196
KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU PEREKONOMIAN KELUARGA (STUDI KASUS KAMPUNG PEMULUNG KELURAHAN JURANG MANGU TIMUR, TANGGERANG SELATAN) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: FAUZIAH KARIMAH NIM: 11140150000011 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM

MEMBANTU PEREKONOMIAN KELUARGA

(STUDI KASUS KAMPUNG PEMULUNG KELURAHAN

JURANG MANGU TIMUR, TANGGERANG SELATAN)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FAUZIAH KARIMAH

NIM: 11140150000011

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 3: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 4: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 5: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 6: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 7: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

i

ABSTRAK

Fauziah Karimah, Kontribusi Wanita Pemulung Dalam Membantu

Perekonomian Keluarga (Studi Kasus: Kampung Pemulung Kelurahan

Jurang Mangu Timur). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah di kampung pemulung Jurang Mangu

Timur Tanggerang Selatan ini terdapat pemulung baik pria maupun wanita

sebagian besar pemulung mengumpulkan barang bekas di jalan sebagai mata

pencaharian utama dalam kehidupannya. Hal tersebut membuat mereka setiap hari

selalu berhadapan dengan sampah. Untuk wanita pemulung dalam hal ini

mempunyai peran ganda, karena mengurus keluarga dan mencari penghasilan

sebagai pemulung. Penelitian ini membahas tentang kehidupan sehari-hari wanita

pemulung, kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga,

dan dampak peran ganda wanita pemulung terhadap kehidupan rumah tangga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi wanita pemulung dalam

membantu perekonomian keluarga, serta mengetahui dampak peran ganda wanita

pemulung terhadap kehidupan rumah tangga.. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara observasi non

partisipasi dan juga wawancara dengan jenis instrumennya semi-struktur.

Informan yang diwawancarai antara lain wanita pemulung, dan anggota keluaraga

wanita pemulung seperti anak dan suami mereka. Hasil penelitian menunjukan

bahwa kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga

sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, mampu

menyekolahkan anak-anak, serta mampu menabung untuk kebutuhan mendadak.

Dampak dari peran ganda wanita pemulung terhadap kehidupan rumah tangganya:

1) Mampu membantu dalam menambah pendapatan keluarga. 2) Anak-anak

menjadi tidak terawat. 3) Pekerjaan rumah menjadi terbebani juga oleh suami, 4)

Kesehatan fisik wanita pemulung yang mudah menurun.

Kata Kunci : Pemulung, Perekonomian, Keluarga.

Page 8: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

ii

ABSTRACT

Fauziah Karimah, “Contribution of Women Scavengers in Helping the

Family Economy (Case Study: Scavenger Village of East Jurang Mangu

Village)”. ‘A Skripsi’: Social Education Program, Faculty of Tarbiyah and

Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The background of this research is that in the East Jurang Mangu Gorge

scavenger village in South Tangerang, there were scavengers, both men and

women, mostly scavengers collecting used goods on the road as the main

livelihood in their lives. This makes them every day always dealing with garbage.

For women scavengers in this case they have a dual role, because they take care of

their families and seek income as scavengers.This study discusses the daily lives

of scavenger women, the contribution of scavenger women in helping the family

economy, and the impact of the dual role of scavenger women on household life.

This study aims to determine the contribution of scavenger women in helping the

family economy, and to know the impact of the dual role of scavenger women on

household life. This study uses descriptive qualitative research methods. Data

were collected by means of non-participation observations and also interviews

with semi-structured types of instruments. The informants interviewed included

scavenger women, and family members of scavenger women such as their

children and husbands.The results showed that the contribution of scavenger

women in helping the family's economy was very helpful in fulfilling their daily

needs, being able to send their children to school, and being able to save for

sudden needs. The impact of the dual role of scavenger women on their household

life: 1) Able to help increase family income. 2) Children become neglected. 3)

Homework is burdened also by the husband, 4) Physical health of women

scavengers who easily decline.

Keywords: Scavenger, Economy, Family.

Page 9: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

iii

KATA PENGANTAR

نٱللبسم ٱلرحيمٱلرحم

Rasa syukur kepada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu Perekonomian

Keluarga (Studi Kasus: Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu

Timur)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Tanpa akal,

berkah dan rahmat-Nya yang diberikan penulis pasti tidak akan sampai pada fase

akhir di perkuliahan ini.

Sholawat serta salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepada pemimpin

ulung setiap umat yaitu Baginda Rasulullah SAW, dengan bercermin dari

perjuangan beliau maka semangat untuk terus menggali ilmu pengetahuan selalu

ada, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

yang harus disempurnakan dan penuh dengan hambatan yang harus dilalui. Tanpa

dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat

terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Imu

Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang

senantiasa memberikan banyak perhatian, bimbingan, serta motivasi

kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, yang juga senantiasa memberikan banyak perhatian

dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.

4. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd, selaku dosen pembimbing pertama dan

Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA, selaku dosen pembimbing kedua yang

telah bersedia meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi,

bimbingan dan nasehat selama penulisan skripsi ini.

Page 10: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

iv

5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah

memberikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.

6. Kepada Ibu Suryani, selaku ketua RT 001/003 di Kampung Pemulung

Kelurahan Jurang Mangu Timur yang telah membantu saya dalam

pelaksanaan penelitian.

7. Kepada kedua orang tua, Bapak Sarmono, dan Ibu Fatmah, terimakasih

atas seluruh doa dan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang

yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.

8. Kepada seluruh keluargaku, Fakhri Irfansyah, dan Fikhri Fathoni,

terimakasih atas seluruh perhatian, dukungan dan doa dari kalian semua.

9. Kepada seluruh teman, kakak, adik anggota Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Tarbiyah (HMI KOMTAR). Terimakasih telah mewarnai hari-

hari penulis selama berada di Ciputat, dan banyak mengajarkan betapa

pentingnya organisasi, serta mengajarkan kekeluargaan.

10. Kepada seluruh teman, kakak, dan adik anggota Himpunan Mahasiswa

Jurusan Pendidikan IPS (HMJ P.IPS) yang telah mengajarkan betapa

pentingnya berorganisasi saat berada di dunia perkuliahan.

11. Sahabat Madrasah sekaligus teman hidup selama di Ciputat, Hanifa Tri

Agustina, terimakasih selalu ada dan selalu setia menemani kehidupan dan

membantu penulis dari masa sekolah Madrasah hingga masa perkuliahan.

12. Sahabat-sahabat tercinta Mecin Seki, Yufilanita, Finkki Dahliani, Fitria

Sulistyani, Niken, dan Arini yang selalu setia menemani selalu masa

perkuliahan, dan selalu mendukung penulis selama menyusun skripsi.

13. Sahabat-sahabat organisasi Yayu Hardianti Isnin, Dini Utami, Ike Retno,

Zefi Khomara, Muhammad Yusuf, Ghilman Hanif.

14. Adik-adik tercinta Dinda Adhiana, Dinda Mufirdah, Akhim Mudhor, dan

Hasny Ainun yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

15. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2014 atas kekompakannya

selama ini, baik di kelas ataupun saat praktikum.

Page 11: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

v

16. Dan seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu

secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan

pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh

Allah SWT.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan

digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi

ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 29 Januari 2019

Fauziah Karimah

11140150000011

Page 12: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

vi

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR KETERANGAN UJI REFERENSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

ABSTRACT ........................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6

F. Manfaat penelitian ................................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .............................................. 8

A. Kajian Teori .......................................................................................................... 8

1. Pemulung Sebagai Pekerjaan Sektor Informal ................................................ 8

a. Pengertian pemulung ................................................................................... 8

b. Faktor yang Mendukung menjadi Pemulung .............................................. 9

c. Ciri-Ciri Pemulung .................................................................................... 10

d. Jenis-Jenis Pemulung ................................................................................ 10

e. Kehidupan Masyarakat Pemulung............................................................. 11

f. Wanita Pemulung ....................................................................................... 14

Page 13: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

vii

2. Keluarga ........................................................................................................ 15

a. Pengertian Keluarga .................................................................................. 15

b. Peran Keluarga .......................................................................................... 18

c. Fungsi Keluarga ........................................................................................ 19

3. Perekonomian Keluarga ................................................................................ 20

a. Pengertian Perekonomian Keluarga .......................................................... 20

b. Jenis-Jenis Status Pekerjaan dalam Perekonomian Keluarga ................... 21

c. Peran Wanita dalam Perekonomian Keluarga ........................................... 22

4. Teori Pertukaran Tingkah Laku Sosial ......................................................... 25

B. Penelitian Relevan ............................................................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 33

1. Tempat Penelitian ......................................................................................... 33

2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 33

B. Metode Penelitian ............................................................................................... 34

C. Subjek Penelitian ................................................................................................. 36

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 37

E. Instrumen Penelitian............................................................................................ 39

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ................................................................ 43

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 47

A. Deskripsi Data ..................................................................................................... 47

1. Gambaran Umum Kelurahan Jurang Mangu Timur ..................................... 47

2. Sarana dan Prasarana Kelurahan Jurang Mangu Timur ................................ 47

3. Susunan Kelurahan Jurang Mangu Timur..................................................... 49

4. Visi dan Misi Kelurahan Jurag Mangu Timur .............................................. 50

5. Jumlah Penduduk Kelurahan Jurang Mangu Timur Berdasarkan Jenis

Kelamin ......................................................................................................... 50

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama/Kepercayaan ................................... 52

Page 14: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

viii

7. Jumlah Penduduk Warga Kampung Pemulung RT 003 RW 001

Kelurahan Jurang Mangu Timur ................................................................... 52

8. Karakteristik Informan .................................................................................. 55

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................. 56

1. Kegiatan Sehari-hari Pemulung .................................................................... 56

2. Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu Perekonomian

Keluarga ........................................................................................................ 67

3. Dampak Peran Ganda Wanita Pemulung Terhadap Kehidupan Rumah

Tangga ........................................................................................................... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 95

1. Kehidupan Sehari-hari Wanita Pemulung ..................................................... 95

2. Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu Perekonomian

Keluarga ........................................................................................................ 98

3. Dampak Peran Ganda Wanita Pemulung Terhadap Kehiudpan Rumah

Tangga Keluarga Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu

Timur ........................................................................................................... 101

4. Teori Pertukaran TingkahLaku Sosial ........................................................ 105

D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 108

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 109

A. Simpulan ........................................................................................................... 109

B. Implikasi ............................................................................................................ 110

C. Saran .................................................................................................................. 111

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 112

Lampiran

Page 15: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 32

Page 16: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian................................................................................ 33

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ......................................................................................... 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ..................................................................... 41

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi ................................................................................... 43

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Kelurahan Jurang Mangu Timur .................................. 47

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Jurang Mangu Timur Berdasarkan Jenis

Kelamin ......................................................................................................... 50

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama / Kepercayaan .................................. 52

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Warga Kampung Pemulung RT 003 RW 001

Kelurahan Jurang Mangu Timur .................................................................... 52

Tabel 4.4 Karakteristik Informan .................................................................................... 55

Page 17: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Obsevasi Kampung Pemulung

Lampiran 2 Transkip Wawancara informan Wanita Pemulung 1

Lampiran 3 Transkip Wawancara Informan Wanita Pemulung 2

Lampiran 4 Transkip Wawancara Informan Wanita Pemulung 3

Lampiran 5 Transkip Wawancara Informan Suami Pemulung 1

Lampiran 6 Transkip Wawancara Informan Suami Pemulung 2

Lampiran 7 Transkip Wawancara Informan Suami Pemulung 3

Lampiran 8 Transkip Wawancara Informan Anak Pemulung 1

Lampiran 9 Transkip Wawancara Informan Anak Pemulung 2

Lampiran 10 Transkip Wawancara Informan AnakPemulung 3

Lampiran 11 Transkip Wawancara Informan Ketua RT 001 RW 003

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian RT 001 RW 003

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian Kelurahan Jurang Mangu Timur

Lampiran 17 Lembar Uji Referensi

Page 18: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil dan merupakan

lembaga dalam masyarakat yang paling dasar. dimana proses pengenalan jati

diri serta proses sosialisasi yang pertama kali dilakukan, maka dari proses

sosialisasi didalam keluarga itulah seseorang akan memiliki bekal untuk dapat

berinteraksi dan bersosialisasi dengan lembaga sosial yang lebih besar yaitu

masyarakat.

Keluarga adalah kelompok orang yang ada hubungan darah atau

perkawinanan. orang-orang yang termasuk keluarga adalah ibu,bapak dan

anak-anaknya, ini disebut keluarga batih (nuclear family) keluarga yang

diperluas (extended family) mencakup semua orang dari satu keturunan dari

kakek dan nenek yang sama, termasuk keturunan suami dan isteri.1

Dalam relasi suami istri memang diperlukan adanya kejelasan dalam

pembagian peran yang menjadi tanggung jawab istri. Namun demikian,

pembagian peran tersebut seyogianya tidak bersifat kaku dan dapat disesuaikan

melalui kesepakatan yang dibuat bersama berdasarkan situasi yang dihadapi

oleh pasangan suami istri.2

Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan kehidupan

masyarakat, posisi kaum wanita di dunia kerja juga semakin mendapat tempat

dan peluang yang seluas-luasnya. kaum wanita yang semula hanya dapat

bekerja dan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan rumah tangganya

saja, tetapi kini telah dapat bekerja dan berkecimpung di dunia kerja di luar

lingkup rumah tangganya.

Kesejajaran antara pekerjaan dan kewajiban peran utama ayah dan ibu

dalam keluarga sudah jelas. Sang ibu mulai dengan pengasuhan anak,

menanamkan ikatan badaniah dan rohaniah yang dekat karena kepuasaan yang

1 Kusdwirarti Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung : P.T. ALUMNI, 2011), h. 24 2 Ibid, h. 12

Page 19: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

2

timbal balik.3 Kemandirian wanita tidak dapat dilepaskan dari perannya

sebagai ibu dan istri, wanita dianggap sebagai makhluk sosial dan budaya yang

utuh apabila telah memainkan kedua peran tersebut dengan baik.

Alokasi waktu atau jam kerja perempuan lebih panjang dibandingkan

laki-laki, tetapi secara ekonomi penghasilan laki-laki lebih tinggi dari

perempuan. hal ini terjadi karena perempuan bertanggung jawab atas pekerjaan

produktif, reproduktif dan fungsi-fungsi sosial di komunitas. perempuan selalu

melakukan ketiga tanggung jawab tersebut secara bersamaan, sedangkan laki-

laki hanya bertanggung jawab pada pekerjaan produktif saja.4

Disini ada sisi wanita yang ingin menjadi ibu rumah tangga tapi ketika

masalah finansial dan masalah kehidupan menghadang keberlangsungan hidup

rumah tangga dan mengharuskan wanita ikut mengais rezeki degan segala

upaya menjadikan wanita keluar rumah dan bekerja. Segala jenis pekerjaan

bisa ditempati oleh kaum wanita dari pekerjaan yang mengarah pemikiran

sampai pekerjaan yang mendahulukan otot.

Masalah kehidupan dalam suatu keluarga mendorong kaum wanita

utamanya ibu rumah tangga untuk turut serta melibatkan diri dalam usaha

menambah pendapatan keluarga. Kedudukannya sebagai ibu tugas yang

melekat dalam dirinya atau perannya adalah mengatur rumah tangga. Namun,

munculnya masyarakat yang bekerja diluar rumah merupakan salah satu akibat

permasalahan perekonomian dalam kehidupan keluarganya.5

Berdasarkan Penelitian pendahuluan, hasil wawancara peneliti dengan

Ibu Suryani yang merupakan Ibu ketua RT 01/ RW 03 di kampung pemulung

Jurang Mangu Timur. Ibu Suryani mengatakan hal seperti berikut:

“Ya disini ada 300 kepala keluarga, dan yang menjadi pemulung

kurang lebih ada 60 kepala keluarga tapi sudah banyak beberapa lapak

pemulung yang digusur untuk dijadikan perumahan mba, disini tadinya

ada 3 blok lapak, tapi karena 1 blok sudah digusur jadinya tersisa 2

lapak mba, mungkin sekarang cuman ada sekitar kurang lebih 30

3 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1985), h. 143 4 Edriana Noerdin, Erni Agustini, dll, Potret Kemiskinan Perempuan, (Jakarta : Women

Research Institute, 2006), h. 20 5 Wahyu Hidayat, Analisis Peran Ganda Wanita Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Jatibarang Kodia Semarang, Dinamika Manajemen, 2006, Vol. 5, No. 1

Page 20: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

3

kepala keluarga lah kalo di itung pintu ke pintu. Lapaknya ada di depan

sanah mba ga jauh dari sini, dan disni suami dan istrinya menjadi

pemulung, bahkan anaknya pun ikut kadang-kadang menjadi pemulung

untuk bantu-bantu mencari uang tambahan, ya ada sih yang istrinya

mungkin ga jadi pemulung tapi itu jarang sekali mba, karena mayoritas

para istrinya ikut menjadi pemulung.”.6

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Suryani, di ketahui bahwa

pembagian pekerjaan rumah tangga yang sering terjadi dalam kehidupan

masyarakat saat ini ternyata juga dialami oleh masyrakat yang tinggal di

kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur Tanggerang Selatan. Di

daerah ini terdapat sebuah pemukiman masyarakat marjinal yang bekerja

sebagai pemulung. Pekerjaan pemulung ini mendorong keterlibatan kaum ibu

rumah tangga untuk bekerja di luar rumah dan mencari penghasilan tambahan

untuk membantu perekonomian keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

Secara umum pemulung dapat didefinisikan sebagai pengambil barang

bekas untuk dijual kepada pengepul barang bekas. Pemulung adalah golongan

sosial yang memiliki usaha mengumpulkan barang bekas, barang diambil dari

jalan, tempat pembuangan sampah, pekarangan rumah penduduk, pasar,

pertokoan, terminal, stasiun, bandara, tempat wisata, rumah ibadah, sekolah,

kampus, dan pemakaman.

Beberapa pemulung jalanan terkadang harus melakukan beberapa

aktivitas sekaligus sebagai strategi untuk bertahan hidup (misalnya: berlaku

sebagai pemulung sambil mencuri kecil-kecilan apabila ada kesempatan).

Namun banyak juga di antara mereka yang benar-benar jujur dalam melakukan

aktivitasnya. Walaupun mereka mengetahui aktivitas teman-teman mereka

(baik legal maupun illegal), namun mereka jarang saling mengganggu antara

yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting bagi mereka adalah

bisa makan.7

6 Hasil wawancara Ibu Suryani, Ketua RT 003 RW 001 7 Twikromo Argo, Pemulung Jalanan: Kontruksi Marginalitas dan Perjuangan Hidup

dalam Bayang-Bayang Budaya Dominan, (Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), h.81

Page 21: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

4

Kehidupan jalanan merupakan kehidupan yang sulit. Jalanan penuh

dengan berbagai macam tantangan yang tidak dapat diatasi dengan mudah.

Orang jalanan menghadapi banyak tekanan dari orang jalanan yang lain,

masyarakat pada umumnya, dan petugas ketertiban. Selain itu situasi ekonomi,

sosial, dan budaya lingkungan kota juga semakin lama semakin menyingkirkan

keberadaan mereka. Mereka harus berjuang untuk mengatasi situasi ini,

sehingga apabila ada kesempatan, beberapa di antara mereka cenderung

menekan sesama orang jalanan.

Pemulung jalanan biasanya melakukan aktivitas mereka dengan

berjalan kaki dan menggunakan karung dan ganco sebagai sarana utama.

Relatif jarang ditemui adanya pemulung jalanan yang menggunakan sepeda

dengan sepasang keranjang sebagai wadahnya, menggunakan becak, atau

gerobak. Biasanya sarana-sarana angkut tersebut digunakan oleh pemulung-

pemulung yang mempunyai tempat tinggal menetap atau memiliki tumpangan

tempat tinggal. Sebagian besar pemulung jalanan relatif sulit dalam

menyimpan atau menjaga sarana angkut tersebut, khususnya jika mereka

sedang tidur di jalanan.8

Ada juga beberapa tukang timbang atau pelapak yang menyediakan

sarana angkut semacam ini, namun pemulung jalanan jarang sekali mau

menggunakannya karena sebagaian besar dari mereka berpikir bahwa mereka

tidak akan menjadi bebas lagi atau ada orang lain yang ikut mengatur kegiatan

mereka. Sebenarnya kegiatan memulung dengan menggunakan sarana angkut

tersebut relatif lebih banyak menghasilkan income dari pada hanya berjalan

kaki (sepeda atau gerobak: rata-rata sekitar Rp 7.000,- sampai Rp 10.000,- dan

becak: rata-rata sekitar Rp 10.000,- sampai Rp 15.000,- vs. jalan kaki: rata-rata

sekitar Rp 2.500,- sampai Rp 5.000,-). Pemulung jalanan biasanya memilih

lapak yang dianggap dapat memberikan harga yang layak dan layanan yang

menguntungkan. Beberapa di antara mereka sering berganti lapak jika mereka

merasa tidak mendapat keuntungan yang wajar dari lapak sebelumnya.9

8Ibid, h.86 9 Ibid,.h.86

Page 22: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

5

Di kampung pemulung Jurang Mangu Timur Tanggerang Selatan ini

terdapat pemulung baik pria maupun wanita sebagian besar pemulung

mengumpulkan barang bekas di jalan sebagai mata pencaharian utama dalam

kehidupannya. Hal tersebut membuat mereka setiap hari selalu berhadapan

dengan sampah. Untuk wanita pemulung dalam hal ini mempunyai peran

ganda, karena mengurus keluarga dan mencari penghasilan sebagai pemulung.

Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada kontribusi wanita

pemulung dalam membantu perekonomian keluarga. Terdorong oleh

kenyataan tersebut maka diperlukan pemahaman tentang fenomena-fenomena

sosial dalam peranan wanita, terkhusunya peran wanita pemulung yang

menjadi fokus pada kajian penelitian ini.

Kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga

menjadi bahasan yang menarik karena dibandingkan dengan keluarga yang lain

hanya sebagai ibu rumah tangga yang berkewajiban mengurus rumah

tangganya. Dalam hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

tentang “KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU

PEREKONOMIAN KELUARGA (STUDI KASUS : KAMPUNG

PEMULUNG JURANG MANGU TIMUR, TANGGERANG

SELATAN)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah bisa

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Di daerah kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur

banyak terdapat wanita yang bekerja menjadi pemulung.

2. Kondisi ekonomi keluarga yang masih rendah sehingga wanita

perlu membantu perekonomian keluarga.

3. Pekerjaan pemulung membuat wanita memiliki peran ganda pada

keluarga.

4. Adanya pelanggaran yang diabaikan oleh orang tua seperti

mempekerjakan anaknya.

Page 23: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

6

C. Batasan Masalah

Keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga dan biaya, serta untuk

memudahkan pembahasan skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih fokus

dan terarah, tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka

diperlukan adanya pembatasan masalah yaitu :

1. Banyak terdapat wanita yang bekerja sebagai pemulung.

2. Kondisi ekonomi keluarga yang masih rendah sehingga wanita

perlu membantu perekonomian keluarga.

3. Pekerjaan pemulung membuat wanita memiliki peran ganda pada

keluarga.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil kegiatan sehari-hari wanita pemulung ?

2. Bagaimana kontribusi wanita pemulung dalam membantu

perekonomian keluarga ?

3. Bagaimana dampak peran ganda wanita pemulung terhadap

kehidupan rumah tangga keluarga kampung pemulung Jurang

Mangu Timur ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui:

1. Profil kegiatan sehari-hari wanita pemulung.

2. Kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian

keluarga

3. Dampak peran ganda wanita pemulung terhadap kehidupan rumah

tangga keluarga ampung pemulung Jurang Mangu Timur.

Page 24: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

7

F. Manfaat Penelitiann

Selain mempunyai tujuan, hasil dari peneltian ini diharapkan dapat

mempunyai manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang

bermanfaat mengenai kontribusi wanita pemulung dalam

membantu perekonomian keluarga dan dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuan khusunya Sosiologi Keluarga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

pemahaman dibidang ilmu sosial khusunya tentang kontribusi

wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga

b. Bagi orang tua, adanya penelitian ini diharapkan memberikan

informasi perihal ibu rumah tangga yang bekerja diluar

membantu perekonomian keluarga agar tetap menjalankan

fungsi keluarga dengan sebaik-baiknya sebagai ibu rumah

tangga.

c. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan bagi pemerintah

dalam kaitannya dengan penyusunan kebijakan pendidikan dan

bantuan sumbangan, khusunya bagi keluarga pemulung yang

kondisi ekonominya sangat terbatas.

d. Bagi Peneliti, sebagai sarana untuk mengkaji dan menganalisis

masalah dengan teori yang sama untuk penelitian selanjutnya

mengenai pertukaran tingkah laku sosial yang berkembang di

masyarakat.

Page 25: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

8

Page 26: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Pemulung Sebagai Pekerjaan Sektor Informal

a. Pengertian Pemulung

Salah satu bentuk kegiatan sektor informal yang cukup menarik

saat ini yaitu pemulung. Keterbatasan lahan dan kemiskinan di daerah

pedesaan, serta tidak tersediannya lapangan pekerjaan yang sesuai

dengan pengetahuan dan keterampilan di daerah perkotaan menjadi

penyebab mereka bekerja sebagai pemulung. Bekerja sebagai pemulung

di daerah perkotaan juga muncul akibat adanya nilai ekonomi dari

sampah yang dihasilkan masyarakat. Pemulung beranggapan bahwa

sampah adalah ladang menghidupi keluarga mereka.

Pemulung adalah pemungut sampah (barang bekas, sisa) yang

bekerja mandiri tanpa anak buah serta menjualnya kepada penampung.

Modal mereka biasanya di dapat dari penampung tetapi banyak di antara

mereka yang bekerja tanpa modal. Biasanya pemulung tinggal dimana

saja, atau di tempat penampung, dan mereka memuat sampahnya ke

dalam keranjang yang digendong di dalam gerobak yang didorong

sendiri.1

Menurut Twikromo, pemulung adalah seserang yang

mendapatkan penghasilan dari mengumpulkan barang bekas. Aktivitas

pemulung kota yang cenderung menggunakan modal kecil, mereka

mengumpulkan barang-barang bekas (buangan dari tempat-tempat

sampah milik rumah tangga, toko, atau restauran. Selain itu biasanya

ada beberapa kelompok yang melakukan aktivitas memulungnya

ditempat kolektif seperti bak atau pembuangan akhir sampah warga

kota. Barang-barang yang dikumpulkan biasanya berupa plastik (botol

1 Chaidir Anwar, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatannya di Jakarta Timur, (Jakarta:

Universitas Tarumanegara, 1990), h.2

Page 27: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

9

atau bekas kemasan makanan), alumunium, kaleng, tembaga, kardus,

pakaian, dan barang lainnya yang dinilai masih berharga.2

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemulung adalah seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencari

barang yang sudah tidak layak pakai, maka orang yang bekerja sebagai

pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pengais sampah dimana

antara pemulung dan sampah sebagai dua sisi mata uang ada sampah

pasti ada pemulung dan dimana ada pemulung disitu ada sampah.

Pekerjaan mereka mencari barang bekas membuat sebagian besar orang

menganggap remeh pemulung. Mereka mengorek tempat sampah untuk

mendapatkan barang bekas yang masih memiliki nilai jual. Namun

berkat kehadirannya pula lingkungan dapat terbebas dari barang bekas

yang bila dibiarkan bisa menjadi sampah. Pemulung tidak menyadari

bahwa mereka turut serta mengatasi persoalan sampah kota. Menurut

para pemulung pekerjaan yang dilakukan semata-mata adalah untuk

memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

b. Faktor yang Mendukung Menjadi Pemulung

Menurut Mudiyono faktor-faktor yang mendasari masyarakat

menjadi pemulung yaitu:

1) Faktor internal, yaitu kondisi kesehatan jasmani yang kuat,

didesakdengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks, sulit

mencari pekerjaan lain, melakukan pekerjaan dengan senang,

jaringan kerjasama pemulung kuat.

2) Faktor eksternal, yaiitu jumlah pemulung yang selalu bertambah,

banyaknya penduduk akan selalu menghasilkan sampah yang

jumlahnya akan semakin banyak.3

2 Achmad Syakrani, Studi Strategi Hidup Pemulung Perempuan di Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Bukit Pinang Kota Samarinda, e-Journal Sosiatri-Sosiologi, 2016, Vol. 4 3 Shela Septi, Peran Pemulung Perempuan Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Sosial

Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kwala Bekala, (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2018) h.14

Page 28: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

10

c. Ciri-Ciri Pemulung

Menurut Noor Effendi pemulung dicirikan sebagai berikut:

1) Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik kakena timbulnya

unit usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang

tersedia di sektor formal.

2) Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.

3) Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam

kerja

4) Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan

ekonomi lemah belum sampai ke sektor ini.

5) Unit usaha sudah keluar dari satu sub sektor ke sub sektor lain.

6) Teknologi yang digunakan masih primitif.

7) Modal dan perputaran usaha relative kecil, sehingga skala

operasional juga relatif kecil.

8) Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak

memerlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan

diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.

9) Pada umumnya unit kerja termasuk golongan One Man Enterprice

dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga.

10) Sumber dana modal pada umumnya berasal dari tabungan sendiri

atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi.4

d. Jenis-Jenis Pemulung

Ada dua jenis pemulung dalam menjalani pekerjannya. Pertama,

pemulung tidak menetap, artinya pemulung yang memungut sampah

keliling dari gang-gang kampung, TPS (Tempat Pembuangan

Sementara), taman kota, pinggir jalan, pinggir sungai, dst. Kedua,

pemulung yang mencari sampah menetap, contoh di TPA (Tempat

Pembuangan Akhir). Mereka yang mengais sampah menetap dan

4 Ibid, h.14

Page 29: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

11

bermukim di gubuk-gubuk kardos, triplek, seng bekas atau terpal

bodol.5

Pemulung yang menetap di kisaran TPA (Tempat Pembuangan

Akhir) dibagi menjadi dua. Pertama, pemulung yang menggantungkan

hidupnya seratus persen pada sampah. Kesua, ada pemulung yang

melakukan kegiatan ini setelah tanam atau memanen padi atau palawija

di kampungnya. Jadi tipe pemulung tersebut memiliki pekerjaan di

sektor pertanian dan sampah.6

e. Kehidupan Masyarakat Pemulung

Kenyataan hidup pemulung jalanan merupakan salah satu bagian

dari proses dinamis dalam memproduksi budaya jalanan. Proses belajar

berdasarkan peristiwa-peristiwa di jalanan akan menentukan identitas

kebudayaan. Pengalaman-pengalaman pemulung jalanan,seperti

intimidasi dari penguasa, razia, stereotype dan diskriminasi dari

masyarakat kota, peraturan-peraturan pemerintah, penyatuan atau

penyeragaman budaya dari pengetahuan modern, dan penggunaan

bentuk-bentuk strategi dalam mengkonstruksi hubungan-hubungan

baru, menciptakan suatu proses dinamis dalam merubah cara-cara untuk

mendefinisikan diri mereka dan gaya hidup mereka.7

Kehidupan jalanan merupakan kehidupan yang sulit. Jalanan

penuh dengan berbagai macam tantangan yang tidak dapat diatasi

dengan mudah. Orang jalanan menghadapi banyak tekanan dari orang

jalanan lain, masyarakat pada umumnya, dan petugas ketertiban. Selain

itu situasi ekonomi, sosial, dan budaya lingkungan kota juga semakin

lama semakin menyingkirkan keberadaan mereka. Mereka harus

5 Tri Bangun, Pemulung Sang Pelopor 3R Sampah, (Jakarta: KLUPN & PIDUS-Zero

Waste Indonesia, 2008), h.4 6 Ibid, h.4 7 Twikromo Argo, Pemulung Jalanan: Kontruksi Marginalitas dan Perjuangan Hidup

dalam Bayang-Bayang Budaya Dominan, (Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), h.35

Page 30: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

12

berjuang untuk mengatasi situasi ini, sehingga apabila ada kesempatan,

beberapa di antara mereka cenderung menekan orang jalanan.8

Pemulung mempunyai jam kerja sangat panjang dan

melelahkan. Ada yang bekerja 12-18 jam sehari. Pemulung tidak

mengenal waktu, umurnya dihabiskan di TPA. Sulit menandangi jam

kerja pemulung. Selama tenaga sehat dan kuat terus mengais sampah,

guna meraih hasil sebanyak mungkin. Pemulung mempertaruhkan

nasibnya pada sampah.9 Dalam beratnya tekanan situasi kota, pemulung

berjuang untuk bertahan hidup dalam ruang terbatas yang disediakan

dalam masyarakat kota. Mereka merupakan kaum marginal yang

berjuang secara terus menerus tidak hanya dalam menghadapi tekanan-

tekanan ekonomi, tetapi juga tekanan-tekanan sosial dan budaya.

Dimana ada pembuangan sampah di situ ada pemulung, atau

sebaliknya, di mana ada pemulung di situ ditemui sampah. Pemulung

memiliki pekerjaan sebagai pengais sampah. Antara sampah dan

pemulung bagaikan dua sisi mata uang. Pemulung tidak peduli

meskipun hidup di bawah kolong jembatan atau kolong langit yang

penting berdekatan dengan tempat pembuangan sampah.10 Mereka

harus berjuang melawan rasa lapar, dinginnya malam, sampah yang

kotor dan berbau tidak sedap, sakit tanpa pengobatan yang wajar, tidur

tanpa rumah, hidup tanpa standar pasti harga barang-barang hasil

kegiaatan sebagai pemulung, dan hidup tanpa perlindungan hukum yang

sepantasnya.

Pemulung jalanan hidup di bawah bayang-bayang ilusi kota dan

kehidupan fantasis penampilan kota. Mereka hidup bersama dengan

orang jalanan lain yang dikategorikan sebagai gelandangan.11 Pemulung

tidak diberikan upah kerja seperti sistem harian atau bulanan. Upah kerja

8 Ibid,h.82 9 Tri Bangun, Op.cit, h.33 10 Tri Bangun, Ibid, h.4 11 Twikromo Argo, Op.cit, h.80

Page 31: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

13

para pemulung didasarkan atas jumlah dalam bentuk berat barang bekas

yang mereka dikumpulkan. Kemudian faktor lain pemulung adalah

modal yang dimiliki sangat terbatas, sehingga sarana yang digunakan

oleh para pemulung sangat sederhana yaitu karung plastik dan ganco

untuk menyungkit sampah atau barang bekas.

Sebagian besar pemulung jalanan mengumpulkan barang-

barang bekas (buangan dari tempat-tempat sampah milik rumah tangga,

toko, dan restaurant). Mereka juga mendapatkan barang-barang bekas

tersebut dari tempat-tempat sampah kolektif atau bak, seperti bak

sampah permanen milik warga kampung, bak sampah mobil (dump

truck) yang disediakan oleh pemerintah, dan tempat pembuangan akhir

sampah warga kota. Barang-barang yang mereka kumpulkan terdiri atas

barang-barang bekas yang terbuat dari plastik (mainan), seperti mainan

anak-anak, ember plastik, cangkir dan gelas plastik, dan sebagainnya,

barang-barang bekas yang terbuat dari aluminum (nium), seperti periuk,

teko, dan sebagainya, barang-barang bekas yang terbuat dari tembaga

(misalnya: kabel), barang-barang bekas yang terbuat dari besi, botol,

kardus, kertas, pakaian bekas, dan sepatu bekas.12

Siasat untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan yang

dilakukan oleh kaum pemulung bukan merupakan siasat tanpa dasar.

Berbagai macam dan peristiwa dan pengalaman sepanjang hidup

mereka, terutama yang berkaitan dengan kehidupan jalanan telah

memberikan arah pada pilihan siasat yang pada umumnya dilakukan

oleh pemulung. Bagaimana mereka mengkoordinasi dan mengatur

aktivitas sehari-harinya agar tetap menjaga kelangsungan hidupnya di

daerah perkotaan.

Keberadaan pemulung yang boleh dikatakan hidup di jalan yang

tidak mengenal panas dinginnya matahari, dan hujan untuk berusaha

mencari dan mengumpulkan barang bekas di jalan sambil mengngayuh

12 Twikromo Argo, Ibid, h.83

Page 32: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

14

sepedanya, gerobaknya berkeliling pada pemukiman atau mencari

tempat-tempat dimana pembuang sampah ini berada. Pekerjaan

memulung itu, bukan suatu cita-cita yang sesungguhnya, namun dibalik

kenyatan tidak bisa pungkiri karena tidak ada pilihan lain, kecuali harus

menerimanya dengan menelan pahit suatu kenyataan dalam kehidupan

yang begitu sangat susah, karena mereka diakibatkan keterbatasan

pendidikan, keterampilan, dan modal, sehigga membuat mereka tidak

memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan karir dibidang

profesi lain yang lebih baik. Belum lagi sebagian masyarakat

beranggapan negative atas kehadiran mereka ditengah-tengah

masyarakat.

f. Wanita Pemulung

Sektor informal merupakan pilihan dari semua kalangan

masyarakat, karena semua orang bisa masuk, tanpa harus ada

pendidikan formal, tanpa harus ada pendidikan formal, tanpa ada

keahlian, dan tanpa prosedur yang menyulitkan. Motivasi perempuan

bekerja pada saat ini semakin kompleks, namun yang lebih utama adalah

untuk mengatasi persoalan ekonomi keluarganya. Sektor informal

memiliki persentase pekerja informal wanita lebih besar dibanding

dengan sektor yang lain. Penyebabnya adalah pada sektor informal

memiliki waktu yang fleksibel dan tidak mempunyai banyak syarat

untuk memasukinya. Hal ini didukung oleh pernyataan Susilo dalam

sektor jasa lebih fleksibel bagi wanita, artinya selain untuk menambah

pendapatan keluarga, fungsi sebagai ibu rumah tangga menambah

pendapatan keluarga, fungsi sebagai ibu rumah tangga juga masih dapat

dilakukan. Dengan adanya fleksibilitas pada sektor informal tersebut

memungkinkan tetangga kerja wanita lebih sesuai bekerja didalamnya.13

Pemulung perempuan adalah seseorang yang berjenis kelamin

perempuan yang bekerja berkeliling berjalan kaki untuk mencari

13 Ibid,h. 25

Page 33: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

15

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan mengumpulkan

sampah atau barang bekas yang dapat dipergunakan dan diolah kembali

atau yang dapat dijual untuk dapat mempertahankan hidupnya.

Pilihan wanita bekerja sebagai pemulung merupakan

alternatif paling memungkinkan bagi perlawanan desakan ekonomi

yang harus dipenuhi baik dirinya maupun untuk keluarganya karena

kegiatan sebagai pemulung tidak memerlukan modal, latar pendidikan,

dan keahlian khusus. Menjadi pemulung, bukanlah merupakan

pekerjaan yang mudah bagi perempuan, sebab perempuan juga memiliki

peran dan posisi yang sangat penting dalam keluarga yakni sebagai ibu

bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya.

Kebanyakan pemulung perempuan yang diteliti mereka tamat

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Alasan lainnya menjadi

pemulung adalah karena tidak terikat waktu dan umur. Mereka bisa

bekerja kapan saja tanpa harus meninggalkan pekerjaan di rumah

sebagai ibu rumah tangga.14

Pendapatan yang dihasilkan dari kerja keras mereka lakukan

untuk mencapai keluarga yang makmur sejahtera sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan anak dengan baik.

Setiap keluarga mempunyai berbagai macam kebutuhan hidup sehari-

hari yang harus dipenuhi dengan biaya yang berasal dari pendapatan

keluarga.

2. Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam

masyarakat. Menurut Iver dan Page keluarga dirumuskan sebagai

14 Shela Septi, Peran Pemulung Perempuan Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Sosial

Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kwala Bekala, (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2018), h.6

Page 34: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

16

kelompok sosial yang terkecil yang umumnya terdiri ayah, ibu, dan

anak. Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri ayah, ibu, dan anak.

Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang

merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum,

terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan.

Disimpulkan bahwa keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat

total yang lahir dan berada didalamnya, yang secara berangsur-angsur

akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah

pendewasaan.15

Fitzpatrick, definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau

berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu definisi struktural, definisi

fungsional, dan definisi intersaksional.

1) Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran

kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi

bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian

tentang keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga

sebagai wahana melahirkan keturunan (families of pro-creation),

dan keluarga batih (extended family).

2) Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada

terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-

fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak,

dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu.

Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh

keluarga.

3) Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok

yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang

15 Ibid, h. 20.

Page 35: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

17

memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity),

berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa

depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga

melaksanakan fungsinya.16

Menurut Reiss keluarga adalah suatu kelompok kecil yang

terstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa

sosialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru.17

Pandangan berbeda diajukan oleh Weigert dan Thomas yang

menganggap definisi Reiss kurang bersifat nominal, karena

menekankan pada berlakunya fungsi tertentu. Pandangan Weigert dan

Thomas didasarkan pada pentingnya suatu budaya ditransmisikan pada

generasi berikutnya dalam rangka menumbuhkan anak-anak menjadi

manusia yang dapat menjalankan fungsinya.18

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau

dalam ikatan perkawinan dan menjalankan reproduksi. Keluarga

merupakan media sosialisasi pertama yang dialami oleh setiap individu,

karena di dalam keluarga individu belajar nilai-nilai yang dianut oleh

masyarakat.

Hanya melalui keluargalah masyarakat itu dapat memperoleh

dukungan yang diperlukan dari pribadi-pribadi. Sebaliknya, keluarga

hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih

luas. Jika masyarakat itu sebagai suatu sistem kelompok sosial yang

lebih besar mendukung keluarga, sebagai sub system sosial yang lebih

kecil, atau sebagi syarat agar keluarga itu dapat bertahan maka kedua

macam sistem ini haruslah saling berhubungan dalam banyak hal

penting.19

16 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.5 17 Ibid, h. 4 18 Ibid, h.4 19 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), h.4

Page 36: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

18

b. Peran Keluarga

Dalam keluarga sendiri sudah memiliki peranan yang harus di

jalankan oleh kedua orang tua itu sendiri. Peran-Peranan itu adalah

sebagai berikut:

1) Keluarga berperanan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang

menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh

dalam wadah tersebut.

2) Keluarga merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil

memenuhi kebutuhan anggotanya.

3) Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan

hidup.

4) Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses

sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari

dan mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat.20

Wanita dalam keluarga memliki peran dan kebutuhan

gender. Menurut Astuti, dalam peran dan kebutuhan gender peran

wanita terdiri atas:

1) Peran Produktif

Peran produktif pada dasarnya hamper sama dengan peran

transisi, yaitu peran dari seorang wanita yang memiliki peran

tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.

Peran produktif adalah peran yang dihargai dengaan uang atau

barang yang menghasilkan uang atau jasa yang berkaitan dengan

kegiatan ekonomi. Peran ini diidentikan sebagai peran wanita di

sektor publik, contoh petani, buruh, guru, pengusaha.

2) Peran Reproduktif

Pada dasarnya hampir sama dengan peran tradisional, hanya saja

peran ini lebih menitikberatkan pada kodrat wanita secara

20 Shela Septi, Peran Pemulung Perempuan Sebagai Orang Tia Tunggal Dalam Sosial

Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kwala Berkala, (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2018), h.

24.

Page 37: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

19

biologis tidak dapat dihargai dengan nilai uang atau barang.

Peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia, contoh

peran ibu pada saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak

adalah kodrat dari seorang ibu. Peran ini pada akhirnya diikuti

dengan mengerjakan kewajiban pekerjaan rumah.21

c. Fungsi Keluarga

Keluarga merupakan tempat yang penting bagi pekermbangan

anak secara fisik, emosi, spiritual dan sosial. Karena keluarga

merupakan sumber bagi kasih saying, perlindungan dan identitas bagi

anggotanya. Keluarga menjalani fungsi yang penting bagi

keberlangsungan masyarakat dari generasi. Menurut Bens, keluarga

memiliki lima fungsi dasar, yaitu:

1) Reproduksi. Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan

populasi yang ada di dalam masyarakat.

2) Sosialiasi/edukasi. Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai,

keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari

generasi yang lebih muda.

3) Penugasan peran sosial. Keluarga memberikan identitas pada para

anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi, dan peran

gender.

4) Dukungan ekonomi. Keluarga menyediakan tempat berlindung,

makanan, dan jaminan kehidupan.

5) Dukungan emosi/pemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman

interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi

bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga

memberikan rasa aman ada anak.22

21 Nauri Alghaasyiyah, Kontribusi Wanita Pemulung dalam Mendukung Perekonomian

Keluarga: Studi Kasus pada Pemulung di TPA Air Sebakul, (Skripsi: Universitas Bengkulu, 2014),

h. 7. 22 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 22

Page 38: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

20

Dalam perspektif perkembangan fungsi paling penting dari

keluarga adalah melakukan perawatan dan sosialisasi pada anak.

Sosialisasi merupakan proses yang ditempuh anak untuk

memperoleh keyakinan, nilai-nilai dan perilaku yang dianggap perlu

dan pantas oleh anggota keluarga dewasa, terutama orang tua.

Keluarga memang bukan satu-satunya lembaga yang melakukan

peran sosialisasi, melainkan keluarga merupakan tempat pertama

bagi anak dalam menjalani kehidupannya. 23

Pada umunya, fungsi yang dijalankan oleh keluarga seperti

melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan masalah, dan saling

peduli antara anggotanya tidak berubah substansinya dari masa ke

masa. Namun, bagaimana keluarga melakukannya dan siapa saja

yang terlibat dalam proses tersebut dapat berubah dari masa ke masa

dan bervariasi di antara berbagai budaya.

3. Perekonomian Keluarga

a. Pengertian Perekonomian Keluarga

Ekonomi menyakut berbagai kebutuhan manusia dan berbagai

sumber. Keinginan dan kebutuhan manusia tidak terbatas. Dengan

demikian, ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi

kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumber-

sumber yang terbatas.24

Sumber daya ekonomi atau human resuorces mengandung dua

pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung

pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses

produksi.25

Keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri dari ayah, ibu,

anak dan anggota keluarga lainnya. Keluarga adalah suatu satuan

23 Ibid, h. 22 24 Afrida, Ekonomi Sumber daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.19 25 Ibid, h. 19

Page 39: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

21

kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat yang ditandai oleh

adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan,

bersosialisasi atau mendidik anak dan menolong serta melindungi yang

lemah khususnya merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.

Pembagian tugas dan kerja dalam hal ini adalah termasuk dalam

penataan ekonomi keluarga baik sebagai peternak, petani, pedagang,

ataupun pemulung. Jadi ekonomi keluarga adalah ekonomi yang

dikembangkan dan diusahakan oleh suatu keluarga dengan upaya

menumbuhkan minat dan motifasi di bidang usaha dan tenaga

terampilan.

Menurut Geonawan Sumodiningrat mendefinisikan ekonomi

keluarga sebagai segala kegiatan dan upaya masyarakat atau keluarga

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (basic need) yaitu sandang,

pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.26

b. Jenis-Jenis Status Pekerjaan dalam Perekonomian Keluarga

Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang di dalam

melakukan pekerjaan, yaitu apakah orang tersebut berkedudukan

sebagai buruh/karyawan, berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau

buruh tidak tetap, buruh dengan dibantu oleh buruh atau karyawan tetap

pekerja keluarga tanpa upah atau sebagai pekerja sosial :

1) Buruh atau karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain

atau instansi perusahaan dengan menerima upah baik berupa uang

maupun barang, seperti: pegawai negeri atau swasta, buruh tani, dan

sebagainnya.

2) Berusaha sendiri adalah seseorang yang melakukan pekerjaan atau

usaha atas tanggungan sendiri dan tidak dibantu oleh orang lain, baik

oleh anggota rumah tangganya atau buruh lain.

26 Beti Aryani, Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa Tanjung

Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Raden

Intan, 2017), h. 27.

Page 40: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

22

3) Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap

adalah seseorang yang melaksanakan usaha atas resiko sendiri dan

dalam usahanya itu mempekerjakan pekerja keluarga atau buruh

tidak tetap.

4) Berusaha dengan dibantu buruh atau karyawan tetap adalah

seseorang yang melaksanakan usaha atas resiko sendiri dan dalam

usahanya itu memperkejakan paling sedikit satu buruh tetap.

5) Pengusaha dengan bantuan orang lain adalah seseorang yang

melakukan pekerjaan atau usaha dengan dibantu oleh satu atau

beberapa orang baik anggota rumah tangga lainnya maupun buruh

yang dibayar seperti pemilik took, warung atau restoran yang

dibantu satu atau beberapa orang, petani yang mengusahakan

tanahnya dengan dibantu oleh anggota rumah tangga lainnya dan

sebagainya.

6) Pekerja keluarga tanpa upah adalah anggota rumah tangga yang

membantu usaha yang dilakukan oleh salah satu (seseorang) anggota

rumah tangga lainnya tanpa mendapatkan upah seperti : istri yang

membantu suaminya di toko, di sawah dan sebagainnya.

7) Pekerja sosial adalah mereka yang bekerja tanpa mendapatkan upah

atau gaji berupa uang maupun barang dengan tujuan sosial, seperti:

orang-orang yang bekerja mengurus kegiatan sosial seperti: bencana

alam, anak yatim piatu dan sebagainya.27

c. Peran Wanita dalam Perekonomian Keluarga

Masalah kehidupan dalam suatu keluarga mendorong kaum

wanita utamanya ibu rumah tangga untuk turut serta melibatkan diri

dalam usaha menambah pendapatan keluarga. Kedudukannya sebagai

ibu tugas yang melekat dalam dirinya atau perannya adalah mengatur

27 Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.19-

20.

Page 41: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

23

rumah tangga. Namun, munculnya masyarakat yang bekerja sebagai

pemulung merupakan salah satu akibat permasalahan perekonomian

dalam kehidupan keluarganya.

Disini ada sisi wanita yang ingin menjadi ibu rumah tangga tapi

ketka masalah finansial dan masalah kehidupan menghadang

keberlangsungan hidup rumah tangga dan mengharuskan wanita ikut

mengais rezeki dengan segala upaya menjadikan wanita keluar rumah

dan bekerja. Segala jenis pekerjaan bisa ditempati oleh kaum wanita dari

pekerjaan yang mengarah pemikiran sampai pekerjaan yang

mendahulukan otot.

Aktivitas wanita di luar rumah, kini bukan sekadar untuk

persamaan hak dan kewajibannya, namun juga sebagai tulang punggung

keluarga kewajiban yang seharusnya dipikul pria selaku kepala

keluarga. Tetapi karena berbagai alasan, para wanita juga menjadi

penopang ekonomi keluarga. Tidak sedikit wanita yang kni mampu

mengejarkan hal-hal yang biasanya dilakukan pria. Banyak kita jumpai

di masyarakat, wanita bekerja sebagai tukang ojek, penambal ban, sopir,

kuli bangunan, pemulung bahkan menjadi tentara dan plisi. kesetaraan

tersebut sering juga disebut dengan persamaan gender.

Ibu rumah tangga (domestik) maupun ibu bekerja (publik)

keduanya harus professional dalam menjalankan tugas dalam dua

bidang yang digeluti. Namun apapun yang dipilih domestik atau publik,

harus merasakan rumah lebih nyaman dibandingkan aktivitas

dimanapun. Sehingga ibu yang memilih sebagai ibu yang bekerja di

rumah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di

rumah bersama anak-anak. Ibu bekerja di ranah publik, tidak akan

menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan di

ranah domestik.

Pada umunya masyarakat berpendapat bahwa tempat wanita di

rumah. Wanita bukanlah mencari nafkah karena yang mencari nafkah

adalah laki-laki atau suami. Walaupun wanita bekerja dan memperoleh

Page 42: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

24

pengahasilan yang memadai, ia terus berstatus membantu suami. Ketika

banyak perempuan bekerja di sektor modern, hal tersebut

dipermasalahkan. Ada kekhawatiran bahwa bila wanita aktif di luar

rumah tangga, anak-anak akan terabaikan dan rumah tangga menjadi

tidak terurus. Bahkan ada juga kekhawatiran bahwa mereka tidak akan

mampu menjaga diri sehingga akan menimbulkan fitnah dan kekacauan

rumah dalam masyarakat.28

Dalam konsep ajaran Islam kesempatan bagi perempuan untuk

berpartisipasi dalam pembangunan tidak tertutup. beberapa pakar

Agama Islam yang berpikiran maju, berpendapat bahwa perempuan

dapat saja berperan dalam pembangunan dengan bekerja di luar

lingkungan keluarga apabila pekerjaan itu diperlukan atau pekerjaan itu

dibutuhkannya, yang pasti dilakukan secara terhormat dengan

memperhatikan norma agama yang berlaku.29

Adanya pembagian kerja yang kaku dalam keluarga dan

kehidupan masyarakat menunjukkan bahwa dalam benak dan pemikiran

masyarakat, kehadiran perempuan di dunia ini hanya berfungsi untuk

mengabdi kepada keluarganya. Islam secara tegas tidak membedakan

fungsi penciptaan perempuan dan laki-laki. Al-Qur’an menjelaskan

bahwa diciptakannya laki-laki dan perempuan di muka bumi ini adalah

untuk menyembah kepada Allah: Dan aku (Allah) tidak menciptakan jin

dan manusia kecuali untuk beribadah (Q.S. Adz-Dzariyaat, 51:56).30

Perempuan sebagai ibu rumah tangga juga mencari nafkah

tambahan, sehingga bisa menambah sumber pendapatan keluarga.

Mereka termasuk orang yang tidak melewatkan kesempatan baik untuk

mendapatkan tambahan penghasilan keluarga, bahkan mereka mampu

28 Ari sunarijati, dkk, Perempuan Yang Menuntun, (Bandung: Ashoka Indonesia, 2000),

h. 31.

29 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.85. 30 Ibid., h.85.

Page 43: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

25

menciptakan kesempatan untuk mendapatkan nafkah tambahan

tersebut, ini dilakukan atas persetujuan suami.31

4. Teori Pertukaran Tingkah Laku Sosial

Teori sosiologi aras mikro merupakan teori yang memfokuskan

pada topik kajian ruang dan waktu dalam ukuran yang lebih kecil dimana

individu dan interaksinya yang didasari oleh prilaku dan kesadaran. Adapun

yang termasuk ke dalam teori sosiologi mikro in adalah teori ritual interaksi

(Durkheim dan Goffman), teori status sosial (Goffman), dan teori

pertukaran, dan teori relasi sosial.

Penelitian yang dilakukan menggunakan teori mikro, yakni teori

pertukaran dari Homans. Teori pertukaran dari Homans ini sangat erat

kaitannya dengan dunia psikologi manusia. Lebih tepatnya bahwa Homans

melihat akar dari teori pertukaran adalah behaviorisme yang berpengaruh

langsung terhadap sosiologi perilaku.

Penulis dalam hal ini ingin mengetahui bagaimana kontribusi wanita

pemulung dalam membantu perekonomian keluarga di kampung pemulung

Jurangmangu Timur dan juga mengetahui tentang bagaimana dampak peran

produktif wanita pemulung didalam rumah tangga.

Dalam mengembangkan teori pertukaran, Homans mengemukakan

beberapa proposisi untuk menjelaskan tingkah laku sosial yang paling dasar.

Menurut dia, tingkah laku sosial yang paling dasar dapat dijelaskan dengan

beberap proposisi dari pertukaran sosial. Adapun proposisi dari Humans

adalah sebagai berikut:

a. Proposisi Sukses

Proposisi ini berbunyi: “Semakin sering tindakan seseorang dihargai

atau mendapat keuntungan maka semakin besar kemungkinan orang

tersebut melakukan tindakan yang sama”.

31 Ibid., h.91.

Page 44: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

26

b. Proposisi Ransangan atau Stimulus

Proposisi ini berbunyi: “Apabila pada masa lampau ada stimulus atau

sejumlah stimuli di dalamnya tindakan seseorang mendapat keuntungan,

maka semakin stimulus atau stimuli yang ada menyerupai stimulus atau

stimuli pada masa lampau itu, semakin besar pula kemungkinan bahwa

orang tersebut akan melakukan tindakan yang sama.

c. Proposisi Nilai

Proposisi ini berbunyi: “Semakin tinggi nilai tindakan seseorang, maka

semakin besar kemungkinan orang itu melakukan tindakan yang sama”.

d. Proposisi Kejenuhan

Proposisi ini berbunyi: “Semakin sering seseorang mendapat

keuntungan pada waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai

keuntungan itu untuk dia”.

e. Proposisi Persetujuaan dan Agresi

Dalam bagian ini ada dua proposisi yang berbeda. Proposisi pertama

berbunyi: “Bila tindakan seseorang tidak memperoleh keuntungan

seperti yang diharapkannya atau mendapat hukuman yang tidak

diharapkannya, maka semakin besar kemungkinan bahwa dia menjadi

marah dan melakukan tindakan yang agresif dan tindakan agresif itu

menjadi bernilai baginya”.

Proposisi kedua lebih bersifat positif, “ Apabila seseoranag mendapat

keuntungan yang lebih besar dari pada yang diharapkannya atau tidak

mendapat hukuman yang diperhitungkannya maka ia akan melakukan

hal-hal yang positif dan hasil dari tingah laku yag demikian adalah lebih

bernilai baginya”.32

32 Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 172-175.

Page 45: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

27

B. Hasil Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian yang mengangkat tentang kontribusi wanita

pemulung dalam membantu perekonomian keluarga diantaranya adalah:

1. Skripsi yang berjudul Peran Pemulung Perempuan sebagai Orang Tua

Tunggal dalam Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kwala

Berkala, yang ditulis oleh Shela Septi Miranda dengan nomer induk

140902081 merupakan mahasiswa Departemen Kesejahteraan Sosial,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Permasalahan dalam penelitian ini banyak ditemukan perempuan yang

menjadi ibu dalam keluarga memiliki peran ganda didalam rumah tangga.

Tipe penelitian ini tergolong deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

bertujuan menggambarkan peran pemulung perempuan sebagai orang tua

tunggal dalam sosial ekonomi kelurahan di Kelurahan Kwala Bekala.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak ditemukan perempuan

yang menjadi ibu dalam keluarga memiliki peran ganda didalam rumah

tangga. Ibu yang menjadi orang tua tunggal memilih bekerja dan faktor lain

adalah pendidikan yang tidak mendukung untuk dapat memilih

pekerjaan.33

Perbedaan: Tempat yang digunakan pada penelitian Shela Septi Miranda

adalah di kampung pemulung Keluahan Kwala Berkala, sedangkan peneliti

melakukan tempat penelitian di kampung pemulung Kelurahan Jurang

Mangu Timur.

2. Skripsi yang berjudul Kehidupan Sosial Pemulung di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Tamangapa Kecamatan

Manggala Kota Makassar, yang ditulis oleh Hasanuddin dengan nomer

induk 30400112044, merupakan mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama

Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik, Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar. Adapun yang menjadi rumusan masalah dari

33 Shela Septi M, Peran Perempuan sebagai Orang Tua Tunggal dalam Sosial Ekonomi

Keluarga di Kelurahan Kwala Berkala, (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2018)

Page 46: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

28

penelitian ini adalah (1) Latar belakang kehidupan sosial pemulung di

Tamangapa Antang Kecamatan Mangala Kota Makassar, (2) Faktor yang

mempengaruhi masyarakat berprofesi sebagai pemulung di Tamangapa

Antang Kecamatan Mangala Kota Makassar, (3) Tingkat pendidikan

masyarakat sekitar terhadap masyarakat pemulung di Tamangapa Antang

Kecamatan Mangala Kota Makassar. Jenis Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah

fenomenologi dan sosiologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar

belakang kehidupan sosial pemulung di Tamangapa Antang Kecamatan

Mangala Kota Makassar berasal dari golongan ekonomi yang emah dan

pemulung yang ada di Kelurahan Tamangapa tidak hanya berasal dari

Kelurahan Tamangapa akan tetapi, juga ada yang berasal dari daerah-

daerah lain.34

Perbedaan: Masalah yang diteliti oleh Hasanuddin hanya pada aspek

kehidupan pemulung saja, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada

permasalahan mengenai kontribusi wanita pemulung daalam membantu

perekonomian keluarga.

3. Skripsi yang berjudul Etos Kerja Komunitas Pemulung Dalam

Mempertahankan Hidup di Bantaran Sungai Gajah Wong Kota

Yogyakarta, yang dituls oleh Rahayu Kurniasih dengan nomor induk

09230020 merupakan mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Permasalahan dalam penelitian ini membahas

tentang bagaimana proses etos kerja komunitas pemulung dalam

mempertahankan hidup di bantaran Sungai Gajah Wong Kota Yogyakarta?

Srategi apa yang mereka bangun dan kembangkan oleh seorang pemulung

untuk tetap bertahan hidup? Untuk mencapai tujuan permasalahn tersebut,

34 Hasanuddin, Kehidupan Sosial Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Kelurahan Tamangapa Kecamatan Mangala Kota Makassar, (Skripsi: Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar, 2016)

Page 47: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

29

jenis penelitian ini adalah penelitian yang mengungkap fakta dilapangan di

Kelurahan Muja Muju komunitas pemulung di bantaran Sungai Gajah

Wong Kota Yogyakarta. Sementara sifat penelitian adalah deskriptif-

kualitatif, yakni berupaya menghimpun data, mengolah data dan

menganalisa data secara kualitatif dengan tujuan agar dapat memperoleh

informasi yang mendalam tentang apa yang menjadi penelitian. Hasil

penelitian ini disimpulkan bahwa para pemulung sebagai golongan miskin

subjek aktif, yang kreatif, memikirkan masa depan atau masa yang akan

datang dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Ciri-ciri subjek aktif tersebut

ditunjukkan melalui praktek keseharian, pemanfaatan jaringan dan gaya

hidup pemulung.35

Pebedaan: Permasalahan yang diteliti oleh Rahayu Kurniasih hanya

tentang keseharian pemulung, serta etos kerja komunitas pemulung.

Sedangkan penelti membahas tentang kontribusi wanita pemulung dalam

membantu perekonomian keluarga serta dampak peran ganda wanita

pemulung dalam bekerja dan menjadi ibu rumah tangga.

4. Skripsi yang berjudul Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi

Keluarga di Desa Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan

Kabupaten Pesisir Barat, yang ditulis oleh Beti Aryani dengan nomor

induk 1341020078 merupakan mahasiswa Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Raden Intan. Rumusan masalah pada penelitian ini,

bagaimana pern ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarga, bagaimana dampak peran ganda ibu rumah tangga terhadap

kehidupan rumah tangga. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah

peneltian lapangan yang bersifat deskripstif, yaitu menggambarkan secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

35 Rahayu Kurniasih, Etos Kerja Komunitas Pemulung dalam Mempertahankan Hidup di

Bantaran Sungai Gajah Wong Kota Yogayakarta,(Skripsi: Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)

Page 48: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

30

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran

perempuan Desa Tanjung Setia dalam membantu ekonomi keluarga

melalui berdagang ikan yang dilakukan secara mandiri, baik dalam

pengawetan ikan, dan mengelola menjadi ikan. Kegiatan yang dilakukan

oleh ibu rumah tangga pedagang ikan antara satu dengan lainnya berbeda-

beda, sehingga hasil yang diperoleh pun bervariasi tergantung jumlah ikan

yang terjual.36

Perbedaan: Objek yang dikaji dalam penelitian yang dilakukan Beti Aryani

adalah keluarga pedagang ikan, berbeda dengan peneliti yang mengkaji

keluarga pemulung.

5. Skripsi yang berjudul Peran Istri dalam Membantu Perekonomian

Keluarga di Desa Tanjung Selamat Kecmatan Padang Tualang

Kabupaten Langkat, yang ditulis oleh Dian Pita Sari dengan nomer induk

26121149 merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Negeri Islam Sumatera Utara.

Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah Apa yang

menyebabkan para istri bekerja membantu perekonomian keluarga?

Bagaimana aktivitas para istri dalam menjalankan perannya sebagai ibu

rumah tangga dan perannya membantu perekonomian keluarga. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dikumpullkan bersifat

gambar, kata-kata, foto-foto dan catatan lainnya. Hasil dari penelitian ini

terlihat bahwa peran perempuan sangat kuat dalam membantu

perekonomian keluarga dengan penghasilan yang sangat lumayan.

Perempuan pembuat dan penjual kue dapat mengisi sektor-sektor penting

dalam keluarga, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial.

36 Beti Aryani, Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa Tanjung

Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, (Skripsi: pUniversitas Islam Negeri

Raden Intan, 2017).

Page 49: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

31

Dengan bekerjanya istri secara otomatis peran istri menjadi ganda, yaitu

menjadi ibu rumah tangga dan sebagai perempuan bekerja.37

Perbedaan: Objek yang dikaji dalam penelitian yang dilakukan oleh Dian

Pita Sari adalah perempuan pembuat dan penjual kue, berbeda dengan

peneliti yang mengkaji perempuan pemulung di keluarga pemulung.

C. Kerangka Berpikir

Ada pun kerangka berpikir dalam penelitian Kontribusi Wanita

Pemulung dalam Membantu Perekonomian Keluarga, Studi Kasus: Keluarga

Kampung Pemulung di Jurang Mangu Timur. Masyarakat kampung pemulung

Jurang Mangu timur merupakan masyarakat pendatang. Pemulung adalah

kelompok sosialyang bekerja mengumpulkan barang bekas yang masih bisa

dimanfaatkan untuk mengawali proses penyaluran ke tempat produksi.

Pemulung ini biasanya dilakukan sebagai pekerjaan laki-laki, tetapi karena

masalah kehidupan dalam suatu keluarga mendorong kaum wanita utamanya

ibu rumah tangga untuk berkontribusi menjadi pemulung agar dapat membantu

perekonomian keluarga. Dalam hal ini wanita pemulung memiliki peran ganda,

karena mngurus keluarga dan bekerja sebagai pemulung untuk menambah

penghasilan keluarga. Menurut George Caspar Homans ada 5 proposrsi

mengenai tingkah laku sosial melalui teori pertukaran yaitu: proporsi sukses,

proporsi ransangan atau stimulus, proporsi nilai, proporsi kejenuhan, dan

proporsi persetujuan dan agresi. Wanita pemulung akan memiliki dampak dari

peran ganda terhadap kehidupan rumah tangga kampung pemulung.

37 Dian Pita S, Peran Istri dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Desa Tanjung

Selamat Keamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, (Skripsi: Universitas Negeri Islam

Sumatera Utara, 2016).

Page 50: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

32

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Keluarga Pemulung

Jurang Mangu Timur

Wanita Pemulung

Profil kegiatan sehari-hari wanita pemulung

Teori Pertukaran George Caspar Homans

Proposisi

Sukses

Proposisi

Ransangan

atau

Stimulus

Proposisi

Nilai

Proposisi

Kejenuhan

Proposisi

Persetujuan

dan Agresi

Kontribusi wanita

pemulung dalam

membantu

perekonomian keluarga

Dampak peran ganda wanita

pemulung terhadap kehidupan

rumah tangga keluarga kampung

pemulung Jurang Mangu Timur

Page 51: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perkampungan Pemulung RT 001 RW

003 Kelurahan Jurang Mangu Timur Pondok Aren Tanggerang Selatan.

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena Kelurahan ini warganya

banyak bekerja sebagai pemulung sehingga dapat ditemui sejumlah

pemulung wanita yang dijadikan fokus penelitian.

2. Waktu Penelitian

Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan,maka

peneliti membuat jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu PenElitian

No Nama Kegiatan Waktu

1. Penyusunan proposal skripsi Oktober-November

2017

2. Pembuatan instrumen Oktober 2018

3. Pengumpulan data November -

Desember 2018

4. Pengolahan data Desember 2018 -

Januari 2018

5. Penyusunan laporan penelitian Januari 2019

Page 52: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

34

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dalam bentuk kata-kata

atau kalimat. “Metode penelitian kualitatif ini muncul karena terjadinya

perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/ fenomena/gejala”.1

Dalam perjalanannya metode kualitatif seringkali dihubungkan dengan segala

jenis penelitian sosial termasuk di dalamnya antropologi kebudayaan beserta

dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Menurut Lodico, Saulding, dan Voegtle penelitian kualitatif berfokus

pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi

dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa

“pengetahuan dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman

pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate)”.2

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulan bahwa metode

penelitian kualitatif ialah keadaan dimana prosedur penelitiannya bersifat

menjelaskan, mengelola, menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian

dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang

diteliti. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut

dengan pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di

tempat penelitian.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berupa narasi cerita,

penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi,

perilaku, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi

angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif.3 Jadi, bisa disimpulkan

1Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), Cet.IX, h.1 2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) ,

h. 2 3 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal.25

Page 53: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

35

bahwa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif lebih condong ke

pemahaman yang mendalam terhadap sebuah kasus atau permasalahan.

Menurut Bogdan dan Biklen terdapat lima ciri utama penelitian

kualitatif, yaitu:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan

peneliti adalah instrumen kunci.

2. Bersifat deskriptif, artinya data yang terkumpul berbentuk kata-kata

atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk

atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna data dibalik

yang teramati.4

Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau

deskriptif. Karena pendapat di atas sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

penulis untuk memaparkan kontribusi wanita pemulung dalam membantu

perekonomian keluarga, maka metode penulisan kualitatif penulis rasa tepat

digunakan pada penelitian ini. Dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif ini dirasa sangat cocok untuk menggambarkan apa yang

terjadi di lokasi penelitian. Dengan metode penelitian ini, peneliti dapat

melihat kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian

keluarga di kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur. Untuk

mendapatkan informasi tersebut, penulis juga menggunakan pendekatan

kualitatif dengan maksud agar penulis dapat menjajaki secara lebih mendalam

objek yang akan diteliti yaitu para wanita pemulung yang berada di kampung

pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur.

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2013), Cet.18, h.9-10

Page 54: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

36

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity),

yang berinteraksi secara sinergi.5

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi

sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam

penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sampel teoritis,

karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.6

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan sesuai dengan objek/ situasi sosial yang

diteliti.7 Pemilihan informan ini menggunakan metode purposive sampling,

kriteria yang ditetapkan adalah pemulung yang berada di kampung

pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timut. Adapun kriteria subjek

penelitian untuk dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

1. Wanita pemulung di Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu

Timur.

2. Keluarga wanita pemulung di Kampung Pemulung Kelurahan Jurang

Mangu Timur.

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah para wanita pemulung

yang berada di kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur . Yaitu

terdiri dari 3 orang wanita pemulung yang memenuhi kriteria tersebut. Selain

itu, 6 orang dari keluarga wanita pemulung tersebut juga menjadi subjek

penelitian.

5 Ibid, h.215 6 Ibid, h.216 7 Ibid, h.218-219

Page 55: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

37

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah:

1. Observasi

Observasi didefinisikan sebagai “suatu proses melihat, mengamati,

dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan

tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan

untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis”.8 Inti dari observasi

adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung

oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.

Pada penelitian, peneliti ini menggunakan observasi non partisipasi

(non-participation observer), yaitu “suatu bentuk observasi dimana

pengamat (atau peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok,

atau dapat dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang

diamatinya”.9

Dalam penelitian ini yang diamati adalah para wanita pemulung di

kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur yang secara langsung

ikut turun berkontribusi bekerja sebagai pemulung untuk membantu

perekonomian keluarga. Teknik ini digunakan untuk mengamati langsung

keadaan lingkungan kampung pemulung, aktivitas keluarga pemulung,

hubungan sosial keluarga pemulung dengan warga sekitar, dan peran

produktif dan reproduktif pada keluarga kampung pemulung.

2. Wawancara

8 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups , (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2015), Cet.II , h.131. 9 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Kencana, 2014), h.384

Page 56: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

38

Susan Stainback mengemukakan bahwa “interviewing provide the

researcher a means to gain deeper understanding of how the participant

interprest a situation or phenomenon than can be gained through

observation along”.10 Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Jadi,

dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara

semi-struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept

interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

menemukan permasalah secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.11 Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan.

Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan

partisipan, tidak melalui telepon ataupun video. Instrumen yang digunakan

adalah perekam suara dan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini,

wawancara dilakukan guna mencari informasi mengenai kontribusi wanita

pemulung dalam membantu perekonomian keluarga, serta dampak peran

ganda wanita wanita pemulung terhadap kehidupan rumah tangga keluarga

kampung pemulung Jurang Mangu Timur.

Wawancara ini ditujukan kepada para responden yang merupakan

wanita pemulung di kampung pemulung Jurang Mangu Timur dan

wawancara ini juga ditujukan kepada keluarga wanita pemulung sebagai

informan sekaligus responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian

wawancara ini peneliti ingin mencari data kegiatan sehari-hari pemulung,

10 Sugiyono, Op.cit, h.232 11 Sugiyono, Ibid, h.233

Page 57: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

39

kontribusi wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga, dan

dampak peran ganda wanita pemulung terhadap kehidupan rumah tangga.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berebentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan

lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi

berupa foto, video, serta dokumen internal tentang data keluarga kampung

pemulung yang diperoleh dari Kelurahan Jurang Mangu Timur. Dokumen

internal ini seperti, data profil Kampung Pemulung RT 003/ RW 001

Kelurahan Jurang Mangu Timur, data jumlah penduduk Kelurahan Jurang

Mangu Timur berdasarkan jenis kelamin, data jumlah penduduk Kelurahan

Jurang Mangu Timur berdasarkan kepercayaan, data jumlah penduduk

Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur RT 003 / RW 001.

Data internal tersebut diperoleh dari data monografi Kelurahan Jurang

Mangu Timur yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan peneliti dalam menambah informasi.

E. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Karena itu, di dalam penelitian, baik penelitian

ekonomi maupun penelitian sosial, disamping terdapat beberapa metode

pengumpulan data, juga terdapat beberapa alat atau instrumen (instrument)

yang digunakan dalam mengumpulkan data.12 Instrumen pengumpulan data

12 Agus Purwoto, Metode Penelitian, (Bogor: IN MEDIA, 2015), h. 115

Page 58: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

40

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.13

“Instrumen Penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan

saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire),

daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau

interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan

(observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang

hanya disebut dengan “tes” saja, inventori (invertory), skala (scala), dan lain

sebagainnya.14

1. Instrumen Observasi

Dalam memperoleh data observasi, peneliti membuat pedoman observasi

pada penelitiannya, yaitu:

Tabel 3.2

Pedoman Observasi

No. ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

1. Keadaan lingkungan Kampung

Pemulung.

2. Aktivitas Keluarga Pemulung

13 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 101 14 Ibid, h. 101

Page 59: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

41

3. Hubungan sosial kelurga pemulung

dengan warga sekitar.

4. Peran produktif, dan reproduktif

pada keluarga kampung pemulung.

5. Peran wanita pemulung dalam

membantu perekonomian keluarga.

2. Instrumen Wawancara

Berikut kisi-kisi instrumen wawancara penelitian:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

NO ASPEK MASALAH SUB ASPEK MASALAH KET

1. Kegiatan sehari-hari pemulung 1. Sistem kerja pemulung

2. Faktor yang mendukung

menjadi pemulung

3. Pertimbangan-pertimbangan

menjadi pemulung

No. 1-3

No. 4

No.5-7

2. Kontribusi wanita pemulung dalam

membantu perekonomian keluarga

1. Kondisi ekonomi keluarga

2. Tanggungan biaya kehidupan

sehari-hari.

No. 8-12

No. 13

Page 60: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

42

3. Pendapatan sehari-hari dalam

bekerja sebagai pemulung

No.14-17

3. Dampak peran ganda wanita

pemulung terhadap kehidupan rumah

tangga.

1. Pandangan dan tanggapan

terhadap wanita yang ikut

bekerja dalam membantu

perekonomian keluarga.

2. Peran ibu rumah tangga dalam

keluarga.

3. Dampak peran ganda wanita

bekerja sebagai pemulung

terhadap kehidupan ibu rumah

tangga dalam keluarga.

No.17-18

No.19-25

No. 26

3. Dokumentasi

Pada dokumentasi dibutuhkan data-data yang akan membantu peneliti

dalam melakukan penelitian, berikut pedoman dokumentasi:

Tabel 3.4

Pedoman Dokumentasi

Page 61: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

43

No. Data yang dicari Keterangan

1. Data profil wilayah Kampung Pemulung

RT 003 / RW 001 Kelurahan Jurang

Mangu Timur.

Data Kelurahan Jurang Mangu

Timur.

2.

Data jumlah penduduk Kelurahan Jurang

Mangu Timur berdasarkan jenis kelamin.

Data Monografi Kelurahan

Jurang Mangu Timur

3. Data jumah penduduk Kelurahan Jurang

Mangu Timur berdasarkan kepercayaan.

Data Monografi Kelurahan

Jurang Mangu Timur

4. Data jumlah penduduk Kampung

pemulung RT 001/ RW 003 Kelurahan

Jurang Mangu Timur.

Data Monografi Kelurahan

Jurang Mangu Timur

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.15

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data

analysis is the process of systematically searching and arranging the interview

trancripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your

own understanding of them and to enable you to present what you have

discovered to others”.16 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Tujuan analisis data adalah untuk

15 Sugiyono, Op.cit, h.244 16 Sugiyono, Ibid, h.244

Page 62: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

44

menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di

implementasikan.

Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya

sebagai model interaktif. Huberman dan Miles mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh”.17 Pengolahan data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan

analisis, yakni sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

merangkum data, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan

informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering

digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

Tetapi, biasanya dalam penelitian kualitatif lebih sering penyajian data

dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kalitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sejak langkah awal

dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala

hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu.

Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-

17 Sugiyono, Ibid, h.246

Page 63: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

45

gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan

perolehan data.18

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam teknik pengecekan keabsahan data atau uji keabsahan data

dalam penelitian, ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Validasi

merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian

dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan reabilitas

berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Oleh

karena itu, Susan Stainback menyatakan bahwa, “penelitian kuantitatif lebih

menekankan pada aspek reabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada

aspek Validitas”.19

Uji keabsahan data ini dilakukan dengan perpanjangan waktu

penelitian dimaksudkan agar data-data yang diperoleh peneliti memungkinkan

adanya peningkatan derajat kepercayaan diri peneliti sendiri. Ketekunan

pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Terdapat tiga triangulasi yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan Triangulasi waktu.20 Dengan begitu data yang

diperoleh dari lapangan akan terlihat valid atau tidaknya dari uji triangulasi

tersebut.

1) Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

18 Idrus, Op.cit, h.150-151 19 Sugiyono, Op.cit, h.267-268 20 Sugiyono, Ibid, h.273

Page 64: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

46

2) Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

3) Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas

data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan waktu

yang berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.21

21 Sugiyono, Ibid, h.274

Page 65: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

47

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Kelurahan Jurang Mangu Timur

Kelurahan Jurang Mangu Timur merupakan salah satu kelurahan

dari sebelas kelurahan yang berada di Kecamatan Pondok Aren, luas

Kelurahan Jurang Mangu Timur ini ± 266 Ha. Jarak dari Ibu Kota

Kecamatan ± 7 km dari Kabupaten / Kota ± 10 km dan dapat ditempuh 35

menit, ke Ibu Kota Provinsi ± 73 km, dan Ibu Kota Negara ± 21 km yang

dihubungkan oleh jalan Negara atau Provinsi atau Kabupaten / Kota.

Sedangkan secara Struktural Kelurahan Jurang Mangu Timur terdiri dari 13

RW, 92 RT , dan 6.733 KK.

Wilayah Kelurahan Jurang Mangu Timur ini mempunyai batas

administrasi sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatas dengan Kelurahan Cipadu Raya.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pondok Karya.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Ranji.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Jurang Mangu

Barat.

2. Sarana dan Prasarana Kelurahan Jurang Mangu Timur

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana Kelurahan Jurang Mangu Timur

No Jenis Sarana

dan Prasarana

Nama Fasilitas Jumlah

1. Sarana

Kesehatan

Puskesmas 1 Buah

2. Sarana

Peribadatan

a. Masjid

b. Musholla

c. Gereja

16 Buah

22 Buah

1 Buah

Page 66: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

48

d. Pura

e. Vihara

f. Kelenteng

- Buah

- Buah

- Buah

3. Sarana

Pendidikan

a. Kelompok Bermain

b.Taman Kanak-Kanak/TK

c. Sekolah Dasar/SD/MI

d. SLTP/Sederajat

e. SLTA/Sederajat

f. Perguruan Tinggi

g. Pondok Pesantren

10 Buah

7 Buah

10 Buah

6 Buah

4 Buah

2 Buah

3 Buah

4 Sarana Olahraga a. Lapangan Sepak Bola

b. Lapangan Futsal

c. Lapangan Bola Volley

d. Lapangan Bulu Tangkis

e. Lapangan Tennis

d. Lapangan Bola Basket

f. Kolam Renang Umum

2 Buah

2 Buah

3 Buah

10 Buah

1 Buah

2 Buah

1 Buah

5 Sarana

Perdagangan

a. Pertokoan/ Ruko

b. Pasar Swalayan/ Toserba

c. Restoran / Rumah Makan

d. Pasar Tradisional

e. Warung

200 Buah

13 Buah

5 Buah

1 Buah

200 Buah

6 Sarana Hiburan

dan Penginapan

a. Hotel Berbintang

b. Hotel Melati

c. Diskotik

d. Bilyard

e. Karaoke

- Buah

- Buah

- Buah

1 Buah

- Buah

Page 67: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

49

f. Bioskop - Buah

7. Sarana

Perdagangan

a. Bank Umum/Komersil

b. Bank Perkreditan Rakyat

c. Koperasi Unit Desa/ KUD

d. Koperasi non KUD

e.Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS)

3 Buah

3 Buah

1 Buah

- Buah

- Buah

8. Sarana Jalan a. Jalan Negara

b. Jalan Provinsi

c. Jalan Kabupaten / Kota

d. Jalan Desa

- Buah

- Buah

1 Buah

4 Buah

9. Sarana Jembatan a. Jembatan Besi

b. Jembatan Beton

c. Jembatan Kayu

- Buah

2 Buah

-Buah

Sumber: Data Monografi Kelurahan Jurang Mangu Timur

Dari data tabel diatas diketahui bahwa Kelurahan Jurang Mangu

Timur memilik sarana dan prasana yang berjumlah 9 sarana terdiri dari,

sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana olah

raga, sarana perdagangan, sarana hiburan dan penginapan, sarana

perdagangan, sarana jalan, dan sarana jembatan.

3. Susunan Organisasi Kelurahan Jurang Mangu Timur

Adapun Susunan Organisasi Kelurahan Jurang Mangu Timur terdiri

dari:

a. Lurah

b. Sekretaris Kelurahan

c. Seksi Pemerintahan

d. Seksi Kesejahteraan Sosial

e. Seksi Pelayanan Umum

Page 68: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

50

f. Seksi Ekonomi dan Pembangunan

g. Jabatan Fungsional

4. Visi dan Misi Kelurahan Jurang Mangu Timur

Visi

Mewujudkan masyarakat Jurang Mangu Timur yang sejahtera, berkualitas

dengan menumbuh kembangkan semangat kegotong royongan, dan

partisipasi aktif masyarakat.

Misi

a. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas serta moralitas perangat

kelurahan melalui pengembangan kebijakan dan pelayanan public yang

prima dan memuaskan sesuai dengan perkembangan ilmu dan

pengetahuan politik, ekonomi dan sosial budaya.

b. Mewujudkan sarana dan prasarana penunjang terwujudnya upaya

peningkatan pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, dan

pemberdayaan sumber daya manusia.

c. Terciptanya ketentraman dan ketertiban serta stabilitas wilayah yang

dapat menunjang upaya peningkatan iklim perekonomian masyarakat.

d. Mewujudkan pemerintahan yang baik dengan upaya peningkatan

kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip pelayanan prima.

5. Jumlah Penduduk Kelurahan Jurang Mangu Timur Berdasarkan

Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kelurahan Jurang Mangu Timur

Berdasarkan Jenis Kelamin

No Umur Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 0-4 Tahun 835 766 1.601

2 5-9 Tahun 1.173 1.019 2.192

Page 69: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

51

3 10-14 Tahun 1.163 1.084 2.247

4 15-19 Tahun 1.183 1.098 2.281

5 20-24 Tahun 1.311 1.283 2.594

6 25-29 Tahun 1.372 1.330 2.702

7 30-34 Tahun 1.597 1.523 3.120

8 35-39 Tahun 1.434 1.344 2.778

9 40-44 Tahun 1.154 1.268 2.442

10 45-49 Tahun 1.082 1.133 2.215

11 50-54 Tahun 926 974 1.900

12 55-59 Tahun 826 755 1.581

13 60-64 Tahun 568 435 1.003

14 65-69 Tahun 288 263 551

15 70-74 Tahun 184 152 336

16 >74 Tahun 149 197 346

Jumlah 15.245 14.642 29.869

Sumber: Data Monografi Kelurahan Jurang Mangu Timur

Dari table di atas diketahui bahwa Kelurahan Jurang Mangu

Tmur ini memiliki luas 266 Ha yang terdiri dari 13 RW dan 92 RT

jumlah penduduk Kelurahan Jurang Mangu Timur ialah sebanyak

29.869 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 15.245 jiwa,

jumlah penduduk perempuan 14.642 jiwa.

Page 70: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

52

6. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama / Kepercayaan

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama / Kepercayaan

No Agama Jumlah Persentase

1 Islam 26.856 90%

2 Kristen 1.850 65%

3 Hindu 66 0,4%

4 Budha 86 0,6%

5 Katholik 1.011 3%

6 Kepercayaan 16 0,1%

Sumber: Data Monografi Kelurahan Jurang Mangu Timur

Dari table di atas diketahui bahwa penduduk Kelurahan

Jurang Mangu Timur sebagian besar menganut agama Islam yaitu

sebanyak 26.856 Jiwa, dan minoritas menganut agama kepercayaan

yaitu 16 Jiwa.

7. Jumlah Penduduk Warga Kampung Pemulung RT 003 RW 001

Jurang Mangu Timur Pondok Aren

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Warga Kampung Pemulung RT 003 RW 001 Jurang

Mangu Timur Pondok Aren

No Nama Kepala

Keluarga

Nama Ibu Nama Anak Asal

Daerah

1 Tarsidi Sumini 1. Adam

2. Dwi Putri

Cirebon

Page 71: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

53

3. Faisal

2 Sukma Agustin 1. Anya Bogor

3 Fendy Sukeni 1. Rendi

2. Elistiana

Sidoarjo

4 Cipto Kartini 1. M. Sigit

2. Alesti

3. Jagat

Madura

5 Romli Muslimah 1. Dhani Indramayu

6 Rastin Watini 1. Ade Surya Indramayu

7 Santo Mini 1. Sadewa

2. Arjuna

Indramayu

8 Umar Tonah 1.Suci Sidoarjo

9 Wira Umyati 1. Hfidz

2. Septi

3. Tawin

4. Hambali

Indramayu

10 Akib Anah 1. Agustin

2. Aisyah

3. Fendy

4. Adam

5. Eka

6. Nurma

Indramayu

11 Hendy Neneng 1. Miftah Cirebon

12 Fauzi Munawaroh 1. Ridho

2. Rafli

Bogor

13 Mumtaz Winarsih 1. Rizky Sidoarjo

Page 72: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

54

14 Faisal Aminatun 1. Nabila Indramayu

15 Agus Anah 1. Fany Cirebon

16 Yusuf Nur 1. Alfiah

2.

Nurkholifah

Sidoarjo

17 Cecep Mimin 1. Indri Bogor

18 Nanung Ida 1. Naufal

2. Ulfah

3. Tri

Indramayu

19 Syahrul Wati 1. Piqi

2. Fadli

3. Miswa

Indramayu

20 Ali Susanti 1. Hana Sidoarjo

21 Romzi Nanih 1. Fikri

2. Filzah

Madura

22 Anang Sulastri 1. Annisa Sidoarjo

23 Feri Rosiana 1. Fitria Cirebon

24 Santoso Wulan 1. Ramadhan Solo

25 Priyadi Heni 1. Faras

2. Wina

Cirebon

26 Tajiman Dedeh 1. Nafisah Indramayu

Sumber: Data Monografi RT 001 Pada Desember 2018

Berdasarkan sumber data monografi di atas diketahui bahwa

masyarakat kampung pemulung yang bertempat tinggal di RT 001

berjumlah 26 kepala keluarga. Umumnya masyarakat kampung

pemulung tersebut adalah masyarakat pendatang bukan masyarakat asli

Page 73: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

55

setempat. Mereka beasal dari Indramayu, Cirebon, Bogor, Sidoarjo,

Solo, dan Madura.

8. Karakterstik Informan

Tabel 4.5

Karakteristik Informan

No Nama Informan Usia Jenis

Kelamin

Asal Daerah

1 Ibu Winarsih 33 Tahun Perempuan Sidoarjo

2 Ibu Sumini 45 Tahun Perempuan Cirebon

3 Ibu Mini 37 Tahun Perempuan Indramayu

4 Bapak Mumtaz 40 Tahun Laki-Laki Sidoarjo

5 Bapak Tarsidi 50 Tahun Laki-Laki Cirebon

6 Bapak Santo 43 Tahun Laki-Laki Indramayu

7 Rizki 7 Tahun Laki-Laki Sidoarjo

8 Dwi Putri 8 Tahun Perempuan Cirebon

9 Arjuna 7 Tahun Laki-Laki Indramayu

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan secara jelas deskripsi hasil penelitian, hasil

analisis observasi, dan transkip wawancara. peneliti terhadap 9 informan yaitu

Ibu Sumini (45 tahun), Ibu Mini (37 tahun), Ibu Winarsih (33 tahun), Bapak

Mumtaz (40 tahun), Bapak Tarsidi (50 tahun), Bapak Santo ( 43 tahun) selaku

orang tua dari keluarga pemulung, serta anak dari mereka diantaranya Rizki (7

tahun), Dwi Putri (8 tahun), Arjuna (7 tahun).

Page 74: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

56

1. Kegiatan Sehari-hari Pemulung

a. Sistem Kerja Pemulung

Sistem kerja pemulung merupakan proses daur ulang barang

hasil pulungan, mulai dari mencari barang hasil pulungan sampai

mendapat penghasilan. Berdasarkan hasil observasi peneliti mengamati

keadaan lingkungan kampung pemulung. Lingkungan tempat tinggal

keluarga pemulung terlihat kumuh, kotor dan banyak karung-karung

berisi gelas-gelas dan botol-botol plastik. Terlihat beberapa warga

Kampung Pemulung yang membersihkan barang pulungan untuk

nantinya ditimbang, dan ada pula sebuah Mushola untuk beribadah dan

mengaji bagi warga Kampung Pemulung tersebut. Peneliti pun juga

melihat beberapa perempuan yang ikut menjadi pemulung seperti

suaminya, bahkan ada beberapa anak juga yang ikut menjadi pemulung

seperti orang tuanya.1

Kemudian peneliti mengamati aktivitas yang dilakukan oleh

keluarga pemulung. Pada pagi hari aktivitas yang dilakukan keluarga

pemulung ini bekerja mencari barang pulungan mulai dari jam 07.30

sampai pukul 12.00 WIB. Lokasi di Kampung Pemulung ini sepi di pagi

hari karena orang tua sedang memulung dijalanan, atau pun ada juga

yang mengemis. Pada siang hari warga pemulung pulang kerumah

dengan membawa barang hasil pulungan seperti kardus dan botol-botol

bekas. Kemudian terlihat pula orang tua yang akan menjemput anaknya

pulang dari sekolah. Pada sore hari warga Kampung Pemulung

membersihkan barang pulungan, untuk nantinya di timbang setiap 2

minggu sekali. Terlihat pula jika di sore hari anak-anak pemulung yang

sedang mengaji di mushola.

Berdasarkan hasil wawancara, pemulung mencari barang

pulungan seperti gelas dan botol-botol plastik, kardus dan besi bekas di

1 Lampiran 1, Hasil Observasi

Page 75: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

57

tempat sampah. Aktivitas ini biasanya dilakukan pada pukul 07.30 WIB

sampai pukul 12.00 WIB. Setelah dikumpulkan kemudian dibersihkan

untuk nantinya ditimbang setiap 2 minggu sekali kepada Bandar atau

pengepul. Bandar atau pengepul adalah orang yang mempunyai modal

untuk membeli beberapa jenis, atau satu jenis barang bekas dari

pemulung. Bandar juga berperan menjual barang bekas ke industri atau

pabrik. Setelah ditimbang barulah pemulung tersebut mendapat

penghasilan sesuai dengan banyaknya barang hasil pulungan yang

didapat. Dalam kaitannya dengan sistem kerja pemulung, Ibu Winarsih

selaku informan 1 mengatakan sebagai berikut:

“Ya gitu mba, saya dari pagi sampe siang kerjanya, kalo sama

suami ngiterin komplek kadang gang-gang kampung gitu juga,

tapi keseringan mah di komplek, terus nanti kita bedain arah blok

kompleknya gitu, tapi masih dalam satu komplek yang sama,

biar barang yang kita dapat lebih banyak, biasanya kita

ngambilin plastik, kaleng-kaleng bekas, botol, barang-barang

bekas yang udah ga di pake. nanti abis itu di setor ke bos.

Nyetornya 2 minggu sekali sih mba, itu juga paling besar dapet

kisaran Rp. 150.000 sampai Rp.200.000 per 2 minggunya. kalo

lagi sepi barang sedikit, paling dapet Rp 100.000 mba. Kalo

dulu belum ada gerobak,jadi saya ngiternya angkat-angkat

barang pake karung mba, berasa banget capeknya kalo barang

yang dikumpulin dapet banyak, tapi ya rasa capeknya ilang mba

karena dapet hasil banyak, tapi kalo sekarang mah alhamdulilah

udah punya gerobak jadi tinggal dorong ajah mba, walaupun

sama ajah sih capek karna kerja di jalanan tapi ya harus dijalanin

lah mba buat keluarga, buat anak-anak mah saya mah

mikirnya.”2

Menurut pendapat ibu Winarsih, dia memperoleh barang hasil

pulungan dengan berjalan mengelilingi komplek atau kampung-

kampung setiap pagi sampai siang. Barang pulungan yang sering dia

dapatkan seperti, botol-botol bekas, plastik, kardus, kabel, atau barang-

barang bekas yang sudah tidak dipakai, setelah barang hasil pulungan

tersebut terkumpul dibersihkan, setelah 2 minggu dibersihkan barulah

ditimbang kepada agen atau yang biasa di sebut sebagai bos. Dari sinilah

2 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung

Page 76: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

58

Ibu Winarsih mendapat penghasilan Rp.150.000 sampai Rp. 200.000

setiap 2 minggu sekali.

Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Mini dalam kaitannya

dengan sistem kerja pemulung, berbeda dengan Ibu Winarsih yang rata-

rata pendapatannya sebesar Rp. 200.000 sampai Rp.250.000. Ibu Mini

biasanya mendapat penghasil dari memulung sebesar Rp. 300.000. Ibu

Mini mengatakan seperti berikut ini:

“Iya nanti disetor gitu ke bos, disetornya 2 minggu sekali, kalo

lagi banyak mah dapet Rp.200.000 hahaha pernah nyampe Rp.

250.000 kalo ada orang hajatan atau pindahan toko, itu juga udah

termasuk hasil pulung saya, jadi udah digabungin sama hasil

pulung bapaknya.”3

Menurut Ibu Mini, dalam periode 2 minggu sekali dia bisa

mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 200.000 sampai Rp. 250.000,

bahkan Ibu mini tidak hanya mencari barang pulungan di sekitar

komplek atau jalanan saja, tetapi juga di tempat orang hajatan ataupun

di toko-toko. Dalam kaitannya dengan sistem kerja pemulung hal yang

sama juga dikatakan oleh Ibu Sumini sebagai berikut ini:

“Ya ngiterin jalanan neng pake gerobak sama anak-anak, nanti

anak-anak saya taro deh gerobak hahaha, biasanya keseringan di

depan-depan toko atau belakang mall kan banyak barang-barang

rusak gitu kalo ditukerin ke agen harganya lumayan juga bisa

lebih tinggi dari barang-barang biasa. Terus disana juga banyak

kardus-kardus bekas, barang-barang pulungan disana banyak

deh.”4

Menurut Ibu Sumini, dia mencari barang pulungan

menggunakan gerobak bersama dengan anak-anaknya, dimana dia lebih

sering mencari barang pulungan di depan toko-toko dan juga sering

mencari di belakang mall, karena menurutnya disana banyak terdapat

barang-barang bekas atau barang-barang yang rusak yang harganya jauh

lebih tinggi jika ditukarkan kepada agen.

3 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 4 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 77: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

59

Berdasarkan kesimpulan observasi dan wawancara di atas

bahwa sistem kerja pemulung adalah cara pemulung mendapatkan uang

dari hasil mereka menjual barang-barang hasil pulungan. Langkah

pertama adalah mencari barang bekas seperti botol bekas air mineral,

gelas bekas, kardus, kabel-kabel bekas, atau bahkan barang-barang

rusak yang masih bisa di pakai. Biasanya pemulung mencari barang

bekas di tempatsampah sekitar komplek atau di kampung-kampung,

bahkan beberapa pemulung ada yang mencari barang pulungan di

depan-depan toko sampai belakang mall. Setelah itu dibersihkan untuk

nantinya ditimbang setiap periode 2 minggu sekali kepada Agen.

Setelah ditimbang barulah pemulung tersebut mendapat penghasilan

sesuai dengan banyaknya barang hasil pulungan yang didapat. Biasanya

dalam waktu 2 mingu itu pemulung bisa mendapatkan Rp 200.000 – Rp

250.000 bahkan lebih.

b. Faktor-Faktor Wanita menjadi Pemulung

Pilihan wanita ikut bekerja sebagai pemulung merupakan suatu

faktor yang memungkinkan melawan desakan ekonomi yang harus

dipenuhi baik dirinya maupun untuk keluarganya. Pendapatan yang

dihasilkan dari kerja keras mereka dilakukan semata untuk mencapai

keluarga yang makmur sejahtera sehingga mereka dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari, bahkan harapan terbesar mereka adalah dapat

menyekolahkan anak-anak. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor

wanita menjadi pemulung, Ibu Winarsih mengatakan sebagai berikut

ini:

“Ya gimana ya mba, emang udah diharuskan mungkin. Keadaan

mba, karena kalo saya gak ikut menjadi pemulung pasti hasil

yang didapat dalam per 2 minggunya gak akan sebanyak itu.

Saya ikut memulung ajah kadang masih kurang mba buat

kebutuhan sehari-hari, bagaimana saya gak ikut mulung mba.”5

5 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung

Page 78: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

60

Menurut Ibu Winarsih, Pendapatan yang dihasilkan setiap

periode 2 minggu sekali itu terkadang tidak mencukupi kebutuhan

sehari-hari keluarganya, itulah alasan Ibu Winarsih ikut bekerja menjadi

pemulung agar kebutuhan sehari-hari keluarganya dapat tercukupi.

Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak Mumtaz

mengatakan hal sebagai berikut ini:

“Ya faktor ekonomi mba, soalnya kalo ibunya ga ikut kerja

mungkin kaya rizki belum tentu sekolah mba.”6

Menurut Bapak Mumtaz selaku suami dari Ibu Winarsih, alasan

Ibu Winarsih ikut bekerja sebagai pemulung karena faktor ekonomi

yang kurang mencukupi.

Sama halnya dengan Ibu Sumini, Ibu Sumini ikut bekerja

sebagai pemulung karena faktor kondisi ekonomi. Ibu Sumini

mengatakan hal sebagai berikut:

“hmmmmm… ya gimana ya neng. emang keadaan ekonominya

begini. Apalagi apa-apa sekarang pada mahal,ga ada yang murah

neng, ini ajah hasilnya juga cuman numpang lewat doang,

kadang mah masih gak cukup.”7

Menurut Ibu Sumini, faktor ekonomi yang membuat alasan Ibu

Sumini harus ikut bekerja sebagai pemulung, dan karena barang-barang

kebutuhan semakin hari semakin mahal harganya, sehingga terkadang

penghasilan yang mereka dapat masih belum mencukupi kebutuhan

sehari-hari. Dalam hal ini suami Ibu Sumini yang bernama Bapak

Tarsidi mengatakan hal sebagai berikut:

“Biar kebutuhan tercukupi sih, makanya ibunya maksa buat ikut

kerja juga.”8

Menurut Bapak Tarsidi, alasan istrinya yang bernama Ibu

Sumini ini ikut bekerja sebagai pemulung karena untuk mencukupi

6 Lampiran 4 Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih 7 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung 8 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 79: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

61

kebutuhan sehari-hari, dan Ibu Sumini ini kerap memaksa untuk ikut

membantu memulung setiap harinya.

Hal berbeda dikatakan oleh Ibu Mini, Ibu Mini ikut bekerja

sebagai pemulung karena faktor pendidikan dirinya yang terbelakang

sehingga hanya bekerja sebagai pemulung yang bisa dia lakukan. Ibu

Mini mengatakan hal sebagai berikut ini:

“Ya buat bantuin ajah sih kak, nambah-nambah pendapatan ajah.

Kalo gak gitu ntar anak saya ga sekolah hahaha, buat makan juga

pasti ga cukup kalo cuman bapaknya yang mulung. Lagian

bingung juga saya kan cuman lulusan sd mau kerja apa, jadi

kerja ini ajah deh”9

Sedangkan menurut Ibu Mini, alasan ikut bekerja sebagai

pemulung untuk menambah pendapatan suaminya dan agar dapat

menyekolahkan anak-anaknya. Karena jika suaminya saja yang bekerja

sebagai pemulung, mereka tidak akan mampu untuk menyekolahkan

anak-anak. Selain faktor pendidikan yang rendah sebatas lulusan

sekolah dasar juga yang membuat dirinya hanya bisa bekerja sebagai

pemulung. Dalam hal ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo

mengatakan hal sebagai berikut:

“Dia ikut jadi mulung itu pas dari awal nikah sama saya,

alesannya di rumah sepi pas belum punya anak. tapi pas udah

punya anak pun dia masih ikut mulung katanya biar bantuin

ekonomi keluarga.”10

Menurut Bapak Santo, Ibu Mini ini bekerja sebagai pemulung

dari awal dia menikah dengan Bapak Santo, alasannya karena Ibu mini

merasa sepi di rumah sendiri pada saat belum mempunyai anak, selain

itu agar dapat membantu perekonomian keluarga. Hal itulah yang

membuat Ibu Mini ikut bekerja sebagai pemulung.

Berdasarkan wawancara di atas dari beberapa informan baik dari

wanita maupun dari suaminya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

9 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 10 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 80: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

62

wanita menjadi pemulung merupakan alternatif paling utama bagi

perlawanan dalam menghadapi desakan perekonomian keluarga.

Kebanyakan dari mereka para wanita yang ikut bekerja menjadi

pemulung tak lain karena ingin membantu perekonomian agar dapat

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang suami mereka

dapatkan terkadang tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain itu faktor pendidikan mereka yang rendah membuat mereka

terpaksa ikut bekerja sebagai wanita pemulung untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari, mereka para orang tua juga ingin bisa

menyekolahkan anak-anaknya di sekolah formal pada umumnya, maka

dari itu para wanita ini juga ikut turun bekerja menjadi pemulung

walaupun pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah untuk

dilakukan seorang wanita, tapi bagi mereka pekerjaan ini harus mereka

lakukan agar mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka yang

dimana harapan mereka nanti anak-anaknya bisa menjadi orang sukses

agar dapat merubah kehidupan mereka menjadi yang lebih baik.

c. Pertimbangan-Pertimbangan menjadi Wanita Pemulung

Pilihan wanita bekerja sebagai pemulung dalam membantu

memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga tentu akan ada banyak

pertimbangan-pertimbangan dalam keluarga, baik dari suami, anak,

maupun dari diri wanita tersebut. Karena wanita pemulung juga

memiliki peran dan posisi yang sangat penting dalam keluarga yakni

sebagai ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya, dimana wanita

pemulung mempunyai tanggung jawab untuk mengurus dan mendidik

suami maupun anaknya, serta bertanggung jawab dalam hal

mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam kaitannya dengan pertimbangan-

pertimbangan wanita menjadi pemulung Ibu Winarsih mengatakan hal

sebagai berikut ini:

“Ya pertimbangan banyak mba, apalagi anak saya tuh masih

manja banget. Dia mah pengennya saya ada di rumah nemenin

dia gak usah ikut bapaknya kerja, kalo belajar maunya

Page 81: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

63

ditemenin, kalo sekolah maunya dianterin terus dijemput. Ya

kadang saya kasian sih sama Rizki,tapi mau gimana, ini kan buat

dia juga mba. Makanya saya selalu ngasih pengertian ke dia,

kalau ibu bekerja untuk buat dia sekolah juga, biar dia paham

dan mandiri.”11

Menurut Ibu Winarsih, pertimbangan-pertimbangan dalam

memilih ikut menjadi pemulung ada pada anaknya. Karena sang anak

selalu diingin ditemani oleh ibunya, seperti ditemani belajar, bahkan

diantar dan dijemput pada saat sekolah. Dalam hal ini anak Ibu Winarsih

yang bernama Rizki mengatakan sebagai berikut:

“Biar bisa jagain aku, biar aku ga ikut mulung juga kalo pulang

sekolah. biar dirumah ga sendirian. kasian juga nanti ibu

capek”12

Menurut Rizki, pertimbangan-pertimbangan ketika ibunya

menjadi pemulung adalah dia takut sang ibu menjadi tidak peduli

terhadapnya. Dalam hal ini suami dari Ibu Winarsih yang bernama

Bapak Mumtaz mengatakan sebagai berikut:

“Ya awalnya mah engga ngizinin, gimanapun tugas nyari

nafkah itu suami ya, apalagi jadi pemulung itu resikonya

lumayan besar karna kerjanya dijalanan, kalo buat perempuan

ya ga cocok kerja yang kaya begini. ga tega mah pasti, tapi

dianya maksa katanya buat nambah pemasukan untuk

kebutuhan, jadi yaudah deh mba hahahaha.”13

Menurut Bapak Mumtaz, sia awalnya tidak mengizinkan Ibu

Winarsih ikut bekerja sebagai pemulung, karena menurut dia pekerjaan

mencari nafkah adalah tugas suami, dan pekerjaan seperti pemulung ini

tidak cocok untuk wanita.

Ibu Mini dalam hal ini juga mengatakan hal yang sama seperti

Ibu Winarsih bahwa pertimbangan terbesar ada pada anaknya. Ibu

Sumini mengatakan sebagai berikut:

11 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 12 Lampiran 8, Hasil Wawancara Rizki, Anak Ibu Winarsih 13 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih

Page 82: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

64

“Ada sih pertimbangan mah, kaya takut anak gak keurus ajah sih

mungkin soalnya kan masih pada kecil-kecil, saya suka ga tega

ninggalin walaupun mereka sama bapaknya sih, hahaha..”14

Menurut Ibu Mini, pertimbangan menjadi pemulung itu ada pada

anak. Ibu Mini juga khawatir menjadi tidak perhatian terhadap anaknya,

apalagi mengingat anak-anaknya masih kecil. Dalam hal ini anak Ibu

Mini yang bernama Arjuna mengatakan sebagai berikut:

“Ga usah, dirumah ajah sama aku dan kak Dewa. kan nanti ibu

bisa nganterin dan jemput aku.”15

Menurut Arjuna, ibunya tidak usah ikut bekerja sebagai

pemulung, supaya Arjuna dan kakaknya lebih diperhatikan oleh ibunya.

Dalam hal ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo mengatakan

sebagai berikut:

“ya adalah pasti, takut anak-anak ga keurus, Arjuna masih kecil

butuh banget didampingin ibunya mulu, kalo sekolah ajah rewel

dia maunya dianter ibunya.”16

Menurut Bapak Santo, pertimbangan terbesar dari mengizinkan

istrinya bekerja sebagai pemulung juga terdapat pada anak-anak, dia

khawatir ketika Ibu Mini bekerja sebagai pemulung, membuat anak-

anak menjadi tidak diperhatikan.

Dalam kaitannya dengan pertimbangan-pertimbangan wanita

menjadi pemulung, hal berbeda terdapat pada Ibu Sumini, dia kerap

mempertimbangkan anak-anaknya yang setiap hari selalu ikut

memulung dengannya di jalanan. Ibu Sumini mengatakan hal sebagai

berikut:

“Ada si, apalagi anak-anak masih kecil kan,kasian umur segini

udah diajak ngiterin jalanan, harusnya mah kan dia ditimang-

timang gitu ya, bobo diem dikamar dikasih susu, tapi ini mah di

ajak ngiter jalanan sama komplek panas-panasan, malah kadang

keujanan.”17

14 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 15 Lampiran 10, Hasil Wawancara Arjuna, Anak Ibu Mini 16 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini 17 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 83: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

65

Menurut Ibu Sumini, bahwa pertimbangan dia menjadi wanita

pemulung itu pada anak-anaknya yang setiap hari harus ikut membantu

juga menjadi pemulung di jalanan. Anak-anak Ibu Sumini ikut menjadi

pemulung dikarenakan anak-anak Ibu Sumini tidak bersekolah,

sehingga Ibu Sumini merasa khawatir jika anak-anaknya berada

dirumah tanpa kedua orang tuanya. Dalam hal ini anak Ibu Sumini yang

bernama Dwi mengatakan sebagai berikut:

“Gapapa. malahan seneng aku juga ikut biar bantuin bapak. biar

aku bisa sekolah kaya temen-temen”18

Menurut Dwi, dirinya setuju ketika ibunya memilih ikut bekerja

sebgaai pemulung. Krena ibunya bekerja itu akan sangat membantu

bapaknya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari, sekaligus

nantinya dapat membantu untuk menyekolahkan Dwi. Dalam hal ini

suami Ibu Sumini yang bernama Bapak Tarsidi mengatakan sebagai

berikut:

“Yak kan emang dari awalnya ga setuju itu karna banyak

pertimbangan, pas dia mulai mulung itu juga abis melahirkan dia

nih si dwi. saya kan kasian ya, fisik perempuan apalagi lebih

lemah dibanding laki-laki kan, terus ini pekerjaannya juga berat.

dan yang lebih ngenesnya karena ibunya ikut mulung anak saya

yang bayi harus diajak karena ga ada yang jaga.”19

Menurut Bapak Tarsidi, pertimbangan dalam mengizinkan Ibu

Sumini bekerja sebagai pemulung adalah pada kesehatan fisik istri

mereka. Menurut dia, pekerjaan menjadi pemulung bukanlah pekerjaan

yang mudah untuk dilakukan seorang wanita.

Berdasarkan wawancara di atas dengan beberapa informan,

maka dapat disimpulkan bahwa pertimbangan-pertimbangan wanita

ketika memilih menjadi pemulung adalah yang pertama pertimbangan

anak. Dari informan wanita pemulung maupun suaminya ada yang

18 Lampiran 9, Hasil Wawancara Dwi, Anak Ibu Sumini 19 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 84: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

66

mengkhawatirkan anaknya, karena anak-anak mereka masih kecil,

mereka takut anak-anak mereka jadi kurang diperhatikan. Terlebih

anak-anak mereka juga yang masih sangat ingin di manja oleh ibunya,

seperti ditemani belajar, bermain, bahkan anak-anak mereka terkadang

ingin bisa diantar dan dijemput ketika anak-anak mereka berangkat dan

pulang sekolah. Selain mempertimbangkan anak, Dari Informan suami

dan anak wanita pemulung juga mengkhawatirkan kesehatan fisik

ibunya ketika bekerja sebagai pemulung.

2. Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu Perekonomian

Keluarga.

a. Kondisi Perekonomian Keluarga Wanita Pemulung

Tingkat kondisi perekonomian yang rendah membuat keluarga

wanita pemulung tidak memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,

seperti sandang pangan dan papan. Berdasarkan hasil wawancara

keluarga pemulung mengalami kesulitan dalam perekonomian keluarga,

kondisi perekonomian yang cukup sulit inilah yang menjadi wanita

pemulung ikut berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarga.

Dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian keluarga wanita

pemulung, Ibu Winarsih mengatakan sebagai berikut ini:

“Ya gimana ya, ya begini keadaanya. Tapi emang kurang banget

mba , ya bisa liat sendiri dari tempat tinggal kampung pemulung

disini. Makanya saya kerja buat bantu kebutuhan agar lebih

tercukupi. Tadinya malah keadaan saya jauh lebih buruk mba,

ini televisi, tempat tidur, lemari mah belum terlalu lama, dulu

sama sekali saya gak punya perabotan rumah pas awal jadi

pemulung. Tapi alhamdulilah sekarang punya, itu juga karena

nabung-nabung hasil dari tambahan saya kerja.”20

Menurut Ibu Winarsih keadaan kondisi ekonomi keluarganya

masih sangat kurang. Menurutnya, sebelum dia bekerja keadaan

ekonominya jauh lebih buruk dibandingkan sekarang setelah dia

20 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung

Page 85: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

67

bekerja, an setelah bekerja keadaan kondisi ekonominya lumayan cukup

baik, bahkan Ibu Winarsih bisa menabung untuk membeli peralatan dan

perlengkapan rumah tangga untuk rumahya. Hal yang sama juga

dikatakan oleh Ibu Sumini dan Ibu mini, mereka mengatakan sebagai

berikut ini:

“Hmmm ya sangat kuranglah, liat ajah tuh gubuk saya hahaha

buat bisa makan dan minum ajah mah udah syukur neng,gak ada

tuh pengen jalan-jalan kemana atau apalah. yang penting anak

bisa makan udah syukur.”21

“Keadaan ekonomi mah ya kalo dibilang kurang pasti kurang,

rumahnya ajah begini bedeng, terus pekerjaan utama cuman

mulung, mulung berapa sih kak hahahha, kalo lagi banyak mah

kan Rp.250.000 suka gak cukup kadang, apalagi kan sekarang

apaan ajah mah mahal kan yak, makanya saya ikut turun tangan

bantuin bapaknya ikut mulung sama nyuci dan gosok.”22

Ibu Sumini dan Ibu Mini mengatakan hal yang sama,

menurutnya keadaan ekonomi mereka memang masih sangat kurang,

bahkan penghasilan dari mereka memulung pun terkadang tidak

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan ada diantara mereka yang

menjadi asisten rumah tangga seperti menyuci dan menggosok di

komplek. Pekerjaan apapun akan mereka lakukan, bagi mereka yang

terpenting adalah mereka masih bisa untuk makan setiap hari.

Berdasarkan wawancara dari beberapa informan diatas, dapat

disimpulkan bahwa kondisi perekonomian keluarga wanita pemulung

sangat kurang, itulah yang membuat para wanita ini ikut berkontribusi

menjadi pemulung agar dapat membantu kondisi perekonomian

keluarga mereka. Karena menurut mereka, kondisi perekonomian

keluarga sebelum mereka bekerja jauh lebih buruk dan tidak dapat

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga pada akhirnya mereka

memutuskan untuk bekerja menjadi pemulung bahkan menjadi asisten

21 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung 22 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung

Page 86: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

68

rumah tangga seperti menyuci dan menggosok di perumahan komplek

agar dapat memperbaiki kondisi perekonomian keluarganya.

b. Tangguan Biaya Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan di setiap keluarga pasti harus memenuhi

kebutuhannya setiap hari, seperti kebutuhan sandang pangan dan papan.

Kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan itu memiliki biaya yang harus

dikeluarkan oleh setiap keluarga guna untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari tersebut. Tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari pada

setiap keluarga tentu berbeda, termasuk pada keluarga wanita

pemulung. Berdasarkan hasil wawancara keluarga pemulung memiliki

tanggungan biaya kehidupan sehari-hari, ada keluarga pemulng yang

tanggungan biayanya besar, ada pula keluarga pemulung yang

tanggugan biayanya tidak terlalu besar. Dalam kaitannya dengan

tanggungan biaya kehidupan sehari-hari, Ibu Winarsih mengatakan

sebagai berikut:

“Ya gak menentu ya mba, kadang Rp. 20.000, sebisa mungkin

menghemat saya mah, karena kan uang hasil mulung dapetnya 2

minggu sekali.”23

Menurut Ibu Winarsih tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari

itu tidak menentu pengeluarannya. Terkadang Ibu Winarsih bisa saja

mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000 untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya setiap hari, dan Ibu Winarsih pun sebisa mungkin menghemat

pengeluaran uang, karena menurutnya uang hasil mulung itu di dapat

dalam periode 2 minggu sekali. Hal yang sama juga dikatakan oleh

suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak Mumtaz, Bapak Mumtaz

mengatakan sebagai berikut:

“Gak nentu sih mba, tapi yang pasti penghasilan yang untuk 2

minggu ga cukup, kadang-kadang cukup. sesuai kebutuhan hari

itu, jadi gak nentu mba.”24

23 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 24 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih

Page 87: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

69

Bapak Mumtaz mengatakan hal yang sama seperti istrinya yang

bernama Ibu Winarsih, bahwa tanggungan biaya kebutuhan-sehari tidak

menentu biayanya, dan bahkan terkadang penghasilan mereka yang

dalam periode 2 minggu sekali itu tidak cukup untuk mereka memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Dalam kaitannya Ibu Sumini mengatakan hal yang berbeda dari

Ibu Winarsih. Kalau tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari Ibu

Winarsih sekitar Rp. 20.000, berbeda dengan Ibu Sumini yang memiliki

tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari bisa sampai Rp. 30.000 setiap

harinya. Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut:

“Berapa ya hahhhhaha.. keperluan mah kaga nentu, ya sekitar

Rp.30.000 lah, kalo lagi bisa makan enak mah kaya nasi sayur

tempe mah bisa, tp kalo lagi ga ada duit banget mah nasi sama

tempe doang, sama buat ini beli susu adeknya, soalnya kadang

dia ga mau asi doang, lagian asi saya juga dikit neng, jadi ya

harus beli susu dah.”25

Menurut Ibu Sumini, tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari

keluarganya bisa mencapai Rp 30.000 setiap harinya, dikarenakan Ibu

Sumini juga harus memenuhi kebutuhan anaknya yang masih bayi yang

susu bayi setiap harinya. Tetapi demi menghemat pengeluaran agar

tidak terlalu besar, Ibu sumini dan keluarganya terkadang makan dengan

nasi dan lauk tempe saja. Dalam hal ini suami Ibu Sumini yang bernama

Bapak Tarsidi mengatakan sebagai berikut:

“Kebutuhan sehari-hari sih ga terlalu banyak, makan juga apa

adanya hahaha. udah terbiasa hidup begini, biaya-biaya ga

terduga nya ya sering banyak soalnya ada adeknya Dwi yang

bayi.”26

Menurut Bapak Tarsidi, Kebutuhan sehari-hari keluarga mereka

tidak terlalu banyak, karena mereka terbiasa dengan kondisi yang apa

adanya, termasuk dalam hal makan pun mereka tentu terbiasa dengan

lauk yang biasa-biasa saja. Tetapi menurut Bapak Tarsidi, terkadang

25 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung 26 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 88: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

70

biaya tidak terduga selalu ada setiap harinya, karena keluarga Bapak

Tarsidi dan Ibu Sumini masih memiliki anak bayi yang mungkin

kebutuhannya masih banyak.

Dalam kaitannya dengan tanggungan biaya-biaya kebutuhan

sehari-hari, hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Mini, bahwa

tanggungan biaya Ibu Mini sama seperti Ibu Sumini yang bisa sampai

mengeluarkan uang sebesar Rp 30.000 setiap harinya untuk memenuhi

kebutuhan setiap hari. Ibu Mini mengatakan sebagai berikut

“Keseringan mah yah Rp.30.000 an kali ya, gak nentu juga sih

kalo pengeluaran per harinya kadang juga kurang dari segitu.”27

Menurut Ibu Mini, dia biasanya hampir setiap hari

mengeluarkan uang sebesar Rp. 30.000 untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, Tetapi terkadang pengeluarannya tidak sampai sebesar itu,

karena menurut Ibu Mini, tanggugan biaya sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan terkadang tidak menetu besar pengeluaranya dalam setiap

hari. Dalam hal ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo

mengatakan sebagai berikut:

“Besarnya sih ga nentu, kaya ibunya sendiri kalo masak pun ga

nentu belanjanya abis berapa kayaknya hahaha.”28

Bapak Santo selaku suami dari Ibu Mni pun mengatakan hal

yang sama seperti Ibu Mini, bahwa tanggungan biaya kebutuhan sehari-

hari itu tidak akan menentu besar pengeluarannya setiap hari. Menurut

Bapak Santo, istrinya yang bernama Ibu Mini pun terkadang tidak

menentu untuk pengeluaran biaya belanja memasak setiap hari.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, dapat

disimpulkan bahwa tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari tentu

berbeda pada setiap keluarga. Ada yang keluarganya memiliki

tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari sebesar Rp. 20.000 setiap

harinya, tetapi ada juga keluarga yang memiliki kebutuhan jauh lebih

27 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 28 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 89: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

71

banyak sehingga tanggungan biaya jauh lebih besar sampai Rp. 20.000

setiap harinya. Dan tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari itu

terkadang tidak menentu besar pengeluarannya dalam setiap hari, hal itu

dikarenakan terkadang ada kebutuhan mendadak di luar perkiraan

keluarga. Tetapi demi meminimalisir tanggungan biaya, setiap keluarga

pemulung berusaha untuk menghemat biaya kebutuhan sehari-hari,

mengingat penghasilan mereka didapat dalam periode 2 minggu sekali.

c. Tingkat Pendapatan Wanita Pemulung

Tingkat pendapatan wanita pemulung ternyata dapat membantu

perekonomian keluarga. Walaupun kondisi mereka terbilang cukup

sulit, tetapi dengan adanya wanita pemulung ikut bekerja tentu akan

membuat kondisi perekonomian mereka jauh lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti juga mengamati peran

wanita pemulung dalam membantu perekonomian keluarga. Diantara

mereka selain bekerja sebagai wanita pemulung, mereka juga bekerja

menjadi asisten rumah tangga agar dapat menambah pendapatan

perekonomian keluarga. Setelah bekerja menjadi wanita pemulung dari

pagi sampai siang mencari barang pulungan, mereka selanjutnya bekerja

sebagai asisten rumah tangga. Kontribusi mereka dalam bekerja menjadi

wanita pemulung dan asisten rumah tangga dapat menambah tingkat

pendapatan keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara keluarga pemulung, kondisi

perekonomian mereka jauh lebih baik, hal ini karena kontribusi wanita

pemulung yang ikut membantu dalam perekonomian keluarga, sehingga

pendapatan wanita pemulung dapat membantu dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari, menyekolahkan anak-anak, bahkan untuk

kebutuhan mendadak. Dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan

wanita pemulung, Ibu Winarsih mengatakan sebagai berikut:

“Kalo yang hasil mulung kan udah di gabung sama hasi mulung

bapak, jadinya pendapatannya cuman yang itu ajah. Tapi

alhamdulillahnya ada tambahan uang nyuci dan gosok jadinya

Page 90: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

72

bisa nambahin buat kebutuhan sehari-sehari, ya kalo ditambah

sama saya kerja nyuci dan gosok bisa Rp 900.000 lah dapet tiap

bulan.”29

Menurut Ibu Winarsih, pendapatan dia selalu digabung dengan

hasil memulung suaminya. Selain menjadi pemulung, Ibu Winarsih

mengatakan bahwa dirinya juga bekerja sebagai asisten rumah tangga di

perumahan komplek dengan bekerja menyuci dan mengosok dimana

pendapatnya bisa mencapai Rp. 900.000. Pekerjaan itu Ibu Winarsih

lakukan untuk menambah pendapatan perekonomian keluarganya.

Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak Mumtaz

mengatakan sebagai berikut ini:

“Kalo digabung kan biasanya mulung dapet Rp. 200.000 per 2

minggu, terus ditambah juga ibu kalo nyuci gosok dapet Rp.

300.000 an lah mba sebulannya, ya kalo digabungan ada sekitar

Rp 800.000 sebulannya.”30

Menurut Bapak Mumtaz, pendapatan memulung bersama

istrinya bisa mendapatkan Rp. 200.000, serta ditambah Ibu Winarsih

yang ikut bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan pendapatan

sebesar Rp. 300.000 setiap bulannya. Diperkirakan pendapatan mereka

sebesar Rp. 800.000 sebulannya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Sumini, bahwa

pendapatan Ibu Sumini sama seperti pendapatan Ibu Winarsih, selain

memulung Ibu Sumini juga menjadi asisten rumah tangga di perumahan

komplek dekat rumahnya. Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut:

“Mulung mah gak nentu ya, kadang pas di tukerin cuman dapet

RP.150.000 sampe 200.000, tp keseringan mah Rp 200.000 sih

kalo anak-anak juga bantuin mulung. Kalo nyuci gosok cuman

dapet Rp.300.000 tiap bulan.”31

Menurut Ibu Sumini, pendapatan dari hasil memulung terkadang

tidak menentu hasilnya. Ibu Sumini bisa mendapatkan hasil memulung

29 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 30 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih 31 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 91: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

73

Rp. 150.000 sampai Rp. 200.000, karena dibantu anak-anaknya yang itu

mencari barang pulungan. Selain menjadi pemulung, Ibu Sumini juga

bekerja menjadi asisten rumah tangga yang menyuci dan menggosok

untuk menambah pendapatannya. Dalam hal ini suami Ibu Sumini yang

bernama Bapak Tarsidi mengatakan sebagai berikut:

“Kalo pendapatan juga ga nentu sih, mulung kalo lagi banyak

dapet banyak, tapi kebantu sama pendapatan nyuci ibunya.”32

Menurut Bapak Tarsidi, hasil pendapatan memulung dengan

istrinya yang bernama Ibu Sumini tidak menentu hasil pendapatanya

setiap periode 2 minggu sekali. Dan menurut Bapak Tarsidi, selain Ibu

Sumini ikut bekerja sebagai pemulung, Ibu Sumini juga bekerja menjadi

asisten rumah tangga yang dapat membantu menambah penghasilan

keluarga mereka.

Dalam kaitannya dengan pendapatan wanita pemulung, hal yang

sama juga dikatakan oleh Ibu Mini, bahwa Ibu Mini juga sama seperti

Ibu Winarsih dan Ibu Sumini, selain bekerja sebagai pemulung, Ibu

Mini juga bekerja sebagai asisten rumah tangga agar dapat menambah

pendapatan keluarganya. Ibu Mini mengatakan sebagai berikut:

“Hasil mulung kan barangnya digabung yak pas nyetor sama

hasil suami, jadi emang udah itu doang hasilnya yang Rp.

200.000 Per 2 minggunya,kalo nyuci dan gosok Rp. 350.000

hahaha, soalnya kadang-kadang saya juga suka disuruh bebenah

rumahnya dia jadi suka dikasih bonus gitu.”33

Menurut Ibu Mini, pendapatan hasil memulung dengan

suaminya itu sebesar Rp. 200.000 setiap 2 minggu sekali. Selain menjadi

pemulung, Ibu Mini juga menjadi asisten rumah tangga yang membantu

menyuci dan menggosok, bahkan terkadang Ibu Mini juga berbenah

rumah majikannya agar dia mendapat tambahan bonus lebih hingga

sebesar Rp. 350.000. Dalam hal ini suami dari Ibu Mini yang bernama

Bapak Santo mengatakan sebagi berikut:

32 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini 33 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung

Page 92: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

74

“Pastinya pendapatan jadi lebih banyak, udah gitu selain dia

bantu mulung, dia kalo siang sampe malem itu kerja nyuci gosok

di komplek, ga jauh dari sinih rumahnya.”34

Menurut Bapak Santo, dengan ikutnya Ibu Mini bekerja sebagai

pemulung otomatis sangat membuat pendapatan keluarga mereka

menjadi bertambah lebih banyak. Bahkan selain memulung, Ibu Mini

setiap siang sampai malam juga menjadi asisten rumah tangga dengan

membantu menyuci dan menggosok di perumahan komplek yang tidak

jauh dari rumahnya.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dari beberapa

informan, dapat disimpulkan bahwa pendapatan wanita pemulung

sangat membantu perekonomian keluarga mereka. Dengan adanya

pendapatan wanita pemulung, otomatis akan menambah pendapatan

keluarga mereka. Selain ikut bekerja sebagai pemulung,wanita

pemulung ini juga bekerja sebagai asisten rumah tangga di perumahan

dekat dengan rumah mereka. Pendapat setiap wanita pemulung memang

berbeda-beda, tapi hampir semua dari mereka rata-rata mendapatkan

penghasilan dari memulung dan juga bekerja sebagai asiten rumah

tangga sebesar Rp. 700.000 – Rp 900.000 setiap bulanya.

Selain pendapatan wanita pemulung yang bekerja sebagai

pemulung maupun menjadi asisten di perumahan ini sangat membantu

perekonomian keluarga. Dengan membantunya perekonomian keluarga

maka secara tidak langsung dapat membantu dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara keluarga

pemulung dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan adanya

pendapatan wanita pemulung. Dalam kaitannya dengan pendapatan

wanita pemulung dalam memunuhi kebutuhan sehari-hari, Ibu Winarsih

mengatakan sebagai berikut:

“Iya sangat membantu sekali mba, soalnya kan hasil saya dan

bapak mulung ajah cuman Rp. 200.000 per minggunya, kalo

saya gak bantu bapak, mungkin cuman dapet Rp. 100.000 mba,

34 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 93: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

75

pasti kan barangnya yang di dapet ga sebanyak saya kalo ikut

memulung.”35

Menurut Ibu Winarsih, dengan adanya pendapatan dia yang

bekerja sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga itu sangat

membantu sekali dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurutnya,

jika dia tidak bekerja mungkin pendapatannya tidak akan sebesar ini,

hanya akan mendapat Rp. 100.000 saja dari penghasilan suaminya

memulung karena barang yang didapat jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan barang pulungan yang dibantu ketika Ibu Winarsih menjadi

pemulung. Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak

Mumtaz mengatakan sebagai berikut ini:

“Sangat membantu sekali mba dengan ibunya bekerja menjadi

pemulung dan nyuci gosok di komplek.”36

Menurut Bapak Mumtaz, kontribusi Ibu Winarsih dengan ikut

bekerja sebagai pemulung maupun menyuci dan menggosok di komplek

itu sangat membantu sekali dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

keluarga mereka.

Ibu Mini juga mengatakan hal yang sama dengan Ibu Winarsih,

bahwa kontribusi Ibu Mini dalam ikut bekerja sebagai pemulung

maupun menjadi asisten rumah tangga sangat membantu untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu Mini mengatakan hal sebagai

berikut:

“Sangat membantu kak saya mulung apalagi pas saya juga ikut

nyuci dan gosok juga, soalnya kalo cuman hasil mulung dari

bapaknya buat makan juga kayaknya gak akan cukup, apalagi

kan dapetnya 2 minggu sekali. bakal kurang banget.”37

Menurut Ibu Mini, dengan ikutnya dia bekerja sebagai pemulung

itu sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah

dengan dia ikut bekerja sebagai asisten rumah tangga itu sangat

35 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih,Wanita Pemulung 36 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih 37 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini,Wanita Pemulung

Page 94: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

76

membuat pendapatan mereka menjadi bertambah. Karena menurut Ibu

Mini, jika dirinya tidak ikut bekerja, mungkin penghasilan dari

suaminya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam hal ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo mengatakan

hal sebagai berikut:

“Ya alhamdulilah membantu sekali, apalagi pas ibunya nyuci

dan gosok juga itu bantu banget. anak-anak yang tadinya ga bisa

minum susu jadi bisa minum susu walaupun itu ga tiap hari sih

hahaha, tapi alhamdulilah hahahha”38

Menurut Bapak Santo, pendapatan Ibu Mini dari menjadi

pemulung maupun asisten rumah tangga sangat membantu sekali dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya pendapat Ibu Mini

dapat membantu untuk membelikan susu untuk anak-anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, dapat

disimpulkan bahwa, kontribusi wanita pemulung yang ikut bekerja

sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga dapat menambah

pendapatan keluarga. Pendapatan itu akan membantu perekonomian

keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena jika hanya

mengandalkan penghasilan dari suami mereka, penghasilan tersebut

tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga

mereka. Pendapatan wanita pemulung selain utnuk membantu dalam

kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan, tetapi pendapatan

wanita pemulung mampu membantu membelikan susu untuk anak-anak

mereka.

Selain pendapatan wanita pemulung dapat membantu kebutuhan

sehari-hari, secara tidak langsung pendapatan wanita pemulung juga

dapat membantu dalam menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah

formal. Berdasarkan hasil wawancara keluarga pemulung dapat

menyekolahkan anak-anaknya dengan adanya pendapatan wanita

pemulung. Dalam kaitannya dengan pendapatan wanita pemulung

38 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 95: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

77

dalam menyekolahkan anak-anak, Ibu Winarsih mengatakan sebagai

berikut:

“Sangat membantu, pokoknya gimana pun keadaannya saya

bakal berusaha untuk ana saya dapat bersekolah, mau kerja

apapun itu bakal saya lakuin selama itu halal mba. Kalo cuman

bapak yang bekerja jadi pemulung ajah, mungkin sulit mba buat

menyekolahkan rizki.”39

Menurut Ibu Winarsih, pendapatannya sangat membantu untuk

menyekolahkan anaknya, baginya pekerjaan apapun akan dia lakukan

agar anaknya bisa bersekolah. Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang

bernama Bapak Mumtaz mengatakan sebagai berikut:

“Apalagi itu mba,justru anak saya si rizki bisa sekolah karna

bantuan istri saya dari jadi pemulung sama nyuci dan gosok juga.

kalo istri saya ga ikut bantuin, mungkin ga bisa sekolah mba,ya

walaupun sekolah gratis tapi banyak juga yang harus dibeli dan

dibayar.”40

Menurut Bapak Mumtaz, anaknya bisa bersekolah itu lantaran

bantuan dari pendapatan istrinya yang bekerja sebagai pemulung

maupun asisten rumah tangga.

Ibu Sumini dalam hal ini justru berbeda dengan yang lain, bahwa

untuk saat ini Ibu Sumini belum bisa menyekolahkan anaknya yang

kedua, bahkan untuk menyekolahkan anak pertamanya harus dibantu

oleh saudaranya. Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut:

“Kalo dulu pas kakaknya dwi mah cukup neng, nyampe SMP

malah di swasta murah tapi itu kan dulu belum ada ini adeknya

dwi dan sekolah masih murah. Makanya kakaknya saya taro di

kampung ajah ikut neneknya disana sekolah dibantuin sodara

saya. si dwi juga mau saya sekolahin kok, tp ini bapaknya lagi

ngurusin surat-surat biar dia sekolah dinegeri, kan kalo negeri

mah lebih rianganin beban kan yak.” 41

Menurut Ibu Sumini, pendapatannya masih belum cukup untuk

membantu menyekolahkan anak-anaknya, sehingga anak pertamanya

39 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 40 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih 41 Lampiran 3, Hasil Wawaancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 96: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

78

harus melanjutkan sekolah SMA di kampung halaman Ibu Sumini di

Cirebon dengan dibantu biaya oleh saudaranya. Sedangkan adiknya si

Dwi belum bisa berkolah, karena masih harus mengurus beberapa surat

agar anaknya bisa bersekolah di SD Negeri, karena pendapatan Ibu

Sumini tidak akan cukup jika Dwi bersekolah di swasta. Dalam hal ini

suami Ibu Sumini yang bernama Bapak Tarsidi mengatakan hal sebagai

berikut:

“Emang niat ibunya kerja buat anak-anak biar sekolah, gimana

pun caranya anak-anak saya harus sekolah. biar kehidupannya

nanti gak kaya orang tuanya, bisa sukses. Ini lagi ngusahain dwi

dapet negri, soalnya swasta disini udah mahal, saya ajah ga

sanggup nyekolahin kakaknya disini, kakanya akhirnya nerusin

sekolah di kampung yang jauh lebih murah dari pada disini.”42

Menurut Bapak Tarsidi, pendapatan Ibu Sumini untuk

membantu menyekolahkan anak-anaknya, namun lantaran anak

pertamanya bersekolah di sekolah swasta, sehingga pada akhirnya anak

pertamanya melanjutkan sekolah di kampung karena sekolah disana

jauh lebih murah, dan Bapak Tarsidi juga sedang mengusahakan agar

anaknya yang kedua bisa mendapatkan sekolah SD Negeri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, dapat

disimpulkan bahwa pendapatan wanita pemulung sangat membantu

dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Walaupun diantara mereka

ada yang masih kesulitan dalam menyekolahkan anaknya karena

anaknya bersekolah di sekolah swasta.

Selain pendapatan wanita pemulung dapat membantu kebutuhan

sehari-hari serta dapat membantu dalam menyekolahkan anak-anak

mereka di sekolah formal, pendapatan wanita pemulung ini juga dapat

membuat keluarga pemulung menabung untuk kebutuhan mendadak.

Berdasarkan hasil wawancara keluarga pemulung dapat menabung

untuk kebetuhan mendadak. Dalam kaitannya dengan pendapatan

wanita Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut:

42 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 97: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

79

“Ya bisa lah neng, nih kaya pas ibu lahiran adeknya dwi kan itu

udah ngumpulin duit dari lama banget hahaha, walaupun di

bidan yang murah kan juga tetep bayar. atau kalo si bapak sama

anak-anak lagi sakit kan harus punya pegangan duit. ini

walaupun si dwi belum sekolah juga saya nabung duit, kalo

surat-suratnya udah beres yang penting saya udah ada duit buat

keperluan dia sekolah gitu.”43

Menurut Ibu Sumini, sebelum proses kelahirannya dia sudah

mengumpulkan uang dari pendapatannya bekerja untuk biaya proses

kelahiran anak-anaknya. Selain dapat membantu untuk proses kelahiran,

kumpulan tabungan uangnya juga dapat membantu untuk biaya

keluarganya jika sedang sakit. Dalam hal ini suami Ibu Sumini yang

bernama Bapak Tarsidi mengatakan sebagai berikut:

“Biaya sekolah kan itu dari nabung-nabung juga ngumpulin,

kaya dwi juga mau masuk SD ini saya sama ibunya udah mulai

nabung, terus pas adeknya dwi lahir nih yang bayi juga itu udah

jauh hari ngumpulin buat ibunya melahirkan, banyak soalnya

keperluan yang ga terduga hahahha. terus kalo anak sakit kan, ya

kita maunya kan sehat ya, tapi paling engga punya pegangan

uang kalo sewaktu ada yang sakit.”44

Menurut Bapak Tarsidi, sebelum anak-anaknya bersekolah

pendapatan Ibu Sumini sudah ditabung uang untuk biaya sekolah

anaknya. Selain itu, sebelum proses kelahiran Ibu Sumini segala biaya

sudaha disiapkan dari pendapatan Ibu Sumini yang ditabung, dan

tabungan itu juga untuk simpanan jika sewaktu-sewaktu keluarga

mereka ada yang sakit.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibu Mini, bahwa dirinya

menabung untuk keperluan proses melahirkan anaknya seperti Ibu

Sumini. Namun ada pula hal yang berbeda, Ibu Mini juga menabung

untuk keperluan hajatan sunatan anak-anaknya. Ibu Mini mengatakan

sebagai berikut:

“Anak-anak saya kan cowo semua ya kak, pasti disunat entah

kapan, apalagi sadewa usianya udah 10 tahunan,udah dikit lagi.

43 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung 44 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 98: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

80

nah saya sama ibunya udah nabung-nabung dari jauh jauh hari.

ibunya juga mau melahirkan dikit lagi, jadi harus udah disiapin

biayanya juga. Kalo ga nabung nanti kaget sama biayanya, pasti

ga sanggup hahahahha.”45

Menurut Ibu Mini, selain pendapatannya ditabung untuk proses

kelahiran anaknya, namun pendapatannya juga ditabung untuk hajatan

sunatan anak-anaknya. Dalam hal ini suami Ibu Mini yan bernama

Bapak Santo mengatakan sebagai berikut:

“Iya kalo pendapatan nyuci dan gosok tuh suka saya sisihkan

ditabung, kan dikit lagi Sadewa mau sunat, nah kalo saya ga bisa

kalo ga dipestain di kampung, soalnya emang biasanya gitu kak,

sunatannya dirumah neneknya di Indramayu, jadi saya lagi

nabung buat Sadewa sunatan. trs juga kan saya dikit lagi mau

melahirkan jadi saya sama bapaknya udah nabung buat

persiapan ini anak bakal lahir hahahaha.“46

Menurut Bapak Santo, pendapatan Ibu Mini selalu ditabung

untuk keperluan hajatan sunatan anak-anaknya nanti. Selain itu,

pendapatannya yang ditabung agar dapat membantu proses melahirkan

istrinya nanti.

Berdasarkan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pendapatan wanita pemulung dapat membuat keluarga mereka menjadi

menabung untuk kebutuhan mendadak. Diantara mereka pendapatanya

yang ditabung tentu dengan keperluan yang berbeda-berbeda, ada yang

menabung untuk keperluan sekolah,ada yang untuk keperluan proses

melahirkan, ada yang menabung untuk simpanan jika sewaktu-waktu

keluarga sakit, serta ada pula yang menabung untuk hajatan sunatan

anak laki-lakinya.

3. Dampak Peran Ganda Wanita Pemulung terhadap Kehidupan Rumah

Tangga.

A. Pandangan terhadap Wanita yang Ikut Bekerja dalam Membantu

Perekonomian Keluarga.

45 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 46 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 99: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

81

Pandangan terhadap wanita yang ikut bekerja dalam membantu

perekonomian keluarga tidak terlepas dari beberapa pandangan yang

setuju maupun tidak setuju ketika wanita memilh ikut bekerja dalam

membantu menambah pendapatan keluarganya. Hal itu terjadi karena

wanita memiliki kedudukan sebagai ibu rumah tangga yang perannya

sangat melekat pada dirinya untuk mengurus keluarga serta

mengerjakan pekerjaan dirumah.

Selain itu berdasarkan hasil observasi peneliti juga mengamati

peran wanita pemulung pada keluarga. Secara produktif wanita

pemulung demi membantu perekonomian keluarganya mereka ikut

bekerja sebagai wanita pemulung dan asisten rumah tangga. Sedangkan

secara peran reproduktif, wanita pemulung memiliki anak yang mereka

jaga dan mereka sayang walaupun ditengah-tengah kesibukan mereka

bekerja sebagai wanita pemulung, dan di samping itu mereka masih

mampu membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti

memasak, menyapu, dan mencuci. Sedangkan secara produktif wanita

pemulung demi membantu perekonomian keluarganya mereka ikut

bekerja sebagai wanita pemulung dan asisten rumah tangga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga kampung

pemulung bahwa pandangan mereka terhadap wanita yang ikut bekerja

dalam membantu perekonomian keluarga, yaitu memandang hal yang

dilakukan itu sebenernya salah karena pada dasarnya peranan seorang

wanita didalam keluarga bukan untuk bekerja, namun kondisi

perekonomian keluarga mereka yang membuat wanita juga harus ikut

berperan dalam membantu menambah pendapatan keluarga. Dalam

kaitannya dengan pandangan terhadap wanita yang ikut bekerja dalam

membantu perekonomian keluarga Ibu Winarsih mengatakan sebagai

berikut:

“Ya seharusnya mungkin ga bekerja ya bagusnya, kaya ngurus

anak dan pekerjaan rumah ajah, tapi ya gimana ya, kalo keadaan

Page 100: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

82

ekonomi emang harus dia buat kerja ya mungkin harus kerja

mba, kaya saya ajah gini hehehehe”47

Menurut Ibu Winarsih, seharusnya seorang wanita itu tidak

bekerja, karena lebih bagus hanya mengurus anak serta pekerjaan

rumah. Tetapi menurutnya, keadaan ekonomi keluarganya yang

membuat dirinya juga harus bekerja untuk membantu perekonomian

keluarga. Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak

Mumtaz mengatakan sebagai berikut:

“Ya bagusnya jadi ibu rumah tangga ajah mba, yang ngurus anak

suami sama ngerjain pekerjaan rumah. kalo ekonomi biar suami

ajah yang kerja.”48

Menurut Bapak Mumtaz, lebih baik apabila istrinya menjadi ibu

rumah tangga saja, persoalan perekonomian keluarga biarkan itu

menjadi tanggung jawab dirinya sebagai seorang suami.

Namun hal yang berbeda telah dikatakan oleh Ibu Sumini, jika

Ibu Winarsih mengatakan bahwa seharusnya seorang wanita itu tidak

bekerja karena memiliki peran sebagai ibu rumah tangga di rumah, lain

hal dengan Ibu Sumini yang mengatakan bahwa tidak masalah jika

seorang wanita bekerja. Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut:

“Ya gapapa sih istri kerja kan bisa bantuin suami nyari duit,

apalagi kalo kondisinya kaya ibu gini kalo gak kerja bisa gak

cukup buat makan neng.”49

Menurut Ibu Sumini, dirinya mengaku setuju saja jika seorang

wanita bekerja. Karena menurutnya, itu akan membantu suami dalam

mencari nafkah, terutama pada kondisi ekonomi seperti keluarga yang

apabila dirinya tidak bekerja tentu tidak akan cukup dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Dalam kaitannya suami Ibu Sumini yang

bernama Bapak Tarsidi mengatakan sebagai berikut:

47 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 48 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih 49 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 101: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

83

“Seharusnya mah dirumah ajah jagain anak, ngebimbing anak,

nemenin kalo anak belajar ngerjain pekerjaan rumah, perannya

istri kan sebenernya begitu.”50

Menurut Bapak Tarsidi, seharusnya peran seorang istri itu di

rumah menjaga anaknya, membimbing anaknya, menemani anak saat

belajar, dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pandangan terhadap wanita yang ikut bekerja dalam

membantu perekonomian keluarga, yaitu memiliki pandangan yang

berbeda. Dalam hal ini ada yang berpandangan seharusnya wanita itu

tidak bekerja, karena peranan seorang wanita dalam keluarga adalah

mengurus anak dan suaminya serta mengerjakan pekerjaan rumah.

Namun, karena kondisi perekonomian keluarga yang rendah, terkadang

mengharuskan wanita juga ikut bekerja membantu perekonomian

keluarga. Selain itu, ada pula yang berpandangan bahwa seorang wanita

tidak apa-apa bekerja, karena hal itu akan membantu suami mereka

dalam mencari uang dan akan menambah pendapatan keluarga, terutama

untuk keluarga yang memang kondisi perekonomiannya rendah.

B. Peran dalam menjadi Wanita Pemulung dan Ibu Rumah Tangga

Peran dalam menjadi wanita pemulung dan ibu rumah tangga itu

memang bukanlah dua hal yang mudah dilakukan dalam waktu sehari

secara bersamaan. Namun, hal itu harus dilakukan agar proses selama

wanita bekerja sebagai pemulung maupun ketika menjadi ibu rumah

tangga berjalan dengan baik setiap harinya. Berdasarkan hasil

wawancara keluarga pemulung bahwa peran wanita pemulung setiap

harinya baik ketika bekerja sebagai pemulung maupun menjadi ibu

rumah tangga dapat dilakukan secara baik, walaupun terkadang ada

beberapa kesulitan yang mereka alami setiap harinya dari dua peranan

50 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 102: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

84

tersebut. Dalam kaitannya dengan peran wanita dalam menjadi

pemulung dan ibu rumah tangga Ibu Mini mengatakan sebagai berikut:

“Di imbangin ajah sih paling, kaya pagi-pagi udah masakin

suami dan anak, nyiapin keperluan anak untuk sekolah, terus

kalo anak udah pada berangkat sekolah saya sama suami baru

berangkat buat mulung, ntar pas saya sama suami siang pulang,

nanti anak-anak juga pulang kadang kalo belum pulang suka

dijemput sama bapaknya. terus kalo saya nyuci dan gosok,

berarti suami jagain anak-anak hahahaha. tp kalo saya lagi gak

nyuci dan gosok, suami lanjut mulung sampe sore biasanya.”51

Menurut Ibu Mini, peran dia sebagai wanita pemulung maupun

ibu rumah tangga harus saling diimbangi keduanya, misalnya ketika

pagi-pagi sebellum berangkat memulung sudah memasak untuk

keluarganya, serta menyiapkan keperluan anak-anak sekolah. Dan

ketika Ibu Mini berangkat kerja menjadi asisten rumah tangga, sang

suaminya lah yang harus menjaga anak-anak dirumah sampai nanti Ibu

Mini pulang. Dalam hal ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo

mengatakan sebagai berikut:

“Dia walaupun kerja diluar tetep ngerjain yang emang jadi

tanggung jawab dia sih kaya masak, apalagi ngurus anak. masih

bisa ke atur.”52

Menurut Bapak Santo, walaupun Ibu Mini ikut bekerja di luar

rumah, Ibu Mini tetap bertangung jawab pada perannya sebagai ibu

rumah tangga yang mengurus keluarga maupun pekerjaan rumah.

Hal yang sama dari Ibu Mini juga dikatakan oleh Ibu Sumini,

bahwa masih mengimbangi dan mengatur antara pekerjaan sebagai

pemulung maupun asisten rumah tangga dengan perannya sebagai ibu

rumah tangga. Ibu Sumini mengatakan sebagai berikut

“Dibagi-bagi ajah tugasnya sama suami saya, kaya misal saya

nyuci gosok ke komplek ya berarti dia yang nyuci piring kalo

lagi ada cucian kotor. pokoknya dia bantuin saya bebenah rumah

sama jagain anak-anak deh.”53

51 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 52 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini 53 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 103: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

85

Menurut Ibu Sumini, pekerjaan dia sebagai wanita pemulung

maupun asisten rumah tangga itu bisa dibagi-bagi waktunya dengan

peran dia sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluaga serta

mengerjakan pekerjaan rumah. Bahkan, suami Ibu Winarsih pun ikut

membantu dalam hal mengurus anak maupun mengerjakan pekerjaan

rumah. Dalam hal ini Suami Ibu Sumini yang bernama Bapak Tarsidi

mengatakan sebagai berikut:

“Sudah, dia bisa membagi waktunya kok kaya masak atau

ngurus anak, cuman emang ga sepenuhnya harus ada bantuan

saya, yak kan suami istri emang harus saling bantu kan ya

hahahahha.”54

Menurut Bapak Tarsidi, Ibu Sumini mampu membagi waktuya

antara pekerjaannya di luar maupun di dalam rumah seperti mengurus

keluarga maupun mengerjakan pekerjaan rumah. Bahkan dirinya ikut

membantu pekerjaan Ibu Winarsih seperti mengurus anak maupun

mengerjakan pekerjaan rumah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa peran menjadi seorang wanita pemulung serta menjadi ibu rumah

tangga merupakan dua peranan yang mungkin tidak mudah untuk

dijalankan oleh seorang wanita. Tetapi, walaupun tidak mudah untuk

dilakukannya, mereka mampu untuk mengimbangi maupun mengatur

waktu yang mereka punya setiap harinya untuk menjalankan dua

peranan tersebut.

Dalam menjalankan dua peranan tersebut, wanita pemulung

tidak terlepas dari bantuan para suami mereka yang ikut berperan dalam

membantu mengurus keluarga serta mengerjakan pekerjaan rumah. Hal

itu dilakukan karena suami mereka menganggap bahwa para istri juga

telah membantu dalam menambah pendapatan keluarga. Dalam

kaitannya dengan peranan suami dalam ikut membantu mengurus

54 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini

Page 104: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

86

keluarga maupun mengerjakan pekerjaan rumah, Ibu Winarsih

mengatakan sebagai berikut:

“Bapaknya mah rajin kalo soal pekerjaan rumah, kaya nyuci,

ngepel, nyapu. Tapi kan rumah saya juga cuman sepetak,jadi gak

terlalu berat juga buat bapaknya. Pokoknya kalo saya abis

pulang nyuci dan gosok, pasti pekerjan rumah udah rapih sama

bapaknya, mungkin udah ngerti dan paham saya capek mba

bantuin dia nyari uang, jadi dia bantuin saya juga soal pekerjaan

rumah. Kadang juga dia yang suka nemenin Rizki belajar atau

anter ke sekolah. Ya saling bantu ajah sih kita hehehe.”55

Menurut Ibu Winarsih, suaminya sangat rajin membantu dirinya

dalam hal pekerjaan rumah, sehingga Ibu Winarsih sangat merasa

terbantu sekali. Menurutnya, suaminya paham karena dirinya sudah

membantu suami dalamhal mencari nafkah untuk membantu

perekonomian keluarga mereka. Dalam hal ini suami Ibu Winarsih yang

bernama Bapak Mumtaz mengatakan sebagai berikut:

“Bantu itu mah pasti, soalnya kan dia juga bantu saya buat nyari

nafkah keluarga ya,jadi kaya saling bantu dan tukeran peran ajah

sih, dan saya saya juga bantu istri saya untuk mengurus anak dan

ngerjain pekerjaan rumah. kasian pasti dia kan juga udah capek

dari pagi kerja sampe malam.”56

Menurut Bapak Mumtaz, dirinya mengaku membantu Ibu

Winarsih dalam pekerjaan rumah atau pun mengurus anak dan

menjaganya jika istrinya pergi bekerja. Menurutnya, hal itu dilakukan

karena istrinya juga membantu perannya dalam mencari nafkah untuk

membantu perekonomian kelurga, sehingga dirinya juga membantu

peran istrinya mengurus anak atau pun mengerjakan pekerjaan rumah.

Ibu Mini juga mengatakan hal yang sama seperti Ibu Winarsih,

bahwa suaminya juga membantu dirinya dalam hal mengurus anak

maupun pekerjaan rumah selama dia bekerja sebagai pemulung maupun

asisten rumah tangga. Ibu Mini mengatakan sebagai berikut:

55 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 56 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumtaz, Suami Ibu Winarsih

Page 105: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

87

“Alhamdulilah bapaknya mah pengertian, beberes rumah kalo

saya lagi nyuci dan gosok di komplek, tapi kan lagian rumah

saya juga kecil kak, apaan yang mau diberesin kan hahahhaa,

nyapu sama ngepel nya gak terlalu sulit juga hahahaha. terus

kalo soal ngurus anak juga kan jagain Arjuna sama Dewa,

nemenin mereka belajar, atau mantau kalo maennya jauh-jauh,

soalnya kadang anak-anak sinih kalo maen jauh-jauh banget,

makanya saya khawatir kak, apalagi dulu tuh pernah ada isu

penculikan anak-anak pemulung buat di jual gitu, yakan saya

khawatir banget jadinya kadang.”57

Menurut Ibu Mini, suaminya sangat pengertian sekali

terhadapnya dalam membantu pekerjaan rumah, maupun mengurus

anaknya seperti menemani anak-anak belajar, serta memantau ketika

sedang bermain. Dalam kaitannya dengan hal ini suami Ibu Mni yang

bernama Bapak Santo mengatakan sebagai berikut:

“Bantu lah kak, ibunya juga lagi hamil sekarang, udah beberapa

hari ga saya ijinin kerja karena dia sempet sakit. tiap harinya juga

dia paling masak ajah. sisanya saya ngerjain.”58

Menurut Bapak Santo, dirinya juga ikut membantu dalam

mengerjakan pekerjaan rumah maupun mengurus anaknya. Bahkan

selama istrinya hamil, dirinya mengaku tidak mengizinkan istrinya

untuk pergi bekerja diluar, pekerjaan rumah pun hanya memasak saja,

sisanya dirinya yang mengerjakan pekerjaan rumah untuk membantu

istrinya.

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpukan bahwa ketika

wanita pemulung bekerja di luar rumah, peran mereka sebagai ibu

rumah tangga yang meNgurus keluarga maupun mengerjakan pekerjaan

rumah itu dapat digantikan perannya oleh suami-suami mereka di

rumah. Suami mereka membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah,

seperti menyapu, menyuci piring, mengepel, serta mereka juga menjaga

dan mengurus anak mereka dengan menemani belajar, serta memantau

ketika bermain. Hal itu dilakukan karena suami menganggap istri

57 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 58 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 106: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

88

mereka sudah membantu peran mereka sebagai suami dalam mencari

nafkah untuk keluarga, sehingga mereka harus juga untuk membantu

istri mereka dalam mengurus anak maupun mengerjakan pekerjaan

rumah.

Namun dalam menjalankan dua peran yaitu wanita pemulung

yang bekerja sebagai pemulung maupun asisten rumah serta harus

menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga maupun

mengerjakan pekerjaan rumah itu bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Kesulitan-kesulitan dalam melakukan dua peran sekaligus pasti ada,

tetapi mungkin ada dari mereka sebagaian wanita pemulung yang tidak

merasa kesulitan. Dalam kaitannya dengan kesulitan-kesulitan

menjalani dua peran sebagai wanita pemulung maupun menjadi ibu

rumah tangga, Ibu Mini mengatakan sebagai berikut:

“Kesulitan mah ada, namanya juga kerja dijalanan ya,. sama itu

paling kesulitan ngimbangin kemauan anak yang kadang manja

ajah hahaha. itu ajah sih paling hahahaha.”59

Menurut Ibu Mini, kesulitan pasti ada namun menurutnya yang

namanya pekerjaan harus tetap dijalankan saja. Dan menurutnya,

kesulitan itu mungkin hanya mengimbangi keinginan anak-anaknya yag

terkadang ingin diperhatikan olehnya.

Hal berbeda justru dikatakan oleh Ibu Sumini dan Ibu Winarsih,

bahwa mereka merasa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan

pekerjaan sebagai wanita pemulung maupun sebagai ibu rurmah tangga.

Dalam hal ini Ibu Sumini dan Ibu Winarsih mengatakan sebagai berikut

ini:

“Gak kok ga sulit, yaitu tadi kalo si Dwi sama adeknya rewel

gamau ditinggal, tapi kan ada si bapak yang bantuin saya

hahahhaa.. kalo udah ada bapaknya mah mereka juga diem

hahaha.”60

59 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini,Wanita Pemulung 60 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 107: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

89

“Kesulitan mah gak ada kali ya, cuman itu ajah tadi anaknya kalo

lagi rewel ajah.”61

Menurut Ibu Sumini dan Ibu Winarsih, mereka merasa tidak ada

kesulitan dalam menjalankan dua perannya yang bekerja sebagai wanita

pemulung maupun ibu rumah tangga. Hanya saja mungkin

mengimbangi anak-anaknya, tetapi hal itu bisa teratasi karena bantuan

saminya yang mengurus anaknya ketika mereka bekerja.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpukan bahwa

wanita pemulung yang memiliki dua peranan setiap harinya dalam

bekerja menjadi pemulung maupun asiten rumah tangga serta harus pula

dalam melakukan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang

megurus keluarga maupun mengerjakan pekerjaan rumah itu merupakan

dua hal peranan yang cukup sulit jika dilakukan secara bersamaan setiap

hari, tetapi ada juga yang berpendapat tidak mengalami kesulitan dalam

menjalani dua peranana tersebut. Namun, kesulitan itu bukan karena

soal pekerjaan yang mereka lakukan, tetapi soal mengimbangi anak-

anak merekayag terkadang ingin diperhatikan oleh ibunya, karena

adanya bantuan dari suami dalam menjaga anak-anak ketika mereka

bekerja, sehingga persoalan anak-anak itu dapat teratasi.

C. Dampak Peran Ganda Wanita Pemulung

Memiliki dua peran ganda pada wanita yang bekerja sebgaai

pemulung maupun menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga

maupun mengerjakan pekerjaan rumah pasti memiliki dampak positif

maupun dampak negatif dalam menjalankan dua peran tersebut. Dalam

kaitannya dengan dampak peran ganda wanita pemulung, Ibu Winarsih

mengatakan sebagai berikut:

“Dampak mah banyak banget mba, yaitu tadi kaya anak saya

mungkin merasa dirinya kurang diperhatiin, suami saya juga jadi

ikut bantu pekerjaan saya kaya nyuci piring, nyuci baju, ngepel,

nyapu, walaupun saya gak pernah nyuruh dan itu kemauan dia

61 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung

Page 108: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

90

sendiri mba. Pokoknya mungkin waktu saya buat keluarga jadi

berkurang, terutama untuk anak saya. Kadang sedih si mba, tapi

ya gimanapun harus dijalanin emang karena keadaannya

begini.”62

Menurut Ibu Winarsih, dampaknya sangat banyak dari peran

ganda dia sebagai wanita pemulung maupun menjadi ibu rumah tangga.

Seperti, dirinya merasa menjadi kurang memperhatikan anaknya, waktu

untuk keluarga menjadi berkurang karena dirinya bekerja, serta suami

menjadi turun tangan dalam pekerjaan rumah tangga. Dalam hal ini

suami Ibu Winarsih yang bernama Bapak Mumtaz mengatakan sebagai

berikut:

“Banyak kalo dampak, yang pasti perekonomian jadi terbantu,

kebutuhan tercukupi, sampe bisa nyekolahin rizki juga. tapi

mungkin keluarga jadi kurang ke urus kali ya, pekerjaan rumah

jadi harus suami yang ikut bantu, ya ga masalah juga sih mba

saya nya mah kalo bantuin kan dia bantuin saya juga nyari

uang.”63

Sama halnya dengan Ibu Winarsih menurut Bapak Mumtaz,

banyak sekali dampak dari peran ganda istrinya tersebut, seperti

perekonomian menjadi terbantu, kebutuhan menjadi tercukupi, bahkan

sampai bisa menyekolahkan anaknya. Namun, karena dua peran

tersebut juga keluarga menjadi kurang diperhatikan oleh istrinya, tetapi

hal itu bisa diatasi karena dirinya dapat membantu istrinya dalam

mengurus anak maupun mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam hal ini

anak dari Ibu Winarsih dan Bapak Mumtaz yang bernama Rizki

mengatakan sebagai berikut:

“Ada, sebenernya ibu jadi lebih sering capek sampe sakit gara-

gara kerja kayaknya, aku juga jadi lebih sering sama bapak dari

pulang sekolah sampe malem, padahal aku pengen kaya temen

aku yang dijemput sama ibunya. kalo belajar juga seringnya

sama bapak, tapi kadang sama ibu juga sih.”64

62 Lampiran 2, Hasil Wawancara Ibu Winarsih, Wanita Pemulung 63 Lampiran 5, Hasil Wawancara Bapak Mumta, Suami Ibu Winarsih 64 Lampiran 8, Hasil Wawancara Rizki, Anak Ibu Winarsih

Page 109: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

91

Menurut Rizki, ada dampak dari dua peran ibunya yang menjadi

wanita pemulung maupun ibu rumah tangga, seperti ibunya terkadang

sering terlehat lelah hingga menjadi sakit. Dan karena peran ibunya

menjadi wanita pemulung, Rizki merasa dirinya kurang menjadi

diperhatikan oleh ibunya, dia merasa lebih banyak menghabiskan waktu

bersama bapaknya dibandingkan ibunya.

Ibu Sumini mengatakan hal yang sama dengan Ibu Winarsih

bahwa ada banyak dampak dari dua peran ganda mereka yang menjadi

wanita pemulung maupun sebagai ibu rumah tangga. Dan dampak yang

terasa adalah karena menjadi kurang memperhatikan anak-anak. Ibu

Sumini mengatakan sebagai berikut:

“Dampaknya ada sih, mungkin kaya jadi ngerepotin suami saya

ya,padahalkan itu bukan pekerjaan dia ngurus anak dan bebenah

rumah, tapi karna saya juga bantuin dia nyari duit ya kita tukeran

peran ajah gitu neng. Terus anak juga kan jadi ikut-ikutan

dijalanan nyari barang bekas, soalnya kalo ga ikut kan ga ada

yang jagain dia neng, tapi kalo ikut juga kasian sebenernya karna

masih kecil, jadi suka sakit-sakit malah kadang adeknya Dwi.

malahan kalo saya tinggal nyuci gosok juga mereka rewel,

apalagi adeknya Dwi, kasian sih kurang perhatian saya juga.

saya juga kalo udah pulang kerja nyuci gosok kadang langsung

tidur karena jadi cepet capek kan kerjanya fisik neng hahahahha,

jarang sempet jadinya kaya buat ngajarin Dwi baca, soalnya kan

pagi-pagi besoknya udah bangun buat mulung hhahaha. gitu sih

mungkin dampaknya ya hahahhaha.. aduh saya ngomongnya

pasti neng bingung ya hahahha.”65

Menurut Ibu Sumini, dampak dari peran ganda ini ada, salah

satunya dirinya menjadi merepotkan suaminya karena ikut membantu

dalam mengurus anak maupun mengerjakan pekerjaan rumah. Selain

merepotkan suami, Ibu Sumini juga merasa menjadi merepotkan anak-

anaknya yang ikut membantu dalam memulung mencari barang-barang

bekas dijalanan, karena tidak ada yang menjaga mereka dirumah

sehingga merekaharus ikut memulung juga Hal itu membuat Ibu Sumini

merasa tidak tega terhadap anak-anaknya, karena takut mereka menjadi

65 Lampiran 3, Hasil Wawancara Ibu Sumini, Wanita Pemulung

Page 110: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

92

sakit, bahkan menjadi kurang diperhatikan oleh dirinya. Dalam hal ini

suami Ibu Sumini yang bernama Bapak Tarsidi mengatakan sebagai

berikut:

“Dampaknya banyak banget pasti ya, yang pertama ya jadi bisa

nabung buat anak-anak sekolah, buat kebutuhan lain juga, kaya

makan, terus bayar-bayar yang lain. terus jadi udah gak pernah

ngutang, dulu kalo ga ada duit suka ngutang sama bos gitu, nanti

dibayarnya tinggal potong uang yang hasil mulungnya. cuman

kan ini pekerjaan berat ya, dan anak-anak saya pun ikut mulung

juga, jadi kaya dwi atau adeknya jadi sering sakit, terus kasian

ajah gitu diliatnya kumel udah kaya anak gak keurus banget,

kadang saya sedih liat anak-anak saya pada ikut mulung gitu.

tapi kan ga mungkin juga kalo ditinggal karna ga ada yang jagain

juga. tapi kalo anak-anak sakit pasti saya suruh ibunya buat gak

mulung, dirumah ajah jagain anak-anak, ibunya pun juga kadang

suka sakit juga kecapean kerja jadi pemulung terus nyuci dan

gosok.”66

Menurut Bapak Tarsidi, dampak peran ganda istrinya banyak

sekali terasa, karena dapat membuat kebutuhan tercukupi, mampu

menabung untuk menyekolahkan anak-anak. Tetapi, karena istrinya ikut

bekerja sebagai pemulung otomatis membuat anak-anak mereka yang

belum sekolah menjad ikut memulung ke jalanan mencari barang bekas,

karena anak-anak mereka tidak ada yang mengurus dirumah. Hal itu

membuat anak-anak fisiknya menjad mudah lemah dan jatuh sakit.

Bahkan ibunya menjadi mudah jatuh sakit karena jadi mudah lelah

fisiknya. Dalam hal ini anak dari Ibu Sumini dan Bapak Tarsidi yang

bernama Dwi mengatakan sebagai berikut:

“Dampaknya jd bisa ibu nabung aku sekolah nanti, aku kan

belom sekolah, jdnya kalo ibu kerja bisa uangnya buat aku

sekolah kak”67

“Ya kalo pas ibu kerja di komplek tuh pasti adek rewel, tapi nanti

bapak yang diemin adek”68

66 Lampiran 6, Hasil Wawancara Bapak Tarsidi, Suami Ibu Sumini 67 Lampiran 9, Hasil Wawancara Dwi, Anak Ibu Sumini 68 Lampiran 9, Hasil Wawancara Dwi, Anak Ibu Sumini

Page 111: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

93

Menurut Dwi, dampak dari dua peran ibunya dapat membuat

keluarganya menabung untuk dirinya sehingga bisa bersekolah. Namun,

terkadang adiknya yang masih kecil sering menangis jika ditinggal oleh

ibunya bekerja.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Mini seperti Ibu

Winarsih dan Ibu Sumini, bahwa dampak peran ganda dirinya sebagai

wanita pemulung maupun ibu rumah tangga sangat banyak, terutama

pada perekonomian keluarganya yang berdampak sangat terbantu. Ibu

Mini mengatakan sebagai berikut:

“Pasti ada, karena kan emang peran istri itu bukan untuk bekerja,

perannya hanya satu yang jadi ibu rumah tangga ajah kan, jadi

pasti ada dampaknya ga mungkin enggak. dampak baiknya ya

ekonomi sangat jadi terbantu, kaya anak-anak jadi pada sekolah.

tapi keluarga sama pekerjaan rumah juga kadang jadi ga keurus

juga kayaknya hahaha, sampe bapaknya pun nyampe turun

tangan buat ngurus anak dan pekerjaan rumah kalo saya lagi

kerja nyuci dan gosok.”69

Menurut Ibu Mini, tidak mungkin jika tidak ada dampak dari

peran ganda dia, karena sebenarnya peran seorang wanita dalam

keluarga itu bukan untuk bekerja perannya hanya satu yaitu menjadi ibu

rumah tangga. Untuk ekonomi sangat berdampak dalam membantu

menyekolahkan anak-anak. Tetapi untuk keluarga, pekerjaan rumah

menjadi terbengkalai. Sehingga suami juga harus ikut membantu dalam

mengerjakan pekerjaan rumah maupun mengurus anaknya. Dalam hal

ini suami Ibu Mini yang bernama Bapak Santo mengatakan sebagai

berikut:

“Jelas ada untuk dampak dan terasa banget dari segi ekonomi

pasti terbantu, banyak-banyak terimakasih sebenernya saya

sama istri saya karena ibaratnya mau di ajak susah ikut mulung

juga terus nyuci dan gosok, mau direpotin buat bantuin saya

nyari uang. seharusnya mah saya nyenengin dia ya, tapi dari

awal nikah saya udah ngerepotin dia hahaha”70

69 Lampiran 4, Hasil Wawancara Ibu Mini, Wanita Pemulung 70 Lampiran 7, Hasil Wawancara Bapak Santo, Suami Ibu Mini

Page 112: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

94

Menurut Bapak Santo, sangat jelas ada dampak dari peran ganda

istrinya sebagai wanita pemulung maupun ibu rumah tangga. Karena

dari segi ekonomi sangat membantu sekali dalam perekonomian

keluarga mereka. Dalam hal ini anak dari Ibu Mini dan Bapak Santo

yang bernama Arjuna mengatakan sebagai berikut:

“Pas ibu kerja ibu jadi jarang di rumah, kak dewa sama aku suka

marah kadang sama ibu suka ngambek, soalnya kak dewa sama

aku pengennya ibu dirumah ajah”71

Menurut Arjuna, Ibunya menjadi sering tidak ada di rumah,

terkadang dirinya dan kakaknya suka marah kepada ibunya karena ingin

sekali ibunya dirumah saja dan lebih memperhatikan dia dan kakanya.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa peran ganda wanita yang bekerja

sebagai wanita pemulung maupun asisten rumah tangga serta harus

menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga maupun

mengerjakan pekerjaan rumah itu memeliki dampak, baik dampak

positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya ada pada segi

ekonomi, dimana wanita pemulung yang bekerja sebagai pemulung

maupun asisten rumah tangga ini dapat menambah pendapatan

suaminya yang akan membantu perekonomian keluarganya.

Namun ada pula dampak negatifnya dari peran ganda tersebut

yaitu, membuat anak-anak mereka menjadi kurang diperhatikan.

Akibatnya ada beberapa anak yang lebih memilih ibunya untuk tidak

bekerja sebagai wanita pemulung maupun asisten rumah tangga. Selain

itu dampak negatif dari peran ganda ini, membuat pekerjaan yang

seharusnya dilakukan oleh para wanita pemulung ini menjadi

terbengkalai, akibatnya para suami mereka harus ikut membantu dalam

mengatasi pekerjaan rumah.

Kesehatan fisik dari wanita pemulung pun menjadi dampak dari

peran ganda ini, akibatnya fisik mereka menjadi lemah karena

71 Lampiran 10, Hasil Wawancara Arjuna, Anak Ibu Mini

Page 113: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

95

aktivitasnya yang padat dalam bekerja sebagai pemulung maupun

asisten rumah tangga. Bahkan tak hanya kesehatan dari wanita

pemulung saja, kesehatan anak-anak mereka yang ikut bekerja sebagai

pemulung karena tidak bisa ditinggal oleh ibu dan bapaknya juga

menjadi melemah bahkan sering sampai jatuh sakit.

C. Hasil Pembahasan

1. Kehidupan Sehari-hari Wanita Pemulung

Pemulung adalah bentuk aktivitas dalam mengumpulkan bahan-

bahan bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa

dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempat-tempat

produksi (daur ulang). Aktivitas tersebut terbagi ke dalam tiga klasifikasi

diantaranya, agen, pengepul, dan pemulung.72

Agen, pengepul, dan pemulung merupakan satu kesatuan yang

saling berkaitan, dan tidak dapat dipisahkan dalam proses produksi daur

ulang sampah, karena mereka saling membutuhkan satu sama lain. Jika

dilihat tempat pemulung bekerja sangat tidak memenuhi standar kesehatan

dan lingkungan terkesan kumuh, faktor yang ikut menentukan seseorang

bekerja sebagai pemulung antara lain adalah tingkat pendidikan yang rendah

serta keterbatasan pada modal maupun skill yang mereka miliki.73

Ada beberapa penyebab seseorang menggeluti pekerjaan sebagai

pemulung:

a. Faktor ekonomi (berasal dari keluarga yang tidak mampu).

b. Sulitnya mencari pekerjaan.

c. Tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan.

d. Tidak ada modal untuk membuka usaha.74

72 Indra Taufik, Persepsi Masyarakat Terhadap Pemulung di Pemukiman TPA Bukit

Pinang Samarinda, Jurnal 2013. 73 Ibid 74 Supriadi Pangaribuan, Intensitas Ibu Rumah Tangga Pemulung dalam Mewujudkan

Kehidupan Keluarga di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya, JOM Fisip 2017, Vol 4 No. 1

Page 114: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

96

Banyak ibu bisa bekerja sebagai pemulung ditempat

pembuangan sementara (TPS) karena diajak oleh teman dan juga karena

kebutuhan keluarga kurang mencukupi. Terlebih pekerjaan ini dinilai

tidak memiliki keterikatan dengan aturan jam kerja seperti pekerjaan

pada umunya Alasan ibu rumah tangga ini bekerja pada umumnya

karena desakan ekonomi yang tidak tertutupi hanya dengan

mengandalkan penghasilan suami, terlebih apabila anggota keluarga

masih berskolah sehngga kebutuhan pun bertambah.75

Seluruh pemulung perempuan bekerja secara sadar bahwa

pekerjaan mengais sampah di wilayah TPA adalah hal terlarang. Sebab

dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang tinggi akibat longsoran

sampah dan bahaya gas beracun yang ditimbukan dari asap pembakaran

sampah. Namun hal ini mereka kesampingkan karena mereka merasa

yaman dengan pola kerja yang dapat diatur oleh mereka sendiri.

Umumnya, mereka tidak ingin bekerja di bawah perintah dan sistem

yang mengatur mereka. Kemudian didukung juga oleh penghasilan yang

mereka dapat telah mencukupi kebutuhan dasar. Semakin giat mereka

bekerja maka semakin tinggi pula pendapatan mereka dan peluang

menciptakan masa depan yang lebih baik lagi.76

Berdasarkan temuan di lapangan peneliti memperoleh informasi

bahwa sistem kerja pemulung adalah sistem cara pemulung

mendapatkan uang dari hasil mereka menjual barang-barang hasil

buangan. Pada pagi hari aktivitas keluarga pemulung ini bekerja

mencari barang pulungan mulai dari pukul 07.30 WIB dengan

membawa karung dan gerobak. Pukul 12.00 WIB barulah mereka

kembali kerumah dengan membawa hasil pulungannya. Lokasi di

Kampung Pemulung ini sepi di pagi hari karena orang tua yang

75 Ibid,h. 3 76 Achmad Syakrani, Studi Tentang Strategi Hidup Pemulung Perempuan di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang Kota Samarinda, e-Jornal Sosiatri-Sosiologi 2016, Vol 4,

No.3

Page 115: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

97

membawa ikut anaknya bekerja atau anak mereka yang sedang pergi

bersekolah.

Berikut ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang

dilakukan oleh masyarakat yang bekerja sebagai pemulung di RT 003

RW 001 Kelurahan Jurang Mangu Timur:

a. Mengumpulkan, yaitu mencari barang-barang bekas seperti gelas

dan botol-botol plastik, kardus dan besi.

b. Memilah, yaitu mengelompokan sampah yang telah terkumpul

berdasarkan jenisnya, seperti gelas, botol plastik, dan kardus.

c. Membersihkan, yaitu setelah dipilah-pilah barang pulungan

dibersihkan terlebih dahulu.

d. Mengirim, yaitu barang bekas yang telah dibersihkan kemudian

dikirim kepada Bandar atau agen untuk ditimbang. Hal ini dilakukan

setiap 2 minggu sekali.

Faktor-faktor yang mendukung wanita bekerja sebagai

pemulung yang pertama adalah faktor ekonomi. Keadaan kondisi

ekonomi yang menjadikan faktor alasan utama wanita pemulung

memilih untuk bekerja membantu suaminya menjadi pemulung.

Selain itu latar belakang pendidikan mereka yang rendah membuat

mereka sulit untuk mencari pekerjaan, dan tidak adanya modal untuk

mereka membuka usaha kecil-kecilan seperti seperti usaha

membuka warung atau usaha menjual makanan.

Berikut ini beberapa faktor yang mendukung wanita bekerja

sebagai pemulung:

a. Faktor Ekonomi

Ekonomi adalah salah satu faktor penyebab masyarakat

pemulung di Kelurahan Jurang Mangu Timur memilki pekerjaan

sebagai pemulung. Lemahnya ekonomi masyarakat pemulung

Kelurahan Jurang Timur memaksa mereka bekerja sebagai

pemulung agar dapat bertahan hidup, maka mereka memerlukan

uang agar dapat memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga dan

Page 116: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

98

untuk bisa mendapatkan uang maka mereka membutuhkan

pekerjaan dan oleh karena itu salah satu pekerjaan yang mereka

bisa lakukan saat ini adalah bekerja sebagai sebagai pemulung.

Hal tersebut terjadi karena kondisi ekonomi mereka yang

semakin hari semakin mendesak dan mengharuskan mereka

mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

b. Faktor Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu aspek penting dalam

kehidupan manusia karena pendidikan dapat menciptakan

generasi bangsa yang diinginkan karena didalamnya pendidikan

dapat membentuk masyarakat menciptakan kehidupan yang

lebih maju.

Faktor pendidikan adalah salah satu alasan bagi mereka

yang memilih bekerja sebagai pemulung, karena rendahnya

tingkat pendidikan yang mereka miliki sehingga memaksa

mereka menjadi seorang pemulung.

2. Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu Perekonomian

Keluarga

Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu

menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang lain, atau

untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Ketika kita memberikan

kontribusi, itu berarti bahwa kita memberikan sesuatu yang bernilai bagi

sesama, seperti uang, harta benda, kerja keras atau apapun waktu itu.77

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha

meningkatkan efesiensi dan efektifitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan

cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang

spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat

77 Lidya Tatambihe, Kontribusi Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemulung Sampah dalam

Meningkatkan Ekonomi Keluarga (di TPA Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting), e-Journal

“Acta Diurna”, 2017, Vol. 6

Page 117: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

99

diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan,

profesionalisme, finansial, dan lainya.78

Kondisi krisis ekonomi saat ini dampaknya sangat luas dan sangat

memberatkan kehidupan masyrakat dari semua lapisan. Untuk membantu

ekonomi keluarga peran wanita yang bekerja sangat dibutuhkan, terutama

dalam hal membantu menambah penghasilan keluarga mereka bersedia

menyumbangkan tenaganya untuk menghasilkan barang dan jasa dengan

menerima upah atau gaji berupa uang atau barang.79

Kondisi ekonomi keluarga merupakan faktor yang sangat penting

dalam kehidupan keluarga. Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan

sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga.

Semakin banyak sumber-sumber keuangan atau pendapatan yang di terima,

maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga.80

Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia harus

bekerja untuk memperoleh pendapatan agar kebutuhan hidupnya dapat

terpenuhi. Menurut Tulus T.H Tambunan pendapatan artinya “pembayaran

yang di dapat karena bekerja atau menjual jasa”.81 Badan Pusat Statistik

yang dikuti dalam Mulyadi menjelaskan indicator tingkat pendapatan

sebagai berikut:

a. Rendah, kurang dari Rp. 1.500.000

b. Sedang Rp 1.500.000 - Rp. 3000.000

c. Menengah, Rp 3.000.000 – Rp. 5.000.000

d. Tinggi, lebih dari Rp. 5.000.00082

Pada dasarnya, kemiskinan didefinisikan dengan taraf hidup

yang rendah. Dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana

78 Ibid 79 Wahyu Hidayat, Analisis Peran Ganda Pemulung Wanita Pada Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Jatibarang Koda Semarang, Dinamika Manajemen 2006, Vol. 5, No. 1 80 Supriadi Pangaribuan, Intensitas Ibu Rumah Tangga Pemulung dalam Mewujudkan

Kehidupan Keluarga di Kelurahan Sail Kecamatan Tenan Raya, JOM FISIP, 2017, Vol. 4 81 Tulus T.H Tambunan, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.

97 82 Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan

Dampak Konversi Lahan, (Skripsi, UIN Jakarta, 2015), h. 18

Page 118: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

100

penghidupan penduduk ditandai oleh serba kekurangan akan kebutuhan

pokok. Menurut Widodo dalam M. Yani menjelaskan konsep kebutuhan

dasar selalu dikaitkan dengan kemiskinan, penduduk miskin umumnya

lemah dalam kebutuhan berusahan dan terbatas aksesnya pada kegiatan

ekonomi sehingga tertinggal dengan masyarakat lainya.83

Bedasarkan temuan di lapangan bahwa mereka warga pemulung

hanya memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp. 700.000 sampai Rp

900.000 perbulan. Hal ini tergolong pada endapatan rendah, karena

menurut badan pusat statistik kategori pendapatan rendah yaitu kurang

dari Rp. 1.500.000. Pendapatan ini diperoleh dari hasil mencari barang

bekas, kemudian dibersihkan lalu ditimbang setiap 2 minggu sekali

kepada agen pengepul sampah. Serta dari hasil upah wanita pemulung

yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai asiten rumah tangga.

Pendapatan yang mereka dapatkan tak lain karena adanya

kontribusi wanita yang ikut bekerja dalam membantu perekonomian

keluarga. Beberapa kontribusi tersebut sebagai berikut:

a. Wanita pemulung

Pilihan wanita bekerja sebagai pemulung merupakan

alternatif paling memungkinkan bagi perlawanan desakan ekonomi

yang harus dipenuhi baik dirinya maupun untuk keluarganya.

Keikutsertaan wanita pemulung yang mencari barang pulungan

secara otomatis dapat membuat jumlah barang pulungan menjadi

lebih banyak, yang nantinya akan membuat pendapatan menjadi

bertambah. Maka, kontribusi wanita sebagai pemulung sangat

membantu perekonomian keluarga.

b. Asisten rumah tangga

Selain bekerja menjadi wanita pemulung, berdasarkan hasil

wawancara oleh beberapa informan wanita pemulung bahwa mereka

juga berkontribusi dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga.

83 M. Yani Balaka, Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Keamatan

Lohia Kabupaten Muna, Jurnal Ekonomi, 2016

Page 119: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

101

Pekerjaan asisten rumah tangga ini seperti, membersikan rumah

majikan, menyuci, dan menggosok. Hal ini dilakukan agar dapat

menambah pendapatan keluarga selain dari hasil memulung.

Dengan adanya kontribusi wanita pemulung yang bekerja

sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga membuat

pendapatan keluarga mereka dapat mencukupi kebutuhan sehari,

dapat membiayai sekolah anak-anak, serta dapat menjadikan

keluarga mereka menabung untuk keperluan mendadak, seperti

menabung untuk proses persalinan, biaya jika keluarga sakit, hajatan

sunatan anak mereka, atau untuk keperluan mendadak lainya.

3. Dampak Peran Ganda Wanita Pemulung Terhadap Kehidupan

Rumah Tangga Keluarga Kampung Pemulung Kelurahan Jurang

Mangu Timur

Dalam keluarga, peranan seseorang itu akan berbeda-beda,

perbedaan tersebut didasarkan atas berbagai pertimbangan seperti

pertimbangan umur, jenis kelamin, perbedaan generasi, posisi ekonomi dan

pembagian kekuasaan. Perbedaan posisi antara laki-laki dan wanita dalam

keluarga sebagian disebabkan oeh alasan-alasan biologis seperti fisik kuat

dan lemah, tidak atau terlibat dalam kegiatan mengandung, melahirkan,

serta membesarkan bayi.84

Perbedaan biologis inilah yang menimbukan asumsi dasar didalam

keluarga bahwa wanita yang memiliki fisik lemah dengan kodratnya

mengandung, melahirkan dan membesarkan bayi sehingga wanita

ditempatkan sebagai ibu rumah tangga yang berperan di dalam rumah.

Sedangkan laki-laki yang memiliki fisik kuat, ditempatkan sebagai kepala

keluarga yang berperan mencari nafkah untuk memnuhi kebutuhan

keluarga.85

84 Supriadi Pangaribuan, Intensitas Ibu Rumah Tangga Pemulung dalam Mewujudkan

Kehidupan Keluarga di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya, JOM FISIP, 2017, Vol. 4 85 Ibid

Page 120: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

102

Wanita dalam keluarga memliki peran dan kebutuhan gender.

Menurut Astuti, dalam peran dan kebutuhan gender peran wanita terdiri

atas:

a. Peran Produktif

Peran produktif pada dasarnya hampir sama dengan peran

transisi, yaitu peran dari seorang wanita yang memiliki peran tambahan

sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran produktif

adalah peran yang dihargai dengan uang atau barang yang menghasilkan

uang atau jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Peran ini

diidentikan sebagai peran wanita di sektor publik, contoh petani, buruh,

guru, pengusaha.

b. Peran Reproduktif

Pada dasarnya peran ini lebih menitik beratkan pada kodrat

wanita secara biologis tidak dapat dihargai dengan nilai uang atau

barang. Peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia, contoh

peran ibu pada saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak adalah

kodrat dari seorang ibu. Peran ini pada akhirnya diikuti dengan

mengerjakan kewajiban pekerjaan rumah.86

Ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang

mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga,

atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya

mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di

kantor).87

Peran ganda wanita sebagai ibu rumah tangga berarti mereka

harus mampu menjadi pendamping suami, mampu merawat, mengasuh,

dan mendidik anak. Bekerja di pasar kerja berarti berperan membantu

86 Nauri Alghaasyiyah, Kontribusi Wanita Pemulung dalam Mendukung Perekonomian

Keluarga: Studi Kasus Pada Pemulung di TPA Air Sebakul, (Skripsi: Universitas Bengkulu,

2014), h. 7 87 Supriadi Pangaribuan, Op.cit

Page 121: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

103

menambah penghasilan keluarga. Kedua peran tersebut sama-sama

membutuhkan waktu.88

Berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwa peran aktif yang

dilakukan wanita pemulung ini didalam bidang ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga tanpa meninggalkannya perannya

didalam rumah tangga, merupakan hal yang tidak mudah karena, selain

bekerja mencari uang, ia juga punya peran yang lebih penting dalam

mengurus rumah tangga. Kegiatan wanita pemulung membantu mencari

nafkah sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga ini umumnya

karena desakan ekonomi dan juga adanya dekungan dari para suami.

Mereka tidak menganggap hal itu sebagai suatu hal yang mengancam

kedudukan suami sebagai pencari nafkah utama, akan tetapi justru di

pandang sebagai suatu hal yang positif karena di nilai membantu

meringankan beban dalam mencari nafkah.

Dalam melakukan pekerjaan khusunya wanita mereka harus

memperhitungkan waktu agar dapat mengurus rumah tangga meliputi

pengawasan kepada anak-anaknya pada waktu belajar, mengasuh,

memasak dan pekerjaan lain yang berkaitan deng rumah tangga. Wanita

pemulung Kelurahan Jurang Manggu Timur ini yang bekerja sebagai

pemulung maupun asisten rumah tangga selain membantu bekerja

mencari nafkah, mereka juga tidak melupakan dan meninggalkan

perannya di dalam rumah tangga utuk mengurus kebutuhan rumah

tangga., mereka masih menjalankan peranya sebagai ibu rumah tangga.

Perannya sebagai wanita untuk menjalankan peran reproduktif wanita

dalam keluarga seperti, mengandung, melahirkan, menyusui,

membimbing anak, mengurus suami, serta mengerjakan pekerjaan

rumah. Meskipun sebagian kecil juga ibu rumah tangga pekerja

pemulung masih dibantu oleh suami dalam membantu mengerjakan

88 Wahyu Hidayat, Analisis Peran Ganda Wanita Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Jatibarang Kodia Semarang, Dinamika Manajemen, 2006, Vol. 5, No. 1

Page 122: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

104

pekerjaan rumah sehingga tercipta pertukaran tingkah laku suami dan

istri dalam pembagian peran pada keluarga yang harmonis.

Meskipun peran ganda dari wanita pemulung dapat dijalankan,

namun dalam hal ini memiliki dampak pada peran ganda wanita

pemulung terhadap kehidupan ibu rumah tangga. Dampak positif dan

negatif sebgai berikut:

Dampak Positif Dampak Negatif

1. Dampak Perekonomian secara tidak

langsung menjadi terbantu, karena

dengan wanita pemulung bekerja

dapat menambah penghasilan

keluarga, kebutuhan menjadi

tercukupi, dapat membantu biaya

sekolah anak-anak, serta untuk

keperluan mendadak lainya.

2. Dampak Kemandirian, membuat

anak menjadi lebih mandiri dalam

kehidupannya, seperti makan sendiri,

mandi sendiri, berangkat dan pulang

sekolah sendiri.

1. Dampak kesehatan menjadi terganggu,

karena pekerjaan wanita pemulung yang

harus bertemu dengan jalanan maupun

lingkungan yang kumuh bertemu dengan

sampah, serta bekerja menjadi asisten

rumah tangga merupakan pekerjaan yang

menggunakan banyak tenaga , sedangkan

pada umumnya fisik seorang wanita

sangan rentan lebih mudah terkena

penyakit seperti demam, batuk, pilek.

2. Dampak terhadap keluarga, karena

wanita pemulung lebih banyak

menghabiskan waktu mereka diluar

dengan bekerja, akibatnya mereka menjadi

kurang memperhatikan maupun menjaga

anak-anak mereka, sehingga suami mereka

harus ikut membantu dalam menjaga anak-

anak ketika wanita pemulung bekerja.

3. Dampak terhadap pekerjaan rumah,

pekerjaan rumah menjadi terbengkalai

karena wanita pemulung yang tidak punya

baknyak waktu untuk berada dirumah.

Page 123: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

105

Sehingga, dalam mengerjakan pekerjaan

rumah ini suami wanita pemulung ikut

membantu menjalankan peran istrinya

dalam mengerjakan pekerjaan rumah.

4. Teori Pertukaran Tingkah Laku Sosial

Seiring berjalannya waktu, tentunya seseorang akan mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan keluarga dengan berbagai aspek dan

konsekuensinya tidak mungkin untuk hindari. Perubahan tersebut tentang

pertukaran peran suami istri yang terjadi dalam keluarga pemulung karena

peran ganda wanita pemulung yang ikut bekerja sebagai pemulung maupun

asisten rumah tangga serta harus menjadi ibu rumah tangga yang mengurus

keluarga maupun mengerjakan pekerjaan rumah.

Menurut Dian Pita dalam skripsinya yang berjudul peran istri dalam

membantu perekonomian keluarga di desa tanjung selamat kecamatan

padang tualang kabupaten langkat bahwa peran ganda perempuan dalam

menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan sebagai

ibu pekerja yang membantu perekonomian keluarga merupakan suatu

bentuk dari pertukaran tingkah laku sosial. Sesuai dengan teori pertukaran

tingkah laku sosial yang dikemukakan oleh homans, dalam hal ini ingin

mengetahui bagaimana perannya sebagai ibu rumah tangga dan perannya

membantu perekonomian keluarga. Pada teori pertukaran tingkah laku

sosial penelitian ini termasuk pada proposisi nilai dan proposisi sukses.89

Bagi Homans sebagai seorang ahli teori pertukaran, bukan hanya

status dan peranan yang berasal dari fungsionalisme yang menyediakan

mata rantai antara individu dan struktur sosialnya, oleh karena struktur atau

89 Dian Pita S, Peran Istri dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Desa Tanjung

Selamat Keamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, (Skripsi: Universitas Negeri Islam

Sumatera Utara, 2016).

Page 124: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

106

lembaga-lembaga demikian itu terdiri dari individu-individu yang terlibat

dalam proses pertukaran barang berwujud materi maupun non-materi.

Dalam mengembangkan teori pertukaran, Homans mengemukakan

beberapa proposisi untuk menjelaskan tingkah laku sosial yang paling dasar.

Menurut dia, tingkah laku sosial yang paling dasar dapat dijelaskan dengan

beberap proposisi dari pertukaran sosial. Adapun proposisi dari Humans

adalah sebagai berikut:

a. Proposisi Sukses

Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu

memperoleh ganjaran,maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu.

b. Proposisi Rangsangan atau Stimulus

Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau

seperangkat stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan

seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli

yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin

mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak

sama.

c. Proposisi Nilai

Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seeorang

melakukan tindakan itu.

d. Proposisi Kejenuhan

Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseoran menerima suatu

ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut

peningkatan setiap unit ganjaran itu.

e. Proposisi Persetujuaan dan Agresi

Dalam bagian ini ada dua proposisi yang berbeda. Proposisi pertama :

Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran seperti yang

diharapkannya atau mendapat hukuman yang tidak diharapkannya,

maka semakin besar kemungkinan bahwa dia menjadi marah dan

melakukan tindakan yang agresif dan tindakan agresif itu menjadi

bernilai baginya.

Page 125: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

107

Proposisi kedua lebih bersifat positif: Apabila seseoranag mendapat

ganjara yang lebih besar dari pada yang diharapkannya atau tidak

mendapat hukuman yang diperhitungkannya maka ia akan melakukan

hal-hal yang positif dan hasil dari tingah laku yag demikian adalah lebih

bernilai baginya”.90

Berdasarkan hasil temuan di lapangan diperoleh informasi

bahwa proposisi pertukaran tingkah laku sosial antara wanita pemulung

dengan suami adalah termasuk dalam proposisi sukses dan proposisi

nilai, dimana bunyi dari proposisi sukses adalah dalam setiap tindakan,

semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran, maka kian

kerap ia akan melakukan tindakan itu. Dan proposisi nilai yang dimana

semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang

melakukan tindakan itu.

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan baik wanita

pemulung maupun suaminya, mereka mengakui bahwa kontribusi

wanita pemulung yang bekerja sebagai pemulung maupun asisten rumah

tangga ini sangat menguntungkan sekali karena pendapatannya dapat

membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup maupun membiayai

sekolah anak-anak. Hal ini termasuk kedalam proposisi sukses dan

proposisi nilai, dimana maksud dari proposisi sukses itu sendiri

membahas tentang semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang,

makin sering satu bentuk tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin

cenderung orang tersebut menampilkan tindakan tertentu tadi. Maksud

dari proposisi sukses ini sama seperti pada kontribusi wanita pemulung

yang bekerja sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga ini

dirinya mendapatkan begitu banyak manfaat maupun imbalan karena

bisa menghasilkan pendapatan dari pekerjaan tersebut untuk membantu

menambah pendapatan keluarganya, sehingga dirinya memutuskan

untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya karena banyak

90 Margaret, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h. 61-64.

Page 126: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

108

manfaat atau imbalan yang dia dapat dengan bekerja sebagai pemulung

dan asiten rumah tangga setiap hari.

Sedangkan maksud dalam proposisi nilai yaitu membahas makin

tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang maka makin besar pula

kemungkinan perbuatan tersebut diulangnya kembali. Prinsip dasar

dalam pertukaran sosial adalah aturan yang mengatakan bahwa sebuah

nilai harus sebanding dengan yang kita lakukan. Seseorang dalam

hubungan pertukaran dengan orang lain akan mengharapkan nilai yang

diterima oleh setiap pihak sebanding dengan pengorbanan yang telah

dikeluarkannya, makin tinggi pengorbanan, makin tinggi nilainnya, dan

keuntungan yang diterima oleh setiap pihak harus sebanding sama-sama

menguntungkan.

Hal ini sesuai dengan kontribusi wanita pemulung ini yang

sangat menguntungkan sehingga yang dilakukan wanita pemulung

dengan bekerja sebagai pemluung maupun asisten rumah tangga dapata

bernilai bagi suaminya karna dapat membantu dirinya dalam mencari

nafkah untuk perekonomian keluarga. Dalam perspektif wanita dirinya

juga mendapat keuntungan dari peran suami mereka yang ikut

membantu mengurus anak mapun pekerjaan rumah yang seharusnya

menjadi peran wanita pemulung sebagai ibu rumah tangga. Sehingga

peran suami yang ikut membantu dalam mengurus anak maupun

mengerjakan pekerjaan rumah sangat bernilai dan sangat

menguntungkan baik wanita pemulung karena dapat meringankan

pekerjaan dirinya sebagai ibu rumah tangga.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Sulitnya mendapatkan data warga pemulung karena mereka tidak memiliki

Kartu Tanda Penduduk sehingga tidak terdaftar sebagai warga daerah

setempat.

2. Tempat penelitian yang cukup jauh dari tempat tinggal peneliti.

Page 127: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

109

Page 128: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

109

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kehidupan Sehari-hari pemulung adalah cara pemulung mendapatkan uang

dari hasil mereka menjual barang-barang hasil pulungan. Langkah pertama

adalah mencari barang bekas seperti botol bekas air mineral, gelas bekas,

kardus, kabel-kabel bekas, atau bahkan barang-barang rusak yang masih

bisa di pakai. Biasanya pemulung mencari barang bekas di tempat sampah

sekitar komplek atau di kampung-kampung, bahkan beberapa pemulung ada

yang mencari barang pulungan di depan-depan toko sampai belakang mall.

Setelah itu dibersihkan untuk nantinya ditimbang setiap periode 2 minggu

sekali kepada Agen. Setelah ditimbang barulah pemulung tersebut

mendapat penghasilan sesuai dengan banyaknya barang hasil pulungan

yang didapat. Biasanya dalam waktu 2 mingu itu pemulung bisa

mendapatkan Rp 250.000 – Rp 300.000 bahkan lebih. Faktor-Faktor yang

mendorong mereka berkerja menjadi wanita pemulung adalah faktor

ekonomi dan faktor pendidikan.

2. Kontribusi wanita pemulung sangat membantu perekonomian keluarga.

Selain menjadi wanita pemulung, mereka juga bekerja sebagai asisten

rumah tangga agar pendapatan keluaga menjadi semakin bertambah.

Pendapatan wanita pemulung dapat membuat keluarga mereka menjadi

menabung untuk kebutuhan mendadak. Diantara mereka pendapatanya

yang ditabung tentu dengan keperluan yang berbeda-berbeda, ada yang

menabung untuk keperluan sekolah,ada yang untuk keperluan proses

melahirkan, ada yang menabung untuk simpanan jika sewaktu-waktu

keluarga sakit, serta ada pula yang menabung untuk hajatan sunatan anak

laki-lakinya.

Page 129: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

110

3. Dampak peran ganda wanita yang bekerja sebagai wanita pemulung

maupun asisten rumah tangga serta harus menjadi ibu rumah tangga yang

mengurus keluarga maupun mengerjakan pekerjaan rumah itu memeliki

dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

ada pada segi ekonomi, dimana wanita pemulung yang bekerja sebagai

pemulung maupun asisten rumah tangga ini dapat menambah pendapatan

suaminya yang akan membantu perekonomian keluarganya. Namun ada

pula dampak negatifnya dari peran ganda tersebut yaitu, membuat anak-

anak mereka menjadi kurang diperhatikan. Selain itu dampak negatif dari

peran ganda ini, membuat pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para

wanita pemulung ini menjadi terbengkalai, akibatnya para suami mereka

harus ikut membantu dalam mengatasi pekerjaan rumah. Kesehatan fisik

mereka menjadi lemah karena aktivitasnya yang padat dalam bekerja

sebagai pemulung maupun asisten rumah tangga.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka diperoleh beberapa

implikasi, diantarannya:

1. Bagi masyarakat wanita, dapat memberikan informasi tentang wanita yang

memiliki peran ganda dalam menjadi ibu rumah tangga dan sebagai ibu

yang bekerja diluar membantu perekonomian keluarga agar tetap

menjalankan peran keluarga dengan sebaik-baiknya sebagai ibu rumah

tangga yang mengurus suami maupun anaknya, serta bertanggung jawab

dalamhal mengerjakan pekerjaan rumah

2. Bagi pemerintah, sebagai agar lebih memperhatikan masyarakat tidak

mampu dalam bantuan sumbangan, khusunya bagi keluarga pemulung yang

kondisi ekonominya sangat terbatas.

Page 130: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

111

C. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka penulis sampaikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi wanita pemulung, diharapkan bagi para ibu rumah tangga yang bekerja

sebagai pemulung untuk lebih memperhatikan pendidikan dan pergaulan

anak-anak mereka sehingga pendidikan mereka menjadi tidak terbengkalai

dan dapat merubah status sosial keluarga sehingga kelak mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik lagi.

2. Bagi Pemerintah, dalam melihat kondisi ekonomi pemulung di Kelurahan

Jurang Mangu Timur diharapkan agar dapat berperan dalam memerhatikan

kondisi sosial ekonomi mereka dalam membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pemulung baik dari segi ekonomi, pendidikan,

dan kesehatan mereka. Karena sudah saatnya pemerintah memberikan

kontribusi yang baik bagi pemulung agar bisa dipandang positif untuk

masyarakat. Tempatkan mereka pada posisi yang baik. Berikan modal untuk

bisa mengembangkan usaha ataupun membuat lapangan pekerjaan baru.

Serta dapat memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak pemulung

agar mereka bisa menjadi anak bangsa yang berprestasi dan dapat

mengeyam pendidikan yang lebih baik lagi agar masa depan mereka bisa

meningkatkan taraf ekonomi keluarga sehingga mereka tidak lagi menjadi

seorang pemulung dan jadikanlah tempat pemukiman pemulung supaya

tidak kumuh dan kotor, karena tempat seperti itu yang menjadi sumber

penyakit.

Page 131: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

112

Daftar Pustaka

Afrida. Ekonomi Sumber daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Anwar,Chaidir. Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatannya di Jakarta Timur. Jakarta:

Universitas Tarumanegara, 1990.

Anwar. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Alfabeta, 2007.

Argo, Twikromo. Pemulung Jalanan: Kontruksi Marginalitas dan Perjuangan Hidup

dalam Bayang-Bayang Budaya Dominan. Yogyakarta: Media Pressindo,

1999.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Bangun, Tri. Pemulung Sang Pelopor 3R Sampah. Jakarta: KLUPN & PIDUS-Zero

Waste Indonesia, 2008.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2015

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga, 2009.

J. Goode, William. Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT. Bina Aksara, 1985.

Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Margaret. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV. Rajawali, 1984.

Noerdin, dkk. Potret Kemiskinan Perempuan. Jakarta : Women Research Institute,

2006

Setiono, Kusdwirarti, Psikologi Keluarga. Bandung : P.T. ALUMNI, 2011.

Page 132: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

113

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

Cet.XVIII, 2013

------. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, Cet.IX. 2014

Sunarijati, dkk. Perempuan Yang Menuntun. Bandung: Ashoka Indonesia, 2000.

Purwoto, Agus. Metode Penelitian. Bogor: IN MEDIA, 2015.

Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern. .Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Kencana, 2014.

Daftar Skripsi:

Alghaasyiyah, Nauri. Kontribusi Wanita Pemulung dalam Mendukung Perekonomian

Keluarga: Studi Kasus pada Pemulung di TPA Air Sebakul, Skripsi: Universitas

Bengkulu, 2014.

Aryani, Beti. Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa Tanjung

Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Skripsi: Universitas

Islam Negeri Raden Intan, 2017.

Hasanuddin. Kehidupan Sosial Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Kelurahan Tamangapa Kecamatan Mangala Kota Makassar. Skripsi:

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.

Kurniasih, Kurniasih. Etos Kerja Komunitas Pemulung dalam Mempertahankan Hidup

di Bantaran Sungai Gajah Wong Kota Yogayakarta, Skripsi: Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2013.

Page 133: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

114

Mulyadi. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan

Dampak Konversi Lahan. Skripsi, UIN Jakarta, 2015.

Septi,Shela. Peran Pemulung Perempuan Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Sosial

Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kwala Bekala. Skripsi: Universitas Sumatera

Utara, 2018.

Daftar Jurnal:

Hidayat, Wahyu. Analisis Peran Ganda Pemulung Wanita Pada Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Jatibarang Koda Semarang. Dinamika Manajemen 2006, Vol. 5,

No. 1.

Syakrani, Ahmad. Studi Strategi Hidup Pemulung Perempuan di Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Bukit Pinang Kota Samarinda. e-Journal Sosiatri-Sosiologi, 2016,

Vol. 4.

Tatambihe, Lidya. Kontribusi Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemulung Sampah dalam

Meningkatkan Ekonomi Keluarga (di TPA Kelurahan Sumompo Kecamatan

Tuminting). e-Journal “Acta Diurna”, 2017, Vol. 6.

Taufik, Indra. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemulung di Pemukiman TPA Bukit

Pinang Samarinda. Jurnal 2013.

Pangaribuan, Supriadi. Intensitas Ibu Rumah Tangga Pemulung dalam Mewujudkan

Kehidupan Keluarga di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya. JOM Fisip

2017, Vol 4 No. 1.

Yani, M. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Keamatan Lohia

Kabupaten Muna, Jurnal Ekonomi, 2016.

Page 134: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

Lampiran 1

Pedoman Observasi

No. ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

1. Keadaan lingkungan Kampung

Pemulung.

Peneliti mengamati keadaan

lingkungan kampung pemulung.

Lingkungan tempat tinggal keluarga

pemulung terlihat kumuh, kotor dan

banyak karung-karung berisi gelas-

gelas dan botol-botol plastik. Terlihat

beberapa warga Kampung Pemulung

yang membersihkan barang pulungan

untuk nantinya ditimbang, dan ada pula

sebuah Mushola untuk beribadah dan

mengaji bagi warga Kampung

Pemulung tersebut. Peneliti pun juga

melihat beberapa perempuan yang ikut

menjadi pemulung seperti suaminya,

bahkan ada beberapa anak juga yang

ikut menjadi pemulung seperti orang

tuanya.

2. Aktivitas Keluarga Pemulung Kemudian peneliti mengamati aktivitas

yang dilakukan oleh keluarga

pemulung. Pada pagi hari aktivitas

yang dilakukan keluarga pemulung ini

bekerja mencari barang pulungan mulai

Page 135: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

dari jam 07.30 sampai pukul 12.00

WIB. Lokasi di Kampung Pemulung

ini sepi di pagi hari karena orang tua

sedang memulung dijalanan, atau pun

ada juga yang mengemis. Pada siang

hari warga pemulung pulang kerumah

dengan membawa barang hasil

pulungan seperti kardus dan botol-

botol bekas. Kemudian terlihat pula

orang tua yang akan menjemput

anaknya pulang dari sekolah. Pada sore

hari warga Kampung Pemulung

membersihkan barang pulungan, untuk

nantinya di timbang setiap 2 minggu

sekali. Terlihat pula jika di sore hari

anak-anak pemulung yang sedang

mengaji di mushola.

3. Hubungan sosial kelurga

pemulung dengan warga sekitar.

Peneliti juga mengamati hubungan

antara keluarga pemulung dengan

lingkungan sekitar. Hubungan sosial

keluarga pemulung dengan warga

sekitar cukup baik, terlihat dari

kegiatan-kegiatan di mushola seperti

mengaji, dan shalat berjama’ah

berjalan dengan baik. Banyak juga

warga yang mengadakan bakti sosial di

mushola tersebut. Dalam bersosialisasi

anak dari keluarga pemulung tidak

merasa malu karena orang tuanya

berprofesi sebagai pemulung. Hal ini

Page 136: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

dikarenakan teman-teman dan

lingkungan sekitar tidak membeda-

bedakan dan tidak mencemooh anak-

anak dari keluarga pemulung.

4. Peran produktif, dan reproduktif

pada keluarga kampung

pemulung.

Selain itu peneliti juga mengamati

peran wanita pemulung pada keluarga.

Secara produktif wanita pemulung

demi membantu perekonomian

keluarganya mereka ikut bekerja

sebagai wanita pemulung dan asisten

rumah tangga. Sedangkan secara peran

reproduktif, wanita pemulung memiliki

anak yang mereka jaga dan mereka

sayang walaupun ditengah-tengah

kesibukan mereka bekerja sebagai

wanita pemulung, dan disamping itu

mereka masih mampu membagi waktu

untuk mengerjakan pekerjaan rumah

seperti memasak, menyapu, dan

mencuci. Sedangkan secara produktif

wanita pemulung demi membantu

perekonomian keluarganya mereka ikut

bekerja sebagai wanita pemulung dan

asisten rumah tangga.

5. Peran wanita pemulung dalam

membantu perekonomian

keluarga.

Peneliti juga mengamati peran wanita

pemulung dalam membantu

perekonomian keluarga. Diantara

mereka selain bekerja sebagai wanita

Page 137: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

pemulung, mereka juga bekerja

menjadi asisten rumah tangga agar

dapat menambah pendapatan

perekonomian keluarga. Setelah

bekerja menjadi wanita pemulung dari

pagi sampai siang mencari barang

pulungan, mereka selanjutnya bekerja

sebagai asisten rumah tangga

Page 138: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

1

Lampiran 2

Transkip Wawancara

Nama : Winarsih

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 33 Tahun

Asal Domisili : Sidoarjo

Saya : Nama ibu siapa sebelumnya ?

Ibu Winarsih : Ibu Winarsih mba

Saya : Ibu umurnya berapa ya bu ?

Ibu Winarsih : Aduh berapa ya mba, 33 tahun lah ya umur saya hehehe...

Saya : Ibu sejak kapan bekerja sebagai pemulung ?

Ibu Winarsih : Sudah lama mba, dari awal saya jadi penganten baru udah jadi

pemulung ikut sama suami jadi pemulung juga mba. Pokoknya dari

awal tinggal disini udah jadi pemulung mba saya sama suami.

Saya : Sistem kerja pemulung tuh bagaimana sih bu, misal tempat-tempat

ibu memulung dimana dan apa ajah barang yang ibu kumpulkan ?

Ibu Winarsih : Ya gitu mba, saya dari pagi sampe siang kerjanya, kalo sama suami

ngiterin komplek kadang gang-gang kampung gitu juga, tapi

keseringan mah di komplek, terus nanti kita bedain arah blok

kompleknya gitu, tapi masih dalam satu komplek yang sama, biar

barang yang kita dapat lebih banyak, biasanya kita ngambilin

plastik, kaleng-kaleng bekas, botol, barang-barang bekas yang udah

ga di pake. nanti abis itu di setor ke bos. Nyetornya 2 minggu sekali

sih mba, itu juga paling besar dapet kisaran Rp. 150.000 sampai Rp.

200.000 per 2 minggunya. kalo lagi sepi barang sedikit, paling dapet

Rp 150.000 mba. Kalo dulu belum ada gerobak,jadi saya ngiternya

angkat-angkat barang pake karung mba, berasa banget capeknya

Page 139: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

2

kalo barang yang dikumpulin dapet banyak, tapi ya rasa capeknya

ilang mba karena dapet hasil banyak, tapi kalo sekarang mah

alhamdulilah udah punya gerobak jadi tinggal dorong ajah mba,

walaupun sama ajah sih capek karna kerja di jalanan tapi ya harus

dijalanin lah mba buat keluarga, buat anak-anak mah saya mah

mikirnya.

Saya : Berapa jam kira-kira ibu menghabiskan waktu untuk bekerja

seperti ini ?

Ibu Winarsih : Kalo saya mah dari pagi sampe sebelum dzuhur ajah, jam 11.00

Wib siang saya dan bapak udah pulang, istirahat, makan, sholat.

Tapi kalo si bapak, nanti sekitar jam 15.00 Wib Sore biasanya lanjut

lagi, terus pulangnya udah malem.

Saya : Mengapa ibu memilih untuk ikut bekerja sebagai pemulung?

Ibu Winarsih : Ya gimana ya mba, emang udah diharuskan mungkin. Keadaan

mba, karena kalo saya gak ikut menjadi pemulung pasti hasil yang

didapat dalam per 2 minggunya gak akan sebanyak itu. Saya ikut

memulung ajah kadang masih kurang mba buat kebutuhan sehari-

hari, bagaimana saya gak ikut mulung mba.

Saya : Tapi sebelumnya ada pertimbang-pertimbangan gak sih bu untuk

ibu menjadi pemulung?

Ibu Winarsih : Ya pertimbangan banyak mba, apalagi anak saya tuh masih manja

banget. Dia mah pengennya saya ada dirumah nemenin dia gak sah

ikut bapaknya kerja, kalo belajar maunya ditemenin, kalo sekolah

maunya dianterin terus dijemput. Ya kadang saya kasian sih sama

Rizki, tapi mau gimana, ini kan buat dia juga mba. Makanya saya

selalu ngasih pengertian ke dia, kalau ibu bekerja untuk buat dia

sekolah juga, biar dia paham dan mandiri.

Saya : Selain bekerja sebagai pemulung, apa ibu ada pekerjaan lain bu?

Ibu Winarsih : Saya nyuci sama gosok di komplek mba, makanya saya kalo

mulung cuman sampe siang ajah, soalnya abis dzuhur itu saya nyuci

dan gosok sampe sore.

Page 140: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

3

Saya : Oh seperti itu ya bu, tapi kalo bapak sendiri ada pekerjaan

sampingan tidak bu?

Ibu Winarsih : Enggak mba, mau kerja kan juga susah, cuman tamat SD, jadi

yaudahlah cuman jadi pemulung ajah mba. Tapi kadang bapak suka

ikut-ikut jadi kuli sih mba, lumayan dapet Rp 50.000 juga mah bisa

buat di tabung.

Saya : Kalau boleh tau, memangnya keadaan kondisi ekonomi keluarga

ibu seperti apa?

Ibu Winarsih : Ya gimana ya, ya begini keadaanya. Tapi emang kurang banget

mba , ya bisa liat sendiri dari tempat tinggal kampung pemulung

disini. Makanya saya kerja buat bantu kebutuhan agar lebih

tercukupi. Tadinya malah keadaan saya jauh lebih buruk mba, ini

televisi, tempat tidur, lemari mah belum terlalu lama, dulu sama

sekali saya gak punya perabotan rumah pas awal jadi pemulung.

Tapi alhamdulilah sekarang punya, itu juga karena nabung-nabung

hasil dari tambahan saya kerja.

Saya : Memang jumlah anggota keluarga yang tinggal dirumah ini ada

berapa bu?

Ibu Winarsih : ber 3 tinggal disini, anak si rizki, sama suami

Saya : Kalau anak ibu si Rizki apakah bersekolah formal?

Ibu Winarsih : Alhamdulilah Rizki sekolah udah kelas 2 SD

Saya : Berapa memang kira-kira tanggungan biaya dalam mencukupi

kebutuhan sehari-hari di rumah?

Ibu Winarsih : ya gak menentu ya mba, kadang Rp 20.000, sebisa mungkin

menghemat saya mah, karena kan uang hasil mulung dapetnya 2

minggu sekali.

Saya : Kalau pendapatan ibu sendiri dari bekerja memulung dan

nyuci,gosok itu kira-kira berapa bu?

Ibu Winarsih : Kalo yang hasil mulung kan udah di gabung sama hasi mulung

bapak, jadinya pendapatannya cuman yang itu ajah. Tapi

alhamdulilahnya ada tambahan uang nyuci dan gosok jadinya bisa

Page 141: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

4

nambahin buat kebutuhan sehari-sehari, ya kalo ditambah sama saya

kerja nyuci dan gosok bisa Rp 900.000 lah dapet tiap bulan.

Saya : Tapi dengan pendapatan ibu bekerja menjadi pemulung serta nyuci

dan gosok apa dapat membantu menyekolahkan anak?

Ibu Winarsih : Sangat membantu, pokoknya gimana pun keadaannya saya bakal

berusaha untuk ana saya dapat bersekolah, mau kerja apapun itu

bakal saya lakuin selama itu halal mba. Kalo cuman bapak yang

bekerja jadi pemulung ajah, mungkin sulit mba buat menyekolahkan

rizki.

Saya : Begitu ya bu, berarti dengan ibu bekerja menjadi pemulung dan

nyuci sama gosok sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan

sehari-hari keluarga ya bu?

Ibu Winarsih : Iya sangat membantu sekali mba, soalnya kan hasil saya dan bapak

mulung ajah cuman Rp. 200.000 per minggunya, kalo saya gak

bantu bapak, mungkin cuman dapet Rp. 100.000 mba, pasti kan

barangnya yg di dapet ga sebanyak saya kalo ikut memulung.

Saya : Terus dengan ibu bekerja seperti ini bisa jadi menabung untuk

keperluaan mendadak tidak bu?

Ibu Winarsih : Iya bisa mba, soalnya kan kaya kemarin tuh si Rizki dari

sekolahannya ngadain kaya jalan-jalan gitu, kan gak mungkin kalo

dia gak ikut, akhirnya pake uang simpenan. Atau misalnya kalo ada

yang sakit, kan tau sendiri kita mah gak ada BPJS, jadi mau gak mau

ya bayar, kalo semisalkan gak kedokter pun kan pasti juga beli obat

di apotik dan itu pasti pake uang, nah uang simpenan itu gunanya

buat itu mba.

Saya : Kalo pandangan ibu sendiri terhadap wanita yang ikut bekerja

dalam membantu perekonomian keluarga tuh bagaimana bu?

Ibu Winarsih : Ya bagusnya jadi ibu rumah tangga ajah mba, yang ngurus anak

suami sama ngerjain pekerjaan rumah. Kalo ekonomi biar suami

ajah yang kerja.

Page 142: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

5

Saya : Tapi kalo tanggapan suami dan anak-anak ketika ibu memilih ikut

bekerja itu bagaimana bu?

Ibu Winarsih : Awalnya suami mah gak setuju mba, dia gak tega sama saya, tapi

saya orannya jenuh kalo dirumah mulu, apalagi pas saya belum

punya anak, dan dia lama-lama paham sih soalnya kan buat bantu

keadaan ekonomi juga. Kalo anak mah sampe sekarang masih suka

rewel, bahkan sekarang saya kadang mulung kadang enggak,

soalnya anak minta di anterin erangkat sekolah mulu, mungkin dia

mau kaya ibu-ibu yang lain kali ya pada nganterin anakna sekolah.

Tapi kadang dia ngerti sih anaknya, cuman kalo lagi manja ajah dia

suka rewel hahahahaha…

Saya : Selama ibu bekerja sebagai pemulung maupun nyuci dan gosok,

apa suami ikut membantu dalam mengurus anak maupun

mengerjakan pekerjaan rumah?

Ibu Winarsih : Bapaknya mah rajin kalo soal pekerjaan rumah, kaya nyuci, ngepel,

nyapu. Tapi kan rumah saya juga cuman sepetak,jadi gak terlalu

berat juga buat bapaknya. Pokoknya kalo saya abis pulang nyuci dan

gosok, pasti pekerjan rumah udah rapih sama bapaknya, mungkin

udah ngerti dan paham saya capek mba bantuin dia nyari uang, jadi

dia bantuin saya juga soal pekerjaan rumah. Kadang juga dia yang

suka nemenin Rizki belajar atau anter ke sekolah. Ya saling bantu

ajah sih kita hehehe..

Saya : Kalo menurut pandangan ibu, peran seorang ibu rumah tangga

dalam keluarga itu seharusnya seperti apa? apakah dia harus bekerja

atau hanya mengurus keluarga serta pekerjaan rumah?

Ibu Winarsih : Ya seharusnya mungkin ga bekerja ya bagusnya, kaya ngurus anak

dan pekerjaan rumah ajah, tapi ya gimana ya, kalo keadaan ekonomi

emang harus dia buat kerja ya mungkin harus kerja mba, kaya saya

ajah gini hehehehe…

Page 143: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

6

Saya : Selama ibu membantu bapak bekerja, apa ibu sudah menjalankan

peran ibu sebagai ibu rumah tangga dalam mengurus keluarga serta

mengerjakan pekerjaan rumah?

Ibu Winarsih : Menjalankan mah sudah, tapi mungkin masih belum sempurna,

kaya anak saya yang masih rewel kalo saya lagi mau pergi mulung

atau ke komplek buat nyuci dan gosok.

Saya : Tapi selama ibu membantu bekerja bentuk hubungan dan

komunkasi antara ibu dengan anak dan suami gimana bu? menjadi

lebih baik atau menjadi renggang?

Ibu Winarsih : Hubungan mah selalu baik saya sama suami, Komunikasi juga.

Cuman itu ajah si mba paling sama anak saya yang harus lebih

dipahami,kan emang dia masih kecil juga,mikirnya mungkin saya

gak sayang sama dia, gak perhatian sama dia, padahal mah saya

saying banget sama dia, makanya kadang bapaknya yang suka

nemenin dan nganteria dia kalo saya masih kerja.

Saya : Memang perhatian yang seperti apa yang ibu berikan kepada

keluarga ?

Ibu Winarsih : Ya kalo kaya nyendokin makan suami dan anak alhamdulilah

masih bisa, soalnya kan pagi, siang, dan malem masih ketemu. Kalo

nemenin belajar anak juga masih bisa, paling kaya nganterin

berangkat ke sekolah dan jemput ke sekolah yang gak bisa, soalnya

kan pagi saya harus mulung, dan siang sampe sore saya nyuci dan

gosok di komplek.

Saya : Tapi ada kesulitan tidak selama ibu bekerja sebagai pemulung

maupun nyuci dan gosok dalam mengurus keluarga?

Ibu Winarsih : Kesulitan mah gak ada kali ya, cuman itu ajah tadi anaknya kalo

lagi rewel ajah.

Saya : Kalo cara ibu setiap harinya bagaimana dalam menjalankan peran

antara bekerja sebagai pemulung maupun yuci, dan gosok serta

dalam mengurus keluarga dan pekerjaan rumah ?

Page 144: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

7

Ibu Winarsih : Ya itu tadi dibagi-bagi ajah waktunya, sama dibagi-bagi tugasnya

sama bapak juga. Kalo pagi saya udah masak sebelum saya dan

bapak mulung, biar anak juga bisa sarapan. Nah nanti pas siang saya

sama bapak pulang, nanti bapak yang ngurusin kaya nyapu rumah

atau nyuci piring. pokoknya bisa keatur deh semuanya walaupun

saya ikut kerja.

Saya : Ini kan ibu berarti ada dua peran ya bu, ibu sebagai ibu rumah

tangga yang mengurus keluarga dan pekerjaan rumah, serta ibu yang

ikut bekerja sebagai pemulung maupun nyuci dan gosok, ada gak sih

bu dampak dari peran ganda ibu?

Ibu Winarsih : Dampak mah banyak banget mba, yaitu tadi kaya anak saya

mungkin merasa dirinya kurang diperhatiin, suami saya juga jadi

ikut bantu pekerjaan saya kaya nyuci piring, nyuci baju, ngepel,

nyapu, walaupun saya gak pernah nyuruh dan itu kemauan dia

sendiri mba. Pokoknya mungkin waktu saya buat keluarga jadi

berkurang, terutama untuk anak saya. Kadang sedih si mba, tapi ya

gimanapun harus dijalanin emang karena keadaannya begini.

Page 145: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

8

Lampiran 3

Transkip Wawancara

Nama : Sumini

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 45 Tahun

Asal daerah : Cirebon

Saya : Namanya siapa ya bu?

Ibu Sumini : Sumini

Saya : Umur ibu berapa tahun ya bu?

Ibu Sumini : Aduhh berapa ya, gak pernah ngitungin,tapi kayaknya 45 tahunan

deh umur saya neng.

Saya : Ibu asalnya dari mana?

Ibu Sumini : Kalo saya mah dari Cirebon neng.

Saya : Ohh dari Cirebon yaaa.. ibu udah lama ya bekerja menjadi

pemulung?

Ibu Sumini : Yaa udah lama neng, ada kali 7 tahun mah saya ikut kerja jadi

pemulung.

Saya : Lama juga ya bu.. memang sistem kerja pemulung tuh kaya

gimanasih bu ? ngiternya kemana ajah sama barang apa yang biasa

dipulung?

Ibu Sumini : Ya ngiterin jalanan neng pake gerobak sama anak-anak, nanti anak-

anak saya taro deh gerobak hahaha, biasanya keseringan di depan-

depan toko atau belakang mall kan banyak barang-barang rusak gitu

kalo ditukerin ke agen harganya lumayan juga bisa lebih tinggi dari

barang-barang biasa. Terus disana banyak kardus-kardus bekas,

barang-barang pulungan disana banyak deh.

Saya : Owhh gitu ya bu, kalo buat waktunya sendiri dari kapan sampe jam

berapa tuh ibu memulung?

Page 146: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

9

Ibu Sumini : Kalo saya mah sama anak-anak dari pagi sampe siang ajah, nih

kaya jam segini nih saya udah dirumah, tapi nanti kalo bapaknya

mah lanjut lagi mulung sampe mau maghrib.

Saya : Ohh anak-anak ikut mulung juga ya bu?

Ibu Sumini : Iya ini dua-duanya saya taro gerobak ajah mereka, saya juga gak

tega neng kalo mereka dirumah, apalagi ini yang kecil baru umur 1

tahunan, saya ngiter nyari barang-barang sambil gendong dia, nanti

si dwi yang gede ikut bapaknya, soalnya saya kalo mulung sama

bapaknya walaupun satu tempat tapi beda arah gitu neng, biar dapet

barangnya banyak.

Saya : Perputaran barang-barang yang dikumpulin itu emang nanti

disetornya kapan bu dan ke siapa ?

Ibu Sumini : Disetornya 2 minggu sekali nanti ke bos, itu dapetnya juga gak

banyak dari hasil saya sama bapak, paling kalo disetor cuman dapet

Rp. 200.000 an dah.

Saya : Kalo boleh tau, emang kenapa ibu memilih ikut turun menjadi

pemulung juga seperti bapak?

Ibu Sumini : hmmmmm… ya gimana ya neng. emang keadaan ekonominya

begini. Apalagi apa-apa sekarang pada mahal,ga ada yang murah

neng, ini ajah hasilnya juga cuman numpang lewat doang,kadang

mah masih gak cukup.

Saya : Tapi ada pertimbangan gitu gak sih bu pas ibu memilih ikut

menjadi pemulung juga?

Ibu Sumini : Ada si, apalagi anak-anak masih kecil kan, kasian umur segini udah

diajak ngiterin jalanan, harusnya mah kan dia ditimang-timang gitu

ya, bobo diem dikamar dikasih susu, tapi ini mah di ajak ngiter

jalanan sama komplek panas-panasan, malah kadang keujanan.

Saya : Iya sih bu, apalagi anak kecil kondisi fisiknya cepet lemah ya

bu,cepet sakit.

Ibu Sumini : iya neng. makanya kadang saya ga tega. Tapi kalo anak sakit mah

saya gak ikut mulung, jagain dia ajah dirumah.

Page 147: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

10

Saya : Kalo bapak sendiri ada pekerjaan lain bu selain memulung?

Ibu Sumini : Ya mulung doang si dia mah, paling kalo ada orang minta tolong

jadi kuli itu juga jarang banget.

Saya : Jadi cuman mulung ajah ya bu yang utama, tapi kalo ibu sendiri

ada pekerjaan lain selain memulung?

Ibu Sumini : Kadang saya nyuci dan gosok gitu di komplek dari sore sampe

malem, ya nunggu bapaknya pulang dah, biar ini anak-anak ada

yang jagain,kan ga mungkin saya tinggal atau saya bawa ke rumah

majikan saya.

Saya : Owhhh begitu ya bu, emang menurut ibu eadaan ekonomi ibu

seperti apa sih?

Ibu Sumini : Hmmm ya sangat kuranglah, liat ajah tuh gubuk saya hahahaha…

buat bisa makan dan minum ajah mah udah syukur neng,gak ada tuh

pengen jalan-jalan kemana atau apalah. yang penting anak bisa

makan udah syukur.

Saya : Emang jumlah anggota keluarga yang tinggal disini ada berapa bu?

Ibu Sumini : Ada 4, ini si dwi, trs adeknya yang masih kecil, sama si bapak noh

lagi dikamar mandi. dwi punya kakak tapi dikampung neng tinggal

sama neneknya.

Saya : Ohhh jadi anak ibu ada 3 ya hehhe, tapi anak-anak pada bersekolah

bu?

Ibu Sumini : Kalo si dwi mah engga, paling cuman ngaji-ngaji ajah dimushola,

sama kalo ada kakak-kakak dari STAN suka ngajarin anak-anak

disni, nah tp kalo kakanya yang dikampung sekolah lagi SMA, itu

juga dibantu sodara saya, dia tinggal sama neneknya, kalo disini mah

mungkin dia juga ga sekolah kaya dwi.

Saya : Tapi kalo dari ibu sendiri pengen banget dwi bersekolah atau tidak?

Ibu Sumini : ya pengen mah pengen, siapa coba yang ga mau anaknya sekolah

kan, tapi kan sekolah sekarang mahal, sekolah gratis negeri juga

ribet neng ngurusnya, apalagi saya kan pindahan neng KTP nya

bukan KTP sinih, jadi yaudah deh mau gimana lagi neng.

Page 148: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

11

Saya : Emang kira-kira berapa tanggungan biaya setiap harinya? kaya

kebutuhan buat makan atau yang lainnya gitu bu kira-kira berapa per

harinya?

Ibu Sumini : Berapa ya hahhhhaha.. keperluan mah kaga nentu, ya sekitar

Rp.30.000 lah, kalo lagi bisa makan enak mah kaya nasi sayur tempe

mah bisa, tp kalo lagi ga ada duit banget mah nasi sama tempe

doang, sama buat ini beli susu adeknya, soalnya kadang dia ga mau

asi doang, lagian asi saya juga dikit neng, jadi ya harus beli susu dah.

Saya : Kalo pendapatan ibu dari kerja sebagai pemulung maupun nyuci

dan gosok kira-kira berapa tuh?

Ibu Sumini : Mulung mah gak nentu ya, kadang pas di tukerin cuman dapet RP.

150.000 kadang Rp. 200.000, tp keseringan mah Rp 200.000 sih kalo

anak-anak juga bantuin mulung. Kalo nyuci gosok cuman dapet

Rp.300.000 tiap bulan.

Saya : Tapi sebenernya cukup ga sih pendapatan ibu buat nyekolahin

anak-anak?

Ibu Sumini : Kalo dulu pas kakaknya dwi mah cukup neng, nyampe SMP malah

di swasta murah tapi itu kan dulu belum ada ini adeknya dwi dan

sekolah masih murah. Makanya kakaknya saya taro di kampung ajah

ikut neneknya disana sekolah dibantuin sodara saya. si dwi juga mau

saya sekolahin kok, tp ini bapaknya lagi ngurusin surat-surat biar dia

sekolah dinegeri, kan kalo negeri mah lebih ringanin beban kan yak.

Saya : Tapi kalo buat kebutuhan sehari-hari tercukupi gak bu walaupun

ibu sudah ikut berkerja sebgaai pemulung maupun nyuci dan gosok?

Ibu Sumini : hmmm ya dicukup-cukupi dah neng hahahhaa… tapi pas saya ikut

mulung dan ditambah nyucI dan gosok ya sangat bantu banget. Kan

kalo bapaknya doing yang mulung pasti dapet barangnya dikit, pas

ditukerin dapet duitnya bakal dikit juga kan neng.

Saya : Berarti emang sangat membantu ekonomi keluarga banget ya bu

dengan ibu kerja. Tapi bisa buat ibu nabung kaya menyisihkan buat

keperluan mendadakgitu ga?

Page 149: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

12

Ibu Sumini : ya bisa lah neng, nih kaya pas ibu lahiran adeknya dwi kan itu udah

ngumpuling duit dari lama banget hahaha, walaupun di bidan yang

murah kan juga tetep bayar. atau kalo si bapak sama anak-anak lagi

sakit kan harus punya pegangan duit. ini walaupun si dwi belum

sekolah juga saya nabung duit, kalo surat-suratnya udah beres yang

penting saya udah ada duit buat keperluan dia sekolah gitu.

Saya : Menurut ibu nih ya, pandangan wanita yang bekerja dalam

membantu perekonomian keluarga tuh gimana bu? soalnya kan yang

kita tau ibu rumah tangga itu kan tugasnya bukan untuk bekerja kan?

Ibu Sumini : Ya gapapa sih istri kerja kan bisa bantuin suami nyari duit, apalagi

kalo kondisinya kaya ibu gini kalo gak kerja bisa gak cukup buat

makan neng.

Saya : Tapi kalo tanggapan suami dan anak pas tau ibu mau ikut bekerja

sebagai pemulung maupun nyuci dan gosok gimana tuh bu?

Ibu Sumini : Suami mah ngelarang neng, soalnyakan kalo saya ikut mulung pasti

anak-anak saya bawa. ga tega sebenernya sama anak-anak mah. tapi

anak-anak mah seneng kalo di ajak mulung, rewel mah kalo saya

mau berangkat ke komplek buat nyuci sama gosok, tapi saya mah ga

mau manjain ntar juga adem sendiri sama bapaknya hahhaa.

Saya : Ohh begitu ya bu… tapi selama ibu bekerja sebagai pemulung sama

nyuci dan gosok, suami ikut bantu pekerjaan rumah kaya nyuci baju

atau ebberes rumah dan ngurus anak gitu gak bu?

Ibu Sumin : hahahahha..itu mah jelas neng. kan kita mah saling bantu ajah. dia

kan udah tau nih saya capek pasti dia yang beberes, kalo saya pulang

dari nyuci dan gosok nih rumah mah udah rapih,kaga ada tuh cucian

piring atau baju kotor lagi hahaha, kalo saya udah berangkat ke

komplek yang jagain anak-anak kan bapaknya juga neng.

Saya : Jadi bapak saling bantu tugas dirumah ya bu, terus nih bu kalo

menurut ibu peran wanita sebagai ibu rumah tangga tuh seperti apa?

Page 150: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

13

Ibu Sumini : Ya bagusnya mah dirumah sih ya, ngurus anak dan suami dengan

penuh kasih sayang, sama bebenah dah dirumah hahhaa. iya

harusnya begitu neng.

Saya : Tapi dari ibu sendiri sudah menjalankan peran ibu sebagai rumah

tangga yang mengurus anak dan suami serta mengerjakan pekerjaan

rumah?

Ibu Sumini :Itu mah udah neng ya kan emang kewajiban saya ya ngurus anak

suami sama bebenah rumah hahahaha, ya walaupun tadi dibantu

sama bapak juga sih hhahha, tapi kalo masak mah saya, bapanya

cuman bantuin bebenah sama nyuci ajah…

Saya : Tapi selama ibu kerja nih ya bu, hubungan atau komunikasi ibu

sama suami dan anak menjadi lebih baik ga sih bu?

Ibu Sumini : Hmmm baik-baik ajah si neng, soalnya kan kita bareng-bareng

mulungnya jd ketemu mulu hahahaha, dapet banyak atau engga nya

mah saya sama anak-anak tetep ketawa ajah dah hahahhaha. paling

kalo saya kerja yang nyuci gosok pada rewel karna saya tinggal, jadi

suka ngambek hahahha…

Saya : Kalo bentuk perhatian yang ibu kasih ke keluarga tuh kaya gimana

sih bu?

Ibu Sumini : Hahaha perhatian ya neng? gimana ya, ya begitu deh. kaya

banngunin bapaknya sholat shubuh, masakin supaya makan dulu

sebelum kita pada mulung, terus kalo anak-anak udah keliatan pada

capek ya kita ga terusin, saya sama anak-anak pulang duluan, biar

bapaknya ajah yang lanjutin.

Saya : Tapi selama ibu kerja nih ya bu,mengalami kesulitan atau enggak

tuh bu dalam mengurus keluarga?

Ibu Sumini : gak kok ga sulit, yaitu tadi kalo si dwi sama adeknya rewel gamau

ditinggal, tapi kan ada si bapak yang bantuin saya hahahhaa.. kalo

udah ada bapknya mah mereka juga diem hahaha.

Page 151: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

14

Saya : Kalo cara ibu nih setiap harinya agar bisa menjalankan peran

sebagai ibu rumah tanggga sama peran ibu yang bekerja tuh gimana

bu?

Ibu Sumini : Dibagi-bagi ajah tugasnya sama suami saya, kaya misal saya nyuci

gosok ke komplek ya berarti dia yang nyuci piring kalo lagi ada

cucian kotor. pokoknya dia bantuin saya bebenah rumah sama jagain

anak-anak deh.

Saya : Gitu ya bu, ini pertanyaan terakhir nih bu hehehe.. kalo dampak

nya ada ga sih bu, kan ini berarti ibu menjalankan dua peran kan

sebagai pekerja pemulung maupun nyuci dan gosok, serta sekaligus

menjadi ibu rumah tangga megurus keluarga dan mengerjakan

pekerjaan rumah, ada gak tuh bu dampaknya?

Ibu Sumini : Dampaknya ada sih, mungkin kaya jadi ngerepotin suami saya

ya,padahalkan itu bukan pekerjaan dia ngurus anak dan bebenah

rumah, tapi karna saya juga bantuin dia nyari duit ya kita tukeran

peran ajah gitu neng. Terus anak juga kan jadi ikut-ikutan dijalanan

nyari barang bekas, soalnya kalo ga ikut kan ga ada yang jagain dia

neng, tapi kalo ikut juga kasian sebenernya karna masih kecil, jadi

suka sakit-sakit malah kadang adeknya dwi. malahan kalo saya

tinggal nyuci gosok juga mereka rewel, apalagi adeknya dwi, kasian

sih kurang perhatian saya juga. saya juga kalo udah pulang kerja

nyuci gosok kadang langsung tidur karena jadi cepet capek kan

kerjanya fisik neng hahahahha, jarang sempet jadinya kaya buat

ngajarin dwi baca, soalnya kan pagi-pagi besoknya udah bangun

buat mulung hhahaha. gitu sih mungkin dampaknya ya hahahhaha..

aduh saya ngomongnya pasti neng bingung ya hahahha…

Saya : Hahahahha enggak bu saya paham kok, kan ini saya rekam, nanti

saya dengerin lagi ajah kalo belum paham hahahha… yaudah bu

sebelumnya makasih banyak ya,maap nih bu udah ngerepotin

hehehhe…

Ibu Sumini : Iya neng sama-sama lancar ya neng, bakal cepet lulus ya hahha..

Page 152: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

15

Lampiran 4

Transkip Wawancara

Nama : Mini

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal Domisili : Indramayu

Usia : 37 Tahun

Saya : Nama ibu siapa ya bu?

Ibu Mini : Nama saya ibu Mini

Saya : Ibu usianya berapa bu?

Ibu Mini : 37 tahun usia saya hehehe..

Saya : Ohh..kalo asalnya dari mana ya bu?

Ibu Mini : Dari Indramayu saya

Saya : Ibu sejak kapan bu kerja menjadi pemulung?

Ibu Mini : Udah lumayan lama sih, dari saya kut sama suami, ada mungkin 10

tahunan lebih mah hahahaha..

Saya : Wah, udah lumayan lama ya bu, sistem kerja pemulung emang

kaya bagaimana sih bu ? ngiternya kemana ajah gitu sama barang

apa yang biasa dipulung?

Ibu Mini : Ya palingan mah ngiterin jalanan terus masuk komplek ajah sama

kadang ke kampung gitu juga, ngambilinnya itu kaya botol bekas,

perabotan plastik yang bekas, kabel-kabel bekas, kardus-kardus

juga, pokoknya yang bekas deh kak hahahha..

Saya : Pokoknya barang-barang yang bekas deh ya hahaha, kalo

perputaran barangnya itu emang gimana sih bu, itu nanti disetor gitu

ya bu?

Ibu Mini : Iya nanti disetor gitu ke bos, disetornya 2 minggu sekali, kalo lagi

banyak mah dapet Rp.200.000 hahaha pernah nyampe Rp. 250.000

kalo ada orang hajatan atau pindahan toko, itu juga udah termasuk

Page 153: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

16

hasil pulung saya, jadi udah digabungin sama hasil pulung

bapaknya.

Saya : Tapi kalo buat waktunya sendiri itu ibu mulung dari kapan sampe

jam berapa bu?

Ibu Mini : Dari pagi sampe siang ajah, sama sih kaya pemulung yang lain juga

begitu, nih jam segini udah pada selesai mulung.

Saya : Kalo boleh tau alesan ibu ikut bekerja sebagai pemulung tuh

kenapa bu?

Ibu Mini : Ya buat bantuin ajah sih kak, nambah-nambah pendapatan ajah.

Kalo gak gitu ntar anak saya ga sekolah hahaha, buat makan juga

pasti ga cukup kalo cuman bapaknya yang mulung. Lagian bingung

juga saya kan cuman lulusan SD mau kerja apa, jadi kerja ini ajah.

Saya : Tapi ada gak sih bu pertimbangan-pertimbangan ibu pas memilih

untuk ikut kerja sebagai pemulung?

Ibu Mini : Ada sih pertimbangan mah, kaya takut anak gak keurus ajah sih

mungkin soalnya kan masih pada kecil-kecil, saya suka ga tega

ninggalin walaupun mereka sama bapaknya sih, hahaha.

Saya : Pertimbangannya lebih ke anak ya bu, kalo bapak sendiri kerjanya

jadi pemulung ajah atau ada yang lain bu?

Ibu Mini : Sebenernya mulung ajah sih, tapi baru ini suka ikut nganter-nganter

barang itu juga di ajak sama temennya.

Saya :Kalo ibu sendri ikut kerja mulung ajah atau ada yang lain bu?

Ibu Mini : Saya sambil nyuci, gosok gitu di komplek yang deket masjid situ

tuh.

Saya : Ohh gitu ya bu, emang kalo boleh tau keadaan ekonomi keluarga

ibu seperti apa sih bu?

Ibu Mini : Keadaan ekonomi mah ya kalo dibilang kurang pasti kurang,

rumahnya ajah begini bedeng, terus pekerjaan utama cuman mulung,

mulung berapa sih kak hahahha, kalo lagi banyak mah kan

Rp.250.000 suka gak cukup kadang, apalagi kan sekarang apaan

Page 154: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

17

ajah mah mahal kan yak, makanya saya ikut turun tangan bantuin

bapaknya ikut mulung sama nyuci dan gosok.

Saya : Dirumah anggota keluarga yang tinggal ada berapa bu emang?

Ibu Mini : Ada 4, suami saya, anak saya yang pertama si sadewa, sama itu

yang kecil si arjuna.

Saya : Apa anak-anak pada bersekolah?

Ibu Mini : Alhamdulilah sekolah, Sadewa kelas 5 sd, sama si arjuna 1 sd. saya

mah bakal berusaha kak gimana caranya anak-anak pada sekolah.

Saya : Berapa kira-kira bu jumlah tanggungan biaya keluarga ibu setiap

harinya?

Ibu Mini : Keseringan mah yah Rp.30.000 an kali ya, gak nentu juga sih kalo

pengeluaran per harinya kadang juga kurang dari segitu.

Saya : Oh gitu ya bu, Kalo pendapatan ibu sendiri kira-kira berapa tuh bu

dari mulung sama nyuci dan gosok?

Ibu Mini : Hasil mulung kan barangnya digabung yak pas nyetor sama hasil

suami, jadi emang udah itu doang hasilnya yang Rp. 200.000 per 2

minggunya, kalo nyuci dan gosok Rp. 350.000 hahaha, soalnya

kadang-kadang saya juga suka disuruh bebenah rumahnya dia jadi

suka dikasih bonus gitu.

Saya : Berarti pendapatan ibu ngebantu juga ya bu buat nyekolahin anak?

Ibu Mini : Iya ngebantu banget, anak-anak jadi pada bisa sekolah, kalo cuman

bapaknya yang mulung kayaknya susah buat sekolah, ya emang sih

dia pada sekolah negeri, walaupun gak bayar tapi tetep disuruh beli

LKS gitu, belinya diluar dan lumayan juga harganya, sama buat

anak-anak ongkos juga kan kalo disekolah, kalo buku tulis mah saya

suka benahin buku-buku bekas hasil mulung ajah yang masih bisa

di pake anak-anak, kadang juga suka ada acara bakti sosial gitu pada

bagiin buku-buku tulis, ya lumayan jadi ga usah beli buku tulis

hahahhaa.

Saya : Kalo buat kebutuhan sehari-hari ngebantu juga ga bu dengan ibu

bekerja menjadi pemulung maupun nyuci dan gosok?

Page 155: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

18

Ibu Mini : Sangat membantu kak saya mulung apalagi pas saya juga ikut nyuci

dan gosok juga, soalnya kalo cuman hasil mulung dari bapaknya

buat makan juga kayaknya gak akan cukup, apalagi kan dapetnnya

2 minggu sekali. bakal kurang banget.

Saya : Kalo kaya pendapatan ibu sendiri bisa buat ditabung untuk

kebutuhan mendadak gitu ga bu?

Ibu Mini : Iya kalo pendapatan nyuci dan gosok tuh suka saya sisihkan

ditabung, kan dikit lagi sadewa mau sunat, nah kalo saya ga bisa kalo

ga dipestain di kampung, soalnya emang biasanya gitu kak,

sunatannya dirumah neneknya di indramayu, jadi saya lagi nabung

buat sadewa sunatan. trs juga kan saya dikit lagi mau melahirkanjadi

saya sama bapaknya udah nabung buat persiapan ini anak bakal lahir

hahahaha..

Saya : Kalo menurut ibu nih ya bu terhadap wanita yang ikut bekeja dalam

membantu perekonmian keluarga gimana tuh bu?

Ibu Mini : Ya kalo emang keadaan mengharuskan istrinya buat kerja ya mau

gimana lagi ya kak, dari pada nanti jadi kurang gitu ekonominya,

makan gak cukup atau jadi gak bisa nyekolahin anak. jadi ya gapapa

sih, walaupun emang sebenernya istri itu ya dirumah ajah urus anak

sama rumah.

Saya : Oh gitu yaa bu, kalo tanggapan suami dan anak-anak pas tau ibu

ikut menjadi pemulung sama kerja nyuci dan gosok tuh gimana bu?

Ibu Mini : Gak setuju awalnya suami mah, rata-rata mah disini pasti banyak

suami yang pada gak setuju, cuman para istri nekat ajah kak, karena

kalo gak gitu gak bisa bantu ekonomi hahahaha. anak saya juga

begitu, apalagi sadewa dia semakin besar semakin protes kalo saya

sibuk kerja, selain pengen diperhatiin, dia juga gak mau ibunya jadi

capek gitu, saya kadang suka sedih sih jadinya begitu hahahaha.

Saya : Berarti emang anak dan suami awalnya gak setuju ya bu, tapi

selama ibu bekerja sebagai pemulung sama nyuci dan gosok, suami

turut bantu dalam mengurus anak dan pekerjaan rumah gitu ga bu?

Page 156: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

19

Ibu ,Mini : Alhamdulilah bapaknya mah pengertian, beberes rumah kalo saya

lagi nyuci dan gosok di komplek, tapi kan lagian rumah saya juga

kecil kak, apaan yang mau diberesin kan hahahhaa, nyapu sama

ngepel nya gak terlalu sulit juga hahahaha. terus kalo soal ngurus

anak juga kan jagain arjuna sama dewa, nemenin mereka belajar,

atau mantau kalo maennya jauh-jauh, soalnya kadang anak-anak

sinih kalo maen jauh-jauh banget, makanya saya khawatir kak,

apalagi dulu tuh pernah ada isu penculikan anak-anak pemulung

buat dijual gitu, yakan saya khawatir banget jadinya kadang.

Saya : Serem juga ya bu hmmm, tapi menurut ibu peran ibu rumah tangga

dalam keluarga tuh seharusnya seperti apa bu? dirumah sajakah atau

bekerja?

Ibu Mini : Ya seharusnya emang baiknya dirumah peran istri mah, seperti

ngerjain pekerjaan rumah, ngurus suami dan anak, membimbing

anak, nemenin anak belajar, jemput anak, mantau anak, apalagi kalo

anak masih kecil ditinggal aduh itu sebenernya gak tega kak

hahahahaha.. tapi ya itu tadi kalo keadaan ekonominya harus dibantu

ya maugak mau harus ikut kerja kak hahahaha.

Saya : Tapi menurut ibu nih ya, ibu sudah menjalankan peran sebagai ibu

rumah tangga dirumah apa belum?

Ibu Mini : Kalo menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dirumah sudah,

mungkin belum sepenuhnya dilakuin secara sempurna ya, karna kan

itu tadi karna saya ikut membantu memulung sama nyuci dan gosok

untuk bantu-bantu bapaknya nyari uang.

Saya : Ohh begitu ya bu, kalo pola hubungan atau komunikasi ibu dengan

suami dan anak kesehariannya gimana tuh bu?

Ibu Mini : ya hubungan maupun komunikasi mah baik-baik ajah ya, cuman

anak saya yang besar ajah si sadewa dia kadang suka manja minta

saya nemenin belajar biar kaya ibu-ibu yang lain katanya hahahha,

padahal mah adeknya ajah si arjuna ga begitu kak hahahha, tau nih

Page 157: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

20

si sadewa suka protes kalo saya sibuk kerja atau kecapean gitu

hahahha.

Saya : Emang bentuk perhatian ibu kepada anak-anak tuh seperti apa?

Ibu Mini : Ya kalo pagi mereka berangkat sekolah saya perhatiin makannya,

kadang saya suruh bawa bekel nasi, biar mereka hemat juga kan ga

jajan hahahaha. terus walaupun saya kerja nyuci dan gosok pulang

udah mau hamper malam ya saya masih ngasih waktu saya kak buat

anak-anak kaya nemenin mereka nonton tv, makan, nanyain tugas

sekolah mereka sambil ngajarin mereke belajar juga, walaupun

sebenernya saya udah lelah itu juga hahha, cuman saya masih bagi

waktu buat anak-anak lah hahhaha.

Saya : Tapi selama ibu bekerja sebagai pemulung sama nyuci dan gosok

apa ada kesulitan-kesulitan?

Ibu Mini : Kesulitan mah ada, namanya juga kerja dijalanan ya, kerja yang

pake fisik juga . sama itu paling kesulitan ngimbangin kemauan anak

yang kadang manja ajah hahaha. itu ajah sih paling hahahaha.

Saya : Kalo cara ibu setiap harinya tuh gimana sih bu dalam menjalankan

peran sebagai pemulung dan mengurus keluarga maupun pekerjaan

keluarga?

Ibu Mini : Di imbangin ajah sih paling, kaya pagi-pagi udah masakin suami

dan anak, nyiapin keperluan anak untuk sekolah, terus kalo anak

udah pada berangkat sekolah saya sama suami baru berangkat buat

mulung, ntar pas saya sama suami siang pulang, nanti anak-anak

juga pulangm kadang kalo belum pulang suka dijemput sama

bapaknya. terus kalo saya nyuci dan gosok, berarti suami jagain

anak-anak hahahaha. tp kalo saya lagi gak nyuci dan gosok, suami

lanjut mulung sampe sore biasanya.

Saya : Ohh gitu ya bu, terakhir nih bu, kan ini ibu berarti menjalankan dua

peran sebagai ibu rumah tangga dalam megurus suami dan anakserta

ikut bekerja menjadi pemulung serta nyuci dan gosok dalam

Page 158: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

21

membantu perekonomian keluarga, kira kira ada gak sih bu

dampaknya dari peran ganda ibu?

Ibu Mini : Pasti ada, karena kan emang peran istri itu bukan untuk bekerja,

perannya hanya satu yang jadi ibu rumah tangga ajah kan, jadi pasti

ada dampaknya ga mungkin enggak. dampak baiknya ya ekonomi

sangat jadi terbantu, kaya anak-anak jadi pada sekolah. tapi keluarga

sama pekerjaan rumah juga kadang jadi ga keurus juga kayaknya

hahaha, sampe bapaknya pun nyampe turun tangan buat ngurus anak

dan pekerjaan rumah kalo saya lagi kerja nyuci dan gosok.

Page 159: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

22

Lampiran 5

Transkip Wawancara

Nama : Mumtaz

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Asal Domisili : Brebes

Usia : 40 Tahun

Saya : Namanya siapa pak ?

Bapak Mumtaz : Mumtaz mba

Saya : Usianya berapa pak ?

Bapak Mumtaz : 40 tahun kayaknya hahahaha

Saya : hahahaa pake kayaknya hahha, kalo asal dari mana pak?

Bapak Mumtaz : Dari Brebes mba

Saya : Bapak berkerja sebagai pemulung udah berapa lama ?

Bapak Mumtaz : Udah lama banget mba, dari sebelum nikah juga saya udah

jadi pemulung hahahahaha.

Saya : Ada pekerjaan lain ga pak selain jadi pemulung?

Bapak Mumtaz : Gak ada, paling bantu-bantu nganter barang atau jadi kuli

ajah itu juga jarang sih mba.

Saya : Tapi bapak sendiri mengizinkan ibu gak sih buat ikut

membantu bekerja menjadi pemulung?

Bapak Mumtaz : Ya awalnya mah engga ngizinin, gimanapun tugas nyari

nafkah itu suami ya, apalagi jadi pemulung itu resikonya

lumayan besar karna kerjanya dijalanan, kalo buat

perempuan ya ga cocok kerja yang kaya begini. ga tega mah

pasti, tapi dianya maksa katanya buat nambah pemasukan

untuk kebutuhan, jadi yaudah deh mba hahahaha.

Saya : Faktor apa sih pak emang yang membuat ibu harus bekerja

sebagai pemulung?

Bapak Mumtaz : Ya faktor ekonomi mba, soalnya kalo ibunya ga ikut kerja

mungkin kaya rizki belum tentu sekolah mba.

Page 160: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

23

Saya : Tapi kaya kebutuhan sehari-hari tercukupi atau tidak pak

kalo ibu gak bekerja?

Bapak Mumtaz : Kayakya sih engga hahha, kan paling kalo saya sendiri

doang yang mulung hasilnya ga mungkin dapet Rp. 200.000,

Pasti barang yang di pulung sedikit kalo saya doang yang

mulung, ga sebanyak hasil saya dan istri saya.

Saya : Tapi ada pekerjaan lainnya gak selain ibu menjadi

pemulung?

Bapak Mumtaz : suka nyuci dan gosok dikomplek mba atau bantu jualan di

warung orang.

Saya : emang tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari tuh berapa

sih pak ?

Bapak Mumtaz : Gak nentu sih mba, tapi yang pasti pegghasilan yang untuk

2 minggu ga cukup, kadang-kadang cukup. Sesuai

kebutuhan hari itu, jadi gak nentu mba.

Saya : Kalo pendapatan bapak sendiri tuh berapa sih pak,di luar

dari pendapatan ibu?

Bapak Mumtaz : Kan barang-barang hasil mulungnya digabung mba, tapi

mungkin kalo saya sendirian yang mulung ya hasilnya lebih

dikit, bisa dapet Rp. 150.000 ajah per 2 minggunya.

Saya : Kalo pendapatan bapak ditambah dengan pendapatan ibu

berapa tuh ibu ?

Bapak Mumtaz : Kalo digabung kan biasanya mulung dapet Rp. 200.000 per

2 minggu, terus ditambah juga ibu kalo nyuci gosok dapet

Rp. 300.000 lah mba sebulanya, ya kalo digabungin ada Rp.

800.000 sebulannya.

Saya : Menurut bapak pendapat ibu dapat membantu mencukupi

kebutuhan sehari-hari atau tidak pak?

Bapak Mumtaz : Sangat membantu sekali mba dengan ibunya bekerja

menjadi pemulung dan nyuci gosok di komplek.

Page 161: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

24

Saya : Kalo buat sekolah anak, pendapatan ibu dapat mebantu gak

pak?

Bapak Mumtaz : Apalagi itu mba,justru anak saya si rizki bisa sekolah karna

bantuan istri saya dari jadi pemulung sama nyuci dan gosok

juga. kalo istri saya ga ikut bantuin, mungkin ga bisa sekolah

mba,ya walaupun sekolah gratis tapi banyak juga yang harus

dibeli dan dibayar.

Saya : Tapi dengan pendapatan ibu bisa membuat menjadi

menabung untuk keperluan mendadak gitu ga pak?

Bapak Mumtaz : Bisa, kan yang namanya hal mendadak kaya sakit atau apa

ga ada yang tau ya mba. Makanya saya sama istri mah suka

nabung walaupun ga banyak nabungnya.

Saya : Kalo pas selama ibu bekerja sebagai pemulung sama nyuci

dan gosok,bapak suka membantu dalam mengurus anak atau

pekerjaan ibu dirumah ga pak?

Bapak Mumtaz : Bantu itu mah pasti, soalnya kan dia juga bantu saya buat

nyari nafkah keluarga ya,jadi kaya saling bantu dan tukeran

peran ajah sih, dan saya saya juga bantu istri saya untuk

mengurus anak dan ngerjain pekerjaan rumah. kasian pasti

dia kan juga udah capek dari pagi kerja sampe malem.

Saya : Tapi pandangan bapak sendiri nih terhadap ibu rumah

tangga yang bekerja ikut membantu perekonomian keluarga

tuh gimana pak?

Bapak Mumtaz :Ya sebenernya ga usah kerja mba, karena emang bukan

perannya istri. biar semua tanggung jawab suami kalo soal

mencari nafkah, biar istri ga terbebani. tapi ya karna faktor

ekonomi tadi, membuat istri memkasa untuk ikut bekerja

juga mba.

Saya : Oh gitu ya pak, tapi kalo menurut bapak peran wanita itu

sebenernya jadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga

Page 162: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

25

dan ekerjaan rumah atau ikut bekerja membantu

perekonomian keluarga?

Bapak Mumtaz : ya bagusnya jadi ibu rumah tangga ajah mba, yang ngurus

anak suami sama ngerjain pekerjaan rumah. kalo ekonomi

biar suami ajah yang kerja.

Saya : Jadi bagusnya dirumah ajah ya pak, tapi dari ibu sendri nih

pak sudah menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga yang

mengurus anak, suami maupun pekerjaan rumah?

Bapak Mumtaz : Udah, kalo masak kan dia mba, saya mah gak bisa masak,

pokoknya sebelum mulung dia udah masak, udah mandiin

rizki nyiapin bekel buat rizki, nanti pas kita jalan mulung itu

sekalian nganterin rizki kesekolah.

Saya : Kalo hubungan komunikasi bapak ke ibu selama ibu

bekerja ada perbedaan ga pak ?

Bapak Mumtaz : baik-baik ajah si mba, kan lagi mulung dijalanan kita sering

ngobrol hahahaha. saya juga kan nungguin dia dulu nyampe

pulang walaupun anak-anak udah pada tidur.

Saya : Kalo bentuk perhatian ibu ke anak tuh gimana sih pak?

Bapak Mumtaz : Apa ya hahaha kaya umumnya ajah si mba,bangunin rizki

trs mandiin dia, nyiapin bekel nasi. kadang kalo lagi gak

nyuci dan gosok ya ngajarin belajar rizki, soalnya rizki

walaupun udah sekolah dia rewel apa-apa minta ditemenin

ibunya mulu.

Saya : Menurut bapak nih ya, selama ibu bekerja ada kesulitan gak

sih pak dalam mengurus keluarga maupun pekerjaan rumah?

Bapak Mumtaz : Ada kesulitan mba, kaya kalo rizki lagi rewel minta

ditemenin ibunya. sama kadang dia juga suka kecapean, suka

sakit. kalo udah begitu saya gak ngebolehin dia mulung mba,

ga tega saya.

Page 163: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

26

Saya : ini kan berarti perannya ada dua ya pak, sebagai ibu rumah

tanga yang mengurus keluarga dan pekerjaan rumah serta

menjadi ibu pekerja. kira-kira ada dampaknya ga sih pak?

Bapak Mumtaz : Banyak kalo dampak, yang pasti perekonomian jadi

terbantu, kebutuhan tercukupi, sampe bisa nyekolahin rizki

juga. tapi mungkin keluarga jadi kurang ke urus kali ya,

pekerjaan rumah jadi harus suami yang ikut bantu, ya ga

masalah juga sih mba saya nya mah kalo bantuin kan dia

bantuin saya juga nyari uang.

Saya : Oh gitu ya pak, yaudah mungkin itu ajah ya saya ingin

tanyakan. makasih ya pak.

Bapak Mumtaz : Iya mba sama-sama.

Page 164: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

27

Lampiran 6

Transkip Wawancara

Nama : Tarsidi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Asal Domisili : Cirebon

Usia : 50 tahun

Saya : Bapak namanya siapa?

Bapak Tarsidi : Tarsidi

Saya : Umurnya berapa pak?

Bapak Tarsidi : 50 tahun

Saya : Asalnya dari mana pak ?

Bapak Tarsidi : Dari Cirebon juga sama kaya ibu.

Saya : Oh satu daerah sama ibu ya pak hahaha, bapak udah berapa lama

menjadi pemulung?

Bapak Tarsidi : Wah udah lama banget, lebih dari 15 tahun mungkin hahahaha

Saya : Udah lama ya pak, ada pekerjaan lain ga pak selain memulung?

Bapak Tarsidi : Gak ada sih, nguli doang kalo ada yang manggil. tapi yang utama

tiap harinya cuman mulung ajah.

Saya : Oh gitu ya pak, ibu kan juga jadi pemulung ya pak, tapi bapak

sebenernya ngizinin gak tuh pak?

Bapak Tarsidi : Sebenernya mah saya gak ngizinin, ibunya kan kerja juga pas anak

saya yang pertama pengen sekolah, tapi ga dapet negeri mba,

soalnya saya bukan domisili sini, yaudah akhirnya ibunya ikut

mulung biar buat biaya kakaknya dia sekolah.

Saya : Memang faktor apasih pak yang membuat ibu harus ikut bekerja

sebagai pemulung?

Bapak Tarsidi : Biar kebutuhan tercukupi sih, makanya ibunya maksa buat ikut

kerja juga.

Page 165: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

28

Saya : Tapi ada pertimbangan-pertimbangan ga pa pas bapak ngizinin ibu

ikut bantuin mulung?

Bapak Tarsidi : Yak kan emang dari awalnya ga setuju itu karna banyak

pertimbangan, pas dia mulai mulung itu juga abis melahirkan dia nih

si dwi. saya kan kasian ya, fisik perempuan apalagi lebih lemah

dibanding laki-laki kan, terus ini pekerjaannya juga berat. dan yang

lebih ngenesnya karena ibunya ikut mulung anak saya yang bayi

harus diajak karena ga ada yang jaga.

Saya : Tapi ibu ada pekerjaan lain gak pak selain mulung ?

Bapak Tarsidi : Dia suka bantuin nyuci dan gosok dirumah orang.

Saya : Memang tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari berapa pak kalo

boleh tau?

Bapak Tarsidi : Kebutuhan sehari-hari sih ga terlalu banyak, makan juga apa

adanya hahaha, udah terbiasa hidup begini, biaya-biaya ga terduga

nya ya sering banyak soalnya ada adeknya Dwi yang bayi.

Saya : Kalo pendapatan bapak diluar pendapatan ibu berapa ?

Bapak Tarsidi : Kalo saya mulung sendiri paling dapet Rp. 100.000 kalo pas

ditukerin.

Saya : Nah kalo pendapatan bapak ditambah pendapatan ibu kira-kira

berapa ?

Bapak Tarsidi : Kalo pendapatan juga ga nentu sih, mulung kalo lagi banyak dapet

banyak, tapi kebantu sama pendapatan nyuci ibunya.

Saya : Tapi menurut bapak, pendapat ibu membantu dalam mencukupi

kebutuhan sehari-hari gak pak?

Bapak Tarsidi : Membantu banget, soalnya dulu pas dia belum kerja jadi pemulung

atau nyuci dan gosok, itu kita pernah ga makan, atau makan pake

nasi doang, saking ga cukupnya uang hahahaha.

Saya : Kalo buat hal menyekolahkan ank, pendapatan ibu ngebantu gak

pak ?

Bapak Tarsidi : Emang niatnya ibunya kerja buat anak-anak biar sekolah, gimana

pun caranya anak-anak saya harus sekolah. biar kehidupannya nanti

Page 166: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

29

gak kaya orang tuanya, bisa sukses. Ini lagi ngusahain dwi dapet

negri, soalnya swasta disini udah mahal, saya ajah ga sanggup

nyekolahin kakaknya disini, kakanya akhirnya nerusin sekolah di

kampung yang jauh lebih murah dari pada disini.

Saya : Oh gitu ya pak, tapi pendapatan ibu bisa membuat jadi menabung

untuk kebutuhan atau keperluan mendadak ga pak ?

Bapak Tarsidi : Biaya sekolah kan itu dari nabung-nabung juga ngumpulin, kaya

dwi juga mau masuk SD ini saya sama ibunya udah mulai nabung,

terus pas adeknya dwi lahir nih yang bayi juga itu udah jauh hari

ngumpulin buat ibunya melahirkan, banyak soalnya keperluan yang

ga terduga hahahha. terus kalo anak sakit kan, ya kita maunya kan

sehat ya, tapi paling engga punya pegangan uang kalo sewaktu ada

yang sakit.

Saya : Tapi nih ya pak selama ibu bekerja menjadi pemulung maupun

nyuci dan gosok, bapak ikut turut membantu ibu gak dalam

mengurus anak atau mengerjakan pekerjaan rumah?

Bapak Tarsidi : Ya bantuinlah ngurus anak kalo dia lagi kerja dikomplek. kasian

juga kan kalo semuanya dia, dia udah capek juga. jadi saya harus

bantuin tugas dia juga. pokoknya kalo dia pulang tuh oekerjaan

rumah udah beres, biar dia pulang kerja langsung istirahat ajah.

Saya : Ohh jadi saling bantu ya pak, tapi menurut bapak nih ya tentang

seorang istri yang ikut bekerja membantu perekonomian keluarga

tuh gimana pak?

Bapak Tursidi : Ya gak masalah si, asal pekerjaannya gak berat, karena saya pun

gak ngizinin istri saya kerja begini, tapi karena keadaan ekonomi

mau gimana lagi kan. sama bisa ngatur waktu ajah untuk ngurus

keluarga dan pekerjaan rumahnya.

Saya : Tapi kalo menurut bapak, seharusnya seorang istri itu perannya

mengurus keluarga dan pekerjaan rumah atau ikut membantu

bekerja pak ?

Page 167: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

30

Bapak Tarsidi : Seharusnya mah dirumah ajah jagain anak, ngebimbing anak,

nemenin kalo anak belajar ngerjain pekerjaan rumah, perannya istri

kan sebenernya begitu.

Saya : Menurut bapak, selama ibu bekerja nih sudah melakukan perannya

sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga dan pekerjaan

rumah belum pak?

Bapak Tarsidi : Sudah, dia bisa membagi waktunya kok kaya masak atau ngurus

anak, cuman emang ga sepenuhnya harus ada bantuan saya, yak kan

suami istri emang harus saling bantu kan ya hahahahha.

Saya : Kalo hubungan bapak ke ibu selama ibu bekerja gimana tuh pak?

Bapak Tarsidi : Baik-baik ajah, dia kalo ngeluh atau curhat pasti ke saya, kalo dia

lagi bingung apapun pasti kesaya, ya buat jam waktunya kurang sih

kalo ngobrol kan dia siang itu udah pergi ke komplek, paling kalo

pas dijalan mulung, sama saya pasti nungguin dia pulang kerja

dirumah.

Saya : Kalo bentuk perhatian ibu ke anak tuh seperti apa pak?

Bapak Tarsidi : Ya kalo pagi mandiin anak-anak, nyuapinin yang kecil, terus kalo

dia belum capek pas pualang kerja dia suka nemenin anaknya

belajar, nemenin ajah hahahah belajarnya sama saya,soalnya dia

ajah kan gak sekolah, gak bisa terlalu lancer baca juga, kalo saya

lulusan SD masih lumayanlah baca dan hitung-hitungan hahahha.

Saya :Tapi ada kesulitan gak sih pak selama ibu bekerja dalam mengurus

anak ataupun pekerjaan rumah ?

Bapak Tarsidi : Kesulitan mungkin ada,cuman tadi diatur ajah dibagi-bagi

pekerjaanya sama saya, pokoknya kita saling bantu ajah setiap

harinya.

Saya : Oh gitu ya pak, oke ini pertanyaan terakhir nih pak. berarti kan ibu

punya dua peran yak pak, peran sebagai ibu rumah tangga yang

mengurus keluarga dan pekerjaan rumah serta ikut bekerja menjadi

pemulung maupun nyuci dan gosok, kira-kira ada gak sih pak

dampaknya?

Page 168: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

31

Bapak Tarsidi : Dampaknya banyak banget pasti ya, yang pertama ya jadi bisa

nabung buat anak-anak sekolah, buat kebutuhan lain juga, kaya

makan, terus bayar-bayar yang lain. terus jadi udah gak pernah

ngutang, dulu kalo ga ada duit suka ngutang sama bos gitu, nanti

dibayarnya tinggal potong uang yang hasil mulungnya. cuman kan

ini pekerjaan berat ya, dan anak-anak saya pun ikut mulung juga,

jadi kaya dwi atau adeknya jadi sering sakit, terus kasian ajah gitu

diliatnya kumel udah kaya anak gak keurus banget, kadang saya

sedih liat anak-anak saya pada ikut mulung gitu. tapi kan ga

mungkin juga kalo ditinggal karna ga ada yang jagain juga. tapi

kaloanak-anak sakit pasti saya suruh ibunya buat gak mulung,

dirumah ajah jagain anak-anak, ibunya pun juga kadang suka sakit

juga kecapean kerja jadi pemulung terus nyuci dan gosok.

Saya : Banyak ya pak berarti dampaknya dari yang positif sampe negative

ada, makasih ya pak udah mau diwawancarai hehehhe.

Bapak Tarsidi : Iya sama-sama maap ya kalo banyak yang kemana-mana

jawabannya hahahaha..

Saya : Iya pak gapapa, kan saya juga butuh banyak informasi. pokoknya

makasih banyak ya pak.

Page 169: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

32

Lampiran 7

Transkip Wawancara

Nama : Santo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Asal Domisili : Indamayu

Usia : 43 Tahun

Saya : Nama bapak siapa ya pak?

Bapak Santo : Pak Santo

Saya : Bapak umurnya berapa?

Bapak Santo : Umurnya 43 tahun

Saya : Asalnya dari mana pak?

Bapak Santo : Indramayu saya

Saya : Bapak sejak kapan bekerja menjadi pemulung?

Bapak Santo : Udah lama, udah 10 tahun lebih, sebelum tinggal disini saya

udah jd pemulung kak hahahahha..

Saya : Ada pekerjaan lain gak pak selain memulung?

Bapak Santo : Sama nganter barang ajah kaya obat-obat gitu paling.

Saya : Tapi sebenernya bapak ngizinin atau engga pak ibu ikut

menjadi pemulung?

Bapak Santo : Gak ngizinin, dia ikut jadi mulung itu pas dari awal nikah

sama saya, alesannya dirumah sepi pas belum punya anak.

tapi pas udah punya anak pun dia masih ikut mulung katanya

biar bantui ekonomi keluarga.

Saya ; Ada Pertimbangan-pertimbanga gitu gak sih pak pas ibu

jadi pemulung?

Page 170: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

33

Bapak Santo : ya adalah pasti, kalo pemulung perempuan tuh diliatnya

gimana ya, soalnya cewe jadi ga tega ajah liat keliling siang-

siang panas panasan nyari barang pulungan di jalanan.

resikonya besar, makanya saya dari awal ga setuju banget

tapi dia maksa.

Saya : Tapi selain menjadi pemulung, ibu ada pekerjaan lain ga

pak?

Bapak Santo : Nyuci dan gosok, mulung malah sekarang udah jarang.

Saya : Memang tanggungan biaya kebutuhan sehari-hari tuh kira-

kira berapa pak kalo di nominalin rupiah?

Bapak Santo : Besarnya sih ga nentu, kaya ibunya sendiri kalo masak pun

ga nentu belanjanya abis berapa kayaknya hahaha.

Saya : Kalo pendapatan bapak sendiri berapa nih pak diluar dari

pendapatan ibu?

Bapak Santo : Kalo hasil saya sendiri paling Rp 150.000 itu juga buat 2

minggu, karna emang nyetor barang mulung itu 2 minggu

sekali

Saya : Kalo besar pendapatan bapak digabung sama ibu berapa tuh

pak kira-kira?

Bapak Santo : Pastinya pendapatanjadi lebih banyak, udah gitu selain dia

bantu mulung, dia kalo siang sampe malem itu kerja nyuci

gosok di komplek, ga jauh dari sinih rumahnya.

Saya : Ohh gitu ya pak, tapi dengan ibu ikut bekerja menjadi

pemulung maupun nyuci dan gosok dapat membantu

memenuhi kebutuhan sehari-hari ga pak?

Bapak Santo : Ya alhamdulilah membantu sekali, apalagi pas ibunya

nyuci dan gosok juga itu bantu banget. anak-anak yang

tadinya ga bisa minum susu jadi bisa minum susu walaupun

itu ga tiap hari sih hahaha, tapi alhamdulilah hahahha…

Saya : Kalo buat menyekolahkan anak-anak dapat membantu gak

pak pas ibu ikut bekerja?

Page 171: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

34

Bapak Santo : Justru emang dari pendapatan ibunya anak-anak jadi pada

sekolah,ya walaupun pada sekolah negri tapi tetep ada ajah

yang mesti dibayar, kaya beli seragam, buku lks, terus

kadang juga suka jalan-jalan gitu,kan kalo ga ikut ga enaka

ya kasian anaknya, jadi di usahain di ada-adain lah buat

keperluan sekolah.

Saya : Tapi pendapatan ibu bisa buat nabung atau keperluaan

mendadak gitu ga pak?

Bapak Santo : Anak-anak saya kan cowo semua ya kak, pasti disunat entah

kapan, apalagi sadewa usianya udah 10 tahunan,udah dikit

lagi. nah saya sama ibunya udah nabun-nabung dari jauh

jauh hari. ibunya juga mau melahirkan dikit lagi, jadi harus

udah disiapin biayanya juga. Kalo ga nabung nanti kaget

sama biayanya, pasti ga sanggup hahahahha.

Saya : Kalo selama ibu bekerja, bapak ikut turut membantu

mengurus keluarga ataupun pekerjaan rumah gak pak?

Bapak Santo : Bantu lah kak, ibunya juga lagi hamil sekarang, udah

beberapa hari ga saya ijinin kerja karena dia sempet sakit.

tiap harinya juga dia paling masak ajah. sisanya saya

ngerjain.

Saya : Tapi pandangan bapak sendiri terhadap wanita yang ikut

bekerja membantu perekonomian keluarga tuh gimana pak?

Bapak Santo : Gimana ya hahaha.. Sah-sah ajah sih istri ikut kerja bantuin

suami apalagi kalo keadaannya kurang seperti keluarga saya.

tapi sebenernya mungkin emang istri itu ga kerja, tugasnya

buka untuk nyari nafkah.

Saya : Kalo pandangan bapak tentang peran wanita tuh seharusnya

seperti apa, dirumah mengurus keluarga dan pekerjaan

rumah atau ikut bekerja membantu perekonomian keluarga?

Bapak Santo : peran istri yang saya tau itu ya yang bener itu dirumah

mengurus keluarga, ngurus suami nya, didik anaknya,

Page 172: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

35

perhatiin keluarganya, sama ngerjain pekerjaan rumah kaya

masak, nyuci, gitu.

Saya : Menurut bapak, selama ibu bekerja sudah menjalankan

peran sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga dan

mengerjakan pekerjaan rumah gak pak?

Bapak Santo : Dia walaupun kerja diluar tetep ngerjain yang emang jadi

tanggung jawab dia sih kaya masak, apalagi ngurus anak.

masih bisa ke atur.

Saya : Kalo hubungan atau komunikasi bapak dengan ibu gimana

tuh pa semenjak ibu kerja ?

Bapak Santo : Dari dulu kenal dia yang udah kerja maupun engga ya

komunikasi kita baik-baik ajah sampe sekarang. Saya pun

mantau terus keadaan dia, nanyain kalo dia capek atau

keadannya gimana, dia juga lagi hamil kan jadi saya sangat

khawatir banget sebenernya.

Saya : Kalo bentuk perhatian ibu keanak tuh seperti apa sih pak?

Bapak Santo : Dia walaupun kerja tapi pikirannya tetep ke anak-anak,

suka nelpon saya, nanyain anak-anak udah makan belum,

nanyain anak-anak lagi ngapain. kalo dia ga capek juga

masih suka bantuin ngerjain tugas sekolahya anak-anak.

Saya : Tapi menurut bapak nih ya, selama ibu ikut bekerja ada

kesulitan-kesulitan dalam mengurus keluarga maupun

mengerjakan pekerjaan rumah?

Bapak Santo :Dari dulu dia sih gak pernah ngeluh kaya ikut mulung sama

kerja nyuci dan gosok, paling kaya cerita ngerasa bersalah

kalo ga bisa nemenin anak atau pas anak sakit tapi dia ga ada.

tapi saya yakin sih banyak kesulitan dia untuk ada di posisi

ini jadi ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja nyari nafkah,

dia pun juga kadang suka sakit tapi dia gak pernah ngeluh,

malahan gak dirasain tetep pengen kerja, tapi saya larang

karena kesehatan dia berharga buat anak-anak saya juga kan.

Page 173: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

36

Saya : Ohh begitu ya pak, ini terakhir nih pak, ibu kan berarti ada

dua peran ya pak, sebagai ibu rumah tangga yang mengurus

keluarga dan pekerjaan rumah serta bekerja bantu

perekonomian, nah kira-kira ada gak sih pak dampak dari

kedua peran ganda ibu?

Bapak Santo : Jelas ada untuk dampak dan terasa banget dari segi ekonomi

pasti terbantu, banyak-banyak terimakasih sebenernya saya

sama istri saya karena ibaratnya mau di ajak susah ikut

mulung juga terus nyuci dan gosok, mau direpotin buat

bantuin saya nyari uang. seharusnya mah saya nyenengin dia

ya, tapi dari awal nikah saya udah ngerepotin dia hahahaha…

Saya : Berarti sangat terbantu banget ya dari segi ekonomi, oke

terimakasih ya pak atas waktunya sudah mau diwawancarai

heheheh.

Bapak Santo : Iya kak sama-sama sukses ya kak tugasnya.

Saya : Amin pak.

Page 174: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

37

Lampiran 8

Transkip Wawancara

Nama : Rizki

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Asal Domisili : Sidoarjo

Usia : 7 Tahun

Saya : Haii adik, adik namanya siapa ?

Rizki : Rizki kak

Saya : Ih malu-malu jawabnya hahaha, umurnya berapa ?

Rizki : 7 tahun

Saya : Adek punya kakak atau adik ga ?

Rizki : Engga

Saya : Oh sendiri ya, adik sekolah atau engga ?

Rizki : sekolah 1 sd

Saya : sekolah dimana tuh ?

Rizki : Itu disana, di sd 2 jurang mangu timur

Saya : adik pernah bantuin orang tua bekerja ?

Rizki : Pernah kak mulung

Saya : Pas kapan tuh, terus sama siapa mulungnya ?

Rizki : kalo pulang sekolah, kalo lagi libur. sama bapak atau ga ibu

Saya : Menurut adik nih, ibu tuh seharusnya ikut bekerja jadi pemulung atau

engga?

Rizki : Engga usah. bapak ajah

Saya : Kenapa tuh ibu ga boleh jadi pemulung?

Rizki : biar bisa jagain aku, biar aku ga ikut mulung juga kalo pulang sekolah. biar

dirumah ga sendirian. kasian juga nanti ibu capek

Saya : Tapi ibu ada pekerjaan lain ga selain mulung?

Page 175: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

38

Rizki : ada kerja di komplek sampe malem,kata bapak sih nyuci sama gosok.

Saya : Ohh gitu, tapi pas ibu kerja jadi ngebantu buat beli kebutuhan sehari-harri

ga? kaya misal buat makan dirumah atau jajan rizki gitu.

Rizki : Iya kak ngebantu, ibu masak mulu.

Saya : Ohh gitu, tapi pas ibu kerja bisa bantu adik jadi sekolah ga?

Rizki : iya aku jadi bisa sekolah kak, temen aku banyak yang ga sekolah karena

ga punya uang.

Saya : Pas ibu kerja, ibu suka nabung ga buat keperluaan mendadak?

Rizki : Iya kayaknya, soalnya aku suka dibelin ituan apan tuh, oh iya mainan kalo

ulang tahun hahaha. terus aku kan suka ada jalan-jalan dari sekolah.

Saya : Tapi tanggapan adik sendiri gimana sih pas ibu memilih buat ikut bekerja?

Rizki : Ga bolehin ibu kerja sebenernya, pasti nanti aku jadi sama bapak mulu,

kalo ibu pulang kadang aku udah tidur.

Saya : Pandangan Rizki sendiri, seharusnya seorang ibu itu perannya dirumah

ngurus keluarga dan pekerjaan rumah atau ikut bekerja tuh dek?

Rizki : dirumah ajah ga usah kerja, nemenin aku, nemenin aku belajar, bisa jemput

aku ke sekolah kaya ibunya temen-temen aku.

Saya : Tapi menurut adik, ibunya rizki udah menjalankan perannya mengurus

keluarga dan pekerjaan rumah belum?

Rizki : Udah, ibu setiap hari masak, aku dibawain bekel. kalo pagi aku suka

dimandiin sama ibu, tapi karna ibu kerja aku sering ditinggalin jadi berdua

sama bapak ajah. tapi kalo ibu pulang cepet pasti aku belajarnya sama ibu.

Saya : Kalo hubungan atau komunikasi adik sama ibu gimana tuh selama ibu

kerja?

Rizki : Jadi jarang ngobrol sama ibu, soalnya kalo ibu pulang keseringan aku udah

tidur. Kecuali kalo ibu pulang sore.

Saya : Oh gitu ya, kalo bentuk perhatian ibu ke adik tuh setiap harinya gimana si?

Rizki : Itu ibu nyiapin bekel aku, mandiin aku, kalo ibu lg ga kerja di komplek

suka jemput aku, kalo ibu pulang cepet aku belajarnya sama ibu.

Page 176: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

39

Saya : Tapi menurut adik nih ya, kira-kira selama ibu bekerja sebagai pemulung

maupun nyuci dan gosok jadi mengalami kesulitan dalam ngurus kamu

sama bapak ataupun pekerjaan rumah?

Rizki : kesulitannya ya kak, hahaaha ada kayaknya kak, soalnya aku masih suka

nangis kalo ditinggal ibu kerja hhahahaha, abis aku maunya ibu ga kerja di

rumah ajah.

Saya : Aduh udah gede masa nangis hahahha. tapi menurut adik nih ya, kan

berarti ibu ada dua peran ya, jadi ibu rumah tangga sama ibu pekerja, kira-

kira ada gak sih dampak dari kedua peran tersebut ?

Rizki : Ada, sebenernya ibu jadi lebih sering capek sampe sakit gara-gara kerja

kayaknya, aku juga jadi lebih sering sama bapak dari pulang sekolah sampe

malem, padahal aku pengen kaya temen aku yang dijemput sama ibunya.

kalo belajar juga seringnya sama bapak, tapi kadang sama ibu juga sih.

Saya : Oke deh, makasih adik jawabannya.

Page 177: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

40

Lampiran 9

Transkip Wawancara

Nama : Dwi Putri

Usia : 8 Tahun

Asal Domisili : Cirebon

Jenis Kelamin : Perempuan

Saya : Adik namanya siapa ?

Dwi : Dwi

Saya : Oh Dwi, dwi punya adik atau kakak?

Dwi : Punya kakak satu sama adik satu, tapi kakaknya tinggal di kampung ga

disini.

Saya : Dwi umurnya berapa?

Dwi : 8 tahun

Saya : Adik udah sekolah?

Dwi : Belum kak

Saya : Kenapa belum bersekolah bukannya umur kamu udah 8 tahun tadi

katanya?

Dwi : belum punya uang kak buat sekolah, tapi tahun depan kata bapak aku bisa

sekolah.

Saya : Tapi adik pernah bantuin bapak sama ibu kerja?

Dwi : tiap hari aku sama ade ikut bapak sama ibu kak mulung di jalanan

Saya : Kok kamu dan ade ikut mulung juga? kenapa?

Dwi : soalnya ga ada yang jagain kita. jadinya ikut mulung ajah.

Saya : Tapi menurut kamu, ibu tuh seharusnya ikut bekerja sebagai pemulung

atau engga?

Dwi : Gapapa, malahan seneng aku juga ikut biar bantuin bapak, biar aku bisa

sekolah kaya temen-temen.

Saya : selain menjadi pemulung, ibu ada pekerjaan lain gak?

Page 178: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

41

Dwi : nyuci sama gosok kak

Saya : Tapi pendapatan ibu dapat membantu mencukupi buat kebutuhan sehari-

hari ga?

Dwi : tercukupi kayaknya, tapi aku kalo minta jajan mulu suka diomelin ibu

hahahaha.

Saya : Kalo buat nyekolahin anak, pendapatan ibu kira-kira membantu ga?

Dwi : Kakak aku sih dulu sekolah disini, tapi sekarang udah di kampung. kalo

aku kata bapak tahun depan sekolahnya.

Saya : tapi tanggapan adik sendiri gimana pas ibu memilih ikut bekerja sebagai

pemulung maupun nyuci dan gosok?

Dwi : gapapa, biar ibu sama bapak uangnya banyak kak hehehe

Saya : tapi kalo menurut adik, seharusnya ibu itu perannya bekerja atau sebagai

ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami maupun pekerjaan

rumah?

Dwi : gapapa kerja juga, kan biar uangnya jadi lebih banyak kak, biar bisa beliiin

aku makanan enak.

Saya : Tapi ibu udah melakukan perannya mengurus kamu sama bapak ?

Dwi : Iya aku sama bapak diurus kok sama ibu, walaupun ibu sibuk kerja kadang.

Saya :Kalo bentuk hubungan komunkasi kamu sama ibu gimana pas selama ibu

kerja?

Dwi : Baik-baik ajah ka, kan aku ikut ibu bantuin ibu mulung juga tiap harinya.

Saya : Kalau bentuk perhatian ibu ke kamutuh gimana sih setiap harinya?

Dwi : Ya suka jagain aku kadang, tapi kan aku udah punya ade jadinya ibu lebih

perhatiannya kea de disbanding aku.

Saya : Menurut adik, selama ibu kerja jadi pemulung atau asisten rumah tangga,

ibu mengalami kesulitan ga dalam mengurus keluarga?

Dwi : Engga kayaknya,kan bapak juga suka bantuin beres-beres rumah sama

jagain aku dan adek.

Saya : Menurut adik, ada gaksih dampak dari dua peran ibu ang bekerja dan

menjadi ibu rumah tangga dalam mengurus keluarga?

Page 179: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

42

Dwi : Dampaknya jadi bisa ibu nabung buat aku sekolah nanti, aku kan belom

sekolah, jadinya kalo ibu kerja bisa uangnya buat aku sekolah kak.

Saya : tapi adeknya dwi jadi rewel ga kalo ditinggal ibu kerja?

Dwi : Ya kalo pas ibu kerja di komplek tuh pasti adek rewel, tapi nanti bapak

yang diemin adek.

Saya : Oh gitu, yaudah makasih ya adik udah mau diwawancarai.

Dwi : sama-sama kak.

Page 180: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

43

Lampiran 10

Transkip Wawancara

Nama : Arjuna

Usia : 7 Tahun

Asal Domisili : Indramayu

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Saya : Adik namanya siapa ?

Arjuna : Arjuna

Saya : Oh Arjuna, dwi punya adik atau kakak?

Arjuna : Punya kakak satu

Saya : Arjuna umurnya berapa?

Arjuna : 7 tahun

Saya : Adik udah sekolah?

Arjuna : sudah kak

Saya : Tapi adik pernah bantuin bapak sama ibu kerja?

Arjuna : Kalo libur paling, dan kalo ga diomelin sama ibu

Saya : Tapi menurut kamu, ibu tuh seharusnya ikut bekerja sebagai pemulung

atau engga?

Arjuna : Ga usah, dirumah ajah sama aku dan kak dewa.kan nanti ibu bisa nganterin

dan jemput aku.

Saya : selain menjadi pemulung, ibu ada pekerjaan lain gak?

Arjuna : nyuci sama gosok kak

Saya : Tapi pendapatan ibu dapat membantu mencukupi buat kebutuhan sehari-

hari ga?

Arjuna : Ga tau kak. cukup kali ya hahaha.

Saya : Kalo buat nyekolahin anak, pendapatan ibu kira-kira membantu ga?

Arjuna : Aku sih dan kak dewa sekolah.

Page 181: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

44

Saya : tapi tanggapan adik sendiri gimana pas ibu memilih ikut bekerja sebagai

pemulung maupun nyuci dan gosok?

Arjuna : gak setuju kak. dirumah ajah maunya aku dan kak dewa mah

Saya : tapi kalo menurut adik, seharusnya ibu itu perannya bekerja atau sebagai

ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami maupun pekerjaan

rumah?

Arjuna : dirumah ajah sama aku dan kak dewa.

Saya : Tapi ibu udah melakukan perannya mengurus kamu sama bapak ?

Arjuna : Iya aku diurus kok sama ibu, walaupun ibu sibuk kerja kadang.

Saya :Kalo bentuk hubungan komunkasi kamu sama ibu gimana pas selama ibu

kerja?

Arjuna : Baik-baik ajah ka.

Saya : Kalau bentuk perhatian ibu ke kamutuh gimana sih setiap harinya?

Arjuna : Ya ibu perhatian sih, cuman kan ibu sibuk.

Saya : Menurut adik, selama ibu kerja jadi pemulung atau asisten rumah tangga,

ibu mengalami kesulitan ga dalam mengurus keluarga?

Arjuna : Engga kayaknya,kan bapak juga suka bantuin beres-beres rumah sama

jagain aku dan adek.

Saya : Menurut adik, ada gaksih dampak dari dua peran ibu ang bekerja dan

menjadi ibu rumah tangga dalam mengurus keluarga?

Arjuna : Pas ibu kerja ibu jadi jarang dirumah, kak dewa sama aku suka marah

kadang sama ibu suka ngambek, soalnya kak dewa sama aku pengennya ibu

dirumah ajah.

Saya : Oh gitu, yaudah makasih ya adik udah mau diwawancarai.

Arjuna : sama-sama kak.

Page 182: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

45

Lampiran 11

Transkrip Wawancara

Nama : Suryani

Usia : 50 Tahun

Status : Ketua RT 001 RW 003

Jenis Kelamin : Perempuan

Saya : Nama ibu siapa ya bu ?

Suryani : Suryani mba

Saya : Ibu Ketua RT disini ya ?

Suryani : Iya mba.

Saya : Saya mau nanya-nanya sedikit nih bu tentang kampung pemulung

yang ada disini untuk jadi bahan pertimbangan tempat penelitian

skripsi saya bu.

Suryani : Oh iya mba boleh.

Saya : Disini terdapat kampung pemulung ya bu ?

Suryani :Iya mba ada, tapi bukan disini, yang didepan sanah. kalo yang deket

sini udah digusur jadi perumahan.

Saya : Disini memang ada berapa keluarga bu yang jadi pemulung ? dan

yang menjad pemulung satu keluarga atau suaminya saja?

Suryani : Ya disini ada 300 kepala keluarga, dan yang menjadi pemulung

kurang lebih ada 60 kepala keluarga tapi sudah banyak beberapa

lapak pemulung yang digusur untuk dijadikan perumahan mba,

disini tadinya ada 3 blok lapak, tapi karena 1 blok sudah digusur

jadinya tersisa 2 lapak mba, mungkin sekarang cuman ada sekitar

kurang lebih 30 kepala keluarga lah kalo di itung pintu ke pintu.

Lapaknya ada di depan sanah mba ga jauh dari sini, dan disni suami

dan istrinya menjadi pemulung, bahkan anaknya pun ikut kadang-

kadang menjadi pemulung untuk bantu-bantu mencari uang

Page 183: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

46

tambahan, ya ada sih yang istrinya mungkin ga jadi pemulung tapi

itu jarang sekali mba, karena mayoritas para istrinya ikut menjadi

pemulung.

Saya : Oh gitu ya bu, mereka yang jadi pemulung masyarakat asli sini bu

atau pendatang ?

Suryani : Masyarakat pendatang dari luar kota mba, mereka pun masih

banyak yang belum punya identitas surat-surat warga disini,kaya ktp

atau kartu keluarga pun bahkan ga ada. jadi ngitung warga

pemulungya pintu ke pintu ajah gitu mba terus terkadang mereka

laporan ke saya.

Saya : Oh gitu ya bu, makasih ya bu informasinya

Suryani : Oh iya mba. sama-sama ya.

Page 184: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

Lampiran

DOKUMENTASI FOTO

Foto bersama narasumber

(Bapak Santo: Suami Ibu Mini) (Ibu Mini)

(Arjuna: Anak Ibu Mini) (Keluarga Ibu Winarsih)

Page 185: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

(Bapak Tarsidi: Suami Sumini) ( Ibu Sumini dan Anaknya Dwi)

Foto Bersama Ibu Suryani Ketua RT 001/RW003

Page 186: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

Foto keadaan lingkungan RT 001/003

Page 187: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 188: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 189: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 190: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 191: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 192: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 193: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 194: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 195: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …
Page 196: KONTRIBUSI WANITA PEMULUNG DALAM MEMBANTU …

BIODATA PENULIS

Fauziah Karimah, lahir di Bogor, 21 Juli 1996,

putri ketiga dari Bapak Sarmono dan Ibu Fatimah yang

beralamat tinggal di Jalan Nangka, Tapos, Depok. Putri

ketiga dari 3 bersaudara ini telah menempuh pendidikan di

TK Islam Al-Kahfi (2000-2001), Kemudian penulis

melanjutkan ke SDN RRI Nasional (2002-2008),

selanjutnya meneruskan pendidikan di SMPN 08 Depok

(2008-2011) dan melanjutkan kembali pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta Selatan (2011-2014)

Setelah lulus Madrasah Aliyah, penulis melanjutkan pedidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pegetahuan Sosial, konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2014 melalui jalur

SNMPTN.

Skripsi yang berjudul “Kontribusi Wanita Pemulung dalam Membantu

Perekonomian Keluarga (Studi Kasus: Kampung Pemulung Kelurahan Jurang

Mangu Tmur, Tanggerang Selatan)” ini di bawah bimbingan Bapak Dr. Muhammad

Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A sebagai

Dosen Pembimbing II.