26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan mengartikan diagnosa kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasiny a, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan)  berdasar kan data da n informasi ya ng seobyek tif mungkin. Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar  termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosa belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar  belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Berkait dengan kegiatan diagnosa, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosa ada dua macam, yaitu diagnosa untuk mengerti masalah dan diagnosa yang mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosa yang mengklasifikasi masalah merupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah yang digolongkan ke dalam masalah yang bersifat vokasional,  pendidikan, keua ngan, kesehata n, keluarga dan kepribadia n. Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar

LAPORAN DKB HENNYMONALISA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dad

Citation preview

12

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDunia pendidikan mengartikan diagnosa kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukankesulitan belajartermasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosa belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.Berkait dengan kegiatan diagnosa, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosa ada dua macam, yaitu diagnosa untuk mengerti masalah dan diagnosa yang mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosa yang mengklasifikasi masalah merupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah yang digolongkan ke dalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan, kesehatan, keluarga dan kepribadian. Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M.,2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :1.Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).2.Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;3.Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.Dan dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling,Bruce ShertzerdanShelley C. Stone( 1980 : 310 ) dan Hansel ea.al (1977 : 371 ) mengemukakan bahwa Diagnosis merupakan upaya untuk mengenal dan memahami klien sehingga upaya upaya yang dilakukan selanjutnya dalam pelaksanaan konseling dapat lebih terarah.Syahril(1991 : 45 ) mengemukakan bahwa Diagnosis kesulitan belajar itu merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar"MenurutBurton, seorang siswa dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Kegagalan belajar ini, seperti siswa dalam batas tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pengajaran tertentu, siswa tidak dapat mencapai prestasi yang semestinya sesuai dengan potensinya, siswa gagal kalau tidak dapat mewujudkan tugas tugas perkembangannya, dan lain lain.Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.

B. Tujuan 1. Tujuan Bagi Siswa siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya siswa memperbaiki kesalahannya siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya

2. Tujuan Bagi Guru guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar mengajar. guru dapat memperbaiki kelemahannya yang ada pada dirinya.

3. Bagi Penulis Menambah wawasan dalam menyelesaikan mata kuliah yang sangat penting dalam program study BK Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan dapat meningkatkan prestasinya, sehingga tidak tertinggal dari kelompoknya.

C. Waktu, Tempat, dan Pelaksaan Kegiatan1. WaktuPraktek Diagnosa Kesulitan Belajar ini direncanakan selama 15 hari, yakni mulai hari Senin, 12 Mei sampai Sabtu, 31 Mei 2014.

2. TempatSMK ABDI NEGARA, yang beralamat di Jl.Williem Iskander No.42, Kec.Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan.Alasan Penulis memilih SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan karena Tempat tersebut sangat terjangkau oleh Penulis.

3. Pelaksanaan Kegiatan3.1 Senin, 12 Mei 2014Laporan, sekalian pengantaran surat izin untuk melakukan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar di SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan, yakni Ibu Hj. Inayah Sari Hutasuhut S.Pd.PKS I. P selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, yang dilanjutkan kepada Ibu Ibu Emnera Parleni Siregar selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dengan kata lain yaitu mengurusi surat-menyurat di SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan.Dan hari itu juga surat pengantar atau surat izin kami di acc kan oleh Ibu Emnera Parleni Siregar selaku wakil kepala sekolah yang membidangi hubungan masyarakat. Selanjutnya Laporan dan wawancara dengan Guru BK, dan Alhamdulillah diberi izin untuk melakukan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar.

3.2 Selasa, 13 Mei 2014Penulis, melakukan wawancara dengan wali kelas XI M OTO 3 yaitu Ibu Ernawati,S.Pd. Penulis menjelaskan Tujuan untuk melakukan Praktek Kesulitan Belajar di SMK ABDI NEGARA 2, Khususnya di Kelas XI M OTO 3. Sehingga Penulis memperoleh izin untuk melakukan praktek diagnosa kesulitan belajar di kelas XI M OTO 3.

3.3 Rabu, 14 Mei 2014Penulis dan teman kelompok melakukan Bimbingan secara klasikal di kelas XI M OTO 3, memberikan penjelasan mengenai apa itu BK, dan Diagnosa Kesulitan Belajar. Siswa yang ada di kelas XI M OTO 3 memberikan respon yang begitu baik sehingga mempermudah penulis untuk memberikan materi.

3.4 Jumat, 16 Mei 2014Penulis, melakukan pengumpulan data siswa berupa biodata yang memberikan keterangan tentang diri siswa-siswi, yang ada di kelas XI M OTO 3.

3.5 Sabtu, 17 Mei 2014Penulis, bertemu kembali dengan wali kelas XI M OTO 3 dengan keperluan pengumpulan nilai yang di peroleh siswa-siswi selama satu semester yaitu semester ganjil.

3.6 Senin, 19 Mei 2014Penulis, mengumpukan daftar hadir siwa selama satu semester yang lalu dan ditambahkan dengan daftar hadir bulan Mei.

3.7 Selasa, 20 Mei 2014 Dari biodata, hasil belajar, dan daftar hadir siswa Penulis, dapat menentukan siapa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Selanjutnya penulis bertemu dengan siswa yang menjadi klien penulis dalam praktek diagnosa kesulitan belajar, sehingga tercapai kesepakatan untuk melakukan proses konseling.

3.8 Rabu, 21 Mei 2014Penulis, melakukan pemantauan bagaimana cara belajar siswa/klien di kelas tanpa sepengetahuan siswa.

3.9 Kamis, 22 Mei 2014Penulis, bertemu dengan siswa untuk melakukan proses konseling yang telah disepakati sebelumnya. Dalam proses konseling yang dilakukan penulis melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga siswa memberikan respon yang cukup baik walaupun sedikit malu-malu, enggan untuk berbicara dan sebagainya tetapi siswa masih bisa menjawab pertanyaan dari penulis, sehingga penulis dapat memberikan berbagai motivasi untuk memperbaiki diri siswa kearah yang lebik baik lagi.

3.10 Jumat, 23 Mei 2014Penulis, memberikan pembelajaran kepada siswa, khususnya pada mata pelajaran KIMIA yang menjadi mata pelajaran yang begitu sulit untuk dipahami siswa sehingga hasil belajar yang ia, peroleh tergolong rendah.

3.11 Sabtu, 24 Mei 2014Penulis bersama teman kelompok, menemui pihak ataupun guru yang terkait dengan praktek diagnosa kesulitan belajar yaitu dimulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajran, dan yang dilanjutkan pertemuan dengan siswa untuk berfhoto guna kepentingan dokumentasi sebagai salah satu bukti telah melakukan praktek diagnosa kesulitan belajar.

3.11 Senin, 26 Mei 2014Penulis, melakukan kegiatan pendalaman materi kepada siswa, bahannya tersebut diperoleh dari guru mata pelajaran KIMIA.

3.12 Rabu, 28 Mei 2014Penulis, menjumpai guru mata pelajaran guna kepentingan meminta materi untuk bahan pendalaman materi untuk siswa, ternyata proses pembelajaran yang diperoleh siswa cukup memuaskan. Guru mata pelajaran bangga dengan hasil pendalaman materi yang diberikan siswa, dan penulis juga merasa bangga karena proses konseling dan pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa tidak sia-sia.

3.13 Jumat, 30 Januari 2014Penulis, bertemu kembali dengan siswa dan melakukan proses konseling tahap akhir. Penulis menyatakan perasaan bangga terhadap siswa atas apa yang telah dicapainya. Siswa terharu dan sempat meneteskan air mata dan berterimaksih kepada penulis. Penulis mengingatkan bahwa itu semua karena kegigihannya. Penulis berpesan kepada siswa agar bisa mempertahankan apa yang telah di raihnya tersebut, dan menyarankan agar siswa mulai belajar dengan giat, selalu hadir dalam proses belajar-mengajar kecuali ada halangan yang jelas, dan yang utamanya penulis menekankan kepada siswa agar selalu menjalankan Shalat lima waktu sesuai ajaran Islam, dan berdoa guna pencapaian hidup bahagia.

3.14 Jumat, 30 Mei 2014Penulis bertemu dengan siswa untuk pemberian sekedar cenderamata berupa alat-alat tulis yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses belajar.

3.15 Sabtu, 31 Mei 2014Penulis bersama teman kelompok melakukan laporan kepada Wakil kepala sekolah dan Guru BK, Bahwa sanya telah selesai melakukan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar. Selanjutnya Wakil kepala sekolah memberikan surat keterangan kepada penulis yang menyatakan bahwa penulis telah melakukan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar di SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan.BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data1. Biodata SiswaNama1. Nama lengkap: Dedi Saputra Siregar2. Nama panggilan: DediAgama: IslamAlamat: Palopat MariaAnak ke: 1 Hobi: Bermain sepak bolaCita-cita: Angkatan Nama Orang tua1. Ayah: Riswan Siregar2. Ibu: Warna JelitaPekerjaan Orang tua1. Ayah: Wiraswasta2. Ibu: Ibu Rumah TanggaMotto hidup: ingin membahagiakan kedua orang tuaTinggi badan: 160 cmBerat badan : 50 kgPenyakit yang pernah diderita: Sakit kepalaTeman yang di sukai: -Teman yang di benci: -Pelajaran yang tidak disukai: KIMIA

2. Daftar Kehadiran SiswaDaftar Kehadiran merupakan pendukung untuk menunjang hasil belajar siswa. Daftar Hadir ini akan di isi setiap hari aktif sekolah. Menurut yang Penulis amati Kehadiran siswa yang menjadi klien penulis ini termasuk siswa yang bermasalah yakni selama semester ganjil klien penulis Absen/tanpa keterangan sebanyak 12 pertemuan dengan berbagai alasan, dan di semester genap baru satu bulan berjalannya proses belajar mengajar suda Absen 12 pertemuan. Penulis termotivasi untuk meningkatkan kehadiran siswa.

3. Nilai RaportNilai Raport adalah hasil belajar yang di peroleh siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar. Penulis mengamati raport yang telah dikumpulkan mulai dari jenjang SD sampai SMP, kebetulan yang menjadi klien penulis baru duduk di kelas XI 3 maka nilai raport di SMP baru mengikuti satu semester yaitu semester ganjil dan menuju semester genap. Hasil pengamatan penulis, nilai raport Sekolah Dasar (SD) siswa ini dan nilai raport Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum belajar kimia jadi tidak dicantumkan nilai kimia, pelajaran kimia hanya dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).Dijenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jumlah Nilai KIMIA yang diperoleh siswa :Tabel 1.1No.KelasSemesterJumlah Nilai

1II75

II69

2III78

Nilai KIMIA Yang diperoleh siswa dijenjang SMK Semester Ganjil yaitu 75. Menurut KKM yang telah ada nilai yang diperoleh siswa di batas standar karena KKM KIMIA yaitu 60 . Berdasarkan KKM yang sudah ada nilai yang diperoleh siswa hanya di batas standar.

4. Daftar Kasus Dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, daftar kasus yang ada pada Guru BK, menunjukkan ketidak jelasan sebab Guru BK menyatakan kepada penulis bahwa Dedi Saputra Siregar tidak terdaftar dalam catatan kasus yang ada di pada Guru BK. Penulis merasa kurang puas atas pernyataan dari Guru BK, sebab menurut daftar hadir siswa Dedi Saputra Siregar sudah berkali-kali tidak hadir dalam proses belajar-mengajar dengan tanpa keterangan. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa sanya Guru BK yang menangani siswa kelas XI 3 profesional karena menjalankan tanggung jawab yang telah ditugaskan. Penulis bangga atas pelayanan Guru BK kelas XI 3 tersebut. Penulis menemui salah seorang guru, dan penulis menanyakan cara kerja Guru BK kelas XI 3 tersebut, Penulis terkejut ketika mendengar jawaban guru yang ditemui penulis, yang menyatakan bahwa Guru BK kelas XI 3 ini selalu di senangi oleh siswa. Letak keprofesionalan Guru BK tersebut sudah cukup memuaskan.

B. Pengolahan DataMenurut data yang telah dikumpulkan oleh penulis mulai dari Biodata Siswa, Daftar Hadir Siswa, Nilai Raport, dan Daftar Kasus yang diperoleh dari guru yang bersangkutan. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah memberikan bantuan kepada siswa. Penulis termotivasi untuk memperbaiki nilai dan sikap dari siswa yang menjadi klien penulis.

C. Diagnosis1. Biodata SiswaNama3. Nama lengkap: Dedi Saputra Siregar4. Nama panggilan: DediAgama: IslamAlamat: Palopat MariaAnak ke: 1 Hobi: Bermain sepak bolaCita-cita: AngkatanNama Orang tua3. Ayah: Riswan Siregar4. Ibu: Warna JelitaPekerjaan Orang tua3. Ayah: Wiraswasta4. Ibu: Ibu Rumah TanggaMotto hidup: ingin membahagiakan kedua orang tuaTinggi badan: 160 cmBerat badan : 50 kgPenyakit yang pernah diderita: Sakit kepalaTeman yang di sukai: -Teman yang di benci: -Pelajaran yang tidak disukai: KIMIA

2. Jenis Kesulitan Belajar Siswa2.1Learning disorder (kekacauan dalam belajar)Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnya respon yang bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan.2.2Learning Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar)Mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensinya.2.3Learning DisfungsiMengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukan adanya abnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis.

2.4UnderachiverAdalah keadaan dimana anak-anak yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah.2.5Slow Learning ( lambat belajar)Keadaan dimana anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang relative lama dibandingkan kelompok anak yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.Dari jenis kesulitan belajar diatas Penulis melihat bahwa Dedi Saputra Siregar yang menjadi klien penulis tergolong ke dalam Underachiver (intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah) karena dilihat dari hasil belajarnya di batas standar.

Sifat Kesulitan BelajarSifat dari kesulitan belajar yang dialami siswa ini sedang, karena hasil belajarnya menunjukkan perkembangan di batas standar.

3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajara. Faktor Internal1. Kelemahan secara fisik, seperti : Pusat susunan saraf tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat sehingga membawa ganguan emosional Panca indra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit sehingga menyulitkan proses interaksi secara efektif Keidakseimbangan proses interaksi secara efektif Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna sering membawa ketidak stabilan mental dan emosional Penyakit menahun seperti asma menghambat usaha-usaha belajar secara optimal Obesitas, seperti terlalu tinggi, terlalu rendah, terlalu kurus, atau terlalu gemuk.2. Kelemahan secara mental Kurang minat serta usaha dalam kegiatan belajar Aktivitas yang tidak terarah Kurang menguasi keterampilan belajar Kurang bergizi

3. Kelemahan secara intelektual Ketidak mampuan dalam membaca Kemampuan dasar yang minim Memiliki IQ yang rendah

4. Kelemahan secara social Status atau tingkat ekonomi yang rendah sehingga fasilitas belajar kurang memadai, hal ini cendrung menyebabkan prestasi belajar rendah. Status atau tingkat ekonomi yang tinggi, sehingga kurang motivasi dalam belajar, karna merasa diri dan keluarganya adalah orang kaya. Bencana alam dapat mempengaruhi hasil belajar

5. Perkembangan kepribadian Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang kegiatan sekolah Sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran di kelas Tidak percaya diri Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Kurang berani atau gagal untuk berusaha memusatkan perhatian terhadap pelajaran Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab Malas dan tidak berminat terhadap pelajaran Sering gugup dalam mengemukakan pendapat

6. Proses belajar yang dilakukan Lamban dalam mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi di lingkungan Kurang berminat terhadap hal-hal yang baru dilingkungan Tidak banyak bertanya atau inisiatif Sangat bertanggung pada orang tua atau keluarga dalam belajar Sulit dalam membuat karangan Sulit memahami konsep-konsep yang abstrak Sulit mentransfer ilmu yang satu ke ilmu yang lain Tidak senang dengan adanya PR

b. Faktor Eksternal1.Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu.2.Ketidak sesuian standar system mengajar, penilaian, pengolahan kegiatan PBM3.Terlalu berat beban belajar (siswa) dan mengajar (guru), terlalu besar populasi siswa dalam kelas., terlalu banyak tuntutan diluar kegiatan belajar.4.Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas dan sebagainya.5.Kelemahan dari system belajar mengajar pada tingkat pendidikan sebelumnya6.Kondisi keluar, status sosial ekonomi7.Terlalu banyak kegiatan diluar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuer.8.Kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.

1. Faktor InternalYang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.a. Faktor kejiwaan, antara lain : 1) minat terhadap mata pelajaran kurang;2) motif belajar rendah;3) rasa percaya diri kurang;4) disiplin pribadi rendah;5) sering meremehkan persoalan; 6) sering mengalami konflik psikis;7) integritas kepribadian lemah.

b. Faktor kejasmanian, antara lain :1) keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);2) adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;3) adanya gangguan pada fungsi indera;4) kelelahan secara fisik.

2. Faktor EksternalYang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.a. Faktor instrumentalFaktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa antara lain :1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai;2) Kurikulum yang terlalu berat bagi siswa;3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Faktor lingkunganFaktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif;3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;4) Lokasi sekolah yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikanDari faktor-faktor kesulitan belajar siswa yang telah dipaparkan oleh penulis dari berbgai sumber, dan hasil tes yang di lakukan penulis maka penulis dapat menyimpulkan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu :1. Faktor Internal Kurang minat serta usaha dalam kegiatan belajar Aktivitas yang tidak terarah Kurang menguasi keterampilan belajar Status atau tingkat ekonomi yang rendah sehingga fasilitas belajar kurang memadai, hal ini cendrung menyebabkan prestasi belajar rendah. Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang kegiatan sekolah Sering absen dan tidak mengikuti pelajaran di kelas Tidak percaya diri Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Kurang berani atau gagal untuk berusaha memusatkan perhatian terhadap pelajaran Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab Malas dan tidak berminat terhadap pelajaran Sering gugup dalam mengemukakan pendapat Kurang berminat terhadap hal-hal yang baru dilingkungan Tidak banyak bertanya atau inisiatif Tidak senang dengan adanya PR2. Faktor Eksternal Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua, ini di sebabkan karena Ayah dari siswa sibuk dengan mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan ibu siswa seorang ibu rumah tangga yang sibuk dengan mengurus keluarga. Status ekonomi yang tergolong rendah Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai.

D. Prognosis1. Layanan KonselingPada tahap prognosis penulis melakukan layanan konseling sebanyak dua kali yang di lakukan pada :

1.1 Kamis, 22 Mei 2014 Penulis, bertemu dengan siswa utuk melakukan proses konseling yang telah disepakati sebelumnya. Dalam proses konseling yang dilakukan penulis melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga siswa memberikan respon yang cukup baik walaupun sedikit malu-malu, enggan untuk berbicara dan sebagainya tetapi siswa masih bisa menjawab pertanyaan dari penulis, sehingga penulis dapat memberikan berbagai motivasi untuk memperbaiki diri siswa kearah yang lebik baik lagi.

1.2 Jumat, 30 Mei 2014Penulis, bertemu kembali dengan siswa dan melakukan proses konseling tahap akhir. Penulis menyatakan perasaan bangga terhadap siswa atas apa yang telah dicapainya. Siswa terharu dan sempat meneteskan air mata dan berterimaksih kepada penulis. Penulis mengingatkan bahwa itu semua karena kegigihannya. Penulis berpesan kepada siswa agar bisa mempertahankan apa yang telah di raihnya tersebut, dan menyarankan agar siswa mulai belajar dengan giat, selalu hadir dalam proses belajar-mengajar kecuali ada halangan yang jelas, dan yang utamanya penulis menekankan kepada siswa agar sealalu menjalankan Shalat lima waktu sesuai ajaran Islam, dan berdoa guna pencapaian hidup bahagia.

2. Pendalaman MateriDalam tahap pendalaman materi penulis melakukan langkah sebagai berikut :21. Bertemu dengan guru mata pelajaran KIMIA2.2 Meminta materi KIMIA2.3 Menemui Siswa2.4 Memberikan materi2.5 Bertemu kembali dengan guru mata pelajaran KIMIA

E. Treatment1. Pelaksanaan PrognosisPenulis melakukan prognosis sesuai dengan diagnosis yang ada yaitu melakukan layanan konseling sebanyak dua kali kepada siswa yakni pada :1.1 Kamis, 22 Mei 20141.2 Jumat, 30 Januari 2014Selain layanan konseling kegiatan pendalaman materi juga diberikan kepada siswa yaitu pada, Jumat, 23 Mei 2014.

2. Kegiatan BantuanPada tahap kegiatan pemberian bantuan kepada siswa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Dari awal sampai akhir dalam proses pemberian bantuan yang di berikan kepada siswa mendapat respon yang begitu bagus, baik itu dari Guru BK, Guru Kelas, Guru Mata pelajaran dan siswa yang menjadi klien penulis, sehingga Praktek Diagnosa Kesulitan Belajr dapat di selesaikan sesuai dengan yang direncanakan oleh penulis.

3. Posedur Pelaksanaan KegiatanDalam pelaksanaan kegiatan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar yang dilakukan oleh penulis di SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan, berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam pelaksaan kegiatan ini penulis juga banyak mendapatkan kesulitan, tetapi kesulitan itu masih bisa diatasi oleh penulis melalui kerjasama yang dijalin di awal yaitu dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar ini.

F. EvalusiDalam tahap evaluasi ini, penulis melakukan kegiatan pendalaman materi kepada siswa. Naskah materi yang diperoleh dari guru mata pelajaran KIMIA sebagai berikut :

LARUTANLarutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat.A. Konsentrasi larutanKonsntrasi larutan menyatakan jumlah relatif zat terlarut. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Dalam pembahasan sifat-sifat larutan digunakan kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol.1. Kemolaran (Molaritas, M)a. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.b. Kemolaran telah dibahas dalam Bab Stoikiometri maupun dalam Bab Kinetika.2. Kemolalan (Molalitas, m)a. Kemolalan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.b. m = n / mol kg1(p = masa pelarut dalam kg)c. Jika masa pelarut dinyatakan dalam gram, maka rumus di atas menjadi:m = n x 1000 / p(p = masa pelarut dalam gram)3. Fraksi Mol (X)a. Fraksi mol menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu komponen dengan jumlah mol larutan. X1 = n1 / n1 + n2X2 = n2 / n1 + n2X1 + X2B. Larutan elektrolit dan nonelektrolita. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan digolongkan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit.b. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.c. Larutan nonelektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.d. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion dapat bergerak.e. Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.f. Tidak semua senyawa kovalen polar bersifat elektrolit, hanya senyawa yang dapat mengalami hidrolisis.Contoh elektrolit:Senyawa ion: NaCl, NaOH, MgSO4Senyawa kovalen polar: CH3COOH, HCl, H2SO4Contoh nonelektrolit:C2H5OH (alkohol), CO(NH2)2 (urea), C6H12O6 (glukosa)g. Elektrolit senyawa ion: lelehan dan larutannya dapat menghantarkan listrik.h. Elektrolit senyawa kovalen polar: larutannya dapat menghantarkan listrik, lelehannya tidak.i. Elektrolit kuat: dalam uji elektrolit tampak lampu menyala, banyak gelembung.j. Elektrolik lemah: dalam uji elektrolit tampak lampu tidak menyala, sedikit gelembung.k. Nonelektrolit: dalam uji elektrolik tampak lampu tidak menyala, tidak ada gelembung.C. Larutan asam basaDefenisi asam dan basa telah mengalami perkembangan sehingga mencakup semua zat yang bersifat asam atau bersifat basa. Pengertian asam dan basa yang biasa kita gunakan diambil menurut pengertian Arrhenius. Pengertian asam dan basa yang lebih luas diberikan oleh bronsted Lowry dan selanjutnya oleh Lewis.1. Teori asam basa Arrheniusa. Defenisi asam dan basa yang lazim digunakan adalah menurut Arrhenius.b. Asam : dalam air menghasilkan ion H+.c. Basa : dalam air menghasilkan ion OH-.2. Indikator asam basaa. Asam dan basa dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam basa, yaitu zat-zat warna yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan dalam lingkungan basa.Contoh: lakmus, fenolftalein, dan berbagai estrak bunga atau buah yang berwarna .3. Kekuatan asam-basaa. Kekuatan asam/basa dinyatakan dengan parameter derajat ionisasi () dan tetapan ionisasi (Ka atau Kb).b. Kuat : derajat ionisasi (), 1; Ka atau Kb besar.c. Lemah : derajat ionisasi (), 1; Ka atau Kb kecil.d. Semakin encer laruta, semakin besar derajat ionisasi (), tetapi nilai Ka atau Kb tetap.D. KONSEP pH1. Tetapan kesetimbangan air (Kw)a. Air mengalami isonisasi menurut reaksi kesetimbangan H2O(l)H+(aq) + OH(aq)b. Tetapan kesetimbangan air, Kw = [H+][ OH]c. Pada 25C, Kw = 1 x 10-142. Konsep pH dan pOHa. Tingkat keasaman bergantung pada perbandingan konsentrasi ion H+ dengan konsentrasi ion OH dalam larutan.b. pH larutan dinyatakan dalam skala pH.c. pH = -log [H+]d. larutan asam : pH 7e. larutan basa : pH 7f. larutan netral : pH = 7g. seperti juga dengan pH, [ OH] dapat dinyatakan sebagai pOH : pOH = -log [ OH] h. dalam pelarut air, pada suhu kamar: pH + pOH = 143. Menentukan pH larutana. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan pH-meter, indikator universal, atau dengan menggunakan beberapa indikator yang diketahui trayek pH-nya.b. Trayek pH adalah batas-batas pH di mana indikator mengalami perubahan warna.Contoh:Trayek pH lakmus:5,5 8 (merah - biru)4. Menghitung pH larutan asam basaNilai pH larutan asam dan basa dapat diperkirakan jika diketahui konsentrasi dan derajat ionisasi atau tetapan asam/basa.a. Asam kuat : [H+] = M (Untuk asam sulfat, [H+] = 2 x [asam] jika asamnya cukup encer)b. Asam lemah : 1) [H+] = M 2) [H+] = Kb ME. teori asam basa bronsted-lowry1. pengertian a. asam = donor proton.b. basa = akseptor proton2. asam dan basa konjugasi Dari evaluasi yang dilakukan oleh penulis kepada siswa berupa pendalaman materi siswa dapat menyelesaikannya dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh siswa meningkat. Peningkatan nilai yang di peroleh siswa akan di jelas pada tabel di bawah ini :Tabel 1.2MataPelajaranKKMNilai Sebelum Pendalaman MateriNilai Sesudah Pendalaman Materi

KIMIA

607585

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari kegiatan Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar yang di lakukan oleh penulis di SMK ABDI NEGARA 2 Padangsidimpuan, hasil yang didapatkan cukup memuaskan bagi penulis karena memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Dosen Pengasuh, yaitu berupa perubahan Nilai dan Sikap.Dengan demikian penulis sudah memanuhi persyaratan untuk melakukan diagnosa kesulitan belajar dan didukung dengan hasil yang diperoleh. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kesulitan belajar ini, bisa terjadi kepada siswa karena dipengaruhi berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (lingkungan).

B. Saran1. MahasiswaBagi pelaksana Praktek Diagnosa Kesulitan Belajar lanjutan, dapat menjadikan laporan ini sebagai pedoman untuk menulis laporan.2. SekolahBagi sekolah dapat menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan untuk melaksakan kegiatan Diagnosa Kesulitan Belajar.3. OrangtuaOrangtua dapat menjadikan ini sebagi acuan untuk memperbaiki cara belajar anaknya di rumah4. MasyarakatMasyarakat dapat menjadikan laporan ini sebagai acuan untuk mendukung kegiatan belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Bruce Shertzer. 1980. Layanan Bimbingan Belajar. Sukakarta : UNS

Shelley C. Stone. 1980 Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

Fauzi (http://zdeslav blogspot.com/05 Desember 2013/09:05).

LAMPIRAN