Laporan Kasus Tinea Versikolor

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    1/8

    Tinea Corporis et Cruris

    Disusun oleh:

    Charity Kotambunan, SKed

    Gideon Sumual, SKed

    Gerald Randy Lolongan, SKed

    Irene Revania Maryauw, SKed

    Marshal S. L. Rambing, SKed

    Pembimbing :

    ???

    SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

    BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

    MANADO

    2012

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    2/8

    LAPORAN KASUS

    I. IdentitasNama : Berty Kamagi

    Umur : 62 Tahun

    Jenis Kelamin : LakiLaki

    Suku/Bangsa : Minahasa / Indonesia

    Alamat : Tateli, Lingkungan 2, Minahasa

    Agama : Kristen Protestan

    Pekerjaan : Pensiunan

    Tempat pemeriksaan : Poli Kulit dan Kelamin BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

    Tanggal pemeriksaan : 12 Oktober 2012

    II. AnamnesisKeluhan Utama:

    Gatal-gatal disertai bercak kemerahan di kedua lengan atas, di perut, di kedua lipatan

    paha, dan di sela-sela pantat sejak.3 bulan lalu.

    Riwayat Penyaki t Sekarang:

    Bercak-bercak kemerahan disertai sisik pada lengan kanan dan kiri, perut, kedua

    selangkangan sejak 3 bulan yang lalu. Bercak-bercak kemerahan tersebut dirasakan gatal terutama

    bila berkeringat. Pada awalnya bercak kemerahan hanya timbul pada lengan kanan dan kemudian

    meluas ke area tubuh yang lain. Pasien sudah pernah berobat ke Puskesmas untuk keluhannya ini dan

    mendapatkan obat minum dan salep namun pasien lupa nama obatnya. Gatal malah bertambah sejak

    minum obat.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    3/8

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Penyakit hati disangkal ,

    Penyakit ginjal disangkal dan

    Penyakit kencing manis juga disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga:

    Tidak ada keluarga serumah dengan pasien yang mengalami penyakit serupa.

    Riwayat Alergi M akanan dan obat

    Riwayat alergi makanan : Disangkal

    Riwayat alergi obat : Disangkal

    Riwayat atopik

    Bersin pagi hari: disangkal

    Asma bronkial: disangkal

    Alergi debu: disangkal

    Riwayat Kebiasaan

    Setelah pensiun pasien sering pergi ke sawah untuk bertani padi

    Riwayat Sosial

    Rumah Permanen, WC dan Kamar Mandi berada dalam 1 Ruangan.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    4/8

    III.Pemeriksaan FisikStatus Generalisata

    Keadaan Umum : Tampak sehat

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi : 60x/menit Respirasi : 18x/menit

    Suhu Badan : 36,5 0C

    Berat Badan : 45 Kg

    Kepala : Konjungtiva anemis (-) , Sklera ikterik (-).

    Leher : Pembesaran KGB tidak ada.

    Thoraks :Ronkhi dan wheezingTidak ada.

    Abdomen : Bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.

    Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, pembesaran KGB tidak ada.

    Status Dermatologi

    Regio Deltoid Posterior :

    Plak multiple, batas tegas, ukuran lentikuler nummular, skuama halus (+), erosi (+).

    Central healing.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    5/8

    Regio Antebrachi i :

    Plak multiple ( ), disertai papul-papul eritematous ( )dengan batas tegas, ukuran

    milierplakat, Skuama kasar (+).

    Regio Abdominali s :

    Plak multiple, disertai papul-papul eritematous batas tegas, ukuran milierplakat, erosi

    (+), skuama kasar (+). Central healing.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    6/8

    Regio Inguinalis :

    Plak hiperpigmentasi multiple, batas tegas, ukuran nummularplakat, skuama halus (+).

    Regio I nterglu teali s :

    IV. Pemeriksaan LaboratoriumPEWARNAAN KOH 20 %

    Hasil Pemeriksaan:

    Ditemukan adanya hifa panjang bersepta, dan spora.

    V. Diagnosis KerjaTinea corporis et cruris

    Diagnosis Banding

    Regio vertebralis : Pitiriasis versikolor, Pitiriasis rosea.

    spora

    Hifa panjang

    bersepta

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    7/8

    Regio inguinal : Kandidosis intertriginosa

    Psoriasi Vulgaris

    Dermatitis Numularis

    VI. TerapiMedikamentosa :

    - Ketokonazol 2x200 mg (selama 10-14 hari)- Sporex 2xoles- Interhistin 3x1 tab

    Non medikamentosa :

    - Memakai pakaian yang menyerap keringat- Jangan saling bertukaran pakaian- Minum obat secara teratur- Kontrol di poli kulit dan kelamin setelah 14 hari.- Jangan makan makanan yang berminyak- Jaga kebersihan

    VII.PrognosisQuo ad Vitam : Bonam

    Quo ad Functionam : Bonam

    Quo ad Sanationam : Dubia et Bonam

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Tinea Versikolor

    8/8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Diagnosis tinea cruris et corporis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

    fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam anamnesis ditemukan bercak-bercak kemerahan

    disertai sisik pada lengan kanan dan kiri, perut, kedua selangkangan, dan lipatan bokong

    sejak 3 bulan yang lalu. Bercak-bercak kemerahan tersebut dirasakan gatal terutama bila berkeringat. Pada

    awalnya bercak kemerahan hanya timbul pada lengan kanan dan kemudian meluas ke area tubuh yang lain.

    Pasien sudah pernah berobat ke Puskesmas untuk keluhannya ini dan mendapatkan obat minum dan salep

    namun pasien lupa nama obatnya. Gatal malah bertambah sejak minum obat.

    Pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal, status dermatologis pada regio

    deltoid posterior, regio antebrachi, regio abdomen, regio inguinalis dan regio intergluteus,

    ditemukan plak multiple disertai papul-papul eritematous, batas tegas, ukuran milierplakat,

    skuama (+), erosi (+). Central healing.

    Kelainan ini dapat terjadi pada bagian tubuh dan bersama-sama, ada yang disebut tineacorporis et cruris atau sebaliknya tinea cruris et corporis. Dalam kasus ini lesi paling banyak

    ditemukan pada area glabrous yaitu bahu, tangan dan perut, dan sedikit pada lipatan paha dan

    bokong, sehingga disebut tinea corporis et cruris. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan

    KOH 20% dengan hasil lab positif (+) , yakni ditemukan hifa panjang bersepta dan berspora.

    Pada pasien ini diberikan ketokonazol 200mg 1x1, sporex cream 2x app , interhistine

    tab 3x1. Pemberian ketokonazol dapat dilakukan karena bersifat fungistatik. Ketokonazol

    merupakan anti jamur sistemik per oral dan topikal yang menghasilkan kadar plasma yang

    cukup untuk menekan aktifitas berbagai jenis jamur. Penyerapan melalui saluran cerna akan

    berkurang pada pasien dengan ph lambung yang tinggi, pada pemberian bersama antagonis

    H2 atau bersama antasida. Ketokonazol mengubah permeabilitas dinding sel jamur dengan

    menghambat sitokrom P450. Interhistine bekerja dengan cara berinteraksi dengan reseptor

    H1, sehingga dapat menghambat efek histamin dalam tubuh.