Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PENELITIAN DANA STIMULUS
UNIVERSITAS NASIONAL
“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real
Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)”.
DIPA TERUNA AWALOEDIN
NID/NIDN :0108150853/0315105701
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NASIONAL
2020
DENGAN DANA BANTUAN
UNVERSITAS NASIONAL
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2014-
2018)”. Bidang Penelitian Ekonomi
1. Peneliti : Dosen Tetap FE UNAS
a. Nama Lengkap : Dipa Teruna Awaloedin, SE. Ak. M.Ak. CA
b.NID/NIDN : 0108150853/0315105701
c. Pangkat/Golongan ; Lektor/ III C
d. Jabatan : Dosen
e.Fakultas/Prodi : Ekonomi/Akuntansi
f. Alamat Rumah : Jln. Camar 6 Blok AH No. 3 Bintaro Jaya
g. Lokasi Penelitian : Bursa Efek Indonesia
2. Jangka Waktu Penelitian : Maret 2020 s/d Agustus 2020
3. Biaya Penelitian : Rp.5.000.000,-
4. Usulan Penangung Biaya : Anggaran Biaya Penelitian
Universitas Nasional 2019/2020
Jakarta, 28 Agustus 2020
Mengetahui, Peneliti,
Dekan Fakultas Ekonomi,
DR. SURYONO EFENDI. SE. MM. MBA Dipa Teruna A. SE,Ak.M.Ak.CA
NID : 0104950550 NID : 0108150853
Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang PPMK,
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS. Apt
NIP. 195507311981032001
ii
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate bertujuan
untuk mengetahui rasio keuangan, pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan ukuran
perusahan, terhadap penghindaran pajak di perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data penelitian ini berupa laporan keuangan yang telah diterbitkan diperoleh di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2014-2018 yang merupakan data sekunder dengan
mengambil populasi 130 perusahaan selama 5 tahun dan dipilih sampel. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu metode
yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dengan suatu kriteria tertentu.
sesuai dengan kaidah-kaidah akademik yang berlaku. Dalam penelitian ini telah terpilih 26
perusahaan sebagai sampel. Data diolah dengan metode penelitian yang digunakan adalah
metode regresi linear berganda menggunakan software SPSS 25.
Hasil penelitian Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada
perusahaan Property dan Real Estate, Likuiditas tidak berpengaruh pada perusahaan
Property dan Real Estate, Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
pada perusahaan Property dan Real Estate.
Kata Kunci: Penghindaran Pajak, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan.
Abstrak
This research was conducted for property and real estate companies. The objective of this
research is to determine the financial ratios, the effect of profitability, liquidity, and
company size on tax avoidance in property and real estate companies listed on the
Indonesia Stock Exchange.
The data of this research is in the form of published financial reports obtained on the
Indonesia Stock Exchange during 2014-2018 which is secondary data by taking a
population of 130 companies for 5 years and selected samples. The sampling technique
used was purposive sampling method, namely the method used by taking a sample from a
population with certain criteria. in accordance with applicable academic principles. In
this study, 26 companies were selected as samples. The data is processed by the research
method used is multiple linear regression method using SPSS 25 software.
The results of the study Profitability have no effect on Tax Avoidance in Property and Real
Estate companies, Liquidity has no effect on Property and Real Estate companies, Firm
size has an effect on Tax Avoidance in Property and Real Estate companies.
Keywords: Tax Avoidance, Profitability, Liquidity, Company Size.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan berkah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelian ini
merupakan tugas pokok dosen dalam memenuhi tridharma perguruan tinggi. Sesuai
dengan proposal yang kami ajukan kepada adalah “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan
Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018).”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya,
kepada:
1. Bapak DR. EL Amri Bermawi, SE, MA, Rektor Universitas Nasional yang telah
menyetujui proposal kami untuk dilanjutkan penelitiannya dan saat ini nerupakan
laporan hasil penelitian.
2. Bapak Dr. Suryono Efendi, SE, MM, MBA, Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Nasional, yang selalu mendorong kami untuk melakukan penelitian
3. Ibu Dr. Zumratul Meini,SE.Ak. ME. M.Ak, Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengadian pada Masyarakat Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Nasional.
4. Manajemen Bursa Efek Indonesia dan Perusahaan perusahaan yang terdaftar/listing
di BEI, dimana laporan keuangannya, kami ambil sebagai objek penelitian.
5. Seluruh teman dosen pengajar dan staff tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nasional beserta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami sebagai peneliti, apabila
dalam laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangannya, maka kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun, tak ada gading yang tidak retak.
Dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga laporan hasil penelitian ini
bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan dan dapat dilanjutkan. Amien Ya Rabbal
Alamin.
Jakarta, 28 Agustus 2020
Wassalam WW
Dipa Teruna Awaloedin
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….......…… i
ABSTRAK................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Perumusan masalah ....................................................................................... 7
1.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 7
1.4. Keutamaan Penelitian ….............................................................................. 9
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
2.1. Tinjauan Umum Teori yang Terkait Dengan Variabel Penelitian ………… 11
2.2. Keterkaitan Antar variabel Pewnelitian ............................................................. 23
2.3. Studi Empris Hasil Penelitian Yang Sesuai Dengan Rujukan Penelitian........... 25
2.4. Kerangka Analisis dan Hypotesis ......................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................ 29
3.1. Objek Penelitian............. ................................................................................... 29
3.2. Tempat dan Waktu Tempat Penelitian ........................................................... 29
3.3. Sumber dan Jenis Data Penelitian ..................................................................... 30
3.4. Metode Analisis Dan Teknik Analisis Data........................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 42
v
4.1. Hasil Penelitian....................................................................................................42
4.2. Hasil Analisis Data.....................................……………………….…................51
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data..........................................................................63
4.4. Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................................66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................67
5.1. Kesimpulan ...........................................................................................................67
5.2. Saran.....................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................69
vi
DAFTAR TABEL
2.1. Studi Empiris ...............................................................................................................26
3.1. Definisi Operasional.....................................................................................................35
4.1. Tahapan Seleksi Sampel ..............................................................................................43
4.2. Daftar Perusahaan Sampel Penelitian...........................................................................44
4.3. Hasil Perhitungan Penghindaran Pajak........................................................................46
4.4. Hasil perhitungan Profitabilitas....................................................................................47
4.5. Hasil perhitungan Likuiditas........................................................................................48
4.6. Hasil perhitungan Ukuran Perusahaan.........................................................................50
4.7. Hasil Uji Statistik Deskriptif.......................................................................................52
4.8. Uji Asumsi Klasik Normalitas Kolmogorov-Smirnov.................................................54
4.9. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas...................................................................55
4.10. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi.......................................................................57
4.11. Hasil Uji Regresi Linier Berganda..............................................................................58
4.12. Hasil Uji Statistik F (ANOVAa)...................................................................................60
4.14. Uji Kelayakan Model R2 (Model Summaryb) ........................................................61
4.15. Uji Signifikan Hipotesis (Uji t)...................................................................................62
vii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Pemikiran….............................................................................................8
2.1.Kerangka analisis....................................................................................................27
4.1. Hasil Uji Asumsi Klasik Scatterplot......................................................................56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk
pembangunan negara. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 pajak merupakan
kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara.
Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia dan memiliki banyak kekayaan sumber daya alam serta
keuntungan pada letak kondisi geografisnya yang cukup strategis dimana Indonesia
menjadi salah satu kawasan lalu lintas perdagangan dunia. Keadaan ini tentunya
menarik bagi pengusaha untuk mendirikan usahanya di Indonesia baik perusahaan
dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan yang lebih kompetitif terlihat dalam
perusahaan property dan real estate dengan skala usaha besar yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia.
Oleh karena itu negara selalu berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak.
Adanya ketidakpatuhan wajib pajak dalam menyetorkan pajak dapat menimbulkan
adanya praktik yang dikenal sebagai istilah penghindaran pajak. Hal ini merupakan
salah satu dari banyaknya penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak.
Penghindaran pajak didefinisikan sebagai salah satu tindakan yang dilakukan oleh
wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya secara legal yang tidak melanggar
2
peraturan perpajakan. Penghindaran pajak merupakan persoalan yang cukup rumit
dan unik karena disatu penghindaran pajak dianggap tidak melanggar hukum, namun
disisi lain hal tersebut dapat merugikan negara dari segi pemasukan kas pada negara.
Penghindaran Pajak adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
atau meminimalkan kewajiban pajak dengan memanfaatkan celah-celah dalam
ketentuan perpajakan (Pitaloka & Aryani, 2019). Pemerintah menginginkan
peningkatan penerimaan dari sektor pajak untuk membiayai pembangunan negara.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan property dan real estate
merupakan perusahaan yang mempunyai prospek masa depan yang cerah dimasa
yang akan datang. Dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk yang semakin
bertambah besar serta banyaknya pembangunan di sektor apartemen, hotel,
perumahan, pusat pembelajaan, dan gedung-gedung perkantoran, maka dapat
menarik investor untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan tersebut.
Dengan demikian pelaporan keuangan yang baik termasuk bebas dari
penghindaran pajak yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan investor
yang menanamkan dananya di perusahaan property dan real estate agar laporan
keuangan yang dilaporkan tidak mengandung unsur yang merugikan (Anita, dan
Basri, 2015).
Kasus bocornya “Panama Papers” yang artinya “Dokumen Panama”, dimana
dokumen tersebut bersifat rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa asal Panama. Isi
dokumen tersebut merupakan data mengenai transaksi keuangan para miliader dan
orang yang terkenal di luar negeri. Dokumen tersebut memuat daftar klien besar di
3
dunia yang diduga menginginkan uang mereka tersembunyi dari endusan pajak di
negaranya. Ada 2.961 nama individu atau perusahaan dari Indonesia yang terdeteksi
skandal “The Panama Papers”. Salah satunya adalah PT. Ciputra Development, Tbk
yang merupakan perusahaan property dan real estate ternama 4 di Indonesia dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ternyata juga melakukan Penghindaran Pajak yaitu
dengan menyembunyikan kekayaan yang mencapai USD 1,6 Miliar atau setara
dengan Rp 21,6 triliun (kurs Rp 13.538) dengan tujuan menghindari pajak negara.
Perusahaan property dan real estate merupakan perusahaan yang paling banyak
terdeteksi dalam kecurangan laporan keuangan termasuk penghindaran pajak (CNN
Indonesia, 2016).
Fenomena property dan real estate lainnya yang melakukan penghindaran pajak
yang terjadi di Indonesia atas transaksi properti yang dilakukan pengembang
(depelover) Perumahan Bukit Semarang Baru yang dikembangkan oleh PT
Karyadeka Alam Lestari yakni penjualan rumah mewah seharga Rp 7,1 Miliar di
Semarang. Namun di akta notaris hanya tertulis Rp 940 juta. Itu artinya terdapat
selisih harga Rp 6,1 Miliar. Atas transaksi ini, ada potensi PPN (Pajak Pertambahan
Nilai) yang harus disetor 10 persen dikali Rp 6,1 Miliar atau Rp 610 juta. Kekurangan
lain PPh (Pajak Penghasilan) final sebesar 5 persen dikalikan Rp 6,1 Miliar atau Rp
300 juta. Total kekurangan pajak senilai Rp 910 juta. Jika developer ini menjual
ratusan unit rumah mewah, kerugian negara bisa mencapai puluhan miliar rupiah dari
satu proyek perumahan (Tribun News Jateng, 2018).
Selain itu terjadi juga transaksi property yang dilakukan di wilayah Depok
dengan harga Rp 2,56 miliar. Namun di akta notaris hanya tertulis Rp 784 juta, atau
4
ada selisih Rp 1,9 miliar. Potensi PPN yang belum disetor adalah 10 persen dikali Rp
1,9 miliar atau Rp 190 juta dan PPh final 5 persen dikali Rp 1,9 miliar atau 85 juta.
Total pajak kurang dibayar developer sebesar Rp 275 juta dari satu 5 unit rumah saja.
Selisih nilai tersebut jelas menyebabkan hilangnya potensi penerimaan Negara
(Majalah Pajak, 2015).
Dengan adanya selisih nilai tersebut mengembangkan kasus pembelian rumah
yang dilakukan oleh depelover tersebut kearah penyidikan pajak dengan tuduhan
penghindaran pajak mengingat ada usaha untuk menyembunyikan transaksi yang
sebenarnya.
Adapun hal yang harus diperhatikan baik penjual maupun pembeli property,
pajak yang berlaku saat ini untuk setiap transaksinya adalah pertama, memotong dan
membayar PPh final sesuai ketentuan sebesar (5%) yang dibayar oleh perusahaan
property dan real estate. PPN atau PPnBM atas pengalihan tanah atau bangunan
dengan harga jual yang sebenarnya sebesar (10%) yang menjadi tanggungan
konsumen pembeli.
Adanya indikasi perusahaan melakukan penghindaran pajak dapat dilihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya salah satunya yaitu profitabilitas. Profitabilas
juga dapat mempengaruhi penghindaran pajak. Dimana profitabilitas salah satu
pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas
terdiridari beberapa rasio, salah satunya adalah return on assets (ROA). ROA juga
5
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam penggunaan dalam
penggunaan sumber daya yang dimilikinya (Darmawan & Sukartha, 2014). ROA
digunakan karena dapat memberikan 6 pengukuran yang memadai atas keseluruhan
efektivitas perusahaan dan ROA juga dapat menghitung profitabilitas. ROA
merupakan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari seberapa besar
perusahaan menggunakan asset. Semakin tinggi nilai ROA semakin tinggi
keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan asset suatu perusahaan
dan laba yang dihasilkan semakin besar. Ketika laba yang diperoleh membesar maka
jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai dengan peningkatan laba
perusahaan.
Pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 1 dijelaskan bahwa penghasilan
yang diterima oleh subjek pajak (perusahaan) akan dikenai pajak penghasilan,
sehingga semakin besar penghasilan yang diterima oleh perusahaan akan
menyebabkan semakin besar pajak penghasilan yang dikenakan perusahaan sehingga
cenderung untuk melakukan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan
akan meningkat. Penelitian yang terkait dengan profitabilitas dilakukan oleh
(Darmawan & Sukartha, 2014) yang menunjukkan ROA berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Faktor lainnya juga menjadi faktor penentu dalam penghindaran pajak adalah
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Perusahaan
dengan rasio likuiditas yang tinggi menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Indradi, 2018). Apabila perusahaan
6
memiliki rasio likuiditas yang cukup tinggi menunjukkan perusahaan berada pada
kondisi likuitditas.
Suatu perusahaan memiliki suatu tingkat likuiditas yang makin besar jika
jumlah aktiva-aktiva lancarnya jauh lebih besar dari pada jumlah hutang-hutang
lancarnya yang harus segera dipenuhi. Dengan demikian, jika tingkat likuiditas
perusahaan tinggi, maka perusahaan akan membayar pajaknya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dengan rasio likuiditas yang tinggi tersebut juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, yang menandakan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat serta
dengan mudah menjual aset yang dimilikinya jika diperlukan (Anita M, 2015)
Selain itu faktor lain yang menjadi penentu dalam penghindaran pajak adalah
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan sebagai skala atau nilai yang
mengklasifikasikan suatu perusahaan kedalam kategori besar atau kecilnya
berdasarkan total aset, logsize dan sebagainya. Menurut (Sofia, 2014) Semakin
besar asset yang dimiliki perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, besar
kecilnya asset juga memengaruhi jumlah produktifitas perusahaan, sehingga laba
yang dihasilkan perusahaan juga akan terpengaruh. Laba yang dihasilkan oleh
perusahaan yang dimiliki asset besar akan mempengaruhi tingkat pembayaran pajak
perusahaan. Perusahaan yang tergolong perusahaan kecil tidak dapat mengelola
pajak dengan optimal dikarenakan kekurangan ahli dalam hal perpajakan, berbeda
dengan perusahaan yang tegolong perusahaan besar yang memiliki sumber daya
lebih besar sehingga dapat dengan mudah mengelola pajak. Sumber daya manusia
yang ahli dalam menekankan beban pajak perusahaan secara optimal.
7
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Swingly & Sukartha,
2015), menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin kecil tarif pajak
efektif (TPE) perusahaan karena mereka mempunyai sumber daya yang mencukupi
untuk melakukan perencanaan pajak yang optimal. Berbeda dengan penelitian
(Hidayat, 2018) yang menyatakan bahwa perusahaan besar akan menjadi sorotan
pemerintah terkait dengan laba yang mereka peroleh. Sehingga perusahaan besar
cenderung tidak melakukan penghindaran pajak.
Berdasarkan penelitian diatas maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian
yang perjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengehindaran pajak?
1.3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian yang ingin diterapkan sehubungan dengan
penelitian ini adalah :
8
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Sumber: diolah oleh Penulis (2020)
Keterangan:
: Yang Dibahas
: Garis Pengaruh
a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap
penghindaran pajak.
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh likuiditas berpengaruh
terhadap penghindaraan pajak.
c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran
pajak.
Profitabilitas (X1)
Likuiditas (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Penghindaran Pajak (Y)
9
1.4. Keutamaan Penelitian
Keutamaan dalam penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh dari
Profitabilitas perusahaan, Likuiditas perusahaan , dan Ukuran Perusahaan terhadap
Penghindaran Pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang diteliti.
1.5. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
a) Penelitian ini dengan tujuan menjadi media pembelajaran secara nyata oleh
peneliti, serta dapat memberikan kemajuan dalam bidang ilmu akuntansi
dan perpajakan.
b) Penelitian ini bertujuan dapat diharapkan dapat memberikan kontribusi
sebagai rujukan untuk peneliti selanjutnya dimana penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang
berkaitan dengan profitabilitas perusahaan, likuiditas perusahaan, ukuran
perusahaan dan terhadap penghindaran pajak.
Kegunaan Praktis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak- pihak
terkait serta mendorong pihak-pihak tersebut untuk mengubah pandangan dan
kebijakan sesuai dengan masalah yang dibahas. Pihak-pihak tersebut yaitu
sebagi berikut :
a) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
perusahaan dalam melakukan tindakan penghindaran pajak.
10
b) Bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP), diharapkan untuk lebih memperketat
pengawasan serta mempertegas peraturan-peraturan yang berlaku guna
memberikan efek jera terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan
pelanggaran pajak.
c) Bagi investor, diharapkan lebih pintar dalam memilih perusahaan sebagai
sarana investasi agar tidak salah dalam memilih perusahaan dalam
melakukan investasi.
d) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menambah
wawasan serta dapat memberikan informasi guna menunjang penelitiannya
dimasa yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Teori yang Terkait Dengan Variabel
1. Teori Pajak
a. Pengertian Pajak
Pengertian pajak berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007
Pasal 1 ayat 1 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksakan berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Dalam pengertian pajak tersebut ada beberapa
komponen yang wajib diketahui:
1) Kontribusi wajib warga negara
2) Bersifat memaksa untuk setiap warga negara
3) Tidak akan mendapatkan imbalan langsung
4) Sesuai dengan undang-undang
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas
Negara untuk membiaya pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment (Purwanti & Sugiyarti, 2017).
12
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli :
1) Menurut Prof.Dr. Rachmat Soemitro,S.H :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.”
2) Menurut Prof.Dr. M.J.H. Smeets :
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual; maksudnya
adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.”
b. Fungsi Pajak
Fungsi Pajak menurut (Resmi, 2011) dalam buku ”Perpajakan-Teori dan
Kasus” terdapat dua fungsi pajak yaitu :
1) Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah
berupaya memasukkan uang sebanyak –banyaknya untuk kas negara.
2) Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi, serta mencapai tujuan –tujuan tertentu diluar bidang keuangan.
Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi regulasi adalah:
13
a) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimasukan agar pihak
yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi
(membayar pajak) yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan
pendapat.
b) Tarif pajak ekspor sebesar 0% dimaksudkan agar para pengusaha
terdorong mengekspor hasi roduksinya di pasar dunia sehingga dapat
memperbesar devisa Negara.
c) Pembebasan pajak penghasilan atas sisa hasil usaha kopersi untuk
medorong perkembangan koprasi di Indonesia.
d) Pemberlakuan tax holiday, di maksudkan untuk menarik investor asing
agar menanamkan modalnya di Indonesia.
Berdasarkan fungsi yang dikemukan diatas dapat disimpulkan bahwa
pajak sebagai fungsi penerimaan dan mengatur dalam negeri dimana
berkontribusi sangat besar untuk pemasukan negara yang akan mengatur
perencanaan ekonomi, sosial maupun politik dalam setahun. Oleh karena itu,
pemungutan atas pajak dipaksakan kepada wajib pajak.
c. Jenis pajak
Menurut golongannya, pajak terdiri dari :
14
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan pembayarannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai.
Menurut sifatnya, pajak terdiri dari:
1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang dasarnya adalah subjeknya,
memfokuskan pada diri wajib pajak, dalam arti memperhatikan
keadaan diri wajib pajak.
2) Pajak objektif, yaitu pajak yang dasarnya adalah objeknya, dalam arti
tidak memfokuskan pada diri wajib pajak.
Menurut lembaga pemungutannya, pajak terdiri dari :
1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah
Pusat, dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak (DJP).
2) Pajak daerah, yaitu pajak-pajak yang dipungut dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
d. Sistem pemungutan pajak
1). Official Assesment System
15
Official Assesment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-ciri Official Assesment System, yaitu :
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada
fiskus.
b) Wajib Pajak bersifat pasif.
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2). Self Assesment System
Self Assesment System merupakan suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib
Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-ciri Self Assesment System, yaitu :
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3). Withholding System
16
Withholding System merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
2. Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pengaturan hukum urusan pajak yang adil sehingga dapat mengurangi
kewajiban pajaknya. Misalnya digunakan untuk menggambarkan penghindaran
pajak dicapai oleh pribadi atau urusan bisnis untuk mengambil keuntungan dari
celah, ambiguitas, anomali atau kekurangan lain dari hukum pajak (Rangkuti &
Pratomo, 2017) .
(Agusti, 2013) mendefinisikan bahwa penghindaran pajak adalah cara
mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan
perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penghindaran pajak merupakan
upaya penghindaran pajak yang memberikan dampak terhadap kewajiban pajak
dengan melakuan serangkaian cara yang tetap dalam ketentuan perpajakan.
Menurut komite urusan fiskal dari Organization for Economic
Cooperation (OECD) (Coancil of Executive Secretaries of Tax Organization
(1991) dalam (Sandy & Lukviarman, 2015) terdapat tiga karakter dari
penghindaran pajak sebagai berikut :
17
1) Adanya unsur artificial arrangement, dimana berbagai pengaturan seolah-
olah terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan
faktor pajak.
2) Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes (celah) dari undang-
undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan,
yang berlawanan dari isi undang-undang sebenarnya.
3) Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini di mana umumnya para
konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak
dengan syarat wajib pajak menjaga serahasia mungkin.
Skema penghindaran pajak di berbagai negara dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable tax avoidance).
2) penghindaran pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable tax
avoidance). Dengan demikian dalam konteks perusahaan, penghindaran
pajak ini sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkecil
besarnya tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan dan
meningkatkan cash flow perusahaan dengan melihat celah-celah yang ada
di undang-undang dimana untuk mengurangi laba perusahaan dengan legal.
Menurut Ancok (2014) Penyebab penghindaran pajak sebagai berikut:
1) Kurangnya pengetahuan tentang pajak secara teoritik, menumbuhkan sikap
positif terhadap sesuatu harus bermula dari adanya pengetahuan tentang hal
tersebut. Di berbagai negara upaya untuk mengurangi tingkat penghindaran
18
pajak dilakukan dengan berbagai cara, serta dengan cara yang sangat
terstruktur.
2) Sikap petugas pajak diharapkan simpatik, bersifat membantu, mudah
dihubungi, dan bekerja jujur. Bila petugas berbuat yang tidak sesuai dengan
prosedur, maka status mereka sama dengan pagar yang memakan tanaman.
Tanpa ada perubahan kearah prilaku yang simpatik dan kejujuran dalam
bertugas dikalangan petugas pajak, maka sulit untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.
3) Sistem pajak dan pelaksanaan pajak kemudahaan dalam memperoleh,
mengisi, dan mengembalikan SPT, akan menentukan kepatuhan untuk
membayar pajak. Selain itu, keadilan dalam jumlah pajak yang harus
dibayar, baik “keadilan horizontal” maupun “keadilan vertikal” sangat
menentukan antusiasme membayar pajak.
3. Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu untuk mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin
baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan
tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Rizky, 2016).
Menurut (Hendri, 2015), profitabilitas adalah Rasio rentabilitas atau
disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
19
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
sebangainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis rasio
rentabilitas atau profitabilitas, adalah sebagai berikut:
1) Margin Laba (Profit Margin) Angka ini menunjukkan beberapa besar
persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2) Aset turn over (Return on aset) Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal
ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
3) Return on Investment (Return on Equity) Rasio ini menunjukkan berapa
persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar
semakin bagus.
4) Return on Total Aset Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
5) Basic Earning Power Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan
pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin
baik.
6) Earning Per Share Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per
lembar saham menghasilkan laba.
20
7) Contribution Margin Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi
lainnya.
8) Rasio rentabilitas ini bisa juga digambarkan dari segi kemampuan
karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba.
(Kasmir, 2008) tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun
bagi pihak luar perusahaan adalah :
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
2) Unutk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan,baik modal pinaman maupun modal sendiri.
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan.
4. Likuiditas
Suyanto (2012) memberikan pengertian Likuiditas sebagai berikut :
“Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi akan
21
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya serta menandakan bahwa
perusahaan dalam kondisi sehat dan dengan mudah menjual aset yang
dimilikinya apabila diperlukan”.
Suatu perusahaan memiliki suatu tingkat likuiditas yang makin besar jika
jumlah aktiva-aktiva lancarnya jauh lebih besar dari pada jumlah hutang-hutang
lancarnya yang harus segera dipenuhi. Dengan demikian, jika tingkat likuiditas
perusahaan tinggi, maka perusahaan akan membayar pajaknya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dengan rasio likuiditas yang tinggi tersebut juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, yang menandakan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat
serta dengan mudah menjual aset yang dimilikinya jika diperlukan (Anita M,
2015).
Tetapi perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi tidak menjamin
likuiditasnya baik. Hal ini dimungkinkan karena rasio profitabilitas dihitung dari
laba akuntansi dibagi dengan investasi, asset, atau ekuitas, yang mana laba
akuntansi menganut basis akrual. Oleh karena itu, untuk mengukur kondisi
keuangan perusahaan, selain profitabilitas, ukuran penting yang lain adalah arus
kas. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca dengan membandingkan
jumlah aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities),
hasil perbandingan disebut current ratio (Suyanto, 2012).
22
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur
dengan total aset, total penjualan maupun nilai kapitalisasi pasar. Secara
umum, ukuran perusahaan merupakan perbandingan antara besar kecilnya suatu
objek. Jika dihubungkan dengan perusahaan atau organisasi, ukuran
perusahaan dapat diartikan besar kecilnya usaha suatu perusahaan atau
organisasi. Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam (Hery, 2017:97),
kategori ukuran perusahaan ada tiga, yaitu:
1. Perusahaan Kecil
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan kecil apabila memiliki kekayaan
bersih lebih dari 50.000.000,- dengan paling banyak 500.000.000,-
tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari 300.000.000,- sampai dengan paling banyak
2.500.000.000,-
2. Perusahaan Menengah
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan menengah apabila memiliki
kekayaan bersih lebih dari 500.000.000,- sampai dengan paling banyak
10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000,-
sampai dengan paling banyak 50.000.000.000,-
3. Perusahaan Besar
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan besar apabila memiliki
23
kekayaan bersih lebih dari 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan
tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
50.000.000.000,-
2.2. Keterkaitan antar variabel Penelitian
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap penghindaran pajak
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Return on assets (ROA) merupakan salah satu pendekatan yang
dapat mencerminkan tinggi rendahnya profitabilitas suatu perusahaan. ROA
menunjukkan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan
total aset yang dimilikinya.
Pendapat diatas didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Darmawan & Sukartha, 2014), dimana penelitian tersebut menunjukkan hasil
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Artinya
semakin tinggi laba yang dihasilkan maka akan semakin besar pajak yang harus
dibayar, hal ini lah yang membuat maraknya kegiatan penghindaran pajaknya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini
dapat dikatakan sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Penghindaran Pajak
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi akan
24
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya serta menandakan bahwa
perusahaan dalam kondisi sehat dan dengan mudah menjual aset yang
dimilikinya apabila diperlukan. artinya semakin tinggi tingkat utang jangka
pendek perusahaan maka semakin tinggi pula indikasi suatu perusahaan untuk
melakukan penghindaran pajak.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Budianti & Curry, 2018)
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap
penghindaran pajak. Artinya jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya maka kas dalam perusahaan berjalan lancar, dan beban pajak
merupakan kewajiban jangka pendek yang akan mudah dipenuhi.
H2: Likuiditas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat
diukur dengan total aset, total penjualan maupun nilai kapitalisasi pasar.
perusahaan yang dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar (memiliki
aset yang besar) akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil untuk
menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset
yang kecil. Laba yang besar dan stabil akan cenderung mendorong perusahaan
untuk melakukan penghindaran pajak karena laba yang besar akan
menyebabkan beban pajak yang besar pula. Perusahaan berskala kecil tidak
dapat mengelola beban pajaknya secara optimal karena ahli dalam bidang
perpajakan yang minim.
25
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Darmawan & Sukartha,
2014) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian (Dewi,
Ni. Luh. Putu. Puspita, & Noviari, 2017) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
2.3. Studi Empris Hasil Penelitian Yang Sesuai Dengan Rujukan Penelitian
Hasil penelitian terdahulu atau studi empiris merupakan hasil studi
kepustakaan (library research) untuk memperoleh pemahaman studi-studi
terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteleliti. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil kajian dari jurnal, penelitian ilmiah dan skripsi terdahulu yang
memiliki kesamaan topik/variable:
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menjadi rujukan penelitian
dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang sedang dilakukan,
selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya.
26
Tabel 2.1
Studi Empiris
No Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian
1
I Gede Hendy
Darmawan dan
I Made
Sukartha
(2013)
Pengaruh Corporate
Governance, Leverage,
Retrun On Asset, Dan
Ukuran Perusaha Pada
Penghindaran Pajak
ROA berpengaruh pada
penghindaran pajak, Ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap penghindaran pajak
(Tax Avoidance).
2 Dewi Ni Luh.
Putu Puspita
dan Noviari
(2017)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas dan Corporate
Social Responsibility
Terhadap Penghindaran
Pajak
Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak, variabel
profitabilitas beperngaruh
positif terhadap
penghindaran pajak.
3 Rosa Dewinta
dan Ery
Setiawan,
(2016)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Tax
Avoidance
Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap penghidaran pajak,
profitabilitas berpengaruh
positif terhadap penghindaran
pajak.
4 Agusti
(2013)
Pengaruh Profitablitas,
Leverage, dan Corporate
Governance Terhadap Tax
Avoidance
Profitabilitas yang
diproksikan dengan Return
on Asset (ROA) berpengaruh
signifikan negatif terhadap
Tax Avoidance yang
dilakukan perusahaan.
5 Budianti dan
Curry (2018)
Pengaruh Profitabilitas ,
Likuiditas , dan Capital
Intensity Terhadap
Penghindaran Pajak ( Tax
Avoidance )
Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak,
Likuiditas berpengaruh
terhadap Penghindaran Pajak
Sumber : Diolah oleh Peneliti (2020)
27
2.4. Kerangka Analisis dan Hypotesis
Kerangka analisis adalah model konseptual yang menjelaskan hubungan antara
teori dan faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Berdasarkan teori yang terkait dengan variabel penelitian dan beberapa penelitian
terdahulu peneliti ingin mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan ukuran
perusahaan terhadap penghindaran pajak. Berikut model kerangka analisis yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan adalah sebagai
berikut :Gambar 2.1
Kerangka analisis
H1
H2
H3
Sumber: diolah oleh Penulis (2020)
Keterangan:
: Yang Dibahas
: Garis Pengaruh
Profitabilitas (X1)
Likuiditas (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Penghindaran Pajak (Y)
28
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat. Berdasarkan pernyataan kerangka penelitian, maka ditentukan
hipotesis oleh penulis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap penghindaran pajak (Y)
H2 : Terdapat pengaruh Likuiditas terhadap penghindaran pajak (Y)
H3 : Terdapat pengaruh Ukuran Perusahaaan terhadap penghindaran pajak (Y)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Menurut (Sugiono, 2017) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variable tertentu). Objek penelitian
yang penulis teliti adalah Profitabilitas Perusahaan (X1), Likuiditas Perusahaan
(X2), Ukuran Perusahaan (X3) dan Penghidaran Pajak pajak (Y).
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka objek
penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi bahan atau sasaran dalam penelitian
atas sutau hal. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
Profitabilitas Perusanaan, Likuiditas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2014-2018 yang memberikan informasi laporan keuangan pada situs
resminya di http://www.idx.co.id/.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di Jakarta Bursa Efek Indonesia dan beberapa
perpustakaan yang ada di Jakarta dan waktu penelitian akan dilaksanakan pada
semester Genap tahun akademik 2019/2020. Waktu pelaksanan penelitian dimulai
30
Bulan Maret 2020 sampai dengan Agustus 2020 dan penelitian ini direncanakan
dilaksanakan dalam kurun waktu enam (6) bulan,
3.3. Sumber Data Dan Jenis Data Penelitian
a. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
perusahaan yang berbentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin
diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan. Data penelitian yang digunakan
merupakan data historis daftar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018.
b. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data berupa angka dan dapat diukur serta diuji dengan metode statistik.
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diambil secara langsung dari sumber objek yang
akan diteliti. Data sekunder dapat berupa catatan atau kumpulan laporan
historis yang telah disusun.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan (annual report) perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.
31
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014-2018.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili
karakteristik populasi secara keseluruhan (Sarjono, 2013). Sampel
merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-
aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data
yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling
yaitu metode yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dengan
suatu kriteria tertentu.
Adapun Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu:
1) Perusahaan Properti dan Real Estate yang telah terdaftar di BEI selama
tahun 2014-2018.
2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap yang
dibutuhkan selama tahun 2014-2018.
32
3) Perusahaan yang tidak memiliki laba yang negatif atau rugi selama
periode tahun penelitian.
4) Perusahaan yang memiliki data yang lengkap dan jelas berkaitan dengan
penelitian.
c. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka adalah
metode pengumpulan data dengan melakukan telaah pustaka, mengkaji
berbagai sumber seperti buku, jurnal dan sumber, lainnya yang berkaitan
dengan penelitian. Sedangkan metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data dengan melihat, menggunakan dan mempelajari data-data
sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id di laporan
keuangan yang terpilih sebagai sampel.
D. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai penghindaran pajak
(Y). Penghindaran pajak adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan,
terutama melalui perencanaan pajak (Tresna, 2017). Pengukuran penghindaran
pajak dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Cash Effective Tax Rate
33
(CETR). Semakin tinggi tingkat prosentase CETR mengindikasikan bahwa
semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan.
CETR diukur dengan rumus sebagai berikut:
𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
2. Variabel Independen
1. Profitabilitas
Variabel Independen dalam penelitian adalah Profitabilitas (X1).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return On
Assets (ROA). Return On Assets adalah rasio profitabilitas yang
membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset.
ROA diukur dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =laba bersih setelah pajak
Total aset
2. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek. Likuiditas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio
lancar. Rasio lancar merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap utang
lancarnya (Suyanto, 2012).
34
Suatu perusahaan memiliki suatu tingkat likuiditas yang makin besar jika
jumlah aktiva-aktiva lancarnya jauh lebih besar daripada jumlah utang-utang
lancarnya yang harus segera dipenuhi. Dengan demikian, jika tingkat likuiditas
perusahaan tinggi, maka perusahaan akan membayar pajaknya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Anita et al., 2015). Likuiditas di ukur menggunakan
pengukuran :
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =aset lancar
kewajiban lancar
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat
diukur dengan total aset, total penjualan maupun nilai kapitalisasi pasar
(Tandean, 2016). Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur
menggunakan log natural dari total aset. Peneliti mengukur ukuran
perusahaan dengan melihat total aset karena nilai total asset bernilai sangat
besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainya. Disamping itu, nilai
aset relatif lebih stabil dibandingkan total penjualan ataupun nilai
kapitalisasi pasar. Perhitungan total aset sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Log (Total Aset)
35
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Indikator Pengukuran
Penghindaran
Pajak (Y)
CETR (Current
Effective Tax
Rate)
𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Profitabilitas (X1) ROA (Return On
Aset) ROA =
laba bersih setelah pajak
Total aset
Likuiditas (X2) CR (Curent
Ratio) 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
aset lancar
kewajiban lancar
Ukuran
Perusahaan (X3)
Log Natural Ukuran Perusahaan = Log (Total
Aset)
Sumber : diolah oleh Penulis(2020)
3.4. Metode Analisis Dan Teknik Analisis Data
Pengelolaan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat. Variabel –variabel yang telah dihitung akan diolah dengan
menggunakan program Software Statistical Productand Service Solution(SPSS)
25. Untuk menghasilkan perhitungan yang menunjukan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
36
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik yang memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghazali, 2011).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak, juga untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak.
Pengujian normalitas data secara statistik mengunakan uji Kolmogorov-
Smirnov (Kolmogorov-Smirnov test). Apabila nilai signifikan variabel
independen bukan dummy kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal, jika nilai signifikan variabel independen bukan
dummy lebih dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Apabila
terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka dapat dilakukan
penghilangan nilai outliner dari data jika jumlah sampel besar untuk
menormalkan distribusi data.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya saling keterkaitan antar variabel independen
37
(Ghazali, 2012). Jika didalam pengujian ternyata didapatkan sebuah
kesimpulan bahwa antar variabel independen tersebut saling terkait, maka
pengujian tidak dapat dilakukan kedalam tahapan selanjutnya yang
disebabkan oleh tidak dapat ditentukannya koefisien regresi variabel
tersebut dan juga nilai standard errornya menjadi tak terhingga.
Untuk mengetahui hasil uji dari uji multikolinearitas dapat dilihat dari
beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1) Dengan melihat nilai tolerance:
a) Apabila nilai tolerancenya sendiri lebih besar dari 0,10 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
b) Sedangakan bila nilai tolerance nya lebih kecil dari 0,10 maka
kesimpulan yang didapat adalah terjadi multikolinearitas.
2) Dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF):
a) Jika nilai VIF lebih dari 10, maka kita akan mendapat kesimpulan
bahwa data yang diuji tersebut memiliki multikolinearitas.
b) Sedangkan jika nilai VIF dibawah 10, maka kita akan mendapat
kesimpulan bawa data yang diuji tidak terjadi multikolinearitas.
Menurut (Ghazali, 2012) bahwa terjadinya multikolinearitas
mengindikasikan adanya hubungan antar variabel independen sehingga
pengujian tidak dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, sebaliknya apabila tidak
terjadi multikolinearitas maka pada penelitian tersebut tidak
38
mengindikasikasikan adanya hubungan antar variabel independen dan
pengujian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Penyimpangan asusmsi klasik ketiga yaitu adanya heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan).
Heteroskedastisitas tidak merusak konsistensi estimasi, tetapi membuat
estimator tidak mempunyai varians minimum atau tidak efisien.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah
melalui pengujian dengan menggunakan Scatter Plot nilai residual variabel
dependen. Data dinyatakan terkena heteroskedastisitas jika sebaran data
mengumpul di satu sudut atau bagian (Ghazali, 2012).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian terhadap adanya korelasi atau
hubungan antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu (Ghazali,
2012). Penyimpangan ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan
data time series. Akibat dari adanya autokorelasi ini maka koefisien R2 akan
menjadi salah. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test) dimana ketentuannya apabila
nilai Durbin-Watson berada lebih dari du dan lebih kecil dari nilai 4-Du (Du
<Durbin Watson < 4-du) maka model regresi telah terbebas dari autokorelasi.
39
1. Uji Ketetapan Model
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menguji model regresi
terbaik, maka model yang diajukan harus memenuhi kreteria sebagai berikut:
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menilai kelayakan model. Uji F dilakukan dengan
melihat dari nilai F dan signifikansi. Nilai tersebut menunjukkan tingkat
kesalahan yang ditanggung jika model tersebut dikatakan baik (Ghazali, 2012).
Semakin rendah nilai signifikansi menunjukkan bahwa model yang dibangun
memiliki kemungkinan kesalahan yang lebih rendah. Apabila (Sig.<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa model layak dan baik untuk digunakan.
b. Uji Koefisien
Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011). Nilai adjusted R² yang mendekati satu berarti
kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk mendeteksi variasi variabel dependen.
2. Analisis Regresi Berganda
Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang
bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam mengungkap
fenomena tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Maka digunakan
40
persamaan umum regresi yang bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis
penelitian. Model analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji
sejauh mana dan bagaimana arah variabel-variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut:
Y= α+β1. X1 + β2. X2 + β3 . X3 + ε
Keterangan:
α= konstanta
Y= Penghindaran Pajak
X1= Profitabilitas
X2= Likuiditas
X3= Ukuran Perusahaan
β1β2β3= Koefisien Regresi
ε= Error
3. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individu dalam menerangkan
variansi variabel dependen (Ghozali, 2012). Adapun kreteria pengujian
secara parsial dengan tingkat signifikasi sebesar 𝛼: 5 % yaitu :
41
1) Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya variabel berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Secara historis, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki visi menjadi bursa yang
kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia dan misi menyediakan infrastruktur
untuk mendukung terselengaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien
serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).
Perusahaan yang telah menerbitkan efek di Bursa Efek Indonesia menjadi sarana
perdagangan efek yang terdiri dari berbagai sektor, seperti sektor industru dasar
kimia, industri barang konsumsi, keuangan, property dan real estate, infrastruktur
dan transportasi, pertambangan, aneka industri, perdagangan dan jasa investasi.
Dalam penelitian ini dipilih perusahaan property dan real estate merupakan salah
satu sektor terpenting di suatu Negara dan perusahaan yang asetnya dinilai memiliki
nilai investasi yang tinggi, dan dinilai cukup aman dan stabil. Perusahaan property
dan real estate meliputi pembangunan di sektor apartemen, hotel, perumahan, pusat
pembelajaan, dan gedung-gedung perkantoran, maka dapat menarik investor untuk
menginvestasikan dananya kepada perusahaan tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2018. Dalam penelitian
43
ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan
(annual report) yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia dan website
perusahaan. Peneliti memilih sampel dengan menggunakan metode sampel
bersasaran (purposive sampling) dengan tujuan agar diperoleh sampel yang
representative sesuai dengan kriteria- kriteria yang telah ditentukan.
Proses seleksi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut, perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2018 yaitu
sebanyak 26 perusahaan, sehingga diperoleh total sampel amatan sebanyak 130.
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan
tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dari data
yang dikumpulkan tersebut kemudian dilakukan proses penyeleksian sampel
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan proses
penyeleksian sampel dengan kriteria yang ditetapkan data pemilihan sampel
berdasarkan kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di BEI Tahun 2014-2018
65
2. Perusahaan Property dan Real Estate yang
mempublikasikan laporan keuangan yang
tidak lengkap
(26)
3. Perusahaan Property dan Real Estate yang
mengalami kerugiaan selama Tahun 2014-
2018
(13)
44
Jumlah sampel yang terpilih 26
Tahun penelitian 5
Jumlah sampel yang diteliti 130
Sumber : Diolah oleh penulis 2020
2. Deskripsi Data dan Analisis
a. Hasil Pengumpulan data
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang ditentukan terpilih 26 perusahaan
property dan real estate yang memenuhi kriteria yang terdaftar pada tahun 2014-
2018, mempublikasikan laporan keuangan dengan lengkap, dan mengalami kerugian
selama tahun 2014-2018.
Berikut ini adalah daftar nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian yang telah diseleksi menggunakan kriteria pengambilan sampel dari tahun
2014-2018. Berdasarkan deskripsi sampel penelitian ini, maka dapat disajikan daftar
perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk.
2. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate
3. BKSL Sentul City Tbk.
4. CTRA Ciputra Development Tbk.
5. DART Duta Anggada Realty Tbk.
6. DILD Intiland Development Tbk.
7. DUTI Duta Pertiwi Tbk
8. EMDE Megapolitan Developments Tbk.
45
9. GAMA Gading Development Tbk.
10. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk.
11. GWSA Greenwood Sejahtera Tbk.
12. JRPT Jaya Real Property Tbk.
13. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.
14. LPCK Lippo Cikarang Tbk
15. MDLN Modernland Realty Tbk.
16. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk.
17. MTLA Metropolitan Land Tbk.
18. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk.
19. PUDP Pudjati Prestige Tbk.
20. PWON Pakuwon Jati Tbk.
21. RDTX Roda Vivatex Tbk.
22. SCBD Danayasa Arthatama Tbk.
23. SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.
24. SMRA Summarecon Agung Tbk.
25. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.
26. TARA Sitara Propertindo Tbk.
Sumber : Diolah oleh penulis 2020
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak.
a. Penghindaran Pajak, Penghindaran Pajak diukur dengan menggunakan CETR
(Current effective tax rate) diperoleh dengan cara membagi beban pajak
penghasilan pada laba sebelum pajak pada laporan keuangan perusahaan
tersebut. Berikut formula CETR:
hasil perhitungan terhadap variabel Penghindaran Pajak ini dapat dilihat di
tabel 4.3
Current effective tax rate 𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
46
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Penghindaran Pajak
Rata-rata Tahun 2014-2018
No Kode
Perusahaan CETR
1 APLN 0,052
2 BEST 0,028
3 BKSL 0,088
4 CTRA 0,157
5 DART 0,347
6 DILD 0,058
7 DUTI 0,028
8 EMDE 0,061
9 GAMA 0,199
10 GPRA 0,069
11 GWSA 0,028
12 JRPT 0,056
13 KIJA 0,174
14 LPCK 0,036
15 MDLN 0,271
16 MKPI 0,09
17 MTLA 0,083
18 PLIN 0,253
19 PUDP 0,338
20 PWON 0,056
21 RDTX 0,031
22 SCBD 0,378
23 SMDM 0,252
24 SMRA 0,16
25 SSIA 0,178
26 TARA 0,392
Sumber: Diolah oleh penulis 2020
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari data yang di peroleh. CETR tertinggi
47
diperoleh oleh Danayasa Arthatama Tbk. (SCBD) sebesar 0,378, sedangkan CETR
terendah diperoleh oleh Metropolitan Kentjana Tbk. sebesar 0.09.
b. Profitabilitas. Profitabilitas sebagai variabel independen dengan proksi ROA (Return
On Assets) memiliki rumus sebagai berikut:
Hasil rumus terhadap variabel profitabilitas dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil perhitungan Profitabilitas
Rata-rata Tahun 2014-2018
No Kode
Perusahaan ROA
1 APLN 0,039
2 BEST 0,073
3 BKSL 0,022
4 CTRA 0,05
5 DART 0,029
6 DILD 0,029
7 DUTI 0,079
8 EMDE 0,04
9 GAMA 0,008
10 GPRA 0,388
11 GWSA 0,069
12 JRPT 0,111
13 KIJA 0,027
14 LPCK 0,149
15 MDLN 0,042
𝑅𝑂𝐴 =laba bersih setelah pajak
Total aset
48
16 MKPI 0,151
17 MTLA 0,103
18 PLIN 0,08
19 PUDP 0,033
20 PWON 0,103
21 RDTX 0,122
22 SCBD 0,036
23 SMDM 0,015
24 SMRA 0,046
25 SSIA 0,062
26 TARA 0,001
Sumber: Diolah oleh penulis 2020
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari data yang di peroleh. Perusahaan
dengan profitabilitas tertinggi diperoleh oleh Perdana Gapuraprima Tbk. sebesar
0,388, sedangkan profitabilitas terendah diperoleh oleh Sitara Propertindo Tbk.
sebesar 0,001.
c. Likuiditas, Likuiditas sebagai variabel independen dengan proksi CR (Current
Rasio) memiliki rumus sebagai berikut:
Hasil rumus terhadap variabel Likuiditas dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil perhitungan Likuiditas
Rata-rata Tahun 2014-2018
No Kode Perusahaan CR
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =aset lancar
kewajiban lancar
49
1 APLN 1,33
2 BEST 3,998
3 BKSL 1,747
4 CTRA 1,372
5 DART 0,819
6 DILD 1.014
7 DUTI 3,733
8 EMDE 2,244
9 GAMA 2,674
10 GPRA 4,123
11 GWSA 6,492
12 JRPT 0,990
13 KIJA 6,434
14 LPCK 15,30
15 MDLN 1,414
16 MKPI 1,230
17 MTLA 2,104
18 PLIN 1,336
19 PUDP 2,186
20 PWON 1,596
21 RDTX 3,065
22 SCBD 1,213
23 SMDM 1,869
24 SMRA 1,599
25 SSIA 1,730
26 TARA 0,922
Sumber: Diolah oleh penulis 2020
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari data yang di peroleh. Perusahaan
dengan Likuiditas tertinggi diperoleh oleh Lippo Cikarang Tbk oleh sebesar 15,30,
sedangkan profitabilitas terendah diperoleh oleh Sitara Propertindo Tbk. sebesar
0,922.
d. Ukuran Perusahaan
50
Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dengan proksi memiliki rumus
sebagai berikut:
Hasil rumus terhadap variabel Ukuran Perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil perhitungan Ukuran Perusahaan
Rata-rata Tahun 2014-2018
No Kode
Perusahaan Ln(Total Aset)
1 APLN 25,002
2 BEST 29,440
3 BKSL 30,327
4 CTRA 30,683
5 DART 29,537
6 DILD 30,055
7 DUTI 29,537
8 EMDE 28,067
9 GAMA 27,962
10 GPRA 28,144
11 GWSA 28,196
12 JRPT 24,286
13 KIJA 29,830
14 LPCK 26,958
15 MDLN 30,050
16 MKPI 29,366
17 MTLA 28,992
18 PLIN 28,692
19 PUDP 26,247
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
51
20 PWON 24,676
21 RDTX 27,217
22 SCBD 22,346
23 SMDM 26,329
24 SMRA 24,901
25 SSIA 29,290
26 TARA 27,810
Sumber: Diolah oleh penulis 2020
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari data yang di peroleh. Perusahaan
dengan Ukuran Perusahaan tertinggi diperoleh oleh Ciputra Development Tbk. oleh
sebesar 30,683, sedangkan ukuran perusahaan terendah diperoleh Jaya Real Property
Tbk. oleh sebesar 24,286.
4.2. Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan
dengan angka-angka dan perhitungannya dengan menggunakan metode statistik yang
dibantu dengan program SPSS (Statistic Product and Service Solution) 25.
1) Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran atau
deskripsi data yang digunakan sebagai sampel. Statistik deskriptif
menggambarkan distribusi data yang terdiri dari nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi atas data yang digunakan
dalam penelitian. Berikut hasil analisis statistik deskriptif pada variabel
dependen yaitu Penghindaran Pajak yang diproksikan dengan Current effective
tax rate (CETR), dan variabel independen yaitu profitabilitas (ROA), Likuiditas
52
(CR), serta Ukuran Perusahaan Ln(total asset).
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 130 25.11 259.00 60.39 50.15
Likuiditas 130 394.00 595.73 280.65 531.36
Ukuran_Perusahaan 130 303.12 311.65 243.71 914.81
Penghindaraan_Pajak 130 .10 1151.00 148.10 201.13
Valid N (listwise) 130
Sumber: Diolah oleh penulis 2020
a. Variabel dependen
Penghindaran pajak yang di proksikan melalui CETR pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018 rata-rata sebesar
0,14810 dengan standar deviasi sebesar 0,20113. Perusahaan yang memiliki
CETR terkecil adalah perusahaan Metropolitan Kentjana Tbk perusahaan sebesar
0.10. perusahaan dengan CETR terbesar adalah Danayasa Arthatama Tbk.
sebesar 1151,00.
b. Variabel Independen
(1). Profitabilitas
Profitabilitas yang di prosikan sebagai ROA pada perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018 rata-rata sebesar 0.6039 dengan standar
53
deviasi 0,5015. perusahaan yang memiliki ROA terkecil adalah Perusahaan Perdana
Gapuraprima Tbk. Sebesar 0,2511, sedangkan profitabilitas tertinggi diperoleh oleh
Sitara Propertindo Tbk. sebesar 0,259.
(2). Likuiditas
Likuiditas yang diprosikan sebagai CR pada perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018 rata-rata sebesar 0,28065 dengan
standard deviasi 0,5015. perusahaan yang memiliki CR tertinggi adalah
Perusahaan Lippo Cikarang Tbk sebesar 0,59573, sedangkan profitabilitas
terendah diperoleh oleh Sitara Propertindo Tbk sebesar 0,394.
(3). Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan yang diperosikan LN pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018 rata-rata sebesar 0,24371
dengan standard deviasi 0,91481. Perusahaan yang memliki LN tertinggi
adalah Perusahaan Ciputra Development Tbk. oleh sebesar 0,31165,
sedangkan ukuran perusahaan terendah diperoleh Jaya Real Property Tbk. oleh
sebesar 0,30312.
2) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan pada analisis regresi linier berganda agar tidak
menyebabkan bias pada hasil penelitian. Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik
yang terdiri dari beberapa macam pengujian, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.
54
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan uji
normalitas. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov. Asumsi normalitas terpenuhi jika nilai Asymp. Sig
(Asymptotical Significance) diatas 0,05, mengindikasikan asumsi normalitas
terpenuhi sebagai berikut :
Tabel 4.8
Uji Asumsi Klasik Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 130
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 192.72080550
Most Extreme Differences Absolute .153
Positive .153
Negative -.134
Test Statistic .153
Asymp. Sig. (2-tailed) .101c
Sumber : data sekunder diolah SPSS 25
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Uji Kolmogorov- Smirnov
pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,101 lebih besar
daripada 0,05. Hal ini menunjukkan data terdistribusi dengan normal.
55
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinearitas
tidak terjadi jika nilai tolerance <1 atau sama dengan nilai VIF<10. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Tabel 4.9
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 31.718 10.764 3.384 .001
Profitabilitas .298 .361 .256 -2.852 .005 .901 1.109
Likuiditas -.002 .003 -.063 -.697 .487 .903 1.107
Ukuran_Perusahaa
n
.310 .296 .281 2.277 .039 .992 1.008
Sumber : data sekunder diolah SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil pengujian
multikolinearitas pada pengujian terhadap 130 sampel amatan menunjukan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi. Hal ini ditunjukan
dengan nilai tolerance yang dihasilkan > 0,1 dan nilai VIF< 10, dimana
profitabilitas 0,901 < 0,1, likuiditas 0,903 < 0,1, ukuran perusahaan 0,992 <
0,1. Dengan nilai VIF profitabilitas 1,109 < 10, likuiditas 1.107 < 10, ukuran
perusahaan 1,008 < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
56
dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan yang telah diuraikan bisa disimpulkan bahwa variabel
indepeden yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaaan
tidak memiliki hubungan atau kolerasi antara masing-masing variabel.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
pola tertentu pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual.
Gambar 4.1.
Hasil Uji Asumsi Klasik Scatterplot
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik tersebut menyebar di atas dan ada beberapa yang menyatu serta pola
57
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan
pada periode t sebelumnya. Dalam penelitian ini salah satu cara yang digunakan
untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Waston (DW).
Tabel 4.10
Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .286a .291 .279 195.00160 1.882
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 25
Hasil Uji Durbin-Watson menunjukkan besaran nilai d sebesar 1,882. Nilai
ini dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson (k, n) yang mana k
menunjukkan jumlah variabel independen yakni 3 variabel dan n adalah jumlah
sampel sejumlah 130 sampel perusahaan. Apabila nilai d yang didapat tergolong
pada jarak nilai du<d<4-du, maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
Nilai du tabel menunjukkan 1,761 sehingga 1,761<1,882<2,239, hasil ini
menunjukkan bahwa model yang digunakan terbebas dari autokorelasi.
58
3) Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel
dependen yaitu penghindaran pajak adalah model regresi linier berganda. Berikut ini
adalah tabel hasil pengujian analisis regresi linier berganda :
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.178 10.764 3.384 .001
Profitabilitas .298 .361 -.256 -2.852 .005
Likuiditas -.002 .003 -.063 -.697 .487
Ukuran_Perusahaan .310 .000 .078 .908 .366
Sumber : data sekunder diolah spss 25
Metode regresi linear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menguji hubungan pengaruh profitailitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan
terhadap penghindaran pajak.
Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
CETR = 3,178 + 0,298 ROA – 0,002 CR + 0,310 LN + e
Adapun Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
a = Konstanta menunjukan angka 3,178 hal ini berarti apabila nilai variabel
independen profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan bernilai 0,
59
maka variabel dependen yaitu penghindaran pajak yang diproksikan dengan
Tax Avoidance (CETR) akan memiliki nilai sebesar 3,178 atau 3,17%.
β1 = Koefisien regresi variabel Profitabilitas sebesar 0,298 hal ini berarti apabila
nilai variabel 0,298 mengalami kenaikan sebesar 1 satuan dan variabel
lain nilainya konstan, maka variabel dependen yaitu penghindaran pajak
yang diproksikan dengan profiabilitas (ROA) akan mengalami kenaikan
sebesar 0,298 atau 29,8%.
β2 = Koefisien regresi variabel Likuiditas sebesar –0,002, hal ini berarti apabila
nilai variabel Likuiditas mengalami penurunan sebesar 1% dan variabel lain
nilainya konstan, maka variabel dependen yaitu penghindaran pajak yang
diterapkan dan mengalami penurunan sebesar 2%
4) Uji Ketetapann Model
a. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
a. Apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 5% atau (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% atau (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
60
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 427365.648 3 142455.216 3.746 .004b
Residual 4791228.845 126 38025.626
Total 5218594.492 129
Sumber : data sekunder diolah SPPS 25
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.13 yang diperoleh F hitung 3.746
dengan hasil Sig 0,004 maka angka tersebut menandakan bahwa data sekunder
ini memenuhi standar kelayakan model regresi, angka yang didapat ialah
dibawah > 0,050 sesuai dengan kriteria kelayakan model regresi tersebut.
b. Uji R2 Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukan
berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk menjelaskan variasi variabel dependen.
61
Tabel 4.13
Uji Kelayakan Model R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .286a .291 .279 195.00160 1.882
Sumber : data sekunder diolah SPPS 25
Bedasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,291 nilai ini
menunjukan bahwa variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran
Perusahaan dapat menjelaskan variasi variabel dependen yaitu Penghindaran Pajak
yang diproksikan dengan (CETR) sebesar 29,1% dan sisanya sebesar 71,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini.
5) Uji Hipotesis (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasan atau independen secara individu dalam menerangkan variansi variabel
dependen. Uji ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung dengan t tabel, selain itu
dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi (sig) terhadap nilai alpha (𝛼). Apabila t
hitung > t tabel dan nilai signifikansi (sig) < alpha (𝛼) maka Ha diterima dan Ho
ditolak, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
62
Hasil uji t menujukkan sebagai berikut ini:
Tabel 4.14
Uji Signifikan Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.178 10.764 3.384 .001
Profitabilitas .298 .361 -.256 -2.852 .005
Likuiditas -.002 .003 -.063 -.697 .487
Ukuran_Perusahaan .310 .000 .078 .908 .366
Sumber : data sekunder diolah SPPS 25
a) Profitabilitas
Dari hasil perhitungan yang telah ditunjukkan dalam Tabel 4.15 didapatkan Uji t
terhadap Profitabilitas (X1) didapatkan thitung sebesar -2,852 dengan nilai Sig.
0,005.t table 1.97897>2.852 yang berarti nilai Sig 5% (0,005 < 0,05), maka
secara parsial Profitabilitas (X1) berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hal
ini mengindikasikan bahwa berapapun jumlah Profitabilitas tidak akan
memengaruhi Penghindaran Pajak.
H1 diterima yang artinya profitabilitas berpengaruh pada penghindaran pajak.
b) Likuiditas
Dari hasil perhitungan yang telah ditunjukkan dalam Tabel 4.15 didapatkan Uji t
terhadap variabel Likuiditas (X2) didapatkan thitung sebesar -0,697 dengan nilai
63
Sig. 0,487. t tabel 1.97897 nilai t hitung -0,697 yang berarti sig 5% (0,487 >
0,05), maka secara parsial Likuiditas (X2) tidak berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak. Hal ini mengindikasikan bahwa berapapun jumlah
Likuiditas tidak akan memengaruhi Penghindaran Pajak.
c) Ukuran Perusahaan
Dari hasil perhitungan yang telah ditunjukkan dalam Tabel 4.15 didapatkan Uji t
terhadap variabel Ukuran perusahaan (X3) didapatkan thitung sebesar 2,276 dengan
nilai Sig. 0,005. ttable 1.97897>2,276 berarti dari 5% (0,039 < 0,05), maka secara
parsial Ukuran Perusahaan (X3) berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hal
ini mengindikasikan bahwa berapapun jumlah Ukuran Perusahaan akan
memengaruhi Penghindaran Pajak.
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak
Berdasarkan tabel 4.15 dapat didilihat bahwa variabel Profitabilitas maka dapat
disimpulkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak atau H1
ditolak.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada
masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan.
Return on assets (ROA) merupakan salah satu pendekatan yang dapat mencerminkan
tinggi rendahnya profitabilitas suatu perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan Budianti
& Curry (2018) dengan hasil penelitia yang dilakukan ROA menunjukkan besarnya
64
laba yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan total aset yang dimilikinya.
Hasil penelitian ROA berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Return On
Assets yang negatif menunjukan bahwa semakin laba suatu perusahaan tinggi maka
tingkat penghindaran pajaknya semakin rendah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Darmawan & Sukartha, 2014) (Dewi Ni Luh, Putu Puspita, & Noviari, 2017), dimana
penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak.
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Penghindaran Pajak
Berdasarkan table 4.15 dapat didilihat bahwa variabel Likuiditas maka dapat
disimpulkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak atau
H2 ditolak.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi akan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya serta menandakan bahwa perusahaan dalam kondisi sehat
dan dengan mudah menjual aset yang dimilikinya apabila diperlukan. artinya semakin
tinggi tingkat utang jangka pendek perusahaan maka semakin tinggi pula indikasi suatu
perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Budianti & Curry (2018) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
3. Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak
65
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa variabel Ukuran Perusahaan maka
dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak H3 diterima.
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat mengelompokkan
perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil dengan berbagai cara seperti melalui
total aset perusahaan yang dimiliki, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan
jumlah penjualan. Perusahaaan yang ukuran besar bisa menjadi tolak ukur sebuah
perusahaan tersebut beroperasional dengan baik atau tidaknya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Budianti & Curry (2018) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rosa Dewinta & Ery Setiawan, (2016) dan Darmawan
& Sukartha (2014) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Penghindaran Pajak.
66
4.4. Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan dapat dibuat rangkuman
hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil Keputusan
1. Profitabilitas terhadap
Penghindaran Pajak
Profitabilitas
berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak.
H1 ditolak
2 Likuiditas terhadap
Penghindaran Pajak
Likuiditas tidak
berpengaruh dan
signifikan terhadap
penghindaran Pajak
H2 ditolak
3 Ukuran Perusahaan terhadap
Penghindaran Pajak
Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap
penghindaran Pajak
H3 diterima
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen
yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan terhadap variabel dependen
yaitu penghindaran pajak. Objek yang digunakan adalah perusahaaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Sampel yang digunakan
130 dari 26 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditentukan. Data yang telah
ditentukan adalah data normal yang diujikan menggunakan metode analisis linear
berganda yang menguji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji ketetapan modal dan uji
t.
Berdasarkan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian pada hipotesis pertama menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.
2. Pengujian pada hipotesis kedua menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa Likuiditas
68
tidak berpengaruh pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2018.
3. Pengujian pada hipotesis ketiga menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Penghindaran Pajak. Hasil penelitian yang dilakukan menujukan
bahwa Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan terdapat beberapa saran dari peneliti untuk
penelitian selanjutnya:
1. Bagi peneliti sejenis diharapkan untuk menambahkan perusahaan property dan real
estate agar dapat menggambarkan kondisi perusahaan secara keseluruhan terkait
penghindaran pajak.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan tahun penelitian.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel-variabel yang
mempengaruhi penghindaran pajak.
69
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, W. Y. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Corporate Governance
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahu 2009-
2012. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi, 4(2), 1–32.
Ancok, D. (2014). Psikologi Terapan. yogyakarta.
Anita, F., Basri, Y., & -, J. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage,
Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris
Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, 2(2), 1–15.
Anita M, F. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Likuiditas,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada
Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2013). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Riau, 2(2), 1–15.
Budianti, S., & Curry, K. 2018. Pengaruh Profitabilitas , Likuiditas , Dan Capital
Intensity Terhadap Penghindaran Pajak ( Tax Avoidance ). 1205–1209.
CNN Indonesia. 2016. Panama Papers dan Praktik Penghindaran Pajk. Retrieved
from CNN Indonesia website:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160412112445-79-123307/panama-
papers-dan-praktik-penghindaran-pajak
Darmawan, I., & Sukartha, I. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance,
Leverage, Roa, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal
Akuntansi, 9(1), 143–161.
Dewi, Ni. Luh. Putu. Puspita., & Noviari, N. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, Profitabilitas Dan Corporate Social Responsibility Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
21(1), 830–859.
Ghazali, I. 2012. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hendri, E. 2015. Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDER) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Wahana
Ekonomika, 12(2), 1–19.
Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini dalam
Bidang Akuntansi dan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia.
Hidayat, W. W. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB)
Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), 19–26. https://doi.org/10.36226/jrmb.v3i1.82
70
Imam, Ghazali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Indradi, D. 2018. Pengaruh Likuiditas, Capital Intenty Terhadap Agresivitas Pajak (
Studi empiris perusahan Manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2016.). Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia,
1(1), 147. https://doi.org/10.32493/jabi.v1i1.y2018.p147-167
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. JAKARTA.
Majalah Pajak. 2015. Problematika Pajak di Balik Maraknya Bisnis Properti.
Retrieved January 8, 2020, from Majalah Pajak website:
https://majalahpajak.net/problematika-pajak-di-balik-maraknya-bisnis-properti/
O, S. 2014. Pengaruh Leverage Dan Ukuran Perusahaan dan Penghindaran Pajak.
Jurnal Akuntansi.
Pitaloka, S., & Aryani Merkusiawati, N. K. L. 2019. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Komite Audit, dan Karakter Eksekutif Terhadap Tax Avoidance. E-
Jurnal Akuntansi, 27, 1202. https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27.i02.p14
Purwanti, S. M., & Sugiyarti, L. 2017. Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Pertumbuhan
Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi
& Keuangan, 5(3), 1625–1641.
Rangkuti, Z. R., & Pratomo, D. 2017. Pengaruh Karakter Eksekutif dan Leverage
terhadap Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-
2015). E-Proceeding of Management, 4(1), 533–541.
Resmi, S. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta.
Rizky, M. F. 2016. Analisis Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan. (June).
Rosa Dewinta, I., & Ery Setiawan, P. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi, 14(3), 1584–1615.
Sandy, S., & Lukviarman, N. 2015. Pengaruh corporate governance terhadap tax
avoidance: Studi empiris pada perusahaan manufaktur. Jurnal Akuntansi &
Auditing Indonesia, 19(2), 85–98. https://doi.org/10.20885/jaai.vol19.iss2.art1
Sarjono, H. dan J. 2013. SPSS vs LISREL Sebuah PengantarAplikasi Untuk Riset.
jakarta: salemba empat.
Suyanto, K. D. dan S. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan
Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 16(2).
Swingly, C., & Sukartha, I. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage Dan Sales Growth Pada Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi, 10(1), 47–62.
Tandean, V. A. (2016). Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan
Pengaruhnya Pada Tax Avoidance. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 978–
71
979. https://doi.org/10.24843/jiab.2016.v11.i01.p07
Tresna Syah Rozak1), . Arief Tri Hardiyanto 2), H. F. 3). 2017. Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadao Tax Avoidance. "Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadao Tax Avoidance, 29(5), 842.
Tribun News Jateng. 2018. Kasus PT Karyadeka Alam Lestari. Retrieved from Tribun
News website: https://jateng.tribunnews.com/2018/10/29/harry-targetkan-6-
ruko-yang-tersisa-habis-terjual-sampai-akhir-tahun
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Pajak
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan