203
KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3 SDIT ASSALAMAH UNGARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : Hanifah Lutfiati NIM : 3103025 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

konsep MI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

multiple intelligences

Citation preview

Microsoft Word - Cover.doc

KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3SDIT ASSALAMAH UNGARANSKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1dalam Ilmu TarbiyahOleh:Hanifah LutfiatiNIM : 3103025FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG2008DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOFAKULTAS TARBIYAH SEMARANGAlamat : Jl. Prof. DR. Hamka Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang 50185PENGESAHANSkripsi Saudara : Hanifah lutfiatiNomor Induk : 3103025Judul : Konsep Multiple Intelligence dan ImplementasinyaDalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : 22 Januari 2008.Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 tahun akademik 2007/2008.Semarang, 22 Januari 2008Ketua Sidang/Dekan Sekretaris SidangProf. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Drs. Sajid IskandarNIP. 150 030 529 NIP. 150 231 364Penguji PengujiProf. Dr. H. Erfan Soebahar, M. Ag. Ahmad Ismail, M. Ag. NIP. 150 231 369 NIP. 150 279 718Pembimbing I Pembimbing IIProf. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Syamsul Maarif, M. Ag. NIP. 150 030 529 NIP. 150 321 619iiProf. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Jln. Tandang Raya No. 6 Semarang. Syamsul Maarif, M. Ag.Jati Sari Permai Blok C 11/6.PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah SkripsiAn. Sdr. Hanifah Lutfiati.Assalamualaikum Wr. Wb.Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara :Nama : Hanifah lutfiatiNomor Induk : 3103025Judul : Konsep Multiple Intelligence dan ImplementasinyaDalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran. Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan.Demikian harap menjadikan maklum.Wassalamualikum Wr. Wb.Semarang, Desember 2007Pembimbing I Pembimbing IIProf. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Syamsul Maarif, M. Ag. NIP. 150 030 529 NIP. 150 321 619iiiMOTTOJika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dan kehidupan.Oleh : Dorothy Law Nolte.ivPenulis persembahkan skripsi ini kepada : Ayahanda H. Muchtar Lutfi dan Ibunda Hj. Chusnul Chotimah tersayang yang setiap saat rela berkorban demi masa depan anakmu ini, semoga Allah SWT senantiasa menyayangi dan memberi., mencurahkan rahmat-Nya kepada beliau. Adik-adiku tercinta, Wihdah, Hisnie dan Hasani, thanks atas dukungannya, aku sayang kalian. Mas Fahku, yang menjadi penyemangat hidup penulis.vDengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.Semarang, 8 Januari 2008Deklarator,Hanifah LutfiatiNIM. 3103025viABSTRAKHanifah Lutfiati (NIM. 3103025) Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya Dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran. Skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2008.Penelitian ini berusaha untuk memfokuskan dan mencurahkan segenap pikiran dan wawasan dalam rangka melacak dan mengetahui: (1) Bagaimana konsep umum multiple intelligence dan PAI (2) Bagaimana implementasi konsep multiple intelligence dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis non statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis yang diwujudkan bukan dalam wujud angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Multiple intelligence adalah suatu konsep pemikiran yang timbul untuk menepis anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya dapat diukur dengan penilaian IQ yang hanya menggambarkan dua kecerdasan saja, yaitu kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis-matematis. Gardner menafsirkan bahwa penilaian IQ ini terlalu sempit. Kemudian Gardner mengungkapkan kecerdasan manusia berjumlah banyak, antara lain: Kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang yang dilakukan secara terus menerus, sehingga menjadi sebuah kecerdasan. Teori multiple intelligence (kecerdasan ganda) membahas lingkup potensi manusia, dengan adanya teori multiple intelligence maka setiap individu dapat di kelompokkan ke dalam kecerdasannya masing-masing. (2) Pelaksanaan multiple intelligence dalam pembelajaran menuntut pendidik harus mempunyai daya kreativitas dalam menerapkan pendekatan multiple intelligence. Di SDIT Assalamah Ungaran pembelajaran PAI dengan pendekatan multiple intelligence sangat bervariasi. Pendidik menggunakan variasi metode pembelajaran ada yang menggunakan metode sosiodrama pada kelas interpersonal, pendidik juga menggunakan metode permainan dalam pelaksanaan pelajaran. Sehingga dalam penyampaian materi peserta didik langsung menjadi subjek (yang melakukan), baik itu melalui sosiodrama dan praktek-praktek lainnya sesuai dengan kecerdasan peserta didik Ini akan menjadikan pembelajaran yang mempunyai arti lebih dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (tradisional). Di kelas konvensional, pendidik mengajar sambil berdiri di depan kelas, menulis di depan tulis, bertanya kepada peserta didik tentang materi kemudian peserta didik disuruh mengerjakan soal dan pendidik menunggu. Model pengajaran tradisional sekedar menempatkan pendidik sebagai pemberi materi. Di kelas kecerdasan ganda pendidik dapat mengajar dengan presentasi, menggabungkan metode linguistik, musik, kinestetik secara kreatif.viiKATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Segala kelemahan, kekurangan dan kelalaian yang ada dalam skripsi ini semata-mata hanyalah dari penulis sendiri. Sedangkan kebenaran dan kesempurnaan skripsi ini hanyalah pertolongan dari Allah SWT. Karena kebenaran dan kelebihan hanyalah milik-Nya. Shalawat serta salam selalu penulis haturkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, Rasul utusan Allah yang telah membukakan tirai gelap kehidupan manusia.Dengan sepenuh hati penulis sadar dalam penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan jika tanpa uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan sebagai balasan kepada yang terhormat:1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M. Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta staf, yang telah berkenan menerima judul skripsi yang penulis ajukan sekaligus memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.2. Bapak Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M.A., selaku dosen pembimbing I dan Bapak Syamsul Maarif, M.Ag., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.3. Bapak Drs. Darmuin, M. Ag., selaku wali studi yang telah memberikan bimbingan dalam permasalahan akademis.4. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga amalnya bermanfaat.5. Pihak Sekolah (Kepala sekolah, staf pengajar, dan siswa) SDIT Assalamah Ungaran, yang telah memberikan tempat, waktu, data dan informasi-informasi kepada penulis.6. Kedua orang tuaku, H. Muchtar Lutfi dan Hj. Chusnul Chotimah, yang tanpa henti memberikan kasih sayang dan doanya selama ini.7. Adik-adiku, Wihdah, Hisnie, Hasani, makasih atas dukungannya selama ini.viii8. Mas Fah, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya untuk segera menyelesaikan skripsi ini, dan selalu menyakinkan Hanifah Pasti Bisa !! .9. Sahabat dan teman-temanku paket K : Isti, Uun, Maria, Asrikah, Hidayah, Musodah, Lina, Bima, Kasdi, Nur Hadi, Absor, Yazid, Saiful, Riyadi, Temen-temen A5 : Mbak Nik, Mbak Ria, Dwi, Ning, dan Linda. Temen- temen A4 : Ina, Ani, dan Atun, persahabatan kalian takkan pernah aku lupakan.Penulis tidak dapat berbuat apa-apa untuk membalas budi baik semua, selain memanjatkan doa semoga amal dan jasa baik mereka dicatat dan diterima oleh Allah SWT., juga mendapatkan balasan pahala yang sesuai dengan amalnya. Amin.Semarang, 8 Januari 2008PenulisixDAFTAR ISIHalaman Judul.................................................................................................... i Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii Persetujuan Pembimbing ................................................................................... iii Halaman Motto .................................................................................................. iv Halaman Persembahan ....................................................................................... v Deklarasi ............................................................................................................ vi Abstrak ............................................................................................................... vii Kata Pengantar ................................................................................................... viii Daftar Isi ............................................................................................................ xBABI. PENDAHULUANA. Latar belakang Masalah ............................................................... 1B. Penegasan Istilah .......................................................................... 5C. Rumusan Masalah ........................................................................ 7D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7E. Telaah Pustaka.............................................................................. 8F. Metode Penelitian......................................................................... 10G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 12BABII. KONSEP UMUM MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMA. Konsep Umum Multiple Intelligence........................................... 141. Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Multiple Intelligence ... 14 a. Pengertian Multiple Intelligence ............................................ 14 b.Latar Belakang Multiple Intelligence..................................... 16 c. Tujuan Multiple Intelligence .................................................. 182. Teori dan Pembelajaran Multiple Intelligence ............................ 20 a. Teori Multiple Intelligence .................................................... 20b.Pembelajaran Multiple Intelligence ....................................... 27xB. Pendidikan Agama Islam ............................................................. 341. Pengertian Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam......... 342. Materi Pendidikan Agama Islam............................................. 393. Metode Pendidikan Agama Islam ................................... 39C. Multiple Intelligence Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam 45BABIII. GAMBARAN UMUM SDIT ASSALAMAH UNGARANA. Gambaran SDIT Assalamah Ungaran .......................................... 501. Sejarah Berdirinya SDIT Assalamah Ungaran ......................... 502. Latar Geografis................ .... .513. Visi dan Misi SDIT Assalamah Ungaran.................................. 514. Kondisi Siswa, guru dan Staf .................................................... 525. Sarana dan Prasarana................................................................. 526. Kegiatan Ekstra kulikuler.......................................................... 537. Struktur Organisasi dan pengelolaannya................................... 53B. Sistem Pembelajaran SDIT Assalamah Ungaran. ........................ 54C. Implementasi Multiple Intelligence dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.................................................. 55BABIV. ANALISIS KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3 SDIT ASSALAMAH UNGARANA. Analisis Konsep Umum Multiple Intelligence ............................. 60 a. Analisis Teori Multiple Intelligence ........................................ 61 b. Analisis Pembelajaran Multiple Intelligence ........................... 66B. Analisis Implementasi Multiple Intelligence dalam PAI di Kelas 3SDIT Assalamah Ungaran............................................................ 71BABV. PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................... 81B. Saran-saran ................................................................................... 83C. Penutup ......................................................................................... 84DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRANxiBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahEra globalisasi merupakan produk kemajuan sain dan teknologi, maka peningkatan kualitas SDM muslim untuk memajukan sain dan teknologi perlu mendapatkan prioritas. Perhatian pendidikan Islam kaitannya dengan globalisasi, juga harus memperhatikan sosok lulusan yang diharapkan yaitu manusia cerdas, kreatif dan beradab, sosok yang sangat dibutuhkan pendidikan Islam untuk menghadapi era globalisasi. Sosok yang diharapkan memiliki berbagai macam kecerdasan di dalam dirinya, baik itu kecerdasan fisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut untuk merealisasikan misi pendidikan membentuk manusia yang shaleh dan produktif seperti yang diharapkan. Pendidikan Islam harus menumbuhkan prakasa dan memekarkan potensi kreatif pada peserta didiknya dengan berbagai macam kecerdasan. Pendidikan Islam harus segera memperhatikan berbagai macam kecerdasan yang harus dikembangkan. Maka, masing-masing kecerdasan dalam diri siswa harus ditumbuhkembangkan secara proposional dan seimbang. Ini berarti pendidikan Islam yang demokratis harus memberlakukan beragam metode yang menggali kemampuan siswa untuk berperan secara aktif, dengan mengakui perbedaan kemampuan intelektual, kecepatan belajar, sifat, sikap,dan minatnya.1Banyak orang cukup lama percaya bahwa bila seseorang mempunyai IQ tinggi, maka ia akan sukses dalam hidup ini. Maka pengukuran IQ sejak lama menjadi salah satu ukuran terpenting dalam menentukan kemungkinan sukses seseorang. Dalam kenyataannya sekarang ini, dapat dilihat bahwaorang yang ber- IQ tinggi belum tentu sukses dan belum tentu hidup bahagia.121-125.

1 Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.

Untuk sukses dalam kehidupan ini, ada berbagai faktor yang perlu dilihat dan diperhatikan. Kepandaian berpikir logis dan kemampuan vokal sering dominan dalam menentukan IQ bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan hidup, bila melihat kehidupan lebih secara menyeluruh, dan bukan partial.2Perlu diketahui setiap orang mempunyai keragaman inteligensi.Inteligensi bukanlah tunggal, melainkan banyak, tidak ada seorang normal pun yang hanya memiliki satu jenis kecerdasan, meskipun keadaannya terdokumentasi dalam literatur psikologi.3 Dengan adanya kecerdasan ganda, seorang anak memiliki lebih dari satu kecerdasan. Seorang peserta didik yang memiliki kecerdasan matematika, belum tentu memiliki kecerdasan yang lainnya. Sebab setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kecerdasanitu meliputi : linguistik, matematis-logis, visual, kinestetis, musikal, interpersonal dan intrapersonal. Sehingga tidak akan ada justifikasi bahwa anak itu bodoh.Teori multiple intelligence ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Ia mulai menuliskan gagasannya tentang kecerdasan ganda dalam bukunya Frames of Minds pada tahun 1983. Pada tahun 1993 ia mempublikasikan bukunya berjudul Multiple Intelligences, setelah melakukan banyak penelitian tentang implikasi teori inteligensi ganda di dunia pendidikan. Dalam penelitiannya, Gardner menemukan bahwa meskipun peserta didik hanya menonjol pada beberapa Inteligensi, mereka dapat dibantu lewat pendidikan dan bantuan pendidik untuk mengembangkan Inteligensi yang lain, sehingga dapatdigunakan dalam mengembangkan hidup yang lebih menyeluruh.4 Teorikecerdasan ganda memberikan pendekatan pragmatis tentang definisi2 Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta : Kanisus, 2004), Cet. I, hlm. 12.

3 Julia jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences, (Bandung:Nuansa, 2007), Cet. I, hlm.28.

4 Paul Suparno, op.cit., hlm. 15-17.

kecerdasan dan memanfaatkan kelebihan (potensi) peserta didik untuk membantu mereka belajar serta meningkatkan kemandirian peserta didik.Berdasarkan definisinya, kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas, serta tuntunan yang diajukan oleh kehidupan dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelarperguruan tinggi atau reputasi bergengsi.5 Kecerdasan akan lebih tepatdigambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, kecerdasan bersifat laten, ada pada setiap manusia dengan kadar pengembangan yang berbeda. 6Gardner memberikan definisi tentang kecerdasan, sebagai : (1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam kehidupannya. (2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan. (3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaatdi dalam kehidupannya.7 Definisi-definisi tersebut dilandasi oleh pandanganGardner yang didasarkan atas teori multikultural. Menurut Gardner ada tujuh macam kecerdasan:1. Kecerdasan Linguistik, merupakan kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.2. Kecerdasan logis matematis, kecakapan untuk menghitung, serta memecahkan perhitungan-perhitungan matematis yang kompleks.3. Kecerdasan visual, merupakan kecakapan berfikir dalam ruang 3 dimensi.4. Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik, kecakapan melakukan gerak dan keterampilan kecekatan fisik.5. Kecerdasan musik, kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, menghargai bentuk-bentuk ekspresi musik.5 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 1-2.

6 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2002), hlm. 229-230.

7 Nana Syaodih Sukmodinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 95-96.

6. Kecerdasan intrapersonal, kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, dan kecenderungan terhadap orang lain.7. Kecerdasan interpersonal, kecakapan memahami kehidupan emosional, membedakan emosi orang-orang, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.8Bagi Gardner, suatu kemampuan disebut inteligensi bila menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya, dalam kemampuan itu ada unsur pengetahuan dan keahlian. Kemampuan itu sungguh mempunyai dampak, yaitu dampak memecahkan persoalan yang dialami dalam kehidupannyata.9Apabila dipelajari dengan seksama, model kecerdasan Gardner tersebut akan membantu dalam memetakan berbagai macam kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik. Setiap jenis kecerdasan bisa tumbuh bersamaan hingga level yang sangat tinggi pada setiap anak, bahkan dengan metode yang tepat peserta didik bisa sampai ke pencapaian tingkat prestasi yang luar biasa. Kecerdasan majemuk yang tinggi, jika dibarengi dengan bakat yang dirawat dengan optimal, maka akan membawa anak ke prestasi sekelas worldchampion namun tetap dapat menikmati hidupnya secara utuh.10Dari apa yang telah dipaparkan tersebut, maka jelas bahwa multiple intelligence atau kecerdasan ganda merupakan kecerdasan atau kepandaian yang mempunyai beberapa aspek dalam diri seseorang secara bersama-sama membangun kecerdasan orang tersebut. Sehingga penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai konsep multiple intelligence dalam sebuah skripsi yang berjudul Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran .8 Ibid, hlm. 96-97.9 Paul suparno, Teori Intelligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), Cet. I., hlm. 21.

10 Andyda Meliala, Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda

Melalui Kecerdasan Majemuk, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 32-33.

B. Penegasan Istilah1. KonsepKonsep berasal dari bahasa Inggris, dari kata concept yaitu pengertian.11 Dalam kamus bahasa Indonesia konsep mengandung arti ide umum; pengertian; pemikiran; rancangan; rencana dasar.122. Multiple IntelligenceMultiple intelligence berasal dari bahasa Inggris, dari kata multiple berarti bermacam-macam; berkali-kali.13 Intelligence berarti kecerdasan; berita; kabar.14 Berarti multiple intelligence adalah bermacam-macam kecerdasan, dalam penelitian ini artinya kecerdasan ganda.3. ImplementasiImplementasi berasal dari bahasa Inggris yakni implementation yang berarti penerapan, pelaksanaan.15 Dalam kamus bahasa Indonesia, implementasi berarti pelaksanaan, penerapan, implemen.16 Implemen berarti alat, perabot atau peralatan. Sedangkan yang dimaksud implementasi di sini adalah penerapan. Artinya dalam skripsi ini lebihdifokuskan konsep multiple intelligence dalam penerapan mata pelajaranPAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.11 Wojowasito dan Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta, 1991), Cet. 10, hlm. 29.

12 Widodo, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2002), Cet. II, hlm. 328.

13 Wojowasito dan Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta, 1991), Cet. 10, hlm, 120.

14 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:Gramedia,

Pustaka Utama, 2003), Cet, 25, hlm. 326.15 Wojowasito, Poerwandarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta,1991), Cet. 10, hlm. 81.

16 M. Dahlan al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arkola, 94), hlm.215.

4. Pendidikan Agama IslamPendidikan adalah bimbingan yang dengan sengaja diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohani agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.17Sedangkan menurut Zakiah Darajat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.18 Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran ataupelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.19 Pada hakekatnya, pengertian ini memberi makna bahwa pendidikan agama Islam sebagai sebuah proses penanaman ajaran Islam dan kajian materi pembelajaran agama Islam dan kajian materi pembelajaran yang dikemas menjadi bidang studi.5. SDIT Assalamah UngaranSDIT Assalamah Ungaran lembaga pendidikan tingkat dasar setara dengan madrasah ibtidaiyah adalah tempat di mana penulis melakukan penelitian berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah suatu penelitian terhadap multiple intelligence atau kecerdasan ganda pendidikan dapat menaruh perhatian pada perbedaan diantara anak didik dan mencoba menggunakannya dalam pembelajaran dan pendidikan serta evaluasi yang lebih personal.17 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Misaka

Galiza, 2003), Cet. II., hlm. 14.

18 Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,

1989), hlm. 87.

19 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2004), hlm. 132.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana Konsep Umum Multiple Intelligence dan PAI itu ?2. Bagaimana Implementasi Konsep Multiple Intelligence dalam PAIdi Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran ?D. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini sebagai berikut :a. Mengkaji secara umum konsep multiple intelligence dan PAI.b. Mengetahui implementasi dari konsep multiple intelligence dalam PAIdi Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.2. Manfaat PenulisanAdapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:1. Bagi Penulisa. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsepmultiple intelligence dan implementasinya.b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meneliti berbagai teks yang terkait dengan persoalan pendidikan dan menuliskannya dengan menggunakan metode penulisan yang baik dan sistematis.2. Bagi MasyarakatMenambah pemahaman, terutama bagi mereka yang mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan multiple intelligence.3. Bagi Khasanah Ilmu PengetahuanMenambah wacana dan khazanah ilmu pengetahuan, baik di bidang ilmu tarbiyah khususnya, metode tarbiyah untuk proses materi pendidikan pada pendekatan multiple intelligence.E. Telaah PustakaKecerdasan ganda membantu perubahan dalam sistem pengajaran dan pendidikan. Sekarang ini banyak sekolah menyesuaikan kurikulumnya, pembelajaran pengaturan kelas dengan teori kecerdasan ganda, seperti di madrasah. Madrasah sebagai salah satu bentuk sekolah yang berciri khas Islam diharapkan menjadi pioner yang dapat memainkan peran strategis dan diperhitungkan untuk dijadikan modal bagi sekolah umum, dan kaitannya dengan multiple intelligence yang digulirkan banyak kalangan dewasa ini. Oleh karena itu madrasah mau tidak mau harus mengadakan perbaikan, pembaharuan dan pengembangan dalam sistem pengelolaannya.Dengan fokus kajian tentang konsep multiple intelligence dan implementasinya yang penulis kaji ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi positif bagi rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan di madrasah sehingga memungkinkan bagi lembaga pendidikan lain untuk mengembangkan pembelajaran dan pendidikan tentang kecerdasan ganda.Dalam melakukan penelitian skripsi dengan judul Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran, penulis mengacu pada buku yang ada relevansinya dengan judul diatas.Pertama buku 7 Kinds of Smart menemukan dan meningkatkan kecerdasan berdasarkan teori Multiple Intelligence, dengan pengarang Thomas Amstrong, Ph. D. dalam buku tersebut Thomas Amstrong menjelaskan dan menjabarkan teori kecerdasan ganda yang telah dikembangkan oleh psikolog Howard Gardner. Dalam bukunya, Gardner berpendapat bahwa kebudayaan terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes kecerdasan danmengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada tujuh kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting. Selain memuat teori kecerdasan ganda, Thomas Amstrong juga menyajikan contoh-contoh konkret perilaku cerdas dari bermacam-macam pekerjaan dalam berbagai kebudayaan di seluruhdunia.Kedua buku Teori Intelligence Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, dengan pengarang Paul Suparno. Menjelaskan teori Inteligensi ganda Gardner, dampak teori Inteligensi ganda, mengembangkan inteligensi ganda, mempersiapkan pembelajaran, model pembelajaran dan tanggapan terhadap teori inteligensi ganda.Ketiga buku Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecerdasan Majemuk, oleh Andyda Meliala. Mengungkapkan tentang mengenai setiap jenis kecerdasan dalam diri anak; menggali, mengasah, dan mempertajam setiap kecerdasan anak; mengembangkan bakat dan potensi diri anak hingga seluas-luasnya.Keempat Buku Kerja Multiple Intelligence: Pengalaman new City School Di St. Louis, AS, Dalam Menghargai Aneka Kecerdasan Anak, oleh Thomas R. Hoerr. Buku ini menunjukkan bahwa teori multiple intelligence (kecerdasan ganda) telah membuat New City School di St. Louis, Amerika Serikat, dapat menjalankan kegiatan belajar mengajarnya secara kreatif dan memberdayakan. Potensi peserta didik digali lewat pendidikan berbasis kecerdasan ganda. Buku ini juga berisi tentang bagaimana mengoperasionalkan kecerdasan ganda di kelas.Kelima buku Multiple Intelligences:The Theory in Practice, oleh Howard Gardner. Buku ini berisi tentang pemamparan teori multiple intelligence, dan implikasinya dalam pendidikan.Adapun naskah atau tulisan tentang konsep multiple intelligence dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi, penulis belum menemukannya. Disebabkanbeberapa alasan, seperti karya-karya intelektual muslim yang membahasmultiple intelligence masih sangat terbatas.F. Metode PenelitianDalam penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain:1. Pendekatan PenelitianPenelitian yang penulis lakukan tergolong jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.20Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif yangdidefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu secara holistik atau menyeluruh.21Berdasarkan pada permasalahan yang diajukan dalam penelitian,maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Bentuk penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai informasi kualitatif tentang penerapan konsep multiple intelligence pada PAI.2. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literatur penulis menelaah buku-buku, karya tulis, karya ilmiah maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktek penelitian lapangan.20 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Offset,

1989), hlm. 64.

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1993), hlm. 3.

yaitu:

Adapun untuk data empirik penulis menggunakan beberapa metodea. ObservasiData yang dihimpun dengan teknik ini adalah situasi umum sekolah yang meliputi letak geografis, sarana dan prasarana sekolah serta proses belajar mengajar. Dalam hal ini, peneliti berkedudukan sebagai non-participant observer, yakni peneliti tidak turut aktif setiap hari berada di sekolah tersebut, hanya pada waktu penelitian, metode observasi ini juga digunakan untuk mengamati :(1) Kesiapan guru, peserta didik serta sarana belajar dalam pembelajaran PAI.(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(3) Alat dan media yang digunakan dalam mendukung pembelajaran.(4) Kondisi kelas dalam pembelajaran PAI.b. InterviewMetode ini digunakan untuk mengadakan wawancara kepada kepala sekolah SDIT Assalamah Ungaran, Staf Tata Usaha, Guru serta beberapa orang yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Metode interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan-kebijakan sekolah terhadap pembelajaran, yang berkaitan dengan implementasi multiple intelligence di SDIT Assalamah Ungaran.c. DokumentasiMetode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumen, baik data itu berupa catatan harian, memori/catatan penting lainnya. Adapun yangdimaksud dengan dokumen di sini adalah data atau dokumen tertulis.22Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi sekolah, seperti letak geografis, latar belakang sekolah dan struktur organisasi atau data kepengurusan SDIT Assalamah Ungaran.3. Metode Analisis DataAnalisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis. Dalam hal ini digunakan metode analisis kualitatif dengan menggunakan pola berpikir induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dangeneralisasi yang bersifat umum.23Analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis yang diwujudkan bukan dalam wujud angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif. Selanjutnya dengan analisis ini peneliti akan diketahui konsep multiple intelligence dan implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.G. Sistematika Penulisan SkripsiSistematika penulisan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan agar runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kandungan suatu karya ilmiah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:1. Bagian Awal, terdiri dari.Pada bagian ini memuat: Halaman judul, Abstrak Penelitian, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran.22 Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. IV, hlm. 71-73

23 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 42

2. Bagian IsiBab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.Bab II : Konsep umum multiple intelligence dan PAI, yang mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut : Pengertian, latar belakang dan tujuan multiple intelligence, teori dan pembelajaran multiple intelligence, dan strategi pengembangan multiple intelligence. Pendidikan agama Islam, yang mendiskripsikan : Pengertian, dasar dan tujuan pendidikan agama Islam; materi pendidikan agama Islam; dan metode pendidikan agama Islam; dan multiple intelligence dalam perspektif PAI.Bab III : Gambaran umum SDIT Assalamah Ungaran, berisi tentang: Gambaran umum SDIT Assalamah Ungaran, meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi peserta didik, pendidik dan staf; sarana dan prasarana, kegiatan ekstrakulikuler, struktur organisasi dan pengelolaanya. Selanjutnya akan membahas sistem pembelajaran SDIT Assalamah Ungaran, dan implementasi multiple intelligence dalam PAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.Bab IV : Analisis konsep multiple intelligence dan implementasinya dalam PAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran, yang mendeskripsikan : Analisis konsep umum multiple intelligence dan analisis implementasi multiple intelligence dalam PAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.Bab V : Kesimpulan, Saran-saran, dan penutup.3. Bagian AkhirPada bagian akhir skripsi ini memuat : Daftar Pustaka, Lampiran, dan Daftar Pustaka.BAB IIKONSEP UMUM MULTIPLE INTELLIGENCEDAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMA. Konsep Umum Multiple Intelligence1. Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Multiple Intelligencea. Pengertian Multiple IntelligenceHoward Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.1 Gardner juga mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologi untuk memproses bentuk-bentuk informasi yang spesifik dalam cara-cara tertentu.2Multiple intelligence is a natural way to structure learning. All the aspects of the person are taught to, meaning can be extracted, and applications can be made to life. The childern in our classrooms are multifaceted and have many abilities.3 Kecerdasan ganda adalah cara dasar pada pembelajaranstruktur. Semua aspek-aspek manusia telah dipelajari juga, arti dapat dikutip dan penerapan dapat dibuat untuk hidup. Peserta didik di kelas beranekaragam segi dan memiliki banyak kemampuan.Menurut Gardner arti dari multiple intelligence di sini adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, untuk mendapatkan jawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru dengan cepat dan efisien. Intelligence has the ability to solve problems, to find the answers to specific questions, and to learn new material quickly andefficiently.41 Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda, dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius 2004), Cet. I, hlm. 17.

2 Howard Gardner, Changing Minds, Seni Mengubah Pikiran Kita dan Orang Lain,(Jakarta: Transmedia, 2006), hlm. 36.3 http: //www.mitest.com/omultint.htm.4 Howard Gardner, Multiple Intelligence : The Theory in Practice, (USA: Basic Books,

1993), hlm. 14.

Penelitian Gardner telah menjelaskan kecerdasan manusia sebelumnya, serta menghasilkan definisi tentang konsep kecerdasan yang sungguh pragmatis. Gardner tidak memandang kecerdasan manusia berdasarkan skor tes standar semata, namun Gardner menjelaskan kecerdasan sebagai berikut:a) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata.b) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.c) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.Definisi Gardner Tentang kecerdasan manusia tersebut menegaskan hakekat teorinya.5 Teori kecerdasan ganda merupakan validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing- masing. Teori kecerdasan ganda bukan hanya mengakui perbedaanindividual ini untuk tujuan-tujuan praktis, tetapi juga menganggap sebagai sesuatu yang normal, wajar dan sangat berharga.6Pada sisi lain Gardner menjelaskan bahwa kecedasan ganda mempunyai karakteristik konsep sebagai berikut :a. Semua inteligensi itu berbeda-beda.b. Semua kecerdasan dimiliki manusioa dalam kadar yang berbeda.Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan dikembangkan secara optimal.c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki.5 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis PembelajaranBerbasis Multiple Intelligence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 2.

6 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences, (Bandung: Nuansa, 2007), hlm. 11-12.

d. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu.e. Semua jenis kecerdasan ditemukan disemua lintas kebudayaan di dunia dan kelompok usia.f. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi.7b. Latar Belakang Multiple IntelligenceUpaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Beragam program inovatik ikut serta dalam reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola mengembangkan pemberdayaan pendidik danrestrukturisasi model-model pembelajaran.8Masalah pokok pendidikan di Indonesia saat ini masih berkisar pada soal pemerataan kesempatan relevansi, kualitas, efisien dan efektivitas pendidikan.9 Sesuai dengan masalah pokok tersebut serta memperhatikan isu dan tantangan masa kini dan kecenderungan di masa depan, maka dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan untuk mengatasi persoalan dan menghadapi tantangan itu,perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan kapasitas peserta didik secara optimal. Berbagai bentuk reformasi dan inovasi dikembangkan para tokoh pendidikan yang berorientasi pada wujud generasi yang lebih berkualitas.Dengan memperhatikan hal tersebut, masalah peningkatanSDM merupakan prioritas utama, maka diperlukan adanya pendekatan7 Mumbiar Agustin, Mencoba Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak PadaAnak. http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/21/0703.htm.8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar KompetensiPendidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, hlm. 3.

9 Syaifudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman IndividuSiswa dalam KBK, (Jakarta: Quantum Teaching, 2003), hlm. 1.

layanan pendidikan yang mempertimbangkan bakat, minat dan kemampuan dan kecerdasan peserta didik. Dari berbagai penelitian oleh para ilmuwan psikologi, khususnya di bidang psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan akhirnya terdorong untuk terus mengembangkan penelitian dan menemukan berbagai metode baru untuk mendiagnosis dan merencanakan program pendidikan yang lebih sesuai yaitu dengan memberikan pelayanan peserta didik secara proporsional.Dr. Howard Gardner, Co. Director of Project Zero dan Guru Besar di Harvard University, selama bertahun-tahun telah melakukan penelitian tentang perkembangan kapasitas kognisi manusia. Howard telah mendobrak tradisi umum teori kecerdasan yang menganut dua asumsi dasar, bahwa kognisi manusia itu bersifat satuan dan bahwa setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan tunggal. Setiap kecerdasan memilikiciri perkembangan, dapat diamati dalam populasi tertentu.10Gardner berpendapat bahwa kecerdasan manusia tidak dapat disimpulkan hanya dengan penilaian IQ saja, karena nilai tes IQ hanya menggambarkan 2 jenis kecerdasan saja, yaitu kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematika. Tes IQ bukan mengukur kualitas yang dibutuhkan untuk sukses dalam pendidikan seperti kemauan keras, percaya diri, motivasi. Meskipun nilai IQ peserta didik sangat tinggi pada suatu waktu tanpa pendidikan yang mendukung kecerdasan anak (kurang stimulus, masalah keluarga, kurang tantangan, dan lainsebagainya) nilai IQ bisa mengalami penurunan.11Dari sini tampak bahwa pendidikan berperan dalam mengembangkan kecerdasan peserta didik. Kecerdasan bukanlah sesuatu yang sudah mati yang tidak dapat dikembangkan lagi, tetapi10 Linda Campbell, Bruce Campbell, Dee Dickinson, Metode Praktis PembelajaranBerbasis multiple Intellegence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 1-2.

11 Andyda Meliala, Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak AndaMelalui Kecerdasan Majemuk, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 31-32.

kecerdasan dapat berkembang lagi. Menurut teori kecerdasan ganda seseorang anak dapat mempelajari materi apapun, asal materi tersebut disampaikan sesuai dengan kecerdasan yang cocok dengan kecerdasan yang menonjol pada anak tersebut.c. Tujuan Multiple IntelligenceSekolah melalui pendidik mengatur anak dalam upaya mengembangkan kecerdasan mencapai kemanfaatan. Di dalam dua lingkungan dasar yaitu rumah dan sekolah anak memperoleh rasa percaya diri. Dengan orang tua, anak dapat belajar untuk menghormati melalui pengalaman untuk membangun citra diri, kepercayaan diri dan keterampilan. Orang tua dapat mengembangkan rasa hormat dan penerimaan bawaan anak terhadap semua modalitas. Pendidik dapat mendorong tumbuhnya modalitas belajar dan membantu anakmenghubungkan keterampilan dengan berkembangnya kecerdasan.12Secara makro pendidikan bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Secara mikro pendidikan bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab),dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.13Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok. Sumber daya manusia mampu menghasilkan kerja produktif secara rasional dan memiliki12 Bob Samples, Revolusi Belajar untuk Anak : Panduan Belajar Sambil Bermain UntukMembuka Pikiran Anak-anak Anda, (Bandung: Kaifa, 2002), Terj. Hlm. 145.

13 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 8, hlm. 21.

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dapat diperoleh melalui pendidikan.Menurut Chabib Thoha tujuan akhir pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi kreatif peserta didik agar menjadi manusia baik, menurut pandangan manusia dan Tuhan YME. Persoalan manusia baik atau persoalan nilai, tidak hanya persoalan fakta dan kebenaran ilmiah rasional. Akan tetapi menyangkut masalahpenghayatan dan pemahaman yang bersifat afektif dan kognitif.14Hilda Taba mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pokok dalam perumusan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut :1. Rumusan tujuan hendaknya meliputi aspek bentuk kelakuan yang dirapikan (mental) dan bahan yang berkaitan dengannya (pokok).2. Tujuan-tujuan yang kompleks harus ditata secara analitis dan spesifik.3. Dalam perumusan tujuan pendidikan, harus direformulasikan dengan jelas bentuk tingkah laku dengan kegiatan belajar.4. Tujuan-tujuan pada dasarnya bersifat developmentalmencerminkan arah yang hendaknya dicapai.5. Tujuan harus realistis, dalam kurikulum dan pengalaman belajar.6. Tujuan harus mencakup segala aspek perkembangan peserta didik yang menjadi tanggung jawab sekolah.15Unsur kreativitas, diskusi, problem solving masih langka dalam proses belajar mengajar. Pendidik harus dapat menyediakan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan kreativitas dan potensi kecerdasan muncul, merangsang dan memupuk agar berkembang.14 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Cet. I, hlm. 59.15 Samaun Bakry, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2005), hlm. 33.

Rasa ingin tahu (Curiousity) peserta didik harus selalu dikembangkan. Curiousity ini dapat berkembang jika peserta didik diberi ruang untuk berfikir dan berinovasi, sehingga mereka bisa menemukan sesuatu yang baru (discovery).Peserta didik diajarkan problem solving untuk membantu masalah agar dapat mengambil langkah untuk menerapkan solusi kreatif mereka. Pendidik memotivasi peserta didik untuk mengemukakan ide mereka kemudian me-review yang telah mereka ketahui tentang permasalahan tersebut, peserta didik yang lain merangkum dan menilai dari perspektif yang beragam.Hasan Langgulung telah memberikan 3 prinsip yang harus diketahui oleh pendidik, agar kreativitas peserta didik dapat diaktualisasikan dengan baik. Pertama, mengakui potensi kreatif anak- anak. Kedua, menghormati pertanyaan dan ide-ide mereka. Ketiga, memberikan permasalahan-permasalahan yang bersifat proaktif untukmenimbulkan rasa ingin tahu (curiousity) dan Khausal (imagination).16Pejabaran dari ketiga prinsip diatas, pendidik dapat mengaplikasikannya seperti; pertama, menghargai keunikan setiap peserta didik dengan memberikan pujian kepada peserta didik yang aktif. Kedua, pendidik menghargai pendapat peserta didik dan memotivasi untuk mengungkapkan ide-ide mereka. Ketiga, memberi waktu kepada peserta didik untuk berpikir, membolehkan peserta didik mengambil keputusan sendiri, serta mendorong dalam mengerjakan tugas.2. Teori dan Pembelajaran Multiple Intelligencea. Teori Multiple IntelligenceTeori kecerdasan ganda ini menyatakan bahwa setiap anak memiliki sedikitnya tujuh kecerdasan ganda. Dalam proses51-53.

16 Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.

perkembangannya, anak-anak itu kemudian akan memiliki satu atau dua kecerdasan yang dominan. Tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri saat digunakan oleh seseorang. Penggunaan satu kecerdasan akan melibatkan dua atau lebih kecerdasan lain. Berikut ini teori tujuh kecerdasan ganda :1). Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistik)Linguistik berasal dari bahasa Inggris yang artinya ilmu bahasa.17 Terdapat beberapa definisi yang disampaikan oleh para pakar tentang kecerdasan linguistik, diantaranya adalah Linda Campbell. Menurutnya kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.18Thomas Amstrong, dalam bukunya 7 Kinds of Smart mengartikan kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajardengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.19Sedangkan kecerdasan linguistik dalam arti luas sebagaimana dinyatakan Howard, adalah hasil kemampuan dalam penggunaan bahasa lisan dan tulisan.20 Linguistik dapat distimulus melalui bacaan, latihan, menulis, berdiskusi, bermain dengan kata- kata. Peserta didik yang mempunyai inteligensi yang tinggi dalam17 Wojowasito dan Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta, 1982), hlm. 102.

18 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis PembelajaranBerbasis Multiple Intelligence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 2.

19 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart Menemukan dan Meningkatkan KecerdasanAnda Berdasarkan Teori MI, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 3.

20 Howard Gardner, Changing Minds, Seni Mengubah Pikiran Kita dan Orang Lain,(Jakarta: Transmedia, 2006), hlm. 39.

linguistik mempunyai kepekaan yang tajam terhadap bunyi atau fonologi.21Di awal sejarah manusia, bahasa mengubah spesialisasi dan fungsi otak manusia untuk menggali dan mengembangkan kecerdasan manusia. Membaca telah memungkinkan manusia untuk mengetahui objek, tempat, proses dan konsep yang secara personal tidak mengalaminya. Kemampuan berpikir melalui kata- kata dapat mengingat, menganalisis, menyelesaikan masalah,merencanakan ke depan dan mencipta sesuatu.22 Pusat kecerdasanterletak pada otak kiri.232). Logical Mathematical Intelligence (kecerdasan logika matematika)Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.24 Kecerdasan logis matematis melibatkan keterampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis.25 Pusatkecerdasan logika matematika adalah terletak pada otak kiri.26Kecerdasan logis matematis dapat dilatih dan dikembangkan melalui banyak tantangan dan inovasi dari bermacam-macam teknologi multimedia. Peserta didik dari21 N. Tientje dan Yul Iskandar, Pendidikan anak Usia Dini Untuk MengembangkanMultiple Intelligensi, (Jakarta: Dharma Graha, 2004), hlm.38.

22 Linda Campbell, Bruce dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran BerbasisMultiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), hlm. 10.23 N. Tientje dan Yul Iskandar, Op. Cit., hlm. 39.24 Ibid, hlm. 2.25 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart Menemukan dan Meningkatkan KecerdasanAnda Berdasarkan Teori MI, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 3.

26 N. Tientje dan Yul Iskandar, Pendidikan Anak Usia Dini Untuk MengembangkanMultiple Intelligence, (Jakarta: Dharma Graha, 2004), hlm. 38.

berbagai tingkat kemampuan dapat belajar dengan efektif dan praktek.Satu cara untuk memperkenalkan pemikiran secara logis matematis dalam bidang pelajaran melalui tema yang digambarkan dari konsep-konsep secara matematis. Pendidik dapat mengatur unit pelajaran berdasarkan tema, dan meminta peserta didik untuk meneliti dengan menggunakan potensi atau kecerdasan yang dimiliki.3). Visual Intelligence (kecerdasan visual)Kecerdasan ini merupakan kecerdasan gambar dan visualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi.27Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk melihat danmengamati dunia visual secara akurat, dan kemudian bertindak atas persepsi tersebut. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang dan ukuran. Jenis kecerdasan ini sangat menonjol dalam diri pemain catur, navigator, arsitek maupun desainer. Kemampuan kecerdasan visual terlihat pada peserta didik bermain dengan melibatkan imajinasi mereka. Hemisfer kanan atauotak kanan berperan besar dalam mengendalikan kegiatan ini.28Peserta didik yang memiliki kemampuan untuk menggambarkan yang mereka lihat dengan penuh ketelitian. Ciri anak yang memiliki potensi visual menikmati waktu luangnya dengan menggambar dan melukis dengan jelas.27 Thomas Armstrong, Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar denganMemanfaatkan Multiple Intelligencenya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 20.

28 Adi W. Gunawan, Genius Learning Starategy, Petunjuk Praktis Untuk MenerapkanAccelarated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 234-235.

4). Kinesthetic Intelligence (kecerdasan kinestetik)Kecerdasan kinestetik, menurut Gardner adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.29 Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan dan kecepatan. Kecerdasan ini sangat menonjol pada diri seorang penari, atlit, pematung,pemusik, aktor, mekanik, dokter, peserta didik dapat diberdayakan dengan menggunakan teknik simulasi, permainan peran, dan drama.30Untuk mengoptimalkan kecerdasan kinestetik diperlukan ruang kelas yang kondusif, artinya ruang kelas dalam proses belajar mengajar harus memberikan pemahaman bahwa ruang kelas harus menjadi sebuah hal yang aktif yaitu ruang kelas bisa menjadi sarana bagi pengembangan lingkungan pembelajaran. Para peserta didik lebih banyak orientasi gerakan dalam kebutuhansebuah proses belajar. 31Hal yang terpenting bagi pendidik adalah untuk memberikan contoh aktivitas fisik sebagai metode pembelajaran dan kesadaran peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh dalam mata pelajaran bahasa: pesrta didik dapat mempelajari kosakata dengan menggambarkan bagian kata atau ucapan tersebut. Secara individual mereka dapat menembangkan jari atau tubuh kemudian mempraktikkan di kelas.29 Paul Suparno, Teori Intelligence ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), Cet. I., hlm. 34.

30 Adi W. Gunawan, Genius Learning Starategy,Petunjuk Praktis Untuk MenerapkanAccelarated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 240-241.31 Linda Campbell, Bruce dan Dee Dickson, Metode Praktis Pembelajaran BerbasisMultiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), hlm. 78-86.

5). Musical Intelligence (kecerdasan musik)Kecerdasan musik merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk musik, dengan cara mempersepsi, membedakan, dan mengekspresikan.32 Gardner menjelaskan kecerdasan musik sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi dan intonasi kemampuan memainkanalat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu.33 Pusat kecerdasan musik terletak pada lobus kanan.34Terbentuknya keterkaitan terhadap musik bisa terjadi pada usia yang sangat dini melalui aktivitas yang dilakukan. Musik di dalam rumah dan lingkungan awal memberikan dasar yang penting bagi pengalaman bermusik yang dikemudian hari dapat menyatu dengan mata pelajaran sekolah. Karena adanya hubungan yang kuat antara musik dan emosi, musik di ruang kelas dapat membantu menciptakan keadaan emosi yang kondusif bagi pendidikan.Selama abad pertengahan dan renaissance, musik dianggap sebagai salah satu dari empat pilar pendidikan, sejajar dengan geometri, astronomi dan aritmatika. Dalam upaya mengidentifikasi peserta didik yang memiliki bakat musik atau kecerdasan musik yang berkembang dengan baik adalah persoalan yang komplek. Dalam kelas musik dapat menciptakan suasana yang positif yangakan membantu peserta didik untuk fokus pada pelajaran.3532 Hernowo, Andaikan Buku itu Sepotong Pizza, Rangsangan Baru Untuk MelejitkanWord Smart (Bandung: Kaifa, 2004), Cet. III., hlm. Viii.33 Paul Suparno, Teori Intelligence ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), Cet. I, hlm. 36-37.

34 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence di DuniaPendidikan, (Bandung: Kaifa, 2002), terj., hlm. 13.

35 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis PembelajaranBerbasis Multiple Intelligence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 145-147.

6). Interpersonal Intelligence (kecerdasan interpersonal)Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, tempramen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan ini. Secara umum kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagaiorang.36Peserta didik yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi mudah bergaul dan berteman. Dalam konteks belajar peserta didik lebih suka belajar bersama dengan orang lain, lebih suka mengadakan studi kelompok.Kecerdasan interpersonal dapat stimulus melalui pertemuan dan diskusi dan mampu menyelesaikan konflik dengan baik. Peserta didik yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi mempunyai kepekaan untuk memahami orang lain. Pemahaman sosial ini diarahkan ke dalam dirinya untuk disalurkan menjadi sebuah karya. Peserta didik yang dominan interpersonal akan mudah menangkap pelajaran bila dilakukan dengan diskusikelompok.37 Kecerdasan interpersonal ini berada pada otak bagianlobus depan dan hemisfer kanan.387). Intrapersonal Intelligence (kecerdasan intrapersonal)Kecerdasan intrapersonal tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan, kecerdasan seseorang memahami diri sendiri, kemampuannya dan pilihannya sendiri. Orang dengan kecerdasan interpersonal tinggi pada umumnya mandiri, tidak36 Paul Suparno, Op. Cit.,hlm. 39.37 N. Tientje dan Yul Iskandar, Pendidikan Anak Usia Dini Untuk MengembangkanMultiple Intelligence, (Jakarta: Dharma Graha, 2004), hlm. 39.38 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence di DuniaPendidikan, (Bandung: Kaifa, 2002), terj., hlm. 13.

tergantung orang lain dan yakin dengan pendapat diri yang kuat tentang hal-hal yang kontroversial, serta senang sekali bekerja berdasarkan program sendiri dan hanya dilakukan sendirian.39Lingkungan sekolah dapat diorganisasikan untuk memotivasi para peserta didik dengan menciptakan atmosfer yang hangat dan peduli, menggunakan prosedur-prosedur yang demokratis, sehingga sekolah dapat membantu peserta didik merasa diterima dan diakui. Proses belajar mengajar dapat bergantung pada emosi yang mempengaruhi semua proses-proses berpikir merupakan komponen dari kecerdasan intrapersonal. Para pendidik dapat membantu peserta didik dalam pencapaian dan penemuan cara-cara yang positif untuk mengekspresikan emosi mereka.Ada beberapa cara untuk mendorong dan mengembangkan ekspresi emosional yang sehat dalam pendidikan, yaitu membangun lingkungan kelas yang positif, mengenali pengalaman perasaan peserta didik, mengajarkan metode-metode ekspresi emosional yang tepat dan menawarkan umpan balik pada perilakuemosional.40 Pusat kecerdasan terletak pada lobus depan, lobuspariental.41b. Pembelajaran Multiple Intelligence1.) Proses Pembentukan BelajarAkal yang berpusat di otak (al-dimagh), adalah komponen yang ada dalam diri manusia yang memiliki kemampuan memperoleh pengetahuan secara nalar. Kemampuan memperoleh maupun39 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis MI, (Bandung: Nuansa, 2007), Cet. I., hlm. 27-28.

40 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis PembelajaranBerbasis Multiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), hlm. 201-217.

41 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence di DuniaPendidikan, Op. cit., hlm. 13.

menyimpan ini berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, bergantung pada wadah kognitif yang dimiliki seseorang. Penggunaan akal untuk berpikir mengantarkan individu menjadi pribadi yang unggul.42Kecerdasan intelektual dapat dikembangkan untuk mencapaisukses. Kecerdasan intelektual dapat dikembangkan optimal dengan memahami bagaimana sistem kerja otak manusia dan seperangkat latihan praktis.43Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini.44 Sebagaimana firman AllahSWT dalam surat At-Tiin ayat 4 :(4 : )

Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin ayat 4). 45Manusia diberi otak yang luar biasa kemampuannya, namun ini baru potensi, potensi ini harus dikembangkan. Kecerdasan seseorang sebenarnya tergantung pada seberapa banyak koneksi yang terjadi di antara setiap sel otak tersebut.Teori otak Triune pertama kali dicetuskan oleh Dr. Paul Maclean. Di dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang berkembang sesuai dengan tahap evolusi manusia. Perkembangan terjadi secara bertahap mulai dari otak reptil, otak mamalia danneo-cortex.46 Masing-masing bagian juga mempunyai struktur saraftertentu dan mengatur tugas-tugas yang harus dilakukan. Yang42 Fuad Nashori, Potensi-potensi Manusia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet. I., hlm. 119-120.

43 Dimitri Mahayana, Quantum Quotent, (Bandung : Nuansa, 2005), Cet. 6., hlm. 37.

44 Bobbi De porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung : Kaifa, 1999), Cet. V, hlm. 26.45 Departemen Agama, Al-Quran al-Karim dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra,

1996), hlm. 478.

46 Adi W. Gunawan, Loc. Cit., hlm. 22

pertama dalam perkembangan evolusi adalah batang atau otak reptil (dinamakan demikian karena reptilpun memilikinya). Inilah komponen kecerdasan terendah dari spesies manusia. Bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi-fungsi motor sensor, pengetahuantentang realitas fisik yang berasal dari panca indra.47Bila otak kecil aktif, tidak dapat mengontrolnya dengan cara berpikir jernih, yang lebih mendukung adalah insting. Otak reptil akan aktif jika dalam kondisi, stress, terancam, marah dan emosi.48 Di sekeliling otak reptil terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas, atau otak mamalia. Otak mamalia terletak di bagian tengah dari otak manusia.Sistem limbik (otak mamalia) berfungsi mengendalikan emosi dan perasaan kita. Peran emosi dalam kehidupan dan belajar telah diteliti oleh Daniel Goleman.49 Salah satu fungsi penting lainnyaadalah mengatur sistem kekebalan tubuh.50 Selain itu, sistem limbikjuga mengendalikan hormon, rasa haus, lapar, metabolisme, fungsi kekebalan dan memori ingatan. Dorongan emosi akan berkerja lebih baik daripada argumen rasional yang mempengaruhi perilaku manusia.51 Neo-cortex (otak depan) terbungkus di sekitar bagian atas dan sisi-sisi limbik, 80 % dari seluruh materi otak, adalah tempat kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui inderapenglihatan, pendengaran dan sensasi tubuh yang menimbulkan proses penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan, bahasa.5247 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, : Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999), Terj., Cet. V., hlm. 26-28.48 Amir Tengku Ramly, Pumping Talent: Memahami Diri, Memompa Bakat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2005), Cet. II., hlm. 45.

49 Dimitri Mahayana, Quantum Quotient, (Bandung: nuansa, 2005), Cet. 6, hlm. 43.50 Andyana Meliala, Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak AndaMelalui Kecerdasan Majemuk, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 24.

51 Amir Tengku Ramly, Pumping Talent: Memahami Diri, Memompa Bakat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2005), Cet. II., hlm. 44.

52 M. Yaniyullah Delta, Melejitkan Kecerdasan Hati dan Otak Menurut Petunuk Al-Quran dan Neourologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 41.

Pada otak neo-cortex terdapat empat lobus otak yang mempunyai fungsi berbeda :a. Lobus frontal terletak di belakang kening, berfungsi untuk melakukan penilaian, kreativitas, berpikir, merencanakan dan memecahkan masalah.b. Lobus parietal terletak di bagian atas agak ke arah belakang dari otak dan berfungsi memproses sensasi dan fungsi bahasa.c. Lobus temporal yang terletak di samping kiri dan kanan, berfungsi untuk memproses pendengaran, memori, arti dan bahasa.d. Lobus occipital yang terletak di bagian belakang otak berfungsi untuk penglihatan.53Menurut Ary Ginanjar dengan penggunaan neo-cortex ini maka lahir IQ, kemampuan intelektual. Hal ini berkaitan dengan kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ mampu bekerja mengukur kecepatan, mengukur hal- hal baru, menyimpan dan mengingat serta berperan aktif dalam menghitung angka, dan lain sebagainya. Lapangan otak lebih dalam dari neo-cortex atau limbik system (lapangan tengah) berfungsi sebagaipengendali emosi dan perasaan.54Dalam neo-cortex ini semua kecerdasan yang lebih tinggi berada, yang membuat manusia unik sebagai spesies dan pikiran yang kreatif, yaitu intuisi. Intuisi adalah kemampuan untuk menerima atau menyadari informasi yang tidak dapat diterima kelima indera. Agar kecerdasan-kecerdasan dapat berkembang, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi :a) Struktur saraf bagian bawah harus cukup berkembang agar energi dapat mengalir ke tingkat yang lebih tinggi.53 Adi W. Gunawan, Born to Be a Genius, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 24-25.

54 Ary Ginanjar Agustian, ESQ POWER, Sebuah Inner Journey Melalui Al-Hasan,(Jakarta: Arga, 2003), hlm. 60.

b) Anak harus merasa aman secara fisik dan emosional.c) Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang wajar.55Bila dalam keadaan bahagia, tenang dan rileks, maka otak neo- cortex akan aktif dan akan digunakan untuk berpikir. Hal ini menjelaskan orang yang tegang saat mengerjakan ujian pikirannya akan kosong dan tidak dapat mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya.Selain terdiri dari tiga bagian otak; yaitu otak reptil, otak mamalia, dan otak neo-cortex. Otak manusia terbagi lagi menjadi dua belahan atau hemisfer, hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Setiap hemisfer mempunyai fungsi berbeda tetapi saling mendukung. Pada umumnya setiap hemisfer mengatur 50 % dari setiap bagian tubuh. Hemisfer kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan, dan hemisferkanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri.56Otak kiri mempunyai fungsi dan cara belajar khusus, yaitu :- Menyukai hal-hal yang berurutan.- Belajar maksimal dari hal-hal yang bersifat detail dulu, kemudian ke hal-hal yang bersifat global.- Menyukai sistem membaca yang berdasarkan pada fonetik.- Menyukai kata-kata, simbol dan huruf.- Menyukai sesuatu yang terstruktur dan dapat diprediksi.- Mengumpulkan informasi yang faktual.Otak kanan mempunyai fungsi dan cara belajar khusus yaitu:- Lebih menyukai dengan hal-hal yang bersifat acak.- Belajar maksimal dari hal-hal yang bersifat global dulu, kemudian ke hal-hal yang bersifat detail.55 Bobbi De Potter dan Mike Hernackl, Quantum Learning : Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa: 1999), hlm. 30.

56 Adi W. Gunawan, Loc. Cit, hlm. 24-26.

- Lebih menyukai sistem membaca yang bersifat menyeluruh(whole language).- Menyukai gambar dan grafik.- Lebih menyukai suatu pengalaman.- Ingin mengumpulkan informasi mengenai hubungan di antara berbagai hal.572.) Cara Pembelajaran Multiple IntelligenceBerbagai macam cara peserta didik dalam belajar, membuat pendidik harus memahami karakter setiap cara belajar peserta didik. Pendidik memberikan materi dengan suatu cara, biasanya melalui perpaduan antara ceramah, penggunaan papan tulis, buku pelajaran dan lembar latihan, itu membuat sebagian peserta didik masalah. Pendidik dapat menciptakan cara belajar secara optimal yang disesuaikan dengan kemampuan belajar peserta didik.Langkah-langkah yang harus ditempuh pendidik dalam proses belajar multiple intelligence akan meningkat jika peserta didik melakukan hal-hal berikut ini :581) Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.2) Memberikan contoh.3) Mengenali dalam bermacam bentuk dan situasi.4) Melihat kaitan antara informasi dengan fakta atau gagasan lain.5) Menggunakan beragam cara.6) Memprediksi sejumlah konsekuensi.7) Menyebutkan lawan atau kebalikannya.26-27.

57 Adi W. Gunawan, Born to Be a Genius, (Jakarta: Gramedia Putaka Utama, 2003), hlm.

58 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:Nuansa, 2004), terj., hlm. 19.

Cara belajar kecerdasan ganda menurut Thomas Amstrong, sebagai berikut :59a) Belajar Dengan Cara Linguistik.Cara belajar terbaik dalam bidang ini adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat kata-kata. Cara untuk memotivasi peserta didik dengan menyediakan buku, seperti perpustakaan dan kaset rekaman.b) Belajar Dengan Cara Logis-Matematis.Peserta didik yang mempunyai kelebihan dalam jenis kecerdasan ini belajar dengan membentuk konsep dan mencari pola serta hubungan abstrak. Pendidik memberi materi konkret yang bisa dijadikan bahan percobaan, waktu yang lama untuk mempelajari gagasan baru.c) Belajar Dengan Cara Visual.Peserta didik yang unggul dalam bidang ini efektif belajar secara visual. Mereka perlu diajari melalui gambar, visual dan warna. Cara untuk memotivasi mereka adalah melalui media seperti: film, vidio, peta dan grafik.d) Belajar Dengan Cara Kinestetik.Peserta didik yang bakat dalam kecerdasan ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak. Cara terbaik memotivasi mereka melalui seni peran, gerakan kreatif dan semua jenis kegiatan yang melibatkan fisik.e) Belajar Dengan Cara Musik.Peserta didik dengan kecerdasan musikal belajar melalui irama dan melodi. Mereka bisa mempelajari apapun dengan mudah jika hal itu dinyanyikan, serta mereka belajar dengan diiringi musik kesukaan mereka.59 Thomas Armstrong, Setiap Anak Cerdas: Panduan membantu Anak Belajar DenganMemanfaatkan Multiple Intelligence-nya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) terj., hlm.77-80.

f) Belajar Dengan Cara Interpersonal.Cara belajar terbaik anak-anak yang berbakat dengan kecerdasan ini adalah dengan berhubungan dan bekerjasama mereka perlu belajar melalui interaksi dengan orang lain.g) Belajar Dengan Cara Intrapersonal.Peserta didik dengan kecenderungan ke arah ini paling efektif belajar ketika diberi kesempatan untuk menetapkan target, memilih kegiatan mereka sendiri. Anak-anak ini memotivasi diri sendiri.B. Pendidikan Agama Islam1. Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama IslamPendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi.60 Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk lain. Bagi manusia, belajar merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaanke arah kehidupan yang lebih berarti.Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.61Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Kemudian menghayati60 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja rosdakarya, 2004), hlm. 130.

61 Ibid, hlm. 132.

tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikanIslam sebagai pandangan hidup.Pendidik sebagai pelaksana utama penyelenggaraan pendidikan agama akan menghadapi peserta didik yang memiliki watak dan kemampuan yang tumbuh secara individual. Setiap peserta didik harus menjadi pusat perhatian, dalam hal tingkat perkembangan dan kecerdasan anak. Sehingga peserta didik mampu memahami pelajaran dalam proses pembelajaran.b. Dasar Pendidikan Agama IslamPelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar-dasar tersebut dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah dasar hukum yuridis, dasar hukum agama dan dasar hukum psikologi. Masing-masing dasar hukum akan dijelaskan dibawah ini.1.) Dasar Hukum (Yuridis)Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis tersebut terdiri dari tiga macam :621. Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, silapertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Dasar Struktural / Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.62 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2004), hlm.132.

3. Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2.) Dasar AgamaDasar agama dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang terdapat dalam al-Quran dan Hadits. Al-Quran sebagai wahyu Tuhan yang disampaikan kepada manusia dengan perantara Nabi Muhammad saw membawa pengajaran dan pendidikan. Al-Quran memuat beberapa ayat yangmenjadi landasan adanya pendidikan agama:(25: )...

Artinya : Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan secara hikmah dan ajaran yang bijaksana. (QS. an-Nahl:125)63Arti ayat di atas terdapat pendidikan dan pengajaran ialah mengajar dengan menggunakan metode dalam ilmu. Memberi pengajaran dengan bijaksana, mengenai bahan atau metode harus sesuai dengan kemampuan.3.) Dasar PsikologisYang dimaksud dasar-dasar psikologis yaitu dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia. Realitas psikologis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara:a) Potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik segi piker, rasa, karsa, cipta maupun budi pekerti.b) Potensi-potensi dan kesadaran jasmani yakni jasmani yang sehat dengan pancaindera secara fisiologis bekerja sama dengan system syaraf dan kejiwaan.63 Departemen Agama, Al-Quran al-Karim dan Terjemahannya, (Semarang: Toha putra,

1996), hlm. 224.

c) Potensi-potensi psikologis berada dalam suatu lingkungan hidup alamiah (fisik).Ketiga kesadaran ini menampilkan watak dan kepribadian seseorang sebagai suatu keutuhan.64 Sehingga proses belajar mengajar inilah psikologi memegang peranan yang penting.Kajian-kajian dalam psikologi, menunjukkan bahwa memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai dari seseorang kepada peserta didik tidak hanya menerima dalam keadaan pasif tetapi aktif dan mempunyai tiga syarat yang harus diwujudkan agar pembelajaran dapat terjadi dengan baik. Pertama harus ada rangsangan dari pendidik. Kedua adanya respon peserta didik, dan ketiga respon diteguhkan seperti dengan memberikan sanksi apabila peserta didik tidak memperhatikan pelajaran.Tugas pendidik adalah menolong peserta didik belajar dengan menekankan pada kemampuan dan potensi untuk mengetahui dan mengaplikasikan hasil belajar mereka, agar potensi kecerdasan anak digunakan secara optimal.Beberapa dasar yang penting dalam membimbing anak dalam proses pembelajaran yaitu setiap anak memiliki sifat kepribadian yang unik, tiap-tiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan setiap pertumbuhan mempunyai cirri-ciritertentu.65c. Tujuan Pendidikan Agama IslamTujuan pendidikan agama Islam secara umum, ialah :a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.64 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1980), hlm. 137-138.

65 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), (Jakarta:PT.Rineka Cipta,1997), hlm.97-101.

c. Menumbuhkan semangat ilmiah pada peserta didik untuk mengetahui dan mengkaji ilmu tersebut.d. Menyiapkan peserta didik dengan potensi, agar dapat menguasai potensi tertentu, dan keterampilan sehingga mengamalkannya dalam hidup.66Pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengarahan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,masyarakat, berbangsa dan bernegara.67 Tujuan pendidikan merupakanhal yang dominan dalam pendidikan, baik makna maupun tujuan harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika sosial atau moralitas sosial.Dalam kurikulum PAI tahun 2004 pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikanyang lebih tinggi.68Secara konseptual pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah dan berhubungan setiap pribadi dengan Allah SWT, manusia dan alamsemesta.69 Dengan demikian pendidikan Islam berupayamengembangkan individu seutuhnya.66 Zuhairimi, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 17.67 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 58.

68 Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang

Depdiknas, 2004).

69 Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Cet., I, hlm. 35-34.

2. Materi Pendidikan Agama IslamSebagaimana diketahui, bahwa inti ajaran Islam meliputi :a. Masalah keimanan (aqidah).b. Masalah keislaman (syariah). c. Masalah ikhsan (akhlak).a) Aqidah adalah mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, dan mengatur alam ini.b) Syariah adalah berhubungan dengan amal untuk mentaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.c) Akhlak adalah amalan yang bersifat penyempurna bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.70Tiga inti ajaran Islam ini kemudian dijabarkan secara keseluruhannya dalam mata pelajaran al-quran, hadits, akhlak, fiqih atau ibadah dan sejarah atau tarikh. Sehingga menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungannya.3. Metode Pendidikan Agama IslamMaksud dari metode pendidikan di sini ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik, maka metode yang di sini mencakup juga metode mengajar. Metode mengajar ini menuntut syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya setiap guru yang akan menggunakan metode itu (jalannya pengajaran serta kebaikan dan kelemahannya, situasi-situasi yang tepat di mana metode itu efektif dan wajar).Secara rinci metode-metode tersebut baik pengertiannya, keuntungan dan kelemahannya dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini:70 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 61.

1. Metode CeramahMetode ceramah merupakan bentuk interaksi edukatif oleh pendidik kepada peserta didik.71 Dalam pelaksanaan metode ini pendidik dapat menggunakan alat-alat Bantu, seperti: gambar, peta. Namun metode utama yang digunakan dengan menggunakan ceramah atau berbicara.Keuntungan-keuntungan metode ceramah, antara lain:a. Dalam waktu yang relatif singkat dapat disampaikan pelajaran sebanyak-banyaknya.b. Pendidik dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah peserta didik cukup banyak.c. Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan peserta didik seperti pada beberapa metode lainnya.Metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan yang membutuhkan penggunaan pendekatan lain untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah., kekurangannya terletak pada :a. Pendidik sulit mengetahui pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan.b. Kadang pendidik hanya mengajar penyampaian bahan sebanyak- banyaknya sehingga terlihat adanya unsur paksaan, dari segi edukatif hal ini kurang menguntungkan.c. Murid cenderung bersikap pasif dan kurang menerima pelajaran dan mengambil kesimpulan.d. Pendidik kurang memperhatikan aspek-aspek psikologis peserta didik, sehingga ceramah akan membosankan.72Untuk pelajaran agama metode ceramah pada mata pelajarantauhid. Misalnya untuk memberikan pengertian tentang tauhid makahlm. 81.

71 Abd. Rachman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 92),

72 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 74-75.

metode yang tepat digunakan adalah metode ceramah. Karena tauhid tidak dapat diperagakan, pendidik akan memberikan uraian menurut caranya masing-masing dengan tujuan murid dapat memahami penjelasan pendidik.2. Metode Tanya JawabMetode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan cara pendidik mengajukan pertanyaan dan memberikan peserta didik memberikan jawaban, atau juga sebaliknya peserta didik bertanya dan pendidik memberikan jawaban.73Metode ini dimaksudkan untuk mengenal tingkat-tingkatpemikiran yang dipakai oleh peserta didik, merangsang perhatian peserta didik, dan dapat mengarahkan peserta didik ke arah kecerdasan dan minat sehingga peserta didik akan aktif mengikuti pelajaran dengan berpikir.Kelebihan metode tanya jawab terletak pada hal-hal sebagai berikut:a. Suasana kelas akan lebih hidup, karena peserta didik dirangsang secara aktif berpikir dan menyampaikan pikirannya.b. Melatih keberanian peserta didik mengemukakan pendapatnya dengan lisan.c. Adanya perbedaan jawaban di antara peserta didik akan membawa kelas pada situasi diskusi.74Kekurangan metode tanya jawab antara lain:a. Terdapat perbedaan pendapat atau jawaban, akan memerlukan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya, sehinggapendidik harus menguasai permasalahannya.77-78.

73 Abd. Rachman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 92), hlm.

74 Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar, (Bandung:Tarsito,1973), Cet.3, hlm.102.

b. Terjadi penyimpangan perhatian peserta didik, apabila terdapat jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan tujuan yang diinginkan dari pokok permasalahan.c. Relatif memerlukan waktu yang lebih banyak, karena kurang cepat merangkum bahan-bahan pelajaran.753. Metode DiskusiMetode diskusi adalah cara untuk merangsang peserta didik berpikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta berperan serta dalam proses pembelajaran.76 Di dalam diskusi kelas pendidik memimpin jalannya diskusi dan persoalan ke tengah-tengah kelas untuk didiskusikan. Untuk pelaksanaannya pendidik harus memberikan pertolongan berupa penyajian problema sebagai tema danpembuka diskusi serta bimbingan dan pengarahan belajar anak.Secara garis besar metode diskusi mempunyai keunggulan antara lain:1. Situasi dan suasana kelas lebih hidup, sebab perhatian murid terpusat pada masalah atau bahan diskusi. Partisipasi interaksi murid dalam metode ini lebih baik dan aktif.2. Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individu dan sosial peserta didik.3. Peserta didik terlatih mematuhi peraturan dan tata tertib dalam suatu diskusi.Di samping itu metode diskusi ini mempunyai kelemahan- kelemahan, yaitu:a. Hendaknya diusahakan agar setiap peserta didik mendapat giliran berbicara dan mengemukakan pendapatnya.75 Ibid, hlm. 76.76 Abd. Rahman Shaleh, op.cit, hlm. 81.

b. Diusahakan agar setiap murid mendengar dan memperhatikan serta memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang lain.774. Metode DemonstrasiMetode demonstrasi merupakan metode interaksi yang sangat efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, dan memperlihatkan cara yang paling tepat dan sesuai.78Beberapa kelebihan metode demonstrasi ialah:1. Murid tidak menghayati sepenuhnya mengenai pelajaran yang diberikan.2. Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan minat serta kemauan peserta didik.3. Perhatian peserta didik lebih terpusat pada hal-hal yang didemonstrasikan.Beberapa kelemahan metode demonstrasi, yaitu:1. Dalam pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang relatif lama.2. Apabila tidak ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai atau tid