Upload
afinanisa1
View
161
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akhir Metode Geomagnetik
Intisari Percobaan
Bumi memiliki suatu medan magnet yang disebabkan oleh sumber yang
berasal dari dalam inti bumi. Metode geomagnetik merupakan salah satu metode
dalam geofisika yang memanfaatkan medan magnet bumi untuk mendeteksi
sesuatu yang ada dibawah permukaan bumi. Metode ini sering digunakan untuk
survey pendahuluan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan, mineral,
maupun sebagai monitoring kegiatan vulkanisme. Dalam metode geomagnetik,
bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi
dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada
medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya
medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik
yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya.
Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang
dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan
yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Eksplorasi
menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi
data lapangan, processing, interpretasi.
Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran
dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap
processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal),
koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali
magnetik.
I. Tujuan
Mag-01
Dapat mengetahui adanya variasi distribusi benda termagnetisasi
dibawah permukaan bumi
Metode ini banyak digunakan untuk eksplorasi pendahuluan mineral,
kemagnetan purba (paleomagnetik), benda-benda arkeologi, dll.
Mag-02
Memahami prinsip kerja alat Magnetometer Fluxgate dan PPM
Dapat mengoperasikan alat Magnetometeer Fluxgate dan PPM
Mag-03
Memahami dan mampu melakukan pengukuran geomagnetik dengan
menggunakan metode satu dan dua alat
Mag-04
Dapat menghitung anaomali magne yang telah dikoreksi dengan
koreksi diurnal, drift dan koreksi alat
Dapat membuat peta anomali magnet
Mag-05
Dapat melakukan interpretasi secara kualitatif dari peta total magnetic
intensity dan peta analitic signal (anomali residual)
PENDAHULUAN
(MAG - 01)
II. Teori Dasar
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan
menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain,
geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat
langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada
permukaan (Dobrin dan Savit, 1988).
Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam
bumi. Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis
yang paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang
memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan
struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air, dan
mutu air (Todd, 1959).
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode
pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi. Medan
alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan
gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi
serta radiasi radiokativitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit,
pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya. Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika
tampal seperti tabel dibawah ini :
Tabel 1. Beberapa Macam Metode Geofisika
Metode Parameter Yang Diukur Sifat Fisis Yang DiukurSeismik Waktu tiba gelombang
seismik pantul atau bias, amplitudo dan frekuensi gelombang seismik
Densitas dan modulus elastisitas yang menentukan kecepatan rambat gelombang seismik
Gravitasi Variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang
Densitas
berbedaMagnetik Variasi harga intensitas medan
magnetik pada posisi yang berbeda
Suseptibilitas atau remanen magnetik
Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrikElektromagnetik Respon terhadap radiasi
elektromagnetikKonduktivitas atau Induktansi listrik
Potensial Diri Potensial listrik Konduktivitas listrik
Dari berbagai macam metode seperti yang disebut di atas, metode
Geomagnetik merupakan salah satu metode yang masih banyak digunakan hingga
saat ini.
Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet
raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan
medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan
bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu,
biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan
tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan
ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan
yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga
suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat
yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin
besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan
interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan
mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet
yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada
medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau
mungkin juga bagian atas mantel.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga
keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal
yang dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal
yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan
nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut
International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5
tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata
pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun.
PENGENALAN ALAT (MAGNETOMETER)
(MAG – 02)
II. Peralatan
1. Magnetometer Fluxtage
2. Magnetometer Proton (Proton Procession Magnetometer – PPM)
III. Teori Dasar
Medan magnet bumi (Geomagnetism) adalah besaran fisis yang sangat
penting dan digunakan dalam berbagai bidang, misalnya geofisika,
kedokteran, ekspedisi luar angkasa dan banyak lainnya. Pemetaan medan
magnet merupakan hasil dari penggambaran medan magnet dalam ruang. Peta
medan magnet digunakan dalam eksplorasi geologi karena variasi dalam besar
dan arah medan magnet bumi memberikan gambaran dari permukaan bumi
bagian dalam. Terdapat beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk
mengukur kuat medan magnet bumi. antara lain: metode resonansi magnetik,
metode induksi, metode pelat Hall dan metode fluxgate.
Prinsip Fluxgate magnetometer adalah menggunakan dua buah inti material
magnetis, seperti mumetal, permaloy, ferrite dan sebagainya. Pada medan
magnet yang lemah logam tersebut mempunyai permeabilitas besar. Untuk
design umum kumparan primer (excitation coil) dililitkan pada dua buah inti
feromagnetik yang dibuat simetris tetapi arahnya berlawanan ,Sedangkan
kumparan sekunder (pick-up coil) dililitkan mengelilingi kedua inti. Lilitan
primer dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik frekuensi rendah (50-
1000 Hz), lilitan sekunder dihubungkan dengan suatu amplifier.
Gambar 1. Bentuk sederhana sensor magnetik fluxgate
Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber arus, maka pada
kumparan sekunder akan timbul arus induksi yang arahnya berlawanan. Tanpa
adanya medan magnet luar, magnetisasi kumparan akan simetris dan saling
menghilangkan. Tetapi dengan adanya medan magnet luar maka salah satu
kumparan akan mengalami flux magnet yang lebih besar dari yang lainnya, tetapi
dalam setengah gelombang berikutnya kumparan yang mengalami flux magnet
tambahan berganti dengan kumparan kedua.
Gambar 2. Variometer, menggunakan tiga komponen fluxgate
Dengan demikian pada saat yang sama kedua kumparan mempuya pulsa
yang berbeda dan keluaran dari kumparan sekunder merupakan pulsa tegangan
yang berasal dari selisih flux yang ditimbulkan kumparan primer. Tegangan pulsa
sebanding dengan medan magnet luar yang mempengaruhinya
Konfigurasi lilitan yang baik akan meningkatkan ketelitian karena medan
yang akan diukur tidak mengalami distorsi yang berasal dari inti. Sensor ini
merupakan salah satu sensor yang paling cocok untuk mengukur medan magnet
DC/AC frekuensi rendah dalam daerah medan magnet 1nT – 1mT.
III.1 Cara Menggunakan Proton Procession Megnetometer (PPM)
III.1.1 Pembacaan di Field
1. Menetapkan lintasan di GPS
2. Mengatur tanggal dan waktu bersamaan dengan alat base
- Julian date : 032 (2 februari)
- 24 Jam : 09.30
AUTO - TIME - SHIFT
(hari/ratus) (hari/puluh) (hari/satuan)
0 3 2
(jam/puluh) (jam/satuan) (menit/puluh) (menit/satuan)
0 9 3 0
ENTER
3. Tuning Alat
- Melihat peta intensitas magnet total (Jawa : 45200γ)
- Berbarengan dengan alat BS
READ - TUNE – SHIFT
(gamma/puluh ribu) (gamma/ribu) - ENTER
4 5 200
4. Pengatur nomor lintasan
LI LII LIII
5. Membaca data dan penyimpanan
READ – STORE dimulai dari 0001
6. Memanggil data dari memory
RECALL – FIELD : data dan nomor titik
RECALL – TIME : waktu
7. Menghapus data
RECALL – ERASE – ERASE (data terakhir)
8. Menghapus keseluruhannya
RECALL – SHIFT – 0 – ENTER – ERASE – ERASE
III.1.2 Pembacaan di Base
1. Mengatur tanggal dan waktu (caranya sama dengan pembacaan di
Field)
2. Tuning alat (caranya sama dengan pembacaan di Field)
3. Menentukan interval pembacaan otomatis
AUTO – SHIFT – (detik/ratus) – (detik/puluh) – (detik/satuan)
3 0 0
ENTER
4. Menghentikan pembacaan
AUTO - CLEAR
PENGAMBILAN DATA GEOMAGNETIK
(MAG - 03)
II. PERALATAN
1. Magnetometer Proton (Proton Procession Magnetometer – PPM)
2. Kompas
3. Jam
III. Teori Dasar
Dalam pengambilan data magnetik dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu secara looping, base rover, atau gradient vertikal. Perbedaan dalam
beberapa cara tersebut hanaya di tekankan dalam penggunaan instrument
dalam pengukuran.
1. Looping
Pengukuran yang dimulai dari base dan di akhiri di base lagi. Pengukuran
looping ini hanya menggunakan satu alat PPM yang menjadi base dan
rover. Dimana sekaligus pengukuran looping ini mencatat nilai variasi
harian dan intensitas medan magnet total.
2. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan dua buah alat PPM dimana satu buah
untuk pengambilan data base yang penempatan alat PPM tersebut di
tempatkan pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai variasi
harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan
guna mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
3. Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukuran sama dapat
dilakuakan secara looping atau base-rover, hanya saja perbedaannya pada
pemakaian sensor. Jumlah sensor yang di gunakan 2 buah sensor.
Biasanya untuk pemetaan medan magnet total dan variasi gradient vertikal
medan magnet.
Untuk pengukuran geomagnetik itu sendiri yang secara valid, umum,
standar dalam pengukuranya yaitu mengguanak base-rover. Sedangkan
untuk looping dan gradient vertikal jarang di gunakan dalam pengukuran
secara umum . Gradien vertikal juga hanya di gunakan pengukuran untuk
mengetahui batas litologi suatu lapangan saja.
3.1 PROSEDUR PENGUKURAN
3.1.1 Pengukuran dengan Satu Alat
Harus membentuk looping, caranya :
1. Melakukan pengukuran di Base Stasioon (BS)
2. Melakukan pengukuran pada lintasan 1 dari stasiun 1 sampai
stasiun 6 (misalnya) kemudian kembali ke BS dan melakukan
lagi pengukuran.
3. Melakukan pengukuran pada lintasan II dari ST-1 sampai ST-6
dan kembali lagi ke BS.
4. Selanjutnya begitu seterusnya sampai lintasan terakhir
3.1.2 Pengukuran dengan Dua Alat
1. Alat pertama mengukur di BS secara berulang dengan selang
waktu pengukuran tertentu.
2. Alat kedua mengukur di stasiun-stasiun pada semua lintasan.
PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET
(MAG - 04)
II. Peralatan
1. Data pengukuran magnet
2. Kertas mmBlock
3. Kalkulator
III . Teori Dasar
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka
dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada
setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF
dan topografi.
1. Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari
dalam satu hari.
Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu
pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran)
yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi
harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang
terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka
koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang
terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan
ΔH = Htotal ± ΔHharian
2. Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan
magnetik luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain
adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan
koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan
koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara mengurangkan
nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian
pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan
koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai berikut :
ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0
Dimana H0 = IGRF
3. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik
sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai
aturan yang jelas. Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya
adalah dengan membangun suatu model topografi menggunakan pemodelan
beberapa prisma segiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan,
nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga
model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan magnetik
(ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah
dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliska sebagai
ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 - ΔHtop
Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang
terukur dilapangan, maka diperoleh data anomali medan magnetik total di
topogafi. Untuk mengetahui pola anomali yang diperoleh, yang akan
digunakan sebagai dasar dalam pendugaan model struktur geologi bawah
permukaan yang mungkin, maka data anomali harus disajikan dalam bentuk
peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang diukur dar suatu bidang
pembanding tertentu.
Reduksi ke Bidang Datar
Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik,
maka data anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus
direduksi atau dibawa ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan,
karena proses pengolahan data berikutnya mensyaratkan input anomali medan
magnetik yang terdistribusi pada biang datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan magnetik ke bidang
datar, antara lain : teknik sumber ekivalen (equivalent source), lapisan ekivalen
(equivalent layer) dan pendekatan deret Taylor (Taylor series approximaion),
dimana setiap teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pengangkatan ke Atas
Pengangkatan ke atas atau upward continuation merupakan proses
transformasi data medan potensial dari suatu bidang datar ke bidang datar lainnya
yang lebih tinggi. Pada pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi
sebagai filter tapis rendah, yaitu unutk menghilangkan suatu mereduksi efek
magnetik lokal yang berasal dari berbagai sumber benda magnetik yang tersebar
di permukaan topografi yang tidak terkait dengan survei. Proses pengangkatan
tidak boleh terlalu tinggi, karena ini dapat mereduksi anomali magnetik lokal yang
bersumber dari benda magnetik atau struktur geologi yang menjadi target survei
magnetik ini.
Koreksi Efek Regional
Dalam banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi target
survei selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lain yang
berasal dari sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi.
Anomali magnetik ini disebut sebagai anomali magnetik regional. Untuk
menginterpretasi anomali medan magnetik yang menjadi target survei, maka
dilakukan koreksi efek regional, yang bertujuan untuk menghilangkan efek
anomali magnetik regioanl dari data anomali medan magnetik hasil pengukuran.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh anomali
regional adalah pengangakatan ke atas hingga pada ketinggian-ketinggian tertentu,
dimana peta kontur anomali yang dihasilkan sudah cenderung tetap dan tidak
mengalami perubahan pola lagi ketika dilakukan pengangkatan yang lebih tinggi.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106 km
2..
2. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal
(crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang
mengandung mineral bermagnet seperti magnetite ( ),
titanomagnetite ( ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari
pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan
(anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan
oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet
remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu
pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa
kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang
diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan
induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam
survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976),
sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku :
dengan : : medan magnet total bumi
: medan magnet utama bumi
: medan magnet luar
: medan magnet anomali
Pengaksesan Data IGRF
IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field.
Merupakan medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF
merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk
nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di
permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei
geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi
nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai
yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik (ΔHr0).
Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik
total dari hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran.
Meskipun nilai IGRF tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama
dengan nilai sudut inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat
memasukkan pemodelan dan interpretasi.
Anomali Medan Magnet Bumi
Anomali medan magnet bumi adalah perbedaan nilai medan magnet antara
hasil pengamatan dan medan magnet teoritis (IGRF). Berdasarkan sifat medan
magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pembentuk batuan, maka bentuk medan
magnetik anomali yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya tergantung pada :
a. Inklinasi medan magnet bumi di sekitar benda penyebab.
b. Geometri dari benda penyebab.
c. Kecenderungan arah dipole-dipole magnet di dalam benda penyebab.
d. Orientasi arah dipole-dipole magnet benda penyebab terhadap arah medan
bumi.
Asal mula pembangkitan medan magnetik bumi
Empat model untuk mengetahui asal mula pembangkitan medan magnetik bumi:
a. Adanya dipol magnetik di pusat bumi
b. Magnetisasi secara seragam yang mempengaruhi inti bumi.
c. Magnetisasi secara seragam yang mempengaruhi bumi secara keseluruhan
d. Sistem arus listrik yang mengalir di sekitar batas inti dan mantel
Magnetisme Mineral dan Batuan (bahan)
Sifat magnet makroskopik suatu bahan timbul dari momen magnet atom-
atom dan molekul-molekulnya. Bahan yang berbeda akan memiliki ciri khas yang
berbeda di dalam suatu medan magnet yang bekerja dalam suatu medan magnet
yang bekerja pada bahan itu. Secara umum, ada 4 jenis sifat magnet yang utama,
yaitu :
Gambar1. Contoh Bahan Magnetik
1. Diamagnetik
Magnetisasi melawan arah medan yang bekerja atau dengan kata lain
suseptibilitasnya negatif. Walaupun semua bahan bersifat diamagnetik, bahan-
bahan ini mempunyai sifat magnet ynag lemah dan mungkin saja tersamar oleh
bentuk lain yang kuat. Hal ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lintasan orbit elektron di dalam atom-atom bahan tersebut karena medan
yang bekerja. Suseptibilitas diamagnetik kecil, bernilai negatif dan tidak
bergantung pada temperatur. Contoh bahan ini adalah quartz dan calcite.
2. Paramagnetik
Pada paramagnetik, atom-atom dan molekul-molekul bahan memiliki
momen magnet orbital atau spin netto yang mampu diatur sejajar dengan arah
medan yang bekarja. Maka akan terdapat suseptibilitas positif (namun kecil) yang
bergantung pada temperatur dan permeabilitas relative sedikit lebih dari satu.
Paramagnetik ditemukan di dalam seluruh atom dan molekul yang memiliki
elektron yang tidak berpasangan, misalnya atom bebas, ardikal bebas, dan
senyawa logam transisi yang mengandung ion dengan kulit elektron yang tidak
terisi penuh.
Gambar 2. Contoh paramagnetisme ditemukan pada biotite, pyrite.
3. Ferromagnetik
Pada bahan ferromagnetik, dalam selang temperatur tertentu, terdapat
momen magnet atomik netto, yang tersusun sejajar sehingga magnetisasi tetap ada
walaupun setelah medan yang bekerja dihilangkan. Suseptibilitas magnetik
bernilai positif dan besar.
Dibawah temperatur tertentu, yang disebut titik Curie (temperatur Curie), medan
magnet yang semakin besar yang diberikan pada suatu bahan ferromagnetik akan
meningkatkan magnetisasi hingga suatu nilai yang tinggi yang disebut
magnetisasi jenuh. Contoh ferromagnetic ditemukan pada magnetite, hematite.
4. Antiferromagnetik
Beberapa logam, paduan, dan garam unsur transisi menunjukkan
magnetisme jenis lain yang disebut antiferromagnetik. Hal in terjadi pada
temperature tertentu, yang disebut temperature Neel, yaitu bila susunan momen
magnet atomic yang teratur terbentuk dengan sendirinya. Pada keadaan in momen
yang berselang-seling memiliki arah yang berlawanan. Oleh karena itu, tidak ada
momen magnet resultan bila tidak ada medan yang bekerja. Misalnya pada
mangan fluorida, susunan antisejajar in terjadi di bawah temperatur Neel, yaitu
72K.
INTERPRETASI
(MAG - 05)
II. Peralatan
1. Peta total magnetik intensity
2. Peta analytical signal
III . Teori Dasar
Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu
interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola
kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda
termagnetisasi atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola
anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi
geologi setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur geologi,
yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Hasil interpretasi kualitatif sangat penting dalam menyusun model interpretasi
secara numerik.
Arah Polarisasi Magnet
Ditentukan dengan cara :
- Memperhatikan kontur anomali magnet yang bersifat closure.menutup
- Mencari pasangan-pasangan closure positif dan negatif dan menentukan
arah pasangan yang dominan
- Garis hubung antara pusat closure negatif dan positif merupakan arah
induksi magnetik yang berpasangan/dipole
Menentukan Strike Benda Anomali
Strike benda anomali dapat ditentukan dari bentuk kontur yang
memanjang
Memperkirakan Benda Anomali
Membuat penampang dari kontur sepanjang garis induksi magnetik dan
perkiraan benda anomali berdasarkan kurva teoritis yang terdapat dalam literatur-
literatur.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan
kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis.
Untuk melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu
dengan lainnya mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh,
sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran. Beberapa pemodelan yang
biasa digunakan yaitu pemodelan dua setengah dimensi dan pemodelan tiga
dimensi.
DATA HASIL PERCOBAAN
Data Hasil Praktikum
Pada praktikum kali ini, praktikan dibagi menjadi dua kelompok dalam
pengukuran gravity di kampus Unpad Jatinangor menjadi area atas dan bawah
dengan satu magnetometer sebagai base dengan setting-an 5 menit sekali. Area
atas menggunakan magnetometer tipe gun dan area bawah magnetometer PPM G-
856. Berikut data yang didapat:
data base g-856no waktu pembacaan1 9:27:00 AM 45215.62 9:32:00 AM 45226.23 9:37:00 AM 452314 9:42:00 AM 45231.25 9:47:00 AM 45231.66 9:52:00 AM 452317 9:57:00 AM 45231.88 10:02:00 AM 45231.29 10:07:00 AM 45233.410 10:12:00 AM 45233.811 10:17:00 AM 45233.812 10:22:00 AM 45234.213 10:27:00 AM 45234.614 10:32:00 AM 45232.215 10:37:00 AM 4523516 10:42:00 AM 45235.217 10:47:00 AM 45235.818 10:52:00 AM 45235.819 10:57:00 AM 45235.620 11:02:00 AM 45235.821 11:07:00 AM 45235.822 11:12:00 AM 45236.223 11:17:00 AM 45235.224 11:22:00 AM 45235.825 11:27:00 AM 45235.826 11:32:00 AM 45235.627 11:37:00 AM 4523628 11:42:00 AM 4523629 11:47:00 AM 45235.6
30 11:52:00 AM 45234.231 11:57:00 AM 45233.832 12:02:00 PM 45233.233 12:07:00 PM 45232.234 12:12:00 PM 45232.235 12:17:00 PM 45230.236 12:22:00 PM 45231.637 12:27:00 PM 45228.838 12:32:00 PM 45228.239 12:37:00 PM 45227.440 12:42:00 PM 45225.841 12:47:00 PM 45223.242 12:52:00 PM 45223.643 12:57:00 PM 4522244 1:02:00 PM 45221.645 1:07:00 PM 45220.446 1:12:00 PM 45217.8
Data Station
data field atasno stasiun waktu pembacaan longitude latitude keterangan
1 Base 9:35:00 AM 45260107.7748 -6.92708
Lap. Merah
2 Field 1 9:50:00 AM 45030107.7731 -6.92742
dekanat MIPA
3 Field 2 10:01:00 AM 45210107.7714 -6.92742
Biologi
4 Field 3 10:08:00 AM 45103107.7712 -6.9245
Fapet
5 Field 4 10:18:00 AM 45100107.7703 -6.92336
FPIK
6 Field 5 10:24:00 AM 45140107.7694 -6.92189
Asrama 2
7 Field 6 10:32:00 AM 45170107.7709 -6.92156
Rektorat
8 Field 7 10:44:00 AM 45290107.7726 -6.92188
Bundaran PPBS
9 Field 8 11:01:00 AM 44800107.774 -6.92253
Dekat Bale
10 Field 9 11:41:00 AM 45170107.7749 -6.92347
Kandang Kelinci
11 Field 10 11:48:00 AM 45150107.776 -6.92494
Pasca Fikom
12 Field 11 12:02:00 PM 45360107.7764 -6.92569
Dekanat Fikom
13 Field 12 12:15:00 PM 44990107.7746 -6.92506
Belakang Fikom
14 Field 13 12:23:00 PM 44780107.7737 -6.92311
Belakang PPBS
15 Base 12:47:00 PM 45240107.7748 -6.92708
Lap. Merah
data field bawahno stasiun waktu pembacaan longitude latitude keterangan
1 Base 9:31:13 AM 45216107.7748 -6.92708
Lap. Merah
2 Field 1 9:49:25 AM 45148107.7733333 -6.92763889
Lap.Parkir Fisika
3 Field 2 10:09:03 AM 45386107.7737222 -6.92855556
Fak. Psikologi
4 Field 3 10:23:10 AM 45200107.7741111 -6.92888889
Lap. Parkir FK
5 Field 4 10:31:05 AM 45358107.7753333 -6.93130556
Angkot Gratis
6 Field 5 10:46:05 AM 45577107.7769444 -6.93147222
Kantin Gerlam
7 Field 6 10:57:55 AM 45118107.7776389 -6.93036111
Belakang GOR
8 Field 7 11:18:25 AM 45400107.7777778 -6.92822222
Dapan Bale
9 Field 8 11:23:25 AM 45036107.7767778 -6.92608333
F. Kep
10 Field 9 12:07:20 PM 45288107.7758889 -6.92547222
Fikom
11 Field 10 12:16:35 PM 45841107.7753333 -6.92644444
Belakang Fikom
12 Field 11 12:28:35 PM 45030107.7761111 -6.92841667
Taman Sastra
13 Field 12 12:36:35 PM 45199107.7761667 -6.93
Bundaran cinta
14 Field 13 12:50:35 PM 45045107.7750278 -6.92852778
Belakang FKG
15 Base 1:05:00 PM 45672107.7748 -6.92708
Lap. Merah
PENGOLAHAN DATA
1. Data Magnet di Base beserta Rata-ratanya
no waktu pembacaan base (nT)
rata-rata Variasi Harian
1 9:27:00 AM 45215.6 45230,93478 -15,334782612 9:32:00 AM 45226.2 45230,93478 -4,7347826093 9:37:00 AM 45231 45230,93478 0,0652173914 9:42:00 AM 45231.2 45230,93478 0,2652173915 9:47:00 AM 45231.6 45230,93478 0,6652173916 9:52:00 AM 45231 45230,93478 0,0652173917 9:57:00 AM 45231.8 45230,93478 0,8652173918 10:02:00 AM 45231.2 45230,93478 0,2652173919 10:07:00 AM 45233.4 45230,93478 2,46521739110 10:12:00 AM 45233.8 45230,93478 2,86521739111 10:17:00 AM 45233.8 45230,93478 -7,13478260912 10:22:00 AM 45234.2 45230,93478 3,26521739113 10:27:00 AM 45234.6 45230,93478 3,66521739114 10:32:00 AM 45232.2 45230,93478 1,26521739115 10:37:00 AM 45235 45230,93478 4,06521739116 10:42:00 AM 45235.2 45230,93478 4,26521739117 10:47:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739118 10:52:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739119 10:57:00 AM 45235.6 45230,93478 4,66521739120 11:02:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739121 11:07:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739122 11:12:00 AM 45236.2 45230,93478 5,26521739123 11:17:00 AM 45235.2 45230,93478 4,26521739124 11:22:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739125 11:27:00 AM 45235.8 45230,93478 4,86521739126 11:32:00 AM 45235.6 45230,93478 4,66521739127 11:37:00 AM 45236 45230,93478 5,06521739128 11:42:00 AM 45236 45230,93478 5,06521739129 11:47:00 AM 45235.6 45230,93478 4,66521739130 11:52:00 AM 45234.2 45230,93478 3,26521739131 11:57:00 AM 45233.8 45230,93478 2,86521739132 12:02:00 PM 45233.2 45230,93478 2,26521739133 12:07:00 PM 45232.2 45230,93478 1,26521739134 12:12:00 PM 45232.2 45230,93478 1,26521739135 12:17:00 PM 45230.2 45230,93478 -0,73478260936 12:22:00 PM 45231.6 45230,93478 0,66521739137 12:27:00 PM 45228.8 45230,93478 -2,134782609
38 12:32:00 PM 45228.2 45230,93478 -2,73478260939 12:37:00 PM 45227.4 45230,93478 -3,53478260940 12:42:00 PM 45225.8 45230,93478 -5,13478260941 12:47:00 PM 45223.2 45230,93478 -7,73478260942 12:52:00 PM 45223.6 45230,93478 -7,33478260943 12:57:00 PM 45222 45230,93478 -8,93478260944 1:02:00 PM 45221.6 45230,93478 -9,33478260945 1:07:00 PM 45220.4 45230,93478 -10,5347826146 1:12:00 PM 45217.8 45230,93478 -13,13478261
Dari data base yang sudah didapatkan diatas dapat di plot menjadi grafik dibawah
ini :
a. Grafik Data Base Magnet
b.