35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Penyediaan bahan bakar minyak (BBM) mulai kritis karena cadangannya terbatas sedangkan sumber kayu bakar juga kritis karena luas kawasan hutan (terutama jawa) sudah kurang dari persyaratan ideal. Jadi salah satu sumber energi alternatif adalah batubara. Akhir-akhir ini harga bahan bakar minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk Minyak Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun.

laporan batubara

  • Upload
    m-ahmad

  • View
    108

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan batubara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat

pemanfaatan yang sangat panjang. Penyediaan bahan bakar minyak (BBM) mulai

kritis karena cadangannya terbatas sedangkan sumber kayu bakar juga kritis karena

luas kawasan hutan (terutama jawa) sudah kurang dari persyaratan ideal. Jadi salah

satu sumber energi alternatif adalah batubara. Akhir-akhir ini harga bahan bakar

minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan

bakar minyak termasuk Minyak Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia

yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah

Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah

per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun.

Untuk mengurangi beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha

mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat

miskin. Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak

Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat.

Briket batubara merupakan salah satu bahan bakar padat alternatif yang

terbuat dari batubara, bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif

pengganti minyak tanah yang mempunyai kelayakan teknis untuk digunakan sebagai

bahan bakar rumah tangga, industri kecil ataupun menengah. Briket juga mempunyai

keuntungan ekonomis karena dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor

1

Page 2: laporan batubara

1

yang tinggi, dan ketersediaan batubara cukup banyak di Indonesia sehingga dapat

bersaing dengan bahan bakar lain.

Atas dasar itulah praktikum pembuatan briket batubara diadakan

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Praktikum

Adapun maksud diakannya praktikum pembuatan briket batubara yaitu untuk

barpengaplikasian secara langsung materi pembuatan briket batubara.

1.2.2 Tujuan Praktikum

Tujuan diadakannya praktikum pembuatan briket batubara adalah sebagai

berikut:

1) Memahami materi pembuatan briket batubara,

2) Memahami jenis briket batubara,

3) Memahami prosedur pembuatan briket batubara,

4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pembuatan briket batubara.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan briket batubara

adalah sebagai berikut:

1) Kain ataupun plastik, untuk pengalas saat batubara dihaluskan,

2) Palu ataupun batu yang padat/ kompak, untuk alat yang menghaluskan

batubara,

2

Page 3: laporan batubara

1

3) Wadah atau baskom, untuk tempat pengcampuran bahan-bahan pembuatan

briket batubara,

4) Panci dan kompor, untuk memasak air yang digunakan pada pengcampuran

kanji,

5) Timbangan, untuk menimbang bahan-bahan pembuatan briket batubara.

1.3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan briket batubara adalah

sebagai berikut:

1) Batubara

2) Sekam padi

3) Kanji

4) Air

3

Page 4: laporan batubara

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batubara

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa

tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses

fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara

termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Proses mengubah tumbuhan menjadi

batubara disebut dengan pembatubaraan (coalification). Batubara terbentuk dari

tumbuhan purba yang berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang

berlangsung selama jutaan tahun. Karena berasal dari material organik yaitu selulosa,

batubara tergolong mineral organik. Reaksi pembentukan batubara adalah sebagai

berikut:

5(C6H10O5) ---> C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO

C20H22O4 adalah batubara, dapat berjenis lignit, sub-bituminus, bituminus,

atau antrasit, tergantung dari tingkat pembatubaraan yang dialami. Konsentrasi unsur

C akan semakin tinggi seiring dengan tingkat pembatubaraan yang semakin berlanjut.

Sedangkan gas-gas yang terbentuk yaitu metan, karbon dioksida serta karbon

monoksida, dan gas-gas lain yang menyertainya akan masuk dan terperangkap di

celah-celah batuan yang ada di sekitar lapisan batubara.

2.1.1 Komponen-Komponen dalam Batubara

Komponen-komponen yang terdapat dalam batubara adalah sebagai berikut:

A. Air4

Page 5: laporan batubara

1

Air dalam batubara dibagi menjadi dua bagian yaitu air bebas (free moisture)

yaitu air yang terikat secara mekanik dengan batubara dan mempunyai tekanan uap

normal dimana kadarnya dipengaruhi oleh pengeringan dan pembasahan selama

penambangan, transportasi, penyimpanan, dan lain-lain. Air lembab (moisture in air

dried) yaitu air yang terikat secara fisika dalam batubara dan mempunyai tekanan

uap di bawah normal.

B. Karbon, Hidrogen, dan Oksigen

Karbon, hidrogen, dan oksigen merupakan unsur pertama pembentuk

batubara. Dari ketiga unsur ini dapat memberikan gambaran mengenai umur, jenis,

dan sifat-sifat batubara.

C. Nitrogen

Kandungan nitrogen dalam batubara umumnya tidak lebih dari 2%. Nitrogen

dalam batubara terdapat sebagai senyawa organik yang terikat pada ikatan karbon.

D. Sulfur

Sulfur dalam batubara terdiri dari sulfur besi dan sering disebut pirit sulfur,

sulfur sulfat dalam bentuk kalsium sulfat dan besi sulfat, serta sulfur organik.

E. Abu

Abu yang terbentuk pada pembakaran batubara berasal dari mineral-mineral

yang terikat kuat pada batubara seperti silika, titan, dan oksida alkali. Mineral-

mineral ini tidak menyublim pada pembakaran di bawah 925ºC. Abu yang terbentuk

ini diharapkan akan keluar sebagai sisa pembakaran batubara tersebut.

5

Page 6: laporan batubara

1

F. Kalor

Pada umumnya logam-logam alkali seperti natrium, kalium, dan litium terikat

sebagai garam klorida, sedangkan kadarnya antara 0,3-0,4%. (Setiawan, 2005).

2.1.2 Jenis Batubara

Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat di

alam dalam tingkat (grade) yang berbeda mulai dari lignite, sub-bituminous,

bituminous, dan anthrasite.

Tabel 2.1 Jenis Batubara

No Jenis Nyala (menit) Nilai Kalor (kal/gr)

1 Antrasit 5-10 7.222-7.778

2 Semi Antrasit 9-10 5.100-7.237

3 Bituminus 10-15 4.444-8.333

4 Sub-bituminus 10-20 4.444-6.111

5 Lignit 15-20 3.056-4.611

(sumber: Sukandarrumidi, 1995)

2.1.3 Klasifikasi batubara berdasarkan sifat fisiknya

a. Sifat batubara jenis antrasit

Berwarna hitam sangat mengkilat, kompak, nilai kalor sangat tinggi,

kandungan karbon sangat tinggi, dan kandungan sulfur sangat tinggi.

6

Page 7: laporan batubara

1

b. Sifat batubara jenis semi antrasit

Berwarna hitam mengkilat, kompak, nilai kalor tinggi, kandungan karbon

tinggi, dan kandungan sulfur tinggi.

c. Sifat batubara jenis bituminus

Berwarna hitam mengkilat, kurang kompak, nilai kalor tinggi, kandungan

karbon relatif tinggi, kandungan air sedikit, kandungan abu sedikit, dan kandungan

sulfur sedikit.

d. Sifat batubara jenis lignit

Berwarna hitam, sangat rapuh, nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit,

kandungan air tinggi, kandungan abu tinggi, dan kandungan sulfur juga tinggi.

2.2 Briket Batubara

Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan

sedikit campuran seperti jerami, ampas tebu, dan molases. Briket Batubara mampu

menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak tanah seperti untuk pengolahan

makanan, pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Bahan baku utama briket

batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai

cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan briket tidaklah

terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam

waktu singkat. Briket batubara dipilih oleh masyarakat sebagai bahan bakar alternatif

karena dilihat dari segi keunggulannya.

Adapun keunggulan briket batubara adalah:

a. lebih murah;

b. nilai kalor yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang

7

Page 8: laporan batubara

1

lama;

c. tidak beresiko meledak/terbakar;

d. tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga;

e. sumber batubara melimpah.

Briket batubara memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal memakan

waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai

penyalaan awal, briket batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu di

atas 2 jam.

Tabel 2.2 Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket (Nilai Ekonomi)

No Penggunaan Minyak Tanah Briket Penghematan

1 Rumah tangga 3

ltr/hari

Rp 9000/hari Rp 5400/hari Rp 3600/hari

2 Warung makan 10

ltr/hari

Rp 30.000/hari Rp 18000/hari Rp 3600/hari

3 Industri kecil 25

ltr/hari

Rp 75.000/hari Rp 45000/hari Rp 3600/hari

4 Industri menengah

1000 ltr/hari

Rp 2.000.000/hari Rp1.502.450/

hari

Rp 3600/hari

(sumber ; pt. ba, bppt)

8

Page 9: laporan batubara

1

Tabel 2.3 Perbandingan antara Minyak Tanah dan Briket

No Parameter Minyak Tanah Briket

1 Nilai kalor 9000 kkal/ltr 5.400 kkal/kg

2 Ekivalen 1 ltr 1,60 kg

3 Biaya Rp 2.800 Rp 1.300

(sumber ; pt. ba, bppt)

2.2.1 Proses Pembuatan Briket Batubara

Jenis proses pembuatan briket batubara dapat dibagi menjadi 2, yaitu: jenis

berkarbonisasi dan jenis non karbonisasi.

A. Karbonisasi (super)

Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi

Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam briket

batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak

berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada batubara

tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk

keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya. Pembuatan briket

batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

9

Page 10: laporan batubara

1

Gambar 2.1 Flow chart pembuatan briket batubara berkarbonisasi (super)

B. Non Karbonisasi (biasa)

Jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi

briket dan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung

dalam briket batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku

(bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana

seluruh zat terbang yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api

dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil. Pembuatan

briket batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.

10

Page 11: laporan batubara

1

Gambar 2.2 Flow chart pembuatan briket batubara non karbonisasi (biasa)

Tabel 2.4 Standart Bahan Baku Briket Batubara

N

o

Jenis

Bahan

Baku

Kadar

Abu

(% Berat)

Nilai

kalor

(Kkl/kg)

Total

Sulfur

(% Berat)

Keterangan

1 Terkar

bonisas

i

< 5 > 3500 < 1

Karbonisasi akan menaikkan

nilai kalor dan abu

2 Tanpa

Karbon

isasi

< 10 > 5100 < 1Penambahan binder akan

menaikkan abu dan

menurunkan nilai kalor

(sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2006)

11

Page 12: laporan batubara

1

Tabel 2.5 Standart Kualitas Briket Batubara

No Jenis Briket

Batubara

Air

Lembab

(%)

Zat

Terbang

(%)

Nilai

Kalor

(Kkal/kg)

Total

Sulfur

(%)

Beban

Pecah

(kg/cm2)

1 Briket batubara

terkarbonisasi

Jenis batubara muda

Maks 20 Maks 15 Min 4000 Maks

1

Min 60

2 Briket batubara

terkarbonisasi

Jenis batubara bukan

batubara muda

Maks 7,5 Maks 15 Min 5500 Maks

1

Min 60

3 Briket batubara tanpa

karbonisasi

Tipe telur

Maks 12 Sesuai

batubara

asal

Min 4400 Maks

1

Min 65

4 Briket batubara tanpa

karbonisasi

Tipe sarang tawon

Maks 12 Sesuai

batubara

asal

Min 4400 Maks

1

Min 10

5 Briket bio-batubara Maks 15 Sesuai

dengan

bahan

baku

Min 4400 Maks

1

Min 65

(sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1998)

Spesifikasi briket batubara terkarbonisasi mengacu pada SNI 13-4931-1998.

12

Page 13: laporan batubara

1

2.2.2 Pemilihan Metode Proses

Salah satu masalah dalam pengembangan industri briket di Indonesia adalah

perlunya karbonisasi dalam proses pembuatannya. Hal ini terutama karena batubara

yang digunakan termasuk dalam peringkat (rank) rendah dengan kadar zat terbang

rata-rata diatas 35%, sehingga dalam pembakarannya menimbulkan asap dan bau.

Sedangkan di Korea, Cina, dan Vietnam batubara yang digunakan untuk briket

adalah dari jenis antrasit sehingga tidak perlu dilakukan proses karbonisasi karena

kadar zat terbangnya rata-rata dibawah 15%.

Proses yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan proses non

karbonisasi.

2.2.3 Komposisi Briket Batubara

Proses pembriketan batubara dapat didefinisikan sebagai suatu proses

pengolahan batubara, dimana briket yang dihasilkan mempunyai bentuk, ukuran

fisik, sifat kimia tertentu dengan menggunakan teknik yang tepat.

A. Batubara

Briket batubara dapat dibuat dari bermacam-macam rank batubara, tergantung

pada jenis batubara yang ada, misalnya: lignite, sub-bituminous, bituminous, semi

antrasit dan anthrasite. Kualitas briket batubara dapat dipengaruhi oleh kualitas

batubara yang digunakan. Batubara yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi

cenderung mengeluarkan asap hitam dan berbau tidak sedap. Batubara yang

digunakan pada penelitian ini adalah batubara jenis semi antrasit.

13

Page 14: laporan batubara

1

B. Jerami

Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi

yag cukup besar sebagai sumber bahan bakar. Ketersediaan limbah ini biasanya pada

saat musim kering dimana persediaan hijauan telah berkurang baik kualitas maupun

kuantitasnya.

C. Ampas Tebu

Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik gula yang banyak ditemukan di

berbagai daerah seperti Medan, Jakarta, dan kota-kota lainnya dan sangat

mengganggu apabila tidak dimanfaatkan. Saat ini belum banyak peternak

menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan pakan ternak, hal ini mungkin karena

ampas tebu memiliki serat kasar dengan kandungan lignin sangat tinggi ( 19.7%)

dengan kadar protein kasar rendah (28%). Namun limbah ini sangat potensi sebagai

bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatn briket.

D. Tetes (Molasses)

Molases diperoleh dari proses kristalisasi larutan tebu yang tidak dapat

menghasilkan gula lagi. Molases merupakan larutan kental berwarna coklat

kehitaman yang dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk batubara dan bahan

campurannya.

Pemilihan perekat berdasarkan pada:

1) perekat harus memiliki daya adhesi yang baik bila dicampur dengan

semikokas;

2) perekat harus mudah didapat dalam jumlah banyak dan harganya murah;

3) perekat tidak boleh beracun dan berbahaya. (Subroto, 2006)

14

Page 15: laporan batubara

1

2.2.4 Bentuk-Bentuk Briket Batubara

Berikut ini gambar yang menunjukkan bentuk dari ketiga briket batubara.

Gambar 2.3 Bentuk Briket Batubara

Keterangan:

a. Bentuk seperti telur : sebesar telur ayam

b. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm

c. Bentuk silinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah

Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan,

sedangkan bentuk kubus dan silinder digunakan untuk kalangan industri

kecil/menengah. (K.D Maison, 2006)

15

Page 16: laporan batubara

1

2.2.5 Tungku Briket Batubara

Penggunaan briket batubara harus dibarengi serta disiapkan kompor atau

tungku, jenis dan ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya

tungku terdiri atas 2 jenis.

a. Tungku Portabel, umumnya memuat briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat

dipindah- pindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah tangga atau

rumah makan.

b. Tungku Permanen, memuat lebih dari 8 kg briket dibuat secara permanen.

Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah.

Persyaratan tungku harus memiliki:

a. ada ruang bakar untuk briket

b. adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan

melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder

c. ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket.

Tungku Rumah

Tangga

(Portabel)

Tungku Industri

Kecil/Menengah

(Portabel)

Tungku Industri Kecil/Menengah

(Permanen)

Gambar 2.4 Tungku Briket

16

Page 17: laporan batubara

1

Rancangan tungku pada dasarnya dibuat untuk mencapai efisiensi pembakaran

yang tinggi. Jenis tungku sangat bergantung pada sektor penggunaannya. Tungku

untuk industri ukurannya lebih besar dari pada tungku rumah tangga. Rata-rata

tungku untuk industri memiliki kapasitas briket batubara 5-10 kg, sedangkan untuk

rumah tangga hanya 1-2 kg.

Jenis tungku yang sudah banyak di pasaran saat ini terbuat dari bahan tembikar

(tanah liat), selain murah juga sudah terbukti keandalannya, terutama dalam menekan

laju emisi. Jenis tungku ini dilengkapi dengan penutup untuk memperoleh suhu yang

sesuai dengan kebutuhan oroduksi, tungku untuk industri biasanya dilengkapi dengan

blower. Kinerja (performance) dalah karakteristik pembakaran yang ditentukan oleh

faktor waktu, suhu, dan kualitas udara. Pembakaran briket batubara dipengaruhi oleh

jumlah briket batubara yang dibakar dan jenis tungku yang digunakan. (K.D Maison,

2006).

2.2.6 Dampak Lingkungan Pembakar Briket

Nilai strategis dan ekonomis pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar sering

terkendala oleh dampak lingkungan yang berasal dari emisi dan sisa pembakaran,

yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh kepada kesehatan manusia.

Selain itu, pembakaran batubara dengan jumlah yang sangat banyak akan

mempengaruhi kondisi lingkungan, antara lain berupa gas rumah kaca seperti CO2

dan lain-lain.

Secara umum polutan yang timbul akibat pembakaran batubara antara lain

partikel halus, belerang, NOx, dan trace element (seperti flourin, selenium, dan

arsen) serta bahan-bahan organik yang tidak terbakar secara sempurna. Unsur-unsur

17

Page 18: laporan batubara

1

ini terbentuk pada saat pembentukan sebagai proses alam. Dengan demikian

sederhana untuk mendapatkan kondisi pembakaran yang bersih, semua zat pengotor

tersebut harus ditiadakan paling tidak dicegah agar tidak merebak menjadi polutan

yang teremisikan.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi lingkungan akibat dari

pembakaran briket batubara.

A. Jenis bahan baku (batubara)

Jenis bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan harus menggunakan

bahan yang bersih dari polutan. Semakin baik bahan yang digunakan, semakin sedikit

emisi yang ditimbulkan. Emisi berbahaya, seperti gas SOx dan NOx pada dasarnya

ditimbulkan dari batubara yang memiliki kadar pengotor yang tinggi. Bahan pengikat

yang berasal dari lempung yang tidak mengandung zat-zat yang berbahaya,

B. Tungku

Tungku yang digunakan hendaknya mampu memfasilitasi pembakaran yang

sempurna, artinya dapat menyeimbangkan aliran udara (oksigen) dengan baik.

Tungku dengan penutup pengurang emisi yang dikembangkan oleh tekMIRA

ternyata sangat membantu mengurangi emisi secara signifikan.

C. Ruangan (dapur) tempat memasak

Ruangan tempat memasak hendaknya memiliki ventilasi yang baik, artinya

udara segar dapat bersirkulasi dengan cepat. Kondisi ini akan sangat membantu

menghindari dampak langsung dari polusi kepada kesehatan pemasak.

Dengan memperhatikan ketiga faktor diatas, secara teoritis dapat dihindari

berbagai dampak negatif atas penggunaan briket batubara dari pengukuran emisi

18

19

Page 19: laporan batubara

1

(SOx, NOx, dan CO) yang dilakukan tekMIRA, diperoleh kesimpulan bahwa

penggunaan briket batubara secara umum masih aman dengan kadar emisi masih

jauh dibawah ambang batas yang diperkenankan oleh kementrian lingkungan hidup.

Pembakaran briket batubara pada menit pertama diawali pembakaran biasa

yang memiliki kadar CO yang mencapai 1000 ppm, SOx 250 ppm dan NOx mencapai

100 ppm. Selang 10 menit kemudian terutama jika pembakaran sempurna emisi ini

boleh dikatakan sudah tidak terdeteksi. Kondisi yang terbaik jika menggunakan

tungku dengan penutup pengurang emisi (PPE) dan dapur mempunyai ventilasi yang

baik.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 20: laporan batubara

1

Pada praktikum pembuatan briket batubara ini menggunakan bahan dasar

batubara dari daerah Mallawa. Keadaan batubara sebelum dibuat menjadi briket

masih dalam keadaan berbentuk bongkahan, maka batubara dihaluskan terlebih

dahulu menggunakan palu atau batu yang kompak sampai halus. Pada saat proses

penghalusan, terlebih dahulu batubara dialasi plastik atau kain untuk memudahkan

proses pemindahan kedalam suatu wadah. (foto 3.1 dan foto 3.2)

Foto 3.1 Bongkahan batubara yang dialasi plastik

Foto 3.2 Batubara yang sudah dihaluskan

21

20

Page 21: laporan batubara

1

Batubara yang telah dihaluskan ditakar dan dicampur oleh sekam yang juga

ditakar. Dimana komposisi batubara dengan sekam adalah 9:2 yaitu 9 wadah

batubara dan 2 wadah batubara dicampur (wadah yang digunakan pada batubara

dengan sekam sama). ( foto 3.3 dan 3.4 )

Foto 3.3 Sekam yang digunakan pada briket batubaru

Foto 3.4 Batubara yang dicampur oleh sekam

Selanjutnya memanasi air untuk dicampur dengan kanji. Campuran tersebut

digunakan sebagai perekat antara batubara dengan sekam. Setelah ketiga-tiganya

22

Page 22: laporan batubara

1

menyatu (batubara,sekam dan larutan kanji) maka selanjutnya dicetak atau dibentuk.

Bentuk briket batubaranya adalah bulat. (foto3.5)

Foto 3.5 campuran bahan briket batubara yang sudah dibentuk

Briket yang telah dicetak tersebut belum bisa langsung digunakan karena masih

dalam keadaan basah akibat dari pencampuran dengan air pada proses mixing

(percampuran) sebelumnya, sehingga harus dikeringkan terlebih dahulu. Proses

pengeringan briket dilakukan dengan cara menjemur briket batubara yang sudah

dicetak. Sebenarnya proses pengeringan bisa juga dengan cara dibakar didalam oven.

Setelah kering, briket tersebut sudah dapat digunakan sebagai pengganti

minyak tanah.

Pada praktikum pembuatan briket batubara ini, tidak dilakukan karbonisasi dan

tidak dipress. Selain itu, briket batubara ini juga tidak diadakan uji kadar air, kadar

abu, waktu pembakaran, waktu nyala, temperatur pembakaran, dan uji nilai kalor

pembakaran. Karena pada prinsipnya praktikum ini lebih ditekannya pada

23

Page 23: laporan batubara

1

pemahaman proses pembuatan briket batubara non karbonisasi. Sehingga mutu

briket batubara yang dihasilkan masih jauh dari standar nasional indonesia (SNI).

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum pembuatan briket batubara adalah

sebagai berikut:

1) Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan

sedikit campuran seperti jerami, ampas tebu, dan molases. Briket yang dibuat

oleh praktikan menggunakan sedikit campuran sekam padi dan kanji sebagai

perekat.

Page 24: laporan batubara

1

2) Jenis briket batubara yang dibuat oleh praktikan merupakan briket batubara

non karbonisasi yaitu jenis briket yang tidak dilakukan karbonisasi pada saat

proses pembuatan.

3) Prosedur pembuatan briket batubara non karbonisasi adalah batubara

dihaluskan – dicampur sekam + larutan kanji – dibentuk – dikeringkan..

4.2 Saran

Adapun saran dari praktikan adalah alangkah baiknya sebagai penerus bangsa

sudah seyogyanya meneliti pembuatan briket batubara yang aman dan sehat sesuai

dengan standar internasional sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada

minyak tanah dan kayu dari pepohonan. Dengan demikian bumi bebas dari

pemanasan global.

DAFTAR PUSTAKA

ww.id.scribd.com/BRIKET BATUBARA (diakses pada hari sabtu tanggal 1

Desember 2012 pukul 20.00 WITA)

www.tekmira.esdm.go.id/km/kajiankebijakan/AnalisisPotensi.doc (diakses pada hari

sabtu tanggal 1 Desember 2012 pukul 20.00 WITA)

www.ristek.go.id/ briket/briket batu (diakses pada hari sabtu tanggal 1 Desember

2012 pukul 20.30 WITA)

wahyu diq.blogspot.com (diakses pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 pukul

20.30 WITA)

24

Page 25: laporan batubara

1

www.indonetwork.co.id/bima express briket/1225019/briket-batu-bara.htm (diakses

pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 pukul 20.30 WITA)