Upload
basyariari
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang PKL
Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu bagian
dari kurikulum pendidikan politeknik negeri lhokseumawe. Hal ini
bertujuan supaya mengenal lebih dekat suatu industri, baik dari segi
teoritis maupun disektor lapangan, serta menerapkan teori-teori yang
didapahami dari bangku kuliah yang membandingkan ketempat PKL yang
sebenarnya dan mencari solusi terhadap permasalahan yang di hadapi
sehingga nantinya akan menjadi ahli madya (Amd) yang berkulitas dan
dapat mengabdikan ilmunya didalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti pembelajaran
dilapangan agar terbiasa terlatih dan setelah lulus dari politeknik, ketika
menuju kelapangan nanti tidak asing dengan dunia industri sehingga
nantinya menjadi pekerja yang handal dan bisa menyelesaikam persoalan
yang dihadapi. Apalagi persaingan dunia industri semakin melambung
tinggi yang kelak nantinya menjadi peningkatan kemajuan dan juga para
perancang menjadi mata tombak untuk menembus, mencari kemudahan
dalam pengoprasian dan mudah dalam perawaratan.
1.2 Tujuan Umum Paktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan di pertamina drilling
services indonesia yaitu sebagai berikut:
Mengetahui serta memahami peralatan yang digunakan dan
permasalahan yang terjadi di lapangan.
Menyelesaikan salah satu tugas sebagai syarat-syarat untuk memenuhi
kurikulum Jurusan Teknik Mesin politeknik negeri lhokseumawe.
Membina hubungan dan kerja sama yang baik antara jurusan
teknik mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe dengan PT.
Pertamina drilling services indonesia.
1
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang cara melakukan
pengeboran minyak dan gas bumi.
Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada saat melakukan
pengeboran.
Untuk mengetahui mesin-mesin penggerak mula pada sistim
pengeboran.
1.3 manfaat praktek kerja lapangan
Manfaat yang diperoleh selama melakukan praktek kerja lapangan
di PT.pertamina drilling services indonesia adalah sebagai berikut :
Dapat mengenal lingkungan kerja PT.pertamina drilling services
indonesia area NAD-SUMBAGUT
Dapat mengetahui tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
diterapkan di PT.pertamina drilling services indonesia
Dapat mengenal tentang alat-alat pengeboran dan prinsip kerjanya
Dapat menambah wawasan serta pengalaman dibidang pengeboran
minyak dan gas bumi.
Disamping itu juga maksud dan tujuan dilaksanakanya kerja
praktek ini adalah untuk memberi pemahaman lebih lanjut kepada
mahasiswa mengenai teori-teori yang diproleh diperkuliahan yang
selanjutnya dapat diaplikasikan pada saat dilapangan dengan besar harapan
menambah wawasan dibidang pengeboran minyak dan gas bumi. praktek
kerja lapangan ini juga merupakan salah satu syarat yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan teknik mesin politeknik negeri
lhokseumawe untuk menyelesaikan studinya di politeknik negeri
lhokseumawe.
2
1.4 Pola/Kerangka Praktek Kerja Lapangan
Adapun metode yang diterapkan dalam Praktek Kerja Lapangan ini
meliputi beberapa tahap, antara lain:
1.4.1 Materi Kegiatan
a. Masa orientasi, yaitu pengenalan dengan karyawan dan senior-
senior serta pengarahan secara umum dari PJS Manager tentang
keselamatan kerja, dan pengambilan safety.
b. Penyampaain program kerja dan safety setiap pagi ( Tail gaet
meating).
c. Pengenalan tentang mesin-mesin yang ada di PT.Pertamina
Drilling Services Indonesia serta fungsinya.
d. Penyelesaian tugas khusus, materi dan judul tugas khusus ini
dilakukan dengan pengambilan data dari PT.Pertamina Drilling
Services Indonesia dan kunjungan ke perpustakaan yang
bertujuan untuk mendapatkan literature yang diperlukan.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan di PT. PERTAMINA DRILLING
SERVICES INDONESIA ini dilaksanakan selama satu bulan.
Terhitung mulai tanggal 01 juni s/d 01 juli 2014 dengan pembagian
jadwal setiap kegiatan ditentukan oleh pembimbing selama Praktek
Kerja Lapangan berlangsung.
1.4.3 Jam Praktek Kerja Lapangan
Jam Praktek Kerja Lapangan disesuaikan dengan jam kerja
karyawan regular PT. Pertamina Drilling Services Indonesia sebagai
berikut:
3
Tabel 1.1 jam Praktek kerja Lapangan
No Hari Jam kerja praktek Istirahat
1 Senin s/d Kamis 07.15 s/d 15.00 12.00 s/d 13.00
2 Jum’at 07.15 s/d 15.00 11.45 s/d 14.00
4
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina
Usaha pencarian minyak bumi pertama kali di Indonesia dilakukan
dengan melakukan eksplorasi di kaki gunung Ceremai di Cirebon pada
tahun 1871 namun tidak berhasil. Usaha-usaha yang dilakukan selanjutnya
mulai membawa hasil. Hal ini terbukti dengan adanya mulai adanya
eksploitasi minyak bumi. Eksploitasi pertama dilakukan pada tanggal 15
Juni 1885 di Telaga Tunggal daerah Pangkalan Brandan oleh Aelko Jan
Zooen Zijkler dengan pengeboran di kedalaman 120 meter. Sumur tersebut
merupakan sumur minyak pertama di Hindia Belanda yang bertaraf
produksi komersial.
Penemuan-penemuan sumber minyak di daerah lain di Indonesia
mulai dilakukan, seperti di telaga Sahid daerah pantai Sumatera Utara
tahun 1885, di daerah Kruka sebelah selatan Surabaya tahun 1888, di desa
Minyak Hitam daerah Muara Enim-Sumatera Selatan tahun 1898, di
daerah Riam Kiwa dekat Sanga-Kalimantan Timur tahun 1897, dan di desa
Ledok-Jawa Timur tahun 1901. Dengan adanya penemuan sumber minyak
bumi di Indonesia tersebut mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-
perusahaan minyak asing baik besar maupun kecil pada abad ke 19,
seperti:
KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun
1890
AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887
STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890
TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894
BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894
DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894
5
NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada
tahun 1894
NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun
1894
Awal didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell pada tahun 1907
Kilang Sungai Gerong didirikan oler Stanvac pada tahun 1933
Setelah Indonesia merdeka, maka usaha-usaha untuk mengambil
alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai
dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari
Kolonel Ibnu Sutowo, PT.EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah
namanya menjadi PN Permina. Tanggal ini lalu ditetapkan sebagai hari
lahirnya Pertamina. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal
24 Mei 1958.
Berdasarkan UU tahun 1960, dibentuklah tiga perusahaan negara di
sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :
1. PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.
2. PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
3. PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan
SK Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4
Juni 1966. Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan
penyulingan di Cepu, diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas
produksinya diserahkan kepada PN Permina dan fasilitas pemasarannya
diserahkan kepada PN Pertamin. Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah
Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN
Pertamina) yang merupakan penggabungan dari PN Pertamin dan PN
Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus 1968.
Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8 tahun 1971
6
yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal dibidang
pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, Pertamina
hingga saat ini telah mengoperasikan tujuh Unit Pengolahan (UP) yang
tersebar di Indonesia. Ketujuh Unit Pengolahan itu adalah :
1. UP-I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara2. UP-II Dumai, Riau3. UP-III Plaju-Sungai Gerong, Sumatera Selatan4. UP-IV Cilacap, Jawa Tengah5. UP-V Balikpapan, Kalimantan Timur6. UP-VI Balongan, Jawa Barat7. UP-VII Kasim, Papua
2.2 Sejarah Singkat PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
Pertamina Drilling Sevices Indonesia yang merupakan salah satu
bagian PT.Pertamina (Persero), bergerak di bidang Drilling Services sesuai
dengan namanya, Drilling Services yang dimaksud adalah pekerjaan
Pemboran dan Kerja Ulang Pindah Lapisan sumur-sumur migas dan
geothermal. Salah satu bagian dari Direktorat Hulu setara dengan anak
perusahaan PT. Pertamina (Persero) lainnya seperti PT. Pertamina (EP),
PT. Pertagas, PT. EPTC dan lain-lain, namun bedanya PDSI masing
menjadi bagian dari induk perusahaan dan belum berdiri sendiri sebagai
Anak Perusahaan yang mempunyai badan usaha sendiri.
Sejarah berdirinya PDSI adalah berdasarkan Kebijakan Direksi
pada tahun 1999 yang mengubah Fungsi Bor menjadi fungsi atau bagian
Direktorat Operasi Hulu (DOH) Pertamina menjadi SBU. Perkembangan
terbentuknya Pertamina Drilling Services adalah sebagai berikut, pada
periode tahun 1978-1988 ada pengajuan untuk melakukan swastanisasi bor
namun mengalami kegagalan karena tidak dapat dukungan dari bawah,
periode 1993-1996 dibentuk Bor Mandiri namun gagal karena ditolak oleh
DKPP, periode 1996-1998 pengelolaan diambil alih oleh YKPP, namun
masih gagal karena tidak ada kesepakatan pembebanan, dan yang terakhir
7
adalah periode 1999-2007 proses pembentukan Unit Usaha Bor EP
mengalami keberhasilan berupa pembentukan organisasi Usaha Unit Bor
di Direktorat Hulu.
Unit Usaha Bor di Direktorat Hulu efektif berjalan terhitung mulai
tanggal 01 Januari 2001. Kemudian terjadi pembentukan organisasi
sementara Drilling Services Indonesia Direktorat Hulu. Organisasi
sementara tersebut kemudian dibentuk menjadi Organisasi Drilling
Services Direktorat Hulu.
Kini Pertamina Drilling Service Indonesia sudah diambang
kelahirannya sebagai benih baru Anak Perusahaan. Memiliki status baru
seperti 19 Anak Perusahaan PT. Pertamina. Mulai bersaing dalam bisnis
subur pemboran yang akhir-akhir ini mulai mencuat dan ramai. Pertamina
juga menyuntikkan dana Rp 500 miliar untuk pembentukkan anak usaha
terbarunya, Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI).
Dengan berubahnya status PERTAMINA sebagai suatu perseroan
BUMN, maka kini selain mengemban peran PSO (Public Service
Obligation), PERTAMINA dituntut untuk meraih laba dan menciptakan
nilai bagi negara dan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu
PERTAMINA kini harus mampu mengelola keseluruhan spektrum
usahanya dengan efektif dan efisien. Salah satu kebijakan yang ditempuh
adalah dengan melakukan pemilahan segmen usaha dan pengelolaannya
agar dapat fokus dan tanggap terhadap persaingan usaha.
Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam
organisasi PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya
menjadikan Drilling Services sebagai anak perusahaan sudah lama
dilakukan, tetapi belum berhasil karena munculnya beberapa kendala pada
saat pelaksanaannya.
Menyikapi kondisi tersebut, pada tahun 1993 ada upaya untuk
mengubah fungsi bor menjadi bor mandiri. Upaya ini gagal karena ditolak
8
oleh DKPP. Pada tahun 1996 pernah dicoba untuk dialih kelola oleh
YKPP (SK.160/C00000/96-S0, tanggal 16 September 1996), tetapi upaya
inipun gagal karena tidak tercapainya kesepakatan pembebanan.
Lalu pada tahun 1999 mulai lagi dirintis pengelolaan fungsi bor
menjadi Unit Usaha Bor EP (Ref. SK Direktur Utama No.
Kpts-104/C0000/1999-S0 tanggal 29 Mei 1999). Ternyata langkah ini
membawa hasil yang positif (komparasi sebelum dan sesudah menjadi unit
usaha dapat dilihat di Tabel 1-1).
Selanjutnya pada tahun 2001, dibentuk organisasi sementara
dengan nama PERTAMINA Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) (SK-
Kpts. 91/D00000/2001-S0, tanggal 18 Juli 2001). Lalu pada tahun 2002
berganti nama lagi menjadi Drilling Services Dit. Hulu (Ref. SK Dirut No.
Kpts-113/C00000/2001-S0, tanggal 23 Oktober 2001 dan SK Direktur
Hulu No. Kpts-011/D00000/2002-S0, tanggal 26 Februari 2002).
Dalam perkembangannya, Drilling Services menjadi unit usaha
Direktorat Hulu sampai dengan bulan September 2005 dan kemudian
beralih menjadi bagian dari Direktorat Pengembangan Usaha PT.
PERTAMINA EP. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 2006, berdasarkan SK
Dirut No. Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services
Dit Hulu dikembalikan menjadi unit usaha di bawah Direktorat Hulu
sebagai persiapan membentuk Anak Perusahaan di tahun 2007.
2.2.1 Wilayah Kerja
PT Pertamina Drilling Services Indonesia Area NAD –
SUMBAGUT yang semula di kenal dengan sebutan PT Pertamina
(Persero) Daerah Operasi Hulu Region Rantau Sumatera, sebelum
diberlakukannya SK Direktur Utama PT Pertamina EP No. Kpts-
04/EP0000/2006-S0 tanggal 20 Januari 2006 tentang Pedoman
Administrasi PT Pertamina Drilling Services Indonesia dan
berkantor pusat di Rantau, Aceh Tamiang,
9
Semasa Masih bernama PT Pertamina (Persero) Daerah
Operasi Hulu NAD – Sumbagut luas areal operasinya sekitar
18.360.003 Km2 mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat
sampai ke sebagian Provinsi Riau Daratan termasuk Kepulauan
Natuna.
Table 2.1 wilayah kerja
10
Gambar 2.1 Wilayah Kerja
Gambar 2.2 Peta Lokasi PT PDSI
2.2.2 Lingkup Tugas
Tugas dan tanggung jawab PT Pertamina Drilling Services
Indonesia Area NAD-SUMBAGUT adalah meningkatkan atau
paling tidak mempertahankan pelayanan jasa melalui pelaksanaan
pemboran sumur baru, kerja ulang, reparasi, stimulasi dan
perawatan sumur minyak dan gas bumi.
2.2.3 Struktur
Sebagai Manager PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia , Area NAD-SUMBAGUT posisi Manager berada di
bawah Vice President Drilling Operation PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia (pusat). Sedangkan Pjs Manajer Area NAD-
SUMBAGUT membawahi Support Ass Manager,Rig
Superintendent,Onshore Maintenance SR Supervisor, SCM Ass
Manager, Finance Ass Manager,Security Ass Manager, HSE
Onshore Ast.Manager.
11
2.2.4 Kebijakan Health and Safety Executive (HSE)
Walaupun telah berubah statusnya menjadi perusahaan
perseroan, adanya komitmen manajemen PT Pertamina Drilling
Services Indonesia Area NAD_SUMBAGUT terhadap aspek HSE
adalah bukti kepedulian pimpinan perusahaan dan diperkuat lagi
untuk mengimplementasikan kebijakan baru tentang HSE yang
dikeluarkan oleh Direktur Hulu pada tanggal 25 april 2005. Materi
kebijakan itu adalah :
1. Menerapkan prinsip pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan serta mematuhi peraturan
perundangan dan standar K3LL yang berlaku.
2. Mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja,
kabakaran, ledakan, kebocoran pipa, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan, melalui upaya pembinaan serta
pengintegrasian aspek K3LL dalam teknologi dan kesisteman
sejak rancang bangun, konstruksi, operasi sampai tahap pasca
operasi secara berkelanjutan.
3. Menerapkan system manajemen K3LL dan pengelolaan aspek
K3LL di seluruh kegiatan operasi, secara konsisten dan
konsekuen guna mendukung kondisi operasi yang aman,
nyaman handal dan efisien.
4. Menjadikan aspek K3LL sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari ukuran kinerja individu, pembinaan SDM dan budaya
perusahaan.
5. Bersikap tanggap dalam mengantisipasi apabila timbul masalah
yang berkaitan dengan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan
12
operasi hulu.
6. Menggalang kemampuan untuk melaksanakan penanggulangan
keadaan darurat dalam rangka pengamanan asset, pencegahan
korban jiwa serta peningkatan citra perusahaan.
Menciptakan, membina dan memelihara hubungan yang
harmonis dengan intansi pemerintah, lembaga/institusi terkait dan
lingkungan masyarakat disekitar kegiatan operasi untuk
membangun kemitraan yang saling menguntungkan Kebijakan ini
menjadi tanggung jawab seluruh jajaran manajemen, pekerja dan
mitra kerja PT Pertamina Drilling Services Indonesia Area NAD-
SUMBAGUT serta menjadi kewajiban manajemen untuk
memantau pelaksanaannya secara konsisten.
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi PT PERTAMINA drilling services indonesia
adalah adalah sebagai berikut :
VISI :
Perusahaan Penyedia Jasa Pemboran Dengan Reputasi Internasional.
MISI :
Menyediakan jasa solusi terpadu yang berkualitas tinggi di bidang
pemboran, kerja ulang dan reparasi sumur kepada pelanggan, untuk
memberi nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan
pekerja, serta berkontribusi secara proporsional kepada pemangku
kepentingan lainnya.
13
2.4 Tata Kelola Perusahaan
Dalam menjalankan kegiatan operasinya PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia (PDSI) berinteraksi secara kelembagaan dengan pihak-
pihak lain yang terkait (stakeholder), yang seringkali terjadi benturan
kepentingan. Di sinilah manajemen mengupayakan perlunya
keseimbangan perlakuan yang dimaksudkan agar perusahaan mampu
mempertahankan eksistensinya dan bermanfaat bagi seluruh entitas
masyarakat. Dalam konteks itulah, tata kelola perusahaan (corporate
governance) dijalankan, karena ia mengatur aspek-aspek yang terkait
dengan keseimbangan internal dan eksternal. Corporate governance
merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan
mengelola bisnis dan urusan kegiatan perusahaan. Tujuannya tentu saja
untuk meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan,
agar dapat mewujudkan value bagi pemegang saham dalam jangka
panjang dengn tetap mempertahankan kepentingan stakeholder lainnya.
Good corporate governance pada tataran PT. PDSI didefinisikan
sebagai pola pikir, pola tindak, dan pola kerja di seluruh jajaran fungsi
perusahaan, guna menciptakan system kerja yang efektif dan efisien, dalam
pengelolaan sumber daya dan usaha serta meningkatkan tanggungjawab
manajemen pada pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Adapun tujuan penerapan GCG di PT. PDSI adalah dimaksudkan untuk :
Memaksimalkan value perusahaan dnegan cara meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan
Terlaksananya pengelolaan perusahaan secara professional dan
mandiri
14
Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh organ perusahaan
yang didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Terlaksananya tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) terhadap stakeholder
Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di
bidang drilling
Adapun prinsip-prinsip GCG yang dijalankan PT. PDSI adalah :
Transparansi , Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan
mengenai perusahaan.
Kemandirian, Perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat
Akuntabilitas, Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan
efisien
Pertanggungjawaban, Kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat
Kewajaran, Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Dalam menjalankan kegiatan operasinya PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia (PDSI) berinteraksi secara kelembagaan dengan pihak-pihak lain yang
terkait (stakeholder), yang seringkali terjadi benturan kepentingan. Di sinilah
manajemen mengupayakan perlunya keseimbangan perlakuan yang dimaksudkan
agar perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya dan bermanfaat bagi
15
seluruh entitas masyarakat. Dalam konteks itulah, tata kelola perusahaan
(corporate governance) dijalankan, karena ia mengatur aspek-aspek yang terkait
dengan keseimbangan internal dan eksternal. Corporate governance merupakan
proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan
urusan kegiatan perusahaan. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan
kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, agar dapat mewujudkan value
bagi pemegang saham dalam jangka panjang dengn tetap mempertahankan
kepentingan stakeholder lainnya.
Good corporate governance pada tataran PT. PDSI didefinisikan sebagai
pola pikir, pola tindak, dan pola kerja di seluruh jajaran fungsi perusahaan, guna
menciptakan system kerja yang efektif dan efisien, dalam pengelolaan sumber
daya dan usaha serta meningkatkan tanggungjawab manajemen pada pemegang
saham dan stakeholder lainnya.
2.4.1 Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memberikan pengarahan kepada Direksi dalam proses
penyusunan visi, misi serta rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).
Dewan Komisaris juga telah memberikan rekomendasi, mengevaluasi dan
menyetujui keputusan manajemen dan tindakan strategis yang diusulkan oleh
Direksi, memonitor praktek manajemen risiko dan mengawasi pelaksanaan tata
kelola perusahaan dan kinerja Direksi.
2.4.2 Direksi
Direksi bertanggungjawab menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana
kerja sesuai dengan visi, dan misi perusahaan serta RKAP dan RJPP. Direksi juga
bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian internal dan penerapan
manajemen risiko dan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik. Direksi
memastikan praktek akuntansi dan pembukuan perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, memberikan perhatian pada pelaksanaan audit internal,
melakukan tindak lanjut yang diperlukan sesuai arahan Dewan Komisaris dan
16
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang ada
saat ini, Direksi bertanggungjawab terhadap laporan keuangan perusahaan dan
keputusan RUPS. Jajaran Direksi mengadakan rapat rutin seminggu sekali.
17
BAB III
TUGAS KHUSUS
PERAWATAN BERKALA ENGINE GENSET
3.1 Alasan Pemilihan Judul
Dikarenakan pada saat Praktek Kerja Lapangan banyak mencakup tentang
pompa, Engine genset,generator dan alat-alat pengeboran, maka penulis bertekat
dan memilih antara ketiga komponen tersebut yaitu tentang Engine. Secara garis
besar Engine dapat didefinisikan adalah sebagai suatu alat yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah daya untuk melakukan kerja mekanis.
Pada kesempatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis ingin
mengkaji bagaimana cara atau upaya untuk menjaga Engine Genset agar bekerja
dengan stabil dan optimal dalam jangka waktu yang sangat lama. Berhubungan
dengan praktikum kali ini penulis mengkaji tentang Perwatan Berkala Pada
Engine Genset maka dalam pembahasan ini penulis membatasi pembahasannya,
penulis hanya membahas mengenai perawatan oli pelumas, perawatan air
pendingin dan perawatan baterai, Adapun Engine yang dipilih adalah engine yang
berfungsi untuk memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal.
3.2 Spesifikasi Engine (CAT 3412 DITA)
Merek : Caterpillar
Model : CAT 3412 DITA
Efesiensi : 80%
Kerja Mesin : 250 jam
18
3.3 Dasar Teori
Gambar 3.1 Genset Diesel Jenis Caterpillar
Setiap instansi baik perhotelan, industri, rumah sakit atau gelanggang olah
raga memerlukn catu listrik yang handal. Pencatu listri yang utama adalah dari
PLN. Jika terjadi aliran listrik mati maka akan merugikan produksi, pelanggan
dan keselamatan jiwa. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan power plant
cadanganyang disebut dengan generator set ( Genset ). Besar kecilnya daya listrik
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan.
Genset terdiri dari dua bagian utama yaitu penggerak yang berasal dari
Mesin Diesel, bagian utama yang lain dalah generator atau dynamo listrik. Jika
penggerak utamanya Diesel maka disebut Diesel Genset.
3.4 Prinsib Kerja Mesin Diesel
Prinsip kerja mesin diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia didapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksigen (udara) di dalam silinder atau ruang bakar.
19
Mesin diesel merupakan 4 langkah dari piston atau 4 tak, dalam satu proses
kerja/ pembakalan memerlukan empat langkah dari piston atau torak. Bahan
bakar yang digunakan adalah solar.
Empat langkah tersebut antara lain :
Langkah isap
Langkah kompresi
Langkah usaha
Langkah pembuangan
Gambar 3.2 prinsip kerja mesin diesel
Langkah kerja pada mesin diesel ditunjukkan seperi pada gambar.
20
Gambar 3.3 Langkah kerja mesin diesel
Pada langkah pertama yaitu langkah isap, piston bergerak dari TMA
( titik mati atas ) ke TMB ( titk mati bawah ), katup masuk terbuka dan
katup buang tertutup, udara terhisap ke dalam silinder.
Langkah ke dua adalah langkah kompresi atau tekan, piston bergerak
dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang tertutup, udara
terkompresi sehingga udar memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.
Langkah ke tiga yaitu usaha atau kerja. Pada temperatur udara yang
tinggi ini, bahan bakar/ solar disemprotkan melalui injector sehingga
solar terbakar dan menghasilkan tenaga,. Piston mpenggerak dari TMA
ke TMB memutar poros melalui poros engkol atau crank shaff.
Langkah keempat adalah langkah buang, yaitu piston bergerak dari
TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka sehingga
gas sisa pembakaran dibuang ke luar.
3.5 Komponen-Komponen System Mekanis
Pada system bahan bakar mekanis terdapat:
Fuel injection pump
Timing advance
Governor dan
Fuel ration control
Keeempat komponen ini bekerja sama untuk mengontrol system
penyemprotan bahan bakar. Komponen-komponen tersebut berpengaruh langsung
terhadap performa engine. Saat beban dan kecepatan ngine berubah, sejumlah
bahan bakar tertentu harus disemprotkanpada waktu tertentu pula untuk menjaga
21
“burn window” yang tepat. Timing advance unit mengontrol kapan bahan bakar
mulai di semprotkan dan governor mengontrol beberapa lama dan eberapa banyak
bahan bakar yang harus dikirim keruang bakar engine .
3.6 System Pelumasan
Tujuan system pelumasa adalah mengalirkan oli keseluruh bagian engine,
oli harus bersih, dingin dan mampu melindungi dan mampu melindungi
komponen komponen engine dari keausan.
System pelimasan pada mesin diesel sangat penting karna tuntutan untuk
menciptakan tenaga engine yang besar dan kebutuhan emisi yang rendah,
sitempelumas tidak hanya diperlukan untuk menyediakan oli yang bersih
kebebrapa tempat yang ada pada engine, tetapi oli sendiri harus mampu bertahan
pada suhu yang lebih tinggi dan interval pergantian yang lama disamping menjaga
konsumsi oli yang rendah
System pelumas terdiri atas:
Oil pun atau sump
Suction bell
Oil pump
Pressure relief
Oil filter
3.7 Sistem Pendingin
System pendingin pada engine bertanggung jawap untuk mempertahankan
suhu engine yang sesuai. Jika system pendingin gagal kerusakan berat bisa terjadi.
System pendingin mensirkulasikan coolant keseluruh bagian engine untuk
menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan dengan
memamfaatkan prinsip perpindahab panas. Air pendingin menerima panas yang
dilepaskan oleh komponen-komponen besi pada engine seperti engine block,
cylinder heat dan lain-lain. Air pendingin kemudian dialirkan oleh water pump
22
dari engine menuju radiator, energi panas dipindahkan secara konveksike udara
yang melintas ke fins radiator.
Gambar 3.4 Komponen System Pendingin
Komponen utama dari system pendingin adalah:
1) Water pump
2) Oil cooler
3) Saluran di sepanjang engine block dan cylinder head
4) Temperature regulator dan regulator housing
5) Radiator
6) Pressure cap
7) House dan pipa penghubung
23
5
7
3
1
6
2
3.8 Sistem Pemasukan Udara Dan Pengeluaran Gas Buang
Diesel engine membutuhkan udara untuk membakar bahan bakar, system
pemasukan udara harus mampu menyediakan udara bersih yang cukup untuk
pembakaran, sementara system pembuangannya harus membuang panas dan gas
hasil pembakaran. Aliran udara yang tidak mencukupi pada system akan dapat
mengurangi performa engine.
Umumnya system pemasukan dan pembuangan udara meliputi :
1) Precleaner
2) Air filter
3) Turbo charger
4) Intake manifolt
5) Aftercooler
6) Exhaust manifold
7) Exhaust stack
8) Muffler
3.9 Komponen-Komponen System Performa Mesin
3.9.1 Oil Filter
Oil filter merupakan suatu komponen engine yang berfungsi untuk
penyaringan oli, oli yang digunakan untuk melumasi bagian dalam mesin untuk
mengurangi gesekan akan menimbulkan serbuk besi akibat gesekan yang terjadi
di dalam engine, jika oli tidak di saring maka akan merusak komponen mesin.
Pergantian filter dilakukan setelah mesin bekerja selama 150 jam, cara
24
mengetahui kandungan mentalan dalam oli dari pressure filter, cara sederhan
dapat diketahui oleh bram disaat ganti oli atau di saat over houl, cek didalam filter
dengan cara di belah, lapisan dalam Mentalan akibat gesekan dari putaran mesin,
misalkan timah (berbentuk bulat dan berwaena putih) berarti mesin masih dalam
keadaan normal, dan misalkan aluminium berwarna putih dan berbentuk
serpihan, berarti mesin siap di over houl.
Gambar 3.5 Oil Filter
3.9.2 Turbocharger
Untuk mendapatkan tenaga lebih besar pada mesin diesel, maka dibutuhkan
komponen tambahan untuk mendongkrak tenaga. Turbocharger adalah sebuah
kompresor yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan
keluaran tenaga mesin dengan meningkatkan massa oksigen yang memasuki
mesin. Komponen utama dari turbocharge adalah kompressor dan turbin, seperti
yang terlihat pada gambar, gabungan kedua komponen tersebut sering juga
disebut sebagai turboblower. Turbocharger terdiri dari unit turbin dan unit
kompresor. Kompresor yang berfungsi untuk memampatkan udara digerakkan
oleh unit turbin. Unit turbin digerakkan oleh ekspansi udara yang mempunyai
kecepatan, temperatur dan tekanan tinggi yang merupakan udara hasil
pembakaran dari motor. Penggunaan turbocharger dapat meningkatkan tenaga
mesin sampai 30%
25
Gambar 3.6 Turbocharge
3.9.3 Oil Cooler
Coolant merupakan suatu komponen engine yang berfungsi untuk menyerap
panas dari oli engine yang menyelubungi tube, cooler menyerap panas pada oli
pelumas untuk menjaga suhu oli agar kekentalannya, permasalahan yang terjadi
pada coolant adalah kerusakan pada seal, kerusakan oring dan korosi
Gambar 3.7 Coolant
3.9.4 Radiator
System pendingin pada engine bertanggung jawap untuk mempertahankan
suhu engine yang sesuai. Jika system pendingin gagal kerusakan berat bisa terjadi.
Radiator adalah komponen engine untuk untuk sistem pendinginan pada mesin
dan menjaga mesin tetap dalam suhu normal agr tidak terjadi over heating,
permasalahan yang dapat terjadi pada radiator adalah kebocoran pada tube
radiator.
26
Gambar 3.8 Radiator
3.9.5 Air Cleaner
Air cleaner adalah tempat penyaringan udara untuk meperoleh udara yang
bersihyang akan di injeksikan kedalam silinder, jika udara yang masuk tidak di
saring maka akan berpengaruh besar terhadap proses pembakaran pada engine,
dan akan mengakibatkan kerusakan pada komponen piston dan silinder berupa
goresan.
Gambar 3.9 Air Cleaner
27
3.10 Alat Pengukur Pada Engine Genset
Untuk mengetahui perfomance Genset diperlukan beberapa alat ukur, antar
lain alat ukur volume bahan bakar, tekanan bahan bakar, ammeter, technometer,
tekanan oli dan temperatur pendingin.
Untuk mengetahui volume bahan bakar yang ada pada tangki ditunjukkan
oleh fuel meter, ditunjukkan seperi pada gambar.
Gambar 3.10 Fuel level meter
Untuk mengetahui tekanan bahan bakar,tekanan harus dalam posisi
normal. Jika tidak normal periksa fuel filter dan ganti atau bersihkan. Pengukur
tekanan bahan bakar ditunjukkan seperti pada gambar berikut.
Gamar 3.11 Barometer
Untuk mengetahui arus yang dihasilkkan oleh generator dapat dilihat dari
ammeter. Ditunjukkan seperti pada gambar.
Gambar 3.12 Amperemeter
28
Untuk mengetahui putaran mesin dapat dilihat dari alat pengukur putaran
yang disebut dengan tachometer. Ditunjukkan seperti pada gambar berikut.
Gambar 3.13 Tachometer
Tekanan pelumas sangat penting,sehingga perlu dimonitor setaip waktu.
Jika tekanan rendah maka tidak akan terjadi pelumasan. Pada saat mulai tekanan
akan tinggi berangsur-angsur akan turun dan mencapai normal opeerasi.
Ditunjukkan seperti pada gambar.
Gambar 3.14 Oil pressure gauge
Untuk mengetahui air pendingin dapat dilihat dari termometer yang diseut
water temperatur indicator. Ditunjukkan seperti pada gambar.
29
Gambar 3.15 Temperatur cooling water indicator
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perawatan Berkala Engine Genset
Perawatan bertujuan agar mesin selalu siap operasi, memiliki keandalan
tinggi, mencegah terjadinya kerusakan tiba-tiba dan mendeteksi gejala kerusakan
sedini mungkin serta mengembalikan pada kondisi seperti semula.
Salah satu teknik perawatan yang digunakan untuk merawat Genset adalah
perawatan berkala atau scheduled maintenance.
Perawatan berkala pada genset dilakukan setiap 10, 50, 125, 250, 500, 1000,
2000 jam.
Kegiatan perawatan berkala pada genset antara lain :
Pemeriksaan
30
Pembersihan
Penggantian
Pengencangan
Penyetelan
Pengisian
Pelumasan
4.2 Metode Perawatan
Sistem perawatan yang dilakukan untuk memelihara mesin atau
generator agar selalu baik menggunakan metode sebagai berikut :
1. Preventive Maintenance
Pemeliharaan pencegahan yang meliputi lubrikasi (pelumasan,
pembersihan, inspeksi, check-up dan perbaikan) kegiatan dilakukan secara
kontinyu.
2. Prediktive Maintenance
Pemeliharaan terhadap apa yang diduga. Kegiatan ini merupakan
mengamati segala fisik melalui panca indera atau alat khusus tujuan tidak
terjadi pembongkaran lebih besar. Kegiatan ini dilakukan secara berkala,
contohnya menyelidiki keadaan atau kecepatan putar,tekanan
bantalan,temperatur dan lain-lain.
31
3. Repair maintenance
Perawatan dengan melakukan perbaikan setelah adanya kerusakan
atau penggantian pada waktunya atau menservis.
4. Corective maintenance
Pemeliharaan corective merupakan peningkatan sedemikian rupa
seperti perubahan-perubahan minor pada perancangan dan subtitusikan
dari komponen yang lebih cocok atau materi-materi kontruksi yang
ditingkatkan untuk menghapus suatu masalah.
5. Over houl
Perawatan dengan melakukan pergantian sperpark yang tidak
mungkin bisadipakai dan dipergunakan lagi.
Di PT. PDSI memiliki sistem perawatan terpadu yaitu dengan
menggunkana SMP (Setandar Maintenance Prosedure) untuk engine dan
Non-Engine. Berikut adalah SMP (Setandar Maintenance Prosedure) yang
ada di PT. PDSI :
PREVENTIVE MAINTENANCE PART LIST REQUIRET
INDUSTRIAL ENGINE & EPG
Tabel 4.1 SMP (Setandar Maintenance Prosedure)
ITE
MDESCRIPTION
PARTS NUMBER
QTY
PRICE.Rp
CURRENT
P/N
CHANGE
TOEST ACT
UNIT
PRICE
EXT.PRIC
E
EVERY 250 Hours
1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs
2 COOLANT INHIBITOR 3P2044-
1 Pcs
32
3BOTLE SOS HP427
- 1 Pcs
4ENGINE OIL LUB
SAEW20/40-
CF.4 - 61 ltr
5
AQUADEST ( AIR
ACCU ) - - 1 ltr
EVERY 1000 Hours
1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs
2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs
3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs
4 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 1 Pcs
5 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs
6 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs
7 OIL ENGINE
SAEW20/40-
CF.4 - 61 ltr
8
OIL LUB.
T.CONVERTER - - -
9
OIL FILTER
T.CONVERTER - - 1 Pcs
EVERY 2000 Hours
1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs
2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs
3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs
4 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs
5 AIR FILTER 3R0493 - 1 Pcs
6 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 4 Pcs
33
7 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs
8 OIL ENGINE
SAEW 20/40-
CF.4 - 61 ltr
9 LUBRICANT 2S3230 - 1 Pcs
EVERY 4000 Hours
1 OIL FILTER 1R0716 - 2 Pcs
2 FUEL FILTER 1R0749 - 2 Pcs
3 SEAL 8H2778 - 1 Pcs
4 FILTER SHOOT 4N7808 - 2 Pcs
5 AIR FILTER 3R0493 - 1 Pcs
6 COOLANT INHIBITOR 3P2044 - 4 Pcs
7 REGULATOR 4W4794 - 2 Pcs
8 GASKET REGULATOR - - 2 Pcs
9 BOTLE SOS HP427 - 1 Pcs
10 SEAL NOZZLE - -
12
Pcs
11 OIL ENGINE
SAEW20/40-
CF.4 - 61 ltr
12 LUBRICANT 2S3030 - 1 Pcs
4.3 Permasalahan
Agar Generator dapat dioperasikan dengan aman dan lancar maka
diperlukan perawatan pada bagian-bagian sebagai berikut :
Perawatan komponen- kompoen
34
Membersihkan bekas oli agar tidak terjadi timbulnya karat memberikan
pelumas pada bagian-bagian tertentu seperti alat gerak ke alat yang di
gerakkan , agar mesin pada saat beroperasi berkerja secara optimal,
Perawatan oli pelumas
Pemeriksaan ketinggian oli pelumas. Oli pelumas berfungsi untuk
mengurangi gesekan, pendingin sehingga jika ketinggiannya kurang akan
menganggu jalannya mesin. Pemeriksan pelumas dengan melihat oil level
stake, pelumas dikatakan cukup jika terletak antara tanda medium atau
Add dan full.
Perawatan air pendingin
Air pendingin digunakan untuk pendinginan mesin agar tidak terjadi
over heating pada saat mesin di operasikan, Pemeriksaan ketinggian air
pendingin dilakukan ketika mesin dingin dan berhenti. Ketinggian air
pendingin juga dijaga 1 cm di bawah permukaan pipa
Perawatan baterai
Baterai digunakan untuk dipasang ke dynamo start untuk
menghidupkan engine, pengecekan baterai dilakukan setiap hari pada
terminal baterai dan air baterai. Kekurangan air baterai disebabkan panas
yang ditimbulkan elemen dalam baterai yang membuat air baterai memuai.
4.4 Pembahasan Perawatan Engine Genset Jeni Caterpillar
4.1.1 perawatan komponen-komponen dalam
35
Gambar: 4.1 bagian komponen-komponen dalam mesin genset
1. membersihkan bekas oli, mengamplas bagian kepala torak bagian-bagian
seal, ring,dan paking.
2. memberikan pelumas pada bagian-bagian bearing agar mesin pada saat
beroperasi berkerja secara optimal,
3. perawatan dalam dilakukan pada saat kondisi mesin beroperasi tidak
normal.
4.4.2 Perawatan Oli Pelumas
36
Gambar 4.1 Pemeriksaan ketinggian pelumas
1. Pemeriksaan oli dilakukan setiap hari nya, jika kurang maka perlu
ditambah
2. Setiap 10 jam sekali juga dilakukan pengecekan terhadap oli
3. Biasanya kekurangan oli terjadi dua atau tiga hari,maka dari itu
perlu penambahan oli
4. Penggantian oli dilakukan setiap 250 jam sekali
37
4.4.3 Perawatan Air Pendingin
Gambar 4.2 Pemeriksaan ketinggian air pendingin
1. Pemeriksaan ketinggian air pendingin dilakukan ketika mesin dingin dan
berhenti.
2. Ketinggian air pendingin harus dijaga 1 cm di bawah permukaan pipa.
3. Penggantian air pendingin biasanya dilakukan satu hari sekali atau setiap
harinya.
4. Apabila terjadi kebocoran pada pipa,maka dilakukan penggantian selama
satu jam sekali atau dua jam sekali.
38
4.4.4 Perawatan Baterai
Gambar 4.3 Pemeriksaan ketinggian air baterai sesuai dengan garis
ketinggian yang ditentukan
Pemeriksaan permukaan air baterai dilakukan dengan cara :
1. Bersihkan terminal baterai
2. Jaga ketinggian air baterei sesuai dengan garis ketinggian yangditentukan
3. Jika harus mengisi ulang gunakan air baterai yang direkomendasikan.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal.
Perawatan merupakan suatu fungsi yang sangat penting pada suatu mesin.
Khususnya pada generator jenis caterpillar
Perawatan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Perlu kebijakan-kebijakan yang di ambil dalam melaksanakan perawatan
pada suatu mesin.
5.2 Saran
Sebelum melakukan perawatan,sebaiknya setiap gejala kerusakan harus
diperhatikan dengan cermat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Lakukan perawatan yang teratur dan menyeluruh untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih parah.
Penggantian komponen mesin dilakukan sesuai petunjuk yang berlaku.
Gunakan pelumas yang sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin,supaya
mesin dapat menjaga kestabilannya.
Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, selalu gunakan safety disaat
memulai pekerjaan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Soeparno dan Drs. Bambang, Mesin Listrik 2, (Surabaya, 1979),p,88
Daryanto. 1987. Teknik pesawat tenaga. Jakarta : PT. Bina Aksara
Sugiona Bambang. 2000. Manajemen Pemeliharaan. Malang : Institut
Teknologi Malang
Sularso. 1991. Elemen Mesin. Jakarta : PT. Praditya paramita
Hand-book Trakindo. Diesel Engine Maintenance. Pertamina Drilling
Service Indonesia
www.Perawatan Dasar Generator.com
41