23
Lampiran 1 HASIL P A. Larutan KMnO 4 1) Pembuatan laru a) Melarutkan 0 b) Disimpan da Diketahui: N KMnO 4 V KMnO4 BE KMnO4 Ditanya: ber Jawab W = N x BE W = 0,1 grek W = 0, 79 g Jadi, berat K B. Pengenceran laru 1) Pembuatan laru a) Memipet 100 ml b) Menambahk Diketahui: N 1 = 0,1 N N 2 = 0,01 N V 2 = 1000 m Ditanya : volume l Jawab : V1 x N1 = V V1 = V1 = PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGEN 0,1 N (250 ml) utan KMnO 4 0,1 N 0,79 g KMnO4 dengan air suling kedalam lab alam botol gelap selama 24 jam sebelum digu = 0,1 N = 250 Ml = 31,6 g/grek rat KMnO4 yang harus ditimbang (W) = .....? : E x V k/L x 31,6 g/grek x 0,25 L KMnO 4 yang harus ditimbang adalah 0, 79 gra utan KMnO 4 0,1 N menjadi KMnO 4 0,01 N utan KMnO4 0,01 N 0,0 ml KMnO 4 0,1 N, dimasukkan kedalam la kan dengan air suling sampai tepat pada tanda N N ml larutan KMnO4 0,1 N yang harus dipipet (V 1 V2 x N2 = 100 ml NSIA bu ukur 250 ml unakan am N (1000 ml) abu ukur 1000 a batas 1 ) = ....?

Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Lampiran 1

HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

A. Larutan KMnO4 0,1 N (250 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N

a) Melarutkan 0,79 g KMnO4 dengan air suling kedalam labu ukur 250 ml

b) Disimpan dalam botol gelap selama 24 jam sebelum digunakan

Diketahui:

N KMnO4 = 0,1 N

V KMnO4 = 250 Ml

BE KMnO4 = 31,6 g/grek

Ditanya: berat KMnO4 yang harus ditimbang (W) = .....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 31,6 g/grek x 0,25 L

W = 0, 79 g

Jadi, berat KMnO4 yang harus ditimbang adalah 0, 79 gram

B. Pengenceran larutan KMnO4 0,1 N menjadi KMnO4 0,01 N (1000 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,01 N

a) Memipet 100,0 ml KMnO4 0,1 N, dimasukkan kedalam labu ukur 1000

ml

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat pada tanda batas

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya : volume larutan KMnO4 0,1 N yang harus dipipet (V1) = ....?

Jawab :

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

Lampiran 1

HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

A. Larutan KMnO4 0,1 N (250 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N

a) Melarutkan 0,79 g KMnO4 dengan air suling kedalam labu ukur 250 ml

b) Disimpan dalam botol gelap selama 24 jam sebelum digunakan

Diketahui:

N KMnO4 = 0,1 N

V KMnO4 = 250 Ml

BE KMnO4 = 31,6 g/grek

Ditanya: berat KMnO4 yang harus ditimbang (W) = .....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 31,6 g/grek x 0,25 L

W = 0, 79 g

Jadi, berat KMnO4 yang harus ditimbang adalah 0, 79 gram

B. Pengenceran larutan KMnO4 0,1 N menjadi KMnO4 0,01 N (1000 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,01 N

a) Memipet 100,0 ml KMnO4 0,1 N, dimasukkan kedalam labu ukur 1000

ml

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat pada tanda batas

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya : volume larutan KMnO4 0,1 N yang harus dipipet (V1) = ....?

Jawab :

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

Lampiran 1

HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

A. Larutan KMnO4 0,1 N (250 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N

a) Melarutkan 0,79 g KMnO4 dengan air suling kedalam labu ukur 250 ml

b) Disimpan dalam botol gelap selama 24 jam sebelum digunakan

Diketahui:

N KMnO4 = 0,1 N

V KMnO4 = 250 Ml

BE KMnO4 = 31,6 g/grek

Ditanya: berat KMnO4 yang harus ditimbang (W) = .....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 31,6 g/grek x 0,25 L

W = 0, 79 g

Jadi, berat KMnO4 yang harus ditimbang adalah 0, 79 gram

B. Pengenceran larutan KMnO4 0,1 N menjadi KMnO4 0,01 N (1000 ml)

1) Pembuatan larutan KMnO4 0,01 N

a) Memipet 100,0 ml KMnO4 0,1 N, dimasukkan kedalam labu ukur 1000

ml

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat pada tanda batas

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya : volume larutan KMnO4 0,1 N yang harus dipipet (V1) = ....?

Jawab :

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

Page 2: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Jadi, volume larutan KMnO4 0,1 N yang harus adalah 100,0 ml

C. Larutan H2SO48 N (500 ml)

1) pembuatan larutan H2SO4 8N bebas zat organik

a) memipet 110ml H2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam air suling

dalam gelas piala sambil didinginkan dan diencerkan sampai 500 ml

dalam labu ukur 500 ml

b) dipindahkan kembali kedalam gelas piala dan tetesi dengan larutan

KMnO4 0,01 N sampai berwarna merah muda

c) memanaskan pada tempratur 800C selama 10 menit bila warna merah

hilang selama pemanasan tambah kembali larutan KmnO4 0,01 N sampai

warna merah muda stabil

Diketahui:

N H2SO4 = 8 N

V H2SO4 = 500 ml

BE H2SO = 49 g/grek

% H2SO4 = 97%

BJ H2SO4 = 1,84 g/mL

Ditanya : volume larutan H2SO4 yang harus dipipet (mL) =.....?

Jawab :

mL =

mL = 8 grek/L x 49,04 g/grek x 0,5 L

0,97 x 1,84 g/mL

mL = 109,8162 mL ~110,0mL

Jadi, volume larutan H2SO4 yang harus dipipet adalah 110,0 mL.

D. Larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N

1) Pembuatan larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N

a) Melarutkan 1,575 g C2H2O4.2H2O dengan air suling ke dalam labu ukur

250 ml

b) Mentepatkan sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen

Diketahui:

N C2H2O42H2O = 0,1 N

V C2H2O4.2H2O = 250 Ml

Page 3: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

BE C2H2O4.2H2O = 63 g/grek

Ditanya : berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang (W) =.....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 63 g/grek x 0,25 L

W = 1,575 g

Jadi, berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang adalah 1,575 gram.

E. Pengenceran larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N menjadi C2H2O4.2H2O 0,01 N

1) Pembuatan larutan C2H2O4.2H2O 0,01 N

a) Memipet 100 ml larutan asam osalat 0,1 N, dimasukkan kedalam labu

ukuran 1000 ml.

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat tanda tera.

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya: volume larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N yang harus dipipet (V1) =.....?

Jawab:

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

V1 = 100,0 mL

Jadi, volume larutan C2H2O42H2O 0,1 N yang harus dipipet adalah 100,0 Ml

BE C2H2O4.2H2O = 63 g/grek

Ditanya : berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang (W) =.....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 63 g/grek x 0,25 L

W = 1,575 g

Jadi, berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang adalah 1,575 gram.

E. Pengenceran larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N menjadi C2H2O4.2H2O 0,01 N

1) Pembuatan larutan C2H2O4.2H2O 0,01 N

a) Memipet 100 ml larutan asam osalat 0,1 N, dimasukkan kedalam labu

ukuran 1000 ml.

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat tanda tera.

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya: volume larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N yang harus dipipet (V1) =.....?

Jawab:

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

V1 = 100,0 mL

Jadi, volume larutan C2H2O42H2O 0,1 N yang harus dipipet adalah 100,0 Ml

BE C2H2O4.2H2O = 63 g/grek

Ditanya : berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang (W) =.....?

Jawab :

W = N x BE x V

W = 0,1 grek/L x 63 g/grek x 0,25 L

W = 1,575 g

Jadi, berat C2H2O4.2H2O yang harus ditimbang adalah 1,575 gram.

E. Pengenceran larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N menjadi C2H2O4.2H2O 0,01 N

1) Pembuatan larutan C2H2O4.2H2O 0,01 N

a) Memipet 100 ml larutan asam osalat 0,1 N, dimasukkan kedalam labu

ukuran 1000 ml.

b) Menambahkan dengan air suling sampai tepat tanda tera.

Diketahui:

N1 = 0,1 N

N2 = 0,01 N

V2 = 1000 ml

Ditanya: volume larutan C2H2O4.2H2O 0,1 N yang harus dipipet (V1) =.....?

Jawab:

V1 x N1 = V2 x N2

V1 =

V1 = = 100 ml

V1 = 100,0 mL

Jadi, volume larutan C2H2O42H2O 0,1 N yang harus dipipet adalah 100,0 Ml

Page 4: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Lampiran 2Standarisasi larutan KMnO4 0,01 N terhadap C2H2O4.2H2O 0,01 N

Diketahui :

Volume peniter KMnO4 (1) : 11 mL

Volume peniter KMnO4 (2) : 8,3 mL

Rata-rata volume KMnO4 : 9,7 mL

V1. C2H2O4 : 10 mL

V2. KMnO4 : 9,7 mL

N1. C2H2O4 : 0,01N

Ditanya : N1. KMnO4 ….?

Jawab:

N2 =

N2 =

N2 = 0,010 N

Perhitungan kadar zat organik pada salah satu sampel (Sampel 1)

Diketahui : Vs : 100 mL (volume sampel yang dipipet)

VKMnO4 : 2 mL (volume peniter yang terpakai)

NKMnO4 : 0,010 N (normalitas KMnO4 yang sebenarnya)

Ditanya: Kadar zat organik (mg KMnO4) ….?

Dijawab:

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l = 6.32 mg/L

Lampiran 2Standarisasi larutan KMnO4 0,01 N terhadap C2H2O4.2H2O 0,01 N

Diketahui :

Volume peniter KMnO4 (1) : 11 mL

Volume peniter KMnO4 (2) : 8,3 mL

Rata-rata volume KMnO4 : 9,7 mL

V1. C2H2O4 : 10 mL

V2. KMnO4 : 9,7 mL

N1. C2H2O4 : 0,01N

Ditanya : N1. KMnO4 ….?

Jawab:

N2 =

N2 =

N2 = 0,010 N

Perhitungan kadar zat organik pada salah satu sampel (Sampel 1)

Diketahui : Vs : 100 mL (volume sampel yang dipipet)

VKMnO4 : 2 mL (volume peniter yang terpakai)

NKMnO4 : 0,010 N (normalitas KMnO4 yang sebenarnya)

Ditanya: Kadar zat organik (mg KMnO4) ….?

Dijawab:

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l = 6.32 mg/L

Lampiran 2Standarisasi larutan KMnO4 0,01 N terhadap C2H2O4.2H2O 0,01 N

Diketahui :

Volume peniter KMnO4 (1) : 11 mL

Volume peniter KMnO4 (2) : 8,3 mL

Rata-rata volume KMnO4 : 9,7 mL

V1. C2H2O4 : 10 mL

V2. KMnO4 : 9,7 mL

N1. C2H2O4 : 0,01N

Ditanya : N1. KMnO4 ….?

Jawab:

N2 =

N2 =

N2 = 0,010 N

Perhitungan kadar zat organik pada salah satu sampel (Sampel 1)

Diketahui : Vs : 100 mL (volume sampel yang dipipet)

VKMnO4 : 2 mL (volume peniter yang terpakai)

NKMnO4 : 0,010 N (normalitas KMnO4 yang sebenarnya)

Ditanya: Kadar zat organik (mg KMnO4) ….?

Dijawab:

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l =

KMnO4 mg/l = 6.32 mg/L

Page 5: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Lampiran 3

Jarak sumur gali dari limbah minyak kelapa sawit di wilayah Dusun II KelurahanSinar Banten Kecamatan Bekri

NO Kode Sumur Gali

Jarak SumurTerhadap

PembuanganLimbah Sawit

KedalamanSumur Gali

Pemeriksaan organoleptis

Warna Bau

1 Imam Mustofa 17 meter 8 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

2 Rahmat Wardoyo 15 meter 8 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

3 Leman 11 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

4 Didi Wahyudi 150 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

5 Titus Susanto 55 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

6 Suwanto 23 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

7 Darmansyah 27 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

8 Erna 37 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

9 Abror 135 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

10 Samsudin 60 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

11 Aidil Fitri 43 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

12 Indah 30 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

13 Astono 140 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

14 Mujiono 35 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

15 Sohman 130 meter 10 meter Tidak Berwarna Tidak Berbau

16 Marni 10 meter 8 meter Kuning Jernih Tidak Berbau

17 Eko Widodo 10 meter 8 meter Kuning Jernih Tidak Berbau

18 Yance 5 meter 8 meter Kuning Jernih Tidak Berbau

Page 6: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 7: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Lampiran 5Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor: 32 Tahun 2017 Tanggal: 31 Mei 2017

DAFTAR PERSYARATAN STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN

LINGKUNGAN UNTUK MEDIA AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE

SANITASI

No Parameter Unit Standar BakuMutu

Fisika1 Kekeruhan NTU 252 Warna TCU 503 Zat padat terlarut Mg/l 10004 Suhu 0C Suhu udara ±35 Rasa Tidak berasa6 Bau Tidak berbau

Kimia1 pH mg/l 6,5 – 8,52 Besi mg/l 13 Fluorida mg/l 1,54 Kesadahan (CaCO3) mg/l 5005 Mangan mg/l 0,56 Nitrat, sebagai N mg/l 107 Nitrit, sebagai N mg/l 18 Sianida mg/l 0,19 Deterjen mg/l 0,05

10 Pestisida total mg/l 0,1Tambahan

1 Air raksa mg/l 0,0012 Arsen mg/l 0,053 Kadmium mg/l 0,0054 Kromium (valensi 6) mg/l 0,055 Selenium mg/l 0,016 Seng mg/l 157 Sulfat mg/l 4008 Timbal mg/l 0,059 Benzene mg/l 0,01

10 Zat organik (KMNO4) mg/l 10

Page 8: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 9: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 10: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Lampiran 8

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Botol Timba Gambar 2. Pengambilan sampel air sumur

Gambar 3. Reagent Penelitian Gambar 4. Sampel air sumur

Page 11: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Gambar 5. Pemanasan sebelum dititrasi Gambar 6. Melakukan titrasi

Gambar 7. Sebelum di titrasi Gambar 8. Sesudah dititrasi TATwarna merah muda

Page 12: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Gambar 9. Lokasi tempat pengambilan sampel air sumur gali

Gambar 10. PTPN VII Gambar 11. Cerobong asap PTPN VII

Gambar 12. Tempat buangan limbah cair Gambar 13. Tempat buangan limbah padat

Page 13: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 14: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 15: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 16: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 17: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA
Page 18: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Gambaran Kadar Zat Organik pada Sumur Gali di Wilayah Dusun II RT003 RW 003 Kelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri

Lina Triawati, Rodhiansyah Djayasinga, NurminhaProgram Studi D III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

Proses terbentuknya zat organik yang terdapat di alam berasal dari kegiatan-kegiatan rumah tangga maupunproses-proses industri. Adanya bahan-bahan organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahansifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau dan rasa dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Zatorganik dalam air dapat diketahui dengan menentukan angka permanganatnya. Standar kandungan bahanorganik dalam Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Baku Mutu PermenkesRI Nomor 32 Tahun 2017 kadar yang diperbolehkan adalah 10 mg/L. Sumur gali yang ada di masing-masingrumah di wilayah Dusun II RT. 003 RW. 003 Kelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri terletak sangat dekatdengan pembuangan limbah padat dan limbah cair kurang lebih 11 meter. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran kadar zat organik dan persentase air sumur gali di wilayah Kelurahan Sinar BantenKecamatan Bekri yang kadar zat organiknya melebihi ketentuan Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Penelitianini bersifat deskriptif. Sampel adalah air sumur gali sebanyak 18 sampel di wilayah Dusun II RT. 003 RW.003 Kelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri menggunakan metode titrasi pemanganometri. Hasil penelitianpemeriksaan kadar zat organik dari 18 air sumur gali di wilayah Dusun II RT. 003 RW. 003 Kelurahan SinarBanten Kecamatan bekri terdapat kadar zat organik yang memenuhi syarat sebanyak 83% dan yang tidakmemenuhi syarat sebanyak 17%.

Kata Kunci : Angka permanganate, Limbah zat organik, Permanganometri

Description of Organik Subtance’s Concentration on the dug Well onRegion of II RT 003 RW 003 Backwoods village Sinar Banten’s

Subdistrict Bekri’s

Abstract

The process of forming organic substances found in nature comes from household activities and industrialprocesses. The existence of organic ingredients in water is closely related to the occurrence of changes in thephysical properties of water, especially with the appearance of color, odor and unwanted turbidity and taste.Organic substances in water can be determined by determining the permanganate number. Standard organicmatter content in Environmental Health Quality Standards for Water Media for Standard QualityRequirements of Minister of Health Republic of Indonesia Number 32 of 2017 allowed levels are 10 mg / L.Digging well in each house in the on region of II RT. 003 RW. 003 Backwoods village Sinar Banten’sSubdistrict Bekri’s is located very close to the disposal of solid waste and liquid waste of approximately 11meters. This study aims to determine the description of the levels of organic matter and the percentage of dugwell water in the Sinar Banten Sub-District of Bekri Subdistrict whose levels of organic matter exceed theprovisions of the Minister of Health Regulation No. 32 of 2017. This research is descriptive. The sample is18 wells of dug well in the on region of II RT. 003 RW. 003 Backwoods village Sinar Banten’s SubdistrictBekri’s uses metering titration methods. The results of the study examined the levels of organic matter from18 dug well on region of II RT. 003 RW. 003 Backwoods village Sinar Banten’s Subdistrict Bekri’s, thereare 83% organic substances that meet the requirements and 17% that do not meet the requirements.

Keyword: Permanganate number, Organic matter waste, Permanganometry

Korespondensi: Lina Triawati, Prodi D III Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan KemenkesTanjungkarang, Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 085279583168, [email protected]

Page 19: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Pendahuluan

Air merupakan senyawa kimia yang sangatpenting bagi kehidupan manusia dan makhlukhidup di muka bumi ini. Hampir semua kegiatanyang dilakukan manusia membutuhkan air sepertimandi, mencuci, makan, minum, industri,pelayaran, pertanian, perikanan, rekreasi, sumbertenaga mekanik, penelitian, penguraian kotorandan yang sangat penting adalah kebutuhan untukminum (Pandia, 1995).

Air yang ada di permukaan bumi ini dapatberasal dari berbagai sumber salah satunya airtanah. Air tanah adalah air yang tersimpan atau

terperangkap dalam lapisan batuan yangmengalami penambahan secara terus menerusoleh alam. Sumur gali merupakan sumber air

yang banyak digunakan masyarakat Indonesiayang airnya bersumber pada air tanah yakni air

tanah dangkal. Air tanah dangkal diperoleh padakedalaman 15m, dimana kualitasnya cukup baiksebagai air sumur gali, tetapi kualitasnya kurangdan tergantung pada musim (Haitami, dkk, 2016).

Air yang dikonsumsi manusia harus bersihyaitu bebas dari bahan pencemar kimiawimaupun biologis. Air bersih merupakan air yangdigunakan untuk keperluan sehari-hari yangkualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatandan dapat diminum apabila dimasak. Air bersihmemiliki syarat fisik, syarat kimia dan syaratbakteriologis. Syarat fisika air adalah tidakberbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Syaratkimiawi air adalah terbebas dari kandungansenyawa kimia organik maupun anorganik.Syarat kimia organik salah satunya adalah zatorganik sebagai angka permanganat yaitubanyaknya mg/L KMnO₄ yang dibutuhkanuntuk mengoksidasi zat organik dalam satu litersampel air yang dididihkan selama 10 menit.Menurut PERMENKES RI Nomor 32 Tahun2017, bahwa kadar zat organik sebagai angkapermanganat dalam air bersih maksimum adalah10 mg/L. Makin tinggi kandungan zat organikdalam air maka air tersebut telah tercemar(Hidayati, dkk, 2010).

Pencemaran air yang disebabkan olehlimbah industri dapat menyebabkan dampaknegatif bila tidak dikelola dengan baik. Indikatoryang digunakan untuk memantau pencemaran airadalah parameter fisika, kimia dan biologis.Tetapi yang sering digunakan sebagai indikatoradalah parameter kimia seperti COD, BOD, zatorganik dan Amoniak. Adanya zat organik didalam air menunjukkan bahwa air tersebut telahtercemar. Pencemaran tersebut menimbulkan airakan menjadi keruh dan bau serta membantupertumbuhan bakteri (Haitami, dkk, 2016).

Berdasarkan hasil observasi awal kondisisungai yang dialiri limbah cair yaitu warna airkeruh, bau tidak sedap dan asap panas darilimbah cair tersebut. Selain itu terdapat keluhandi masyarakat terhadap limbah padat yangdibuang di kolam-kolam pembuangan yangbaunya sangat menyengat dan limbah cair yangdibuang di aliran sungai. Kondisi sungai yangdialiri limbah cair secara tidak langsung akanmempengaruhi kualitas udara, kualitas air sumur,dan kualitas kesehatan masyarakat yang ada disekitar sungai. Jarak pemukiman pendudukdengan PTP Nusantara VII sekitar ±100 metersehingga masyarakat mudah terkena dampak daripabrik. Terdapat masyarakat yang tinggal disekitar pembuangan limbah minyak kelapa sawit,jarak rumah dengan pembuangan limbah sangatdekat, rata-rata 5-11 meter dari pembuangan.Masyarakat tersebut juga memiliki sumur dekatdengan pembuangan limbah dan masihmemanfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari.

Sebagai salah satu industri yang memilikiperanan besar dalam perekonomian negaraIndonesia, industri minyak kelapa sawit PTPNusantara VII diperoleh limbah cair dan limbahpadat. Limbah padat seperti daun, pelepah,tangkai bunga, bunga, batang akar, tempurung,janjangan/tandan kosong, serat-serat dancangkang. Selain itu juga dihasilkan limbah cairyang masih mengandung minyak dan komponenorganik lainnya. Diantara jenis limbah tersebutyang menjadi masalah adalah limbah cair, yangdapat mencemari air tanah.

Penelitian tentang zat organik pada airmenurut Farida (2006), pemanasan berpengaruhterhadap hasil pemeriksaan zat organik di dalamsampel air. Kadar zat organik jumlah pada airsumur gali penduduk sebelum dipanadkansebesar 48,44 mg/l dan setelah dipanaskan secaraberturut-turut pada suhu 90°C, 100°C, 110°Csebesar 26,93 mg/L; 11,90 mg/L; dan 6,11 mg/L.Pengaruh suhu pemanasan 90°C, 100°C dan110°C terhadap penurunan kadar zat organikpada air sumur gali penduduk di KelurahanDasan Cermen Kecamatan Cakranegara yangmerupakan sentral produksi tahu dan tempe.

Tujuan Penelitian ini adalah untukmengetahui kadar zat organik pada sumur gali diWilayah Dusun II Kelurahan Sinar BantenKecamatan Bekri dan membandingkan hasilpenelitian dengan standar persyaratan Baku MutuPermenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentangsyarat kadar zat organik. Manfaat penelitian inidapat memberikan informasi kepada masyarakattentang kadar zat organik di daerah tersebut.

Page 20: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif. Tempatpenelitian dilakukan di Laboratorium KimiaAmami Jurusan Analis Kesehatan PoliteknikKesehatan Tanjungkarang. Waktu penelitiandilakukan pada bulan Februari sampai denganMei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh sumber air yang berasal dari sumur galiyang ada di Wilayah Dusun II Rt 003 Rw 003Kelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri dengankeseluruhan populasinya berjumlah 18 sumurgali. Sampel diambil secara teknik total samplingyaitu mengambil seluruh sampel air sumur galidari seluruh populasi sebanyak 18 sampel.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadarzat organik pada sumur gali yang dekat denganpembuangan akhir limbah di wilayah Dusun IIKelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri.

Perhitungan nilai permanganat dihitungdengan rumus

KMnO4 mg/L= xf

Hasil

Pada Penelitian ini didapatkan hasilpemeriksaan kadar zat organik dari 18 sampel airsumur gali di wilayah Dusun II Rt 003 Rw 003Kelurahan Sinar Banten Kecamatan BekriKabupaten Lampung Tengah didapatkan hasilseperti tercantum di dalam table 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan kadar zat organik padaair sumur gali di wilayah Dusun II Rt 003Rw 003 Kelurahan Sinar BantenKecamatan Bekri

Penetapan Kadar ZatOrganik

Data-data yang dikumpulkan adalah hasilpenetapan kadar zat organik menggunakanmetode Permanganometri. Alat yang digunakan

KodeSampel

Jarak sumurdengan

pebuanganPengen-

ceran

Kadar ZatOrganik

dalam peneitian ini adalah erlenmeyer 250 mL,buret 25 mL dan klem dengan statif, pipetvolume 10,0 mL, 100,0 mL, gelas ukur 5mL,stopwatch, pemanas listrik, thermometer 1000C.Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampelair sumur, larutan H2SO4 8N bebas zat organik,larutan C2H2O4.2H2O 0,01N, larutan KMnO4

0,01N, dan Aquades.Prosedur penelitian:1. Pengambilan sampel

Sampel air diambil langsung dari sumur galiwarga dengan alat botol gelas pada bagianbawahnya diberi semen sebagai pemberat danatasnya terikat tali. Kemudian sampel air sumurditampung pada wadah sampel botol plastik yangsudah dibilas dengan air suling dan asam nitrat.Sebelum melakukan penetapan kadar zat organikdilakukan standarisasi larutan KMnO4 0,01 N

limbah1 17 meter 6.32 mg/L2 15 meter 7,584 mg/L3 11 meter 8,532 mg/L4 150 meter 1,264 mg/L5 55 meter 3,792 mg/L6 23 meter 5,056 mg/L7 27 meter 5,372 mg/L8 37 meter 4,424 mg/L9 135 meter 2,212 mg/L10 60 meter 3,16 mg/L11 43 meter 4,108 mg/L12 30 meter 5,372 mg/L13 140 meter 1,58 mg/L14 35 meter 4,74 mg/L15 130 meter 2,528 mg/L16 10 meter 10x 12,64 mg/L17 10 meter 10 x 15,8 mg/L18 5 meter 10 x 18,96 mg/L

dilakukan dengan larutan C2H2O4.2H2O 0,01 N.2. Penetapan kadar zat organik menurut SNI 06-

6989.22-20041) Memipet 100,0 mL sampel memasukkan ke

dalam Erlenmeyer 250 mL2) Menambahkan KMnO4 0,01 N beberapa tetes

hingga terjadi warna merah muda3) Menambahkan 5 mL asam sulfat 8N bebas zat

organik, dipanaskan di atas pemanas listrikpada suhu 700C selama 10 menit.

4) Menambahkan 10,0 mL larutan baku KMnO4

0,01 N ke dalam Erlenmeyer, dipanaskankembali hingga mendidih selama 10 menit

5) Menambahkan 10,0 mL larutan baku asamoksalat 0,01 N, Dititrasi dengan kalium

Berdasarkan hasil penelitian selanjutnyadilakukan perhitungan rata-rata pada masing-masing jarak sumur yang bertujuan untukmengetahui rata-rata kadar zat organik yangterkandung dalam masing-masing sumur tersebut,dan didapatkan hasil seperti tercantum didalamtabel 4.2 berikut:

Tabel 4.1. Hasil Presentase Kadar Zat Organik padaAir Sumur Gali yang Memenuhi Syarat danTidak Memenuhi Syarat Permenkes RINomor 32 Tahun 2017

Kadar Sumur Kadar KadarZat Gali Mean Teren- Terti-

Organik N % dah nggipermanganate 0,01 N hingga warna merah MS 15 83 4,403 1,264 8,532muda, catat volume pemakaian KMnO4 TMS 3 17 15.8 12,64 18,96

Total 18

Page 21: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

Pada table 4.1 dari hasil kadar zat organik padaair sumur gali yang memenuhi syarat dan tidakmemenuhi syarat didapatkan hasil grafik sepertipada gambar 4.1.

PembahasanBerdasarkan persyaratan air untuk

keperluan baku mutu menurut Peraturan MenteriKesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017, kadar zatorganik maksimum yang diperbolehkan dalam airsebesar 10 mg/L. Hasil analisa kadar zat organik(KMnO4) yang dilakukan pada air sumur gali diwilayah Dusun II Kelurahan Sinar BantenKecamatan Bekri, menunjukkan bahwa dari 18sampel air yang memenuhi standar persyaratansebesar 83% memenuhi persyaratan baku mutu,sedangkan 17% tidak memenuhi persyaratanbaku mutu.

Dari gambar 4.1 di atas menyimpulkanbahwa dari 18 sampel air ada 15 sampel airsumur yang memenuhi persyaratan baku mutudengan hasil rata-rata kadar zat organik adalah4,403 mg KMnO4/L. Kadar tertinggi pada sampelyang memenuhi syarat baku mutu adalah 8,532mg KMnO4/L dan kadar terendah adalah 1,264mg KMnO4/L. Dan 3 sumur gali yang tidakmemenuhi persyaratan baku mutu sebesar 17%Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata kadarzat organik yang tidak memenuhi persyaratanbaku mutu adalah 15,8 mg KMnO4/L. Pada jarak5 meter dari pembuangan akhir limbah industrikelapa sawit, Kadar tertinggi pada sampel yangtidak memenuhi syarat baku mutu adalah 18,96mg KMnO4/L, sedangkan kadar terendah padasampel yang tidak memenuhi syarat baku mutuadalah 12,64 mg KMnO4/L dengan jarak 10meter dari pembuangan akhir limbah industrikelapa sawit. Kemudian pada jarak yang samayaitu 10 meter didapatkan hasil kadar zat organikyang lebih tinggi sebesar 15,8 mg KMnO4/L, halini disebabkan oleh adanya lahan dan halamanyang berubah fungsi menjadi kandang ternak sapi

dan ayam. Sementara untuk saluran pembuanganair limbah kandang ternak langsung dialirkan kepermukaan tanah tanpa membuat lokasi yanglebih rendah dari sarana sumur gali(Effendi, 2003).

Lokasi jarak pembuangan limbah kelapasawit yang sangat berdekatan dengan sumber airsumur gali mengakibatkan meresapnya kotoranke sumber air tanah sehingga dapatmengakibatkan air sumur gali tercemar olehmikroba yang menguraikan zat organik. Adanyapengaruh rembesan buangan limbah industrikelapa sawit, karena faktor air hujan yangmempercepat masuknya pencemaran limbahkelapa sawit ke lapisan tanah terutama airdangkal, gerakan air dalam tanah terjadi seperticairan mengalir di dalam tanah-tanah jenuhkemudian mengikuti gerakan air tanah, padajarak semakin jauh terjadi proses pengenceransehingga pencemaran limbah kelapa sawit padapengaruh zat organik semakin rendah.

Jarak merupakan salah satu faktor yangdapat mempengaruhi pola penyebaranpertumbuhan dan perkembangbiakanmikroorganisme. Jarak sumur minimal 11 meterdan lebih tinggi dari sumber pencemaran sepertikakus, kandang ternak, tempat sampah danpembuangan limbah industri. MenurutDepartemen Kesehatan tahun 1995 syaratpembangunan sumur gali adalah lokasi berjarakminimal 11 meter dari sumber pengotoran.Kontruksi dinding sumur harus kedap air sedalam3 meter, saluran pembuangan air bekaspemakaian dibuat kedap air sepanjang 10 meter,dan sumur harus dilengkapi dengan penutupsumur jika tidak digunakan (Entjang, 2000).

Bedasarkan gambar 4.1 menyimpulkanbahwa air sumur gali yang tidak memenuhipersyaratan baku mutu tidak dapat dikonsumsikarena zat organik dalam air bersih yangmelebihi ambang batas konsentrasi yangdiizinkan, apabila kadarnya tidak dijaga dalam airminum dan dikosumsi secara terus menerus akanmenyebabkan kerusakan pada organ sepertikanker, ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusatmaupun gangguan pada sistem pencernaan, selainitu dapat menimbulkan gangguan fungsi organtubuh yang ditularkan melalui air seperti kolera,disentri, dan hepatitis (Suyono, 2011).

Simpulan dari hasil pemeriksaan kadarzat organik yang telah dilakukan terhadap airsumur gali di wilayah Dusun II Rt 003 Rw 003Kelurahan Sinar Banten Kecamatan Bekri, bahwakadar zat organik yang memenuhi syarat adalah83 % dan yang tidak memenuhi syarat adalah 17%. Kadar zat organik yang memenuhipersyaratan baku mutu adalah 15 sampel yaitu

5 m 10 15 23 30 37 55 130 140m m m m m m m m

Jarak Limbah dengan Sumur Gali

Kadar ZatOrganik

20181614121086420

KadarZatOrganik

Page 22: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA

pada jarak >11 meter dengan rata-rata 4,403 mgKMnO4/L, kadar terendah 1,264 mg KMnO4/L,kadar tertinggi 8,532 mg KMnO4/L dan yangtidak memenuhi persyaratan baku mutu adalah 3sampel yaitu pada jarak <11 meter dengan rata-rata 15,8 mg KMnO4/L, kadar terendah 12,64 mgKMnO4/L, dan kadar tertinggi 18,96 mgKMnO4/L.

Saran penelitian ini bagi warga diwilayah Dusun II RT 003 RW 003 KelurahanSinar Banten Kecamatan Bekri untukmengkonsumsi air bersih yang baik danmemenuhi persyaratan baku mutu denganmengambil air bersih yang lokasinya jauh darisumber pencemar dan diharapkan warga sekitaruntuk bergotong royong membangun sumber airbersih yang jauh dari sumber pencemar dan jugasesuai dengan persyaratan untuk digunakandalam kehidupan sehari-hari.

Daftar PustakaBadan Standarisasi, 1992, SNI 03-2916-1992

Spesifikasi Sumur Gali Untuk Sumber AirBersih. Badan Standarisasi Nasional

Badan Standarisasi Nasional, 2004, SNI 06-6989.22-2004, Air dan Air Limbah-Bagian 22: Cara Uji Nilai PermanganatSecara Titrimetri, Badan StandarisasiNasional

Effendi, Hefni. 2003, Telaah Kualitas Air,Yogyakarta: Kanisius

Entjang, L, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Farida, 2006, Pengaruh Suhu PemanasanTerhadap Penurunan Kadar Zat OrganikJumlah Pada Air Sumur Gali Pendudukdi Kelurahan Dasan Cermen KecamatanCakranegara, Poltekkes KemenkesMataram

Haitami, dkk, 2016, Ketepatan Hasil dan VariasiWaktu Pendidihan Pemeriksaan ZatOrganik, Jurusan Analis Kesehatan,Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Hidayati, M,. Ana; Yusrin, 2010, Pengaruh LamaWaktu Simpan pada Suhu Ruang(27-29°C) Terhadap Kadar Zat Organikpada Air Minum Isi Ulang, UniversitasMuhammadiyah Semarang

Pandia, 1995. Kimia Lingkungan. Jakarta: DirjenPendidikan Tinggi Departemen P dan K

Suyono, Budiman. 2010. Ilmu KesehatanMasyarakat Dalam Konteks KesehatanLingkungan, Jakarta: Kedokteran EGC

Page 23: Lampiran 1 HASIL PERHITUNGAN PEMBUATAN REAGENSIA