Upload
rinii-andrianii
View
69
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN LENGKAPANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
(PENGHAMBATAN TRANSPOR AKTIF GLUKOSA)
OLEH:
DEWI RATNASARI H
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan.Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.Transpor
aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat
dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore.Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport
aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Pada transpor sekunder co-transpor , glukosa atau asam amino akan ditransport
masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat
perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel,
meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari
luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat
perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport
secara transport aktif sekunder co-transpor.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan
menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan
Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel
untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca
intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung.
Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen
dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,
yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua
substrat dengan arah berlawanan.ATP driven pump merupakan suatu siklus
transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
B. Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan
a. Maksud Percobaan
Pengujian suatu sampel yang diduga menghambat glukosa pada usus halus
ileum marmot (Cavia porcellus)
b. Tujuan Percobaan
Pengujian efek infus daun paliasa terhadap penghambat transpor aktif glukosa
pada usus coba marmut (Cavia porcellus) secara in vitro.
c. Prinsip Percobaan
Pengujian suatu sampel daun paliasa (Kleinhovia hospital L.) yang dapat
menghambat transpor dalam pemindahan larutan Ringer Laktat. Diujikan pada kadar
glukosa pada marmut pada menit ke 10,20,dan 30 yang terabsorbsi atau terserap
dari membran usus halus yang diukur dengan spektrofotometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Transport aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan
energy ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein
konstranspor yang akan membentuk ion Na+ bersama molekul lain seperti asam
amino dan gula.
Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Energi diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan
alami berdifusi ke arah yang berlawanan.
Berbeda dengan difusi yang dapat berjalan kedua arah, transporaktif merupakan
gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
(http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html)
Transpor aktif glukosa dan peran insulin glukosa masuk ke dalam sel dapat
melalui dua cara, difusi secara pasif dan transpor aktif. Secara difusi pasif,
masuknya glukosa tergantung pada perbedaan konsentrasi glukosa antara media
ekstraseluler dan di dalam sel. Secara transpor aktif, insulin berperan sebagai
pasilisator pada jaringan-jaringan tertentu.Insulin merupakan hormon anabolik utama
yang meningkatkan cadangan energi. (http://dunia-kesehatan.com/)
Pada semua sel, insulin meningkatkan kerja enzim yang merubah glukosa
menjadi bentuk cadangan energi yang lebih stabil (glikogen). Kekurangan insulin
pada jaringan yang membutuhkannya (jaringan adipose, otot rangka, otot jantung,
otot polos) dapat mengakibatkan sel kekurangan glukosa sehingga sel memperoleh
energi dan asam lemak bebas dan menghasilkan metabolitketon (ketosis)
(http://dunia-kesehatan.com/)
Transpor glukosa pada epitel usus menggunakan coupled transport. Coupled
transpor yaitu transpor yang terjadi dengan mendapat energi dari molekul lain,
dengan molekul yang pindah ada 2 dan searah. Sehingga untuk transpor glukosa
dibutuhkan Na+ agar masuk dari lumen ke epitel usus. Saat ATP dipecah oleh
ATPase menjadi ADP + PI, akan mengcouple energi untuk masuk Na+ dan glukosa
dan lumen membran basalis, sehingga sistem transpor glukosa juga dapat disebut
transpor aktif sekunder. (http://id.shvoong.com/exact-sciencec/biology/209649-
mekanisme-transport-oksigen-dan-karbondioksida)
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain, ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2) dan molekul polar dengn ukuran besar (glukosa), ion
dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke
dalam sel, sementara molekul dengan ukuran sangat kecil (air, etanol)
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transport pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa
mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme
khusus. (http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradient
konsentrasinya. Transport pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transport pasif.Difusi ini terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi selular yang
mengkomsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran
selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh benda konsentrasi zat terlarut
total. Difusi terfasilitasi juga msih dianggap ke dalam transport pasif karena zat
terlarut berpindah menurut gradient knsentrasinya.
a. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalaminya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian konsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan
menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
c. Transpor Lintas Membran
Proses transport melalui membran terjadi melalui dua mekanisme, yaitu transport
aktif dan pasif. Transpor pasif terjadi tanpa memerlukan energi. Sedangkan transport
aktif memerlukan energi.
d. Difusi Terfasilitasi
Transpor dengan cara difusi fasilitasi mempunyai perbedaan dengan difusi
sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini
mempunyai kecepatan transport maksimum. Suatu bahan yang akan ditranspor
lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik dan
ikatan ini membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel.
e. Transpor Ion Channel
Transpor lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditranspor secara difusi
akibat muatan listriknya.Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan
terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membrane sel dan
melalui ikatan channel dengan hormone atau neurotransmitter.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transport pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transport ini melalui gradient konsentrasi. Transport
aktif membutuhkan beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transport
aktif ialah channel protein dan cairan protein, serta ionephor.
Transpor aktif primer memakai energi langsung dari ATP misalnya pada Na-K
pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan di pump keluar sel sedangkan 2 K
akan di pompa ke dalam sel. Pada Ca pump, Ca akan dipompa keluar sel agar
konsentrasi Ca dalam sel rendah.
a. Transpor Sekunder Co- Transpor
Pada transport sekunder Co-transpor, glukosa atau asam amino akan ditranspor
masuk ke dalam sel mengikut masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat
perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel
meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel kosentrasinya lebih tinggi dari luar
sel, tetapi glukosa ini memakai energy dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na)
sehingga glukosa ditranspor secara sekunder Co-transpor.
b. Transpor Sekunder Counter- Transpor
Pada proses counter transport, masuknya ion Na akan menyebabkan bahan lain
ditranspor keluar. Na-H extrogen berperan mengatur konsentrasi ion Na dan
hydrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
B. Uraian Bahan
1. Eter ( FI edisi III Hal. 66 )
Nama Resmi : AETHER ANAESTHETICUS
Nama Lain : Eter Anestesi
RIM : C4H10
BM : 74,12
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa manis dan membakar, sangat
mudah menguap ; sangat mudah terbakar, campuran uapnya dengan oksigen,
udara atau dinitrogenoksida pada kadar tertentu dapat meledak.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air, dapat dicampur dengan etanol (95%) P dengan kloroform
P dengan minyak lemak dan minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K/P : Anestesi umum
2. Glukosa ( FI edisi III Hal. 1.268 )
Nama Resmi : GLUCOSUM
Nama Lain : Glukosa
RIM : C6H12O6 . H2O
BM : 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk irablur atau butiran putih, rasa manis, tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut
dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Kolonigenikum
3. Injeksi Ringer Laktat FI edisi III Hal.206)
Nama Resmi :NATRII LACTIS, INJECTIO COMPOSITOR
Nama Lain : Injeksi Ringer Laktat, Injeksi Natrium Majemuk
RM : C3H5NCO3
Pemerian : Larutan jernih, tidak berbau, mempunyai rasa yang
khas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K/P : Zat tambahan
4. Komposisi Ringer Laktat
Komposisi : Setiap 100 ml larutan mengandung :
- Natrium Laktat 3 - 1 gram
- Natrium Klorida 6,0 gram
- Kalium klorida 0,2 gram
- Kalsium klorida 0,2 ml
5. Larutan Ringer Laktat
Nama Resmi : NATRII CITRORIDI INFUNDIBILIUM CAPOSITANA
Nama Lain : Larutan Ringer
Pemerian : Larutan jernih, tidak berwarna, rasa agak asin
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal
K/P : Infus intravenous
C. Uraian Hewan Uji
1. Klasifikasi Marmut ( Caviaporcellus )
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Sub Ordo : Hystricomorpha
Family : Caviidae
Sub Family : Cavvinae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
2. Karakteristik Marmut ( Cavia porcellus )
Masa tumbuh : 15 bulan
Masa laktasi : 21 hari
Masa puber : 60 – 70 hari
Masa hidup : 6 – 7 hari
Beranak : 18 bulan – 4 tahun
Masa kelahiran : 3 -4 ekor
Frek.kelahiran : per tahun 4 ekor
Laju respirasi : 100 – 150 / menit
Suhu tubuh : 37,8º C- 39,5º C
3. Morfologi Marmut ( Cavia porcellus )
Marmut merupakan hewan golongan menyusui dan mempunyai kelenjar susu,
bersifat unipar (melahirkan anak), bernafas dengan paru-paru, mempunyai gigi segi
sepasang yang khas berbentuk pekat besar dan kuat serta dapat tumbuh besar.
D. Uraian Tumbuhan
1. Klasifikasi Daun Paliasa (Kleinhovia hospita L)
Regnum : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Subdevisio : Dyanyoethales
Class : Dycotyledonae
Ordo : Stercolliales
Family : Stercolliceae
Genus : Klein
Spesies : Kleinhovia hospita L
2. Morfologi Daun Paliasa
Pohon tinggi, tumbuh tegak mencapai kurang lebih 4-12 meter, banyak cabang,
batang bulat, berkayu dan bertangkai, dan agak bulat, terdapat rambut halus di
permukaan daun, ujung meruncing, pangkal berbentuk mirip jantung, pertulangan
daun menyirip.
3. Kegunaan
Obat penyakit lever, mengobati radang hati, dan sebagai obat diabetes.
4. Kandungan
Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman ini adalah mengandung ekstrak
etanol dengan dosis 250, 500, 750, dan 1000 mg/kgbb.
E. Uraian Mekanisme Absorbsi (Resep-resep yang rasional)
- Transport Aktif
- Transport Pasif
- Pinositosis
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
1. Airator
2. Benang wol
3. Bunsen
4. Gelas kimia
5. Gunting
6. Pinset
7. Pisau bedah
8. Spektofotometer
9. Spoit 1 ml
10. Statif
11. Termometer
12. Vial
b. Bahan yang digunakan
1. Eter
2. Infus daun Paliasa ( Kleinhovia hospita L)
3. Glukosa
4. Kapas
5. Marmut ( Cavia porcellus )
6. Ringer Laktat (RL)
B. Cara Kerja
a. Pembuatan infus daun Paliasa
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Daun Paliasa ( Kleinhoviahospita L) ditimbang sebanyak 15 g, dimasukan ke dalam
gelas kimia dan ditambahkan dengan aquadest, sebanyak berat sampel. Dibiarkan
selama kurang lebih 15 menit, sehingga semua permukaan simplisia basah lali
dicukupkan volumenya sampai 10 ml dengan aquadest.
b. Penghambat transpor aktif glukosa ( Perlakuan I )
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibius marmut ( Caviaporcellus ) dengan eter, diletakan pada papan bedah lalu
keempat kakinya ditusuk dengan jarun pentul.
3. Lalu bedah pada bagian abdomennya hingga usus halusnya.
4. Dikeluarkan ususnya dan diambil kurang lebih 5 cm, lalu dicuci dengan larutan NaCl.
5. Diikat salah satu ujungnya dengan benang kemudian diisi dengan menggunakan
larutan glukosa sebanyak 1 ml sebagai pembanding pada menit ke-5,10, dan 20.
6. Diukur dengan spektofotometer.
c. Perlakuan II
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Usus yang lain diisi dengan larutan glukosa sebanyak 1 ml yang telah dicampur
dengan infus daun paliasa ( Kleinhoviahospita L ) sebanyak 1 ml.
3. Dipanaskan Ringer Laktat (RL) pada suhu tertentu, yaitu 37oC
4. Kemudian masing-masing usus (ileum) dimasukan ke dalam gelas kimia yang berisi
Ranger Laktat (RL) pada suhu 37oC
5. Diambil larutan uji yang ada, lalu diujikan pada waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit,
kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam vial yang telah disiapkan.
6. Vial yang berisi Ranget Laktat (RL) tersebut diukur daya serap absorbennya pada
spektofotometer dan hasil daya serap absorbennya yang akan diukur ditunggu
dalam selang beberapa hari.
7. Diukur kadar glukosa yang telah dipakai dalam spektofotometer
8. Dihitung kadar glukosanya dengan menggunakan table anava
9. Dihitung faktor hitungnya dan faktor labelnya lalu dibandingkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
Waktu Perlakuan Jumlah
(menit)
Glukosa
5 %
Glukosa + Infus Daun
Paliasa 10 % b/v
10
20
30
0,10
0,05
0,16
0,12
0,08
0,25
0,22
0,13
0,41
Total (∑) 0,31 0,45 0,76
C. Pembahasan
Adapun yang dilakukan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah
infus daun paliasa (Kleinhovia hospita L)dapat menghambat transport aktif glukosa
dengan menggunakan Marmut (Cavia porcellus) yang dibius dengan eter lalu
dibedah bagian perutnya kemudian diangkat usus halusnya (ileum) dan dipotong
kurang lebih 5 – 10 cm kemudian dicuci dengan RL agar mencegah tumbuhnya
bakteri dan mencegah agar usus halus tidak mengembang dan mengerut. Setelah
dicuci, ujung yang satu diikat dengan benang wol kemudian diisi dengan glukosa ± 1
ml kemudian diikat ujung yang lain. Lalu dimasukka ke dalam gelas kimia yang berisi
RL dengan suhu 37ºC. Diambil larutan tersebut sebanyak 3 cc pada interval waktu
10’, 20’, dan 30’ dan dimasukkan ke dalam vial, lalu diukur kadar glukosanya.
Pada perlakuan yang kedua, ileum diisi dengan glukosa dan infus daun paliasa
(Kleinhovia hospital L) untuk mengetahui apakah sampel tersebut dapat
menghambat transport aktif glukosa atau tidak.Kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang sudah berisi larutan RL dan diukur suhunya sampai 37º C pada
menit ke 10, 20, dan 30. Diambil 3 cc dan dimasukkan ke dalam vial.
Botol vial yang sudah terisi RL, dilakukan pengamatan dengan menggunakan
spektrofotometer lalu diabil datanya pada saat perhitungan Fh.
Pada hasil percobaan didapat hasil faktor hitung dari glukosa adalah 0,5357
sedangkan hasil dari faktor tabuntuk 0,05 adalah 7,71 dan untuk 0,01 yaitu 21,20.
Hal ini berarti faktor tabel lebih besar daripada faktor hitung sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian infus daun paliasa (Kleinhovia hospita L) tidak dapat
mempengaruhi transport aktif glukosa.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan adalah :
1. Pembuatan infus daun paliasa yang kurang baik
2. Alat dan bahan yang digunakan kurang steril
3. Kurangnya keterampilan praktikan dalam melakukan prktek
Pada percobaan, pengujian di menit ke-10 dengan perlakuan penambahan RL
dan glukosa didapat hasil 0,10, pada menit ke-20 didapat hasil 0,05 dan pada menit
ke-30 didapatkan 0,16. Sedangkan pada perlakuan RL, glukosa dan sampel
diperoleh data pada menit ke-10 yaitu 0,12 pada menit ke-20 sebanyak 0,08 dan
pada menit ke-30 didpatkan hasil 0,25.
Berdasarkan tabel ANAVA, F hitung lebih kecil daripada F tabel yang berarti
data yang diperoleh nonsignifikan atau tidak berbeda nyata. Hal ini berarti sampel
daun paliasa tidak berpengaruh pada penghambatan transport aktif glukosa.
Adanya perbedaan kadar glukosa pada larutan RL yang mengandung glukosa
saja dan yang mengandung glukosa ditambah infus daun paliasa disebabkan karena
transportasi aktif glukosa dihambat dengan adanya penambahan infus daun paliasa
ini juga dapat menghambat transpor untuk meningkatkan sekresi pankreas untuk
memproduksi insulin berfungsi sebagai penghambat transpor aktif glukosa karena
daun paliasa mengandung glikosida yang ada pada proses hidrolisis dan dapat
menghasilkan asam sianida yang menyebabkan keracunan currier pada transpor
aktif glukosa.
Penggunaan RL dalam praktikum ini karena konsentrasi cairan RL sama dengan
cairan dalam tubuh. Selain itu RL berfungsi sebagai carrier atau pembawa,
sedangkan glukosa tidak mudah melewatimembran, oleh karena itu harus dibantu
dengan carrier.
Adapun faktor – faktor lain yang juga ikut berpengaruh dalam mekanisme
penghambatan transport aktif glukosa, yaitu:
a. Suhu, dalam hal ini disesuaikan dengan suhu tubuh. Manusia normal 36º - 37º C.
b. Penggnaan Bunsen, yang bertujuan untuk memanaskan RL dalam gelas kimia
hingga encapai suhu 37º C.
c. Penggunaan usus halus ileum. Berdasarkan pada sifat membran, ileum mempunyai
daya elastisitas dalam menyerap zat dari luar maupun dari dalam.
d. Lama penyerapan. Semakin lama glukosa yang terdapat dalam darah maka semakin
banyak penyerapan yang terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor hitung dari glukosa adalah sebesar 0,5357 sedangkan faktor tabel untuk 0,05
= 7,71 dan 0,01 = 21,20. Hal ini berarti faktor hitung lebih kecil daripada faktor tabel
(nonsignifikan = tidak berbeda nyata)
2. Pemberian infus daun paliasa tidak mempengaruhi transport aktif glukosapada usus
hewan uji marmut.
B. Saran
Kami sebagai praktikan mengharapkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum
Anatomi dan Fisiologi Manusia dapat dimaksimalkan fungsinya agar hasil yang
diperoleh dalam percobaan bisa lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta: Depkes RI.
http://biologiganz.blogspot.com/2010/02/transpor-aktif.html.
http://dunia-kesehatan.com
http://id.wikipedia.org/wiki/membran-sel
http://plantamor.com/index.php?plant=746
http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transpor-pada-sel/
http://starfish7-koga.blogspot.com/2010/10/marmut-cavia-poscellus.html .
Steenis, Van. 1997. Flora . Jakarta: PT.Pradya Paramita
Tim Dosen.2011. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. Penuntun Raktikum UIT. Makassar.