38
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok Klinik SKENARIO “Makan apa..makan apa..makan apa sekarang” Minggu ke-5 Tanggal 20 s.d 26 Maret 2015 Grup D Rani Youningsih 125070300111002 Herwinda Kusuma R 125070300111003 Ilmi Dewi Astuti 125070300111013 Tita Ailul M 125070300111024 Haqqelni N R 125070300111026 Selvy Revitasari 125070300111038 Ika Febriani 125070300111040 Haris Apriyanto 125070300111045 Andrelia Allen G.I 125070300111051 Rani Ilminawati 125070301111004 1

Laporan Fix week 5 klinik

  • Upload
    ranny

  • View
    30

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ileus obstruksi

Citation preview

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok Klinik

SKENARIO “Makan apa..makan apa..makan apa sekarang”

Minggu ke-5

Tanggal 20 s.d 26 Maret 2015

Grup D

Rani Youningsih 125070300111002

Herwinda Kusuma R 125070300111003

Ilmi Dewi Astuti 125070300111013

Tita Ailul M 125070300111024

Haqqelni N R 125070300111026

Selvy Revitasari 125070300111038

Ika Febriani 125070300111040

Haris Apriyanto 125070300111045

Andrelia Allen G.I 125070300111051

Rani Ilminawati 125070301111004

Dwi Ratnawati 125070301111008

Ryan Pritaningtyas 125070301111017

Atika Audini Meiningtyas 125070301111030

Marselia Nur Latifah 125070307111004

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

Malang

2015

1

DAFTAR ISI

Daftar isi…………………………………………………………………………………....................................................... 2

Isi

A. Kompetensi..................................................................................................................... 3

B. Skenario………………………………………………………………………................................................. 3

C. Daftar Unclear Terms……………………………………………………….............................................. 3

D .Daftar Cues………………………………………………………………….................................................. 4

E. Daftar Problem Identification………………………………………….............................……............ 4

F. Hasil Brainstorming………………………………………………………….............................................. 4

G. Hipotesis DK 1………………………………………………………………................................................. 9

H. Pembahasan Learning Objective………………………………………….......................................... 10

I. Hipotesis DK 2………………………………………………………………................................................. 19

Kesimpulan dan Rekomendasi……………………………………………...................................………….............. 20

A.Kesimpulan…………………………………………………………………................................................... 20

B.Rekomendasi………………………………………………………………................................................... 24

Daftar pustaka…………………………………………………………………………....................................................... 25

Tim Penyusun……………………………………………………………………..........................................…….............. 26

2

A. Kompetensi yang akan dicapai

B. Skenario

“Makan apa..makan apa..makan apa sekarang”

Ahli gizi dihadapkan pada pasien Ny. S (78 th) dengan diagnosis ileus obstruksi akibat Ca kolon

transversum yang sudah dilakukan operasi laparotmi reseksi dan anastomosis. Hasil monitoring pagi

ini menunjukkan LILA 21 cm, TL 42 cm, KU cukup, Tekanan darah 120/70, Nadi 80x/menit, RR

20x/menit, hasil lab : Hb 10,10 g/dl (N : 11,4 – 15,1 g/dl) ; MCV 72,30 fl (N : 80 – 93 fl); MCH 24,30 Pg

(N : 27 – 31 Pg) ; MCHC 33,7 g/dl (N : 32 – 36 g/dl); Albumin 3 g/dl (N : 3,5 – 5,5 g/dl) ; Natrium 138

mmol/L (N : 136 – 145 mmol/L) ; Kalium 2,91 mmol/L (N : 3,5 – 5,0 mmol/L) ; Klorida 114 mmol/L (N :

98 – 106 mmol/L). Berdasarkan pengamatan pasca bedah, setelah bisa mendapatkan makanan oral

Ny. S lebih menyukai makanan cair kental. Hari ini Ny. S berencana pulang paksa. Oleh karena itu, anak

Ny. S meminta ahli gizi untuk mendesainkan menu yang sesuai dengan kondisi pasien mengingat

kondisi sosial ekonominya yang rendah, karena jika pemberian makanan kurang tepat selama di rumah

maka pasien akan berpotensi mengalami penurunan status gizi dan kesehatan.

C. Daftar Unclear Terms

No Istilah Pengertian

1. Ileus obstruksiPenyumbatan usus, yang diakibatkan oleh kanker kolon (Kamus

Dorland, 2011)

2.Kanker kolon

transversum

Sekelompok besar penyakit yang bercirikan pertumbuhan sel tak

terkendali di kolon transversum

(Kamus Penyakit, 2012)

3. Laparotomi reseksi

4. Anastomosis

Pembentukan suatu hubungan antara dua rongga yang

normalnya terpisah akibat pembedahan, trauma, atau penyakit

(Kamus Dorland, 2011)

3

5.Makanan cair

kental

Makanan dalam bentuk halus dengan konsentrasi cairan yang

tinggi dan konsistensi kental (Kamus Gizi, 2010)

6. Makanan oral Makanan yang masuknya melalui rongga mulut.

D. Daftar Cues

Ahli gizi diharapkan mampu mendesain menu pasien pasca operasi kanker kolon transversum, serta

menyesuaikan kebutuhan dan sosial ekonomi dari pasien agar pasien tidak mengalami penurunan

status gizi dan kesehatan.

E. Daftar Problem Identification

1. Bagaimana gambaran umum kanker kolon sampai mengakibatkan ileus obstruksi ?

2. Bagaimana interpretasi dan analisa data pasien ?

3. Apa saja akibat dari pulang paksa yang dilakukan oleh pasien terhadap status gizi pasien ?

4. Bagaimana prinsip diet pasca bedah ? dan prinsip diet apa yang sesuai untuk pasien ?

5. Apa saja hal –hal yang perlu diperhatikan dalam membuat menu sesuai dengan keadaan pasien ?

6. Bagaimana preskripsi diet pasien dan makanan yang dianjurkan – tidak dianjurkan sesuai sosial

ekonomi pasien dan keadaan pasien ? dan zat gizi apa saja yang paling penting ?

7. Menu sehari apa yang sesuai dengan keadaan pasien ?

F. Hasil Brainstorming

1. Gambaran umum kanker kolon transversum dapat mengakibatkan ileus obstruksi

Kanker terjadi karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal, oleh karena itu sel yang

abnormal tadi akan menyebabkan inflamasi pada daerah ileus dan apabila semakin parah

akan menyebabkan ileus obstruksi serta menyebabkan kekurangan gizi yang berkepanjangan

Daerah kolon yang paling depan tersambung dengan ileus

4

Ileus obstruksi akan menyebabkan penyempitan, oleh kare itu harus segera dilakukan proses

operasi

2. Interpretasi dan Analisa Data Pasien

a. Biokimia :

- Hb rendah, bisa disebabkan oleh tiga hal yaitu anemia, peradangan atau inflamasi, atau

adanya absorpsi usus yang terganggu

- Albumin rendah, disebabkan karena adanya inflamasi

- MCV dan MCH rendah, disebabkan oleh adanya inflamasi

- MCHC normal

- Natrium normal

- Kalium rendah karena dan klorida tinggi disebabkan karena kanker kolon menyebabkan

penyerapan mineral pada usus memburuk

b. Fisik Klinis :

- KU cukup, karena pasien baru mengalami operasi

- Tekanan darah normal

- Nadi normal

- LILA kurang dari 90 %, artinya status gizi pasien underweight, disebabkan karena ileus

obstruksi

3. Akibat dari Pulang Paksa Pada Status Gizi Pasien

Pasien tidak dapat mengontrol nafsu makannya (lebih tidak nafsu makan, karena pasien

dipaksa untuk makan)

Pasien akan berisiko mengalami dehidrasi dan penurunan status gizi

Karena berisiko mengalami penurunan status gizi, maka penyembuhan luka pasca bedah pada

pasien akan menurun

5

Saat berada di rumah, belum pasien dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan

keadaan pasien

Masalah yang terpenting kontrol lab atau kontrol medis (klinik) akan terganggu.

4. Prinsip Diet Pasca Bedah

o Diberi air minum beberapa sendok, apabila tidak ada gangguan dilakukan pemberian makanan

bertahap

o Langsung masuk makanan oral, cair diganti ke makanan cair kental. Biasanya bisa sampai 1

bulan untuk sampai ke cair kental

o Untuk melihat perpindahan dilihat dari jumlah konsumsi yang mampu dikonsumsi oleh pasien

o Pasien bisa juga bisa diberi sari buah dan makanan cair tidak boleh diberikan lebih dari 1

minggu , nantinya akan memperburuk kondisi pasien

o Mengkondisikan dengan kondisi gigi pasien

o Awal cair dulu, menunggu bisa buang angin terlebih dahulu baru bisa diberi makanan (diet

cair)

o Diet cair terlalu lama akan memperparah status gizi pasien karena kalori rendah

o Pasien tidak mungkin langsung diberikan makanan cair kental, akan tetapi dari cair dulu

o Komposisi dan cara pemberian dilihat dari makanan yang sesuai dulu

5. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain menu sesuai kondisi pasien

- Jenis bahan makanan yang mudah dijangkau oleh pasien atau keluarga pasien

- Cara pengolahan mudah dilakukan oleh keluarga pasien

- Kebutuhan energi dan zat gizi pasien

- Memakai siklus menu 7 hari

- Mempertimbangkan kemampuan makan pasien, gigi, dan nafsu makan

6

6. Preskripsi Diet

Tujuan :

Meningkatkan status gizi pasien

Tidak memperberat kondisi pasien

Prinsip :

TETP, karena pasca bedah

Rendah sisa

Syarat :

Cair kental

Zat gizi :

P : 20- 25 %

KH : 60-65 %

L : 10 – 15%

Rendah sisa : memperhatikan pemberian susu

Memperhatikan jumlah serat = 20 g

Bahan makanan tinggi kalium, karena kalium dalam darah rendah

Memperhatikan elektrolit

Vitamin A C E untuk inflamasi dan antioksidan

Lemak dipilih omega 3

Fe dari sayuran

7

Dianjurkan : sayur yg murah , seperti bayam, sawi, ikan tongkol, buah yang murah seperti pisang,

pepaya, nabati seperti tempe, tahu, dan telur

Dibatasi : makanan bergas(contoh : kubis), makanan yang terlalu pedas, asam, makanan kaleng,

susu = gulanya akan memperparah, daging ayam

Dihindari : makanan yg lengket seperti ketan

Diberikan bertahap, dari makanan saring atau lunak

Perlu ada monitoring untuk datang ke ahli gizi

Yang awal, cair kental dulu. Setelah itu di monev dengan cara melihat keadaan pasien dan

konsumsi pasien, apabila sudah baik. Ditingkatkan ke menu yang beda lagi.

Dilihat dari kesukaan dari pasien, mulai dari jenis makanan yaitu cair kental dan di bm yg disukai dg

pasien.

7. Menu sehari yang sesuai dengan kondisi pasien

- Pagi : tepung beras, wortel dicincang, tahu dihancurkan, telur ceplok air

- Snack pagi : sari kacang ijo

- Siang : tepung beras, bayam, tongkol kukus dicincang, tempe

- Snack siang : pisang kerok

- Malam : puree kentang, teri nasi, sop tomat

- Snack malam : jus pepaya + air jeruk manis

- Diberi garam dan gula agar berasa

8

G. Hipotesis DK 1

H. Pembahasan Learning Objective

1. Gambaran umum kanker kolon transversum dapat mengakibatkan ileus obstruksi

- Ileus obstruktif adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal

atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan dalam lumen usus,

dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen

usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. (Indrayani,2011)

- Penyakit kanker diawali dari sel yang tumbuh dan membelah untuk mempertahankan fungsi

normalnya, tetapi kadang-kadang pertumbuhan ini diluar kontrol sehingga sel terus

9

Ny. S

Fisik Klinis Data Lab Abnormal

Ca Kolon transversum

- LLA = 21 cm- TL = 42 cm- Status gizi : underweight

Ileus Obstruksi

Preskripsi DietHal –hal yang perlu

diperhatikan

Laparotomi reseksi

Anastomosis

Tujuan DianjurkanKebutuhan : E, P, L, KH

Prinsip : TETP, rendah sisa

Syarat : cair kental

Dibatasi

Dihindari

Menu sehari cair kental

membelah meskipun sel-sel baru tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan yang berlebihan ini

dapat merupakan suatu keadaan prekanker, contohnya adalah polip di daerah usus besar.

Setelah melalui periode panjang, polip ini dapat menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker

ini dapat menembus dinding usus besar dan menyebar melalui saluran pembuluh getah

bening. (Indrayani, 2011)

- Proses keganasan terutama karsinoma kolon dapat menyebabkan obstruksi usus. Yang

menimbulkan tanda-tanda obstruksi umumnya kanker berbentuk sirkular dan anular yang

menyebabkan terjadinya penyempitan usus. Bentuk striktura merupakan tumor yang sering

menonjol dan mengisi seluruh lumen usus sehingga menyebabkan sumbatan total. (Fadli dan

Maya,2011)

- Adanya pertumbuhan sel kanker pada kolon dapat menghambat jalannya pencernaan

makanan, udara/gas, dan bakteri akan tertimbun di usus halus terjadi distensi usus halus

semakin lama usus halus bisa menjadi edema terjadi penurunan kemampuan usus halus

untuk mengabsorbsi zat gizi pembuluh darah yang berhubungan dengan usus halus

menjadi terganggu dan terjadi perfusi jaringan pada dinding usus halus terjadi mekanisme

kompensasi seperti iskemia usus halus semakin lama dapat terjadi nekrosis jaringan

dinding usus halus terjadi obstruksi (Bordejanou dan Yeh, 2015)

- Selain itu, terapi kemoterapi dan radioterapi pada penderita kanker juga dapat mengganggu

sistem pencernaan dengan menghambat motilitas usus halus, jika hambatan terjadi dalam

waktu yang lama dapat terjadi obstruksi (Mahan dan Escott-stump, 2008)

2. Interpretasi dan Analisa Data Pasien

a. Biokimia

- Hb rendah, bisa disebabkan karena Ny. S memiliki penyakit kronis yaitu kanker kolon

transversum. Selain itu, gejala umum kanker kolorektal adalah anemia (berkurangnya

volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi Hb di bawah normal sesuai usia dan

10

jenis kelamin), namun tidak semua pasien mengalami anemia. Salah satu penyebab terjadi

anemia karena perdarahan. Perdarahan ini biasanya hanya bersifat semu sehingga tidak

disadari dan mulai disadari saat gejala dari anemia mulai muncul. Anemia yang terjadi juga

bisa disebabkan karena aktivasi sistem imun tubuh dan sistem inflamasi yang ditandai

dengan peningkatan sitokin (interferon, TNF, dan interleukin). Mekanisme patogenik

anemia yang diperantarai sitokin:

a. Gangguan pemakaian zat besi

b. Penekanan terhadap sel progenitor eritrosit

c. Produksi eritropoetin tidak memadai

d. Pemendekan umur sel darah merah

- MCV rendah, bisa disebabkan karena anemia yang disebabkan oleh penyakit kronis. Nilai

MCV rendah menunjukkan mikrositik (ukuran rata-rata eritrosit kecil)

- MCH rendah, menunjukkan hipokromik (jumlah rata-rata Hb kurang dari normal)

- MCHC normal, hal ini bisa terjadi pada anemia akibat penyakit kronis

- Albumin rendah, mengindikasikan adanya inflamasi atau peradangan pada tubuh

pasien, yaitu pada colon yang terdapat sel kanker, namun pada kasus ini rendahnya

albumin bisa saja disebabkan karena post operasi karena albumin termasuk zat gizi

akut yang dapat berubah dengan cepat sesuai dengan intake pasien

- Natrium normal, hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami dehidrasi

- Kalium rendah, dapat disebabkan oleh nafsu makan kurang, kejang otot, bingung, dan

detak jantung tidak teratur

- Klorida tinggi, bisa disebakan karena adanya asupan klorida yang berlebihan

(Almatiser, 2011) (Depkes RI, 2013) (Rizqhan, 2014 ; Kemenkes RI, 2011) (Sariedj, 2005)

11

b. Fisik Klinis

KU = cukup

Tekanan darah = 120/70 mmHg normal

Nadi = 80x/menit normal

RR = 20x/menit normal

Antropometri :

Persentile LILA = LILAaktualLILA persentile

x 100%

= 2129,9

x 100% = 70,2 % Gizi kurang

Keterangan :

Gizi baik = ≥ 85%

Gizi kurang = ≥ 70 - < 85%

Gizi buruk = < 70%

(Anggraeni, 2012) (Rizqhan, 2014 ; Kemenkes RI, 2011)

3. Prinsip Diet Pasca Bedah

- Fase makan :

Fase 1 : clear liquid diet

Hanya boleh diberikan saat di rumah sakit

Fase 2 : full liquid diet

Rekomendasi : 1-2 minggu

Bisa diterapkan di rumah

Fase 3 : puree diet

1-2 minggu setelah fase 2

12

Fase 4 : soft diet

2 minggu setelah fase 3

Fase 5 : regular diet

- Diberikan berdasarkan selera makan pasien terhadap jenis makanan, jika pasien

sudah mampu untuk menerima makan secara oral makan di prefer makanan yang

pasien memiliki selera untuk memakannya karena pada tahapan pasca bedah yang

harus diprioritaskan adalah memaksimalkan intake pasien >90% dengan jenis

makanan yang mau makan

- Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah pasien mengalami flatus (usus

mulai bekerja yang ditandai dengan buang angin), lalu dimulailah dengan pemberian

makanan dan minuman per oral.

- Prinsip diet yang di pakai adalah Diet Pasca Bedah 2 (DPB 2). Karena pasien mengalami

pembedahan 2x yaitu operasi anastomosis. Dengan prinsip diet dan bentuk makanan

sebagai berikut:

Makanan di berikan dalam bentuk cair dan kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,

sup, susu dan puding dengan rata-rata pemberian 8-10x/hari selama pasien tidak tidur.

Jumlah yang di berikan tergantung keadaan dan kondisi pasien.

DPB 2 di berikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang.

(Orgeon surgical specialist, 2009) (Almatsier, 2010) (Sianturi, 2011)

4. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain menu sesuai kondisi pasien

a) Tujuan pembuatan menu

13

Menentukan tujuan dari pembuatan menu, apakah untuk menu sehari-hari atau untuk

kegiatan khusus seperti pesta, arisan, dan reuni, menu untuk makanan sehari-hari lebih

sederhana dibandingkan dengan menu untuk acara khusus

b) Demografi klien

Jenis kelamin perbedaan jenis kelamin menentukan pembuatan menu, untuk

laki-laki biasanya porsinya lebih besar, sedangkan untuk selera biasanya perempuan

cenderung suka yang manis

Usia pada anak-anak menu harus dibuat semenarik mungkin dan anak-anak

juga cenderung lebih sering makan cemilan, untuk orang dewasa biasanya lebih suka

makanan yang cepat disajikan karena tidak terlalu punya banyak waktu, sedangkan

untuk lansia porsi cenderung mengalami penurunan dan tekstur juga lebih suka yang

lembut karena terjadinya penurunan fungsi organ dan metabolisme tubuh

Pekerjaan/Aktifitas semakin berat tingkat aktifitas/pekerjaan biasanya

memerlukan energi yang lebih besar, jadi penyusunan menu perlu diperhatikan

Kebutuhan khusu pada beberapa orang dengan penyakit tertentu (seperti

penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, penyakit jantung, dan lain-lain), orang

dengan diet tertentu (vegetarian, diet DASH, diet mayo, dan lain-lain) serta orang

denga alergi tertentu (alergi telur, seafood, daging tertentu atau kacang-kacangan)

perlu diperhatikan pemilihan bahan makanan dan juga zat gizi yang terkait

c) Gaya hidup

Psikologis setiap orang memiliki selera dan preferensi pilihan makanan yang

berbeda-beda, dan hal ini perlu dipertimbangan dalam penyusunan menu agar lebih

menarik klien untuk menghabiskannya

Sosial banyak mitos atau kepercayaan terkait makanan yang beredar di

masyarakat, dalam menyusun menu sebaiknya menghindari bahan makanan yang

dilarang dalam mitos atau dapat juga dengan tetap memberikan bahan yang

dimitoskan namun harus diberikan edukasi yang benar

14

Waktu makan beberapa orang yang sibuk tidak terlalu punya banyak waktu untuk

makan sehingga harus dipilihkan menu yang lebih sederhana

Kebutuhan energi masing-masing orang memiliki kebutuhan energi yang

berbeda-beda

d) Geografi

Letak Wilayah dalam memilih bahan makanan perlu dipertimbangan letak

geografis suatu wilayah dan bahan makanan apa yang sekiranya melimpah di daerah

tersebut sehingga dalam pembuatan menu nanti tidak sulit mendapatkan bahan-

bahan yang diperluka

Musim perlu diperhatikan musim apa yang sedang berlangsung terutama untuk

buah-buahan, jadi bisa digunakan bahan yang sedang musim karena jumlahnya

melimpah dan biasanya harganya cenderung menjadi lebih murah

e) Sumber daya

Dana besaran budget yang tersedia sangat perlu diperhatikan, agar saat

pembuatan menu tidak melebihi budget yang sudah disediakan

Peralatan masak keberadaan alat masak perlu dipertimbangan, pilih menu

dengan cara memasak menggunakan alat-alat yang tersedia

Waktu memasak jika memiliki waktu memasak yang banyak, bisa digunakan

menu yang cara pengolahannya cukup rumit, sementara jika waktu memasak sedikit

pilih menu yang cara memasaknya sederhana dan cepat

- Makanan dan minuman yang disukai dan tidak disukai. Penting dipertimbangkan dari

semua kelompok makanan untuk mengidetifiksai potensi kehilangan selera makan dan

resiko lain

- Alergi makanan dan kebutuhan diet sesuai terapi. Diberikan untuk meminimalkan resiko

kesehatan pasien terkait dengan penyediaan diet yang tidak tepat

15

- Kemampuan fisik pasien untuk makan dan minum. Misalnya apabila pasien tidak mampu

untuk mengunyah dapat digunakan makanan dalam bentuk soft (lunak)

- Menunggu bising usus atau flatus

- Tahap pemberian makannnya: cair jernihcair penuhcair kentalmakanan padat

(makanan lunakmakanan saringmakanan biasa)

(Food Science and Technology Strand, 2009) (The scottish government, 2008) (Mahan &

Stump, 2008) (Willcuts, 2010)

5. Preskripsi Diet

Tujuan :

Mencegah kehilangan berat badan

Mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara :

- Memberikan kebutuhan gizi dasar baik berupa cairan, energi, dan protein.

- Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lainnya.

- Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

(Kemenkes, 2015)

Prinsip :

Syarat :

E = BMR x AF + FS

= [655+(9,6 x BB)+(1,8xTB)-(4,7xU)] x 1,2 + [30%x BMR]

= [655+(9,6 x 40,8)+(1,8x143,02)-(4,7x78)] x 1,2 + [30%x BMR]

16

= 937,52 x 1,2 + [30% x 937,52]

= 1406,26 kkal

P = 20% x E/4

= 20% x 1406,26/4

= 70,3 gram

L = 25%xE/9

= 25% x 1406,26/9

= 39,06 gram

KH= 55% x E/4

= 55% x 1406,26/4

= 193,36 gram

Energi cukup sesuai dengan umuur, gender, dan aktifitas

Lemak sedang 10-25%

Porsi kecil tapi sering (2-3jam kira 8-10x makan tanpa menganggu waktu tidur pasien)

Hindari makan makanan yang bergas

Minum air sedikit-sedikit dan sering

Vitamin dan mineral yang cukup

- Suplemen Zn ditambah dengan vitamin C digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka

pasca bedah yang minimal diberikan 7 hari pasca bedah (jumlah Zn yang diberikan = 15 mg/hari).

- Zat besi (Fe) karena pasien terdapat anemia akibat dari kehilangan darah (perdarahan).

Suplemen yang diberikan dapat sebesar 20-50 mg/hari (jika diperlukan). Pemberian ayam dan

ikan dapat diterima jika pasien tidak suka makan daging.

17

- Kalsium karena intoleransi laktosa sering terjadi akibat kerusakan usus. Pasien dengan

intoleransi laktosa dapat makan yoghurt, keju, atau suplemen sebesar 800 mg/hari.

- Asam folat dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah.

(Beating bowel cancer, 2013 ; Rusjiyanto, 2009 ; Moore, 2012) (almatsier, 2010)

Bahan makanan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Roti whole gain, sereal, pasta, beras

merah, popcorn

Sumber protein hewani Dimasak dengan banyak minyak

atau kelapa / santan kental

Sumber protein nabati Dimasak dengan banyak minyak

atau kelapa / santan kental, biji dan

kacang-kacangan.

Sayuran Sayuran bergas, sayuran mentah

Buah-buahan Buah dengan kulit dan biji, buah

kering, dan buah kaleng

(Beating bowel cancer, 2013)

6. Menu sehari yang sesuai dengan kondisi pasien

Sup labu kuning, bahan : labu kuning, kaldu ayam, mentega, tepung terigu, garam, bawang

putih, seledri, dan krim

Bubur tahu susu kedelai : tahu putih, hati ayam, susu kedelai, tepung maizena, dan seledri,

wortel

Bubur buah : tepung beras, air, susu cair, buah pisang

Bubur : tepung beras, maizena, telur ayam, jagung muda, margarin

(www.ayahbunda.co.id) (www.makananbayisehat.com) (sianturi. 2011)

18

I. HIPOTESIS DK 2

19

Ileus Obstruksi

Obat Kanker

Ca Kolon transversum

Polip

Makanan Tersumbat

Peradangan

Operasi

Albumin

Pendarahan MCV, MCH

Hb

Gangguan Pembuluh darah

Anemia hipokromik dan mikrositik

Operasi

Antropometri Status gizi = UW

KU = Cukup

Diet Pasca Bedah

Fase 1

Fase 5

Preskripsi Diet Hal –hal yang perlu

diperhatikan

Tujuan Dianjurkan Kebutu

han : E, P, L, KH

Prinsip : TETP, rendah sisa

Syarat : cair kental

Dibatasi

Dihindari

Menu sehari cair kental

Fase 4Fase 3Fase 2

Preskripsi DietHal –hal yang perlu

diperhatikan

Tujuan DianjurkanKebutuhan : E, P, L, KH

Prinsip : TETP, rendah sisa

Syarat : cair kental

Dibatasi

Dihindari

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan skenario ini, dapat disimpulkan :

1. Preskripsi Diet

Tujuan :

Mencegah kehilangan berat badan

Mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara :

- Memberikan kebutuhan gizi dasar baik berupa cairan, energi, dan protein.

- Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lainnya.

- Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

(Kemenkes, 2015)

Prinsip :

Syarat :

E = BMR x AF + FS

= [655+(9,6 x BB)+(1,8xTB)-(4,7xU)] x 1,2 + [30%x BMR]

= [655+(9,6 x 40,8)+(1,8x143,02)-(4,7x78)] x 1,2 + [30%x BMR]

= 937,52 x 1,2 + [30% x 937,52]

= 1406,26 kkal

P = 20% x E/4

= 20% x 1406,26/420

= 70,3 gram

L = 25%xE/9

= 25% x 1406,26/9

= 39,06 gram

KH= 55% x E/4

= 55% x 1406,26/4

= 193,36 gram

Energi cukup sesuai dengan umuur, gender, dan aktifitas

Lemak sedang 10-25%

Porsi kecil tapi sering (2-3jam kira 8-10x makan tanpa menganggu waktu tidur pasien)

Hindari makan makanan yang bergas

Minum air sedikit-sedikit dan sering

Vitamin dan mineral yang cukup

- Suplemen Zn ditambah dengan vitamin C digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka

pasca bedah yang minimal diberikan 7 hari pasca bedah (jumlah Zn yang diberikan = 15 mg/hari).

- Zat besi (Fe) karena pasien terdapat anemia akibat dari kehilangan darah (perdarahan).

Suplemen yang diberikan dapat sebesar 20-50 mg/hari (jika diperlukan). Pemberian ayam dan

ikan dapat diterima jika pasien tidak suka makan daging.

- Kalsium karena intoleransi laktosa sering terjadi akibat kerusakan usus. Pasien dengan

intoleransi laktosa dapat makan yoghurt, keju, atau suplemen sebesar 800 mg/hari.

- Asam folat dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah.

(Beating bowel cancer, 2013 ; Rusjiyanto, 2009 ; Moore, 2012) (almatsier, 2010)

Bahan makanan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Roti whole gain, sereal, pasta, beras

21

merah, popcorn

Sumber protein hewani Dimasak dengan banyak minyak

atau kelapa / santan kental

Sumber protein nabati Dimasak dengan banyak minyak

atau kelapa / santan kental, biji dan

kacang-kacangan.

Sayuran Sayuran bergas, sayuran mentah

Buah-buahan Buah dengan kulit dan biji, buah

kering, dan buah kaleng

(Beating bowel cancer, 2013)

2. Kelompok kami memutuskan untuk membuat menu sebagai berikut :

Sup labu kuning, bahan : labu kuning, kaldu ayam, mentega, tepung terigu, garam,

bawang putih, seledri, dan krim

Bubur tahu susu kedelai : tahu putih, hati ayam, susu kedelai, tepung maizena, dan

seledri, wortel

Bubur buah : tepung beras, air, susu cair, buah pisang

Bubur : tepung beras, maizena, telur ayam, jagung muda, margarin

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesai suatu menu sesuai kondisi pasien :

a. Tujuan pembuatan menu

Menentukan tujuan dari pembuatan menu, apakah untuk menu sehari-hari atau untuk

kegiatan khusus seperti pesta, arisan, dan reuni, menu untuk makanan sehari-hari lebih

sederhana dibandingkan dengan menu untuk acara khusus

b. Demografi klien

Jenis kelamin perbedaan jenis kelamin menentukan pembuatan menu, untuk

laki-laki biasanya porsinya lebih besar, sedangkan untuk selera biasanya perempuan

cenderung suka yang manis

22

Usia pada anak-anak menu harus dibuat semenarik mungkin dan anak-anak

juga cenderung lebih sering makan cemilan, untuk orang dewasa biasanya lebih suka

makanan yang cepat disajikan karena tidak terlalu punya banyak waktu, sedangkan

untuk lansia porsi cenderung mengalami penurunan dan tekstur juga lebih suka yang

lembut karena terjadinya penurunan fungsi organ dan metabolisme tubuh

Pekerjaan/Aktifitas semakin berat tingkat aktifitas/pekerjaan biasanya

memerlukan energi yang lebih besar, jadi penyusunan menu perlu diperhatikan

Kebutuhan khusu pada beberapa orang dengan penyakit tertentu (seperti

penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, penyakit jantung, dan lain-lain), orang

dengan diet tertentu (vegetarian, diet DASH, diet mayo, dan lain-lain) serta orang

denga alergi tertentu (alergi telur, seafood, daging tertentu atau kacang-kacangan)

perlu diperhatikan pemilihan bahan makanan dan juga zat gizi yang terkait

c. Gaya hidup

Psikologis setiap orang memiliki selera dan preferensi pilihan makanan yang

berbeda-beda, dan hal ini perlu dipertimbangan dalam penyusunan menu agar lebih

menarik klien untuk menghabiskannya

Sosial banyak mitos atau kepercayaan terkait makanan yang beredar di

masyarakat, dalam menyusun menu sebaiknya menghindari bahan makanan yang

dilarang dalam mitos atau dapat juga dengan tetap memberikan bahan yang

dimitoskan namun harus diberikan edukasi yang benar

Waktu makan beberapa orang yang sibuk tidak terlalu punya banyak waktu untuk

makan sehingga harus dipilihkan menu yang lebih sederhana

Kebutuhan energi masing-masing orang memiliki kebutuhan energi yang

berbeda-beda

d. Geografi

Letak Wilayah dalam memilih bahan makanan perlu dipertimbangan letak

geografis suatu wilayah dan bahan makanan apa yang sekiranya melimpah di daerah

23

tersebut sehingga dalam pembuatan menu nanti tidak sulit mendapatkan bahan-

bahan yang diperluka

Musim perlu diperhatikan musim apa yang sedang berlangsung terutama untuk

buah-buahan, jadi bisa digunakan bahan yang sedang musim karena jumlahnya

melimpah dan biasanya harganya cenderung menjadi lebih murah

e. Sumber daya

Dana besaran budget yang tersedia sangat perlu diperhatikan, agar saat

pembuatan menu tidak melebihi budget yang sudah disediakan

Peralatan masak keberadaan alat masak perlu dipertimbangan, pilih menu

dengan cara memasak menggunakan alat-alat yang tersedia

Waktu memasak jika memiliki waktu memasak yang banyak, bisa digunakan

menu yang cara pengolahannya cukup rumit, sementara jika waktu memasak sedikit

pilih menu yang cara memasaknya sederhana dan cepat

- Makanan dan minuman yang disukai dan tidak disukai. Penting dipertimbangkan dari

semua kelompok makanan untuk mengidetifiksai potensi kehilangan selera makan dan

resiko lain

- Alergi makanan dan kebutuhan diet sesuai terapi. Diberikan untuk meminimalkan resiko

kesehatan pasien terkait dengan penyediaan diet yang tidak tepat

-

B. Rekomendasi / Saran

Diharapkan kompetensi yang harus dicapai mahasiswa sesuai dengan keahliannya.

24

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2010. Penuntun Diet RS. Gramedia : Jakarta

Anggraeni, A. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.

Bordejanou, Liliana dan Yeh, Daniel D. 2015. Epidemiology, Clinical Features, and Diagnosis of Mechanical

Small Bowel Obstruction in Adult

Beating Bowel Cancer. 2013. Eating Well Living With Bowel Cancer

Fadli, Iman, Maya Anggi. 2011. Karsinoma Kolorektal. Universitas Islam Indonesia. RSUD Sragen.

Indrayani, Margaretha Novi.2011.Diagnosis dan Tatalaksana Ileus Obstruktif. Bagian SMF Ilmu Bedah Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Mahan, Kathleen L. dan Escott-stump, Sylvia. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy 12 ed.

Rizqhan, M. 2014. Universitas Sumatera Utara (USU)

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.

Sariedj, Azmi Kar. 2005. Pengaruh Anemia pada Kanker terhadap Kualitas Hidup dan Hasil Pengobatan. USU:

Sumatera Utara.

Scottish Government. 2008. Food in Hospital, Edinburgh.

Kemenkes Ri. 2015. Diet Pada Pembedahan.

Moore. 2012. Buku Bedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Hipokrates : Jakarta.

Orgeon surgical specialist. 2009. Soft plan diet after colon restriction

Mahan, L. Kathleen; Stump, Sylvia-Escott. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Saunders: Elsivier

Willcuts, Kate. 2010. Pre-op NPO and Traditional Post-op Diet Advancement Time to Move On. Nutrition issues

in Gastroenterology Series #90.

25

TIM PENYUSUN

A. KETUA

Rani Youningsih 125070300111002

SEKRETARIS

Sekretaris 1 : Marselia Nur Latifah 125070307111004

Sekretaris 2 : Ika Febriani 125070300111040

B. ANGGOTA

Ryan Pritaningtyas 125070301111017

Herwinda Kusuma R 125070300111003

Tita Ailul M 125070300111024

Haqqelni N R 125070300111026

Selvy Revitasari 125070300111038

Haris Apriyanto 125070300111045

Andrelia Allen G.I 125070300111051

Ilmi Dewi Astuti 125070300111013

Rani Ilminawati 125070301111004

26

Dwi Ratnawati 125070301111008

Atika Audini Meiningtyas 125070301111030

C. FASILITATOR

Indri

D. PROSES DISKUSI

1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI

- Mampu mengarahkan mahasiwa dengan baik dan tepat pada waktunya apabila topik yang

dibicarakan keluar dari pembahasan yang sebelumnya

- Mampu mendorong mahasiswa berpikir kritis dan analitis

- Mampu mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif

- Mampu menyeimbangkan partisipasi mahasiswa

2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI

Mahasiswa mampu menyampaikan informasi gizi dengan bahasa dan media yang mudah

dipahami pasien dengan kondisi penyakit tertentu.

27