25
Kurikulum Pembelajaran PEMAHAMAN DAN PENERAPAN PENILAIAN HASIL BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan pembelajaran DOSEN : Akhmad Sudrajat, M. Pd Disusun Oleh : Kelompok 10 Anggota : 1. Mega Wiheni (20080211015) 2. Deni F. Nugraha (20080211014) 3. Nani Andriani (20080211024) 4. Ferdy Afriandi (20080210946) 5. Fajar Nurdiansyah(20070210624) Kelas/Jurusan : 2D/Pendidikan Ekonomi

Kurikulum Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kelompok 10

Citation preview

Page 1: Kurikulum Pembelajaran

Kurikulum PembelajaranPEMAHAMAN DAN PENERAPAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan pembelajaran

DOSEN : Akhmad Sudrajat, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Anggota : 1. Mega Wiheni (20080211015)

2. Deni F. Nugraha (20080211014)3. Nani Andriani (20080211024)4. Ferdy Afriandi (20080210946)5. Fajar Nurdiansyah(20070210624)

Kelas/Jurusan : 2D/Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan

2009-2010KATA PENGANTAR

Page 2: Kurikulum Pembelajaran

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karma atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah yang kami beri judul “ Pemahaman dan Penerapan

Hasil Belajar” ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Kurikulum

Pembelajaran.serta pihak-pihak lainya yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah

ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. “Kurikulum dan

Pembelajaran”.Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat

dijadikan pelajaran dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya,dan bagi para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kuningan, Maret 2010

penulis

Page 3: Kurikulum Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………iDAFTAR ISI……..…………………………………………………………….………….ii

BAB I : PENDAHULUAN1.1 Latar belakang……………………………………………..………...11.2 Tujuan Penelitian…………………………………………….………2

BAB II : PEMBAHASANMEMILIKI PEMAHAMAN DAN DAPAT MENERAPKAN PENILAIAN

HASIL BELAJAR

2.1 Hakikat Penilaian……………………………………………………...32.2 Tujuan Penilaian……………………………………………………….62.3 Pendekatan Penilaian………………………………………………….72.4 Ruang Lingkup Penilaian……...............................................................82.5 Prinsif Penilaian…………………….…………………………………92.6 Tekhnik Penilaian………………………………………………….…102.7 Aspek Yang di nilai…………………………………………………..11

BAB III : PENUTUP3.1 Kesimpulan……………………………………………………...….133.2 Saran………………………………………………………………..13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasionaldan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Page 4: Kurikulum Pembelajaran

membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan

dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap

satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3)

kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6)

pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 14 tahun 2005 tentang

Organisasi danTata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu tugas Direktorat Pembinaan

SMA – Subdirektorat Pembelajaran adalah melakukan penyiapan bahan kebijakan, standar,

kriteria, dan pedoman serta pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan

kurikulum. Lebih lanjut dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang

RincianTugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas antaralain melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedomandan prosedur

pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum.

Panduan pelaksanaan KTSP yang memenuhi aturan dan berkualitas perlu disiapkan agar

satuan pendidikan dan pendidik dapat melaksanakan KTSP dengan benar. Oleh karena itu,

Direktorat Pembinaan SMA membuat berbagai panduan pelaksanaan KTSP yang salah satu

diantaranya adalah rancangan penilaian hasil belajar.

1.2Tujuan

Page 5: Kurikulum Pembelajaran

Rancangan hasil penilaian belajar ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Evaluasi Pembelajaran. Selain itu juga sebagai bahan pengetahuan bagi rekan-rekan yang ingin

mempelajarinya.

Page 6: Kurikulum Pembelajaran

BAB II

MEMILIKI PEMAHAMAN DAN DAPAT MENERAPKAN PENILAIAN

HASIL BELAJAR

2.1 Hakikat Penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsir

kan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan

pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang

meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran

dan / atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar

peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran,

kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang

selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingka tsatuan pendidikan,

kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan(SKL).

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam

mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran.

Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat

mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang

digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk

menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik

dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai

standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila

Page 7: Kurikulum Pembelajaran

peserta didik belum mencapai standar, ia harusmengikuti program remedial / perbaikan sehingga

mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan.

Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta

didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik

yang dinilai. Selainitu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial - ekonomi, budaya,

bahasa, jender, dan

agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan

memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi – tinggi nya sesuai

dengan kemampuannya.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan

salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu

menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan

karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang

dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan

proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan.

Ada tiga istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui

keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi.

1. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut

aturan tertentu (Guilford,1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada

klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu

standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non - tes. Pengukuran pendidikan bisa

bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya beru paangka, sedangkan kualitatif

hasilnya bukan angka ( berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya

sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi

peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan

kegiatan penilaian.

Page 8: Kurikulum Pembelajaran

2. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa

digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses

penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta

didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk

menjelaskan karakteristik seseorang. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran.

Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja,

tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan

administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan /

atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik.

Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman

wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan

menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang

pencapaian kemajuan belajar pesertadidik.

3. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfa t atau kegunaan

suatu objek. Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu

program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data

hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti

kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu,

dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis

data yang ingin diperoleh.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan

secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

Page 9: Kurikulum Pembelajaran

2.2 Tujuan Penilaian

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk

grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.

Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja

peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan

kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi

penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga

lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk

dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau

yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau

tidak di sekolah tertentu.

Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.

Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam

rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk

penjurusan.

Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta

didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan

apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi

bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang

sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi,

bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

Page 10: Kurikulum Pembelajaran

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung

mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai

sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu

diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance),

penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian

tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi

secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan

pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai

cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

2.3 Pendekatan Penilaian

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu

penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced

assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion

referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai.

Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan

dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi

hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada

kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana

seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.

Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum

berbasis kompetensi.

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang digunakan

adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi peserta didik

ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Meskipun

demikian, kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu

sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang

mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi

peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

Page 11: Kurikulum Pembelajaran

2.4 Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika –

matematika),

Domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan

intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan

Domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan

visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses

seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan

bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain

kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan

intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %.

Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang

termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar

dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama

direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu

sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan

jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada

domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan

kewarganegaraan.

Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi

sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru

Page 12: Kurikulum Pembelajaran

perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam

proses belajar-mengajar dan penilaian.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut

adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran

lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif,

yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara,

penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan

untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian

siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-

aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada

penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.

Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian

pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian

pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

2.5 Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain:

Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta

didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Hasil penilaian ditindak lanjuti denganprogram remedial bagi peserta didik yang

pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi

peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Page 13: Kurikulum Pembelajaran

a) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur.

b) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai.

c) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak

membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan

jender.

d) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan

pembelajaran.

e) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan

dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi

dengan menggunakan berbagai teknik yang esuai, untuk memantau perkembangan

kemampuan peserta didik.

g) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti

langkah – angkah yang baku.

h) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

i) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,

maupun hasilnya.

2.6 Teknik Penilaian

Permen diknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI) untuk satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi

minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Didalam SI dijelas kan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka,

penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan

formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi

pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar

Page 14: Kurikulum Pembelajaran

kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan

waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan

dengan ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat mengukur dan

memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui

kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi)

sesuai dengan kompetensi yang dinilai.Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes,

observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang sesuai

dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

2.7 Aspek Yang Dinilai

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang

meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah

kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik

menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut

untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan

suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip

dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk

menguraikan informasi kedalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan

pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut

merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan

pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah,

editorial, teori-teori, dan termasuk didalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap

hasil analisis untuk membuat keputusan.

Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif (adaptivemovement) atau gerak terlatih

dan keterampilan komunikasi berkesinambungan (non-discursivecommunication) -

(Harrow,1972). Gerak adaptif terdiri atas keterampilan adaptif sederhana (simpleadaptiveskill),

keterampilan adaptif gabungan (compoundadaptiveskill), dan keterampilan adaptif komplek

Page 15: Kurikulum Pembelajaran

(complexadaptiveskill). Keterampilan komunikasi berkesinambungan mencakup gerak ekspresif

(expressivemovement) dan gerak interpretatif (interpretativemovement). Keterampilan adaptif

sederhana dapat dilatihkan dalam berbagai mata pelajaran, seperti bentuk keterampilan

menggunakan peralatan laboratorium IPA.

Keterampilan adaptif gabungan, keterampilan adaptif komplek, dan keterampilan komunikasi

berkesinambungan baik gerak ekspresif maupun gerak interpretatif dapat dilatihkan dalam mata

pelajaran Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kondisi afektif peserta

didik berhubungan dengan sikap, minat, dan atau nilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi

dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket, inventori, atau pengamatan yang sistematik

dan berkelanjutan. Sistematik berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan

berkelanjutan memiliki arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus.

Page 16: Kurikulum Pembelajaran

BAB III

PENUTUPKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih (valid),

b. Objektif,

c. Adil,

d. Terpadu

e. Terbuka,

f. Menyeluruh dan berkesinambungan,

g. Sistematis,

h. Menggunakan acuan kriteria

i. Akuntabel..

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan

untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian

siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-

aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada

penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.

Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian

pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian

pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

3.2 Saran

Dengan mempelajari Penilaian dan penerapan hasil belajar diharapkan seorang guru mampu

memberikan penilaian yang baik dan menguasai teknik-teknik penilaian yang telah ditentukan,

Sehingga adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa.