Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    1/16

     Laporan Kasus Individu

    ANASTESI UMUM PADA PASIEN SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT (STSG)

    Oleh:

    STELLA PUTRI WANDA

    NIM.

    Pembimbing:

    dr. Krni!"i# S$.An

    KEPANITERAAN KLINIK SENIOR 

    %AGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSI&

    &AKULTAS KEDOKTERAN UNI'ERSITAS RIAU

    RUMA SAKIT UMUM ARI&IN AMAD

    PRO'INSI RIAU

    *+,-STATUS PASIEN

    %AGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSI&

    &AKULTAS KEDOKTERAN UNI'ERSITAS RIAU

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    2/16

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    3/16

    • uka post operasi aik" ti/ak a/a nanah" ti/ak a/a pen/arahan" pera3atan luka

    rutin /engan ganti eran setiap 5 hari. Drainase aik. Ti/ak a/a engkak 

     pa/a sekitar luka lim6e/ema1

    • Pasien /ieri 2airan kristaloi/ /an /ieri oat penghilang nyeri seanyak 7

    kali sehari

     

    $i3ayat /emam setelah operasi /isangkal

     

    Pasien /i/iagnosis kanker payu/ara

    Ri0!1! $en1!2i d!hl

     

    Pasien /i /iagnosa kanker payu/ara kanan se!ak , ulan SM$S

     

    Pasien ti/ak memiliki ri3ayat hipertensi" asma" alergi" tumor" atuk lama"

    /iaetes ataupun penyakit !antung

    Ri0!1! $en1!2i 2el!rg!

     

    Ti/ak a/a anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama

    $i3ayat keluarga /engan tumor /an kanker /isangkal

    • Ti/ak a/a anggota keluarga yang memiliki ri3ayat penyakit hipertensi" asma"

    alergi" tumor" atuk lama" /iaetes ataupun penyakit !antung

    Ri0!1! $e2er"!!n# /3/i!l4e23n3mi# d!n 2ebi!/!!n

    • Pasien merupakan iu rumah tangga

    • Pasien ti/ak memiliki ri3ayat konsumsi rokok /an alkohol

    Ri0!1! 3$er!/i

    • Pasien ti/ak pernah men!alani tin/akan operasi seelumnya

    AMPLE

    A : pasien ti/ak memiliki ri3ayat alergi oat0oatan /an makanan

    M : pasien ti/ak se/ang mengkonsumsi oat0oatan" ri3ayat operasi 01

    P : ri3ayat DM 01" 8T 01" asma 01" penyakit !antung 01" maag kronis 91

    3

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    4/16

    L : pasien /iren2anakan puasa , !am seelum tin/akan operasi

    E : pasien ti/ak mengkonsumsi rokok maupun alkohol

    Pemeri2/!!n &i/i2 

    STATUS GENERALISATA

    #ea/aan umum : tampak sakit ringan

    #esa/aran : ;S (5

    Vital sign : TD : (7&

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    5/16

    C. Cir"u#ation

    Akral hangat" ti/ak pu2at" kering" 6rekuensi na/i '+ =

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    6/16

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    7/16

     

    Pasien /ipastikan ti/ak menggunakan gigi palsu /an melepaskan perhiasan"

    lensa kontak maupun aksesoris lainnya /i ruang ra3at

     

    Akses intraena satu !alur loading  2airan kristaloi/ $inger aktat1 /engan

    menggunakan set tran6usi telah terpasang /i tangan kiri /an menetes lan2ar  

    Pasien /iminta untuk melepaskan esi0esi yang a/a atau melekat /ituuh

     pasien.

     

    Pakaian pasien /ilepas /an /iganti /engan a!u operasi

     

    Pasien /iposisikan ti/ur telentang.

     

    Di kamar operasi" pasien /ipasang pengukur tekanan /arah /an saturasi

    oksigen. ?aluasi na/i" tekanan /arah" /an saturasi oksigen. Pa/a pasien ini

    /i/apatkan na/i pre anastesi ''=

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    8/16

    4 Alirkan -+ 7

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    9/16

    + ml( mlMaintenan2e E %& ml

    0 #eutuhan 2airan operasi kategori operasi se/ang1

    E , ml>

    0 #eutuhan 2airan pengganti puasa , !am pre0operasi

    E maintenance = , !am E %& ml

    0 ;airan /urante operasi

    Jam I : M 9 - 9 G P E %& 9 7&& 9 ++5 E ,(5 ml

    Jam II : M 9 - 9 H P E %& 9 7&& 9 ((+"5 E 5&+"5 ml

    Jam III : M 9 - 9 H P E %& 9 7&& 9 ((+"5 E 5&+"5 ml

    L!m! 0!2 !ne/e/i• ((.&& ((.5+ I>

    L!m! 0!2 3$er!/i

    • ((.&5 ((.45 I>

    In/r2/i $3/ 3$er!/i

    • $a3at ruangan" pantau ital sign /an saturasi oksigen tiap (5 menit• -+ 7 ia nasal 2anul

     

    Analgetik post operasi /rip trama/ol +&& mg 9 ketorola2 7& mg /alam asering

    +& tpm

    • Pasien puasa hingga ising usus 91

    • ain0lain sesuai kon/isi pasien

    • AD$?TT? S;-$?

    o Pergerakkan

    erak ertu!uan +

    erak tak ertu!uan (

    Ti/ak ergerak &

    o Pernapasan

    Teratur" atuk" menangis +

    Depresi (

    Perlu antuan &

    o arna kulit

    Merah mu/a +

    Pu2at (

    Sianosis &

    o

    Tekanan /arah

    9

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    10/16

    >eruah sekitar +& +

    >eruah +&07& (

    >eruah @7& &

    o #esa/aran

    Sa/ar penuh +

    >ereaksi terha/ap rngsangan (

    Ti/ak ereaksi &

    #et: Jika !umlah @'" pasien /apat /ipin/ahkan ke ruang ra3at.

    PEM%AASAN

    10

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    11/16

    ,. Pre43$er!/i

    Persiapan pre0operasi sangat penting /ilakukan untuk mengurangi ter!a/inya

    ke2elakaan anestesi. ?aluasi pre0operasi meliputi history taking " pemeriksaan

    6isik" /an pemeriksaan penun!ang yang relean. Pa/a pasien ini ri3ayat alergi

    oat /an makanan /isangkal" ti/ak a/a oat0oatan yang /ikonsumsi rutin" /an

    memiliki ri3ayat pengangkatan rahim seelumnya. Pasien ti/ak memiliki ri3ayat

    hipertensi" DM" asma" atuk lama /an penyakit !antung /isangkal. Tekanan /arah

     pasien seelum operasi yaitu ((&

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    12/16

    inhiisi neurotransmitter yang /ime/iasi oleh A>A. Propo6ol isa

    mempotensiasi non depolari'in neuromuscular blocking agent  NM>A1 yang !uga

    /igunakan pa/a kasus ini notri=um 7& mg1.

    Pa/a anestesi umum /iutuhkan ka/ar oat anestesi yag a/ekuat yang isa

    /i2apai /engan 2epat /i otak /an perlu /ipertahankan ka/arnya selama 3aktu

    yang /iutuhkan untuk operasi. Pa/a kasus ini maintenance anestesi /ierikan

    /engan anestesi inhalasi. -at yang /igunakan a/alah seo6lurane /an gas 8+-

    /engan emerian -+  se2ara ersamaan. Monitoring !uga /iperhatikan selama

    operasi meliputi 6rekuensi napas" heart rate" 3arna memran mukosa" saturasi

    oksigen" /an tekanan /arah. Pa/a kasus ini selama proses anestesi" saturasi

    oksigen pasien /apat /ikontrol /engan aik @ %)" heart rate /an tekanan /arah

    /apat /ikontrol /engan aik. >olus 6entanyl (&& m2g /ierikan /alam kasus ini

    seagai analgetik saat /urante operasi untuk mengurangi nyeri saat operasi yang

    terpantau /ari peningkatan tekanan /arah /an na/i se2ara tia tia saat operasi

    tengah er!alan. Drip trama/ol +&& mg 9 ketorola2 7& mg /alam asering +& tpm

     ertu!uan seagai anti per/arahan. >olus ketorola2 7& mg /ierikan /alam kasus

    ini untuk mengurangi nyeri post operasi" ketorola2 olus /ierikan sesaat seelum

    operasi selesai.

    7. P3/43$er!/i

    Sensitisasi sentral /an hipereksitailitas yang timul setelah insisi

    menyeakan nyeri post0operati6. Setelah operasi /ierikan analgetik erupa /rip

    trama/ol +&& mg 9 ketorola2 7& mg /alam asering +& tpm. Selain itu !uga perlu

    /ipantau post"operative nausea and vomitting  P-NC1 yang ter!a/i pa/a +&07&

     pasien. P-NC /apat /ikontrol /engan /ierikan anti emetik" seperti on/ansetronatau meto2loprami/e. Pa/a kasus ini perlu /ierikan antiiotik seagai pro6ilaksis"

    Pasien ini memutuhkan pemantauan tan/a0tan/a ital /an status kesehatan yang

    ketat setelah operasi akiat /urasi operasi yang lama.

    8. Ane/e/i $!d! ind!2!n STSG

    12

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    13/16

    Split Thickness Skin Graft merupakan suatu tin/akan rekonstruksi /engan

    melepaskan scar tissue atau tumor yang /ilakukan pa/a ekstremitas yang

     er6ungsi seagai persen/ian.

    >ila STS terpilih seagai meto/e skin gra6ting" /e6ek pa/a kulit yang

    akan /iperaiki harus /iukur /engan akurat. >ila memungkinkan" purse

     string suture /apat /ilakukan pa/a sekitar /e6ek kulit agar /apat mengurangi

    ukuran keseluruhan" yang nantinya akan mengurangi keutuhan gra6t /ari

    lokasi /onor.

    Pemilihan lokasi /onor yang tepat harus mempertimangkan ukuran

    gra6t yang akan /iamil" /apat ti/aknya /isemunyikan lokasi /onor" /an

    kemu/ahan mengakses /aerah /onor untuk 6ollo3 up. >ila su/ah

    /itentukan" lokasi /onor /ipersiapkan se2ara steril /an /iin6iltrasi /engan

    anestesia lokal" /engan atau tanpa epine6rin.

    STS sering /igunakan pa/a area yang luas. okasi paling sering /ari

    /onor STS a/alah /iamil /ari paha agian atas" okong" /an /in/ing

     perut. Dalam memilih ketealan gra6t pa/a pasien luka akar" perlu

    mempertimangkan eerapa hal. Daerah /onor /itentukan /engan

    lokalisasi /an perluasan /ari luka akar.>ila lokasi terseut perlu /igunakan

    leih /ari satu kali" misalnya pa/a pasien /engan luka akar yang luas" maka

     perlu /ilakukan STS yang tipis.

    Dengan keteratasan /onor maupun sarana" pengamilan /onor ti/ak 

    harus selalu menggunakan (umby knife. Namun /apat menggunakan pisau

     e/ah ukuran ++.

    13

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    14/16

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    15/16

    STS /apat /i2angkok /engan eragai 2ara. Lang 2ukup sering

    /igunakan a/alah teknik yang menggunakan /ermatome" yang

    menghasilkan gra6t yang 2ukup lear /engan ketealan yang

    sama. Anestesia yang 2ukup harus /ierikan" karena proses gra6t sangat

    nyeri. i/okain /an epine6rin /isuntikkan /ilokasi /onor /apat mengurangi

    /arah yang hilang /an memerikan tegangan !aringan yang 2ukup esar 

    yang akan memantu /alam proses pen2angkokan.

    ;ara lain untuk men2angkok STS se2ara freehand  yaitu /engan

    menggunakan pisau. alaupun prose/ur ini /apat /ilakukan /engan

    mempergunakan skalpel" alat0alat lain misalnya 8umy kni6e" e2k >la/e"

    >lair kni6e1 /apat !uga /igunakan.

    Proses pen2angkokan /apat /imulai saat la/e /iarahkan /engan

    ketealan /an ke/alaman yang su/ah /iatur. >ersihkan lapangan operasi

    /engan eta/ine" /an /apat !uga kulit /ilumasi /engan mineral oil  atau

     phisohe= saun he=a2hlorophene1 untuk mempermu/ah penggunaan

    /ermatome /iatas kulit. >ahan0ahan ini mu/ah /iersihkan /an ti/ak 

    memahayakan /aya tahan gra6t.

    Dermatome /ipegang oleh tangan yang /ominant /engan su/ut 7&045

    /era!at /ari permukaan kulit. Semakin esar su/ut yang /ientuk oleh

    /ermatome" maka /apat mengakiatkan tertariknya kulit pa/a lokasi

    /onor. Tangan yang ti/ak akti6 memantu memerikan tarikan /ielakang

    /ermatome" sementara asisten memeri tarikan /i /epan /ermatome. >ila

     pan!ang yang /iutuhkan telah erhasil /iamil" /ermatome /ilepaskan /ari

    15

  • 8/16/2019 Laporan Kasus anastesi umum pada stsg

    16/16

    kulit /an tepinya /ipotong. ra6t su/ah siap untuk /igunakan /engan atau

    tanpa mesh&

    >iasanya pa/a lokasi /onor ter/apat anyak intik0intik per/arahan

    ke2il pa/a gra6t /engan ketealan thin hingga intermediate. ra6t yang leih

    teal akan menun!ukkan titik0titik per/arahan yang leih se/ikit namun

    mengeluarkan /arah leih anyak. A/anya lemak menun!ukkan eksisi gra6t

    terlalu /alam" kemungkinan akiat kesalahan /alam penggunaan

    /ermatome.

    Setelah /i2angkok" STS /apat /ieri mesh /engan meletakkan gra6t

     pa/a 2arrier /an /imasukkan pa/a alat meshing mekanik. Alat ini

    memungkinkan pelearan /ari permukaan gra6t hingga % kali /ari lear 

     permukaan lokasi /onor.

    Setelah gra6t /iletakkan" perhatikan kemali lokasi resipien untuk 

    hemostasis.Proses pelekatan serupa /engan *TS. okasi /onor /ari STS

    semuh spontan /ari sel epitel yang /itinggalkan pa/a /ermis /an tepi

    luka. Proses penyemuhan /imulai /alam +4 !am setelah

     pen2angkokan. #e2epatan penyemuhan sean/ing /engan !umlah sisa

    epitel yang /itinggalkan /an eran/ing teralik /engan ketealan yang

    /itinggalkan. ?pi/ermis /apat tumuh kemali /an /apat /i2angkok ulang"

    namun setiap kali /i2angkok mengurangi !umlah /ermis yang ti/ak /apat

    tumuh kemali. 8iperpigmentasi /apat ertahan hingga eerapa ulan

     pa/a lokasi /onor" /an pa/a in/ii/u yang erkulit gelap /apat mengalami

     parut hipertropik.

    16