146
i KONTRIBUSI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : SITI ANISA NIM 1314000030 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

i

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KEMANDIRIAN SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG

KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SITI ANISA

NIM 1314000030

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ii

Siti Anisa. 2005. Kontribusi Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNNES.

Hasil survei penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang menunjukkan sikap-sikap kurang bertanggungjawab baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Mereka sering terlambat, tidak mengikuti pelajaran pada jam-jam tertentu, tidak memanfaatkan jam kosong untuk belajar, tidak membantu orangtua dengan kesadaran sendiri, kurang disiplin dalam belajar dan kurang aktif dalam kegiatan dimasyarakat seperti IPNU-IPPNU. Kemandirian seseorang akan tumbuh dan berkembang dengan dirinya melalui pendidikan di dalam keluarga, dalam hal ini orangtualah yang harus dapat memberikan bimbingan serta pengarahan secara tepat kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecenderungan pola asuh orangtua, mengetahui kemandirian siswa, mengetahui ada tidaknya kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian siswa dan mengetahui pola asuh jenis mana yang paling besar kontribusinya terhadap kemandirian siswa. Hipotesis yang diajukan “Ada kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Tegal sebanyak 311 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random acak sederhana dengan ukuran 25% dari populasi dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 78 siswa. Variabel yang diteliti meliputi pola asuh orangtua sebagai variabel bebas dan kemandirian sebagai variabel terikat. Data tentang pola asuh orangtua dan kemandirian diambil dengan angket. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan deskriptif persentase dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal cenderung menggunakan pola asuh demokratis, hal ini dapat dilihat dari pola asuh demokratis yang memperoleh persentase tertinggi yaitu 74,62%, selanjutnya pola asuh otoriter dengan persentase 59,80% dan terakhir pola asuh permissif dengan persentase 57,74%. Kemandirian siswa kelas II yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki kemandirian yang baik dengan bobot persentase skor 73,70%. Hasil analisis memperoleh koefisien korelasi 0,6163. Uji signifikansi koefisien korelasi ganda dengan uji F diperoleh Fhitung = 15,108 > Ftabel = 2,71. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ada kontribusi antara pola asuh orangtua dengan kemandirian siswa. Besarnya kontribusi tersebut yaitu 37,98% dengan rincian : 8,83% adalah kontribusi pola asuh otoriter, 17,83% adalah kontribusi pola asuh demokratis, dan 11,32% adalah kontribusi pola asuh permissif.

Mengacu dari hasil penelitian tersebut dapat diajukan beberapa saran antara lain : 1) Bagi orangtua dalam mengasuh anak hendaknya menekankan pola asuh demokratis, utamanya dalam beberapa hal yang masih dapat dirundingkan atau tawar menawar antara orangtua dengan anak. Selain itu pada beberapa hal yang ada aturan pasti dari agama atau negara maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat hendaknya menggunakan pola asuh otoriter untuk melatih kedisiplinan anak, dan 2) Guru hendaknya mampu mengembangkan demokratisasi dalam kegiatan belajar, kepada siswa yang memiliki tingkat kemandirian yang berbeda, misal: memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas dan mengemukakan hasil tersebut, memberikan reward, pujian dari hasil pekerjaan siswa tersebut. Dengan memberikan tugas dan kesempatan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, sehingga siswa lebih bertanggung jawab akan tugas dan kewajibannya.

ABSTRAK

Page 3: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Juli 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, M.M Drs. H. Suharso, M.Pd

NIP. 130515769 NIP. 131754158

Pembimbing I Anggota Penguji

Drs. H. Anwar Sutoyo, M.Pd 1. Dra. Martensi.K.Dj

NIP. 131570048 NIP. 130345750

Pembimbing II 2. Drs. H. Anwar Sutoyo, M.Pd

NIP. 131570048

Dra. Hj. Ninik Setyowani 3. Dra. Hj. Ninik Setyowani

NIP. 130788543 NIP.130788543

Page 4: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Kontribusi Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Siswa Kelas II SMA

Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Strata 1 guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

(BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. A.T Soegito, S.H., M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. Siswanto, M.M., Dekan FIP UNNES yang telah memberikan ijin

penelitian.

3. Drs. H. Suharso, M.Pd., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, FIP

UNNES, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan

skripsi.

4. Drs. H. Anwar Sutoyo, M.Pd., Pembimbing I atas bimbingan dan arahan serta

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Hj. Ninik Setyowani, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Tim penguji Skripsi jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

7. Drs. Warto, Kepala SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal atas ijin dan

bantuannya dalam penelitian ini.

Page 5: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

v

8. Drs. Sugiyono, Eni Kisrini, S.Pd, dan Suwadi, S.Pd, Guru pembimbing SMA

Negeri 1 Balapulang kabupaten Tegal yang telah berkenan memberi bantuan

informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian.

9. Siswa-Siswi kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal atas

partisipasinya dalam penelitian ini.

10. Teman-teman mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan “2000”

atas semangat dan dukungannya selama ini.

11. Semua pihak yang langsung maupun tidak langsung yang telah mendukung

baik moril maupun materiil demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak, akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Juli 2005

Penulis

Page 6: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu berharap”.

(QS. Al-Insyiroh: 6-7)

2. “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal kebajikan

seseorang ) dari pada budi pekerti yang baik”.

(Hadits Riwayat Abu Daud, Turmudzy, dari Abu Darda’)

3. “Mula-mula kita membentuk kebiasaan kita, lama-kelamaan kebiasaan

kitalah yang membentuk kita”. (Penulis)

Persembahan

Skripsi ini teruntuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas

segalanya, dan yang tak henti-hentinya

mendo’akan Ananda.

2. Mba Ikmah, Mas Edi, Mas Saiful, D’Santi,

D’Zaki, Nok Azzah, yang selalu

mendukungku.

3. Sahabatku Arie, Mas Poernama, Mas Faizin,

Tini, Hindun, Linda, Ira, Novi, D’Emi, dan

seluruh teman “Kost Pioneers” lainnya.

4. Someone who always be my inspiration.

5. Seluruh teman-teman BK angkatan “2000”.

6. Almamaterku.

Page 7: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Permasalahan............................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

E. Sistematika Skripsi ...................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 12

A. Pola Asuh Orangtua ..................................................................... 12

1. Pengertian Pola Asuh Orangtua .............................................. 13

2. Jenis dan Ciri Pola Asuh Orangtua ......................................... 15

B. Kemandirian ................................................................................ 23

1. Pengertian Kemandirian ......................................................... 23

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian ................... 23

C. Kontribusi Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian ............... 38

D. Hipotesis ..................................................................................... 39

Page 8: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

viii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 41

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 41

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ....................................... 43

1. Populasi dan Sampel .............................................................. 43

2. Teknik Sampling .................................................................... 45

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 47

D. Devinisi Operasional Variabel ..................................................... 48

E. Metode dan Alat Pengumpul Data ............................................... 51

F. Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 60

1. Validitas ................................................................................ 61

2. Reliabilitas ............................................................................. 62

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 68

A. Persiapan Penelitian ..................................................................... 68

1. Populasi dan Sampling ......................................................... 68

2. Hasil Uji Coba Instrumen ..................................................... 69

B. Pelaksanaan Penelitian................................................................. 70

C. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 70

D. Hasil Penelitian ........................................................................... 71

1. Deskripsi Pola Asuh Orangtua ............................................. 71

2. Hasil Deskriptif Kemandirian Siswa .................................... 75

3. Pengujian Hipotesis ............................................................. 79

E. Pembahasan ................................................................................. 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85

A. Simpulan .................................................................................... 85

B. Saran ........................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 89

Page 9: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Populasi penelitian ................................................................................. 43

2. Sampel penelitian ................................................................................... 47

3. Cara penyekoran butir item .................................................................... 59

4. Rangkuman analisis regresi .................................................................... 66

5. Tabel kriteria pola asuh otoriter .............................................................. 72

6. Tabel kriteria pola asuh demokratis ........................................................ 72

7. Tabel kriteria pola asuh permissif ........................................................... 72

8. Presentase dan kriteria pola asuh orangtua.............................................. 73

9. Distribusi frekuensi pola asuh orangtua .................................................. 74

10. Kriteria kemandirian siswa ..................................................................... 75

11. Distribusi frekuensi kemandirian masing-masing siswa .......................... 76

12. Distribusi frekuensi kemandirian siswa pada aspek kemampuan

berpikir ........................................................................................... 76

13. Distribusi frekuensi kemandirian pada aspek kemampuan merasakan ..... 77

14. Distribusi frekuensi kemandirian siswa pada aspek kemampuan

melakukan. ............................................................................................ 78

Page 10: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan Antara Variabel Pola Asuh Orangtua dengan Kemandirian

Siswa ....................................................................................................... 48

Page 11: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Pengembangan Uji Coba Instrumen Pola Asuh Orangtua .......... 89

2. Kisi-kisi Pengembangan Uji Coba Instrumen Kemandirian ..................... 95

3. Instrumen Uji Coba Angket Pola Asuh Orangtua dan Angket

Kemandirian ........................................................................................... 97

4. Data Hasil Uji Coba Instrumen Angket Pola Asuh Orangtua ................... 110

5. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Pola Asuh Orangtua......... 117

6. Data Hasil Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian .............................. 119

7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian .................... 126

8. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian Pola Asuh Orangtua ......... 128

9. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian Kemandirian .................... 134

10. Instrumen Penelitian Pola Asuh Orangtua dan Kemandirian .................... 136

11. Data Hasil Penelitian Tentang Pola Asuh Orangtua ................................. 149

12. Data Hasil Penelitian Tentang Kemandirian ............................................ 151

13. Penentuan Kategori Pada Analisis Deskriptif Persentase ......................... 153

14. Analisis Deskriptif Persentase ................................................................. 156

15. Tabel Persiapan Analisis Regresi ............................................................ 159

16. Analisis Regresi ...................................................................................... 161

17. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 165

18. Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 166

Page 12: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas) Tahun 2003 Pasal 3 adalah mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Bertolak pada fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan,

pada hakekatnya setiap manusia akan mengalami perkembangan serta

memiliki kemampuan untuk berkembang sesuai dengan potensi yang

dimilikinya. Kemampuan seseorang dapat berkembang jika diberi kesempatan

dan diperlukan latihan setiap hari dalam kehidupannya.

Latihan yang dilakukan seseorang tidak dapat dilakukan oleh individu

itu sendiri, hal ini membutuhkan orang lain yang dapat membantu

mengembangkan potensi dirinya karena tanpa bantuan orang lain anak akan

kehilangan hakekat kemanusiaannya, orang lain di sini bisa berupa orangtua,

guru pembimbing dll, tetapi orangtualah yang lebih bertanggung jawab

mengembangkan keseluruhan potensi anak. Hal ini bisa dilakukan dengan

Page 13: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

2

memberi teladan, nasehat, dan tugas-tugas yang ada di lingkungan keluarga

sesuai dengan tingkat usianya, karena dari lingkungan keluargalah anak

belajar untuk pertama kalinya dalam berinteraksi dengan dunia luar. Dari sini

nampak peran orangtua di dalam lingkungan sangat penting yaitu untuk

membimbing anak agar bisa melakukan segala tugas dan kewajiban dengan

kesadaran sendiri. Karena apa yang dilakukan oleh anak setiap harinya akan

membentuk kepribadian seseorang, jika hal ini sudah terbentuk pada diri

seseorang akan memudahkan baginya dalam mengembangkan potensi yang

dimilikinya, sehingga hal ini menjadikan anak lebih dewasa dan mandiri.

Kedewasaan seseorang tidak dapat terbentuk tanpa adanya dukungan

dari lingkungan, karena individu tidak mungkin hidup tanpa satu lingkungan

sosial tertentu jika anak itu mau tumbuh normal dan mengalami proses

manusiawi atau proses pembudayaan dalam satu lingkungan kultural. Di

samping itu kondisi individu dapat menguntungkan dan positif bila kombinasi

dari pengaruh sosial dan potensi hereditas bisa saling mendukung, bisa

bekerjasama secara akrab dan membantu proses realisasi diri dan proses

sosialisasi anak. Hal ini kembali pada hakekat dari manusia yaitu di samping

sebagai makhluk individu juga merupakan pribadi-sosial yang memerlukan

relasi dan komunikasi dengan person lain guna menjalani proses kultivasi

dalam lingkungan kebudayaan tertentu, anak membutuhkan manusia lain

untuk mendewasakan dirinya.

Dengan terbentuknya sikap kedewasaan, di mana seseorang

diharapkan bisa mendidik diri sendiri dalam pengertian mampu menentukan

Page 14: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

3

sikap, bisa memilih arah dan tujuan hidupnya dan secara konsekuen mencapai

tujuan final itu. Sehingga dengan demikian bisa tercapai satu tingkat

kemandirian di mana seseorang mampu melaksanakan dengan baik tugas-

tugas hidup sebagai individu otonom. Kemandirian seseorang dapat

berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang

melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini.

Dari survey pendahuluan, diperoleh bahwa SMA N 1 Balapulang pada

saat sekarang ini menampung 1135 siswa, yang terdiri dari kelas I,II dan kelas

III, untuk kelas I terdiri dari 10 kelas, kelas II terdiri dari 7 kelas, dan untuk

kelas III terdiri dari 8 kelas yaitu kelas 3 IPA 3 kelas dan kelas 3 IPS 5 kelas.

Keberadaannya sekarang tidak hanya mengutamakan kuantitas (jumlah) siswa,

tetapi lebih mengarah pada upaya untuk meningkatkan kualitas siswa, hal ini

terbukti dengan adanya sistem kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di

samping itu pula adanya kegiatan ekstrakurikuler yang semakin maju

kegiatannya antara lain : Pramuka, PMR, PKS, Baca Tulis Alqur’an, Mading.

Hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa di SMA tersebut

cukup baik.

Rata-rata tingkat pendidikan orangtua siswa SD, SMP, SMA dan ada

juga yang berpendidikan tinggi, sebagian orangtua siswa bekerja sebagai

pegawai negeri, swasta, dan sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta ada

yang di daerahnya sendiri ada juga yang keluar kota, setiap harinya orangtua

harus pergi pagi pulang siang bahkan sampai sore apalagi bagi siswa yang

orangtuanya memiliki pekerjaan sebagai pedagang di pasar ataupun ruko yang

Page 15: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

4

letaknya lumayan jauh dari rumah. Dengan kesibukan tersebut orangtua

bahkan tidak punya waktu untuk menanyakan apa dan bagaimana kegiatan

sehari-hari anaknya. Hal ini tampak adanya kecenderungan pada sebagian

keluarga masa kini sibuk dengan aktivitas masing-masing, sehingga intensitas

pertemuan antar anggota menjadi relatif sedikit, hal itu dimungkinkan karena

masing-masing anggota keluarga sibuk dengan urusan pribadinya. Fenomena

seperti itu menjadikan para orangtua lalai dan bahkan lupa akan kewajibannya

sebagai orangtua, kewajiban untuk memberikan kasih sayang, perhatian,

mengasuh, mendidik, memberi bimbingan, mengawasi, dan berperan layaknya

sahabat bagi anak. Kondisi demikian menyebabkan remaja cenderung kurang

bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya baik di lingkungan

keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya

bimbingan dan arahan dari orangtua.

Dari survey pendahuluan juga diperoleh informasi bahwa masih ada

sebagian siswa yang menunjukkan sikap-sikap kurang bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga

ataupun di lingkungan masyarakat. Di lingkungan sekolah misalnya siswa

terlambat datang ke sekolah padahal dari rumah berangkat pagi, tidak

mengikuti pelajaran pada saat jam pelajaran, bila ada jam pelajaran kosong

tidak dimanfaatkan untuk belajar sendiri di kelas ataupun di perpustakaan,

tetapi digunakan untuk santai-santai, ngobrol dengan teman, mengganggu

teman, ada juga yang digunakan untuk tidur di dalam kelas, dan ada juga yang

menggunakan jam pelajaran kosong untuk makan dan minum di kantin

Page 16: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

5

sekolah. Walaupun ada tugas dari guru, mereka hanya menyontek hasil dari

teman tidak ia kerjakan sendiri, malas bertanya kepada guru bidang studi jika

ada hal-hal yang kurang jelas, jika jam istirahat berakhir tidak siswa gunakan

untuk belajar mempersiapkan materi sebelum guru bidang studi masuk kelas,

tetapi digunakan untuk main-main dan keluar masuk kelas.

Dari informasi beberapa orang siswa bahwa di lingkungan keluarga

siswa kadang kurang menunjukkan tanggung jawab sebagai anak misalnya :

dalam membantu pekerjaan orangtua tanpa kesadaran dari diri sendiri, kurang

disiplin dalam belajar, siswa belajar kalau ada tugas ataupun kalau ada tes.

Sedangkan di lingkungan masyarakat, siswa kurang aktif dalam

kegiatan yang ada di daerahnya misalnya IPNU-IPPNU, hal ini dikarenakan

kurang mampunya siswa dalam membagi waktu, antara waktu untuk belajar di

sekolah dan untuk kegiatan di masyarakat, karena sebagian besar waktunya

digunakan untuk sekolah mulai jam 07.00 sampai jam 13.30, kadang sampai

rumah pukul 14.00 sampai pukul 14.30, bahkan jika ada kegiatan

ekstrakurikuler siswa pulang sampai sore hari dan di samping itu pula siswa

cenderung berteman atau berkumpul ataupun melakukan kegiatan dengan

teman sekolahnya. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam

mengatur waktu di dalam kegiatan sehari-harinya.

Di sisi lain, terdapat juga siswa-siswa yang memiliki tanggung jawab

yang besar terhadap dirinya baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun di

lingkungan masyarakat. Hal ini tampak terlihat dari kesungguhannya di dalam

mengerjakan segala tugas-tugas baik tugas sekolah ataupun tugas-tugas di

Page 17: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

6

rumah. Meskipun mereka berasal dari keluarga yang tergolong orangtuanya

sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tetapi mereka selalu dapat

menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya baik tugas sebagai anak ataupun

sebagai siswa, karena ada sebagian siswa yang di dalam keluarga sudah dilatih

dan diberi tanggung jawab sejak kecil, misalnya orangtua memberikan tugas

untuk menyapu, mencuci piring, mencuci pakaian dan sebagainya yang

berkaitan dengan pekerjaan atau tugas rumah, hal ini menjadikan anak terbiasa

di dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anak tanpa

harus diminta ataupun diperintah oleh orangtua, sehingga kebiasaan-kebiasaan

yang dilakukan oleh anak di rumah akan berdampak positif pada tugas dan

tanggung jawabnya sebagai siswa di sekolah sehingga akan tercapai

kemandirian yang diharapkan, karena pada dasarnya kemandirian seseorang

akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya melalui pendidikan di dalam

keluarga, dalam hal ini orangtualah yang harus dapat memberikan bimbingan

serta pengarahan secara tepat pada anaknya.

Mengingat pentingnya faktor lingkungan sosial, hal ini tidak terlepas

dari peranan keluarga dan peranan keluarga tidak terlepas dari peranan

orangtua, karena orangtualah sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak,

yang memiliki tugas untuk memberikan fasilitas bagi perkembangan anak dan

membantu memperlancar perkembangan menurut irama dan temponya

sendiri-sendiri (kemampuan seseorang untuk dapat melakukan segala

tingkahlaku sesuai dengan tingkat perkembangan usia).

Page 18: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

7

Berbicara mengenai peranan orangtua, akan terkait dengan masalah

bagaimana orangtua mendidik dan mengasuh anak di rumah. Pendidikan yang

berlangsung di tengah-tengah keluarga mempunyai corak dan pola asuh yang

berbeda antara keluarga satu dengan keluarga lain, karena keluarga merupakan

salah satu faktor eksternal yang mempunyai andil besar dalam membentuk

kepribadian seseorang.

Dari pengamatan penulis selama survey, diperoleh informasi adanya

siswa yang berhasil di dalam belajarnya hal ini terbukti dengan prestasi yang

diperoleh dan sikap-sikap positif yang ditunjukkan antara lain : Kesungguhan

di dalam belajar, ketepatan waktu di dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah

(PR), tidak pernah terlambat datang ke sekolah, selalu memanfaatkan waktu

luang untuk membaca buku, selalu rutin belajar walaupun tidak ada tugas atau

tes, selalu aktif di kelas, senang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah. Sikap

dan perilaku yang positif tersebut akan dapat menimbulkan sikap kemandirian

siswa yang tinggi.

Pada dasarnya setiap orangtua menghendaki anaknya baik, patuh, dan

setiap orangtua juga akan merasa bahagia jika anaknya pintar, dan masih

banyak lagi harapan lain tentang anak, yang kesemuanya berbentuk sesuatu

yang positif. Sementara itu, orangtua berkeinginan untuk mendidik anaknya

secara baik dan berhasil, mereka berharap mampu membentuk anak yang

punya kepribadian, anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, anak yang berakhlak mulia, anak yang berbakti terhadap orangtua,

anak yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa juga

Page 19: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

8

agama, anak yang cerdas dan terampil, bertanggung jawab serta memiliki

kemandirian dan kesadaran diri yang tinggi.

Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang mempunyai kadar

kemandirian yang berbeda, hal ini sangatlah erat kaitannya dengan pola asuh

orangtua di dalam mengasuh, mendidik, dan membimbing anak-anaknya.

Karena ketiga pola asuh orangtua tersebut, diduga kuat memberi kontribusi

terhadap kemandirian siswa (remaja).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti memandang perlu

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Kontribusi pola asuh orangtua

terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten

Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005”.

B. Permasalahan

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang muncul dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kecenderungan pola asuh orangtua siswa kelas II SMA Negeri

1 Balapulang Kabupaten Tegal.

2. Bagaimana tingkat kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang

Kabupaten Tegal.

3. Adakah kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian, jika ada

seberapa besar kontribusinya.

4. Pola asuh jenis mana yang paling dominan berkontribusi terhadap

kemandirian.

Page 20: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

9

D. Tujuan Penelitian

Bertolak pada masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui bagaimana kecenderungan pola asuh orangtua siswa kelas II

SMA Negeri Balapulang Kabupaten Tegal.

2. Mengetahui bagaimana kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1

Balapulang kabupaten Tegal.

3. Mengetahui adakah kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian

siswa, jika ada seberapa besar kontribusinya.

4. Mengetahui pola asuh jenis mana yang paling dominan berkontribusi

terhadap kemandirian.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam skripsi ini meliputi :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana tambahan

referensi dalam rangka pengembangan keilmuan khususnya ilmu-ilmu

bimbingan dan konseling tentang pola asuh orangtua dengan kemandirian

siswa (anak).

2. Manfaat Praktis

a. Jika ternyata ada kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian

siswa, dapat dipergunakan sebagai masukan bagi orangtua dan sekolah

Page 21: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

10

dalam memilih pola asuh yang lebih sesuai dengan tingkat

perkembangan anak sehingga dapat meningkatkan kemandirian anak.

b. Bagi guru pembimbing hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan di dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,

dalam hal ini bisa untuk membantu mengembangkan kemandirian anak

di sekolah terutama siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang.

F. Sistematika Skripsi

Untuk memberi gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini, maka

perlu disusun sistematika skripsi. Adapun sistematika skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Skripsi ini terdiri atas tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi

dan bagian penutup. Bagian pendahuluan skripsi ini memuat tentang halaman

judul, abstraksi, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri atas lima bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika skripsi.

Bab II Landasan Teori dan Hipotesis, berisi uraian tentang beberapa

konsep teoritis yang mendasari penelitian ini, yaitu pengertian pola asuh

orangtua, jenis dan ciri pola asuh orangtua, pengertian kemandirian, faktor-

Page 22: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

11

faktor yang mempengaruhi kemandirian, pengaruh pola asuh orangtua

terhadap kemandirian, serta hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini diuraikan tentang Jenis

penelitian, populasi dan sampel serta teknik sampling, variabel penelitian

devinisi operasional, metode dan alat pengumpul data, validitas dan reliabilitas

instrumen, serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan

mengenai hasil-hasil penelitian yang meliputi pemaparan data, analisis data

atau uji hipotesis, dan pembahasan.

Bab V Penutup, yang memuat simpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi ini memuat tentang daftar pustaka dan lampiran-

lampiran yang mendukung penelitian ini.

Page 23: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. POLA ASUH ORANGTUA

Keluarga merupakan pendidik utama dan pertama, dikatakan yang

pertama karena sebelum anak sekolah, ia telah mengenal terlebih dahulu

lingkungan keluarga, dan dikatakan yang utama karena pendidikan dalam

keluarga merupakan landasan atau dasar untuk perkembangan anak pada masa

selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan anak dalam sebuah

keluarga berlangsung setahap demi setahap.

Keluarga juga merupakan kelompok sosial yang pertama tempat

seorang anak berinteraksi, di mana dalam keluarga akan selalu timbul

hubungan timbal balik yang terus-menerus antar anggota keluarga. Karena

melalui hubungan timbal balik tersebut, anak pertama kali belajar

memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerjasama, dan

belajar membantu orang lain.

Peranan keluarga dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian

seorang anak sangatlah besar artinya, sebab pola asuh dan cara yang

diterapkan oleh orangtua sejak dalam kandungan, lahir, kanak-kanak, remaja

sampai menjadi dewasa, akan melahirkan iklim psikologis yang dapat

membentuk kepribadian dan sikap seorang anak. Hal tersebut dikuatkan oleh

Brown (1961:76), yang mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan yang

pertama kali menerima kehadiran anak. Jadi dalam hal ini pola asuh orangtua

12

Page 24: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

13

yang diterapkan dalam keluarga sangat besar peranannya dalam membentuk

pribadi dan sikap seorang anak. Peranan di sini adalah sebagai model yang

ditiru anak dan sekaligus sebagai pembentuk kebiasaan yang akan menjadi

bagian dari kepribadian anak.

Orangtua adalah pendidik utama dan pertama sebelum anak

memperoleh pendidikan di sekolah, karena dari keluargalah anak pertama

kalinya belajar. Jadi keluarga tidak hanya berfungsi terbatas sebagai penerus

keturunan saja, tetapi lebih dari itu adalah pembentuk kepribadian anak.

Dengan demikian, dasar kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil

perpaduan antara warisan, sifat-sifat, bakat orangtua, dan lingkungan di mana

ia berada dan berkembang, lingkungan pertama yang mula-mula memberikan

pengaruh mendalam adalah lingkungan keluarga. Dan dari sinilah pola asuh

orangtua mulai diberikan kepada anaknya.

1. Pengertian Pola Asuh Orangtua

Di lihat dari segi bahasa, kata “pola asuh“ terdiri dari kata “pola“

dan “asuh”. Pola berarti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang

tetap). Sedang kata ”asuh” mengandung arti menjaga, merawat, mendidik

anak agar dapat berdiri sendiri.

Menurut Kohn (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), pola asuh

merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap

orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah

maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara

orangtua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.

Page 25: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

14

Tarsis Tarmudji (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), menyatakan

bahwa, pola asuh merupakan interaksi antara orangtua dengan anaknya

selama mengadakan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua

mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan dengan norma-norma yang ada di masyarakat.

Dari beberapa pengertian pola asuh di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa pola asuh orangtua merupakan gambaran sikap yang

ditunjukkan orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya, interaksi di sini

termasuk ekspresi sikap, termasuk di dalamnya cara-cara orangtua

menerapkan aturan-aturan, hadiah, maupun hubungan, serta cara orangtua

memberikan perhatian dan tanggapan terhadap anaknya, sejak kecil

sampai dewasa untuk mencapai tujuan sesuai dengan norma-norma yang

ada.

Pada dasarnya sikap orangtua akan tampak pada saat berinteraksi

dalam keluarga, karena dalam berinteraksi tersebut, sikap, perilaku, dan

kebiasaan orangtua sehari-hari akan dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak

yang kemudian menjadi kebiasaan bagi anaknya. Hal tersebut dikarenakan

anak mengidentifikasikan diri pada orangtuanya, sebelum mengadakan

identifikasi dengan orang lain (lingkungan), walaupun tidak dapat

disangkal bahwa faktor lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap

perkembangan tingkah laku individu (anak), khususnya pada masa kanak-

kanak sampai remaja, sebab pada masa ini anak mulai berfikir kritis.

Page 26: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

15

Sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak, berpengaruh pada

sikap dan perilaku anak. Dalam hal ini, orangtua yang menerapkan salah

satu sikap tertentu dalam keluarga yang bertujuan untuk mendisiplinkan

anak, akan berpengaruh pada tingkat perkembangan individu yaitu

perkembangan kemandiriannya. Oleh karena itu, untuk mendisiplinkan

anak agar mencapai kemandirian yang diharapkan, terkadang sikap

orangtua cenderung mengarah pada dua tipe pendekatan, yaitu pendekatan

positif dan pendekatan negatif.

Charles Schaefer (alih bahasa oleh R. Tarman Sirait dan Conny

Semiawan, 1979:10) berpendapat, tipe yang efektif untuk pola asuh

orangtua, menggunakan pendekatan positif dari pada pendekatan negatif.

Pola asuh dengan pendekatan positif adalah bentuk pola asuh yang

orangtua cenderung memandang dan memperlakukan seorang anak

sebagai seorang teman, bukan sebagai seorang lawan, sebaliknya pola asuh

yang menggunakan pendekatan negatif adalah bentuk pola asuh yang

orangtua cenderung menghukum, di mana pelaksanaannya untuk

menghukum anak yang berbuat kesalahan dengan menimbulkan kesakitan

yang bersifat fisik dan kewajiban yang kemudian akan membuat anak

kehilangan harga diri, ketakutan, kecemasan dan perasaan bersalah.

2. Jenis dan Ciri Pola Asuh Orangtua

Dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, individu banyak

dipengaruhi oleh peranan orangtua dan lingkungan lainnya. Peranan

Page 27: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

16

orangtua tersebut akan memberikan lingkungan yang memungkinkan anak

dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Melly Budiman (1986:6)

bahwa:

Hubungan keluarga yang dilandasi kasih sayang, sangat

penting bagi anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku

sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka

seringkali anak mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan

kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan

tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak. Sebenarnya,

setiap orangtua itu menyayangi anaknya, akan tetapi manifestasi

dari rasa sayang itu berbeda-beda penerapannya. Perbedaan itu

akan nampak dalam pola asuh yang diterapkan.

a. Pola Asuh Otoriter

Hurlock (1997:125), mengemukakan bahwa orangtua yang

mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter

memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orangtua menerapkan

peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan

pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh

orangtua, berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal), dan

orangtua jarang memberikan hadiah ataupun pujian.

Menurut Singgih D. Gunarsa (1983:82), pola asuh otoriter yaitu

pola asuh di mana orangtua menerapkan aturan dan batasan yang

mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk

berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum.

Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan

Page 28: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

17

pada anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak

menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya.

Senada dengan Hurlock. Agoes Dariyo (2004:97),

menyebutkan bahwa anak yang dididik dalam pola asuh otoriter,

cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. Demikian

pula G.Tembong Prasetya (2003:29), bahwa dalam pola asuh otoriter

cenderung tidak memikirkan apa yang akan terjadi dikemudian hari,

jadi fokusnya lebih pada masa kini.

Dari uraian para ahli seperti di atas, dapat diambil pemahaman

bahwa pola asuh otoriter mempunyai ciri: orangtua memaksakan

kehendak terhadap anak (anak harus mengikuti semua kemauan atau

kehendak orangtua), orangtua membuat aturan-aturan yang ketat bagi

anak (anak harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh orangtua),

hukuman selalu diberikan kepada perbuatan salah, orangtua tidak

memberi kesempatan anak untuk berpendapat, hadiah jarang diberikan,

kurang adanya komunikasi dengan anak, cenderung bersifat kaku

(tidak ada toleran).

b. Pola Asuh Demokratis

Hurlock (1997:125), mengemukakan bahwa orangtua yang

menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri-ciri: Adanya

kesempatan anak untuk berpendapat mengapa ia melanggar peraturan

sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku

salah, dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar.

Page 29: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

18

Menurut Singgih D. Gunarsa (1983:83), bahwa dalam

menanamkan disiplin kepada anak, orangtua yang menerapkan pola

asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang

tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak

dan orangtua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika

keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini, anak

tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma

yang ada.

G. Tembong Prasetya (2003:27), menyebutkan bahwa pola

asuh autoritatif yang diterapkan orangtua memiliki persamaan dengan

pola asuh demokratis, namun pola asuh autoritatif ini, diterapkan oleh

orangtua yang menerima kehadiran anak dengan sepenuh hati, serta

memiliki pandangan atau wawasan kehidupan masa depan yang jelas.

Sedangkan menurut Agoes Dariyo (2004:98), bahwa pola asuh

demokratis ini, di samping memiliki sisi positif dari anak, terdapat juga

sisi negatifnya, dimana anak cenderung merongrong kewibawaan

otoritas orangtua, karena segala sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh

anak kepada orangtua.

Dari uraian para ahli seperti di atas, dapat diambil pemahaman

bahwa pola asuh demokratis mempunyai ciri sebagai berikut :

pendapat anak dihargai, orangtua membimbing dan mengarahkan

tanpa memaksakan kehendak anak, adanya musyawarah dalam

keluarga, pemberian hukuman disesuaikan dengan kesalahan, memberi

Page 30: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

19

pujian ataupun hadiah untuk perilaku yang benar, mempunyai

pandangan masa depan yang jelas terhadap anak.

c. Pola Asuh Permissif

Hurlock (1997:125), mengemukakan bahwa orangtua yang

menerapkan pola asuh permissif memperlihatkan ciri-ciri sebagai

berikut: Orangtua cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak

tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, tidak adanya hadiah

ataupun pujian meski anak berperilaku sosial baik, tidak adanya

hukuman meski anak melanggar peraturan.

Menurut Singgih D. Gunarsa (1983:83), bahwa orangtua yang

menerapkan pola asuh permissif memberikan kekuasaan penuh pada

anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol

terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas,

serta kurang berkomunikasi dengan anak. Dalam pola asuh ini,

perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah

mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang

ada di lingkungannya.

Menurut G. Tembong Prasetya (2003:31), bahwa pola asuh

permissif atau biasa disebut pola asuh penelantar, yaitu di mana

orangtua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri,

perkembangan kepribadian anak terabaikan, dan orangtua tidak

mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak sehari-harinya.

Di samping pengertian pola asuh permissif atau penelantar di

atas, dalam hal ini Agoes Dariyo (2004:98), menambahkan bahwa pola

Page 31: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

20

asuh permissif yang diterapkan orangtua, dapat menjadikan anak

kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Namun bila

anak mampu menggunakan kebebasan secara bertanggung jawab,

maka dapat menjadi seorang yang mandiri, kreatif, dan mampu

mewujudkan aktualitasnya.

Dari uraian para ahli seperti di atas, dapat diambil pemahaman

bahwa pola asuh permissif mempunyai ciri sebagai berikut: Anak

diberi kebebasan penuh menentukan tindakannya sendiri, hadiah dan

hukuman tidak diterapkan, orangtua kurang membimbing, dan kurang

kontrol terhadap perilaku dan kegiatan sehari-hari.

Pola asuh permissif atau penelantar yang diuraikan di atas,

memiliki keterkaitan dengan pola asuh penyabar atau pemanja yaitu di

mana orangtua selalu berpusat pada kepentingan anak, orangtua tidak

mengendalikan dan tidak menegur perilaku anak, dalam hal ini

orangtua tidak ingin terkesan mengecewakan anak. Kondisi demikian,

akan memunculkan kebiasaan manja, selalu tergantung pada orang lain

di sekitarnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga pola asuh

yang diterapkan orangtua, yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan

permissif. Dari ketiga pola asuh tersebut, hanya pola asuh demokratis

dinilai paling baik dibandingkan dengan pola asuh yang lain. Hal ini

disebabkan pola asuh demokratis dapat membentuk anak menjadi

kreatif dan mandiri, serta memiliki hubungan sosial yang baik,

Page 32: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

21

sehingga anak menjadi dewasa dalam bersikap, dan memiliki

ketangguhan untuk bertahan dari kondisi yang penuh dengan

tantangan. Namun demikian, dalam hal ini tidak berarti tanpa cacat,

sebab bagaimanapun ada hal yang bersifat situasional yang harus

diperlihatkan orangtua dalam mengasuh anaknya.

Diakui dalam prakteknya di masyarakat, tidak digunakan pola

asuh yang tunggal, dalam kenyataan ketiga pola asuh tersebut

digunakan secara bersamaan di dalam mendidik, membimbing, dan

mengarahkan anaknya, adakalanya orangtua menerapkan pola asuh

otoriter, demokratis dan permissif. Dengan demikian, secara tidak

langsung tidak ada jenis pola asuh yang murni diterapkan dalam

keluarga, tetapi orangtua cenderung menggunakan ketiga pola asuh

tersebut.

Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Agoes

Dariyo (2004:98), bahwa pola asuh yang diterapkan orangtua

cenderung mengarah pada pola asuh situasional, di mana orangtua

tidak menerapkan salah satu jenis pola asuh tertentu, tetapi

memungkinkan orangtua menerapkan pola asuh secara fleksibel,

luwes, dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator dari pola asuh

orangtua terhadap anaknya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Page 33: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

22

a. Pola Asuh Otoriter, antara lain mempunyai indikator :

(1) orangtua menerapkan peraturan yang ketat, (2) tidak adanya

kesempatan untuk mengemukakan pendapat, (3) segala peraturan

yang dibuat harus dipatuhi oleh anak, (4) berorientasi pada

hukuman (fisik maupun verbal), (5) orangtua jarang memberikan

hadiah ataupun pujian.

b. Pola Asuh Demokratis, antara lain mempunyai indikator :

(1) adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat, (2) hukuman

diberikan akibat perilaku salah, (3) memberi pujian ataupun hadiah

kepada perilaku yang benar, (4) orangtua membimbing dan

mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada anak, (5)

Orangtua memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak

tidak sesuai, (6) orangtua mempunyai pandangan masa depan yang

jelas terhadap anak.

c. Pola Asuh Permissif, antara lain mempunyai indikator :

(1) memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan

aturan dari orangtua, (2) anak tidak mendapatkan hadiah ataupun

pujian meski anak berperilaku sosial baik, (3) anak tidak

mendapatkan hukuman meski anak melanggar peraturan, (4)

orangtua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak

sehari-hari, (5) orangtua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas.

Page 34: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

23

B. KEMANDIRIAN

1. Pengertian Kemandirian

Kartini Kartono (1995:243), menyatakan bahwa kemandirian

adalah kemampuan untuk berdiri sendiri di atas kaki sendiri, dengan

keberanian dan tanggung jawab sendiri.

Menurut Moh. Ali dan Moh. Asrori (2004:114), Kemandirian

merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses

individuasi. Proses individuasi adalah proses realisasi kedirian dan proses

menuju kesempurnaan.

Hasan Basri (2000:53), berpendapat bahwa kemandirian adalah

keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau

mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil pengertian

bahwa kemandirian adalah kemampuan yang ada pada seseorang untuk

memikirkan, merasakan, dan melakukan sesuatu dalam membuat rencana,

memilih alternatif, membuat keputusan, bersaing, mengatasi masalah,

dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang dilakukannya serta tidak bergantung pada orang lain.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian

a. Faktor Internal

Faktor internal ialah semua pengaruh yang bersumber dari

dalam dirinya sendiri, seperti :

Page 35: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

24

1) Keturunan

Hasan Basri (2000:53), mengemukakan bahwa keadaan

keturunan sangat menentukan mandiri atau tidaknya seseorang,

keadaan keturunan tersebut meliputi sifat dasar yang dimiliki oleh

orangtua, misal: bakat, potensi, intelektual, dan potensi

pertumbuhan tubuhnya. Jadi dalam hal ini orangtua yang memiliki

sifat kemandirian tinggi dapat melahirkan atau menurunkan sifat

kemandiriannya pada anak.

Menurut Moh. Ali dan Moh. Asrori (2004:118), bahwa sifat

kemandirian seorang anak bukan hanya diturunkan oleh orangtua

yang memiliki sifat kemandirian tinggi, melainkan sikap

orangtuanya, yaitu bagaimana cara orangtua mendidik anaknya.

2) Pengalaman

Hurlock (1978:256), mengemukakan bahwa pengalaman

sosial awal sangat menentukan kepribadian setelah anak menjadi

dewasa. Pengalaman sosial awal dapat berupa hubungan dengan

anggota keluarga atau orang-orang di luar lingkungan rumah.

Menurut Moh. Ali & Moh. Asrori (2004: 184-185), bahwa

ada dua jenis pengalaman, yaitu pengalaman yang menyehatkan di

mana peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dan dirasakan

sebagai suatu yang mengenakkan, mengasyikkan dan bahkan

dirasa ingin mengulanginya kembali. Adapun pengalaman

traumatik adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu

Page 36: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

25

dan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat tidak mengenakkan,

menyedihkan, atau bahkan sangat menyakitkan, sehingga individu

tersebut tidak ingin peristiwa itu terulang kembali. Individu yang

mangalami traumatik cenderung ragu-ragu, kurang percaya diri,

rendah diri, dan merasa takut untuk melakukan segala sesuatunya

sendiri.

Dari uraian di atas, bahwa pengalaman sosial awal yang

diperoleh anak dalam keluarga, sangat berkaitan dengan cara

mendidik anak yang digunakan orangtua. Dalam hal ini anak yang

dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang demokratis,

memungkinkan anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu

mengaktualisasikan potensinya, anak menjadi percaya diri, dan

memiliki kemandirian yang tinggi. Sebaliknya anak yang dididik

dengan cara otoriter cenderung menjadi pendiam dan

keingintahuan serta kreativitas anak terhambat oleh tekanan

orangtua.

3) Kematangan

Dalam melakukan tugas-tugas perkembangan anak, harus

disesuaikan dengan tingkat kematangan. Menurut Andi Mappiere

(1982:43), bahwa kematangan yang dimaksud yakni di mana fisik

dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sampai pada tingkat-tingkat tertentu. Jadi pertumbuhan fisik

seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kamatangan.

Page 37: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

26

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari

luar dirinya, faktor tersebut antara lain :

1) Lingkungan Keluarga

Moh. Ali & Moh. Asrori (2004:94), mengemukakan bahwa

keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan sebagai

landasan atau dasar untuk perkembangan anak dimasa selanjutnya.

Dalam proses perkembangannya dibutuhkan sejumlah faktor dari

dalam keluarga tersebut, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai,

disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri, dengan

terpenuhinya kebutuhan tersebut, dapat meningkatkan kemampuan

dan kreativitas yang dimilikinya.

Berbicara mengenai keluarga, tidak terlepas dari peranan

orangtua dalam hal ini pola asuh orangtua. Hal ini sesuai dengan

pendapat Moh. Ali & Moh. Asrori (2004: 118-119), bahwa

orangtua yang menciptakan suasana aman dalam berinteraksi di

dalam keluarga, dapat mendorong kelancaran perkembangan anak.

Sebaliknya, orangtua yang terlalu melarang atau mengeluarkan

kata “jangan” kepada anak, tanpa disertai penjelasan yang rasional,

akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Jadi pola asuh

orangtua di sini, memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk

kemandirian anak, karena dalam pola asuh orangtua akan terkait

dengan kebiasaan, disiplin, dan rasa percaya diri yang ditanamkan

orangtua kepada anak dalam kehidupan sehari-hari.

Page 38: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

27

Menurut Anne Kartawijaya & Kay Kuswanto (2004: 1-3),

kebiasaan, disiplin, dan rasa percaya diri dapat dibentuk ketika

anak masih kecil, misal dalam membentuk kebiasan tidur ataupun

makan, yaitu apa dan bagaimana yang harus di lakukan anak

sebelum dan sesudah kegiatan tersebut di lakukan. Sedangkan rasa

percaya diri terbentuk ketika anak di berikan kepercayaaan untuk

melakukan sesuatu hal yang mampu ia kerjakan sendiri, tanpa

harus memberi peraturan yang ketat. Namun diperlukan

pengawasan dan bimbingan yang konsisten dan konsekuen dari

orangtua. Selain itu, disiplin juga berpengaruh sekali dalam

membentuk anak menjadi mandiri, karena dengan disiplin yang

diterapkan oleh orangtua, secara tidak langsung anak menjadi

disiplin, namun disiplin tersebut harus konsisten dan konsekuen

serta tetap dalam bimbingan dan pengawasan orangtua.

Dalam penerapan kehidupan sehari-hari, misal dengan

memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan

kemampuan atau potensi yang dimilikinya, dalam hal ini orangtua

harus memberikan pujian (reward) kepada anak. Dengan cara ini

anak merasa disayangi dan merasa dibutuhkan dalam keluarga,

dalam situasi demikian anak merasa aman, dihargai, dan disayangi,

anak tidak merasa takut untuk menyatakan dirinya, pendapatnya,

maupun mendiskusikan kesulitan yang dihadapinya. Jika anak

melakukan kesalahan, orangtua tidak langsung memberikan

Page 39: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

28

hukuman pada anak, tetapi orangtua hendaknya memberi

kesempatan pada anak untuk mengemukakan mengapa melakukan

kesalahan, dan sebagai orangtua harus memberi pengertian,

pengarahan, bimbingan, kepada anak agar tidak melakukan

kesalahan untuk kedua kalinya.

Di samping memberi kesempatan pada remaja, pemberian

kepercayaan dan tanggung jawab pada remaja, juga sangat

membantu memperlancar kemandirian, misal: Remaja diberi

kepercayaan untuk menyelesaikan berbagai tugas dan cara

penyelesaiannya diserahkan sepenuhnya kepada remaja. Baik itu

tugas-tugas yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhannya

sehari-hari, tugas membantu pekerjaan orangtua di rumah, tugas

pengurusan rumah maupun tugas-tugas lainnya yang disesuaikan

dengan kemampuannya, dan pada remaja diberi tanggung jawab

terhadap tugasnya tersebut. Begitu juga pada remaja diajak

berperan serta menentukan pendapat dalam berbagai hal di dalam

lingkungan keluarga, pada remaja selalu dirangsang dan diberi

kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, memberi penilaian, dan

mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian

dapat berkembang dengan baik, jika diberi kesempatan untuk

berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus

dan dilakukan sejak dini.

Page 40: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

29

Seperti yang dikemukakan oleh Munif P. & Anwar.S

(1999:117), bahwa kemandirian seorang anak akan terbentuk, jika

diberi kesempatan dan latihan dalam lingkungan keluarga,

misalnya: membersihkan, menyimpan dan menata pakaian sendiri,

merawat kendaraan sendiri, membersihkan kamar sendiri.

Membantu pekerjaan bapak/ibu yang mungkin bisa dilakukan,

menentukan jenis sekolah yang dikehendakinya, dan menentukan

sendiri jenis pekerjaan yang hendak dipilihnya.

Dalam memberi kesempatan dan latihan kepada anak,

orangtua tidak terlalu campur tangan bila keadaan belum memaksa,

atau diperkirakan membahayakan keselamatan dan kesehatan. Di

samping itu pula orangtua juga harus menghindari sikap yang

terlalu menuntut kesempurnaan terhadap tugas dan pekerjaan yang

diberikan orangtua, karena sikap orangtua yang terlalu menuntut,

memerintah, menghukum, mengontrol, mengancam, membatasi,

mengomando, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk

mengadakan penilaian sendiri, mengambil keputusan sendiri, serta

mengembangkan sendiri norma-norma dalam dirinya, anak

menjadi tidak bertanggung jawab, kurang percaya diri pada

kemampuannya, hal ini akan berpengaruh pada kemandiriannya.

Jadi dalam hal ini, orangtua harus bersikap bijaksana baik dalam

pemberian tugas, pengambilan keputusan, memberi pilihan ataupun

hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan anak.

Page 41: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

30

2) Lingkungan Sekolah

Syamsu Yusuf (2004: 54-55), mengemukakan bahwa

sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan

latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu

mengembangkan potensinya.

Menurut Moh. Ali & Moh. Asrori (2004:119), bahwa

dalam lingkungan sekolah akan terkait dengan sistem pendidikan

sekolah, yang di dalamnya mencakup proses pendidikan. Proses

pendidikan yang menekankan pentingnya penghargaan terhadap

potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetensi

positif, dapat memperlancar perkembangan kemandirian remaja.

Upaya sekolah dalam memfasilitasi tugas-tugas

perkembangan siswa, akan berjalan dengan baik apabila di sekolah

tersebut telah tercipta iklim atau atmosfir yang sehat atau efektif,

baik menyangkut aspek profesionalisme guru dan para personilnya,

materi atau kurukulum, metode atau pendekatan dalam belajar, dan

sarana sekolah.

Dalam hal ini, guru dan personil lainnya sebagai komponen

yang paling utama karena secara tidak langsung guru dan personil

lainnya di sekolah sebagai teladan bagi siswanya, misal dalam

bertutur kata, berperilaku dan berpakaian, di samping itu pula guru

harus mampu mengembangkan proses pendidikan yang bersifat

Page 42: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

31

demokratis, karena di samping peranannya sebagai guru, juga

sebagai pemimpin yang demokratis, di mana ia harus berupaya

agar pelajaran yang diberikan dapat menarik minat remaja. Jadi

guru tidak hanya semata-mata mengajar, melainkan juga mendidik,

artinya, selain menyampaikan pelajaran sebagai upaya mentransfer

pengatahuan kepada peserta didik (siswa), juga harus membina

peserta didik (siswa) menjadi manusia dewasa yang bertanggung

jawab. Jadi dalam hal ini guru dikatakan komponen yang paling

utama, karena di dalamnya akan terkait dengan metode dan strategi

pembelajaran yang disampaikan serta materi yang diberikan,

sehingga dapat diterima oleh remaja sesuai tingkat

perkembangannya. Sehingga komponen yang ada di lingkungan

sekolah tersebut, sangatlah besar pengaruhnya dalam

memperlancar kemandirian remaja.

Dalam penerapannya, dapat dilakukan oleh guru misal :

dengan memberikan tugas-tugas sekolah, membahas tugas tersebut

baik secara individual maupun kelompok, lalu memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengemukakan hasil tersebut, serta

memberikan reward, pujian dari hasil yang telah siswa kerjakan.

Jadi dalam hal ini guru harus mampu mengembangkan

demokratisasi dalam kegiatan belajar.

Di samping komponen guru dan metode belajar, sarana

juga sangat penting dalam mambantu remaja mengembangkan

Page 43: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

32

kemandirian. Misal: tersedianya sarana pendidikan yang memadai

termasuk di dalamnya sarana ibadah, karena dengan sarana

pendidikan yang memadai akan terkait dengan kegiatan baik

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga dengan adanya

kegiatan yang ada di sekolah, yang ditunjang dengan sarana

kegiatan yang memadai, sangat membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan serta potensi yang dimiliki. Jadi

dalam hal ini remaja (siswa) diwajibkan memilih dan mengikuti

salah satu kegiatan yang ada di sekolah secara rutin dalam setiap

minggunya, sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan

kegiatan tersebut dapat melatih siswa bertanggung jawab, sehingga

dapat memperlancar perkembangan kemandiriannya.

Selain komponen tersebut di atas, materi dan kurikulum

yang ada di sekolah juga sangat membantu memperlancar

perkembangan kemandirian remaja (siswa). Misal : materi atau

kurikulum yang ditetapkan sekarang ini, lebih mengarah pada

sistem kurikulum berbasis kompetensi (KBK), sehingga remaja

(siswa) di samping mendapat teori, siswa juga dapat

mempraktekkannya secara langsung sesuai dengan teori yang

diperoleh. Dengan sistem KBK yang ada di sekolah, diharapkan

siswa mempunyai kompetensi sehingga dapat berkompetisi di luar

lingkungan sekolah, sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan

sesuai dengan apa yang ia peroleh dari bangku sekolah.

Page 44: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

33

3) Lingkungan Masyarakat

Syamsu Yusuf (2004:141), mengemukakan bahwa

lingkungan masyarakat di sini adalah situasi atau kondisi interaksi

sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh

terhadap perkembangan remaja.

Menurut Moh. Ali & Moh. Asrori (2004:119), bahwa

lingkungan masyarakat di sini terkait dengan sistem kehidupan di

masyarakat. Lingkungan masyarakat yang aman, menghargai

potensi remaja dalam berbagai bentuk kegiatan, akan merangsang

dan mendorong perkembangan kemandirian remaja.

Untuk dapat mengembangkan kemandirian di lingkungan

masyarakat, remaja harus melakukan interaksi dengan masyarakat,

di mana dalam masyarakat tersebut harus didukung oleh faktor

keteladanan dan kekonsistenan sistem nilai dan norma dalam

masyarakat tersebut. Dalam penerapan sehari-hari yaitu dengan

memberikan kesempatan atau peran serta remaja dalam lingkungan

masyarakat Misal: Mengikutsertakan remaja dalam pembentukan

wadah kegiatan, antara lain karang taruna, IPNU-IPPNU dll, serta

memberikan kesempatan pada remaja untuk ikut mengembangkan

kegiatan tersebut. Jadi dalam hal ini, kemandirian seseorang dapat

berkembang dengan baik, jika dalam lingkungan masyarakatpun

mendukung dalam segala kegiatan yang bersifat positif, artinya di

mana remaja memiliki potensi, di situlah potensi tersebut dapat

Page 45: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

34

dikembangkan dalam bentuk kegiatan yang bermanfaat di

lingkungan masyarakat, selama kegiatan tersebut tidak melanggar

aturan dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat.

4) Lingkungan Sosial-Ekonomi

Agoes Dariyo (2002:15), mengemukakan bahwa seorang

individu yang hidup dalam lingkungan keluarga yang

berkecukupan (yakni memiliki sosial-ekonomi menengah keatas),

serta orangtua memberi perhatian, kasih sayang (pola asuh) yang

baik, memberi biaya, fasilitas dan kesempatan luas anaknya untuk

berkembang secara baik, maka ia akan tumbuh berkembang

menjadi individu yang mampu mengaktualisasikan potensinya

dengan baik pula

Menurut Hasan Basri (2000:55), bahwa untuk mendukung

perkembangan anak menjadi mandiri, harus didukung oleh keadaan

sosial-ekonomi yang memadai. Namun keadaan sosial-ekonomi ini

harus didukung oleh pola pendidikan dan pembiasaan yang baik

dalam keluarga, meskipun keadaan sosial-ekonomi pas-pasan,

namun bila ditunjang oleh pola pendidikan, kebiasaan yang baik,

dan taraf keteladanan dari orangtua, maka akan menghasilkan

kemandirian yang baik.

Dari kedua pendapat di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa untuk mengembangkan kamandirian remaja, tidak hanya

terletak pada terpenuhinya segala kebutuhan materi saja (memiliki

Page 46: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

35

sosial ekonomi menengah keatas), tetapi harus didukung pula oleh

pola pendidikan dan pembiasaan yang baik dalam keluarga.

Pola pendidikan di sini terkait dengan bagaimana cara

orangtua dalam mendidik, mengarahkan anaknya dalam keluarga

(melatih anak untuk disiplin baik dalam mengatur diri sendiri,

maupun mengatur kebutuhan ekonomi anak, misal mengajarkan

anak hemat dalam mengatur keuangan), dengan pola pendidikan

tersebut, dapat membentuk kebiasaan yang baik pada anak. Misal:

Dalam mengatur keuangan, dalam hal ini orangtua harus melatih

anak di dalam pengaturan uang saku, berapa rupiah untuk jajan,

dan berapa rupiah untuk ditabungkan, jika hal ini terus ditanamkan

pada anak, kelak ia dewasa yang memungkinkan remaja harus jauh

dari orangtua, di mana ia harus mampu mengatur diri sendiri,

terutama mengatur kebutuhan ekonominya sendiri. Namun dengan

adanya pola pendidikan dan pembiasaan yang sudah terbentuk

sejak dini oleh orangtua, remaja mampu untuk mengatur dan

mengolah kebutuhan ekonominya (keuangan), meskipun uang

yang ia peroleh dari orangtua cukup/pas-pasan dan tidak sebanding

dengan temannya, namun ia dapat mengelolanya sehingga

kebutuhan hidupnya selalu tercukupi, bahkan bisa menyisihkan

sebagian dari uang tersebut.

Dari uraian di atas, secara singkat dapat disimpulkan bahwa

kemandirian anak akan terwujud, tergantung dari dua faktor, yaitu faktor

Page 47: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

36

internal dan faktor eksternal, karena faktor internal tersebut terkait dengan

sifat dasar yang dimiliki oleh keluarga terutama orangtua, pengalaman,

serta kematangan.

Di samping faktor internal, kemandirian anak juga terbentuk oleh

faktor eksternal, yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat, dan lingkungan sosial ekonomi. Namun dari

keempat lingkungan tersebut, lingkungan keluargalah yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, yaitu bagaimana

cara keluarga mendidik atau pola asuh orangtua terhadap anak tersebut.

Jadi kemandirian anak itu terwujud dengan apa yang ia lihat, ia rasakan,

dan ia lakukan sehari-hari dalam lingkungan keluarganya, jika

kemandirian anak sudah terbentuk dalam keluarga, dapat memudahkan

bagi anak dalam mengembangkan kemandiriannya baik di lingkungan

sekolah, masyarakat ataupun di lingkungan sosial ekonomi. Jadi dalam hal

ini lingkungan keluargapun tidak dapat terlepas dari lingkungan sekolah,

masyarakat dan lingkungan sosial ekonomi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka indikator dari

kemandirian individu adalah sebagai berikut :

a. Menunjukkan kemandirian di lingkungan keluarga, antara lain

mempunyai indikator :

(1) mampu mengerjakan tugas dan kewajiban di rumah secara rutin,

(2) mampu menggunakan fasilitas rumah secara teratur, (3) mampu

menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dalam keluarga, (4)

Page 48: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

37

mampu memberikan tanggapan terhadap musyawarah dalam keluarga,

(5) mampu menciptakan pola hidup sehat dalam keluarga, (6) mampu

dalam pengaturan tata ruang di rumah dalam keluarga.

b. Menunjukkan kemandirian di lingkungan sekolah, antara lain

mempunyai indikator :

1) mampu memanfaatkan sarana belajar di sekolah secara baik, (2)

mampu menentukan alternatif jurusan di sekolah secara rasional, (3)

mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, (4) mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif di kelas, (5) aktif di dalam

proses belajar di kelas, (6) aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah.

c. Menunjukkan kemandirian di lingkungan masyarakat, antara lain

mempunyai indikator :

1) mampu menentukan alternatif kegiatan yang diadakan di

lingkungan masyarakat, (2) mampu memanfaatkan dengan baik dan

positif sarana yang ada di lingkungan masyarakat, (3) mampu

menciptakan dan memelihara lingkungan masyarakat dengan baik, (4)

aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat.

Page 49: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

38

C. KONTRIBUSI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KEMANDIRIAN

1. Kontribusi Pola Asuh Otoriter Terhadap Kemandirian

Menurut Stewart dan Koch (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), bahwa

orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter cenderung mengekang keinginan

anak, bersikap kaku, suka menghukum, tidak mendorong dan memberi

kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian.

Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkaan bahwa pola asuh

otoriter memberi sedikit kontribusi terhadap kemandirian, karena pada pola

asuh otoriter ini anak tidak diberi kebebasan untuk berkembang sesuai dengan

kemampuan yang ia miliki. Maka dengan pola asuh otoriter ini cenderung

menjadi anak yang kurang mandiri. Namun dari segi positifnya, maka yang

dididik dalam pola asuh otoriter ini cenderung akan menjadi disiplin yakni

mentaati peraturan.

2. Kontribusi Pola Asuh Demokratis Terhadap Kemandirian

Menurut Stewart dan Koch (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), bahwa

pola ssuh demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orangtua

dan anak, memberikan tanggung jawab bagi anaknya terhadap segala sesuatu

yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa., bertidak secara objektif.

Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa, pola asuh

demokratis memberi banyak kontribusi terhadap kemandirian, karena orangtua

lebih banyak menunjukkan pengertian terhadap kebutuhan dan kemampuan

anak, menghargai pendapat dan lebih toleran. Sehingga dengan pola asuh

Page 50: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

39

demokratis ini anak bisa berkembanng seoptimal mungkin, maka dengan pola

asuh demokratis ini ada kecenderungan anak untuk menjadi anak yang

mandiri.

3. Kontribusi Pola Asuh Permissif Terhadap kemandirian

Menurut Stewart dan Koch (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), bahwa

pola asuh permissif cenderung memberikan kebebasan penuh tanpa kontrol

sama sekali, orangtua tidak memberikan aturan, sedikit sekali dituntut untuk

suatu tanggung jawab.

Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pola asuh

permissif sedikit sekali memberi kontribusi terhadap kemandirian, karena

orangtua lebih bersikap masa bodoh dengan segala kegiatan anak dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga dengan pola suh permissif ini anak menjadi

kurang bertanggung jawab, kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang

berlaku. Maka dengan pola asuh permissif ini cenderung menjadi anak yang

kurang mandiri, namun bila anak mampu menggunakan kebebasan tersebut

secara bertanggung jawab, maka anak menjadi seorang yang mandiri, kreatif

dan mampu mewujudkan aktualitasnya.

D. HIPOTESIS

Arikunto (2003:64), mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.

Page 51: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

40

Menurut Sumadi Suryabrata (2003:21), hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji

secara empiris. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2001:49), menyatakan

bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian.

Mendasarkan pada konsep teori seperti di atas, maka dalam penelitian

ini penulis mengajukan hipotesis “Ada kontribusi pola asuh orangtua terhadap

kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun

Pelajaran 2004/2005”.

Page 52: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Suharsimi Arikunto (2002:136), menyatakan bahwa metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

Sedangkan pengertian metode penelitian menurut Sutrisno Hadi (2000:4), adalah

usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,

usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

Dalam sebuah penelitian, hal yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti

adalah ketetapan penggunaan metode yang harus disesuaikan dengan masalah dan

tujuan penelitian yang ingin dicapai, sehingga penelitian dapat mengarah, berjalan

dengan baik dan sistematis.

Sehubungan dengan hal di atas, pada bab ini dibahas metode penelitian

yang tercakup di dalamnya jenis penelitian, populasi dan sampel serta teknik

sampling, variabel penelitian, devinisi operasional, metode dan alat pengumpul

data, validitas dan reliabilitas instrumen serta teknik analisis data. Tema-tema

tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Saifuddin Azwar (2001:6), mengelompokkan jenis-jenis penelitian ke

dalam (1) penelitian deskriptif, (2) penelitian perkembangan, (3) studi kasus

atau penelitian lapangan, (4) penelitian korelasional, (5) penelitian kausal-

komparatif, (6) penelitian eksperimen murni, dan (7) penelitian semi

eksperimental.

Page 53: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

42

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 31-32), terdapat dua jenis korelasi

yaitu: (a) korelasi sejajar atau hubungan timbal balik; di mana kedua variabel

tidak terdapat hubungan sebab akibat, tetapi dicari alasan mengapa

diperkirakan ada hubungannya, (b) korelasi sebab-akibat atau disebut

penelitian pengaruh; di mana dalam korelasi sebab-akibat terdapat hubungan

sebab-akibat di antara kedua variabel yang mempengaruhi maupun yang

dipengaruhi.

Mengacu pada masalah penelitian ini adalah “Seberapa besar

kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian siswa kelas II SMA

Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005”. Maka

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional. Penelitian korelasional yaitu suatu penelitian yang bertujuan

menyelidiki sejauhmana variasi satu variabel berkaitan dengan variasi pada

satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

Dipilih jenis penelitian korelasional dalam penelitian ini atas dasar

pertimbangan tujuan penelitian yaitu ingin mendapatkan informasi yang

akurat tentang berapa besarnya kontribusi pola asuh orangtua terhadap

kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun

Pelajaran 2004/2005.

Page 54: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

43

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002:108), menyatakan bahwa populasi

merupakan keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno

Hadi (2000:220), menyatakan bahwa populasi adalah seluruh penduduk

atau individu yang diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah individu

yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Jadi populasi adalah

semua individu dari sekumpulan objek yang jelas dan lengkap yang

hendak dikenai penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005, yang berjumlah 311 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Populasi Penelitian

Nomor Kelas Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

II.1

II.2

II.3

II.4

II.5

II.6

II.7

46 Siswa

45 Siswa

45 Siswa

44 Siswa

43 Siswa

44 Siswa

44 Siswa

Jumlah 311 Siswa

Page 55: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

44

b. Sampel

Sutrisno Hadi (2000:221), menyatakan sampel adalah sejumlah

individu yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (2002:109), sampel merupakan bagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti. Jadi sampel adalah sebagian atau sejumlah

individu yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi yang dapat menjadi

wakil populasi secara keseluruhan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:111), beberapa keuntungan

menggunakan penelitian sampel, antara lain:

1) Karena sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasinya, maka

kecepatannya tentu kurang.

2) Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang

terlewati.

3) Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti dana,

waktu dan tenaga).

4) Ada kalanya dengan penelitian populasi destruktif (merusak).

5) Ada bahaya dari orang yang mengumpulkan data karena subyeknya

banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah sehingga pencatatannya

bisa menjadi tidak teliti.

6) Ada kalanya memang dimungkinkan melakukan penelitian sampel.

Dari beberapa keuntungan di atas, peneliti menggunakan teknik

pengambilan sampling dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan

Page 56: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

45

penelitian sampel karena dengan menggunakan sampel akan lebih efisien

dalam arti dana, waktu dan tenaga.

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel penelitian adalah

siswa kelas II, dengan pertimbangan bahwa sampel kelas II merupakan

tingkatan kelas paling aman untuk diadakan penelitian dilihat dari segi

waktu. Peneliti tidak mengambil sampel kelas I dan kelas III dengan

alasan karena kelas I masih dalam taraf penyesuain diri, sehingga belum

banyak aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas I di

sekolah sehingga data yang diungkap kurang maksimal, sedangkan pada

kelas III karena adanya keterbatasan waktu.

2. Teknik Sampling

Ada beberapa teknik sampling yang lazim digunakan, yaitu: (a)

Simple random sampling atau sampel acak sederhana, (b) Stratified

sample atau sampel berstrata, (c) Area probability sample atau sampel

wilayah, (d) Proporsional sample atau sampel proporsi (imbangan), (e)

Purposive sample atau sampel bertujuan, (f) Quota sample atau sampel

kuota, dan (g) Cluster sample atau sampel kelompok.

Dalam penelitian ini, digunakan teknik simple ramdom sampling

atau sampel acak sederhana. Menurut Masri Singarimbun (1989: 155-156),

simple random sampling atau sampel acak sederhana adalah sebuah

sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau

satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel. Dengan alasan karena teknik ini dianggap lebih

Page 57: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

46

praktis dan lebih efisien dalam menetapkan populasi penelitian yang

hendak dijadikan sampel penelitian sesuai dengan prosedur melalui

tahapan-tahapan, dan semua anggota populasi mempunyai peluang yang

sama untuk menjadi anggota sampel.

Alasan peneliti menggunakan simple random sampling atau sampel

acak sederhana dengan pertimbangan bahwa variabel yang akan diteliti

keadaannya relatif sama (homogen), yaitu siswa sama-sama duduk di kelas

II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005. Siswa tersebut berada dalam kondisi usia yang relatif sama

yaitu antara usia 16-19 tahun.

Dalam penelitian ini, penerapan teknik sampling melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

a. Membuat daftar yang berisi semua subjek atau nama siswa dalam

populasi, yaitu sebanyak tujuh kelas (dari nomor 1 sampai dengan 78).

b. Menulis nama tersebut pada kertas-kertas kecil, kemudian digulung

dan dimasukkan dalam kotak kecil.

c. Kertas-kertas yang digulung diambil satu persatu sampai jumlah yang

diinginkan, yaitu sesuai dengan jumlah sampel dari setiap kelas.

Sampel yang baik adalah sampel yang representatif mewakili

populasi. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, peneliti

menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto

(2002:112), yaitu:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

Page 58: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

47

penelitian sampel. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10%-15% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya

dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya dana.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk

penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar,

hasilnya akan lebih baik.

Berpijak pada ketetapan di atas, maka sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 25% dari jumlah populasi yang berjumlah 78 siswa

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2

Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1

2

3

4

5

6

7

II.1

II.2

II.3

II.4

II.5

II.6

II.7

46 Siswa

45 Siswa

45 Siswa

44 Siswa

43 Siswa

44 Siswa

44 Siswa

25 % x 46 = 12 Siswa

25 % x 45 = 11 Siswa

25 % x 45 = 11 Siswa

25 % x 44 = 11 Siswa

25 % x 43 = 11 siswa

25 % x 44 = 11 Siswa

25 % x 44 = 11 Siswa

Jumlah 311 Siswa 78 Siswa

C. Variabel Penelitian

Sumadi Suryabrata (2003:25), menyatakan bahwa variabel penelitian

diartikan sebagai segala sesuatu yang akan diambil menjadi objek pengamatan

Page 59: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

48

penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor

yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti .

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96), variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel

dibedakan menjadi dua macam, yaitu variabel yang mempengaruhi disebut

variabel penyebab, variabel bebas, atau variabel independent. Dan variabel

akibat disebut variabel tergantung atau variabel terikat atau variabel

dependent.

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah pola asuh orangtua

dan kemandirian. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan

dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1

D. Devinisi Operasional Variabel

Devinisi operasional dari masing-masing variabel yang dilibatkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pola Asuh Orangtua merupakan gambaran sikap yang ditunjukkan

orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya, interaksi di sini termasuk

ekspresi sikap, termasuk di dalamnya cara-cara orangtua menerapkan

Pola asuh orangtua

Permisif

Demokratis Kemandirian

Otoriter

Variabel X Variabel Y

Page 60: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

49

aturan-aturan, hadiah, maupun hubungan, serta cara orangtua memberikan

perhatian dan tanggapan terhadap anaknya, sejak kecil sampai dewasa

untuk mencapai tujuan sesuai dengan norma-norma yang ada. Pola asuh

orangtua yang diterapkan dalam keluarga dikelompokkan menjadi tiga

jenis, antra lain:

1) Pola Asuh Otoriter, antara lain mempunyai indikator:

(a) Orangtua menerapkan peraturan yang ketat, (b) tidak adanya

kesempatan untuk mengemukakan pendapat, (c) segala peraturan yang

dibuat harus dipatuhi oleh anak. (d) berorientasi pada hukuman(fisik

maupun verbal), (e) orangtua jarang memberikan hadiah ataupun

pujian.

2) Pola Asuh Demokratis, antara lain mempunyai indikator:

(a) adanya kesempatan kepada anak untuk berpendapat, (b) hukuman

diberikan kepada perilaku salah, (c) memberi pujian dan atau hadiah

kepada perilaku yang benar, (d) orangtua membimbing dan

mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada anak, (e) orangtua

memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak tidak sesuai, (f)

orangtua mempunyai pandangan masa depan yang jelas terhadap anak.

3) Pola Asuh Permissif, antara lain mempunyai indikator:

(a) memberi kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari

orangtua, (b) anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski

anak berperilaku sosial baik, (c) anak tidak mendapatkan hukuman

meski anak melanggar peraturan, (d) orangtua kurang kontrol terhadap

Page 61: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

50

perilaku dan kegiatan anak sehari-hari, (e) orangtua hanya berperan

sebagai pemberi fasilitas.

b. Kemandirian adalah kemampuan yang ada pada seseorang untuk,

memikirkan, merasakan, dan melakukan sesuatu dalam membuat rencana,

memilih alternatif, membuat keputusan, bersaing, mengatasi masalah,

dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang dilakukannya, serta tidak bergantung pada orang lain.

Adapun indikator kemandirian individu disarikan sebagai berikut:

1) Menunjukkan kemandirian di lingkungan keluarga yang ditampilkan

dengan indikator: (a) mampu mengerjakan tugas dan kewajiban di

rumah secara rutin, (b) mampu menggunakan fasilitas di rumah secara

teratur, (c) mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul

dalam keluarga, (d) mampu memberikan tanggapan terhadap

musyawarah dalam keluarga, (e) mampu menciptakan pola hidup sehat

dalam keluarga, (f) mampu dalam pengaturan tata ruang di rumah

dalam keluarga.

2) Menunjukkan kemandirian di lingkungan sekolah yang ditampilkan

dengan indikator: (a) mampu memanfaatkan sarana belajar di sekolah

secara baik, (b) mampu menentukan alternatif jurusan di sekolah

secara rasional, (c) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru, (d) mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif di kelas,

(e) aktif dalam proses belajar di kelas, (f) aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah.

Page 62: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

51

3) Menunjukkan kemandirian di lingkungan masyarakat yang

ditampilkan dengan indikator: (a) mampu menentukan alternatif

kegiatan yang diadakan di lingkungan masyarakat, (b) mampu

memanfaatkan dengan baik dan positif sarana yang ada di lingkungan

masyarakat, (c) mampu menciptakan dan memelihara lingkungan

masyarakat dengan baik, (d) aktif dalam setiap kegiatan sosial di

masyarakat.

E. Metode dan Alat Pengumpul Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

untuk menghimpun data dari sejumlah populasi yang menjadi sampel

penelitian, yang bertujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti.

Mengingat masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

“Seberapa besar kontribusi pola asuh orangtua terhadap kemandirian siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005”. Maka kembali pada definisi awal tentang pengertian pola asuh

orangtua dan kemandirian. Pola asuh orangtua yaitu gambaran sikap yang

ditunjukkan orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya. Jadi dalam hal ini

bagaimana orangtua memberikan perlakuan atau bersikap kepada anak, dan

anak menerima perlakuan atau sikap dari orangtua tersebut, sehingga secara

langsung anak bisa merasakan dan mengetahui pola asuh orangtua yang

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kemandirian merupakan

kemampuan yang ada pada seseorang untuk memikirkan, merasakan, dan

Page 63: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

52

melakukan sesuatu. Dalam hal ini siswa sebagai subjek yang melakukan

segala kegiatan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, sehingga secara

langsung subjeklah yang mengetahui segala kegiatan serta mampu atau

tidaknya dalam melakukan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jadi

pola asuh orangtua dan kemandirian merupakan variabel yang keberadaannya

diketahui dan dirasakan oleh subjek dalam kehidupan sehari-hari baik oleh

orangtua maupun anak.

Atas pertimbangan di atas, maka peneliti menggunakan angket sebagai

metode pengumpulan data, sedangkan alat pengumpul datanya adalah angket

pola asuh orangtua dan angket kemandirian. Menurut Suharsimi Arikunto

(2002:128), angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang diketahui.

Sutrisno Hadi (1998:128), mengemukakan bahwa ada tiga prinsip

dasar menggunakan metode angket, yaitu:

1. Subyek adalah orang yang paling tahu akan dirinya sendiri.

2. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya.

3. Interpretasi subyek penelitian tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Suharsimi Arikunto (2002: 128-129), mengelompokkan jenis-jenis

angket sebagai berikut:

Page 64: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

53

1. Menurut cara mengambilnya, angket dibedakan menjadi:

a. Angket Terbuka, yaitu angket yang memberikan kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket Tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

2. Menurut jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi:

a. Angket Langsung, yaitu angket di mana responden menjawab tentang

dirinya sendiri.

b. Angket Tidak Langsung, yaitu angket di mana responden menjawab

tentang orang lain.

3. Menurut bentuknya, angket dibedakan menjadi:

a. Angket Pilihan Ganda, yaitu dimana angket yang sudah menyediakan

pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

tersedia. Angket pilihan ganda sama dengan angket tertutup.

b. Angket Isian, yaitu angket yang memberikan kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Angket ini

sama dengan angket terbuka.

c. Check List, yaitu sebuah daftar isi di mana responden tinggal

membubuhkan tanda cek (v) pada kolom yang sesuai.

d. Rating Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti

oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai dari

sangat sesuai sampai ke sangat tidak sesuai.

Page 65: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

54

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis angket tertutup,

langsung, dan Rating Scale, alasan peneliti menggunakan ketiga jenis

angket tersebut antara lain:

1) Jenis angket tertutup; (a) pertanyaan dan pernyataan telah dirumuskan

secara terperinci sesuai dengan teori yang sudah mapan, sehingga

terhindar dari kemungkinan rancu atau bias, (b) bentuk jawaban dalam

pertanyaan dan pernyataan berupa jawaban terstruktur, sehingga

memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan ataupun

pernyataan, (c) lebih efisien dalam arti waktu, karena responden

tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan, sehingga tidak

menyita banyak waktu.

2) Jenis angket langsung; memudahkan bagi respnden dalam menjawab

tentang keadaan dirinya sendiri, karena respondenlah yang paling

mengetahui keadaan dirinya secara langsung, sehingga kemungkinan

jawaban tidak direkayasa.

3) Jenis Rating Scale; lebih praktis, dan untuk perhitungan nilai skala

kategori jawaban lebih mudah.

Di samping adanya kemudahan pada jenis angket tertutup,

langsung, dan Rating Scale, ketiga jenis angket ini juga memiliki

kelemahan, antara lain:

1) Jenis angket tertutup; kemungkinan pertanyaan dan pernyataan dalam

angket tertutup hanya terbatas pada apa yang hendak diungkap oleh

Page 66: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

55

peneliti, sehingga pilihan jawaban yang ada dalam pertanyaan dan

pernyataan kadang kurang sesuai dengan keadaan diri responden.

2) Jenis angket langsung; (a) adanya manipulasi jawaban dari responden,

dikarenakan responden tidak ingin terkesan buruk atau tidak baik

tentang keadaan diri responden yang sebenarnya, (b) kemungkinan

keadaan fisik dan psikis responden kurang baik, sehingga akan

berdampak pula pada jawaban yang diberikan responden, sehingga

data yang hendak diungkap oleh peneliti kurang maksimal.

3) Jenis Rating Scale; adanya pilihan jawaban belum memutuskan yang

berati ganda (multi interpretable), hal ini bisa berati subyek belum

memutuskan memberi jawaban, bisa pula subyek adalah orang yang

netral terhadap pertanyaan dan pernyataan yang dikemukakan.

Mengingat adanya kelemahan pada jenis angket tertutup, langsung

dan Rating Scale, maka dipandang perlu dilakukannya usaha untuk

menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan di atas, dengan cara:

1) Jenis angket tertutup; peneliti berusaha semaksimal mungkin membuat

pertanyaan ataupun pernyataan yang disesuaikan dengan batasan teori

yang sudah mapan.

2) Jenis angket langsung; peneliti berusaha menyusun format angket

secara jelas yang di dalamnya mencakup identitas, kata pengantar, dan

petunjuk pengisian, di samping itu pula peneliti mengadakan rapport

kepada responden sebelum menyebarkan angket.

Page 67: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

56

3) Jenis Rating Scale; dengan menyederhanakan jumlah pilihan jawaban

dengan cara menghilangkan pilihan jawaban yang cenderung

mengarah pada pilihan jawaban netral.

Metode angket sebagai alat ukur memiliki kelebihan dan kelemahan,

yakni:

1. Kelebihan dari angket antara lain :

a. Mempermudah penulis dalam mencari atau mengumpulkan data.

b. Menghemat waktu, karena dapat diberikan secara bersamaan kepada

sejumlah responden yang cukup besar.

c. Data yang diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki oleh penulis.

d. Responden tidak perlu pusing-pusing memikirkan jawaban, karena

sudah disediakan pilihan jawaban.

e. Penulis tidak perlu hadir sendiri dihadapan responden.

f. Dapat dijawab oleh responden dengan kecepatan masing-masing, dan

menurut waktu senggang responden.

g. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-

malu menjawab.

h. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

2. Sedangkan kelemahan angket antara lain :

a. Ada kemungkinan terdapat unsur-unsur yang tidak dapat diungkap

dalam angket.

b. Besar kemungkinan bahwa jawaban angket banyak dipengaruhi oleh

keinginan pribadi responden.

Page 68: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

57

c. Sangat tergantung kepada responden yang bersedia untuk menjawab

saja.

d. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati dan tidak terjawab.

e. Seringkali angket tidak kembali, terutama jika di kirim lewat pos.

f. Waktu pengambilannya tidak bersamaan atau sering terlambat.

Mengingat adanya kelemahan pada angket, maka dipandang perlu

dilakukannya usaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan

angket di atas, dengan cara:

1. Memberi petunjuk dengan singkat dan lengkap untuk menjelskan segala

sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket agar responden dapat

memberi jawaban secara tepat.

2. Membina rapport dengan responden sebelum menyebarkan angket

sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa adanya perasaan

terpaksa.

3. Karena pertanyaan angket bersifat terbatas, maka apabila terdapat hal-hal

yang kurang jelas, peneliti membrikan penjelasan.

Untuk menghindari agar angket ini tidak mengukur sesuatu yang tidak

semestimya, maka angket ini dikembangkan berdasarkan teori-teori yang

sudah mapan, selanjutnya dijabarkan dalam kisi-kisi.

Penyusunan kisi-kisi angket pola asuh orangtua dan angket

kemandirian dimaksudkan memberikan gambaran yang jelas antara indikator

dengan sasaran penelitian, selain itu akan mempermudah dalam penyusunan

Page 69: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

58

dan penetapan jumlah item angket pola asuh orangtua dan angket

kemandirian. Adapun kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian dapat

dilihat pada lampiran.

Dalam penelitian ini, penyusunan angket dilakukan melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

pola asuh orangtua terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1

Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005.

2. Menetapkan konsep dasar

Konsep dasar menyusun angket ini adalah pengertian pola asuh orangtua,

jenis pola asuh orangtua dan pengertian kemandirian.

3. Menentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari pola asuh orangtua dan

kemandirian.

4. Menentukan indikator pola asuh orangtua dan kemandirian.

5. Menyusun kisi-kisi instrumen (lihat pada lampiran1 dan 2).

6. Menyusun butir-butir item angket (lihat pada lampiran 3).

7. Menentukan skor.

Penyusunan angket tentang pola asuh orangtua dan angket

kemandirian dalam penelitian ini menggunakan pola yang dikembangkan oleh

Likert yang biasa dikenal dengan “Skala Likert”. Sesuai dengan skala ini,

pernyataan-pernyataan yang disajikan memperlihatkan arah positif dan arah

negatif, dan mempunyai lima tingkat jawaban mengenai kesesuaian responden

Page 70: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

59

terjahadap isi pernyataan, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-Ragu

(RR), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Pada angket ini telah dilakukan penyederhanaan jumlah pilihan

menjadi empat buah. Alasan penyederhanaan jawaban ini adalah karena lima

tingkat jawaban yang ada pada skala likert mempunyai kelemahan, yaitu

adanya pilihan jawaban belum memutuskan yang berarti ganda (multi

interpretable). Pilihan jawaban ini bisa berarti subyek belum memutuskan

memberi jawaban, bisa pula berati subyek adalah orang yang netral terhadap

pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban atau bahkan ragu-

ragu, dengan demikian pilihan jawaban di tengah, akan banyak

menghilangkan data penelitian, Jadi dalam penelitian ini guna menghindari

responden yang pasif dan cenderung memilih posisi aman tanpa memberi

jawaban yang pasti, maka pilihan jawaban ragu-raru (R) tidak dijadikan salah

satu bagian pilihan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam pengisian angket ini

responden diminta untuk memilih jawaban satu dari empat pilihan yang

tersedia, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS). Adapun cara penyekoran masing-masing kategori

jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Cara Penyekoran Butir Item

No Kategori Jawaban

Positif

Skor No Kategori Jawaban

Negatif

Skor

1

2

3

4

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

4

3

2

1

1

2

3

4

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1

2

3

4

Page 71: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

60

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Suatu penelitian akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya,

sebagian tergantung pada alat pengumpul data yang digunakan. Alat

pengumpul data tersebut dikatakan baik apabila memenuhi syarat tertentu,

diantaranya adalah validitas dan reliabilitas. Dengan demikian validitas dan

reliabilitas menjadi tolak ukur kualitas alat pengumpul data.

1. Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 144-145), validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut

mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran variabel yang dimaksud.

Ada beberapa jenis validitas yang dikenal dalam persoalan alat

ukur, salah satu diantaranya validitas muka/tampak, validitas isi, validitas

konstruk.

Adapun jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas konstruk, karena item-item dalam penelitian ini dijabarkan

berdasarkan bangunan teori yang telah ada. Menurut Saifuddin Azwar

(2000:48), validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan

sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstruk teoritis yang hendak

diujinya. Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus

berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang

Page 72: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

61

diukur. Validitas konstruk mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil

pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan

konstruksi teoritis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut.

Untuk menguji validitas instrumen, peneliti melakukan uji coba

atau try out instrumen pada sasaran penelitian. Apabila data yang didapat

dan diuji coba ini sudah sesuai dengan seharusnya, maka berarti

instrumennya sudah baik, sudah valid. Dikatakan instrumen sudah baik,

sudah valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan, dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk

mengetahui ketepatan data ini, diperlukan teknik uji validitas.

Menurut Suharsimi Arikuknto (2002:145), ada dua macam

validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu: validitas eksternal, dan

validitas internal.

Uji validitas dalam penelitian ini adalah validitas internal, menurut

Suharsimi Arikunto (1998:154), instrumen dikatakan memiliki validitas

internal apabila setiap bagian instrumen mendukung “misi” instrumen

secara keseluruhan, yaitu mengungkap data variabel yang dimaksud.

Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

statistik parametrik rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

( )( )

( ){ } ( ){ }2222xy

YY.NXX.N

YXXY.Nr

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

xyr = koefisien korelasi

Page 73: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

62

X∑ = jumlah skor masing-masing item

Y∑ = jumlah skor item

2X∑ = jumlah kuadrat skor tiap item

2Y∑ = jumlah kuadrat skor total

XY∑ = jumlah perkalian antara skor total dan skor item

N = jumlah subyek

Untuk menguji instrumen, maka digunakan taraf signifikansi 5%

apabila xyr yang didapat lebih besar dari r- tabel berarti signifikan atau

dapat dikatakan bahwa instrumen yang bersangkutan valid.

(Suharsimi Arikunto, 2002:146)

2. Reliabilitas

Setelah harus valid, instrumen juga harus dapat memenuhi standar

reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:154), Reliabilitas

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data kerena instrumen

tersebut sudah baik. Dalam hal ini suatu alat ukur disebut mempunyai

reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat itu menetap atau stabil,

dapat diandalkan dan dapat diramalkan.

Dalam penelitian ini, uji coba atau try out instrumen yang peneliti

lakukan, di samping untuk menguji validitas instrumen, juga untuk

menguji reliabilitas instrumen. Apabila data yang diperoleh dari uji coba

ini sudah sesuai dengan seharusnya, maka berarti instrumen tersebut sudah

baik, sudah reliabel. Dikatakan instrumen sudah baik, sudah reliabel jika

mampu mengungkap data yang dapat dipercaya, sehingga dapat

Page 74: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

63

diandalkan. Jadi yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan

semata-mata instrumennya, untuk mengetahui kehandalan data ini,

diperlukan teknik uji reliabilitas.

Menurut Suharsimi Arikkunto (2002:155), ada dua jenis reliabilitas

sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu: Reliabilitas eksternal, dan

reliabilitas internal

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan reliabililtas internal, karena perhitungannya dilakukan

berdasarkan data dari instrumen tersebut, yaitu dengan menggunakan

rumus Alpha. Peneliti menggunakan rumus alpha karena instrumen

berbentuk (rating scale) yang dalam pengukurannya bukan 1 dan 0 tetapi

skornya antara 1 sampai dengan 4. Adapun rumusnya sebagai berikut:

σ

σ∑−

−κ

κ=

2

2

11t.

b1

1r

Keterangan:

11r = reliabilitas instrumen

κ = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2bσ∑ = Jumlah varians butir

2t.σ = varians total

Hasil r-hitung kemudian dikonsultasikan dengan r-tabel pada taraf

signifikansi 5%. “Jika r hitung > r tabel, instrumen dikatakan reliabel dan

jika r hitung < r tabel instrumen dikatakan tidak valid.

(Suharsimi Arikunto, 2002:171)

Page 75: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

64

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis adalah metode yang digunakan untuk mengelola data

yang diperoleh guna mendapatkan kesimpulan. Analisis data yang digunakan

untuk menjawab peremasalahan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian

ini, maka data dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan

metode statistik.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

Analisis Regresi Ganda. Sehubungan dengan variabel X dalam penelitian ini,

yaitu terdiri dari tiga prediktor, maka teknik analisis regresinya menggunakan

teknik analisis regresi ganda dengan tiga prediktor. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis regresi ganda dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, digunakan analisis

regresi berganda dengan tiga prediktor dengan menggunakan persamaan

regresi ganda. Untuk mencari persamaan regresi ganda digunakan rumus :

KXaXaXaY 332211 +++=

Keterangan:

Y = kriterium

K = Bilangan konstan

a. = koefisien regresi

X1 = variabel pola asuh otoriter

X2 = variabel pola asuh demokratis

X3 = variabel pola asuh permissif

Page 76: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

65

2. Mencari Koefisien Korelasi antara Kriterium Y dengan Prediktor X1, X2,

dan Prediktor X3, digunakan rumus sebagai berikut :

( ) 2

3322113,2,1y

y

yxayxayxaR

∑+∑+∑=

Keterangan :

Ry(1,2,3) = Koefisien Korelasi antara Y dengan X1 , X2 , dan X3

a1 = Koefisien Prediktor X1

a2 = Koefisien Prediktor X2

a3 = Koefisien Prediktor X3

YX1∑ = Jumlah produk antara X1 dengan Y

YX2∑ = Jumlah produk antara X2 dengan Y

YX3∑ = Jumlah produk antara X3 dengan Y

2Y∑ = Jumlah kuadrat kriterium

Untuk menjawab pertanyaan, apakah harga Ry(1,2,3) Signifikan atau

tidak, dilakukan analisis variansi garis regresi untuk mengetahui harga F

garis regresi yang kemudian dikonfirmasikan dengan F-tabel.

(Sutrisno Hadi, 2000:33)

Rumus F yang digunakan adalah:

( )

)R1(m

1mNRF

2

2

reg−

−−=

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi

N = cacah kasus

m = cacah prediktor

Page 77: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

66

R = koefisien korelasi antara kriterium dan prediktor-

prediktornya.

(Sutrisno Hadi, 2000:39)

Derajat kebebasan atau db untuk menguji harga F adalah m lawan N-m-1

Tabel 4.

RANGKUMAN ANALISIS REGRESI

Sumber

Variasi

db JK RK

Regresi (reg)

Residu (res)

m

N-m-1

N

)Y(YKYXaYXaYXa

2

332211

∑−∑+∑+∑+∑

YKYXaYXaYXaY 332211

2 ∑−∑−∑−∑−∑

reg

reg

db

JK

res

res

db

JK

Total (T) N-1

N

)Y(Y

22 ∑

−∑

(Sutrisno Hadi, 2000:30)

3. Mencari besarnya Sumbangan Efektif dari Prediktor terhadap Kriterium

dengan rumus :

Sumbangan Relatif dalam persen, SR%, tiap Prediktor digunakan rumus:

Prediktor X1 = %100xJK

YXa

reg

11∑

Prediktor X2 = %100xJK

YXa

reg

22 ∑

Prediktor X3 = %100xJK

YXa

reg

33 ∑

Page 78: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

67

Sedangkan Sumbangan Efektif dalam persen, SE%, masing-masing

Prediktor digunakan rumus :

SE % X1 = %100xX%.SR 1

SE % X2 = %100xX%.SR 2

SE % X3 = %100xX%.SR 3

(Sutrisno Hadi, 2000: 42-45)

Page 79: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

analisis data beserta pembahasannya. Sebelum itu, disajikan lebih dahulu

persiapan penelitian, hasil uji coba instrumen.

A. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengurus ijin

penelitian (copy surat ijin penelitian terlampir). Berdasarkan surat ijin dari

dekan FIP UNNES, kemudian peneliti menghadap ke kepala SMA Negeri 1

Balapulang, untuk selanjutnya setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah,

kemudian peneliti melakukan penelitian.

Untuk memperoleh data tentang “pola asuh orangtua” dan

“kemandirian” di SMA Negeri 1 Balapulang, digunakan “angket” sebagai

pengumpul data yaitu angket pola asuh oranngtua dan angket kemandirian.

Sebelum angket digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk

mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan pada siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang dengan jumlah 42 siswa di luar anggota

sampel (hasil uji coba terlampir)

1. Populasi dan Sampling

Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah semua siswa

kelas II, sampelnya adalah sebagian dari siswa kelas II, sedangkan teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana

dengan sistem undian. Banyaknya jumlah sampel yang diambil dalam

68

Page 80: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

69

penelitian ini berpijak pada ketentuan pengambilan sampel menurut

Suharsimi Arikunto yaitu jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua, dan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-

15% atau lebih. Karena jumlah populasi sebanyak 311 siswa, maka

banyaknya jumlah sampel adalah 25% dari jumlah populasi yaitu 78 siswa.

2. Hasil Ujicoba Instrumen

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket pola

asuh orangtua dan kemandirian. Sebelum kedua instrumen digunakan

untuk mengambil data, terlebih dahulu dilakukan uji coba di lapangan

untuk menguji kelayakan instrumen tersebut sebagai alat pengumpul data

melalui uji validitas dan reliabilitas.

Angket pola asuh orangtua yang terdiri dari 80 item, setelah

diujicobakan kepada 42 siswa dan dianalisis menggunakan rumus korelasi

product moment diperoleh 12 item yang tidak valid, yaitu item nomor 4, 7,

8, 22, 30, 39, 41, 44, 56, 66, 71, dan 76. Kedua belas item tersebut

mempunyai koefisien korelasi dengan skor totalnya lebih kecil dari rtabel =

0,304 untuk α = 5% dengan n = 42. Untuk keperluan penelitian digunakan

70 item sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap 2 item yang tidak

valid yaitu nomor 8 dan 35 agar layak digunakan untuk alat pengumpul

data. Dari angket yang semula sebanyak 80 item, ternyata diperoleh 8 item

yang tidak valid yaitu nomor 6. 11, 24, 26, 40, 46, 62, dan 70 karena

mempunyai koefisien korelasi dengan skor totalnya yang lebih kecil dari

Page 81: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

70

rtabel = 0,304 untuk α = 5% dengan n = 42. Untuk keperluan penelitian

digunakan 70 item sehingga perlu dilakukan pembuangan 2 item yang

sudah valid yaitu nomor 73 dan 77.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, pada

angket pola asuh orangtua diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.910 dan

pada angket kemandirian diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,921.

Pada taraf kesalahan 5% dengan n = 42 diperoleh nilai rtabel sebesar 0.304.

Karena kedua koefisien relibilitas yang diperoleh dari hasil pengujian ini

lebih besar dari nilai rtabel maka dapat dinyatakan bahwa kedua instrumen

tersebut reliabel.

Berdasarkan kedua analisis tersebut, maka penelitian ini

menggunakan 70 item angket pola asuh orangtua dan 70 item angket

kemandirian siswa.

B. Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan jadwal yang telah disepakati bersama antara peneliti dan

guru pembimbing, selanjutnya dilaksanakan pengambilan data dengan

memberikan angket pola asuh orangtua dan angket kemandirian kepada siswa,

yaitu pada tanggal 7-17 Juni 2005.

C. Prosedur Pengumpulan Data

1. Penyebaran angket dilakukan oleh peneliti sendiri, dalam penyebaran

angket tersebut peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penyebaran

angket, serta menjelaskan kepada responden bagaimana cara pengisian

Page 82: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

71

angket. Penyebaran angket penelitian dilaksanakan 2 hari, yaitu pada tangal

16 dan 17 Juni 2005.

2. Setelah angket terkumpul, peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa

dan selanjutnya peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban

yang diisi oleh responden.

3. Mentabulasi data berdasarkan jumlah item.

4. Menentukan nilai pola asuh orangtua dan kemandirian.

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pola Asuh Orangtua

Data pola asuh orangtua diambil dari instrumen angket pola asuh

orangtua yang terdiri dari butir-butir yang mengungkap pola asuh

demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh permissif. Selanjutnya hasil

penghitungan skor tersebut dianalisis dengan rumus deskriptif persentase.

Kecenderungan pola asuh yang digunakan seseorang dapat diketahui

dari rata-rata masing-masing pola asuh. Apabila seseorang mempunyai

persentase yang paling tinggi pada pola asuh demokratis, maka dapat

diambil simpulan bahwa orang tersebut mempunyai kecenderungan

menggunakan pola asuh demokratis. Begitu juga dengan pola asuh otoriter

dan permissif ditentukan dengan cara yang sama.

Berikut ini disajikan tabel kriteria pola asuh orangtua siswa kelas II

SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005,

Page 83: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

72

diukur menggunakan angket dengan 22 item untuk pola asuh otorititer, 27

item untuk pola asuh demokratis dan 21 item untuk pola asuh permissif.

Karena skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 sehingga kriteria tentang ketiga

jenis tersebut dapat disusun seperti pada tabel berikut:

Tabel 5. Tabel Kriteria Pola Asuh Otoriter

Pola Asuh Otoriter Kriteria

Interval skor Interval Persentase

71,6 – 88,0

55,1 – 71,5

38,6 – 55,0

22,0 – 38,5

81.26% - 100.00%

61.51% - 81.25%

43.76% - 61.50%

25.00% - 43.75%

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Kurang baik

Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 6. Tabel Kriteria Pola Asuh Demoktratis

Pola Asuh Demokratis Kriteria

Interval skor Interval Persentase

87,9 – 108,0

67,6 – 87,8

47,4 – 67,5

27,5 – 47,3

81.26% - 100.00%

61.51% - 81.25%

43.76% - 61.50%

25.00% - 43.75%

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Kurang baik

Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 7. Tabel Kriteria Pola Asuh Permissif

Pola Asuh Permissif Kriteria

Interval skor Interval Persentase

68,4 - 84,0

52,6 – 68,3

36,9 – 52,5

21,0 - 36,8

81.26% - 100.00%

61.51% - 81.25%

43.76% - 61.50%

25.00% - 43.75%

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Kurang baik

Sumber : Data Hasil Penelitian

Page 84: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

73

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pola asuh

orangtua siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2004/2005 memiliki kecenderungan mangasuh anaknya dengan

pola asuh demokratis karena pada pertanyaan tentang pola asuh ini

memperoleh persentase tertinggi yaitu 74,62% dengan kriteria baik,

selanjutnya kecenderungan pola asuh yang digunakan oleh orang siswa kelas

II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005

adalah pola asuh otoriter dengan persentase 59,80% dan masuk dalam

kategori cukup baik. Yang terakhir, jenis pola asuh yang diterapkan oleh

orangtua siswa kelas II di II SMA Negeri 1 Balapulang yaitu pola asuh

permissif dengan persentase 57,74% dan masuk dalam kategori cukup baik

pula. Ringkasa dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Persentase dan Kriteria Pola asuh Orangtua

Pola asuh orangtua Rata-rata

Skor

Persentase Kriteria

Otoriter

Demokratis

Permissif

52,6

80,6

48,5

59,80%

74,62%

57,74%

Cukup baik

Baik

Cukup baik

Sumber : Data Hasil Penelitian

Lebih jelasnya data tentang kecenderungan pola asuh yang digunakan

oleh orangtua tersebut dapat disajikan dalam distribusi frekuensi bergolong

berikut ini :

Page 85: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

74

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua

No Kriteria Otoriter Demokratis Permissif

F % F % F %

1.

2.

3.

4.

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

0

31

46

1

0.00

39.75

58.97

1.28

16

56

6

0

20.52

71.79

7.69

0.00

1

21

54

2

1.28

26.92

69.23

2.55

Jumlah 78 100 78 100 78 100

Sumber : Data hasil penelitian

Berdasarkan tabel 9 tersebut, terlihat bahwa orangtua siswa

menerapkan pola asuh otoriter dengan cukup baik dan baik (58,97% dan

39,75%), sedangkan selebihnya yaitu dalam kategori kurang baik (1,28%).

Ditinjau dari pola asuh demokratis menunjukkan bahwa sebagian besar

orangtua siswa memiliki pola asuh demokratis yang baik (71,79%),

sedangkan selebihnya yaitu 20,52% memiliki pola asuh demokratis sangat

baik dan 7,69% cukup baik. Ditinjau dari pola asuh permissif menunjukkan

bahwa sebagian besar orangtua siswa memiliki pola asuh permissif cukup

baik (69,23%) selebihnya yaitu memiliki pola asuh permissif baik (26,92%),

kurang baik (2,55%) dan sangat baik (1,28%).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua

siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun pelajaran

2004/2005 lebih cenderung menggunakan pola asuh demokratis, yang

berarti orangtua lebih mengutamakan bermusyawarah dalam keluarga,

memberikan kebebasan penuh yang bertanggung jawab pada anaknya,

memberikan hadiah dan hukuman yang disertai penjelasan serta lebih suka

menghargai pendapat anak. Kecenderungan pola asuh berikutnya yang

Page 86: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

75

digunakan oleh para orangtua adalah pola asuh otoriter dan permissif. Hal

ini berarti bahwa ada beberapa orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter

yang cenderung memaksakan kehendak orangtua kepada anak, menerapkan

peraturan yang terlalu kaku, memberikan hukuman tanpa alasan dan kurang

menghargai pendapat anak. Sedangkan orangtua orangtua yang lebih

cenderung menggunakan pola asuh permissif mereka cenderung

membiarkan anak bertindak tanpa memonitor, kurang memberikan

bimbingan terhadap tingkah laku anak, serta kurang memberikan hadiah dan

hukuman kepada anak.

2. Hasil Deskriptif Kemandirian Siswa

Tingkat kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang

Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 diukur menggunakan angket

dengan 70 item dan skor tertinggi 4 sehingga kriteria tentang kemandirian

siswa tersebut dapat disusun seperti pada tabel berikut.

Tabel 10. Tabel Kriteria Kemandirian Siswa

Kemandirian Siswa Kriteria

Interval skor Interval Persentase

227.6 – 280.0

175.1 – 227.5

122.6 – 175.0

70.0 – 122.5

81.26% - 100.00%

61.51% - 81.25%

43.76% - 61.50%

25.00% - 43.75%

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Kurang baik

Sumber : Data Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada lampiran menunjukkan bahwa rata-rata skor

kemandirian siswa adalah 206,3 dengan persentase 73,70% dan termasuk

kategori baik karena berada pada rentang persentase antara 61,51%-

81,25%. Ditinjau dari kemandirian masing-masing siswa berdasarkan hasil

Page 87: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

76

analisis deskriptif persentase pada lampiran diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemandirian Masing-masing Siswa

No Kemandirian Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

8

63

7

0

10.26%

80.77%

8.97%

0.00%

Jumlah 78 100

Sumber : Data hasil penelitian

Berdasarkan tabel 11 di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa

memiliki kemandirian yang baik (80,77%), selebihnya yaitu 10,26%

memiliki kemandirian yang sangat baik, dan 8,97% cukup baik.

Secara lebih rinci, hasil analisis deskriptif tentang kemandirian siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005 ditinjau dari tiap-tiap aspek kemandirian yang terdiri dari aspek

berpikir, aspek merasakan dan aspek melakukan diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kemandirian Siswa pada Aspek

Kemampuan Berpikir

No Kemandirian Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

12

59

7

0

15.38%

75.65%

8.97%

0.00%

Jumlah 78 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

Page 88: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

77

Berdasarkan tabel 12 tersebut menunjukkan kemandirian siswa pada

aspek kemampuan berpikir sebagian besar termasuk kategori baik

(75,65%), selebihnya yaitu 15,38% termasuk kategori sangat baik dan

8,97% termasuk kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005 telah mampu mengerjakan tugas dan kewajibannya di sekolah,

mampu menggunakan fasilitas di rumah dengan teratur, mampu

menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam dirinya, mampu

memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik, mampu menentukan

alternatif jurusan di sekolah secara rasional, mampu menyelesaikan tugas

yang diberikan guru dengan baik, mampu menentukan alternatif kegiatan

yang diadakan di lingkungan masyarakat dengan baik, dan mampu

memanfaatkan sarana yang ada di lingkungan masyarakat dengan baik

pula.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kemandirian Siswa pada Aspek

Kemampuan Merasakan

No Kemandirian Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

10

62

6

0

12.82%

79.49%

7.69%

0.00%

Jumlah 78 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

Page 89: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

78

Berdasarkan tabel 13 tersebut, menunjukkan kemandirian siswa pada

aspek kemampuan merasakan sebagian besar termasuk kategori baik

(79,49%), selebihnya yaitu 12,82% termasuk kategori sangat baik dan

7,69% termasuk kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005 telah mampu memberikan tanggapan dalam musyawarah

keluarga, mampu menciptakan pola hidup sehat dalam keluarga, mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif di kelas, aktif dalam proses

belajar di kelas, dan mampu menciptakan serta memelihara lingkungan

masyarakat secara baik.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kemandirian Siswa pada Aspek

Kemampuan Melakukan

No Kemandirian Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

13

59

6

0

16.67%

75.65%

7.69%

0.00%

Jumlah 78 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 14 tersebut, menunjukkan kemandirian siswa pada

aspek kemampuan melakukan sebagian besar termasuk kategori baik

(75,65%), selebihnya yaitu 16,67% termasuk kategori sangat baik dan

7,69% termasuk kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa para

siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005 telah mampu mengatur tata ruang di rumah secara baik, aktif

Page 90: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

79

dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan aktif dalam kegiatan sosial

di masyarakat.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi pola asuh orangtua

terhadap kemandirian siswa digunakan analisis regresi ganda. Hasil analisis

pada lampiran diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6163. Koefisien

korelasi tersebut diuji keberartian dengan menggunakan analisis varians

(uji F). Berdasarkan analisis varians diperoleh harga Fhitung (15,108) > Ftabel

(2,71) pada taraf signifikansi 5% dengan dk (3:74), Dengan demikian Ho

yang menyatakan ρ = 0 atau tidak ada kontribusi pola asuh orangtua

terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten

Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 ditolak. Bentuk kontribusi tersebut dapat

digambarkan melalui model regresi antara pola asuh orangtua terhadap

kemandirian yang diperoleh yaitu Y = 35,643 + 0,680X1 + 1,065X2 +

1,012X3. Dalam analisis korelasi tersebut diperoleh pula index determinasi

sebesar 0,3798. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa kontribusi pola asuh

orangtua terhadap kemandirian siswa sebesar 37,98% sedangkan 62,02%

dari kemandirian siswa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji

dalam penelitian ini.

Besarnya kontribusi masing-masing jenis pola asuh orangtua

terhadap kemandirian siswa dapat dilihat dari sumbangan efektif masing-

masing variabel terikat dengan variabel bebas. Berdasarkan hasil analisis

Page 91: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

80

pada lampiran diketahui bahwa sumbangan pola asuh otoriter terhadap

kemandirian siswa yaitu 8,83%, untuk pola asuh demokratis memberikan

sumbangan terhadap kemandirian siswa sebesar 17,83% dan untuk pola

asuh permissif memberikan sumbangan terhadap kemandirian siswa

sebesar 11,32%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang

memberikan sumbangan atau kontribusi paling besar terhadap kemandirian

siswa adalah pola asuh demokratis, kemudian diikuti oleh pola asuh

permissif dan yang terakhir yaitu pola asuh otoriter.

E. Pembahasan

Dalam keluarga, anak memperoleh pendidikan pertama kali dari

orangtua. Medidik merupakan suatu kewajiban orangtua terhadap anaknya,

selain memberikan kebutuhan biologis agar tumbuh dan berkembang dengan

baik dan dapat mencapai kedewasaan yang optimal. Pada akhirnya mampu

hidup dalam masyarakat yang lebih luas dan mengembangkan nilai-nilai yang

diberikan orangtuanya.

Lingkungan keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam

kehidupan sosial. Dalam kelompok primer ini terbentuk norma-norma sosial.

Di dalam keluarga inilah manusia pertama kali belajar memperhatikan

keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama dan belajar membantu

orang lain. Jadi keluarga tidak hanya berfungsi terbatas sebagai penerus

keturunan saja, tetapi lebih dari itu adalah pembentuk kepribadian anak,karena

Page 92: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

81

segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual serta keterampilan diperoleh

pertama kali dari orangtua dan anggota keluarga yang lain. Dengan demikian

dasar kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil perpaduan antara warisan

sifat-sifat, bakat orangtua dan lingkungan serta pola asuh orangtua yang

dianutnya.

Orangtua sebagai pemimpin, pembimbing serta pengasuh bagi anak-

anaknya selalu tercermin dari sikap yang dimilikinya. Sikap orangtua tidak

hanya berpengaruh terhadap hubungan di dalam keluarga, tetapi juga terhadap

sikap dan perilaku anak, termasuk di dalamnya adalah kemandiriannya.

Kemandirian seorang anak selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri,

dipengaruhi oleh faktor luar diri siswa seperti halnya dengan sikap atau pola

asuh orangtua.

Ada tiga macam pola asuh yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu pola

asuh otoriter, demokratis dan permissif. Adapun masalah dalam penelitian ini

yaitu (1) Bagaimana kecenderungan pola asuh orangtua siswa, (2) Bagaimana

tingkat kemandirian siswa SMA Negeri 1 Balapulang, (3) Adakah kontribusi

pola asuh orangtua terhadap kemandirian, jika ada seberapa besar

kontribusinya, (4) Jenis pola asuh orangtua mana yang paling besar

kontribusinya terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang

Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua siswa, ternyata

mempunyai kecenderungan menggunakan pola asuh demokratis, hal ini berarti

bahwa orangtua dalam mendidik anak, dengan teknik-teknik asuhan yang

Page 93: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

82

menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri dengan baik, orangtua bersikap

mendukung sekalilgus memberikan penjelasan atas perintah atau keputusan

yang diberikan, dan mendorong tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab.

Pola asuh yang demikian berpengaruh terhadap kemandirian anak yang lebih

baik.

Tingginya kemandirian mereka, karena adanya kebiasaan-kebiasaan

yang baik di lingkungan keluarga. Orangtua mengedepankan musyawarah dan

memberikan kebebasan, namun bertanggung jawab. Pola asuh dengan

memberikan kebebasan yang bertanggung jawab inilah, menyebabkan siswa

lebih percaya diri, lebih terbuka, mudah bekerjasama, lebih memahami

kebebasan teman, serta mampu menyesuaikan dengan lingkungan. Sikap-sikap

tersebut akan mampu mendorong anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas

dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat secara bertanggun

jawab dalam upaya perwujudan dirinya.

Berbeda dengan pola asuh otoriter, anak merasa terkekang, dan

akhirnya dalam pergaulannya anak akan merasa canggung. Di dalam keluarga,

orangtua lebih cenderung memaksakan kehendaknya, dengan menerapkan

aturan-aturan yang sifatnya kaku. Sikap-sikap tersebut, dalam waktu lama akan

menjadi sifat yang akan dibawa siswa. Siswa akan menjadi kurang dapat

menerima kondisi sendiri dan orang lain. Sifat otoriter kepada orang lain, juga

akan dibawanya. Mereka akan lebih kurang menghargai teman, karena

kebiasaan–kebiasan yang terjadi di keluarga lebih cenderung serupa.

Page 94: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

83

Pada pola asuh permissif yang terbiasa dengan kebebasan, berakibat

kemandirian siswa lebih rendah daripada yang diasuh dengan pola asuh

demokratis. Orangtua yang selalu memberikan kebebasan, dan kurang adanya

bimbingan dan monitor, maka tindakan-tindakan siswa lebih cenderung bebas.

Segala stimulus yang datang dari luar, kurang dikontrol oleh orangtua. Apabila

kondisi lingkungan masyarakat kurang mendukung, maka kemandiriannya

akan menjadi lebih rendah, karena terpengaruh oleh pergaulan dalam

lingkungan yang salah, sehingga kematangan dalam menyikapi masalah di

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara

positif lebih rendah daripada pola asuh demokratis. Hal ini karena anak kurang

mendapat bimbingan orang yang lebih dewasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas II

SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005

memiliki kemandirian yang baik atau tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

mereka telah mampu berpikir, merasakan dan melakukan segala kegiatan yang

positif baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat secara

baik.

Hasil dari penelitian ini yaitu pola asuh orangtua memberikan

kontribusi terhadap kemandirian siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang

Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005. Hal ini ditunjukkan dari hasil

analisis regresi yang diperoleh Fhitung sebesar 15,108 > Ftabel = 2.71 dengan dk

(3:74) dan taraf kesalahan 5%. Dengan demikian menunjukkan bahwa semakin

baik pola asuh orangtua dalam mendidik anaknya, maka akan semakin tinggi

pula kemandiriannya.

Page 95: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

84

Pola asuh orangtua merupakan gambaran sikap yang ditunjukkan

orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya, interaksi di sini termasuk

ekspresi sikap, termasuk di dalamnya cara-cara orangtua menerapkan aturan-

aturan, hadiah, maupun hubungan, serta cara orangtua memberikan hadiah

perhatian dan tanggapan terhadap anaknya, sejak kecil sampai dewasa untuk

mencapai tujuan sesuai dengan norma-norma yang ada. Menurut Stewart dan

Koch (http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id), ada tiga pola asuh orangtua yaitu:

Otoriter, demokratis dan permissif. Ketiga jenis pola asuh orangtua ini

mempunyai ciri masing-masing, untuk pola asuh otoriter cenderung lebih

tegas, kaku,suka menghukum, kurang kasih sayang serta kurang simpatik,

untuk pola asuh permissif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak

tanpa memberikan kontrol sama sekali, memberi kebebasan pada anak untuk

mengaatur dirinya sendiri. Lain halnya dengan pola asuh demokratis, pola asuh

ini orangtua lebih banyak menunjukkan pengertian terhadap kebutuhan dan

kemampuan anak, menghargai pendapat, lebih toleran, serta bebas yang

bertanggung jawab.

Page 96: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

85

85

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti disajikan pada

bab IV, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Orangtua siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2004/2005 cenderung menggunakan pola asuh demokratis, hal ini

dapat dilihat dari pola asuh demokratis yang memperoleh persentase

tertinggi yaitu 74,62% dengan kriteria baik.

2. Kemandirian siswa termasuk dalam kategori baik atau tinggi dengan bobot

persentase 73,70%. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan siswa untuk

berfikir, merasakan dan melakukan segala sesuatu yang ada dalam

hidupnya baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

3. Pola asuh orangtua memberikan kontribusi positif terhadap kemandirian

siswa kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran

2004/2005. Besarnya kontribusi tersebut yaitu 37,98% dengan rincian :

8,83% adalah kontribusi pola asuh otoriter, 17,83% adalah kontribusi pola

asuh demokratis, dan 11,32% adalah kontribusi pola asuh permissif.

4. Jenis pola asuh yang paling dominan berkontribusi terhadap kemandirian

adalah pola asuh domokratis, kemudian diikuti oleh pola asuh permissif,

dan yang terakhir adalah pola asuh otoriter.

Page 97: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

86

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi orangtua dalam mengasuh anak hendaknya menekankan pola asuh

demokratis, utamanya dalam beberapa hal yang masih dapat

dimusyawarahkan atau tawar-menawar antara orangtua dengan anak. Akan

tetapi orangtua juga perlu menggunakan pola asuh otoriter untuk melatih

kedisiplinan anak.

2. Agar tingkat kemandirian siswa menjadi lebih baik, seyogyanya guru

mampu mengembangkan demikratisasi dalam kegiatan belajar, kepada

siswa yang memiliki tingkat kemandirian yang berbeda.

Page 98: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan

Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

------. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Balson, Maurice. 1999. Menjadi Orangtua Yang Sukses (Alih Bahasa oleh Sr

Alberta, CB). Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Basri, Hasan. 2000. Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Dep Dik Bud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Gunarsa, S & Y. Gunarsa. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Reaserch Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset.

------. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

------. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Anak (Psikologi Populer).

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kartawijaya, Anne & Kay Kuswanto. 2004. Artikel Tentang “Mendidik Anak

Untuk Mandiri”. http://www.geoogle.com.e-psikologi.

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:

Mandar Maju..

Page 99: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Malang: Usana Offset.

Pujosuwarno, Sayekti. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling.

Yogyakarta: Menara Mas Offset.

Prasetya, G. Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Prasetya, Munif & Anwar Sutoyo. 1999. Kesehatan Mental Anak Dalam

Keluarga. Semarang: UNNES.

Schaefer, Charles. 1994. Mempengaruhi Bagaimana Anak (Alih Bahasa oleh R.

Tarman Sirait dan Cony Semiawan). Semarang: Dahara Prize.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Suevai. Jakarta:

LP3ES.

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sukardi, Dewa K. 1984. Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak (Psikologi

Populer). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tarmudji, Tarsis. 2004. Penelitian Tentang “Hubungan Pola Asuh Orangtua

Dengan Agresivitas Remaja”. http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Diperbanyak oleh PT Fokus Media.

Yusuf, Syamsu L.N. 2004. Psikologi Perkembangnan Anak dan Remaja.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 100: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

Dewi setiasih

Friska Septiana

Joko Prayitno

Lina Andriyana

Muh. Hupron

Rina Nurul Maizah

Riskia Indriyani

Riski Mei Triyanto

Tantri Riyandari

Wildan

Wina Novianti

Yuni Arfiyani

Ade Kurniawan

Elzi

Faiz Arido

Gunawan Prangbakti

Irma Nurul Fatikha

Nur Zaelani

Sakroni

Sri Dedali

Sri Yuliana

Supriyatin

Veny Priyatin

Ardi Satria Nugroho

Fajar Okti Rizkiana

Indah Pratiwi

Krisdianto

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.1

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.2

II.3

II.3

II.3

II.3

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuaan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Page 101: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin

28.

29.

30.

31.

32,

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

Masripah

M. Ali Sumarjo

Puji Riyanti

Susilah Mujianti

Wasis Wasmani

Yuniar Dwiyanti

Yusmiati

Amarudin Mubarok

Anton Sujarwo

Citra Resmi Evitadewi

Dwi Sefiyantie

Eko Adriyanto

Ermi Prasetyorini

Harun

Lita Destriningsih

Sri Amilatun

Tohiroh

Yana Gustiafani

Ahmad Khikam Fauzi

Dwi Indra Rosita

Fitri Fauziah

Fitria Handayani

Ida Safitri

Kikiy Supriyatin

M. Nursalim

Puji Fitriani

Suci Apriliany

Sukroni

II.3

II.3

II.3

II.3

II.3

II.3

II.3

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.4

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

II.5

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Page 102: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

Yuniarto

Edi Sustoyo

Fauziyyah Hidayati

Gita Desy Christiana

Ika Widyawati

Nur Imam Swasono

Rina Puspitasari

Siti Hidayati

Solikha

Sri Kanti

Teguh Kurniawati

Yudho Agus Tri Wibowo

Andri Setiawan

Devi Ratna Puspitasari

Diayu Bitarokah

Dwi Sinto Ariwibowo

Eti Rokhayati

Maslikhatun

Nuryanti

Risno Setiyono

Sulastri

Wulan Yuniarsih

Yustinah

II.5

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.6

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

II.7

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Page 103: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Lampiran:

Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian tentang kemandirian

No

Lingkungan

Aspek

Kemandirian

Keluarga

(a)

Sekolah

(b)

Masyarakat

(c)

1. Berfikir - Mampu

mengerjakan tugas

dan kewajiban di

rumah secara rutin.

- Mampu

menggunakan

fasilitas di rumah

secara teratur.

- Mampu

menyelesaikan

setiap

permasalahan yang

muncul dalam

keluarga.

- Mampu

memanfaatkan

sarana belajar

di sekolah

secara baik.

- Mampu

menentukan

alternatif

jurusan di

sekolah secara

rasional.

- Mampu

menyelesaikan

tugas yang

diberikan oleh

guru.

- Mampu

menentukan

alternatif

kegiatan yang

diadakan di

lingkungan

masyarakat.

- Mampu

memanfaatkan

dengan baik

dan positif

sarana yang

ada di

lingkungan

masyarakat.

2. Merasakan - Mampu

memberikan

tanggapan terhadap

musyawarah dalam

keluarga.

- Mampu

menciptakan pola

hidup sehat dalam

keluarga.

- Mampu

menciptakan

suasana belajar

yang kondusif

di kelas.

- Aktif di dalam

proses belajar

di kelas.

- Mampu

menciptakan

dan

memelihara

lingkungan

masyarakat.

3. Melakukan - Mampu dalam

pengaturan tata

ruang di rumah

dalam keluarga.

- Aktif dalam

kegiatan

ekstrakurikuler

di sekolah.

- Aktif dalam

setiap kegiatan

sosial di

masyarakat.

Page 104: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No. Aspek No. Item Jumlah

1. Mampu mengerjakan tugas dan

kewajiban di rumah secara rutin.

1, 2, 3, 4, 5 5

Mampu menggunakan fasilitas di

rumah secara teratur.

6, 7, 8, 9, 10 5

Mampu menyelesaikan setiap

permasalahan yang muncul dalam

keluarga.

11, 12, 13, 14, 15 5

Mampu memanfaatkan sarana

belajar di kelas.

16, 17, 18, 19, 20 5

Mampu menentukan alternatif

jurusan di sekolah.

21, 22, 23, 24, 25 5

Mampu menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

26, 27, 28, 29, 30 5

Mampu menentukan alternatif

kegiatan yang diadakan di

lingkungan masyarakat.

31, 32, 33, 34, 35 5

Mampu memanfaatkan dengan baik

dan positif sarana yang ada di

lingkungan masyarakat.

36, 37, 38, 39, 40

5

2. Mampu memberikan tanggapan

terhadap musyawarah dalam

keluarga.

41, 42, 43, 44, 45 5

Mampu menciptakan pola hidup

sehat dalam keluarga.

46, 47, 48, 49, 50 5

Mampu menciptakan suasana belajar

yang kondusif di kelas.

51, 52, 53, 54, 55 5

Aktif dalam proses belajar di kelas. 56, 57, 58, 59, 60

5

Mampu menciptakan dan

memelihara lingkungan masyarakat

dengan baik.

61, 62, 63, 64, 65 5

3. Mampu dalam pengaturan tata ruang

di rumah dalam keluarga.

66, 67, 68, 69 70 5

Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

di sekolah.

71, 72, 73, 74, 75 5

Aktif dalam setiap kegiatan sosial di

masyarakat.

76, 77, 78, 79, 80 5

Jumlah Item

80

Page 105: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Lampiran:

Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian tentang pola asuh orangtua

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih.D.

Gunarsa

Tembong.P

1. Otoriter a. Orangtua

menerapkan

peraturan

yang ketat.

b. Tidak adanya

kesempatan

untuk

mengemukak

an pendapat.

c. Segala

peraturan

yang dibuat

harus dipatuhi

oleh anak.

d. Berorientasi

pada

hukuman

(fisik maupun

verbal).

e. Orangtua

jarang

memberikan

hadiah

ataupun

pujian.

f. Jika tidak

mematuhi

akan

diancam

dan

dihukum.

a. Orangtua

menerapkan

peraturan yang

ketat.

b. Tidak adanya

kesempatan untuk

mengemukakan

pendapat.

c. Segala peraturan

yang dibuat harus

dipatuhi oleh anak.

d. Berorientasi pada

hukuman (fisik

maupun verbal).

e. Orangtua jarang

memberikan

hadiah ataupun

pujian.

Page 106: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih. D.

Gunarsa

Tembonng.P

2. Demokratis a. Adanya

kesempatan

kepada anak

untuk

berpendapat.

b. Hukuman

diberikan

kepada

perilaku

salah.

c. Memberi

pujian

ataupun

hadiah kepada

perilaku yang

benar.

d. Memperliha

tkan dan

menghargai

kebebasan

yang tidak

mutlak

dengan

bimbingan

yang penuh

pengertian.

e. Memberi

penjelasan

secara

rasional jika

pendapat

anak tidak

sesuai.

f. Mempunyai

pandangan

masa

depan yang

jelas

terhadap

anak.

a. Adanya

kesempatan bagi

anak untuk

berpendapat.

b. Hukuman

diberikan akibat

perilaku salah.

c. Memberi pujian

dan atau hadiah

kepada perilaku

yang benar.

d. Orangtua

membimbing dan

mengarahkan

tanpa

memaksakan

kehendak kepada

anak.

e. Membari

penjelasan secara

rasional jika

pendapat anak

tidak sesuai.

f. Mempunyai

pandangan masa

depan yang jelas

terhadap anak.

Page 107: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih. D.

Gunarsa

Tembong. P

3. Permissif a. Memberikan

kebebasan

penuh tanpa

ada batasan

dan aturan

dari orangtua.

b. Tidak adanya

hadiah

ataupun

pujian meski

anak

berperilaku

sosial baik.

c. Tidak adanya

hukuman

meski anak

melanggar

peraturan.

d. Orangtua

kurang

kontrol

terhadap

perilaku

anak.

e. Orangtua

hanya

berperan

sebagai

pemberi

fasilitas.

f. Orangtua

tidak

mengetahui

kegiatan

anak

sehari-hari.

a. Memberikan

kebebasan tanpa

ada batasan dan

aturan dari

orangtua.

b. Tidak adanya

hadiah ataupun

pujian meski

anak berperilaku

sosial baik.

c. Tidak adanya

hukuman meski

anak melanggar

peraturan.

d. Kurang kontrol

terhadap perilaku

dan kegiatan

anak sehari-hari.

e. Orangtua hanya

berperan sebagai

pemberi fasilitas.

Page 108: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Variabel

Sub Variabel

Indikator

No. Item

Jumlah

Pola Asuh

Orangtua

1. Otoriter

2. Demokratis

a Orangtua menerapkan

peraturan yangketat.

b. Tidak adanya

kesempatan untuk

mengemukakan

pendapat.

c. Segala peraturan yang

dibuat harus dipatuhi

oleh anak.

d. Berorientasi pada

hukuman (fisik

maupun verbal).

e. Orangtua jarang

memberikan hadiah

ataupun pujian.

a. Adanya kesempatan

bagi anak untuk

berpendapat.

b. Hukuman diberikan

akibat perilaku salah.

c. Memberi pujian dan

atau hadiah kepada

perilaku yang benar.

d. Orangtua

membimbing dan

mengarahkan tanpa

memaksakan

kehendak kepada

anak.

e. Mmeberi penjelasan

secara rasional jika

pendapat anak tidak

sesuai.

f. Mempunyai

pandangan masa

depan yang jelas

terhadap anak.

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25

26, 27, 28, 29, 30

31, 32, 33, 34, 35

36, 37, 38, 39, 40

41, 42, 43, 44, 45

46, 47, 48, 49, 50

51, 52, 53, 54, 55

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

Page 109: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Variabel

Sub Variabel

Indikator

No. Item

Jumlah

Pola Asuh

Orangtua

3. Permissif

a Memberikan

kebebasan penuh

tanpa ada batasan dan

aturan dari orangtua.

b. Tidak adanya hadiah

ataupun pujian meski

anak berperilaku

sosial baik.

c. Tidak adanya

hukuman meski anak

melanggar peraturan.

d. Kurang kontrol

terhadap perilaku dan

kegiatan anak sehari-

hari.

e. Orangtua hanya

berperan sebagai

pemberi fasilitas.

.

56, 57, 58, 59, 60

61, 62, 63, 64, 65

66, 67, 68, 69, 70,

71, 72, 73, 74, 75

76, 77, 78, 79, 80

5

5

5

5

5

Page 110: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No Variabel / Sub Variabel / Indikator Item

1. Menerapkan peraturan yang ketat. 1, 2, 3, 4, 5

Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat. 6, 7, 8, 9, 10

Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak. 11, 12, 13, 14, 15

Berorientasi pada hukuman. 16, 17, 18, 19, 20

Orangtua jarang memberikan hadiah ataupun pujian. 21, 22, 23, 24, 25

2. Adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat. 26, 27, 28, 29, 30

Hukuman diberikan akibat perilaku salah. 31, 32, 33, 34, 35

Memberi pujian dan atau hadiah kepada perilaku yang

benar.

36, 37, 38, 39, 40

Orangtua membimbing dan mengarahkan tanpa

memaksakan kehendak kepada anak.

41, 42, 43, 44, 54

Memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak tidak

sesuai.

46, 47, 48, 49, 50

Mempunyai pandangan masa depan yang jelas terhadap

anak.

51, 52, 53, 54, 55

3. Memberikan kebebasan penuh tanpa ada batasan dan aturan

dari orangtua.

56, 57, 58, 59, 60

Tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku

sosial baik.

61, 62, 63, 64, 65

Tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan. 66, 67, 68, 69, 70

Kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-

hari.

71, 72, 73, 74, 75

Orangtua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas. 76, 77, 78, 79, 80

Page 111: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ANGKET POLA ASUH ORANGTUA

SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG

TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang cara-cara orangtua mendidik

anak dalam keluarga. Anda diminta untuk menunjukkan kesesuaian antara pernyataan

tersebut dengan keadaan Anda sehari-hari, dengan cara memberi tanda silang (X) pada

salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Silanglah pada kolom di bawah ini:

SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang Anda

rasakan.

S : Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan.

TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan.

STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yang Anda

rasakan.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda-beda berdasarkan keadaannya

masing-masing, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda,

karena tidak ada jawaban yang dianggap salah.

Contoh Pengisian

No PERNYATAAN

1. Orangtua tidak pernah mengijinkan saya menginap di rumah teman.

Lembar jawaban

NO.

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS

1 X

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 112: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No. PERNYATAAN

1. Meskipun hari libur, orangtua melarang saya menonton acara TV hingga larut

malam.

2. Orangtua selalu mengatur waktu jam belajar saya.

3. Jika hendak bermain, tidak boleh pulang larut malam di atas pukul 21.30 malam.

4. Orangtua tidak pernah membatasi sampai jam berapa saya harus belajar.

5. Jika libur sekolah, orangtua membiarkan saya menonton acara TV seharian.

6. Jika saya terlambat pulang sekolah, orangtua selalu marah tanpa menanyakan

alasan keterlambatan ku.

7. Jika saya membeli sesuatu barang yang saya sukai, orangtua selalu marah tanpa

memberi kesempatan untuk beralasan.

8. Ketika orangtua saya sedang berbicara, saya tidak bisa menyela pembicaraannya.

9. Alasan apapun yang saya berikan, orangtua tidak bisa menerimanya.

10. Orangtua saya tidak pernah mempertimbangkan ide apapun saran yang saya

sampaikan.

11. Jika tidak ada kegiatan di sekolah, orangtua mengharuskan saya pulang tepat

waktu.

12. Meskipun tidak ada tugas sekolah, saya harus tetap belajar.

13. Saya tidak boleh bermain kerumah teman, sebelum mengerjakan pekerjaan rumah.

14. Orangtua tidak pernah membatasi jam berapa saya harus tiba di rumah.

15. Saya tidak pernah serius saat belajar.

16. Orangtua selalu mengatakan “Bodoh”, jika saya tidak dapat melakukan tugas yang

diberikan orangtua dengan baik.

17. Orangtua menyatakan “Pemalas”, jika saya tidak mengerjakan tugas rumah yang

diberikan orangtua.

18. Jika saya berbuat kesalahan, orangtua tidak segan-segan memukul meskipun itu

kesalahan kecil.

19. Saya akan mengerjakan tugas di rumah, jika saya tidak malas.

Page 113: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No. PERNYATAAN

20. Kesalahan yang saya lakukan adalah unsur ketidak sengajaan.

21. Jika saya memperoleh prestasi, orangtua tidak pernah memberi penghargaan

bahkan meminta saya untuk belajar lebih giat lagi.

22. Meskipun saya berhasil dalam belajar, orangtua saya tidak pernah memberi hadiah

apapun dengan alasan agar tidak manja.

23. Jika saya mendapat nilai yang bagus di kelas, orangtua meminta saya agar lebih

giat ditingkatkan lagi belajarnya, tanpa memberiku pujian apapun.

24. Memperoleh prestasi di kelas adalah suatu keharusan.

25. Hadiah ataupun pujian adalah sesuatu yang tidak mutlak harus diberikan orangtua

kepada anak.

26. Jika saya pulang terlalu malam, orangtua menanyakan alasan keterlambatan ku

tanpa menggunakan perkataan kasar.

27. Jika saya tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan di rumah, orangtua menanyakan

tanpa memarahi ku.

28. Jika saya sedang berselisih pendapat dengan anggota keluarga, orangtua memberi

ku kesempatan untuk mengutaraknnya.

29. Meskipun dalam keluarga lebih mengutamakan musyawarah, namun saya tidak

pernah memanfaatkannya.

30. Karena orangtua tidak memarahi ku, maka saya tidak pernah mengerjakan tugas

yang diberikan kepada saya.

31. Orangtua tidak memberi uang saku, karena saya telah membolos sekolah.

32. Jika saya masih sering berkelahi dengan teman, maka orangtua akan

memindahkan saya ke sekolah lain.

33. Orangtua akan memberi hukuman, jika saya tidak melaksanakan nasehat yang

diberikan orangtua.

34. Hukuman yang diberikan orangtua adalah akibat dari kesalahan yang saya

lakukan.

35. Hukuman yang orangtua berikan merupakan beban berat bagi saya.

Page 114: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No. PERNYATAAN

36. Karena saya telah membantu saudara yang sedang mengalami kesusahan, maka

orangtua memberi ku pujian.

37. Orangtua selalu membneri hadiah terhadap hasil tes saya, meskipun nilainya

cukup.

38. Orangtua saya selalu memberi pujian, karena saya mampu menyelesaikan segala

pekerjaan di rumah dengan baik.

39. Membantu saudara yang kesusahan adalah suatu hal yang terpuji.

40. Saya tidak pernah mengharapkan pujian ataupun hadiah dari orangtua atas

perebuatan baik yang \saya lakukan.

41. Ketika saya meminta orangtua untuk bertukar fikiran, orangtua akan membantu

memecahkan masalahj saya, tetapi sayalah yang memutuskan jalan keluarnya.

42. Ketika saya mempunyai masalah dengan teman di sekolah, orangtua selalu

membantu memecahkan dan mengarahkan dengan baik.

43. Orangtua selalu mengarahkan, ketika saya mengalami kesulitan dalam

menentukan jurusan di sekolah.

44. Meskipun orangtua bersedia membantu memecahkan masalah yang saya hadapi,

namun saya tidak pernah mengutarakannya.

45. Bagi saya masalah yang muncul, bukanlah tanggung jawab orangtua.

46. Orangtua saya sel;alu menjelaskan arti pentingnya hidup berhemat.

47. Orangtua selalu memberi ku penjelasan tentang arti pentingnya melaksanakan

tugas dan tanggung jawab di ruamah.

48. Orangtua selalu menjelaskan kesalahan yang saya lakukan dengan rasional dan

objektif agar saya mengerti dan tidak mengulangi kesalahan saya.

49. Saya tidak pernah mengindahkan ucapan yang telah disampaikan oleh orangtua.

50. Meskipun orangtua telah memberiku penjelasan tentang apa yang seharusnya

dilakukan, namun saya tidak pernah melaksanakannya.

51. Orangtua menginginkan saya melanjutkan ke PT, asalkan saya rajin belajar.

52. Orangtua selalu menanyakan akan “kemana” setelah saya lulus sekolah nanti.

Page 115: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

53. Meskipun tidak bisa melanjutkan ke PT, orangtua menginginkan saya mengikuti

kursus sesuai dengan kemampuan saya.

54. Saya tidak pernah berfikir untuk melanjutkan kuliah atau tidak, meskipun

orangtua meminta saya melanjutkan sekolah.

55. Meskipun orangtua menginginkan saya untuk melanjutkan kuliah ataupun kursus,

tapi semua keputusan ada di tangan saya.

56. Orangtua membiarkan saya bermain dengan teman, tanpa memperhatikan waktu

pulang.

57. Orangtua membebaskan saya untuk melakukan kegiatan apa saja di luar rumah,

tanpa harus meminta ijin dari orangtua.

58. Orangtua membebaskan saya untuk bergaul dengan siapa saja, walaupun temanku

berkepribadian jelak.

59. Saya selalu menghabiskan waktu di rumah untuk bermain dengan teman.

60. Saya tidak pernah meminta ijin pada orangtua setiap akan melakukan kegiatan

apa saja.

61. Orangtua tidak pernah memberi pujian, meski saya telah membantu teman yang

mengalami kesusahan.

62. Meskipun saya berbuat baik pada orang lain, orangtua tidak pernah memberiku

pujian dalam bentuk apapun.

63. Memperoleh prestasi ataupun tidak, orangtua saya tidak pernah memberiku

hadiah.

64. Bagiku tidak perlu mendapat nilai bagus, karena percuma saja orang5tua tidak

pernah memperdulikannya.

65. Bagi saya hanya sia-sia jika harus berbuat baik pada orang lain, jika orangtua

sendiri tidak memberi respon apapun terhadap niat baik saya.

66. Orangtua tidak marah, jika saya melakukan kesalahan sekecil apapun.

67. Orangtua tidak marah ,meskipun saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan.

Page 116: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

68. Meski saya sering terlambat kesekolah, tetapi orangtua tidak pernah memberiku

hukuman apapun.

69. Kesalahan yang dilakukan anak adalah suatu hal yang wajar.

70. Saya bebas melakukan apa saja yang saya inginkan tanpa takut orangtua marah.

71. Orangtua tidak pernah menanyakan, jika saya terlambat pulang sekolah.

72. Orangtua saya tidak memperdulikan, dengan siapa saya bergaul.

73. Orangtua saya tidak pernah menanyakan tentang kegiatan yang saya lakukan

sehari-hari.

74. Karena orangtua tidak pernah memperdulikan,sehingga saya selalu melakukan

kegiatan di luar rumah sesuka hati saya.

75. Saya melakukan kegiatan sendiri yang saya inginkan dan yang saya anggap

benar.

76. Jika saya menonton acara TV dan lupa belajar, orangtua tidak mengingatkan

saya.

77. Orangtua membiarkan saya mendengarkan musik di kamar, tanpa menanyakan

saya belajar atau tidak.

78. Orangtua menyerahkan sepenuhnya penggunaan uang saku saya, terserah untuk

apapun, orangtua tidak mau tahu.

79. Karena orangtua selalu menuruti segala keinginanku, sehingga saya bebas

meminta apa saja yang saya inginkan.

80. Saya bebas melakukan apa saja, asalkan tidak merugiakan orang lain.

TERIMA KASIH

Page 117: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ANGKET KEMANDIRIAN

SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG

TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang berbagai hal yang mungkin

berkaitan dengan kebiasaan yang Anda lakukan baik di rumah, sekolah, ataupun di

masyarakat. Anda diminta untuk menunjukkan kesesuaisn antara pernyataan tersebut

dengan kebiasaan Anda sehari-hari, dengan cara memberi tanda silang pada salah satu

pilihan jawaban yang tersedia.

Silanglah pada kolom di bawah ini:

SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan.

S : Apabila pertnyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan.

TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan.

STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai denngan keadaan yang Anda

rasakan.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda-beda berdasa\rkan keadaannya

masing-masing, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda,

karena tidak ada jawaban yang dianggap salah.

Contoh Pengisian

No PERNYATAAN

1. Meskipun ada kegiatan di sekolah, saya berusaha untuk tidak pulang larut malam.

Lembar Jawaban

NO.

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS

1. X

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 118: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

1. Setiap bangun tidur, saya membersihkan kamar dan menata tempat tidur.

2. Setiap pagi hari, saya membantu orangtua menyiapkan sarapan untuk keluarga.

3. Saya terbiasa menyapu halaman rumah, sebalum berangkat ke sekolah.

4. Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan di rumah, tanpa bantuan dari saudara.

5. Merasa malas jika harus mengerjakan pekerjaan di rumah.

6. Saya terbiasa memadamkan lampu kamar pada saat tidur.

7. Setyiap belajar di amlam hari, saya menggunakan lampu belajar.

8. Menggunakan penerangan seperlunya di ruang dapur saat malam hari.

9. Menggunakan penerangan di kamar sesuka hati saya.

10. Membiarkan listrik menyakl;a di ruangan rumah, meski siang hari.

11. Mengatasi sendiri persoalan dengan teman, karena tidak ingin mwembebani

orangtua.

12. Menerima kritik yang diberikan anggota keluarga.

13. Dapat menyisihkan uang saku untuk membeli peraklatan tulis.

14. Saya merasa marah jika menda[pat kritik dan saran dari anggota keluarga.

15. Saya tidak dapat mengatasi pribadi sekecil apapun tanpa meminta bantuan dari

saudara.

16. Senang membaca buku di perpustakaan sekolah.

17. Membaca buku di perpustakaan jika ada jam pelajaran kosong.

18. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium di sekolah.

19. Merasa malas jika harus membaca buku di perpustakaan.

20. Jika ada jam pelajaran kosong, saya lebih senang pergi ke kantin dari pada ke

perpustakaan.

21. Memilih jurusan studi berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

22. Memilih jurusan studi sesuai dengan cita-cita yang dimiliki.

23. Tidak sekedar ikut-ikut teman dalam memilih jurusan studi di sekolah

Page 119: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

24. Memilih jurusan studi di bidang sosial, karena khawatir tidak mampu di bidang

eksak.

25. Meskipun tidak mampu, saya tetap memilih jurusan studi eksak agar telihat

pintar.

26. Mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu guru tepat waktu.

27. Tidak menyontek teman dalam mengerjakan tugas dari bapak/ibu guru.

28. Jujur dalam mengerjakan soal atau tes di sekolah.

29. Dalam mengumpulkan tugas sering terlambat dari batas waktu pengumpulan

yang telah ditentukan.

30. Saya tidak terbiasa mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan dari teman.

31. Mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan tempat tinggal secara

rutin.

32. Sering mengikuti kegiatan karang taruna di lingkungan tempat tinggal.

33. Menghindari perbuatan yang melanggar norma masyarakat, dengan tidak sering

pulang larut malam.

34. Merasa malas jika harus mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat

tinggal.

35. Mengikuti kegiatan di kampung karena terpaksa.

36. Menjalankan ibadah di tempat peribadatan di sekitar tempat tinggal.

37. Menabung di Bank terdekat di lingkungan tempat tinggal.

38. Memeriksakan ke puskesmas terdekat di sekitar tempat tinggal, jika ada salah

satu anggota keluarga sakit.

39. Memilih menyimpan uang di rumah dari pada di Bank.

40. Memilih beribadah di ruamah dari pada di tempat peribadatan umum.

41. Saya bisa merasakan kesedihan yan dirasakan oleh anggota keluarga yang lain.

42. Jika dalam keluarga mengalami suatu masalah, saya berusaha untuk mencari

solusinya.

43. Merasa senang jika dapat memberikan saran untuk persoalan dalam keluarga.

Page 120: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

44. Memberi bantuan pada anggota keluarga yang lain jika diminta saja.

45. Tidak perduli terhadap masalah yang dihadapi anggota keluarga.

46. Membiasakan istirahat yang cukup dengan menghindari tidur larut malam.

47. Meskipun malam minggu, saya tidak terbiasa pulang larut malam.

48. Saya terbiasa bangun pada pukul 05.00 pagi.

49. Meskipun hari libur, saya merasa enggan untuk bangun pagi.

50. Menghabiskan malam minggu untuk bergadang.

51. Berusaha menjaga ketenangan kelas selama proses pembelajaran.

52. Melaksanakan piket kelas yang telah di jadwalkan secara rutin.

53. Mempersispkan alat dan sarana pembelajaran sebelum jam pelajaran dimulai.

54. Enggan datang lebih awal, meskipun hari itu adalah jadwal piket saya.

55. Ngobrol dengan teman pada saat bapak/ibu guru menerangkan.

56. Mengerjakan tugas secara suka rela di depan kelas.

57. Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami pada saat jam

pel;ajaran berlangsung.

58. Aktif dalam diskusi kelompok di kelas.

59. Enggan menanyakan kepada bapak/ibu guru meskipun belum paham.

60. Mengerjakan tugas di depan kelas jika diminta oleh bapak/ibu guru saja.

61. Ikut malaksanakan kerja bakti yang diadakan di lingkungan tempat tinggal.

62. Berusaha ikut menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan dengan tidak

membuang sampah di sembarang tempat.

63. Berusaha mematuhi setiap peraturan yang ada di lingkungan Rt/Rw setempat.

64. Jika ada kegiatan kerja bakti di kampung, saya merasa malas untuk

mengikuktinya.

65. Merasa terpaksa mematuhi peraturan yang ada di lingkungan tempat tinggal.

66. Mengatur penataan ruang tamu di rumah secara berkala.

67. Dapat menciptakan tata ruang makan yang nyaman.

Page 121: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

68. Dapat memodifikasi warna pada setiap ruangan rumah, agar terlihat lebih cerah.

NO. PERNYATAAN

69. Selama tata ruang di rumah tetap teratur, saya enggan untuk merubah posisi tata

ruang di rumah.

70. Saya akan menata pengaturan ruangan di rumah, jika keadaan ruangan sudah

tidak teratur.

71. Selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

72. Selalu hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai jadwal.

73. Berpartisipasi dalam setiap perlombaan ekstrakurikukler antar sekolah.

74. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena terpaksa.

75. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ikut-ikukt teman saja.

76. Ikut serta dalam perbaikan jalan di lingkungan tempat tinggal.

77. Ikut dalam keopanitiaan HUT RI yang diadakan di kampung.

78. Ikut membersihkan tempat ibadah di lingkungan tempat tingggal.

79. Merasa enggan mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggal.

80. Mengikuti kegiatan kebersihan di lingkungan tempat tinggal karena terpaksa.

TERIMA KASIH

Page 122: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET KEMANDIRIAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

1. 21.

2. 22.

3. 23.

4. 24.

5. 25.

6. 26.

7. 27.

8. 28.

9. 29.

10. 30.

11. 31.

12. 32.

13. 33.

14. 34.

15. 35.

16. 36.

17. 37.

16. 38.

19. 39.

20. 40.

Page 123: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET KEMANDIRIAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

41. 61.

42. 62.

43. 63.

44. 64..

45. 65.

46. 66.

47. 67.

48. 68.

49. 69.

50. 70.

51. 71.

52. 72.

53. 73.

54. 74.

55. 75.

56. 76.

57. 77.

58. 78.

59. 79.

60. 80.

Page 124: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET POLA ASUH ORANGTUA

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

1. 21.

2. 22.

3. 23.

4. 24.

5. 25.

6. 26.

7. 27.

8. 28.

9. 29.

10. 30.

11. 31.

12. 32.

13. 33.

14. 34.

15. 35.

16. 46.

17. 37.

18. 38.

19. 39.

20. 40.

Page 125: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET POLA ASUH ORANGTUA

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

41. 61.

42. 62.

43. 63.

44. 64.

45. 65.

46. 66.

47. 67.

48. 68.

49. 69.

50. 70.

51. 71.

52. 72.

53. 73.

54. 74.

55. 75.

56. 76.

57. 77.

58. 78.

59. 79.

60. 80.

Page 126: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Lampiran:

Kisi-Kisi Pengembangan Uji Coba Instrumen Penelitian Tentang Kemandirian

No

Lingkungan

Aspek

Kemandirian

Keluarga

(a)

Sekolah

(b)

Masyarakat

(c)

1. Berfikir - Mampu

mengerjakan

tugas dan

kewajiban di

rumah secara

rutin.

- Mampu

menggunakan

fasilitas di rumah

secara teratur.

- Mampu

menyelesaikan

setiap

permasalahan

yang muncul

dalam keluarga.

- Mampu

memanfaatkan

sarana belajar di

sekolah secara

baik.

- Mampu

menentukan

alternatif jurusan di

sekolah secara

rasional.

- Mampu

menyelesaikan

tugas yang

diberikan oleh

guru.

- Mampu

menentukan

alternatif

kegiatan yang

diadakan di

lingkungan

masyarakat.

- Mampu

memanfaatkan

dengan baik

dan positif

sarana yang

ada di

lingkungan

masyarakat.

2. Merasakan - Mampu

memberikan

tanggapan

terhadap

musyawarah

dalam keluarga.

- Mampu

menciptakan

pola hidup sehat

dalam keluarga.

- Mampu

menciptakan

suasana belajar

yang kondusif di

kelas.

- Aktif di dalam

proses belajar di

kelas.

- Mampu

menciptakan

dan

memelihara

lingkungan

masyarakat

dengan baik.

3. Melakukan - Mampu dalam

pengaturan tata

ruang di rumah

dalam keluarga.

- Aktif dalam

kegiatan

ekstrakurikuler di

sekolah.

- Aktif dalam

setiap kegiatan

sosial di

masyarakat.

Page 127: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No. Aspek No. Item Jumlah

1. Mampu mengerjakan tugas dan

kewajiban di rumah secara rutin.

1, 2, 3, 4, 5 5

Mampu menggunakan fasilitas di rumah

secara teratur.

6, 7, 8, 9, 10 5

Mampu menyelesaikan setiap

permasalahan yang muncul dalam

keluarga.

11, 12, 13, 14, 15 5

Mampu memanfaatkan sarana belajar di

kelas.

16, 17, 18, 19, 20 5

Mampu menentukan alternatif jurusan

di sekolah.

21, 22, 23, 24, 25 5

Mampu menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

26, 27, 28, 29, 30 5

Mampu menentukan alternatif kegiatan

yang diadakan di lingkungan

masyarakat.

31, 32, 33, 34, 35 5

Mampu memanfaatkan dengan baik dan

positif sarana yang ada di lingkungan

masyarakat.

36, 37, 38, 39, 40

5

2. Mampu memberikan tanggapan

terhadap musyawarah dalam keluarga.

41, 42, 43, 44, 45 5

Mampu menciptakan pola hidup sehat

dalam keluarga.

46, 47, 48, 49, 50 5

Mampu menciptakan suasana belajar

yang kondusif di kelas.

51, 52, 53, 54, 55 5

Aktif dalam proses belajar di kelas. 56, 57, 58, 59, 60

5

Mampu menciptakan dan memelihara

lingkungan masyarakat dengan baik.

61, 62, 63, 64, 65 5

3. Mampu dalam pengaturan tata ruang di

rumah dalam keluarga.

66, 67, 68, 69 70 5

Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah.

71, 72, 73, 74, 75 5

Aktif dalam setiap kegiatan sosial di

masyarakat.

76, 77, 78, 79, 80 5

Jumlah Item

80

Page 128: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Lampiran : 1

Kisi-Kisi Pengembangan Uji Coba Instrumen Penelitian Tentang Pola Asuh Orangtua

Kisi-kisi pengembangan instrumen tersebut diturunkan dari teori-teori para ahli

psikologi yang dipaparkan pada halaman 17,18,19,20,21.

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih.D.

Gunarsa

Tembong.P

1. Otoriter a. Orangtua

menerapkan

peraturan yang

ketat.

b. Tidak adanya

kesempatan

untuk

mengemukakan

pendapat.

c. Segala

peraturan yang

dibuat harus

dipatuhi oleh

anak.

d. Berorientasi

pada hukuman

(fisik maupun

verbal).

e. Orangtua jarang

memberikan

hadiah ataupun

pujian.

f. Jika tidak

mematuhi

akan diancam

dan dihukum.

a. Orangtua

menerapkan

peraturan

yang ketat.

b. Tidak

adanya

kesempatan

untuk

mengemuka

kan

pendapat.

c. Segala

peraturan

yang dibuat

harus

dipatuhi

oleh anak.

d. Berorientasi

pada

hukuman

(fisik

maupun

verbal).

e. Orangtua

jarang

memberikan

hadiah

ataupun

pujian.

Page 129: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih. D.

Gunarsa

Tembonng.P

2. Demokratis a. Adanya

kesempatan

kepada anak

untuk

berpendapat.

b. Hukuman

diberikan kepada

perilaku salah.

c. Memberi pujian

ataupun hadiah

kepada perilaku

yang benar.

d. Memperlihat

kan dan

menghargai

kebebasan

yang tidak

mutlak

dengan

bimbingan

yang penuh

pengertian.

e. Memberi

penjelasan

secara

rasional

jika

pendapat

anak tidak

sesuai.

f. Mempunyai

pandangan

masa depan

yang jelas

terhadap anak.

a. Adanya

kesempatan

bagi anak

untuk

berpendapat.

b. Hukuman

diberikan

akibat perilaku

salah.

c. Memberi

pujian dan

atau hadiah

kepada

perilaku yang

benar.

d. Orangtua

membimbing

dan

mengarahkan

tanpa

memaksakan

kehendak

kepada anak.

e. Orangtua

memberi

penjelasan

secara rasional

jika pendapat

anak tidak

sesuai.

f. Orangtua

mempunyai

pandangan

masa depan

yang jelas

terhadap anak.

Page 130: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No.

Ahli

Ciri

Pola Asuh

Orangtua

Hurlock

Singgih. D.

Gunarsa

Tembong. P

3. Permissif a. Memberikan

kebebasan

penuh tanpa

ada batasan

dan aturan dari

orangtua.

b. Tidak adanya

hadiah

ataupun pujian

meski anak

berperilaku

sosial baik.

c. Tidak adanya

hukuman

meski anak

melanggar

peraturan.

d. Orangtua

kurang

kontrol

terhadap

perilaku

anak.

e. Orangtua

hanya

berperan

sebagai

pemberi

fasilitas.

f. Orangtua tidak

mengetahui

kegiatan anak

sehari-hari.

a. Memberikan

kebebasan

kepada anak

tanpa ada

batasan dan

aturan dari

orangtua.

b. Anak tidak

mendapatkan

hadiah

ataupun pujian

meskipun anak

berperilaku

sosial baik.

c. Anak tidak

mendapatkan

hukuman

meski anak

melangar

peraturan.

d. Orangtua

kurang kontrol

terhadap

perilaku dan

kegiatan anak

sehari-hari.

e. Orangtua

hanya

berperan

sebagai

pemberi

fasilitas.

Page 131: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Variabel

Sub Variabel

Indikator

No. Item

Jumlah

Pola Asuh

Orangtua

1. Otoriter

2. Demokratis

a Orangtua menerapkan

peraturan yangketat.

b. Tidak adanya

kesempatan untuk

mengemukakan

pendapat.

c. Segala peraturan yang

dibuat harus dipatuhi

oleh anak.

d. Berorientasi pada

hukuman (fisik maupun

verbal).

e. Orangtua jarang

memberikan hadiah

ataupun pujian.

a. Adanya kesempatan

bagi anak untuk

berpendapat.

b. Hukuman diberikan

akibat perilaku salah.

c. Memberi pujian dan

atau hadiah kepada

perilaku yang benar.

d. Orangtua membimbing

dan mengarahkan tanpa

memaksakan kehendak

kepada anak.

e. Orangtua memberi

penjelasan secara

rasional jika pendapat

anak tidak sesuai.

f. Orangtua mempunyai

pandangan masa depan

yang jelas terhadap

anak.

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25

26, 27, 28, 29, 30

31, 32, 33, 34, 35

36, 37, 38, 39, 40

41, 42, 43, 44, 45

46, 47, 48, 49, 50

51, 52, 53, 54, 55

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

Page 132: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

Variabel

Sub Variabel

Indikator

No. Item

Jumlah

Pola Asuh

Orangtua

3. Permissif

a Orangtua

memberikan

kebebasan penuh

kepada anak tanpa

ada batasan dan

aturan dari

orangtua.

b. Anak tidak

mendapatkan

hadiah ataupun

pujian meskipun

anak berperilaku

sosial baik.

c. Anak tidak

mendapatkan

hukuman meski

anak melanggar

peraturan.

d. Orangtua kurang

kontrol terhadap

perilaku dan

kegiatan anak

sehari-hari.

e. Orangtua hanya

berperan sebagai

pemberi fasilitas.

56, 57, 58,

59, 60

61, 62, 63,

64, 65

66, 67, 68,

69, 70,

71, 72, 73,

74, 75

76, 77, 78,

79, 80

5

5

5

5

5

Page 133: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

No Variabel / Sub Variabel / Indikator Item

1. Menerapkan peraturan yang ketat. 1, 2, 3, 4, 5

Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan

pendapat.

6, 7, 8, 9, 10

Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak. 11, 12, 13, 14, 15

Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal). 16, 17, 18, 19, 20

Orangtua jarang memberikan hadiah ataupun pujian. 21, 22, 23, 24, 25

2. Adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat. 26, 27, 28, 29, 30

Hukuman diberikan akibat perilaku salah. 31, 32, 33, 34, 35

Memberi pujian dan atau hadiah kepada perilaku yang

benar.

36, 37, 38, 39, 40

Orangtua membimbing dan mengarahkan tanpa

memaksakan kehendak kepada anak.

41, 42, 43, 44, 54

Orangtua memberi penjelasan secara rasional jika

pendapat anak tidak sesuai.

46, 47, 48, 49, 50

Orangtua mempunyai pandangan masa depan yang jelas

terhadap anak.

51, 52, 53, 54, 55

3. Orangtua memberikan kebebasan penuh kepada anak

tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua.

56, 57, 58, 59, 60

Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meskipun

anak berperilaku sosial baik.

61, 62, 63, 64, 65

Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar

peraturan.

66, 67, 68, 69, 70

Orangtua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan

anak sehari-hari.

71, 72, 73, 74, 75

Orangtua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas. 76, 77, 78, 79, 80

Page 134: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ANGKET POLA ASUH ORANGTUA

SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG

TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang cara-cara orangtua

mendidik anak dalam keluarga. Anda diminta untuk menunjukkan kesesuaian antara

pernyataan tersebut dengan keadaan Anda sehari-hari, dengan cara memberi tanda

silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Silanglah pada kolom di bawah ini:

SS : Apabila pernyataan tersebut “sangat sesuai” dengan keadaan Anda.

S : Apabila pernyataan tersebut “sesuai” dengan keadaan Anda.

TS : Apabila pernyataan tersebut “tidak sesuai” dengan keadaan Anda.

STS : Apabila pernyataan tersebut “sangat tidak sesuai” dengan keadaan Anda.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai,

oleh sebab itu jawablah sesuai dengan keadaan diri Anda masing-masing.

Contoh Pengisian

NO PERNYATAAN

1. Orangtua tidak pernah mengijinkan saya menginap di rumah teman.

Lembar jawaban

NO.

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS

1 X

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 135: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO. PERNYATAAN

1. Meskipun hari libur, orangtua saya melarang saya menonton acara TV hingga

larut malam.

2. Orangtua saya selalu mengatur jam berapa saya harus belajar bahkan tidur.

3. Jika saya hendak bermain, orangtua melarang saya pulang hingga larut malam

di atas pukul 21.30 malam.

4. Orangtua saya tidak pernah membatasi sampai jam berapa saya harus belajar.

5. Jika libur sekolah, orangtua membiarkan saya menonton acara TV sehari

penuh.

6. Jika saya terlambat pulang sekolah, orangtua selalu marah tanpa menanyakan

alasan keterlambatanku.

7. Jika saya membeli sesuatu yang saya sukai, orangtua selalu marah tanpa

memberi kesempatan untuk kepada saya untuk menjelaskan alasannya.

8. Ketika orangtua saya sedang berbicara, hampir tidak ada kesempatan bagi

saya untuk mengemukakan ide ataupun saran.

9. Alasan apapun yang saya berikan, orangtua tidak pernah bisa menerimanya.

10. Orangtua saya tidak pernah mempertimbangkan ide ataupun saran yang saya

sampaikan.

11. Jika tidak ada kegiatan di sekolah, orangtua mengharuskan saya pulang tepat

waktu.

12. Meskipun tidak ada tugas sekolah, orangtua saya masih mengharuskan saya

untuk belajar.

13. Saya tidak boleh bermain ke rumah teman, sebelum menyelesaikan pekerjaan

rumah.

14. Orangtua saya tidak pernah membatasi jam berapa saya harus tiba di rumah.

15. Meskipun orangtua saya menetapkan adanya jadwal saya harus belajar, tetapi

orangtua saya tidak pernah melakukan kontrol, apakah saya belajar atau tidak.

16. Orangtua saya selalu mengatakan “Bodoh”, jika saya tidak dapat melakukan

Page 136: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

tugas yang diberikan kepada saya dengan baik.

17. Orangtua saya mengatakan “Pemalas”, jika saya tidak mengerjakan tugas

rumah yang diberikan kepada saya.

18. Orangtua saya tidak segan-segan memukul, meskipun saya melakukan

kesalahan kecil.

19. Orangtua tidak memarahi saya, ketika saya malas belajar.

20. Orangtua menghargai keputusan saya, ketika saya malas belajar.

21. Jika saya memperoleh prestasi, orangtua saya tidak pernah memberi

penghargaan.

22. Orangtua tidak memperdulikan karier saya ke depan.

23. Jika saya mendapat nilai bagus, orangtua tidak pernah memberikan pujian

apapun.

24. Orangtua saya selalu memberikan pujian, ketika saya memperoleh nilai

bagus.

25. Orangtua saya sering memberikan pujian, jika saya dapat menyelesaikan

pekerjaan dengan baik.

26. Jika saya pulang terlalu malam, orangtua menanyakan alasan keterlambatanku

tanpa menggunakan perkataan kasar.

27. Jika saya tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan di rumah, orangtua

menanyakan alasannya tanpa memarahiku.

28. Jika saya sedang berselisih pendapat dengan anggota keluarga, orangtua

memberiku kesempatan untuk menjelaskan masalahnya.

29. Orangtua saya tidak pernah memberikan kesempatan kepada saya, untuk

menjelaskan kesalahan yang telah saya lakukan.

30. Saya tidak suka dengan orangtua saya, yang tidak pernah mendengarkan

pendapat.

31. Orangtua saya tidak memberi uang saku, karena saya telah membolos

sekolah.

Page 137: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

32. Jika saya masih sering berkelahi dengan teman, maka orangtua akan

memindahkan saya ke sekolah lain.

33. Orangtua saya akan memberikan hukuman, jika saya tidak melaksanakan

nasehat yang diberikan kepada saya.

34. Orangtua saya tidak pernah memarahi, meskipun saya berbuat salah.

35. Orangtua saya tidak pernah marah, ketika saya pulang larut malam.

36. Orangtua saya memberikan pujian, ketika saya telah membantu saudara yang

sedang mengalami kesusahan.

37. Orangtua saya selalu memberi hadiah, setelah saya menerima raport

meskipun nilainya cukup.

38. Orangtua saya selalu memberi pujian, karena saya mampu menyelesaikan

segala pekerjaan di rumah dengan baik.

39. Saya belum pernah mendapatkan hadiah, ketika saya mendapat ranking di

kelas.

40. Saya jarang mendapatkan pujian dari orangtua.

41. Ketika saya bercerita tentang permasalahan yang saya alami, orangtua saya

selalu membantu memecahkan masalah saya, tetapi sayalah yang

memutuskan jalan keluarnya.

42. Ketika saya mempunyai masalah dengan teman di sekolah, orangtua selalu

membantu memecahkan dan mengarahkan dengan baik

43. Orangtua selalu mengarahkan, ketika saya mengalami kesulitan dalam

menentukan jurusan di sekolah.

44. Saya harus melakukan sesuatu yang diinginkan oleh orangtua.

45. Orangtua saya tidak mau tahu dengan permasalahan yang saya alami.

46. Orangtua saya selalu menjelaskan arti pentingnya hidup berhemat.

47. Orangtua saya memberikan penjelasan, tentang arti pentingnya melaksanakan

tugas dan tanggung jawab di rumah.

48. Orangtua saya selalu menjelaskan secara rasional dan objektif, tentang

Page 138: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

kesalahan yang saya lakukan, agar saya mengerti dan tidak mengulanginya

lagi.

49. Orangtua saya tidak mau menjelaskan letak kesalahan saya, ketika saya

berbuat salah.

50. Orangtua saya lebih suka mendiamkan ketika saya berbuat salah.

51. Orangtua menginginkan saya melanjutkan ke Perguruan Tinggi, asalkan saya

rajin belajar.

52. Orangtua saya selalu menanyakan “akan ke mana” setelah saya lulus sekolah

nanti.

53. Meskipun saya tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, orangtua

menginginkan saya mengikuti kursus sesuai dengan kemampuan saya.

54. Orangtua melarang saya untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

55. Orangtua saya tidak peduli terhadap masa depan saya.

56. Orangtua membiarkan saya bermain dengan teman, tanpa memperhatikan

waktu pulang.

57. Orangtua membebaskan saya, untuk melakukan kegiatan apa saja di luar

rumah, tanpa harus meminta ijin dari orangtua.

58. Orangtua membebaskan saya, untuk bergaul dengan siapa saja, walaupun

temanku berkepribadian tidak bagus.

59. Orangtua melarang saya bergaul dengan orang yang berkepribadian tidak

bagus.

60. Orangtua saya tidak mengijinkan saya, keluar rumah di malam minggu.

61. Orangtua tidak pernah memberi pujian, meski saya telah membantu teman

yang mengalami kesusahan.

62. Meskipun saya berbuat baik kepada orang lain, namun orangtua saya tidak

pernah memberikan pujian dalam bentuk apapun.

63. Saya tidak pernah mendapatkan hadiah dari orangtua sekalipun saya

berprestasi.

Page 139: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

64. Orangtua sering memuji saya, karena saya bisa membantu meringankan

beban saudara.

65. Saya sering dipuji oleh orangtua, karena saya berbuat baik pada orang lain.

66. Orangtua saya tidak pernah marah, jika saya melakukan kesalahan sekecil

apapun.

67. Orangtua saya tidak pernah marah, meskipun saya tidak pernah mengerjakan

tugas yang diberikan kepada saya.

68. Meskipun saya sering terlambat kesekolah, orangtua tidak pernah

memberikan hukuman.

69. Orangtua mengunci saya di dalam kamar, jika diketahui saya membolos

sekolah.

70. Saya pernah diusir oleh orangtua, karena saya berkelahi dengan teman.

71. Orangtua saya tidak pernah menanyakan, alasan mengapa saya terlambat

pulang sekolah.

72. Orangtua saya tidak pernah memperdulikan, dengan siapa saya bergaul.

73. Orangtua saya tidak pernah menanyakan, tentang kegiatan yang saya lakukan

sehari-hari.

74. Orangtua saya sangat memperhatikan, dengan kegiatan yang saya lakukan.

75. Orangtua saya sering menanyakan perilaku saya di sekolah kepada guru saya.

76. Jika saya menonton acara TV dan lupa belajar, orangtua saya tidak

mengingatkan.

77. Orangtua membiarkan saya untuk mendengarkan musik di kamar, tanpa

menanyakan apakah saya belajar atau tidak.

78. Orangtua saya menyerahkan sepenuhnya penggunaan uang saku kepada saya.

79. Orangtua melarang saya menggunakan VCD player.

80. Orangtua saya mendampingi, ketika saya menonton acara TV.

TERIMA KASIH

Page 140: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

ANGKET KEMANDIRIAN

SISWA KELAS II SMA NEGERI 1 BALAPULANG

TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang berbagai hal yang

mungkin berkaitan dengan kebiasaan yang Anda lakukan baik di rumah, sekolah,

ataupun di masyarakat. Anda diminta untuk menunjukkan kesesuaian antara

pernyataan tersebut dengan kebiasaan Anda sehari-hari, dengan cara memberi tanda

silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Silanglah pada kolom di bawah ini:

SS : Apabila pernyataan tersebut “sangat sesuai”dengan keadaan Anda.

S : Apabila pertnyataan tersebut “sesuai” dengan keadaan yang Anda rasakan.

TS : Apabila pernyataan tersebut “tidak sesuai” dengan keadaan Anda.

STS : Apabila pernyataan tersebut “sangat tidak sesuai” dengan keadaan Anda.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai,

oleh sebab itu jawablah sesuai dengan keadaan diri Anda masing-masing.

Contoh Pengisian

NO. PERNYATAAN

1. Meskipun ada kegiatan di sekolah, saya berusaha untuk tidak pulang larut malam.

Lembar Jawaban

NO.

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS

1. X

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 141: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

NO PERNYATAAN

1. Setiap bangun tidur, saya membersihkan kamar dan menata tempat tidur.

2. Setiap pagi hari, saya membantu orangtua menyiapkan sarapan untuk keluarga.

3. Saya terbiasa menyapu halaman rumah, sebalum berangkat ke sekolah.

4. Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan di rumah, tanpa bantuan dari saudara.

5. Saya merasa malas jika harus mengerjakan pekerjaan di rumah.

6. Saya terbiasa memadamkan lampu kamar pada saat tidur.

7. Setyia Setiap belajar di malam hari, saya menggunakan lampu belajar.

8. Saat malam hari, saya menggunakan penerangan seperlunya di ruang dapur.

9. Saya menggunakan penerangan di kamar sesuka hati saya.

10. Saya membiarkan listrik menyala di ruangan rumah, meski siang hari.

11. Saya mengatasi sendiri persoalan dengan teman, karena tidak ingin membebani

orangtua.

12. Saya menerima kritik yang diberikan anggota keluarga.

13. Dapat menyisihkan uang saku saya untuk membeli peralatan tulis.

14. Saya marah jika mendapat kritik dan saran dari anggota keluarga.

15. Saya tidak dapat mengatasi masalah pribadi sekecil apapun tanpa bantuan dari

saudara.

16. Saya senang membaca buku di perpustakaan sekolah.

17. Saya membaca buku di perpustakaan jika ada jam pelajaran kosong.

18. Saya berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium di sekolah.

19. Saya merasa malas jika harus membaca buku di perpustakaan.

20. Jika ada jam pelajaran kosong, saya lebih senang pergi ke kantin dari pada ke

perpustakaan.

21. Memilih jurusan studi berdasarkan kemampuan yang saya miliki.

22. Memilih jurusan studi sesuai dengan cita-cita yang saya miliki.

23. Dalam memilih jurusan studi di sekolah, saya tidak sekedar ikut-ikut teman.

Page 142: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

24. Saya memilih jurusan studi di bidang sosial, karena saya khawatir tidak mampu

di bidang eksak.

25. Meskipun saya tidak mampu, saya tetap memilih jurusan studi eksak agar telihat

pintar.

26. Saya mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu guru tepat waktu.

27. Saya tidak menyontek teman dalam mengerjakan tugas dari bapak/ibu guru.

28. Dalam mengerjakan soal atau tes di sekolah, saya berusaha tidak melihat teman

di samping kanan kiri saya.

29. Dalam mengumpulkan tugas, saya sering terlambat dari batas waktu

pengumpulan yang telah ditentukan.

30. Saya tidak terbiasa mengerjakan tugas tanpa bantuan dari teman.

31. Saya mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan tempat tinggal saya

secara rutin.

32. Saya sering mengikuti kegiatan karang taruna di lingkungan tempat tinggal.

33. Saya menghindari perbuatan yang melanggar norma masyarakat, dengan tidak

sering pulang larut malam.

34. Saya merasa malas jika harus mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat

tinggal.

35. Saya mengikuti kegiatan di kampung karena terpaksa.

36. Saya menjalankan ibadah di tempat peribadatan di sekitar tempat tinggal.

37. Saya menabung di Bank terdekat di lingkungan tempat tinggal.

38. Saya memeriksakan ke puskesmas terdekat di sekitar tempat tinggal, jika ada

salah satu anggota keluarga saya sakit.

39. Saya memilih menyimpan uang di rumah dari pada di Bank.

40. Saya memilih beribadah di rumah dari pada di tempat peribadatan umum.

41. Saya bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh anggota keluarga yang lain.

42. Jika dalam keluarga mengalami suatu masalah, saya berusaha untuk mencari

solusinya.

Page 143: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

43. Saya merasa senang jika dapat memberikan saran untuk persoalan dalam

keluarga.

44. Saya memberikan bantuan pada anggota keluarga yang lain jika diminta saja.

45. Saya tidak perduli terhadap masalah yang dihadapi anggota keluarga.

46. Saya membiasakan istirahat yang cukup dengan menghindari tidur larut malam.

47. Meskipun malam minggu, saya tidak terbiasa pulang larut malam.

48. Saya terbiasa bangun pada pukul 05.00 pagi.

49. Meskipun hari libur, saya merasa enggan untuk bangun pagi.

50. Saya menghabiskan malam minggu untuk bergadang.

51. Saya berusaha menjaga ketenangan kelas selama proses pembelajaran.

52. Saya melaksanakan tugas piket kelas yang telah di jadwalkan secara rutin.

53. Saya mempersiapkan alat dan sarana pembelajaran sebelum jam pelajaran

dimulai.

54. Saya enggan datang lebih awal, meskipun hari itu adalah jadwal piket saya.

55. Saya senang ngobrol dengan teman pada saat bapak/ibu guru menerangkan.

56. Saya mengerjakan tugas secara suka-rela di depan kelas.

57. Saya mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum saya pahami pada saat

jam pelajaran berlangsung.

58. Saya aktif dalam diskusi kelompok di kelas.

59. Saya enggan menanyakan kepada bapak/ibu guru meskipun saya belum paham

tentang materi yang diberikan.

60. Saya mengerjakan tugas di depan kelas jika diminta oleh bapak/ibu guru saja.

61. Saya ikut malaksanakan kerja bakti yang diadakan di lingkungan tempat tinggal.

62. Saya berusaha ikut menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan dengan

tidak membuang sampah di sembarang tempat.

63. Saya berusaha mematuhi setiap peraturan yang ada di lingkungan Rt/Rw

setempat.

64. Jika ada kegiatan kerja bakti di kampung, saya merasa malas untuk

Page 144: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

mengikutinya.

65. Saya merasa terpaksa mematuhi peraturan yang ada di lingkungan tempat

tinggal.

66. Saya dapat mengatur penataan ruang tamu di rumah secara berkala.

67. Saya dapat menciptakan tata ruang makan yang nyaman di rumah.

68. Saya dapat memodifikasi warna pada setiap ruangan rumah, agar terlihat lebih

cerah.

69. Saya enggan untuk merubah posisi tata ruang di rumah, selama tata ruang di

rumah saya tetap teratur.

70. Saya akan menata pengaturan ruangan di rumah, jika keadaan ruangan sudah

tidak teratur.

71. Saya selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

72. Saya selalu hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai jadwal.

73. Saya ikut berpartisipasi dalam setiap perlombaan ekstrakurikukler antar sekolah.

74. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena terpaksa.

75. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ikut-ikut teman saja.

76. Saya ikut serta dalam perbaikan jalan di lingkungan tempat tinggal.

77. Saya ikut dalam kepanitiaan HUT RI yang diadakan di kampung.

78. Saya ikut membersihkan tempat ibadah di lingkungan tempat tingggal.

79. Saya merasa enggan mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggal.

80. Saya mengikuti kegiatan kebersihan di lingkungan tempat tinggal saya karena

terpaksa.

TERIMA KASIH

Page 145: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET KEMANDIRIAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

1. 41.

2. 42.

3. 43.

4. 44.

5. 45.

6. 46.

7. 47.

8. 48.

9. 49.

10. 50.

11. 51.

12. 52.

13. 53.

14. 54.

15. 55.

16. 56.

17. 57.

18. 58.

19. 59.

20. 60.

21. 61.

22. 62.

23. 63.

24. 64..

25. 65.

26. 66.

27. 67.

28. 68.

29. 69.

30. 70.

31. 71.

32. 72.

33. 73.

34. 74.

35. 75.

36. 76.

37. 77.

38. 78.

39. 79.

40. 80.

Page 146: Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Ssw Kls 8 Smp Muh 2 Ptk Thn Pljrn 2010-2011

LEMBAR JAWAB ANGKET POLA ASUH ORANGTUA

NO

ALTERNATIF PILIHAN

NO

ALTERNATIF PILIHAN

SS S TS STS SS S TS STS

1. 41.

2. 42.

3. 43.

4. 44.

5. 45.

6. 46.

7. 47.

8. 48.

9. 49.

10. 50.

11. 51.

12. 52.

13. 53.

14. 54.

15. 55.

16. 56.

17. 57.

18. 58.

19. 59.

20. 60.

21. 61.

22. 62.

23. 63.

24. 64..

25. 65.

26. 66.

27. 67.

28. 68.

29. 69.

30. 70.

31. 71.

32. 72.

33. 73.

34. 74.

35. 75.

36. 76.

37. 77.

38. 78.

39. 79.

40. 80.