Laporan 3 Skizofrenia Paranoid Dlm Remisi Parsial Dd Insom Non-Orga2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan 3 Skizofrenia Paranoid Dlm Remisi Parsial Dd Insom Non-Orga2

Citation preview

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. A PUsia: 57 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPendidikan: S1 Pendidikan Luar SekolahPekerjaan: PensiunanAlamat: Gading Raya

II. RIWAYAT PSIKIATRIAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 23 September 2013 pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

a. Keluhan UtamaPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis.

b. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien mengatakan selalu datang kontrol 2 minggu sekali sejak bulan ini sesuai anjuran dokter biasanya kontrol dilakukan sebulan sekali. Saat ini pasien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa tidur dari semalam di karena obat yang biasa dikonsumsinya habis. Pasien mengatakan dirinya tidak dapat tidur karena pasien tidak merasakan mengatuk sama sekali hanya perasaan badan terasa tidak enak dan banyak yang dipikirkan terutama memikirkan anak-anaknya, namun pasien merasa bahwa pikiran tersebut seharusnya tidak usah dipikirkan. Pasien merasa dirinya terlalu peduli terhadap suatu hal sehingga membuatnya untuk memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak betah berada dirumah, sehingga pasien mencoba pergi ke puncak untuk menghilangkan rasa bosan tetapi pasien tetap merasa bosan, pasien juga kadang merasa bosan. saat mengobrol. Pasien mengatakan jika pasien tidak dapat tidur hal yang dilakukan adalah main poker di facebook, pasien mengaku tidak ada hal lain yang dilakukan untuk mengisi waktu saat pasien tidak dapat tidur selain bermain poker di facebook. Pasien menyangkal bahwa saat cemas pasien merasakan jantung berdebar kencang, keringetan, gemetar dan gelisah.Pasien juga mengatakan bahwa dirinya sejak 2 hari yang lalu tidak makan karena tidak merasakan lapar. Saat ini pasien menyangkal adanya perasaan tidak bersemangat, cepat lelah dan sedih. Pasien juga menyangkal adanya perasaan senang yang berlebih atau terlalu bersemangat. Pasien tidak pernah merasa bahwa dia bukan dirinya dan tidak pernah merasa lingkungan sekitar menjadi asing atau berubah.Pasien mengatakan bahwa ia pernah berobat 4 tahun yang lalu ke dokter jiwa selama tiga bulan. Awal pasien berobat ke dokter tersebut karena keinginan keluarga, pasien saat itu merasa dirinya tidak sakit dan tidak mau minum obat yang diberikan dokter sampai akhirnya pasien sadar bahwa dirinya sakit dan mau minum obat tersebut, karena biaya dokter tersebut dirasakan mahal pasien akhirnya berobat ke RS Persahabatan dengan menggunakan ASKES. Pasien mengatakan keluhan yang pasien rasakan saat ini berawal sejak 4 tahun yang lalu. Pasien mengatakan dapat mendengar suara-suara seperti berbisik yang terdengar tidak begitu jelas kalimatnya, pasien merasa suara tersebut terdengar seperti suara perempuan tetapi tidak ada wujud yang berbicara dan suara tersebut dapat muncul kapan saja. Menurut pasien keluhan tersebut sudah tidak dirasakan lagi sejak 6 bulan dari awal pengobatan. Pasien mengatakan tidak pernah melihat bayangan atau benda apapun yang orang lain tidak dapat melihatnya. Pasien tidak pernah merasakan ada sesuatu yang berjalan di tubuhnya. Pasien tidak pernah mencium bau-bauan yang asalnya tidak diketahui. Pasien juga tidak merasakan rasa yang aneh-aneh pada indera pengecapnya.Pasien mengatakan kadang merasa ada seseorang yang mengikuti namun pasien tidak tahu wujudnya, hal tersebut pernah dirasakan saat pasien mengendarai mobil, saat pasien melihat kaca spion pasien merasa ada pengendara motor yang mengikuti pasien sehingga pasien berhenti di tepi jalan sampai merasa bahwa pengendara motor tersebut sudah tidak mengikuti pasien. Pasien merasa saat keluar rumah orang disekitarnya sering memperhatikan pasien dan hal tersebut tidak disukai pasien. Keluhan-keluhan tersebut sudah pasien tidak rasakan lagi sejak awal 6 bulan pengobatan sampai saat ini. Pasien mengatakan saat 4 tahun yang lalu orang sekitar rumahnya memberitahu bahwa pasien suka berbicara dengan kucing, namum saat ini pasien tidak menyadari hal tersebut pernah dilakukannya. Pasien tidak pernah merasa dapat berkomunikasi dengan penyiar TV. Pasien tidak pernah merasakan orang disekitar dapat membaca pikiran pasien. Pasien tidak pernah merasa bahwa pikirannya diambil oleh orang lain. pasien juga menyangkal bahwa ada sesuatu kekuatan yang mengendalikan ataupun mempengaruhi pasien. Pasien mengatakan keluhan yang dialami 4 tahun yang lalu mungkin disebabkan karena beban kerja yang terlalu berat saat masih bekerja sebagai tatausaha. Pasien merasa hal yang menjadi tanggung jawabnya harus dapat diselesaikan dengan segera sehingga tidak jarang pasien membawa tugas tersebut ke rumah untuk di kerjakan. Pasien merasa dirinya tidak suka diberi tahu mengenai tugas yang harus dilakukannya dan pasien juga tidak suka untuk mengajari bawahannya karena pasien berpikir seharusnya bawahanya mengetahui apa yang harus dikerjakan olehnya, akibat hal tersebut banyak pegawai yang keluar. Banyaknya pegawai yang berhenti maka tugas yang ditanggung pasien semakin banyak walaupun demikian pasien merasa mampu mengerjakan pekerjaan tersebut karena pasien merasa umurnya masih muda dan mampu mengerjakan semua tugas tersebut tanpa bantuan orang lain sehingga pasien memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pasien mengaku sebelumnya tidak ada riwayat trauma. Pasien mengatakan dirinya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit selama hidupnya. Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan NAPZA. Pasien mengaku dirinya pernah mengkonsumsi alkohol sejak SMA namun sekarang sudah berhenti mengkonsumsi alkohol. Pasien mengatakan dirinya perokok dan awal merokok dilakukan saat pasien SMP. Pasien mengatakan dikeluarga ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yaitu anak terakhir pasien yang diduga keluhan tersebut diakibatkan dari besarnya beban kerja di kantor. Saat ini pasien tinggal di daerah Gading Raya yang merupakan rumah pribadi. Pasien tinggal dalam satu rumah bersama istri berusia 55 tahun dan 2 anak perempuannya. Pasien sendiri memiliki 5 orang anak yang semuanya perempuan dan sudah bekerja. Anak pertama, kedua dan ketiga sudah menikah dan pasien memiliki 5 orang cucu laki-laki dan perempuan dari pernikahan anak pertama, kedua dan ketiga. Hubungan pasien dengan istri dan keluarga baik, bahkan sering kumpul bersama saat hari libur di rumah pasien. Pasien mengatakan saat ini tidak ada masalah ekonomi karena pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya tanpa kesulitan. Kebutuhan sehari-harinya didapat dari hasil pensiunan dan gaji istri. Untuk biaya pengobatan pasien ditanggung oleh ASKES.Menurut orangtua pasien, pasien dilahirkan secara normal tanpa ada cacat bawaan. Pasien mengatakan pada masa kanak-kanak sampai remaja tidak mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan, dan seperti orang normal lainnya.Pasien dahulu menempuh pendidikan dari SD, SMP, dan SMA di Tapanuli dan melanjutkan pendidikannya di STKIP Bandung jurusan Pendidikan Luar Sekolah sampai tamat dan mendapat gelar S1. Selama pasien bersekolah dan menjalani aktivitas pasien menyangkal ada kesulitan menangkap pelajaran maupun bersosialisasi. Pasien saat ini sudah pensiun dari pekerjaannya sebagai tatausaha sejak 1 tahun yang lalu. Saat ini aktivitas yang pasien kerjakan di rumah adalah mengantar istri dan anaknya bekerja serta bermain poker di Facebook. Aktivitas sehari-hari dapat pasien lakukan sendiri dengan baik tanpa bantuan orang lain. Pasien mengaku dalam beribadah pasien masih suka melalaikan sholat 5 waktu. Pasien mengaku tidak ada kesulitan bersosialisasi dengan tetangga atau orang sekitar. Menurut pasien saat ini pasien sedang merasa sakit dan harus diobati dengan pergi kedokter dan minum obat teratur. Pasien mengatakan jika pasien tidak mengkonsumsi obat dari dokter pasien tidak dapat tidur sama sekali. Perasaan yang pasien rasakan saat ini merasa bosan. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung terbuka terhadap semua pertanyaan.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriPasien memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya yaitu Skizofrenia Paranoid.2. Riwayat Gangguan MedikTidak terdapat riwayat gangguan medik sebelumnya.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/AlkoholPasien memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol dan tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat PranatalPasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan RemajaPasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa perkembangannya. 3. Riwayat Masa Akhir Anak-AnakPasien tumbuh dengan baik dan tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.4. Riwayat PendidikanSD tamat, SMP tamat, SMA tamat dan lulus S1 jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Selama menjalani pendidikan dalam prestasi pasien biasa-biasa saja.5. Riwayat PekerjaanPasien pernah bekerja sebagai PNS di tata usaha SMP, sekarang sudah pensiun.6. Riwayat AgamaPasien menganut agama Islam dan dalam menjalankan sholat 5 waktu masih belum sempurna tetapi selalu menunaikan ibadah sholat jumat.7. Riwayat Pernikahan Pasien sudah menikah dan memiliki 5 orang anak yang semuanya adalah perempuan serta 5 orang cucu laki-laki dan perempuan.

8. Hubungan dengan KeluargaSaat ini pasien tinggal di rumah pribadi. Pasien tinggal dalam satu rumah bersama istri yang berusia 55 tahun dan 2 anak perempuannya. Pasien sendiri memiliki 5 orang anak yang semuanya perempuan dan sudah bekerja. Anak pertama, kedua dan ketiga sudah menikah dan pasien memiliki 5 orang cucu laki-laki dan perempuan dari pernikahan anak pertama, kedua dan ketiga. Hubungan pasien dengan istri dan keluarga baik, bahkan sering kumpul bersama saat hari libur di rumah pasien.9. Aktivitas SosialPasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dengan baik.

e. Riwayat KeluargaDi keluarga pasien ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien yaitu anak terakhir pasien.

f. Riwayat Situasi Sosial SekarangPasien saat ini berumur 57 tahun. Pasien memiliki 5 orang anak perempuan dan 5 orang cucu. Pasien tinggal berempat dengan istri dan 2 anak perempuan. Kebutuhan sehari-hari pasien mengandalkan dari uang pensiunan dan gaji istri. Pasien menyangkal adanya kesulitan ekonomi karena pasien merasa semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi tanpa adanya kendala. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Sosialisasi pasien dengan lingkungan tidak mengalami kesulitan.

g. Persepsi Pasien Terhadap DirinyaSaat ditanya tiga harapan apa yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan ingin sembuh, ingin bertaubat dan pergi haji serta ingin anak keempat dan kelima dapat segera menikah.

III. STATUS MENTALa. Deskripsi Umum1. Penampilan Laki-laki berusia 57 tahun, penampilan pasien tampak sesuai denga usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian cukup rapi, ekspresi tenang, perawatan diri baik. 2. Kesadaran UmumCompos mentis3. Kontak PsikisDapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik oleh pemeriksa4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor Cara berjalan : baik Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.5. Pembicaraan Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas Kualitas : bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.6. Sikap Terhadap PemeriksaPasien kooperatif

b. Keadaan Afektif1. Mood : Pasien merasa bosan2. Ekspresi Afek : Afek luas3. Keserasian : Mood dan afek sesuai4. Empati : Pemeriksa dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini.

c. Intelektualitas (kognitif)1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan Taraf PendidikanPasien dapat tamat SD, SMP, SMA dan S1 tanpa ada kendala apapun. Pengetahuan UmumBaik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama Gubernur DKI Jakarta saat ini2. Daya konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan 100 7 = 933. Orientasi Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat yaitu siang hari Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang konsultasi4. Daya ingat Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik dimana pasien bersekolah ketika SD, SMP, SMA di Tapanuli dan S1 di STKIP Bandung jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik pasien ke RSUP Persahabatan dengan menggunakan motor pribadi. Daya ingatan segera : Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan pemeriksa Akibat hendaya daya ingat pasien : Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini 5. Pikiran abstrak : Baik, pasien mengerti makna pribahasa tongkosong nyaring bunyinya yang diberikan oleh pemeriksa6. Bakat Kreatif : tidak ada, pasien hanya suka bermain poker di Facebook.7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain

d. Gangguan Persepsi1. Halusinasi dan ilusiHalusinasi : tidak terdapat halusinasi Ilusi : tidak terdapat ilusi 2. Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi : tidak terdapat depersonalisasiDerealisasi : tidak terdapat derealisasi

e. Proses Pikir1. Arus pikira. Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila ditanya.b. Kontinuitas : Baik, koheren. Pembicaraan pasien sampai pada tujuan.c. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa.2. Isi pikirana. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham.

f. Pengendalian ImpulsBaik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak ada gerakan involunter.

g. Daya Nilai1. Norma Sosial : pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.2. Uji Daya Nilai : baik, ketika diberikan permasalahan jika pasien melihat seorang anak terpisah dengan ibunya, pasien menjawab akan menolong mencarikan ibunya dan membawa ke satpam.3. Penilaian Realitas : tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas, karena tidak terdapat waham dan halusinasi.

h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan PasienMenurut penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien dalam keadaan sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien mau kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan. Gejala menunjukkan perbaikan dengan meminum obat dari dokter.

i. TilikanTilikan 5, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.

j. Taraf dapat Dipercaya Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir

IV. PEMERIKSAAN FISIKa. Status Generalis1. Keadaan Umum: Baik, Compos Mentis.2. Tanda Vital: TD = 140/80 mmHg; N = 80 x/min RR = 20 x/min; S = afebris3. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.4. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.5. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.6. Sistem Urogenital: Kesan dalam batas normal.7. Gangguan Khusus: Tidak ada.

b. Status Neurologis 1. Saraf Kranial: Kesan dalam batas normal.2. Saraf Motorik: Kesan dalam batas normal.3. Sensibilitas: Kesan dalam batas normal.4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.5. Fungsi Luhur: Tidak ditemukan kelainan.6. Gangguan Khusus: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAa. Pasien laki-laki usia 57 tahun datang untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis.b. Pasien rajin kontrol setiap bulan. c. Keluhan yang dirasakan berupa sulit tidur karena banyak yang dipikirkan terutama memikirkan anak-anaknya dan pasien sejak 2 hari yang lalu tidak makan karena merasa tidak lapar.d. Pasien tidak dapat tidur jika obat yang dikonsumsi habis.e. Pasien menyangkal saat tidak bisa tidur dan cemas merasakan jantung berdebar kencang, berkeringat, gemetaran, dan gelisah.f. Pasien menyangkal terdapat waham dan halusinasig. Pasien juga menyangkal mengalami keluhan depersonalisasi dan derealisasi.h. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah perokok sejak SMP dan memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol saat SMA. Pasien mengaku bukan seorang pengguna NAPZA. i. Keluhan tersebut berawal dirasakan pasien sejak 4 tahun yang lalu dan 6 bulan pengobatan keluhan mulai dirasakan menghilang dan membaik namun pasien sulit tidur.j. Dari status mental tidak didapatkan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi dan derealisasi.k. Selama ini pasien tidak pernah menderita suatu penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. l. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baikm. Fungsi kognitif pada pasien baik, pengendalian impuls baik. n. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.o. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan. p. Saat kanak-kanak pasien tidak pernah mengalami penyakit yang berat.q. Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit dan cacat bawaan.r. Pasien menjalani pendidikan hingga lulus S1. Selama menjalani pendidikan pasien dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. s. Pada pemeriksaan fisik TD 140/80 mmHg. Pasien memiliki penyakit hipertensit. Pasien saat ini tinggal di rumah pribadi dengan istri dan 2 orang anak perempuan.u. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Tidak ada kendala dalam perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.v. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lainw. Pasien tidak bekerja, biaya kehidupan sehari-hari berasal dari uang pensiunan dan gaji istri. Biaya pengobatan didapat dari ASKES.x. Pada pasien didapatkan gejala sedang, disabilitas sedang

VI. FORMULASI DIAGNOSISBerdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

a. Diagnosis Aksis I Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Dari anamnesis didapatkan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok. Pasien merupakan bukan penggunaan zat psikoaktif (NAPZA). Maka pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi, waham. Maka pasien ini merupakan penderita gangguan psikotik (F.2). Gangguan berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Karena sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, maka pasien merupakan penderita Skizofrenia (F.20). Pada pasien ini terdapat halusinasi audiotorik serta waham bizarre, waham rujukan, dan waham kejar yang menonjol, maka pasien ini menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0). Pada pasien ini sudah diberikan terapi dan respon terhadap pengobatan baik, namun jika obat habis atau tidak diminum pasien merasa cemas dan sulit tidur. Oleh karena itu pasien didiagnosis menderita gangguan Skizofrenia Paranoid dalam Remisi Parsial (F.20.4). Karena gejala psikotik tidak nyata, maka diagnosis dapat diturunkan kehirarki dibawahnya. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi, mudah lelah, sedih dan menurunnya aktivitas atau perasaan tidak bersemangat. Maka pasien ini bukan penderita gangguan depresi. Pada pasien ini juga tidak ditemukan afek yang meningkat, senang yang berlebih dan bersemangat yang berlebihan, maka pasien ini bukan penderita gangguan manik. Karena tidak terdapat gangguan depresi dan tidak terdapat gangguan manik, maka pada pasien ini bukan penderita gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood) (F.3). Pada pasien ini didapatkan adanya gejala cemas yang tidak nyata yang terjadi setiap hari, seperti kecemasan dan sulit tidur. Karena pada pasien tidak terdapat fobia, gangguan panik, gangguan somatoform, gangguan disosiatif, gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan stres. Maka pasien ini bukan penderita Gangguan Neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stres (F.4). Karena pada pasien ini tidak ditemukan gejala gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stres yang nyata. Maka diagnosis pada pasien ini dapat diturunkan kehirarki di bawahnya. Pada pasien ini didapatkan adanya kesulitan tidur yang terjadi setiap hari yang disebabkan terlalu banyaknya hal yang dipikirkan oleh pasien dan hal tersebut mempengaruhi aktivitasnya. Karena ada kesulitan tidur yang terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan, serta peduli yang berlebihan, dan mempengaruhi aktivitas sosial dan pekerjaanya. Maka, pada pasien ini merupakan penderita Insomnia Non-organik (F.51.0).

b. Diagnosis Aksis IITumbuh kembang pasien normal. Sejak masa kanak - kanak hingga dewasa, pasien dapat tumbuh, dan berkembang sesuai dengan usianya sebagaimana anak seusianya. Pasien dapat bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya di lingkungan rumah, namun terdapat kesulitan bersosialisasi saat di tempat kerja karena pasien memiliki pribadi yang kaku dan keras kepala sehingga tidak suka untuk diajarin, serta perfeksionisme dalam menyelesaikan pekerjaanya. Karena pada pasien ini didapatkan kurang dari 3 kriteria gangguan kepribadian anankastik. Maka pasien ini merupakan penderita dengan ciri-ciri kepribadian anankastik. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai S1. Dari hasil anamnesa fungsi kognitif baik, pengetahuan pasien baik dan luas. Sehingga pasien bukan penderita gangguan retardasi mental. Karena adanya ciri-ciri kepribadian anankastik dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka pasien pada aksis II merupakan panderita dengan ciri-ciri kepribadian anankastik.

c. Diagnosis Aksis IIIPada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 140/80 mmHg dan menurut kriteria JNC7 masuk dalam Hipertensi Grade 1. Maka pada aksis III terdapat Hipertensi grade 1.

d. Diagnosis Aksis IVPasien sudah menikah. Pasien memiliki 5 orang anak dan 5 orang cucu. Hubungan pasien dengan istri dan keluarga baik. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai S1 tanpa ada kendala. Pasien saat ini sudah pension. Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari uang pensiunan dan gaji istri. Tidak ada masalah dengan perekonomian keluarga karena semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Maka pada aksis IV pada pasien ini tidak terdapat diagnosis.

e. Diagnosis Aksis VPada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 60 51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Skizofrenia Paranoid dalam Remisi Parsial (F.20.4).DD/ Insomnia Non-organik (F.51.0).Aksis II: Ciri-ciri Kepribadian Anankastik.Aksis III: Hipertensi Grade 1.Aksis IV: Tidak terdapat diagnosis. Aksis V: GAF Scale 60 51.

VIII. DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: Terdapat gangguan, dikeluarga ada yang memiliki keluhan yang serupa dengan pasien yaitu anak terakhir pasien dan Hipertensi grade 1.Psikologis: Terdapat gejala seperti kecemasan dan sulit tidur jika obat yang dikonsumsi habis.Sosioekonomi: Tidak terdapat masalah sosial dan ekonomi.

IX. PROGNOSISa. Prognosis ke Arah Baik Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh. Pasien cukup patuh minum obat dan rutin kontrol. Respon terhadap pengobatan baik. Keluhan pasien sudah berkurang.

b. Prognosis ke Arah Buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama ( 3 tahun). Dikeluarga ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Keluhan akan dirasakan kembali jika tidak minum obat.

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :Ad vitam: dubia ad bonam.Ad functionam: dubia ad bonam.Ad sanationam: dubia ad malamX. TERAPIa. Psikofarmaka Risperidon 1 x 1 mg Lorazepam 1 x 2 mg Trihexyphenidil 1 x 2 mg Asam Folat 1 x 1 tablet

b. Psikoterapi Edukasi pada pasien pentingnya untuk hadir kontrol rutin dan minum obat secara teratur. Kontrol setiap 1 bulan. Menyarankan pasien melakukan sleep hygiene. Keluarga pasien diharapkan ikut mendampingi pasien untuk kontrol rutin setiap bulan dan memberikan dukungan untuk pasien. Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas agar tidak terlalu memikirkan banyak hal. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

18