30
1 KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI DAGING SAPI PADA MASYARAKAT DESA BICORONG KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN MADURA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Oleh : Wasilul Chair, S.H.I., M.S.I. Staf pengajar Universitas Madura (UNIRA) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen ABSTRAK Hutang piutang merupakan kegiatan mu’amalah yang melibatkan ke dua belah pihak (kreditur dan debitur) yang mempunyai nilai-nilai sosial yang sangat tinggi tanpa ada unsur komersil, sehingga dapat diartikan bahwa hutang piutang adalah kegiatan transaksi pinjam- meminjam sejumlah uang antara kreditur dan debitur yang akan dikembalikan lagi barang yang sama atau barang yang semisal atau pada nilai riil saat pengembalian. maka dalam penelitian ini ini berkenaan dengan pelaksanaan hutang piutang pada masyarakat desa Bicorong kecamatan Pakong kabupaten Pamekasan Madura. Penelitian ini menarik di lakukakan karena dalam pelaksanaan akad tersebut, kreditur mengkonversikan hutang uang menjadi daging sapi. metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian ini adalah perskriptif, maka untuk memecahkan masalah yang dihadapi digunakan pendekatan normatif hukum Islam. Berdasarkan penelitian mendapatkan beberapa kesimpulan bahwa hukum Islam membolehkan konversi hutang uang menjadi daging sapi, hal ini bukan untuk mendapatkan tambahan dari pinjaman pokok tetapi agar nilai harga (nilai beli) uang tetap, karena nilai uang tidak lagi sama ketika debitur meminjam uang dengan waktu debitur mengembalikan hutangnya, begitu juga dengan harga daging sapi. Hal ini merupakan interpretasi dari ayat- ayat suci al-Qur’an dan tuntutan syari’at Islam. P okok pinjaman dapat dinilai sempurna jika diukur berdasarkan nilai riilnya agar antara kreditur dan debitur dalam transaksi hutang piutang yang dikonversikan ke daging sapi tidak ada yang saling menzalimi serta tidak ada pihak yang dirugikan. Kata kunci : hutang piutang, kreditur dan debitur, konversi dan daging sapi. I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Manusia tidak akan bisa hidup sendirian dalam kehidupannya. Manusia tetap memerlukan adanya manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup setiap orang melakukan

KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

1

KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI DAGING

SAPI PADA MASYARAKAT DESA BICORONG

KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN

MADURA

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Oleh : Wasilul Chair, S.H.I., M.S.I.

Staf pengajar Universitas Madura (UNIRA) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

ABSTRAK

Hutang piutang merupakan kegiatan mu’amalah yang melibatkan ke dua belah pihak

(kreditur dan debitur) yang mempunyai nilai-nilai sosial yang sangat tinggi tanpa ada unsur

komersil, sehingga dapat diartikan bahwa hutang piutang adalah kegiatan transaksi pinjam-

meminjam sejumlah uang antara kreditur dan debitur yang akan dikembalikan lagi barang

yang sama atau barang yang semisal atau pada nilai riil saat pengembalian. maka dalam

penelitian ini ini berkenaan dengan pelaksanaan hutang piutang pada masyarakat desa

Bicorong kecamatan Pakong kabupaten Pamekasan Madura. Penelitian ini menarik di

lakukakan karena dalam pelaksanaan akad tersebut, kreditur mengkonversikan hutang uang

menjadi daging sapi.

metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian

ini adalah perskriptif, maka untuk memecahkan masalah yang dihadapi digunakan

pendekatan normatif hukum Islam.

Berdasarkan penelitian mendapatkan beberapa kesimpulan bahwa hukum Islam

membolehkan konversi hutang uang menjadi daging sapi, hal ini bukan untuk mendapatkan

tambahan dari pinjaman pokok tetapi agar nilai harga (nilai beli) uang tetap, karena nilai uang

tidak lagi sama ketika debitur meminjam uang dengan waktu debitur mengembalikan

hutangnya, begitu juga dengan harga daging sapi. Hal ini merupakan interpretasi dari ayat-

ayat suci al-Qur’an dan tuntutan syari’at Islam. Pokok pinjaman dapat dinilai sempurna jika

diukur berdasarkan nilai riilnya agar antara kreditur dan debitur dalam transaksi hutang

piutang yang dikonversikan ke daging sapi tidak ada yang saling menzalimi serta tidak ada

pihak yang dirugikan.

Kata kunci : hutang piutang, kreditur dan debitur, konversi dan daging sapi.

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Manusia tidak akan bisa hidup sendirian dalam kehidupannya. Manusia tetap

memerlukan adanya manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat. Untuk

mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup setiap orang melakukan

Page 2: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

2

perbuatannya dalam hubungannya dengan orang lain disebut mu’amalah. Dalam

pergaulan hidup ini tiap-tiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain.

Timbulah dalam pergaulan hidup ini hubungan hak dan kewajiban.1 Misalnya jual

beli, sewa menyewa dan hutang piutang.

Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan oleh

manusia dan ini berlaku pada seluruh jenis tingkatan masyarakat manusia baik pada

masyarakat tradisional maupun masyarakat modern, maka dapat diperkirakan bahwa

transaksi hutang piutang merupakan transaksi yang telah dikenal sejak manusia ada di

muka bumi ini ketika mereka mulai berinteraksi satu sama lain.

Dampak krisis moneter menyentuh segala sektor dan seluruh lapisan masyarakat ikut

merasakan baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Keadaan

demikian biasanya disebut dengan inflasi yaitu kemerosotan nilai uang kertas karena

terlalu banyak beredar, sehingga menyebabkan harga barang membumbung tinggi.2

Untuk mengatasi keadaan ini pemerintah mengadakan tindakan devaluasi yaitu

penurunan nilai mata uang atas uang luar negeri yang sengaja dilakukan untuk

memperbaiki ekonomi.3 Akibatnya pemerintah mengeluarkan jumlah rupiah yang

lebih besar.4 Karena akibat inflasi dan devaluasi membuat makin mahal dan

membumbung tinggi harga barang dan pemuasan kebutuhan, sehingga manusia selalu

1 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Mu’amalah (Hukum Perdata Islam), edisi Revisi (

Yogyakarta : UII Press, 2000), hlm. 11. 2 Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank, cet 3, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hlm, 49.

Menurut JS. Badudu dan Sutan Mohd. Zain pengertian dari inflasi adalah kemerosotan nilai uang kertas karena

terlalu banyak beredar, sehingga menyebabkan harga barang membumbung tinggi. Lihat : kamus Umum Bahasa

Indonesia, cet. I, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), hlm. 533.

3 Ibid., hlm. 338.

4 M. Dawan Raharjo, Perekonomian Indonesia Pertumbuhan dan Krisis, ( Jakarta : LP3ES, 1987 ),

hlm. 252.

Page 3: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

3

cenderung membutuhkan bantuan orang lain dalam rangka menutupi segala macam

kekurangannya, diantaranya adalah transaksi hutang piutang.

Hutang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia

akan membayar yang sama pula.5 Bukanlah merupakan suatu persoalan apabila

pinjam-meminjam tersebut berupa barang atau pun benda. Misalnya; Pinjam uang

Rp. 100.000,- kembali uang Rp. 100.000,-, emas 5 gram kembali emas 5 gram, daging

sapi 1 kuintal kembali daging sapi 1 kuintal pula dan sebagainya, sesuai dengan

jumlah, macam dan ukurannya, sebab barang atau benda akan dapat seperti semula

atau paling tidak akan mendekati seperti semula, Islam membolehkan hutang piutang

atau pinjam meminjam sesuai syari’at Islam dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an

maupun as-Sunnah.

Pada masa dahulu para fuqaha berpendapat, bahwa hutang piutang wajib

dikembalikan sesuai dengan jumlah penerimaan sewaktu mengadakan akad tanpa

menambah atau menguranginya,6 karena tambahan atau memberikan biaya tertentu

yang dibebankan kepada debitur dapat memancing pernyataan adanya riba,7

sedangkan riba diharamkan dalam al-Qur’an. Pengharamannya juga telah disepakati

oleh para as-salafs shalih dan para ulama mujtahid sesudahnya.89

Persoalannya, apabila hutang piutang uang dikonversikan ke daging sapi. Apakah hal

ini diperbolehkan dalalm Islam. Praktek hutang piutang seperti ini terjadi di desa

5 Chairuman P. dan Suhrawardi KL. Hukum Perjanjian Dalam Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 1994),

hlm.136.

6 Kamil Musa, Ahkam al-Mu’āmalah, (Bairut: ar-Risalah, 1415 H/1994 M), hlm. 273.

7 Riba menurut bahasa berarti tambahan, yaitu tambahan yang berasal dari usaha haram yang

merugikan salah satu pihak dalam suatu transaksi. Lihat dalam Abū Sura’i Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam

Islam, alih bahasa M. Thalib, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993), hlm. 125.

9 As-Sayyid Abul A’la Al-Maududi, Bicara Tentang Bunga dan Riba, alih bahasa Isnando, cet. 1,

(Jakarta: Pustaka Qalami, 2003), hlm. 128.

Page 4: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

4

Bicorong kecamatan Pakong kabupaten Pamekasan Madura. Dalam penelitian ini

penyusun memfokuskan pada hutang piutang yang dikonversikan ke daging sapi di

desa tersebut. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa Bicorong berhutang uang

dikonversikan ke benda lain dan biasanya masyarakat setempat berhutang pada

keluarga terdekat, tetangga dan orang kaya setempat karena pada umumnya mereka

telah saling mengenal satu sama lain, dan prosesnya tidak berjalan alot karena tidak

membutuhkan syarat-syarat administratif yang begitu rumit seperti berhutang pada

bank-bank konvensional dan lain-lain.

Dalam transaksi hutang piutang di desa Bicorong pihak kreditur memberikan

sejumlah uang kepada debitur. Kemudian kreditur dan debitur sama-sama sepakat

terhadap hutang tersebut untuk dikonversikan ke daging sapi.

Pada umumnya masyarakat desa Bicorong dalam transaksi hutang piutang uang

dikonversikan ke daging sapi jarang sekali membuat suatu perjanjian tertulis, baik

jumlah yang besar maupun kecil, oleh karena kedua belah pihak sudah saling percaya.

Sehingga jika terjadi perselisihan terhadap hutang piutang yang mereka lakukan tidak

ada bukti tertulis (otentik) dan mengikat perjanjian tersebut, tetapi mereka

menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.9

Dalam penelitian ini penyusun mengungkapkan pada kasus hutang piutang yang

terjadi di desa Bicorong di mana kreditur memberi pinjaman uang kepada debitur,

karena sistem tersebut sudah menjadi kebiasaan (urf) masyarakat setempat, maka

perjanjian hutang uang tersebut dikonversikan pada daging sapi dan batas waktu

pengembalian hutang tidak ditentukan. Bisanya hutang piutang dengan jumlah besar

yang dikonversikan ke daging sapi dengan jangka waktu yang sangat lama, mereka

9 Hasil wawancara dengan bapak Sihabuddin (kreditur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal 27

Februari 2005.

Page 5: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

5

beranggapan bahwa uang yang telah dipinjam oleh debitur dengan waktu yang lalma

tidak akan sama lagi nilai harga dengan waktu pengembalian. Untuk mengetahui

harga daging sapi, maka para pihak pergi ke pasar daging sapi menanyakan harga

daging sapi pada waktu itu. Ketika pihak debitur mengembalikan hutang, maka ia

harus mengembalikan uang senilai harga daging sapi pada saat pengembalian bukan

pada nilai uang yang telah dihutang dan barang jaminan berupa tanah tersebut

dikembalikan lagi kepada debitur.

Praktek hutang piutang seperti ini tentu saja ada salah satu pihak yang akan

dirugikan, kalau harga daging sapi naik, maka debitur akan mengembalikan pinjaman

uang tersebut dengan nilai harga daging sapi pada saat pengembalian. Sedangkan

pihak kreditur selain mendapatkan nilai uang lebih dari uang yang telah dipinjamkan

karena naiknya nilai harga daging sapi. Akan tetapi jika harga daging sapi turun, maka

yang dirugikan adalah kreditur dengan menerima uang lebih kecil dari pinjaman

semula.

Persolan ini perlu penyelesaian agar para pihak (kreditur dan debitur) tidak ada yang

dirugikan dan dirasa adil bagi kedua belah pihak. Karena itulah penyusun merasa

perlu untuk meneliti bagaimana pemecahan persoalan tersebut sesuai hukum Islam.

1.2. Permaslahan

Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik pokok permasalahan dalam

penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Apakah konversi hutang uang menjadi daging sapi dibenarkan dalam Islam?

1.3.Tujuan

Page 6: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

6

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan boleh tidaknya konversi hutang uang

menjadi daging sapi dalam hukum Islam.

1.4. Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data yang komprehensif, sistematis dan terarah, maka

penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1.4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian lapangan (field

reseach) yaitu penelitian dengan mencoba mencari dan mengumpulkan data

secara langsung ke daerah yang menjadi obyek penelitian yaitu di desa Bicorong

kecamatan Pakong kabupaten Pamekasan Madura.

1.4.2. Sifat Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian yang bersifat perskriptif,10

yaitu penelitian

yang bertujuan untuk menilai dan menggambarkan keadaan atau fenomena sosial,

yang dalam hal ini adalah pendeskripsian pelaksanaan akad hutang piutang uang

dikonversikan ke daging sapi pada masyarakat desa Bicorong kecamatan Pakong

kabupaten Pamekasan Madura Perspektif Hukum Islam. Data tersebut kemudian

dianalisis dari sudut pandang hukum Islam.

1.4.3. Metode Pengumpulan Data

10 Perskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa

yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,

(Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 10. Dalam kamus Inggris-Indonesia mempunyai arti: memberikan petunjuk,

ketentuan-ketentuan, bersifat menentukan. John M Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, cet. XXIII, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1996), hlm. 444.

Page 7: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

7

Karena penelitian ini adalah penelitian lapangan, maka sumber datanya adalah

data yang diperoleh langsung dari masyarakat desa Bicorong, meliputi Kepala

Desa, Ulama (kyai), serta beberapa orang yang pernah melakukan konversi

hutang uang menjadi daging sapi atau disebut juga data utama (primer).

Sedangkan sumber bantuan atau tambahan (sekunder) yaitu berupa gambaran

atau deskripsi wilayah penelitian serta data-data yang mendukung analisis dalam

penelitian.

1.4.4. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yaitu

pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan berdasarkan kepada hukum

Islam baik yang berdasarkan nash maupun hasil pemikiran (ijtihād) fuqoha.

Disamping itu penyusun juga menggunakan pendekatan sosiologis yaitu dengan

membaca segi-segi sosial kehidupan para kreditur maupun debitur.

1.4.5. Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan untuk menganalisa data adalah metode

analisis data kualitatif, yaitu cara menganalisis data yang berupa data kualitatif

kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan pola pikir induktif yaitu cara

berpikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa

kongkrit dari hasil riset, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang

mempunyai sifat umum.11

Proses pemikiran ini digunakan untuk memecahkan

permasalahan yang terjadi di desa Bicorong yaitu pelaksanaan konversi hutang

11

Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), hlm. 42.

Page 8: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

8

uang menjadi daging sapi disertai dengan adanya barang jaminan yang dapat

dimanfaatkan olek kreditur.

II. Landasan Teori

Pada dasarnya Islam tidak menolak adanya suatu perubahan zaman yang

senantiasa berkembang dan menuntut adanya kemajuan dalam segala aspek baik

hukum, ekonomi maupun budaya dengan tidak menyimpang syariat Islam.

Banyak sekali realitas yang terjadi di masyarakat tidak ada pada nash al-Qur’an

maupun hadits Nabi, akan tetapi hal itu sudah menjadi adat kebiasaan (urf) yaitu

sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan di kalangan

mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.12

Adat kebiasaan mempunyai

peranan yang sangat penting sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum

syara’. Dalam kaidah hukum Islam disebutkan:

العادة محكمة13

Dengan demikian suatu adat kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat

bisa menjadi hukum, yaitu adat yang selaras dengan tujuan syar’i.

Para ulama ahli ushul mengungkapkan suatu hukum yang tidak ada pada nash

dengan beberapa masalah yang terjadi di masyarakat yaitu masalah: d{arūriyah,

hajiyah, dan tahsiniyah. Masalah d{aruriyah yaitu hal-hal yang menjadi

kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup manusia, sering juga dalam ilmu

ekonomi disebut kebutuhan primer. Hal-hal yang bersifat d{aruriyah ada lima

macam yaitu : agama, jiwa, akal, kehormatan, dan harta. Masalah hajiyah yaitu

sesuatu yang diperlukan manusia agar meringankan kesulitan dalam kehidupan

12

Kamil Muchtar, dkk. Ushūl Fiqh, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), jil. 1. hlm. 146. 13 Asjmuni A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh, cet. 1, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), hlm. 35.

Page 9: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

9

manusia, sering juga disebut kebutuhan sekunder. Masalah yang ketiga adalah

tahsiniyah yaitu sesuatu untuk menuju kearah kelengkapan, ini disebut kebutuhan

tersier.1417

Pada dasarnya praktek hutang piutang merupakan bagian dari kegiatan

bermuamalah yang mengandung unsur-unsur sosial yang sangat tinggi dan tidak

ada nilai komersilnya, sesuai firman Allah :

العدوانوتعا ونوا على البروالتقوى والتعاونواعلى اإلثم و15

Salah satu bagian dari d{aruriyah yang boleh dilakukan oleh setiap manusia

dengan tidak melanggar aturan-aturan yang ada dalam nash al-Qur’an maupun

Sunnah rasul, hal ini berarti bahwa untuk mengembangkan hartanya harus bebas

dari unsur-unsur riba dan juga harus di dasarkan pada prinsip-prinsip muamalah

yaitu:

Pada dasarnya, segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan

oleh al-Qur’an dan Sunnah Rasul

Muamalah dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengandung unsur-unsur paksaan

Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan, mendatangkan manfaat dan

menghindari madharat dalam kehidupan masyarakat

Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan menghindari unsur-

unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.16

Dalam transaksi hutang piutang yang terjadi di desa Bicorong merupakan kasus

yang menarik untuk dibahas akan boleh dan tidaknya konversi hutang uang

17 Abdul Wahāb Khalāf, Ilmu Ushūl Fiqh, alih bahasa KH. Masdar Helmy, cet. 7, (Bandung : Gema

Risalah Press, 1996), hlm. 357-358.

15 Al-Māidah (5) : 2.

16

Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Mu’amalah (Hukum Perdata Islam),edisi revisi, (Yogyakarta, UII Press, 2000), hlm. 15-16.

Page 10: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

10

menjadi daging sapi, dan juga barang jaminan berupa tanah yang dapat

dimanfaatkan oleh kreditur. apakah hal tersebut sesuai dengan hukum Islam, yang

pada dasarnya hutang harus dikembalikan dalam jumlah yang sama.

Islam telah memberikan petunjuk kepada setiap ummat-Nya dengan peraturan-

peraturan yang terkandung di dalamnya, dalam transaksi hutang piutang akad

sangatlah penting sehingga memunculkan adanya komitmen tertentu, sehingga

semakin jelas rincian dan kecermatan dalam membuat akad, semakin kecil

kemungkinan adanya konflik dan pertentangan kedua belah pihak (kreditur dan

debitur dan haruslah mempunyai rasa tanggung jawab untuk memenuhinya.

Firman Allah Swt:

يأيهاالذين ءامنوا أوفوا بالعقود17

Hendaknya dalam setiap akad diiringi dengan rasa tanggung jawab, moral untuk

saling memenuhi dan melaksanakannya dengan menanggung segala resiko yang

akan muncul, sehingga tidak terjadi konflik antara kedua belah pihak.

Sedangkan dalam kegiatan hutang piutang, Islam telah memberikan ketentuan-

ketentuan secara jelas dan tegas, baik dalam al-Qur’an maupun hadis. Firman

Allah Swt:

فا كثيرةوهللا يقبض ويبصط وإليه ترجعونمن ذاالذى يقرض هللا قرضاحسنافيضعفه له أضعا18

Ayat di atas menjelaskan akan arti penting dari memberikan pinjaman atau

hutangan pada orang yang membutuhkan pertolongan. Akan tetapi Allah juga

melarang memakan harta atas sesamanya dengan jalan batil sesuai firman Allah

Swt:

17 Al-Māidah (5) : 1.

18 Al-Baqarah (2) : 245.

Page 11: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

11

يأيهاالذين أمنواالتأكلواأمولكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجرةعن تراض منكم19

Juga dalam kaedah fiqh disebutkan berbunyi :

الضرروالضرار20

Dalam kaidah di atas diterangkan bahwa tidak diperbolehkan membuat

kemadaratan (kerugian) baik kemadaratan kepada diri sendiri maupun

kemadaratan kepada orang lain.

III. Gambaran Umum tentang Konversi Hutang Piutang menjadi Daging Sapi

Manusia tidak akan bisa hidup sendirian dalam kehidupannya. Manusia dituntut

untuk selalu berinteraksi antara sesamanya, sehingga akan tercipta sebuah

lingkungan yang saling tolong menolong dalam berbagai hal, misalnya: untuk

mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Sesuai kodratnya manusia tidak akan

bisa hidup sendirian tanpa adanya orang lain dalam kehidupannya. Dalam

pergaulan hidup ini tiap-tiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain.

Timbulah dalam pergaulan hidup ini hubungan hak dan kewajiban.21

Misalnya

hutang piutang.

Mengenai hutang piutang sangatlah berhubungan dengan kehidupan masyarakat.

Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa manusia dalam kehidupannya pernah

melakukan transaksi hutang piutang, baik masyarakat desa maupun masyarakat

kota, hal ini sesuai dengan keberadaan individu yang kadang tidak mencukupi

dengan harta yang dimilikinya, karena kebutuhan di luar kemampuan hartanya,

19 An-Nisā’ (4) : 29.

20 Asjmuni A. Rahman, Qaidah-qaidah., hlm. 85.

21 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Mu’amalah (Hukum Perdata Islam), edisi Revisi (

Yogyakarta : UII Press, 2000), hlm. 11.

Page 12: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

12

apalagi pada saat sekarang ini yang sedang menghadapi krisis moneter

berkepanjangan sehingga kebutuhan hidup selalu tidak mencukupi.

Perkenomian masyarakat desa Bicorong sangat tergantung pada sektor pertanian

yang mayoritas penduduk desa Bicorong adalah petani, tetapi yang dapat

diandalkan dalam mengembangkan perekonomiannya adalah tanaman tembakau,

namun ketika dalam keadaan sangat mendesak membutuhkan uang dengan

jumlah besar, maka mereka terpaksa mencari hutangan.

Adapun sumber dana atau pihak berpiutang biasanya diperoleh dari keluarga,

tetangga atau orang kaya terdekat selain mereka sudah saling percaya dan saling

mengenal satu sama lain dan prosesnya pun berjalan cepat dan lancar, hanya saja

ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu hutang uang tersebut harus

dikonversikan ke daging sapi. Transaksi hutang piutang seperti ini biasanya

dengan jumlah besar yaitu berkisar Rp. 1.000.000,- keatas.22

Hutang piutang di desa Bicorong adalah perjanjian antara dua belah pihak yaitu

pihak kreditur (pihak yang berpiutang) dan pihak debitur (pihak yang mempunyai

hutang), untuk melakukan transaksi hutang piutang berupa uang dengan maksud

akan mengembalikan uang di kemudian hari sesuai dengan syarat-syarat dan

jangka waktu yang telah di sepakati kedua belah pihak.

Dari perjanjian tersebut dapatlah diketahui bahwa masalah hutang piutang

sangatlah berhubungan dengan faktor keuangan di mana pihak debitur (yang

berhutang) disebut kekurangan dalam hal keuangan apabila terjadi kesenjangan

antara penghasilan yang diperoleh dengan jumlah pengeluaran yang digunakan

22 Hasil wawancara dengan bapak Samoin (kreditur) selaku warga desa Bicorong pada tanggal 9

Februari 2005.

Page 13: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

13

untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, dan di pihak lain (kreditur) sebagai

pihak berpiutang (yang memberikan solusi dengan meminjami uang).

Jadi proses hutang piutang ini melibatkan dua belah pihak yaitu pihak berhutang

dan pihak yang menghutangi, yang secara umum disebut dengan kreditur dan

debitur. Hal tersebut sesuai dengan yang terdapat dalam isi buku III Kitab

Undang-undang Hukum Perdata mengenai hukum perutangan, di mana pihak

yang berhak menuntut dinamakan pihak berpiutang atau kreditur sedangkan pihak

yang berhutang disebut debitur.

Masyarakat desa Bicorong menyebut hutang tersebut dengan nama Otang Cuko’,

yaitu transaksi pinjaman sejumlah uang dan pinjaman tersebut dikonversikan ke

daging sapi.

Masalah akad hutang piutang sangatlah dibutuhkan mengingat akan sahnya dalam

suatu perjanjian, sehingga perjanjian dapat dikatakan sah apabila adanya akad

antara kreditur dan debitur. Akad dalam perjanjian hutang piutang yang terjadi di

desa Bicorong adalah di mana kreditur dan debitur sama-sama sepakat terhadap

uang yang akan dipinjam oleh debitur dikonversikan ke daging sapi. Biasanya

masyarakat desa Bicorong dalam hal hutang piutang yang dikonversikan ke benda

lain dengan jumlah besar. Konversi hutang uang menjadi daging sapi dilakukan

karena pada tahun 1965 di mana kreditur tidak mau memberi pinjaman uang

kepada debitur kecuali debitur sepakat hutang tersebut dikonversikan ke daging

sapi, hal ini disebabkan karena tidak tetapnya nilai uang rupiah (inflasi ).

Pengkonversian hutang piutang tidak hanya berfokus kepada daging sapi, akan

tetapi hutang dapat dikonversikan ke benda lain, misalnya; emas dan pupuk.

Tetapi kebanyakan masyarakat desa Bicorong dalam hutang piutangnya

Page 14: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

14

dikonversikan ke daging sapi, mereka beranggapan bahwa harga daging sapi

selalu stabil dan mengikuti harga nilai uang (rupiah).23

Adapun pelaksanaan waktu pembayaran hutang piutang di desa Bicorong

berdasarkan hasil wawancara adalah tergantung pada isi perjanjian yang telah di

sepakati kedua belah pihak yaitu debitur harus mengembalikan sejumlah uang

dengan harga daging sapi pada saat pengembalian dan tanah yang dijadikan

jaminan harus dikembalikan lagi pada debitur, akan tetapi menurut debitur,

bahwa kadang-kadang walaupun tempo pembayaran telah tiba dan si debitur

belum mampu membayar hutangnya, ia masih minta tenggang waktu pada

kreditur dan hutang tersebut terus berlanjut hingga ia dapat mengembalikan

hutangnya dan tanah tersebut masih berada pada kreditur dan masih dapat

dimanfaatkan oleh kreditur.24

Adapun mengenai pembayaran hutang tersebut, kreditur tidak memungut atau

mengambil bunga dan tidak pula memungut biaya tambahan dalam hal

penundaan pembayaran, karena pinjam meminjam uang ini didasarkan atas

kekeluargaan, saling tolong menolong dan bersifat sukarela, prinsip-prinsip non

ekonomis lebih mempengaruhi dalam perjanjian hutang piutang ini. Mereka

beranggapan bahwa hutang piutang dengan mengambil bunga atau tambahan

dalam pinjaman pokok termasuk riba. Sedangkan mengenai pengkonversian ke

benda lain agar nilai harga (nilai beli) uang tetap, misalnya dulu waktu

23 Hasil wawancara dengan bapak Nawar Rafi’iy (debitur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal 28

Februari 2005. ia sedang menerima tanggungan hutang uang dari ayah beliau Rafi’iy (Alm) dengan bapak H.

Sirut sebanyak tujuh kuintal daging sapi dan di sertai jaminan tanah mulai tahun 1965 hingga sekarang, beliau

belum bisa mengembalikan hutangnya hingga sekarang sehingga tanah jaminan tersebut tetap berada pada

kreditur.

24

Hasil wawancara dengan bapak Nijum (debitur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal 12 Februari 2005.

Page 15: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

15

peminjaman dapat 1 kuintal ketika pengembalian, maka harus dapat 1 kuintal

juga.25

Berdasarkan hasil wawancara penyusun dengan beberapa pelaku hutang piutang

yang dikonversikan ke daging sapi dan disertai barang jaminan tanah bahwa yang

menyebabkan mereka berhutang adalah karena kebutuhan yang mendesak seperti;

biaya pendidikan anaknya, pernikahan, kematian, biaya pendaftaran calon

pegawai negeri, biaya pemberangkatan ke negara lain dan lain-lain.26

Dalam praktek hutang piutang di desa Bicorong inisiatifnya berasal dari debitur

sebagai pihak yang berkepentingan. Debitur ini mencari salah satu tetangganya

yang dianggap mampu (baca : punya uang) untuk memberikan pinjaman uang,

kemudian debitur mengungkapkan maksudnya untuk meminjam uang sebesar Rp.

3.000.000,- untuk biaya pendidikan anaknya melanjutkan kuliah, kemudian

hutang tersebut dikurskan (dikonversikan) ke daging sapi oleh kedua belah pihak

(kreditur dan debitur), harga daging sapi pada waktu itu Rp. 30.000,- /Kg

sehingga dalam uang sejumlah Rp. 3.000.000,- mendapatkan 1 kuintal daging

sapi. Untuk mengetahui harga daging sapi para pihak pergi ke pasar menanyakan

harga daging sapi kepada pedagang daging sapi, dan transaksi berlangsung di

pasar.

Unsur-unsur hutang piutang yang ada di desa Bicorong adalah pihak kreditur,

debitur dan obyek hutang piutang itu sendiri. Pihak kreditur maupun debiturnya

adalah orang yang cakap dalam melakukan tindakan hukum yaitu telah dewasa,

berakal dan atas kemauan sendiri.

25 Hasil wawancara dengan ustadz M. Syuhud, AB (Kiai) di rumahnya Akkor, Palengaan, Pamekasan

pada tanggal 10 Februari 2005.

26 Hasil wawancara dengan bapak Abdul (Kepala Desa Bicorong) di rumahnya pada tanggal 08

Februari 2005.

Page 16: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

16

Dalam transaksi hutang piutang di desa Bicorong biasanya tidak disertai dengan

bukti tertulis dan tidak adanya saksi dari kedua belah pihak hanya saja yang

menjadi saksi adalah pedagang daging sapi di pasar, tetapi mereka sudah saling

percaya dan saling mengenal. Walaupun dalam perjanjian hutang piutang tersebut

tidak tertulis dan juga tidak ada saksi yang hadir dari kedua belah pihak,

perjanjian tersebut tetap mengikat kepada kedua belah pihak, karena kedua belah

pihak telah sepakat dalam membuat akad atau perjanjian hutang piutang. Menurut

Prof. Subekti. SH, bahwa suatu perjanjian harus dianggap lahir pada waktu

tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak, dan perjanjian tersebut sah jika

memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Perizinan yang bebas dari orang-orang yang mengikat.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.

3. Suatu hal tertentu yang diperjanjikan.

4. Suatu sebab yang halal artinya tidak dilarang.27

Dalam perjanjian hutang piutang yang dikonversikan ke daging sapi yang terjadi

di desa Bicorong hingga sekarang belum ada konflik antara kreditur dan debitur

karena mereka menggunakan asas kekeluargaan. Jadi kalau misalnya debitur

melakukan wanprestasi (ingkar janji) terhadap kreditur dalam hal belum dapat

mengembalikan hutangnya, maka para pihak menyelesaikannya dengan cara

kekeluargaan.

IV. Analisa Hukum Islam tentang Konversi Hutang Piutang Menjadi Daging Sapi

Manusia adalah makhluk sosial yang dilahirkan di muka bumi dan selalu

berinteraksi, mengadakan pertalian, kontak dan perhubungan timbal balik antara

27 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, cet. 24, (Jakarta: Inter Masa, 1993), hlm. 134.

Page 17: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

17

manusia yang satu dengan manusia yang lain, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa

dalam kehidupan manusia sehari-hari membutuhkan pertolongan dari orang yang

ada disekitarnya, guna melengkapi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang tidak

dapat dilakukannya sendiri.

Dalam syari’at Islam dianjurkan untuk selalu saling tolong menolong dalam hal

kebaikan, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat menolong yang lemah.

Bentuk dari pertolongan tersebut dapat berupa pemberian atau dapat juga

pinjaman (hutangan).

Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan oleh

setiap manusia di muka bumi ini, baik kalangan kaya atau pun miskin dan

transaksi ini dapat diperkirakan telah di kenal sejak zaman dulu, seorang filosof

Inggris tersohor Bertrand Russel mengatakan bahwa : “Sangat sukar

menghindarkan diri dari hutang, tetapi barang siapa dapat melakukan sesuatu

yang sukar itu, ia akan menikmati kemenangan yang besar dan gemilang”.28

Mengenai hutang piutang ini tidak bisa lepas dari kreditur (pihak yang

berpiutang) dan debitur (pihak yang mempunyai hutang), di mana debitur

memanfaatkan untuk mengatasi kesulitan di bidang keuangan dan untuk

memenuhi kebutuhannya, sedangkan kreditur yang memberikan solusinya atas

kesulitan di bidang keuangan yaitu dengan meminjamkan sejumlah uang.

Akan tetapi debitur mempunyai nilai tanggung jawab untuk mengganti di

kemudian hari sebab kreditur dalam memberikan hutang, sifatnya sukarela dan

tolong menolong tanpa memperoleh imbalan keuntungan dari perbuatan ini tetapi

28

Dikutip oleh Kartowibowo, dalam majalahnya “Hutang (Ditinjau dari Pandangan Moral),” Mawas Diri, Th. 1985. hlm. 32.

Page 18: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

18

pada saat yang sama dia mempunyai hak untuk meminta kembali dari debitur bila

waktunya tiba.

Perjanjian hutang piutang ini dapat dikatakan sebagai transaksi yang bersifat

sukarela, tolong menolong dalam hal kebaikan antar sesama sehingga mempererat

hubungan silaturrahim dan dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan sesama

warga, sesuai Firman Allah Swt:

قواى والتعاونوعلى اإل ثم والعدوانوتعاونواعلى البروالت 29

Dalam hadis Nabi Saw juga disebutkan bahwa hutang piutang merupakan

transaksi yang mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi tanpa adanya nilai

komersialnya dan unsur kemanusiaan. Nabi Saw bersabda:

رضا مرتين إالكان كصدقتهامرةمامن مسلم يقرض مسلما ق30

Hutang-piutang merupakan pemberian milik dari pihak berpiutang kepada pihak

berutang dengan ketentuan akan dibayarkan kembali pada waktu yang

ditentukan.31

Oleh karena itu hutang piutang merupakan hal yang kadang-kadang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka Islam memberikan peraturan-

peraturan tentang masalah hutang piutang.

Sebelum terjadinya hutang piutang uang, terlebih dahulu adanya akad atau

transaksi. Akad merupakan kegiatan muamalah, akad akan di pandang sah apabila

tidak bertentangan dengan hukum Islam dan telah memenuhi beberapa rukun dan

29 Al-Māidah (5) : 2

30 Al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Mājah, )Semarang: Toha Putra, t. t), II:

812. Hadis nomor 2430 hadis Muhammad bin Halfi al-Asqalani sanan ya’la, sanan Sulaiman bin Yusairi dari

Qais bin Rumiy.

31

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba, Hutang Piutang dan Gadai, cet. 2, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1983), hlm. 41.

Page 19: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

19

syarat-syarat hutang piutang, rukun-rukun dan syarat-syarat tersebut sebagai

berikut:

a. Adanya orang yang berpiutang, yang disyaratkan harus orang yang cakap

untuk melakukan tindakan hukum.32

b. Adanya orang yang berhutang33

Yang disyaratkan harus orang yang cakap melakukannya, maka seorang wali

anak yatim tidak boleh menghutangkan harta anak yatim dan pengurus wakaf

tidak boleh menghutangkan barang wakaf.34

Dalam hal ini yang dimaksud dengan

orang yang berhutang dan berpiutang adalah telah dewasa, baligh, berakal dan

tidak terpaksa.

c. Obyek atau barang yang dihutangkan, disyaratkan berbentuk barang yang dapat

diukur atau diketahui jumlah maupun nilainya. Di syaratkannya hal ini agar pada

waktu pembayarannya tidak menyulitkan, sebab harus sama jumlahnya atau

nilainya dengan jumlah atau nilai barang yang diterima.35

d. Lafaz atau sighat akad, yaitu adanya pernyataan baik dari pihak yang

mengutangkan maupun dari pihak yang berhutang.36

Pernyataan ini disebut

dengan ijab dan kabul.

Mengenai ijab dan kabul, berdasarkan hasil wawancara yang telah penyusun

lakukan dengan para pihak yang melakukan transaksi hutang piutang (kreditur

32 Chairuman P. dan Suhrawardi KL. Hukum Perjanjian Dalam Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 1994),

hlm.137.

33 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, hlm. 307.

34 Abū Sura’i Abdul Hadi, Bunga Bank.,hlm. 129.

35 Chairuman P. dan Suhrawardi KL. Hukum Perjanjian .,hlm. 137.

36 Ibid.,

Page 20: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

20

dan debitur), bahwa lafaz yang digunakan dalam hutang piutang yang sudah

menjadi kebiasaan masyarakat setempat adalah sebagai berikut:

Debitur : Saya membutuhkan sejumlah uang, bolehkah saya meminjam uang

kepadamu dan tanah sebagai barang jaminan dapat kamu pakai.

Kreditur : Saya dapat meminjamkan sejumlah uang kepadamu dengan syarat uang

tersebut harus dikonversikan ke daging sapi.37

Mengenai perjanjian hutang piutang di perbolehkannya diadakan persyaratan

dalam akadnya apabila tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum

Islam.38

Syarat-syarat tersebut menjadi sah apabila memenuhi :

1. Tidak menyalahi hukum syari’ah yang disepakati adanya.

2. Harus sama ridha dan ada pilihan.

3. Harus jelas dan gamblang.39

Zahrī Hamid memberi batasan akad lebih jelas dan terperinci, sebagai berikut:

Akad atau perikatan ialah suatu ikatan antara dua pihak atau lebih tentang suatu

urusan tertentu yang di mulai dengan kehendak salah satu pihak kemudian di

setujui oleh pihak lain sehingga merupakan kesepakatan semua pihak yang

bersangkutan dan mereka terikat karenanya.40

Ahli fiqh menemukan bahwa tidaklah mudarat jika hal ini disetujui oleh kedua

belah pihak, bahwa hutang akan di bayar dengan cek dan draf atau akan di bayar

di negara lain atas persetujuan kedua belah pihak. Ibnu Zubair, misalnya,

37 Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sakli (kreditur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal 09

Februari 2005.

38 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam .,hlm. 39.

39 Chairuman P. dan Suhrawardi KL. Hukum Perjanjian .,hlm. 2.

40

Zahri Hamid, Asas-asas Mu’amalat Tentang Fungsi Akad Dalam Masyarakat, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, t. t), hlm. 13.

Page 21: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

21

menerima sejumlah uang dari penduduk Mekkah untuk dibayarkan di Iraq

melalui draf yang diambil dari saudaranya Musab yang tinggal di Iraq, dalam

masalah ini, Ibnu Abbas dan Saidina Ali, yaitu sahabat dan sepupu Nabi Saw,

tidak melakukan penolakan.41

Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Saw:

....والمسلمون على شروطهم االشرطاحرم حالال أوأحل حراما42

Hadits tersebut menerangkan bahwa diperbolehkannya dalam perjanjian hutang

piutang mengadakan syarat. Misalnya bila seseorang berutang uang dengan syarat

dibayarkan kembali berupa cincin seharga utang tersebut, maka syarat itu harus

dipenuhi oleh masing-masing pihak, karena syarat tersebut tidaklah bertentangan

dengan ajaran Islam.43

Allah berfirman dalam al-Qur’an :

ءامنوا أوفوا بالعقوديأيهاالذين 44

Hendaknya dalam setiap akad diiringi dengan rasa tanggung jawab, moral untuk

saling memenuhi dan melaksanakannya dengan menanggung segala resiko yang

akan muncul, sehingga tidak terjadi konflik antara kedua belah pihak.

Para ulama berbeda pendapat tentang akad yang disyaratkan. Ulama Hanabilah

membolehkan akad dengan syarat, ia mengatakan bahwa pinjaman itu bukan

harta mislī, maka bagi peminjam wajib mengembalikan hartanya. Jika

pengembalian dengan bentuknya kepada orang yang mempunyai harta, maka

orang yang meminjam tidak wajib menerimanya.45

Ulama Malikiyah

41 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, alih bahasa. Aswin Simamora, cet. II,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 74. 42 Imām at-Tirmidzī, Sunan at-Turmudzī, “Kitāb al-Ahkām Ar-Rasūlillāh” Bāb al Sulh baina an-Nās,

(Beirut : Dār al-Fikr, 1978) III, hlm. 635. Hadis nomor 1352. hadīs dari Hasan bin Alī al-Khallah dari Abū Amr’

al ‘Aqodī dari Kasir bin ‘Abdillāh bin ‘Auf al-Muzannī dari bapaknya dari kakeknya.

43 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang., hlm. 39.

44 Al-Māidah (5) : 1.

45 Abd. Rahman al-Jaziri, Kitāb al-fiqh ‘alā al-Mazāhib al-arba’ah, (Beirut: Dār al-Fikr, 1972), II: 344.

Page 22: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

22

mengatakan bahwa pengembalian pinjaman baik itu harta mislī maupun bukan

mislī haruslah dikembalikan dengan syarat tidak berubah baik menambah maupun

mengurangi. Jika berubah, maka hukumnya wajib mengembalikan yang sesuai.46

Sedangkan ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa di perbolehkakn meminjamkan

harta mislī dan harta qimy, pada harta mislī bagi orang yang meminjamkan,

hendaknya mengembalikan yang sepadan dengan harta tersebut, baik itu emas,

perak, dan lain-lainnya.47

Transaksi hutang piutang yang terjadi di desa Bicorong di mana dalam akadnya

antara kreditur dan debitur tersebut dikonversikan ke daging sapi. Seandainya

debitur meminjam uang sejumlah Rp. 3.000.000,- kepada kreditur, jika kedua

belah pihak sama-sama sepakat, maka hutang uang tersebut dikonversikan ke

daging sapi, harga daging sapi pada waktu itu Rp. 30.000,- /kg sehingga

mendapatkan 1 kuintal daging sapi. Apabila debitur dapat mengembalikan

hutangnya, maka ia harus mengembalikan uang seharga 1 kuintal daging sapi

yang telah dihutangnya pada waktu akad.48

Mengenai pinjaman yang berupa barang atau benda yang ditakar dan ditimbang,

maka pengembaliannya wajib sama. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw:

ثل وزنا بوزن, والذهب با لذهب وزنا بوزن مثال بمثل, فمن زاد فهو الفضة با لفضة مثال بم

ربا, والتباع ثمرة حتى يبدو صالحها49

46 Ibid., hlm. 343.

47 Ibid., hlm. 342.

48 Hasil wawancara dengan Bapak Sayyali Suryadi (debitur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal

20 Februari 2005.

49 Ahmad bin Hambal, Musnad al-Imām Ahmad ibn Hambal, (Bairut : Dār al Ihya’ al-Turas al-Arabī,

1993), II: 515. hadis nomor 7505, hadis dari Abdullah dari Abi dari Rubai bin Ibrāhim dari Abdurahman yakni Ibnu Ishaq dari said dari Abi Hurairah

Page 23: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

23

Namun dalam hal peminjaman uang (qard) yaitu perjanjian sesuatu kepada orang

lain dalam bentuk pinjaman yang akan dibayar dengan nilai yang sama atau

membeli sesuatu kepada orang lain dengan syarat harus dikembalikan semisal.50

Semisal di sini mengandung dua pengertian yaitu bisa sama persis dengan

bendanya yang dalam hal ini berupa uang yang berarti sama dengan nilai

nominalnya atau sama dalam arti kekuatan daya beli dari uang.

Mengenai akad yang merupakan syarat dari qarad yaitu perjanjian yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih (muqrid dan muqtarid) berdasarkan keridaan dari

masing-masing pihak yang menimbulkan beberapa hukum.51

Dalam mengadakan akad harus ada unsur sukarela dari kedua belah pihak dalam

hal hutang piutang kaitannya dengan perubahan harga daging sapi, dimana dalam

akad itu disyaratkan apabila terjadi kenaikan harga daging sapi maka debitur

harus mengembalikan pinjaman dengan jumlah yang lebih banyak dari yang

dipinjam semula, akan tetapi jika terjadi penurunan harga kreditur harus rela

menerima jumlah nominal yang lebih sedikit atau kurang dari jumlah yang

dipinjamnya semula. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt:

منكمإال أن تكون تجارةعن تراض ……52

Dalam kaidah fiqhiyah disebutkan:

العقدرضى المتعاقدين ونتيجته ماإلتزماه بالتعاقد األصل فى53

50 Moh. Anwar, Fiqh Islam, Mu’amalah, Munakahat, Fara’id, Dan Jinayah,(Hukum Perdata Islam)

Beserta Kaedah-kaedah Hukumnya, cet. II, (Bandung: al-Ma’arif, 1988), hlm. 52.

51 Hasbi ash-Shiddieqi, Pengantar .,hlm. 200.

52 AN-Nisā’ (4) : 29.

53 Asjmuni A. Rahman, Qaidah .,hlm. 44.

Page 24: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

24

Dengan demikian kasus hutang piutang yang terjadi di desa Bicorong dalam

hutang tersebut terdapat syarat-syarat, dimana dalam hutang piutang tersebut

salah satu syaratnya adalah hutang harus dikonversikan menjadi daging sapi. Jika

terjadi kenaikan harga daging sapi pada saat pengembalian, maka debitur harus

mengembalikan sejumlah uang sesuai dengan harga daging sapi pada saat

pengembalian, bukan pada uang yang telah dipinjami semula, begitu pula

sebaliknya, jika terjadi penurunan harga daging sapi, debitur mengembalikan

sejumlah uang lebih rendah dari pinjaman semula.

Syarat-syarat seperti ini bukanlah salah satu bentuk dari riba, karena dalam

perjanjiannya, debitur tidak diharuskan mengembalikan sejumlah uang dengan

memberi tambahan prosentase tertentu.

Riba adalah transaksi yang diharamkan oleh Allah sesuai firman-Nya:

يأيهاالذ ين ءامنوااتقواهللا وذروامابقي من الربوا إن كنتم مؤمنين54

Juga di pertegas dalam hadis Nabi Saw tentang orang yang melakukan perbuatan

dengan jalan riba:

لعن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أكل الرباوموكله وكاتبه وشاهديه55

Riba menurut pengertian bahasa berarti “زياده” (tambahan), yang dimaksud

dengan tambahan adalah tambahan yang diperoleh oleh kreditur dari debitur

sebagai pengganti tangguhan.56

As-Sayyid Sabiq membagi riba menjadi dua

macam yaitu :

54 Al-Baqarah (2) : 278.

55 Imām Muslim, Sahīh Muslim, “22 kitab al-Musaqāt, 19.” Bab La’ana akila ar Ribā wa Mukīlahu, I,

hlm. 697, hadits dari Abu Zubair dari Jabir.

56 As-Sayyid Abul A’la Al-Maudūdī, Bicara Tentang.hlm. 128.

Page 25: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

25

1. Riba Nasi’ah yaitu tambahan bersyarat yang diperoleh orang yang

menghutang dari orang yang berhutang lantaran penangguhan.

2. Riba Fadl yaitu jenis jual beli uang dengan uang atau barang pangan dengan

barang yang ada tambahan.57

Abu Zahrah dalam kitab Buhūsu fi al-Ribā menjelaskan mengenai haramnya riba

bahwa riba adalah:

واء كان القرض فى نظير األجل, سواءكان القرض لالستهالك أم كان القرض لالستغالل أى س كل زيادة

لمال ينفعه فى شؤنه من غيراتجاه إلى تنميته واستغالله أم كان القرض للتنمية

واالستغال ل ألن النص عام58

Dengan demikian transaksi hutang piutang dapat dikatagorikan riba apabila

mengandung unsur-unsur:

1. Kelebihan dari pokok pinjaman

2. Kelebihan pembayaran sebagai imbalan tempo pembayaran

3. Jumlah yang disyaratkan dalam transaksi.59

Mengenai hutang piutang yang terjadi di desa Bicorong dimana dalam hutang

piutang tersebut dikonversikan ke daging sapi, mereka ber-asumsi dan menjadi

realita pada saat ini bahwa nilai uang selalu berubah-ubah (fluktuatif) artinya

merosotnya nilai uang (inflasi), agar nilai harga (nilai beli) uang selalu tetap,

maka hutang tersebut dikonversikan ke daging sapi, mereka beranggapan bahwa

harga daging selalu stabil dan mengikuti harga nilai uang (rupiah). Hal ini pernah

57 As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 133-134.

58 Muhammad Abū Zahrah, Buhūsu fi al-Ribā, cet.1, (Bairut: Dār al-Buhus al-Ilmīyah, 1399 H/ 1980

M), hlm. 38-39.

59 Abū Sura’i, Bunga Bank.,hlm. 23.

Page 26: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

26

terjadi pada tahun 1965 dimana kreditur tidak mau memberi hutang kepada

debitur jika hutang tersebut tidak dikonversikan ke daging sapi.60

Transaksi seperti ini wajar bilamana kreditur tidak ingin dirugikan dengan

pengembalian uang yang tidak mempunyai nilai. Oleh karena itu tidak dapat

disalahkan apabila kreditur menuntut untuk menerima kembali uangnya sesuai

nilai riilnya atau nilai pada saat pengembalian.

Mengenai perjanjian hutang piutang seperti ini dipertegas dalam Kitab Undang-

undang Hukum Perdata (BW) dalam pasal 1756 dikatakan:

Hutang yang terjadi karena peminjaman atas jumlah uang yang disebutkan dalam

perjanjian. Jika sebelum saat pelunasan terjadi suatu kenaikan atau kemunduran

harga atau ada perubahan mengenai berlakunya mata uang, maka pengembalian

jumlah yang dipinjam harus dilakukan dalam mata uang yang berlaku pada waktu

pelunasan dihitung menurut harganya yang berlaku pada saat itu. 61

Menurut penyusun, alasan kebolehan atas konversi hutang uang menjadi daging

sapi adalah agar nilai harga (nilai beli) uang tetap dan transaksi perjanjian ini

bukan bagian dari transaksi hutang piutang ribawi yang diharamkan oleh hukum

Islam, sesuai firman Allah SWT:

وإن تبتم فلكم رءوس أموالكم التظلمون والتظلمون62

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa kreditur dilarang menganiaya debitur dengan

mengambil tambahan dan juga pula kreditur dianiaya oleh debitur dengan

mengurangi sesuatu dari modal, tetapi diperintahkan untuk mengambil pinjaman

itu secara sempurna. Korelasinya dengan hutang uang yang dikonversikan ke

60 Hasil wawancara dengan bapak Nawar Rafi’iy (debitur) di rumahnya desa Bicorong pada tanggal 28

Februari 2005. yang melakukan transaksi konversi hutang uang menjadi daging sapi pada tahun 1965 adalah

bapak dari Nawar Rafi’iy yaitu Rafi’iy karena beliau wafat maka hutang tersebut diwariskan ke anaknya hingga

sekarang.

61 R. Subekti dan R. Tjiptosudibyo, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Edisi Revisi, cet. 27, (

Jakarta : Pradnya Paramita, 1995 ), hlm. 451.

62 Al-Baqarah (2) : 279.

Page 27: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

27

daging sapi yaitu dimana debitur harus mengembalikan uang sesuai harga daging

sapi pada saat pengembalian hutang tersebut bukan pada waktu peminjaman,

sehingga nilai beli dari uang tersebut tetap. Hal ini merupakan interpretasi dari

ayat diatas dan tuntunan dari syari’at Islam karena nilai uang tidak lagi sama

ketika debitur meminjam uang dengan waktu debitur mengembalikan hutang

tersebut, begitu juga dengan harga daging sapi. Hal ini bukan termasuk transaksi

ribawi yang diharamkan oleh hukum Islam, pokok pinjaman tersebut dapat dinilai

sempurna jika diukur berdasarkan nilai riilnya. Hal ini agar antara debitur dan

kreditur dalam transaksi hutang piutang tidak ada yang saling menzalimi serta

tidak ada pihak yang menderita kerugian. Kaidah fiqhiyah mengatakan:

الضرروالضرار63

Dalam hal pembayaran, debitur hendaknya mengembalikan dengan yang lebih

baik tanpa adanya syarat berbunga dan tidak pula merugikan kreditur,

sebagaimana dalam hadis Nabi Saw:

صلى هللا عليه وسلم سن من اإلبل فجاءه يتقاضاه فقال النبى صلى هللا عليه وسلم كان لرجل على النبى

أعطوه فطلبوا سنه فلم يجدوا له االسنافوقهافقال أعطوه فقال اوفيتني وفى هللا بك قال النبى صلى هللا

عليه وسلم إن خياركم أحسنكم قضاء64

Hadis diatas menerangkan bahwa Nabi sendiri pernah berhutang seekor unta

muda tetapi beliau mengembalikan unta yang lebih tua dari unta yang dipinjami

semula, hal ini menunjukkan bahwa orang yang paling baik adalah orang yang

mengembalikan hutang.

63 Asjmuni A. Rahman, Qaidah., hlm. 85.

64

Imām al-Bukhāri, Sahih al-Bukhāri, kitāb “ fi al-Istiqrād wa Adai ad-Duyūn” “bāb Husni al-Qadai”, hlm. 83. Hadīs dari Abū Nu’aim dari Sufyān dari Salamah dari Abi Salamah dari AbūHurairah.

Page 28: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

28

V. Penutup

V.I. Kesimpulan

Pelaksanaan akad hutang piutang yang dikonversikan ke daging sapi diperbolehkan

dalam hukum Islam, karena dalam akadnya para pihak sama-sama sepakat untuk

dikonversikan ke daging sapi. Hal ini bukanlah untuk menganiaya debitur tetapi

merupakan interpretasi dari ayat-ayat al-Qur’an dan tuntunan dari syari’at Islam

karena nilai uang tidak lagi sama ketika debitur meminjam uang dengan waktu debitur

mengembalikan hutang tersebut, begitu juga dengan harga daging sapi. Hal ini bukan

termasuk transaksi ribawi yang diharamkan oleh hukum Islam, pokok pinjaman dapat

dinilai sempurna jika diukur berdasarkan nilai riilnya. Hal ini agar antara kreditur dan

debitur dalam transaksi hutang piutang yang dikonversikan ke daging sapi tidak ada

yang saling menzalimi serta tidak ada pihak yang dirugikan.

V.II. Saran-saran

1. Dalam praktek hutang piutang hendaklah ditulis dan disertai saksi dari para pihak,

agar memperkuat transaksi tersebut jika salah satu pihak melakukan wanprestasi

dapat menunjukkan bukti tertulisnya.

2. Mengenai pembayaran hendaklah diberi batas waktu, agar debitur tidak menunda-

nunda waktu dan mempunyai kewajiban untuk cepat-cepat membayar sehingga jika

terjadi kenaikan harga daging sapi tidak terlalu membengkak.

VI. Daftar Pustaka

Abdul Hadi, Abu Sura'i, Al-Riba wa al-Qardu fi al-Fiqhi al-Islami, Riyad: Dar al-I'tizam, t.t

Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank syari'ah: dari Teori ke Praktek, cet.I, Jakarta: Gema

Insani Press, 2001

Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syari'ah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, cet. I,

Jakarta: Tazkia Institute, 1999

Page 29: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

29

Badudu, JS dan Sutan Mohd. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. I, Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Islam Tentang Riba, Hutang Piutang dan Gadai, cet. 2,

Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1983

al-Bukhāri, Imam, Sahih al-Bukhāri, Beirut: Dar al-Fikr, 1410 H/1981 M, 4 Juz

Chapra, Umar, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Departemen Agama R.I, al-Qur'an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara

Penterjemahan al-Qur'an, Semarang: CV. Toha Putra, 1989

Hanafi, Mamduh M, Manajemen Keuangan, cet.I, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004

Hanafi, Syafiq Mahmadah, Time Value of Money dan Implikasi Ekonomi dalam Ekonomi

Islam, Jurnal EKBIS Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 1,

No. 1, Desember 2006

Imām Abī Bakar Ahmad bin Husain bin Ali al-Baihaqi, As-Sunani al-Kubrā, cet. I, Beirut:

Dar Shadar, 1352 H

al-Jaziri, Abd ar-Rahman, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba'ah, Beirut: Dar al-Fikr,

1972

Khan, Muhammad Akram, Time Value of Money, edited by Sheikh Ghazali dalam, An

Introduction to Islamic Finance, Kuala Lumpur: Quill Publisher, 1992

Kartowibowo, dalam majalah “Hutang (Ditinjau dari Pandangan Moral),” Mawas Diri, Th.

1985.

Majah, Ibn, Sunan Ibn Majah, Kitab as-Sadaqat, bab inzar al-Mui'sir, Semarang: Toha Putra,

t.t

Muslehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan Dalam Islam, alih bahasa. Aswin Simamora,

cet. II, Jakarta: Rineka Cipta, 1994

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi KL. Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta : Sinar

Grafika, 1994

Qureshi, Anwar Iqbal, Islam and the Theory of Interest, Lahore: SH. Muhammad A Shraf,

1991

Raharjo, M. Dawan, Perekonomian Indonesia Pertumbuhan dan Krisis, Jakarta : LP3ES,

1987

Page 30: KONVERSI HUTANG PIUTANG UANG MENJADI …fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/KONVERSI-HUTANG-PIUT… · Hutang piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang sering dilakukan

30

Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, jilid III, terj. Soeroyo, Nastangin, Jakarta: Dana

Bhakti Wakaf, 1995

Sinungan, Muchdarsyah, Uang dan Bank, cet 3, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

at-Tirmidzī, Imam, Kitāb al-Ahkām Ar-Rasūlillāh, Beirut : Dār al-Fikr, 1978