27
1 MACAM-MACAM ALAT MUSIK, ASAL, CARA PEMAKAIAN SERTA DETILNYA 1.1 ANGKLUNG 1.1.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat ber bahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu , dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. 1.1.2 TEKNIK PERMAINAN Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung: Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri- kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan. Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato). Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada). Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga

LaKes

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LaKes

1 MACAM-MACAM ALAT MUSIK, ASAL, CARA PEMAKAIAN SERTA DETILNYA

1.1 ANGKLUNG

1.1.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKATAngklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang

dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

1.1.2 TEKNIK PERMAINAN

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada

salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara

tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada

tiga teknik dasar menggoyang angklung:

Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan

memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada

ingin dimainkan.

Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke

telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).

Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar.

Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni

(satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung

akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada),

sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan

diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan

dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang

konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus

dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus

memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta

konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan

teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah

nada berikutnya mulai berbunyi.

Page 2: LaKes

1.1.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Bambu adalah bahan baku dari Angklung. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Untuk proses pembuatan bisa dilihat di

http://www.tukangangklung.com/2011/03/cara-membuat-alat-musik-angklung.html

1.2 BANSI (SULING MINANG)

1.2.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

Bansi atau Suling Minang dengan 7 lubang (seperti rekorder), berbentuk pendek, dan dapat

memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar (diatonik). Tumbuh dan berkembang di daerah pesisir namun keberadaannya dapat dijumpai di seluruh daerah minangkabau, susunan nada-nadanya mendekati 6, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 1, bahkan mampu menghasilkan nada 2, 3 (tinggi), pertunjukannya biasanya secara solo maupun bersama dengan perangkat lain seperti talempong. Bansi

dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar.

Mempunyai 9/10 buah lobang nada  yang berfungsi untuk menghasilkan suara dan nada secara

diatonis dalam rentang satu oktaf. Bansi umumnya menghasilkan nada menengah, bansi dengan dimensi

(diameter dan panjang) yang lebih kecil akan menghasilkan nada yang lebih tinggi bahkan hingga satu

oktaf di atas nada dasar.

1.2.2 TEKNIK PERMAINANDimainkan seperti memainkan rekorder. Ditiup dengan menutup beberapa lubang untuk menghasilkan nada –nada tertentu.

Page 3: LaKes

1.2.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURANBentuknya Pendek, terbuat dari bahan dasar seruas bambu dengan diameter kecil; pada salah satu bagian ujung dari bambu tersebut, diameter lobangnya diperkecil; dan pada ujung lainnya disumbat dan

disisakan celah tipis untuk penyearah udara yang ditiupkan. Ukuran Bansi adalah sekitar 33,5 – 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm. Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).

1.3 BIOLA

1.3.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat

senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang

paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double

bass ataukontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara

teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau

ditulis pada kunci G.

Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika

digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional (lihat di bawah).

Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola (pebiola),

atau violinis (bahasa Inggris: Violinist - bedakan dengan violisatau pemain viola). Orang yang

membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier. Biola dalam bentuk modern bermula

dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang

berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera. Biola tertua yang pernah dicatat yang

memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun

tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.)

1.3.2 TEKNIK PERMAINAN

Bermain biola

Penyangga bahu

Walaupun ada beberapa pemain biola yang memainkan dengan kidal, namun mayoritas pemain

biola, kidal maupun tidak kidal, bermain dengan biola di tangan kiri dan busur di tangan kanan. Cara

yang benar untuk bermain biola adalah dengan memegang biola dengan tangan kiri, dan penyangga

dagu pada biola diapit dengan dagu dan pundak kiri, dapat dibantu dengan penyangga bahu, namun

banyak pemain yang memilih tidak menggunakannya. Bermain biola dapat dilakukan dengan berdiri

maupun duduk di kursi, sesuai selera pemain.

Cara membunyikan biola dapat dengan digesek dengan busur maupun dipetik dengan jari tangan

kanan (teknik ini disebut dengan pizzicato). Walaupun untuk pemain biasa memetik senar biola

dengan teknik pizzicato selalu dilakukan dengan jari tangan kanan, namun ada pula pemain yang

memetik dengan tangan kiri dan lagu-lagu khusus yang memerlukan kecepatan tinggi antara

menggesek dengan busur dan memetik dengan jari sehingga jari tangan kiri yang digunakan.

Page 4: LaKes

Tangan kiri

Kyoko Yonemoto memainkan Caprice No. 24 karya Paganini dengan biola

Karena biola tidak memiliki fret seperti gitar sebagai penanda jari, seorang pemain biola harus benar-

benar tahu di mana letak suatu nada dengan menggunakan perasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan

dengan berlatih terus menerus sehingga jari-jari tangan dapat secara otomatis menekan nada yang

diinginkan dengan tepat (ingatan otot). Selain melatih jari, pemain biola juga harus melatih telinga

sehingga dapat membedakan nada-nada sumbang, walaupun hanya sedikit saja.

Teknik yang digunakan oleh para pemula untuk menandai letak nada pada biola antara lain

dengan selotip yang ditempelkan pada leher biola, atau dengan menggunakan Tip X putih untuk

menandai posisi jari. Setelah latihan dengan rajin, seorang pemula diharapkan akan dapat

mengingat-ingat dan meninggalkan metode-metode di atas dan mengandalkan refleks saja. Metode

ini dianggap kurang begitu baik karena mengandalkan indra penglihatan, bukan pendengaran,

sedangkan dalam bermain biola mengetahui posisi jari bukan melalui penglihatan, karena pemain

juga harus membaca not musik, melainkan harus melalui pendengaran.

Page 5: LaKes

Posisi jari pada fret biola

Latihan pendengaran untuk pemula sebaiknya dilakukan sejak dini agar fondasinya kokoh. Salah satu

teknik yang sering digunakan adalah dengan melatih bunyi yang sama. Keempat senar biola memiliki

empat 'nada terbuka' atau 'senar terbuka', yaitu G-D-A-E (diberi warna hitam pada gambar), nada

yang berbunyi jika senar digesek tanpa ditekan oleh jari. Keempat nada terbuka ini akan turut

bersuara jika nada serupa pada senar lain dibunyikan (karena persamaa frekuensi), misalnya senar D

akan berbunyi jika nada D (kiri bawah pada gambar) pada senar G dibunyikan. Pada posisi

pertama ada sembilan 'nada tertutup' (atau 'senar tertutup', yaitu nada yang berbunyi jika ditekan oleh

jari) yang memiliki resonansi akustik dengan keempat nada terbuka di atas.

Posisi jari

Jari tangan biasanya diberi nomor 1 (telunjuk) hingga 4 (kelingking), dan not-not musik, terutama

untuk para pemula, diberi penomoran demikian untuk menandai jari mana yang harus digunakan.

Nomor 0 berarti nada terbuka (jari tidak menekan senar). Bagan di samping menunjukkan posisi

pertama pada biola, yaitu nada-nada yang dapat ditekan oleh jari tanpa harus menggeser posisi

tangan. Yang tidak terlihat pada gambar di samping adalah jarak antara nada-nada tersebut yang

semakin tinggi semakin kecil jaraknya. Garis biru menandakan posisi selotip untuk jari 1-2-3 yang

biasa digunakan oleh pemula.

Posisi jari, seperti yang telah disinggung di atas, merupakan istilah untuk menggambarkan letak

tangan relatif terhadap leher biola. Posisi natural (yaitu posisi dasar) disebut Posisi 1; pada posisi ini

tangan kiri memegang leher biola secara natural, jari-jari tangan dapat digunakan untuk memainkan

Page 6: LaKes

seluruh tangga nada G mulai dari senar G dengan nada tertinggi nada B pada senar E. Pada biola

maupun alat-alat musik gesek lainnya posisi ini merupakan posisi yang paling sering digunakan.

Dengan menggeser posisi tangan kiri turun ke arah badan biola maka dikatakan posisinya telah

berubah. Posisi 2 dicapai dengan memposisikan jari telunjuk (jari 1) pada jari 2 di posisi 1, dengan

kata lain posisi jarinya bergeser satu; Posisi 2 memiliki jangkauan mulai dari nada terendah B di G

dan nada tertinggi C# di E. Posisi ketiga dari C di G hingga D# dan seterusnya. Setelah Posisi 5

biasanya hanya pemain yang mahir yang menggunakannya untuk dapat memainkan nada-nada tinggi

di senar E, dan biasanya sudah tidak diberi nama lagi (mis. walaupun secara teori ada Posisi 15,

posisi yang dianggap tertinggi, namun hal tersebut tidak pernah diajarkan secara lisan). Batas atas

nada biola tergantung pada tingkat kemahiran pemain seorang pemain biola, yang dapat dengan

mudah bermain dua tangga nada pada satu senar, atau maksimal empat tangga nada pada keempat

senar. Posisi terendah biasanya disebut Posisi ½, yaitu di antara nada terbuka dan Posisi 1,

walaupun posisi ini jarang digunakan.

Senar yang digunakan untuk memainkan suatu nada biasanya memengaruhi kualitas nada, atau

yang disebut dengan timbre, yang dihasilkan. Contohnya, walaupun nada E rendah dapat dimainkan

di senar G (Posisi 2 - Posisi 5) dan di senar D (Posisi 1), namun kadang-kadang penulis musik

menginginkan nada tersebut dimainkan di senar tertentu, contohnya dengan markah sul G yang

berarti 'dimainkan di senar G' dan seterusnya. Jika tidak disebutkan secara eksplisit, maka seorang

pemain dapat secara bebas menggunakan senar yang dipilihnya.

Senar terbuka

Contoh audio:

Suara dan teknik biola

Nada terbuka (arco dan pizzicato)

Tangga nada A mayor (arco danpizzicato)

Tangga nada A mayor dengan vibrato

Tangga nada A mayor dimainkan dengan 

legno

Nada harmonik alami A, E, dan A tinggi

Nada harmonik buatan (palsu) pada A7

Nada harmonik glissando pada senar A

566 KB.

lihat pula: Suara biola di Commons

Kesulitan mendengarkan berkas ini? Lihat bantuan.

Page 7: LaKes

Nada dasar dawai biola

Menggesek ataupun memetik nada terbuka (senar terbuka) — yakni nada yang dibunyikan tanpa

menekan senar dengan jari — memiliki suara yang khas dan berbeda dengan nada yang sama yang

dibunyikan secara tertutup (ditekan oleh jari), misalnya nada terbuka D (di senar D) dan nada D pada

senar G. Hal ini dikarenakan getaran senar yang lebih leluasa pada sadel atas jika tidak dihalangi

oleh jari tangan. Selain dari nada G rendah, yang hanya memiliki satu cara untuk memainkannya,

biasanya pemain musik biola klasik cenderung menghindari bunyi nada terbuka, karena kualitas

nadanya yang lebih 'kasar' — terutama nada terbuka E — dibanding nada-nada tertutup lainnya, dan

pemain tidak dapat menggunakan teknik getaran (vibrato) pada nada terbuka, walaupun bagi pemain

yang mahir hal ini dapat diakali dengan cara melakukan teknik vibrato pada nada yang satu oktaf

lebih tinggi dari nada terbuka tersebut.

Beberapa penulis musik dapat membubuhkan tanda di musiknya jika sebuah nada perlu dimainkan

dengan menggunakan senar terbuka, seperti pada karya-karya awal komponis seperti Bach. Nada

terbuka juga dapat dimainkan pada bagian musik yang cepat, yang suaranya kurang lebih tidak dapat

dibedakan.

Pemberhentian ganda

Pemberhentian ganda merupakan istilah untuk teknik memainkan biola dengan menggesek dua nada

tertutup pada dua senar yang berbeda secara bersamaan, yang menghasilkan bunyi kord. Teknik

pemberhentian ganda juga dapat dimainkan hanya dengan satu nada tertutup dan nada lainnya

merupakan Senar terbuka. Tiga atau empat nada juga dapat dimainkan secara bersamaan oleh

pemain yang mahir, yang masing-masing disebut dengan 'pemberhentian ganda tiga' dan

'pemberhentian ganda empat' (nada-nadanya dapat dimainkan secara bersamaan atau dengan

melakukan teknik pemberhentian ganda dua kali)

Getaran

Bagian ini

membutuhkan pengembangan

Getaran atau vibrato merupakan teknik menggetarkan senar dengan jari yang menekan senar. Senar

digeser (sambil ditekan) dengan cepat maju-mundur sehingga menimbulkan suara bergetar. Teknik

ini juga biasa disebut vibrasi.

Harmonik

Bagian ini

membutuhkan pengembangan

Nada harmonik pada biola dibunyikan dengan menyentuh (bukan menekan) senar pada posisi

tertentu yang menyebabkan timbulnya suara yang lebih tinggi dari suara nada pada posisi yang sama

jika ditekan.

Page 8: LaKes

Tangan kanan

Tangan kanan sebagai pemegang busur memiliki peranan penting dalam

menciptakan suara. Tangan kanan bertanggung jawab dalam hal kualitas

nada, ritme,dinamik, artikulasi, dan timbre. Dengan mengetahui teknik-teknik

menggesek busur yang baik, maka seorang pemain dapat mengatur suara

yang dihasilkan oleh biola.

Teknik yang terpenting dalam menggesek biola adalah cara memegang

busur. Biasanya busur dipegang dengan jempol yang dimasukkan di sela-

sela ujung bawah busur. Jari-jari yang lain diletakkan di sebelah atas busur.

Suara yang dihasilkan akan lebih keras jika busur digesek dengan

kecepatan tinggi atau dengan memberi tekanan pada senar biola. Kualitas

suara yang dihasilkan berbeda, jika senar semakin ditekan oleh busur, maka

suara yang dihasilkan akan semakin kasar.

Posisi senar yang digesek juga memengaruhi suara yang dihasilkan. Senar yang digesek di

dekat jembatan biola (sul ponticello) akan lebih besar suaranya daripada jika digesek jauh dari

jembatan biola.

Ada banyak teknik menggesek biola yang memungkinkan berbagai macam pemain untuk

menghasilkan berbagai macam suara, termasuk di antaranya adalah legato, collé, ricochet, sautillé,

martelé, spiccato, dan staccato.

Petikan

Bagian ini

membutuhkan pengembangan

Petikan atau pizzicato (disingkat pizz.) menandakan teknik memetik senar biola dengan jari tangan

kanan.

Teknik busur lainnya

Col legno

(bahasa Italia: col legno - dengan kayu) - membunyikan senar dengan bagian kayu busur,

bukan surainya.

Spicacto

memantul-mantulkan busur pada senar dengan kecepatan sedang, biasanya dilakukan

dengan permainan jari yang cepat.

Tremolando

pengulangan yang sangat cepat (biasanya satu nada saja, namun kadang-kadang lebih dari

satu) yang dilakukan dengan puncak busur.

Page 9: LaKes

Peredam suara

Peredam suara

Sebuah peredam suara dapat dipasangkan pada jembatan biola untuk menghasilkan

nada yang lebih pelan. Piranti ini dapat berupa jepitan seperti penjepit baju dari plastik

maupun sebuah pengganjal dari karet atau besi.

Selain untuk latihan di tempat yang tidak memungkinkan untuk bersuara keras,

beberapa musik juga secara khusus dituliskan con sordino (sering disingkat con

sord, sord, sordino) yang berarti "diam" dalam bahasa Italia. Pemain lalu memasangkan

peredam suara tersebut. Jika pada musik tertulissenza sordino (atau senza sord) maka

alat tersebut dilepas.

Dalam musik bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah mute dan unmute.

Ekuivalensinya dalam bahasa Jerman dan Perancis adalah mit Dämpfer(Dämpfer auf)—

ohne Dämpfer (Dämpfer ab/weg) dan sourdine

Jika bahasa menjadi kendala, maka seorang pemain biola dapat membubuhkan

tanda   yang berarti "diam" dan peredam suara dipasang dan  yang berarti

peredam suara dilepas pada kertas musik mereka. Contohnya adalah pada karya

seperti Simfoni No.4 (Mahler) dalam bahasa Jerman yang berulang-ulang terdapat

petunjuk untuk memasang dan melepas peredam suara.

Page 10: LaKes

1.3.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Bagian biola

Page 11: LaKes

Sebuah biola

dibagi menjadi beberapa bagian; badan biola, leher biola, jembatan biola, papan jari, senar, dan

beberapa macam perangkat pembantu. Perangkat pembantu tersebut antara lain pasak penyetel

untuk setiap senar, ekor biola untuk menahan senar, pin dan tali untuk menahan ekor biola, beberapa

Page 12: LaKes

penyetel tambahan pada ekor biola bila diperlukan, dan sebuah penyangga dagu. (Penyangga dagu

tersebut dapat tergabung dengan ekor biola ataupun dipasang di sebelah kirinya.)

Badan biola terdiri atas dua papan suara yang melengkung yang disatukan oleh kayu yang disebut

iga biola yang dilem menggunakan lem binatang, lem kulit binatang, atau resin. Iga biola biasa terdiri

dari bagian atas, keempat sudut, bagian bawah, dan garis tipis yang disebut lapisan dalam, yang

membantu mempertahankan lekukan pada iga biola, dan memperluas permukaan untuk pengeleman.

Dipandang baik dari depan maupun dari belakang, badan biola menyerupai bentuk jam pasir. Dua

buah lekukan menyerupai huruf C pada kedua sisi samping biola memberikan ruang bagi busur

biolauntuk bergerak.

Tiang penyangga di dalam biola yang terlihat melalui lubang F

Umumnya permukaan atas biola dibuat dari kayu spruce, sejenis kayu cemara, yang dipahat

sehingga memiliki bentuk yang simetris dan diberi dua lubang suara (atau lubang-F, diberi nama

demikian karena bentuknya). Lubang suara tersebut memengaruhi kelenturan suara biola, dan juga

sebagai "lubang napas" biola pada saat udara beresonansi di dalamnya. Pada pinggir permukaan ini,

dibentuk suatu lekukan garis yang disebut purfling, tujuannya ialah menghalangi retakan yang

berasal dari pinggir. Purfling palsu yang dicat pada permukaan biola biasanya menandakan kualitas

biola yang rendah. Sebuah balok kayu kecil dipasang di dalam permukaan atas biola, sejajar dengan

jembatan biola di atasnya, untuk menambah massa serta kekerasan permukaan atas biola.

Bagian belakang dan samping biola dibuat dari kayu mapel, biasa dipilih yang memiliki alur yang

sama. Bagian belakang biola umumnya dibuat dari kayu utuh yang dipahat secara simetris. Bagian ini

sering pula dibentuk purfling walaupun dalam hal ini tidak seberapa berpengaruh terhadap biola itu

sendiri. Beberapa biola antik dibubuhi tulisan tangan atau diberi lapisan cat sebagai

ganti purfling pada bagian belakang biola. Sebuah tonjolan setengah lingkaran kecil yang terdapat

pada bagian yang dekat dengan leher biola memberikan permukaan tambahan pada saat

pengeleman. Tonjolan tersebut penting untuk sambungan antara leher dan badan biola, namun pada

saat mengukur panjang biola bagian ini tidak dihiraukan.

Leher biola biasanya terbuat dari kayu mapel yang setipe dengan bagian belakang dan samping

badan biola. Pada leher biola terdapat papan jari yang dibuat dari kayu eboni atau kayu lain yang

dicat hitam. Kayu eboni sering dipilih oleh pengrajin biola karena sifatnya yang keras, menawan, dan

tahan lama. Beberapa biola yang sangat tua menggunakan kayu mapel untuk papan jarinya, dan

dipernis dengan kayu eboni. Pada ujung papan jari yang atas terdapat segaris kayu yang menonjol,

biasa kayu eboni atau gading, yang disebut sadel atas. Tonjolan ini digunakan untuk menahan senar,

sama seperti jembatan biola digunakan untuk hal yang sama di bagian badan biola.

Page 13: LaKes

Jembatan baru dan jembatan yang sudah jadi

Jembatan biola dipahat dengan hati-hati dari kayu mapel dan memiliki beberapa kegunaan:

lengkungan atasnya menahan senar pada ketinggian tertentu dari papan jari dalam bentuk

melengkung supaya dapat digesek sendiri-sendiri (atau bersamaan) dan menghantarkan getaran

suara dari senar ke badan biola. Jembatan ini setelah dipasang juga dapat digerakkan untuk

menyetel bunyi biola.

Empat buah penyetel tambahan pada masing-masing senar

Bagian Ekor biola adalah tempat menambatkan ujung bawah senar yang diselipkan ke dalam masing-

masing dari empat lubangnya. Seringkali untuk senar E juga diberi penyetel tambahan untuk

mempermudah penyetelan, namun untuk senar-senar yang lain juga dapat dipasangi penyetel

tambahan ini. (Beberapa pemain tidak mau menambahi penyetel tambahan karena dapat

memperberat biola dan mengubah kualitas suara yang dihasilkan.)

Busur biola

Detail busur biola

Busur biola terdiri dari sebatang kayu dan berhelai-helai rambut kuda yang dipasang dari satu ujung

tongkat ke ujung yang lain. Pada ujung bawahnya terdapat semacam sekrup yang digunakan untuk

mengencangkan (saat akan dimainkan) atau mengendurkan (saat akan disimpan) rambut tersebut. Di

dekat sekrup tersebut juga terdapat pegangan jempol serta jari-jari yang lain.

Page 14: LaKes

Rambut yang digunakan untuk busur biola ini biasanya diambil dari rambut ekor kuda putih jantan

(rambutnya juga selalu bewarna putih keemasan), meskipun busur-busur yang lebih murah

menggunakan serat sintetis. Jika busur biola rajin digosok dengan gala (Bahasa Inggris: rosin) akan

membuat 'cengkeraman' busur ke senar menjadi lebih stabil dan terkontrol (tidak gampang lepas),

dan dapat membantu teknik getaran. Batang kayu yang digunakan biasanya dibuat dari kayu

pernambuco untuk hasil yang terbaik atau dari kayu brasil yang lebih murah, dan busur yang murah

biasanya menggunakan serat gelas. Inovasi terakhir telah memungkinkan serat karbon untuk

digunakan sebagai materi pembuatan batang kayu busur biola.

Senar biola

Gambar yang memperlihatkan jembatan dan senar biola.

Senar biola sebelum dipasang

Senar dibuat dari usus domba, direntangkan, dikeringkan, lalu dipelintir. Pada suatu ketika ditemukan

bahwa senar usus ini dapat dikembangkan dengan cara dicampuri logam. Hasil yang diperoleh dari

proses ini adalah senar yang lebih kuat dan lebih seimbang, dan karena lebih padat dapat disetel

dengan tekanan yang lebih besar, menghasilkan volume yang lebih besar pula. Dibanding dengan

senar sintetis yang banyak digunakan sekarang, senar usus memiliki bunyi yang lebih hangat, seperti

suara nyanyian.

Senar modern menggunakan baja padat, baja untingan, atau berbagai bahan sintetis. Semua senar

untingan dan beberapa senar padat dilapisi dengan bermacam-macam logam untuk menyesuaikan

massanya, diameternya, dan kadar airnya . Senar tertinggi E biasanya dari baja padat, yang kadang

dicampur aluminium untuk mencegah "siulan". Lapisan emas mencegah karat pada senar dan juga

Page 15: LaKes

mengurangi "siulan". Baja tahan karat menghasilkan suara yang sedikit berbeda. Senar berinti sintetis

menggabungkan kualitas yang dihasilkan senar usus dengan ketahan-lamaan dan stabilitas

penyetelan. Senar ini lebih sensitif kepada perubahan kelembaban daripada senar usus, dan tidak

begitu sensitif terhadap perubahan temperatur daripada senar logam.

Ukuran biola

Anak-anak yang mulai belajar biola pada saat belum bertumbuh maksimal biasanya menggunakan

biola yang berukuran lebih kecil yang dimulai dari yang terkecil 1/16, 1/10, 1/8, 1/4, 2/4 (1/2), 3/4, dan

biola untuk dewasa 4/4. Kadang kadang biola berukuran 1/32 juga digunakan (ukurannya sangat

kecil).

Panjang badan (tidak termasuk leher) biola 'penuh' atau ukuran 4/4 adalah sekitar 36 cm (atau lebih

kecil menurut beberapa model dari abad ke-17). Biola 3/4 sepanjang 33 cm, 1/2 sepanjang 30 cm.

Sebagai perbandingannya, viola 'penuh' berukuran sekitar 40 cm.

Untuk menentukan ukuran biola yang cocok digunakan oleh seorang anak, biasanya sang anak

disuruh memegang sebuah biola dan tangannya harus sampai menjangkau hingga ke gulungan

kepala biola. Beberapa guru juga menganjurkan ukuran yang lebih kecil semakin baik.

Pemula biasanya menggunakan penanda di papan jari untuk menandai posisi jari tangan kiri, namun

begitu terbiasa maka akan dilepaskan. Cara yang lain adalah dengan memberi setitik 'tip-ex' putih

sebagai penanda posisi jari yang lama-lama akan hilang jika terus berlatih.

Biola biasanya digunakan dengan tangan kanan memegang busur dan tangan kiri menekan senar,

meskipun orang tersebut adalah kidal, namun dalam beberapa kasus kadang-kadang seseorang juga

dapat memainkannya secara kebalikan.

1.4 GITAR

1.4.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.

Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop . Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif.

Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai. Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock, dan berbagai bentuk musik pop.

Page 16: LaKes

Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa Inggris, pada mulanya diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Pada tahun 300 SM Tanbur Persia dikembangkan oleh bangsa Yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi (Bellow, 1970:54-55). Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi: (1) guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dan (2) Guitarra Latina untuk memainkan akor. Tiga abad kemudian bangsa Arab membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud ke Spanyol (Summerfield, 1982:12). Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musiknya sendiri yang disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit ditinggalkan. Walaupun demikian al ud dibawa orang ke negara-negara Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.

Keaslian gitar tidak dapat dilihat dari keantikannya. Beberapa ahli merasa alat ini berasal dari benua Afrika, dimana banyak replika modern dalam bentuk kotak bulat seperti kulit kerang dengan Gut / benang benang sutera, di banyak daerah benua itu. Ahli lain menemukan alat ini dalam bentuk kaca di relief relief batu tua di zaman Asia Tengah dan Asia Kuno. Bahan pemikiran lain juga timbul dengan ditemukannya vas vas Yunani Kuno yang bercorak. Greek Strings mungkin adalah alat pertama yang dikatagorikan sebagai gitar. Gitar modern kemungkinan berakar dari gitar Spanyol, tetapi berbagai jenis gitar seperti instrumen instrumen yang kita bisa saksikan dilukisan lukisan pada zaman Medieval dan Renaiassance yang banyak terdapat diseluruh Eropa.

1.4.2 TEKNIK PERMAINANGitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum.

Page 17: LaKes

1.4.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja.

Tubuh gitar terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala. Bagian leher terdapat di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19 pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di

Page 18: LaKes

antara logam-logam fret. Bagian badan gitar berfungsi sebagai tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai. Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara terdapat lobang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading pembatas (disebut bridge) pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).

1.5 HARMONIKA

1.5.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

Harmonika berasal dari alat musik tradisional China yang bernama 'Sheng' yang telah digunakan kira-kira 5000 tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-kwa.

Harmonika modern ditemukan pada tahun 1821 oleh Christian Friedrich Buschmann. Sebuah instrumen musik tiup sederhana yang terdiri dari plat-plat getar dari logam yang disusun secara horozontal dengan desain yang kurang baik dan hanya menyediakan nada tiup kromatis.

Desain awal dari Buschmann akhirnya banyak ditiru dan dimodifikasi menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah harmonika buatan Richter yang merupakan desain awal dari sebuah harmonika modern. Pada tahun 1826 ia mengembangkan variasi harmonika dengan 10 lubang tetap dan 20 pelat getar dengan pemisahan fungsi pelat yang ditiup dan yang dihisap. Pada akhirnya, nada yang dibuat oleh Richter disebut sebagai nada diatonis dan merupakan nada standard harmonika.

Bisnis instrumen Harmonika dimulai pada tahun 1857 saat pengrajin jam Jerman bernama Matthias Hohner memutuskan untuk menjadi produsen harmonika. Dengan bantuan dari keluarganya, ia dapat memproduksi 650 harmonika tahun itu. Hohner memperkenalkan harmonika ke Amerika Utara pada 1862 sebuah langkah yang membawa pabrikan Hohner menjadi produsen nomor satu untuk harmonika. Pada 1887 Hohner telah memproduksi lebih dari 1 juta harmonika per tahunnya. Sekarang, Hohner telah memproduksi lebih dari 90 model harmonika yang berbeda jenis, nada, dan model. Yang memungkinkan untuk memainkan berbagai macam gaya musik mulai dari pop, blues, rock, country, ska dan bermacam-macam lainnya.

1.5.2 TEKNIK PERMAINANHarmonika adalah sebuah alat musik yang paling mudah dimainkan. Hanya tinggal meniup dan menghisapnya harmonika akan mengeluarkan suara yang cukup bagus.

Page 19: LaKes

1.5.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1. Cover Plates, adalah bagian paling atas dan paling bawah pada harmonika yang berfungsi sebagai tempat tangan kita memegang harmonika saat kita mainkan dan juga untuk menutup reed yang ada didalam sehingga saat kita bermain harmonika, reed yang bergetar menghasilkan suara tidak terganggu oleh bibir jari-jari tangan kita. Biasanya terbuat dari bahan Metal. Dalam beberapa kasus, bentuk shape dari cover plates dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan oleh harmonika tersebut.

2. Reed-plate, adalah bagian tepat dibawah cover plates yang terbuat dari bahan kuningan ataupun tembaga. Memiliki beberapa membran yang berfungsi untuk penghasil suara pada harmonika itu sendiri. Semakin elastis dan sensitif kerja membran pada reed-plate, semakin bagus pula kualitas suara yang dihasilkan.3. Comb, bagian tengah pada harmonika. Jika anda melihat bagian harmonika yang terbuat dari bahan plastik, kayu, ataupun logam yang berada tepat ditengah harmonika, dan memiliki lubang untuk udara dari mulut kita, maka itulah yang dimaksud dengan Comb. Masing-masing bahan baik kayu, plastik, ataupun logam memiliki karakter suara yang berbeda-beda.4. Mouth Piece, pada umumnya hanya terdapat pada harmonika jenis Kromatik. Mouth Piece adalah bagian pada depan harmonika yang terlihat menonjol keluar, sehingga memungkinkan bibir kita bertumpu dengan nyaman pada saat memainkan harmonika tersebut.5. Slide System, hanya terdapat pada harmonika jenis Kromatik. Ini adalah bagian dimana kita dapat melihat adanya tombol pada ujung harmonika yang langsung mengarah ke sela-sela antara Mouth Piece dan Comb. Biasanya terdiri dari 2 lapisan logam yang memiliki lobang sesuai dengan lobang pada Comb.6. Windsavers, bagi teman-teman yang mungkin sudah pernah membongkar harmonika jenis kromatik, maka teman-teman akan menemukan semacam plastik seukuran membran reed yang tertempel dibalik membran reed. Plastik inilah yang kita sebut dengan Windsavers. Memiliki fungsi untuk menahan udara yangg lewat di suatu lubang reed karena tiupan atau sedotan untuk reed lain di chamber yang sama, supaya tidak berbunyi bersamaan. Beberapa waktu lalu saya juga sempat melakukan percobaan dengan windsavers pada reed diatonik, ternyat eh ternyata, windsavers juga berfungsi untuk menjaga kontraksi membran reed agar saat kita memainkan harmonika, membran reed tidak dipaksa terlalu jauh melengkung yang bisa mengakibatkan rusaknya reed sehingga harmonika bisa menjadi fals bahkan tidak berbunyi sama sekali.(itu hasil percobaan saya dengan reed Special 20, mungkin ada juga kesalahan tetapi dari yang saya coba sampai ngeden-ngeden buat bending. Reed yang dipasang windsavers ga pernah turun lebih dari 1/2 nada.)7. Buffer, lagi-lagi hanya ditemukan pada jenis harmonika kromatik. Buffer adalah semacam seang kecil yang terdapat pada slider dan comb harmonika yang berfungsi sebagai bantalan slider sihingga slider tidak terbentur dengan skrup yang ada di sela-sela Mouth Piece menuju Comb.

Page 20: LaKes

1.6 KARINDING

1.6.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.6.2 TEKNIK PERMAINAN

1.6.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.7 KECAPI

1.7.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.7.2 TEKNIK PERMAINAN

1.7.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.8 KOLINTANG

1.8.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.8.2 TEKNIK PERMAINAN

1.8.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.9 LIRA

1.9.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.9.2 TEKNIK PERMAINAN

1.9.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.10 PIANIKA

1.10.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.10.2 TEKNIK PERMAINAN

1.10.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.11 PIANO

1.11.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.11.2 TEKNIK PERMAINAN

1.11.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Page 21: LaKes

1.12 RABAB

1.12.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.12.2 TEKNIK PERMAINAN

1.12.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.13 REBANA

1.13.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.13.2 TEKNIK PERMAINAN

1.13.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.14 REKORDER

1.14.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.14.2 TEKNIK PERMAINAN

1.14.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.15 RINDIK

1.15.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.15.2 TEKNIK PERMAINAN

1.15.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.16 SALUANG

1.16.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.16.2 TEKNIK PERMAINAN

1.16.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.17 SAMPEK

1.17.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.17.2 TEKNIK PERMAINAN

1.17.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Page 22: LaKes

1.18 SASANDO

1.18.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.18.2 TEKNIK PERMAINAN

1.18.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.19 SERULING

1.19.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.19.2 TEKNIK PERMAINAN

1.19.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.20 SERUNAI

1.20.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.20.2 TEKNIK PERMAINAN

1.20.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.21 SERUNE KALEE

1.21.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.21.2 TEKNIK PERMAINAN

1.21.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.22 TALEMPONG

1.22.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.22.2 TEKNIK PERMAINAN

1.22.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.23 TAMBO

1.23.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.23.2 TEKNIK PERMAINAN

1.23.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

Page 23: LaKes

1.24 TAMBURIN

1.24.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.24.2 TEKNIK PERMAINAN

1.24.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.25 TEROMPET

1.25.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.25.2 TEKNIK PERMAINAN

1.25.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

1.26 TIFA

1.26.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT

1.26.2 TEKNIK PERMAINAN

1.26.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN

2 SUMBERhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angklung

http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Minang#Bansi_.28Suling_Minang.29

http://www.tukangangklung.com/2011/03/cara-membuat-alat-musik-angklung.html

https://darevan.wordpress.com/2008/12/14/instrumen-musik-tradisional-minangkabau/

http://indramunawar.blogspot.com/2009/02/keunikan-alat-musik-tiup-bansi-dan.html

http://catatan-miftah.blogspot.com/2012_04_01_archive.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Biola

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Bagian_biola.gif&filetimestamp=20060110015702

http://guitar4fun.50webs.com/pilihGitar_files/1_1Gitar_Part1.jpg