18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN MODUL IX OKSIGEN TERLARUT ( DISSOLVED OXYGEN ) (METODE IODOMETRI) DISUSUN OLEH : KELOMPOK V Himawan Novianto (1006660882) Dini Ariyanti (1006756111) Khristian Anton H (1006680846) PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012

Kimling DO Tian

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN MODUL IX OKSIGEN TERLARUT (DISSOLVED OXYGEN) (METODE IODOMETRI)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK V

Himawan Novianto Dini Ariyanti Khristian Anton H

(1006660882) (1006756111) (1006680846)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012

I.

Tujuan

Untuk Mengukur kadar oksigen terlarut pada cairan / sampel uji ndan air limbah, terutama untuk sampel air yang mengandung lebih besar dari 50 g NO2 N/L dan kadar besi (II) lebih kecil dari 1 mg/L dengan menggunakan metode iodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau di bawah kejenuhannya.

II.

Dasar Teori

Oksigen terlarut ( dissolved oxygen/ DO) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO dalam air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang baik. Sebaliknya jika nilai DO rendah, maka air tersebut telah tercemar. Untuk nilai DO atmosfer dalam air berkisar dari 14,6 mg/L pada suhu 0C hingga 7 mg/L pada suhu 35C di bawah tekanan 1 atm. Pengukuran DO memiliki tujuan untuk melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air dalam sample ini mikroorganisme. Di dalam air oksigen berperan dalam menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksidasi dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme,baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air(organisme bersifat aerobik atau anaerobik). Reaksi pada mikroorganisme aerobik(yang memerlukan oksigen) yang terjadi dalam penguraian tersebut adalah :

Komponen Organik + 02 + nutrien energi

mikroorganisme

CO2 + H2O + sell baru nutrien +

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan turun. Dan pada kondisi ekstrim, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air.

Salah satu sumber oksigen terlarut yang penting didalam perairan adalah oksigen di atmosfir yang terlarut dalam air pada bagian permukaan air melalui proses difusi. Penyerapan oksigen dari atmosfir oleh molekul molekul air tergantung pada temperatur, salinitas dan tekanan (Cole, 1983). Di dalam ekosistem perairan danau, populasi fitoplankton dan tanaman air mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam memproduksi oksigen terlarut melalui fotosintesis dan pernapasan. Menurut Boyd dkk(1991), sebagian besar oksigen (76,9%) dalam ekosistem perairan berasal dari fotosintesis oleh fitoplankton. Pada perairan dangkal, suplai oksigen sebagian besar diproduksi oleh tanaman tepi, makrofita dan alga bentik (Cole, 1983). Dimana fotosintesis terjadi saat siang hari tetapi pernapasan oleh tanaman terjadi selama daur ulang harian. Jadi tanaman air akan menyebabkan masuknya oksigen melalui fotosintesis selama disiang hari, dan penggunaan terus menerus dari oksigen untuk pernapasan dimalam harinya(Boyd, 1990). Pada siang hari, ketika terjadi fotosintesis, jumlah oksigen terlarut cukup banyak. Sebaliknya pada malam hari, ketika tidak terjadi fotosintesis, oksigen yang terbentuk selama siang hari akan dipergunakan oleh ikan dan tumbuhan air, sehingga sering terjadi penurunan konsentrasi oksigen secara drastis. Kelarutan oksigen di dalam air juga terkait dengan suhu. Hubungan Antara oksigen dengan suhu adalah

berbanding terbalik (Boyd, 1990). Dimana pada temperatur yang tinggi meningkatkan kehilangan oksigen terlarut dalam air karena penguapan. Jika suhu sangat tinggi, maka kelarutan jumlah oksigen menurun, begitu juga sebaliknya. Berikut akan dijelaskan lebih lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar oksigen terlarut ( DO ) dalam air : Tekanan parsial oksigen dalam atmosfer : pada tempat yang tekanannya tinggi, setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer akan menurun 8-9 mmHg dan kelarutan oksigennya (DO) akan menurun 1,4 %. Suhu/Temperatur : pada tempat yang suhunya tinggi, kelarutan oksigen di dalam medium cair akan menurun seiring dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang ada pada medium tersebut.

Ketinggian suatu tempat semakin tinggi suatu tempat, maka tekanannya akan semakin rendah. Dan setiap kenaikan 100 m dpl kelarutan gasnya akan menurun 1,4 %

Salinitas atau disebut juga kandungan garam : salinitas yang normal terdapat pada kisaran 12-20 ppt dan dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh dan air guna dipakai pada proses osmoregulasi, jika salinitas melebihi kadar standardnya, akan menyebabkan rusaknya dinding sel pada air akibat garam-garamnya akan menyerap masuk ke dalam sel dan mengakibatkan dinding sel akan pecah/robek.

pH atau derajat keasaman : jika pH air semakin rendah, berarti derajat keasamannya semakin tinggi dan akan mengakibatkan penurunan jumlah oksigen yang terlarut, konsumsi oksigen akan menurun, dan mengakibatkan peningkatan aktivitas pernapasan pada ekosistem dalam air. Kemudian untuk baku mutu air itu sendiri hubungannya dengan jumlah DO telah ditetapkan oleh PP No 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteri mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu : Batas DO (mg/L) Kelas Klasifikasi Air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum 6 I atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama. Air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana 4 II rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian. 3 III Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan pertanian Air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian.

0

IV

Kemudian penentuan tingkat pencemaran perairan berdasarkan parameter nilai BOD dan DO nya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Klasifikasi tingkat pencemaran berdasarkan kadar oksigen terlarut Lee et al., (1978 dalam Adiputro, 1994)

No. 1. 2. 3. 4.

Kadar Oksigen Terlarut (ppm) > 6,5 4,5 6,5 2,4 4,4