Upload
bilal-sabikhisma
View
57
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
1/12
PENGARUHZAT PENGATUR TUMBUH DANNaCl TERHADAP
PERTUMBUHAN KALUS KOTILEDON TANAMAN BUNGA
MATAHARI (Helianthus annuus L.)
Ani Lutviana, Y. Sri Wulan Manuhara, dan Edy Setiti Wida U.
Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga
Abstract
The aims of this research were to know the effects combinationof plant
growth regulators auxin and cytokinin for callus induction and the effect of
different concentration of NaCl on the growth of callus from cotyledon explant of
sunflower (Helianthus annuus L.). This research used a complete randomized
design (CDR). In callus induction there are 8 treatments, 6 replication grown
Murashige and Skoog medium (MS) with addition of combination of plant growth
(2,4-D 1 mg/L; 3mg/L and NAA 1 mg/L; 3mg/L with Kinetin 1 mg/L & BAP 1
mg/L). In the treatmentofNaCl, the mostcalluson researchpreviouslygrown on
MS medium withthe addition ofNaCl(0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%) with
6 replications. Observationsof callus include themorphology of the calluscovers
(color andtexture of the callus) andfreshweight of callus. The observation was
done every week for 6 weeks on callus induction phase and 4 weeks of NaCl
treatment with different concentrations. The data obtained were analyzed
qualitatively (callus morphology) and quantitative (fresh weight of callus). Theresults showed that combination of plant growth regulators NAA 1 mg/L and
Kinetin 1 mg/L gave the best results in the callus induction with fresh weight
0.76620 0.38226 gram and on 1% of NaCl callus cotyledon explants of
sunflower plants (Helianthus annuus L.) can grow.
Key words :plant growth regulator, cotyledon ofHelianthus annuus L.,NaCl.
Pendahuluan
Bunga matahari (Helianthus
annuus L.) merupakan tanamansumber minyak nabati menduduki
peringkat keempat dengan produksi
di seluruh dunia sekitar 10,6 juta
metrik ton (mt) tahun 2006 (FAO-
STAT, 2008). Selain kandungan
protein yang tinggi, residu yang
berasal dari ekstraksi minyak kaya
akan senyawa fenolik yang terdiri
dari 1-4% dari total massa, dengan
asam klorogenat sebagai komponen
utama (Weisz et al., 2008). Oleh
karena itu Indonesia yang
mempunyai iklim dan tanah yang
baik untuk pertumbuhan bunga
matahari berpotensi untukmembudidayakan tanaman bunga
matahari. Tapi kendala yang
dihadapi adalah banyak sekali lahan
di Indonesia yang tidak dapat
ditanami karena mempunyai kadar
garam yang sangat tinggi. Salinitas
ditimbulkan oleh konsentrasi garam
laut di dalam tanah yang terlalu
tinggi. Mengingat banyaknya lahan
di Indonesia yang mempunyai
kandungan garam cukup tinggi,
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
2/12
maka perlu dikembangkan usaha
berupa penelitian untuk memperoleh
tanaman yang tahan terhadap tanahyang mempunyai kandungan garam
tinggi. Salah satu teknik yang saat ini
telah dikembangkan adalah teknik
budidaya jaringan atau dikenal
dengan istilah teknik kultur jaringan.
Pada teknik kultur jaringan
dibutuhkan sedikit bagian dari
tanaman yang akan dikulturkan yang
disebut eksplan. Dari eksplan akan
muncul kalus yaitu suatu massa sel
yang tidak terorganisir akibat
pembelahan sel secara terus-menerus
yang tidak terkendali. Kalus yang
mengalami morfogenesis akan
tumbuh menjadi tanaman utuh. Salah
satu keuntungan dari penerapan
teknik kultur jaringan adalah
mendapatkan tanaman yang toleran
terhadap stres garam, yaitu dengan
mengkondisikan medium buatan
mengandung kadar garam yang dapatmenimbulkan stess pada eksplan.
Kondisi ini akan merubah pola
metabolisme sel sehingga sel akan
mampu membelah dan bertahan pada
kondisi di bawah tekanan kadar
garam. Pertumbuhan dan
morfogenesis tanaman secara in vitro
dikendalikan oleh keseimbangan
hormon yang ada dalam eksplan
(Ardiana, 2009). Zat pengatur
tumbuh sangat diperlukan sebagaikomponen medium bagi
pertumbuhan dan diferensiasi.
Pertumbuhan kalus dan organ-organ
ditentukan oleh penggunaan yang
tepat dari zat pengatur tumbuh
tersebut (Prakoeswa et al., 2009).
Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan data tentang kombinasi
zat pengatur tumbuh terbaik untuk
induksi kalus kotiledon dari tanaman
bunga matahari dan pengaruh
pemberian NaCl berbagai
konsentrasi terhadap pertumbuhan
kalus tanaman bunga matahari(Helianthus annuus L.).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Departemen Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas
Airlangga, Surabaya. Bahan yang
digunakan adalahbiji bunga matahari
(Helianthus annuus L.) yang
diperoleh dari kota Medan. Eksplan
yang dipakai adalah kotiledon yang
berumur 10 hari. Bahan kimia yang
digunakan adalah penyusun
Murashige dan Skoog, zat pengatur
tumbuh (2,4-D, NAA, BAP, dan
kinetin), alkohol 70%, sodium
hipoklorit, spiritus, aquades streril,
KOH 1N, HCl 1N, dan NaCl. Alat
yang digunakan laminar air flow,autoclave, neraca analitik, gelas
ukur, beaker glass, cawan petri,
pinset, pipet, botol kultur,
erlenmeyer, magnetic stirer, kompor
listrik, bunsen, kertas pH, aluminium
foil, hand sprayer, kertas saring,
kapas, skalpel, mata pisau, bunsen,
dan kertas payung. Penelitian ini
terdiri dari dua tahap, tahap induksi
kalus dan tahap perlakuan dengan
NaCl. Rancangan percobaan padapenelitian ini adalah RAL
(Rancangan Acak Lengkap), pada
tahap induksi ada 8 perlakuan
dengan 6 ulangan dan pada tahap
perlakuan NaCl ada 6 perlakuan
dengan 6 ulangan. Pada tahap
induksi kalus langkah pertama adalah
mengecambahkan biji bunga, biji
disterilkan dengan alkohol 70%
selama 1 menit dan disterilkan
dengan sodium hipoklorit 20%
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
3/12
selama 10 menit lalu dibilas dengan
akuades steril, setelah itu ditanam
secara aseptik pada media kapas.Setelah kotiledon tumbuh, lalu
ditanam pada media MS + kombinasi
zat pengatur tumbuh (2,4-D 1 mg/L;
3mg/L dan NAA 1 mg/L; 3mg/L
dengan Kinetin 1 mg/L & BAP 1
mg/L) dan ditumbuhkan selama 6
minggu. Setelah 6 minggu,
kombinasi zat pengatur tumbuh yang
menghasilkan kalus terbaik
disubkultur pada media perlakuan
NaCl (0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, dan
2.5%) selama 4 minggu. Yang
diamati adalah morfologi kalus
meliputi warna dan tekstur kalus dan
berat basah kalus. Hasil dan
Pembahasan
1. Pengaruh Kombinasi ZatPengatur Tumbuh Terhadap
Induksi Kalus dari Eksplan
Kotiledon Tanaman Helianthus
annuusL.Penelitian tahap satu yaitu
tahap proliferasi kalus bertujuan
untuk menginduksi kalus pada
eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuus L. dengan
menggunakan berbagai variasi
kombinasi zat pengatur tumbuh.
Awal pembentukan kalus sebagian
besar terjadi pada luka bekas irisan.Munculnya kalus pada bekas irisan
sesuai dengan teori Dodds dan
Robberts (1982) yang menyatakan
bahwa terjadinya kalus ditempat
bekas irisan yang bertujuan untuk
menutup luka sebagai akibat
proliferasi sel-sel jaringan induk.
Menurut Hendaryono dan Ari (1994)
kalus merupakan sel-sel yang belum
terdeferensiasi yang terbentuk pada
salah satu atau seluruh irisan eksplan.
Pada induksi kalus terdapat
perbedaan hasil berat dari masing-
masing perlakuan (tabel 1).
Respon-respon yang berbeda tersebut
antara lain dipengaruhi oleh media
yang telah diberi perlakuan
kombinasi zat pengatur tumbuh
auksin dan sitokinin dengan berbagai
konsentrasi sehingga memberikan
hasil yang bervariasi pula padaeksplan yang dikultur. Pemberian
kombinasi zat pengatur tumbuh yang
seimbang antara auksin dan sitokinin
akan dapat memberikan hasil
regenerasi yang baik.
Tabel 1. Rerata berat basah kalus (gram) eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuus L.pada berbagai variasi zat pengatur tumbuh
Jenis ZPTKinetin
1 mg/L
BAP
1 mg/L2,4-D 1 mg/L
3 mg/L
0,108680,04482 0,146900,05078
0,133880,05374 0,285670,07508
NAA 1 mg/L
3 mg/L
0,766200,38226 0,227800,22520
0,749100,30050 0,243900,31500
Dari tabel di atas dapat diketahui
rerata berat basah kalus tertinggi
terdapat pada perlakuan ke-5 yaitu
kombinasi NAA 1 mg/L+ Kinetin 1
mg/L dengan rata-rata berat basah
sebesar 0,766200,38226 gram,
sedangkan rata-rata berat basah
terendah ditunjukkan oleh perlakuan
ke-1 yaitu kombinasi 2,4-D 1 mg/L +
Kinetin 1 mg/L dengan rata-rata
berat basah sebesar 0,108680,04482
gram.
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
4/12
Rahayu et al. (2003) menyatakan
bahwa berat segar kalus yang besar
ini disebabkan karena kandunganairnya yang tinggi. Berat basah yang
dihasilkan sangat tergantung pada
kecepatan sel-sel tersebut membelah
diri, memperbanyak diri dan
dilanjutkan dengan membesarnya
kalus.
Untuk mengetahui pola
terbentuknya kalus pada eksplan
kotiledon tanaman bunga matahari
pada masing-masing perlakuan
kombinasi zat pengatur tumbuh,
maka dilakukan pengamatan secara
visual setiap minggu selama 6
minggu pada eksplan kotiledon
tanamanHelianthus annussL.
Indikator pertumbuhan eksplan pada
budidaya in vitro berupa warna kalus
menggambarkan penampilan visual
kalus sehingga dapat diketahui
apakah suatu kalus masih memiliki
sel-sel yang aktif membelah atautelah mati. Jaringan kalus yang
dihasilkan dari suatu eksplan
biasanya memunculkan warna yang
berbeda-beda. Kualitas kalus yang
baik memiliki warna yang hijau.
Menurut Fatmawati (2008), warnakalus mengindikasikan keberadaan
klorofil dalam jaringan, semakin
hijau warna kalus semakin banyak
pula kandungan klorofilnya. Warna
terang atau putih dapat
mengindikasikan bahwa kondisi
kalus masih cukup baik. Perbedaan
warna kalus menunjukkan bahwa
tingkat perkembangan kalus berbeda-
beda (tabel 2). Warna hijau pada
kalus adalah akibat efek sitokinin
dalam pembentukan klorofil. Warna
kalus yang semakin gelap (menjadi
coklat) berarti pertumbuhan kalus
semakin menurun. Dalam penelitian
ini, kalus yang berwarna hijau
kecoklatan dihasilkan pada media
yang mengandung 2,4-D. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian
Dwiyono (2009) bahwa penambahan
2,4-D yang semakin meningkat dapatmenyebabkan peningkatan
terbentuknya kalus dengan warna
coklat tanaman mahkota dewa.
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
5/12
Tabel 2. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus annussL.pada
media MS dengan berbagai kombinasi zat pengatur tumbuh selama 6
minggu.
Kombinasi
ZPT (ppm)
Morfologi kaluskotiledon tanaman
Warna kalus minggu ke- Tekstur kalus
selama 8 minggu1 2 3 4 5 6
D1K1
KT HC C C C C R
D3K1
KT HC C C C C R
D1B1
KT KT C C C C K
D3B1
KT C C C C C K
N1K1
H H HP PH PH P K
N3K1
H PH P HC HC HP + C K
N1B1
H HP HP HP HP PH K
N3B1 H H HP P P PC K
Keterangan = D: 2,4-D; K: Kinetin; B: BAP; N: NAA; KT: kalus tidak tumbuh,
warna dan tekstur kalus belum tampak;H: kalus tumbuh berwarna
hijau; C: kalus tumbuh berwarna coklat; HP: kalus tumbuh
berwarna hijau keputihan; P: kalus tumbuh berwarna putih; HP +
C: kalus tumbuh berwarna dominan hijau keputihan dan sebagian
coklat; PC: kalus tumbuh berwarna putih kecoklatan; PH: kalus
tumbuh berwarna putih kehijauan; K: kalus bertekstur kompak; R:
kalus berteksturremah.
Pada pengamatan minggu
pertama eksplan pada perlakuan
kombinasi zat pengatur tumbuh
D1K1, D3K1, D1B1, dan D3B1 belum
menunjukkan pertumbuhan kalus.
Sedangkan pada kombinasi N1K1,
N3K1, N1B1, dan N3B1 telah
menunjukkan pertumbuhan kalus
dari bekas irisan. Kalus yang tumbuh
pada eksplan seluruhnya berwarna
hijau. Pada pengamatan minggukedua mulai tumbuh kalus pada
kombinasi zat pengatur tumbuh
D1K1, D3K1, dan D3B1, kalus yang
tumbuh berwarna hijau kecoklatan,
pada kombinasi N1K1, N1B1, N3B1 -
dan N3K1 tumbuh rambut akar.
Sedangkan kombinasi D1B1 belum
juga tumbuh kalus dan eksplan
menjadi coklat.Pada minggu ketiga pada
semua kombinasi perlakuan telah
tumbuh kalus. Perlakuan yang
menggunakan kombinasi zat
pengatur tumbuh auksin jenis 2,4-D
memiliki petumbuhan kalus yang
lambat, bahkan pada kombinasi ini
rata-rata kalus yang tumbuh
berwarna coklat. Sedangkan zat
pengatur tumbuh dengan kombinasi
auksin jenis NAA memiliki
pertumbuhan yang tinggi. Pada
pengamatan minggu keempatkelompok perlakuan N3B1 eksplan
mulai menunjukkan pertumbuhan
akar dan pada kelompok perlakuan
N1B1 pertumbuhan akar semakin
panjang.
Pada pengamatan minggu
keenam, seluruh kelompok perlakuan
memberikan respon yang berbeda-
beda. Kelompok perlakuan D1K1,
D1B1, D3K1, dan D3B1 memberikan
respon warna eksplan yang menjadi
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
6/12
coklat. Kalus yang tumbuh pada
perlakuan D1K1 dan D3K1 memiliki
tekstur remah dan kalus tumbuhhanya pada ujung eksplan,
sedangkan pada kelompok perlakuan
D1B1 dan D3B1 kalus yang tumbuh
memilki tekstur yang kompak.
Pada kelompok perlakuan
N1K1 menunjukkan kalus yang
tumbuh hampir di seluruh permukaan
eksplan berwarna putih kehijauan
dan bertekstur kompak. Sedangkan
pada perlakuan N3K1 kalus tumbuh
di seluruh permukaan eksplan
berwarna putih, bertekstur kompak,dan tumbuh akar. Kelompok
perlakuan N1B1 memberikan respon
kalus yang berwarna putih dan
bertekstur kompak, selain itu tumbuh
akar yang banyak. Sedangkan
perlakuan N3B1 memberikan respon
yang tidak jauh berbeda dengan
memliki akar(Gambar 4.1).
Gambar 1. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanamanHelianthus annuusL. pada
minggu ke-6 pada masing-masing perlakuan kombinasi zat pengatur
tumbuh. (a) D1K1; (b) D1B1; (c) D3K1; (d) D3B1; (e) N1B1; (f) N3B1;
(g) N1K1; (h) N3K1; ak: akar; skala = 1 cm
ak
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
7/12
2. Pengaruh NaCl BerbagaiKonsentrasi Terhadap
Pertumbuhan Kalus dari EksplanKotiledon Tanaman Helianthus
annuusL.
Pengaruh pemberian NaCl
berbagai konsentrasi pada kalus dari
eksplan kotiledon tanamanHelianthus annuus L.terhadap rerata
berat basah kalus dapat dilihat pada
(tabel 3).
Tabel 3.Rerata berat basah kalus eksplan kotiledon tanamanHelianthus
annuus L. pada perlakuan pemberianNaCl berbagai konsentrasi
No.
Konsentrasi NaCl (%) Rerata Berat Kalus (gram)
1 0 1,90380,2726
2 0,5 0,75560,0977
3 1 0,36750,0312
4 1,5 0,33560,0276
5 2 0,29860,0409
6 2,5 0,28360,0548
Pada perlakuan pemberian NaCl
berbagai konsentrasi, rerata berat
kalus tertinggi terdapat pada
perlakuan pertama (NaCl 0%) yaitu
1,90380,2726 gram dan rerata berat
kalus terendah pada perlakuan ke-6(NaCl 2,5%) yaitu 0,28360,0548
gram. Untuk mengetahui pengaruh
pemberian NaCl berbagai
konsentrasi terhadap berat kaluspada
masing-masing perlakuan dianalisis
dengan uji Kruskal-Wallis dengan
tingkat signifikansi (a) 5%
dan
dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk
mengetahui beda antar perlakuan.
Dari hasil analisis Kruskal-Wallis
pada data rata-rata berat kalus yang
berasal dari eksplan kotiledon
tanaman bunga matahari diperoleh
hasil bahwa konsentrasi NaCl
berpengaruh pada pertumbuhankalus. Hal ini dapat dilihat dari (tabel
3), dimana kalus mengalami
penurunan berat seiring kenaikan
konsentrasi garam. Dan hasil analisis
Mann-Whitney menunjukkan bahwa
perlakuan NaCl konsentrasi 0% dan
0,5% berbeda nyata dengan semua
perlakuan NaCl (gambar 2).
Gambar 4.2. Diagram batang rerata berat basah kalus pada perlakuan NaCl
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
8/12
Terhambatnya pembelahan
sel menyebabkan berat kalus
menurun, hasil tersebut menunjukkanbahwa peningkatan konsentrasi NaCl
menyebabkan berat kalus menurun.
Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada
konsentrasi NaCl tinggi semua
genotipe sudah mengalami stress
berat sehingga proses pembelahan sel
terhambat. Hal ini disebabkan karena
adanya molekul NaCl yang
mengalami ionisasi menjadi Na
+
danCl
-
sehingga terjadi peningkatan
salinitas media yang menginduksi
terjadinya cekaman ion dan
mengakibatkan kematian sel-sel
kalus. Selain itu, peningkatan
konsentrasi NaCl juga menyebabkan
terjadinya penurunan potensial air
larutan pada media dan menginduksi
terjadi-nya cekaman kekeringan
(Farid et al, 2006). Menurut Blum
(1988) dalamFarid et al, 2006NaCl
sebagai bahan osmotikum dapat
menginduksi tiga macam cekaman,
yaitu cekaman keracunan mineral
yang disebabkan oleh garam,
cekaman air karena tekanan osmosis
(osmoticum) dan cekaman nutrisi
mineral dalam tanaman.
Tanggapan tanaman terhadap
lingkungan NaCI umumnya
diakibatkan oleh adanya perubahanmetabolisme. Apabila perubahan
tersebut cukup berat akan
menyebabkan kerusakan jaringan,
bahkan kematian tanaman. Batas
ketahanan disebabkan oleh
terhentinya pertumbuhan, kematian
jaringan, hilangnya turgor, daungugur sampai tanaman mati.
Hal serupa dinyatakan oleh
Bekheet et al.(2006) pada penelitian
tanamanAllium cepa L. bahwa berat
basah kalus menurun seiiring
naiknya konsentrasi NaCl pada
media. Sedangkan hasil terbaik dari
toleransi garam terdapat pada
konsentrasi 2000 ppm NaCl (setara
dengan 2%) dengan memiliki berat
basah tertinggi dibanding konsentrasi
NaCl yang lebih tinggi dengan rasio
toleransi garam sebesar 0,92. Selain
itu kalus yang toleran terhadap 2000
ppm NaCl mampu beregenerasi
menjadi tunas yang baik dan
memiliki warna hijau gelap.
Untuk mengetahui pola
terbentuknya kalus pada masing-
masing perlakuan pemberian NaCl
berbagai konsentrasi dilakukanpengamatan secara visual pada
eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuss L. setiap minggu
selama 4 minggu masa kultur.
Pemberian NaCl berpengaruh pada
pertumbuhan kalus. Penambahan
NaCl pada media menekan dan
menghambat pembelahan sel, selain
itu juga mengganggu proses
metabolisme sel. Gejala ini dapat
diamati dari warna kalus yangmengalami perubahan setiap minggu
pengamatan (tabel 4).
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
9/12
Tabel 4. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus annussL. pada
perlakuanpemberian NaCl berbagai konsentrasi selama 4 minggu masa
kultur
Konsentrasi
NaCl (%)
Morfologi kalus kotiledon tanaman
Warna kalus minggu ke- Tekstur kalus 4
mingguI II III IV
0 P P P P K
0,5 PH PH HC HC K
1 HP HP HC HC K
1,5 HC C C C K
2 C C C C K
2,5 C C CHt CHt K
Keterangan = C: kalus berwarna coklat; HP: kalus berwarna hijaukeputihan;P: kalus berwarna putih; HC: kalus berwarna hijau
kecoklatan; PH:kalus berwarna putih kehijauan; CHt: kalus
berwarna coklat kehitaman; K: kalus bertekstur kompak.
Pada (tabel 4) dapat diketahui
eksplan kotiledon tanaman bunga
matahari (Helianthus annuuss L.)
pada perlakuan pemberian NaCl
berbagai konsentrasi membentuk
tekstur kompak selama 4 minggu
masa kultur pada semua kelompokperlakuan. Selain itu, dapat kita
amati perubahan warna kalus yang
terjadi setiap minggu pada masing-
masing perlakuan. Pada minggu ke-1
kalus yang tumbuh pada perlakuan
NaCl 0% berwarna putih, berbeda
dengan perlakuan NaCl 0,5% kalus
yang tumbuh berwarna putih
kehijauan, pada NaCl 1% kalus
berwarna hijau keputihan. Sedangkan
pada kelompok perlakuan 1,5%, 2%,dan 2,5% kalus berwarna coklat.
Pada semua kelompok perlakuan
kecuali kontrol (NaCl 0%) air keluar
dari dalam sel. Peristiwa ini
ditunjukkan dengan adanya cairan
yang terdapat pada media (Gambar
3).
Pemberian NaCl berpengaruh
pada pertumbuhan kalus.
Penambahan NaCl pada media
menekan dan menghambat
pembelahan sel, selain itu juga
mengganggu proses metabolisme sel.
Gejala ini dapat diamati dari warnakalus yang mengalami perubahan
setiap minggu pengamatan.
Pengamatan minggu ke-1 pada
semua perlakuan kecuali pada
kontrol (NaCl 0%) air keluar dari sel.
Hal ini terjadi karena konsentrasi
lingkungan di luar sel lebih tinggi
dengan adanya NaCl, keadaan yang
demikian menyebabkan tekanan
osmosis dalam sel rendah dan air
dalam sel keluar. Pada perlakuanNaCl 0,5% kalus yang tumbuh
berwarna putih kehijauan. Kalus
pada perlakuan NaCl 1% berwarna
hijau keputihan, pada perlakuan
NaCl 1,5% kalus berwarna hijau
kecoklatan. Dan pada perlakuan
NaCl 2% dan NaCl 2,5% kalus
menjadi berwarna coklat (gambar 3).
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
10/12
Gambar 3. Perbandingan morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuus L. dalam media pertumbuhan NAA 1 mg/L +
kinetin 1 mg/L dengan perlakuan NaCl berbagai konsentrasi pada
minggu pertama. (a) pada media perlakuan NaCl 0%; (b) pada media
perlakuan NaCl 0,5%; (c) pada media perlakuan NaCl 1%; (d) pada
media perlakuan NaCl 1,5%; (e) pada media perlakuan NaCl 2%; (f)
pada media perlakuan NaCl 2,5%; skala = 1 cm.
Pengamatan ke-4, kalus pada
perlakuan NaCl 0,5% dan NaCl 1%
tetap berwarna hijau kecoklatan dan
bertekstur kompak. Perlakuan NaCl
1,5% kalus berwarna coklat lebih
gelap dibanding minggu sebelumnya,
kalus bertekstur kompak. Padaperlakuan NaCl 2% dan NaCl 2,5%
kalus berwarna coklat gelap dan pada
kalus ada bagian yang menghitam
dan tekstur kalus kompak (gambar
3). Kalus yang mengalami perubahan
degradasi warna menjadi coklat yang
lebih gelap bahkan hitam
menunjukkan sel-sel yang
mengalami kematian. Kalus tidak
mampu bertahan terhadap stres padamedia perlakuan sehingga kalus tidak
mampu mengadakan pertumbuhan
dan mati (gambar 4)
Gambar 3.Perbandingan morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus
annuusL.dalam media pertumbuhan NAA 1 mg/L + kinetin 1 mg/L
dengan perlakuan NaCl berbagai konsentrasi pada minggu keenam.
(a) pada media perlakuan NaCl 0%; (a) pada media perlakuan NaCl
0,5%; (c) pada media perlakuan NaCl 1%; (d) pada media perlakuan
NaCl 1,5%; (e) pada media perlakuan NaCl 2%; (f) pada media
perlakuan NaCl 2,5%; skala = 1 cm.
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
11/12
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:1. Pada kombinasi zat pengatur
tumbuh NAA 1 mg/L +
kinetin 1 mg/L yang
memberikan hasil terbaik
dalam menginduksi
terbentuknya kalus dari
eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuus L. yaitu
dengan rata - rata berat basah
kalus tertinggi yaitu sebesar
0,766200,38226gram.
2. Pemberian perlakuan NaClberbagai konsentrasi
berpengaruh terhadap
pertumbuhan kalus kotiledon
tanamanHelianthus annuus
L..
3. Pada perlakuan NaCl 1%kalus yang berasal dari
eksplan kotiledon tanaman
Helianthus annuus L. masihdapat tumbuh.
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut
mengenai penggunaan bagian lain
dari kecambah biji bunga matahari
seperti hipokotil dan epikotil sebagai
eksplan untuk induksi kalus agar
mendapatkan hasil yang lebih baik
dan penelitian lebih lanjut tentang
kemampuan diferensiasi kalus yang
tahan terhadap stres NaCl sehingga
mampu menumbuhkan tanaman yang
tahan terhadap NaCl.
Daftar Pustaka
1. Bekheet, Taha H.S. andSolliman M.E., 2006, Salt
Tolerance in Tissue Culture of
Anion, Jurnal Arab J. Biotech.
Vol. 9, No. (3): 467-476
2. Dodds, J. H., dan Robert, L. W.,1982, Experiment in Plant
Tissue Culture, Cambridge
University Press, London
3. Dwiyono, E., 2009, InduksiKalus Tanaman Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl.) dengan Perlakuan
Kondisi Gelap dan 2,4-D,
Skripsi, Fakultas Pertanian UNS.
Surakarta
4. Farid Muh., Yunus Musa,
Nasaruddin dan Darmawan,2006, Variasi Somaklonal Tebu
Tahan Salinitas Melalui
Mutagenesis In Vitro, Journal
Agrivigor5 (3):247-258
5. Hendaryono, D. P.S dan Ari W.,1994, Kultur Jaringan:
Pengenalan & Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara
Vegetatif Modern, Kanisius,
Yogyakarta
5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap
12/12
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.
http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/