Upload
yang-terluka
View
4.978
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
26,98% JAM KEJURUAN DI KTSP SMK, TAMATAN SE-KOMPETEN APA?
Usaha terus-menerus peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan antara lain dengan menetapkan Standar nasional pendidikan. UU Sisdiknas Pasal 35 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Secara khusus, pasal 36 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Standar Nasional Pendidikan diperkuat melalui Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang standar isi yang merupakan penjabaran kurikulum satuan pendidikan. Bab III dari peraturan ini, mulai pasal 5 sampai pasal 18, berisi tentang Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Pasal 6 PP ini menyebutkan bahwa Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;d. kelompok mata pelajaran estetika;e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Terkait dengan kurikulum SMK, Pasal 7 PP 19/2005 menyebutkan bahwa [ayat 1] Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
[Ayat 2] Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
[Ayat 6] Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
1
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
[Ayat 7] Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
[Ayat 8] Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/ Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
Selanjutnya, pasal 10 ayat 1 menyebutkan Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing.
Pasal 11 ayat 2 dan 3 menyatakan Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester. Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester.
Pasal 13 ayat 1, 2, dan 3 menyebutkan bahwa Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran pendidikan estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.
Pasal 17 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
Sebagai lanjutan dari peraturan perundang-undangan ini, muncullah Permen 22 tentang standar isi yang merupakan penjabaran dari kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pasal 1 Permen ini menyebutkan
2
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
bahwa Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam Permen 22/2006 dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Struktur kurikulum SMK/MAK sebagaimana tersebut dalam Permen 22, meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Struktur kurikulum ini belum menyebutkan pembagian jam per pekan pembelajaran. Sekolah harus menyusun sendiri pembagian jam per pekan dalam silabus untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan standar minimal sebagaimana tercantum dalam tabel berikut;
Tabel 1 Struktur kurikulum SMK/MAK disajikan pada Tabel Struktur Kurikulum SMK/MAK
Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
3
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
Komponen Durasi Waktu (Jam)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6. 1 IPA
6. 2 Fisika
6. 2. 1 Fisika Kelompok Pertanian
6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi
6. 3 Kimia
6. 3. 1 Kimia Kelompok Pertanian
6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan
6. 4 Biologi
6. 4. 1 Biologi Kelompok Pertanian
6. 4. 2 Biologi Kelompok Kesehatan
192 a)
192 a)
276 a)
192 a)
192 a)
192 a)
192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
10. Kejuruan
10. 1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
202
10. 2 Kewirausahaan 192
10. 3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
10. 4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
Keterangan notasia) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program
keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
4
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.
1. Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
2. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
3. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
4. Pendidikan SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
5. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
6. Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
7. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.
8. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK tiga tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.
Lantas apa masalah yang timbul dari struktur kurikulum ini? Struktur Kurikulum ini belum membagi jam per pekan. Sekolah harus
5
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
membagi sendiri jam ajar per pekan sekaligus pembagian jam setiap kompetensi dan kompetensi dasar. Pemerintah memberi Contoh pembagian jam ajar per pekan dengan pola yang masih menimbulkan permasalahan ketika pola pembagian itu dibreakdown per pekan per mata pelajaran. Model untuk program normatif dan adaptif sebagaimana berikut:
TABEL 2 STUKTUR KURIKULUM SMK NEGERI 3 JAKARTA (contoh dari Depdiknas)BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMENPEOGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI, PENJUALAN, ADMINISTRASI PERKANTORAN
NO
PROGRAM MATA PELAJARANDURASI WAKTU ( JAM )
TINGKAT ITINGKAT
II TINGKAT III JUMLAHI PROGRAM NORMATIF 1 Pendidikan Agama 80 56 56 1922 Pendidikan kewarganegaraan 80 56 56 1923 Bahasa Indonesia 80 56 56 1924 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 80 56 56 192
JUMLAH JAM NORMATIF 320 224 224 768II PROGRAM ADAPTIF 1 Bahasa Inggris 200 112 140 4522 Matematika 160 112 140 412
3Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi 120 84 204
4 Kewirausahaan 80 56 56 1925 Seni Budaya 80 48 1286 Ilmu Pengetahuan Alam 80 56 56 1927 Ilmu Pengetahuan Sosial 80 56 136
JUMLAH JAM ADAPTIF 1716Jumlah Total Normatif dan Adaptif 2484Prosentase Jam Normatif dan Adaptif dari total jam
57,67%
Struktur ini, bila dibreakdown tiap pekan pembelajaran dengan hitungan setahun 38 pekan, menjadi sebagai berikut:
6
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
TABEL 3 Kajian Struktur Kurikulum SMK untuk Akuntansi, Penjualan, dan Administrasi Perkantoran mata pelajaran Normatif dan Adaptif dengan pekan
efektif 38 per tahun
NO
PROGRAM MATA
PELAJARAN
DURASI WAKTU ( JAM )
TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT IIIJUMLAH
JAM SELAMA
3 TAHUNI
PROGRAM NORMATIF
Ttl Jam
Jam real per thn
Jam/ peka
n
Ttl Jam
Jam real per thn
Jam/ peka
n
Ttl Jam
Jam real per thn
Jam/ peka
n
I IIIII
IV V
VI
BSNP
REAL
1Pendidikan Agama 80 76 2 2
56
76 2 2
56
57 2 1
192
209
2
Pendidikan kewarganegaraan 80 76 2 2
56
76 2 2
56
57 2 1
192
209
3Bahasa Indonesia 80 76 2 2
56
76 2 2
56
57 2 1
192
209
4
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 80 76 2 2
56
76 2 2
56
57 2 1
192
209
JUMLAH JAM NORMATIF
320
304 8 8
224
304 8 8
224
228 8 4
768
836
IIPROGRAM ADAPTIF
1Bahasa Inggris 20
0190 5 5
112
114 3 3
140
152 4 4
452
456
2Matematika 16
0152 4 4
112
114 3 3
140
152 4 4
412
418
3 Keterampilan 12 11 3 3 8 9 3 2 0 20 20
7
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
Komputer dan Pengolahan Informasi 0 4 4 5 4 9
4Kewirausahaan
80 76 2 256
76 2 2
56
57 2 1
192
209
5Seni Budaya
80 76 2 248
57 2 1 0
128
133
6
Ilmu Pengetahuan Alam 80 76 2 2
56
76 2 2
56
57 2 1
192
209
7
Ilmu Pengetahuan Sosial 80 76 2 2
56
76 2 2
136
152
jumlah jam Adaptif
800
760
20
20
524
608
17
15
392
418
12
10
1716
1786
jumlah jam per pekan total Normatif dan Adaptif
1120
1064
28
28
748
912
25
23
616
646
20
14
2484
2622
Prosentasi dengan total jam Prosen
Total jam dalam 3 tahun Akuntansi
4307
Prosentase jam normative dan adaptif pada jurusan akuntansi
57.67
60.88
Total jam dalam 3 tahun Penjualan
4572
Prosentase jam normative dan adaptif pada jurusan penjualan
54.33
57.35
Total jam dalam 3 tahun Administrasi perkantoran
4340
Prosentase jam normative dan adaptif pada jurusan administrasi perkantoran
57.24
60.41
Kelebihan jam 138
Terlihat bahwa struktur kurikulum contoh dari Depdiknas disusun dengan 38 pekan per tahun. Jika dibreakdown per pekan dalam jam tiap mata pelajaran, maka menjadi kurang efektif porsi jam per minggunya. Ada yang 4 jam, 3 jam, 2 jam, bahkan 1 jam. Jika satu jam per minggu dilaksanakan dalam pembelajaran, maka menjadi kurang efektif bagi guru. Beberapa mata pelajaran normative dan adaptif menjadi lebih dari standar nasional pendidikan. Ini akan berakibat pada pengurangan jam program keahlian/kejuruan. Jika sekolah tidak teliti, maka akan terjadi pengurangan materi kejuruan disebabkan berkurangnya jam, padahal kompetensi kejuruan disesuaikan dengan SKKNI.
Dalam praktek real pemelajaran, ada sekolah yang menerapkan pekan efektif per tahun sampai 44 pekan, sehingga pekan efektif tiap semester berjumlah 22 pekan. Jika ini diterapkan, jam normative dan adaptif akan semakin berlebih bila dibreakdown per pekan selama pemelajaran. Oleh sebab itu, sebaiknya SMK menerapkan pola SKS yang dipaketkan untuk mengatur jam pemelajaran sehingga proporsional.
Jika diterapkan pekan efektif per semester 22 pekan, dan per tahun 44 pekan, dengan asumsi jam ajar per hari 8 jam dan per pekan 44 jam, maka contoh
8
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
struktur kurikulum SMK dengan pendekatan SKS yang dipaketkan sebagai berikut:
TABEL 4 DRAFT STRUKTUR KURIKULUM SMKN 3 BANDAR LAMPUNGPROGRAM KEAHLIAN : USAHA JASA PARIWISATA
NO KELOMPOK MATA PELAJARAN
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
DURASI
WAKTU
Pekan
efektif
per tahun
SEMESTER
1 2 3 4 5 6BSN
P 44
A
MATA PELAJARAN KELOMPOK NORMATIF
selama 3
tahun
selama 3
tahun
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 192 264
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3
192198
3 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 192 264
4 Penjas,Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 2
192220
5 Seni Budaya 2 2 2 128 132
BMATA PELAJARAN KELOMPOK
ADAFTIF 1 Bahasa Inggris 4 4 4 4 4 4 440 528 2 Matematika 4 4 4 4 4 4 440 528 3 I P A 2 2 2 3 192 198 4. I P S 2 2 2 128 132
5. KKPI 2 2 2 2 2 2 202 264
6. Kewirausahaan 2 2 2 3 192 198
Total jam normatif dan adaptif = 50,38% 249
0292
6
C MATA PELAJARAN KELOMPOK PRODUKTIF
1. KOMPETENSI DASAR KEJURUAN 4 4
128176
2. KOMPETENSI KEJURUAN 1
010
14
15
24
26
1044
2178
Total jam kelompok produktif = 40,53% 117
2235
4D MUATAN LOKAL 2 2 2 2 2 2 192 264
E PENGEMBANGAN DIRI 2 2 2 2 2 2 192 264
TOTAL JAM Per
PEKAN44
44
44
44
44
44
4046
5808
9
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
Struktur kurikulum ini menggambarkan perimbangan jam normative dan adaptif 50,38%, Produktif 40,53%, dan muatan lokal+pengembangan diri 9,09%. Nampak bahwa prosi jam kejuruan lebih tinggi dibanding contoh dari Depdiknas.
Permasalahannya menjadi berbeda ketika membahas struktur kurikulum jurusan teknologi. Adanya mata pelajaran fisika, kimia, IPA, seni budaya, IPS dan jam untuk Bahasa Inggris, Matematika yang lebih banyak, menyebabkan porsi jam untuk normative dan adaptif lebih tinggi. Masalah itu akan muncul dengan contoh draft struktur kurikulum SMKN Sukoharjo untuk jurusan listrik dan otomotif sebagai berikut:
TABEL 5 STRUKTUR KURIKULUM SMKN SUKOHARJO UNTUK JURUSAN LISTRIK DAN OTOMOTIF
NO
KELOMPOK MATA PELAJARAN
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
DURASI
WAKTU
pekan efektif
per tahun
SEMESTER 1 2 3 4 5 6 BSNP 38
A
MATA PELAJARAN KELOMPOK NORMATIF
selama 3
tahun
selama 3
tahun
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 192 228
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2
192190
3 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 192 228
4 Penjas,Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 2
192190
5 Seni Budaya 2 2 3 128 133
BMATA PELAJARAN KELOMPOK ADAFTIF
1 Bahasa Inggris 4 4 4 4 4 4 440 456 2 Matematika 4 4 4 5 5 5 516 513 3 I P A 2 2 2 2 2 192 190 4. Fisika 2 2 2 2 3 2 276 247 5. Kimia 2 2 2 2 2 192 190 6. I P S 2 2 3 128 133 7. KKPI 2 2 2 2 2 2 202 228 8. Kewirausahaan 2 2 2 2 2 192 190
Total % jam normatif dan adaptif = 65,08% dg pekan efektif 38/tahun
65.08%
3034 3116
C
MATA PELAJARAN KELOMPOK PRODUKTIF
1. KOMPETENSI DASAR KEJURUAN 3 3
128114
2. KOMPETENSI KEJURUAN 5 5 8
11
12
21
10441178
Total jam kelompok produktif = 26,98%
26.98%
1172 1292
10
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
dg pekan efektif 38/tahun
D MUATAN LOKAL 2 2 2 2 2 192 190
E PENGEMBANGAN DIRI 2 2 2 2 2 192 190
7,94 % mulok dan pengembangan diri
TOTAL 42
42
42
42
42
42 4590 4788
Jika tiap pekan jam belajar sebanyak 42 jam, lalu pekan efektif per tahun 38 pekan, maka porsi jam normative dan adaptif sebanyak 65,08%, produktif 26,98% sisanya 7,94% untuk pengembangan diri dan muatan lokal. Porsi jam ini akan sangat banyak mengurangi porsi jam produktif dibanding kurikulum yang sedang dilaksanakan sekolah sekarang. Implikasinya adalah bahwa kompetensi kejuruan hanya 26,98% dari total waktu yang dibutuhkan peserta didik selama 3 tahun sehingga kompetensi kejuruannya akan semakin berkurang. Meskipun jam kejuruan sudah lebih dari 1044 sesuai dengan BSNP.
Memang, BSNP menetapkan standar minimal untuk mencapai kompetensi minimal peserta didik. Sehingga jika diikuti standar minimal ini maka akan benar-benar mencapai standar yang hanya menghasilkan kompetensi tamatan minimal yang belum bisa memenuhi tuntutan dan persaingan dunia kerja nyata.
Untuk mengatasi hal ini, sekolah perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menambah jam belajar per pekan menjadi 44 jam, sehari antara 7 sampai 8 jam pelajaran
2. Menambah pekan efektif per tahun menjadi 44 pekan. 3. Mengatur pemelajaran untuk beberapa mata pelajaran dengan
pendekatan SKS yang dipaketkan untuk mapel IPS, Seni Budaya, IPA, PKn, Fisika, Kimia, dan Kewirausahaan. Artinya mata pelajaran kelompok ini diberikan tidak di seluruh semester, tetapi memperhatikan jumlah minimal waktu sesuai BSNP, dengan pola sebaran jam per pekan per semester diatur sesuai kebutuhan.
4. Memperhatikan mata pelajaran dengan konstruk pengetahuan yang harus bertahap seperti Matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia (ini untuk persiapan peserta didik jika melanjutkan ke perguruan tinggi), Agama, dan KKPI.
5. Menyusun bahan ajar untuk mapel IPS, Seni Budaya, IPA, PKn, Fisika, Kimia, dan Kewirausahaan sesuai kebutuhan program keahlian sehingga bisa mendukung pencapaian kompetensi kejuruan. Misalnya seni budaya untuk jurusan otomotik dan listrik bisa diisi dengan gambar teknik dan seni variasi untuk otomotif. Kewirausahaan bidang otomotif disesuaikan dengan bisnis di bidang otomotif.
6. Menyeimbangkan antara standar nasional pendidikan dengan SKKNI sehingga standar nasional pendidikan tetap terlampaui sementara tuntutan dunia kerja terpenuhi sehingga tamatan bisa diserap di dunia kerja.
11
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
Formulasi ini jika diterapkan dalam struktur kurikulum akan tersusun sebagai berikut:
TABEL 6 STRUKTUR KURIKULUM KELOMPOK TEKNOLOGI
NO
KELOMPOK MATA PELAJARAN
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
DURASI
WAKTU
pekan efektif
per tahun
SEMESTER 1 2 3 4 5 6 BSNP 44
A
MATA PELAJARAN KELOMPOK NORMATIF
selama 3
tahun
selama 3
tahun 1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 192 264
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3
192198
3 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 192 264
4 Penjas,Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 3
192198
5 Seni Budaya 2 2 2 128 132
BMATA PELAJARAN KELOMPOK ADAFTIF
1 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4 440 440 2 Matematika 4 4 4 4 4 4 516 528 3 I P A 3 2 2 2 192 198 4. Fisika 3 2 2 2 2 2 276 286 5. Kimia 3 2 2 2 192 198 6. I P S 2 2 2 128 132 7. KKPI 2 2 2 2 2 2 202 264 8. Kewirausahaan 2 2 3 2 192 198
Total % jam normatif dan adaptif = 56,82% dg pekan efektif 44/tahun
56.82
3034 3300
C
MATA PELAJARAN KELOMPOK PRODUKTIF
1. KOMPETENSI 3 3 128 132
12
Oleh Kamil, LPMP Lampung 2007
DASAR KEJURUAN
2. KOMPETENSI KEJURUAN 7
10
12
13
24
24
10441980
Total jam kelompok produktif = 36,36% dg pekan efektif 44/tahun
36.36
1172 2112D MUATAN LOKAL 2 1 2 2 2 192 198E PENGEMBANGAN DIRI 2 1 2 2 2 192 198
6,82% mulok dan pengembangan diri
TOTAL JAM
Per Pekan44
44
44
44
44
44 4590 5808
Meskipun semua jam mapel normatif dan adaptif, serta produktif sudah melebihi Standar Nasional Pendidikan, namun jam produktif masih kurang dari alokasi waktu pada kurikulum 2004. Jika sekolah ingin lebih, maka prosi jam kejuruan harus ditambah dengan konseksuensi menambah jam perhari sampai 9 atau 10 jam pelajaran. Hal ini tentu perlu musyawarah antara berbagai pihak di sekolah dari dewan pendidikan, MKKS, MGMP, komite sekolah, wali murid, kepala sekolah dan wakil, guru-guru, dinas pendidikan, LPMP, dan semua pihak terkait.
13