Upload
yolanda-astrida-maleacki
View
883
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KONTRASEPSI HORMONAL
Oleh:
Amelia Cynthia Siagian, S.Ked
Aulia Annisa Rizki, S.Ked
Ayeshah Augusta Rosdah, S.Ked
Moh Rilwanu RH, S.Ked
Siti Khadijah, S.Ked
Pembimbing:
dr. Adnan Abadi, SpOG (K)
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Phantom dengan judul:
Kontrasepsi Hormonal
oleh :
Amelia Cynthia Siagian, S.Ked
Aulia Annisa Rizki, S.Ked
Ayeshah Augusta Rosdah, S.Ked
Moh Rilwanu RH, S.Ked
Siti Khadijah, S.Ked
Pembimbing : dr. Adnan Abadi, Sp.OG (K)
Telah diterima dan dilaksanakan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior periode 14 Februari 2011 – 11 April 2011 di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.
Palembang, Februari 2011
Pembimbing
dr. Adnan Abadi, Sp.OG (K)
2
Kontrasepsi Hormonal
A. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung
preparat estrogen dan progesteron.
B. Patofisiologi
1. Mekanisme kerja estrogen
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan
mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi
Ovulasi sihambat melalui pengaruh estrogen terhadap
hipotalamusdan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak
selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50
mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna prefarat ini tinggi (95-98%
menghambat ovulasi), hal itu adalah pengaruh progesteron di samping
estrogen.
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis
tinggi (dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan
siklus haid. Jarak waktu antara konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari.
Biopsi endometrium yang dilakukan setelah pemberian estrogen dosis
tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek antiprogesteron, yang dapat
menghambat implantasi. Perjalanan ovum di percepat dengan pemberian
estrogen pasca konsepsi.
3
2. Mekanisme kerja progesteron
Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk
implantasi dan mempertahankan kehamilan. Disamping itu progesteron
mempunyai pula khasiat kontrasepsi, sebagai berikut:
a. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga
penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit
b. Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan
sperma untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan disekeliling
ovum.
c. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum
dalam tuba akan terhambat.
d. Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi.
Walaupun ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus
luteum akan berkurang sehinga implantasi dihambat.
C. Macam-macam kontrasepsi hormonal
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi suntikan, kontrasepsi oral (Pil), dan
kontrasepsi implant.
1. Kontrasepsi Oral (Pil)
Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik
yang diminum 3 kali seminggu.
2). Pil sekuenseal, pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan
urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 –
16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5
– 7 hari terakhir.
3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone
dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari
termasuk pada saat haid.
4
Berikut penjelasan mengenai jenis pil di atas.
a. Pil kombinasi
Terdapat estrogen maupun progesteron sintetik dalam satu pil. Pil
diminum tiap hari selama 3 minggu, diikuti selama satu minggu dengan
plasebo dimana pada saat perdarahan surut akan terjadi.
Kontraindikasi:
Kontraindikasi mutlak pemakaian pil kombinasi ialah
terdapatnya riwayat tromboflebitis atau tromboflebitis, kelainan
serebrovaskular, fungsi hati tidak atau kurang baik, keganasan pada
payudara dan alat reproduksi, kehamilan dan varises berat.
Kontraindikasi relatif ialah hipertensi, perdarahan abnormal
pervaginam yang tidak jelas sebabnya, laktasi, fibromioma uterus,
penyakit jantung atau ginjal, dan lain-lain.
Cara makan pil
Pil pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Pada pasca
persalinan, pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari,
sedangkan pasca keguguran 1-2 minggu pasca kejadian. Usahakan
minum pil pada waktu yang sama, seperti sehabis makan malam pada
tiap harinya. Tiap pagi dilakukan kontrol apakah pil tadi malam sudah
diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil
berturut-turut, minum 2 pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada
waktu biasanya pada hari berikut. Pada keadaan in mungkin terjadi
spotting. Jika lupa 3 pil, kemungkinan hamil menjadi besar.
Sangat dianjurkan pemeriksaan sitologi vagina dan
pemeriksaan payudar setahun sekali.
Efek samping
Efek samping dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu efek
samping yang ringan dan efek samping yang berat. Efek samping
ringan dapat berupa pertambahan berat badan, perdarahan diluar daur
5
haid, enek, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil,
retensi cairan, dan keluhan gastrointestinal. Efek samping ini akan
hilang dan berkurang dengan sendirinya. Efek samping yang berat
adalah tromboemboli, yang mungkin terjadi karena peningkatan
aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga pengaruh
vaskuler secara langsung.
2. Pil sekuensial
Diberikan estrogen selama 14-15 hari pertama, selanjutnya
kombinasi estrogen dan progesteron sampai siklus haid selesai. Khasiatnya
untuk menghambat ovulasi. Cara pemakaian, efek samping dan
kontraindikasi sama dengan pil kombinasi.
3. Pil mini
Mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Harus dimnum tiap
hari, juga pada waktu haid. Pencegahan kehamilan mungkin karena
pengaruh terhadap motilitas tuba, korpus luteum, endometrium dan lendir
serviks serta pencegahan ovulasi. Mekanisme aksinya :
1. Menekan ovulasi (tak seragam pada seluruh siklus)
2. Variabel menurunkan efek siklus puncak dari LH dan FSH.
3. Meningkatkan viskositas mukus dengan mengurangi volume dan
alterasi strukturnya.
4. Mengurangi jumlah dan ukuran kelenjar endometrium,
menjadikannya atrofi sehingga tak cocok untuk implantasi ovum.
5. Mengurangi motilitas silia pada tuba fallopi, sehingga mengurangi
laju transpor ovum
Efek sampingnya adalah perdarahan tidak teratur dan spotting.
6
4. Kontrasepsi suntikan
Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat
(NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat
(DPMA). Suntikan diberikan pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, segera
setelah keguguran.
Contoh preparat lainnya adalah:
1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan
1) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis
150 mg.
2) Tingkat efektifitasnya tinggi
3) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
4) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
5) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
6) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
7
b. Kerugian
1) Perdarahan yang tidak menentu
2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3) Berat badan yang bertambah
4) Sakit kepala
5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik
lagi.
7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan
0.7%.
8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
Waktu Pemberian
a. Pasca persalinan
1). Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu
post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2). Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1). Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval
1). Hari kelima menstruasi
2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
5. Kontra Indikasi
a. Tersangka hamil
b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
8
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, dll
5. Kontrasepsi implant
Efektifitas progestin sebagai mkontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara
memasukkan progestin tersebut ke suatu delivery system. Ada beberapa
cara delivery system, antara lain cincin vagina, implant dan mikrokapsul.
Implant yang beredar di pasaran adalah norplant. yang terdiri dari enam
kapsul dan masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel.
Mekanisme kerja
Menekan ovulasi ; lebih dari 80% pemakai norplant pada tahun-
tahun pertama tidak mengalami ovulasi.
Membuat getah serviks menjadi kental.
Membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan.
Daya guna
Merupakan kontrasepsi dengan daya guna yang tinggi, angka
kegagalannya 0,3 per seratus tahun-wanita.
Efek sampingan
Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, dan maenorea. Sebagian besar penghentian pemakaian
kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan. Beberapa
cara pengobatan yang dipakai untuk menghentikan perdarahan pada
akseptor progestin antara lain :
Konseling
Pemeriksaan fisik, ginekologik dan laboratprium
Pemberian progestin
Pemberian estrogen
Pemberian vitamin, ferrum, atau plasebo
Kuretase
9
Daftar Pustaka
1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. 2007. Ilmu
Kandungan (edisi ke-9). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta, hal 915-924.
2. Hartono H. editor 1996. Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat
Kontrasepsi. BKKBN, Jakarta.
3. Latif, Omnia F Samra, MD. 2011. Contraception. (Online). (
http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview, diakses 22 Februari
2011).
10