Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
154/ILMU PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
OPTIMALISASI PRODUKSI PADI VARIETAS UNGGUL LOKAL DAN
UNGGUL BARU DENGAN SISTEM TANAM TERINTEGRASI DI
BAWAH TEGAKAN KELAPA SAWIT
Tahun ke- 1 dari rencana 1 tahun
Ir.ALRIDIWIRSAH, M.M NIDN : 0107026401
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
AGUSTUS 2017
2
3
RINGKASAN
Sampai saat ini produksi padi Indonesia belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat, dimana lokasi sawah yang ada banyak beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
sehingga mengganggu kestabilitas pangan. Daerah yang dahulunya merupakan lumbung padi
kini berubah menjadi perkebunan kelapa sawit, akibatnya swasembada pangan tidak
terpenuhi. Konversi lahan dari padi ke budidaya kelapa sawit terutama di lahan sawah tanpa
fasilitas irigasi yang terjadi secara besar-besaran dapat menyebabkan masalah keamanan
pangan. Oleh karena itu jalur untuk mengatasi masalah tersebut adalah prasyarat untuk
dikembangkan. Percobaan dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil kinerja berbagai jenis
kultivar indiferen (varietas unggul lokal) dan budidaya padi unggul baru di bawah populasi
sistem budidaya kelapa sawit yang berbeda dengan tujuan untuk mengetahui budidaya padi
yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan hasil panennya secara terus menerus.
Kebaruan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah ditemukan metode integrasi
budidaya tanaman padi dengan kelapa sawit secara berkelanjutan yang dapat
mempertahankan ketahanan pangan baik ditingkat petani maupun tingkat nasional melalui
produktivitas lahan yang optimal. Tujuan jangka panjang adalah untuk mendapatkan model
atau konsep yang tepat tentang integrasi padi dengan kelapa sawit dimana alih fungsi lahan
tersebut dapat menguntungkan kedua pihak yaitu pada level petani meningkatkan
perekonomian mereka, sedangkan pada pihak pemerintah kestabilan ketahanan pangan tetap
terjaga. Target khususnya adalah untuk menemukan varietas padi sawah unggul lokal dan
unggul baru yang dapat tumbuh optimal dengan sistem tanam terintegrasi di bawah tegakan
kelapa sawit sehingga penggunaan lahan menjadi optimal.
Budidaya kelapa sawit Berdasarkan percobaan yang disusun dengan menggunakan
perancangan split-split-plot dan hasil analisis data yang diperoleh, perbedaan budidaya sistem
populasi kelapa sawit sebagai plot utama (P1: 143 stand palm per hektar, P2: 107 tegakan
sawit per hektar, dan P3 : 72 tegakan sawit per hektar), sistem budidaya padi sebagai sub plot
(J1: legowo sistem 2 baris tanaman: 1 baris kosong, J2: legowo 4: 1, J3: sistem genteng 20
cm x 20 cm, dan J4: sistem genteng 25 cm x 25 cm, sedangkan kultivar padi digunakan
sebagai sub sub plot (V ¬1: Kuku Kalam, V2: Ramos (kultivar endogen), V3: Inpari 10, dan
V4: Inpari Sidenuk (varietas unggul baru), semua kultivar digunakan telah diadaptasi
pertumbuhannya di bawah sistem budidaya kelapa sawit.Namun, kultivar yang paling cocok
digunakan adalah Ramos yang diikuti oleh Kuku Balam (kultivar endogen) yang tumbuh di
bawah populasi kelapa sawit seluas 72 batang pohon kelapa per hektar.Kedua kultivar
menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yang signifikan (84.81 dan 79.91 cm), jumlah anakan
produktif tertinggi yang signifikan ( 5,27 dan 5,87), luas daun (32,26 dan 32,90 cm2), indeks
panen (0,35 dan 0,43 kg), panjang malai (27,39 dan 27,28 cm), jumlah bulir per malai (
178,15 dan 178,35), berat 1000 biji (26,99g dan 27,29) dan produksi per Ha (3,8 dan 4,5 ton
per hektar) masing-masing.
Kata kunci: optimalisasi lahan, integrasi, produksi, kelapa sawit, padi.
4
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir program penelitian disertasi doktor ini.
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalisasi produksi padi
varietas unggul lokal dan unggul baru dengan sistem tanam terintegrasi di bawah tegakan
kelapa sawit, yang diharapkan nantinya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan lestari
selama usia produktif tanaman kelapa sawit sebagai upaya mendukung program pemerintah
dalam rangka swasembada pangan serta meminimalisir alih fungsi lahan.
Terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi yang telah mengikutsertakan penulis dalam program hibah ini. Kepada rektor UMSU
yang selalu memberi apresiasi, LP2M UMSU yang memfasilitasi, dan semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari, bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan serta tidak
luput dari adanya kekurangan baik isi maupun kaidah penulisan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis,
Ir. Alridiwirsah, M.M
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. .............. 2 RINGKASAN .............................................................................................................................. 3
PRAKATA ............................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 5
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 6 DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ 7
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 8
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 12
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .................................................... 14
Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 14
Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 14
BAB 4. METODE PENELITIAN ....................................................................................... 15
Tahapan Penelitian ........................................................................................................ 15
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ..................................................... 18
Luaran Capaian ............................................................................................................... 21
BAB 6. RENCANA DAN TAHAPAN BERIKUTNYA ....................................... 22
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 25
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ringkasan anggaran biaya penelitiandisertasi doktor ................................. 17
Tabel 2. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 17
Tabel 3. Rataan tanggap komponen vegetatif dengan varietas padi unggul lokal
dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.. ......................................... 18
Tabel 4. Rataan tanggap komponen fisiologis tanaman padi dengan varietas padi
unggul lokal dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.. .................... 18
Tabel 5. Rataan tanggap komponen hasil tanaman padi dengan varietas padi
unggul lokal dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit... .................. 19
Tabel 6. Rataan tanggap komponen produksi tanaman padi dengan varietas padi
unggul lokal dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.. .................... 20
Tabel 7. Luaran Capaian. .......................................................................................... 21
Tabel 8. Rencana Dan Tahapan Berikutnya .............................................................. 22
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta jalan (road map ) penelitian ............................................................ 13
Gambar 2. Bagan penelitian ..................................................................................... 16
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi anggaran penelitian............................................................. 25
Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian ......................................... 27
Lampiran 3. Biodata peneliti .................................................................................... 28
Lampiran 4. Surat Pernyataan Peneliti ..................................................................... 32
9
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketahanan pangan (food security) merupakan salah satu tantangan pertanian di abad
21 dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan. Ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan seseorang, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutu, aman, beragam, bergizi, merata, terjangkau serta berkelanjutan. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan tersebut perlu adanya peningkatan hasil panen tanaman padi
baik per hektar maupun pertahunnya. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu bahan
makanan pokok yang paling penting untuk manusia. Diasumsikan sekitar 40% populasi di
dunia mengkonsumsi beras. Untuk Asia yang sekitar 3 milyar penduduknya tergantung dari
bahan pangan beras (Smith et al., 2003). Diperkirakan permintaan beras pada tahun 2025
akan meningkat 60% dibandingkan sekarang ini agar dapat memenuhi kebutuhan pangan
tersebut.
Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk 237 juta jiwa (sensus 2010) dengan
makanan utama mayoritas (95%) penduduknya adalah nasi. Konsumsi beras sekitar 137
kg/kapita/tahun, maka diprediksi kebutuhan akan beras pada tahun 2020 untuk rakyat
Indonesia mencapai 35,97 juta ton/tahun (BPTP, 2013). Dimana luas lahan sawah di
Indonesia mencapai 8,061 juta hektar terdiri dari sawah irigasi 4,896 juta hektar dan sawah
non irigasi mencapai 3,16 juta hektar (BPS, 2011) sangat berpotensi untuk meningkatkan
hasil panen padi. Diharapkan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) dengan
target produksi naik setiap tahunnya sebanyak 5% .
Sumatera Utara yang sebagian besar lahannya telah menjadi perkebunan kelapa sawit
sehingga areal perkampungan tertarik untuk menanam sawit karena menjanjikan perobahan
status sosial yang tinggi. Dari pemikiran ini lahirlah konsep alih fungsi lahan karena faktor
sarana dan prasarana dalam bercocok tanam sawit tersedia. Penurunan luas lahan sawah di
Sumatera Utara dalam dekade (2003 dan 2013) akibat alih fungsi menjadi kelapa sawit
mencapai 52.243 ha (BPS Sumut, 2014). Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) merupakan
salah satu sentra perkebunan kelapa sawit dan padi di Sumatera Utara yang tidak terlepas dari
akibat alih fungsi lahan dimana luas lahan sawah mengalami penurunan setiap tahunnya,
sedangkan luas lahan dan produksi kelapa sawit rakyat mengalami peningkatan. Dari delapan
kabupaten dan kota yang mengalami penurunan luas baku lahan sawah pada 2012, kabupaten
10
Labuhanbatu Utara diperingkat pertama dengan luas mencapai 7.444 hektar atau setara 24,61
persen (BPS Kabupaten Labuhan Batu, 2011). Hasil observasi penulis yang dilaporkan dalam
bentuk kajian topik khusus diketahui bahwa akibat dari alih fungsi lahan sawah menjadi
kelapa sawit maka terjadi penurunan produksi sebesar 11.016 ton gabah kering ataus ekitar
5.728 ton beras pada tahun 2011 (Alridiwirsah, 2013). Dampak alih fungsi lahan sawah
menjadi sawit sangat tinggi dijumpai pada kecamatan Kualuh Hilir. Berdasar data kecamatan
dalam angka lima tahun terakhir (tahun 2008 s/d 2013), terlihat bahwa terjadi penyusutan
luas sawah di kecamatan tersebut dari 15.395 menjadi 13.471,4 (12,5% ).
Dalam pelaksanaan alih fungsi ini petani masih melakukan penanaman padi disela
tanaman sawit muda. Namun sistem tanam yang digunakan petani belum menghasilkan
produksi yang maksimal (< 3 ton/ha). Faktor rendahnya produksi kemungkinan karena
pengaruh draenase yang buruk, kerapatan sawit yang tinggi sehingga tanaman padi kurang
mendapat cahaya, hal ini tentunya menjadi kendala dalam pola tanam kelapa sawit dan padi.
Sejumlah varitas unggul lokal (VUL) yang digunakan petani seperti KKB, Ramos, Sigodang
dan varitas unggul baru (VUB) seperti Mekongga, Ciherang juga belum menunjukkan hasil
yang memuaskan. Beberapa alternatif untuk meningkatkan produktifitas tanaman padi dan
juga bagi kelapa sawit diantaranya memperbaiki draenase/membuat tapak timbun,
menentukan jarak tanaman sawit yang akan ditumpangsarikan dengan padi dan menggunakan
pupuk kimia dan atau organik serta mencari varietas yang sesuai dengan kondisi dan sistem
ini. Dalam sistem ini belum banyak yang mencoba melakukan penanaman padi sawah di
bawah tegakan kelapa sawit, namun untuk padi gogo hal tersebut telah sering dilakukan.
Menanam padi gogo dibawah naungan seperti di lahan karet muda menunjukkan
hampir semua tanaman padi gogo tidak dapat berkembang dan berproduksi dengan baik
(Haris, 1999, Ginting, 2014). Produksi padi gogo bisa turun hingga 70-90% jika ditanam
dibawah naungan >50% dibandingkan dengan cahaya normal (Lubis dkk, 1993, Cabuslay et
al., 1995 ; Murty dan Sahu, 1987). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa naungan
mempengaruhi tingkat produktivitas padi gogo. Situasi penanaman padi sawah dengan
naungan belum banyak diteliti sehingga rujukan sulit ditemukan.
Permasalahan utama adalah bagaimana cara pemerintah untuk meningkatkan
produksi beras secara terus menerus terutama pada tingkat petani yang lahan penanaman
padinya tidak begitu luas. Bercocok tanam padi dilihat pada sisi ketahanan pangan nasional
11
berperan sebagai penyedia lapangan kerja bagi sekitas 20 juta rakyat pedesaan sehingga
fungsinya menjadi sangat penting dan strategis. Petani juga ingin usaha taninya semakin
meningkat karena akan dapat merubah status kehidupan sosial mereka seperti dapat
menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Namun masalah ketidakstabilan harga
gabah pada tingkat petani menjadi kendala bagi petani untuk meningkatkan hasil padinya.
Kendala ini merupakan momok yang menakutkan bagi petani, karena apabila hasil gabah
tinggi tapi harga turun maka pendapatan mereka menjadi berkurang karena biaya produksi
yang tinggi. Untuk mengatasi permasalahan kerugian tersebut, pada umumnya petani akan
berfikir untuk melakukan konversi lahan atau alih fungsi lahan ke tanaman yang lain.
Komoditi yang selalu menjadi alteratif bagi petani adalah tanaman perkebunan yakni kelapa
sawit.
Alih fungsi lahan ini sepertinya dapat mengatasi keluhan petani tentang penghasilan
mereka pertahunnya. Dengan harga komoditi kelapa sawit yang relatif stabil di tingkat petani,
membuat petani menjadi yakin akan komoditi perkebunan tersebut. Sehingga banyak petani
padi yang mengalih fungsikan lahan mereka ke tanaman kelapa sawit. Dampaknya sangat
terasa pada petani yaitu kehidupan sosial mereka yang semakin meningkat, tetapi pada
tingkat pemerintahan daerah maupun pusat berakibat negatif dalam ketahanan pangan.
Kehilangan lahan tanaman padi mengakibatkan turunnya produksi padi baik di tingkat petani
maupun daerah. Permasalahan utama adalah sejauhmana petani memahami akan fungsi
ketahanan pangan terutama untuk swasembada pangan mereka dan keluarganya. Dari uraian
latar belakang di atas, maka bagaimana cara meningkatkan pendapatan petani menjadi lebih
baik dengan tidak mengganggu ketahanan pangan baik ditingkat petani maupun nasional.
Kebaruan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah ditemukan metode integrasi
budidaya tanaman padi dengan kelapa sawit secara berkelanjutan yang dapat
mempertahankan ketahanan pangan baik ditingkat petani maupun tingkat nasional melalui
produktivitas lahan yang optimal.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu bahan makanan pokok yang paling penting
untuk manusia, yang luas lahannya dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Pada periode
1999-2002 konversi lahan sawah rata-rata sekitar 187.720 ha/tahun (Ritung dan Hidayat,
2007). Menjadi kendala dalam peningkatan produksi beras (Nurlaili, 2011). Lahan sawah
beralih fungsi menjadi kelapa sawit di Sumatera Utara dalam dekade (2003 dan 2013)
mencapai 52.243 ha (BPS Sumut, 2014). Produksi menurun sebesar 11.016 ton gabah kering
atau sekitar 5.728 ton beras akibat alih fungsi lahan sawah tadah hujan menjadi kelapa sawit di
Labura (Alridiwirsah, 2013). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan padi (Oryza sativa L.)
adalah dua komoditi tanaman budidaya yang penting di Indonesia dan hampir disebahagian
belahan planet bumi. Kelapa sawit dan padi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
ekonomi Indonesia (Duke, 1996; Pahan, 2006), karenanya penelitian yang konprehensif dan
berkelanjutan perlu dilakukan terhadap seluruh aspek budidaya dan produksi tanaman ini.
Menanam padi dibawah naungan atau disela-sela tanaman perkebunan saat ini mulai
lazim dilakukan. Tanaman padi gogo di lahan karet muda dapat berkembang dan berproduksi
meskipun kurang baik (Haris, 1999, Ginting, 2014). Produksi padi turun hingga 70-90% jika
ditanam dibawah naungan >50% dibandingkan dengan cahaya normal (Lubis dkk., 1993,
Cabuslay et al., 1995; Murty dan Sahu, 1987). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa
naungan mempengaruhi tingkat produktivitas padi gogo. Pertumbuhan tanaman padi
tergantung pada genotipe dan juga panjang penyinaran (fotoperiodik), (Dogara et al, 2014).
Begitu juga hasilnya terhadap produksi, apabila pemindahan bibit lebih awal ke lapangan dapat
meningkatkan produksi padi Basmati (Akhter et al, 2007).
Petani kelapa sawit melakukan budidaya tanaman tumpang sari untuk memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari di saat kebun sawit belum menghasilkan (Alridiwirsah dkk,
2015). Bahkan setelah tanaman pokok menghasilkan, apabila sinar matahari masih mencukupi
(Barus, 2013). Pola tanam kombinasi kelapa sawit dan padi umumnya dilakukan pada lahan
kering. Situasi penanaman padi sawah dengan naungan belum banyak diteliti sehingga rujukan
sulit ditemukan.
13
Gambar 1. Peta Jalan (Road Map) Penelitian
Roadmap Penelitian Optimalisasi Produksi Padi Varietas Unggul Lokal dan Unggul Baru dengan Sistem Tanam Terintegrasi Di Bawah Tegakan Kelapa Sawit
Penelitian yang telah Penelitian Rencana arah penelitian
dilakukan beberapa yang setelah kegiatan yang
tahun sebelumnya direncanakan diusulkan
2013-2015 2016-2017 2018-2025 1. Analisis Konversi Lahan 1. Pengujian padi 1. Integrasi kelapa
Sawah Menjadi Kelapa Varietas Unggul sawit dan padi
Sawit terhadap Lokal di bawah (Nyawit-Nyawah)
Ketesediaan Beras di tegakan kelapa secara lestari
Kabupaten Labuhanbatu sawit 2. Meminimalisir alih
Utara. 2. Pengujian padi fungsi lahan sawah
2. Menyeleksi Beberapa Varietas Unggul 3. Rekomendasi
Varietas Padi Sawah Baru di di bawah 4. Aplikasi hasil
Unggul Lokal dan Unggul tegakan kelapa penelitian untuk
Baru yang Tahan di sawit mendukung program
Bawah Naungan Buatan 3. Metode integrasi ketahanan pangan
kelapa sawit - padi
14
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
1. Untuk menemukan varietas padi sawah unggul lokal dan varietas unggul baru yang dapat
tumbuh optimal pada pola tanam di bawah tegakan kelapa sawit
2. Untuk mengoptimalkan produksi padi sawah unggul lokal dan varietas unggul baru dengan
sistem tanam terintegrasi dibawah tegakan kelapa sawit.
Manfaat Penelitian
Urgensi dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dari hasil
lahan yang diintegrasikan antara tanaman padi dengan kelapa sawit melalui sistem tanamnya
sehingga lahan tersebut menjadi optimal. Disamping itu sistem dan model ini dapat menjaga
ketahanan pangan baik ditingkat petani dan nasional. Ditingkat petani dapat menemukan
varietas padi yang sesuai ditanam dengan sistem integrasi kelapa sawit di lahan sawah tadah
hujan. Sedangkan untuk tingkat Nasional sistem ini merupakan suatu cara untuk
mempertahankan ketahanan pangan Nasional dengan cara pertama yaitu ketahanan pangan di
tingkat petani. Keutamaan lain dari penelitian ini adalah optimalisasi penggunaan lahan
dalam sistem terintegrasi tanaman padi (baik varitas lokal maupun unggul) dengan kelapa
sawit di lahan tadah hujan yang berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian petani serta
ketahanan pangan tetap terjaga pada level petani dan swasembada pangan bisa tercapai.
15
BAB 4
METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian akhir dari penelitian desertasi yang diawali dengan
survei, seleksi varietas dengan uji varitas menggunakan paranet dan terkahir pengujian
varietas di lapangan. Adapun judul utamanya “optimalisasi lahan tadah hujan pada pola
tanam kelapa sawit dan padi”. Survei awal yaitu seberapa besar alih fungsi lahan padi sawah
tadah hujan menjadi tanaman kelapa sawit yang terjadi di lokasi penelitian. Kemudian
melakukan seleksi beberapa varietas padi sawah baik unggul lokal (Ramos, Kuku Balam dan
Sigodang) dan unggul baru yang tahan di bawah naungan buatan (paranet) pada bulan
Oktober 2015 sampai dengan Maret 2016 yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Pasar Miring, Desa Pasar Miring, Kecamatan Pagar
Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian tahap ini didapat
masing masing dua varietas padi unggul baru (Inpari 10 dan Sidenuk) dan juga dua varietas
unggul lokal (Ramos dan Kuku Balam) sebagai varietas yang menunjukkan hasil yang baik.
Kemudian keempat varietas tersebut diujikan di lapangan di Dusun Wonorejo 33, Desa
Sungai Sentang, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.
Dengan ketinggian tempat 3 mdpl. Berjarak ± 300 Km dari kota Medan. Untuk lebih
jelasnya, tahapan demi tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 bagan penelitian di
bawah ini.
16
Gambar 2. BAGAN PENELITIAN
JUDUL DISERTASI
PENELITIAN I
SURVEI 2013 - 2014
PENELITIAN II
Oktober 2015-Maret
2016
PENELITIAN HIBAH
DISERTASI DOKTOR
Juli 2017– Desember
2017 Di Desa Sungai Sentang
, Kecamatan Kualuh Hilir,
Kabupaten Labuhanbatu
Utara, Sumatera Utara
OPTIMALISASI LAHAN TADAH HUJAN
PADA POLA TANAM KELAPA SAWIT DAN
PADI
SEBERAPA BESAR ALIH FUNGSI LAHAN
PADI SAWAH TADAH HUJAN MENJADI
TANAMAN KELAPA SAWIT
SELEKSI BEBERAPA VARIETAS PADI SAWAH
UNGGUL LOKAL DAN UNGGUL BARU YANG
TAHAN DI BAWAH NAUNGAN
OPTIMALISASI PRODUKSI PADI VARIETAS
VUNGGUL LOKAL DAN UNGGUL BARU
DENGAN SISTEM TANAM TERINTEGRASI DI BAWAH TEGAKAN KELAPA SAWIT
Rancangan Percobaan : Petak terpisah (Split Split Plot Design). Petak utama (populasi kelapa sawit) :
P1=100% (143 phn/ha); P2=75% (107 phn/ha) ; P3 = 50% (72 pohon/ha). Anak petak (Varietas) :
Varietas unggul lokal : V1 (Ramos), V2 (Kuku
balam) dan varietas unggul baru (V3=Inpari 10 dan
V4= Sidenuk). Anak anak petak (Jarak Tanam) :
J1; legowo 2 : 1, J2 ; legowo 4 :1, J3 ; ubinan 20x20
dan J4 : 25x25.
DRAF DISERTASI
PUBLIKASI ILMIAH
DRAF DISERTASI PUBLIKASI
ILMIAH
17
4.1 Anggaran Biaya Adapun anggaran biaya yang diusulkan dapat dilihat pada ringkasan anggaran biaya pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Disertasi Doktor
No Jenis Pengeluaran Biaya yang
diusulkan (Rp)
1 Honorarium : pelaksana, petugas laboratorium, pengumpul,
pengolah, penganalisis data, dan operator 11.160.000,-
2
Bahan Habis pakai untuk ATK, fotokopi, penyusunan laporan, cetak dan jilid laporan, publikasi, pulsa, internet, bahan laboratorium dan langganan jurnal
25.190.000,-
3 Perjalanan : survei, seminar nasional, biaya akomodasi, konsumsi, perdiem/lumpsum dan transport
2.800.000,-
4 Sewa : lahan, jetor, mesin potong rumput, laboratorium, kendaraan dan peralatan penunjang penelitian lainnya
10.850.000,-
Jumlah 50.000.000,-
4.2 Jadwal Penelitian
Perencanaan penelitian ini dalam pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian
berikut ini
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Bulan ke -
No Uraian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Studi literatur
2 Persiapan bahan dan alat
3 Persiapan lahan
4 Penyemaian
5 Penanaman
7 Pengolahan data
18
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Tanggap komponen vegetatif
Tabel 3. Rataan tanggap komponen vegetatif dengan varietas padi unggul lokal dan Unggul
Baru dibawah tegakan kelapa sawit.
Varietas
Parameter
Tinggi Tanaman (cm) Luas Daun
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
V1 36.02 50.06 b 71.26 a 79.91 b 32.90 a
V2 36.76 54.09 a 71.37 a 84.81 a 32.26 a
V3 34.79 47.41 c 68.12 b 72.54 c 23.69 b
V4 35.84 45.26 c 66.90 b 72.51 c 22.78 b Note : The numbers that are not followed by the same letter in a same column or row, means significantly
different according to DMRT at 5% level.
Tabel 1 terlihat bahwa terdapat perbedaan yang jelas pola respon VUL dan VUB
dimana secara umum hasil tertinggi untuk parameter tanggap komponen vegetatif terdapat
pada VUL dan terendah pada VUB. Untuk tinggi tanaman varietas tertinggi terdapat pada
Ramos (V2) dan terendah pada varietas Inpari Sidenuk (V4) sedangkan untuk luas daun hasil
tertinggi terdapat pada Kuku Balam (V1) dan terendah juga pada varietas Inpari Sidenuk
(V4).
Dilihat dari perkembangan umur tanaman untuk masing-masing varietas terlihat tinggi
tanaman yang cenderung meningkat dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi tinggi
tanaman, selain sifat genetiknya faktor lingkungan juga sangat menentukan seperti
pemupukan, sistem tanam, dan cahaya.
Dua jenis varietas yang diteliti diketahui bahwa luas daun VUL berbeda nyata dengan
VUB (Tabel 3). Luas daun terbesar terdapat pada VUL (Kuku Balam) dan hasil terkecil
terdapat pada VUB (Inpari Sidenuk). Semakin luas daun bendera pada tanaman padi maka
diasumsikan hasil fotosintesa semakin tinggi yang seterusnya disimpan dalam bentuk bulir
padi.
Tanggap komponen fisiologis
Tabel 4. Rataan tanggap komponen fisiologis tanaman padi dengan varietas padi unggul lokal
dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.
Varietas Indeks Panen
V1 0.43 ab
V2 0.35 b
V3 0.48 ab
V4 0.55 a
Note : The numbers that are not followed by the same letter in a same column or row,
means significantly different according to DMRT at 5% level.
19
Tabel 2 terlihat bahwa VUB Inpari Sidenuk (V4) merupakan indeks panen tertinggi dan
terendah terdapat pada VUL Ramos (V2).
Tanaman padi yang ditanam di bawah tegakan kelapa sawit tentu akan mendapatkan
naungan dari tajuk tanaman kelapa sawit dimana intensitas naungan tersebut bergantung pada
jumlah populasi kelapa sawit yang menaunginya sehingga menyebabkan adanya perbedaan
indeks panen yang ditanam di bawahnya.
Tanggap komponen hasil
Tabel 5. Rataan tanggap komponen hasil tanaman padi dengan varietas padi unggul lokal dan
Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.
Varietas Jumlah Anakan
Produktif Panjang Malai
Jumlah Gabah/
Malai
Berat Gabah
1000 Biji
V1 5.87 b 27.28 a 178.38 a 27.29 c
V2 5.27 b 27.39 a 178.15 a 26.99 c
V3 5.91 b 23.29 b 125.26 b 32.31 b
V4 7.20 a 22.55 b 124.53 b 34.44 a
Note : The numbers that are not followed by the same letter in a same column or row,
means significantly different according to DMRT at 5% level.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif tertinggi terdapat pada VUB
(Inpari Sidenuk). Hal ini berbeda dengan hasil jumlah anakan dimana jumlah anakan paling
tinggi terdapat pada VUL. Pada VUL jumlah anakan lebih banyak, tetapi tidak semuanya
menjadi anakan produktif. Jumlah anakan produktif selain dipengaruhi faktor varietas juga
dipengaruhi oleh lingkungan budidaya tanaman.
Dua jenis varietas yang diteliti diketahui bahwa panjang malai VUL berbeda nyata
dengan VUB (Tabel 3). Panjang malai terpanjang terdapat pada VUL (Ramos) dan hasil
terpendek terdapat pada VUB (Inpari Sidenuk). Hal ini mengindikasikan panjang malai
berkaitan dengan tinggi tanamam padi. Tanaman padi yang lebih tinggi memiliki malai yang
lebih panjang.
Perlakuan varietas menunjukkan bahwa jumlah gabah terbanyak terdapat pada VUL
(Kuku Balam) dan terendah terdapat pada VUB (Inpari Sidenuk). Perbedaan ini disebabkan
oleh faktor genetis yang berbeda-beda dari semua varietas yang dikaji. Malai yang panjang
akan menghasilkan jumlah gabah yang lebih banyak.
Varietas Inpari Sidenuk (VUB) merupakan berat gabah 1000 biji terberat dan terendah
terdapat pada Ramos (VUL). Varietas Inpari Sidenuk memiliki berat 34.44 dan varietas
Ramos memiliki berat 26.99. Berat 1000 biji tidak bergantung pada panjang malai dan
jumlah bulir per malai tetapi untuk mengetahui bobot biji dari suatu varietas.
20
Tanggap komponen produksi
Tabel 6. Rataan tanggap komponen produksi tanaman padi dengan varietas padi unggul lokal
dan Unggul Baru dibawah tegakan kelapa sawit.
Varietas Produksi Gabah Ton/Ha
V1 4.47 a
V2 3.80 ab
V3 3.63 ab
V4 s3.48 b
Note : The numbers that are not followed by the same letter in a same column or row,
means significantly different according to DMRT at 5% level.
Dua jenis varietas yang diteliti diketahui bahwa produksi gabah per plot tertinggi
terdapat pada VUL Kuku Balam (V1) dan terendah terdapat pada VUB Inpari Sidenuk (V4)
(Tabel 4). Hasil ini sejalan dengan hasil pada parameter jumlah gabah per malai dimana hasil
tertinggi juga terdapat pada VUL. Hal ini bertentangan dengan deskripsi varietas yang
menyatakan bahwa varietas unggul baru lebih tinggi produksinya dibandingkan varietas
unggul lokal. Terjadinya perbedaan hasil penelitian dengan deskripsi dari varietas-varietas
yangg diujii menunjukkan bahwa selain faktor genetik, faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi pertumbuhan dan hasill suatu tanaman.
21
Tabel 7. Luaran Capaian
No Jenis Luaran Indikator Capaian
Publikasi Ilmiah1)
Internasioanl Bereputasi submitted
1 Nasional Terakreditasi Tidak ada
2
Pemakalah dalam Internasional ada
Pertemuan Ilmiah2)
Nasional Sudah dilaksanakan
3 Teknologi Tepat Guna3
Tidak ada
4 Model/purwarupa/Desain/karya seni/rekayasa sosial draf
5 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)5)
2
6 Draf Disertasi Dalam Bimbingan
22
BAB 6
RENCANA DAN TAHAPAN BERIKUTNYA
Tabel 8. Rencana Dan Tahapan Berikutnya
No Tahapan Berikutnya Tahun Pelaksanaan
1
Menyusun Buku Ajar Tentang Budidaya
Tanaman Pangan Khususnya Tanaman Padi
Sawah Di bawah Tegakan Kelapa Sawit
(Nyawit – Nyawah)
2018
2
Mengikuti Program Desentralisasi Penelitian
Terapan Unggulan Perguruan Tinggi dengan
judul (Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan
Produksi Padi Dengan Sistem Tanam Nyawit
Nyawah)
2017 - 2018
3
Mengikuti Seminar Nasional Padi 2017 Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.
Dengan judul (Pengaruh Sistem Tanam dan
Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Inpari 10
Dengan Sistem Nyawit Nyawah)
Desember 2017
4
Mengajukan Program Desentralisasi Penelitian
Pascadoktor (PPD)
2019
5 Pengusulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) 2019
23
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Varietas padi lokal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap komponen
vegetatif seperti tinggi tanaman dan luas daun, dimana varietas padi lokal paling tinggi di antara
varietas unggul baru. Varietas padi Unggul Baru menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap komponen fisiologis seperti Indeks panen, dimana indeks panen tertinggi ditemukan
pada varietas Inpari Sidenuk.
Varietas padi lokal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap komponen hasil
seperti Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Berat Gabah 1000 Biji, lain halnya dengan
varietas unggul baru yang berpengaruh signifikan terhadap komponen hasil yaitu pada anakan
produktif. Varietas padi lokal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap komponen
produksi, dimana komponen produksi tertinggi ditemukan pada varietas kuku balam yang
merupakan varietas padi lokal dan mempunyai hasil produksi sebanyak 4,47 ton/Ha yang
ditanam dibawah tegakan kelapa sawit. .
Saran
Dengan demikian, Varietas padi lokal kuku balam yang berkinerja lebih baik ketika
di tanam di bawah tegakan kelapa sawit dapat direkomendasikan bagi petani yang melakukan
budidaya dengan sistem tanam nyawit nyawah. dan perlu pengujian di lokasi yang berbeda
untuk mendapatkan varietas lokal yang lebih spesifik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Akhter, M., Ahmad, M and Ramzan, M, 2007. Effect Of Photoperiod Sensitivity On Yield
And Other Economic Traits Of New Strains Of Basmati Rice (Oryza Sativa L.) J.
Anim. Pl. Sci. 17 (3-4).
Alridiwirsah, 2013. Konversi Lahan Sawah Menjadi Kelapa Sawit dan Dampak terhadap
Ketesediaan Beras di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Agrium UMSU. Medan.
Alridiwirsah, Hirawan, B dan Panjaitan,S.B. 2015. Uji Toleransi Beberapa Varietas Padi
(Oryza Satival.) Terhadap Variasi Intensitas Penyinaran. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
BPS Kabupaten Labuhan Batu. Labuhanbatu Utara dalam Angka 2011.
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2014.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188
(Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 2, No.1: 68-74,
April 2013.
Barus, J. 2013. Pemanfaatan Lahan di bawah Tegakan Kelapa di Lampung. Jurnal Lahan
Suboptimal. Vol.2.No.1 : 68-74.
Cabuslay, G.S., B.S Vergera, R.Uquintana. 1995. Low light stress : mechanism of tolerance
and screening method. Philippine J. Crop. Sci. 16 : (1) : 39.
Dogara, A.M, Tahir, S. M, Shehu. I, , Abbah. M, Shitu. U, Ladidi, Z. I. 2014.
Mechanisms Of Photoperiod In Regulation Of Rice Flowering., IJTRA Journal,.Vol 2,
Issue 2 (March-April), pp. 56-58.
Duke, J.A. 1996. Elaeis guinensis Jacq. Handbook of Energy Crops. 7p.
Ginting, J. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Varietas Padi Gogo di Areal Tanaman Karet
Belum Menghasilkan. Disertasi. Program Doktor Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian
Universita Sumatera Utara, Medan.
Haris, ABD. 1999. Karakteristik Iklim Mikro Dan Respon Tanaman Padi Gogo Pada Pola
Tanam Sela Dengan Tanaman Karet. Tesis Program Pasca Sarjana Institute Pertanian
Bogor.
Lubis, E., Harahap, Suwarno, M. Diredja dan H. Siregar. 1993. Perbaikan Varietas Padi
Gogo untuk Wilayah Beriklim Kering. Risalah Hasil Penelitian Tanaman pangan
Bogor 1 : 1-13.
Murty, K.S. and Sahu. 1987. Impact of low light stress on growth and yield of rice. P. 94-
100. In “ Wether and rice “ procd. International workshop on impact of weather
parameters on growth and yield of rice. IRRI. Las Banos Philippines.
Nurlaili, 2011. Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.)
System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam.
Agronobis Vol. 3 No.5 Maret 2011 hal 22-27.
Pahan, I, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ritung, S dan Hidayat. 2007. Prospek perluasan lahan untuk padi sawah dan padi gogo di
indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan 1(4).
25
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honorarium
Waktu
Honor Per Honor Honor/jam (RP) (Jam/ Minggu
Tahun (Rp) minggu)
Pelaksana 17.500 12 36 5.560.000
Pengumpul data - - - 1.100.000
Pengolah data - - - 1.000.000
Analisis data - - - 1.000.000
Koordinator Lapangan - - - 2.500.000
Subtotal (Rp) 11.160.000
2. Pembelian Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga Harga
Material Kuantitas Satuan Peralatan pembelian
(Rp) Penunjang(Rp)
Bibit padi lokal Untuk benih 80 kg 10.000 800.000
Bibit padi unggul Untuk benih 80 kg 10.000 800.000
Plastik Untuk pagar 500 m 7.000 3.500.000
Urea Untuk pupuk 100 kg 10.000 1.000.000
TSP Untuk pupuk 50 kg 12.000 600.000
NPK Untuk pupuk 50 kg 14.000 700.000
Pestisida (Herbisida, Racun hama 22,5 liter 80.000 1.200.000 Aceton Pelarut 4,8 btl 750.000 3.650.000
Goni Plastik Tempat gabah 40 lbr 10.000 400.000
Tali rafia Pembuatan plot 43 glg 15.000 650.000
Plastik bungkus Tempat sampel 8 kg 50.000 400.000
Plastik kresek Bungkus malai 10 kg 20.000 200.000
Amplop sampul Untuk oven 20 bks 20.000 400.000
Fotokopi Blanko/data 1000 lbr 200 200.000
Penyusunan laporan Untuk laporan 4 set 125.000 500.000
Cetak dan jilid Laporan 4 150.000 600.000
Publikasi Jurnal 1 3.000.000 3.000.000
Pulsa Untuk 10 bln 50.000 500.000
komunikasi
Perkerja tanam Menanam padi Ls 2.100.000 2.10.000
Pemeliharaan Perawatan 6 bulan 300.000 1.800.000
Panen Memanen padi Ls 2.400.000 2.400.000
Cangkul Merapikan 2 145.000 290.000
bedengan
Knapsack sprayer Untuk meracun 1 unit 400.000 400.000
26
Sekop Merapikan 2 150.000 300.000
bedengan
Arit Alat panen 6 50.000 300.000
Parang Alat panen 1 100.000 100.000
Angkong Alat angkut 1 500.000 500.000
Subtotal (Rp) 25.190.000
3. Perjalanan
Justifikasi
Harga Biaya
Material
Kuantintas Satuan Perjalanan Pertahun (RP) (Rp)
Biaya Survei Meninjau lokasi Ls 2.000.000 2.000.000
Akomodasi Penginapan 4 200.000 800.000
Subtotal (Rp) 2.800.000
4. Sewa
Harga Biaya
Material Justifikasi Sewa Kuantintas Satuan Pertahun (RP)
(Rp)
Sewa Jetor Untuk olah tanah 1 unit 2.000.000 2.000.000
Sewa lahan Lahan sawit TM1 3 ha 1.000.000 3.000.000
Sewa lab Analisa sampel - - 700.000
Analisa tanah Analisis hara - - 750.000
Transport Sewa mobil 8 800.000 4.400.000
Subtotal (Rp) 10.850.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 50.000.000 SELURUHNYA (Rp)
27
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam penelitian in antara lain :
a) Lahan sawah tadah hujan yang sudah beralih fungsi menjadi kelapa sawit (TM1), pada saat
TBM diintegrasikan dengan padi hingga tanaman sawit TM1, milik petani yang disewa di
Dusun Wonorejo 33, Desa Sungai Sentang, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten
Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Dengan ketinggian tempat 3 mdpl. Berjarak ± 300
Km dari kota Medan. b) Kenderaan double cabin Dinas Pemkab Labuhanbatu Utara (Dinas Pertanian) untuk
membawa bahan dan orang saat hujan. c) Laboratorium dasar dan laboratorium lainnya yang berkaitan dengan analisis kajian
parameter di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Universitas Sumatera Utara
d) Perpustakaan USU, BPTP dan PPKS Medan
28
Lampiran 3. Biodata Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ir.Alridiwirsah, M.M
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Indetitas lainnya -
5 NIDN 0107026401
6 Tempat dan Tanggal Lahir Aek Kanopan, 07 Pebruari 1964
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 061.7369481/08126573075
9 Alamat Kantor Jln. Kpt.Mukhtar Basri No.3 Medan 20238
10 No Telepon/Faks 061.6622400 ex.25 dan 26. Fax
061.6625474
11 Lulusan yang telah S-1= 50 orang; S-2=....orang; S-3=....orang
dihasilkan
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Pengantar Ilmu Pertanian
2. Dasar Agronomi
3. Dasar Manajemen
4. BDT Perkebunan
5. Manajemen Perkebunan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UMSU STIE Ganesha USU
Bidang Ilmu BDP MSDM Ilmu Pertanian
Tahun Masuk-lulus 1983-1990 1994-1996 2011-
Judul Pengaruh Peranan Strategi Optimalisasi Skripsi/Tesis/Disertasi pemberian Promosi Terhadap Lahan Tadah
pupuk fosfat Perkembangan Hujan Pada
(TSP) terhadap Volume Penjualan Pola Tanam
pertumbuhan PT. (Persero) Kelapa Sawit
tanaman coklat Asuransi Jiwasraya dan Padi
(TBM) di Cabang Medan
lapangan
Nama Pembibing Ir. Sumarli/ Ir. Prof.DR.Taliziduhu Prof.Dr.Ir.Erwin
29
/Promotor H. Dartius, MS Ndraha/Ir.Sri Widji Masrul
dan Ir. Sayed Mulyono, M.Sc Harahap, M.S
Umar, MS
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (juta
Rp)
1 2013 Konversi Lahan Sawah Menjadi Mandiri 6.000.000,-
Kelapa Sawit Dan Dampak
Terhadap Ketersediaan Beras Di
Kabupaten Labuhanbatu Utara
2 2015 Uji Toleransi Beberapa Varietas Mandiri 7.500.000,-
Padi Terhadap Variasi Intensitas
Penyinaran
3 2015 Umur Bibit dan Pengaruhnya Mandiri 6.000.000,-
Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Padi Sawah Varietas
Lokal Di Luar Musim Tanam
D. Pengalaman Pengabdian kepada masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian kepada Pendanaan
masyarakat Sumber Jumlah(juta
Rp)
1 2014 IbM Kelompok Daur Ulang DIPA 48.000.000,-
Sampah Anorganik Kopertis
Wil I Tahun
2013
2 2015 IbM Kelompok Tani Bawang DIPA 45.000.000,-
Merah Kopertis
Wil I Tahun
2015
E. Publikasi Artikel Ilmian dalan jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmian Nama Volume/
Jurnal Nomor/Tahun
1 2011 Perlakuan Benih dan Pemupukan Agrium 17/1/2011
Terhadap Pertumbuhan Beberapa UMSU
Benih Asal Klon Kakao (Theobroma
cacao L.) Di Pembibitan
30
2 2011 Pengaruh Abu sekam Padi dan Pupuk Agrium 16/3/2011
Sprint Terhadap Pertumbuhan dan UMSU
Produksi tanaman Semangka
(Citrullus vulgaris Schard)
3 2013 Konversi Lahan Sawah Menjadi Agrium 18/2/2013
Kelapa Sawit dan Dampak terhadap UMSU
Ketesediaan Beras di Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Temu Judul Artikel Ilmian Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1 Pengelolaan Lahan Hasil dan Kadar Gula Jagung 16-17 September Berkelanjutan Manis Dengan Aplikasi Pupuk 2014 UNSYIAH,
Untuk Mendukung Hayati dari Berbagai Sumber Banda Aceh
Ketahanan Pangan Pupuk P
Nasional
2 AICSTS Almuslim Growth Responses and Yield 7-8 November 2015 University Bireuen, of Local and New Superior Almuslim University
Aceh Paddy Varieties in Different Bireuen, Aceh
Irradiation Intensity
3 Rice Food Security Impacts of Land Convertion on 1-2 Juni 2015 and Climate Food Security UMSU, Medan
Change Challange
4 Seminar Nasional Umur Bibit dan Pengaruhnya 7 April 2016 UMSU, Meningkatkan Terhadap Pertumbuhan dan Medan
Produktivitas dan Produksi Padi Sawah Varietas
Daya Saing dalam Lokal Di Luar Musim Tanam
Mewujudkan
Swasembada
Pangan
Seminar Pertanian Petani Indonesia Kehilangan 4 Maret 2016, HIMAGRO Generasi UMSU, Medan
Faperta UMSU
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit Halaman
1 Dasar Agronomi 2016 278 Umsu Pers
31
32
Lampiran 4. Surat Pernyataan Peneliti
33
34
35