Upload
ridwan-permana
View
40
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga membantu
Citation preview
Laporan Early Exposure Blok 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi yang
berjudul “Laporan Early Exposure Blok 12 – Gastroenterologi” sebagai tugas
kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-
pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan obervasi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan observasi ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Gunawan Tohir, Sp.B, MM, selaku pembimbing kami
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
observasi ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Juni 2010
Penulis
1 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
DAFTAR ISI
Halaman Kover ………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. 1
Daftar Isi ……………………………………………………………………… 2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………. 3
1.2 Tujuan ……………………………………. 4
BAB II Landasan Teori ………………………………………………. 5
BAB III : Metode Pelaksanaan …………………………………………. 14
3.1. Tempat dan waktu pelaksanaan ………………………… 14
3.2. Subjek tugas mandiri ……………………………………. 14
3.3. Langkah-langkah kerja …………………………………. 15
3.4. Jadwal ………………………………………………….. 16
BAB IV : Hasil Tugas Mandiri …………………………………………. 17
BAB V : Pembahasan . ……………………………………………….. 18
BAB VI : Kesimpulan dan Saran ……………………………………… 19
BAB VII : Daftar Pustaka………………………………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
2 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
1.1 Latar Belakang
Blok Gastroenterologi adalah blok kedua belas pada semester 4
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada blok ke-12 ini,
mahasiswa akan mempelajari sistem pencernaan, mulai dari anatomi,
histologi, fisiologi sistem pernapasan dan penyakit-penyakit yang sering
menyerang sistem pencernaan seperti penyakit yang banyak menyerang
manusia yaitu gastroenteritis, hepatitis, ikterik dan lain-lain yang
disebabkan oleh mikroorganisme spesifik yang menyerang organ-organ
yang terkait dengan sistem pencernaan.
Dalam penegakan diagnosis penyakit-penyakit sistem pencernaan
ini diperlukan lah suatu pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi dan
sebagainya agar dapat memastikan penyakit apa yang sedang terjadi pada
tubuh manusia supaya dapat dilakukan penatalaksanaan yang adekuat
untuk menyembuhkan dan menghindari terjadinya komplikasi lainnya.
Dalam blok ini, diadakan early exposure terhadap pemeriksaan
radiologi yang juga sering digunakan dalam pemeriksaan pada penyakit
sistem pencernaan yaitu Ultrasonography (USG). USG merupakan suatu
alat atau media yang dapat menampilkan gambaran organ dalam secara 3
dimensi dengan mengunakan gelombang elektromagnetik sebagai hantaran
energi dan kemudian dirubah menjadi suatu bentuk lain yang berupa
gambar.
1.2 Tujuan
3 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari laporan early exposure ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan tugas early exposure yang diberikan pada blok
dengan menggunakan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok
3. Tercapainya tujuan dari kegiatan Early Exposure
.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan observasi ini, yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan USG
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana menggunakan USG
3. Mahasiswa dapat mempelajari betapa pentingnya USG dalam
pemeriksaan lanjutan
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana pemeriksaan USG dilaksanakan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
5. Mahasiswa dapat melatih diri dalam menggunakan peralatan USG
6. Mahasiswa memenuhi tugas early exposure blok 12 FK UMP
BAB II
LANDASAN TEORI
4 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik
diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa
digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2
sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi
akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok
frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan
luas dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan
dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan).
Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan
digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter
spesialis kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan
memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG
(ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas
bagian tubuh yang terbangun dari cairan.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
Kardiologi; lihat ekokardiografi
Endokrinologi
Gastroenterologi
Ginekologi; lihat ultrasonografi ginekologik
5 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
Obstetrik; lihat ultrasonografi obstetrik
Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-scan, ultrasonografi B-scan
Urologi
Intravascular ultrasound
Contrast enhanced ultrasound
PERSIAPAN DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Persiapan Pemeriksaan
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah
menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam
kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan
penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriiksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan
ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi
(misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya);
peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau
etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan
kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang
dipakai minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan
sterilisasi).
Resiko penularan ringan terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan
kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus
6 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan
air.
Panduan di bawah ini dapat membantu mencegah penyebaran infeksi 1,2 :
(1) Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu dibersihkan, bisa
memakai kain halus atau kertas tissue halus.
(2) Semua peralatan yang terkontaminasi atau mengandung kotoran harus
dibersihkan dengan sabun dan air. Perhatikan petunjuk pabrik tentang
tatacara membersihkan peralatan USG.
(3) Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70% atau direndam
selama dua menit dalam larutan yang mengandung sodium hypochlorite
(kadar 500 ppm10 dan diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan air
mengalir dan selanjutnya dikeringkan.
(4) Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk pemeriksaan USG
transvaginal, bisa memakai sarung tangan karet, atau kondom.
(5) Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai (tidak steril) pada
tangan yang akan membuka labia sebelum transduser vagina dimasukkan.
Perhatikan jangan sampai sarung tangan tersebut mengotori peralatan
USG dan tempat pemeriksaan.
(6) Setelah melakukan pemeriksaan, sarung tangan harus dimasukkan pada
tempat khusus untuk mencegah penyebaran infeksi, dan pemeriksa
mencuci tangan.
(7) Pada pemeriksaan USG invasif, persiapan yang dilakukan sama seperti
akan melakukan tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai harus
steril, operator mencuci tangan dengan larutan mengandung
khlorheksidine 3%, memakai sarung tangan dan masker, serta memakai
kacamata. Kulit dibersihkan dengan memakai etil alkohol 70%, isopropil
alkohol 60%, khlorheksidin alkohol, atau povidone iodine. Transduser
dibersihkan dan dilakukan desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastik
khusus yang steril. Membran mukosa vagina dibersihkan dengan larutan
yang mengandung khlorheksidin 0,015% ditambah larutan cetrimide
0,15%.
7 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
b. Persiapan Alat
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap
baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan
alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu
naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang
stabilisator tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua
peralatan dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak.
Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan
anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari
setiap pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan
bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua
rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk
mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung
jawab pemeliharaan alat tersebut.
c. Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya.
Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil
pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya
pemeriksaan.
8 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga
melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah
mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas
dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali
apakah ia seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan tentang
pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk
mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua
buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu
alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk
menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien
mengeluh “Kok sudah dikomputer masih juga tidak dikatahui adanya cacat
bawaan janin atau ada kista indung telur ?” USG hanyalah salah satu dari alat
bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan
pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
d. Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan
pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat
darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan
apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan
USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan
fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini
hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif
misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
9 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan
tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan
penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat
semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian NARKOBA.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur
mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-
seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir.
Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan,
pengalaman dan latihan yang dilakukannya.
2. Teknik Pemeriksaan
a. Pemeriksaan USG Transabdominal
Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan
batas bawah setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas
lateral sampai tepi abdomen.
Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas
untuk melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly
secukupnya pada kulit perut, lakukan pemeriksaan secara sistematis.
Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke
bawah, selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari
bawah ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai
daerah perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser
digerakkan kembali ke arah atas.
Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral perut (horizontal),
juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri, kemudian dari kiri ke
arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri (lihat gambar dan arah panah
beserta nomor garisnya).
10 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
b. Pemeriksaan USG Transvaginal
Pemeriksaan USG transvaginal berbeda dengan transabdominal, perlu
penyesuaian mesin dan operator, terutama pengenalan organ genitalia interna dan
kehamilan trimester pertama, serta terbatasnya ruang untuk melakukan manipulasi
/ gerak probe.
Sebelum melakukan pemeriksaan, tanyakan apakah ia seorang nona atau
nyonya. Bila statusnya masih nona tetapi sudah tidak gadis lagi, dan memang
perlu dilakukan pemeriksaan transvaginal, mintakan ijin tertulis dari pasien
tersebut dan sebaiknya disertai seorang saksi (dapat seorang paramedis).
Perhatikan apakah tombol pemindah jenis transduser sudah menunjukkan
bahwa penjejak yang dipakai adalah penjejak vaginal serta apakah pasien sudah
mengosongkan kandung kencingnya. Posisi pasien dapat lithotomi atau tidur
dengan kaki ditekuk dan pada bagian pantat ditaruh bantal agar mudah untuk
memasukkan dan memanipulasi posisi transduser.
Taruh sedikit jelly pada permukaan penjejak. Pasangkan kondom baru
pada transduser, kemudian beri jelly secukupnya pada permukaan kondom dan
selanjutnya masukkan transduser ke dalam vagina secara perlahan-lahan dan
“gentle” sesuai dengan sumbu vagina. Jangan melakukan penekanan tiba-tiba dan
keras karena dapat membuat pasien kesakitan atau merasa tidak nyaman.
Cari uterus sebagai petunjuk, kemudian cari kandung kemih. Uterus akan
tampak di garis tengah (median) seperti gambaran buah alpukat yang memanjang
dengan endometrium dibagian tengahnya. Bila fundus uteri mendekati kandung
kemih, maka uterus tersebut dalam posisi antefleksi, bila menjauhi, maka posisi
uterus adalah retrofleksi (lihat gambar). Sangat penting menilai kembali apakah
arah gelombang suara sudah sesuai dengan tampilan yang ada dalam layar
monitor.
Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan kondom secara hati-hati dengan
memakai sarung tangan tidak sterill atau kertas tissue, kemudian lakukan
dekontaminasi kondom tersebut dengan larutan klorin 0,5%.
11 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
c. Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya seorang
nona atau seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal
atau transrektal. Dianjurkan kandung kencing pasien cukup terisi, hal ini untuk
memudahkan pemeriksaan dan sebagai petujuk anatomis. Penjejak dilapisi
kondom dan diberi jeli, kemudian diletakkan di daerah perineum, penjejak
digerakkan ke atas dan ke bawah untuk mencari gambaran organ genitalia. Cara
ini memang tidak dapat memberikan gambaran organ genitalia sebaik pada
pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal.
d. Pemeriksaan USG Transrektal
Pemeriksaan USG transrektal hampir sama dengan pemeriksaan
transvaginal. Perbedaannya terletak pada bantuk dan ukuran diameter penjejak
dan posisi pemeriksaan yang kurang lazim bagi wanita Indonesia. Setelah pasien
dalam posisi lithotomi atau posisi tidur dengan kaki ditekuk dan bagian pantat
diganjal dengan bantal khusus, transduser yang telah dibungkus dua lapis kondom
dan dibubuhi jelly dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam rektum.
Lakukan identifikasi uterus sebagai petunjuk organ genitalia interna,
setelah itu identifikasi vesika urinaria kemudian evaluasi seluruh organ genitalia
interna dan rongga pelvik. Manipulasi atau pergerakan transduser per rektal sangat
terbatas dan sering menimbulkan rasa tidak nyaman. Jelaskan secara seksama
sebelum melakukan pemeriksaan USG transrektal. Setelah selesai pemeriksaan,
lepaskan kondom secara hati-hati, kemudian lakukan dekontaminasi kondom
dengan larutan klorin 0,5%.
e. Pemeriksaan USG Invasif
12 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
USG dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa dan atau untuk tindakan
terapeutik, misalnya biopsi villi koriales, amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-
up (OPU), atau transfusi intra uterin. Setelah dilakukan penjelasan dan pasien
memberikan persetujuan tertulis, dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk
menilai kondisi kehamilan atau genitalia interna. Pada umumnya hanya
diperlukan anestesi lokal untuk memasukkan jarum punksi, tetapi dapat juga
dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Teknik yang dipakai bisa secara
“free-hand” atau dipandu USG melalui marker pungsi yang ada pada transduser.
13 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Adapun tempat dan waktu kegiatan, yaitu :
1. Waktu
Hari, tanggal : Jumat, 11 Juni 2010
Waktu : Pukul 06.30 s.d. 08.00 WIB
2. Lokasi
Adapun lokasi kegiatan early exposure ini yaitu Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang yang terletak di Jalan Ahmad Yani
Palembang- Sumatera Selatan
3.2 Subjek Tugas Mandiri
Yang menjadi subjek tugas mandiri pada kegiatan early exposure
adalah cara melakukan pemeriksaan dengan menggunakan perangkat
diagnostik tambahan yaitu USG
14 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
3.3 Langkah-langkah Kerja
1. Mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing Early
Expsosure mengenai hal apa saja yang akan diamati pada
pelaksanaan EE.
2. Mahasiswa mendapatkan surat pengantar dari Pihak Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
3. Mahasiswa beserta dosen pembimbing melakukan kunjungan ke
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang untuk mendapatkan izin
melakukan kegiatan early exposure kepada Direktur Rumah Sakit
dan menetapkan kapan akan dilaksanakannya kegiatan early
exposure tersebut.
4. Mahasiswa melaksanakan kegiatan early exposure di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang pada hari yang telah ditetapkan
sebelumnya didampingi oleh pembimbing EE.
5. Mahasiswa mendapat bimbingan langsung dari pembimbing tentang
bagaimana melakukan pemeriksaan usg pada probandus yang berasal
dari mahasiswa FK UMP.
6. Mahasiswa melakukan diskusi bersama dengan pembimbing
7. Mahasiswa mengumpulkan laporan kegiatan early exposure pada
hari yang telah ditentukan
15 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
3.4 Jadwal
No Pukul Kegiatan Keterangan
1 06.30 – 06.45
Pengenalan perangkat USG kepada
mahasiswa
2 06.45 – 07.15
Melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan USG kepada probandus
yang berasal dari mahasiswa FK UMP
3 07.15 – 07.30
Mahasiswa melakukan tanya jawab
kepada pembimbing sewaktu
melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan USG
4 07.30 – 07.45
Pembimbing menjelaskan hasil dari
pemeriksaan USG yang dilakukan
kepada probandus dan menjelaskan
tentang pembuatan laporan
5 07.45
Mahasiswa selesai melakukan
kegiatan early exposure di RS
Muhammadiyah Palembang
16 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
BAB IV
HASIL TUGAS MANDIRI
Hasil tugas mandiri kelompok berupa video kami sertakan ke dalam
bentuk Video CD di dalam makalah ini. Video diambil langsung dari Ruang
Radiodiagnostik : USG di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
17 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
BAB V
PEMBAHASAN
Pada EE kali ini, kami memiliki 2 probandus yang merupakan
mahasiswa FK UMP sendiri . Berikut datanya :
1. Nama : Roy Ade Putra
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Nama : Rudi Anandra
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Setelah dilakukan pemeriksaan USG oleh pembimbing, tidak
terdapat kelainan di dalam organ intra abdomen pada probandus. Dapat
kami lihat bentuk, kontur dari hepar probandus pada layar USG. Terlihat
juga vesica biliaris dan vena hepatic tampak pada gambaran USG.
Pemeriksaan USG abdomen diketahui memiliki nilai diagnostik
dalam membedakan berbagai gradasi restrukturisasi hepar, meliputi
hepatitis kronis, sirosis hepatis maupun nodul displasia dan karsinoma
hepatoseluler ( Badea et al.,2006).
Dalam pembacaan hasil USG, digunakan istilah hipoechoic,
hiperechoic, dan anechoic atau echofree. Hipoechoic adalah gambaran
berwarna hitam, yang umumnya merupakan gambaran dari suatu cairan.
Hiperechoic adalah gambaran berwarna putih, yang umumnya merupakan
gambaran suatu batu. Sedangkan gambaran organ -organ tubuh biasanya
didapatkan warna abu-abu (peralihan warna hitam dan putih). Anechoic
atau echofree adalah gambaran hitam sama sekali (tanpa putih), yang
didapatkan apabila gelombang echo mengenai udara atau tulang
(Jacobson, 2008).\
18 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
USG abdomen merupakan jenis pemeriksaan radiologi yang
memiliki spesifisitas, reliabilitas, bersifat non-infasif dan membutuhkan
biaya relatif murah sehingga digunakan sebagai pemeriksaan radiografi
lini pertama dalam diagnosis penyakit sistem pencernaan. USG real-time
pemakaian tunggal maupun kombinasi dengan Doppler, mampu
menunjukkan karakteristik tampilan morfologi organ intra abdomen
seperti hepar meliputi kontur hepar, tekstur hepar maupun kolateral sistem
porta serta hemodinamik sistem porta sehingga dapat berperan dalam
penentuan diagnosis penyakit
19 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan Early Exposure Blok 12
Daftar Pustaka
Jacobson, Jon A. 2008 Ultrasonography: Principles of Radiologic Imaging in
Merck Manual 18 th Edition. Merck Sharp & Dohme Corp. New Jersey, USA.
Badea, Radu; Monica Lupsor et al. Ultrasonography Contribution to the D
etection and Characterization of Hepatic Restructuring: Is the “Virtual Biopsy”
Taken into Consideration? J Gastrointestin Liver Dis Vol.15 No.2, 189 -194. Juni
2006.
20 PageFakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Palembang