaOH

Aquades

-

-

0,1 M

-

10 mL

2 tetes

50 mL

secukupnya

IV. PROSEDUR PERCOBAANA. 1. Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 N1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menghitung volume pekat HCl yang akan digunakan.

3. Setelah dilakukan perhitungan dan didapatkan berapa volume yang akan

digunakan, kemudian mengambil larutan tersbut dengan menggunakan pipet

berskala/pipet gondok dan mengukurnya dengan menggunakan gelas ukur.

4. Memasukkan larutan HCl pekat tersebut ke dalam labu takar dan

mengencerkannya dengan memasukkan aquades ke dalam labu takar tersebut

sampai pada tanda batas.

5. Setelah bercampur kemudian memasukkan hasil pengenceran tersebut ke dalam

suatu botol.

2. Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)1. Menimbang dengan tepat 0,2 gram borak murni.

2. Memasukkannya ke dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan 25 mL aquades

dan diaduk sampai bercampur.

3. Setelah bercampur, memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer dan memasukkan

juga 2 tetes indikator metil oranye.

4. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan HCl (dari percobaan A. 1) dalam

buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna pink. Mencatat volume HCl

yang diperlukan untuk titrasi.

Page 5: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

5. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.

B. 1. Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 N1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menimbang 2,5 gram NaOH, dan memasukkan ke dalam gelas kimia dan

melarutkannya dengan 25 ml aquades.

3. Mendiamkan larutan tersebut beberapa saat sehingga pada bagian atas larutan

terdapat cairan yang jernih.

4. Mengambil 25 mL larutan NaOH pekat dan jernih tadi dengan pipet, memasukkan

ke dalam labu takar 500 mL dan mengencerkannya dengan aquades sampai tanda

batas, kemudian dikocok hingga homogen.

5. Memindahkan hasil pengenceran tersebut ke dalam botol.

2. Untuk membuat standarisasi dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O)1. Menimbang dengan tepat 0,1 gram H2C2O4 . 2H2O.

2. Memasukkannya ke dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan 25 mL aquades

dan diaduk sampai bercampur.

3. Setelah bercampur, memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer dan memasukkan

juga 2 tetes indikator pp.

4. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan NaOH (dari percobaan B. 1)

dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu. Mencatat

volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

5. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.

3. Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)1. Mengambil 10 mL larutan asam asetat.

2. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes

indikator pp.

3. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan NaOH (dari percobaan B. 1)

dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu. Mencatat

volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

4. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.

V. DATA PERCOBAAN

Page 6: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

A. 1. Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 NVolume HCl pekat yang diperlukan untuk pengenceran HCl adalah

Diket : d = 1,19 g/mL

k = 0,37

Ve = 1 L

Mr HCl = 36,5

0,1 N HCl = 0,1 M HCl

Penyelesaian :

2. Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)Diketahui volume total HCl dalam buret = 50 mL

Tabung PerlakuanPenambahan HCl

Sebelum Sesudah

I0,2 g borak + 25 ml air +

2 tetes metil oranyeBerwarna kuning

Berwarna pink,

saat VHCl = 12,3 mL

II0,2 g borak + 25 ml air +

2 tetes metil oranyeBerwarna kuning

Berwarna pink,

saat VHCl = 11,7 mL

III0,2 g borak + 25 ml air +

2 tetes metil oranyeBerwarna kuning

Berwarna pink,

saat VHCl = 12,5 mL

B. 1. Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 NDiket : 0,1 N NaOH = 0,1 M NaOH

V total = 1 L

Mr NaOH = 40

Penyelesaian : massa NaOH = M x V x Mr

= 0,1 M . 1 L . 40 g/mol

= 4 gram

Jadi, massa NaOH yang diperlukan untuk membuat karutan standart adalah

sebanyak 4 gram.

2. Untuk membuat standarisasi dengan Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O)Diketahui volume total NaOH dalam buret = 50 mL

Tabung Perlakuan Penambahan NaOH

Page 7: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Sebelum Sesudah

I0,1 g H2C2O4 . 2H2O +

25 mL air + 2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,9 mL

II0,1 g H2C2O4 . 2H2O +

25 mL air + 2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,8 mL

III0,1 g H2C2O4 . 2H2O +

25 mL air + 2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,9 mL

3. Untuk membuat standarisasi dengan Asam Asetat (CH3COOH)Diketahui volume total NaOH dalam buret = 50 mL

Tabung PerlakuanPenambahan NaOH

Sebelum Sesudah

I10 mL CH3COOH +

2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VHCl = 5,92 mL

II10 mL CH3COOH +

2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VHCl = 6,15 mL

III10 mL CH3COOH +

2 tetes pp

Tidak berwarna

( bening )

Berwarna ungu,

saat VHCl = 6,17 mL

VI. ANALISIS DATABerdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh

bahwa :

1. Volume HCl pekat yang diperlukan untuk pengenceran HCl adalah

Diket : d = 1,19 g/mL

k = 0,37

Ve = 1 L

Mr HCl = 36,5

0,1 N HCl = 0,1 M HCl

Penyelesaian :

Volume HCl pekat yang diperlukan untuk membuat larutan standart adalah sebanyak 8,29 mL yang diperlukan untuk standarisasi dengan borak.

Page 8: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

2. Standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O). Mula-mula borak yang sudah

ditambahkan dengan 2 tetes metil oranye berwarna kuning dan setelah

ditambahkan/dititrasi dengan larutan HCl akan menghasilkan larutan yang berwana

pink ( merah muda) pada penambahan volume larutan HCl yang berbeda-beda

untuk pengulangan sebanyak 3 kali.

Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

Na2B4O7 . 10H2O + 2HCl 2NaCl + 4H3BO3 + 5H2O

1 mol Na2B4O7 . 10H2O = 2 g . ek Na2B4O7 . 10H2O

Diketahui : Volume titrasi = 12,3 mL ; 11,7 mL ; 12,5 mL

Mr Na2B4O7 . 10H2O = 382

Massa borak = 0,2 gram

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari HCl. Persamaan yang digunakan

adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas HCl dari standarisasi

dengan borak.

a. Volume titrasi 12,3 mL = 0,0123 L

b. Volume titrasi 11,7 mL = 0,0117 L

c. Volume titrasi 12,5 mL = 0,0125 L

Dari perhitungan normalitas HCl-nya dapat dicari rerata normalitas HCl-nya dan

standar deviasinya, yaitu :

Rerata Normalitas HCl

Standar Deviasi

Page 9: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

3. Diket : 0,1 N NaOH = 0,1 M NaOH

V total = 1 L

Mr NaOH = 40

Penyelesaian : massa NaOH = M x V x Mr

= 0,1 M . 1 L . 40 g/mol

= 4 gram

Jadi, massa NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan standart adalah sebanyak 4 gram yang terlebih dahulu diencerkan dan diperlukan untuk standarisasi dengan asam oksalat.

4. Standarisasi dengan Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O). Mula-mula asam oksalat

yang sudah ditambahkan dengan 2 tetes pp tidak berwarna (bening) dan setelah

ditambahkan/dititrasi dengan larutan NaOH akan menghasilkan larutan yang

berwana ungu pada penambahan volume larutan NaOH yang berbeda-beda untuk

pengulangan sebanyak 3 kali.

Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

H2C2O4 . 2H2O + 2NaOH NaC2O4 + 4H2O

1 mol H2C2O4 = 2 g . ek H2C2O4

Diketahui : Volume titrasi = 17,9 mL ; 17,8 mL ; 17,9 mL

Mr H2C2O4 . 2H2O = 126

Massa H2C2O4 . 2H2O = 0,1 gram

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari NaOH. Persamaan yang digunakan

adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas NaOH dari standarisasi

dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O).

a. Volume titrasi 17,9 mL = 0,0179 L

Page 10: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

b. Volume titrasi 17,8 mL = 0,0178 L

c. Volume titrasi 17,9 mL = 0,0179 L

Dari perhitungan normalitas NaOH-nya dapat dicari rerata normalitas NaOH-nya

dan standar deviasinya, yaitu :

Rerata Normalitas NaOH

Standar Deviasi

5. Standarisasi dengan Asam asetat (CH3COOH). Mula-mula asam asetat yang

sudah ditambahkan dengan 2 tetes pp tidak berwarna (bening) dan setelah

ditambahkan/dititrasi dengan larutan NaOH akan menghasilkan larutan yang

berwana ungu pada penambahan volume larutan NaOH yang berbeda-beda untuk

pengulangan sebanyak 3 kali.

Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

1 mol CH3COOH = 1 g . ek CH3COOH

Diketahui : Volume titrasi = 5,92 mL ; 6,15 mL ; 6,17 mL

Mr CH3COOH = 60 g/mol

d = 1 g/mL

VP = 25 mL

0,09 N NaOH = 0,09 M NaOH

Page 11: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

Jadi, yang perlu dicari adalah kemurniaan dari CH3COOH. Persamaan yang

digunakan adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan kemurniaan dari CH3COOH adalah

a. Volume titrasi 5,92 mL = 0,00592 L

b. Volume titrasi 6,15 mL = 0,00615 L

c. Volume titrasi 6,17 mL = 0,00617 L

Dari perhitungan tersebut dapat dicari rerata kemurnian CH3COOH-nya, yaitu :

Rerata kemurnian CH3COOH

Page 12: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

VII. KESIMPULANBerdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Standarisasi Larutan HCl dengan menggunakan borak (Na2B4O7 . 10H2O)

didapatkan harga normalitas yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu :

Volume titrasi 12,3 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 11,7 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 12,5 mL, memiliki harga N = 0,08 N

Rerata harga normalitasnya = 0,09 N

Standar deviasinya = 0,01

2. Standarisasi Larutan NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O)

didapatkan harga normalitas yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu :

Volume titrasi 17,9 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 17,8 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Rerata harga normalitasnya = 0,09 N

Standar deviasinya = 0

3. Standarisasi Larutan HCl dengan menggunakan borak didapatkan harga normalitas

yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu :

Volume titrasi 12,3 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,56 %

Volume titrasi 11,7 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,66 %

Volume titrasi 12,5 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,67%

Rerata harga kemurniannya = 2,63 %

VIII. LAMPIRAN- Laporan sementara praktikum.

Page 13: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator

DAFTAR PUSTAKA

Abudarin. 2002. Buku Ajar Kimia Analisis II. Palangkaraya : FKIP, Jurusan PMIPA, Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya.

Anonim. Tanpa tahun. PenuntunPraktikum Kimia Analisis.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Page 14: KIMIA ANALISIS - AGUSTONI PUJIANTO, S.Pd. | … · Web viewMengambil 10 mL larutan asam asetat. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator