10
1 KONSEP DASAR PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN MANUSIA (Human Development Recovery Needs Assessment/HRNA) Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Pembangunan Manusia / Human Development Needs Assessment (HRNA) adalah suatu metodologi yang didasari oleh perspektif pembangunan manusia. HRNA memandang rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai wahana menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan peluasan pilihan-pilihan hidup yang komprehensif, dan bukan terbatas pada aspek ekonomi saja. Dengan demikian orang yang terkena bencana diharapkan mengembangkan potensi sepenuhnya menuju suatu kehidupan yang kreatif sesuai dengan kebutuhan dan aspirasinya. HRNA meletakkan ‘Manusia’ sebgai fokus; asset dan proses proses yang terkena bencana diasumsikan dimiliki atau berkatian dengan kepentingan manusia atau sekelompok manusia. HRNA mengkaji akibat bencana terhadap kehidupan manusia terutama dari aspek mulai dari matapencaharian, sosial, budaya dan kepemerintahan. Berdasarkan kajian itu HRNA memperkirakan kebutuhan untuk melaksanakan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. HRNA bersama-sama dengan Pengkajian Kerusakan dan Kerugian / Damage and Losses Assessment (DALA) membentuk suatu Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana / Post Disaster Needs Assessment (PDNA) yang komprehensif. HRNA dikembangkan secara kolektif oleh lembaga-lembaga PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan sebagai upaya kearah suatu transisi yang lebih baik dari respon kemanusiaan menuju pada pembangunan manusia. Pendekatan yang digunakan dalam HRNA adalah dengan memilah dan menggolongkan akibat suatu bencana dengan cara mengikuti konfigurasi sistem respons kemanusiaan atas bencana tersebut yang kemudian disesuaikan dengan sektor-sektor dalam neraca anggaran nasional dan regional. Berdasarkan pendekatan tersebut diatas, metoda HRNA menganalisis beberapa aspek utama berikut: 1. Pengkajian Akibat Kejadian Bencana

Konsep Dasar HRNA DaLA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar HRNA DaLA

1

KONSEP DASAR PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN MANUSIA

(Human Development Recovery Needs Assessment/HRNA)

Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Pembangunan Manusia / Human Development Needs Assessment (HRNA) adalah suatu metodologi yang didasari oleh perspektif pembangunan manusia. HRNA memandang rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai wahana menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan peluasan pilihan-pilihan hidup yang komprehensif, dan bukan terbatas pada aspek ekonomi saja. Dengan demikian orang yang terkena bencana diharapkan mengembangkan potensi sepenuhnya menuju suatu kehidupan yang kreatif sesuai dengan kebutuhan dan aspirasinya.

HRNA meletakkan ‘Manusia’ sebgai fokus; asset dan proses proses yang terkena bencana diasumsikan dimiliki atau berkatian dengan kepentingan manusia atau sekelompok manusia. HRNA mengkaji akibat bencana terhadap kehidupan manusia terutama dari aspek mulai dari matapencaharian, sosial, budaya dan kepemerintahan. Berdasarkan kajian itu HRNA memperkirakan kebutuhan untuk melaksanakan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. HRNA bersama-sama dengan Pengkajian Kerusakan dan Kerugian / Damage and Losses Assessment (DALA) membentuk suatu Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana / Post Disaster Needs Assessment (PDNA) yang komprehensif.

HRNA dikembangkan secara kolektif oleh lembaga-lembaga PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan sebagai upaya kearah suatu transisi yang lebih baik dari respon kemanusiaan menuju pada pembangunan manusia.

Pendekatan yang digunakan dalam HRNA adalah dengan memilah dan menggolongkan akibat suatu bencana dengan cara mengikuti konfigurasi sistem respons kemanusiaan atas bencana tersebut yang kemudian disesuaikan dengan sektor-sektor dalam neraca anggaran nasional dan regional.

Berdasarkan pendekatan tersebut diatas, metoda HRNA menganalisis beberapa aspek utama berikut:

1. Pengkajian Akibat Kejadian Bencana

Page 2: Konsep Dasar HRNA DaLA

2

Dalam HRNA, akibat pasca bencana cenderung dilihat dari karakteristik manusia setelah terjadi bencana, yaitu orang-perorangan, rumahtangga yang memiliki karakteristik tertentu sebagai akibat dari kejadian bencana. Dari sudut pandang HRNA akibat bencana diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

a. A: Hilangnya (A)kses untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Misalnya rumah yang rusak atau hancur karena bencana mengakibatkan orang kehilangan akses terhadap naungan sebagai kebutuhan dasar. Rusaknya rumah sakit atau layanan kesehatan mengakibatkan orang kehilangan akses terhadap pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan dasar.

b. P: Gangguan terhadap (P)roses-proses kemasyarakatan dan fungsi pemerintahan.

Bencana dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses-proses kemasyarakatan dasar, seperti proses musyawarah, pengambilan keputusan masyarakat, proses perlindungan masyarakat, proses-proses sosial dan budaya. Demikian juga, misalnya, rusaknya suatu gedung pemerintahan mengakibatkan terganggu / terhentinya fungsi-fungsi administrrasi umum maupun penyediaan keamanan, hukum dan pelayanan-pelayanan dasar.

c. R: Meningkatnya (R)isiko dari memburuknya kerentanan masyarakat yang terkena bencana

Fakta bahwa suatu keluarga atau masyarakat terkena bencana adalah bukti bahwa mereka sudah memiliki kerentanan. Setelah bencana terjadi, kerentanan tersebut semakin memburuk; atau yang sebelumnya tidak rentan menjadi rentan terhadap bencana. Kalau tidak dilakukan respons dan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang efektif maka kerentanan tersebut akan menjadi semakin parah. Namun pada sisi lain, patut pula diingat bahwa masyarakat yang terkena bencana tidak berarti kehilangan seluruh kemampuannya. Ada beberapa kemampuan yang masih tersisa, yang justru muncul karena bencana, atau yang dibawa oleh faktor-faktor atau aktor dari luar seperti bantuan tanggap darurat (emergency), kemampuan perhatian pemerintah dan sebagainya.

2. Analisis Dampak Bencana

Analisis dampak bencana dilakukan dengan menghubungkan, dan/atau melakukan agregat secara kualitatif antar gugus-gugus akibat bencana

Page 3: Konsep Dasar HRNA DaLA

3

tersebut di atas. Hasilnya adalah kesimpulan kesimpulan tentang dampak sosio-psikologis, budaya, politik sampai kepemerintahan, dkk. Kemudian daripadanya ditarik kesimpulan-kesimpulan umum tentang bagaimana akibat bencana ini mempengaruhi proses dan capaian target-target pembangunan seperti yang dinyatakan dalam dokumen-dokumen perencanaan pembangunan seperti RPJMD, RKP, dan sasaran-sasaran pembangunan milenium (MDGs).

3. Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Setelah dilaksanakan analisis terhadap dampak bencana, kemudian diperkirakan kebutuhan untuk pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berupa berbagai tindakan yang bersifat perubahan kebijakan, peraturan, intervensi ekonomi hingga penyediaan bantuan. Hanya pada titik ini HRNA mulai meletakkan nilai moneter dalam analisisnya. Perkiraan kebutuhan untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berupa :

a. Kebutuhan penyediaan bantuan atau dukungan yaitu biaya untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang aksesnya terganggu atau terputus.

b. Kebutuhan penunjang penyelenggaraan kembali yaitu biaya untuk untuk memulai kembali dan meningkatkan proses-proses kemasyarakatan dan fungsi-fungsi kepemerintahan.

c. Kebutuhan pengurangan risiko yang berkaitan dengan resiliensi masyarakat dan pemerintah, yaitu biaya untuk tindakan-tindakan yang menguatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan terhadap bencana berikutnya di masa depan.

Perkiraan kebutuhan biaya dilakukan dengan dengan formula:

Keterangan :

• Unit adalah jumlah satuan manusia yang terkena dampak bencana atau yang menjadi sasaran tindakan rehabilitasi dan

KEBUTUHAN = unit x satuan biaya x jangka pemulihan

Page 4: Konsep Dasar HRNA DaLA

4

rekonstruksi, yaitu orang perorangan, rumahtangga, komunitas, organisasi/unit usaha, atau unit pemerintahan.

• Satuan Biaya adalah biaya standar berdasarkan pada indeks standar biaya hidup di lokasi bencana yang bersangkutan.

• Jangka Pemulihan adalah jumlah tahun yang diperlukan oleh masyarakat terkena bencana untuk kembali ke jalur pembangunan yang direncanakan sebelum bencana. Dalam praktiknya jumlah tahun ini ditetapkan orleh pemerintah sehubungan dengan alokasi anggaran belanja untuk menyelesaikan program rehabilitasi dan rekonstruksi.

4. Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Dampak bencana berkaitan erat dengan opsi-opsi pemulihan baik rehabilitasi maupun rekonsruksi. Program/tindakan disusun untuk setiap sektor yang terkait berdasarkan analisis dampak. Rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi itulah yang menjadi kendaraan untuk membawa kembali masyarakat terkena bencana ke jalur pembangunan menuju tingkatan sebelum bencana.

PROSEDUR UMUM PELAKSANAAN PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN MANUSIA (HRNA)

Secara sederhana, langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Manusia (HRNA) adalah sebagai berikut.

LANGKAH-1 MENGUMPULKAN DATA PRIMER(akibat bencana persektor)

Data kerusakan primer yang perlu dikumpulkan adalah data kerusakan sektoral yang disesuaikan dengan kondisi wilayah yang terkena dampak bencana. Kelompok sektor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Unit yang dihitung dalam HRNA merupakan jumlah satuan yang terkena bencana atau yang menjadi sasaran tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam HRNA, unit analisisnya adalah manusia, yang terdiri dari :

• Orang/individu

• Rumah tangga

• Komunitas

• Organisasi/unit usaha

Page 5: Konsep Dasar HRNA DaLA

5

• Unit pemerintahan daerah

Dalam konteks ini, aset selalu dihitung dalam kaitannya dengan kepemilikan dan penggunaannya oleh manusia.

Pada setiap akibat bencana, perlu di tentukan suatu indikator dan kelompok sektornya untuk memudahkan pencarian data. Indikator adalah karakteristik dari unit yang timbul akibat dari kejadian bencana. Format pengumpulan data adalah sebagai berikut;

Page 6: Konsep Dasar HRNA DaLA

6

Tabel Pengumpulan Data

KELOMPOK SEKTOR SEKTORDATA YANG DIKUMPULKAN SATUAN

(UNIT)Data Jumlah …..Pangan Contoh Data yang dikumpulkan (Indikator)

A : Orang mendapatkan persediaan panganP : Komunitas dapat menjangkau harga makanan.R : Komunitas memiliki mekanisme cadangan pangan

Hunian/naungan A :P :R :

Infrastruktur A :P :R :

Kesehatan A :P :R :

Nutrisi A :P :R :

Agama dan A :

Page 7: Konsep Dasar HRNA DaLA

7

KELOMPOK SEKTOR SEKTOR DATA YANG DIKUMPULKAN SATUAN(UNIT)

Kebudayaan P :R :

Pendidikan A :P :R :

Pertanian A :P :R :

Mata Pencaharian Non Pertanian

A :P :R :

Pemerintahan A :P :R :

Lingkungan A :P :R :

Perlindungan terhadap kelompok rentan

A :P :R :

Page 8: Konsep Dasar HRNA DaLA

8

LANGKAH-2 MENDAPATKAN DATA DASAR SEBELUM BENCANA

Data dasar sebelum bencana adalah berupa data sekunder yang menunjukkan keadaan sebelum bencana, yang terdiri dari:

1. Jumlah unit

Harga-harga dan biaya yang berlaku di daerah bencana, termasuk harga satuan. Misalnya …

2. Data produksi/konsumsi normal dan kalender produksi

Data ini diperlukan untuk menghitung kerugian akibat kehilangan produksi dan penerimaan. Data produksi dapat meliputi: data produksi per periode (minggu/bulan/tahun) untuk komoditas pertanian dan industri tertentu (padi/jagung/sawit/hasil industri), tingkat hunian hotel per periode, jumlah penumpang transportasi, omset pedagang, dsb. Selain data produksi juga perlu dikumpulkan data dasar mengenai kalender produksi, misalnya: frekuensi panen dalam setahun, siklus kedatangan wisatawan, dll.

LANGKAH-3 MELAKUKAN KONFIRMASI DAN VERIFIKASI DATA

Data yang didapatkan dari hasil pengumpulan data sekunder dan primer, memerlukan pemeriksaan silang dengan berbagai sumber. Salah satunya adalah dengan cara membandingkannya dengan data sebelum bencana. Berdasarkan pengalaman berikut ini, ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk pengecekan silang:

• Cek dengan Narasumber Strategis yang kredibel berupa institusi-institusi yang bekerja di lokasi bencana, baik institusi pemerintah maupun non pemerintah.

• Laporan media massa. Walaupun perlu berhati-hati terhadap kecenderungan beberapa media massa yang cenderung mengedepankan sensasi, laporan media massa perlu dimanfaatkan terutama untuk: (i) mengidentifikasi nama dan institusi yang potensial menjadi narasumber strategis; (ii) sebagai sumber informasi independen untuk mengkonfirmasi konsistensi dari informasi resmi yang tersedia; (iii) membantu mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami kerusakan.

• Peta dan Peta Udara. Setelah terjadinya bencana, umumnya tersedia peta daerah-daerah yang terkena dampak bencana beserta intensitasnya, berdasarkan itu dapat dibandingkan apakah data kerusakan sesuai dengan intensitas bencana masing-masing daerah.

• Kunjungan lapangan, kunjungan lapangan adalah cara yang paling dapat dipercaya untuk melakukan cek silang atas informasi sekunder yang

Page 9: Konsep Dasar HRNA DaLA

9

diterima, namun juga merupakan cara yang paling banyak makan waktu dan biaya.

LANGKAH-4 MEMPERKIRAKAN NILAI KEBUTUHAN

Nilai kebutuhan diperoleh dengan mengkalikan jumlah unit satuan yang terkena dampak bencana dengan indeks harga standar satuan yang disepakati, tentunya didasarkan pada indeks biaya standar di wilayah terkena dampak bencana. Perlu diperhatikan bahwa penilaian kebutuhan masing-masing sektor perlu melibatkan ahli/spesialis di masing-masing sektor tersebut yang dapat memberikan pertimbangan berdasarkan keahliannya.

LANGKAH-5MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN DAMPAK UNTUK MASING-MASING SEKTOR DAN MEMPERKIRAKAN NILAI KEBUTUHAN

Setelah nilai akibat diperoleh, langkah selanjutnya adalah memperkirakan nilai kebutuhan, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi komponen-komponen dampak pada masing-masing sektor. Sekali lagi peranan ahli/spesialis sangat penting untuk memberikan asumsi-asumsi yang diperlukan, misalnya asumsi mengenai jangka waktu pemulihan.

LANGKAH-6MEMERIKSA ULANG PERHITUNGAN GANDA, CAKUPAN SEKTORAL, RASIONALITAS ANALISIS DAMPAK DAN KEBUTUHAN

Setelah perhitungan selesai, selanjutnya koordinator tim penilai perlu memeriksa ulang apakah terdapat perhitungan ganda yaitu suatu nilai kerusakan dan kerugian yang dihitung dua kali oleh dua sektor yang berbeda. Beberapa contoh perhitungan ganda:

Selain melakukan cek silang atas perhitungan ganda, koordinator tim penilai melakukan cek silang apakah semua sektor sudah tercakup. Misalnya saja ternyata tim penilai sektor pertanian ternyata belum memasukkan perhitungan atas dampak dan kebutuhan dalam sektor pertanian.

LANGKAH-7MENGHITUNG DAMPAK TERHADAP KINERJA INDIKATOR EKONOMI DAMPAK DAN KEBUTUHAN

Page 10: Konsep Dasar HRNA DaLA

10

Setelah diperoleh hasil perhitungan kerusakan dan kerugian, jika diperlukan tim penilai dapat menghitung dampak terhadap kinerja indikator-indikator ekonomi seperti PDRB, neraca pembayaran, anggaran daerah dsb.