Upload
putri-prmata-sari
View
86
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Salah satu tugas dari mata kuliah manajemen resiko dan kebencanaan
Citation preview
TUGAS
MANAJEMEN RESIKO DAN BENCANA
Disusun oleh:
Putri Permata Sari 03121401001
Msy. Rosa Fadhilah 03121401003
Aan Saputra 03111401022
Waskito Pangestu 03111401023
Estin Rohaila 03121401029
Dwi Cahya Rada 03121401031
M. Juda Wira Sangga 03121401060
Avis Mellivera 03121401061
Marcelina 03111401074
Abdul Rahman 03111401080
M. Satria Nugraha 03121401091
Rado Akara 03121401094
Dosen Pengasuh :
Heni Fitriani, S.T., M.T., Ph.D.
Nyimas Septi Rika Putri, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi bencana
yang tinggi. Hal ini dilihat dari aspek geografis, klimatologis, dan demografis yang
dimiliki Indonesia. Bencana-bencana alam seperti gunung meletus, longsor, angin
puting beliung, dan tsunami dapat terjadi secara tiba-tiba kapan saja. Selain bencana
alam, kerap terjadi pula bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia seperti
kebakaran, banjir, hutan gundul, kekeringan, dan pencemaran.
Agar dapat menghadapi kondisi-kondisi diatas, Indonesia dituntut untuk
memiliki manajemen kebencanaan yang baik. Untuk mewujudkan manajemen
kebencanaan yang baik tersebut diperlukan pula analisis resiko yang tepat terhadap
bencana. Namun sampai saat ini masyarakat Indonesia masih minim pengetahuan dan
pemahaman tentang manajemen bencana.
Atas dasar hal tersebut, penulis ingin melakukan analisis resiko yang
melibatkan masyarakat, dimulai dari hal-hal yang sederhana namun berdampak besar
terhadap bencana yaitu aspek kebersihan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Berapa nilai Service Index untuk variabel-variabel aspek kebersihan
lingkungan?
2. Bagaimana matriks analisa resiko yang terbentuk dari perhitungan terhadap
variabel aspek kebersihan lingkungan?
3. Bagaimana tingkat resiko untuk masing-masing variabel aspek kebersihan
lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui nilai Service Index untuk variabel-variabel aspek
kebersihan lingkungan
2. Untuk mengetahui matriks analisa resiko yang terbentuk dari perhitungan
terhadap variabel aspek kebersihan lingkungan?
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat resiko untuk masing-masing
variabel aspek kebersihan lingkungan
1.4 Manfaat
Terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh dari penulisan makalah ini,
yaitu:
1. Bagi dosen atau tim pengajar, penulisan makalah ini dapat menjadi salah
satu indikator untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang
mata kuliah Manajemen Resiko dan Bencana.
2. Bagi mahasiswa sebagai penulis, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu
dari mata kuliah Manajemen Resiko dan Bencana dengan menilai secara
langsung kondisi lapangan dan melakukan analisis data.
3. Bagi masyarakat sekitar, masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman baru tentang Manajemen Resiko dan Bencana untuk kemudian
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Kebencanaan Indonesia
Posisi geografis Indonesia yang terletak pada tiga lempeng bumi ( Indo-
Australia, Eurasia dan Pasifik) memberikan dampak yang menguntungkan dari segi
sumber daya alam seperti minyak bumi, batu bara, lautan yang luas, hutan, dan
sebagainya. Namun juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari
segi kerawanan terhadap bencana alam.
Pergerakan relative ketiga lempeng tektonik tersebut dan dua lempeng
lainnya, yakni laut Philipina dan Carolina menyebabkan terjadinya gempa-gempa
bumi di daerah perbatasan pertemuan antar lempeng dan juga menimbulkan
terjadinya sesar-sesar regional yang selanjutnya menjadi daerah pusat sumber gempa
juga.
Proses alam di Indonesia
Wilayah Indonesia, termasuk daerah rawan bencana, disebabkan oleh karena
posisi geografis yang terletak pada konfigurasi geologis pertemuan 3 (tiga) lempeng
tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian
barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat menunjang
terjadinya sejumlah bencana.
Pengenalan dasar bencana
Undang undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi bencana seperti dipaparkan di atas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:
Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).
Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan
fungsi dari masyarakat.
Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan
masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.
2.2 Pengkajian Risiko Bencana
Adapun Manajemen resiko bencana adalah pengaturan upaya penanggulangan
bencana dengan penekanan pada faktor-faktor yang mengurangi risiko secara
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh.
Pengkajian risiko bencana adalah salah satu tahap dalam manajemen
kebencanaan. Pengkajian Risiko Bencana disusun berdasarkan indeks-indeks yang
telah ditentukan. Indeks tersebut terdiri dari Indeks Ancaman, Indeks Penduduk
Terpapar, Indeks Kerugian dan Indeks Kapasitas. Kecuali Indeks Kapasitas, indeks-
indeks yang lain amat bergantung pada jenis ancaman bencana. Indeks
Kapasitasdibedakan berdasarkan kawasan administrasi kajian.
Pengkhususan ini disebabkan Indeks Kapasitas difokuskan kepada institusi
pemerintah di kawasan kajian.
Indonesia secara garis besar memiliki 13 Ancaman Bencana. Ancaman
tersebut adalah :
1. Gempabumi
2. Tsunami
3. Banjir
4. Tanah Longsor
5. Letusan Gunung Api
6. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
7. Cuaca Ekstrim
8. Kekeringan
9. Kebakaran Hutan dan Lahan
10. Kebakaran Gedung dan Pemukiman
11. Epidemi dan Wabah Penyakit
12. Gagal Teknologi
13. Konflik Sosial
Peta Risiko Bencana dan Kajian Risiko Bencana harus disusun untuk setiap
jenis ancaman bencana yang ada pada daerah kajian. Rumus dasar umum untuk
analisis risiko yang diusulkan dalam 'Pedoman Perencanaan Mitigasi Risiko Bencana'
yang telah disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia
(Peraturan Daerah Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2008) adalah sebagai berikut:
R H (V/C)
dimana:
R : Disaster Risk: Risiko Bencana
H : Hazard Threat: Frekuensi (kemungkinan) bencana tertentu cenderung terjadi
dengan intensitas tertentu pada lokasi tertentu
V : Vulnerability: Kerugian yang diharapkan (dampak) di daerah tertentu dalam
sebuah kasus bencana tertentu terjadi dengan intensitas tertentu. Perhitungan variabel
ini biasanya didefinisikan sebagai pajanan (penduduk, aset, dll) dikalikan sensitivitas
untuk intensitas spesifik bencana
C : Adaptive Capacity:
Indeks Ancaman Bencana
Indeks Ancaman Bencana disusun berdasarkan dua komponen utama, yaitu
kemungkinan terjadi suatu ancaman dan besaran dampak yang pernah tercatat untuk
bencana yang terjadi tersebut. Dapat dikatakan bahwa indeks ini disusun berdasarkan
data dan catatan sejarah kejadian yang pernah terjadi pada suatu daerah.
Dalam penyusunan peta risiko bencana, komponen-komponen utama ini
dipetakan dengan menggunakan Perangkat GIS. Pemetaan baru dapat dilaksanakan
setelah seluruh data indikator pada setiap komponen diperoleh dari sumber data yang
telah ditentukan. Data yang diperoleh kemudian dibagi dalam 3 kelas ancaman, yaitu
rendah, sedang dan tinggi.
(Sumber: PERKA BNPB 2012)
Analisis Variabel Risiko
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
relevan. Faktor-faktor risiko ini akan bertambah yang berasal dari pengalaman para
responden dan tidak tercantum dalam studi literatur. Dari data didapatkan variabel
risiko tersebut relevan atau tidak relevan terjadi pada proyek. Data tersebut
didapatkan dari beberapa responden, untuk mendapatkan hasil yang mewakili
jawaban dari beberapa responden dilakukan analisa dengan menggunakan skala
Guttman.
Analisis Probabilitas dan Dampak
Dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat atau besarannya risiko dan
dampak terhadap kelangsungan proyek yaitu biaya, waktu, mutu serta respon risiko
yang dilakukan. Data yang didapat dari kuesioner bagian 2 dianalisis untuk
mendapatkan hasil yang mewakili dari beberapa responden. Langkah awal adalah
melakukakan analisis menggunakan severity index lalu mengkatagorikannya
berdasarkan besar probabilitas dampaknya.
Severity index dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: (Al-Hammad et
al., 1996)
Dimana :
ai = konstanta penilai
xi = frekuensi responden
I = 0, 1, 2, 3, 4, . . . n
x0, x1, x2, x3, x4, adalah responden frekuensi responden
a0 = 0 , a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, a4 = 4
x0 = frekuensi responden sangat rendah/kecil dari survey, maka a0 = 0.
x2 = frekuensi responden rendah/kecil dari survey, maka a1 = 1.
x3 = frekuensi responden tinggi/besar dari survey, maka a3 = 3.
x4 = frekuensi responden sangat tinggi/besar dari survey, maka a4 = 4
Klasifikasi dari skala penilaian pada frekuensi dan dampak adalah sebagai
berikut :
Sangat Rendah / Kecil (SR/SK) 0,00 SI 12,5
Rendah / Kecil (R/K) 12,5 SI 37,5
Cukup / Sedang (C) 37,5 SI 62,5
Tinggi / Besar (T/B) 62,5 SI 87,5
Sangat Tinggi / Besar (ST/SB) 87,5 SI 100
Sebelum melakukan analisa risiko, katagori risiko yang didapat sebelumnya
dikonversikan dalam bentuk angka seperti pada penjelasan berikut :
Probabilitas
Sangat rendah (SR) = 1
Rendah (R) = 2
Cukup (C) = 3
Tinggi (T) = 4
Sangat tinggi (ST) = 5
Dampak ( Terhadap Waktu )
Sangat Kecil (SK) = 1
Kecil (K) = 2
Cukup (C) = 3
Besar (B) = 4
Sangat Besar (SB) = 5
Dampak ( Terhadap Biaya )
Sangat Kecil (SK) = 1
Kecil (K) = 2
Cukup (C) = 3
Besar (B) = 4
Sangat Besar (SB) = 5
Setelah didapat kategori dari frekuensi dan dampak maka dilakukan analisis
nilai risiko. Nilai risiko didapatkan dengan melakukan mengeplotkan nilai kedalam
Matriks Probabilitas dan Dampak
Analisis Risiko
Setelah diketahui risiko-risiko mana saja yang telah terjadi pada proyek Galangan
Kapal ini, lalu dilanjutkan dengan analisis risiko yang menggunakan matriks
probabilitas dan dampak. Dimana untuk mengukur probability dan impact kejadian
item-item risiko digunakan skala Likert yaitu :
Sangat Rendah / Kecil (SR/SK)
Rendah / Kecil (R/K)
Cukup Tinggi / Besar (CT/CB)
Tinggi / Besar (T/B)
Sangat Tinggi / Besar (ST/SB)
Proses pengerjaan matriks probabilitas dan dampak adalah dengan cara
memplotkan nilai risiko yang telah di dapat ke dalam matriks. Setelah itu di dapat
nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang
kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan.
(Sumber: ANALISIS DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN GALANGAN
KAPAL KABUPATEN LAMONGAN.pdf, ITS. 2011.)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Service Index untuk Variabel-Variabel Aspek Kebersihan Lingkungan
Untuk mengetahui nilai Service Index dari variabel-variabel aspek
kebersihan lingkungan yang ada, dilakukan rekapitulasi hasil kuisioner yang
disebarkan dengan keterangan sebagai berikut:
Tanggal survey: Rabu, 1April 2015
Lokasi : Pasar Padang Selasa, ujung jalan Padang selasa dan jalan Purti
rambut selako, Palembang.
Jumlah responden: 60 orang
Hasil dari kuisioner kemudian direkapitulasi dalam bentuk tabel agar dapat
dihitung nilai service index terhadap aspek yang ditinjau. Pada halaman berikut
adalah tabel rekapitulasi:
3.2 Matriks Analisis Resiko Variabel-Variabel Aspek Kebersihan Lingkungan
Dari tabel rekapitulasi hasil kuisioner frekuensi kejadian dan tabel rekapitulasi
hasil kuisioner dampak terhadap aspek kebersihan lingkungan, maka dapat dibentuk
matriks analisa resiko.
Berikut adalah matriks analisa resiko yang terbentuk:
Matriks Analisa Resiko
Probabilitas
5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Dampak Kebersihan Lingkungan
Keterangan :
= Rendah
= Sedang
= Tinggi
Dimana:
Sumbu Y = Probabilitas
Sumbu X = Dampak
SR 1
SR 1
R 2
R 2
C 3
C 3
T 4
T 4
ST 5
ST 5
3.3 Tingkat Resiko untuk Masing-Masing Variabel Aspek Kebersihan
Lingkungan
Dari analisa yang telah dilakukan sebelumnya, maka telah dapat diketahui
tingkat resiko untuk masing-masing variabel yang ditinjau dengan cara melihat
matriks analisa resiko yang terbentuk. Untuk mempermudah maka hasil matriks
analisa resiko dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
No. Variabel Probabilitas Dampak
Kebersihan Kategori Resiko
1 Kemacetan 3 3 Sedang
2
Fungsi Tempat
Pengumpulan Sampah
(TPS) 3 2 Rendah
3 Menimbulkan Bau 3 3 Sedang
4 Terjadinya Banjir 1 2 Rendah
5 Sistem Pengangkutan
Sampah 4 3 Tinggi
6 Banyak Pengunjung
Pasar 3 3 Sedang
7 Faktor Cuaca 3 3 Sedang
8 Banyak Penjual di
Pasar 3 3 Sedang
9 Pengaruh Luas Lahan
Pasar 3 3 Sedang
10 Fungsi Parit dan
Sanitasi 3 3 Sedang
11 Adanya Kebakaran 1 1 Rendah
Tabel 2. Rekapitulasi Tingkat Resiko
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran