Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Administrasi
Dosen Pengampu: Ridho Muarief S.E.I., M.A.B.
Disusun oleh :
Kelompok V - Kelas Administrasi Bisnis 1A
1. Dara Ayu Nurcahya Ramadhania (193101067)
2. Mafida Kusumaningrum (193101052)
3. Rima Maulidya Pramesti (193101112)
4. Selsha Okta Rozika (193101051)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Komunikasi dan
Koordinasi“. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu
tugas terstruktur pada matakuliah Dasar Administrasi.
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
dosen pendamping serta semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran perbaikan dari
semua pihak terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya khususnya bagi mahasiswa.
Madiun, 9 Oktober 2019
Kelompok 5
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. PENGERTIAN, PROSES, DAN TUJUAN KOMUNIKASI .................. 3
1. Pengertian Komunikasi ......................................................................... 3
2. Proses Komunikasi ............................................................................... 7
3. Tujuan Komunikasi............................................................................. 10
B. MODEL-MODEL KOMUNIKASI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ............................................................... 12
1. Model Komunikasi ............................................................................. 12
2. Faktor Yang Memengaruhi Komunikasi ............................................ 16
C. CARA BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF ..................................... 18
D. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN KOORDINASI ................. 19
1. Pengertian Koordinasi......................................................................... 19
2. Fungsi Koordinasi ............................................................................... 19
3. Tujuan Koordinasi .............................................................................. 20
E. PRINSIP-PRINSIP, KARAKTERISTIK, DAN PENDEKATAN
KOORDINASI YANG EFEKTIF .................................................................... 21
1. Karakteristik Koordinasi ..................................................................... 21
2. Prinsip Koordinasi .............................................................................. 22
3. Pendekatan-Pendekatan Koordinasi ................................................... 22
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 25
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
iv
DAFTAR GAMBAR
1. Proses Komunikasi Shannon dan Weaver ............................................ 8
2. Proses Komunikasi Barlo ..................................................................... 8
3. Proses Komunikasi Secara Umum ....................................................... 10
4. Model Komunikasi Aristoteles ............................................................. 12
5. Model Komunikasi Stimulus Respons ................................................. 13
6. Model Komunikasi Lasswell ................................................................ 13
7. Model Komunikasi Shannon ................................................................ 14
8. Model Komunikasi Schramm ............................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kolompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu
terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok . dalam komunikasi bersamaan tersebut
diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi,
serta perubahan sikap dan perilaku. Berhasilnya suatu komunikasi ialah
apabila mengetahui dan mempelajari unsur – unsur yang terkandung dalam
proses komunikasi. Bagaimana pun juga setiap komunikasi yang dilakukan
senantiasa menambah efek positif atau efektivitas komunikasi .
Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya
adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah
perubahan yang terjadi pada diri penerima ( komunikan atau khalayak ),
sebagai akibat pesan yang diterima baik secara langsung maupun tidak
langsung, atau melalui media massa jika perubahan itu sesuai dengan
keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.
Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuian tujuan – tujuan
organisasi dan kegiatan pada tingkat satuan yang terpisah dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
koordinasi merupakan salah satu fungsi managemen yang memegang peranan
sama penting dan setara dengan fungsi - fungsi managemen lainnya,
kesuksesan koordinasi akan menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
atau pencapaian tujuan organisasi. Pemahaman yang baik atas koordinasi
memungkinkan kita mampu merencanakan dan melaksanakan koordinasi
dengan baik.
2
Komunikasi dan koordinasi sebagai aspek penting managemen,
memerlukan sebuah sumber daya manusia yang didalamnya terdapat pola
pikir untuk memecahkan suatu masalah. oleh karena itu, diperlukannya hal
hal yang berkaitan dengan pembelajaran , guna untuk mengetahui lebih jelas
dan lebih dalam apa yang dimaksud dengan komunikasi dan koordinasi
sebagai aspek penting dalam manajerial untuk menyelesaikan permasalahan –
permasalahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, proses, dan tujuan komunikasi ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi ?
3. Bagaimana cara berkomunikasi secara efektif ?
4. Apa pengertian, proses, dan tujuan koordinasi ?
5. Apa prinsip, karakteristik, dan pendekatan koordinasi yang efektif ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian, Proses dan Tujuan Komunikasi
2. Mengetahui Model-Model Komunikasi dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Komunikasi
3. Dapat Memahami Cara berkomunikasi yang Efektif
4. Memahami Pengertian, Fungsi, danTujuan Koordinasi
5. Mengetahui Prinsip-Prins, Karakteristik, dan Pendekatan Koordinasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN, PROSES, DAN TUJUAN KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Ada berbagai macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja
masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena
disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Berikut
ini disajikan beberapa dari definisi tersebut untuk menarik pengertian
yang umum dari komunikasi.
1. 1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley
Hovland, Janis dan Kelley (1981) adalah ahli sosiologi Amerika,
mengatakan bahwa “communication is process by wich an individual
transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other
individuals”. Dengan kata-kata lain “komunikasi adalah proses individu
mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain”. (Muhamad Arni. komunikasi organisasi, 2017.
Hal 2.)
Dalam definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu
proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi itu terjadi karena
adanya suatu rangsangan dalam bentuk simbol-simbol atau kata-kata,
baik yang dikatakan secara lisan maupun tulisan oleh manusia dalam
keadaan sadar.
1. 2. Definisi Forsdale
Menurut louis forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan,
“commuication is the process by which a system is established,
maintained, and altered by means of shared signal that operate
according to rules”.“Komunikasi adalah suatu proses mmeberikan signal
menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara, dan diubah”. (Muhamad Arni. komunikasi
organisasi, 2017. Hal 2.)
Deifinisi Forsdale memandang komunikasi adalah suatu signal.
Kata signal ini maksutnya adalah signal yang berupa verbal dan non
4
verbal yang mempunyai aturan tertentu yang menjadikan orang yang
menerima sinyal akan dapat memahami maksud dari signal yang
diterimanya. Misal setiap komunikasi berbahasa ada aturan tertentu baik
bahasa lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim
signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima,
maka si penerima akan dapat memahami maksud dari signal tersebut,
tetapi kalau tidak sama mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya.
Pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud
tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari.
Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi forsdale
ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertama yang mengatakan
komunikasi hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada
forsdale dapat dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Begitu pula
dalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan
komunikasi hanya diantara manusia, tetapi pada definisi kedua
komunikasi baik diantara manusia maupun komunikasi dalam sistem
kehidupan binatang.
1. 3. Definsi Brent D. Ruben
Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi
manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : Komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui individu dalam hubungannya, dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain. (Muhamad Arni. komunikasi organisasi,
2017. Hal 3.)
Pada definisi ini pun komunikasi juga dikatakan sebagai suatu
proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang
terpisah satu sama lain tetapi berhubungan. Misalnya kalau kita ingin
berpidato di depan umum sebelum berpidato tersebut kita telah
melakukan serentetan sub-aktivitas seperti membuat perencanaan,
menentukan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri di rumah,
baru kemudian tampil berpidato di depan umum.
Bila diperhatikan lebih lanjut definisi Ruben ini, kelihatan bahwa
Ruben memakai istilah yang berbeda dengan dua definisi sebelumnya
5
yang memakai istilah stimulus dan signal. Ruben menggunakan istilah
informasi, yang diartikannya sebagai kumpulan data, pesan (message),
susunan isyarat dalam cara tertentu yang mempunyai arti atau berguna
bagi sistem tertentu. Pengertian informasi di sini tidak hanya bersifat
fakta tetapi juga bersifat fiksi, humor, atau bujukan, dan apa saja. Istilah
menciptakan informasi yang dimaksudkan Ruben di sini adalah tindakan
menyandikan (encoding) pesan yang berarti, kumpulan data atau suatu
set isyarat. Sedangkan istilah mengirimkan informasi maksudnya adalah
proses dengan mana pesan dipindahkan dari pengirim kepada orang lain
atau dari satu tempat ke tempat Iain. Pesan dikirim melalui bahasa baik
bahasa verbal maupun bahasa nonverbal. Bahasa verbal adalah bahasa
yang mengandung simbol-simbol atau kata-kata, baik yang di nyatakan
secara lisan maupun tulisan. Bahasa nonverbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti
komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang
bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatanjarak dan
sentuhan (tidak berupa kata-kata dan tulisan).
Istilah pemakaian informasi menunjuk kepada peranan informasi
dalam mempengaruhi tingkah laku manusia baik secara individual,
kelompok, maupun masyarakat. Jadi jelas bahwa tujuan komunikasi
menurut Ruben ini adalah untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain.
1. 4. Definisi William J.Seller
Seiler (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat
universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana
simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
(Muhamad Arni. komunikasi organisasi, 2017. Hal 4.)
Menurut definisi William J. Seller komunikasi adalah proses
dikirim diterima dan di artikannya suatu informasi, simbol berupa kata-
kata, tulisan dan suatu gerakan selain kata-kata serta tulisan.
1. 5. Definisi Komunikasi Secara Umum
Komunikasi secara umum adalah suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
6
lingkungan dan orang lain. (Feriyanto Andri & Triana Shyta Endang,
pengantar mamjemen, 2015, Hal 156)
1. 6. Definisi yang Dipakai dalam Makalah Ini
Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi sangat sederhana,
yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi
adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa
mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi
tersebut.
Dari kelima definisi yang dikemukakan di atas jelas, bahwa pada
hakikatnya komunikasi merupakan suatu proses tetapi proses mengenai
apa belumlah ada kesepakatan. Ada yang mengatakan proses pengiriman
stimulus, ada yang mengatakan pemberian signal dan ada pula yang
mengatakan pengiriman informasi dan simbol tetapi menurut penafsiran
penulis semua istilah itu cenderung untuk menyatakan maksud yang
sama yaitu pengiriman pesan yang akan diinterpresentasikan oleh si
penerima pesan.
Berdasarkan prinsip umum dari definisi di atas, maka kami
berusaha menyusun definisi sendiri seperti berikut : Komunikasi adalah
proses pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau
organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa
seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok
orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
lstilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung
melalui tahap-tahap tertentu secara terus-menerus, berubah-ubah, dan
tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang
timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling
mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam
pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu
mungkin dalam aspek kognitif, afektif atau psikomotor.
7
2. Proses Komunikasi
Secara singkat dapat dikemukakan tentang proses komunikasi dan
elemen-elemenya dalam pertanyaan: siapa yang melakukan aksi
(sumber pesan atau pengirim yang disebut sender), apa yang
disampaikan (pesan atau massages); melalui apa pesan disampaikan
(saluran atau channel), kepada siapa pesan ditujukan (penerima pesan
.atau receivers), serta bagaimana reaksi penerima tcrhadap pesan
(umpan balik atau feedback). Proses komunikasi kontemporer banyak
digunakan sebagai kerangka acuan (frame of reference) pembahan
komunikasi dcwaisa ini bertumpu pada pcmikiran yang dikembangkan
olch Claude E. Shannon da'n. Warren Weaver dan juga Wilbur
Schramm. Mereka mcngembangkan proses komunikasi yang dapat
berlaku dalam semua situasi dan organisasi. Shannon menunjukkan
komunikasi sebagai sistem mekanistik yang berlangsung dalam 5
elemen-elemen dasar, yaitu :
a. Information source atau senders
b. Transmitter
c. Channel
d. Receiver
e. Destination
Disamping elemen dasar, Shannon juga mengajukan empat komponen
lain terhadap sistem, yaitu :
f. Massage (encoding)
g. Transmitted signal
h. Received signal
i. Massage (decoding)
j. Noise source
8
Gambar 2.1 : Proses komunikasi Shannon dan Weaver
Pada tahun 1960, David K. Barlo mengembangkan komponen-
komponen komunikasi (Herbet G. Hickcs, 1972), yang terdiri dari :
a. Source
b. Encoureage
c. Massage
d. Channel
e. Receiver
f. Decoder
g. Meaning
h. Feedback
i. Noise
Suatu model yang menggambarkan keberlangsungan proses
komunikasi yang dikembangkan oleh Barlo, adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Model Proses komunikasi Barlo
Dalam proses kerja sama keorganisasian, mungkin seorang
manajer atau seorang atau sekelompok orang karyawan yang menjadi
sumber informasi atau yang menyampaikan pesan. Pesan-pesan dapat
source received channel
noise
message encoder
r
decoder meaning feedback
9
berupa know ledge, past experience, feelings, attitudes atau emotions.
Komunikator harus membuat kode atau sandi (encodes) untuk
menerjemahkan ide-ide, pcmikiran-pemikiran, dan gagasan-gagasan
yang menjadi pesan ke dalam rangkaian tanda-tanda yang sistematis
dan dapat dimengerti orang lain, misalnya dalam suatu susunan kalimat
atau bahasa. Bahasa adalah lebih populer sebagai kode yang digunakan
untuk mengungkapkan persepsi-persepsi mental dari komunikator
menjadi pesan.
Pesan (massage) merupakan hasil dari encoding (penyandian).
Persepsi-persepsi mental atau maksud dari komunikator dinyatakan
dalam bentuk pesan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dan
ekspresi wajah serta gerak yang akan ditransmisi. Untuk
mentransmisikan atau mentransferisasi pesan kepada komunikan
(receiver) digunakan saluran-saluran tertentu.
Saluran (channel) merupakan jalur yang menghubungkan
komunikator dengan komunikan melalui mana pesan disampaikan.
Pesan yang diterima terlebih dahulu diurai sandinya (decoding)
oleh penerima atau komunikan untuk melihat relevansi pesan bagi si
penerima. Sandi yang terkandung di dalam pesan diurai dan ditafsirkan
menurut pcngalaman dan kerangka referensi dari penerima. Jika
hasilnya ada relevansi atau kesesuaian antara meaning yang ditafsirkan
atau dimulai oleh komunikan dengan meaning yang diinginkan oleh
komunikator, maka proses komunikasi akan menjadi efektif. Dengan
demikian komunikasi yang berorientasi kepada penerima mempunyai
kemungkinan besar untuk sukses dari pada komunikasi yang terstruktur
berdasarkan prespektif komunikator. Reaksi dari penerima atas pesan
yang diterima dapat diketahui dari proses umpan balik (feedback) dan
ini hanya mungkin terjadi jika proses komunikasi berlangung secara
dua arah (two way communication). Umpan balik yang diterima oleh
komunikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan
apakah pesan telah diterima dan menghasilkan tanggapan sesuai dengan
yang diinginkan atau apakah meaning pesan yang di interpretasi oleh
10
komunikan sesuai dengan meaning pesan yang dimaksudkan oleh
komunikator.
Adakalanya maksud pesan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Hal tersebut terjadi tidak saja karena ketidak jelasan simbol-simbol
pesan, interpretasi atas pesan yang tidak korek dan ketidak sesuai
saluran yang digunakan, tetapi juga bisa terjadi karena ada gangguan
atau kegaduhan (noise) dari lingkungan.
Adapun proses komunikasi secara umum, yaitu :
Gambar 2.3 : Proses Komunikasi secara Umum
a. Tahap ide (idetion) : prose penciptaan gagasan atau informasi yang
dilakukan oleh komunikator.
b. Tahap encoding : gagasan atau informasi disisin dalam serangkaian
bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirim kepada
komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang
akan digunakan.
c. Tahap pengiriman (transmitting) : gagasan atau pesan yang telah
disimbolkan atau disandikan melalui saluran dan media komunikasi
yang tersedia dalam organisasi.
d. Tahap penerimaan : setelah pesan dikirim maka pesan diterima oleh
komunikan.
e. Tahap decoding : dimana pesan-pesan yang diterima di
interpretasikan. Dibaca, diartikan, dan diuraikan scara langsung atau
tidak langsung melalui suatu proses berpikir. Dalam tahap ini dapt
terjadi ketidaksesuaian/ penolakan terhadap gagasan atau ide di-
encoding oleh komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis, dan
perbedaan persepsi.
3. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi disini menunjuk kepada suatu harapan atau
keinginan yang dituju oleh pelaku komunikasi. Menurut onong uchjana
Tahap ide Tahap
Pengiriman
Tahap
Encoding
Tahap
Penerimaan
Tahap
Decoding
Tahap
Tindakan
11
dalam buku yang berjudul Ilmu komunikasi Teori dan Praktik ,
menyebutkan ada beberapa tujuan dalam berkomunikasi yaitu :
a. Social Change (Perubahan Sosial). Seseorang mengadakan
komunikasi dengan orang lain, diharapkan adanya perubahan sosial
dalam kehidupannya, seperti halnya kehidupannya akan lebih baik
dari sebelum berkomunikasi.contohnya : pola pemikiran rakyat
yang menjadi lebih kritis semenjak adanya akses informasi yang
mudah didapat, gotong royong dalam membersihkan lingkungan.,
rapat disekolah maupun dikantor juga melibatkan komunikasi.
b. Attitude Change (Perubahan Sikap). Seseorang berkomunikasi juga
ingin mengadakan perubahan sikap ( perubahan kecenderungan
untuk bertingkah laku dengan suatu objek karena adanya motivasi
dari dalam diri dan karena adanya lingkungan ). Contoh : ketika
seorang anak diberikan teguran karena tidak beretika saat berjalan
didepan orang tua.
c. Opinion Change (Perubahan Pendapat). Seseorang
dalam berkomunikasi mempunyai harapan untuk mengadakan
perubahan pendapat. Contohnya : pemberian informasi mengenai
suatu kebijakan pemerintah .biasanya kebijakan pemerintah akan
mendapat tentangan dari masyarakat, meski ada juga yang
mendukung. Agar kebijakan tersebut dapat di terima, maka
penyampaian informasi tentang kebijakan tersebut harus lengkap
supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung
kebijakan tersebut.
d. Behavior Change (Perubahan Perilaku). Seseorang berkomunikasi
juga ingin mengadakan perubahan perilaku karena adanya
dorongan dari orang lain maupun diri sendiri. Contohnya : ketika
anak berperilaku sombong dan teman – teman nya tidak menyukai
dia, otomatis dia akan berprasangka dan akan timbul komunikasi
bertanya kepada temannya apa yang salah pada dirinya dan
temannya akan memberikan timbal balik kepada anak tersebut
dengan memberitahu permasalahannya .
12
( Effendy,onong uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: PT remaja rosdakarya ) Hal 5
B. MODEL-MODEL KOMUNIKASI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Model Komunikasi
Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini
dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan
melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.(Dr. Arni
Muhammad, Komunikasi Organisasi,2017, Hal. 5)
Model komunikasi yang telah dibuat para ahli sampai saat ini sudah
mencapai ratusan. Kita akan membahas sebagian kecil dari banyaknya
model komunikasi tersebut, khususnya model-model komunikasi yang
sangat populer.
a. Model Aristoteles
Model komunikasi yang pertama dikenal adalah Aristoteles.
Aristoteles adalah tokoh yang paling sentral dalam permulaan model
komunikasi . Model ini menjadi awal model klasik dalam ilmu
komunikasi. Model ini menggambarkan proses komunikasi yang terdiri
dari : Pembicara yang mengirimkan suatu pesan kepada penerima.
Model tersebut menjadi pola fundamental bagi pembuatan model
komunikasi.
Gambar 1. Model Komunikasi Aristoteles
13
b. Model Stimulus Respons
Model Stimulus Respons adalah model komunikasi yang sangat
mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila
ada aksi maka akan timbul reaksi. Model tersebut menggambarkan
hubungan stimulus-respons. Contohnya, bila seseorang mengucapkan
Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh ( stimulus ) dan
dijawab Waalaikumsalam Warohmatullah Wabarokatuh ( respons ).
Stimulus-respons bisa dalam bentuk positif maupun negatif. Ada
asumsi dalam model ini bahwa perilaku ( respons ) manusia dapat
diramalkan sesuai dengan stimulus yang akan dikirimkan.
Gambar 2. Model Komunikasi Stimulus Respon
c. Model Lasswell
Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell pada tahun 1948
yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang
diembannya dalam masyarakat. Ia menggunakan lima pertanyaan yang
perlu ditanyakan dan dijawab dalam proses komunikas, yaitu who (
siapa ), says what ( mengatakan apa ), in which medium ( dalam media
apa ), to whom ( kepada siapa ), dan what effect ( apa efeknya ).
Gambar 3. Model Komunikasi Lasswell
14
Dalam model Lasswell ini dapat diartikan who menunjuk
kepada siapa yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Says
what ini berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang
disampaikan dalam komunikasi tersebut. To whom maksudnya
menanyakan siapa yang menjadi penerima dari komunikasi. In which
medium ini dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti
berbicara, gerakan badan, kontak mata, surat, dan gambar. Dan yang
terakhir adalah what effect atau efek dari komunikasi tersebut.
d. Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model
komunikasi dari Claude Shannon atau model Shannon Wever. Model
ini mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk
dikomunikasikan. Pemancar mengubah pesan menjadi signal yang
sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran adalah media yang
digunakan untuk mengirim signal dari pemancar ke penerima. Sasara
adalah orang yang menjadi tujuan penyampaian pesan. Suatu konsep
yang penting dari model Shannon adalah gangguan, yaitu setiap
stimulus tambahan dan yang tidak dikehendaki dapat mengganggu
pesan. Gangguan ini dapat menyebabkan kegagalan dalam
menyampaikan pesan.
Gambar 4. Model Komunikasi Shannon
15
Shannon dan Weaver juga memperkenalkan konsep mengenai
redudancy dan entropy. Redudancy adalah pengungalan kata yang dapat
membuat rendah entropy. Model Shannon ini banyak diterapkan dalam
konteks komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi
massa.
e. Model Schramm
Model ini memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman
dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan
apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan
apa yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Schraumn mengatakan
jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama,
latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit
memungkinkan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.
Gambar 5. Model Komunikasi Schramm
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu
memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah.
Oleh karena itu, Schramm menyadari pentingnya balikan dalam
komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi dua arah.
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si
16
pengirim, pengirim akan mengetahui apakah pesan yang dikirmkan
tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim.
2. Faktor Yang Memengaruhi Komunikasi
Menurut Mangkunegara (2004, hal. 141) Ada dua tinjauan faktor
yang memengaruhi komunikasi, yaitu dari pihak sender (pengirim) dan
dari pihak receiver (penerima).
a. Faktor dari pengirim antara lain
1. Keterampilan pengirim
2. Sikap pengirim
3. Pengetahuan pengirim
4. Media saluran yang digunakan oleh pengirim
b. Faktor dari penerima antara lain
1. Keterampilan penerima
2. Sikap penerima
3. Pengetahuan penerima
4. Media saluran komunikasi
5. Komunikasi yang efektif
6. Kualitas komunikasi
Faktor Pendorong
Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi
dilihat dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan, sebagai berikut
(Suranto, 2010):
a. Komunikator memiliki kredibilitas/kewibawaan yang tinggi, daya
tarik fisik maupun nonfisik yang mengundang simpati, cerdas
dalam menganalisis suatu kondisi, memiliki integritas/keterpaduan
antara ucapan dan tindakan, dapat dipercaya, mampu memahami
situasi di lingkungan kerja, mampu mengendalikan emosi,
memahami kondisi psikologis komunikan, bersikap supel, ramah,
17
dan tegas, serta mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat
dimanaia berbicara.
b. Komunikan memiliki pengetahuan yang luas, memiliki kecerdasan
menerima dan mencerna pesan, bersikap ramah, supel, dan pandai
bergaul, memahami dengan siapa ia berbicara, bersikap bersahabat
dengan komunikator. Pesan komunikasi dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa, disampaikan secara jelas sesuai
kondisi dan situasi, lambang-lambang yang digunakan dapat
dipahami oleh komunikator dan komunikan, dan tidak
menimbulkan multi interpretasi/penafsiran yang berlainan.
Faktor Penghambat
Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi adalah sebagai
berikut (Suranto, 2010):
a. Komunikator komunikator gagap (hambatan biologis),
komunikator tidak kredibel/tidak berwibawa dan kurang
memahami karakteristik komunikan (tingkat pendidikan, usia,
jenis kelamin, dan lain-lain) atau komunikator yang gugup
(hambatan psikologis), perempuan tidak bersedia terbuka
terhadap lawan bicaranya yang laki-laki (hambatan gender).
b. Komunikan yang mengalami gangguan pendengaran (hambatan
biologis), komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan
pembicaraan (hambatan psikologis), seorang perempuan akan
tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan
seorang lelaki (hambatan gender).
c. Komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang
sosial budaya yang berlaku sehingga dapat melahirkan
perbedaan persepsi.
d. Komunikator dan momunikan saling berprasangka buruk
sehingga membosankan.
e. Tidak digunakannya media yang tepatatau terdapat masalah
pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point,
dan lain sebagainya).
18
f. Perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan penafsiran
pada simbolsimbol tertentu.
C. CARA BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF
a) Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.
kita harus berbicara dengan menggunakan kata-kata, nada suara ,
dan infleksi yang tepat.
b) Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk yang
dibutuhkan untuk menjelaskan apa yang menjadi maksud kita.
ketika berinteraksi dengan orang lain , maka kita akan menerima
berbagai pertanyaan yang kerap kali menstimulasi pemikiran sehingga
kita melihat apa yang menjadi tujuan kita dengan persepsi orang lain.
c) Menaruh perhatian kepada berbagai petunjuk nonverbal.
sebagian besar komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain
bukanlah apa yang kita katakana namun bagaimana kita
mengatakannya.komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh, nada
suara, kontak mata, dan seberapa jauh jarak ketika kita berkomunikasi
dengan orang lain.
d) Tetap fokus pada pokok permasalahan.
Terkadang, diskusi berkembang menjadi debat atau perang
opini.untuk menghadapi situasi ini , maka ada baiknya masing-masing
orang yang terlibat dalam diskusi atau debat tetap memberikan rasa
hormat satu sama lain dan tetap fokus pada pokok permasalahan.
e) Menggunakan referensi yang dikenal.
Maksudnya adalah mempelajari tentang latar belakang
professional, hoby, gaya hidup, keluarga , dan lain-lain dari lawan
bicara.caranya dengan menggunakan metafora dan bercerita yang
menghubungkan berbagai konsep denganpengalaman hidup mereka.
f) Memberikan pertanyaan terbuka.
pertanyaan dapat diberikan ketika kita memerlukang pertolongan
saat merasa tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan. Kita dapat
dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka yang relevan dan
19
biasanya dimuali dengan “apa”, “ bagaimana ”, “ tolong jelaskan ”,
atau “ gambarkan! ”
g) Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain .
Caranya adalah dengan menghindari melakukan prediksi terhadap
apa yang dikatakan oleh orang lain . melakukan prediksi dapat
mengarahkan kita pada kesalahan dalam memberikan respon . Hal ini
dapat menimbulkan kesalah pahaman yang tidak perlu.
D. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN KOORDINASI
1. Pengertian Koordinasi
Koordinasi merupakan proses menyamakan dan menyeimbangkan
segala kegiatan dan aktivitas dalam pekerjaan antara satu individu dengan
individu lainnya untuk mencapai tujuan setiap pihak sekaligus tujuan
bersama.
2. Fungsi Koordinasi
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa
terpisah dari fungsi manajemen lainnya. Mengapa? Karena fungsi
koordinasi adalah fungsi yang menghubungkan fungsi-fungsi manajemen
lainnya.
Banyak literatur mengatakan bahwa fungsi koordinasi merupakan
fungsi manajemen yang paling penting. Saya juga sepakat dengan itu,
alasannya jelas, dengan mengoptimalkan fungsi koordinasi, organisasi
akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang mengancam
organisasi.
Koordinasi berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan
semua aktivitas dan usaha. Dari pengertian itu dapat kita simpulkan bahwa
fungsi manajemen lainnya membutuhkan koordinasi. Secara singkat,
fungsi koordinasi terkandung dalam fungsi-fungsi lainnya.
Contohnya, fungsi perencanaan membutuhkan koordinasi yaitu dalam
menyusun rencana, seorang pemimpin harus melakukan koordinasi dengan
bawahan untuk mengumpulkan data yang valid dalam merumuskan
rencana kedepan. Begitu pula dengan fungsi manajemen lainnya.
20
Sifat mengikat dari fungsi koordinasi membuat fungsi lainnya tidak
dapat berjalan tanpa ada koordinasi, apalagi menghubungkan dengan
fungsi manajemen yang lainnya. Inti dari fungsi koordinasi adalah
komunikasi.
Mengapa komunikasi yang menjadi inti dari fungsi koordinasi?
Karena dengan komunikasi, kita mampu melakukan hubungan dengan
orang lain, bidang pemasaran bisa berkoordinasi dengan bidang keuangan,
dan bidang sumber daya manusia bisa berkoordinasi dengan pemimpin
organisasi.
Apa jadinya sebuah organisasi tanpa menjalankan fungsi koordinasi?
Pastinya itu bukan organisasi, karena semua organisasi butuh koordinasi.
Yang bukan organisasi saja sangat membutuhkan koordinasi, apalagi
organisasi.
Jika anda seorang pemimpin, belajarlah untuk menjalankan fungsi
koordinasi dengan baik dan benar agar organisasi anda menjadi lebih maju
dan lebih mudah mencapai tujuan.
3. Tujuan Koordinasi
Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha
meminta suatu pengertian kepada semua individu , agar ikut serta
melaksanakan tujuan sebagai kelompok di mana mereka bekerja. ( hal 71 )
( Mardalena, dan sarinah. 2017. Pengantar managemen. Sleman: CV
budi utama )
Tujuan koordinasi menurut siagian ( 1993 : 110 ) yaitu :
1. Untuk mencegah konflik.
2. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat.
3. Untuk mencegah terjadinya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan
Dari hal diatas, terdapat juga tujuan dilakukannya koordinasi secara
umum, yakni:
21
Meraih dan menjaga keefektifitasan organisasi seoptimal
mungkin dengan sinkronasi, kebersamaa, keselarasan serta
keseimbangan antara aktivitas yang saling berhubungan.
Menjalankan pencegahan pada munculnya konflik dan membuat
efisiensi yang optimal pada berbagai kegiatan yang interdependen
dengan kesepakatan yang mengakomodir semua elemen yang
berhubungan.
Koordinasi berupaya untuk menciptakan dan menjaga supaya
suasana dan perilaku yang ada saling merespon dan
mengantisipasi pada setiap unit kerja baik yang berhubungan atau
tidak. Hal ini agar kesuksesan masing-masing unit tidak
mengganggu atau diganggu oleh unit lainya. Untuk itu
dibutuhkan koordinasi dengan jaringan komunikasi dan informasi
yang efektif.
E. PRINSIP-PRINSIP, KARAKTERISTIK, DAN PENDEKATAN
KOORDINASI YANG EFEKTIF
1. Karakteristik Koordinasi
Menurut Handayaningrat (1992), karakteristik organisasi yaitu sebagai
berikut :
a. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan
Pimpinan memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam
koordinasi sehingga keberhasilan pimpinan dapat dilihat ketika
dapat melakukan koordinasi.
b. Koordinasi adalah kerjasama
Kerjasama dijadikan syarat sebagai terjadinya koordinasi.
c. Koordinasi merupakan proses yang terus menerus
Pelaksanaan koordinasi tidak cukup hanya satu kali karena dalam
mencapai sebuah koordinasi harus dilakukan secara
berkesinambungan dan terus menerus
d. Pengaturan usaha kelompok secara teratur
Pelaksanaan koordinasi dilakukan dalam sebuah kelompok bukan
atas kepentingan individu
e. Kesatuan tindakan merupakan inti koordinasi
Pimpinan memiiki wewenang sebagai pengatur tindakan individu
agar didapat keserasian dalam mencapai tujuan
22
f. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama
Pelaksanaan koordinasi didasari atas kesadaran bersama dalam
mewujudkan tujuan bersama
(Urip Triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam
Pendidikan Formal, Non formal dan Informal, 2019, Hal 48)
2. Prinsip Koordinasi
Menurut Dann Sugandha (1991), prinsip-prinsip koordinasi yaitu :
a. Kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang harus
dicapai sebagai arah kegiatan bersama
b. Kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus
dilakukan oleh masing-masing pihak termasuk target dan
jadwalnya
c. Keyakinan dari setiap pihak terhadap bagian masing-masing serta
jadwal yang telah ditetapkan
d. Saling tukar informasi dari semua pihak yang bekerjasama
mengenai kegiatan dan hasilnya pada saat tertentu termasuk
masalah yang dihadapi masing-masing
e. Koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta
memonitor kerjasama tersebut serta memimpin pemecahan
permasalahan bersama
f. Informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator
dapat memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dan memahami
masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh semua pihak
g. Saling menghormati terhadap wewenang fungsional masing-
masing pihak sehingga tercipta semangat untuk saling membantu
(Sahya Anggara, Ii Sumantri, 3.Buku Administrasi Pembangunan
Teori dan Praktik, 2016, Hal 215)
3. Pendekatan-Pendekatan Koordinasi
Terdapat 3 pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efekif yaitu:
a. Teknik-teknik Dasar Manajemen
Hierarki Manajemen
Hierarki manajemen adalah alat untuk memahami masalah
kompleks dengan menguraikan, menyusun, menilai serta
menentukan keputusan yang diambil dalam proses
manajemen dengan tujuan agar aliran informasi, perintah,
wewenang dan tanggung jawab dapat menumbuhkan
integrasi (menjadi satu kesatuan) bila direncanakan secara
jelas dan dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
23
Peraturan dan Prosedur
Peraturan dan prosedur digunakan sebagai acuan
keputusan seorang manajer untuk mengatasi permasalahan
atau kejadian yang ada agar keputusan yang dibuat tidak
keluar dari ketentuan yang ada serta melalui tahap yang
sesuai.
Rencana dan Tujuan
Digunakan untuk mempermudah pengkoordinasian
berdasarkan rancangan yang ada melalui pengarah seluruh
satuan organisasi terhadap sasaran yang sama.
b. Peningkatan Potensi Koordinasi
a. Secara Vertikal
Data disalurkan melalui tingkatan-tingkatan pada organisasi.
Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan pemasaran, produksi, keuangan untuk meningkatkan
informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.
b. Secara Horizontal (Lateral)
Dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan
dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan. Beberapa
hubungan lateral yang dapat diperinci :
1. Kontak langsung antar individu yang dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja.
2. Perananan penghubung antara yang menangani komunitas
antar departemen sehingga mengurangi panjangnya saluran
komunikasi.
3. Panitia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi
secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur.
Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah
khusus.
24
c. Pengurangan Kebutuhan Koordinasi
a. Penciptaan sumber daya tambahan
Penciptaan ini berujuan untuk memberikan kelonggaran bagi
satuan-satuan kerja misalnya bahan baku, pekerja, tugas serta
masalah yang timbul dapat diperingan bahkan berkurang.
b. Penciptaan unit-unit yang mandiri
Mengurangi kebutuhan koordinasi dengan melakukan
perubahan terhadap karakter satuan-satuan organisasi dengan
memberikan suatu tanggung jawab terhadap organisasi.
(Maryono. Istilah-istilah dalam Kebijakan dan Manajemen
Kesehatan, 2018, Hal 416-419)
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi sebagai proses penyampaian informasi dari satu pihak ke
pihak lain harus memenuhi syarat syarat komunikasi agar dalam
pelaksanaannya tujuan komunikasi dapat tersampaikan, diterima serta
dimengerti oleh komunikator maupun komunikan. Sedangkan koordinasi
merupakan kemampuan antar pihak dalam bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut
diharapkan bisa diarahkan agar seefektif dan seefisien mungkin dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip koordinasi dan pendekatan yang digunakan
agar sesuai.
Komunikasi dan koordinasi berperan penting dalam sebuah manajemen,
sehingga sumber daya manusia sebagai pola pikir dalam pemecahan masalah
menentukan keberhasilan dari pelaksanaan keduanya tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Afianti, Diki. dkk. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Bidang Dikmenti
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pendidikan. (Jawa Barat,
2013). Halaman 30. Diakses 8 Oktober 2019 Jam 13.30.
Anggara Sahya, Sumantri Ii. 3.Buku Administrasi Pembangunan Teori dan
Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, Maret 2016). Diakses: 1 Oktober 2019,
jam 19.15.
Halaman 215
Dian Ari Nugroho, S.E., M.M. Pengantar Manajemen untuk Organisasi Bisnis,
Publik dan Nirlaba, (Malang: UB Press, 2017). Diakses: 2 Oktober 2019,
jam 9.43.
Halaman 46
Dr. Sahya Anggara, M.Si., Ii Sumantri M.Ag. 3.Buku Administrasi Pembangunan
Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, Maret 2016). Diakses: 1
Oktober 2019, jam 19.15.
Halaman 215
Effendy, onong uchjana.ilmu komunikasi teori dan praktek. 2006. diakses 3
Oktober2019
Feriyanto Andri & Triana Shyta Endang, pengantar mamjemen. (Kebumen:media
tera, 2015) Diakses: 1 oktober 2019
Hari Sucahyowati, S.Pd., M.Si. Manajemen Sebuah Pengantar, (Wilis, 2017).
Diakses: 1 Oktober 2019, jam 21.18.
Halaman 79
Marlenda, dan sarinah. pengantar managemen. 2017. Diakses: 2 Oktober 2019
Maryono. Istilah-istilah dalam Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, (Qiara
Media, 2018). Diakses: 8 Oktober 2019, jam 14.45
Muhamad Arni. komunikasi organisasi, (jakarta:bumi aksara, 2017). Diakses: 23
September 2019, jam 19:00 .
Muhammad Arni. Komunuikasi Organisasi. (Jakarta : Bumi Aksara, 2017).
Halaman 5 – 10.
Rustan, Ahmad S., dan Hakki, Nurhakki. Pengantar Ilmu
Komunikasi.(Yogyakarta : Deepublish,2017). Halaman 96. Diakses 30
September 2019, Jam 18.40.
27
Silalahi Ulbert. Studi tentang ilmu administrasi, (Bandung:sinar baru algensido,
2016) diakses: 29 September 2019 jam 19:00.
Urip Triyono. Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan (Formal, Non
formal dan Informal), (Yogyakarta: Deepublish, 2019). Diakses: 1 Oktober
2019, jam 18.47.
Halaman 48
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi.(Jakarta : Grasindo, 2004). Halaman 11.
Diakses 30 September 2019, Jam 17.00.
Ambar.2017.30 cara Berkomunikasi dengan baik yang efektif di
https://pakarkomunikasi.com/cara-berkomunikasi-dengan-baik/amp
(Diakses Pada tanggal 2 oktober 2019 jam 10.25 )
Manua Leonardo Ongky, fungsi koordinasi manajemen. di
https://www.studimanajemen.com/2013/11/fungsi-koordinasi-
manajemen.html (diakses: 7 Oktober 2019 jam 17:00)
Pengajarku.2019.Koordinasi Adalah : Pengertian, Jenis, Tujuan, Manfaat, Syarat
dan Ruang Lingkup di https://pengajar.co.id/koordinasi-adalah-pengertian-
jenis-tujuan-manfaat-syarat-dan-ruang-lingkup/ (diakses : 7 Oktober 2019
jam 17:00)