Upload
rokhmatullah-hadi-witono
View
807
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Pengelolaan lahan dan air/diperta
NASKAH SEMINAR
KONTRIBUSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER TERHADAP KETAHANAN DAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
OLEH : BUPATI JEMBER
Disampaikan dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan Di Universitas Muhammadiyah Jember 3/17/2012
2 | P a g e
KONTRIBUSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER TERHADAP KETAHANAN DAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
Oleh : Bupati Jember
Dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan di Universitas Muhammadiyah Jember Tanggal 17 Maret 2012
I. PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM KABUPATEN JEMBER
Kabupaten Jember mempunyai luas wilayah 3.293,34 KM² yang terletak
pada posisi 6º 27’ 9” sampai 7º 14’ 33” Bujur Timur dan 7º 59’ 6” sampai 8º 35’
56” Lintang Selatan. Berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian tengah
dan selatan, dikelilingi pegunungan yang memanjang sepanjang batas utara
dan timur serta Samudra Indonesia sepanjang batas selatan dengan pulau
Nusa Barong yang merupakan satu-satunya yang ada diwilayah Kabupaten
Jember.
Potensi wilayah Kabupaten Jember sebagian besar merupakan lahan
pertanian, yang digunakan untuk lahan sawah, lahan bukan sawah untuk
pertanian (tegal, ladang, perkebunan, tambak, kolam, padang pengembalaan)
dan pemanfaatan lahan bukan pertanian (rumah, bangunan, hutan negara)
yang terinci pada gambar berikut :
Gambar 1 : Penggunaan Lahan di Kabupaten Jember Tahun 2010
3 | P a g e
Potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha tani terdiri dari
lahan sawah, tegal dan pekarangan secara rinci sebagai berikut :
Tabel 1 : Luas dan Tata Guna Lahan Pertanian di Kabupaten Jember.
No. Uraian Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1. Sawah Teknis 75.097 75.031 77.117 76.403 76.421
2. Sawah Setengah Teknis
3.690 3.807 2.029 2.806 2.527
3. Sawah Irigasi Sederhana
5.592 5.508 5.150 5.049 5.044
4. Sawah Irigasi Desa/Non PU.
539 539 539 539 539
5. Sawah Tadah Hujan
125 125 120 120 40
6. Tegal / Kebun 35.451 35.383 34.378 36.824 35.129
7. Pekarangan 31.277 31.773 31.543 33.278 32.907
TOTAL 151.771 152.166 150.876 155.019 152.607
Sumber : Jember Dalam Angka Tahun 2010
Perkembangan lahan sawah di Kabupaten Jember pada Tahun 2010 sebesar
85.060 Ha, jika dibandingkan dengan luas lahan sawah pada tahun 2009
mengalami peningkatan sebesar 489 Ha, peningkatan luas lahan sawah terjadi
karena :
1. Perbaikan infrastruktur irigasi,
2. Perubahan lahan tegal menjadi lahan sawah.
Distribusi lahan sawah irigasi di Kabupaten Jember berdasarkan Indeks
Pertanaman adalah sebagai berikut :
Gambar 2 : Penggunaan Lahan Sawah Tahun 2010
4 | P a g e
a. Potensi Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Petani
Jumlah penduduk Kabupaten Jember berdasarkan hasil sesus tahun
2009 sebesar 1.060.190 jiwa sebagian besar memiliki lapangan usaha utama
dibidang pertanian (59%) yang merupakan potensi besar untuk dalam
menggerakan sektor pertanian. Khusus untuk sub sektor tanaman pangan
penduduk yang bergerak pada lapangan usaha tanaman pangan sebesar 43,24
%. Distribusi penduduk berdasarkan lapangan usaha utama tersaji pada gambar
berikut :
Gambar 3 : Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha
Jumlah kelompok tani di Kabupaten Jember pada tahun 2008 sebanyak 1.808
kelompok yang terdiri dari kelas pemula sebanyak 805 kelompok, kelas lanjut
5 | P a g e
820 kelompok, kelas madya 167 kelompok dan kelas utama sebanyak 14
kelompok. Sedangkan penumbuhan / pengembangan GAPOKTAN sebanyak
214 kelompok.
Petani yang berada di Kabupaten Jember yang bergerak di sektor pertanian
merupakan petani Gurem/kecil yang memiliki luasan lahan rata – rata 0,25
sampai dengan 0,3 Ha, hal ini merupakan kendala dalam upaya pemberdayaan
petani sehingga diperlukan pengembangan kelembagaan kelompok tani.
Pengembangan Kelembagaan petani dilakukan melalui pemberdayaan
kelompok tani agar tercapai peningkatan kelas kelompok. Peningkatan
kelompok merupakan indikator dinamisasi kelembagaan dan petani dalam
menggerakkan sektor pertanian, semakin berkembang kelembagaan maka
semakin dinamis dalam menggerakkan sektor pertanian. Distribusi kelompok
tani berdasaran kelas kelompok tersaji pada tabel berikut :
Tabel 2 : Perkembangan Kelas Kelompok Kabupaten Jember
No Kelas
Kelompok Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
1 Pemula 952 894 873 894 791
2 Lanjut 735 757 775 757 811
3 Madya 108 144 147 144 185
4 Utama 13 13 13 13 21
1.2. KETAHANAN PANGAN
Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk menjamin ketahanan pangan
bagi penduduknya. Indikator ketahanan pangan juga menggambarkan kondisi
yang cukup baik. Akan tetapi masih banyak penduduk Indonesia yang belum
mendapatkan kebutuhan pangan yangmencukupi. Sekitar tiga puluh persen
rumah tangga mengatakan bahwa konsumsi mereka masih berada dibawah
kebutuhan konsumsi yang semestinya. Lebih dari seperempat anak usia dibawah
5 tahun memiliki berat badan dibawah standar, dimana 8 % berada dalam kondisi
sangat buruk. Bahkan sebelum krisis, sekitar 42% anak dibawah umur 5 tahun
6 | P a g e
mengalami gejala terhambatnya pertumbuhan (kerdil); suatu indikator jangka
panjang yang cukup baik untuk mengukur kekurangan gizi. Gizi yang buruk dapat
menghambat pertumbuhan anak secara normal, membahayakan kesehatan ibu
dan mengurangi produktivitas angkatan kerja. Ini juga mengurangi daya tahan
tubuh terhadap penyakit pada penduduk yang berada pada kondisi kesehatan
yang buruk dan dalam kemiskinan.
Terdapat 3 (tiga) pilar ketahanan pangan yaitu :
1. Ketersediaan Pangan;
2. Keterjangkauan Pangan/Akses Pangan;
3. Kualitas Makanan dan Nutrisi
Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak
contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami
kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi
penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak
digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya ketergantungan
pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh.
Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi
kebutuhan pangan nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi
ekonomi saja tetapi harus disadari sebagai bagian yang mendasar bagi
ketahanan nasional yang harus dilindungi.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka
pertumbuhan 1.7 % per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan
pangan yang harus tersedia. Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi
peningkatan produksi pangan justru menghadapi masalah bahaya latent yaitu
laju peningkatan produksi di dalam negeri yang terus menurun. Sudah pasti jika
tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan akan menimbulkan
7 | P a g e
masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan semakin
melebar.
II. PERKEMBANGAN PRODUKSI PANGAN NASIONAL
Perkembangan produksi pangan nasional merupakan salah satu parameter untuk
mengetahui kemampuan penyediaan pangan, adapun perkembangan pangan nasional
tersaji dalam tabel berikut :
Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Nasional Th. 2007 - 2011
2007 2008 2009 2010 2011
Padi
Luas Panen(Ha) 12.147.637 12.327.425 12.883.576 13.253.450 13.201.316
Produktivitas(Ku/Ha) 47,05 48,94 49,99 50,15 49,80
Produksi(Ton) 57.157.435 60.325.925 64.398.890 66.469.394 65.740.946 Jagung
Luas Panen(Ha) 3.630.324 4.001.724 4.160.659 4.131.676 3.861.433
Produktivitas(Ku/Ha) 36,6 40,78 42,37 44,36 45,65
Produksi(Ton) 13.287.527 16.317.252 17.629.748 18.327.636 17.629.033 Kedelai
Luas Panen(Ha) 459.116 590.956 722.791 660.823 620.928
Produktivitas(Ku/Ha) 12,91 13,13 13,48 13,73 13,59
Produksi(Ton) 592.534 775.710 974.512 907.031 843.838 Sumber : Badan Pusat Statistik
Peningkatan produksi padi nasional dipengaruhi oleh peningkatan luas panen dan
peningkatan produktifitas, peningkatan luas penen disebabkan oleh beberapa faktor
seperti peningkatan luas areal/tanam dan peningkatan indeks pertanaman, seperti
nampak pada gambar berikut :
8 | P a g e
Peningkatan produktivitas padi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penggunaan
benih unggul, teknis budidaya yang lebih baik dan terkendalinya serangan hama hama
dan penyakit. Perkembangan produktivitas seperti pada gambar berikut :
III. PERKEMBANGAN PRODUKSI PANGAN PROPINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN
JEMBER
Perkembangan produksi pangan Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Padi
Luas Tanam (Ha) 1.778.846 1.821.558 1.819.354 1.825.615 2.000.120 2.062.619
Luas Panen (Ha) 1.693.651 1.750.903 1.736.048 1.774.884 1.904.830 1.963.983
Produktivitas (Ku/Ha) 53,18 53,38 54,16 59,02 59,11 59,29
Produksi (Ton) 9.007.265 9.346.947 9.402.029 10.474.773 11.259.085 11.643.773
Jagung
9 | P a g e
Luas Tanam (Ha) 1.234.717 1.208.135 1.182.129 1.284.417 1.401.553 1.361.766
Luas Panen (Ha) 1.206.177 1.099.184 1.153.496 1.235.933 1.295.070 1.257.721
Produktivitas (Ku/Ha) 36,47 36,49 36,86 40,88 40,67 44,42
Produksi (Ton) 4.398.502 4.011.182 4.252.182 5.053.107 5.266.720 5.587.318
Kedelai
Luas Tanam (Ha) 264.802 253.666 202.158 224.686 281.812 268.125
Luas Panen (Ha) 255.443 246.534 199.493 216.828 264.779 246.894
Produktivitas (Ku/Ha) 13,12 12,99 12,63 12,79 13,42 13,75
Produksi (Ton) 9.007.265 9.346.947 9.402.029 10.474.773 11.259.085 11.643.773 Sumber : Badan Pusat Statistik
Peningkatan produksi padi di Jawa Timur dipengaruhi oleh meningkatnya luas tanam,
luas panen dan produktivitas tanaman, meskipun di beberapa daerah terdapat
serangan hama dan penyakit. Perkembangan produksi juga dapat dilihat pada gambar
berikut :
Perkembangan produksi tanaman pangan utama di Kabupaten Jember tersaji pada
tabel berikut :
No. Uraian Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
I. PADI
1. Luas Tanam (Ha.) 135.845 144.260 157.551 159.130 156.921
10 | P a g e
2. Luas Panen (Ha) 140.184 141.066 143.597 154.438 153.699
3. Produktivitas (Ku/Ha.)
53,45 54,85 56,69 57,03 54,98
4. Produksi (Ton) 749.243 773.786 813.995 880.750 845.095
II. JAGUNG
1. Luas Tanam (Ha.) 55.771 59.021 69.313 72.219 63.133
2. Luas Panen (Ha) 54.914 56.991 67.869 65.318 60.825
3. Produktivitas (Ku/Ha.)
55,89 67,66 58,47 60,32 64,93
4. Produksi (Ton) 306.922 385.585 396.818 393.986 394.914
III. KEDELAI
1. Luas Tanam (Ha.) 19.722 11.752 12.313 13.033 13.553
2. Luas Panen (Ha) 19.064 11.555 12.186 12.714 13.226
3. Produktivitas (Ku/Ha.)
11,53 11,46 11,94 12,73 14,20
4. Produksi (Ton) 21.985 13.238 14.545 16.185 18.777
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember
Secara linier produksi tanaman padi di kabupaten Jember sejak tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010 mengalami peningkatan. Kontribusi peningkatan produksi padi
karena peningkatan areal tanam dan luas panen.
Grafik perkembangan produksi tanaman padi kabupaten jember adalah sebagai
berikut :
11 | P a g e
IV. KONTRIBUSI PRODUKSI PANGAN PROPINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN
JEMBER TERHADAP PRODUKSI PANGAN NASIONAL
Uraian 2007 2008 2009 2010
Nasional
Jawa Timur
Jem ber
Nasional
Jawa Timur
Jem ber
Nasional
Jawa Timur
Jem ber
Nasional
Jawa Timur
Jem ber
Kontribusi Jatim Thd Nasional 16% 17% 17% 18% Kontribusi Jember Thd Jatim 8% 8% 8% 7% Kontribusi Jember Thd Nasional 1% 1% 1% 1%
Secara umum kontribusi produksi Jawa Timur terhadap nasional mengalami
peningkatan dan Kabupaten Jember terhadap Jawa Timur dan Nasional adalah tetap,
untuk jawa timur terhadap nasional sebesar 16 % sampai dengan 18 %, Jember
terhadap Jawa Timur sebesar 8 % dan Jember terhadap nasional sebesar 1 %.
12 | P a g e
Penurunan kontribusi Jember terhadap Jawa Timur pada tahun 2010 dikarenakan
terjadi penurunan produksi.
Pada Tahun 2011 berdasarkan angka sementara produksi Padi di Kabupaten Jember
sebesar 830.000 ton, apabila kita konversi menjadi ketersediaan pangan menjadi
481.958 ton. Pada Tahun 2011 tingkat konsumsi riil masyarakat Kabupaten Jember ±
289.917 ton sehingga surplus pangan dari tanaman padi sebesar 192.041 ton.
V. PERMASALAHAN
1. Anomali iklim yang mengakibatkan antara lain penurunan produktivitas dan
peningkatan serangan hama penyakit.
2. Belum optimalnya kelembagaan petani seperti tabel 2, yang
mengakibatkan kurang efisien dan kurang efektif dalam menggerakan
sektor pertanian.
3. Degradasi sumberdaya lahan pertanian akibat penurunan kesuburan
tanah, penurunan debit air, alih fungsi lahan pertanian kenjadi lahan non
pertanian.
VI. STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN JEMBER
1. Melaksanakan pelatihan bagi petani melalaui Sekolah Lapang Iklim,
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapang
Pengelalaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah lapang System Of Rice
Intensification (SL-SRI).
2. Penggunaan varietas tahan cekaman iklim dan umur pendek, misalnya
varietas IMPARI 13, Bondoyudo, Barumun yang memiliki spesifik lokalita.
3. Percepatan pengolahan tanah, yang saat ini terkendala pada jumlah alat
pengolah tanah (hand traktor) di petani masih kurang.
13 | P a g e
4. Peningkatan kinerja infrastruktur pertanian, melalui rehabilitasi jaringan
irigasi, perbaikan saluran draenase, perbaikan/peningkatan jalan usaha
tani.
5. Pemberdayaan dan pendampingan kelompok tani oleh Penyuluh Pertanian
(PPL).
6. Peningkatan kemampuan Penyuluh Pertanian melalui diklat fungsional
penyuluh.
7. Perbaikan kesuburan lahan dengan mengintensifkan penggunaan pupuk
organik melalui fasilitasi petani dengan memberikan bantuan Alat Pengolah
Pupuk Organik (APPO), Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik
(UPPO), Pembangunan Unit Prosesing Pupuk Organik (biogas) dan
Pembangunan Rumah Kompos.
8. Konservasi sumber daya air dengan meningkatkan efisiensi penggunaan
air pada lahan sawah dan mengurangi tingkat kehilangan air melalui
kegiatan Sekolah lapang System Of Rice Intensification (SL-SRI),
pembangunan embung/dam parit, perbaikan jaringan irigasi.
9. Implementasi UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pangan
Berkelanjutan melalui sosialisasi dan menyiapkan kerangka hukum daerah
dengan memasukkan perlindungan lahan pangan berkelanjutan pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember.