79
KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH ZULFIQAR AHMAD Skripsi Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Ali Saputra NIM: 1112033100016 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H./ 2019 M.

KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

  • Upload
    ngokien

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN

SYEKH ZULFIQAR AHMAD

Skripsi

Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Ali Saputra

NIM: 1112033100016

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H./ 2019 M.

Page 2: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi
Page 3: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi
Page 4: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi
Page 5: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

i

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Konsep Mahabbah (Cinta) dalam Pemikiran Syekh

Zulfiqar Ahmad.” penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui konsep

mahabbah menurut Syekh Zulfiqar Ahmad dan dapat memberi sumbangan

pemikiran dalam dunia keilmuan tasawuf.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keadaan manusia yang tengah berada

dalam modernitas yang ditandai oleh pesatnya kemajuan sains dan teknologi,

disamping membawa dampak positif, namun tidak dipungkiri memiliki sisi negatif.

Dampak negatif pada zaman modern ini yaitu timbulnya krisis spiritual, sehingga

bagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi akan nilai-nilai

spiritualitas yang mulai terkikis. Banyak tokoh sufi yang telah membahas

mahabbah, tokoh yang paling populer adalah Rabiah al-Adawiyah dan beberapa

tokoh lainnya. Sedang yang penulis angkat dalam membahas mahabbah adalah

Syekh Zulfiqar Ahmad.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan

teknik pengumpulan data melalui telaah pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan

dengan membaca dan memahami referensi dari primary source maupun secondary

source berupa tulisan-tulisan yang membahas atau berkaitan dengan pemikiran

mahabbah Syekh Zulfiqar Ahmad. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada

konsep mahabbah dalam pemikiran Syekh Zulfiqar Ahmad. maka penelitian ini

memuat rumusan masalah “Bagaimana konsep mahabbah (cinta) dalam pemikiran

Syekh Zulfiqar Ahmad?.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, konsep mahabbah Syekh Zulfiqar

Ahmad adalah kondisi hati dimana pecinta rindu ingin bertemu kekasih. ia melewati

seluruh hidupnya untuk mempersiapkan pertemuannya dengan kekasih. cara untuk

meraih mahabbah seorang salik (pencari) harus melaksanakan prinsip-prinsip, agar

dengan itu dia bisa mencapai derajat seorang hamba yang betul-betul mencintai

Allah. sebuah pencapaian keinginan seorang murid “orang yang menginginkan

Allah”, menjadi murad “orang yang diinginkan Allah”. Seorang salik yang telah

meraih mahabbah, memiliki tanda-tanda dan karakteristik pecinta Allah yang tulus.

Page 6: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam,

Tuhan yang maha pengasih di alam dunia dan Tuhan yang maha penyayang di

alam akhirat kelak. Tuhan yang selalu memberikan karunia dan nikmat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan

salam selalu tercurah kepada Rasulullah Saw., kepada keluarganya, sahabat-

sahabatnya, dan kita sebagai umatnya yang menanti pertolongannya di akhirat

nanti. Amin.

Penulis ucapkan syukur kepada Allah Swt. atas selesainya penulisan dan

penyusunan skripsi yang berjudul “KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM

PEMIKIRAN SYEKH ZULFIQAR AHMAD” sebagai tugas akhir akademis pada

Jurusan Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah berkat bantuan, bimbingan, dan

dukungan berbagai pihak. Karena itu perkenankanlah penulis untuk

menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan khusus kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amany Lubis,

MA dan Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. Yusuf Rahman, MA.

2. Dr. Edwin Syarif, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu meluangkan waktunya di tengah kesibukan dan aktifitas

padatnya untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

3. Dra. Tien Rohmatin, MA selaku ketua Prodi Aqidah Filsafat

Islam dan Dr. Abdul Hakim Wahid, MA selaku Prodi Jurusan

Aqidah dan Filsafat Islam.

Page 7: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

iii

4. Hanafi, S.Ag. MA selaku dosen penasihat akademik saya yang

selalu berkenan membimbing dalam penulisan proposal skripsi

penulis.

5. Jajaran Dekanat Fakultas Ushuluddin dan khusus kepada seluruh

Dosen jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang senantiasa ikhlas

memberikan perkuliahan dan membimbing selama penulis belajar

di Jurusan Aqidah Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada yang tercinta almarhum almagfurlah Bapak Marzuki Olih

di surga firdaus sana dan kepada Ibu Anah yang cinta dan kasih

sayangnya tak pernah padam dan selalu mengingatkan penulis

untuk menyelesaikan tugas akhir. Semoga Allah ridho segala

amaliyah ibu.

7. Kepada kakak saya Nur Ali, Kartini, Safarudin dan kakak-kakak

ipar saya yang telah memberikan sumbangsih untuk penulis dapat

melanjutkan pendidikan kuliah.

8. Kepada Dewi Nursanti yang telah membantu penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir dari awal penulisan hingga selesai

9. Keluarga besar Majelis Ta’lim Yaumul Sabt’ yang senantiasa

mendoakan penulis.

Ciputat, 20 Desember 2018

Penulis

(Ali Saputra)

Page 8: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iv

PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah....................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................

D. Tinjauan Pustaka................................................................

E. Metodelogi Penelitian.........................................................

F. Sistematika Penulisan.........................................................

1

6

6

7

9

12

BAB II PERJALANAN SPIRITUAL SYEKH ZULFIQAR

AHMAD

A. Riwayat Hidup....................................................................

B. Guru Spiritual (Mursyid)....................................................

C. Jalan Spiritual (Tarekat).....................................................

D. Karya-Karya Syekh Zulfiqar Ahmad.................................

13

21

22

23

BAB III PENGERTIAN MAHABBAH (CINTA)

A. Mahabbah (Cinta)..............................................................

1. Secara Etimologi............................................................

2. Secara Terminologi........................................................

B. Pandangan al-Qur’an tentang Mahabbah (Cinta)...............

C. Mahabbah (Cinta) Menurut Rabiah al-Adawiyah..............

25

26

27

31

34

BAB IV CARA MERAIH MAHABBAH (CINTA) KEPADA ALLAH

MENURUT SYEKH ZULFIQAR AHMAD

A. Mahabbah (Cinta) Menurut Syekh Zulfiqar Ahmad

B. Prinsip-prinsip Meraih Mahabbah (Cinta) Kepada Allah..

C. Murid dan Murad...............................................................

D. Tanda-tanda dan Krakteristik Pecinta Allah yang Tulus...

38

41

51

52

Page 9: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

v

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................

B. Saran-saran.........................................................................

57

58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 60

LAMPIRAN

Page 10: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

vi

PEDOMAN TRANSILITERASI HURUF ARAB LATIN

Skripsi ini menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi” yang terdapat

dalam Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2012/2013.

No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا 1

B Be ب 2

T Te ت 3

Ts te dan es ث 4

J Je ج 5

H ha dan garis bawah ح 6

Kh ka dan ha خ 7

D De د 8

Dz de dan zet ذ 9

R Er ر 10

Z Zet ز 11

S Es س 12

Sy es dan ye ش 13

S es dengan garis bawah ص 14

D de dengan garis bawah ض 15

T te dengan garis bawah ط 16

Z zet dengan garis bawah ظ 17

Page 11: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

vii

Koma terbalik di ta hadap kanan ‘ ع 18

Gh ge dan ha غ 19

F Ef ف 20

Q Ki ق 21

K Ka ك 22

L El ل 23

M Em م 24

N En ن 25

W We و 26

H Ha ه 27

Apostrof ´ ء 28

Y Ye ي 29

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

1 A Fathah

2 I Kasrah

3 U Dammah

Page 12: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

viii

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

Ai Fathah − ى 1

Au Kasrah − و 2

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

No Vokal arab Vokal Latin Keterangan

1 ᶩ Â a dengan topi di atas

Î i dengan topi di atas ئ 2

Û u dengan topi di atas ؤ 3

Kata Sandang

Kata yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال

dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah, maupun

huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl, al-dîwân bukan aḍ-ḋîwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab yang dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

Page 13: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

ix

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورة tidak

ditulis ad-ḏarûrah, melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) lihat contoh 2. Namun jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

Contoh:

No Kata Arab Transiliterasi

Ṯarîqah طريقة 1

al-jâmi’âh al-Islâmiyyah الجمعة االسالمية

waẖdat al-wujûd وحدة الوجود

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, dalam

alihaksara ini huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama

diri, dan lain-lain. Penting diperhtikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

Page 14: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

x

huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû

Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih

aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold). Jika menurut EYD. Judul ini ditulis dengan cetak miring, maka

demikianlah halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd

al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîr.

Page 15: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, manusia tengah berada dalam modernitas yang ditandai

oleh pesatnya kemajuan sains dan teknologi. Proses modernisasi yang

dijalankan oleh dunia Barat sejak zaman Renaisans, di samping membawa

dampak positif, namun tidak dipungkiri memiliki sisi negatif. Dampak

positifnya, modernisasi telah membawa kemudahan-kemudahan dalam

kehidupan manusia. Sementara dampak negatifnya, modernisasi telah

menimbulkan krisis makna hidup, kehampaan spiritual, dan tersingkirnya

agama dalam kehidupan manusia.1

Telah banyak diakui bahwa manusia modern telah mengalami apa

yang disebut Seyyed Hossein Nasr sebagai krisis spiritual. Hal ini terjadi

karena sains dan teknologi yang dibangun atas pandangan sekuler, khususnya

positivisme ala Comte.2

Manusia modern memberontak melawan Allah dengan menciptakan

sains yang tidak berdasarkan cahaya intelek tetapi berbasis positivisme.

Dengan kata lain dampak negatif yang terjadi tidak lain merupakan efek

belakangan dan pencemaran jiwa manusia yang bermula pada saat manusia

Barat bertekad untuk berperan sebagai Tuhan di muka bumi dengan

1Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern,

(Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 64 2Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 264

Page 16: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

2

membuang dimensi transendental dari kehidupannya, “membunuh semua

Tuhan”, dan menyatakan kemerdekaan dari surgawi.3

Peradaban modern Barat dibangun hanya di atas landasan konsep

manusia yang tidak menyertakan hal yang esensial dari manusia sendiri.

Manusia modern telah membakar tangan mereka dalam api yang mereka

nyalakan sendiri, ketika mereka lupa siapa mereka sebenarnya. Menurut

Seyyed Hossein Nasr, manusia modern menderita penyakit amnesis atau

pelupa tentang siapa dirinya.4

Manusia modern semakin kehilangan visi keilahian. Manusia modern

melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandang pinggiran eksistensinya,

tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”. Untuk bisa melihat realitas secara utuh

manakala berada pada titik ketinggian dan titik pusat. Manusia bisa

mengetahui dirinya secara sempurna manakala ia berada di pusat spiritualitas

dirinya, sehingga bisa melihat realitas di pinggir ruji-ruji yang

menghubungkannya. Manusia modern telah tumpul penglihatan intellectus-

nya (mata hati) sehingga mereka tidak bisa memahami hakikat keberadaanya

dan realitas Absolut “Sang Pencipta”.5

Karena intellectus manusia modern telah mengalami disfungsional,

maka apapun yang diraih manusia modern yang berada dipinggir eksistensi

tidak lebih dari sekedar pengetahuan yang terpecah-pecah (fragmented

Knowledge) yang tidak utuh. Pengetahuan yang demikian tidak akan dapat

mendatangkan kearifan untuk melihat hakikat alam sebagai kesatuan yang

3Tri Astutik Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” Jurnal IAIN

Pekalongan 8, no. 2 (November 2011): h. 316 4Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap Pemikiran

Seyyed Hossein Nasr,” Refleksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin IV, no. 2 (2002): h. 22 5Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,”

Page 17: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

3

tunggal, cermin keesaan dan kemahakuasaan Tuhan.6 Manusia modern

memandang alam semesta sebagai satu-satunya realitas kehidupan yang

dilepaskan dari hubungan apapun dengan Tuhan.

Oleh karena itu dunia ini menurut pandangan manusia modern,

adalah dunia yang memang tak memiliki dimensi transendental. Dengan

demikian menjadi wajar jika peradaban modern yang dibangun selama ini

tidak menyertakan hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia, yaitu

dimensi spiritual.7

Menurut Seyyed Hossein Nasr, manusia modern telah menciptakan

situasi sedemikian rupa yang berjalan tanpa adanya kontrol sehingga

karenanya mereka terperosok dalam posisi terjepit yang pada gilirannya akan

mengantarkan kehancuran manusia.8 Bagi Seyyed Hossein Nasr, perlu

dibangun konsep spiritualitas dimana pemahaman manusia tidak saja

dipahami dari sisi hukum positivistik, melainkan dari sudut pandang

transedental spiritual juga.9

Tasawuf bisa menjadi sumber akan nilai-nilai spiritualitas yang mulai

terkikis. Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri,

berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat

menuju keabadian, saling mengingatkan di antara manusia serta berpegang

6Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap Pemikiran

Seyyed Hossein Nasr,” h. 23 7Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” h. 317 8Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” h.318 9Encung, “Tradisi dan Modernitas Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” Teosofi: Jurnal

Tasawuf dan Pemikiran Islam 2, no. 1 (Juni 2012): h. 208

Page 18: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

4

teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan

diri dan mencapai keridhoan-Nya.10

Istilah tasawuf belum ada pada zaman Nabi Muhammad Saw. dan

para sahabat, namun mereka telah mencontohkan praktik-praktik bertasawuf

yang menjadi landasan dalam ajaran tasawuf. muncul istilah tasawuf sekitar

pertengahan abad 2 Hijriah, kemunculannya disebabkan karena gaya

kehidupan yang glamour-profanistik dan corak kehidupan materialis dan

konsumeris yang diperagakan oleh sebagian besar penguasa negeri yang

segera menular di kalangan masyarakat luas. Dari aspek ini, dorongan yang

paling kuat adalah sebagai reaksi terhadap gaya sekular yang berawal dari

kelompok elit dinasti penguasa.11 Ajaran tasawuf bertujuan untuk meluruskan

jalan menuju illahi dan takut kepada-Nya. Sehingga tasawuf menjadi sebuah

pengajian-pengajian yang dipimpin oleh para ulama yang terkenal sebagai

sufi. Dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan menghindari kecintaan

pada duniawi.12

Tokoh populer yang mewakili dalam ajaran tasawuf yakni Hasan al-

Bashri, yang mempunyai pengaruh kuat dalam kesejarahan spiritual Islam,

melalui doktrin al-zuhd, al-khauf, dan al-raja’. Selain tokoh ini, juga Rabiah

al-Adawiyah, dengan ajaran populernya al-mahabbah, serta Ma’ruf al-Kharki,

dengan konsepsi al-syauq sebagai ajarannya.13

10Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf,(Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet 10, h. 147 11H.A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1999), h. 235 12Muhammad Solihin dan Rosihin Anwar, Ilmu Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2008)

h. 58 13H.A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 233

Page 19: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

5

Bila melihat fenomena yang terjadi, rasanya menghidupkan kembali

ajaran Tasawuf Mahabbah seperti yang dipopulerkan oleh Rabiah al-

Adawiyah harus dilakukan, ajaran cinta kepada Allah Swt. karena merupakan

kebutuhan saat ini di mana manusia modern telah melupakan Allah Swt.

Sejalan dengan uraian-uraian yang di atas, di zaman yang sudah

maju ini ada seorang tokoh sufi abad ke-20 yaitu Syekh Zulfiqar Ahmad.

Lahir pada tanggal 1 April 1953 di Jhang (Punjab, Pakistan). Dia pensiun

dini sebagai tenaga ahli kelistrikan pada umur empat puluh tahun dan

kemudian mengabdikan seluruh hidupnya untuk agama.14 Otorisasi secara

resmi diberikan (ijazah) di jalan spiritual Naqshabandi (tarekat), ijazah

tersebut diberikan oleh gurunya yakni Syekh Gulam Habib. Syekh Zulfiqar

Ahmad sekarang telah menjadi mursyid pada tarekatnya,15

Syekh Zulfiqar Ahmad telah melakukan perjalanan ke lebih dari tiga

puluh negara untuk memberikan ceramah. Syekh Zulfiqar Ahmad telah

menginspirasi ribuan orang dari semua lapisan masyarakat termasuk para

profesor, dokter, insinyur, pengusaha, pegawai negeri sipil, akademisi,

mahasiswa, dan lain-lain untuk menjadi pecinta Allah Swt.

Dari uraian latar belakang di atas bagi penulis pemikiran Syekh

Zulfiqar Ahmad dalam konsep mahabbah (cinta) sangatlah tepat, serta

mengangkatnya menjadi judul skripsi “Konsep Mahabbah (Cinta) dalam

Pemikiran Syekh Zulfiqar Ahmad”.

14Syekh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,” Artikel diakses dari

https://www.tasawwuf.co/about-shaykh/shaykh-zulfiqar-ahmed-db/ diakses pada Kamis, 18

Oktober 2018 pukul 10:54 15Syekh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,”

Page 20: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

6

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini hanya pada permasalahan

“Mahabbah”. Dalam hal ini berarti saya hanya mengemukakan pemikiran

Syekh Zulfiqar Ahmad tentang Konsep Mahabbah , karena yang paling tepat

untuk menjawab permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang.

Dari latar belakang dan pembatasan masalah yang saya uraikan di

atas, maka perumusan masalah penelitian ini ialah:

“Bagaimana konsep mahabbah (cinta) dalam pemikiran Syekh Zulfiqar

Ahmad?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan studi strata satu (S1) di Fakultas Ushuluddin Program Studi

Aqidah dan Filsafat Islam dan untuk dapat mengetahui konsep mahabbah

(cinta) Syekh Zulfiqar Ahmad . Sedangkan manfaat penelitian ini antara lain:

1. Memberi pemahaman tentang konsep mahabbah (cinta)

Syekh Zulfiqar Ahmad

2. Dapat memberi sumbangan pemikiran dalam dunia keilmuan

tasawuf.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kajian ini.

Page 21: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

7

D. Tinjauan Pustaka

Ditemukan beberapa Skripsi yang membahas tentang penelitian

mengenai konsep cinta (Mahabbah). beberapa penelitian sebelumnya yang

memiliki masalah serupa cinta, diantaranya yaitu

“Cinta Kepada Allah Dalam Kajian Tafsir Tematik”. Lilik Habibah,

Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits tahun 2001. Dalam skripsi tersebut

memaparkan bahwa cinta seorang hamba kepada Allah disebabkan karena

kecenderungan manusia suka pada keindahan, karena Allah adalah yang Maha

Indah. Dengan kata lain bahwa skripsi tersebut hanya membahas cinta seorang

hamba kepada Sang Khaliq saja, bukan sebaliknya.

“Konsep Cinta Dalam Pemikiran Ibn ‘Arabi”. Muhammad Hanafi,

Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2003. Dalam skripsi

tersebut memaparkan tiga konsep cinta dalam pemikiran Ibnu ‘Arabi yaitu:

cinta alami, cinta spiritual dan cinta kudus. Dari sini dapat diketahui bahwa

dalam skripsi tersebut hanya menjelaskan konsep cinta Ibnu Arabi dan lebih

cenderung pada pendekatan filsafat.

“Konsep Cinta Dalam Pemikiran Ibn Qayyim Al-Jauziyyah”. Ismail

Hasan, Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2005. Dalam

skripsi tersebut membahas tentang konsep cinta Ibn Qayyim Al-Jauziyyah

yang menempatkan cinta sebagai dasar bertaqarrub (beribadah) kepada Allah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa skripsi tersebut lebih dekat pada

telaah filsafat.

“Studi Tentang Konsepsi Al-Mahabbah Rabi’ah al-Adawiyya”, Iis

Rahmawati. Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 1995. Dalam

Page 22: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

8

skripsi tesebut membahas tentang konsep mahabbah Rabi’ah al-Adawiyah,

menurut beliau ajaran cinta ada dua yaitu; pertama cinta karena rindu, ini

tercermin pada aksi untuk senantiasa merasakan cinta hanya kepada Sang

Khaliq Swt. Kecintaan Rabi’ah al-Adawiyyah kepada Tuhan yang tidak takut

pada adzab-Nya, karena ingin mencintai Tuhan semata. Dalam kehidupan

sosial, cinta pada tahap ini tercermin dari tahapan tawakkal, dari Ridla, Sabar

dan khusus pada Rabi’ah al-Adawiyyah cinta pada tahapan ini membawa

kepada kehidupan at-Tabathu (membujang) selama hayatnya.

“Akal Dan Cinta Dalam Pandangan Jalaluddin Rumi”. Anugerah

Agung, Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 1996. Dalam

skripsi tersebut menjelaskan hubungan antara cinta dan akal, dimana orang

yang bercinta sering tak berakal dan orang yang berakal belum tentu mampu

bercinta, juga menjelaskan simbolisme akal dan cinta Jalaluddin Rumi.

“Cinta Dalam Analisa Tasawuf”. Jamilah Fakultas Ushuluddin,

jurusan Aqidah Filsafat tahun 1998. Dalam skripsi tersebut menjelaskan

pengertian dan makna cinta yang dihubungkan dengan Ittihad, hulul, wahdat

al-wujud yang pada garis besarnya bahwa cinta adalah pengarah antara hamba

dan Tuhan. Sesuatu yang merupakan esensi manusia, dimana manusia

memiliki kesadaran spiritual.

“Konsepsi Mahabbah Menurut Al-Ghazali”. Enif, Fakultas

Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2003. Dalam skripsi tersebut

menjelaskan, bahwa menurut al-Ghazali, mahabbah adalah tujuan yang

terjauh dan termasuk derajat yang tinggi, sedangkan kerinduan, kesenangan

dan keridhahan mengikuti kecintaan.

Page 23: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

9

Berdasarkan beberapa skripsi yang telah penulis paparkan di atas,

penulis akan menegaskan tidak ada kesamaan dengan beberapa skripsi di atas.

penelitian yang saya lakukan adalah Konsep Mahabbah dalam Pemikiran

Syekh Zulfiqar Ahmad. Sumber data yang saya ambil dari buku Cinta Abadi

Para Kekasaih Allah, sebagai karya besar dari Syekh Zulfiqar Ahmad,

terjemahan, terbitan Marja, Bandung. Di dalamnya terdapat bahasan yang

secara khusus membahas materi mengenai mahabbah.

E. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan jenis

penelitian kualitatif dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah:

a. Metode Telaah Pustaka,16 yaitu: membaca dan memahami

refrensi penelitian. Refrensi tersebut didapatkan dari primary

source maupun secondary source berupa tulisan-tulisan yang

membahas atau berkaitan dengan pemikiran mahabbah Syekh

Zulfiqar Ahmad.

b. Metode Deskriptif,17 yaitu: mensistematikan data yang telah

terkumpul dalam suatu penjelasan terperinci yang sudah

cukup menjelaskan suatu teori sehingga sifatnya tidak mentah

16Mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mencari data dan informasi, dengan

bantuan materi yang ada diperpustakaan. Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Rineka

Cipta, 1992), h. 63 17Metode deskriptif adalah metode secara umum mencoba memberikan penjelasan secara

menyeluruh tentang suatu obyek untuk memperjelas sebuah kajian tertentu. Consevela G. Sevilla,

Pengantar Metode Penelitian, Penerjemah Alimudin Tawu, (Jakarta: UI-Press, 1993), h. 24

Page 24: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

10

bukan sekedar mengumpulkan, karena peneliti terlibat

sepenuhnya dalam pemilahan data disertai argumentasi yang

mendukung. Yang dijelaskan secara deskriptif dalam tahapan

ini adalah teori “Mahabbah” Syekh Zulfiqar Ahmad.

2. Sumber Data Penelitian

Di beberapa tempat buku (Perpustakaan, Toko Buku, dan lain-

lain), ditemukan beberapa karya yang membahas tentang penelitian

mengenai konsep cinta sufi (Mahabbah) dan sangat mendukung untuk

dijadikan bahan refrensi dan literatur dalam penulisan skripsi ini. Yang

terutama adalah Cinta Abadi Para Kekasaih Allah, sebagai karya besar

dari Syekh Zulfiqar Ahmad, terjemahan, terbitan Marja, Bandung. Di

dalamnya terdapat bahasan yang secara khusus membahas materi

mengenai mahabbah.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Peneliti dalam tahapan ini berusaha menyeleksi data-data yang

valid dan relevan berhubungan dengan Mahabbah dan Syekh Zulfiqar

Ahmad. Sumber data yang dikumpulkan memiliki klasifikasi sebagai

berikut:

a. Sumber Data Primer (Primary Source), yaitu data yang

sangat mendukung dan pokok dalam penelitian ini, dalam

hal ini karya Syekh Zulfiqar Ahmad, terutama Cinta

Abadi Para Kekasih Allah, terjemahan, terbitan Marja,

Bandung.

Page 25: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

11

b. Sumber Data Sekunder (Secondary Source), yaitu data

yang beriorientasi pada data yang mendukung dengan cara

menemui dengan pihak yang lain, tidak langsung

diperoleh dari subyek penelitian.18 Data sekunder yang

dimaksudkan dalam hal ini adalah karya yang

berhubungan dengan pemikiran Syekh Zulfiqar Ahmad

mengenai Mahabbah.

4. Tekhnik Analisis Data

Tahap berikutnya adalah mengolah data dengan menggunakan

metode analisis, yang dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan

ilmiah dengan mengadakan penelitian terhadap obyek yang diteliti dan

menggabungkan beberapa pengertian, diharapkan akan didapatkan

pengetahuan baru untuk pemahaman dan kejelasan arti yang dipahami.19

Tekhnik analisis data yang penulis gunakan ialah deskripsi analisis. Pada

tekhnik ini, penulis akan menggambarkan baik secara global maupun rinci

tentang konsep mahabbah.

Sedangkan tekhnik penulisannya, penulis merujuk pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012/2013.

18Saifudin Anwar, MA. Metode Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 1998), h.

91 19Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1997), hlm 36-

62

Page 26: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

12

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dituliskan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai

berikut:

Bab I (Pendahuluan) memaparkan latar belakang masalah,

permasalahan penelitian, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II (Perjalanan Spiritual Syekh Zulfiqar Ahmad) membahas:

riwayat hidup, guru spiritual (mursyid), jalan spiritual (tarekat) , dan karya

Syekh Zulfiqar Ahmad.

Bab III (Pengertian Mahabbah (Cinta)) terdiri dari empat sub bab:

mahabbah (cinta) secara etimologi dan terminologi, pandangan al-Qur’an

tentang mahabbah (cinta) dan mahabbah (cinta) menurut Rabiah al-

Adawiyah.

Bab IV (Cara Meraih Mahabbah (Cinta) Kepada Allah Menurut

Syekh Zulfiqar Ahmad) diantaranya mahabbah (cinta) menurut Syekh

Zulfiqar Ahmad, prinsip-prinsip meraih mahabbah (cinta) kepada Allah,

murid dan murad, dan tanda-tanda pecinta yang tulus.

Bab V (Penutup) terdiri dari kesimpulan dan penutup.

Page 27: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

13

BAB II

PERJALANAN SPIRITUAL SYEKH ZULFIQAR AHMAD

A. Riwayat Hidup

Syekh Zulfiqar Ahmad adalah salah satu syekh terkemuka tasawuf di

era sekarang, Seorang hafiz al-Qur'an dan ia mempelajari disiplin

pembelajaran Islam klasik di samping pendidikan universitasnya. Ia juga

seorang tenaga ahli listrik lalu pensiun dini dari jabatannya sebagai seorang

tenaga ahli listrik pada usia empat puluh tahun untuk mengabdikan diri

sepenuhnya pada agama. Ini adalah bukti cinta yang mendalam kepada Allah

dan dedikasi tanpa kompromi terhadap sunnah Nabi Muhammad Saw.1

Syekh Zulfiqar Ahmad lahir pada tanggal 1 April 1953 di Jhang

(Punjab, Pakistan). Ia dilahirkan dari kedua orang tua yang sangat taat dalam

ibadah. Ayahnya rajin membaca al-Qur’an hingga 3 sampai 4 juz senantiasa

dilakukan sebelum matahari terbit. ibunya juga seorang wanita yang sangat

shalehah, ia sangat rajin bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajud.

Syekh Zulfiqar Ahmad menulis cerita tentang ibunya, “Pada suatu malam, ia

tidur di tempat tidur ibunya. Ketika Syekh Zulfiqar Ahmad terbangun dan

melihat ibunya tidak ada di tempat tidur. Ternyata ibunya sedang duduk di

atas sajadah, ibunya sedang berdoa setelah melaksanakan shalat tahajud.

Syekh Zulfiqar Ahmad menunggu ibunya menyelesaikan doanya, ibunya

berdoa dengan suara yang keras dan mengeluarkan air mata. Syekh Zulfiqar

Ahmad berkata, “Saya tidak pernah melihat siapapun yang menangis lebih

dari ibu saya di tahajud.” Dan di dalam doa ibunya nama Syekh Zulfiqar

1Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,” Artikel diakses dari

https://www.tasawwuf.co/about-shaykh/shaykh-zulfiqar-ahmed-db/ diakses pada Kamis, 18

Oktober 2018 pukul 10:54

Page 28: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

14

Ahmad disebut dan membuat dirinya bahagia.” Syekh Zulfiqar Ahmad juga

memiliki kakak laki-laki yg bernama Malik Ahmad Ali, yang sangat berperan

dalam pendidikan awal Syekh Zulfiqar Ahmad, ia dididik oleh kakaknya

dengan ketat dan penuh kasih untuk menjaga dirinya dari pergaulan bebas.2

Pada masa kecil, ketika kelas lima Syekh Zulfiqar Ahmad sudah

mulai ikut dalam kegiatan Jamaah Tabligh. Ia juga belajar bahasa Arab dan

buku-buku Persia, selain pergi ke sekolah dan kuliah. Setelah menyelesaikan

BSC, ia juga mempelajari beberapa buku hadits. Selama periode ini, ketika ia

membaca buku-buku Tazkiratul Aulia, Ghaniyatul Thalibin dan Kasyful

Mahjub, ia terdorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. ia mulai

mengunjungi khanaqah untuk mempelajari ajaran yang diajarkan Rasulullah

Saw. Karena ia merasa dirinya masih banyak kekurangan dari apa yang dia

pelajari.3

Ada sebuah kisah yang membuat diri Syekh Zulfiqar Ahmad

terinspirasi, kisah Sari As-Saqathi dan Jarjani oleh Syekh Maulana Zakarya.

Dalam kisahnya, “Jarjani menghitung waktu yang dihabiskan untuk

mengunyah roti, lalu ia mengatakan, “Bahwa seseorang dapat menghemat dan

menggunakan waktu ini untuk membaca Subhanallah tujuh puluh kali.” Oleh

karena itu jarjani berhenti memakan roti dan hanya bertahan dengan makan

beberapa selai gandum kering.” Dan karena kisah ini Syekh Zulfiqar Ahmad

membaca Subhanallah siang dan malam serta ia mengurangi tidur dan makan.

2Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,” 3Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”

Page 29: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

15

Ia juga melaksanakan shalat hajat dan didalam shalatnya ia memohon agar

dirinya diberikan seorang pembimbing yang shaleh dan sempuna.4

Pada suatu hari, sebuah pandangan rahmat Allah turun kepada Syekh

Zulfiqar Ahmad. ia mendapatkan suatu hal yang istimewa ketika dirinya

bersama jamaah tabligh itikaf di masjid, setelah dirinya selesai melaksanakan

shalat tahajud dia tertidur, dan dia melihat di dalam mimpinya Sayidina Abu

Bakar Siddiq meletakkan dua jari dihati Syekh Zulfiqar Ahmad dan berkata

Allah... Allah... Allah. lalu ia terbangun, tiba-tiba ada getaran ditubuh dan

detak jantungnya cepat tetapi lembut jelas terasa di hati. Ketika itu menjadi tak

tertahankan, dia mengencangkan kain di dadanya. Kondisi ini berlangsung

selama berhari-hari, setiap ia membuka dada jantungnya berdetak cepat.5

Dia mendiskusikan kondisi ini dengan rekan universitas yaitu

Muhammad Amin yang membawanya ke Syekh Wajeehuddin, lalu Syekh

Zulfiqar Ahmad diminta untuk menulis surat kepada Wali Allah Syekh Babu

Jee Abdullah. setelah beberapa hari, dia menjawab bahwa “hatimu telah

berjalan terus menerus, kamu harus segera bergabung dengan beberapa

pemandu spiritual. Allah Swt. akan menunjukkan ratusan ribu orang arah

menuju jalan yang benar melalui dirimu. Jika kamu tidak bergabung dengan

pemandu spiritual maka Iblis dapat menjebak dirimu dalam pemberotakan.”

Setelah Syekh Zulfiqar Ahmad mendiskusikan kembali surat itu dengan Syekh

Wajeehuddin, ia memutuskan untuk mengambil sumpah dengan Syekh

Zawwar Hussein Shah. Dia mengirim surat kepadanya di Karachi, mungkin

4Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,” 5Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”

Page 30: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

16

karena perjuangan sudah waktunya dan perjalanan dari Lahore ke Karachi

akan sangat sulit. Syekh Zawwar Hussein Shah menjawab bahwa untuk

sumpah perusahaan telah dibuat tidak ada. Seperti yang diceritakan oleh

Syekh Zulfiqar Ahmad, berita ini memberi kehidupan baru baginya. Setelah

beberapa waktu, Syekh Zulfiqar Ahmad diterima di Universitas Tekhnik

dimana dia juga menghabiskan lebih banyak waktu dengan Syekh

Wajeehuddin, Syekh Zulfiqar Ahmad mengatakan tentang dia, “Saya adalah

seorang manusia yang dibuat oleh Syekh Wajeehuddin kalau tidak saya adalah

hewan.”6

Syekh Zulfiqar Ahmad setelah menyelesaikan ujian akhir tahun, ia

menghabiskan waktu empat bulan di khanaqah Syekh Fazl Ali Qureshi,

dimana dia biasa menghabiskan waktu tujuh jam sehari untuk melakukan

meditasi. Kemudian Syekh Zulfiqar Ahmad pergi ke Karachi, ia tinggal

dirumah seorang teman dan setiap harinya dia mendatangi perusahaan Syekh

Zawwar Husein Shah setelah ashar. Setelah menghabiskan waktu beberapa

hari, Syekh Zulfiqar Ahmad kembali kerumah dimana ia mulai bekerja selain

menyelesaikan hafalan Qur’an serta belajar bahasa Arab dan pelajaran agama.

Sumpah kedua, Setelah kematian Syekh Zawwar Husein Shah, desakan upaya

untuk perbaikan dan kesempurnaan spiritual dirinya membawanya ke pintu

Syekh Ghulam Habib.7 Pada akhirnya Syekh Zulfiqar Ahmad dibimbing oleh

Syekh Ghulam Habib sebagai mursyidnya untuk kesempurnaan spiritual

dirinya.

6Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,” 7Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys

Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”

Page 31: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

17

Syekh Zulfiqar Ahmad kini telah mengabdikan dirinya untuk agama.

ia telah melakukan perjalanan ke lebih dari tiga puluh negara untuk

memberikan ceramah dengan bahasa inggris dan urdu. diantara negara yang

pernah didatangi beliau Arab Saudi, Mesir, Singapura, Thailand, Malaysia,

Hindustan, Indonesia, Bangladesh, Nepal, Swedia, Australia, Denmark,

Prancis, Amerika (22 negara bagian), Rusia (9 negara bagian), Finlandia,

Afganistan, Turki, hungaria , Inggris, Italia, Jerman, Norwegia dll.8 Sebuah

bukti cintanya yang mendalam kepada Allah, dedikasi tanpa kompromi untuk

menjalankan sunnah Rasulullah.

Ceramah Syekh Zulfiqar Ahmad telah menginspirasi ribuan orang

dari semua lapisan masyarakat termasuk para profesor, dokter, insinyur,

pengusaha, pegawai negeri sipil, akademisi, mahasiswa, dan lain-lain untuk

menjadi pecinta Allah Swt. dan banyak yang terus maju mengejar Islam klasik

belajar dan menjadi ahli agama. Murid-muridnya berasal dari orang awam

maupun para intelektual.9

Syekh Zulfiqar Ahmad mengajak orang-orang untuk mendekatkan

diri kepada Allah. karena cinta kepada Allah adalah tujuan yang paling hakiki.

Ia tak ingin manusia tertawan oleh cinta terhadap dunia materi yang di mana

terjadi pada masa sekarang ini. Manusia terbuai oleh cinta duniawi yang

8Shaykh Zulfiqar Ahmad,” Biographical Sketch of Syakh Zulfiqar Ahmad,” Artikel

diakses dari https://www.facebook.com/ShaykhZulfiqarAhmad/photos/biographical-sketch-of-

shaykh-zulfiqar-ahmad-damat-barakatuhumeducational-curric/740916709255057/ diakses pada

Jum’at, 7 September 2018 pukul 14:30 9Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,”

Page 32: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

18

menyibukkan mereka memperoleh harta benda, Sehingga manusia lupa

kepada Allah SWT.10 Syekh Zulfiqar Ahmad mengatakan:

“Aku tidak menemukan seseorang yang kondisi hatinya sehat dan

benar,

Aku menemukan para penyembah berhala, tetapi tidak menemukan

penyembah Allah.”11

Syekh Zulfiqar Ahmad mengatakan, “Secara lahir, mereka berbicara

tentang cinta kepada Allah Swt. untuk menghibur hati mereka. Namun, yang

sebenarnya adalah bahwa dalam Pengadilan Raja Cinta (Allah), tidak ada hal-

hal semacam itu yang menjadi bagian dari hati mereka.”12

Manusia telah banyak yang lupa kepada Allah Swt. karena

mengikuti nafsunya yang hina untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

jasmani dan terserap pasrah mengikuti apa saja yang dinginkan oleh

nafsunya. Dahulu di mana dada mereka senantiasa bersinar seperti bara api

yang memerah yang membakar karena cinta kepada Allah Swt. yang intens,

namun sekarang tidak lain dari pada sekedar abu. Manusia menjadi tidak

kenal dengan realitas batin hakikat ibadah. Mereka menghadiri shalat, tetapi

tidak hadir dalam semangat. Mereka menahan diri untuk tidak makan dan

minum selama puasa, namun mereka tidak sepenuhnya menahan diri dari

dosa. Kondisi puasa mereka meluas hingga perut mereka, namun gagal dalam

mengatasi mata mereka.13 Syekh Zulfiqar mengungkapkan:

Kegilaan terhadap cinta tidak lagi ada

Hati (yang penuh nafsu), merindu, tidak lagi ada,

Shalat, puasa, korban dan haji memang masih ada,

10Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Penerjemah Munir (Bandung:

Marja, 2002) h. 12 11Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 107 12Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.12 13Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 108

Page 33: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

19

Tetapi cinta kepada-Mu tidak lagi ada.14

Berkaitan dengan kesalehan spiritual, menurut Syekh Zulfiqar

Ahmad kita berbeda dengan para pendahulu (aslaf) mereka pencari Allah

Swt. dan kita pencari dunia materi. Perbedaannya jauh bagaikan langit dan

bumi, mereka membinasakan nafsu mereka, sedang kita tunduk kepada nafsu

kita. Mereka adalah orang-orang yang berjuang di jalan lurus, sementara kita

secara pasif mendekatkan diri kepada kuburan. Mereka sangat baik dan

terbuka satu sama lain, sementara kita memiliki kebencian dan iri hati satu

sama lain. Mereka mempertahankan kehormatan dan nasib, sedang kita

kehilangan segala kehormatan. Hati mereka penuh dengan cinta kepada Allah

Swt, sementara hati kita hampa dari cinta semacam itu. Kondisi kita yang

memalukan ini telah mencapai jurang sedemikian dalam sehingga doa orang-

orang shaleh kita pun kehilangan pengaruh, kecuali mereka yang diterima

karena kehendak Allah Swt.15 Syekh Zulfiqar Ahmad mengungkapkan:

Aku menangis tersedu-sedu semalaman dihadapan Allah,

Bertanya kepadanya mengapa orang-orang Muslim menjadi

begitu memalukan,

Suara pun menjawab, ‘Anda tentu tahu bahwa meskipun

Orang-orang Muslim memiliki hati,

Hati mereka hampa dari Kekasih.16

Orang-orang yang mensucikan hati mereka adalah orang-orang yang

prihatin terhadap kondisi orang-orang muslim yang sangat memprihatinkan

karena mereka jauh dari Tuhan dan dengan sungguh-sungguh berdoa agar

Tuhan memperbaiki kondisi ini.17

14Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 108 15Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109 16Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109 17Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109

Page 34: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

20

Dewasa ini, sangat sedikit orang yang mengisi malam untuk

beribadah, dan lebih sedikit lagi yang menggunakan waktu ini untuk menarik

Kekasih melalui air mata dan hasrat. Orang-orang menggunakan waktunya

hanya untuk bersenang-senang dan hiburan, lalu digunakan untuk tidur dan

bermimpi. Sekarang toko-toko ramai menjual makanan dan minuman masih

buka hingga jam dua malam. Ketika jam dua dan waktu shalat tahajud mulai,

orang-orang ini segera tidur dan kemudian ketinggalan shalat subuh. Banyak

orang yang melewati waktunya tanpa menyaksikan fajar dan terbitnya

matahari. Mereka terbangun hanya karena hasrat untuk sarapan. Jika

seseorang ditawarkan gaji yang besar untuk menjaga keamanan semalam

suntuk, dengan sigap ia laksanakan dan mengorbankan tidur malamnya.

Namun, bila diperintahkan Allah untuk bangun diwaktu malamnya untuk

shalat tahajud, ia menjawab dirinya tidak dapat bangun. Seakan-akan gaji

yang dia dapatkan untuk menjaga keamanan lebih besar dibanding nilai shalat

tahajud, padahal Allah menjanjikan pemberian dan tawaran yang lebih besar

dibanding itu bagi orang-orang yang melaksanakan tahajud.18

Dewasa ini, altar-altar yang dicurahkan kepada pembaharuan

spiritual (khanaqah) juga menjadi hampa. Bahkan orang-orang yang

dihubungkan dengan guru-guru spiritual (masyaikh) tidak memiliki waktu

untuk melaksanakan dzikir. Menjadi semakin sulit mengucapkan tasbih atau

mengisi hati seseorang dengan cahaya spiritual. Namun kita perlu bersyukur

18Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 110

Page 35: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

21

kepada Allah Swt. karena masih ada sebagian orang yang bersedih dengan

berkurangnya cinta kepada Allah. Wujud mereka sendiri merupakan berkah.19

B. Guru Spiritual (Mursyid)

Mursyid dalam tarekat adalah sebutan untuk seorang guru

pembimbing dalam dunia tarekat, yang telah memperoleh izin atau ijazah dari

guru mursyid di atasnya yang tersambung sampai kepada guru mursyid pendiri

tarekat yang menyambung sampai Rasulullah Saw. Untuk mentalqin zikir atau

wirid tarekat kepada orang-orang yang meminta bimbingannya.

Jalan spiritualisme Syekh Zulfiqar Ahmad untuk mencapai kedekatan

kepada Allah didapatkan dengan bimbingan seorang guru yang memiliki

laqab “Murshid-e-Aalam” (mentor dunia) yaitu Syekh Ghulam Habib, diberi

laqab tersebut karena perjalanannya yang luas keliling dunia untuk mengabdi

pada agama dan banyak muridnya yang tersebar diseluruh dunia. Dia adalah

seorang hafiz Qur’an, pengetahuan dan pemahamannya tentang al-Qur’an dan

hadits sangat luas. Banyak ulama yang hebat juga telah memberi kesaksian

tentang fakta ini. Kepribadiannya, ia dikenal seorang mursyid yang sangat

tulus dan rendah hati.20

Silsilah sanad keguruan Syekh Zulfiqar Ahmad bersambung dengan

guru-gurunya sampai kepada Nabi Muhmmad Saw. Bersambungnya silsilah

sanad merupakan indikator bahwa tarekat tersebut mu’tabarah. Di dalam

tarekat Naqshabandi, urutan silsilah sanad harus jelas tersambung dengan

19Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 111 20Syekh Abdur Rahim Naqshabandi Mujadidi, “Biografi Syekh Ghulam Habib,” artikel

diakses dari http://khanqah-e-habibiya.com/Biography.html diakses pada Jum’at, 28 September

2018 pukul 19:14

Page 36: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

22

syekh yang menjadi mursyidnya, dan ini amatlah penting agar dapat diketahui

darimana ijazah diberikan sehingga dia berhak menerima status waliyam

muryida, syekh mursyid yang kamil mukamil.

C. Jalan Spiritual (Tarekat)

Tarekat menurut bahasa artinya jalan, cara, garis, kedudukan,

keyakinan, dan agama. Sedangkan, menurut istilah bahwa tarekat adalah jalan

atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu

Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.21 Syekh Zulfiqar Ahmad otorisasi secara resmi

diberikan (ijazah) di jalan spiritual Naqshbandi Mujadidi (tarekat), ijazah

tersebut diberikan langsung oleh gurunya yakni Syekh Gulam Habib.22

Tarekat Naqshabandi Mujadidi adalah tarekat yang didirikan oleh

Syekh Ahmad al-Faruqi al-Sirhindi al-Mujadidi Alf-Tsani, ia dikenal sebagai

“Mujadid Alf-Tsani” The Renewer Of Millenium, karena ia dikatakan telah

memperbaharui Islam dan Sufisme selama seribu tahun berikutnya.23 Tarekat

ini dinamakan Naqshabandi karena ia merupakan satu aliran tarekat dalam

tasawuf yang didirikan oleh sufi terkenal, Syekh Muhammad Bahauddin

Naqshabandi.24 Sedangkan “Mujadidi” dinamai menurut nama Syekh Ahmad

al-Faruqi al-Sirhindi al-Mujadidi Alf-Tsani.

Prinsip metode spiritual tarekat Naqshabandi Mujadidi ada tiga puluh

lima ajaran yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Ajaran yang pertama

21H.A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqshabandiah, (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996),

cet. 2, h. 6 22Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syakh Zulfiqar Ahmad,” 23Vivin Dwi Fatmala, “Imam Rabbani Syaikh Ahmad al-Faruqi al-Sirhindi,” Artikel

diakses dari http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2012/11/imam-rabbani-syaikh-

ahmad-al-faruqi-al.html diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 21:50 24H.A. Fuad Said, “Hakikat Tarikat Naqshabandiah”, h. 23

Page 37: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

23

adalah metode zikir, dimulai dari sepuluh lataif (jamak dari latifa), secara

harfiah artinya kehalusan. Menurut Syekh Ahmad al-Faruqi al-Sirhindi al-

Mujadidi Alf-Tsani, manusia dibentuk dari sepuluh kehalusan, lima

diantaranya milik ‘Alam al-Amr adalah Qalb, Ruh, Sirr, Khafi, dan Akhfa, dan

lima lagi dari ‘Alam al-Khalq adalah Nafs dan empat elemen (api, udara, air,

dan bumi). Dari ajaran kesepuluh dan seterusnya adalah metode muraqabah

(meditasi), untuk membersihkan pikiran dari semua pikiran dan kemudian

menunggu kedatangan faidh dari Tuhan.25

Syekh Zulfiqar Ahmad pun sekarang telah menjadi seorang mursyid.

Memandu para pencari di jalan spiritual untuk menjadi lebih dekat dengan

Allah Swt. dan telah mendirikan banyak lembaga pembelajaran dan

spiritualitas Islam bagi pria dan wanita di seluruh dunia.

D. Karya-Karya Syekh Zulfiqar Ahmad

Karya-karya Syekh Zulfiqar Ahmad lebih dari dua puluh judul buku,

dan buku pertama beliau ialah “Love For Allah” yang diterbitkan dalam

bahasa inggris dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul

“Cinta Abadi Para Kekasih Allah”. Awal inspirasi Syekh Zulfiqar Ahmad

membuat sebuah tulisan atau buku Love For Allah adalah saat melakukan

safari keagamaan ke Afrika Selatan, Syekh Zulfiqar Ahmad ingin menjawab

surat seorang teman. Karena suratnya ditulis dengan kata-kata yang benar-

benar indah, muncul pikiran dalam hatinya: jika seorang pencari (murid) dapat

mengirim surat kepada Syaikhnya dengan penghargaan yang penuh cinta,

25Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.” Artikel diakses dari

http://maktabah.org/blog/?p=227 diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 22:50

Page 38: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

24

maka Faqir ini juga harus menulis sesuatu bagi kekasihnya tentang cinta

kepada Allah Swt. (‘Isyq Ilahi).

Ketika Syekh Zulfiqar Ahmad ingin mengungkapkan cinta melalui

tulisannya, ada pikirin yang muncul dalam dirinya:

Bagaimana bisa keindahan ini diungkapkan kedalam kata-kata,

Yang membuat segala kesempurnaan-Mu tak berguna?26

Namun, ia juga berpikir bahwasanya arti penting topik ini tidak

memungkinkan dirinya untuk berbalik jalan. Menurutnya yang benar adalah:

Bagi pikiran, hati dan penglihatan, syaikh pertama adala ‘Isyq

Jika tidak ada ‘isyq, maka Syari’ah dan din

Hanya menjadi berhala-berhala gagasan yang tak karuan.27

Pada akhirnya Syekh Zulfiqar Ahmad terus menulis dengan penanya

yang diletakkan di atas kertas, arus pikirannya terus mengalir tanpa henti.

Karena Disatu sisi, ada sejumlah pertemuan untuk dihadiri dan banyak orang

untuk ditemui dan, disisi lain, tidak adanya waktu dan ketatnya perjalanan.

Namun, Syekh Zulfiqar Ahmad sehari-hari menghasilkan lembaran-lembaran

pemikirannya dalam kertas.28

26Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 11 27Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.12 28Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 12

Page 39: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

25

BAB III

PENGERTIAN MAHABBAH (CINTA)

A. Mahabbah (Cinta)

1. Secara Etimologi

Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan

yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam, atau kecintaan

atau cinta yang mendalam. Dalam Mu’jam al-Falasafi, Jamil Shaliha

mengatakan mahabbah lawan dari al-Baghd, yakni cinta lawan dari benci.

Mahabbah dapat pula diartikan al-Wadud yang berarti sangat kasih atau

penyayang.1

Dalam bahasa Indonesia kata cinta yang berarti; a) suka sekali,

sayang sekali, b) kasih sekali, c) ingin sekali, berharap sekali, rindu, makin

ditindas makin terasa rindunya, dan d) susah hati (khawatir) tiada

terperikan lagi.2 Sementara dalam bahasa Inggris dikatakan Love, artinya;

a) cinta, asmara, asmara pada pandangan pertama, ia jatuh cinta, b)

kecintaan, c) kasih, d) kasih sayang.3

Ada pendapat mengatakan bahwa kata mahabbah berasal dari

kata “al-habâb” yang berarti “air meluap ketika hujan deras turun”.

Sehingga, kata mahabbah adalah luapan hati ketika seorang pecinta

merindukan kekasih.4

1Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Serang: A-Empat, 2015) h. 71 2KBBI, pencarian ‘cinta’ diakses dari https://kbbi.web.id/cinta diakses pada Minggu, 1

Oktober 2018 pukul 20:29 3John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,

1993), h. 366 4Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh

Cinta dan Memendam Rindu, Penerjemah Fuad Syaifudin Nur (Jakarta: Qisthi Press, 2011) h. 25

Page 40: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

26

Ada pula yang berpendapat bahwa kata mahabbah diambil dari

kata “hubb” yang berarti bejana besar yang dapat dipakai untuk memuat

berbagai macam benda sampai penuh sehingga tidak ada ruang lagi untuk

menempatkan benda lain. Demikianlah adanya hati seorang pecinta juga

tidak akan menyisakan ruang lagi selain sang kekasih.5

Ada pula yang berpendapat bahwa kata mahabbah diambil dari

kata “hubb” yang berarti empat batang kayu yang digunakan untuk

meletakkan bejana atau wadah lainnya. Hal itu menggambarkan bahwa

seorang pecinta selalu siap memikul beban apapun demi sang kekasih

sebagaimana halnya kayu “hubb” siap memanggul bejana yang berat.6

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dimengerti bahwa

mahabbah adalah kecintaan kepada sesuatu yang sangat mendalam,

hatinya diliputi dengan kecintaanya, dan tak ada yang dapat mengisi

hatinya kecuali yang dicinta. Dirinya ingin menyatu dengan yang dicinta

sekalipun dengan pengorbanan.

2. Secara Terminologi

Dalam perspektif mayoritas kaum sufi, hakikat cinta tidak akan

pernah dapat didefinisikan. Imam al-Qusyairi mengatakan, cinta tidak

dapat dilukiskan dengan suatu gambaran dan tidak dapat dibatasi dengan

suatu penjelasan melainkan dengan kehadiran cinta itu sendiri.7 Justru

dengan mendefinisikannya, ia akan semakin kabur. Definisi cinta adalah

5Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh

Cinta dan Memendam Rindu, h. 26 6Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh

Cinta dan Memendam Rindu, h. 26 7Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf: Sebuah Kajian Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2016), h. 55

Page 41: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

27

wujud itu sendiri, karena pada dasarnya definisi hanya berlaku untuk ilmu.

Sedang cinta adalah sebuah keadaan perasaan yang terpendar ke dalam

lubuk hati para pengagungnya. Tak ada yang dapat diutarakan kecuali

perasaan cinta itu sendiri. Tak ada yang dapat dibicarakan tentangnya

kecuali penjelasan tantang bekas-bekas yang ditinggalkannya, ungkapan

atas buahnya, dan segenap penjelasan tentang sebab-sebabnya.8 Meskipun

demikian, kaum sufi tetap menguraikan tentang makna cinta dalam segala

bentuk keterbatasannya.

Cinta kepada Allah adalah tujuan yang paling luhur dalam

segenap maqamat-maqamat yang ada, selain merupakan derajat yang

paling tinggi karena setelah derajat itu tak ada lagi kecuali hanya buah dari

cinta itu sendiri yang selalu selaras dengannya, Seperti: kerinduan, damai,

dan ridla. Adapun maqamat-maqamat yang ada sebelum cinta adalah tak

ubahnya semacam mukaddimah untuk dapat menuju cinta, seperti taubat,

sabar, dan zuhud.9

Secara istilah mahabbah terdapat perbedaan menurut kalangan

ulama ataupun sufi, karena persepsi yang mereka ungkapkan berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman mereka.

Pendapat kaum Teologi yang dikemukakan oleh Webster bahwa

mahabbah berarti: a) keridhaan Tuhan yang diberikan kepada manusia, b)

keinginan manusia menyatu dengan Tuhan, dan c) perasaan berbakti dan

bersahabat seseorang kepada yang lainnya. Pengertian tersebut bersifat

8Syekh ‘Abdul Qadir ‘Isa, Cetak Biru Tasawuf: Spiritualitas Ideal dalam Islam,

Penerjemah Tim Ciputat Press (Ciputat: Ciputat Press, 2007), h.257 9Syekh ‘Abdul Qadir ‘Isa, “Cetak Biru Tasawuf: Spiritualitas Ideal dalam Islam,”

Penerjemah Tim Ciputat Press (Ciputat: Ciputat Press, 2007), h.257

Page 42: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

28

umum, sebagaimana yang dipahami masyarakat bahwa ada mahabbah

Tuhan kepada manusia dan sebaliknya, ada mahabbah manusia kepada

Tuhan dan sesamanya.10

Sejalan dengan hal tersebut, al-Razi menjelaskan bahwa jumhur

Mutakallimin mengatakan bahwa mahabbah merupakan salah satu

kebahagian dari iradah. Iradah itu tidak berkaitan kecuali apa yang dapat

dijangkau, sehingga mahabbah tidak mungkin berhubungan dengan Zat

Tuhan dan sifat-sifat-Nya, melainkan ketaatan dengan-Nya. Begitu pula

pendapat al-Zamakhsyari sebagai salah seorang tokoh Mu’tazilah bahwa

mahabbah adalah iradah jiwa manusia yang ditentukan dengan ibadah

kepada yang dicintai-Nya bukan kepada selain-Nya.11

Sedangkan Imam al-Ghazali mengatakan bahwa mahabbah

adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Namun, tentunya yang

dimaksud adalah kecenderungan kepada Tuhan karena bagi kaum sufi

mahabbah yang sebenarnya bagi mereka hanya mahabbah kepada Tuhan.

Hal ini dapat dilihat dari ucapannya, “Barang siapa yang mencintai sesuatu

tanpa ada kaitannya dengan mahabbah kepada Tuhan adalah suatu

kebodohan dan kesalahan karena hanya Allah yang berhak dicintai.”12

Sementara itu, Al-Harits al Muhasibi berkata, “Cinta itu terjadi

jika kau condong kepada sesuatu, kemudian kau menyukainya melebihi

kesukaanmu pada dirimu, jiwamu, dan milikmu sendiri. Lalu, kau

10Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 64 11Rahmi Damis, “Al-Mahabbah dalam Pandangan Sufi,” Artikel diakses dari

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/4693/4246 diakses pada Rabu. 17

Oktober 2018 pukul 14:14 12Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 64

Page 43: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

29

meridhainya lahir dan batin, dan kau mengetahui kekurangan cintamu

kepada-Nya.”13

Al-Junaid pernah ditanya tentang cinta, lalu dijawab, “Cinta

adalah masuknya sifat-sifat kekasih pada sifat-sifat yang mencintainya.”

Maksudnya, orang yang mencintai itu selalu memuji yang dicintainya,

sehingga orang yang mencintai tenggelam dalam ingatan sifat-sifat yang

dicintainya dan melupakan sifat-sifat dirinya sendiri dan perasaaanya pada

sifat-sifat yang dimilikinya.14

Suhrawardi mengatakan, “sesungguhnya, mahabbah adalah mata

rantai keselarasan yang mengikat sang pecinta kepada kekasihnya,

ketertarikan kepada kekasih, yang menarik sang pecinta kepadanya, dan

melenyapkan sesuatu dari wujudnya sehingga ia menguasai seluruh sifat

dalam dirinya, kemudian menangkap zat-Nya dalam genggam Qudrah

(Allah).”15

Adapun pengertian mahabbah menurut Harun Nasution antara

lain adalah yang berikut:

a. Memeluk kepatuhan pada Tuhan dan membenci sikap

melawan pada-Nya.

b. Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi.

13Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan, Penerjemah Zaimul

Am,(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 33 14Imam al-Qusyairi, Risalah Qusyairiyah, Penerjemah Ma’ruf Zariq dan Ali Abdul

Hamid, (Jakarta: Darul Khair, 1998), h. 479 15Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet 10, h. 203

Page 44: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

30

c. Mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari diri

yang dikasihi. Yang dimaksud dengan yang dikasihi di

sini ialah Tuhan.16

Pengertian tersebut diatas, sesuai dengan tingkatan kaum

muslimin dalam pengalamannya terhadap ajaran agama, tidak semuanya

mampu menjalaninya, yang terbanyak adalah kelompok awam mahabbah-

nya termasuk pada pengertian pertama. Sejalan dengan itu, menurut Abu

Nashr as-Sarraj: orang-orang yang memiliki kondisi spiritual mahabbah

ini dibedakan menjadi tiga tingkatan:

a. Cinta orang awam, dimana mahabbah ini lahir karena

kebaikan dan kasih sayang Allah Swt. Kepada mereka.

Kondisi spiritual ini memerlukan syarat yakni senantiasa

mengingat Tuhan dengan Zikir, suka menyebut nama-

nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog

dengan Tuhan. Senatiasa memuji Tuhan.

b. Cinta orang yang siddiq, cinta yang muncul karena hati

orang yang selalu melihat keagungan dan kebesaran

Allah, pada kekuasaan-Nya, pada ilmu-Nya, dan lain-lain.

Cinta yang dapat menghancurkan tutup penghalang dan

menyingkap rahasia-rahasia yang ada pada Tuhan. Cinta

tingkat kedua ini membuat orangnya sanggup

menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya sendiri,

16Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010),

cet 12, h. 55

Page 45: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

31

sedang hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan

dan selalu rindu pada-Nya.

c. Cinta orang yang arif, di mana rasa cintanya muncul

karena mereka melihat dan mengetahui keqadiman Cinta

Allah yang tanpa sebab dan alasan apapun. Maka

demikian pula mereka harus mencintai Allah tanpa sebab

dan alasan apapun. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai

masuk ke dalam diri yang mencintai.17

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dipahami bahwa

mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai Allah dan tak ada

sesuatu di hati kecuali Allah, sehingga sifat-sifat yang dicintai masuk ke

dalam diri yang mencintai. Serta untuk mencapainya harus dilakukan

dengan sebuah perjuangan dan pengorbanan.

B. Pandangan al-Qur’an tentang Mahabbah

Ketahuilah umat itu sependapat jika cinta kepada Allah Swt. itu wajib

yang ditetapkan dengan dalil qath’i (pasti). Dan, bagaimana diwajibkan apa

yang tidak ada wujud baginya. Juga bagaimana kecintaan itu ditafsirkan

dengan taat, dan taat itu mengikuti kecintaan serta buahnya. Maka tidak boleh

tidak mendahulukan kecintaan. Kemudian, sesudah yang demikian orang akan

17Abu Nashr as-Sarraj, Al-Luma’ rujukan lengkap ilmu tasawuf, Penerjemah Wasmukan

dan Samson Rahman (Surabaya: Risalah Gusti, 2014) h. 121

Page 46: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

32

menaati orang yang dicintai. dan, yang menunjukkan atas ketetapan kecintaan

kepada Allah Swt.18 adalah firmannya Surah al-Maidah/5: 54 berikut ini:

هم ويحبون ه يا أي ها الذين آمنوا من ي رتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحب

م ذلك أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ول يخافون لومة لئ

فضل الله ي ؤتيه من يشاء والله واسع عليم

“Hai orang-orang yang beriman, Barang siapa diantara kamu yang

murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu umat yang

dicintai-Nya dan yang mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap

orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad

dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan

Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”

Adapun firman Allah didalam Surah Ali Imran/: 31 berikut ini:

والله غفور رحيم قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله وي غفر لكم ذنوبكم

“Katakanlah, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah maka ikutilah

aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.”

juga firmannya Surah al-Baqarah/2: 165 berikut ini:

بون هم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا ومن الناس من ي تخذ من دون الله أندادا يح

ة لله جميعا وأن الله شديد ال عذاب لله ولو ي رى الذين ظلموا إذ ي رون العذاب أن القو

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-

tandingan selain Allah, mereka mencintai-Nya sebagaimana mereka mencintai

Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan

jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka

melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah

18Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin: Zuhud, Cinta, dan Kematian, (Jakarta: Republika

Penerbit, 2013), h. 191

Page 47: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

33

semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka

menyesal.”

Pada surah al-Maidah/5: 54, Allah menyebutkan cinta-Nya kepada

para hamba sebelum cinta mereka kepada-Nya. Sedangkan pada surah Ali

Imran/ :31, Allah menyebutkan cinta mereka kepada-Nya kemudian disusul

cinta-Nya kepada para hamba. Dan pada surah al-Baqarah/2: 165, Allah

menyebutkan cinta mereka kepada-Nya sebagaimana cinta-Nya kepada

mereka.19

Menurut Imam al-Qusyairi, cinta adalah suatu hal yang mulia. Allah

Yang Maha Suci menyaksikan cinta hamba-Nya dan Allah pun

memberitahukan cinta-Nya kepada hamba itu. Allah menerangkan bahwa Dia

mencintainya. Demikian juga hamba itu menerangkan cintanya kepada Allah

Yang Maha Suci.20

Dalam Surah al-Baqarah/2: 165, Said Hawa menjelaskan, “Orang

beriman sangat cinta kepada Allah, hal itu merupakan bagian dari tuntutan

iman yang nyata dan besar tentang mahabbah terhadap Allah, mahabbah

kepada Allah menjadi berpengaruh dalam merasakan nikmat-nikmat yang

dianugerahkannya.”21

Dalam surah al-Maidah/5: 54, Said Hawa menafsirkan ayat ini terkait

makna mahabbah, “Di dalam maksud ayat tersebut, Allah meridai amal mereka

yang menyanjung-Nya. Mereka taat kepada-Nya dan mengutamakan sikap rida

terhadap ketetapan Allah, di samping itu mereka berprilaku pada jalan yang

19Abu Nashr as-Sarraj, Al-Luma’ rujukan lengkap ilmu tasawuf, h.118 20Imam al-Qusyairi, Risalah Qusyairiyah, h. 475 21Septiawadi, Tafsir Sufistik: Said Hawa dalam Al-Asas fi Al-Tafsir, (Jakarta: Lectura

Press, 2013), h. 239

Page 48: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

34

meningkatkan mahabbah terhadap Allah dan menghindari jalan yang tidak

disukainya.”22

C. Mahabbah (Cinta) Menurut Rabiah al-Adawiyah

Sufi yang termasyhur dalam mahabbah ialah Rabiah al-Adawiyah. Ia

dipandang sebagai pelopor tasawuf mahabbah dan dikenang sebagai “Ibu Para

Sufi Besar (The Mother of The Grand Master). Bukan hanya itu, karena

prestasi sufistiknya itu, Rabiah al-Adawiyah juga disebut-sebut sebagai

“Ratunya Perempuan Sufi” (The Queen of Saintly Women). Gelar itu

disematkan kepadanya karena kezuhudannya. Hingga saat ini, perempuan

hebat ini menjadi simbol cinta spiritual dan sufistk, yang pemikiran dan sejarah

hidupnya senantiasa terus menginspirasi bagi para pencari Tuhan. Bahkan

tokoh sufi perempuan hanya Rabiah al-Adawiyah yang paling banyak ditulis

dan dikaji oleh orang, baik dari kalangan sesama sufi maupun para penyair.

Seperti, Abu Amr al-Jahizh (Bayan wa al-Tibyan), Abu Thalib al-Makki (Qut

al-Qulub), Imam al-Qusyairi (al-Risalah), Abdurrahman al-Sulami (Dzikr al-

Niswah al-Mut’abbidat al-Shufiyyat), Ibn al-Jauzi, Farid al-Din al-Atthar

(Tadzkirah al-Awliya) dan yang lainnya.23

Rabiah al-Adawiyah di dalam hidupnya senantiasa melakukan ibadah,

bertobat, dan menjauhi hidup duniawi. Ia hidup dalam kemiskinan dan

menolak segala bantuan materi yang diberikan orang kepadanya. Bahkan

dalam doanya ia tidak mau meminta hal-hal yang bersifat materi dari Tuhan. Ia

betul-betul hidup dalam keadaan zuhud dan hanya ingin berada dekat pada

22Septiawadi, Tafsir Sufistik: Said Hawa dalam Al-Asas fi Al-Tafsir, h.247 23Muhammad Muhibbuddin, Kitab Cinta Ulama Klasik Dunia, (Yogyakarta: Araska,

2018), h. 20

Page 49: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

35

Tuhan. Pada akhirnya Tuhan baginya merupakan zat yang dicintai dan

meluaplah dari hatinya rasa cinta yang mendalam kepada Tuhan.24

Ajaran mahabbah yang dikembangkan Rabiah al-Adawiyah

merupakan kelanjutan konsep zuhud yang diajarkan Hasan al-Basri, yang

berawal dari ajaran khauf (takut) dan raja’ (berharap), Lalu dikembangkan oleh

Rabiah al- Adawiyah ketingkat Mahabbah. Cinta suci yang murni itu lebih

tinggi dari pada takut dan pengharapan. Rabiah al-Adawiyah mengatakan:

“Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka,

Bukan pula karena ingin masuk surga

Tetapi aku mengabdi karena cintaku kepada-Nya.”25

Pada suatu hari Rabiah al-Adawiyah terlihat membawa obor di

sebelah tangannya dan air ditangannya yang sebelah lagi sambil berlari dengan

cepat. Orang-orang bertanya kepadanya ihwal arti dari perbuatannya itu dan

kemana ia akan pergi. Ia menjawab, “Aku akan membakar surga dan

menyiramkan air ke dalam neraka, agar kedua hijab (yang menjadi penghalang

untuk melihat Allah secara benar) sama sekali akan hilang bagi mereka yang

beribadah, dan tujuan mereka menjadi pasti, serta hamba-hamba Allah akan

bisa melihat-Nya tanpa disertai perasaan khauf dan raja’.” Aku beribadah

kepada Allah bukan karena takut neraka dan bukan karena ingin surga. Aku

beribadah kepada Allah semata-mata karena cinta kepada-Nya dan bukan

menginginkan sesuatu dari-Nya. Kalaupun tidak ada surga dan neraka,

bukankah beribadah kepada Allah adalah tugas kita. Dia layak disembah tanpa

motif apapun.26 Rabiah al-Adawiyah mengatakan:

24Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 55 25Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 56 26Margaret Smith, kala Tuhan “Jatuh Cinta”: Biografi Ringkas dan Ajaran-ajaran Para

Kekasih Allah, Penerjemah Nuruddin Hidayat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2007), h. 24

Page 50: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

36

“Tuhanku, jika kupuja Engkau Karena takut kepada neraka, bakarlah

aku didalamnya, dan jika kupuja Engkau Karena mengharapkan

surga, jauhkanlah aku darinya, tetapi jika Engkau kupuja semata

mata karena Engkau, maka janganlah sembunyikan kecantikan-Mu

yang kekal itu dariku.”27

Ja’far bin Sulaiman berkata: aku mendengar Rabiah al-Adawiyah

mengatakan bahwa Sufyan ats-Tsawri bertanya kepadanya, “Apakah cara yang

paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati Allah? Rabiah al-Adawiyah

menangis dan menjawab: “Bagaimana bisa orang seperti aku ditanya hal

seperti itu? Cara yang paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati Allah

adalah bahwa dia harus tau bahwa dia tidak boleh mencintai apapun di dunia

ini atau diakhirat nanti selain Dia.”28

Adapun ungkapan Rabiah al-Adawiyah tatkala ada seseorang bertanya

kepadanya, “Apakah engkau benci kepada setan?”. ia menjawab, “Tidak,

cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku untuk

rasa benci kepada setan.” Ia pun pernah ditanya tentang cintanya kepada Nabi

Muhammad Saw. Rabiah al-Adawiyah menjawab, “Saya cinta kepada Nabi,

tetapi cintaku kepada Pencipta memalingkan diriku dari cinta kepada

makhluk.”29 Dengan demikian, masih ada persoalan lagi dalam konteks

cintanya Rabi’ah al-Adawiyah ini, mana yang lebih dipentingkan dan

diutamakan olehnya: Allah atau cinta? Jawabnya tentu saja Allah. Kenapa?

Karena bagi Rabi’ah al-Adawiyah cinta bukanlah sebuah tujuan (ghayah),

27Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 56 28Abdurrahman as-Sulami, Sufi-sufi Wanita: Tradisi yang Tercadari, Penerjemah Ahsin

Mohammad (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), h. 90 29Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 58

Page 51: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

37

melainkan sebatas jalan (wasilah). Satu-satunya tujuan bagi Rabi’ah adalah

Allah itu sendiri.30

Itulah sebagian ungkapan Rabiah al-Adawiyah yang menggambarkan

kecintaannya kepada Allah Swt. seorang hamba yang benar-benar mencintai-

Nya dan tak ada lagi ruang dihatinya untuk mencintai selain Allah. cinta suci

murni kepada Tuhan tanpa dibarengi dengan pengharapan apapun adalah

puncak dari tasawuf Rabiah al-Adawiyah.

30Muhammad Muhibbuddin, Kitab Cinta Ulama Klasik Dunia, h. 15

Page 52: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

38

BAB IV

CARA MERAIH MAHABBAH (CINTA) KEPADA ALLAH MENURUT

SYEKH ZULFIQAR AHMAD

A. Mahabbah (Cinta) Menurut Syekh Zulfiqar Ahmad

Dalam buku “Cinta Abadi Para Kekasih Allah”, Syekh Zulfiqar

Ahmad mendefinisikan cinta (mahabbah) adalah kondisi hati di mana pecinta

rindu ingin bertemu Kekasih.1 Sebagian para ulama sufi juga mengatakan

bahwa cinta adalah kecenderungan yang abadi dalam hati yang dimabuk rindu.

Seorang pecinta yang sedang dimabuk rindu, tiada yang dia harapkan kecuali

bertemu dengan Kekasih. Ia melewati seluruh hidupnya untuk mempersiapkan

pertemuan ini. Sasaran satu-satunya yang memenuhi hatinya, ia menolak

untuk tertarik kepada sesuatu yang lain. Cintanya kepada Allah telah menutup

hatinya untuk mencintai selain Allah. sebagaimana yang diungkapkan oleh

Syekh Zulfiqar Ahmad:

Engkau kekasihku, motivasiku, kebahagianku,

Hatiku menolak mencintai yang lain selain Engkau

Wahai kekasihku, motivasiku, harapanku,

Lama aku merindu,kapan akhirnya aku bertemu denganmu?

Aku tidak mencari kesenangan surga,

Hasratku hanya bertemu dengan-Mu.2

Rasa cinta dan rindu yang tumbuh karena keindahan dan

kesempurnaan Dzat Allah, tanpa motivasi lain hanya Allah. Allah telah

menjadi satu-satunya motivasi dalam hidupnya dan sekaligus merupakan

tujuan dalam pengabdianya kepada Allah. dari ungkapan di atas juga

menunjukkan bahwa pengabdian kepada Allah bukan bertujuan untuk

1Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23 2Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Cinta Abadi Para Kekasih

Allah, Penerjemah Munir (Bandung: Marja, 2002), h. 20

Page 53: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

39

mengharapkan kesenangan surga atau menghindari neraka, melainkan semata-

mata cintanya kepada Allah. ia tidak peduli dengan surga dan neraka,

pengabdian dan ibadahnya murni cinta kepada Allah. karena perjumpaan

dirinya dengan Tuhan lebih membuat dirinya senang, dibandingkan

kesenangan surga dan lainnya. Maka tidak ada tujuan yang paling hakiki yang

membuat diri pecinta bahagia, kecuali berjumpa kepada Tuhan. Syekh

Zulfiqar Ahmad mengungkapkan:

“Engkau adalah hasrat hatiku yang benar-benar sangat dalam,

Mencintaimu adalah pemikiran terdalam yang ada dalam hatiku.

Kemanapun aku sekejap memandang dunia sekitarku,

Hari ini aku tidak melihat apa-apa selain diri-Mu,

Dan besok tidak menyimpan apa-apa selain diri-Mu.”3

Cintanya kepada Kekasih telah menjadi hasrat yang terdalam didalam

hatinya. Segala sesuatu tertuju kepada-Nya pandangan, pikiran dan hatinya

sudah dipenuhi oleh Allah dan tidak ada selain-Nya, tak ada yang dapat

mengisi dan tersimpan dihati pecinta kecuali kekasih-Nya. Seseorang yang

jiwanya telah dipenuhi oleh cinta ilahiyah, maka tidak ada yang lain di dalam

hatinya hanya Allah yang ada.

Syekh Zulfiqar Ahmad mengatakan, Cinta kepada Allah Swt. adalah

menghapus segala sesuatu kecuali Allah Swt. dari hati pecinta yang tulus.

hatinya tidak memiliki ruang bagi yang lain selain Allah Swt. terkait dengan

hal itu, ia mengutip perkataan Hadrat Syibli rah. “Cinta (mahabbah) disebut

cinta karena ia menghapus segala sesuatu dari hati kecuali kekasih.”4 Hati

seorang pecinta yang benar-benar mencintai Kekasih, ia harus menghilangkan

3Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 21 4Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23

Page 54: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

40

segala sesuatu yang bukan Allah didalam hatinya, karena hanya Allah yang

boleh mengisi ruang hatinya. Syekh Zulfiqar Ahmad mengungkapkan:

Kekasihku adalah Dia yang tidak ada yang tercinta disisi-Nya,

Juga tidak ada tempat dihatiku untuk yang lain,

Kekasihku bisa jadi tersembunyi dari pandangan,

Tetapi Dia tidak pernah absen dari hatiku.5

Syekh Zulfiqar Ahmad juga mengutip perkataan Abul Qasim

Qusyairi rah. “Cinta adalah terhapusnya sifat-sifat pecinta, menetapkan wujud

esensial (dzat) Kekasih.”6 Bila dipahami yang dimaksud yakni menghapus

sifat kemanusiaan (nasut) yang ada pada diri seorang pecinta, segala sesuatu

yang berhubungan dengan dunia materi dan menggantikan dengan sifat

ketuhanan (lahut) sehingga terjadilah kesesuaian dan dapat bertemu. Syekh

Zulfiqar Ahmad mengungkapkan:

Aku boleh lupa segalanya demi mengingat-Mu,

Dan aku boleh tidak ingat yang lain.

Aku boleh meninggalkan semua yang ada dihatiku demi Engkau,

Dan hatiku boleh diisi oleh-Mu.

Aku boleh membakar kesenangan dan kebahagiaanku,

Dan hatiku boleh rindu kepadamu semata.

Aku boleh buta terhadap semua yang kuketahui,

Dan aku boleh berpaling hanya kepada-Mu, bukan ke yang lain.7

Cintanya kepada Allah telah menenggelamkan dirinya sehingga

dirinya mampu melupakan segalanya kecuali Allah. ia menyerahkan seluruh

hidup dan jiwa raganya hanya untuk Allah, bahkan dia rela untuk

mengorbankan kesenangan dan kebahagiannya demi cintanya kepada Allah.

segalanya hanya Allah, selain Allah salah dan palsu. Apapun kenikmatan

dunia ini tiada artinya jika dibandingkan dengan Allah. Syekh Zulfiqar Ahmad

mengatakan:

5Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 20 6Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23 7Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 21

Page 55: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

41

Segala sesuatu yang kamu tinggalkan, ada gantinya,

Tetapi jika kamu berpisah dari Allah, tidak ada ganti baginya.

Syekh Zulfiqar Ahmad juga mengutip perkataan Abul Hasan Samnun

bin Hamzah al-Khawas berkata, “Orang-orang yang mencintai Allah telah

pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat. Hal itu dikarenakan Nabi

Muhammad Saw bersabda di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim8 :

المرء مع من أحب

“Seseorang akan bersama yang dicintainya.”

Berdasarkan uraian-uraian definisi cinta menurut Syekh Zulfiqar

Ahmad, dapat dipahami bahwa mahabbah adalah hasrat cinta yang sangat

begitu mendalam, keinginan seorang pecinta untuk dapat bertemu dengan

kekasih, karena dirinya sangat amat merindukan-Nya. Inilah satu-satunya

pikiran yang memenuhi hatinya, dia melewati hidupnya untuk selalu

mempersiapkan pertemuannya dengan Kekasih. Hatinya menolak untuk

tertarik kepada sesuatu yang lain dan tidak memberikan ruang sedikitpun

untuk yang lain selain Allah Swt. dan ia menghapus sifat-sifat yang dimiliki

dan menggantikan dengan sifat Kekasih. Dan dia melakukan semua hal itu

dengan perjuangan dan pengorbanan untuk bisa bertemu dengan Allah Swt.

B. Prinsip-prinsip Meraih Mahabbah (Cinta) Kepada Allah

Cinta kepada Allah adalah wajib, Allah Swt. telah menanamkan

benih cinta-Nya di hati setiap manusia saat penciptaan mereka. karena itulah

setiap manusia dilahirkan dalam kondisi awal (fitrah) berislam. Jika cinta

8Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23

Page 56: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

42

kepada Allah yang inheren ini dihilangkan dari manusia, yang tersisa hanyalah

kebinatangan. Tidak ada yang pantas ada dalam kehidupan yang temporal ini

kecuali cinta Allah Swt.9 Cinta kepada Allah adalah tujuan yang hakiki (‘isyq

haqiqi), cinta kepada selain-Nya adalah palsu (‘isyq majazi) karena ditujukan

demi pemenuhan nafsu hina seseorang.

Seorang pencari (salik) yang ingin meraih cinta kepada Allah Swt.

harus melakukan ibadah, mujahadah (perjuangan spiritual), riyadhah (latihan

spiritual) dan konsentrasi diri untuk mencurahkan segalanya hanya untuk

Allah. Mencintai Allah bukan hal yang mudah, harus ada usaha keras dari

seorang pencari untuk meraih cinta kepada Allah. Syekh Zulfiqar Ahmad

mengatakan dan menjelaskan di dalam bukunya “Cinta Abadi Para Kekasih

Allah”, ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan, agar dengan itu

dia bisa sampai pada derajat seorang hamba yang betul-betul mencintai-Nya,

dan bisa menempuh jalan yang dilalui oleh orang-orang mulia. di antara

prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan agar kita bisa meraih cinta kepada

Allah adalah:

1. Kerinduan yang Tulus (Thalab)

Syarat utama untuk meraih cinta kepada Allah Swt. adalah

mengharapkan cinta semacam itu dengan rasa tulus. Orang mungkin

mendapatkan dunia materi dengan pasif, tetapi cinta sejati adalah

khazanah, karena itu tidak dapat diperoleh jika seseorang tidak aktif

mencarinya.10

9Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Penerjemah Munir (Bandung:

Marja, 2002), h. 16 10Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 113

Page 57: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

43

Rasa cinta membutuhkan pembuktian dari setiap manusia

yang mengaku cinta, sebatas pengakuan saja itu hal mudah, tetapi

pembuktian pengakuan itu hal yang sulit. Maka dari setiap pencari

yang ingin meraih cinta kepada Allah harus benar-benar mencintai

Allah dengan tulus tanpa pengharapan apapun dan dilakukan dengan

sungguh-sungguh.

Seseorang harus memiliki niat yang teguh dalam hati untuk

memperoleh cinta kepada Allah Swt. Dan siap mengorbankan apa

saja demi tujuan ini.11

2. Melepaskan Kenikmatan-kenikmatan duniawi

Seorang pencari yang ingin meraih cinta kepada Allah, harus

melepaskan semua kenikmatan duniawi. Pencari dunia materi tidak

akan pernah menjadi pencari Tuhan. Sehingga setiap keinginan harus

dihapuskan dari hati hingga ia hampa, dan seseorang dapat

mengatakan:12

Segala keinginan telah bertolak dari hatiku,

(Ya Allah) masuklah sekarang (ke dalam hatiku), sekarang

ia kosong.13

Seorang pecinta tidak boleh ada yang dicinta selain Allah

Swt. ia harus menghilangkan kecintaannya kepada yang lain,

sehingga hanya ada Allah yang ada di dalam hatinya. Syekh Zulfiqar

Ahmad mengatakan, seseorang harus melewati tiga tangga untuk

melepaskan segala sesuatu selain Allah Swt. diantaranya:

11Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114 12Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114 13Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114

Page 58: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

44

a. Menjauhkan Eksistensi diri Seseorang

Seluruh keinginan nafsu yang hina harus

dilepaskan. Selama pencari dikuasai nafsunya, ia tidak akan

meraih Tuhannya. Syekh Zulfiqar mengungkapkan:

Akhirnya, aku kehilangan semua kesadaran akan

diriku,

Ketika akhirnya aku diberitahu tentang Tuhanku.14

Seorang pencari harus memerangi segala nafsu dan

memusatkan hatinya kepada Allah Swt.

b. Meninggalkan Dunia Materi

Setiap pencari yang ingin meraih cinta kepada

Allah harus meninggalkan dunia materi. Untuk dapat

melepaskan segala kenikmatan duniawi ini merupakan tugas

yang berat. Syekh Zulfiqar Ahmad mengungkapkan

bahwasanya:

Terserap ke dalam Ingat kepada Tuhan,

Hati diberi martabat,

Tetapi bukan kerjaan mudah meninggalkan dunia

dan semua isinya.15

Meskipun untuk meninggalkannya adalah sesuatu

yang berat, seorang pencari harus dapat melepaskannya.

Menurut sebagian para kaum sufi, dunia materi dianggap

menghalangi jalan seseorang untuk mencapai kedekatan

kepada Allah Swt. sehingga segala sesuatu yang

14Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114 15Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115

Page 59: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

45

berhubungan dengan dunia harus dihapuskan dari hati

seorang pencari.

c. Mengarahkan Perhatian Utama Seseorang kepada

Akhirat

Pencari juga tidak boleh hanya mencari karunia

akhirat demi pahala ibadahnya, tetapi juga harus menjadi

pencari Pemberi Karunia Sebenarnya,16 Syekh Zulfiqar

Ahmad mengatakan:

Seorang pertapa akan meraih tujuannya,

Hanya ketika meninggalkan semua,

Sekarang kamu telah meninggalkan dunia materi,

Tinggalkanlah pahala-pahala akhirat juga.17

Seorang pencari yang ingin dekat dengan Allah,

ibadah yang dilakukannya bertujuan bukan karena berharap

surga atau dijauhi dari api neraka. Tetapi tujuan sebenernya

adalah hanya mengharapkan Allah semata. Meskipun

perbuatan-perbuatan ibadah mereka terdorong oleh pahala

yang akan mereka terima karena perbuatan baik mereka,

tetapi ia melakukan apa saja karena niat tulus demi ridha

Allah Swt.

Seorang pencari (salik) harus benar-benar menghilangkan

segala sesuatu yang berhubungan selain Allah dihatinya, sehingga

hatinya kosong dari keinginan yang didiktekan oleh nafsu yang hina.

Bila kecintaannya pada dunia masih ada dihatinya, maka seorang

pencari tidak akan sampai kepada tujuannya.

16Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115 17Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115

Page 60: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

46

3. Memperbanyak Tahlil

Seorang pencari (salik) harus membaca tahlil “La ilaha

ilallah” secara terus menerus. Membaca tahlil merupakan senjata

ampuh bagi seorang pencari untuk dapat meraih cinta kepada Allah,

ia meniadakan semua tuhan yang salah yang bisa jadi bersarang

dihati seorang pencari. Karena syarat utama bagi orang yang

menempuh jalan Allah Swt. adalah membersihkan hati secara

menyeluruh dari selain Allah Swt. Syekh Zulfiqar Ahmad

mengatakan:

Ketika kobaran cinta bergemuruh,

Semua selain Kekasih lenyap,

Pedang ‘La’ menghancurkan semua kecuali Yang Esa,

Lihat apa yang tersisa setelah itu,

Hanya Allah yang tertinggal, semua yang lain lenyap,

Selamat datang, oh cinta, selamat datang yang hangat

untukmu.18

Ketika seorang pencari (salik) telah membaca La ilaha

illallah secara terus menerus dan hatinya telah bersih dari segala

sesuatu yang bukan Allah, maka seorang pencari akan dibukakan

sebagian rahasia jalan untuk mendekat kepada Allah. Sehingga

memudahkan dirinya untuk dapat dekat dengan Allah Swt.

Membaca la ilaha illallah adalah metode zikir yang

dipraktikkan dari ajaran ke delapan dan ke sembilan tarekat (jalan

Spiritual) Naqshabandiah. Zikir ini dinamakan zikir “Nafi-Atbhat”

18Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115

Page 61: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

47

(penegasan negasi) dan zikir “Tahlil Lisani” (negasi penegasan

dengan lidah.

Zikir nafi-atbhat adalah pembacaan la ilaha illallah diam-

diam, tanpa bernafas, dan tanpa gerakan tubuh, seperti yang diajarkan

oleh para penguasa jalan mulia ini. nafi berarti negasi dan mengacu

pada bagian pertama “la ilaha” (tidak ada Tuhan), dan atbhat berarti

afirmasi dan mengacu pada bagian kedua “illallah” (tetapi Allah).

pencari harus fokus pada makna dari kata-kata mulia ini. Ketika

mengatakan la ilaha, orang harus membayangkan bahwa tidak ada

sesuatu pun, dan ketika mengatakan illallahu, seseorang harus

mengarahkan perhatian pada Allah Swt. sedangkan, zikir tahlil lisani

adalah pembacaan la ilaha illallah dalam metode yang sama seperti

sebelumnya, tetapi dengan lidah dan tanpa menahan nafas.19

Hati seorang pencari telah bersih dari cinta kepada sesuatu

selain Allah Swt. kalimat “La ilaha illallah” yang dibaca olehnya

telah memutuskan semua hubungan dengan yang bukan Allah, ia

tidak lagi mencintai sesuatu kecuali Allah. Syekh Zulfiqar Ahmad

mengungkapkan:

Syekh ku telah menghapus jurang antara Engkau dan aku

Dengan mengajariku esensi “La ilaha illallah”.20

4. Merenung (Fikr)

Merenung merupakan sesuatu yang sangat penting untuk

mencapai cinta kepada Allah Swt. Menurut metode dzikir ini, pencari

19Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.” Artikel diakses dari

http://maktabah.org/blog/?p=227 diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 22:50 20Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 117

Page 62: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

48

merenungkan bahwa limpahan spiritual (faidh) Allah turun kehatinya.

Ia harus ingat di dalam hatinya hadis diriwayatkan mutafaqon ‘alaih

berikut ini:

إن ما العمال بالن ي ة

“Sungguh, semua perbuatan berdasarkan pada niat ...”

Dan juga hadis diriwayatkan mutafaqon ‘alaih berikut ini:

أنا عند ظن عبدى بى

“Aku (Allah) seperti yang diduga hamba-Ku”

Limpahan spiritual yang besar diperoleh dengan merenung.

Fikr merupakan metode zikir yang dipraktikkan dari ajaran kesepuluh

tarekat (jalan spiritual) naqshabandiah hingga berakhir. Syekh

Zulfiqar Ahmad mengungkapkan:

Hatiku merindukan berhari-hari dan bermalam-malam

tanpa terisi

Ketika aku tetap merenung, memikirkan Tuhan.21

Metode zikir ini dilakukan untuk membersihkan pikiran dari

semua pikiran dan kemudian menunggu kedatangan faidh dari Tuhan.

Ketika sang pencari mulai merenung, dia mengucapkan maksud dari

merenung itu dan kemudian menyimpan maksud dari niat itu di

dalam hati.22

21Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 116 22Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.”

Page 63: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

49

5. Bersahabat dengan mereka yang benar dalam ucapan dan

tindakan (shadiqin)

Jika seorang pecinta tetap bersahabat dengan para pecinta, ia

juga akan menjadi pecinta. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan

Muslim, Rasululah Saw. Bersabda:

وء كحامل المسك ونافخ الكير ، فحامل الح والس مثل الجليس الص

ا أن تجد منه ريحا ا أن تبتاع منه ، وإم ا أن يحذيك ، وإم المسك إم

ا أن تجد ريحا خبيثة ا أن يحرق ثيابك ، وإم بة ، ونافخ الكير إم طي

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat

seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual

minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau

bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap

mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi

(percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau

tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Dari hadis tersebut kita dapat mengambil makna pelajaran,

bahwasanya kita itu tergantung bagaimana sahabat kita. Jika kita

bersahabat dengan orang baik kita akan menjadi baik, atau

mendapatkan kebaikan dari teman kita. dan sebaliknya, jika kita

bertemen dengan orang buruk kita akan ikut buruk atau terkena imbas

dari keburukannya.

Menurut Syekh Zulfiqar Ahmad bersahabatlah dengan

orang-orang yang dapat memberikan baiat (pengakuan diri) yaitu

kepada Syekh dan menggunakan waktu di khanaqah untuk

dicurahkan pada perbaikan spiritual merupakan cara-cara praktis

untuk mempertahankan persahabatan dengan orang-orang yang benar

Page 64: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

50

(Shadiqin). Dengan menggunakan beberapa hari bersahabat dengan

syekh, hati seseorang ditransformasikan dan seluruh kehidupannya

berubah. Syekh mengarahkan pencari untuk menjalankan dzikir terus

menerus menurut ketentuan-ketentuan khanaqah-nya tersendiri.

Ketika seorang pencari merasa cintanya kepada Allah Swt. meningkat

di dalam hatinya, doa-doa bagi syekhnya mengalir dari hatinya.23

6. Berdoa dan meminta tolong kepada Allah (Iltija’)

Jika seseorang pencari telah melakukan segala sesuatu

menurut kemampuannya, ia harus memohon bantuan dan pertolongan

kepada Allah Swt. Karena sesungguhnya dialah yang mengarahkan

pencari ketujuannya.24 Allah Swt. berfirman dala Surah An-Nur/24:

21 berikut:

ولول فضل الل ه عليكم ورحمته ما زكى منكم من أحد أبدا ولكن الل ه ي زكي من

والل ه سميع عليم يشاء

“...Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah Swt.

kepadamu, tak seorang pun diantara kamu dapat disucikan. Tetapi,

Allah Swt. mensucikan siapa saja yang Dia kehendaki.”

Untuk meraih cinta kepada Allah Swt. Bukanlah persoalan mudah.

Sebenarnya, ia merupakan sesuatu yang mensyaratkan perhatian dan ketaatan

yang utuh dari seorang pencari (salik) serta siap mengorbankan apa saja demi

tujuan ini. Pencari harus melewati tangga-tangga perjuangan dan pengerahan

tenaga ini dan akhirnya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

23Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 117 24Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 118

Page 65: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

51

C. Murid dan Murad

Para pengembara di jalan cinta ada dua kelompok. Pertama disebut

murid (pencari), dan menunjukkan seseorang yang kemajuannnya didasarkan

pada usaha dan ibadahnya sendiri. Kedua disebut murad (yang dicari),

menunjukkan seseorang yang diinginkan Kekasih agar mendekatinya.25

Syekh Zulfiqar Ahmad menjelaskan perbedaan antara murid dan

murad dengan memperbandingkan kehidupan Nabi Musa As. dan Nabi

Muhammad Saw. Nabi Musa As. adalah pecinta Allah (muhibbullah), sedang

Nabi Muhammad Saw. adalah kekasih Allah (mahbubillah).26

Nabi Musa As. dikaruniai kesempatan untuk bertemu dengan Allah

Swt. dibukit Sinai. Allah Swt. didalam al-Qur’an surah /7: 143 berikut:

ا ن ات يق م ى ل وس اء م ا ج م ول

“Dan ketika Musa datang untuk menemui kami.”

Kata kerja “ja’a” (datang) digunakan bagi Nabi Musa As., ia

diperintah untuk datang menemui Allah Swt. Sedangkan, ketika Nabi

Muhammad Saw. dikaruniai kesempatan untuk bertemu dengan Allah Swt.

sewaktu mi’raj, di dalam al-Qur’an Surah al-Isra/17: 1 berikut:

ه د ب ع رى ب س ي أ ان ال ذ ح ب س

“Maha Agung Dia yang membawa hamba-Nya melakukan perjalanan

di malam hari.”

Kata “asra” (membawa) digunakan untuk Nabi Mauhammad Saw. ia

dijemput untuk bertemu Allah Swt. Dari keduanya kita dapat melihat

25Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.123 26Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.123

Page 66: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

52

perbedaan antara murid dan murad, yang diperintahkan untuk menemui dan

yang dijemput untuk bertemu.27

Jalan-jalan cinta mendikte harapan dan keinginan pecinta (muhibb)

untuk bertemu Kekasih (mahbub). Namun kadang-kadang, Kekasih juga

menginginkan pecinta datang menemui-Nya. Dan ketika Kekasih juga ingin

bertemu, maka mudahlah untuk mendekati-Nya.28 Sebuah pencapaian

keinginan dari seorang murid “orang yang menginginkan Allah”, menjadi

murad “orang yang diinginkan Allah”.

Ketika Yang Maha Indah Swt. mengatur pertemuan, maka

kenikmatan cinta (‘isyq) yang sebenarnya tercapai. Ketika pecinta tahu bahwa

Kekasih juga mencintainya, maka kebahagiannya tak mengenal batasan.29

D. Tanda-tanda dan Karakteristik Pecinta Allah yang Tulus

Untuk mengetahui apakah seseorang telah menjadi pecinta Allah

yang tulus, maka dapat dilihat dari tanda-tandanya. Seorang pecinta yang tulus

dapat dilihat dengan hakikat essensial (dzat) wujudnya. Tanda-tanda pecinta

yang tulus ditemukan di wajahnya yang bersinar dan akhlaknya yang mulia,

bahkan orang yang tidak mengenalnya pun mengakuinya sebagai pecinta

setelah melihatnya.30 Tanda seorang pecinta juga difirmankan oleh Allah di

dalam Alqur’an Surah al-Anfal/8: 2 berikut:

إن ما المؤمنون ال ذين إذا ذكر الل ه وجلت ق لوب هم وإذا تليت عليهم

27Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 124 28Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 125 29Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 125 30Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 127

Page 67: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

53

آياته زادت هم إيمانا وعلى ربهم ي ت وك لون

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang disebut

nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya

bertambahlah iman mereka. Dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.”

Seorang pecinta yang dijelaskan dalam firman Allah di atas adalah

ketika asma Allah disebut di hadapan mereka, hati mereka bergetar. dibacakan

ayat-ayat Allah, iman mereka bertambah kuat. Dan mereka adalah orang yang

bertawakal kepada Allah Swt.31

Tanda seorang pecinta, dunia materi tidak membuat hatinya tertarik

dan ia tetap tidak terpengaruh oleh glamornya dunia.32 Objek-objek dunia juga

tidak memberikan arti penting dibandingkan dengan ridha Allah Swt. dunia

yang rusak ini tidak memiliki arti. ia tidak memperhatikan sesuatu apapun

selain kekasihnya. Hatinya telah kosong dari cinta segala sesuatu selain Allah

Swt. Syekh Zulfiqar Ahmad mengatakan:

Aku telah menarik diri dari urusan-urusan duniawi, wahai Tuhan,

Adalah Betapa pun tinggi kenikmatan dan ketentraman ditemukan,

Suatu saat dunia akan sirna dari hati seseorang.33

Keindahan kekasih memperoleh keharuman dan daya tarik. Hasilnya,

cinta dalam hati pecinta yang tulus pun menumbuhkan semangat dan dimensi.

Tidak ada batasan bagi keindahan Allah Swt. dan tidak ada batasan bagi

pecinta yang intens. Dengan demikian, tidak ada lagi kemungkinan untuk

tertarik oleh yang lain.34 Syekh Zulfiqar Ahmad mengutip perkataan seorang

penyair bahwasanya:

31Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 128 32Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129 33Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129 34Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 66

Page 68: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

54

Cintaku adalah Engkau, sahabatku adalah Engkau,

Agamaku adalah Engkau, imanku adalah Engkau,

Badanku adalah Engkau, jiwaku Engkau,

Hatiku Engkau, hidupku Engkau,

Ka’bah, kiblat, masjid, mimbar dan al-Qur’anku adalah Engkau,

Ibadahku haji, zakat, shalat, puasa, dan adzan adalah Engkau,

Ingatku adalah Engkau, wujudku adalah Engkau,

Sandaran, harapan, dan kepercayaanku adalah Engkau,

Agamaku dan imanku adalah Engkau, kehormatanku adalah Engkau

Rasa maluku bersama-Mu dan keagunganku juga bersama-Mu

Rasa sakit, sedih, air mata, dan tertawaku adalah engkau.

Rasa sakitku adalah Engkau dan istirahatku adalah Engkau,

Alasan-alasan kebahagianku adalah Engkau,

Alasan-alasan kesenanganku adalah Engkau,

Keindahan dan mudaku adalah Engkau,

Wahai Farid, jika hanya Kekasih menerimamu,

Maka kamulah raja dan penguasa.35

Pecinta yang tulus menaati kekasihnya, ini adalah tanda terbesar

cinta, seluruh kehidupan pecinta mengikuti hukum syariat dan sunnah Nabi

Muhammad Saw. Sebagaimana cerita tentang Hadrat Bayazid Bustami

bertanya ketika dirinya diberikan semangka, “Bagaimana cara Nabi

Muhammad Saw memotong dan memakan ini?” tak satu pun ulama yang

berkumpul dapat menjawab dan akibatnya ia menolak memakannya, khawatir

kalau ia memakannya dengan cara yang bertentangan dengan sunnah.

Meskipun dalam syariat diperbolehkan memakan buah dengan cara apapun

sesuai keinginannya. Tetapi bagi para pecinta, mengikuti sunnah Nabi

Muhammad Saw. adalah satu-satunya jalan hidup.36

Karakterisik pertama seorang pecinta yang tulus adalah kulit pucat

dan kuning. Latihan spiritual yang intens dan ketaatan yang berlebihan sering

mempunyai pengaruh semacam itu. Karakteristik ke dua adalah keluh kesah

kerinduan yang dalam, karena berpisah dari kekasih. Karakteristik ke tiga

35Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67 36Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129

Page 69: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

55

adalah mata yang selalu basah dengan air mata, karena kegelisahan hati

dicurahkan melalui mata. Karakteristik ke empat adalah makan sedikit.

Pecinta yang tulus tidak dikalahkan oleh kenikmatan yang rakus, sebaliknya ia

makan hanya untuk menyelamatkan diri. Karakteristik ke lima adalah

berbicara sedikit. Orang yang batinnya akrab dengan kekasihnya tidak

memiliki keinginan untuk terlibat dalam obrolan yang melenakan. Mayoritas

wali berbicara hanya sesuai keperluan. Jika tidak demikian, ibadah mereka

yang akan tetap diam. Karakteristik pecinta yang tulus ke enam adalah tidur

sedikit. Malam-malamnya berlalu dengan dzikir dan ibadah.37 Pecinta Allah

yang tulus rindu bercakap-cakap akrab dengan kekasihnya. Tidak ada waktu

yang lebih baik kecuali di kegelepan malam. Karena itu, menjadi kebiasaan

pecinta untuk bangun malam shalat tahajud agar senang dengan rahasianya

dan menarik Kekasih melalui keluh kesah dan air mata. Terlepas dari

ibadahnya setiap malam, pecinta yang tulus tidak pernah merasa telah

melakukan sebanyak yang seharusnya ia lakukan. Bahkan anjing tetap jaga di

malam hari menjaga rumah tuannya. Dengan demikian, ia tidak pernah

menganggap tahajud malam sebagai ibadah yang besar.38 Syekh Zulfiqar

Ahmad mengatakan:

Kamu tetap jaga dimalam hari dan disebut “Syaikh”

Anjing yang tetap jaga dimalam hari lebih baik darimu,

Ia makan-makanan lunak, makanan kering dan tidur sepanjang hari

dibawah naungan pohon,

Ia lebih baik darimu,

Ia tidak pernah meninggalkan ambang pintu tuannya,

Meskipun harus mengepakkan ratusan kali,

Ia lebih baik darimu,

Wahai orang yang bersyukur, kamu tidur diatas kasur lembut,

37Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 131 38Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67

Page 70: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

56

sedang anjing tidur diatas batu,

Ia lebih baik darimu,

Bangkit dan raihlah Kekasihmu,

Jika tidak anjing akan mengalahkanmu,39

Syekh Zulfiqar mengutip perkataan seorang penyair lain yang

mengungkapkannya dengan cara yang berbeda:

Dengan menggunakan waktu malam untuk berjaga, jangan menduga

bahwa kamu telah mencapai tingkatan para wali,

Saudaraku, anjing menggunakan malamnya berjaga di tanah,

Ia tetap jaga untuk memperoleh sebutir kecil makanan,

Sedang kamu memperoleh ribuan berkah,

Anjing telah mengalahkanmu, wahai faqir, tundukkanlah mukamu

malu,

Bersihkan dirimu hingga bersih, wahai faqir, bersihkan dirimu

hingga bersih.40

Tanda-tanda pecinta Allah yang tulus tersebut di atas, hanya dapat

diketahui oleh sang pecinta sendiri, karena pada umumnya berhubungan

dengan hati. adapun yang dapat mengetahui selain sang pecinta itupun hanya

orang terdekatnya, dan orang itu mengetahui dari sikap prilaku diri seorang

pecinta seperti melaksanakan perintah Allah baik yang wajib maupun sunnah

dan menjauhi larangan-Nya.

39Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67 40Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 68

Page 71: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep mahabbah (cinta) yang dijelaskan oleh Syekh Zulfiqar Ahmad

adalah kondisi hati dimana pecinta rindu ingin bertemu Kekasih. Ia melewati

seluruh hidupnya untuk mempersiapkan pertemuanya dengan Kekasih. Rasa

cinta dan rindu kepada Allah telah menjadi motivasi di dalam hidupnya dan

sekaligus merupakan tujuan dalam pengabdiannya kepada Allah.

Sang pecinta dalam pengabdiannya kepada Allah tidak mengharapkan

kesenangan surga atau menghindari neraka, melainkan semata-mata cintanya

kepada Allah. karena perjumpaan dirinya dengan Kekasih lebih membuat

dirinya senang.

Cinta kepada Allah menjadi sasaran satu-satunya yang memenuhi hati

seorang pecinta. Hatinya selalu menolak untuk tertarik kepada sesuatu yang

lain. Ia juga telah menghapus segala sesuatu dihatinya kecuali Allah, hatinya

tidak memiliki ruang bagi yang lain karena hanya Allah yang boleh mengisi

hatinya. Seorang pecinta juga menghapus segala sifat-sifat pecinta dan

menetapkan wujud esensial (dzat) Kekasih.

Cintanya kepada Allah telah menenggelamkan dirinya sehingga

dirinya mampu melupakan segalanya kecuali Allah. ia menyerahkan seluruh

hidup dan jiwa raganya hanya untuk Allah, bahkan dia rela untuk

mengorbankan kesenangan dan kebahagiannya demi cintanya kepada Allah.

Page 72: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

58

B. Saran-saran

Saran penulis, dengan konsep ajaran mahabbah ini dapat membuat

semua manusia menanamkan kecintaannya kepada Allah Swt di dalam hatinya.

Karena cinta kepada Allah harus ada pada diri manusia, seperti yang dikatakan

oleh Syekh Zulfiqar Ahmad, “Jika cinta kepada Allah yang inheren ini

dihilangkan dari manusia, yang tersisa hanyalah kebinatangan. Tidak ada yang

pantas ada dalam kehidupan yang temporal ini kecuali cinta Allah Swt.” cinta

kepada Allah adalah tujuan yang hakiki (‘isyq haqiqi), cinta kepada selain-Nya

adalah palsu (‘isyq majazi) karena ditujukan demi pemenuhan nafsu hina

seseorang.

Page 73: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

60

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Syekh Zulfikar. Cinta Abadi Para kekasih Allah, Penerjemah

Munir, Bandung: Marja, 2002.

Anwar, Rosihin. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Anwar, Saifudin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

1998.

Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, Serang: A-Empat, 2015.

Fuad Said, H.A. Hakikat Tarikat Naqshabandiah, Jakarta: PT. Al Husna

Zikra, 1996.

al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin: Zuhud, Cinta, dan Kematian, Jakarta:

Republika Penerbit, 2013.

Hisyam Kabbani, Syekh Muhammad. Tasawuf dan Ihsan, Penerjemah

Zaimul Am, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007.

al-Jauziyyah, Ibnul Qayyim. Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang

yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Penerjemah Fuad

Syaifudin Nur, Jakarta: Qisthi Press, 2011.

Kartanegara, Mulyadhi. Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga,

2009.

M. Echols, John, dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:

PT Gramedia, 1993.

Muhibbuddin, Muhammad. Kitab Cinta Ulama Klasik Dunia, Yogyakarta:

Araska, 2018.

Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 2010.

Qadir ‘Isa, Syaikh Abdul’. Cetak Biru Tasawuf Spiritualitas Ideal dalam

Islam, Penerjemah Tim Ciputat Press, Ciputat: Ciputat Press, 2007.

al-Qusyairi, Imam. Risalah Qusyairiyah, Penerjemah Ma’ruf Zariq dan Ali

Abdul Hamid, Jakarta: Darul Khair, 1998.

Page 74: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

61

Rivay Siregar, H.A. Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 1999.

as-Sarraj, Abu Nashr. Al-Luma’ Rujukan Lengkap Ilmu Tasawuf,

Penerjemah Wasmukan dan Samson Rahman, Surabaya: Risalah

Gusti, 2014.

Septiawadi, Tafsir Sufistik: Said Hawa dalam Al-Asas fi Al-Tafsir, Jakarta:

Lectura Press, 2013.

Sevilla, Consevela G. Pengantar Metode Penelitian, terj. Alimudin Tawu,

Jakarta: UI-Press, 1993.

Smith, Margaret. Kala Tuhan “Jatuh Cinta”: Biografi Ringkas dan Ajaran-

ajaran Para Kekasih Allah, Penerjemah Nuruddin Hidayat,

Bandung: Pustaka Hidayah, 2007.

Solihin, Muhammad dan Anwar, Rosihin, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV

Pustaka Setia, 2008.

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada

1997.

as-Sulami, Abdurrahman. Sufi-sufi Wanita: Tradisi yang Tercadari,

Penerjemah Ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka Hidayah. 2004.

Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1992.

Toriquddin, Moh. Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia

Modern, Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Zaprulkhan. Ilmu Tasawuf: Sebuah Kajian Tematik, Jakarta: PT Grafindo

Persada, 2016.

Jurnal

Encung. “Tradisi dan Modernitas Perspektif Seyeed Hossein Nasr,” Teosofi:

Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam 2, no. 1 (Juni 2012): h. 201-

217.

Haryati, Tri Astutik. “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,”

Jurnal IAIN Pekalongan 8, no. 2 (November 2011): h. 307-324.

Page 75: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

62

Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap

Pemikiran Seyyed Hossein Nasr,” Refleksi: Jurnal Ilmu-Ilmu

Ushuluddin IV, no. 2 (2002): h. 19-43.

Web

Damis, Rahmi, “Al-Mahabbah dalam pandangan Sufi,” Artikel diakses dari

http://journal.uin-

alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/4693/4246 , diakses pada

Rabu. 17 Oktober 2018 pukul 14:14

Fatmala, Vivin Dwi, “Imam Rabbani Syaikh Ahmad al-Faruqi al-Sirhindi,”

Artikel diakses dari http://pesantren-budaya-

nusantara.blogspot.com/2012/11/imam-rabbani-syaikh-ahmad-al-

faruqi-al.html diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 21:50

Ghaffari, Talib, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi,” Artikel

diakses dari http://maktabah.org/blog/?p=227 diakses pada Kamis,

11 Oktober 2018 pukul 22:50

KBBI, Pencarian ‘Cinta’ diakses dari https://kbbi.web.id/cinta diakses pada

Minggu, 1 Oktober 2018 pukul 20:29.

Abdurrahim Naqshabandi Mujadidi, Syekh, “Biografi Syekh Ghulam

Habib,” Artikel diakses dari http://khanqah-e-

habibiya.com/Biography.html diakses pada Jum’at, 28 September

2018 pukul 19:14.

Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, Syekh, “Brief Introduction Of

Legendarys Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi

Mujadidi,” Artikel diakses dari https://ishqeilahi.com/shaykh-zulfiqar-ahmad/ diakses pada Minggu, 1 Oktober 2018 pukul 04:01.

Zulfikar Ahmad, Syekh, ”Biographical Sketch Of Syakh Zulfikar Ahmad,”

Artikel diakses dari

https://www.facebook.com/ShaykhZulfiqarAhmad/photos/biograph

ical-sketch-of-shaykh-zulfiqar-ahmad-damat-

barakatuhumeducational-curric/740916709255057/ diakses pada

Jum’at, 7 September 2018 pukul 14:30 .

, “Syekh Zulfiqar Ahmad,” Artikel diakses dari

https://www.tasawwuf.co/about-shaykh/shaykh-zulfiqar-ahmed-db/

diakses pada Kamis, 18 Oktober 2018 pukul 10:54

Page 76: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

Lampiran 1

Foto Syekh Zulfiqar Ahmad

Page 77: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

Lampiran 2

Karya Syekh Zulfiqar Ahmad

Buku “Cinta Abadi Para Kekasih Allah”

Page 78: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

Lampiran 3

Silsilah Sanad

Silsilah sanad keguruan dari Syekh Zulfiqar Ahmad sebagai mata

rantai dengan guru-gurunya, yaitu:

1. Rasulullah Saw.

2. Sayidina Abu Bakar Ash-Siddiq r.a

3. Sayidina Salman al-Farisi r.a

4. Sayidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Siddiq r.a

5. Imam Ja’far Ash-Shadiq r.a

6. Syekh Abu Yazid Al-Busthami

7. Syekh Abu Hasan Ali bin Abu Ja’far Al Kharqani q.s

8. Syekh Abul Qasim Gorgani q.s

9. Syekh Abu Ali Al-Fadl bin Muhammad Ath-Thusi Al

Farmadhi q.s

10. Syekh Abu Yaqub Yusuf Al-Hamdany q.s

11. Syekh Abdul Khaliq Al-Ghajdawani q.s

12. Syekh Muhammad Arif Riwgari q.s

13. Syekh Mahmud Al-Injir Al-Faghnawy q.s

14. Syekh Ali Ar-Ramitany q.s

15. Syekh Muhammad Baba As-Samasi q.s

16. Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah q.s

17. Syekh Muhammad Baha’uddin al-Naqshaband q.s

18. Syekh Muhammad Ala’uddin Attar q.s

19. Syekh Yaqub Al-Jarkhi q.s

20. Syekh Nashiruddin Ubaidullah Al-Ahrar q.s

21. Syekh Muhammad Az-Zahid q.s

22. Syekh Darwish Muhammad q.s

23. Syekh Muhammad Al-Khawajiki Al-Amkani q.s

24. Syekh Muhammad Al-Baqibillah q.s

25. Syekh Ahmad Al-Faruqy As-Sirhindy

26. Syekh Muhammad Ma’shum q.s

27. Syekh Muhammad Syaifuddin q.s

Page 79: KONSEP MAHABBAH (CINTA) DALAM PEMIKIRAN SYEKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45440/1/ALI SAPUTRA-FUF.pdfbagi penulis ajaran mahabbah dalam tasawuf bisa menjadi

28. Syekh Muhammad Muhsin q.s

29. Syekh Nur Muhammad Al-Badwany q.s

30. Syekh Mirza Mazhar q.s

31. Syekh Ghulam Ali q.s

32. Syekh Abu Sa’id Al-Faruqi q.s

33. Syekh Ahmad Sa’id Al-Faruqi q.s

34. Syekh Haji Dost Muhammad Kandhari q.s

35. Syekh Muhammad Usman Damani q.s

36. Syekh Sirajuddin q.s

37. Syekh Muhammad Fazal Ali Qureshi

38. Syekh Muhammad Abdul Malik q.s

39. Syekh Ghulam Habib q.s

40. Syekh Zulfiqar Ahmad