Upload
tegar-fadeli-arrahma
View
22
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kedokteran
Citation preview
11/4/13
1
Harsono Kolegium Neurologi Indonesia
KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI INDONESIA:
DARI ZAMAN KE ZAMAN
PERSPEKTIF PERUBAHAN & PERKEMBANGAN KOMPETENSI
Kurikulum: content,
pendekatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, assessment & learning
outcomes (kompetensi) perlu dievaluasi &
dikembangkan
Ilmu & Teknologi
Informasi & komunikasi
Perubahan di komunitas dalam hal persepsi dan
pengetahuan tentang layanan publik
& global issues
Globalisasi
Tingkat kompetisi tinggi
Profil lulusan: ilmuwan, profesional,
sensitif, kreatif, independen,
inovatif, berpikir kritis, entrepreneur,
life-long learner
11/4/13
2
Kompetensi v Kompetensi adalah seperangkat tindakan (perbuatan) cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No.045/U/2002 ).
v Kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat diobservasi, mencakup: � Pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja � dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
standar performa yang ditetapkan.
Elemen kompetensi (Std. Kompetensi 2006)
1. Landasan kepribadian 2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan 3. Kemampuan berkarya 4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya
11/4/13
3
Area kompetensi (Std. Kompetensi 2006)
1. Pengetahuan kedokteran 2. Ketrampilan klinik 3. Kecakapan untuk mengambil keputusan klinik 4. Ketrampilan interpersonal 5. Sikap dan perilaku profesional 6. Ketrampilan manajerial 7. Advokasi dan edukasi kesehatan 8. Penghayatan praktik kedokteran 9. Wawasan yang luas
KOGNITIF (Pengetahuan)
PSIKOMOTOR (Ketrampilan)
AFEKTIF (Sikap,nilai,minat)
Taxonomi Bloom
PERSPEKTIF KOMPETENSI
KEMAM
PUAN
11/4/13
4
Written Communications Skill
Ability to Work Independently
Ability to Work in Team Settings
Analytical Skills
Logical Skills
Knowledge of Technology
Knowledge of Field
Oral Communications Skill
Kompetensi Lulusan
Hard Skill Soft/Life Skill
Kompetensi inti Dokter Indonesia (SKDI 2012)
1. Profesionalitas yang Luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4. Pengelolaan Informasi 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6. Keterampilan Klinis 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
11/4/13
5
Hirarki Area Kompetensi
Kompetensi sebagai sarjana yang sujana:
CENDEKIAWAN 1. Penguasaan disiplin yang kuat 2. Penalaran dan argumen yang memadai (kemampuan
artikulasi) 3. Tutur bahasa yang baik (baku), terutama tertulis 4. Berakhlak mulia: sikap santun 5. Wisdom
a. Learned – terpelajar b. Smartness – kecerdikan c. Common sense – penalarannya hidup d. Insight – tilikan e. Prudent – sikap hati-hati f. Ethical – penalaran terhadap norma kebenaran g. Ability to digest – kemampuan mencerna
11/4/13
6
KOMPETENSI DOKTER YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT DALAM KESEHARIAN
� Kognitif: � Pinter � Cerdas � Maju
� Psikomotor � Cekatan � Trampil � Hati-hati
� Afektif: akhlak yang baik � Santun � Cepat tanggap � Ramah – grapyak – sumanak � Senyum – sumeh – empati � Rendah hati � Tarif “murah” – terjangkau
APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI? � Kemajuan IPTEKDOK � Perubahan paradigma pendidikan � Keputusan politik � Persaingan global � Tuntutan masyarakat pengguna jasa pelayanan kedokteran /
kesehatan � Kesadaran dokter dan masyarakat akan “hukum kesehatan dan
kedokteran” � Faktor lingkungan / sosial / asuransi � Strata pendidikan
� Spesialis � Subspesialis � Magister � Doktor
� Semangat untuk belajar sepanjang hayat (life-long learning) � Kepribadian
11/4/13
7
KEMAJUAN & PERKEMBANGAN IPTEKDOK
� Ilmu Kedokteran Dasar / Biomedik � Ilmu Kedokteran Paraklinik � Ilmu Kedokteran Klinik � Ilmu Kesehatan Masyarakat � Perkembangan / perubahan epidemiologi � Teknologi / alat-alat diagnostik � Teknologi / alat-alat terapetik � Farmakologi
Era 1950 – 1980-an � Era Neurologi – Psikiatri – Neurochirurgi (PNPNCh) � Pendidikan spesialis: Neuro-psikiatri � Jumlah Doktor: masih sedikit � Jumlah Guru Besar: masih sedikit � Radiologi
� Foto polos � Mielografi � Ventrikulografi � Angiografi karotis
� Elektrofisiologi � EEG � ENMG � Doppler � Echo-encephalography
11/4/13
8
Era 1980 – 2000-an � Era pengembangan SDM dan kemajuan teknologi /alat diagnostik
� SDM � Jumlah doktor makin bertambah � Jumlah Guru Besar makin bertambah
� Teknologi / alat diagnostik & laboratorium makin canggih � EEG monitoring & brain mapping � ENMG yang lebih canggih � CT Scan � MRI � MRA � PET � SPECT � Laboratorium Patologi Klinik � Laboratorium Patologi Anatomik � Laboratorium Mikrobiologi � Laboratorium Biomedik
Era 2000 - sekarang � SDM
� Jumlah spesialis neurologi bertambah secara pesat (13 IPDSN + 1 kandidat IPDSN)
� Jumlah Guru Besar bertambah (kemudian menyusut karena pensiun dan wafat)
� Jumlah doktor bertambah secara pesat � 10 IPDSN (+) � 2 IPDSN (+/-) � 1 IPDSN (-) � 1 Kandidat IPDSN (+)
� Jumlah subspesialis bertambah secara pesat � Perkembangan lanjut teknologi / alat diagnostik (sleep lab, TCD
dsb) � Perkembangan lanjut laboratorium biomedik � Neuro-intervensi � Perundang-undangan dan peraturan pemerintah � Globalisasi (AFTA)
11/4/13
9
Pengaruhnya? � Sains neurologi makin maju � Pengetahuan tentang alat-alat baru serta manfaatnya untuk
pelayanan pasien dan penelitian � Ketrampilan penggunaan alat-alat baru secara efisien � Diagnosis dapat lebih dipastikan dan terapi lebih terarah � Penelitian kedokteran dasar dan klinik lebih maju � Investasi oleh pihak RS berpengaruh terhadap tingkat penggunaan
alat (kembali modal?) � Dapat terjadi “overused” dan melunturkan kaidah dan ketrampilan
pemeriksaan klinik (Listen, the patients is telling you about his / her diagnosis)
� Kebijakan Pemerintah tentang masuknya dokter asing ke Indonesia (ditangani oleh KKI dan IDI)
� Kebijakan Pemerintah tentang penempatan dokter spesialis
Era kompetensi (1) � Peraturan Mendiknas nomor 045/U/2002 � UU nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS � Undang-Undang RI tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran � Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 – tentang
Standar Nasional Pendidikan � Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia � Konsil Kedokteran Indonesia
� Pengesahan Standar Pendidikan Dokter Spesialis � Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Spesialis � Surat tanda registrasi (STR) � Perkonsil tentang pendidikan subspesialis
11/4/13
10
Era kompetensi (2) � Kolegium Neurologi Indonesia
� Kurikulum (2003) – sedang dalam proses revisi � Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf (2006) – sedang dalam
proses revisi � Standar Pendidikan Dokter Spesialis Saraf (2007) – sedang dalam
proses revisi � Modul-modul – akan direvisi � Uji Kompetensi – OSCE & MCQ � Sertifikat kompetensi � P2KB – resertifikasi � Akan diterbitkan sertifikat kompetensi tambahan
� Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit � Clinical Privilege & Clinical appointment
Penajaman kompetensi 1. Penajaman profisiensi yang sesuai dengan standar kompetensi
spesialis neurologi Ø Berpengalaman menangani berbagai macam kasus dalam
jumlah yang cukup banyak 2. Subspesialis 3. Doktor 4. Kegiatan:
a. Aktivitas di Kelompok Studi - PERDOSSI b. Berpartisipasi dalam kegiatan P2KB c. Pendidikan terstruktur, program pascasarjana d. Kursus / pelatihan / lokakarya dalam bidang neurologi dan
disiplin lain yang terkait dengan neurologi e. Diskusi via dunia maya f. Rajin membaca dan menulis artikel ilmiah g. Rajin meneliti
11/4/13
11
Pengembangan kompetensi 1. Penggunaan / pemanfaatan teknologi kedokteran
mutakhir melalui pendidikan terstruktur / pelatihan / lokakarya
2. Bersinggungan / tumpang-t indih dengan kompetensi di luar bidang neurologi
a. Perhimpunan dokter seminat (+) b. Ekses: ribut tentang “hak kompetensi” (-)
3. Penelitian biomedik dan kedokteran klinik 4. Program Subspesialis 5. Program master 6. Propgram doktor
Afeksi spesifik (1) � Memahami dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan
Kode Etik Kedokteran Indonesia � Memahami aspek medikolegal dalam praktik
kedokteran di dalam masyarakat Indonesia dengan budaya yang aneka ragam.
� Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan
dengan praktik kedokterannya dan mempraktikkan belajar sepanjang hayat dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan praktik kedokteran mutakhir.
11/4/13
12
Afeksi spesifik (2)
� Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, baik sebagai pribadi maupun dalam suatu tim pelayanan kesehatan (Asuransi, BPJS)
� Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.
Iowa’sTargeting Life Skills Wheel
11/4/13
13
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012
TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
GARIS BESAR HALUAN KOMPETENSI ?
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
� Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat m e n y a n d i n g k a n , m e n y e t a r a k a n , d a n mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
11/4/13
14
Elemen KKNI 1. Isi dan cakupan: ilmu, pengetahuan, know how
dan ketrampilan yang diperlukan individu pada setiap tingkat
2. Kapasitas dan tanggung jawab: dalam hal penggunaan / pemanfaat isi dan cakupan serta akuntabilitas dalam melaksanakan pekerjaan / tugas
3. Pengakuan dan autonomi dalam hal metode implementasi isi dan cakupan sebagaimana tercantum di diktum 1.
1
2
3
4
5
7
8
9
6
PROGRAM AKADEMIK
PROGRAM VOKASI
PROGRAM PROFESI
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
S2
S1
S3
SMU
PROFESI
SUB SPESIALIS
DIII
DII
DI
SMK
DIV/ S1T
S3T
S2T SPESIALIS
PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS
PELATIHAN KERJA
PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS
PENGALAMAN
11/4/13
15
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (1)
� Deskripsi generik level 8 (paragraf pertama)
� Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
� Deskripsi spesifik
1. Mampu mencermati dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam meningkatkan keterampilan klinis praktis dalam bidang spesialisasinya.
2. Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan pengetahuan terkini dalam bidang spesialisasinya.
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (2)
� Deskripsi generik level 8 (paragraf kedua)
� Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter- atau multidisiplin
� Deskripsi spesifik
1. M a m p u m e r a n g k u m i n t e r p r e t a s i a n a m n e s i s , pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang sesuai spesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis dan tata laksana, dengan mengacu pada evidence-based medicine dan value-based medicine.
11/4/13
16
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (3)
� Deskripsi spesifik
2. Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang spesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit serta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis
3. Mengembangkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, ilmu komunikasi serta ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan bidang spesialisasinya.
4. Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (4)
� Deskripsi spesifik
5. Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan sekunder.
6. Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
7. Mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat sekunder, dengan menggunakan teknologi informasi mutakhir.
11/4/13
17
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (5)
� Deskripsi spesifik
8. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder.
9. Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
10. Mampu membimbing mahasiswa tingkat vokasi bidang kesehatan, profesi dokter dan dokter spesialis
Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (6)
� Deskripsi generik level 8 (paragraf ketiga))
� Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional.
� Deskripsi spesifik
1. Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset multidisiplin terkait bidang spesialisasinya.
2. Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan di bidang spesialisasinya yang hasilnya dapat diaplikasikan dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.
11/4/13
18
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (1)
� Deskripsi generik level 9 (paragraf pertama)
� Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
� Deskripsi spesifik:
1. Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini guna meningkatkan ketrampilan klinik praktis dalam bidang subspesialisasinya.
2. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan baru melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya.
3. Mampu mengembangkan teknologi kedokteran baru yang inovatif, kreatif dan teruji dalam bidang subspesialisasinya melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (2)
� Deskripsi generik level 9 (paragraf kedua) � Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin.
� Deskripsi spesifik
1. Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang subspesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit serta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis
2. Mampu merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang sesuai subspesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis, dengan mengacu pada evidence-based medicine.
11/4/13
19
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (3)
� Deskripsi spesifik
3. Mengembangkan konsep atau prinsip baru dalam bidang
ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan bidang subspesialisasinya.Mampu memimpin tim untuk menyelasaikan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan tersier.
4. Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (4)
� Deskripsi spesifik
5. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana
pelayanan kesehatan dalam bidang subspesialisanya secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder dan tersier
6. Mampu dan berwenang mendidik peserta program pendidikan dokter, dokter spesialis dan dokter spesialis konsultan.
11/4/13
20
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (5)
� Deskripsi generik level 9 (paragraf ketiga)
� Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional.
� Deskripsi spesifik
1. Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset
multidisiplin terkait bidang spesialisasinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bidang supspesialiasinya yang bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu kesehatan serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional
Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (6)
� Deskripsi spesifik
2. Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekologi kedokteran di bidang subspesialisasinya yang hasilnya dapat diaplikasikan pada tahap internasional dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.
3. Mampu mengelola riset untuk menapis ilmu pengetahuan d a n t e k o l o g i k e d o k t e r a n t e r k i n i d i b i d a n g subspesialisasinya yang aplikasinya sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan ditingkat nasional dan intrenasional.
11/4/13
21
LEVEL 8 (MAGISTER)
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner .
• Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.
LEVEL 9 (DOKTOR)
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner.
• Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.
11/4/13
22
Ringkasan � Kompetensi dokter, khususnya spesialis neurologi,
dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan zaman yang terkait dengan iptekdok, keputusan politik, dan perubahan sosial
� Aspek yang terpengaruh mencakup profesionalitas sebagai dokter dan karakter sebagai pribadi manusia
� Sumpah dokter, kode etik kedokteran, aspek mediko-legal dan standar kompetensi diharapkan menjadi penjaga professional behavior dokter, khususnya spesialis neurologi
“KOMPETENSI merupakan bahasa dunia yang dapat diterima oleh siapa saja – maka jangan sampai menyia-nyiakan dan /atau menggunakan kompetensi secara salah”