Upload
-drajatz-fauzan-nardianz-
View
105
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Field Lab HOME VISIT
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang dianggap tertinggal dalam sektor kesehatan
dibanding dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Angka kematian bayi
yang tinggi (34 per 1000 kelahiran hidup), angka kematian ibu melahirkan
yang tinggi (228 per 100.000 jiwa), angka harapan hidup yang rendah (6,9
pertahun), tingginya angka rata-rata prevalensi malnitrisi dan penyakit
menular, diperburuk dengan isu-isu terkait tidak meratanya dan rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan peningkatan biaya berobat yang
tidak terkontrol adalah faktor-faktor penyebab memburuknya sektor kesehatan
di Indonesia.
WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencapai Millenium Develompment Goals (MDGs) 2015
adalah dengan memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary
Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical
education (COME) ke Family Oriented Medical Educational (FOME), salah
satunya adalah dengan pelayanan kedokteran keluarga yang melaksanakan
pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga.
Dengan adanya prinsip utama pelayanan dokter keluarga tersebut,
perlulah diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi
tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Untuk dapat mewujudkan
pelayanan kedokteran yang seperti ini, banyak upaya yang dapat dilakukan.
salah satunya yang dipandang mempunyai peranan penting adalah melakukan
kunjungan rumah (home visit) serta melakukan perawatan pasien di rumah
(home care) terhadap keluarga yang membutuhkan.
Karena pengetahuan tentang latar belakang pasien serta terwujudnya
pelayanan kedokteran menyeluruh dinilai merupakan kunci pokok
1
2
keberhasilan pelayanan dokter keluarga, maka telah merupakan kewajiban
pula bagi setiap dokter untuk dapat memahami serta terampil melakukan dan
perawatan pasien di rumah tersebut.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar kunjungan rumah (home
visit) dalam kedokteran keluarga.
2. Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan
kunjungan rumah (home visit) dalam pelayanan kedokteran keluarga.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga
berdasarkan fungsi keluarga dan menyusun usulan penatalaksanaannya
secara holistik dan komprehensif.
3
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Pertemuan Pertama
a. Hari, tanggal : Kamis, 6 November 2014
b. Tempat : Puskesmas Baturetno
c. Kegiatan :
Pada hari Kamis, 6 November 2014, mahasiswa sampai di
Puskesmas Baturetno pukul 07.15 WIB. Mahasiswa bertemu dengan dr.
Rita selaku instruktur Field Lab dan dr. Sustyadi selaku kepala
puskesmas. Kegiatan pada pertemuan pertama kali ini adalah penjelasan
tentang topik home visit serta perencanaan untuk kegiatan home visit di
pertemuan kedua. Setelah itu, mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok
kecil. Kelompok 1 terdiri dari Amarisanti, Azizah Amalia N, dan Dyah
Rohmi N. Kelompok 2 terdiri dari Dyonisa N P, Indah Purnama Sari, Ni
Kadek Ayu S S, dan Vicianita Putri U. Kelompok 3 terdiri dari Abdullah
Al Hazmy, Bima Kusuma Jati, Medita Prasetyo, dan Fika Indah P. Kasus
untuk kegiatan home visit sudah dipilihkan oleh pihak puskesmas, yaitu
tuberkulosis untuk kelompok 1, skizofrenia untuk kelompok 2, dan stroke
untuk kelompok 3. Pada kesempatan kali ini mahasiswa juga melakukan
observasi dan berkenalan dengan para pegawai Puskesmas Baturetno serta
diajarkan cara mencari data pasien melalui SIMPUS (Sistem Informasi
dan Manajemen Puskesmas).
2. Pertemuan Kedua
a. Hari, Tanggal : Kamis, 13 November 2014
b. Tempat : Puskesmas Baturetno
c. Kegiatan :
Mahasiswa sampai di Puskesmas Baturetno pukul 7.30 WIB.
Kegiatan dimulai dengan pengarahan dari dr.Rita mengenai penjelasan
teknis di lapangan dan persiapan anamnesis serta alat yang digunakan
untuk pemeriksaan dan penyuluhan ke pasien. Kemudian mahasiswa
3
4
dibagi sesuai dengan kelompok masing-masing dan menuju rumah pasien
dengan didampingi dari pihak Puskesmas.
Kelompok 1
Mahasiswa kelompok satu didampingi oleh Bidan Desa
mengujungi rumah Bapak Simin yang merupakan salah satu pasien di
Puskesmas Baturetno yang sedang menjalani pengobatan untuk
tuberkulosis (TBC). Mahasiswa melakukan anamnesis untuk
mendapatkan riwayat penyakit pasien dan data keluarga pasien,
setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada pasien meliputi
pemeriksaan tanda vital yakni tekanan darah dan auskultasi untuk
mendengarkan suara pernafasan pasien. Kunjungan dilanjutkan
dengan pemberian penyuluhan mengenai tuberkulosis kepada pasien
dan anaknya. Hal-hal yang mahasiswa sampaikan antara lain :
definisi TBC, penyebab TBC, cara penularan TBC, pengobatan TBC,
cara pencegahan penularan TBC, dan lain lain. Pertemuan ditutup
dengan kami melihat lingkungan rumah Bapak Simin untuk
mendapatkan denah rumah beliau.
Kelompok 2
Kelompok 2 didampingi oleh Bidan Desa Bu Amanah
berkesempatan mengunjungi pasien Mbak Fitri yang melakukan
rawat jalan di Puskesmas Baturetno dan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta karena di diagnosis skizofrenia. Di rumah pasien,
mahasiswa melakukan anamnesis untuk mendapatkan riwayat
penyakit pasien dan data mengenai pasien sesuai dengan form home
visit. Selain itu mahasiswa juga melakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan status mental pasien, dan edukasi kepada pasien dan
keluarganya.
Kelompok 3
Kelompok 3 didampingi oleh Bapak Basuki dari pihak
puskesmas mengujungi rumah Bapak Parjan dan Ibu Sakinem yang
merupakan pasien stroke. Di rumah pasien, mahasiswa
5
mengidentifikasi data keluarga dan riwayat penyakit stroke yang
dialami. Selain itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah
kegiatan selesai, mahasiswa kembali ke puskesmas untuk pengarahan
kegiatan pertemuan ketiga.
3. Pertemuan Ketiga
a. Hari, tanggal : Selasa, 18 November 2014
b. Tempat : Puskesmas Baturetno
c. Kegiatan :
Pada pertemuan ketiga ini tiap kelompok melakukan presentasi
untuk melaporkan setiap kasus yang dikunjungi. Setelah itu mahasiswa
mengumpulkan laporan akhir.
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelompok 1 (Tuberkulosis)
Kegiatan kunjungan rumah (home visit) dilakukan di rumah Bapak
Simi,beliau adalah pasien TBC yang telah menjalani pengobatan selama 5
bulan di Puskesmas Baturetno. Kunjungan dilakukan bersama dengan pihak
Puskesmas. Tatacara kunjungan rumah adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
2. Mengatur jadwal kunjungan
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
4. Melakukan pengumpulan data
5. Melakukan pencatatan data
Tatacara pertama dan kedua sudah disiapkan dari pihak Puskesmas,
untuk tatacara selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa dan dibantu pendamping
dari Puskesmas Baturetno. Berikut adalah hasil kunjungan rumah mahasiswa
kelompok 1 :
A. Karakteristik Demografis Keluarga
Bapak Simin tinggal bersama dengan 3 orang anak, 2 orang menantu,
dan satu orang cucu.
B. Identitas Pasien
Nama Bapak Simin
Umur 68 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Pekerjaan Pensiunan PNS
Agama Islam
Status pernikahan Menikah, dengan 7 orang anak
Alamat Karangtengah RT. 02 RW. X, Gambiranom,
Baturetno
Tanggal kunjungan 14 ovember 2014
6
7
C. Penetapan Masalah Pasien
1. Riwayat medis
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan batuk, nyeri dada, kurang nafsu makan sudah
dirasakan sejak 2 bulan sebelum Bapak Simin menjalani
pengobatan ke Puskesmas. Karena batuk yang tidak kunjung
sembuh pasien disarankan oleh anaknya untuk memeriksakan diri
ke dokter dan menjalani rotgen Thoraks. Dari hasil rotgen Thoraks
oleh Dokter pasien didiagnosis TBC Paru dan disarankan untuk
menjalani pengobatan di Puskesmas. Saat ini Bapak Simin sudah
menjalani pengobatan selama 5 bulan dan telah masuk pada tahap
pengobatan lanjutan TBC Paru. Walaupun pernah satu kali selama
kurang lebih 3 hari berhenti minum obat, Bapak Simin saat ini
rutin meminum obat dari Puskesmas. Pasien merasakan sudah ada
perbaikan pada kondisi fisiknya, pasien tidak mengeluhkan nyeri
dada, sudah jarang batuk, dan nafsu makannya sudah membaik.
b. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu seperti
jantung, diabetes melitus, hipertensi, maupun keganasaan.
2. Riwayat penyakit Keluarga
Anak pasien yang tinggal serumah yakni, Bapak Sunardi 3 tahun
yang lalu pernah menderita TBC paru. Beliau menjalani pengobatan
dan sudah dinyatakan sembuh oleh pihak Puskesmas. Istri pasien
meninggal karena komplikasi diabetes melitus dan hipertensi.
3. Riwayat kebiasaan
Pasien sudah berhenti merokok 3 tahun yang lalu.
4. Riwayat sosial ekonomi
Sebelum terdiagnosis TBC Paru Bapak Simin mengisi
aktivitasnya dengan bertani, namun setelah sakit dan menjalani
pengobatan beliau tidak lagi bekerja. Selain karena sakit yang diderita
baliau juga sudah merasa fisiknya tidak mampu lagi bekerja berat
8
seperti bertani. Meskipun tidak bekerja Bapak Simin masih memiliki
penghasilan dari uang pensiunan beliau sebagai PNS. Pengobatan TBC
yang dijalani selama 5 bulan oleh pasien tidak membebani beliau
karena pengobatan TBC menjadi salah satu program dari pemerintah
sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan secara gratis dari
puskesmas.
5. Riwayat gizi
Makan teratur 3 kali sehari, namun terkadang lupa makan
sebelum minum obat.
6. Diagnostik holistik (biopsikososial)
a. Aspek personal
Pasien telah menyadari telah menyadari bahwa Tuberculosis
merupakan penyakit menular yang pengobatannya membutuhkan
waktu yang lama. Pasien sempat merasa jenuh dengan pengobatan
yang dilakukan dan sempat berhenti minum obat selama beberapa
hari, tapi karena keadaan selama berhenti minum obat yang kian
memburuk pasien sadar harus kembali menjalani pengobatan.
Semenjak itu pasien rutin berobat dan kontrol ke Puskesmas.
Selain itu pasien juga menyadari bahwa TBC merupakan penyakit
yang menular,sehingga pasien berhati-hati ketika batuk, meludah
atau membuang dahak.
b. Aspek klinis
Diagnosis klinis : Tuberculosis (TBC) Paru
c. Aspek Internal
Bapak Simin sudah berhenti merokok sejak tiga tahun yang
lalu, dimana kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor yang
dapat memperberat penyembuhan penyakit TBC.
d. Aspek Eksternal
Pengobatan pasien mendapatkan dukungan penuh dari
keluarganya. PMO pasien selalu mendorong pasien untuk rutin
9
minum obat dan mengingatkan pasien untuk kontrol ke
Puskesmas.
e. Skala fungsi sosial
Bapak Simin aktif dalam kegiatan di masyarakat, seperti
arisan bapak-bapak yang rutin dilaksanakan setiap satu bulan
sekali setiap hari Sabtu malam.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Keluarga Bapak Simin merupakan sebuah keluarga besar dengan
jumlah anak 7 orang, serta 8 orang cucu. Di rumah, Bapak Simin
tinggal bersama 3 orang anak (Suparni, Sutardi, Sunardi), seorang
menantu, serta seorang cucu yang masih berusia 4 bulan. Istri Bapak
Simin sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu akibat komplikasi dari
penyakit yang dideritanya, yaitu Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
Tiga tahun yang lalu pula, salah seorang anak dari Bapak Simin,
Sunardi, juga menderita TB Paru, namun kini sudah dinyatakan
sembuh. Saat ini, setelah menjalani pengobatan selama 5 bulan, Bapak
Simin telah merasakan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Fungsi Sosial
Bapak Simin termasuk orang yang aktif dalam kegiatan di
masyarakat. Meskipun tidak menjabat di lingkungan RT, beliau selalu
menghadiri arisan untuk bapak-bapak yang rutin dilaksanakan sebulan
sekali pada hari sabtu malam.
3. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga sangat harmonis. Hubungan
antar anggota keluarga yang lain juga harmonis. Keluarga memiliki
kepedulian yang besar terhadap pasien terkait dengan penyakit yang
dideritanya. Hal ini terlihat dengan menjadinya Mas Sunardi sebagai
PMO (Pengawas Minum Obat) yang selalu menyiapkan dan
mengingatkan Bapak Simin untuk rutin minum obat.
10
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan utama keluarga ini berasal dari Bapak Simin yang
merupakan pensiunan PNS dengan gaji Rp 1.200.000,00/ bulan.
Namun untuk kebutuhan keluarga sehari-hari, anak-anak Bapak Simin
juga turut membantu mencukupinya.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penyelesaian masalah dalam keluarga ini berlangsung dengan
baik. Keputusan penting dalam keluarga ini dipegang oleh anak Bapak
Simin, namun tidak lupa untuk bermusyawarah bersama dengan
Bapak Simin. Tidak ada masalah dengan masyarakat sekitarnya.
6. Fungsi Fisiologis (Skor APGAR)
Pengisian kuesioner untuk penentuan skor APGAR (Adaptation,
Partnership, Growth, Affection, Resolve) dalam kelurga ini hanya
dilakukan oleh Mas Sunardi saja, sebab Bapak Simin tidak bisa
mencerna maksud dari pertanyaan dengan baik, Mas Sutardi sedang
bekerja, Ibu Suparni mengalami gangguan mental, dan menantunya
sedang merawat cucunya yang sedang rewel. Hasil skor APGAR yang
diperoleh yaitu 7 (cukup).
7. Fungsi Patologis (SCREEM)
Fungsi-fungsi patologis digolongkan dalam beberapa aspek antara
lain sosial, culture/ budaya, religius, ekonomik, edukasi, dan medical.
Fungsi sosial, budaya, dan religius keluarga ini cukup baik. Meskipun
ekonomi dan pendidikannya termasuk menengah kebawah, namun hal
ini tidak mengganggu dan dapat diatasi dengan baik. Pembiayaan
medis menggunakan BPJS Kesehatan.
8. Kesimpulan Permasalahan Fungsi Keluarga
Tidak terdapat permasalahan dalam fungsi keluarga.
11
E. Struktur Keluarga (Genogram)
F. Pola Interaksi Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga baik. Keluarga memberi dorongan
yang besar bagi pasien untuk sembuh.
G. Keadaan Rumah dan Lingkungan (Indoor dan Outdoor)
Rumah pasien termasuk cukup luas untuk ditempati pasien dan
kelaurganya. Pekarangan depan rumah termasuk luas dan terdapat 1-2
pohon di sekitar rumahnya. Terdapat empat kamar tidur didalam rumah.
Rumah pasien memilik kamar mandi di luar sedangkan untuk WC di
dalam rumah. Sumber air berasal dari sumur terletak di belakang rumah.
Tampak sanitasi lingkungan baik, namun tidak ada tempat pembuangan
sampah. Pasien dan keluarganya masih membuang sampah di sekitar
sungai untuk selanjutnya dibakar di tempat tersebut. Dinding rumah masih
menggunakan kayu namun sebagian besar lantai rumah sudah di keramik,
kecuali dapur yang masih terbuat dari tanah padat. Ventilasi dan
penerangan di dalam rumah pasien masih kurang.
TBC
Diabetes Mellitus
Gangguan Mental
Hipertensi
Rr
Ruang tamu
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar tidur
WCDapur
12
H. Denah Rumah
I. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
Bapak Simin menderita TBC sejak 5 bulan yang lalu dan telah
menjalani pengobatan rutin di Puskesmas Baturetno.
2. Masalah Nonmedis
Bapak Simin terkadang lupa makan sebelum minum obat.
B. Kelompok 2 (Skizofrenia)
Kegiatan kunjungan rumah (home visit) dilakukan di rumah keluarga
Mbak Fitri Aisyah. Mbak Fitri adalah pasien skizofrenia yang telah menderita
gangguan ini sejak tahun 2002. Sekarang pasien sedang menjalani pengobatan
rutin di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, dimana setiap satu bulan sekali,
pasien akan mengambil obat ke rumah sakit tersebut. Pasien memberitahukan
bahwa dosis obat telah diturunkan dari sebelumnya. Pasien mengaku
meminum obat secara teratur, namun sempat tidak minum obat sekali (siang
hari tanggal 12 November 2014) karena rasa malas dan efek obat yang sedikit
13
menganggu. Terdapat empat jenis obat pasien, yaitu Chlorpromazine 1x1
(malam), Haloperidol 3x1, Risperidon 2x1.
Tata cara kunjungan rumah adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
2. Mengatur jadwal kunjungan
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
4. Melakukan pengumpulan data
5. Melakukan pencatatan data
Tata cara pertama sampai kelima sudah dilakukan oleh mahasiswa dengan
bantuan dari pihak Puskesmas. Pencatatan data dilakukan sesuai dengan
formulir kunjungan rumah.
Pada kasus keluarga Mbak Fitri identifikasi fungsi keluarga dijelaskan
sebagai beikut:
A. Karakteristik Demografis Keluarga
Mbak Fitri tinggal di rumah bersama kedua orangtuanya. Sebenarnya
Mbak Fitri memiliki dua adik, namun keduanya tinggal di luar kota
bersama dengan pasangan masing-masing.
No Nama UmurJenis
KelaminKedudukan Pendidikan Pekerjaan Penyakit
1 Sutarman 58 th Laki-laki
Ayah S1 Guru SD Skizofrenia (1990)
2 Sriyati 53 th Perempuan
Ibu SD Ibu Rumah Tangga
Skizofrenia (1990)
3 Fitri Aisyah 33 th Perempuan
Anak Kandung / I
S1 Tidak Bekerja
Skizofrenia (2002)
4 Zulfa Suniarini
31 th Perempuan
Anak Kandung / II
S1 Buruh -
5 Bustomi Karunia
28 th Laki-laki
Anak Kandung / III
S1 Guru MAN
Psikosis (2011)
14
B. Identitas Penderita
C. Penetapan Masalah Pasien
Masalah utama pasien adalah pasien menderita skizofrenia sejak tahun 2002
dan dukungan dari keluarga pasien sangat kurang. Hal ini menyebabkan aktivitas
sosial pasien terganggu, pasien kehilangan minat dan tujuan, serta menjadi malas
dan berdiam diri. Pada keluarga pasien diduga memiliki faktor genetik yang kuat,
bapak dan ibu pasien mengalami gangguan jiwa dengan manifestasi yang berbeda,
namun yang sedang menjalani pengobatan hanya ibu pasien. Sedangkan faktor
pemicu yang diduga menyebabkan munculnya gejala adalah terjadinya stress
psikologis karena pacar dan ramalan. Masalah lain pasien adalah kesadaran pasien
untuk percaya bahwa dirinya dapat sembuh kurang. Pasien memahami bahwa
dirinya harus berobat, namun kepercayaan untuk dapat sembuh sangat minim. Hal
ini juga mungkin disebabkan karena kurangnya dukungan dari kedua orang tua,
yang juga terdapat gangguan jiwa.
1. Riwayat Medis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan anamnesis pasien mengakui bahwa dirinya
ingin teriak dan mengamuk karena ada pikiran yang menyuruhnya.
Hal ini diduga pasien mengalami though of insertion. Pasien
mengaku awal mulanya terjadi gangguan disebabkan karena ada
masalah dengan pacar dan melakukan permainan ramalan. Salah
satu ramalan yang membuat pasien stress adalah ramalan tentang
Nama Fitri Aisyah
Umur 33 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan -
Agama Islam
Pendidikan S1
Alamat Dusun Putuk RT 01/04 Desa
Glesungrejo, Baturetno, Wonogiri
Status Pernikahan Belum menikah
15
nama pacar pasien yang berbeda dengan kenyataan. Selain itu
akibat dari permainan ini menyebabkan pasien mengalami sakit
pada mata, pikiran menjadi bingung, kecapekan. Kemudian pasien
mengalihkan rasa tersebut dengan menulis dan membaca syair dan
puisi. Pasien juga pernah membeli obat penenang secara bebas
selama dua bulan, namun kejadian tersebut masih menjadi beban
pikiran bagi pasien. Hal ini diduga menjadi faktor pemicu
munculnya skizofrenia pada pasien. Kemudian pasien dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta selama satu bulan
untuk pengobatan. Saat ini pasien rutin kontrol ke RSJD Surakarta
setiap satu bulan sekali sekaligus mengambil obat.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan status mental pada pasien.
Hasil pemeriksaan status mental adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Umum : Penampilan pasien tampak baik,
pasien juga merawat diri dengan baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor: Normoaktif
3. Mood dan Afek: Saat dilakukan anamnesis pasien
menjawab biasa/kosong, tidak ada kebahagian maupun
kesedihan. Afek pasien tumpul atau datar. Sehingga dapat
disimpulkan mood dan afek selaras.
4. Pembicaraan: Tidak ada gangguan pembicaraan pada
pasien
5. Gangguan persepsi: Pasien mengalami gangguan persepi
berupa halusinasi auditorik maupun visual. Pasien
mempercayai halusinasi tersebut merupakan hal yang
nyata dan hal ini mengganggu kehidupan pasien.
Halusinasi biasanya muncul pada sore hari. Halusinasi
tersebut berupa:
a) Halusinasi auditorik: berupa suara orang yang
membicarakan pasien, bahwa pasien merupakan
seseorang yang baik, jangan diganggu. Selain itu
16
pernah ada suara yang menyatakan bahwa seluruh
dunia ingin memukuli pasien. Sempat juga terdengar
suara gaduh yang tidak jelas dan tertawa.
b) Halusinasi visual: sering melihat orang lewat dengan
cepat di depannya tanpa waktu yang jelas dan pernah
melihat seseorang memakai baju hitam, sarung
hitam, dan kupluk hitam saat hendak ke kamar mandi
dini hari.
6. Bentuk pikiran: Non realistik
7. Isi pikiran: Pasien mengalami waham bersalah, waham
kejar, dan though of insertion. Waham bersalah terjadi
karena pasien merasa tidak berguna di keluarga, sering
merepotkan keluarganya. Waham kejar terjadi ketika
pasien melihat dirinya dikejar-kejar banyak orang dan
melarikan diri sampai pacitan. Though of insertion terjadi
ketika sebuah buku bacaan pasien merasuki pemikiran
pasien sehingga pasien seolah-olah tidak memiliki bapak
ibu dan ketika seseorang menyuruh pasien untuk teriak.
Hal ini dirasakan saat fase kambuh
8. Tingkat Kesadaran: Secara kualitatif kesadaran pasien
berubah. Sedangkan secara kuantitatif kesadaran pasien
compos mentis
9. Orientasi: orientasi orang, tempat, waktu pasien masih
baik. Namun terkadang saat kambuh, orientasi pasien
terganggu.
10. Daya ingat: Daya ingat pasien tidak terganggu, baik
segera, pendek, menengah, dan panjang. Pasien masih
mengingat aktivitas yang baru saja dikerjakan saat
pemeriksa datang dan masih mengingat pengalaman
semasa kuliah dan saat keci.
11. Konsentrasi dan perhatian: baik.
17
12. Visuospasial: pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan
karena pasien tidak melakukan instruksi
13. Pikiran abstrak: baik
14. Pengendalian impuls: Tenang
15. Pertimbangan dan Tilikan: Pertimbangan pasien masih
baik. Tillikan pasien adalah 5, dimana pasien tahu bahwa
dirinya sakit tanpa tahu penyebabnya dan berusaha
mencari pertolongan.
Dari hasil pemeriksaan status mental dan anamnesis, menurut
PPDGJ, pasien memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
Hasil pemeriksaan yang sesuai dengan kriteria diagnosis adalah
adanya though of insertion, waham kejar, waham bersalah,
halusinasi visual dan auditorik, adanya gejala negatif seperti masa
bodoh (apatis) dan respons emosional yang menumpul dan tidak
wajar, serta terjadinya perubahan dalam mutu hidup dang gejala-
gejala ini telah berlangsung lebih dari satu bulan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami sakit mata dan tenggorokan sejak
kejadian ramalan dan. Pasien mengobati dengan merica dan
menyebabkan sakit semakin parah dan sempat batuk darah. Sakit
ini sudah dibawa ke dokter. Namun, pasien masih mempercayai
penyebab sembuh sakit mata dan tenggorokan adalah merica.
Pasien juga mengaku dulu pernah mengalami vertigo.
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
sebanyak delapan kali. Rata-rata rawat inap selama 10-14 hari.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
18
a. Bapak pasien menderita hipertensi dan gangguan jiwa, salah satu
manifestasi yang paling terlihat adalah obsesi menjadi penulis
hebat.
b. Ibu pasien menderita asam urat dan gangguang jiwa, salah satu
manifestasi yang tampak adalah mutisme. Saat ini sedang
mengalami pengobatan.
c. Adik pasien nomor dua juga mengalami gangguan jiwa dengan
awal mula pusing. Sempat dirawat di RSJD Surakarta selama tiga
bulan.
3. Riwayat Kebiasaan
a. Jarang melakukan aktivitas olahraga
b. Sering jalan-jalan di sekitar rumah dan masih melakukan aktivitas
fisik rumah
c. Tidak minum alkohol maupun rokok
4. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tidak bekerja. Penghasilan utama keluarga ini berasal dari
Bapak pasien yang bekerja sebagai guru. Penghasilan ini sudah cukup
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien dan keluarga.
Aktivitas sosial pasien sudah mulai berkurang. Dahulu pasien
sempat mengikuti karang taruna dan pengajian, namun sekarang sudah
tidak. Terkadang pasien hanya berbicara sedikit dengan tetangga.
5. Riwayat Gizi
a. Makan tidak teratur, yaitu 1-5x sehari
b. Minum air sudah terasa segar dan cukup
c. Menyukai sayur, tetapi tidak dengan daging
d. Kadang-kadang mengonsumsi buah tetapi tidak sering
6. Diagnostik Holistik
a. Aspek Personal
Pasien menyadari bahwa ada gangguan pada dirinya dan
mengetahui bahwa harus diobati. Pasien kontrol rutin setiap
sebulan sekali ke RSJD Surakarta. Walaupun demikian pasien
19
masih merasa bahwa kesembuhan akan sukar didapat sehingga
tidak bersemangat dalam proses pengobatan.
b. Aspek Klinis
Diagnosis klinis: Skizofrenia
c. Aspek Internal
Aspek internal dari diri pasien yang dapat memperburuk
keadaan pasien adalah kurangnya semangat pasien dalam proses
pengobatan dan hal ini ditakutkan terjadiya lupa atau kemalasan
minum obat.
d. Aspek Eksternal
Kurangnya komunikasi dalam keluarga membuat pasien
menjadi kurang merasakan kasih sayang dan dukungan dari
orangtua.
e. Skala Fungsi Sosial
Pasien sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan sosial. Namun,
terkadang masih berkomunikasi dengan tetangga walau hanya
sebentar.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Fungsi biologis menunjukkan apakah di dalam keluarga teradapat
gejaa-gejala penyakit menurun (herediter), penyakit menular, maupun
penyakit kronis (Prasetyawati, 2010). Pada keluarga pasien tampak
terdapat penyakit herediter, yaitu gangguan jiwa. Bapak, ibu, dan adik
nomor 2 juga mengalami gangguan jiwa. Apabila ditelesuri lebih ke
atas tampak kakek dari pihak bapak dan sepupu dari pihak ibu juga
mengalami gangguan jiwa.
2. Fungsi Sosial
Pasien sudah tidak aktif dalam kegiatan masyrakat sekitar.
Namun, masih memiliki interaksi yang baik dengan lingkungan,
walaupun hanya sebentar.
3. Fungsi Psikologis
20
Pasien tinggal serumah dengan bapak dan ibu. Hubungan pasien
dengan keluarga tidak harmonis. Pasien sering dimarahi orangtua dan
mengaku tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Namun, pasien
mengaku masih memiliki hubungan yang baik dengan kedua adiknya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasian utama keluarga berasal dari bapak pasien yang
bekerja sebagai guru. Penghasilan ini cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Apabila pasien berobat, maka biaya yang
dikeluarkan ditanggung oleh BPJS
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penyelesaian masalah dalam keluarga berlangsung tidak baik.
Apabila ada masalah dibiarkan saja sehingga tidak pernah
terselesaikan.
6. Fungsi Fisiologis (Skor APGAR)
Ketika pengisian kuesioner untuk penentuan skor APGAR
(Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve), anggota
keluarga yang berada di rumah hanya Mbak Fitri dan ibu, sehingga
skor APGAR hanya dapat ditentukan keduanya. Skor APGAR untuk
Mbak Fitri dan Ibu adalah 0, yang berarti kurang. Hal ini menunjukkan
adaptasi (dukungan, penerimaan, saran) yang jarang, komunikasi yang
jarang, dukungan terhadap hal yang baru jarang, hubungan kasih
sayang dan interaksi yang jarang, dan tidak adanya kepuasam tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama.
7. Fungsi Patologis (SCREEM)
Fungsi-fungsi patologis digolongkan dalam beberapa aspek antara
lain sosial, culture/budaya, religious, ekonomi, edukasi, dan medical.
Fungsi sosial kurang baik karena sudah jarang mengikuti aktivitas di
luar, namun kadang masih berkomunikasi dengan tetangga. Fungsi
budaya dan religi cukup baik. Fungsi ekonomi termasuk menengah ke
bawah, namun hal ini tidak mengganggu dan dapat diatasi dengan
baik. Fungsi edukasi baik, tampak rata-rata pendidikan yang
21
7
3
45
6
21
diselesaikan adalah Sarjana. Fungsi medical baik, tampak rutin
melakukan pemeriksaan dan konsultasi sebulan sekali ke RSJD
Surakarta.
8. Kesimpulan Permasalahan Fungsi Keluarga
Terdapat permasalahan pada fungsi psikologis, fungsi penguasaan
masalah dan kemampuan beradaptasi, serta fungsi fisiologis. Tampak
kurangnya komunikasi di dalam keluarga sehingga apabila ada
masalah tidak dapat dipecahkan dengan baik dan cenderung dibiarkan
saja. Hubungan dalam keluarga cenderung kurang harmonis dan
menyebabkan pasien merasakan kurangnya kasih sayang dalam
keluarga. Hal ini juga tampak pada skor APGAR yang hasilnya
kurang.
E. Struktur Keluarga (Genogram)
Keterangan nama keluarga pasien yang mengalami gangguan kejiawaan:
1. Fitri
2. Zulfa
3. Bustomi
4. Bp. Sutarman
5. Ibu Sriyati
6. Bapak
7. Paijem
Ruang TamuKamar Mbak Fitri
Kamar Bapak Ibu Mbak Fitri
Ruang Keluarga
Dapur
WCpur
Kamar mandiJemuran
PekaranganU
Tempat Pem
buangan Sampah
Tempat Pembuangan Sampah
22
F. Pola Interaksi Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis. Keluarga kurang
memberikan dukungan atau dorongan kepada pasien.
G. Keadaan Rumah dan Lingkungan
Rumah pasien termasuk cukup luas untuk ditempati pasien dan
orangtuanya. Pekarangan depan rumah termasuk luas dan terdapat 1-2
pohon di sekitar rumahnya. Jarak antara rumah satu dengan yang lainnya
cukup dekat. Ruang tamu dan ruang keluarga hanya dipisahkan oleh
sebuah lemari kayu. Terdapat dua kamar tidur. Rumah pasien memilik
kamar mandi dan WC yang berada di luar rumah. Sumber air berasal dari
PAMTampak sanitasi lingkungan baik, namun tidak ada tempat
pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah di belakang rumah,
yaitu di pekarangan. Dinding rumah masih batako namun sebagian besar
lantai rumah sudah di keramik, kecuali dapur yang masih terbuat dari
tanah padat. Ventilasi dan penerangan cukup baik
H. Denah Rumah
I. Daftar Masalah
23
1. Masalah Medis
Mbak Fitri menderita skizofrenia sejak tahun 2002. Saat ini sedang
menjalani pengobatan secara rutin.
2. Masalah Non Medis
Kurangnya komunikasi, dukungan, dan kasih sayang dari keluarga
yang dapat berakibat kurangnya semangat dalam proses pengobatan.
C. Kelompok 3 (Stroke)
Kegiatan kunjungan rumah (home visit) dilakkan di rumah Bapak Parjan
dan Ibu Sakinem. Keduanya merupakan pasangan suami istri yang menderita
stroke. Bapak Parjan terdiagnosis stroke sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu,
sedangkan Ibu Sakinem terdiagnosis stroke sejak kurang lebih seminggu yang
lalu.
A. Karakteristik Demografis Keluarga
Bapak Parjan dan Ibu Sakinem tinggal bersama dua orang anak dan
seorang menantu.
No Nama Umur Jenis kelamin
Kedudukan Pendidikan Pekerjaan Penyakit Ket.
1. Parjan 76 L Kepala keluarga
SD Petani Stroke, Hipertensi
2. Sakinem 71 P Istri SD Petani Stroke, hipertensi, DM
3. Sartini 55 P Anak pertama
SD Wiraswasta - domisili Jakarta
4. Sudarno 51 L Anak kedua
SMEA Wiraswasta HT, susp DM
5. Sunarni 49 P Anak ketiga
SD Wiraswasta HT, susp DM
6. Wiji 43 P Anak keempat
SD Wiraswasta - domisili Jakarta
7. Sutiyem 42 P Menantu SMEA Wiraswasta -
B. Identitas Penderita
24
C. Penetapan Masalah Pasien
Masalah utama dari Bapak Parjan adalah menderita stroke sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu. Saat itu Bapak Parjan merasa tubuhnya
kaku separuh badan dan tidak bisa digerakkan saat bangun dari tidur, serta
mengalami keluhan pegal dan kesemutan pada malam sebelumnya. Jika
ditelusur dari awal mula terjadinya, stroke yang diderita Bapak Parjan
adalah jenis stroke iskemik. Sebelum terdiagnosis stroke Bapak Parjan
Nama Bapak Parjan
Umur 76 tahun
Jenis Kelamin Laki –laki
Pekerjaan Petani
Agama Islam
Pendidikan SD
Alamat Winong, Temon, Baturetno
Status Pernikahan Menikah
Nama Ibu Sakinem
Umur 71 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Petani
Agama Islam
Pendidikan SD
Alamat Winong, Temon, Baturetno
Status Pernikahan Menikah
25
bekerja sebagai petani dari pagi hingga sore hari. Bapak Parjan juga
memiliki kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi, namun tidak pernah
rutin diperiksakan. Saat awal terdiagnosis stroke Bapak Parjan rutin
minum obat dan latihan, tetapi belakangan sudah berhenti minum obat
karena sudah merasa baikan. Kebiasaan merokoknya juga belum dapat
dihentikan.
Masalah utama dari Ibu Sakinem adalah menderita stroke sejak
kurang lebih seminggu yang lalu. Saat itu Ibu sakinem ditemukan terjatuh
dari tempat tidur dan merasa tubuhnya kaku separuh badan, serta
mengalami keluhan pegal dan kesemutan malam sebelumnya. Saat
dilakukan pemeriksaan tenyata tekanan darah dan gulanya tinggi. Ternyata
Ibu Sakinem memiliki kebiasaan suka minum minuman manis dan bekerja
berat semenjak Bapak Parjan mengalami stroke dan tidak dapat bekerja
lagi. Hasil pemeriksaan CT Scan menunjukkan bahw Ibu Sakinem
mengalami stroke iskemik. Masalah lain dari Ibu Sakinem adalah Diabetes
Mellitus tipe II dan Hipertensi stage II. Saat ini Ibu Sakinem dalam terapi
pengobatan beberapa obat, yaitu Amlodipine, Aspilet, dan injeksi Insulin.
1. Riwayat Medis
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama Bapak Parjan adalah kurang lebih 1 tahun
yang lalu separuh badan kaku (hemiparesis sinistra) dan tidak
dapat digerakkan saat bangun dari tidur, terdiagnosis stroke dan
hipertensi stage III. Bapak Parjan berobat ke puskesmas dan
mendapat obat. Namun karena badan merasa sudah membaik pada
beberapa bagian tubuh sehingga tidak pernah kontrol ke
puskesmas lagi.
Keluhan utama Ibu Sakinem adalah mengalami kaku separuh
badan(hemiparesis sinistra) kuranglebih sejak seminggu yang lalu.
Saaat ditemukan Ibu sakinem sudah terjatuh dari tempat tidur
dengan kesadaran yang menurun (koma diabetikum).Berdasarkan
hasil pemeriksaan tekanan darah, CT Scan, dan gula darah, Ibu
26
sakinem terdiagnosis stroke, hipertensi stage II, dan DM tipe II.
Perawatan di umah sakit dan pemberian obat memperingan
kondisi Ibu Sakinem.
b. Riwayat penyakit dahulu
Bapak Parjan dan Ibu Sutiyem tidak memiliki riwayat alergi,
asma, maupun penyakit jantung.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari garis keturunan Bapak Parjan tidak ada yang mengalami
penyakit stroke maupun hipertensi selain Bapak Parjan sendiri,
sedangkan dari garis keturunan Ibu Sakinem, diketahui bahwa kakak
laki-lakinya yaitu Bapak Sakijo pernah menderita sakit yang sama dan
meninggal dunia. Keponakan Ibu Sakinem (Anak pertama Bapak
Sakijo) juga pernah menderita koma akibat DM tipe II dan meninggal
dunia. Anak nomor 2 dan 3 dari Bapak Parjan dan Ibu Sakinem juga
memiliki riwayat tekanan darah dan gula darah tinggi.
3. Riwayat Kebiasaan
a. Bapak Parjan memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda.
Kebiasaan ini tidak berhenti meskipun sudah menderita stroke.
b. Ibu Sakinem memiliki kebiasaan meminum minuman manis, sering
merasa cepat haus dan lapar (gejala trias poli)
c. Keduanya tidak pernah berolah raga, tetapi aktivitasnya sebagai
petani tergolong berat, yaitu berkebun dan menggendong hasil
kebun yang berat dari ladang sampai rumah setiap hari.
d. Sebelumnya keduanya rutin untuk datang ke posyandu lansia dan
kegiatan-kegiatan desa yang lainnya, namun tidak pernah
melakukan pemeriksaan gula darah.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
27
Sebelum menderita stroke, bapak Parjan bekerja sebagai petani
dari pagi hingga sore hari. Setelah menderita stroke, Bapak Parjan
berhenti bekerja dan digantikan oleh Ibu Sakinem. Setelah keduanya
menderita stroke dan tidak mampu bekerja, kebutuhan keluarga
dicukupi oleh anak nomor dua dan menantunya, yaitu Bapak Sudarno
dan Ibu Sutiyem yang tinggal di dekat rumah dan mengunjungi
keduanya setiap hari. Pekerjaan keduanya adalah sebagai petani
dengan penghasilan kurang lebih Rp. 3.000.000,00 per 3 bulan.
Penghasilan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5. Riwayat Gizi
a. Keduanya makan 3 kali sehari (bubur nasi-sayur-lauk)
b. Jarang mengonsumsi buah
6. Diagnosis Holistik (Biopsikososial)
a. Aspek Personal
- Bapak Parjan: Pasien telah menderita Stroke Iskemik,
Hipertensi stage III sejak satu tahun lalu, kemudian rutin cek ke
Puskesmas hingga saat ini, sehingga saat ini keadaan beliau
mulai membaik.
- Ibu Sakinem: Pasien tidak menyadari jika memiliki kadar gula
darah yang tinggi, sehingga gula darah tidak terkontrol
sekaligus riwayat hipertensi stage II membuat risiko terjadinya
stroke iskemik. Setelah jatuh dari tempat tidur seminggu lalu,
pasien mulai mengetahui bahwa mengidap Stroke Iskemik,
Hipertensi stage II, Diabetes Mellitus tipe II sehingga keluarga
pun membantu mengingatkan pasien untuk minum obat agar
keadaannya dapat membaik dan merawat serta memenuhi
kebutuhan pasien sehari-hari.
b. Aspek Klinis
- Bapak Parjan: Stroke Iskemik, Hipertensi stage III
- Ibu Sakinem: Stroke Iskemik, Hipertensi stage II, Diabetes
Mellitus tipe II
28
c. Aspek Internal
- Bapak Parjan: Aspek internal dari diri pasien yang dapat
memperburuk keadaan adalah kebiasaan merokok.
- Ibu Sakinem: Aspek internal dari diri pasien yang dapat
memperburuk keadaaan adalah kebiasaan suka meminum
minuman manis. Namun hal tersebut sudah dikurangi sedikit
demi sedikit sejak menderita stroke
d. Aspek Eksternal
Penghasilan dari keluarga dianggap telah cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Anak - anaknya juga cukup
memahami kebutuhan keduanya dan merawat dengan baik.
e. Skala Fungsi Sosial
Setelah mengalami stroke keduanya lebih banyak di rumah
dan tidak banyak mengikuti kegiatan di masyarakat. Namun
hubungan dengan keluarga dan tetangga masih bagus.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Keluarga bapak Parjan dan Ibu Sakinem memiliki fungsi biologis
yang baik karena telah memiliki anak dan cucu. Ibu Sakinem juga
tidak pernah mengalami keguguran selama masa kehamilannya.
2. Fungsi Sosial
Bapak Parjan dan Ibu Sakinem termasuk orang yang aktif dalam
kegiatan masyarakat sebelum menderita stroke. Kegiatan yang rutin
mereka ikuti antara lain arisan, rapat RT, dan posyandu lansia.
3. Fungsi Psikologis
Hubungan Bapak Parjan dan Ibu Sakinem dengan keluarga sangat
harmonis. Keluarga pun memiliki kepedulian yang besar terhadap sakit
yang diderita keduanya. Hubungan antaranggota keluarga yang lain
juga baik.
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
29
Penghasilan utama keluarga ini berasal dari penghasilan anak
kedua (Bapak Sudarno) yang bermata pencaharian sebagai petani.
Penghasilan sebesar kurang lebih Rp 3.000.000,00 per 3 bulan cukup
untuk memenuhi kebutuhan Bapak Parjan, Ibu Sakinem, dan keluarga
Bapak Sudarno sendiri.
5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan berinteraksi
Penyelesaian masalah dalam keluarga ini berlangsung dengan
baik . semua permasalahan diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
6. Fungsi fisiologis (APGAR)
Ketika pengisian kuesioner untuk penentian skor APGAR,
anggota keluarga yang berada di rumah hanya Bapak Parjan, Ibu
Sakinem, seorang anak (anak nomor 3) dan menantunya.
Bapak Parjan : 10 (baik)
Ibu Sakinem : 10 (baik)
Ibu Sutiyem : 10 (baik)
Ibu Sunarni : 10 (baik)
7. Fungsi patologis (SCREEM)
Fungsi sosial, budaya, dan religi keluarga cukup baik, meskipun
budaya Jawa masih cenderung kental. Fungsi ekonomi dan edukasi
tergolong menengah ke bawah, namun tidak terlalu mengganggu dan
dapat diatasi dengan baik.
8. Kesimpulan dan permasalahan fungsi keluarga
Tidak terdapat permasalahan Fungsi Keluarga
E. Struktur Keluarga (Genogram)
30
Keterangan:
Stroke
Diabetus Melitus
Hipertensi
F. Pola Interaksi Keluarga
Hubungan antaranggota keluarga baik. keluarga memberi dorongan
yang besar bagi pasien untuk sembuh.
G. Keadaan Rumah dan Lingkungan
Rumah Bapak Parjan dan Ibu Sakinem tergolong cukup besar.
Memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, dan 1 kamar
mandi dan WC permanen. Dinding rumah terbuat dari kayu dan lantainya
sudah ubin. Ventilasi dan pencahayaan di rumah cukup baik. Sumber air
berasal dari sumur yang jaraknya dengan septitank cukup jauh, lebih dari
10 m. kecukupan air di rumah ini baik dan jarang kekeringan meskipun
musim kemarau. Pembuangan sampah dilakukan di kebun, dengan cara
dibakar.
H. Denah Rumah
Bapak Parjan Ibu Sakinem
Ibu Sartini Bapak Sudarno Ibu Sunarni Bapak Wiji
31
I. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
Bapak Parjan dan Ibu Sakinem menderita penyakit stroke. Bapak
Parjan sudah dapat berjalan lagi meskipun kaki kirinya masih agak
kaku dan perlu dibantu dengan tongkat. Bapak Parjan sudah tidak
mengkonsumsi obat. Sedangkan Ibu Sakinem baru saja mengalami
strokes sehingga masih menjalani pengobatan rutin.
2. Masalah Non-medis
Kebiasaan merokok Bapak Parjan belum dapat dihentikan. Perlu
nya pengawasan secara intensif terhadap kedua pasien, pengawasan
dan perawatan terutama oleh keluaraga (anak dan menantu).
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kelompok 1 (Tuberkulosis)
1. Simpulan
Bapak Simin menderita TBC kemungkinan karena tertular dari
anaknya yang tinggal satu rumah dengan beliau. Dengan adanya dukungan
dari anak-anak beliau sdalam menjalani pengobatan saat ini kondisi Bapak
Simin sudah membaik.
2. Saran
a. Pencahayaan dan ventilasi di rumah Bapak Simin yang kurang baik
perlu diperhatikan lagi, mengingat hal ini merupakan salah satu bentuk
pencegahan penularan TBC
b. Perlunya peran serta seluruh anggota keluarga untuk mendukung dan
mengawasi pengobatan pasien, termasuk pemenuhan asupan gizi
B. Kelompok 2 (Skizofrenia)
1. Simpulan
Penegakan diagnosis secara holistik pada pasien ini adalah sebagai
berikut:
1. Biomedis: Pasien menderita skizofrenia yang terdiagnosis sejak tahun
2002.
2. Psikologis: Pasien merasakan kurangnya komunikasi, dukungan, dan
kasih sayang dari keluarga. Selain itu semangat untuk sembuh dari
pasien kurang, hal ini juga dapat disebabkan dukungan yang kurang.
3. Sosial: Pasien tidak mengalami masalah sosial. Memang pasien sudah
tidak aktif dalam kegiatan seperti karangtaruna ataupun pengajian.
Namun, pasien masih berkomunikasi dengan tetangga
2. Saran
Pasien sudah mengerti bahwa dirinya harus minum obat secara teratur.
Namun, semangat untuk sembuh masih kurang, sehingga perlu diberikan
penyuluhan dan motivasi agar memiliki semangat untuk sembuh dan terus
melakukan pengobatan secara rutin. Selain itu, komunikasi keluarga perlu
32
33
ditingkatkan dan diberikan pengertian kepada keluarga untuk selalu
mendukung dan menampakkan kasih sayang sehingga dapat mendorong
lagi semangat untuk sembuh dan melakukan pengobatan secara rutin. Hal
ini juga diharapkan dapat mengurangi gejala-gejala dari skizofrenia.
C. Kelompok 3 (Stroke)
1. Simpulan
Pasien menderita stroke iskemik yaitu Bapak Parjan dan Ibu
Sakinem dengan penyebab pola hidup yang kurang terkontrol. Dengan
adanya perawatan obat dan dukungan keluarga, ada perbaikan kondisi dari
keduanya. Hubungan keluarga dan sosial tidak mengalami masalah.
2. Sarana. Perlunya dukungan dan perawatan lebih banyak terhadap penderita
agar tidak terjadi kasus seperti terjatuh dari tempat tidur, kesulitan
bergerak, dan sebaginya.
b. Perbaikan perilaku hidup perlu dilakukan penderita dengan
pengawasan dari keluarga.
c. Perlu skrining gula darah, tekanan darah, dan pennelusuran informasi
mengenai pola hidup sehat warga sekitar (terutama keluarga) karena
dapat menjadi faktor resiko terjadinya stroke.
d. Perlunya penambahan fasilitas dari puskesmas dalam pelaksanaan
home visit/kunjungan rumah pasien seperti form home visit, alat
transportasi, dan koordinasi dengan bidan desa/mantri/tenaga
kesehatan terdekat untuk melakukan home visit secara berkala.
34
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan
Penerbit Ikatan Dokter Indonesia.
Idris, Fami. 2006. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia.
Palembang : Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat – Kedokteran Komunitas
(IKM/IKK) FK Universitas Sriwijaya.
http://eprints.unsri.ac.id/311/1/13._Yandok_berbasis_doga.pdf - diakses
November 2014
Prasetyawati AE. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Field Lab FK UNS. 2014. Ketrampilan Kedokteran Keluarga: Kunjungan
Pasien di Rumah (Home Visit). Surakarta: FK UNS Press.
Toomey, Sara L., Cheng, Tina L. 2012. Home Visiting and the Family‐Centered
Medical Home: Synergistic Services to Promote Child Health. American
Academy of Pediatrics
http://www.medicalhomeinfo.org/downloads/pdfs/Home_Visiting.pdf -
diakses November 2014
34