26
LAPORAN ANALISIS SCM IN TELCO PERUSAHAAN UMKM TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IN TELCO DISUSUN OLEH : NAMA ANGGOTA : ABIAN MAUBIGUSTHA / 1201130235 AJENG PRATIWI KURNIA SIBURIAN / 1201130238 DANA INTANSATARI / 1201130240 LADY IRENE SILABAN / 1201130254 NIKO SATRIA RACHMADINATA / 1201132261 KELAS KELOMPOK :

LAPORAN ANALISIS1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssasdsaaaadddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddadssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Citation preview

Page 1: LAPORAN ANALISIS1

LAPORAN ANALISIS

SCM IN TELCO

PERUSAHAAN UMKMTUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IN TELCO

DISUSUN OLEH :

NAMA ANGGOTA : ABIAN MAUBIGUSTHA / 1201130235

AJENG PRATIWI KURNIA SIBURIAN / 1201130238

DANA INTANSATARI / 1201130240

LADY IRENE SILABAN / 1201130254

NIKO SATRIA RACHMADINATA / 1201132261

KELAS KELOMPOK :

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2015

Page 2: LAPORAN ANALISIS1

COMPANY PROFILE

A. TENTANG ADORABLE PROJECT

Adorable Project adalah merek lokal Indonesia yang berdiri sejak 2008 di

Bandung. Dan mulai berpartisipasi dalam dunia fashion nasional pada tahun 2009 dengan

harapan dan mimpi besar untuk menjadi salah satu merek terbaik di Indonesia yang

berfokus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang fashion dari leher hingga

kaki, dengan komitmen untuk kepuasan pada persyaratan layanan, dengan desain yang

unik, menarik, menggemaskan dan kualitas terbaik dari produk buatan tangan.

Mimpi Adorable Project juga, ingin memperluas lapangan kerja di negara ini dan

membuatnya sejahtera. Sampai saat ini Adorable Project memiliki 100 pekerja, dan 20

orang di antara mereka adalah yang terbaik dan juga terampil dalam seni sepatu pengrajin

di Bandung, berkonsentrasi pada kualitas terbaik dari sepatu buatan tangan untuk

perempuan.

Adorable Project berharap untuk masa depan, merek ini menjadi lebih baik dari

yang terbaik dan selalu memberikan layanan yang luar biasa dalam hal produk dan

layanan, selalu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan menciptakan desain yang

unik dan kreatif baru untuk membawa ke depan industri kreatif di Indonesia.

Adorable Project menyediakan pelanggan produk berkualitas tinggi daripada

order jumlah tinggi tetapi kualitas rendah. Kepuasan pelanggan adalah tujuan Adorable

Project.

Page 3: LAPORAN ANALISIS1

B. KONTAK PERUSAHAAN

Nama: Tn. Agus Budhi

E-mail: [email protected]

Situs Web: adorableproject.com

Pesan Instan:  

  adorableindonesia

  256999b8

Nomor Ponsel:

Nomor Telpon:

Alamat: Jalan Raya Timur No 463

Cimahi 40511, Jawa Barat

Indonesia

PIN BB : 256999b8

C. LOGO PERUSAHAAN

D.

Page 4: LAPORAN ANALISIS1

E. LOKASI

Adorable project memiliki Kantor Pusat di Bandung tepatnya di JL Raya Timur,

No. 463 40523.

Page 5: LAPORAN ANALISIS1

BAB I

UNDERSTANDING THE SUPPLY CHAIN AND E-TOM PREVIEW

A. FLOWS IN A SUPPLY CHAIN

Dalam alur supply chain mereka, AP hanya menggunakan 3 tahap rantai pasok

yaitu supplier, manufacture, dan customer. Pada tahap pertama alur yaitu supplier, AP

Page 6: LAPORAN ANALISIS1

menggunakan beberapa supplier pada produksinya yaitu salah satu supplier bahan sepatu

di Jawa Barat dengan kualitas tinggi menurut perusahaan mereka, supplier textile di

daerah Bandung yaitu PT. Tri Darmatex. Untuk supplier bahan kulit mereka

menggunakan supplier dari salah satu toko di sentra kulit daerah Garut. Dan untuk

pengepakan, mereka menggunakan salah satu perusahaan khusus packaging yang ada di

daerah Bandung yaitu Packaging House. Selanjutnya, pada tahap manufacturer yaitu

perusahaan AP sendiri, mereka langsung memproses bahan-bahan dari supplier menjadi

produk jadi. Mereka menggunakan 100 pekerja yang mana 20 pekerja termasuk dalam

pekerja yang terampil yang ada di Bandung. Untuk pendistribusian dan retailer tidak ada

dalam tahapnya. Karena Adorable Project langsung menjual produknya sendiri kepada

konsumennya.

B. SUPPLY CHAIN STRATEGY OR DESIGN

1. Location And Capacities of Facilities

Dalam proses pembuatannya, Adorable Project menggunakan sistem ready

limited stock. Adorable Project memperbaharui model produk setiap 2 minggu sekali.

Dengan pendayagunaan 100 pekerja dan 20 orang di antara mereka adalah yang

terbaik dan juga terampil dalam seni sepatu pengrajin di Bandung. Kapasitas produksi

dapat ditingkatkan berdasarkan permintaan konsumen karena hal tersebut.

2. Modes Of Transportation

Adorable project menggunakan beberapa modes of transportation yaitu :

1. Courrier of package

2. Mobil Box

3. Pipeline

Penjelasan lebih lengkap tentang modes of transportation akan dijelaskan pada

BAB IV.

3. Information Systems

Pemanfaatan media elektronik didukung dengan software didalamnya agar

informasi yang akan disampaikan penjual kepada pembeli dapat diterima dan dapat

direalisasikan menjadi sebuah transaksi penjualan. Transaksi penjualan dengan

Page 7: LAPORAN ANALISIS1

memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan secara offline atau online

sehingga semua informasi produk dapat dinikmati semua pihak yang membutuhkan.

Adorable project memiliki sebuah website online untuk mengintegrasikan

pesanan konsumen ke perusahaan.

C.

Page 8: LAPORAN ANALISIS1

D. PROCESS VIEW OF A SUPPLY CHAIN

1. PUSH OR PULL VIEW OF SUPPLY CHAIN

Adorable Project menggunakan Push Proses dalam supply chainnya. Push proses

merupakan peramalan demand untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang

berubah.

2. CYCLE VIEW OF SUPPLY CHAIN

Supply Chain pada Adorable Project dia hanya memerlukan dua buah cycle

process yaitu Procurement cycle dan Customer orders and manufacturing cycle. Hal

ini karena, Adorable Project memperoleh komponen-komponen yang berasal dari

supplier yang kemudian di proses oleh Adorable Project menjadi sebuah produk yang

nantinya akan digunakan oleh konsumen. Dalam pendistribusian barang, Adorable

Project tidak menggunakan distributor maupun retailer dalam menyalurkan barang

produksinya, tetapi penyaluran barang hasil produksinya itu langsung ke customer

berdasarkan permintaan customer. Berikut merupakan gambaran cycle view dari

Adorable Project.

Page 9: LAPORAN ANALISIS1

E. SUPPLY CHAIN MACRO PROCESSES IN A FIRM

1. Customer Relationship Management

Di Adorable Project, mereka hanya memiliki customer service dibeberapa area

untuk menangani CRM di perusahaan mereka. Berikut customer service di beberapa

area:

Area Kota Bandung, Kab. Bandung dan Kota Cimahi

Area Jakarta Pusat dan Jakarta Utara

Area Jakarta Barat

Area Jakarta Selatan

Area Jakarta Timur

Area Depok

Area Bekasi

Area Bogor

Area Jawa Barat (Include Jatinangor)

Area Banten (Include Tangerang & Tangerang Selatan)

Area DI Yogyakarta

Area Semarang

Area Jawa Tengah

Area Surabaya

Area Jawa Timur

Area Bali dan Nusa Tenggara

Page 10: LAPORAN ANALISIS1

Area Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu

Area Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kep. Riau dan Kep. Bangka

Belitung

Area Kalimantan

Area Sulawesi, Maluku dan Papua

2. Internal Supply Chain Management

Adorable Project pada bidang ISCM sudah cukup baik, karena Adorable Project

menyimpan dan menyebarkan berbagai jenis informasi penting antar pemegang

kepentingan. Adorable Project memiliki koordinasi informasi yang baik. Namun

semuanya dilakukan secara manual. Seharusnya di era digital ini, Adorable Project

bisa memanfaatkan teknologi informasi yang ada contohnya menggunakan ERP

untuk mengintegrasikan purchasing, logistic, manufacturing, marketing, packaging,

dan skedul pengiriman. Dengan cara manual, mungkin saja banyak resiko yang

muncul seperti adanya misscommunication, perkiraan (forecast) yang salah, adanya

redudansi informasi, dan juga adanya kehilangan informasi.

3. Supplier Relationship Management

Di Adorable Project, mereka memiliki hubungan yang baik dengan semua

suppliernya. Karena ruang lingkup Adorable Project yang masih kecil dan masih bisa

ditangani. Adorable project memiliki karyawan yang menangani khusus supplier

secara langsung. Hal ini dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan yang

timbul dalam proses penyediaan bahan baku. Namun SRM ini juga masih dilakukan

secara manual dalam pengontrolannya. Kembali lagi, seharusnya Adorable Project

menggunakan teknologi dalam SRMnya untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan

yang ada pada rantai supplier. Karena dilihat Adorable Project memiliki peluang

yang besar untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif, Adorable Project patut

memiliki SRM berbasis teknologi. Contohnya disini adanya e-SRM dimana semua

informasi tersimpan atau terintegrasi pada sebuah database.

4.

Page 11: LAPORAN ANALISIS1

BAB II

STRATEGIC FIT

A. ANALIYZING STRATEGIC FIT

Untuk menganilisis apakah AP telah memiliki strategic fit atau tidak dalam

perusahaannya, kami menganalisis satu persatu strategi yang ada di perusahaan AP

apakah mereka menggunakan strategi Responsiveness atau Efficiency.

1. Competitive Strategy

Dalam competitive strategy yang dimiliki oleh AP, mereka menggunakan

strategi diferensisasi, AP berusaha untuk menjadi unik dalam industri sepanjang

beberapa dimensi yang secara luas dihargai oleh pembeli. Disini dinyatakan

bahwa AP selalu mengupdate model produk mereka setiap 2 minggu sekali

dengan menyesuaikan keinginan pasar yang ada. Alat untuk diferensiasi adalah

khas masing-masing industri. Diferensiasi dapat didasarkan pada produk itu

sendiri, sistem pengiriman yang dijual, pendekatan pemasaran, dan berbagai

faktor lain. Disini AP berfokus pada diferensiasi produk mereka. Dengan berfokus

pada diferensiasi produk, mereka selalu mencari bagian unik dari produk mereka

yang diharapkan oleh konsumen. Berkaitan dengan hal ini, AP dapat dikatakan

bahwa strategi yang mereka gunakan dalam hal competitive strategy adalah

Responsiveness.

2. Product Development Strategy

Karena Adorable Project menerapkan strategi diferensiasi produk dengan

cara mengupdate model setiap 2 minggu sekali, maka AP memiliki biaya lebih

untuk product development tersebut. AP memiliki beberapa karyawan yang

berfokus untuk mendesain model baru setiap 2 minggunya yang telah di sesuaikan

dengan hasil riset pasar mereka. Dengan memiliki biaya tinggi untuk

pengembangan produk sesuai keinginan pasar, maka dapat disimpulkan bahwa

AP masih konsisten terhadap strategi Responsiveness.

Page 12: LAPORAN ANALISIS1

3. Marketing and Sales Strategy

Untuk hal Marketing and Sales Strategy, Adorable Project menggunakan

webstore, social media (instagram,line,facebook,twitter), dan iklan-iklan online.

Menurut salah satu karyawan yang kami wawancarai, penjualan dari marketing

and sales strategy masih puas dengan hasil yang ada. Namun disini, kami melihat

peluang yang belum mereka ambil adalah marketing and sales berbasis di mobile

apps, karena dilihat sekarang banyak konsumen atau masyarakat yang

menggunakan teknologi mobile seperti smartphone. Jika mereka mengambil

peluang itu, mungkin saja pelanggan mereka akan bertambah dan ini akan

memberikan competitive advantage untuk AP. Selain itu, kelebihan dengan

peluang ini, perusahaan dapat mengelola data-data konsumen dengan lebih baik,

karena mobile apps yang mengintegrasikan data-data tersebut. Dengan adanya

integrasi tersebut, ini menjadi keuntungan yaitu AP dapat melakukan riset

keinginan konsumen dengan pasar yang lebih luas dan mudah dalam

pengumpulannya. Ditambah dengan mobile apps ini, AP dapat menyediakan

layanan iklan pada mobile apps nya dan akan menambah pendapatan AP diluar

dari penjualan produk.

Dengan Marketing and Sales Strategy yang ada di AP sekarang, mereka

masih berada disisi strategi Efficiency. Seharusnya, AP harus menerapkan strategi

responsiveness untuk mendukung strategi diferensiasi produk mereka.

4. SUPPLY CHAIN STRATEGY

Dalam hal Supply Chain Strategy khususnya di Operation, AP melakukan

procurement dengan memilih supplier yang memiliki kualitas tinggi. Dan juga

mereka memilih karyawan (pengrajin) yang kinerjanya sangat baik. Hal ini

mendukung strategi utama AP yaitu mementingkan kualitas daripada kuantitas

(Responsiveness).

Sementara itu dari segi distribusi, AP memiliki sebuah inventori yang bisa

menjadi toko fisik di Cimahi. Hal ini dapat membantu penjualan untuk siapa saja

Page 13: LAPORAN ANALISIS1

karena AP menjadi berbasis offline dan online. Dari segi distribusi ini, kita

menyimpulkan bahwa AP masih pada strategi Responsiveness.

Dalam segi service, AP menyatakan bahwa mereka menyediakan layanan

lebih bagi konsumen. Contohnya jika konsumen ingin membeli produk yang

sudah out of stock, mereka bisa memesan terlebih dahulu kepada AP. Kemudian

AP akan memprosesnya 2-3 minggu dan setelahnya akan di konfirmasikan

langsung kepada konsumen via email terdaftar. Selain itu, AP menyediakan

layanan returnable bagi konsumennya yang merasa tidak puas dengan produk

yang diterimanya. Layanan ini akan diberikan selama 4-14 hari kerja terhitung

tanggal penerimaan barang tersebut. Dari sisi service, kita menyimpulkan bahwa

AP telah melakukan strategi Responsiveness.

Dari ketiga sisi, dapat disimpulkan bahwa dalam supply chain strategy, AP

tetap berada pada strategi Responsiveness.

Dari ke 4 sisi strategy diatas, kami menyimpulkan bahwa dalam strategic fit, AP

menunjukan kearah strategi Responsiveness. Karena kami masih melihat adanya

strategi Efficiency yang secara tidak langsung telah mereka lakukan di sector

marketing and sales. Jika mereka ingin benar-benar memiiki competitive advantage

dengan cara Responsiveness maka mereka harus mendesain ulang strategi mereka

agar menjadi strategi Responsiveness.

Page 14: LAPORAN ANALISIS1

BAB III

SUPPLY CHAIN DRIVERS AND OBSTACLE

A. FACILITIES

Fasilitas yang dimiliki Adorable Project yaitu customer service untuk melayani

konsumen atau pelanggan yang ingin mencari produk. Selanjutnya, customer service

memberikan tampilan dilayar kepada konsumen untuk memberikan kode dan detail

produk yang ingin dicari. Setelah, konsumen memberikan data-data, customer service

memasuki tempat penyimpanan produk, Adorable Project sendiri memiliki gudang untuk

menyimpan produknya. Di gudang tersebut, penyimpanan sudah tersusun rapih dengan

adanya tempat rak barang, dan sistem penyimpanan produk tersebut disusun berdasarkan

abjad dan diberikan kode-kode sehingga customer service dengan mudah mencari barang

yang diinginkan konsumen. Dari segi tata letak, Adorable Project sudah memberikan

yang terbaik untuk konsumennya. Mulai dari memasuki area lokasi tersebut hingga ke

ruang persediaan atau penyimanan produk, semuanya sudah tersusun rapih, dan tersedia

ruang tunggu apabila konsumen sebelumnya belum mendapatkan apa yang diinginkan

dan belum merasa puas.

Dalam supply chain drivers ini, maka dapat disimpulkan mereka masih berfokus

pada responsiveness priority (larger number of smaller facilities).

B. INVENTORY

Sistem inventori yang dimiliki oleh Adorable Project masih menimbulkan cost,

artinya supply dan demand masih memiliki perbedaan. Menurut informasi yang telah

kami dapatkan, selama dua minggu mereka berhasil menjual 70% dan sisanya masih

tersimpan di gudang, itulah yang menyebabkan cost. Maka dari itu, perlu fokus yang

lebih pada forecast demand untuk meminimalisir biaya cost inventori.

Jika melihat dari core bisnis Adorable Project yaitu online store dapat

disimpulkan bahwa tetap saja responsive diservicenya, karena bagaimanapun inventori

bukan penilaian responsive tetapi waktu distribusi yang menjadi penilaian utama.

Page 15: LAPORAN ANALISIS1

C. TRANSPORTATION

Adorable project menggunakan beberapa modes of transportation yaitu :

1. Courrier of package

2. Mobil Box

3. Pipeline

Penjelasan lebih lengkap tentang modes of transportation akan dijelaskan pada

BAB IV.

D. INFORMATION

Pemanfaatan media elektronik didukung dengan software didalamnya agar

informasi yang akan disampaikan penjual kepada pembeli dapat diterima dan dapat

direalisasikan menjadi sebuah transaksi penjualan. Transaksi penjualan dengan

memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan secara offline atau online sehingga

semua informasi produk dapat dinikmati semua pihak yang membutuhkan.

Adorable project memiliki sebuah website online untuk mengintegrasikan

pesanan konsumen ke perusahaan. Pembahasan selanjutnya tentang informasi akan

dibahas pada BAB V.

E. SOURCING

Sumber daya yang digunakan Adorable Project seperti: karet, tekstil, kardus,

plastik, menurut data yang kami dapatkan mengatakan bahwa bahan tersebut memiliki

kualitas yang cukup baik untuk menunjang kompetitif strategi Responsiveness.

F. PRICING

Dalam segi harga yang ditawarkan oleh pihak Adorable Project cukup kompetitif,

karena value yang diterima oleh konsumen setara dengan apa yang dikeluarkan dengan

konsumen. Terlebih dari harga produk yang ditawarkan oleh AP terlalu murah, dilihat

dari standar kualitas yang ditawarkan cukup baik. Dapat disimpulkan dalam pricing AP

mendekati strategi Responsiveness.

Page 16: LAPORAN ANALISIS1

BAB IV

TRANSPORTATION IN THE SUPPLY CHAIN

A. TRANSPORTATION MODES

1. Package Carrier

Package carrier yang digunakan akan tergantung oleh pihak package

carrier, Adorable Project akan bekerjasama den beberapa Jasa Pengiriman Paket

yang sepadan, agar meminimalisasi risiko antrian paket.

Dengan menggunakan model transportasi ini, Adorable memperkecil risiko

kesalahan pengiriman dan keterlambatan dengan melimpahkan kepada

professional lain agar terjamin kualitasnya. Hal tersebut sudah relevan dengan

strategi responsive mereka dalam menunjang keunggulan bersaing.

2. Pipeline

Pipa Bawah tanah ini berarti infrastruktur yang Adorable gunakan untuk

mendeliver informasi kepada konsumen melalui Web-Store, dan pemanfaatan E-

Commerce. Hal ini sangat lumrah dilakukan perusahaan Online Store yang ada

selama ini, oleh karena itu model transportasi ini tidak bisa dijadikan indicator

efisien/responsive dalam penilaian keunggulan bersaing perusahaan Online Store.

B. INVENTORY AGREGATION

Adorable memiliki produk yang Valuable, dan permintaan konsumen

memenu target penjualan mereka, sehingga mereka berani menggunakan strategi

persediaan besar agar memperkecil biaya transportasi perusahaan. Hal ini

menunjukan Konsistensi Adorable dalam membangun sebuah produk yang

berkualitas dan konsisten dalam strategi bersaing yang responsive.

C. RISK MANAGEMENT IN TRANSPORTATION

Dalam strategi transportasi suatu perusahaan, risiko adalah hal yang pasti ada,

namun bagaimana sebuah perusahaan memanajemen risiko tersebut agar mampu

meminimalisasi kerugian akibat risiko tersebut.

Page 17: LAPORAN ANALISIS1

Risiko yang timbul pada Adorable antara lain;

1. Bencana Alam

Ini risiko yang tidak mungkin dihindari oleh semua model perusahaan.

Fase yang terdampak dari bencana alam misalnya pada saat pendistribusian

barang, kerusakan jaringan Internet dan keterlambatan supplier dalam

memasok bahan baku Adorable Project. Pelatihan mitigasi bencana dalam

penanganan masalah di atas harus dibiasakan agar mampu meminimalisasi

kerugian.

2. Keterlambatan Pasokan Bahan Baku

Cara terbaik dalam menanani permasalahan ini adalah dengan

meningkatkan biaya persediaan agar proses pembelian dapat ditambah, tapi

cara tersebut akan mengurangi konsistensi strategi bersaing Adorable yang

fokus pada responsive.

Maka dari itu, cara yang lebih baik adalah membangun SRM yang lebih

baik dengan Supplier, tdak hanya satu tapi dengan beberapa supplier agar

mampu melemahkan ketergantung terhadap ssatu supplier. Adorable memang

memiliki beberapa pemasok dalam pemenuhan bahan baku nya, jadi Adorable

sudah memenuhi strategi bersaing yang responsive.

3. Antrian Pengiriman Paket

Cara yang dilakukan Adorable dalam memanajemen permasalahn ini

adalah menjaliin kemitraan dengan beberapa perusahaan ekspedisi yang

setara. Jadi, apabila terjadi antrian di salah satu proses pengiriman, Adorable

bisa memindahlan order mereka ke perusahaan lain agar barang dapat

terkirim sesuai jadwal ke konsumen.

Page 18: LAPORAN ANALISIS1

BAB V

INFORMATION SYSTEM SUPPLY CHAIN AND E-SCM

Sistem Informasi yang di pergunakan oleh AP yakni berbasis web. Dimana aktifitas yang

terjadi dalam sistem informasi ini hanya sekedar proses order pembelian. Namun website dari

AP memiliki kekurangan seperti tidak terhubungnya semua proses pergudangan hasil produksi

perusahaan dan pihak distributor yang berperan dalam pembelian bahan hasil produksi agar

dapat terkoordinasi dengan baik dan sistematis. Contohnya pada detail produk yang tampil pada

website AP, tidak dicantumkan jumlah stok tersedia. Jadi memungkinkan terjadinya ketidak

sinkronan antara data yang diinginkan oleh konsumen dengan data real yang tersedia di gudang.

Dalam Sistem Informasi perusahaan biasanya terdapat alat bantu sistem seperti Business

Process Modelling Notation (BPMN). BPMN sendiri yaitu sebuah proses pemodelan bisnis

dalam bentuk representasi grafis untuk menentukan proses bisnis perusahaan. Tujuan utama dari

BPMN adalah menyediakan suatu notasi standar yang mudah dipahami oleh semua pemangku

kepentingan bisnis. Dari pengamatan kami tentang Sistem Informasi yang dimiliki oleh AP

sendiri, kami melihat bahwa AP tidak menerapkan BPMN dalam menerapkan proses bisnisnya.

Sehingga AP masih melakukan kegiatan produksinya secara manual dan membutuhkan waktu

yang kurang efisien. Alat bantu Sistem Informasi selanjutnya adalah Entity Relationship

Diagram (ERD) yang merupakan suatu pemodelan basis data konseptual yang menggambarkan

basis data kedalam bentuk entitas-entitas atau objek dan relasi yang terjadi diantara entitas yang

ada.

Selain itu, kami merekomendasikan agar Adorable merambah pasar Mobile, karena dari

hasil survei yang melibatkan sekitar 1.200 responden di Indonesia sejak Januari sampai Maret

2015, Google mengungkap bahwa sekitar 67 persen para pemilik smartphone di Indonesia

rupanya lebih memilih untuk menggunakan smartphone-nya sebagai alat untuk berbelanja

online.

“Simon Kahn, CMO Google Asia Pacific, menambahkan, 67 persen pemilik smartphone

di Indonesia berbelanja langsung lewat smartphone mereka dan juga terdapat pengaruh dari

smartphone pada saat mereka berbelanja di toko. Maka cukup jelas bahwa bisnis di Indonesia

Page 19: LAPORAN ANALISIS1

perlu memiliki strategi pemasaran seluler.” (http://www.seluler.id/2015 yang diakses tanggal 3

Oktober 2015 , 12.47 wib).

Dengan adanya mobile apps ini juga, perusahaan dapat dengan mudah mengetahui

informasi tentag konsumennya. Adorable Project sampai saat ini hanya memiliki webstore dan

sosial media untuk mengetahui konsumennya dan penjualannya. Namun tetap saja, Adorable

Project belum mengimplementasikan Supply Chain Management berbasis web yang

mengintegrasikan antar manufaktur, admin penjualan dan distributor pada aktivitas outbond

logistics. Jadi masih banyak resiko yang bisa terjadi karena AP masih melakukannya dengan

manual, contohnya tidak sesuainya informasi perusahaan dengan supplier atau konsumen,

hilangnya informasi, da nadanya redudansi informasi.