29
Kompleks dentokraniofasial post-natal Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komplex

Citation preview

Page 1: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Kompleks dentokraniofasial

post-natal

Oleh :

Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

Page 2: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Video Bone and Sutures of the skull

Page 3: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

* Pertumbuhan basis kranium post natal dipengaruhi interaksi yang komplek

antara 3 proses pertumbuhan

*Maksila melekat pada basis kranium oleh sejumlah sutura. Mandibula melekat pada basis kranium pada temporo mandibular joint.

*Sehingga proses pertumbuhan yang terjadi pada basis kranium dapat berefek pada penempatan maksilla dan mandibula.

Page 4: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Pertumbuhan post natal basis cranii

Cortical drift (relokasi) dan remodeling

Elongasi pada synchondroses

Pertumbuhan sutura

Page 5: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Remodeling dan cortical drift (relokasi) permukaan dalam basis cranii

• Remodeling mengacu pada proses deposisi dan resorpsi tulang

• Cranii dibagi menjadi beberapa kompartemen oleh adanya elevasi tulang dan puncak yang muncul di basis cranii

• Proses Elevasi tersebut dan partisi tulang menunjukkan deposisi tulang

• Sedangkan bagian utama dasar cranium menunjukkan resorpsi tulang

• Resorpsi tulang intracranial membantu meningkatkan ruang intracranial untuk mengakomodasi proses pertumbuhan otak

• dasar cranium yang berlubang merupakan lintasan sejumlah pembuluh darah dan saraf

• Foramen yang memungkinkan bagian pembuluh syaraf dan darah mengalami relokasi oleh deposisi dan resorpsi tulang sehingga secara konstan berhubungan dengan otak yang sedang berkembang

Page 6: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Elongasi pada synchondrosis

*Muncul di masa anak-anak dan menghilang saat dewasa

*Kebanyakan basis cranii terbentuk dari proses kartilaginois

*Yang kemudian kartilago digantikan oleh tulang sejati

*tetapi bagian tertentu masih berupa kartilago yang bersambunganan dengan sendi disebut syncondrosis

*Sincondrosis yang terdapat di basis cranii adalah :

1. Speno-occipital synchondrosis

2. Speno-ethmoid synchondrosis

3. Inter-spenoid synchondrosis

4. Intra-occipital synchondrosishttp://www.ajodo.orghttp://www.i-l-fitness-jp.com

Page 7: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Pertumbuhan sutura

* (A) View cranium anak dari atas, yang menunjukkan posisi sutura utama. Craniosynostosis koronal menyebabkan cranium pendek, dan luas; sebaliknya, synostosis sagital mengarah ke cranium yang panjang dan sempit.

* (B) penampang Diagram melalui sutura koronal. Tulang cranium sedikit tumpang tindih. Dalam craniosynostosis, ruang sempit yang memisahkan tulang menghilang.

Basis cranii mempunyai beberapa tulang yang bergabung satu dengan yang lainnya, dinamakan sutura. beberapa sutura yang ada diantaranya :1. Spheno – frontal2. Fronto – temporal3. Spheno – ethmoid4. Fronto – ethmoid5. Fronto – zygomaticKarena otak bertambah besar selama pertumbuhan, proses pembentukan terjadi di ujung tulang (dikedua ujung sutura)http://

www.medandlife.ro

Page 8: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Waktu pertumbuhan basis cranii

Kelahiran, 55 – 66% dari ukuran dewasa

Usia 4 – 7 Tahun, 94% dari ukuran dewasa

Usia 8 -13 Tahun, 98% dari ukuran dewasa

Orthodontics:The Art and Science. S.I Bhalajhi

Page 9: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Pertumbuhan Postnatal Maksila. Pertumbuhan dari komplek nasomakxillary dihasilkan oleh

mekanisme :

Pemindahan

Pertumbuhan pada sutura

Remodeling permukaan

Page 10: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Displacement/Pemindahan

A. Displacement primer

• Aktif.

• Gerakan ke depan dan bawah.

• Terjadi berdasarkan pertumbuhan tuberositas maksilaris ke arah posterior.

• Pergerakan tulang terjadi tidak hanya karena resorpsi dan deposisi tetapi juga karena adanya ruang oleh akibat tulang yang membesar.

B. Displacement Sekunder• Pasif.• Pertumbuhan sekitar jaringan

lunak.• memperlihatkan pergerakan

Maksila ke arah bawah dan ke arah depan.

• Penting selama periode pertumbuhan gigi primer.

• Pergerakan tulang tidak hanya terjadi karena resorpsi dan depsosisi tetapi juga karena kekuatan fisik yang ada di sekelilingnya.

http://www.slideshare.net/

Page 11: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Pertumbuhan pada sutura

Maksila terhubung ke cranium dan basis cranii oleh sejumlah sutura. Sutura tersebut adalah:

Fronto-Nasal sutura

Fronto-maxillary sutura

Zygomatico-temporal sutura

Zygomatico-maxillary suture

Pterygo-palatine sutura

- Sutura tersebut semua miring dan kurang/lebih sejajar satu sama lain ini memungkinkan reposisi maksila ke bawah dan ke depan

- Adanya pertumbuhan jaringan lunak sekitarnya, maksila dapat bergerak ke bawah dan ke depan ini menyebabkan ruang tambahan sutural membuka

- Tulang baru sekarang terbentuk di kedua sisi sutura. sehingga ukuran keseluruhan tulang di salah satu sisi meningkat maka tekanan yang berhubungan dengan pembentukan tulang terjadi pada sutura.

Page 12: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Remodeling

Menyebabkan terjadinya:

-Pertambahan ukuran

-Perubahan bentuk tulang

-Perubahan hubungan fungsional

Page 13: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Perubahan – perubahan yang terjadi di kompleks naso-maksilari *Resorpsi, pada permukaan lateral dari lingkar orbital menyebabkan pergerakan lateral dari bola mata. Untuk mengimbangi proses tersebut terjadi deposisi di lingkar medial dari orbitalis dan permukaan eksternal dari lingkar lateral

*Di dasar orbit wajah superior, secara lateral dan anterior. Deposisi permukaan terjadi disini dan menghasilkan pertumbuhan di arah superior, lateral dan anterior

Page 14: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Deposisi tulang terjadi sepanjang pinggiran posterior dari tuberositi maksilari. Hal ini menyebabkan arcus gigi bertambah panjang dan dimensi dari seluruh badan maksilari melebar untuk membantu mengakomodasi erupsi molar (gigi geraham).

*Resorpsi tulang di dinding lateral hidung untuk menambah ukuran nasal cavity.

Page 15: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Resorpsi tulang didasar nasal cavity untuk mengimbangi deposisi tulang di sisi palatal, sehingga pergeseran jaring ke arah bawah menyebabkan terjadinya bertambahnya bobot maksilari

*Tulang zygomatic bergerak ke arah posterior dikarenakan oleh resorpsi pada permukaan anterior dan deposisi pada permukaan posterior.

*Lebar wajah membesar, karena terjadi pembentukan tulang pada permukaan lateral dari arcus zygomatic dan resorpsi pada permuaan medialnya.

Page 16: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Bagian punggung anterior nasal yang menonjol bertambah oleh deposisi tulang, ditambah dengan resorpsi tulang dari permukaan periostel dari labial cortex. Sebagai mekanisme penyeimbang, deposisi tulang berlangsung di permukaan endostel dari labial cortex dan pemukaan periostel dari lingual cortex.

*Gigi mulai erupsi, deposisi tulang terjasi di pinggiran alveolar. Proses ini menambah bobot maksila dan kedalaman palatum

*Seluruh dinding sinus kecuali dinding mesial mengalami resorpsi, mengakibatkan bertambahnya ukuran antrum maksilari

Page 17: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Perubahan remodeling pada permukaan midface

Diagram penggambaran dari displacement dan remodeling. Dua tipe pergerakan dasar .

http://wiley-vch.e-bookshelf.de

bone remodeling terlihat di bagian midfasial

Remodeling tulang pada palatum menghasilkan displacement ke arah bawah

Pertumbuhan palatum menunjukkan pola V

Remodeling tulang dari proses zygomatic

http://www.slideshare.net

---- Resorpsion+++Deposisi

Page 18: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Mandibulae *Rahang bawah

*Tulang yang terluas dan terkuat dari wajah

*Penahan gigi bawah

Page 19: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Perkembangan post-natal mandibula

Page 20: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Pertumbuhan post natal mandibula

* Pada tulang wajah, mandibula mengalami pertumbuhan post-natal terbanyak dan juga menunjukkan variabiliti yang besar dalam morfologi

* Sedangkan pada saat dewasa mandibula merupakan tulang tunggal, secara perkembangan dan fungsi terbagi menjadi beberapa sub-unit kerangka

* Tulang basal atau badan mandibula membentuk satu unit yang terlekat yaitu: proses alveolar,

proses coronoid,

proses condilus,

proses angular,

ramus,

tuberosity lingual dan

dagu.

http://www.illustrationsource.com

Page 21: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Ramus mandibulae *Ramus bergerak semakin ke arah

posterior karena adanya kombinasi proses deposisi dan resorption.

*Resorpsi muncul pada bagian anterior dari ramus sedangkan deposisi terjadi di bagian posterior.

www.practicalhospital.net Fungsi dari remodeling ramus mandibula: Mengakomodasi

pertambahan masa otot pengunyah yang tersisip didalamanya

Mengakomodasi perluasan ruang pharyngeal

Memfasilitasi perpanjangan badan mandibula, yang pada waktunya akan mengakomodasi erupsi molar.

Page 22: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Corpus mandibulae (Badan Mandibula) *Displacement ramus

mengakibatkan konversi yang sebelumnya merupakan tulang ramal ke bagian posterior corpus, dengan cara ini corpus bisa memanjang.

* sehingga akan tersedia ruang tambahan oleh resorpsi tepi anterior ramus yang dimanfaatkan untuk mengakomodasi erupsi molars permanen.

http://www.slideshare.net

Page 23: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

*Angulus mandibulae

*Pada sisi lingual angulus, berlangsung proses resorpsi pada sudut posterio-inferior, sedangkan deposisi terjadi di sudut anterio-superior.

*Pada sisi buccalis, terjadi resorpsi pada bagian anterio-superior sementara deposisi berlangsung di bagian posterio-superior.

*Hasilnya adalah angulus menjadi melebar seiring bertambahnya usia.

http://quizlet.com

Page 24: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Lingual Tuberosity *Ekuivalen dengan tuberositas

maksilaris, yang membentuk tempat utama dari pertumbuhan archus.

*Bergerak secara posterior oleh deposisi pada permukaan yang menghadap ke posterior.

*Terlihat dengan jelas menjorok dalam arah lingual dan terletak kokoh pada garis tengah ramus.

*Tonjolan tuberositas meningkat dengan adanya bidang resorpsi yang luas yang ada dibawahnya.

Textbook of Craniofacial Growth. Sridhar Premkumar

Page 25: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Proses Alveolar

*Berkembang sebagai respon terhadap kehadiran tunas gigi.

*Adanya erupsi gigi proses alveolar berkembang dan meningkat tinggi oleh deposisi pada daerah tepi.

*Jika tidak terdapat gigi, tulang alveolar gagal berkembang dan terjadi resorbsi pada saat ekstraksi gigi.

Page 26: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Dagu *Seiring dengan bertambahnya usia pertumbuhan dagu semakin signifikan.

*Dipengaruhi oleh jenis kelamin dan faktor genetik yang spesifik.

*Betuk tonjolan pada mentalis disebabkan adanya deposisi tulang pada saat masa anak – anak.

*Bagian yang menonjol di tekan oleh resorpsi tulang yang terjadi di atasnya, membentuk kecekungan.

Textbook of Craniofacial Growth

Page 27: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Condilus

*Ada 2 aliran pemikiran mengenai peranan condilus:

Pertumbuhan terjadi di kartilago condilus dengan cara deposisi tulang, sehingga condilus tumbuh ke arah basis cranii, dorongan condilus yang berlawanan dengan basis cranii menyebabkan mandibula mengalami pergerakan ke arah depan dan ke bawah.

Pertumbuhan jaringan lunak termasuk jaringan konektivus dan otot mengakibatkan mandibula bergerak ke arah depan menjauhi basis cranii (fenomena menjauhi)

• Kepala condilus dilapisi kartilago tipis yang dinamakan kartilago condilus, sebagai adaptasi untuk menahan kompresi yang terjadi di sendi.

• Tingkat pertumbuhan condilus bertambah pada saat pubertas dan mencapai puncak pada usia 12 sampai 14 tahun.

Page 28: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Proses coronoid

*Pertumbuhan proses coronoid mengikuti prinsip “V”.

*Melihat, bagian longitudinal proses coronoid dari sisi posterior, dapat diketahui bahwa deposisi terjadi pada permukaan lingual (medial) bagian kiri dan kanan proses coronoid.

*Walaupun terjadi penambahan di sisi lingual, dimensi vertikal dari proses coronoid juga bertambah. Hal ini mengikuti prinsip “V”.

*Melihat dari aspek oklusal, deposisi pada lingual proses coronoid membawa gerakan pertumbuhan posterior dalam pola V.

Page 29: Kompleks Dentokraniofasial Post Natal (TITA)

Daftar Pustaka* Cobourne, M.T. & DiBiase, A.T., 2010. Handbook of ORTHODONTICS, Philadelphia: Mosby Elsevier.

* Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth 1st, ed., Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.

Gambar dan Ilustrasi :

http://www.ajodo.orghttp://www.slideshare.nethttp://www.i-l-fitness-jp.comhttp://www.rxdentistry.netwww.slideshare.nethttp://www.slideshare.nethttp://curetoothdecay.comhttp://wiley-vch.e-bookshelf.de http://www.slideshare.nethttp://www.illustrationsource.com

http://pixgood.com/alveolar-processhttp://www.virtualffs.co.ukhttps://www2.aofoundation.org  https://www.studyblue.comhttp://www.slideshare.nethttp://quizlet.comhttp://openi.nlm.nih.govhttp://pocketdentistry.comhttp://www.slideshare.net imgarcade.com