Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN
KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG
KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
UFA NASHIROH AZZI 111 10 022
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA 2014
ii
KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN
KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG
KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
UFA NASHIROH AZZI 111 10 022
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA 2014
iii
iv
DEKLARASI
بسم ا الرحمن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, …. ……………… ……
Penulis,
Ufa Nashiroh Azzi NIM. 111 10 022
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
v
vi
vii
viii
MOTTO
“ Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan
buah”. - Abu Bakar Sibli
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Orang tuaku tersayang Bapak Rozin dan Ibu Ibtidaiyatun yang sudah
banyak pengorbanan tanpa letih maupun pamrih demi kesuksesan putrinya.
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, juga
setiap dukungan moral maupun spiritual serta restu yang tulus diberikan, semoga
selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat.
2. Adikku tersayang Aqib Nasirudin yang selalu memberi semangat dan
dukungan, serta Kakekku Muh Umar dan Nenekku Siti Khasanah yang
selalu memberiku semangat beserta do’a.
3. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. yang selalu sabar membimbing hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Nasafi, M. Pd.I dan Ibu Asfiyah beserta Putra-Putrinya
selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan, Salatiga yang
selalu memberikan ilmu agama dan mengarahkan dalam kebaikan.
5. Teman-teman di Nurul Asna yang selalu menemani hari-hariku.
6. Teman-teman PAI angkatan 2010 terutama PAI A yang selalu menemani
dan memberi semangat tanpa kenal lelah.
7. Sahabat-sahabatku yang telah mengisi hari-hariku dengan penuh kasih
sayang dan motivasi khususnya Susi, Tari, Desi, Likah, Iroh, Ela, Eri, dan
Rika.
x
KATA PENGANTAR
بسم ا الرحمن الرحيم
Alhamdulillahi rabbil'alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat
Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada
henti. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Korelasi Supervisi Klinis Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Di Sd
Negeri Banyusari Kec.Grabag Kab.Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Korelasi Supervisi Klinis
Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SD Negeri Banyusari Kec.Grabag
Kab.Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Rasimin, S. Pd.I., M.Pd. selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
xi
3. Ibu Dra. Siti Farikhah, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Kepada Kepala Sekolah beserta rekan-rekan guru di SD Negeri Banyusari
yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
7. Keluarga dan teman-teman yang banyak membantu dalam kesulitan yang
di hadapi penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat
balasan dan ridlo dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan
ibadah. Amin
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini
dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 08 Desember 2014
Penulis.
xii
ABSTRAK
Azzi, Ufa Nashiroh. 2014. “Korelasi Supervisi Klinis Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru Di SD Negeri Banyusari Kec.Grabag Kab.Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.” Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M. Pd.
Kata kunci : Supervisi Klinis Kepala Sekolah. Kinerja Guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian kepala sekolah dan guru di SD Negeri Banyusari. Analisis ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek penelitian ini sebanyak 10 responden menggunakan teknik populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk menjaring data supervisi klinis kepala sekolah dan kinerja guru.
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis product moment. Pengujian hipotesis penelitian, terdapat pengaruh positif supervisi klinis kepala sekolah dan kinerja guru di SD Negeri Banyusari. Hal ini disimpulkan dari hasil angket yang memperoleh nilai 75% ada 3 responden dari 10 responden bahwa supervisi klinis kepala sekolah dalam kategori Baik yaitu pada kuartil mulai dari 38 keatas. Untuk kinerja guru yang memperoleh nilai 75% ada 4 responden dari 10 responden dengan kategori Baik yaitu pada kuartil mulai dari 34 keatas.
Pengolahan data dan dibahas berhasil dikonsultasikan dengan tabel, nilai-nilai (product moment) diperoleh pada tabel, nilai-nilai r product moment signifikansi 1% = 0.765 apabila ditunjukkan dengan hasil r hitung 0.804 > r tabel 0.765. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ Ada pengaruh positif antara supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri Banyusari” hipotesis yang penulis ajukan diterima.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR LOGO......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. iii
PENGESAHAN........................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
ABSTRAK................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 8
F. Definisi Operasional............................................................... 9
G. Metode Penelitian................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan............................................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………….............. 20
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan…………………… 20
1. Pengertian Supervisi Pendidikan…………………... 20
2. Tujuan Supervisi Pendidikan………………………. 22
3. Fungsi-Fungsi Supervisi Pendidikan………………. 24
4. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan……………… 24
5. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan……………… 27
xiv
B. Supervisi Klinis………………………………………… 32
1. Pengertian Supervisi Klinis………………………… 32
2. Tujuan Supervisi Klinis……………………………. 34
3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis………………………….. 35
4. Manfaat Supervisi Klinis…………………………... 37
5. Langkah-Langkah Supervisi Klinis………………… 38
C. Kinerja Guru……………………………………………. 41
1. Pengertian Kinerja Guru……………………………. 41
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru…. 42
3. Macam-Macam Kinerja Guru………………………. 44
4. Model-Model Kinerja………………………………. 45
5. Standar Kompetensi Guru…………………………... 46
6. Membangun Kinerja Guru Yang Positif……………. 49
D. Kaitan Supervisi Klinis Dengan Kinerja Guru…………. 51
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN......................................... 53
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian…….………………… 53
1. Tinjauan Histori SD Negeri Banyusari………………… 53
2. Keadaan Geografis SD Negeri Banyusari……………… 53
3. Struktur Organisasi SD Negeri Banyusari…………….... 54
4. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Banyusari…………... 56
5. Data Sekolah SD Negeri Banyusari…………………….. 58
6. Data Siswa SD Negeri Banyusari………………………. 59
7. Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri Banyusari…… 60
8. Fasilitas SD Negeri Banyusari………………………….. 62
B. Data Hasil Penelitian………………………………………... 65
BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………... 69
A. Analisis Pendahuluan……………………………………….. 70
1. Variabel 1 Supervisi Klinis Kepala Sekolah……………. 71
2. Variabel 2 Kierja Guru………………………………….. 75
B. Analisis Hipotesis…………………………………………… 80
xv
BAB V PENUTUP................................................................................... 85
A. Kesimpulan............................................................................. 85
B. Saran-saran.............................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 87
LAMPIRAN – LAMPIRAN…….……………………………………………. 89
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Siswa SD N Banyusari............................................................. 59
Tabel 3.2 Daftar Keadaan Guru dan Karyawan SD N Banyusari……………... 61
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SD N Banyusari……………………… 63
Tabel 3.4 Daftar Keadaan Sarana dan Prasarana SD N Banyusari……………. 64
Tabel 3.5 Daftar Responden…………………………………………………… 65
Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Supervisi Klinis Kepala Sekolah………….. 66
Tabel 3.7 Daftar Jawaban Angket Kinerja Guru………………………………. 68
Tabel 4.1 Daftar Distribusi Angket Supervisi Klinis Kepala Sekolah………… 71
Tabel 4.2 Daftar Diagram Tempat Kedudukan Kuartil Dalam Distribusi Supervisi
Klinis Kepala Sekolah……………………………………………… 74
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Angket Kinerja Guru…………………………….. 76
Tabel 4.4 Daftar Diagram Tempat Kedudukan Kuartil Dalam Distribusi Kinerja
Guru………………………………………………………………… 79
Tabel 4.5 Daftar Koefisien Korelasi Antara Supervisi Klinis Kepala Sekolah
Dengan Kinerja Guru………………………………………………. 82
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ..................................................... 89
Lampiran 2 Nota Pembimbing Skripsi ............................................... 90
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian......................................................... 91
Lampiran 4 Angket ............................................................................. 92
Lampiran 5 Lembar Konsultasi .......................................................... 98
Lampiran 6 Surat Keterangan Kegiatan ............................................. 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan kepala sekolah tidak terkecuali peninjauan
(supervisi pembelajaran) kepala sekolah terhadap kinerja guru juga harus
diperhatikan. Yang bertujuan agar tercipta situasi belajar mengajar yang
menyenangkan untuk mencapai hasil yang maksimal (Soekarto, 2006: 87).
Banyak orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan.
Dilain pihak banyak pula yang menandaskan perlu dan pentingnya
pembaharuan pembelajaran. Tetapi sedikit sekali yang berbicara tentang
konsep-konsep pemecahan masalah perbaikan pendidikan dan
pengajaran.malah guru yang sering disalahkan,
Sebagaimana semua orang mempunyai banyak masalah baik
pribadi maupun jabatan. Mereka perlu pemecahannya. Guru-guru
membutuhkan bantuan orang lain yang mempunyai cukup perlengkapan
jabatan professional equipment. Mereka membutuhkan bantuan dalam
mencoba mengerti tujuan-tujuan pendidikan, tujuan-tujuan kurikulum,
tujuan-tujuan intruksional secara operasional. Mereka mengharapkan apa
dan bagaimana cara memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan
kebutuhan anak-anak dan masyarakat yang sedang berkembang. Mereka
membutuhkan bantuan dalam menggali bahan-bahan pengalaman belajar
dari sumber-sumber masyarakat dan metode-metode mengajar yang
2
modern. Mereka membutuhkan pengalaman mengenal dan menilai hasil
belajar anak-anak dan mereka mengharapkan bantuan dalam hal
memecahkan persoalan-persoalan pribadi dan jabatan mereka.
Semuanya membutuhkan bantuan dari seseorang yang mempunyai
kelebihan. Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru
dalam menstimulir guru-guru ke arah usaha mempertahankan suasana
belajar dan mengajar yang lebih baik, orang tersebut kita sebut
“supervisor” (Imron, 2011: 8). Dunia pendidikan perlu adanya pemimpin.
Seorang pemimpin bertugas untuk mengatur, mengawasi, dan memberi
contoh pada anggotanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat As-
Sajdah ayat 24 :
$ oΨù= yè y_uρ öΝ åκ ÷]ÏΒ Zπ £ϑÍ←r& šχρ߉öκ u‰ $ tΡ Í öΔr'Î/ $£ϑ s9 (#ρçy9 |¹ ( (#θçΡ%Ÿ2 uρ $ uΖÏG≈tƒ$ t↔ Î/ tβθ ãΖÏ%θム∩⊄⊆∪
) ٢٤: سورة السجدة(Artinya : “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”. (QS. As-Sajdah :24).
Dalam surat tersebut menyebutkan bahwa menjadikan seseorang
menjadi pemimpin agar kita diberi petunjuk yang benar, dan juga
pemimpin yang bersabar artinya yang bisa mengatur dan mampu
menuntun anak buahnya menjadi lebih baik dengan cara berkala dan
berkelanjutan.
Berdasarkan kenyataan itulah, maka seorang guru memerlukan
pembinaan (supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari
3
adanya pengawasan pada semua jenjang pendidikan itu selalu
dioptimalkan untuk memacu mutu pendidikan. Karena guru adalah salah
satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak semua
guru memahami seluk beluk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan baik dan benar. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya
perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum di ketahui
oleh guru tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan atau
pelayanan dari supervisor.
Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk
mewujudkan kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara
pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu
tugas kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (Mulyasa, 2007: 111). Dunia
pendidikan perlu adanya seorang pemimpin. Seorang pemimpin bertugas
untuk mengatur, mengawasi dan memberikan contoh pada anggotanya
(guru atau para staf-stafnya).
Orang-orang yang khususnya guru-guru dan para personalia
lainnya di sekolah yang berhubungan langsung dengan belajar mengajar
para siswa, adalah merupakan individu yang tidak sempurna. Masih
banyak yang tidak mereka ketahui tentang dirinya dan lingkungannya.
Itulah sebabnya mereka membutuhkan belajar banyak hal dalam menjalani
kewajibannya sebagai seorang guru, terutama dalam hal belajar mengajar,
terutama yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga
4
mereka dapat mengajar dengan baik. Dan mereka membutuhkan petunjuk-
petunjuk orang lain yang lebih tahu. Serta melalui proses yang dapat
membina guru untuk memperkecil jurang tersebut dengan cara
mendekatkan diri kepada orang tersebut yang bernama “supervisi klinis”.
Dalam menjalankan tugas kesehariannya guru tidak selalu dapat
mengerjakan tugasnya dengan lancar. Adakalanya pada waktu-waktu
tertentu mengalami hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat berasal dari
pekerjaan itu sendiri, dari lingkungan pekerjaan atau dari guru yang
mengerjakannya.
Ketidaksempurnaan individu nampak jelas dalam pengamatan kita
sehari-hari. Guru kadangkala keliru menjelaskan sesuatu kepada siswa-
siswanya sebab ia kurang bersiap sebelumnya. Atau contoh yang lain
yaitu, petugas laboratorium dapat keliru menyiapkan bahan-bahan
praktikum karena kondisi basan kurang sehat. Petugas konseling bisa
keliru menganalisis pribadi siswa karena catatan hilang tidak diketahui
tempatnya. Ketidaksempurnaan pribadi, kemampuan, maupun cara kerja
membutuhkan supervisi untuk meningkatkannya.
Maka dari itu sebagai kepala sekolah harus tanggap terhadap
bawahannya (guru) ketika mengalami hambatan tersebut, dengan cara
melaksanakan supervisi klinis yang diharapkan dapat membantu dan
mendorong kinerja guru, dan bertujuan memperbaiki perilaku guru-guru
dalam proses belajar mengajar. Dengan cara lebih dekat, yaitu relasi “face
to face” antara supervisor dengan guru yang disupervisi, membahas
5
tentang hal mengajar didalam kelas guna perbaikan pembelajaran dan
pengembangan profesi ( Imron, 2011: 59).
Setelah terlaksana proses supervisi klinis kepala sekolah dengan
baik, maka dapat mempersiapkan lembaga pendidikan yang berkualitas
yang akan melahirkan cara berfikir, bersikap dan berperilaku dengan hasil
yang maksimum dari potensi yang ada. Serta sanggup memecahkan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tugas mengajarnya,
sehingga dengan demikian akan memudahkan pencapaian tujuan
pendidikan. Serta dapat membentuk pribadi anak secara maksimal dan
secara langsung mengadakan perbaikan terhadap proses belajar mengajar (
Daryanto, 2008: 177).
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui seberapa jauh
korelasi positif supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja guru.
Maka judul yang peneliti ambil adalah “ KORELASI SUPERVISI
KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SD
NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2014 / 2015 ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah supervisi klinis kepala sekolah di SD Negeri
Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2014 /
2015?
6
2. Bagaimanakah kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag
Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015?
3. Adakah korelasi antara supervisi klinis kepala sekolah dengan
kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang
Tahun Pelajaran 2014 / 2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
akan penulis capai sesuai dengan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui bagaimana supervisi klinis kepala sekolah di SD
Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2014 / 2015.
2. Mengetahui bagaimana kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec.
Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
3. Mengetahui adakah korelasi antara supervisi klinis kepala sekolah
dengan kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab.
Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul, atau tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan
(Arikunto, 1996: 67). Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari
persoalan atau masalah penelitian, dan masih harus diuji kebenarannya.
7
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan
masalah yang masih perlu dibuktikan dilapangan atau masih perlu diuji
melalui penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis, “ada korelasi
yang signifikan antara supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja guru
di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015.”, artinya semakin tinggi supervisi klinis kepala sekolah maka
semakin meningkat pula kinerja guru di sekolah tersebut.
E. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1) Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan sumbangan
bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat
memperkaya khasanah pendidikan agama Islam (tarbiyah) yang diperoleh
dari hasil penelitian
2) Manfaat praktis
a) Bagi supervisor: sebagai masukan bagi supervisor agar lebih
banyak memberi dorongan kepada para guru agar para guru tetap
bekerja dengan baik sehingga kinerjanya semakin meningkat. Dan
mampu membina guru dalam mengembangkan profesi termasuk
kepribadian mereka sebagai guru.
8
b) Bagi guru : dapat membangkitkan inisiatif bagi para guru agar
kreatif mencari cara-cara baru yang lebih baik dalam membimbing
proses belajar mengajar siswa. Dan lebih semangat bekerja menjadi
satu kesatuan kekuatan yang dinamis dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari di sekolah.
F. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman terhadap pokok masalah
yang dimaksud, maka sebelumnya penulis menguraikan tentang batasan
pengertian yang dimaksud dalam judul ini adalah:
1. Supervisi klinis kepala sekolah
a. Supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” yang terdiri
dari dua perkataan “super” dan “vision”. Super berarti atas
atau lebih sedangkan Vision berarti melihat atau meninjau.
Oleh karena itu secara etimologis supervisi berarti melihat atau
meninjau dari atas (orang yang memiliki kelebihan) terhadap
perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. Pengertian
seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu
posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi daripada yan
dilihat ( Subari, 1994: 1)
b. Klinis berasal dari kata Clinical artinya berkenaan dengan
menangani orang sakit. Sama halnya dengan mendiagnosis
orang sakit , maka guru pun dapat didiagnosis dalam proses
pembelajaran, untuk menemukan aspek-aspek mana yang
9
membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik. Kemudian
aspek-aspek itu satu-persatu diperintahkan secara intensif. Jadi
supervisi klinis itu merupakan salah satu model atau proses
supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan
pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran (Waliman, 2011: 10).
Jadi supervisi klinis kepala sekolah adalah proses
supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan
pembelajarannya dengan tujuan memperbaiki proses
pembelajaran yang dilakukan oleh pimpinan suatu lembaga
pendidikan.
2. Kinerja Guru
a. Kinerja merupakan sikap terhadap kerja, ciri-ciri atau sifat
mengenai cara bekerja yang dimiliki oleh seseorang atau
segolongan (Buchori, 1994: 73).
b. Guru berarti orang yang kerjanya mengajar di sekolah (
Samana, 1994: 13).
Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru merupakan
sikap mengajar guru atau keprofesionalan guru.
10
Dengan demikian penulis membagi dua variabel yang memerlukan
pembahasan, yaitu :
1. Variabel bebas adalah supervisi klinis kepala sekolah.
Indikatornya :
a. Meningkatkan pembelajaran guru di dalam kelas (Membantu guru
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan analisis kelas)
b. Memotivasi guru
c. Melakukan pengawasan dan mengontrol kwalitas guru dalam
proses pembelajaran
d. Memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika menghadapi
kesulitan
e. Melakukan komunikasi secara intensif
f. Mengecek presensi kehadiran guru
2. Variabel terikat adalah peningkatan kinerja guru.
Indikatornya :
a. Keprofesionalan (disiplin) yang tinggi
b. Rasa tanggung jawab tinggi dalam pelaksanaan tugas
c. Menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran secara operasional
d. Terampil dalam pengelolaan kelas
e. Kemampuan pelaksanaan, perencanaan, evaluasi pembelajaran
f. Pandai bergaul dengan kawan kerja
11
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah
dalam proses penelitian (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 7). Adapun pada
penelitian ini, penulis mengambil beberapa metode. Diantaranya sebagai
berikut:
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Dalam pelaksaan penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sedangkan rancangan penelitian ini adalah
penelitian korelasi.
Penelitian korelasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variable
(Arikunto, 1997: 247). Peneliti hanya mencari korelasi dari variabel X,
yaitu supervisi klinis kepala sekolah terhadap variabel Y, yaitu kinerja
guru.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti korelasi
supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja guru. Dengan kata lain
apakah supervisi klinis kepala sekolah berkorelasi dengan kinerja guru.
Penelitian ini mengarah pada studi korelasi, dengan tehnik angket.
Penelitian ini meliputi dua variabel yaitu supervisi klinis kepala
sekolah sebagai variabel X dan sikap kinerja guru sebagai variabel Y.
Asumsi dasar penelitian ini adalah bahwa variabel X yaitu
supervisi klinis kepala sekolah berkorelasi dengan variabel Y yaitu
kinerja guru.
12
2. Populasi penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang memepunyai kwalitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiono, 2010: 117). Populasi yaitu keseluruhan
subjek penelitian (Arikunto, 2005: 115).
Populasi penelitian ini mencakup semua guru SD Negeri
Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015.
3. Metode pengumpulan data
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan
data adalah dengan menggunakan metode observasi, metode angket
atau kuesioner, dan metode dokumentasi.
a. Metode Angket (kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan suatu cara atau metode
penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus
dijawab oleh orang-orang yang dikenal, atau disebut responden.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 151) kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui.
13
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui
proses supervisi beserta kinerja guru. Angket yang digunakan
adalah angket tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban
yang sudah ditentukan oleh peneliti.
b. Metode Wawancara
Suprayogo dan Tobrono (2003: 167) menyatakan metode
wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to
face) dengan maksud tertentu.
Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono (2011: 231)
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Metode ini digunakan
oleh penulis sebagai cross cheking atas metode angket.
c. Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode dengan jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang diselidiki (Sukandar dan Rumidi, 2004: 67).
Sedangkan menurut Sugiyono, (2011: 144) Observasi
adalah sebagai bentuk pengumpulan data yang mempunyai ciri
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu
wawancara dan kuesioner karena observasi tidak terbatas pada
orang, tapi juga objek-objek alam lain. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang lokasi penelitian.
14
Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi
data yang diperlukan dengan jalan mengamati proses supervisi
klinis kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja para guru di SD
Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014.
d. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data
dengan menelusuri berbagai macam dokumen (Sandjaya, 2006:
144). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi
dan keadaan objek penelitian serta memberikan gambaran umum
tentang obyek penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160).
Penelitian ini menggunakan instrument penelitian yang berupa
angket yang terdiri dari dua, yaitu yang pertama angket tentang proses
supervisi klinis kepala sekolah angket kedua tentang kinerja guru.
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola kategori dan suatu uraian
dasar (Iqbal, 2004: 15). Analisis data ini bertujuan untuk
15
memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam
penelitian (Iqbal, 2004: 30). Fenomena tersebut yaitu kondisi yang
terjadi pada kinerja guru di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab.
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015, berkaitan dengan supervisi
klinis kepala sekolah.
a. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini digunakan rumus kuartil.
Kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh
distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar, yaitu
masing masing sebesar ¼ N. Jadi akan dijumpai tiga buah kuartil,
yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga
(Q3).
Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi
frekuensi dari data yang penulis selidiki menjadi empat bagian
yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N.
Karena penulis hanya menggunakan sampel 10 maka
Rumus kuartil data tunggal untuk jumlah data (n) genap dan tidak
habis dibagi empat, maka Rumus kuartil yang penulis gunakan
Yaitu:
Kuartil 1 :
Kuartil 2 :
16
Kuartil 3 :
Keterangan :
: Kuartil ke-1
: Kuartil ke-2
: Kuartil ke-3
n : Banyak data
b. Analisis Uji Hipotesis
Digunakan analisis data Product Moment dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
: Koefisien korelasi
: Kuadrat Y
: Kuadrat X
: Jumlah skor total variabel X
: Jumlah skor total variabel Y
: Jumlah sampel yang diteliti
H. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
17
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat penelitian
F. Definisi operasional
G. Metode penelitian
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
2. Tempat dan waktu penelitian
3. Populasi dan sampel
4. Metode pengumpulan data
5. Instrument penelitian
6. Analisis data
H. Sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang supervisi klinis kepala sekolah
B. Kajian tentang kinerja guru
C. Pengaruh supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja
guru
BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Gambaran umum SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab.
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015, keadaan supervisi,
18
keadaan guru, dan sarana prasarana. Data tentang supervisi
klinis kepala sekolah dan kinerja guru.
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Analisis pendahuluan
B. Analisis uji hipotesis
C. Analisis lanjut
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi berasal dari bahasa inggris “supervision” yang terdiri
dari dua perkataan “super” dan “vision”. Super berarti atas atau lebih
sedangkan Vision berarti penglihatan atau meninjau. Oleh karena itu
secara etimologis supervisi itu merupakan arti kiasan yang
menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi
daripada yang dilihat (Subari, 1994 : 1).
Supervisi kaitannya dengan proses belajar mengajar yang
dikutip oleh Mulyasa (2004: 155) dalam Carter Goods Dictionary Of
Education, adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin
guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki
pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan
perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan
pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta
evaluasi.
20
Ada juga yang menjelaskan supervisi sebagai berikut:
a. Mc. Nemey
Supervision is the procedures of giving direction to and
providing critical evaluations of the instructional process (Subari,
1994: 5).
Dari kutipan diatas penulis mengartikan bahwa supervisi
adalah prosedur memberikan arah serta mengadakan penilaian
secara kritis terhadap proses pengajaran.
b. Boardman et al
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir,
dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru baik
secara pribadi maupun kelompok agar lebih memahami dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Soekarno,
2006: 88).
c. P. Adams dan Frank G. Dickey
Supervision is a planned program for the improvement of
instruction (Daryanto, 2008: 170).
Dari kutipan di atas penulis mengartikan bahwa supervisi
adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran.
Dari beberapa definisi diatas, supervisi dapat diartikan sebagai
bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, dan juga
21
membantu guru dalam memecahkan masalah yang di hadapinya
sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya dikelas, dan mampu
memberi arahan kepada guru-guru, dapat juga diartikan sebagai suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh administrasi pendidikan
yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja
personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama
pendidikan.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses hasil belajar
melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan
professional kepada guru. Jika proses belajar meningkat, maka hasil
belajar diharapkan juga meningkat. Dengan demikian, rangkaian usaha
supervisi akan memperlancar pencapaian tujuan kegiatan belajar
mengajar.
Secara umum, supervisi pembelajaran bertujuan untuk
memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar
yang lebih baik, melalui usaha peningkatan professional mengajar,
menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang
masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan
bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan
untuk diperbaiki sendiri (Imron, 2011:11)
22
Dalam rumusan yang lebih rinci, Fachrudi (1993: 71)
mengemukakan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peranan khusus sekolah dalam usaha mencapai
tujuan.
2. Membantu guru melihat dengan jelas persoalan dan kebutuhan
murid dan membantu mereka sedapat mungkin agar dapat
memenuhi kebutuhan itu.
3. Membantu guru mengembangkan kecakapan mengajar yang lebih
besar
4. Membantu guru melihat kasukaran murid belajar dan membantu
merencanakan pelajaran yang efektif.
5. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam suatu tim yang efektif, bekerja sama dan saling menghargai
untuk mencapai tujuan yang sama.
6. Membantu memberi peringatan kepada masyarakat mengenai
program sekolah agar umum dapat mengerti dan membantu usaha
sekolah.
Jadi, supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses
yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dengan meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan
pengelolaan sarana dan prasarana, dan semua hal yang menunjang
kegiatan pembelajaran.
23
3. Fungsi-Fungsi Supervisi
Fungsi utama supervisi adalah membina program pengajaran
yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan
(Sahertian, 2008: 21).
Supervisi juga berfungsi untuk mengoordinasi, menstimulasi,
dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengoordinasi semua
usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas
pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif,
memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis
situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan
guru serta staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu
meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011: 12).
Supervisor dapat membantu guru dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mencapai hasil yang
maksimal dan juga meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh seorang supervisor
dalam melaksanakan tugasnya. Dalam usahanya memecahkan masalah
hendaklah ia berpegang teguh pada Pancasila yang merupakan prinsip
asasi, yang merupakan landasan utama pelaksanaan tugas dan
kewajibannya sebagai supervisor.
Di samping prinsip asasi itu Fachrudi (1993: 73) dalam
bukunya membedakan juga dua prinsip, yaitu prinsip positif dan
24
prinsip negatif. Yang dimaksudkan dengan prinsip positif ialah
prinsip-prinsip yang patut kita ikuti. Sedangkan yang dimaksud dengan
prinsip negatif ialah prinsip yang sebaiknya kita hindari.
a. Prinsip positif
a) Supervisi dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Maksudnya demokratis ialah seorang supervisor harus
menghargai kepribadian, pikiran, perasaan, dan pendapat guru.
Sedangkan kooperatif ialah terdapat kerjasama yang baik antara
supervisor dengan guru.
b) Supervisi bersifat kreatif dan konstruktif.
Maksudnya dalam melaksanakan supervisi hendaknya
mengarah kepada perbaikan, apapun perbaikannya dan
seberapapun perbaikannya seorang supervisor harus kreatif dan
teliti.
c) Supervisi harus inovatif dan progresif.
Maksudnya seorang supervisi harus mengikhtiarkan
pembaruan dan berusaha menemukan hal-hal baru dalam
supervisi dan dilaksanakan maju selangkah demi selangkah
namun tetap mantap.
d) Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru.
e) Supervisi harus berdasarkan kenyataan dan apa adanya.
25
f) Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan
guru untuk mengevaluasi diri mereka sendiri, dan menemukan
jalan pemecahan atas keluarganya.
b. Prinsip negatif
a) Supervisi pendidikan tidak boleh di laksankan dengan otoriter.
b) Supervisi pendidikan tidak boleh mencari-cari kesalahan guru.
c) Supervisi pendidikan tidak boleh di laksanakan berdasarkan
tingginya pangkat.
d) Supervisi pendidikan tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil.
e) Supervisi pendidikan tidak boleh dilepaskan dari tujuan
pendidikan dan pembelajaran.
f) Supervisi pendidikan tidak boleh merasa lebih tahu
dibandingkan dengan guru.
g) Supervisi pendidikan tidak boleh terlalu memperhatikan hal-hal
yang terlalu kecil dalam mengajar sehingga membelokkan
maksud supervisor.
h) Supervisor tidak boleh lekas kecewa jika mengalami
kegagalan.
5. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Upaya dan kegiatan supervisi yang terarah pada usaha
mencapai sasarannya dilaksanakan dengan menggunakan teknik
supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam
26
dua macam, yaitu: teknik yang bersifat individual dan kelompok.
Teknik yang bersifat individual ialah teknik yang dilakukan atau
dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang
bersifat kelompok ialah teknik yang dilaksanakan untuk melayani lebih
dari satu orang (Sahertian, 2008: 52).
Adapun teknik yang bersifat individual adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan kelas
Kunjungan yang dilakukan oleh seorang supervisor
kedalam kelas untuk melihat guru mengajar dengan tujuan
memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru
mengajar. Dengan kegiatan ini seorang supervisor dapat berdiskusi
dengan guru apa kesulitan yang dihadapi dan guru dapat
menjelaskan kesulitan serta hambatan yang dihadapi guru dalam
mengajar, serta guru dapat meminta bantuan dan dorongan,
kunjungan kelas dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Kunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya.
2) Kunjungan dengan diberitahukan sebelumnya.
3) Kunjungan atas undangan guru.
b. Percakapan pribadi
Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan guru.
Dalam percakapan ini keduanya berusaha berjumpa dalam
pengertian mengajar dengan baik. Yang mencakup usaha-usaha
27
untuk memecahkan problema yang dihadapai oleh guru (Sahertian,
2008: 73).
c. Observasi kelas
Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti
suasana kelas selama kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh
data yang subyektif mungkin sehingga dengan itu dapat digunakan
untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar (Sahertian, 2008:
73).
d. Saling mengunjungi kelas
Yaitu saling mengunjungi antara guru yang satu dengan
guru yang lainnya pada saat kegiatan belajar mengajar. Hal ini
merupakan langkah supervisi yang perlu dikembangkan di sekolah.
Terutama guru-guru yang masih kurang berpengalaman, dapat
belajar dari kemahiran mengajar guru-guru yang lain.
e. Menilai diri sendiri
Salah satu tugas tersukar bagi para guru ialah melihat
kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk
mengukur kemampuan mengukur kemampuan mengajarnya,
disamping menilai murid-muridnya juga penilaian terhadap diri
sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam
pertumbuhannya (Sahertian, 2008: 83).
28
Adapun teknik supervisi yang bersifat kelompok (Sahertian, 2008: 86-
100) di antaranya:
a. Pertemuan orientasi bagi guru baru
Yaitu suatu pertemuan yang bertujuan khusus
mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
Pertemuan orientasi ini bukan hanya guru baru tetapi juga
seluruh staf guru.
b. Panitia penyelenggara
Yaitu suatu kegiatan yang di adakan bersama, dimana
guru dillibatkan dalam kepanitiaan dan beberapa guru ditunjuk
sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dalam melaksanakan tugas ini guru mendapat pengalaman
dalam mencapai tujuannya sehingga guru dapat tumbuh dan
berkembang dalam profesi mengajarnya dengan adanya
pengalaman-pengalaman tesebut.
c. Rapat guru
Supervisor mengadakan pertemuan dengan guru-guru
guna membahas masalah-masalah yang timbul pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya rapat ini,
guru dapat dibantu baik secara individu maupun secara
kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan
mereka, menganalisa problema-problema mereka dan
mempertumbuhkan diri sendiri dan jabatan mereka.
29
d. Studi kelompok antar guru
Yaitu sesuatu kegiatan dimana guru yang mengajar
mata pelajaran yang sama berkumpul untuk mempelajari suatu
masalah atau sejumlah bahan materi pelajaran, selain itu juga
membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang.
e. Diskusi sebagai proses kelompok
Yaitu pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk
dipecahkan bersama, dengan adanya diskusi dapat
mengembangkan ketrampilan guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan dengan jalan bertukar pikiran di guru.
f. Tukar menukar pengalaman
Yaitu suatu kegiatan dimana guru saling bertukar
pikiran atau pengalaman, saling memberi dan menerima, saling
belajar satu dengan yang lain. Dengan tujuan agar dapat belajar
dari pengalaman temannya dalam membimbing murid dalam
proses belajar mengajar.
g. Loka karya (workshop)
Dengan adanya lokakarya ini dimaksudkan agar guru
dapat menyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap
bidang studi.
h. Diskusi panel
Diskusi panel adalah satu bentuk diskusi yang
dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar
30
dengan tujuan untuk memecahkan suatu problema yang mana
para panelistnya terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli
dalam masalah yang didiskusikan.
i. Seminar
Kegiatan ini biasanya mendatangkan tokoh ahli yang
akan membahas suatu masalah tertentu kemudian akan
ditanggapi oleh partisipant yang akan menghasilkan suatu
kesimpulan dari masalah yang dibahas.
j. Pelajaran contoh
Suatu teknik yang bersifat kelompok bilamana
supervisor itu memberi penjelasan-penjelasan kepada guru-
guru tentang mengajar yang baik.
k. Membaca langsung
Guru membaca langsung sumber-sumber pustaka yang
ada di sekolah atau tempat lain.
l. Mengikuti kursus
Suatu media yang dapat membantu guru dalam
mengembangkan pengalaman profesi mengajar dan menambah
ketrampilan guru dalam melengkapi profesi mereka. Dalam hal
ini guru mengikuti kursus yang bersifat penataran sehingga
guru memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tambahan
sehingga mereka akan mengalami peningkatan dalam profesi
mereka.
31
Semua pendidikan pasti menginginkan maju dan berkembang
dengan maksimal, jadi teknik keduanya tersebut, yaitu teknik individu
maupun kelompok semua perlu dilakukan agar guru semakin
meningkat dan profesional karena banyak berlatih dan belajar. Dengan
cara-cara atau teknik-teknik di atas.
B. Supervisi Klinis
1. Pengertian Supervisi Klinis
Di dalam supervisi pembelajaran terdapat beberapa pendekatan,
pendekatan yang penulis ambil yaitu pendekatan klinikal (klinis) yang
dilakukan secara kolegial oleh supervisor dengan guru. Melalui
hubungan kolegial atau kesejawatan tersebut, kemampuan mengajar
guru dapat di tingkatkan.
supervisi klinis ialah suatu proses tatap muka antara supervisor
dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada
hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu
pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses
pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan kepada
penampilan mengajar guru berdasarkan hasil observasi (Soetjipto,
1999: 247)
Sedangkan menurut Acheson dan Gall menyatakan bahwa
supervisi klinis ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang
antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar
seharusnya/yang ideal (Pidarta, 1992: 249).
32
Sementara itu Sergiovani berpendapat bahwa supervisi
pembelajaran dengan pendekatan klinik adalah suatu pertemuan tatap
muka antara supervisor dengan guru, membahas tentang hal mengajar
di dalam kelas guna perbaikan pembelajaran dan pengembangan
profesi (Imron, 2011:59).
Dari beberapa definisi tentang supervisi klinis tersebut penulis
dapat menyimpulkan bahwa supervisi klinis adalah tatap muka antara
supervisor dengan guru, proses bantuan professional kepada guru
melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat,
dan umpan balik yang objektif dan segera, serta seorang supervisor
mampu memahami masalah-masalah yang di hadapi oleh guru, dan
juga di dalam supervisi klinis seorang supervisor harus bisa
berhubungan baik dan dekat dengan seorang guru, seperti teman
sejawat. Agar seorang supervisor lebih mudah dalam memecahkan
masalah dan juga mampu memperkecil jurang kegagalan guru.
2. Tujuan Supervisi Klinis
Tujuan supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan
perbaikan kepribadian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk
mengajarkan berbagai ketrampilan kepada guru. Biasanya sasaran ini
dioperasikan dalam sasaran-sasaran yang lebih kecil, yaitu bagian
ketrampilan mengajar yang bersifat spesifik, yang mempuyai arti
sangat penting dalam proses mengajar. Analisis kontruktif dilakukan
untuk dapat secara tepat memberi penguatan kepada pola tingkah laku
33
yang berhasil, dan mengarahkan serta tidak mencela atau menghukum
pola-pola tingkah laku yang belum sukses. Dalam supervisi klinis,
supervisor dan guru merupakan teman sejawat dalam memecahkan
masalah-masalah pengajaran di kelas.
Pada umumnya supervisi pendidikan lebih tertuju kepada
supervisi kelas. Supervisi macam ini lebih mengutamakan kegiatan
kunjungan kelas untuk mengobservasi proses belajar mengajar di
kelas. Kunjungan ini biasanya didahului dengan konferensi atau
wawancara yang pada umunya membicarakan program semester,
satuan pelajaran, kehadiran, dan penilaian hasil belajar. Setelah
kunjungan kelas lazim juga diadakan paska observasi yang terdiri dari
konferensi dan wawancara untuk memberikan tanggapan dan kesan,
penilaian dan diskusi. Sering pula hasil penilaian terhadap guru
dikemukakan dalam kesempatan ini.supervisi dengan langkah-langkah
tersebut digolongkan sebagai jenis supervisi klinikal atau klinis
(Daryanto, 2008: 176).
3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis
Menurut Goldhammer, Anderson, dan Krawjewski dalam
bukunya Soetjipto dan Kosasi (1999: 247) menjelaskan bahwa ciri-ciri
supervisi sebagai berikut:
a. Merupakan tekhnologi dalam meperbaiki pengajaran.
b. Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses
pengajaran.
34
c. Berorientasi kepada tujuan, mengombinasikan tujuan sekolah,
dan mengembangkan kebutuhan pribadi.
d. Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan
supervisor.
e. Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam
pengertian, dukungan dan komitmen untuk berkembang
f. Suatu usaha yang sistematik, namun memerlukan keluwesan
dan perubahan metodologi yang terus menerus.
g. Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani
kesenjangan antara keadaan real dan ideal.
h. Mebgansumsi bahwa supervisor mengetahui lebih banyak
dibandingkan dengan guru.
i. Memerlukan latihan untuk supervisor.
Seperti halnya menurut Mulyasa (2004:112) salah satu
supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis, yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga
inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
b. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji
bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan
kesepakatan.
c. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh
guru dan kepala sekolah.
35
d. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru.
e. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka,
dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab
pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan.
f. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu
pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik.
g. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah
sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang
positif sebagai hasil pembinaan.
h. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan
suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.
4. Manfaat Supervisi Klinis
Dengan adanya supervisor yang selalu mengawasi dan
memperhatikan guru diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat
sebagai berikut:
Menurut Piet (2008: 150-151) manfaat dari supervisi klinis yaitu
sebagai berikut:
a. Membantu guru dalam mengahadapi kesulitan dalam mengajarkan
bidang studi
b. Mengembangkan sumberdaya guru dan staf sekolah
c. Membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah pribadi yang
berpengaruh terhadap kualitas kerja.
36
Sedangkan menurut Soetjipto dan Kosasi (1999: 248) manfaat dari
supervisi klinis adalah sebagai berikut:
a. Guru dapat memiliki ketrampilan mengamati dan memahami
proses pengajaran secara analistis
b. Guru mampu menguasai ketrampilan menganalisis proses
pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan
yang jelas dan tepat.
c. Guru menguasai ketrampilan dalam pembaruan kurikulum,
pelaksanaan, serta pencobaannya.
d. Guru mahir dalam ketrampilan belajar mengajar
5. Langkah-Langkah Supevisi Klinis
Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis,
yaitu: pembicaraan pra-observasi, melaksanakan observasi, melakukan
analisis dan menentukan strategi, melakukan pembicaraan tentang
hasil supervisi, serta melakukan analisis setelah pembicaraan.
a. Tahap Pembicaraan Pra-Observasi
Tahap ini disebut pula dengan tahap pembicaraan
pendahuluan. Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama
membicarakan rencana ketrampilan yang akan diobservasi atau
dicatat. Pelaksanaan tahap ini memerlukan komunikasi terbuka,
sehingga tercipta ikatan kolegial antara supervisor dengan guru
dalam suasana kerja sama yang harmonis. Seperti: menciptakan
37
suasana akrab antara supervisor dengan guru, membicarakan
bersama tentang instrumen yang akan dikembangkan.
b. Tahap Observasi
Pada tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku
mengajar yang dipilih dan disepakati dalam pertemuan
pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor mengamati dan
mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat juga mengadakan
observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi
antara guru dan siswa.
c. Tahap Analisis Data Dan Penetapan Strategi
Supevisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman
observasi. Tujuan tahap ini ialah mengartikan data yang diperoleh
dan merencanakan manajemen petemuan yang akan di adakan
dengan guru. Dalam melakukan analisis, supervisor harus
menggunakan kategorisasi perilaku mengajar dan melihat data
yang akan dikumpulkan itu atas kategori yang ditetapkan.
d. Pembicaraan Tentang Hasil
Tujuan pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan
kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya,
memberikan imbalan dan perasaan puas, mendifinisikan isu dalam
mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki
teknik mengajar dan mengembangkan diri-sendiri.
e. Analisis Sesudah Pembicaraan
38
Supervisi merupakan pekerjaan professional. Oleh karena
itu pengalaman supervisor dalam melaksanakan supervisi harus
dapat di manfaatkan untuk pertumbuhan jabatannya sendiri. Dalam
analisis sesudah pembicaraan ini, supervisor harus menilik ulang
tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan kriteria
perilaku mengajar yang ditetapkan dalam pra-observasi dan kriteria
yang dipakai supervisor dalam melakukan observasi. Kegiatan ini
akan mudah dilakukan apabila supervisor mempunyai catatan yang
lengkap tentang proses kegiatan yang dilakukan.kalau mungkin
kegiatan direkam dengan video tape ( Soetjipto, 1999: 249-251).
C. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja menurut Mangkunegara (2001: 67) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kualitas yang dilihat disini adalah dilihat dari kehalusan,
kebersihan ketelitian dalam pekerjaan, sedangkan kuantitas dilihat dari
jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan.
Dalam hal ini adalah guru.
Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja
adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Penulis
dapat mengartikan bahwa Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau
39
performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan
suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari
usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan
perbuatan dalam situasi tertentu. Sehingga kinerja tersebut merupakan
hasil keterkaitan antar usaha, kemampuan dan persepsi tugas (Ahmad
Sani dkk, 2010: 132).
Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinertika energi kerja
yang padanannya ialah bahasa inggris adalah” performance”. Istilah
performance sering diindonesiakan sebagai performa atau yang sering
disebut dengan kinerja. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau profesional
dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009: 5).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Jadi kinerja
adalah proses dan hasil usaha seseorang yang ditunjang dengan
kemampuan baik fisik, sosio emosional dan budaya organisasi serta
lingkungan yang mendukungnya. Tidak tertutup kemungkinan faktor
yang mendukung menjadi prasyarat seseorang mempunyai kinerja
yang baik.
40
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-
faktor tersebut adalah: faktor internal organisasi, faktor lingkungan
eksternal, dan faktor internal karyawan atau pegawai.
a. Faktor Internal Pegawai
Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang
merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh
ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya: bakat, sifat
pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu faktor-
faktor yang diperoleh, misalnya: pengetahuan, ketrampilan, etos
kerja, dan motivasi kerja.
b. Faktor-Faktor Lingkungan Internal Organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan
dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan itu sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja pegawai. Misalnya:
penggunaan teknologi robot oleh organisasi, strategi organisasi,
manajemen dan kompensasi.
c. Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi
Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah
keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi dilingkungan eksternal
organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan, misalnya: krisis
ekonomi yang menyebabkan meningkatnya inflasi serta
41
menurunkan nilai nominal upah dan gaji karyawan (Wirawan,
2009: 7-8)
3. Macam-Macam Kinerja Guru
a. Kinerja Guru Dalam Mendesain Program Pengajaran.
Nurdin dan Usman (2002: 83) mengemukakan salah satu
tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru professional adalah
menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut
juga dengan mendesain program pengajaran.
b. Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Terdapat sejumlah kinerja guru/ staf pengajar dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, yang popular adalah
“model Rob Norris, model Oregan dan model Stanford”. Ketiganya
dikenal dengan sebutan Standford Teacher of Competence (STAC).
Dalam buku yang sama mereka mendiskripsikannya sebagai
berikut:
1) Model Rob Norris, memiliki komponen:
a) Kualitas-kualitas personal dan professional
b) Persiapan pengajaran
c) Perumusan tujuan pengajaran
d) Penampilan guru dalam mengajar di kelas
e) Penampilan siswa dalam belajar, dan
f) Evaluasi
42
2) Model Oregon
Model ini dikelompokkan menjadi lima bagian
a) Perencanaan dan persiapan mengajar
b) Kemampuan guru dalam mengajar dan kemampuan siswa
dalam belajar
c) Kemampuan mengumpulkan dan menggunakan informasi
hasil belajar
d) Kemampuan hubungan interpersonal yang meliputi
hubungan dengan siswa, supervisor dan guru sejawat
e) Kemampuan hubungan dengan tanggung jawab
professional
3) Model Stanford
Model ini membagi kemampuan mengajar dalam ilmu
komponen, tiga dari lima komponen tersebut dapat doibservasi
dikelas meliputi komponen tujuan, komponen guru mengajar
dan komponen evaluasi (Nurdin dan Usman, 2009: 91).
4. Model-Model Kinerja
Menurut Wibowo (2010: 98-101) proses kinerja organisasi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Hersey dan Johnson menggambarkan
hubungan antara kinerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam bentuk satelit model.
Menurut satelite model, kinerja organisasi diperoleh dari
terjadinya integrasi dari faktor-faktor pengetahuan, sumber daya bukan
43
manusia, posisi strategis proses sumber daya dan struktur, kinerja
dilihat sebagai pencapaian tujuan dan tanggung jawab pekerjaan dan
sosial dari prespektif yang mempertimbangkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya, antara lain sebagai berikut:
a. Faktor pengetahuan masalah-masalah teknis, administratif, proses
kemampuan dan sistem
b. Sumberdaya non manusia meliputi peralatan, pabrik, lingkungan
kerja, teknologi, kapital dan dana yang dapat dipergunakan
c. Posisi strategis meliputi masalah keuangan, kebijakan sosial,
sumber daya manusia dan perubahan lingkungan.
d. Proses kemanusiaan terdiri dari masalah nilai, sikap, norma, dan
interaksi.
e. Sementara itu struktur mencakup masalah organisasi, sistem
manajemen, sistem informasi dan fleksibilitas.
5. Standar Kompetensi Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2003
tantang guru dan dosen dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan (Mulyasa, 2008: 25).
Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan
44
oleh ketiganya, dengan penekanan kepada kemampuan mengajar.
Adapun uraian dari masing-masing kompetensi adalah sebagai berikut
(Hamzah B. Uno, 2008: 18).
a. Kompetensi Pribadi
Berdasarkan kodrat manusia sebagai individu dan sebagai
makhluk Tuhan, seorang guru harus mempunyai kompetensi yang
menunjang yang ada pada pribadinya. Kompetensi itu antara lain:
1) Kemantapan dan integritas pribadi
2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
3) Berfikir alternatif
4) Adil, jujur dan objektif
5) Disiplin dalam menjalankan tugas
6) Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, serta sederhana dalam
bertindak
7) Kreatif
8) Berwibawa.
b. Kompetensi Sosial
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Guru
harus memposisikan dirinya dengan tepat, baik dengan peserta
didik atau lingkungan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki
yaitu:
1) Terampil berkomunikasi dengan siswa
2) Bersikap simpatik
45
3) Dapat bekerja sama dengan komite sekolah
4) Pandai bergaul dengan kawan
c. Kompetensi Profesional
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses
pembelajaran, harus memiliki kemampuan :
1) Melaksanakan sistem pembelajaran
a) Memilih priorotas materi yang akan diajarkan
b) Memilih dan menggunakan sumber metode yang ada
c) Memilih dan menggunakan media pembelajaran
a) Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
2) Mengevaluasi sistem pembelajaran
a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b) Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
c) Mengadministrasikan hasil evaluasi
3) Mengembangkan sistem pembelajaran
a) Mengoptimalisasi potensi peserta didik
b) Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
c) Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Berdasarkan paparan diatas bahwa standar kompetensi guru adalah
suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, dan perilaku perbuatan seorang guru agar
46
berkelayakan menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang
tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
6. Membangun Kinerja Guru Yang Positif
Cara membangun kinerja guru yang positif Isjoni (2006: 108-
109) mengemukakan bahwa Indikator suatu bangsa sangat ditentukan
oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya
manusia di tentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin
tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat
pendidikannya. Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, indikator
tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru.
Guru yang baik tidak akan pernah putus asa. Ia menjadikan
kritikan sebagai pemicu baginya dalam melakukan perbaikan dan
pembenahan diri di masa yang akan datang. Kritik terhadap kinerja
guru perlu dilakukan, tanpa itu bagaimana guru dapat mengetahui
kinerja yang sudah dilakukannya selama ini. Dengan demikian akan
menjadi bahan renungan bagi guru untuk perbaikan lebih lanjut.
Bila kita amati di lapangan, guru sudah menunjukkan kinerja
maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih. Akan tetapi barangkali masih ada sebagian guru
yang belum menunjukkan kinerja yang baik, tentunya akan
berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.
Ukuran kinerja guru dapat terlihat dari:
a. Rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah
47
b. Profesi yang di embannya
c. Rasa tanggung jawab moral di pundaknya
d. Rasa tanggung jawab mempersiapkan segala perlengkapan
pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran
e. Seorang guru harus mempersiapkan metode-metode yang akan
digunakan, seperti media dan alat yang akan digunakan evaluasi.
Sudah seharusnya guru memberikan kontribusi kepada bangsa
ini menjadi agent of change dan membangun pondasi yang kuat
didunia pendidikan.
Kinerja guru akan menjadi optimal bilamana diintregasikan
dengan komponen persekolahan, apakah itu supersivor, kepala
sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja akan lebih
bermakna dan positif bila di barengi nawaitu yang bersih dan ikhlas,
serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan
berupaya untuk dapat meningkatkan kekurangannya sebagai upaya
untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik dan positif. Kinerja yang
dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan
tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.
D. Kaitan Supervisi Klinis Dengan Kinerja Guru
Seperti yang telah dikemukakan, supervisi klinis kepala sekolah
bertujuan untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar
mengajar melalui peningkatan kinerja guru itu sendiri dalam
melaksanakan tugas profesional mengajarnya. Seperti juga berlaku untuk
48
segala kegiatan, usaha bantuan ini tidak akan berhasil apabila tidak ada
keinginan untuk bekerja sama dan tidak ada sikap kooperatif baik diri yang
di bantu yaitu guru sendiri maupun kepala madrasah yang menjadi
supervisor klinis. Dengan demikian kinerja guru terhadap berhasil
tidaknya program supervisi klinis ini sangat besar. Peranan guru dalam
supervisi klinis secara lebih rinci dapat ditelusuri dari proses pelaksanaan
supervisi klinis yang dilakukan kepala madrasah itu.
Guru hendaknya secara aktif memberikan masukan kepada
supervisor klinis tentang masalah yang dihadapi dalam mengajar. Seperti
halnya pasien kepada dokternya, karena sikap seorang supervisi klinis
harus mendekati guru seperti halnya teman sejawat, jadi guru harus
berterus terang tentang masalah yang di hadapinya, sehingga dapat dicari
cara pemecahan yang tepat. Sikap terbuka dan kooperatif ini sangat
penting dalam peningkatan kinerja guru dan kegiatan supervisi klinis. Dari
pengetahuannya tentang berbagai teknik supervisi klinis, guru dapat
menyarankan kepada supervisor klinis dalam memilih teknik yang
dianggap paling cocok untuk dipergunakan supervisor klinis dalam
membantu meningkatkan kemampuan dan kinerja guru.
Tugas seorang supervisi klinis bukanlah untuk mengadili tetapi
untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru,
bahwa proses bealajar mengajar dapat dan harus diperbaiki.
Pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
49
guru harus dibantu secara professional sehingga guru tersebut dapat
berkembang dalam kinerjanya.
Seorang guru yang mendapat layanan supervisi klinis akan
mengalami proses belajar. Ia akan melakukan refleksi dari pengalaman
mengajarnya dan dengan bantuan supervisor berusaha untuk memperbaiki
perilaku mengajarnya dan meningkatkan kinerjanya.
50
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Tinjauan Histori SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis adakan pada tanggal 13
November 2014 dengan Ibu Kepala Sekolah yaitu Ibu Imami
Purbaningsih,S.Pd.Sd di dapat keterangan bahwa SD Negeri Banyusari
Grabag Magelang didirikan pada tahun 1912 di Dusun Gesari Desa
Banyusari. SD ini merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang
berada di Desa Gesari. SD ini didirikan oleh pemerintah karena
kebutuhan masyarakat akan pendidikan dasar bagi anak-anak yang
berada di Desa Gesari.
2. Keadaan Geografis SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
SD Negeri Banyusari beralamat di Jl. Grabag - Magelang Km 3,5.
Kurang lebih 2 km sebelah Barat Kecamatan Grabag. Tepatnya berada
di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang. Secara geografis sekolah tersebut berada di lingkungan
pedesaan yang sebagian besar pekerjaan orang tua peserta didik adalah
petani, baik itu padi, jagung, maupun tebu. Dengan kondisi yang asri
tersebut syarat akan terciptanya suasana belajar mengajar yang
kondusif, nyaman, aman serta asri.
51
Dukungan dan kepercayaan dari masyarakat terhadap sekolah
tersebut cukup tinggi, hal tersebut terbukti dengan animo masyarakat
dalam menyekolahkan putra-putrinya di sekolah tersebut.
Lokasi SD Negeri Banyusari Grabag Magelang berbatasan dengan,
yakni:
1) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Dusun Susukan
2) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Dusun Kayupuring
3) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Dusun Jantur
4) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Dusun Gunung Sari
3. Struktur organisasi SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Organisasi sekolah merupakan wadah kesatuan kerja dan tanggung
jawab sebagai pelaksana administrasi yang masing-masing komponen
berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garis-garis struktur yang
membawahinya. Demi kelancaran mekanisme kerja di suatu lembaga
pendidikan maka perlu adanya suatu pembagian kerja, karena
pembagian struktur yang tegas pada masing-masing bidang bisa
memudahkan ruang kerja berdasarkan jabatan masing-masing.
Berikut ini adalah struktur organisasi SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang 2014.
52
Bagan 3.1.
Struktur Organisasi SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Tahun 2014/2015
Dewan / K it
KEPALA SEKOLAH
Wakil Kepala S k l h
Tata Usaha Unit Perpustakaan
PENJAGA MASYARAKAT
SISWA
Guru Bahasa Inggris
Guru Bahasa Jawa
Guru Penjaskes
Guru Agama
GURU
Guru Kelas
VI
Guru Kelas
V
Guru Kelas
IV
Guru Kelas
III
Guru Kelas
II
Guru Kelas
I
JABATAN
Urusan Kurikulum
Urusan Kesiswaan
Urusan Humas
Urusan Sarana
P
53
4. Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
a. Visi
Terciptanya sumberdaya manusia yang berprestasi, cerdas
dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.
b. Misi
Misi dari SD Negeri Banyusari Grabag Magelang, sebagai
berikut :
1) Memberikan pembelajaran yang efektif kreatif dan
menyenangkan.
2) Menciptakan pola kehidupan berdasarkan norma agama, budaya
dan kebangsaan.
3) Menumbuhkan hubungan dengan masyarakat, serta menjalin
kerjasama dengan pemerhati pendidikan.
c. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum
pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus,
sesuai dengan visi dan misi sekolah, serta tujuan SD Negeri
Banyusari, sekolah mengantarkan siswa didik untuk :
54
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa ( Student centered
learning ), antara lain CTL, PAKEM, Serta layanan bimbingan
dan konseling.
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan mengembangkan
kompetensi siswa sesuai perkembangan lingkungan
masyarakat.
3) Mampu menunjukan prestasi siswa / sekolah dalam berbagai
kepentingan ditingkat kecamatan.
4) Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa daerah
dengan indikator: 85 % siswa mampu berbahasa jawa sesuai
dengan konteks.
5) Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap
kelestarian lingkungan hidup disekitarnya.
6) Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat
kegiatan TUB atau Paskibra-PBB, Pramuka, Rebana, PKS,
Sepak Bola, Bela diri dan Atletik.
7) Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
8) Mengutamakan bakti terhadap siapa saja sebagai bukti
pelaksanaan keimanan dan ketaqwaan terhadap sang khalik.
9) Melestarikan hasil karya masyarakat lingkungan sekolah yang
di internalisasikan melalui pendidikan mulok kerajinan bambu.
55
10) Menanamkan pengetahuan Global melalui mulok bahasa
Inggris dan conversation.
5. Data Sekolah SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
1) Nama Sekolah :SD Negeri Banyusari
2) Alamat Sekolah
a) Dusun : Gesari
b) Desa : Banyusari
c) Kecamatan : Grabag
d) Kabupaten : Magelang
e) Provinsi : Jawa Tengah
f) Telepon : -
g) Kode pos : 56196
h) Email :[email protected]
3) Didirikan pada tahun :1912
4) Diakui sebagai sekolah Negeri :31 Desember 1985 dengan SK
No.421.2/03.1/12/43/85
5) NSS : 101030818008
6) NPSN : 20340981
7) Kepemilikan tanah
a) Status : Hak guna pakai
b) Luas tanah : 1600 m2
c) No. Persil : no. 176/S/D IV
8) Idenitas Kepala Sekolah
56
a) Nama : Imami Purbaningsih, S.Pd.SD
b) NIP : 19621222 198201 2 004
c) Pangkat / Gol. : Pembina / IV a
d) Tempat/Tgl. Lahir : Magelang, 22 Desember 1962
e) Pendidikan terakhir : S1 PGSD
6. Data Siswa SD Negeri Banyusari Tahun Ajaran 2014/ 2015
Data siswa SD Negeri Banyusari Grabag Magelang tahun
ajaran 2013/2014 ada 159 siswa yang terdiri dari 75 siswa laki-laki dan
84 siswa perempuan.
Tabel 3.1.
Data Siswa SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Kelas Laki - laki Perempuan Jumlah
1. I 14 15 29
2. II 13 13 26
3. III 11 13 24
4. IV 9 17 26
5. V 14 13 27
6. VI 14 13 27
Jumlah 75 84 159
57
7. Keadaan Guru dan karyawan SD Negeri Banyusari, Grabag,
Magelang
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru memegang peranan utama, karena ia
adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena
tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan berlangsung, dengan
demikian tujuan pendidikan akan tercapai.
Saat ini guru di SD Negeri Banyusari, Grabag, Magelang terdapat
10 guru, yaitu 6 yang berstatus sebagai PNS dan 4 yang berstatus
sebagai Non PNS. Dari 10 guru yang ada di SD Negeri Banyusari ini
tentunya memegang masing-masing mata pelajaran yang di ajarkan di
Sekolah. Dan juga ada 1 penjaga sekolah yang berstatus Non PNS.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 3.2.
Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Guru Pendidikan
Terakhir
Bidang
Studi
Jabatan
1 Imami
Purbaningsih,S.Pd.SD
S. 1 Bahasa
Jawa
Kepala
Sekolah
2 Sukardi, S.Pd. S. 1 Penjaskes Wakil
Kepala
58
No Nama Guru Pendidikan
Terakhir
Bidang
Studi
Jabatan
Sekolah
3 Hery Adini,A.M.Pd D. 2 Guru Kelas
IV
PNS
4 Sri Daryati, S.Pd.SD S. 1 Guru Kelas
VI
PNS
5 Satiya
Kurniawati,S.Pd.SD
S. 1 Guru Kelas
III
PNS
6 Nurwijayanti,S.Pd.SD S. 1 Guru Kelas
V
PNS
7 Neni
Susiyanti,S.Pd.SD
S. 1 Guru Kelas
I
Non PNS
8 Ririn
Retnaningsih,A.Md
D. 3 Guru kelas
II
Non PNS
9 Rahayu Ning Tyas,
S.Pd.
S. 1 Bahasa
Inggris
Non PNS
10 Ufa Nashiroh Azzi SMA PAI Non PNS
11 Mas’ud Arifin SMK Penjaga Non PNS
8. Fasilitas SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Dalam suatu lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal
59
maupun lembaga pendidikan non formal, sarana dan prasarana
merupakan kebutuhan primer. Apalagi dalam lembaga pendidikan
formal seperti di SD Negeri Banyusari, sarana dan prasarana yang
memadai akan mendukung keberhasilan demi mewujudkan tujuan
bersama.
Setelah penulis mengadakan observasi dan wawancara seperlunya,
maka dapat dikemukakan tentang kondisi fisik gedung dan sarana
prasarana di SD Negeri Banyusari yang secara garis besarnya dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.3.
Sarana dan Prasarana SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Tahun Pelajaran 2013/ 2014
No Jenis Keterangan Jumlah
Prasarana
1 Meja Kursi Siswa 159 siswa 80 set
2 Meja Kursi Guru 10 orang 10 set
3 Pembangunan RKB 6 rombel -
4 Ruang Kantor KS, R.Tamu, R.Guru -
5 Ruang Serbaguna Perpustakaan 1 ruang
6 KM / WC KS / WKS / GURU 1 ruang
60
7 KM / WC Siswa 4 ruang
8 Tanah Kantor, ruang belajar, dll 1580 m²
Sarana
1 Buku Kurikulum SD Kepala Sekolah, Guru 3 set
2 Buku teks utama
untuk siswa
Siswa 159 set
3 Buku perpustakaan SD / MI 574 buku
5 Alat peraga IPS, MATEMATIKA, dan
AGAMA.
-
6 Alat praktik IPS, IPA, Penjas, KTK -
7 Perlengkapan
Pramuka
siswa 33 unit
Tabel 3.4.
Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2013/ 2014
Kondisi No Jenis
Baik Rusak
Jumlah
Perlengkapan Administrasi / TU
1 Mesin ketik manual 1 Unit - 1 Unit
61
2 Komputer - 2 Unit 2 Unit
3 Laptop 2 Unit - 2 Unit
4 LCD / Infokus 1 Unit - 1 Unit
5 Pengeras Suara 2 Unit - 2 Unit
6 Mesin Printer 1 Unit 2 Unit 3 Unit
7 Mesin foto copy - - -
8 Kursi dan Meja 2 Set - -
9 Jaringan/ LAN/ WAN 1 Unit - 1 Unit
Tabel 3.5.
Daftar Responden
No Nama Guru Bidang Studi Jabatan
1 Imami Purbaningsih,S.Pd.SD Bahasa Jawa PNS
2 Sukardi, S.Pd. Penjaskes PNS
3 Hery Adini,A.M.Pd Guru Kelas IV PNS
4 Sri Daryati, S.Pd.SD Guru Kelas VI PNS
5 Satiya Kurniawati,S.Pd.SD Guru Kelas III PNS
6 Nurwijayanti,S.Pd.SD Guru Kelas V PNS
62
7 Neni Susiyanti,S.Pd.SD Guru Kelas I Non PNS
8 Ririn Retnaningsih,A.Md Guru kelas II Non PNS
9 Rahayu Ning Tyas, S.Pd. Bahasa Inggris Non PNS
10 Ufa Nashiroh Azzi Agama Non PNS
B. Data Hasil Penelitian
1. Data Supervisi Klinis Kepala Sekolah di SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui keadaan tentang Supervisi Klinis Kepala
Sekolah di SD Negeri Banyusari Grabag Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015, maka penulis menggunakan angket yang di berikan kepada
guru yang dijadikan responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif
jawaban sebanyak 3 buah, yaitu:
a. Jawaban A mempunyai skor 3
b. Jawaban B mempunyai skor 2
c. Jawaban C mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket persepsi guru tentang Supervisi Klinis
Kepala Sekolah di SD Negeri Banyusari Grabag Magelang Tahun
Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.6.
63
Jawaban Angket Persepsi Guru Tentang Supervisi Klinis
Kepala Sekolah SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Item No.
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
01 A A A B B A A B A A B A B B A
02 A B C C B B B B B B C A B C B
03 A B B B B A B A B B C A B C B
04 A B A B A A A B B A C A C C A
05 A B B B B A A A A A B A B C B
06 A B B B B A B C B B B A B C B
07 A B B B A A B A B A B B C C B
08 A A B B A A A A A A B A B C B
09 A B B B A A A B A A B A B B A
10 A B A B B A B B A A B A B C A
2. Data Kinerja Guru Di SD Negeri Banyusari Grabag Magelang Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui keadaan tentang kinerja guru di SD Negeri
Banyusari Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015, maka penulis
menggunakan angket yang diberikan kepada guru yang dijadikan
64
responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 3
buah, yaitu :
a. Jawaban A mempunyai skor 3
b. Jawaban B mempunyai skor 2
c. Jawaban C mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket tentang kinerja guru di SD Negeri
Banyusari Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.7.
Jawaban Angket Tentang Kinerja Guru di SD Negeri
Banyusari Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Item No.
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
01 A A B B A A B B C B B B A A A
02 C C C C C C B B A C B A C C C
03 C C A B A C C A B C B B C B C
04 A A B A A B B B B A A B B C B
05 A A B C B C B A C A C B A B C
06 B B B C C B A B C B C B B B A
07 A B A A A B C A B B A B B B C
65
08 A B B C A B B B B B C A B B B
09 A B B A A C B A B B C A B B B
10 A A C B A B B B B A B C A B A
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah
selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian
yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data
ini meliputi tahapan-tahapan data untuk menggali data mengenai hal-hal
berikut:
1. Untuk mengetahui Supervisi Klinis Kepala Sekolah SD Negeri
Banyusari Grabag Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui Kinerja Guru SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui Korelasi Supervisi Klinis Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru di SD Negeri Banyusari Grabag Magelang Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Analisa data dalam peneitian ini menggunakan rumus statistik
product moment sebagai berikut :
66
Keterangan:
: Koefisien korelasi
: Kuadrat Y
: Kuadrat X
: Jumlah skor total variabel X
: Jumlah skor total variabel Y
: Jumlah sampel yang diteliti
Adapun tahap-tahap analisis diuraikan sebagai berikut :
A. Analisis Pendahuluan
Langkah analisa data ini meliputi tahapan tabulasi data dan
membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data
penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai
variabel supervisi klinis kepala sekolah (variabel X) dan kinerja guru
(variabel Y) dengan rumus sebagai berikut :
Kuartil 1 :
Kuartil 2 :
Kuartil 3 :
67
Keterangan :
: Kuartil ke-1
: Kuartil ke-2
: Kuartil ke-3
n : Banyak data
1. Variabel 1 Supervisi Klinis Kepala Sekolah
Dari data nilai angket tersebut kemudian di bagi menjadi 4 bagian
yang di tentukan menurut nilai kuartil, untuk mengetahui nilai variabel
1 tentang supervisi klinis kepala sekolah SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
a. Data skor supervisi klinis kepala sekolah.
Tabel 4.1
Distribusi Angket
Supervisi Klinis Kepala Sekolah
Distribusi
Jawaban
Nilai No
Responden
A B C 3 2 1
Skor
01 9 6 0 27 12 0 39
02 2 9 4 6 18 4 28
03 4 9 2 12 18 2 32
04 8 4 3 24 8 3 35
05 7 7 1 21 14 1 36
68
06 3 10 2 9 20 2 31
07 5 8 2 15 16 2 33
08 9 5 1 27 10 1 38
09 8 7 0 24 14 0 38
10 7 7 1 21 14 1 36
Sepuluh guru di SD Negeri Banyusari kec. Grabag kab.
Magelang dijadikan sampel dan disebar angket tentang supervisi
klinis kepala sekolah. Hasil angket dari sepuluh guru tersebut
adalah sebagai berikut :
39, 28, 32, 35, 36, 31, 33, 38, 38, 36
Karena jumlah data adalah genap dan tidak habis dibagi
empat, maka rumus kuartilnya menggunakan data genap, sebagai
berikut :
a. Kuartil 1
= 3
Jadi kuartil 1 terletak pada data urutan ketiga.
b. Kuartil 2
69
Jadi kuartil 2 terletak antara data urutan kelima dan keenam.
c. Kuartil 3
Jadi kuartil 3 terletak pada data urutan kedelapan.
Kemudian data diurutkan mulai dari yang terkecil ke yang
terbesar, dan juga di bagi menjadi 4 dengan kategori sangat baik,
baik, cukup, kurang.
28, 31, 32, 33, 35, 36, 36, 38, 38, 39
= 32
= = 35,5
70
= 38
Tabel 4.2
Diagram Tempat Kedudukan Kuartil Dalam Distribusi
Supervisi Klinis Kepala Sekolah
Kuartil Data Nilai Kategori Prosentase
K 3
K 2
K 1
39
38
38
36
36
35
33
32
31
28
38
35,5
32
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
75 %
50%
25%
71
Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa nilai kuartil
tentang Supervisi Klinis Kepala Sekolah dalam kategori sangat baik
adalah yang menduduki nilai mulai dari 38 keatas , tingkat Supervisi
Klinis Kepala Sekolah kategori baik adalah yang menduduki nilai 35,5
sampai di bawah 38 , tingkat Supervisi Klinis Kepala Sekolah kategori
cukup adalah yang menduduki nilai 32 sampai 35,5, dan tingkat
Supervisi Klinis Kepala Sekolah kategori kurang adalah yang
menduduki nilai mualai dari 32 kebawah.
Dengan demikian Supervisi Klinis Kepala Sekolah di SD
Negeri Banyusari dalam kategori yang sangat baik.
2. Variabel 2 Kinerja Guru
Dari data nilai angket tersebut kemudian di bagi menjadi 4
bagian yang di tentukan menurut nilai kuartil, untuk mengetahui nilai
variabel 2 tentang kinerja guru di SD Negeri Banyusari Grabag
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
b. Data skor Kinerja Guru
Tabel 4.3
Distribusi angket Kinerja Guru
Distribusi
Jawaban
Nilai No
Responden
A B C 3 2 1
Skor
72
01 7 7 1 21 14 1 36
02 2 3 10 6 6 10 22
03 3 5 7 9 10 7 26
04 6 8 1 18 16 1 35
05 5 5 5 15 10 5 30
06 2 9 4 6 18 4 28
07 6 7 2 18 14 2 34
08 3 10 2 9 20 2 31
09 5 8 2 15 16 2 33
10 6 7 2 18 14 2 34
Kepala sekolah di SD Negeri Banyusari Grabag Magelang
mengisi angket dan menilai tentang kinerja guru-guru di SD Negeri
Banyusari . Hasil angket dari kinerja guru tersebut adalah sebagai
berikut :
36, 22, 26, 35, 30, 28, 34, 31, 33, 34.
Karena jumlah data adalah genap dan tidak habis dibagi
empat, maka rumus kuartilnya menggunakan data genap, sebagai
berikut :
73
a. Kuartil 1
= 3
Jadi kuartil 1 terletak pada data urutan ketiga
b. Kuartil 2
Jadi kuartil 2 terletak antara data urutan kelima dan keenam
c. Kuartil 3
74
Jadi kuartil 3 terletak pada data urutan kedelapan.
Kemudian data diurutkan mulai dari yang terkecil ke yang
terbesar, dan juga di bagi menjadi 4 dengan kategori sangat baik,
baik, cukup, kurang.
22, 26, 28, 30, 31,33, 34, 34, 35, 36.
= 28
= = 32
= 34.
Tabel 4.4
Diagram Tempat Kedudukan Kuartil Dalam Distribusi
Kinerja Guru
Kuartil Data Nilai Kategori Prosentase
K 3
36
35
34
34
33
34
Sangat Baik
Baik
75%
75
K 2
K 1
31
30
28
26
22
32
28
Cukup
Kurang
50%
25%
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kuartil tentang
Kinerja Guru dalam kategori sangat baik adalah yang menduduki nilai
mulai dari 34 keatas , tingkat Kinerja Guru kategori baik adalah yang
menduduki nilai 32 sampai di bawah 34 , tingkat Kinerja Guru
kategori cukup adalah yang menduduki nilai mulai dari 28 sampai 32,
dan tingkat Kinerja Guru kategori kurang adalah yang menduduki nilai
28 kebawah.
Dengan demikian Kinerja Guru di SD Negeri Banyusari dalam
kategori yang baik.
B. Analisis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2009: 75), koefisien korelasi
selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam
menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat
76
mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien yang positif
menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi
mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi.
2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi.
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup.
4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah.
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Analisis hipotesis dilakukan dengan mengolah data yang
terkumpul dari nilai variabel Supervisi Klinis Kepala Sekolah dan
Kinerja Guru lalu mencari korelasi dengan menggunakan product
moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai korelasi r yang
menunjukkan kuat lemahnya pengaruh antar variabel.
Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel.
Perhitungan dilakukan dengan rumus product moment sebagai
berikut :
Keterangan:
: Koefisien korelasi
77
: Kuadrat Y
: Kuadrat X
: Jumlah skor total variabel X
: Jumlah skor total variabel Y
: Jumlah sampel yang diteliti
Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya nilai antara Supervisi
Klinis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru. Untuk Supervisi Klinis
Kepala Sekolah diberi nama variabel X dan Kinerja Guru diberi nama
variabel Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam
koefisien dan perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai
variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan rumus korelasi
product moment dengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan
perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Membuat tabel untuk mencari korelasi antara Supervisi Klinis
Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SD Negeri Banyusari
Grabag Magelang.
2) Mencari X, Y, , , XY dengan cara mengalikan.
3) Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada ke dalam rumus
korelasi product moment.
78
Tabel 4.5
Koefisien Korelasi antara Supervisi Klinis Kepala Sekolah
dengan Kinerja Guru
No
Responden
X Y XY
01 39 36 1521 1296 1404
02 28 22 784 484 616
03 32 26 1024 676 832
04 35 35 1225 1225 1225
05 36 30 1296 900 1080
06 31 28 961 784 868
07 33 34 1086 1156 1122
08 38 31 1444 961 1178
09 38 33 1444 1086 1254
10 36 34 1296 1156 1224
Jumlah 346 309 12081 9724 10803
Dari tabel di atas diketahui :
= 346
79
= 309
= 12081
= 9724
= 10803
N = 10
Data-data yang telah diketahui dimasukkan dalam rumus
product moment :
80
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu 0,804, maka korelasinya
adalah kategori sangat tinggi. Untuk menguji apakah harga = 0,804
tersebut signifikan atau tidak, kita konsultasikan dengan tabel product
moment (r tabel). Pada harga tabel r-kritik pada taraf signifikasi 1% =
0,765. Karena harga sebesar 0,804 lebih besar dari r tabel, maka
kita nyatakan sangat signifikan, dan kita dapat menyimpulkan bahwa
korelasi antara X dan Y, yaitu antara Supervisi Klinis Kepala Sekolah
dengan Kinerja Guru dinyatakan sangat signifikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian penulis serta pembahasannya diwujudkan
dalam bentuk skripsi: “ Korelasi Supervisi Klinis Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru Di SD Negeri Banyusari Kec. Grabag Kab. Magelang Tahun
Pelajaran 2014 / 2015 ”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Supervisi Klinis Kepala Sekolah di SD Negeri Banyusari Tahun 2014
adalah baik . Hal ini dibuktikan kategori baik dengan prosentase kuartil
81
75% yaitu dengan skor mulai dari 38 keatas atau pada urutan ketiga
keatas ada 3 orang dari 10 responden.
2. Kinerja guru di SD Negeri Banyusari Tahun 2014 adalah baik . Hal ini
dibuktikan kategori baik dengan prosentase kuartil 75% yaitu dengan
skor mulai dari 34 keatas atau pada urutan ketiga keatas ada 4 orang
dari 10 responden.
3. Ada korelasi positif antara supervisi klinis kepala sekolah dengan
kinerja guru SD Negeri Banyusari Tahun Pelajaran 2014 / 2015
dibuktikan dengan hasil product moment 0,804. Hal ini signifikan
pada dengan taraf signifikan 1% = 0,765.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka peneliti
menyarankan hal-hal berikut:
1. Untuk semua kepala Sekolah, akan lebih baik jika pendidikan
kepala sekolah lebih tinggi daripada bawahannya agar lebih bisa
dihargai.
2. Kepada Kepala Sekolah SD Negeri Banyusari agar selalu
mengontrol jalannya proses pembelajaran secara berkala keruang-
ruang kelas agar proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Supervisor agar tetap terus melakukan supervisi klinis supaya ada
peningkatan kinerja guru.
82
4. Kepada guru agar lebih mempersiapkan administrasi pembelajaran
seperti silabus dan RPP.
5. Kepada guru untuk menyadari kekuranganya agar bisa lebih
berkembang lagi.
Kepada peneliti lain yang berminat mengembangkan penelitian ini
agar mengambil fokus penelitian ini karena pelaksanaan supervisi
pendidikan mencakup hal-hal bagaimana menjadikan guru yang benar-
benar militansi dalam profesinya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Buchori, Mochtar. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Daryanto. M. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamzah, B Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Irianto, Agus. 2007. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.
Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda Karya.
Mulyasa. E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nordin, Usman. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan.jakarta: Bumi Aksara.
Piet A, Sahertian. 2008, Prinsip dan Tekhnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Poerwanto, Ngalim. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya Offset.
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.
Soekarno, K. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Miswar.
84
Soekarto, Indrafachrudin. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Soetjipto. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukandar, Rumidi. 2004. Metodologi penelitian: Pentunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press.
85
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ufa Nashiroh Azzi
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 10 Juni 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ngandong, Banaran, Grabag, Magelang
HP : 085713620314
Latar Belakang Pendidikan Formal
1998- 2004 : MI Arrosyidin Ngandong, Grabag
2004 - 2007 : MTs N Grabag
2007 - 2010 : SMA N 2 Grabag
2010 - Sekarang : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga)
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 08 Desember 2014
Ufa Nashiroh Azzi NIM.11110022
87
88
89
90
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
(SKK)
Nama : Ufa Nashiroh Azzi Dosen PA : Dra. SitiAsdiqoh, M. Si
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Jurusan : Tarbiyah
NIM : 11110022
NO NAMA KEGIATAN
WAKTU
PELAKSANA
AAN
KETERANGAN POINT
1 Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga
25-27 Agustus
2010 Peserta 3
2 USER EDUCATION (Pendidikan Pemakai)
oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
20-25
September
2010
Peserta 3
3 Piagam ITTAQO dengan tema ikhya’
allughotal “arrobiyah
30 Oktober
2010 Peserta 3
4
Seminar Nasional Pendidikan “
Membudayakan sebuah Pendidikan
Berkarakter KeIndonesiaan dalam
Pendidikan Formal (Potret Sekolah
Alternatif)” oleh HMJ Tarbiyah
6 November
2010 Peserta 6
5 Piagam Penghargaan PMII MAPABA
STAIN Salatiga
12-14
November
2010
Peserta 3
6
WORKSHOP MULTIMEDIA Dewan dan
Senat Mahasiswa STAIN Workshop
Multimedia tema IPTEK Sarana Integritas
Keilmuan Mahasiswa
29 November
2010 Peserta 3
7 NATIONAL WORKSHOP Of 19 Desember Peserta 6
91
Entrepreneurship And Basic Coorperation
2010 oleh Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
National Workshop
2010
8 Surat Keterangan Praktikum Baca Tulis Al-
Qur’an (BTA) 22 Juni 2011 Peseta 2
9 Sertifikat Praktikum Kepramukaan Jurusan
TArbiyah 22 Juli 2011 Peserta 3
10
Seminar Entrepreneurship dan Koperasi oleh
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) & Kajian
Study Ekonomi Islam (KSEI)
25 Agustus
2011 Peserta 3
11
Sertifikat Seminar Regional Kebangsaan
IPNU Kab. Semarang dan PMII Kota
Salatiga tema Negara Islam dalam Tinjauan
Islam Indonesia dan NKRI
22 November
2011 Peserta 4
12 Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah
ETIKA PROFESI KEGURUAN
10 Februari
2012 Peserta 2
13 Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah
KOMPUTER MULTIMEDIA 13 Maret 2012 Peserta 2
14
Seminar Nasional Intrepreneurship 2012
oleh Koperasi Mahasiswa “FATAWA” tema
Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan
Tekhnologi Informatika sebagai Wujud
Pasar Modern
21 April 2012 Peserta 6
15
Pendidikan Dasar Perkoperasian oleh
Koperasi Mahasiswa (KOPMA), Tema :
Optimalisasi Peran Koperasi Dalam Dunia
Kemahasiswaan
29 April 2012 Peserta 3
16
Seminar Nasional Senat Mahasiswa
(SEMA) tema Berpolitik Untuk
Kesejahteraan Indonesia Reorientasi
2 Mei 2012 Peserta 6
92
Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi
17
Seminar Regional “Peran Mahasiswa Dalam
Mengawal BLSM (BLT) Tepat Sasaran”
oleh DEMA Stain Salatiga
3 Mei 2012 Peserta 4
18
Piagam Penghargaan Bedah Buku (HMI),
Tema: Sang Maha-Segalanya Mencintai
Sang Mahasiswa
15 Mei 2012 Peserta 3
19
Seminar Nasional Pendidikan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah STAIN
Salatiga, tema: Pendidikan Multikultural
Sebagai Pilar Karakter Bangsa.
29 Mei 2012 Peserta 6
20
Sertifikat MAPABA PMII tema Membentuk
Militansi Kader Menuju Mahasiswa Yang
Ideal
5-7 Oktober
2012 Panitia 3
21
DIALOG PUBLIK DAN SILATURAHMI
NASIONAL Kemanakah Arah Kebijakan
BBM? Mendorong Subsidi BBM Untuk
Rakyat OLEH Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII)
10 November
2012 Peserta 3
22
Surat Keputusan Ketua STAIN SALATIGA
“PENGANGKATAN PANITIA
PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
MAHASISWA STAIN SALATIA TAHUN
2012
23 November
2012
Anggota
Panwaslu
Mahasiswa
3
23
Pendidikan Lanjutan Perkoperasian (PLP)
Se Jateng “Membentuk Karakter
Entrepreunership yang Berjiwa Koperasi”
oleh Kopma
30 November-
2 Desember
2012
Peserta 4
93
94