8
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA A. KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA 1. Pengertian Sehat a. Menurut WHO (Notosoedirjo,2005): “Keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit/cacat” Pengertian sehat menurut WHO tersebut merupakan kondisi ideal dari sisi biologis, psikologis dan social. Apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna secara biopsikososial? Memang sulit untuk mendapatkan seseorang yang berada dalam kondisi kesehatan yang sempurna, namun yang mendekati pada kondisi ideal dapat didapatkan. b. UU. No 23, 1992 tentang kesehatan: Sehat: keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis Sehubungan dengan pentingnya dimensi agama dalam kesehatan, maka pada tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu pilar kesehatan. Sehingga menjadi 4 pilar kesehatan yaitu: 1) sehat sevara jasmani/fisik (biologis); 2) sehat secara kejiwaan (psikologis/psikiatric); 3) sehat secara social dan 4) sehat secara spiritual (agama). Yang digambarkan dalam sebuah skema (Hawari, 1992) a. Agama/spiritual Fitrah manusia, kebutuhan dasar manusia yang mengandung nilai- nilai moral, etika dan hukum. Seorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika, seorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama. b. Organo-Biologik

Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA

A. KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA

1. Pengertian Sehat 

a. Menurut WHO (Notosoedirjo,2005):“Keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit/cacat”Pengertian sehat menurut WHO tersebut merupakan kondisi ideal dari sisi biologis, psikologis dan social. Apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna secara biopsikososial?  Memang sulit untuk mendapatkan seseorang yang berada dalam kondisi kesehatan yang sempurna, namun yang mendekati pada kondisi ideal dapat didapatkan.

b. UU. No 23, 1992 tentang kesehatan:Sehat: keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Sehubungan dengan pentingnya dimensi agama dalam kesehatan, maka pada tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu pilar kesehatan. Sehingga menjadi 4 pilar kesehatan yaitu: 1)  sehat sevara jasmani/fisik (biologis); 2) sehat secara kejiwaan (psikologis/psikiatric); 3) sehat secara social dan 4) sehat secara spiritual (agama). Yang digambarkan dalam sebuah skema (Hawari, 1992)

a.   Agama/spiritualFitrah manusia, kebutuhan dasar manusia yang mengandung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Seorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika, seorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama.

b.   Organo-BiologikFisik/tubuh/jasmani, termasuk perkembangan susunan saraf pusat (otak), yang perkembangannya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit yang kejadiannya sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir sebagai bayi dan seterusnya melalui tahapan anak (balita), remaja, dewasa dan usia lanjut.

c.    Psiko-edukatifPendidikan yang diberikan prangtua termasuk pendidikan agama. Orangtua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orangtuanya> Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti pada usia 18 tahun

d.   Sosial-BudayaKepribadian manusia juga dipengaruhi oleh kultur budaya dari lingkungan social, dimana manusia dibesarkan.

Page 2: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

2. Pengertian Kesehatan Jiwa

Menurut UU No.. 3, 1966:“Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yg optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain”Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi)  dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan orang lain (social)

Kesehatan jiwa : Kemampuan menyesuaikan diri dg diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan sanggup menghadapi problema yang biasa terjadi dan merasa bahagia dan mampu diri

Gangguan Jiwa: Sindroma atau pola perilaku atau psikologik seseorang yg secara klinis cukup bermakna dan scr khas berkaitan dg suatu gejala “penderitaan” (distress) dan atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi manusia

3. Ciri Sehat Jiwa

a.   Ciri Sehat Jiwa Menurut WHO (Hawari, 2002)1)     Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu

buruk baginya2)     Memeperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya3)     Merasa lebih puas memberi daripada menerima4)     Secara relative bebas dari rasa tegang (stress)5)     Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan6)     Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran di kemudian hari7)     Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif8)     Mempunyai rasa kasih sayang yang besar

Bila dicermati secara seksama masing-masing butir kriteria sehat tersebut diatas bernuansa pesan-pesan moral etik-religius.

b.   Ciri Sehat Jiwa Menurut Maslow-Mittlemenn (Notosoedirdjo, 2005):1)    Rasa aman yang memadai

perasaan aman dalam hubungannya dengan pekerjaan, social dan keluarganya2)    Kemampuan menilai diri sendiri yang memadai

yang mencakup: harga diri yang memadai, ada nilai yang sebanding pada diri sendiri dan

prestasinya; memiliki perasaan yang berguna;

3)    Memiliki spontanitas dan perasaan yang memadai dengan orang lain

Page 3: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

seperti hubungan persahabatan, cinta, berekspresi yang cukup pada ketidaksukaan tanpa kehilangan control, kemampuan memahami dan membagi rasa kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiri dan tertawa

4)    Mempunyai kontak yang efisien dengan realitassedikitnya mencakup 3 aspek: fisik, social dan diri sendiri/internal. Ditandai dengan:

tiadanya fantasi yang belebihan; mempunyai pandangan yang realistis dan pandangan yang luas: kemampuan untuk berubah jika situasi eksternal tidak dapat dimodifikasi

5)    Keinginan-keinginan jasmani yang memadai dan kemampuan untuk memuaskannyaditandai dengan:

sikap yang sehat terhadap fungsi jasmani: kemampuan meperoleh kenikmatan kebahagiaan dari dunia fisik dalam kehidupan: kehidupan seksual yang wajar: kemampuan bekerja: tidak adanya kebutuhan yang berlebihan.

6)    Mempunyai pengetahuan yang wajartermasuk didalamnya:

cukup mengetahui tentang: motif, keinginan, tujuan, ambisi, hambatan, kompensasi, perasaan rendah diri:

penilaian yang realistis terhadap milik dan kekuarangan;7)    Kepribadian yang utuh dan konsisten

maknanya: cukup baik perkembangannya, kepandaiannya, berminat dalam berbagai aktifitas; memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak berbeda dengan pandangan

kelompok; mampu berkonsentrasi: tidak ada konflik besar dalam kepribadiannya

8)    Memiliki tujuan hidup yang wajarHal ini berarti:

memiliki tujuan yang sesuai dan dapat dicapai; mempunyai usaha yang cukup dan tekun mencapai tujuan; tujuan bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.

9)    Kemampuan untuk belajar dari pengalamanTidak hanya mengumpulkan pengetahuan dan kemahiran ketrampilan, tetapi juga kemauan menerima hal baru yang baik

10)  Kemampuan memuaskan tuntutan kelompikIndividu harus:

tidak terlalu menyerupai anggota kelompok yang lain; terinformasi secara memadai, menerima cara yang berlaku dikelompoknya; kemauan dan dapat menghambat dorongan dan hasrat yang dilarang kelompoknya.

11) Mempunyai emansipasi yang memadai dari kelompok atau budayaHal ini mencakup:

kemampuan menganggap sesuatu itu baik dan yang lain jelek; dalam beberapa hal tergantung dari pandangan kelompok; menghargai perbedaan budaya

Page 4: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

c.   Ciri Sehat menurut JAHODA:1)         Sikap positif terhadap diri:

a) Menerima dirib) Sadar diric) Obyektifd) Merasa berarti

2)         Tumbuh kembang dan aktualisasia) Berfungsi optimalb)Adaptif

3)         Integrasi ;a) Ekspresi dan represib)Ego yang kuat (stres dan koping)c) Luar dan dalam (konflik dan dorongan)

4)         Otonomia) Tergantung dan mandiri seimbangb) Tanggungjawab terhadap diri sendiric) Menghargai otonomi orang lain

5)         Persepsi realitasa) Mau berubah sesuai pengetahuan barub) Empati dan menghargai sikap dan perasaan orang lain

6)         Environmental mastery (menguasai lingkungan)a) Suksesb) Adaptif terhadap lingkunganc) Dapat mengatasi : kesepian, agresif, frustasi

4. Upaya Kesehatan Jiwa (Dir. Bina Pelayanan Keperawatan Depkes RI)

1.   Ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa

2.   Terdiri atas peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan pasien gangguan jiwa dan masalah psikososial

3.   Menjadi tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat4.   Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab menciptakan kondisi kesehatan jiwa yang

optimal dan menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan upaya kesehatan jiwa

5.   Pemerintah berkewajiban untuk mengembangkan upaya kesehatan jiwa keseluruhan, termasuk akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

5. Keperawatan Jiwa

Keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini ditekankan dalam Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan yang dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.

Page 5: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

Pelayanan keperawatan yang diberikan adalah upaya mencapai derajad kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dalam bidang promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan.

Penerapan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa memang sedikit berbeda dengan RSU. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik penderita yang dilayani yaitu pasien di RSJ merupakan orang yang sedang mengalami gangguan jiwa. Proses pengobatan gangguan jiwa memerlukan waktu yang lama, disamping itu asuhan keperawatan yang dilakukan sangat menetukan keberhasilan pengobatan (Keliat, 1998)

Hasil evaluasi terhadap dokumentasi di 2 RSJ yang besar, ditemukan kurang dari 40% pelaksanaan asuhan keperawatan belum memenuhi kriteria sesuai standar asuhan yang baik. Kondisi ini tentunya tidak boleh memupuskan motivasi dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa (Keliat, 1998).

Motivasi untuk merawat klien dengan masalah kesehatan jiwa adalah:1.   Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian dan perilaku manusia2.   Perilaku manusia selalu dapat diarahkan pada respon yang baru3.   Perilaku manusia selalu dipengaruhi faktor yang menimbulkan tekanan sosial, dikuatkan atau dilemahkan

6. Peran Perawat dalam Kesehatan Jiwa

1.   Mekanisme utama yang mendorong sistem social (Parson, 1951, dalam The Bride to Profesional Nursing Practice, Cresia, 2001)

2.   Set perilaku unik menggambarkan posisi yang merefleksikan domain personal, social ayau okupasi

3.   Pola perilaku tersebut dimanifestasikan ke dalam penampilan melaksanakan tugas dan kewajiban

4.   Pembentukan peran perawat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, individu perawat dan interaksi perawat dengan yang terlibat dalam set peran tersebut

5.   Peran professional unik karena dipengaruhi oleh kode etik yang membantu memperlihatkan secara tajam perilaku professional dan sebagai kerangka dari harapan peran tersebut.

Semua peran perawat tersebut dapat dilaksanakan dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa, baik pada institusi sarana kesehatan RS, Puskesmas maupun praktik mandiri/swasta. Untuk melaksanakan perasn tersebut dipersiapkan perawat yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melaksanakannya (registrasi, sertifikasi dan lisensi).

Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Diri Sendiri

Page 6: Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

1. Solitude (nyepi) Perlu waktu untuk diri sendiri untuk memahami apa yang terjadi waktu bersama orang

lain Bukan fisikal, sama dengan “time out” Menghindari dituntut dan menuntut orang lain

2.   Kesehatan diri sendiri (Personal Physical Health) Makanan yang sehat Istirahat yang cukup Olahraga

3.   Merawat dengan memperhatikan tanda-tanda stres internal (ettending to internal stress signals) Setiap orang pernah marah, karena hal yang kecil Penting bagi perawat untuk mengenal dan berespon pada tanda-tanda stresnya