11
274 OPEN ACCES Vol. 13 No. 2: 274-284 Oktober 2020 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.274-284 Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik Untuk Menstimulasi Stek Pucuk Jati Unggul Nusantara (JUN) (Concentration and Soaking Duration Organic Growth Regulators for Stimulated Jati Unggul Nusantara (JUN) Shoots Cuttings) Wilhelmina Seran 1 , Astin Elise Mau 2 dan Mamie Elsyana Pellondo’u 3 1 Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln. Adisucipto Penfui-Kupang, NTT 85001, Indonesia, Email : [email protected] 2, 3 Universitas Nusa Cendana, Email, : [email protected]; [email protected] Info Artikel: Diterima : 04 Okt. 2020 Disetujui : 31 Okt. 2020 Dipublikasi : 03 Nov. 2020 Research Article Keyword: Jati Unggul Nusantara, Growth Regulator, Soaking Duration, Shoot cutting Korespondensi: Wilhelmina Seran Universitas Nusa Cendana Kupang-Indonesia Email: [email protected] .id Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN Abstrak. Jati Unggul Nusantara (JUN merupakan suatu produk bibit tanaman jati baru hasil seleksi klon- klon jati unggul dari seluruh indonesia menggunakan seleksi DNA. Upaya perbanyakan JUN secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek pucuk. Konsentrasi Zat pengatur tumbuh dan lama perendaman merupakan aspek penting dalam perbanyakan tanaman. Penelitian ini ditujukan untuk menguji pemberian ZPT organik terhadap pertumbuhan stek pucuk JUN dan mengetahui efektifitas konsentrasi dan lama perendaman ZPT organik yang dibuat. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 (dua) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah konsentrasi ZPT urine sapi 50% (A1), urine sapi 100% (A2), ekstrak tauge 50% (A3), ekstrak tauge 100% (A4) Ekstrak bawang merah 50% (A5) dan ekstrak bawang merah 100% (A6) sedangkan lama perendaman terdiri dari 4 faktor 2 jam (B1), 4 jam (B2), 6 jam (B3) dan 8 jam (B4). Pengamatan pertumbuhan dilakukan selama 3 bulan dengan parameter persentase hidup stek, jumlah daun, panjang akar primer, panjang tunas dan periode munculnya tunas. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ZPT organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek pucuk JUN. Perlakuan Ektrak bawang merah 50% (A5) yang berpengaruh terhadap parameter persentase hidup, periode muncul tunas, jumlah daun dan panjang tunas. Perlakuan ekstrak bawang merah 100% (A6) berpengaruh terhadap parameter pengamatan panjang akar dan jumlah akar. Interaksi kombinasi perlakuan antara ZPT organik ektrak bawang merah 100% dan lama perendaman 4 jam berpengaruh nyata pada jumlah akar. Abstract. Jati Unggul Nusantara (JUN) is a new teak seedling product that is a teak variety obtained from the selection of superior teak clones from all over Indonesia using DNA selection. Vegetative effort propagation performed of JUN with shoot cuttings. Concentration and soaking duration growth regulators are important aspects in vegetative plant propagation especially by shoot cutting. The research was conducted at Maulafa – Kota Kupang from Mei to August 2020, The experiment was arranged in Complete Randomize Design 2 factorial applications with 3 replication. Factors studied are growth regulator concentration of cow urine 50% (A1), cow urine 100% (A2), green bean extract 50% (A3), green bean extract 100% (A4), shallot extract 50% (A5) and shallot extract 100% (A6) while soaking duration consists of 4 factors, 2 hours (B1), 4 hours (B2), 6 hours (B3) and 8 hours (B4). The measured observation parameters are the percentage of life, the period of appearance of shoots, the number of leaves, shoot lenght,, shoot roots and the number of roots. The experiment result showed that variation of concentration organic growth regulator significant effect of JUN shoot cuttings. The treatment of Shallot extract 50% (A5) which affects the percentage of life parameters, the period of appearance of shoots, the number of leaves and shoot lenght. The treatment of shallot extract 100% (A6) which affects the observation parameters of root length and the number of roots. Interaction among the treatment combination of organic growth regulators A6B2 (ZPT 100%) shallot extract and 4 hours soaking duration significant effect on the number of roots. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jati (Tectonagrandis Linn.f.) merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah banyak dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat luas dalam bentuk hutan tanaman maupun hutan rakyat. Hal ini dikarenakan hingga saat ini Jati merupakan komoditas kayu mewah, berkualitas tinggi, harga jualnya mahal, dan bernilai ekonomis tinggi. Kayu Jati dapat digunakan sebagai bahan dasar pembangunan rumah, konstruksi jembatan, kayu lapis, rangka kusen, pintu, jendela, kerajinan pahat yang bernilai seni tinggi juga untuk furniture. Pertumbuhan jati yang cenderung lama sehingga baru dapat dipanen setelah 60 tahun, membuat pasokan kayu jati Indonesia semakin menurun seiring dengan permintaan yang terus

Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

274

OPEN ACCES

Vol. 13 No. 2: 274-284 Oktober 2020

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.274-284

Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik Untuk Menstimulasi Stek Pucuk Jati Unggul Nusantara (JUN)

(Concentration and Soaking Duration Organic Growth Regulators for

Stimulated Jati Unggul Nusantara (JUN) Shoots Cuttings)

Wilhelmina Seran 1, Astin Elise Mau2 dan Mamie Elsyana Pellondo’u3

1Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln. Adisucipto Penfui-Kupang, NTT 85001,

Indonesia, Email : [email protected] 2, 3 Universitas Nusa Cendana, Email, : [email protected]; [email protected]

Info Artikel:

Diterima : 04 Okt. 2020

Disetujui : 31 Okt. 2020

Dipublikasi : 03 Nov. 2020

Research Article

Keyword:

Jati Unggul Nusantara,

Growth Regulator, Soaking

Duration, Shoot cutting

Korespondensi:

Wilhelmina Seran

Universitas Nusa Cendana

Kupang-Indonesia

Email:

[email protected]

.id

Copyright© Oktober 2020

AGRIKAN

Abstrak. Jati Unggul Nusantara (JUN merupakan suatu produk bibit tanaman jati baru hasil seleksi klon-

klon jati unggul dari seluruh indonesia menggunakan seleksi DNA. Upaya perbanyakan JUN secara vegetatif

dapat dilakukan dengan cara stek pucuk. Konsentrasi Zat pengatur tumbuh dan lama perendaman merupakan

aspek penting dalam perbanyakan tanaman. Penelitian ini ditujukan untuk menguji pemberian ZPT organik

terhadap pertumbuhan stek pucuk JUN dan mengetahui efektifitas konsentrasi dan lama perendaman ZPT

organik yang dibuat. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 (dua) faktorial dengan 3

ulangan. Faktor yang diteliti adalah konsentrasi ZPT urine sapi 50% (A1), urine sapi 100% (A2), ekstrak

tauge 50% (A3), ekstrak tauge 100% (A4) Ekstrak bawang merah 50% (A5) dan ekstrak bawang merah 100%

(A6) sedangkan lama perendaman terdiri dari 4 faktor 2 jam (B1), 4 jam (B2), 6 jam (B3) dan 8 jam (B4).

Pengamatan pertumbuhan dilakukan selama 3 bulan dengan parameter persentase hidup stek, jumlah daun,

panjang akar primer, panjang tunas dan periode munculnya tunas. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

pemberian konsentrasi ZPT organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek pucuk JUN. Perlakuan

Ektrak bawang merah 50% (A5) yang berpengaruh terhadap parameter persentase hidup, periode muncul

tunas, jumlah daun dan panjang tunas. Perlakuan ekstrak bawang merah 100% (A6) berpengaruh terhadap

parameter pengamatan panjang akar dan jumlah akar. Interaksi kombinasi perlakuan antara ZPT organik

ektrak bawang merah 100% dan lama perendaman 4 jam berpengaruh nyata pada jumlah akar.

Abstract. Jati Unggul Nusantara (JUN) is a new teak seedling product that is a teak variety obtained from

the selection of superior teak clones from all over Indonesia using DNA selection. Vegetative effort propagation

performed of JUN with shoot cuttings. Concentration and soaking duration growth regulators are important

aspects in vegetative plant propagation especially by shoot cutting. The research was conducted at Maulafa –

Kota Kupang from Mei to August 2020, The experiment was arranged in Complete Randomize Design 2

factorial applications with 3 replication. Factors studied are growth regulator concentration of cow urine 50%

(A1), cow urine 100% (A2), green bean extract 50% (A3), green bean extract 100% (A4), shallot extract 50%

(A5) and shallot extract 100% (A6) while soaking duration consists of 4 factors, 2 hours (B1), 4 hours (B2), 6

hours (B3) and 8 hours (B4). The measured observation parameters are the percentage of life, the period of

appearance of shoots, the number of leaves, shoot lenght,, shoot roots and the number of roots. The experiment

result showed that variation of concentration organic growth regulator significant effect of JUN shoot

cuttings. The treatment of Shallot extract 50% (A5) which affects the percentage of life parameters, the period

of appearance of shoots, the number of leaves and shoot lenght. The treatment of shallot extract 100% (A6)

which affects the observation parameters of root length and the number of roots. Interaction among the

treatment combination of organic growth regulators A6B2 (ZPT 100%) shallot extract and 4 hours soaking

duration significant effect on the number of roots.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jati (Tectonagrandis Linn.f.) merupakan

salah satu jenis tanaman yang sudah banyak

dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat luas

dalam bentuk hutan tanaman maupun hutan

rakyat. Hal ini dikarenakan hingga saat ini Jati

merupakan komoditas kayu mewah, berkualitas

tinggi, harga jualnya mahal, dan bernilai

ekonomis tinggi. Kayu Jati dapat digunakan

sebagai bahan dasar pembangunan rumah,

konstruksi jembatan, kayu lapis, rangka kusen,

pintu, jendela, kerajinan pahat yang bernilai seni

tinggi juga untuk furniture.

Pertumbuhan jati yang cenderung lama

sehingga baru dapat dipanen setelah 60 tahun,

membuat pasokan kayu jati Indonesia semakin

menurun seiring dengan permintaan yang terus

Page 2: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

275

melonjak. Seiring permintaan konsumen yang

tinggi terhadap kayu jati, maka perlu

dilakukannya rekayasa teknologi dalam

pemuliaan jati sehingga pohon jati dapat dipanen

dalam waktu yang singkat. Salah satu hasil dari

program pemuliaan jati adalah Jati Plus Perhutani

(JPP) (Perhutani 2011). Perbanyakan vegetatif dari

sejumlah klon JPP kini yang disebut dengan Jati

Unggul Nusantara (JUN).

Jati Unggul Nusantara (JUN) merupakan

suatu produk bibit tanaman jati baru, yang

diproduksi oleh PT Setyamitra melalui induksi

akar asal Jati Plus Perhutani (JPP). JUN merupakan

varietas jati yang diperoleh dari seleksi klon-klon

jati unggul dari seluruh indonesia menggunakan

seleksi DNA. Bioteknologi JUN dilakukan dengan

sistem perakaran sehingga menghasilkan akar

tunjang majemuk. Keunggulan JUN dibandingkan

jati yang lain yaitu varietas jun cepat tumbuh,

kokoh dan dapat di panen mulai umur 5 tahun.

Menurut Seran (2014), JUN telah dikembangkan di

NTT menggunakan sistem agroforestry pada lahan

kering di Kupang.

Teknik perbanyakan JUN dapat dilakukan

menggunakan metode perbanyakan secara

vegetatif yaitu menggunakan stek pucuk. Stek

pucuk merupakan cara perbanyakan tanaman yang

relatif mudah dilakukan. Teknik stek pucuk

merupakan pengembangan dari stek batang yang

memanfaatkan potongan bagian pucuk juvenil

dengan menyertakan bagian daunnya (Subiakto,

2007). Pembiakan tanaman yang dihasilkan

dengan cara stek pucuk mempunyai sifat yang

sama dengan induknya dan tahan terhadap

penyakit.

Beberapa faktor yang diketahui

mempengaruhi keberhasilan perbanyakan

tanaman melalui stek pucuk yaitu zat pengatur

tumbuh. Zat pengatur tumbuh adalah salah satu

faktor yang dapat menentukan kemampuan stek

untuk berakar. Penggunaan zat pengatur tumbuh

untuk stek dikenal dua cara yaitu dengan

membiarkan stek dalam larutan dengan cara

mencelupkan atau merendamnya (cara basah) dan

dengan mengolesi bagian dasar stek dengan ZPT

(cara kering). Perlakuan basah memudahkan stek

menyerap zat dalam ZPT perangsang tersebut dari

pada perlakuan dengan cara kering.

Tinggi rendahnya hasil dari penggunaan

ZPT tergantung pada beberapa faktor, diantaranya

adalah lamanya stek direndam dalam satu larutan.

Semakin lama stek direndam dalam larutan

semakin meningkat larutan dalam stek

(Dwijoseputro, 2001). Lama perendaman harus

disesuaikan dengan konsentrasi larutan yang

diberikan. Lama perendaman pada stek bertujuan

agar penyerapan ZPT berlangsung dengan baik.

Perbanyakan JUN di NTT masih sangat

jarang dilakukan. Oleh karena itu akan dilakukan

penelitian tentang Konsentrasi dan Lama

Perendaman Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) organik

untuk menstimulasi stek pucuk Jati Unggul

Nusantara (JUN).

1.2. Tujuan dan Manfaat

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Untuk menguji pemberian ZPT organik

terhadap pertumbuhan stek pucuk jati

2. Mengetahui efektifitas konsentrasi dan lama

perendaman ZPT organik yang dibuat.

II. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Maulafa –

Kota Kupang yang berlangsung selama 5 (lima)

bulan.

2.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitiaan ini

adalah ember, sekop, parang, gunting, plastik

sungkup, paranet, polibag, kertas label, penggaris,

alat tulis menulis, blender, sprayer, dan kamera,

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara

lain Pucuk Jati Unggul Nusantara (JUN), zat

pengatur tumbuh berupaair kelapa, bawang merah

dan urin sapi dan media tanam berupa tanah,

sekam padi, pasir (1:2:3).

2.3. Metode Pengambilan Data

1. Rancangan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rancangan faktorial 2 (dua)

faktor yang disusun secara Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah

Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami

yang terdiri dari 6 taraf yaitu :

A1 : urin sapi 50 %

A2 : Urin sapi 100%

A3 : kecambah kacang hijau 50 %

A4 : kecambah kacang hijau 100 %

A5 : ekstrak bawang merah 50 %

A6 : ekstrak bawang merah 100 %

Faktor kedua adalah adalah lama

perendaman yang terdiri dari 4 taraf yaitu :

B1 : Lama Perendaman 2 Jam

B2 : Lama Perendaman 4 Jam

Page 3: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

276

B3 : Lama Perendaman 6 Jam

B4 : Lama Perendaman 8 jam

Kombinasi perlakuan diperoleh adalah

sebagai berikut:

A1B1 : urin sapi 50 % + lama perendaman 2

jam

A1 B2 : urin sapi 50 % + lama perendaman 4

jam

A1B3 : urin sapi 50 % + lama perendaman 6

jam

A1B4 : urin sapi 50 % + lama perendaman 8

jam

A2B1 : Urin sapi 100% + lama perendaman 2

jam

A2 B2 : Urin sapi 100% + lama perendaman 4

jam

A2B3 : Urin sapi 100% + lama perendaman 6

jam

A2B4 : Urin sapi 100% + lama perendaman 8

jam

A3B1 : kecambah kacang hijau 50 % + lama

perendaman 2 jam

A3B2 : kecambah kacang hijau 50 % + lama

perendaman 4 jam

A3B3 : kecambah kacang hijau 50 % + lama

perendaman 6 jam

A3B4 : kecambah kacang hijau 50 % + lama

perendaman 8 jam

A4B1 : kecambah kacang hijau 100 % + lama

perendaman 2 jam

A4 B2 : kecambah kacang hijau 100 % + lama

perendaman 4 jam

A4B3 : kecambah kacang hijau 100 % + lama

perendaman 6 jam

A4B4 : kecambah kacang hijau 100 % + lama

perendaman 8 jam

A5B1 : ekstrak bawang merah 50 % + lama

perendaman 2 jam

A5 B2 : ekstrak bawang merah 50 % + lama

perendaman 4 jam

A5B3 : ekstrak bawang merah 50 % + lama

perendaman 6 jam

A5B4 : ekstrak bawang merah 50 % + lama

perendaman 8 jam

A6B1 : ekstrak bawang merah 100 % + lama

perendaman 2 jam

A6 B2 : ekstrak bawang merah 100 % + lama

perendaman 4 jam

A6B3 : ekstrak bawang merah 100 % + lama

perendaman 6 jam

A6B4 : ekstrak bawang merah 100 % + lama

perendaman 8 jam

Setiap perlakuan diulang sebanyak 3

(tiga) kali sehingga diperoleh 72 unit

percobaan.

2. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian

ini yaitu

a. Persentase Hidup (%)

Hasil pengamatan diketahui dengan

menggunakan rumus:

b. Jumlah Daun

Menghitung dan mencatat jumlah

daun yang ada pada setiap stek. Daun yang

telah gugur tidak dihitung dan dicatat.

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada

akhir penelitian.

c. Panjang Akar Primer

Dihitung dari stek yang berakar

dengan menggunakan penggaris dari

pangkal akar sampai ujung terpanjang akar

primer.

d. Panjang Tunas

Panjang tunas diukur dari stek yang

bertunas dengan menggunakan penggaris

dari pangkal tunas sampai ujung

terpanjang tunas.

e. Periode Munculnya Tunas

Periode munculnya tunas dilihat

dari kecepatan munculnya tunas pada stek.

2.4. Prosedur Kerja

1. Persiapan ZPT Alami

a. Ekstrak bawang merah

Umbi bawang merah sebanyak 1 kg

dikupas kulitnya dan dibersihkan,

kemudian dihaluskan menggunakan

blender sampai berbentuk bubur. Bubur

kemudian disaring sehingga diperoleh 250

ml ekstrak bawang merah.

b. Urin sapi

Sebelum urin sapi digunakan terlebih

dahulu diendapkan selama kurang lebih 6-7

hari untuk menurunkan kadar amoniak

dalan urin tersebut.

c. Kecambah kacang hijau

Pembuatan ekstrak kecambah kacang

hijau (tauge) dengan cara

direndammenggunakan air kemudian

dipisahkan antara kacang hijau yang

tenggelamdan terapung. Kacang hijau yang

Page 4: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

277

tenggelam kemudian direndam selama

24jam, setalah itu kecambah kacang hijau

diblender dan dicampurkan airsebanyak 1

liter sesuai dengan bobotnya dan ekstrak

siap diaplikasikan.

2. Pembuatan Sungkup

Sungkup terbuat dari bambu kemudian

ditutup menggunakan plastik dengan panjang

3 m dan ketebalan plastik 0,5 mm. Sungkup

yang dibuat harus tertutup rapat agar tidak ada

udara yang masuk dan keluar.

3. Pengambilan Bahan Stek

Pengambilan bahan stek dilakukan

dengan cara memotong pucuk menggunakan

pisau dilakukan pada bagian bawah ruas kedua

dari pucuk. Pucuk yang diambil adalah pucuk

muda, berbulu dan memiliki tekstur batang

yang lunak.

4. Pembuatan dan Penanaman Stek

Bahan Stek dari lapangan segera ditanam

di persemaian, karena semakin lama di

perjalanan kemampuan tumbuh akan semakin

berkurang. Adapun pembuatan stek dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a) Menyiapkan media stek, Media Stek berupa

tanah, sekam padi dan pasir (1:2:3)

dimasukkan dalam polibag berukuran 10 x

15 cm kemudian disusun dalam bedeng

persemaian. Media yang digunakan terlebih

dahulu di ayak dan disterilkan dengan

menggunakan fungisida.

b) Stek yang telah diambil di potong dalam 2

ruas. Tiap helai daun dipotong dan

disisakan 1/3 bagian untuk mengurangi

penguapan. Pangkal stek dipotong miring

menggunakan gunting pemotong. Pangkal

stek kemudian direndam dalam larutan ZPT

organiksesuai perlakuan.

c) Penanaman stek dilakukan dengan posisi

tegak lurus pada media yang telah

disiapkan. Penanaman dilakukan secara

hati-hati dengan terlebih dahulu membuat

lubang tanam sedalam ± 5cm. Setelah

ditanam segera disiram dan bedengan

tersebut ditutup plastik sungkup dengan

tujuan untuk memelihara tingkat

kelembaban udara. Selain itu persemaian

perlu diberi naungan (shading) dari paranet

intensitas untuk mengurangi intensitas sinar

matahari.

d) Tanaman di sungkup selama 1-2 bulan.

5. Pemeliharaan

Setelah stek ditanam, maka dilakukan

pemeliharaan secara rutin. Pemeliharaan yang

dilakukan adalah penyiraman, penyiangan dan

penyemprotan.

a. Penyiraman dengan menggunakan sprayer

sebaiknya dilakukan 2 kali sehari, yaitu

pagi dan sore atau disesuaikan dengan

kondisi kelembaban media.

b. Penyiangan dilakukan secara manual

apabila ada gulma yang tumbuh disekitar

areal penanaman.

c. Penyemprotan pada umumnya dilakukan

untuk menanggulangi serangan jamur.

2.5.Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan setiap hari,

sedangkan pengukuran dilakukan seminggu

sekali untuk parameter jumlah daun dan panjang

pucuk, sedangkan untuk parameter panjang akar

dan presentase tumbuh , akar dan tunas dilakukan

pada akhir penelitian.

2.6. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan sidik ragam berdasarkan model

linear sebagai berikut:

Keterangan:

Yijk : Data hasil pengamatan pada blok ke-i

dengan perlakuan konsentrasi

larutan pada taraf ke- j dan lama

perendaman pada taraf ke-k

μ : Nilai tengah

ρi : Pengaruh blok ke-i

αj : Pengaruh konsentrasi larutan pada taraf

ke- j

βk : Pengaruh lama perendaman pada taraf

ke-k

(αβ)jk : Pengaruh interaksi konsentrasi larutan

pada taraf ke- j dan lama

perendaman pada taraf ke-k

εijk : Pengaruh galat pada blok ke-i yang

mendapat perlakuan konsentrasi

larutan pada taraf ke- j dan lama

perendaman pada taraf ke-k.

Jika analisis sidik ragam menunjukan

pengaruh yang nyata akan dilanjutkan dengan uji

BNJ 5%.

Page 5: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

278

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Persentase Hidup Stek Pucuk JUN

Tabel 1. Pemberian ZPT dan Lama Perendaman

terhadap Persentasi hidup

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 0 0 0 0 a

A2 0 0 0 0 0 a

A3 0 0 0 33,333 8,333 a

A4 33,333 0 0 0 8,333 a

A5 33,333 100 33,333 33,333 50 b

A6 33,333 66,666 0 0 25 ab

Rerata 16,666 a 27,777 a 5,555 a 11,111 a

Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Salah satu faktor yang menunjukan

keberhasilan stek pucuk adalah dengan melihat

persentase hidup stek. Stek pucuk JUN hidup

memiliki batang dan daun yang hijau dan terlihat

segar sampai akhir pengamatan. Hal ini sejalan

dengan penelitian Budiman (2000) stek hidup

dicirikan dengan stek yang masih segar dan stek

yang mati dicirikan dengan warna batang hitam,

busuk, bakal tunas dan daun yang layu.

Pertumbuhan stek dipengaruhi oleh faktor genetik

dan lingkungan. Pengembilan stek dengan

varietas, umur dan waktu pengambilan yang

seragam dan stek ditanam pada lingkungan yang

sama yang sama akan mempengaruhi tingkat

persentase hidup dari stek. Faktor lingkungan

yang mempengaruhi persentase stek hidup ialah

pemberian ZPT dan lama perendaman terhadap

stek.

Gambar 1. Persentase Hidup

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan

bahwa pemberian ZPT berpengaruh nyata

persentase hidup stek pucuk JUN. Perlakuan A5(

Ektrak bawang merah 50%) memberikan pengaruh

yang paling tinggi pada rerata penggunaan ZPT.

Perlakuan A5 memiliki pengaruh yang berbeda

tidak nyata terhadap perlakuan A6 dan berbeda

nyata terhadap perlakuan A1, A2, A3 dan A4.

Faktor lama perendaman tidak menunjukan

interaksi yang nyata terhadap penggunaan

beberapa konsentrasi ZPT.

Aplikasi zat pengatur tumbuh memberikan

pengaruh yang nyata terhadap persentase hidup

stek pucuk JUN terutama pada penggunaan ektrak

Bawang merah dan kecambah sedangkan

penggunaan ZPT urin sapi menunjukan pengaruh

paling rendah dimana tidak ditemukanya stek

yang masih hidup. Hal ini diduga hormon tumbuh

pada Ektrak Bawang merah dan kecambah mampu

merangsang pertumbuhan stek pucuk JUN.

Menurut Mauguru dkk (2019) mengindikasikan

bahwa konsentrasi ekstrak bawang merah 100%

merupakan perlakuan terbaik dalam peningkatan

persentase hidup stek pucuk jati. Penyerapan

hormon tumbuh dari stek JUN lebih tinggi

dibandingkan stek pucuk jati biasa sehingga pada

konsentrasi 50% stek pucuk JUN memiliki

persentase hidup yang sama dengan stek pucuk

jati biasa dengan pemberian konsetrasi ekstrak

bawang merah 100%. Penggunaan ekstrak bawang

merah 50% mampu meningkatkan persentase

hidup stek JUN. Inisiasi dan pertumbuhan akar

adalah hal utama yang menentukan keberhasilan

stek, sehingga pertumbuhan akar akan

menentukan jumlah setek hidup yang dihasilkan.

Bawang merah diketahui juga mengandung

hormon auksin. Selain itu, pada bawang merah

yang telah dihancurkan akan terbentuk senyawa

allithiamin yang berperan memperlancar

metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat

bersifat fungisida dan bakterisida (Wibowo, 1988

dalam Sofwan dkk, 2018).Pemberian ZPT Urin

sapi diduga terlalu tinggi sehingga menyebabkan

kematian pada stek pucuk jati. Jika lama

perendaman konsentrasi urin sapi terlalu tinggi

akan menyebabkan kematian pada JUN karena

dapat bersifat toksik. Sejalan dengan penelitian

Muhammad (2002) dalam Karmila dan Suharsi

(2017) menyatakan bahwa urin sapi mengandung

amonia (NH3) 2.49 mg L-1, Nitrat (NO3) 12.97 mg

L-1 dan Nitrit (NO2) 0.78 mg L-1 yang tergolong

tinggi. Tingginya konsentrasi urin sapi

menyebabkan kematian stek yaitu tanaman

berubah warna menjadi kecokelatan selanjutnya

menjadi hitam dan mati.

Page 6: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

279

3.2. Periode Munculnya Tunas

Pembentukan tunas sangatlah penting dan

merupakan tahap awal pembentukan primordia

daun dimana daun merupakan organ tanaman

yang mempunyai jumlah klorofil terbesar

sehingga berfungsi sebagai tempat terjadinya

proses fotosintesis untuk menghasilkan

karbohidrat sebagai sumber makanan. Hasil

analisis sidik ragam menunjukan pemberian ZPT

berpengaruh nyata terhadap periode muncul tunas

stek pucuk jati, sedangkan lama perendaman dan

interaksi antara keduanya berpengaruh tidak

nyata. Hasil uji Lanjut BNJ 5% faktor pemberian

ZPT menunjukan periode muncul tunas paling

lama di tunjukan oleh perlakuan A5(Ekstrak

Bawang Merah 50%) 16,5 hari dan tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan A6, serta berbedanya

nyata terhadap perlakuan A1, A2, A3 dan A4.

Tabel 2. Pemberian ZPT dan Lama Perendaman

terhadap Periode Munculnya Tunas

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 0 0 0 0 a

A2 0 0 0 0 0 a

A3 0 0 0 12 3 a

A4 10 0 0 0 2,5 a

A5 10 32 12 12 16,5 b

A6 10 20 0 0 7,5 ab

Rerata 5 a 8,66667 a 2 a 4 a

Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Pada tanaman stek pucuk JUN pertumbuhan

tunas sangat dipengaruhi oleh hormon sitokinin.

Hormon sitokinin terdapat pada bawang merah.

Sitokinin adalah suatu zat pengatur tumbuh yang

terdapat dalam tubuh suatu tanaman, hormon

sitokinin pada suatu tanaman berfungsi untuk

proses pertumbuhan tunas, yang kemudian

merangsang pertumbuhan daun. Salah satu peran

utama auksin yaitu sebagai suatu sistem yang

dinamakan dominansi apikal. Menurut

Pamungkas dan Puspitasari (2018), dominansi

apikal adalah hambatan pertumbuhan sebagian

atau keseluruhan tunas lateral karena adanya

tunas apikal. Pemberian ZPT Ektrak bawang

merah konsentrasi 50% memberikan pengaruh

kemunculan tunas terlama namun manunjukan

adanya kemunculan tunas pada setiap faktor lama

perendaman. Hal ini diduga kandungan hormon

tumbuh pada ektrak bawang merah telah

merangang pecahnya tunas dan terbentuknya

daun. Hal ini sejalan dengan penelitian Syofia

dkk. (2017) yang menunjukan pengaruh nyata dari

penggunaan ektrak bawang merah terhadap umur

muncul tunas pada stek jeruk asam pada hari ke

46. Pada perlakuan ZPT kecambah kemunculan

tunas hanya ditemukan pada beberapa perlakuan

perendaman ZPT dan ZPT urin sapi tidak

ditemukan adanya kemunculan tunas yang

disebabkan karena stek pucuk JUN mati dan

membusuk. Pengaruh lama perendaman stek serta

interaksi kedua faktor menunjukan pengaruh

yang tidak nyata. Hal ini diduga faktor pemberian

ZPT memberikan pengaruh yang mendomisasi

faktor lainnya.

3.3. Jumlah Daun

Tabel 3. Pemberian ZPT dan Lama Perendaman

terhadap Jumlah Daun

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 0 0 0 0 a

A2 0 0 0 0 0 a

A3 0 0 0 0,667 0,166 a

A4 0,667 0 0 0 0,166 a

A5 1 3 1,333 1,333 1,666 b

A6 1 2,333 0 0 0,833 ab

Rerata 0,44 a 0,888 a 0,222 a 0,33 a

Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Pertumbuhan dan perkembangan sel

dipengaruhi oleh suplai unsur hara yang diberikan

akar untuk metabolisme dan sintesis protein

adalah jumlah daun. Penelitian Sitompul dan

Guritno (1995),menyatakan bahwa variabel

pengamatan jumlah daun diperlukan sebagai

indikator pertumbuhan dan penunjang dalam

menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi

seperti pembentukan biomassa tanaman.Data

pengamatan pada Tabel 3 parameter jumlah daun

pada tabel diatas menunjukkan bahwapemberian

ZPT berpengaruh nyata terhadap pertambahan

jumlah daun stek pucuk JUN. Perlakuan A5

(Ekstrak bawang merah 50%) memberikan

pengaruh yang paling tinggi pada rerata

penggunaan ZPT. Faktor lama perendaman tidak

menunjukan interaksi yang nyata terhadap

penggunaan ZPT. Hasil ini mengindikasikan

bahwa konsentrasi ekstrak bawang merah 50 %

Page 7: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

280

merupakan perlakuan paling baik dan optimal

dalam peningkatan jumlah daun stek pucuk JUN.

Suhu tinggi dan angin yang kencang dapat

mengurangi kelembapan yang menyebabkan stek

kekurangan air, cepat mengering, dan

menggugurkan daunnya. Kebutuhan air yang

tidak tercukupi akan menurunkan aktivitas

fotosintesis.

Gambar 2. Jumlah Daun

Penggunaan ZPT ekstrak bawang merah

memberikan pengaruh yang nyata terhadap

pertambahan jumlah daun. Pemberian konsentrasi

ZPT yang tepat sangat berpengaruh terhadap

jumlah daun stek pucuk JUN. Hal ini diduga

karena ekstrak bawang merah yang mengandung

auksin dengan konsentrasi yang tepat mampu

menstimulasi pertumbuhan stek dalam

penambahan jumlah daun. Menurut

Halimursyadah et al. (2014), pemberian auksin

pada tanaman memberikan hasil yang berbeda

dari yang lainnya disebabkan setiap jenis bagian

tanaman memiliki respon yang berbeda yang

dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor

lingkungan mempengaruhi aktifitas auksin.

Leovici (2014), menyatakan bahwa penggunaan

ZPT yang berlebihan akan menghambat

pertumbuhan tanaman dan bersifat racun yang

dapat menyebabkan keracunan pada seluruh

bagian tanaman yang mengakibatkan stek gagal

tumbuh. Apabila pemberian hormon dengan

konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan

pertambahan jumlah daun, tetapi apabila

konsentrasinya semakin tinggi atau terlalu rendah

akan menghambat pertambahan jumlah daun.

3.4. Panjang Tunas

Pertumbuhan dapat dilihat dari adanya

penambahan ukuran dan berat kering yang tidak

dapat balik akibat bertambahnya protoplasma,

ukuran sel maupun jumlahnya (Wilkins,1983).

Sumiati (1999) menyatakan bahwa peningkatan

jumlah sel dan ukuran sel terjadi pada jaringan

meristem ujung, interkalar, dan lateral.

Pertumbuhan pada meristem ujung dapat

menghasilkan sel-sel yang baru di ujung yang

dapat mengakibatkan bertambah tinggi atau

bertambah panjang tanaman.

Tabel 4. Pemberian ZPT dan Lama Perendaman

terhadap Panjang Tunas

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 0 0 0 0 a

A2 0 0 0 0 0 a

A3 0 0 0 0,333 0,083 a

A4 1,666 0 0 0 0,416 a

A5 0,5 2,9 1 0,333 1,183 b

A6 1,666 2,433 0 0 1,025 ab

Rerata 0,64 a 0,89 a 0,166 a 0,11 a

Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Data pengamatan parameter panjang tunas

pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian ZPT

berpengaruh nyata terhadap panjang tunas stek

pucuk JUN. Perlakuan A5 (Ekstrak bawang merah

50%) memberikan pengaruh yang paling tinggi

pada rerata penggunaan ZPT. Faktor lama

perendaman tidak menunjukan interaksi yang

nyata terhadap penggunaan ZPT.

Penggunaan ZPT ekstrak bawang merah

memberikan pengaruh yang nyata terhadap

pertambahan panjang tunas stek JUN. Ekstrak

bawang merah dengan konsentrasi 50% diduga

merupakan konsentrasi dengan jumlah auksin

yang baik pada pertumbuhan stek pucuk JUN.

Sumisari dan Priadi (2003), menyatakan bahwa

tanaman memerlukan konsentrasi auksin yang

sesuai untuk pertumbuhannya. Menurut Rifai

(2020) konsentrasi ekstrak bawang merah 50%

memberikan hasil terbaik pada pertambahan

panjang tunas stump tanjung.Auksin bertindak

sebagai pendorong awal proses terbentuknya akar

dan pucuk pada stek (Kusumo 1990).

3.5. Panjang Akar

Hasil analisis sidik ragam terhadap

panjang akar stek pucuk jati memperlihatkan

bahwa pemberian ZPT berpengaruh nyata

terhadap panjang akar stek pucuk jati. Panjang

akar stek pucuk JUN umur 3 bulan setelah

dilakukan analisis sidik ragam dan uji lanjut BNJ

5% dapat dilihat di Tabel 5.

Page 8: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

281

Tabel 5. ZPT dan Lama Perendaman terhadap Stek

Pucuk Jati (cm)

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 0 0 0 0 a

A2 0 0 0 0 0 a

A3 0 0 0 0 0 a

A4 0 0 0 0 0 a

A5 0 0 0 0,333 0,083 a

A6 1,667 1,167 0 0 0,708 a

Rerata 0,665 a 0,194 a 0 a 0,056 a Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Perlakuan pemberian ZPT tidak

menunjukan adanya perbedaan yang nyata atau

relatif sama. Rerata panjang akar tertinggi pada

perlakuan pemberian ZPT terdapat pada

perlakuan A6 (BM 100%) yaitu sebesar 0,708 cm

dan terendah terdapat pada perlakuan A1 (US

50%), A2 (US 100%), A3 (K 50%), A4 (100%).

Kandungan hormon tumbuh yang diberikan pada

stek pucuk jati memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan akar. Hormon yang paling banyak

berperan dalam proses pemanjangan sel adalah

auksin. Menurut Purwanti (2018) hormon auksin

berperan dalam pemanjangan sel yang terdapat

dalam titik tumbuh pertumbuhan yakni di akar

dan pucuk tanaman. Penambahan ZPT organik

diharapkan menambah pertambahan jumlah akar

dari stek pucuk jati. ZPT ekstrak bawang merah

mengandung zat pengatur tumbuh yang

mempunyai fungsi mirip Asam Indol Asetat (IAA).

Asam Indol Asetat (IAA) adalah auksin yang

paling aktif dalam berbagai tanaman dan berperan

penting dalam meningkatkan pertumbuhan yang

optimal (Husein dan Saraswati, 2010). Hal ini

diduga karena ekstrak bawang merah 100%

mengandung auksin paling aktif yang berguna

sebagai plastisitas dinding sel dan mendorong

pemanjangan dinding sel.

Gambar 3. Panjang Akar

Rerata panjang akar tertinggi pada

perlakuan lama perendaman terdapat pada

perlakuan B1 (2 Jam) sebesar 0,665 dan terendah

terdapat pada perlakuan B3 (6 Jam). Lama

perendaman ZPT berpengaruh tidak nyata

terhadap pertumbuan stek. Interaksi antar kedua

faktor juga menjukan pengaruh yang tidak nyata

terhadap panjang akar stek pucuk jati.

3.6. Jumlah Akar

Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah

akarstek pucuk jati memperlihatkan bahwa

pemberian ZPT, lama perendaman dan interaksi

keduanya berpengaruh nyata terhadap panjang

akar stek pucuk JUN. Jumlah akar stek pucuk JUN

umur 3 bulan setelah dilakukan analisis sidik

ragam dan uji lanjut BNJ 5% dapat dilihat di Tabel

6.

Tabel 6. ZPT dan Lama Perendaman terhadap Stek

Pucuk Jati

ZPT Lama Perendaman

Rerata B1 B2 B3 B4

A1 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a

A2 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a

A3 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a

A4 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a

A5 0 a 0 a 0 a 1 a 0,25 a

A6 0 a 17,3333 b 0 a 0 a 4,333 b

Rerata 0 a 2,888 b 0 a 0,166 a

Keterangan: Angka pertambahan yang diikuti oleh

huruf yang sama dalam satu kolom berarti

berpengaruh tidak nyata berdasarkan Uji

BNJ 5%.

Perlakuan pemberian ZPT menunjukan

adanya perbedaan yang nyata pada pertambahan

jumlah akar stek pucuk jati. Rerata jumlah akar

tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian ZPT

Page 9: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

282

yakni pada perlakuan A6 (BM 100%) yaitu sebesar

4,333 dan terendah terdapat pada perlakuan A1

(US 50%), A2 (US 100%), A3 (K 50%), A4 (100%).

Perlakuan A6 (BM 100%) memberikan nilai

tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya hal ini

diduga karena ekstrak bawang merah

mengandung hormon yang menunjang

pertumbuhan akar stek pucuk jati. Menurut

penelitian Husein dan Saraswati (2010) ekstrak

bawang merah menganding ZPT Asam Indol

Asetat (IAA) dimana IAA merupakan auksin

paling aktif yang berperan dalam pemacuan

pembelahan sel sehingga pertumbhan optimal.

Hormon auksin yang terkandung dalam bawang

merah berguna pada stek tanaman yang memacu

pertumbuhan akarnya. Senyawa yang dikandung

oleh ekstrak bawang merah diduga dapat

memperbanyak jumlah akar dari stek pucuk jati.

Perlakuan lama perendaman menunjukan

adanya perbedaan yang nyata pada pertambahan

jumlah akar stek pucuk JUN. Rerata jumlah akar

tertinggi terdapat pada lama perendaman (B2)

selama 4 jam dan yang terrendah terdapat pada

perlakuan B1 (2 jam) dan B3 (6 jam). Perlakuan

lama perendaman berpengaruh pada proses

penyerapan ZPT yang diberikan ke stek pucuk

JUN. Hal ini diduga karena pada perlakuan B2 (4

jam) merupakan batas optimum tanaman dalam

menyerap ZPT yang berguna dalam pertumbuhan

akar.. Menurut Ratnasari (2010) lama perendaman

berpengaruh pada imbibisi air yang diikuti

dengan kenaikan aktivitas enzim dan respirasi.

Pembentukan akar pada stek sangat diperlukan/

Hal ini disebabkan karena akar berfungsi dalam

menyerap air dan unsur hara untuk mendukung

pertumbuhan tanaman. Pembentukan akar yang

lambat akan berpengaruh pada pertumbuhan

hidup tanaman. Menurut Manurung (1987) dalam

Saidi (2017) menyatakan pembentukan akar pada

stek tanaman dibutuhkan bagi kelangsungan

hidup dan pertumbuhan stek, karena pengambilan

auksin oleh tanaman dari media kedalam jaringan

berlangsung secara baik dimana konsentrasi ZPT

dan lama perendaman sesuai dengan proses

penyerapan yang berlangsung pada stek pucuk

JUN.

Interaksi pemberian ZPT dan lama

perendaman menunjukan adanya perbedaan yang

nyata. Perlakuan yang menunjukan nilai tertinggi

ditunjukan oleh A6B2 (BM 100% dan 4 jam)

dengan rerata jumlah akar 17,333. Hal ini diduga

pemberian ZPT ektsrak bawang merah dengan

konsentrasi 100% dan lama perendaman 4 jam

memberikan hasil maksimal dibandingkan

perlakuan lainnya. Macam-macam ZPT organik

dengan konsentrasi yang berbeda dan waktu

perendaman yang berbeda berpengaruh dalam

meyerap senyawa auksin oleh stek. ZPT dan lama

perendalam yang sesuai akan meningkatkan

pertumbuhan tanaman yang optimal. Hal ini

sesuai dengan penelitian Abidin (2003) yang

menyatakan bahwa pengambilan senyawa akusin

oleh tanaman dari dalam larutan kedalam jaringan

tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi ZPT yang

diberikan dan lamanya proses penyerapan

berlangsung. Lama perendaman ZPT yang baik

untuk tanaman semangka selama 4 jam (Admar,

2017).

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian ZPT organik berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan stek pucuk JUN pada

parameter persentasi hidup stek, periode

munculnya tunas, jumlah daun, panjang tunas,

panjang akar, jumlah akar stek pucuk JUN.

Perlakuan pemberian Ektrak bawang merah

50% memberikan hasil tertinggi pada tiap

parameter dibandingkan dengan ZPT

kecambah dan urin sapi.

2. Interaksi kombinasi perlakuan ZPT organik

ekstrak bawang merah 100% dan lama

perendaman 4 jam (A6B2) memberikan

pengaruh nyata parameter jumlah akar.

REFERENSI

Abidin, Z. 2003. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung.

Admar., B. R. Juanda., M. Zaini. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam ZPT Auksin

terhadap Viabilitas Benih Semangka (Citurullus lumatus). Kadalwarsa. Universitas Samudra.

Agrosamudra, Jurnal Penelitian Vol 4. No. 1.

Page 10: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

283

Halimursyadah., Hasanuddin, dan Nurfadillah. 2014. Perbanyakan vegetative tanaman nanas (Ananas

comusus L. Merr) dari sumber stek berbeda dan konsentrasi auksin. J. Ilmiah Agr IBA (2):99-106.

Husein, E., Saraswati, R. 2010, Rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman. Pupuk organik dan pupuk hayati,

191-209.

Karmila dan Tatiek K. Suharsi. 2017. Stimulasi Pertumbuhan Stek Pucuk Torbangun (Plectranthus

amboinicus Spreng.). Departemen Agronomi dan Holtikultural, Fakultas Pertanian. IPB. Jurnal

Bul. Agrohorti Vol. 5 No. 2: Hal. 176-186.

Kristianus, N. dan Sutejo. 2014. Pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan bibit papaya

(Caricca papaya L.) Fakultas Pertanian. Institus Pertanian Bogor. Bul. Agrohorti Vol. 6 No. 1: Hal.

99-111.

Leovici, 2014. Pengaruh Macam dan Konsentrasi Bahan Organik Sumber Zat Pengatur Tumbuh Alami

Terhadap Pertumbuhan Awal Tebu (Saccharum officinarum L.) Vegetalika 3 (1) : 22-34.

Mangguru, N. S., M. E Pellondou. dan W. Seran. 2019. Respon Stek Pucuk Jati (Tectona grandis L)

terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Berbahan Alami. Fakultas Pertanian Universitas Nusa

Cendana.

Pamungkas,Saktiyono Sigit Tri dan Rani Puspitasari. 2018. Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.)

Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Bud Chip Tebu pada Berbagai

Tingkat Waktu Rendaman. Politeknik LPP Yogyakarta. Biofarm. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 14

No. 2.

Purwanti, G., T.F. Manurung., H. Darwati. Pengaruh Auksin terhadap Pertumbuhan Bibit Alam

Gaharu (Aquilaria malaccensi L.). Universitas Tanjung Pura.

Ratnasari,T. 2010. Kajian Pembelahan Umbi Benih dan Perendaman dalam Giberelin pada Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Skripsi. Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Rifai, M., R. Wulandari. 2020. Pengaruh Ekstrak Bawang Merah terhadap Pertumbuhan Stump Tanjung

(Mimusops elengi. L). Universitas Tadulako. Jurnal Warta Rimba Vo. 8 No.1.

Saidi, A. B. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Rootone F terhadap Pertumbuhan Stek

Nilam (Pogostemon cablin B). Universitas Teuku Umar. Jurnal Agrotek Lestaro Vol.4 No. 2.

Sari, M. P. 2009. Pengaruh Lama Perendaman dalam Urine Sapi dan Dosis Pupuk Kandang Sapi

terhadap Pertumbuhan Stek Nilam (Pogostemon cablin, Benth). Universitas Sebelas Maret.

Skripsi.

Seran (2014) Nusantara Superior Teaks (Jati Unggul Nusantara) Growth through Agroforestry system on

the Dry Land in Kupang https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/67991.

Sofwan N, O Faelasofa, AH Triatmoko dan ST Iftitah. 2018. Optimalisasi ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)

Alami Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa fa. ascalonicum) Sebagai Pemacu Pertumbuhan Akar

Stek Tanaman Buah Tin (Ficus carica). VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 3

(2): 46-48.

Page 11: Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh …

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

284

Sumiati, 1999. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Cair dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap

pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun Jepang. UNS Press. Surakarta. Hal. 55.

Sumisari, N. dan D. Pribadi, 2003. Pertumbuhan stek cabang sungkai (Peronema canescens Jack) pada

berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh (GA3) dalam media cair. Jurnal Natur

Indonesia. Majalah Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Riau 6(1):1-2.

Syofia,I., R. Zulhida dan Muhammad Irfan. 2017. PENGARUH TINGKAT KOSENTRASI EKSTRAK

BAWANG MERAH (Allium cepaL.) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK BEBERAPA

JENIS JERUK ASAM (Citrussp. ). Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian UMSU

Medan. Agrium Vol. 20 No. 3.

Wibowo, S. 1988. Budidaya Bawang: Bawang Putih, bawang Merah, danBawang Bombay. Penebar

Swadaya. Jakarta. 201.

Wilkins, M. B. 1983. Fisiologi Tanaman. Bina Aksara. Jakarta. Hal 456.