17
KOMUNIKASI KEPERAWATAN Profesi keperawatan memerlukan kecakapan komunikasi yang fleksibel. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan pasien sebagai lawan komunikasi memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang kental. Oleh karena itu, perawat perlu membekali diri dengan kemampuan berkomunikasi yang mencerminkan ketrampilan intelektual, teknis, dan antar pribadi yang tercermin dalam perilaku yang melukiskan perhatian dan kasih sayang. A. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Komunikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, baik yang menjadi kendala maupun pendukung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi. Uraian ini berbicara tentang hal tersebut dengan berorientasi pada peran perawat dalam melaksanakan tugasnya. 1. Faktor Sumber Informasi Beberapa sumber pesan komunikasi dapat disebutkan sebagai berikut : a.Bahasa Pengantar Bahasa asing merupakan kendala dalam penerimaan pesan/informasi yang diterima oleh komunikan/penerima pesan meskipun bahasa asing yang dipakai sudah digunakan secara luas, seperti bahasa inggris sekalipun.

Komunikasi keperawatan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komunikasi keperawatan.docx

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Profesi keperawatan memerlukan kecakapan komunikasi yang fleksibel.

Komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan pasien sebagai lawan

komunikasi memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang kental.

Oleh karena itu, perawat perlu membekali diri dengan kemampuan berkomunikasi

yang mencerminkan ketrampilan intelektual, teknis, dan antar pribadi yang

tercermin dalam perilaku yang melukiskan perhatian dan kasih sayang.

A. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, baik yang menjadi kendala

maupun pendukung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses

komunikasi. Uraian ini berbicara tentang hal tersebut dengan berorientasi pada

peran perawat dalam melaksanakan tugasnya.

1. Faktor Sumber Informasi

Beberapa sumber pesan komunikasi dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Bahasa Pengantar

Bahasa asing merupakan kendala dalam penerimaan pesan/informasi

yang diterima oleh komunikan/penerima pesan meskipun bahasa asing

yang dipakai sudah digunakan secara luas, seperti bahasa inggris

sekalipun.

b. Faktor Teknis

Faktor ini berhubungan dengan teknis operasional dalam mencari

informasi dari sumber yang berpengaruh, misalnya seorang pejabat tinggi.

c. Ketersediaan dan keterjangkauan sumber informasi

Tersedianya berbagai sumber informasi di era komunikasi dewasa ini

memudahkan seseorang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

dapat diperoleh dengan biaya terjangkau.

2. Faktor Komunikator

Peran ini didukung oleh faktor ekspresi baik verbal maupun nonverbal.

a. Penampilan dan Sikap

Penampilan fisik seperti keserasian pakaian, kerapian, dan gaya bicara,

kecakapan mengolah kata dan kefasihan mengucapkannya serta sikap

Page 2: Komunikasi keperawatan.docx

sopan dan ramah komunikator dapat merupakan faktor pendukung

keberhasilan dalam komunikasi.

b. Penguasaan Masalah

Seorang komunikator yang baik harus mampu untuk menguasai masalah.

Dengan demikian ia akan dapat bersikap positif dalam menyampaikan

informasi. Disamping itu, seorang komunikator juga harus memiliki rasa

percaya diri.

c. Penguasaan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan faktor penting bagi seorang

komunikator. Dengan kemampuan berbahasa yang baik ia akan dapat

berkomunikasi dengan sistematis , terarah, dan efektif.

d. Kesempatan

Kesempatan yang mendukung tersampaikannya informasi secara

lengkap. Tempat dan waktu merupakan faktor penting bagi terjadinya

kesempatan.

e. Saluran

Pancaindera merupakan saluran komunikasi untuk mendapatkan dan

menyampaikan informasi.

3. Faktor Pesan

Faktor pesan meliputi teknik penyampaian, bentuk pesan, kesesuaian pesan

dengan kebutuhan informasi, kejelasan pesan, dan kesederhanaan pesan.

a. Teknik penyampaian pesan

Pesan dapat disampaikan secara langsung, secara verbal dan/atau

nonverbal. Faktor bahasa dan faktor teknik merupakan dua unsure penting

dalam penyampaian pesan.

b. Bentuk pesan

Bentuk informasi dapat bersifat informatif, persuasif, dan koersif

(memkasa). Pesan informatif menyajikan fakta untuk pengambilan

kesimpulan. Informasi persuasif bersifat mempengaruhi audience agar

menerima informasi yang dikomunikasikan. Pesan kohesif bersufat

memaksa dengan ancaman sanksi apabila komunikan tidak menerima

pesan.

Page 3: Komunikasi keperawatan.docx

c. Pesan yang sesuai dengan kebutuhan

Daya tarik suatu pesan atau informasi ditentukan oleh kebutuhan

komunikan akan informasi yang disampaikan oleh komunikator. Apabila

komunikan berkepentingan dengan informasi yang disampaikan oleh

komunikator maka ia akan mendengarkannya dengan cermat. Namun

apabila komunikan merasa tidak memerlukan informasi tersebut maka ia

akan mengabaikannya.

d. Kejelasan informasi

Efektivitas suatu pesan/informasi ditentukan oleh faktor kejelasan. Karena

itu penyampaian suatu informasi perlu memperhatikan kemampuan

komunikator dalam menggunakan bahasa baik secara lisan maupun secara

tertulis.

e. Sederhana

Agar mudah dipahami pesan/imformasi yang disampaikan oleh

komunikator dikemas ringkas namun muatan isinya jelas.

4. Faktor Media

Dalam komunikasi pancaindera merupakan media yang apabila media ini

lengkap dan sempurna akan mendukung keberlangsungan komunikasi. Tetapi

apabila terdapat kekurangan pada media ini dapat mempengaruhi persepsi.

5. Faktor Umpan Balik

Komunikasi aktif ditengarai terjadinya umpan balik. Faktor-faktor berikut

merupakan umpan balik yang berpengaruh

a. Relevansi dan arti umpan balik

b. Sifat umpan balik

c. Ketepatan waktu

6. Faktor Komunikan

Beberapa faktor berikut ini menentukan kelancaran dan efektivitas

komunikasi:

a. Penampilan dan sikap

b. Pengetahuan

c. System social

d. Saluran

Page 4: Komunikasi keperawatan.docx

7. Faktor Efek

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Keperawatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan

keperawatan meliputi:

1. Persepsi

2. Nilai

3. Emosi

4. Pengetahuan

5. Peran dan Hubungan

6. Kondisi Lingkungan

C. Teknik dalam Berkomunikasi

Banyak teknik dapat diterapkan dalam berkomunikasi. Teknik

berkomunikasi yang banyak diterapkan pada saat berhadapan dengan pasien dapat

diterangkan sebagai berikut:

1. Mendengarkan dengan aktif

Meliputi beberapa hal sebagai berikut :

Pasien dan keluarga merasa diperhatikan, didengar dan dipahami

Pasien dan keluarga merasa dihargai

Pasien dan keluarga dapat dengan mudah mendengarkan dan

memperhatikan informasi yang disampaikan oleh perawat

Pasien dan keluarga merasa nyaman

Memudahkan terjadinya komunikasi dua arah

Untuk dapat menjadi pendengar yang baik diperlukan sikap sebagai berikut:

Memandang ke arah pasien dengan simpatik pada saat berbicara

Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh

Tidak menyilangkan kaki dan tangan, tidak bersedekap

Menghindari gerakan yang tidak perlu

Menganggukkan kepala jika psien menyampaikan hal yang penting atau

memerlukan umpan balik.

Page 5: Komunikasi keperawatan.docx

2. Mengajukan pertanyaan

Untuk mendapatkan informasi yang spesifik perawat perlu mengajukan

pertanyaan kepada padien dan keluarga. Pernyataan yang diajukan dapat

meliputi:

a. Pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang mendorong pasien untuk

menentukan pokok pembicaraan.

Misalnya, “apa yang sedang anda pikirkan?”

b. Pengulangan pertanyaan Pertanyaan ini bertujuan mengulang pokok

pikiran yang telah diungkapkan oleh pasien dan keluarga.

Misalnya, “ Anda mengatakan bahwa ayah anda telah meninggal ketika

anda berusia 7 tahun?”

c. Pertanyaan klarifikasi Pertanyaan ini diajukan sebagai upaya untuk

menjelaskan ide atau pikiran pasien yang kurang jelas atau meminta

pasien untuk menjelaskan maksudnya.

d. Pertanyaan refleksi Pertanyaan ini bertujuan meluruskan kembali ide,

perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan kepada pasien.

Misalnya, “Anda tampak resah, apakah ini berhubungan dengan

pembicaraan paman anda tadi pagi?”

3. Menyampaikan informasi

Penyampaian informasi perlu memperhatikan factor-faktor sebagai berikut:

Menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh pasien

Menggunakan kata-kata yang jelas

Menggunakan kata-kata yang positif

Menunjukkan sikap yang bersemangat

D. KomunikasiVerbal dan Non Verbal

Komunikasi diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu komunikasi verbal dan

nonverbal, yang keduanya memerlukan efektivitas dalam praktiknya.

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yang efektif perlu memerhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

o Jelas dan ringkas

Page 6: Komunikasi keperawatan.docx

Komunikasi verbal yang efektif harus sederhana, singkat dan langsung.

o Menggunakan kosa kata yang sederhana

Demi efektivitas komunikasi perawat perlu menyederhanakan kosa kata,

terlebih istilah yang bersifat teknis dalam bidang keperawatan dan

kedokteran.

o Selaan dan kesempatan berbicara

Salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi verbal ialah

kecepatan dan tempo bicara yang tepat.

o Waktu dan relevansi

Menyampaikan pesan kepada klien perlu memperhatikan ketepatan

waktu dan relevansi. Misalnya, pada saat klien/pasien sedang menangis

kesakitan bukan waktu yang tepat untuk menyampaikan menjelaskan

risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat suatu tindakan medis.

2. Komunikasi Non-verbal

Komunikasi non-verbal meliputi beberapa hal sebagai berikut:

o Metakomunikasi

Suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara

pembicara dan pendengar disebut metakomunikasi. Misalnya, tersenyum

meskipun dalam hati kecewa atau marah.

Penampilan fisik

Nada suara atau intonasi bicara

Ekspresi wajah

Page 7: Komunikasi keperawatan.docx

KOMUNIKASI DALAM PROSES KEPERAWATAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari peran

komunikasi. Tahapan komunikasi dalam keperawatan meliputi tahap pengkajian,

perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan

keperawatan merupakan suatu metode sistematik yang diterapkan secara langsung

oleh perawat dan klien untuk mengidentifikasi dan menentukan masalah,

merencanakan dan melakukan tindakan serta mengevaluasi keberhasilan tindakan

yang dilakukan kepada klien.

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan yang dilakukan

oleh perawat untuk mengumpulkan data klien. Data tersebut diperlukan sebagai

dasar pelaksanaan proses keperawatan pada tahap selanjutnya.

Kemampuan berkomunikasi sangat berpengaruh pada kelengkapan data

pasien/klien. Oleh karena itu peningkatan komunikasi seorang perawat perlu

mendapat perhatian.

Ada beberapa hal yang terjadi factor kendala bagi klien dalam

menyampaikan, menerima dan memahami informasi yang diterimanya. Beberapa

hal yang menjadi kendala tersebut meliputi kemampuan berbahasa, ketajaman

panca indra kelemahan fungsi kognitif, gangguan structural dan kelumpuhan.

1. Kemampuan bahasa

2. Ketajaman pancaindera

3. Kelemahan fungsi kognitif

4. Gangguan structural

Kendala-kendala dalam proses komunikasi selain yang tersebut di

dalam uraian diatas meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Kurangnya penggunaan sumber informasi yang tepat

2. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi

3. Penampilan, sikap dan kecelakaan yang kurang tepat selama

komunikasi berlangsung

4. Kurangnya pengetahuan

5. Perbedaan presepsi

Page 8: Komunikasi keperawatan.docx

6. Perbedaan harapan

7. Komunikasi fisik dan mental

8. Kesalahan informasi

2. Perumusan Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang tepat memerlukan sikap komunikatif perawat

dan sikap kooperatif klien.

1. Perencanaan

Pengembangan rencana tindaka keperawatan kepada klien diperlukan

interaksi dan komunikasi dengan klien. Hala ini untuk menentukan

alternative rencana keperawatan yang diterapkan.

2. Implementasi

Tahap implementasi merupakan resensi dari perencanaan yang telah

diterapkan terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan keterampilan dalam

berkomunikasi dengan klien. Ada dua kategori umum pada aktivitas

perawat dalam berkomunikasi. Pertama, saat mendekati klien untuk

membantu memenuhi kebutuhan; kedua, pada saat klien mengalami

masalah psikologis.

Tindakan komunikasi pada saat mendekati klien meliputi:

Menunjukan raut wajah yang mencerminkan ketulusan agar tercipta

suasana saling percaya saat berkomunikasi

Kontak pandang yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan

perawat

Berfokus pada klien

Bersikap terbuka untuk menumbuhkan keberanian klien dalam

mengikuti tindakan keperawatan yang dilakukan

Mendengarkan aktif dengan penuh perhatian untuk menghimpun

informasi dari klien. Perawat lebih banyak mendengarkan daripada

berbicara. Ini akan dapat menumbuhkan kepercayaan klien kepada

perawat.

Bersikap tenang selamaberada didepan pasien.

3. Evaluasi

Page 9: Komunikasi keperawatan.docx

3. Upaya Mengatasi Kendala dalam Kounikasi

1. Meningkatkan kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan faktor penting untuk memperbaiki kekurangan

yang terjadi selama berlangsungnya komunikasi.

2. Melatih keterampilan antar pribadi

Kemampuan berkomunikasi yang baik, sistematis, dan sopan merupakan

modal penting yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam menjalin

komunikasi antar pribadi.

3. Meningkatkan pengetahuan tentang konsep

Untuk menghindari hambatan komunikasi ada dua hal yang perlu

diketahui oleh perawat. Selanjutnya, intervensi dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Intervensi Preskriptif

b. Intervensi Informative

c. Intervensi Konfrontatif

d. Intervensi Katartik

e. Intervensi Katalitik

f. Intervensi Suportif

4. Wawancara Keperawatan

Dalam proses keperawatan, wawancara merupakan suatu aktivitas yang

tidak terpisahkan dari profesi keperawatan.

Wawancara antara perawat dank lien dilakukan untuk memperoleh

informasi tentang kondisi pasien, membahas hasil pemeriksaan, merencanakan

tindakan yang akan dilakukan, dan mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah

dilakukan.

Informasi dan data perawat pada saat wawancara dapat diajdikan acuan

dalam rencana tindakan keperawatan lebih lanjut termasuk kunjungan rumah.

Wawancara dapat memperat hubungan antarpribadi dalam pelayanan

keperawatan.

Page 10: Komunikasi keperawatan.docx

1. Jenis Wawancara Keperawatan

Wawancara keperawatan digolongkan dalam dua jenis: (1) wawancara

untuk berbagi informasi, dan (2) wawancara terapeutik.

a. Wawancara untuk berbagi informasi

b. Wawancara admisi

c. Wawancara riwayat kesehatan

2. Wawancara Terapeutik

Dalam pelaksanaan wawancara terapeutik ditempuh dua pendekatan,

secara langsung langsung dan tidak langsung.

a. Wawancara langsung

Beberapa keuntungan wawancara langsung antara lain:

1. Memerlukan kecakapan professional dalam memberikan

pelayanan kesehatan sehingga klien mendapatkan pelayanan

berdasarkan latihan dan pengalaman professional.

2. Pendekatan langsung memberikan informasi yang khas dan

realistik tentang masalah yang terjadi, dan memberikan solusi

yang dapat dilakukan. Pendekatan ini dapat memperjelas

presepsi dan perasaan klien secara langsung.

3. Pendekatan ini lebih efektif daripada pendekatan secara tidak

langsung.

b. Wawancara tidak langsung

Wawancara tidak langsung banyak digunakan adalm psikoterapi.

Dalam hal ini perawat mengarahkan klien. Sebagai tenaga

professional, perawat memberikan dorongan tentang cara megatasi

permasalahan yang dihadapinya. Dengan mendengarkan secara

empatik pasien diharapkan dapat menjelaskan dengan leluasa

mengenai persoalan – persoalan yang dihadapi secara verbal.

5. Tahapan dalam Wawancara

Wawancara yang efektif dapat dilakukan dengan memperhatikan tahapan

yang meliputi persiapan, pembukaan, eksplorasi, dan terminasi.

Page 11: Komunikasi keperawatan.docx

1. Tahap persiapan

Tugas perawat yang harus diperhatikan pada tahap ini :

a. Merencanakan pertemuan pertama klien. Pada tahapan ini

perlu diketahui tindakan yang telah dilakukan kepada klien,

aktivitas klien, dan tempat pertemuan.

b. Memperhatikan kelebihan dan kekurangan diri. Klien

mempunyai berbagai permasalahan yang semuanya tidak

mudah ditangani oleh professional kesehatan. Misalnya:

kecanduan alcohol, keinginan melakukan aborsi, dan

sebagainya. Dalam kondisi yang demikian perawat perlu

persiapan terlebih dahulu sebelum bertemu dengan klien yang

menghadapi permasalahan berat. Persiapan dalam hal ini

memerlukan kesadaran akan kekurangan dan keunggulan atau

kelebihan yang ada pada diri perawat. Hal ini akan sangat

membantu bagi perawat atau tenaga medis untuk menolong

klien.

2. Tahap pembukaan

Tahap ini bermula ketika pertama kali perawat atau tenaga

kesehatan berkomunikasi dengan klien dalam memberikan

pertolongan.

Harapan klien yang besar pada tahap ini apabila tidak terwujud

dapat menurunkan kepercayaan klien kepada perawat atau tenaga

kesehatan. Pada tahap ini ada empat tugas yang harus diperhatikan

oleh perawat atau tenaga kesehatan:

a. Menjaga suasana terapeutik yang merupakan pengikat

kepercayaan dan perhatian klien kepada perawat.

b. Menjelaskan tujuan wawancara agar klien dapat berpartisipasi

dalam asuhan keperawatan dan menghindar kesalahan dalam

komunikasi.

c. Merumuskan ikatan dengan klien yang merupakan kesepakatan

kedua pihak dengan tujuan untuk mencapai partisipasi demi

tercapainya harapan kedua pihak selama berhubungan.

Page 12: Komunikasi keperawatan.docx

d. Menjaga tujuan bersama. Tujuan yang telah ditetapkan oleh

kedua pihak harus senantiasa dijaga agar tujuan wawancara

tercapai sesuai dengan tujuan.

3. Tahap eksplorasi

Tahap eksplorasi merupakan fase pengungkapan informasi oleh klien

setelah komunikasi antara klien dan perawat atau tenaga kesehatan

terjalin sehingga klien dapat memberikan informasi tentang

permasalahannya secara terbuka.

Dalam tahap