Lapkas Bell's Palsy

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

Laporan kasus Bells PalsyFiktijar istisaniPembimbing : dr. Samino, Sp.SAnamnesisIDENTITAS PASIEN Nama: Tn. M Umur: 25 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan : Karyawan pabrik veleg Suku Bangsa: BetawiAlamat: Rawa Sari

AnamnesisKeluhan Utama :Mulut mencong ke sebelah kanan sejak 4 hari yang laluRiwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan muncul tiba-tiba pada saat pasien sedang berkendara malam hari tanpa menggunakan helem. Keluhan dirasakan mula-mula terasa baal sekitar mulut. Keesokan harinya mulut pasien mencong ke sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan sulit menutup mata kiri dan menengok ke kiri. Riwayat demam, muntah, sakit kepala, gangguan ekstremitas, trauma dan gangguan pendengaran disangkal.

AnamnesisRiwayat Penyakit Dahulu :Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnyaRiwayat hipertensi tidak adaRiwayat DM tidak adaRiwayat sakit telinga tidak adaRiwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasienRiwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan: Pasien seorang karyawan suasta dipabrik veleg. Pasien merokok, minum minuman keras disangkal. Pasien sering berkendara malam hari tanpa menggunakan helem.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: BaikKesadaran: GCS 15, E4M6V5Tekanan darah: 120/80 mmHgFrekuensi Nadi: 80x/mntFrekuensi pernafasan: 20x/mntSuhu: 36,7C

Pemeriksaan FisikKepala :Konjungtiva : anemis (-)Sklera: ikterik (-)Leher: tidak ada kelainanThorax:Pulmo: Inspeksi: simetris kiri dan kananPalpasi: tidak dapat dinilaiPerkusi: sonorAuskultasi: vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-Cor: dalam batas normal

Pemeriksaan FisikAbdomen:Inspeksi: DBNPalpasi: hepar dan lien tidak terabaPerkusi: tympaniAuskultasi: Bising usus (+) normalPemeriksaan Neurologis

Tanda rangsang Meningen:Kaku kuduk: -Kernig: -Brudzinski I : -Brudzinski II: -

Nervus KranialisNervus kranialisKananKiriN I (Olfaktorius)-subjektifBaikBaik-objektif (dg bahan)Tidak dilakukanTidak dilakukanN II (Optikus)-tajam penglihatanBaikBaik-lapangan pandangBaikBaik-melihat warnaBaikBaik-funduskopiTidak dilakukanTidak dilakukanN III (Okulomotorius)-bola mataOrthoOrtho-ptosisTidak adaTidak ada-gerakan bulbusKe segala arahKe segala arah-strabismusTidak adaTidak ada-nistagmusTidak adaTidak ada-ekso/endotalmusTidak adaTidak ada-pupil bentuk reflex cahaya reflex akomodasi reflex konvergensiBulat, isokor, 3 mm+++Bulat, isokor, 3 mm+++N IV (Trochlearis)-gerakan mata ke bawahBebasBebas-sikap bulbusOrthoOrtho-diplopiaTidak adaTidak adaN V (Trigeminus)-Motorik membuka mulut menggerakkan rahang menggigit mengunyahBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik-Sensorik Divisi Oftalmika*reflex kornea*sensibilitas Divisi Maksila*reflex Masseter*sensibilitas Divisi Mandibula*sensibilitas++Baik Baik Baik++Baik Baik Baik N VI (Abdusen)-gerakan mata ke lateralBebasBebas-sikap bulbusOrthoOrtho-diplopiaTidak adaTidak adaN VII (Fasialis)-raut wajahPlika nasolabialis kiri lebih datar-sekresi air mata++-fisura palpebra+--menggerakkan dahi+--menutup mata+--mencibir/bersiul+--memperlihatkan gigi+--sensasi lidah 2/3 depan++-hiperakusis--N VIII (Vestibularis)-suara berbisikBaikBaik-detik arlojiBaikBaik-rinne testTidak diperiksaTidak diperiksa-weber testTidak diperiksaTidak diperiksa-swabach test*memanjang*memendekTidak diperiksaTidak diperiksa-nistagmus*pendular*vertical*siklikalTidak adaTidak ada-pengaruh posisi kepalaTidak adaTidak adaN IX (Glossofaringeus)-sensasi lidah 1/3 blkgBaikBaik-refleks muntah (Geg Rx)++N X (Vagus)-Arkus faringSimetris-uvulaDi tengah-menelanBaik-artikulasiBaik-suaraBaik-nadiTeraturN XI (Asesorius)-menoleh ke kanan+-menoleh ke kiri+-mengangkat bahu kanan+-mengangkat bahu kiri+N XII (Hipoglosus)-kedudukan lidah dalamDi tengah-kedudukan lidah dijulurkanDi tengah-tremor--fasikulasi--atropi-KananKiria.Badan-RespirasiSimetris kiri dan kanan-dudukSimetrisSimetrisb.Berdiri & berjalan-gerakan spontanTidak adaTidak ada-tremorTidak adaTidak ada-atetosisTidak adaTidak ada-mioklonikTidak adaTidak ada-khoreaTidak adaTidak adac.EkstremitasSuperiorInferiorKananKiriKananKiri-gerakanAktifAktifAktifAktif-kekuatan5555-tropiEutropiEutropiEutropiEutropi-tonusEutonusEutonusEutonusEutonusPemeriksaan Fungsi Motorik

Pemeriksaan sensibilitas: baik

Kanan KiriKananKiriKornea++Biseps++++Berbangkistriseps++++LaringKPR++++MasseterAPR++++Dinding perut-atas-bawah-tengahBulbokavernosusCremasterSfingterSistim reflex fisiologis

LenganKananKiriTungkaiKananKiriHofmann-Tromner--Babinski--Chaddoks--Oppenheim--Gordon--Schaeffer--Klonus paha--Klonos kaki--Patologis

Kesadaran-reaksi bicara : baik-reaksi intelek : baik-reaksi emosi : baikFungsi otonom-miksi: baik-defekasi: baik-sekresi keringat: baik Fungsi luhur :

ResumePasien datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan muncul tiba-tiba pada saat pasien sedang berkendara malam hari tanpa menggunakan helem. Keluhan dirasakan mula-mula terasa baal sekitar mulut. Keesokan harinya mulut pasien mencong ke sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan sulit menutup mata kiri dan menengok ke kiri.Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan N. VIIKelemahan otot wajah Kerutan dahi menghilang Tidak mampu mengedipkan mataSudut nasolabialis asimetris

Diagnosis

Diagnosa klinis: Bells PalsyDiagnosa topiK: Paralisis nervus fasialis Dextra tipe periferTerapiIstirahatPrednisone 3x5 mgB comp 3x1 tabFisioterapi

Tinjauan PustakaDefinisi

Istilah Bells palsy telah digunakan untuk menjelaskan paralisis pada wajah dengan onset yang akut dan terjadi secara cepat, dimana etiologinya belum diketahui secara pasti. Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya. MPatofisiologiEtiologiVasodilatasi P.darahInfeksi / proses imunN.VII dan dinding kanalis fasialisGangguan SirkulasiIskemikGejala KlinisManifestasi klinik Bells Palsy khas dengan memperhatikan riwayat penyakit dan gejala kelumpuhan yang timbul mendadak. Perasaan nyeri, pegal, linu dan rasa tidak enak pada telinga atau sekitamya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa :

Dahi tidak dapat dikerutkan atau lipat dahi hanya terlihat pada sisi yang sehat. Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh (lagophthalmus). Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's sign.Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang lumpuh dan mencong ke sisi yang sehat.

Lokasi Lesi dan KelainanLesi di luar foramen stilomastoideusMulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makanan terkumpul di antara pipi dan gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.

Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani)Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan pada lidah menunjukkan terlibatnya saraf intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di antara pons dan titik dimana korda timpani bergabung dengan saraf fasialis di kanalis fasialis.

Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius) Gejala dan tanda klinik seperti (1) dan (2) di tambah dengan hiperakusis.

Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di belakang dan didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti ini dapat terjadi pascaherpes di membrana timpani dan konka. Sindrom Ramsay-Hunt adalah kelumpuhan fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di ganglion genikulatum. Tanda-tandanya adalah herpes zoster otikus , dengan nyeri dan pembentukan vesikel dalam kanalis auditorius dan dibelakang aurikel (saraf aurikularis posterior), terjadi tinitus, kegagalan pendengaran, gangguan pengecapan, pengeluaran air mata dan salivasi.

Lesi di meatus akustikus internusGejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat terlibatnya nervus akustikus.

Lesi ditempat keluarnya saraf fasialis dari pons.Gejala dan tanda klinik sama dengan diatas, disertai gejala dan tanda terlibatnya saraf trigeminus, saraf akustikus dan kadang kadang juga saraf abdusen, saraf aksesorius dan saraf hipoglossus.

DiagnosisAnamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fungsi saraf motorikTerdapat 10 otot-otot utama wajah yang bertanggung jawab untuk terciptanya mimic dan ekspresi wajah seseorang10 otot utama wajahM. Frontalis : diperiksa dengan cara mengangkat alis ke atas.M. Sourcilier: diperiksa dengan cara mengerutkan alisM. Piramidalis : diperiksa dengan cara mengangkat dan mengerutkan hidung ke atasM. Orbikularis Okuli : diperiksa dengan cara memejamkan kedua mata kuat-kuatM. Zigomatikus : diperiksa dengan cara tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi

M. Relever Komunis : diperiksa dengan cara memoncongkan mulut kedepan sambil memperlihatkan gigiM. Businator : diperiksa dengan cara menggembungkan kedua pipiM. Orbikularis Oris : diperiksa dengan cara menyuruh penderita bersiulM. Triangularis : diperiksa dengan cara menarik kedua sudut bibir ke bawahM. Mentalis : diperiksa dengan cara memoncongkan mulut yang tertutup rapat ke depan

Pemeriksaan fisik dan penunjangTonusGustometriSalivasiSchimer Test atau Naso-Lacrymal ReflexRefleks StapediusUji audiologikSinkinesis

Pemeriksaan Penunjang Elektromiografi (EMG)Elektroneuronografi (ENOG)

TerapiGlukokortikoidTerapi Antivirus Dekompresi nervus

PEMBAHASAN Pasien, Tn.M didiagnosis Bells Palsy Sinistra karena dari anamnesis didapatkan :Tidak dapat mengedipkan matanya. Mata sebelah kiri tidak dapat menutup dengan sempurna.Mulut tertarik ke sebelah kanansenyumnya tidak simetris.Dari hasil pemeriksaan neurologis didapatkan Parese N.VII Dextra Perifer yang ditandai dengan :Kerutan dahi sinistra berkurangSudut nasolabialis asimetrisMata sinistra tidak dapat menutup atau mengedip dengan sempurna.Tidak dapat mencucurkan bibirnya dengan sempurna

TERJADI KELUMPUHAN OTOT SESISI WAJAH ( SINISTRA )GANGGUAN N.VII PERIFERDaftar PustakaMardjono M, Sidharta P, 2004. Nervus fasialis. Dalam Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian RakyatSjarifuddin, Bashiruddin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI, 2007.Aminoff, MJ et al. 2005. Lange medical book : Clinical Neurology, Sixth Edition, Mcgraw-Hill. Ropper, AH., Brown, Robert H. 2005. Adams & Victors Principles of Neurology, Eight Edition, McGraw-Hill.Maisel R, Levine S. Gangguan Saraf Fasialis. Dalam Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta : EGC, 1997.SM. Lumbantobing. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI, 2006.