21
LAMPIRAN I

LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

LAMPIRAN I

Page 2: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

157

FORMULIR KONSULTASI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Nora Dian Pratama

NIM : 00000026494

Nama Dosen Pembimbing : Samiaji Bintang Nusantara, S.T., M.A

Tanggal

Konsultasi

Agenda/Pokok

Bahasan

Saran Perbaikan Paraf Dosen

Pembimbing

2 Maret

2020

bimbingan

seputar topik

penelitian

Judul masih belum fokus

16 Maret

2020

bimbingan

seputar topik

penelitian

Ganti subjek, tidak boleh lagi

menggunakan media

kamibijak.com

25 Maret

2020

Konsultasi Bab

1 dan Bab II

revisi pada latar belakang,

penggunaan teori dan konsep

kurang tepat, alur penelitian

salah cara penulisan, latar

belakang kurang lengkap, bab 1

kurang fokus dan ada penulisan

salah

Page 3: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

158

4 April 2020 Konsultasi Bab

1 Bab II, dan

Bab III

revisi latar belakang untuk

ditambah contoh kasus, revisi

bab 2

28 April

2020

Konsultasi Bab

1 Bab II, dan

Bab III

Perubahan mencakup penelitian

yang lebih terfokus, penggunaan

sumber lain dan sumber

rekomendasi buku Blur dari Bill

Kovach dan Tom Rosentiel,

penambahan unit analisis data,

dan penggunaan teori dan konsep

baru yang lebih terfokus.

7 Mei 2020 Konsultasi Bab

1 Bab II, dan

Bab III

Perubahan mencakup latar

belakang penelitian yang lebih

lengkap disertai contoh khusus

yang mendukung penelitian ini,

pengurangan penggunaan teori

Information Seeking

21 Mei 2020 Konsultasi Bab

1 Bab II, Bab

III, dan Bab IV

perubahan pada teori dan konsep

penelitian, alur penelitian seperti

yang sudah disarankan

sebelumnya, dan latar belakang

yang lebih lengkap.

1 Juni 2020 Konsultasi Bab

IV

Perubahan mencakup perubahan

alur penelitian seperti yang

sudah disarankan serta penulisan

BAB IV (notes: hasil wawancara

belum dimasukkan).

14 Juni

2020

Konsultasi

secara

keseluruhan

Latar Belakang hapus bagian

Pemilu

Page 4: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

159

Form ini wajib dibawa saat konsultasi dan dilampirkan di dalam bagian akhir

skripsi.

Tangerang, 14 Juni 2020

Samiaji Bintang Nusantara, S.T., M.A

Page 5: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

LAMPIRAN II

Page 6: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

161

HASIL WAWANCARA

Wawancara I

Narasumber : Moerat Sitompul

Jabatan : Kepala Tim Media Lab Tempo

Tanggal : 10 Juni 2020

Waktu : 16.00-16.40

Melalui pesan singkat WhatsApp

Penanya Halo selamat sore Mas Moerat, apa kabar?

Narasumber Selamat sore, baik kok

Penanya Kita langsung mulai wawancaranya saja ya, bagaimana peran dan posisi

media Tempo.co dalam menjalankan praktek jurnalistiknya terutama di masa

krisis COVID-19 seperti saat ini?

Narasumber Sama aja kerjaannya, karena yang berbeda itu paling ketika di, apa namanya

ketika kita mau melakukan ketemu sumber lah

yang bedanya Ya paling sekarang kalau mau mengecek sumber ketemunya

nggak langsung, digital saja, virtual kaya sekarang gini

Penanya Virtualnya itu video call atau telepon atau gimana?

Narasumber Ya seperti kalau kita kan biasanya hari-hari anu ya bisa nelpon bisa WhatsApp

call jadi ketika di masa pandemi ini

ya mungkin kalau perlu apa perlu ketemu digantikan dengan video call kira-

kira gitu

Penanya Lanjut ya, bagaimana sih penerapan fact-checking oleh media pengecekan

fakta oleh media online Tempo.co dalam rubrik “cek fakta”?

Narasumber Penerapan Fact-checking itu apa namanya mungkin ini nanti ada kaitannya

dengan pertanyaan-pertanyaan kamu di bawah ya, Kalau penerapan fact-

checking tuh sebenarnya kan gini kalau yang namanya wartawan itu sehari-

harinya kan pekerjaannya juga fact-checking, Jadi ketika membuat liputan

kita misalnya liputan soal Wisma Atlet misalnya biasanya ada pemberitaan

dari pemerintah terhadap pasukan bahwa Wisma Atlet punya fasilitas ABC

Page 7: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

162

seperti itu kan, namun sebagai wartawan itu namanya pengecekan fakta itu

kita tetap harus lakukan seperti biasa.

Nah pertanyaan-pertanyaan ini lalu apa bedanya antara wartawan biasa

dengan para fact-checker? Kalau Fact-checker di tempo.co itu biasanya kita

melakukan pengecekan fakta terhadap berita-berita yang bukan Running

news, jadi misalnya kalau misalnya Bagaimana misalnya kita cerita soal

kondisi Wisma Atlet itu yang mengecek biasanya bukan tim fact-checker tapi

wartawan reguler, tapi kalau misalnya pengecekan fakta mengenai pandemi

ini misalnya dengan Apakah benar minum air hangat membunuh virus? Nah

itu karena beritanya nggak ada itu biasanya melakukan pengecekkan fakta.

Lalu kalau metode nya kita setiap kali setiap kali melakukan pengecekan itu

beda-beda artinya tergantung sebuah informasi yang diklaim sebagai fakta

itu bentuknya seperti apa tergantung bentuk dari sesuatu yang dianggap

sebagai fakta yang diklaim sebagai fakta, kalau misalnya bentuknya Meme

atau Mim Itunya pemeriksaannya melalui tool-tool namanya Image Reverser

di Google ada.

kalau misalnya video kita pakai tools lain tapi biasanya kalau video ini

lumayan menguras tenaga dan waktu karena videonya harus ditonton dari

awal sampai akhir untuk mengetahui klaimnya, begitu, Lalu kita juga harus

memeriksa setiap aspek dari informasi yang diklaim sebagai fakta Apakah

dilihat dari elemen-elemen grafis nya, misalnya kalau teks doang Oke lebih

mudah ya, tapi kalau misalnya meme itu yang menyertakan seolah-olah

menyertakan situs berita tertentu kita harus cek satu per satu mulai dari

fontnya, besar font, ciri khas logo apakah logonya seperti itu atau nggaknya

itu harus di cek satu persatu.

Nah kalau video juga menggunakan tools yang berbeda, nanti mungkin

kamu bisa cek dengan Mbak Angel atau Mbak Ika. nanti

kamu akan diberi akses juga ke wawancara kepada Mba Angelina sama Mbak

Ika kalau saya ini kan lebih kepada helikopter view aja karena saya yang

Page 8: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

163

bertanggung jawab sebagai Pengelolaan fact-checking aja tapi kalau yang

melakukan kegiatan sehari-harinya itu nanti Mbak Angel sama Mbak Ika oke

ya nanti bisa tanya ke mereka lebih mendetil karena ceritanya bakal lebih seru

dari mereka.

Lalu bagaimana dengan di sosial media, sosial media juga begitu kita mulai

ngecek akunnya, kita mulai kapan mereka apa namanya ibaratnya mempost

pertama kali tuh di mana? Kapan? Apa yang biasanya di post? Apakah

konsisten atau tidak? Apakah ini akun memang sungguhan atau akun yang

dibeli itu kan sering kejadian seperti itu jadi akun yang sudah banyak diambil

alih oleh sebuah akun lain yang banyak seolah-olah memang resmi itu perlu

dicek.

Penanya Mungkin kalau boleh tahu, bisa jelasin Bagaimana sih dari pengecekan fakta

dari awal seperti memilih klaim sampai melakukan verifikasi fakta sampai

menyebarkan itu seperti apa ya?

Narasumber Oke kita ini aja aku jelasin misalnya proses bagaimana kita mendapatkan

informasi atau sesuatu yang dianggap sebagai fakta ini kita mau cek. Biasanya

kalau dicek fakta itu kita punya sebuah grup WhatsApp, di grup WhatsApp

itu biasanya tiap anggota fact-checker ataupun penanggung jawabnya itu

memberikan usulan-usulan apa namanya itu tadi fakta-fakta yang ingin di cek,

di mana datangnya fakta-fakta itu? Nah itu pekerjaan wartawan biasanya ya

kita lihat dari WhatsApp grup kita sendiri yang beredar di keluarga, di teman,

kalangan kerja, ataupun yang dilaporkan oleh teman-teman kita atau oleh

pembaca misalnya.

Lalu kita juga ada namanya sosial media kita, sosial media kita juga biasanya

ada yang DM minta diperiksain fakta, lalu tool yang ada canggih itu ada di

Facebook.

Facebook itu memberikan sebuah dasbor kepada tim Cek Fakta Tempo yang

isinya itu berbagai fakta yang perlu diperiksa, di situ ada yang namanya

viralitas ya jadi ini sudah di-share berapa kali, lalu yang baca berapa, sudah

berapa lama beredar. Nah, berdasarkan pertimbangan itu biasanya kita lalu

Page 9: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

164

memilih mana nih yang perlu lebih dahulu di cek fakta, biasanya yang kita

pilih pertama itu adalah yang satu Viralitasnya tinggi, artinya sudah menyebar

kemana-mana, yang kedua yang sedang hangat dibicarakan artinya kalau ada

dua yang sama-sama penyebarannya besar tapi satu sekarang misalnya

tentang pandemi COVID-19 dan satu lagi tentang kecelakaan di jalan tol di

Jawa Barat misalnya yang sudah berkejadian kira-kira 2 tahun sebelumnya,

itu biasanya kita tentu akan pilih yang sedang hangat yang sekarang lebih

relevan.

Nah setelah itu kita harus pilih, misalnya Siapa ini yang menyatakan ini yang

menyatakan fakta tersebut? Apakah orang biasa atau justru lembaga-lembaga

yang seharusnya memberikan informasi yang benar, misalnya presiden

ngomong sesuatu tentang COVID-19 atau wakil presiden atau Kementerian

Kesehatan tentunya itu yang lebih dulu diperiksa dibandingkan kalau yang

bicara misalnya seorang pengunjung warung kopi nongkrong di warung kopi

itu apa namanya kalah abunya jadi dipilih.

Nah setelah itu setelah memenuhi kriteria-kriteria yang kita tentukan itu baru

mulai dicek, di rapat itu kan kita ada anggota-anggotanya, Nah biasanya yang

Mengatur lalu lintas hoaks mana atau fakta mana yang mau diperiksa itu

Mbak Angelina Anjar atau panggilan sehari-harinya Mbak Army. Nah Mbak

Army ini akan membagikan fakta-fakta atau hoaks-hoaks yang mau diperiksa

kepada tiga fact-checker lain, tiga fact-checker ini kebetulan tiga-tiganya

wartawan tapi kalau di beberapa tempat fact-checker itu enggak perlu harus

wartawan, tapi bisa juga kalangan akademisi atau pengamat politik atau ya

tidak perlu wartawan atau bahkan anak sekolah dan Mahasiswa juga bisa

andai kata terkait dengan pendidikan.

Lalu, selain dari itu, selesai, sudah ada faktanya bahwa kita harus tahu hoaks

ini pertama kali tersebar bagaimana, penyebarannya bagaimana, kepada

siapa. Nah, lalu kita memeriksa sumber-sumber kita yang tentunya bisa

ditanggungjawabkan kredibilitasnya baru dijelaskan bahwa menurut lembaga

A faktanya begini, menurut lembaga B faktanya begini hal tersebut selaras

Page 10: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

165

atau entah bertentangan. Nah, setelah itu harus dijelaskan bahwa misalnya

kita membuat di hoaks itu misalnya menyertakan foto atau menyertakan

video kita harus bisa menunjukkan bahwa foto atau video itu aslinya apa?

Contoh misalnya, ada foto tentang orang Cina rame-rame shalat karena takut

virus Corona, ada itu semua, apa namanya semua videonya lengkap. Namun

kita nggak tahu tuh sebenernya video apa? Nah, itu fact-checker akan

memeriksa video itu asalnya dari mana dan apa isi sebenarnya, dari situ

dijelaskan bahwa Oh ternyata video ini mengenai salat Idul Fitri dan memang

benar di Cina, tahu dari mana di Cina? kita minta bantuan fact-checker kita di

Taiwan yang mengerti bahasa dan tulisan Cina. Nah dia itu yang memeriksa

lokasi dan pembicaraan yang ada di dalam video itu.

Lalu dari situ kita juga mengecek apakah benar nih misalnya salat Jumat itu

kan di masjid ya. Nah Masjid itu di mana? posisinya gimana? Apakah benar

seperti itu? Nah dari situ sudah ketahuan bahwa Hoaks ini salah, Lembaga

ABC menyatakan klaim ini tidak cocok, video yang benar ternyata tentang

salat Idul Fitri bukan salat takut Corona.

Dari situ dia akan masuk ke dalam kategori yang dibuat oleh Tempo, kamu

bisa cek di cek Fakta Tempo.co itu ada kategori-kategori. Misalnya dia masuk

ke kategori keliru, itu kita harus jelaskan bahwa ini keliru. Setelah selesai

dinyatakan keliru nah itu akan kita tulis dalam website tempo.co alamatnya

ada di Cek Fakta Tempo.co lalu kita juga membagikan atau menyebarkan

hasil verifikasi kita ke Instagram itu @tempo.cekfakta. Mungkin kamu bisa

cek di situ. Nah itu yang mengelola Mbak Army, dari situ biasanya sih kita

kalau dari website itu responnya bagus ya terutama kalau misalnya kita kan

bekerjasama dengan Facebook.

Nah apabila artikel itu dipromosikan oleh Facebook atau dipromosikan dalam

Facebook ya. Jadi bisa kita promosiin sendiri atau Facebook sendiri

promosiin, itu pembacanya bagus dan responnya juga baik dan sering

dijadikan ya sering dimention lah sama temen-temen, terutama itu terlihat

Page 11: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

166

yang jelas itu di instagram-nya Tempo Cek Fakta. Maka tadi saya cerita

bahwa dari situ juga banyak input-input dari pembaca yang misalnya minta

dicek Tolong dong cek berita ini, tolong

dicek berita itu, kira-kira begitu ya untuk pengecekan fakta.

Penanya Apakah pakai sumber anonim?

Narasumber Nggak bisa, karena ini kan ya sejauh ini sih sumber anonim itu kan selemah-

lemahnya sumber ya, intinya kalau kita sih selama ini kita nggak pernah lihat

cek fakta itu dari kita yang menggunakan sumber anonim karena enggak bisa

dipertanggungjawabkan, gitu lah ya kalau untuk alasan perlindungan dan

segala macam baiknya kita menggunakan sumber anonim, karena kalau

misalnya gini ketika sebuah fakta tidak bisa dibuktikan itu bisa masuk dalam

kategori tidak terbukti ataupun kita hold ini-nya rilisnya sampai kita cukup

mendapatkan bukti. Nah, itulah kesulitan yang kita hadapi seringkali kita

tidak mendapatkan cukup bukti untuk merilis berita berita itu misalnya

datanya nggak ada, sumber yang bisa diandalkan nggak ada, pun kalau ada

yang ngomong dia tidak punya landasan, Misalnya kalau dia seorang peneliti

tidak pernah menuliskan soal jurnal ilmiah soal COVID misalnya, soal apa

namanya virologi atau epidemiologi itu Ya kita nggak bisa pakai agak berat

itu dari saya sih gitu aja sih.

Penanya Alat yang biasa sering dipakai tim pengecekkan fakta apa saja?

Narasumber Mungkin nanti aku share ini ya presentasi, Aku, di situ biasanya ada tool-tool

yang biasa kita gunakan di situ, kamu baca baca dulu aja presentasi itu nanti

bisa tanya-tanya via WhatsApp atau Zoom lagi, jadi tool-nya itu macam-

macam ya kalau yang mungkin standar diketahui sama Mas Nora ini misalnya

Google Maps.

Kalau misalnya video atau lokasi ya misalnya gini ada sebuah gambar yang

menyatakan bahwa ini sebuah banjir di alun-alun Tegal, Siapa yang tahu ini?

pada saat latihan itu kebetulan ada yang dari Tegal, betul itu apa namanya

lokasinya di Tegal.

Page 12: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

167

Oke yuk bilang bahwa lokasi Tegal, Mana buktinya? Mana buktinya itu dia

membuktikan dengan menggunakan Google Map lalu dia mengetik lokasi

yang dia katakan bahwa itu benar, pada saat itu misalnya banjir di Tegal itu

ternyata banjirnya di depan Masjid Agung, Masjid Agung kita Mas Tuh kan

tuh kamu tahu kan ada orang-orangan kuning itu yang bisa di drop di Google

Map, dia itu ditaruh di situ muncul kita bandingkan Ini Masjid yang ada di

Google Maps lalu bandingkan juga dengan kondisi banjirnya, Oh ya benar

kita cek lagi, ini banjirnya tahun 2019, kenapa kok bisa tahu nih banjirnya

2019? Google Map itu ketika memotret lokasi Dia itu ada beberapa kali

memoto lokasi, biasanya ada tahun-tahunnya gitu. Oh iya nih tahun 2020 ini

, tahun 2019 ini belum ada ya belum ada tiang BTS telekomunikasi ini

misalnya ya, tahun 2020 udah ada itu di Google Maps bisa cari misalnya

seperti itu.

Lalu ada satu video misalnya itu ada yang bisa memeriksa frame by frame

Bener video ini editan atau bukan itu ada juga toolnya. Jadi tergantung dari

itu Fakta apa yang diperiksa maka toolnya juga akan macam-macam. Nah,

macam-macam tool ini seiring dengan waktu itu terus bertambah dan

biasanya ada updating dari Mafindo Masyarakat Anti Fitnah Indonesia kalau

pernah dengar turn back hoax itu websitenya dari situ isinya macam-macam

oleh wartawan, ahli data, mahasiswa itu ada di situnya kamu bisa cek juga ke

mereka, itu biasanya kita komunikasi juga mereka biasanya suka share ini ada

cara baru untuk mengecek bahwa ini Fakta atau bukan, ini lo ada cara-cara

bikin hoaks baru yang perlu diperhatikan.

Misalnya yang terakhir yang lagi ngetren itu ada soal tipe yaitu muka kamu

dipindahin ke muka saya lalu kamu ngomong seolah-olah saya itu, karena

teknologi itu makin mudah di mana contohnya tuh kayak pakai di

teknologi di Instagram itu kalau misalnya bikin Instagram Story kan muka

kita bisa berubah jadi apa. Nah ini diubah jadi tokoh masyarakat bentuknya

kayak gitu. Nah itu tool-toolnya kirimkan waktu ya berkembang terus lah jadi

kamu mesti cek juga ada Mungkin kamu bisa update sama mbak Armi sama

Mbak Ika, itu aja.

Page 13: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

168

Penanya Makasih atas waktunya, nanti bisa chat lagi ke Mas kalo ada pertanyaan ya

Narasumber Oke boleh

Page 14: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

169

Wawancara II

Narasumber : Angelina Anjar Sawitri

Jabatan : Koordinator Cek Fakta Tempo

Tanggal : 12 Juni 2020

Waktu : 08.00-08.10

Melalui pesan singkat WhatsApp

Penanya Bagaimana struktur tim melakukan

pengecekkan fakta? Mulai dari memilih

klaim hingga penyebaran?

Narasumber Yang nomor satu maksudnya tahapan ya,

bukan struktur, kalo tahapannya ya pertama

milih, nyari dulu klaimnya apa, nyari dulu

hoaksnya apa, itu bisa dari berbagai macam

media ya. Ini sekaligus menjawab nomor dua

juga.

Untuk mendapatkan informasi yang hendak

diverifikasi itu bisa lewat WhatsApp,

facebook, twitter, instagram, terus juga situs

abal-abal biasanya bahkan ada juga

beberapa sumbernya dari situs media yang

informasinya salah jadi macem-macem

media.

Setelah mendapatkan klaimnya nanti

langsung di bagiin aja ke fact-checker siapa

memeriksa apa, siapa memeriksa apa habis

itu mereka mengerjakan, mengerjakannya

bisa dengan berbagai cara, kalo misalnya

dalam bentuk teks ya paling simpel Googling

narasinya.

Page 15: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

170

Biasanya sih udah ada beritanya yang

menjelaskan hoaks itu, atau misalnya kalo

belum ada kita harus konfirmasi entah ke

ahli, pihak berwenang pihak berwajib,

penegak hukum kaya begitu, atau

kementerian terkait.

Kalo foto pake Google Reverse Image tool,

video bisa di-capture di reverse image tool.

Nah, setelah selesai dikerjakan nanti

dimasukkan ke pengeditan. Setelah di edit di

cek semua kelengkapannya bukti-buktinya

sudah kuat atau belum, jika sudah baru

diupload.

Setelah diupload ya udah naik ke media

sosial dan disebarkan begitu.

Penanya Bagaimana cara tim mendapatkan informasi

yang hendak diverifikasi faktanya?

Narasumber Yang nomor dua ini tadi sudah dijawab ya,

intinya kita dari mana aja hoaksnya itu yang

penting dari klaimnya aja di sebut sebagai

fakta padahal itu belum tentu fakta, pas ada

yang keliru, ada yang misleading dan

sebagainya.

Kalo dari WA kita mengandalkan grup-grup

yang kita ikuti, biasanya kan ada yang nyebar

pesan berantai di WA, karena itu yang bisa

dicek. Atau paling sering ya Facebook dan

Instagram, terus twitter, youtube, dan situs

abal-abal. Biasanya sih situs abal-abal sih

Page 16: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

171

nemuinnya di Facebook karena ada yang

ngirim berita melalui link ke Facebook.

Penanya Bagaimana cara tim memantau informasi

yang tengah berkembang? Alat yang

digunakan apa saja? apakah menggunakan

alat seperti Facebook Signal, Tweetdeck,

atau sebagainya?

Narasumber Kita juga pake tools dari Facebook karena

Facebook punya program Facebook

Journalism Project habis itu mereka memang

bermitra dengan newsroom di seluruh dunia

untuk mengecek fakta, klaim yang menyebar

di platform mereka yaitu Facebook dan

Instagram. Itu nanti platformnya bentuknya

toolsnya kaya mirip, kaya apa ya? Jadi kaya

list postingan yang berpotensi hoaks yang

berpotensi viral yang isinya klaimnya apa,

keviralannya kaya gimana, dan tanggal

postingannya.

Itu nanti dari situ kita mantaunya, itu yang

utama. Kalo WA sih ya dari mulut ke mulut

aja, masing-masing aja, fact-checker

misalnya nemuin hoaks di WA terus ngirim

hoaks ke Tempo untuk cek fakta. Dari

Youtube dan Twitter pun juga seperti itu.

Jadi memang sejauh ini Cuma alat itu yang

digunakan.

Penanya Apa saja tools yang tersedia di internet yang

biasa digunakan tim dalam melakukan

pengecekkan fakta? (Apakah seperti Google

Reverse Image, Tineye.com, Google Maps?)

Page 17: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

172

Narasumber Banyak banget, tapi yang paling umum ya

Google Search, atau kalo misalnya Reverse

Image ada Google, Tineye, Yandex, ada juga

source yang merupakan tools kerjasama

Google sama salah satu organisasi cek fakta

ya, lupa namanya apa, tapi intinya dia sama

sih kaya Reverse Image yang lain.

Terus ada Google Maps, Street View, kalo

video bisa pake invid, terus Google Earth,

macem-macem sih, apa aja yang penting kita

bisa nemuin buktinya, tapi kalo paling umum

sih ya itu tadi.

Penanya Bagaimana cara tim pengecekkan fakta

menyebarkan hasil pemeriksaan fakta?

Melalui platform apa saja?

Narasumber Yang nomor 5 ya menyebarkan hasilnya Ya

kalau di biasnaya kita di Facebook Twitter

sama Instagram yaitu itu 3 platform yang kita

punya itu. Nah, gimana caranya kalau di

Instagram memang beda karena dia kan

bentuknya foto Image jadi menarik harus

menarik itu maka ya kita ada desain khusus

gitu untuk di instagram. Bisa juga dalam

bentuk video karena video ini yang bikin

sebenarnya karena lain karena multimedia di

Tempo tapi memang mereka kerja sama,

sama kita gitu jadi bikin video cek fakta. Nah

kalau di Facebook sama IG stories itu ya link

aja Link

Link artikel dan fakta kita itu ketika

dimasukin ke Facebook atau Twitter itu kan

Page 18: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

173

pasti akan berubah kan tampilannya jadi ya

tampilan link gitu Jadi dengan kayak gitu

sebenarnya udah cukup sih menurut kita gitu

Page 19: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

LAMPIRAN III

Page 20: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

175

Page 21: LAMPIRAN I - kc.umn.ac.id

176