18
BAB I : PENDAHULUAN A. Judul Praktikum Pembuatan infusum curcumae B. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat membuat infus dari rimpang temulawak. C. Dasar Teori Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstaksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Pemerian ekstrak meliputi warna, bau dan rasa. Parameter ekstrak meliputi parameter non spesifik dan parameter spesifik. 1. Parameter non spesifik Parameter non spesifik terdiri atas parameter yang mempunyai batasan berbeda pada setiap ekstrak seperti kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, residu peptisida, cemaran logam berat, dan cemaran mikroba. 2. Parameter spesifik Senyawa identifikasi dan kandungan kimia dalam ekstrak dipaparkan secara kualitatif dengan profil kromatografi lapis tipis (KLT) dan secara kuantitatif dengan metode penetapan kadar yang sesuai. 1

Lap.fts Obat Praktikum 1

  • Upload
    dafidef

  • View
    63

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: Lap.fts Obat Praktikum 1

BAB I : PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Pembuatan infusum curcumae

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat membuat infus dari rimpang

temulawak.

C. Dasar Teori

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstaksi senyawa aktif dari

simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua

atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan

sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Pemerian ekstrak meliputi

warna, bau dan rasa.

Parameter ekstrak meliputi parameter non spesifik dan parameter spesifik.

1. Parameter non spesifik

Parameter non spesifik terdiri atas parameter yang mempunyai batasan berbeda pada

setiap ekstrak seperti kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, residu

peptisida, cemaran logam berat, dan cemaran mikroba.

2. Parameter spesifik

Senyawa identifikasi dan kandungan kimia dalam ekstrak dipaparkan secara kualitatif

dengan profil kromatografi lapis tipis (KLT) dan secara kuantitatif dengan metode

penetapan kadar yang sesuai.

Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat

tradisional yang belum mengalami pengolahan apa pun kecuali proses pengeringan. Ditinjau

dari asalnya, simplisia digolongkan menjadi simplisian nabati dan simplisia hewani.

Simplisia hewani berasal dari hewan, baik yang masih utuh, organ-organnya, maupun zat-zat

yang dikandungnya yang berguna sebagai obat dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia

nabati berasal dari tanaman, baik yang masih utuh, bagian-bagiannya, maupun zat-zat nabati

yang dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sumber simplisia nabati

sampai saat ini berupa tumbuhan liar dan tanaman budi daya.

1

Page 2: Lap.fts Obat Praktikum 1

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstrak sismplisia nabati dengan

air pada suhu 90˚ C selaam 15 menit.

Selain merupakan proses penyarian, hasil dari proses ini sudah dalam bentuk sediaan siap

dikonsumsi yang disebut infus.

Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan muadah tercemar oleh

kuman dan kepang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak dapat disimpan

lebih dari 24 jam. Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan untuk membuat ekstrak.

Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik

pembuatan ekstrak yaitu karena teknik infusa lebih murah, lebih cepat, dan alat serta caranya

sederhana. Sedangkan dalam pembuatan ekstrak, kandungan dari bahan tumbuhan dan

pelarut yang paling tepat untuk masing-masing kandungan harus diketahui lebih dahulu.

Dengan zat pelarut yang tepat, zat aktif yang diinginkan akan terpisah dari bahan aslinya dan

bercampur dengan pelarut yang digunakan. Selanjutnya pemisahan zat aktif dari pelarutnya

dengan lebih mudah dilakukan untuk memperoleh zat aktif yang benar-benar murni.

Metodenya dikenal dengan nama Sochlet, yaitu dengan menggunakan alat percolator dan

countercurrent screw extractor. Dari sini jelas terlihat bahwa metode pembuatan ekstrak lebih

rumit dan mahal dibandingkan dengan metode pembuatan infusa. (Santoso, 1993)

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infusa adalah :

1. Jumlah simplisia

Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras

dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.Kecuali untuk simplisia yang tertera

pada tabel, untuk membuat 100 bagian infusa, digunakan sejumlah simplisia

seperti tabel.

Bahan – bahan Jumlah

Kulit Kina

Daun Digitalis

Akar Ipeka

Daun Kumis Kucing

Sekale Komutum

Daun sena

Temulawak

6 Bagian

0,5 Bagian

0,5 Bagian

0,5 Bagian

3 Bagian

4 Bagian

4 Bagian

2

Page 3: Lap.fts Obat Praktikum 1

2.    Derajat halus simplisia

Yang digunakan untuk infus harus mempunyai derajat halus sebagai berikut:

a. Derajat kehalusan 2/3 ; untuk daun kumis kucing,daun sirih, akar manis.

b. Derajat kehalusan 3/6 ; Rimpang jaringau, akar kelembak.

c. Derajat kehalusan 6/8 ; Rimpang lengkuas, rimpang temulawak, rimpang jahe.

d. Derajat kehalusan 8/24 ; Kulit kina.

3.    Banyaknya ekstra air

Umumnya untuk membuat sediaan infusa diperlukan penambahan air sebanayak 2

kali berat simplisia. Air ekstra ini perlu karena simplisia yang kita gunakan pada

umumnya dalam keadaan kering.

4.    Cara menyerkai

Pada umumya infusa diserkai selagi panas, kecuali infusa simplisia yang mengandung

minyak aktsiri, diserkai setelah dingin.

5.    Penambahan bahan-bahan lain

Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan

berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida

antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia.

Infus dibuat dengan cara :

1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan; untuk bunga

4 kali bobot bahan, dan unruk karogen 10 kali bobot bahan.

2. Bahan baku ditambahkan dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu

90˚c. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Hal ini

disebabkan karena :

a. Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan

6 bagian.

b. Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya

daun kumis kucing sekali minum infus sebanyak 100 cc, karena bagian itu

diambil ½ bagian.

c. Berlendir, miasalnya karogen digunakan ½ bagian.

d. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan digunakan 1 ½ bagian.

3

Page 4: Lap.fts Obat Praktikum 1

3. Untuk memindahkan penyarian kadang perlu ditambahkan bahan kimia misalnya :

a. Asam sitrat untuk infus kina

b. Kalium atau natrium karbonat untuk infus kelembak.

4. Penyarian dilakukan saat cairan masih panas, kecuali bahan – bahan yang

mengandung bahan yang mudah menguap.

Uraian Bahan / Simplisia yang digunakan :

1. TEMULAWAK ( Curcuma xanthorrhiza ROXB. )

A. SEJARAH SINGKAT

Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah

Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai

temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar

ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina,

IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.

B. DESKTIPSI TEMULAWAK

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m,

berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang

kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar

memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai

gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian

43 – 80cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9

– 23cm dan lebar 4 – 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau

sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 –

13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga

berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau

merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm

C. MANFAAT TANAMAN

Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk

dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin

dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti

inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan

nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti

mikroba.

4

Page 5: Lap.fts Obat Praktikum 1

D. SENTRA PENANAMAN

Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkan teknik

budidaya yang standard, karena itu sulit menentukan dimana sentra penanaman temulawak di

Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat

ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh.

Rimpang temulawak amat terkenal sebagai obat tradisional untuk gangguan pencernaan

yang berkaitan dengan kekurangan empedu. Merupakan contoh khas dari teori signature kuno

mengenai bentuk dan warnanya obat tanaman. Bentuk rimpangnya menyerupai kandung

empedu dan ditambah warna kuningnya. Maka digunakan pada penyakit kuning (hepatitis).

Berkhasiat cholekinetis, menstimulir pembentukan sekresi empedu oleh hati ke duodenum,

berdasarkan zat warna kuning curcumin, dan minyak-minyak atsiri yang ternyata juga

berkhasiat bakteriostatis terhadap bakteri gram positif. Banyak digunakan pada gangguan

kantung empeduyang bersifat ringan serta akibat sekresi empedu terlampau sedikit. Juga

untuk prevensi sekunder terjadinya batu empedu. Selain itu curcumin menghambat

penggumpalan pelat darah (antiagregasi) dan menurunkan kolesterol plasma dengan

menstimulasi pengubahannya menjadi asam empedu, disamping meningkatkan kelarutan

empedu dan dengan demikian melawan pembentukan batu empedu.

Pada tahun-tahun terakhir telah dibuktikan khasiat antioksidannya yang sangat kuat

terhadap radikal hidroksil, superoksida dan proses-proses peroksidasi. Berdasarkan efek

antioksidannya, curcumin dapat menghambat proliferasi sel-sel tumor dari kanker usus besar

dan panyudara, maka kini sering digunakan pada terapi alternative dari jenis kanker ini.

Lagipula sifat ini melindungi saraf otak terhadap lipida-peroksidasi dan produknya

aminoloid-β. Juga berkhasiat antiradang yang menyerupai efek NSAID dan juga diperkirakan

berfungsi menurunkan dengan kuat pertumbuhan plak di pembuluh dan otak. (Daftar Obat-

obat Penting hal 276)

            Untuk infusum Curcuma xanthorrhiza dosis diambil dari Daftar Obat-obat Penting

yaitu godokan 5 gram dengan 500 mL air 3 dd 2 cangkir. Dan aturan mengenai pembuatan

infusum yang tertera pada FI IV adalah 4 bagian, sehingga dosis penggunaan infusum

menjadi 3 x 1 gelas sendok takar @ 20 mL.

5

Page 6: Lap.fts Obat Praktikum 1

BAB II METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Timbangan digital

Hot plate

Panci

Gelas beaker 250 ml

Gelas ukur 250 ml

Termometer

Batang pengaduk

Corong

Erlenmeyer

Stopwatch

Botol semprot

Pisau

Kertas saring

Gunting

Toples kaca

2. Bahan

Rimpang temulawak segar 20 gram

Gula putih 10 gram

Asam jawa 20 gram

Air / Aquades 250 ml

3. Prosedur Kerja

- Membuat infusum curcuma

Siapkan rimpang temulawak segar, lalu kupas kulitnya.

Haluskan sesuai dengan derajat kehalusanya yang sesuai, untuk temulawak derajat

kehalusannya 6/8.

Rimpang temulawak ditimbang yang telah dihaluskan sebanyak 20 gram, setelah

itu cuci dengan air yang mengalir.

Timbang bahan yang lain ; gula putih 10 gram, asam jawa yang dibuang bijinya

sebanyak 30 gram.

6

Page 7: Lap.fts Obat Praktikum 1

Siapkan kompor dan panci, masukkan semua bahan

Tambahkan dengan air sebanyak 250ml.

Panaskan pada suhu 90 ˚c selama15 menit.

Setelah 15 menit saring air rebusan dengan menggunakan kertas saring yang

sudah diletakkan diatas corong yang berada diatas erlenmeyer.

Setelah itu pindahkan air rebusan kedalam beakker glass 250ml .

Lakukan uji organoleptis pada air rebusan temulawak.

Catat hasil pengamatan

Uraian simplisia yang digunakan :

1. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Upadivisi : Angiospermae

Ordo : Zingiberales

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies Curcuma xanthorrhiza

Pemerian : Warna kuning, bau aromatik, rasa pahit

2. Asam Jawa

7

Page 8: Lap.fts Obat Praktikum 1

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili: Caesalpinioideae

Bangsa : Daterieae

Genus : Tamarindus

Spesies : T. Indica

Pemerian : Rasa asam, warna coklat

3. Gula putih

Gula yang dikenal sehari-hari sebagai gula pasir atau gula meja adalah sukrosa yang

dibuat dari tebu.dalam nira tebu terdapat sedikitnya tiga macam gula yaitu

sukrosa,fruktosa,dan glukosa. Hanya sukrosa yang dapat dikristalkan menjadi gula pasir.

Sukrosa bening berwarna putih bening,tidak berbau dan manis rasanya.pabrik gula

mengolah nira tebu menjadi gula pasir dengan cara mengkristalkan sukrosanya.

4. Air / Aquades

Air / aquades adalah air suling yang dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

BAB III HASIL PERCOBAAN

8

Page 9: Lap.fts Obat Praktikum 1

1. Penimbangan Bahan

NO BAHAN JUMBLAH (GRAM)

1 Rimpang temulawak 20

2 Gula putih 10

3 Asam jawa 30

4 Aquades Ad 250 ml

2. Hasil uji organoleptis

NO UJI ORGANOLEPTIS HASIL

1 Bentuk Liquid (cair)

2 Warna Kuning

3 Bau Khas aromatik

4 Rasa Asam-manis

GAMBAR PROSES PEMBUATAN INFUSUM

9

Page 10: Lap.fts Obat Praktikum 1

BAB IV PEMBAHASAN

Infusa (Infus) Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia

nabati dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit. Pembuatan infus merupakan cara yang

paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga.

Dapat diminum panas atau dingin. Sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan

berkurang khasiatnya apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infus.

Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik pembuatan

ekstrak yaitu karena teknik infusa lebih murah,proses pembuatan lebih cepat, caranya

sederhana dan alat yang digunakan juga sederhana.

Sedangkan dari segi kerugiannya sendiri, metode infusa ini menghasilkan ekstrak yang

mudah rusak yaitu mudah ditumbuhi jamur dan kepang sehingga penyimpanan dari ekstrak

ini tidak boleh lebih dari 24 jam.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam ekstrak dengan metode infusa diantaranya :

1. Jumblah simplisia

2. Derajat halus simplisia

3. Banyaknya ekstrak air

4. Cara menyerkai

5. Penambahan bahan lain.

Pembuatan infus : Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci

dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu

mencapai 90˚C sambil sekali-sekali diaduk-aduk. Serkai selagi panas menggunakan kertas

saring, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang

dikehendaki. Infus simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Infus

simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infus simplisia yang mengandung

glikosida antarkinon, ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecuali

dinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infus yang mengandung

bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.

Perebusan juga dilakukan pasa suhu 90˚C , hal ini bertujuan agar bahan-bahan berkhasiat

yang terkandung didalam simplisia temulawak dapat keluar dengan sempurna dan didapatkan

hasil ekstrak temulawak yang baik.serta tidak merusak kandungan yang terdapat dalam

ekstrak temulawak akibat pemanasan yang berlebih atau terlalu tinggi.

10

Page 11: Lap.fts Obat Praktikum 1

Pada praktikum kali ini, simplisia yang kami gunakan adalah simplisia nabati dari rimpang

temulawak. Temulawak merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat.

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang

terdiri atas kamper, glukosida, turmerol dan kurkumin. Temulawak mempunyai efek

farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol,

anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan

menghilangkan nyeri sendi.

Cara pembuatan infus dari rimpang temulawak yaitu pertama – tama temulawak kita

bersihkan dari bahan pengotor menggunakan air yang sedang mengalir, lalu rimpang

dihaluskan / diiris kecil – kecil. Menimbang rimpang yang telah dihaluskan tadi sebanyak 20

gram lalu masukkan dalam panci. Setelah itu kita menimbang bahan – bahan tambahan lain

seperti gula putih sebanyak 10 gram, dimana gula putih ini fungsinya sebagai pemanis dan

pengental, untuk menghilangkan rasa pahit pada temulawak. Selain gula putih sebagai bahan

tambahan ada asam jawa yang kita timbang sebanyak 30 gram. Asam jawa berfungsi untuk

menambahkan rasa asam pada hasil ekstra sehingga akan ada rasa asam – manis.

Semua bahan kita masukkan dalam panci lalu tambahkan dengan air ad 250 ml setelah itu

kita panaskan pada suhu 90˚c selama 15 menit. Sekali – kali rebusan kita aduk dan sambil

mengukur suhunya. Hasil rebuasan / hasil infus ini kita serkai dengan kertas saring, setelah

itu dimasukkan kedalam beakerr glass untuk dilakukan uji organoleptis.

Hasil infus yang telah diperoleh lalu kita lakukan uji organoleptis, yang meliputi uji

bentuk,warna, bau dan rasa. Dari hasil uji organoleptis diperoleh bentuk ekstrak cairan,

kuning , bau khas aromatik, dan rasa asam – manis.

11

Page 12: Lap.fts Obat Praktikum 1

BAB V PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan infus adalah proses penyarian ekstrak dengan cara

panas yaitu simplisia direbus dengan menggunakan pelarut air sampai suhu 90˚c selama 15

menit. Ekstrak yang diperoleh berupa cairan yang berwarna kuning , mempunyai bau

aromatik dan rasanya asam-manis. Hasil dari infusum ini dapat digunakan / diminum pada

saat panas atau dingin, penyimpanannya tidak boleh leih dari 24 jam.

Temulawak merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat.

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang

terdiri atas kamper, glukosida, turmerol dan kurkumin. Temulawak mempunyai efek

farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolestero,

anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan

menghilangkan nyeri sendi.

2. SARAN

Saran kami pada praktikum kali ini yaitu agar praktikan lebih siap lagi dan memperhatikan

dalam menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Sehingga nantinya tidak

mengganggu proses pengamatan ataupun praktikum.

12

Page 13: Lap.fts Obat Praktikum 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.DepartemenKesehatan: Jakarta.

Santoso, S. 1993. PerkembanganObatTradisionalDalamIlmuKedokteran di Indonesia

danUpayaPengembangannyaSebagaiObatAlternatif, Jakarta: FKUI.

Hariana, H.Arief..2008. TumbuhanObatdanKhasiatnya. Jakarta: PenebarSwadaya.

Muhammad Abu, Margareth h. 2010. Kamus Obat Herbal. Nuh Medika, Yogyakarta.

Anonim, 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume ke- V. Badan Pengawasan Makanan

dan Obat RI. Jakarta

13