Upload
adli-hadiyan-munif
View
104
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
1 MACAM-MACAM ALAT MUSIK, ASAL, CARA PEMAKAIAN SERTA DETILNYA
1.1 ANGKLUNG
1.1.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKATAngklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang
dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
1.1.2 TEKNIK PERMAINAN
Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada
salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara
tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada
tiga teknik dasar menggoyang angklung:
Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan
memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada
ingin dimainkan.
Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke
telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar.
Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni
(satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung
akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada),
sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).
Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan
diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan
dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang
konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus
dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus
memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta
konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan
teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah
nada berikutnya mulai berbunyi.
1.1.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
Bambu adalah bahan baku dari Angklung. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Untuk proses pembuatan bisa dilihat di
http://www.tukangangklung.com/2011/03/cara-membuat-alat-musik-angklung.html
1.2 BANSI (SULING MINANG)
1.2.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
Bansi atau Suling Minang dengan 7 lubang (seperti rekorder), berbentuk pendek, dan dapat
memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar (diatonik). Tumbuh dan berkembang di daerah pesisir namun keberadaannya dapat dijumpai di seluruh daerah minangkabau, susunan nada-nadanya mendekati 6, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 1, bahkan mampu menghasilkan nada 2, 3 (tinggi), pertunjukannya biasanya secara solo maupun bersama dengan perangkat lain seperti talempong. Bansi
dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar.
Mempunyai 9/10 buah lobang nada yang berfungsi untuk menghasilkan suara dan nada secara
diatonis dalam rentang satu oktaf. Bansi umumnya menghasilkan nada menengah, bansi dengan dimensi
(diameter dan panjang) yang lebih kecil akan menghasilkan nada yang lebih tinggi bahkan hingga satu
oktaf di atas nada dasar.
1.2.2 TEKNIK PERMAINANDimainkan seperti memainkan rekorder. Ditiup dengan menutup beberapa lubang untuk menghasilkan nada –nada tertentu.
1.2.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURANBentuknya Pendek, terbuat dari bahan dasar seruas bambu dengan diameter kecil; pada salah satu bagian ujung dari bambu tersebut, diameter lobangnya diperkecil; dan pada ujung lainnya disumbat dan
disisakan celah tipis untuk penyearah udara yang ditiupkan. Ukuran Bansi adalah sekitar 33,5 – 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm. Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).
1.3 BIOLA
1.3.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat
senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang
paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double
bass ataukontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara
teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau
ditulis pada kunci G.
Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika
digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional (lihat di bawah).
Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola (pebiola),
atau violinis (bahasa Inggris: Violinist - bedakan dengan violisatau pemain viola). Orang yang
membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier. Biola dalam bentuk modern bermula
dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang
berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera. Biola tertua yang pernah dicatat yang
memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun
tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.)
1.3.2 TEKNIK PERMAINAN
Bermain biola
Penyangga bahu
Walaupun ada beberapa pemain biola yang memainkan dengan kidal, namun mayoritas pemain
biola, kidal maupun tidak kidal, bermain dengan biola di tangan kiri dan busur di tangan kanan. Cara
yang benar untuk bermain biola adalah dengan memegang biola dengan tangan kiri, dan penyangga
dagu pada biola diapit dengan dagu dan pundak kiri, dapat dibantu dengan penyangga bahu, namun
banyak pemain yang memilih tidak menggunakannya. Bermain biola dapat dilakukan dengan berdiri
maupun duduk di kursi, sesuai selera pemain.
Cara membunyikan biola dapat dengan digesek dengan busur maupun dipetik dengan jari tangan
kanan (teknik ini disebut dengan pizzicato). Walaupun untuk pemain biasa memetik senar biola
dengan teknik pizzicato selalu dilakukan dengan jari tangan kanan, namun ada pula pemain yang
memetik dengan tangan kiri dan lagu-lagu khusus yang memerlukan kecepatan tinggi antara
menggesek dengan busur dan memetik dengan jari sehingga jari tangan kiri yang digunakan.
Tangan kiri
Kyoko Yonemoto memainkan Caprice No. 24 karya Paganini dengan biola
Karena biola tidak memiliki fret seperti gitar sebagai penanda jari, seorang pemain biola harus benar-
benar tahu di mana letak suatu nada dengan menggunakan perasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan
dengan berlatih terus menerus sehingga jari-jari tangan dapat secara otomatis menekan nada yang
diinginkan dengan tepat (ingatan otot). Selain melatih jari, pemain biola juga harus melatih telinga
sehingga dapat membedakan nada-nada sumbang, walaupun hanya sedikit saja.
Teknik yang digunakan oleh para pemula untuk menandai letak nada pada biola antara lain
dengan selotip yang ditempelkan pada leher biola, atau dengan menggunakan Tip X putih untuk
menandai posisi jari. Setelah latihan dengan rajin, seorang pemula diharapkan akan dapat
mengingat-ingat dan meninggalkan metode-metode di atas dan mengandalkan refleks saja. Metode
ini dianggap kurang begitu baik karena mengandalkan indra penglihatan, bukan pendengaran,
sedangkan dalam bermain biola mengetahui posisi jari bukan melalui penglihatan, karena pemain
juga harus membaca not musik, melainkan harus melalui pendengaran.
Posisi jari pada fret biola
Latihan pendengaran untuk pemula sebaiknya dilakukan sejak dini agar fondasinya kokoh. Salah satu
teknik yang sering digunakan adalah dengan melatih bunyi yang sama. Keempat senar biola memiliki
empat 'nada terbuka' atau 'senar terbuka', yaitu G-D-A-E (diberi warna hitam pada gambar), nada
yang berbunyi jika senar digesek tanpa ditekan oleh jari. Keempat nada terbuka ini akan turut
bersuara jika nada serupa pada senar lain dibunyikan (karena persamaa frekuensi), misalnya senar D
akan berbunyi jika nada D (kiri bawah pada gambar) pada senar G dibunyikan. Pada posisi
pertama ada sembilan 'nada tertutup' (atau 'senar tertutup', yaitu nada yang berbunyi jika ditekan oleh
jari) yang memiliki resonansi akustik dengan keempat nada terbuka di atas.
Posisi jari
Jari tangan biasanya diberi nomor 1 (telunjuk) hingga 4 (kelingking), dan not-not musik, terutama
untuk para pemula, diberi penomoran demikian untuk menandai jari mana yang harus digunakan.
Nomor 0 berarti nada terbuka (jari tidak menekan senar). Bagan di samping menunjukkan posisi
pertama pada biola, yaitu nada-nada yang dapat ditekan oleh jari tanpa harus menggeser posisi
tangan. Yang tidak terlihat pada gambar di samping adalah jarak antara nada-nada tersebut yang
semakin tinggi semakin kecil jaraknya. Garis biru menandakan posisi selotip untuk jari 1-2-3 yang
biasa digunakan oleh pemula.
Posisi jari, seperti yang telah disinggung di atas, merupakan istilah untuk menggambarkan letak
tangan relatif terhadap leher biola. Posisi natural (yaitu posisi dasar) disebut Posisi 1; pada posisi ini
tangan kiri memegang leher biola secara natural, jari-jari tangan dapat digunakan untuk memainkan
seluruh tangga nada G mulai dari senar G dengan nada tertinggi nada B pada senar E. Pada biola
maupun alat-alat musik gesek lainnya posisi ini merupakan posisi yang paling sering digunakan.
Dengan menggeser posisi tangan kiri turun ke arah badan biola maka dikatakan posisinya telah
berubah. Posisi 2 dicapai dengan memposisikan jari telunjuk (jari 1) pada jari 2 di posisi 1, dengan
kata lain posisi jarinya bergeser satu; Posisi 2 memiliki jangkauan mulai dari nada terendah B di G
dan nada tertinggi C# di E. Posisi ketiga dari C di G hingga D# dan seterusnya. Setelah Posisi 5
biasanya hanya pemain yang mahir yang menggunakannya untuk dapat memainkan nada-nada tinggi
di senar E, dan biasanya sudah tidak diberi nama lagi (mis. walaupun secara teori ada Posisi 15,
posisi yang dianggap tertinggi, namun hal tersebut tidak pernah diajarkan secara lisan). Batas atas
nada biola tergantung pada tingkat kemahiran pemain seorang pemain biola, yang dapat dengan
mudah bermain dua tangga nada pada satu senar, atau maksimal empat tangga nada pada keempat
senar. Posisi terendah biasanya disebut Posisi ½, yaitu di antara nada terbuka dan Posisi 1,
walaupun posisi ini jarang digunakan.
Senar yang digunakan untuk memainkan suatu nada biasanya memengaruhi kualitas nada, atau
yang disebut dengan timbre, yang dihasilkan. Contohnya, walaupun nada E rendah dapat dimainkan
di senar G (Posisi 2 - Posisi 5) dan di senar D (Posisi 1), namun kadang-kadang penulis musik
menginginkan nada tersebut dimainkan di senar tertentu, contohnya dengan markah sul G yang
berarti 'dimainkan di senar G' dan seterusnya. Jika tidak disebutkan secara eksplisit, maka seorang
pemain dapat secara bebas menggunakan senar yang dipilihnya.
Senar terbuka
Contoh audio:
Suara dan teknik biola
Nada terbuka (arco dan pizzicato)
Tangga nada A mayor (arco danpizzicato)
Tangga nada A mayor dengan vibrato
Tangga nada A mayor dimainkan dengan
legno
Nada harmonik alami A, E, dan A tinggi
Nada harmonik buatan (palsu) pada A7
Nada harmonik glissando pada senar A
566 KB.
lihat pula: Suara biola di Commons
Kesulitan mendengarkan berkas ini? Lihat bantuan.
Nada dasar dawai biola
Menggesek ataupun memetik nada terbuka (senar terbuka) — yakni nada yang dibunyikan tanpa
menekan senar dengan jari — memiliki suara yang khas dan berbeda dengan nada yang sama yang
dibunyikan secara tertutup (ditekan oleh jari), misalnya nada terbuka D (di senar D) dan nada D pada
senar G. Hal ini dikarenakan getaran senar yang lebih leluasa pada sadel atas jika tidak dihalangi
oleh jari tangan. Selain dari nada G rendah, yang hanya memiliki satu cara untuk memainkannya,
biasanya pemain musik biola klasik cenderung menghindari bunyi nada terbuka, karena kualitas
nadanya yang lebih 'kasar' — terutama nada terbuka E — dibanding nada-nada tertutup lainnya, dan
pemain tidak dapat menggunakan teknik getaran (vibrato) pada nada terbuka, walaupun bagi pemain
yang mahir hal ini dapat diakali dengan cara melakukan teknik vibrato pada nada yang satu oktaf
lebih tinggi dari nada terbuka tersebut.
Beberapa penulis musik dapat membubuhkan tanda di musiknya jika sebuah nada perlu dimainkan
dengan menggunakan senar terbuka, seperti pada karya-karya awal komponis seperti Bach. Nada
terbuka juga dapat dimainkan pada bagian musik yang cepat, yang suaranya kurang lebih tidak dapat
dibedakan.
Pemberhentian ganda
Pemberhentian ganda merupakan istilah untuk teknik memainkan biola dengan menggesek dua nada
tertutup pada dua senar yang berbeda secara bersamaan, yang menghasilkan bunyi kord. Teknik
pemberhentian ganda juga dapat dimainkan hanya dengan satu nada tertutup dan nada lainnya
merupakan Senar terbuka. Tiga atau empat nada juga dapat dimainkan secara bersamaan oleh
pemain yang mahir, yang masing-masing disebut dengan 'pemberhentian ganda tiga' dan
'pemberhentian ganda empat' (nada-nadanya dapat dimainkan secara bersamaan atau dengan
melakukan teknik pemberhentian ganda dua kali)
Getaran
Bagian ini
membutuhkan pengembangan
Getaran atau vibrato merupakan teknik menggetarkan senar dengan jari yang menekan senar. Senar
digeser (sambil ditekan) dengan cepat maju-mundur sehingga menimbulkan suara bergetar. Teknik
ini juga biasa disebut vibrasi.
Harmonik
Bagian ini
membutuhkan pengembangan
Nada harmonik pada biola dibunyikan dengan menyentuh (bukan menekan) senar pada posisi
tertentu yang menyebabkan timbulnya suara yang lebih tinggi dari suara nada pada posisi yang sama
jika ditekan.
Tangan kanan
Tangan kanan sebagai pemegang busur memiliki peranan penting dalam
menciptakan suara. Tangan kanan bertanggung jawab dalam hal kualitas
nada, ritme,dinamik, artikulasi, dan timbre. Dengan mengetahui teknik-teknik
menggesek busur yang baik, maka seorang pemain dapat mengatur suara
yang dihasilkan oleh biola.
Teknik yang terpenting dalam menggesek biola adalah cara memegang
busur. Biasanya busur dipegang dengan jempol yang dimasukkan di sela-
sela ujung bawah busur. Jari-jari yang lain diletakkan di sebelah atas busur.
Suara yang dihasilkan akan lebih keras jika busur digesek dengan
kecepatan tinggi atau dengan memberi tekanan pada senar biola. Kualitas
suara yang dihasilkan berbeda, jika senar semakin ditekan oleh busur, maka
suara yang dihasilkan akan semakin kasar.
Posisi senar yang digesek juga memengaruhi suara yang dihasilkan. Senar yang digesek di
dekat jembatan biola (sul ponticello) akan lebih besar suaranya daripada jika digesek jauh dari
jembatan biola.
Ada banyak teknik menggesek biola yang memungkinkan berbagai macam pemain untuk
menghasilkan berbagai macam suara, termasuk di antaranya adalah legato, collé, ricochet, sautillé,
martelé, spiccato, dan staccato.
Petikan
Bagian ini
membutuhkan pengembangan
Petikan atau pizzicato (disingkat pizz.) menandakan teknik memetik senar biola dengan jari tangan
kanan.
Teknik busur lainnya
Col legno
(bahasa Italia: col legno - dengan kayu) - membunyikan senar dengan bagian kayu busur,
bukan surainya.
Spicacto
memantul-mantulkan busur pada senar dengan kecepatan sedang, biasanya dilakukan
dengan permainan jari yang cepat.
Tremolando
pengulangan yang sangat cepat (biasanya satu nada saja, namun kadang-kadang lebih dari
satu) yang dilakukan dengan puncak busur.
Peredam suara
Peredam suara
Sebuah peredam suara dapat dipasangkan pada jembatan biola untuk menghasilkan
nada yang lebih pelan. Piranti ini dapat berupa jepitan seperti penjepit baju dari plastik
maupun sebuah pengganjal dari karet atau besi.
Selain untuk latihan di tempat yang tidak memungkinkan untuk bersuara keras,
beberapa musik juga secara khusus dituliskan con sordino (sering disingkat con
sord, sord, sordino) yang berarti "diam" dalam bahasa Italia. Pemain lalu memasangkan
peredam suara tersebut. Jika pada musik tertulissenza sordino (atau senza sord) maka
alat tersebut dilepas.
Dalam musik bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah mute dan unmute.
Ekuivalensinya dalam bahasa Jerman dan Perancis adalah mit Dämpfer(Dämpfer auf)—
ohne Dämpfer (Dämpfer ab/weg) dan sourdine
Jika bahasa menjadi kendala, maka seorang pemain biola dapat membubuhkan
tanda yang berarti "diam" dan peredam suara dipasang dan yang berarti
peredam suara dilepas pada kertas musik mereka. Contohnya adalah pada karya
seperti Simfoni No.4 (Mahler) dalam bahasa Jerman yang berulang-ulang terdapat
petunjuk untuk memasang dan melepas peredam suara.
1.3.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
Bagian biola
Sebuah biola
dibagi menjadi beberapa bagian; badan biola, leher biola, jembatan biola, papan jari, senar, dan
beberapa macam perangkat pembantu. Perangkat pembantu tersebut antara lain pasak penyetel
untuk setiap senar, ekor biola untuk menahan senar, pin dan tali untuk menahan ekor biola, beberapa
penyetel tambahan pada ekor biola bila diperlukan, dan sebuah penyangga dagu. (Penyangga dagu
tersebut dapat tergabung dengan ekor biola ataupun dipasang di sebelah kirinya.)
Badan biola terdiri atas dua papan suara yang melengkung yang disatukan oleh kayu yang disebut
iga biola yang dilem menggunakan lem binatang, lem kulit binatang, atau resin. Iga biola biasa terdiri
dari bagian atas, keempat sudut, bagian bawah, dan garis tipis yang disebut lapisan dalam, yang
membantu mempertahankan lekukan pada iga biola, dan memperluas permukaan untuk pengeleman.
Dipandang baik dari depan maupun dari belakang, badan biola menyerupai bentuk jam pasir. Dua
buah lekukan menyerupai huruf C pada kedua sisi samping biola memberikan ruang bagi busur
biolauntuk bergerak.
Tiang penyangga di dalam biola yang terlihat melalui lubang F
Umumnya permukaan atas biola dibuat dari kayu spruce, sejenis kayu cemara, yang dipahat
sehingga memiliki bentuk yang simetris dan diberi dua lubang suara (atau lubang-F, diberi nama
demikian karena bentuknya). Lubang suara tersebut memengaruhi kelenturan suara biola, dan juga
sebagai "lubang napas" biola pada saat udara beresonansi di dalamnya. Pada pinggir permukaan ini,
dibentuk suatu lekukan garis yang disebut purfling, tujuannya ialah menghalangi retakan yang
berasal dari pinggir. Purfling palsu yang dicat pada permukaan biola biasanya menandakan kualitas
biola yang rendah. Sebuah balok kayu kecil dipasang di dalam permukaan atas biola, sejajar dengan
jembatan biola di atasnya, untuk menambah massa serta kekerasan permukaan atas biola.
Bagian belakang dan samping biola dibuat dari kayu mapel, biasa dipilih yang memiliki alur yang
sama. Bagian belakang biola umumnya dibuat dari kayu utuh yang dipahat secara simetris. Bagian ini
sering pula dibentuk purfling walaupun dalam hal ini tidak seberapa berpengaruh terhadap biola itu
sendiri. Beberapa biola antik dibubuhi tulisan tangan atau diberi lapisan cat sebagai
ganti purfling pada bagian belakang biola. Sebuah tonjolan setengah lingkaran kecil yang terdapat
pada bagian yang dekat dengan leher biola memberikan permukaan tambahan pada saat
pengeleman. Tonjolan tersebut penting untuk sambungan antara leher dan badan biola, namun pada
saat mengukur panjang biola bagian ini tidak dihiraukan.
Leher biola biasanya terbuat dari kayu mapel yang setipe dengan bagian belakang dan samping
badan biola. Pada leher biola terdapat papan jari yang dibuat dari kayu eboni atau kayu lain yang
dicat hitam. Kayu eboni sering dipilih oleh pengrajin biola karena sifatnya yang keras, menawan, dan
tahan lama. Beberapa biola yang sangat tua menggunakan kayu mapel untuk papan jarinya, dan
dipernis dengan kayu eboni. Pada ujung papan jari yang atas terdapat segaris kayu yang menonjol,
biasa kayu eboni atau gading, yang disebut sadel atas. Tonjolan ini digunakan untuk menahan senar,
sama seperti jembatan biola digunakan untuk hal yang sama di bagian badan biola.
Jembatan baru dan jembatan yang sudah jadi
Jembatan biola dipahat dengan hati-hati dari kayu mapel dan memiliki beberapa kegunaan:
lengkungan atasnya menahan senar pada ketinggian tertentu dari papan jari dalam bentuk
melengkung supaya dapat digesek sendiri-sendiri (atau bersamaan) dan menghantarkan getaran
suara dari senar ke badan biola. Jembatan ini setelah dipasang juga dapat digerakkan untuk
menyetel bunyi biola.
Empat buah penyetel tambahan pada masing-masing senar
Bagian Ekor biola adalah tempat menambatkan ujung bawah senar yang diselipkan ke dalam masing-
masing dari empat lubangnya. Seringkali untuk senar E juga diberi penyetel tambahan untuk
mempermudah penyetelan, namun untuk senar-senar yang lain juga dapat dipasangi penyetel
tambahan ini. (Beberapa pemain tidak mau menambahi penyetel tambahan karena dapat
memperberat biola dan mengubah kualitas suara yang dihasilkan.)
Busur biola
Detail busur biola
Busur biola terdiri dari sebatang kayu dan berhelai-helai rambut kuda yang dipasang dari satu ujung
tongkat ke ujung yang lain. Pada ujung bawahnya terdapat semacam sekrup yang digunakan untuk
mengencangkan (saat akan dimainkan) atau mengendurkan (saat akan disimpan) rambut tersebut. Di
dekat sekrup tersebut juga terdapat pegangan jempol serta jari-jari yang lain.
Rambut yang digunakan untuk busur biola ini biasanya diambil dari rambut ekor kuda putih jantan
(rambutnya juga selalu bewarna putih keemasan), meskipun busur-busur yang lebih murah
menggunakan serat sintetis. Jika busur biola rajin digosok dengan gala (Bahasa Inggris: rosin) akan
membuat 'cengkeraman' busur ke senar menjadi lebih stabil dan terkontrol (tidak gampang lepas),
dan dapat membantu teknik getaran. Batang kayu yang digunakan biasanya dibuat dari kayu
pernambuco untuk hasil yang terbaik atau dari kayu brasil yang lebih murah, dan busur yang murah
biasanya menggunakan serat gelas. Inovasi terakhir telah memungkinkan serat karbon untuk
digunakan sebagai materi pembuatan batang kayu busur biola.
Senar biola
Gambar yang memperlihatkan jembatan dan senar biola.
Senar biola sebelum dipasang
Senar dibuat dari usus domba, direntangkan, dikeringkan, lalu dipelintir. Pada suatu ketika ditemukan
bahwa senar usus ini dapat dikembangkan dengan cara dicampuri logam. Hasil yang diperoleh dari
proses ini adalah senar yang lebih kuat dan lebih seimbang, dan karena lebih padat dapat disetel
dengan tekanan yang lebih besar, menghasilkan volume yang lebih besar pula. Dibanding dengan
senar sintetis yang banyak digunakan sekarang, senar usus memiliki bunyi yang lebih hangat, seperti
suara nyanyian.
Senar modern menggunakan baja padat, baja untingan, atau berbagai bahan sintetis. Semua senar
untingan dan beberapa senar padat dilapisi dengan bermacam-macam logam untuk menyesuaikan
massanya, diameternya, dan kadar airnya . Senar tertinggi E biasanya dari baja padat, yang kadang
dicampur aluminium untuk mencegah "siulan". Lapisan emas mencegah karat pada senar dan juga
mengurangi "siulan". Baja tahan karat menghasilkan suara yang sedikit berbeda. Senar berinti sintetis
menggabungkan kualitas yang dihasilkan senar usus dengan ketahan-lamaan dan stabilitas
penyetelan. Senar ini lebih sensitif kepada perubahan kelembaban daripada senar usus, dan tidak
begitu sensitif terhadap perubahan temperatur daripada senar logam.
Ukuran biola
Anak-anak yang mulai belajar biola pada saat belum bertumbuh maksimal biasanya menggunakan
biola yang berukuran lebih kecil yang dimulai dari yang terkecil 1/16, 1/10, 1/8, 1/4, 2/4 (1/2), 3/4, dan
biola untuk dewasa 4/4. Kadang kadang biola berukuran 1/32 juga digunakan (ukurannya sangat
kecil).
Panjang badan (tidak termasuk leher) biola 'penuh' atau ukuran 4/4 adalah sekitar 36 cm (atau lebih
kecil menurut beberapa model dari abad ke-17). Biola 3/4 sepanjang 33 cm, 1/2 sepanjang 30 cm.
Sebagai perbandingannya, viola 'penuh' berukuran sekitar 40 cm.
Untuk menentukan ukuran biola yang cocok digunakan oleh seorang anak, biasanya sang anak
disuruh memegang sebuah biola dan tangannya harus sampai menjangkau hingga ke gulungan
kepala biola. Beberapa guru juga menganjurkan ukuran yang lebih kecil semakin baik.
Pemula biasanya menggunakan penanda di papan jari untuk menandai posisi jari tangan kiri, namun
begitu terbiasa maka akan dilepaskan. Cara yang lain adalah dengan memberi setitik 'tip-ex' putih
sebagai penanda posisi jari yang lama-lama akan hilang jika terus berlatih.
Biola biasanya digunakan dengan tangan kanan memegang busur dan tangan kiri menekan senar,
meskipun orang tersebut adalah kidal, namun dalam beberapa kasus kadang-kadang seseorang juga
dapat memainkannya secara kebalikan.
1.4 GITAR
1.4.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.
Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop . Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif.
Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai. Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock, dan berbagai bentuk musik pop.
Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa Inggris, pada mulanya diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Pada tahun 300 SM Tanbur Persia dikembangkan oleh bangsa Yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi (Bellow, 1970:54-55). Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi: (1) guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dan (2) Guitarra Latina untuk memainkan akor. Tiga abad kemudian bangsa Arab membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud ke Spanyol (Summerfield, 1982:12). Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musiknya sendiri yang disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit ditinggalkan. Walaupun demikian al ud dibawa orang ke negara-negara Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.
Keaslian gitar tidak dapat dilihat dari keantikannya. Beberapa ahli merasa alat ini berasal dari benua Afrika, dimana banyak replika modern dalam bentuk kotak bulat seperti kulit kerang dengan Gut / benang benang sutera, di banyak daerah benua itu. Ahli lain menemukan alat ini dalam bentuk kaca di relief relief batu tua di zaman Asia Tengah dan Asia Kuno. Bahan pemikiran lain juga timbul dengan ditemukannya vas vas Yunani Kuno yang bercorak. Greek Strings mungkin adalah alat pertama yang dikatagorikan sebagai gitar. Gitar modern kemungkinan berakar dari gitar Spanyol, tetapi berbagai jenis gitar seperti instrumen instrumen yang kita bisa saksikan dilukisan lukisan pada zaman Medieval dan Renaiassance yang banyak terdapat diseluruh Eropa.
1.4.2 TEKNIK PERMAINANGitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum.
1.4.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja.
Tubuh gitar terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala. Bagian leher terdapat di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19 pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di
antara logam-logam fret. Bagian badan gitar berfungsi sebagai tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai. Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara terdapat lobang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading pembatas (disebut bridge) pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).
1.5 HARMONIKA
1.5.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
Harmonika berasal dari alat musik tradisional China yang bernama 'Sheng' yang telah digunakan kira-kira 5000 tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-kwa.
Harmonika modern ditemukan pada tahun 1821 oleh Christian Friedrich Buschmann. Sebuah instrumen musik tiup sederhana yang terdiri dari plat-plat getar dari logam yang disusun secara horozontal dengan desain yang kurang baik dan hanya menyediakan nada tiup kromatis.
Desain awal dari Buschmann akhirnya banyak ditiru dan dimodifikasi menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah harmonika buatan Richter yang merupakan desain awal dari sebuah harmonika modern. Pada tahun 1826 ia mengembangkan variasi harmonika dengan 10 lubang tetap dan 20 pelat getar dengan pemisahan fungsi pelat yang ditiup dan yang dihisap. Pada akhirnya, nada yang dibuat oleh Richter disebut sebagai nada diatonis dan merupakan nada standard harmonika.
Bisnis instrumen Harmonika dimulai pada tahun 1857 saat pengrajin jam Jerman bernama Matthias Hohner memutuskan untuk menjadi produsen harmonika. Dengan bantuan dari keluarganya, ia dapat memproduksi 650 harmonika tahun itu. Hohner memperkenalkan harmonika ke Amerika Utara pada 1862 sebuah langkah yang membawa pabrikan Hohner menjadi produsen nomor satu untuk harmonika. Pada 1887 Hohner telah memproduksi lebih dari 1 juta harmonika per tahunnya. Sekarang, Hohner telah memproduksi lebih dari 90 model harmonika yang berbeda jenis, nada, dan model. Yang memungkinkan untuk memainkan berbagai macam gaya musik mulai dari pop, blues, rock, country, ska dan bermacam-macam lainnya.
1.5.2 TEKNIK PERMAINANHarmonika adalah sebuah alat musik yang paling mudah dimainkan. Hanya tinggal meniup dan menghisapnya harmonika akan mengeluarkan suara yang cukup bagus.
1.5.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1. Cover Plates, adalah bagian paling atas dan paling bawah pada harmonika yang berfungsi sebagai tempat tangan kita memegang harmonika saat kita mainkan dan juga untuk menutup reed yang ada didalam sehingga saat kita bermain harmonika, reed yang bergetar menghasilkan suara tidak terganggu oleh bibir jari-jari tangan kita. Biasanya terbuat dari bahan Metal. Dalam beberapa kasus, bentuk shape dari cover plates dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan oleh harmonika tersebut.
2. Reed-plate, adalah bagian tepat dibawah cover plates yang terbuat dari bahan kuningan ataupun tembaga. Memiliki beberapa membran yang berfungsi untuk penghasil suara pada harmonika itu sendiri. Semakin elastis dan sensitif kerja membran pada reed-plate, semakin bagus pula kualitas suara yang dihasilkan.3. Comb, bagian tengah pada harmonika. Jika anda melihat bagian harmonika yang terbuat dari bahan plastik, kayu, ataupun logam yang berada tepat ditengah harmonika, dan memiliki lubang untuk udara dari mulut kita, maka itulah yang dimaksud dengan Comb. Masing-masing bahan baik kayu, plastik, ataupun logam memiliki karakter suara yang berbeda-beda.4. Mouth Piece, pada umumnya hanya terdapat pada harmonika jenis Kromatik. Mouth Piece adalah bagian pada depan harmonika yang terlihat menonjol keluar, sehingga memungkinkan bibir kita bertumpu dengan nyaman pada saat memainkan harmonika tersebut.5. Slide System, hanya terdapat pada harmonika jenis Kromatik. Ini adalah bagian dimana kita dapat melihat adanya tombol pada ujung harmonika yang langsung mengarah ke sela-sela antara Mouth Piece dan Comb. Biasanya terdiri dari 2 lapisan logam yang memiliki lobang sesuai dengan lobang pada Comb.6. Windsavers, bagi teman-teman yang mungkin sudah pernah membongkar harmonika jenis kromatik, maka teman-teman akan menemukan semacam plastik seukuran membran reed yang tertempel dibalik membran reed. Plastik inilah yang kita sebut dengan Windsavers. Memiliki fungsi untuk menahan udara yangg lewat di suatu lubang reed karena tiupan atau sedotan untuk reed lain di chamber yang sama, supaya tidak berbunyi bersamaan. Beberapa waktu lalu saya juga sempat melakukan percobaan dengan windsavers pada reed diatonik, ternyat eh ternyata, windsavers juga berfungsi untuk menjaga kontraksi membran reed agar saat kita memainkan harmonika, membran reed tidak dipaksa terlalu jauh melengkung yang bisa mengakibatkan rusaknya reed sehingga harmonika bisa menjadi fals bahkan tidak berbunyi sama sekali.(itu hasil percobaan saya dengan reed Special 20, mungkin ada juga kesalahan tetapi dari yang saya coba sampai ngeden-ngeden buat bending. Reed yang dipasang windsavers ga pernah turun lebih dari 1/2 nada.)7. Buffer, lagi-lagi hanya ditemukan pada jenis harmonika kromatik. Buffer adalah semacam seang kecil yang terdapat pada slider dan comb harmonika yang berfungsi sebagai bantalan slider sihingga slider tidak terbentur dengan skrup yang ada di sela-sela Mouth Piece menuju Comb.
1.6 KARINDING
1.6.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.6.2 TEKNIK PERMAINAN
1.6.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.7 KECAPI
1.7.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.7.2 TEKNIK PERMAINAN
1.7.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.8 KOLINTANG
1.8.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.8.2 TEKNIK PERMAINAN
1.8.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.9 LIRA
1.9.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.9.2 TEKNIK PERMAINAN
1.9.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.10 PIANIKA
1.10.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.10.2 TEKNIK PERMAINAN
1.10.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.11 PIANO
1.11.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.11.2 TEKNIK PERMAINAN
1.11.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.12 RABAB
1.12.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.12.2 TEKNIK PERMAINAN
1.12.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.13 REBANA
1.13.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.13.2 TEKNIK PERMAINAN
1.13.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.14 REKORDER
1.14.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.14.2 TEKNIK PERMAINAN
1.14.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.15 RINDIK
1.15.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.15.2 TEKNIK PERMAINAN
1.15.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.16 SALUANG
1.16.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.16.2 TEKNIK PERMAINAN
1.16.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.17 SAMPEK
1.17.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.17.2 TEKNIK PERMAINAN
1.17.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.18 SASANDO
1.18.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.18.2 TEKNIK PERMAINAN
1.18.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.19 SERULING
1.19.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.19.2 TEKNIK PERMAINAN
1.19.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.20 SERUNAI
1.20.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.20.2 TEKNIK PERMAINAN
1.20.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.21 SERUNE KALEE
1.21.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.21.2 TEKNIK PERMAINAN
1.21.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.22 TALEMPONG
1.22.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.22.2 TEKNIK PERMAINAN
1.22.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.23 TAMBO
1.23.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.23.2 TEKNIK PERMAINAN
1.23.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.24 TAMBURIN
1.24.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.24.2 TEKNIK PERMAINAN
1.24.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.25 TEROMPET
1.25.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.25.2 TEKNIK PERMAINAN
1.25.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
1.26 TIFA
1.26.1 ASAL DAN PENJELASAN SINGKAT
1.26.2 TEKNIK PERMAINAN
1.26.3 BAHAN, BENTUK DAN UKURAN
2 SUMBERhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angklung
http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Minang#Bansi_.28Suling_Minang.29
http://www.tukangangklung.com/2011/03/cara-membuat-alat-musik-angklung.html
https://darevan.wordpress.com/2008/12/14/instrumen-musik-tradisional-minangkabau/
http://indramunawar.blogspot.com/2009/02/keunikan-alat-musik-tiup-bansi-dan.html
http://catatan-miftah.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Biola
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Bagian_biola.gif&filetimestamp=20060110015702
http://guitar4fun.50webs.com/pilihGitar_files/1_1Gitar_Part1.jpg
http://3.bp.blogspot.com/_uPug9XK8lGI/TJZOGlzE91I/AAAAAAAAAAM/j7ybfOzea1c/S760/bagianviolin.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-jTkhabWieDE/UDC0bTkWSRI/AAAAAAAAAFU/crgpObd5Gzo/s1600/Melodi.JPG
http://media.photobucket.com/image/bagian%20bagian%20biola/budje_photos/8831_1149229215428_1368534422_30342.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Harmonika