25
0 KODE/NAMA BIDANG ILMU : 699/KEPARIWISATAAN LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 OPTIMALISASI PENGEMBANGAN KAIN TENUN BALI SEBAGAI INDUSTRI KREATIF DALAM MENUNJANG PARIWISATA BUDAYA DI KOTA DENPASAR TIM PENELITI 1. Yayu Indrawati, SS., M.Par NIDN. 0008037606 Ketua Penelitian 2. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum NIDN. 00311226066 Anggota Penelitian 1 3.W. Citra Juwitasari, SH., M.Par NIDN. 9908419705 Anggota Penelitian 2 Dibiyai Oleh : DIPA PNBP Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 246-90/UN14.2/PNL.01.03.00/2015, tanggal 21 April 2015 PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA 2015

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

0

KODE/NAMA BIDANG ILMU : 699/KEPARIWISATAAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015

OPTIMALISASI PENGEMBANGAN KAIN TENUN BALI SEBAGAI INDUSTRI KREATIF DALAM MENUNJANG PARIWISATA BUDAYA

DI KOTA DENPASAR

TIM PENELITI

1. Yayu Indrawati, SS., M.Par NIDN. 0008037606 Ketua Penelitian 2. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum NIDN. 00311226066 Anggota Penelitian 1 3.W. Citra Juwitasari, SH., M.Par NIDN. 9908419705 Anggota Penelitian 2

Dibiyai Oleh : DIPA PNBP Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan

Penelitian Nomor : 246-90/UN14.2/PNL.01.03.00/2015, tanggal 21 April 2015

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

1

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Optimalisasi Pengembangan Kain Tenun Bali Sebagai Industri Kreatif Dalam Menunjang Pariwisata Budaya di Kota Denpasar

Bidang Ilmu : Kepariwisataan /699 Ketua Peneliti a. Nama lengkap dengan gelar : Yayu Indrawati, SS., M.Par b. Pangkat / Gol. : Penata /III c

c. NIP/NIDN : 197603082003122002/ 0008037606 d. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor e. Pengalaman Penelitian : (terlampir dalam CV) f. Program Studi/Jurusan : S1 Industri Perjalanan Wisata g. Fakultas : Pariwisata h. Alamat rumah /HP : Jl. Sidakarya No. 73 Denpasar i. E-mail : [email protected] Jumlah Tim Peneliti : 3 ( tiga ) orang Pembimbing a. Nama Lengkap dengan gelar : Dra. Ni Made Oka Karini, M.Par b. NIP/NIDN : 19580614 1986032001/ 0014065808 c. Pangkat/Gol : Pembina/IV/a d. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor Kepala e. Pengalaman Penelitian : ( terlampir dalam CV) f. Program Studi/Jurusan : S1 Industri Perjalanan Wisata g. Fakultas : Pariwisata Lokasi Penelitian : Kota Denpasar Kerjasama ( jika ada) a. Nama Instansi : - b. Alamat : - Jangka Waktu Penelitian : 6 bulan Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah )

Denpasar, 29 Juli 2015

Mengetahui, Ketua PS S1Industri Perjalanan Wisata Ketua Peneliti,

( I Made Kusuma Negara, SE., M.Par ) ( Yayu Indrawati, SS., M.Par ) NIP. 197805292003121001 NIP. 197603082003122002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

( Drs. I Made Sendra, M.Si ) NIP. 196508222000031001

Page 3: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

2

DAFTAR ISI H A L

HALAMAN

JUDUL………………………………………………………………………..1

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….…2 DAFTAR ISI……..…………………………………………………………..3

RINGKASAN..................................................................................................5

BAB I. PENDAHULUAN….………………………………………...……6

1.1. Latar Belakang Masalah..……………………..…………….6

1.2. Perumusan Masalah……...……………………….….………8

1.3. Tujuan Penelitian……………………..……………..……….8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................8

2.1. Pariwisata Budaya ......................……………………............8

2.2. Optimalisasi………………......………………………............9

2.3. Industri Pariwisata Kreatif......................................................10

2.4 Cenderamata…………………………………………………8

2.5 Kain Tenun Bali……………………………………………...9

BAB III. METODE PENELITIAN.......…………......……………….......10

3.1. Lokasi Penelitian ……..……………………….………........10

3.2. Definisi Operasional Variable….……………………….......10

3.3. Jenis dan Sumber Data ….....................................................10

3.4. Populasi dan sample…….......................................................11

3.5. Teknik Pengumpulan data......................................................11

3.6. Teknik Analisis data………………………………………....11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………...….……………………14

4.1. Gambaran Umum Lokasi……………………………………14

4.2. Eksistensi Kain Tenun Bali …….…………………………...16

Page 4: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

3

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………............17

Page 5: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I………………………………………………………………. ……….. 19 Lampiran II.................................................................................................................20 Lampiran III ………………………………………………………………………. 21

Page 6: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

5

RINGKASAN

Industri Pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa dan produk wisata yang berbeda satu dengan lainnya. Jadi bisa dikatakan bahwa industri pariwisata adalah industri yang menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan selama dalam melakukan perjalanan wisata hingga kembali ke daerah asalnya. Dengan bertumbuhnya pesaing – pesaing baru di bisnis pariwisata, maka dibutuhkan suatu ide baru yang terkait dengan kreatifitas stakeholders yang terlibat di dunia pariwisata. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kegiatan wisata harus meliputi kegiatan something to see, something to do dan something to buy. Untuk dapat memenuhi aspek something to buy maka dibutuhkan suatu cenderamata dengan ciri khas tertentu. Industri Kreatif nasional yang diperoleh dari nilai tambah yang dihasilkan oleh 14 industri kreatif, salah satunya adalah industri kerajinan. Karena itu perlu dilakukan penelitian tentang optimalisasi pengembangan industri kreatif kain tenun Bali yang berfokus di Kota Denpasar.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi kain tenun Bali sebagai industri kreatif di Kota Denpasar, dan optimalisasi pengembangan kain tenun Bali dalam menunjang pariwisata. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi kain tenun Bali sebagai industri kreatif dan untuk mengkaji optimalisasi pengembangan kain tenun Bali dalam menunjang pariwisata. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur dan studi kepusatakaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menguraikan produk, harga, promosi, dan distribusi serta cakupan pasar kain tenun Bali.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membentuk suatu model pengembangan industri kreatif khususnya kain tenun Bali yang dapat menjadi suatu branding bagi pariwisata Bali khususnya di Kota Denpasar. Sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi stakeholders yang berkecimpung di Industri Kreatif.

Keywords: Optimalisasi, Pengembangan, Industri Kreatif , Pariwisata Budaya

Page 7: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

6

JUDUL : OPTIMALISASI PENGEMBANGAN KAIN TENUN BALI SEBAGAI

INDUSTRI KREATIF DALAM MENUNJANG PARIWISATA BUDAYA DI

KOTA DENPASAR BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata tidak bisa terlepas dari kegiatan something to see, something to

do, something to buy. Dari ketiga kegiatan tersebut, tidak bisa dipungkiri, bahwa

pariwisata mampu meningkat taraf kehidupan masyarakat yang terlibat di sektor

pariwisata melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh

wisatawan di suatu destinasi tertentu. Perkembangan pariwisata secara global

telah memacu tumbuhnya industri kreatif di bidang pariwisata. Studi Pemetaan

Industri Kreatif ( Departemen Perdagangan RI ) tahun 2007 menyatakan bahwa

terdapat beberapa industry kreatif yang terkait erat dengan industri pariwisata,

seperti kerajinan, seni pertunjukan, music, barang seni, fesyen dan arsitektur.

Hasil dari industri kreatif ini memiliki competitive advantage yang dapat

memberikan nilai tambah pada sebuah daerah tujuan wisata.

Bali memiliki aneka ragam hasil industri kreatif mulai dari

kerajinan yang terbuat dari bahan alami seperti kayu yang terbentuk dalam

wujud patung dan meubel, kemudian dari bahan kaca seperti frame, lukisan –

lukisan, hingga bahan serat kain yang tercipta menjadi kain tenun. Keberadaan

kain tenun Bali juga semakin dikenal dan banyak digunakan sebagai buah

tangan yang bisa dibawa oleh wisatawan pada saat mereka kembali ke negara

atau daerah asalnya. Motif yang terdapat pada kain tenun Bali memiliki ciri

khas tersendiri dan terdapat makna dari setiap polanya. Eksistensi kain tenun

Bali juga merupakan hasil upaya pengembangan industri di Kota Denpasar.

Seiring dengan semakin populernya Kota Denpasar sebagai daerah tujuan

Wisata Budaya yang menawarkan daya tarik kota dengan sejarah Puri, Pura

dan Museumnya, maka permintaan akan penyediaan produk kain tenun yang

Page 8: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

7

beragam baik untuk konsumsi masyarakat lokal maupun sebagai buah tangan

yang unik tidak dapat dihindari. Keberadaan kain tenun Bali apabila

dibandingkan dengan cenderamata lainnya belum terlalu diminati oleh

wisatawan, sedangkan di satu sisi kain tenun Bali memiliki potensi yang dapat

dikembangkan menjadi cenderamata khas yang memiliki keunikan tersendiri,

pola tenunan yang beragam, dan warna serta bahan yang menarik.

Terdapat keterkaitan yang sifatnya relevan antara pariwisata dan

industri kreatif yang sedang berkembang saat ini. Tumbuhnya industri

pariwisata juga membawa perubahan, terutama dengan masuknya unsur asing

berupa ide atau gagasan baru serta investasi yang menyebabkan perubahan

orientasi yang didasari pada motif – motif ekonomi. Akibat nyata dari

perkembangan tersebut, mendesak para pelaku seni dan industri rumah tangga

untuk memenuhi tuntutan industri pariwisata. Kebutuhan untuk penyediaan kain

tenun yang berbeda dan innovative merupakan suatu kebutuhan yang mutlak

dilakukan sehingga kejenuhan pasar tidak terjadi. Dengan kondisi tersebut

diatas, maka perlu dilakukan upaya untuk mendukung berkembangnya industri

kreatif kain tenun Bali sehingga mampu memberikan kontribusi dalam

perkembangan pariwisata budaya di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana eksistensi kain tenun Bali sebagai industri kreatif di Denpasar?

2. Bagaimana optimalisasi pengembangan kain tenun Bali dalam menunjang

pariwisata budaya di Kota Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui eksistensi kain tenun Bali sebagai industri kreatif di

Denpasar.

2. Untuk mengetahui optimalisasi pengembangan kain tenun Bali dalam

menunjang pariwisata budaya di Kota Denpasar.

Page 9: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

8

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata Budaya

Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan

wisatawan. Tanpa adanya wisatawan semua kegiatan pembangunan dan pemugaran

obyek – obyek kebudayaan, penyediaan hotel, sarana angkutan dan lain sebagainya

tidak memiliki makna kepariwisataan. Sebaliknya, begitu ada wisatawan yang

mengunjungi obyek tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang ada maka semua

kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah apa yang disebut pariwisata (

RG. Soekadijo 2000:1-2).

Wisata adalah salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam Undang –

Undang No. 10 Tahun 2009 wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

sesorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi untuk sementara.

Goeldner (2003) melihat pariwisata dari empat perspektif yang berbeda yaitu

wisatawan, pebisnis, pemerintah setempat dan masayrakat. Dengan melijat keempat

persepektif tersebut maka dapat dikatakn pariwisata merupakan suatu interaksi dari

keempat unsur tadi yang melibatkan pengunjung , masyarakat setempat, tuann rumah

dan pemerintah.

Salah satu jenis pariwisata yang sedang berkembang saat ini adalah pariwisata

budaya, yang merupakan satu jenis pariwisata dan menjadikan budaya sebagai daya

tarik utama. Pariwisata budaya meliputi semua pengalaman yang didapat oleh

pengunjung dari sebuah tempat yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya.

Dalam pariwisata budaya pengunjung diajak mengenali budaya dan komunitas lokal,

pemandangan, nilai dan gaya hidup lokal, museum dan tempat sejarah, seni

pertunjukan, tradisi dan kuliner dari populasi lokal atau komunitas asli. Pariwisata

budaya mencakup semua aspek dalam perjalanan untuk saling mempelajari gaya hidup

maupun pemikiran. (Goeldner, 2003).

Page 10: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

9

Timothy dan Nyaupane (2009 ) menyebutkan bahwa pariwisata budaya yang

disebut sebagai heritage tourism biasanya tergantung kepada elemen hidup atau

Page 11: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

8

terbangun dari budaya dan mengarah pada penggunaan masa lalu yang tangible dan

intangible sebagai riset pariwisata. Hal tersebut meliputi budaya yang ada sekarang,

yang diturunkan dari masa lalu, pusakan on material seperti musik, tari bahasa, agama,

kuliner, tradsisi artistik, festival dan pusaka material.

Untuk mempertahankan keberadanan suatu wisata budaya maka budaya

harus menjadi daya tarik utama dari wisata ini. Dengan kata lain harus ada

pengelolaan pusaka yang baik.

2.2 Optimalisasi

Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang yang berarti yang terbaik. Jadi

proses optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan

keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu kualitas dari suatu pekerjaan.

Pengertian optimalisasi dalam Kamus besar Bahasa Indonesia adalah optimal berasal

dari kata optimal yang berarti yang terbaik, tertinggi jadi optimalisasi adalah sebuah

proses meninggikan atau meningkatkan.

Pengertian optimalisasi menurut Wikipedia adalah serangkaian proses yag

dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meninggikan volume dan kuantitas

tarif kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu dengan memanfaatkan

mekanisme kerja atau elogaritma mesin pencari tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan pengertian Optimalisasi

adalah suatu proses ang dilakukan dengan cara terbaik dalam suatu pekerjaan untuk

mendapatkan keuntungan tanpa harus mengurangi kualitas pekerjaan.

2.3 Industri Pariwisata Kreatif

Terminologi Industri Kreatif mempunyai dua variabel utama, yaitu ”

Pariwisata” dan ”Industri Kreatif”. Keduanya termasuk industri yang berkembang pesat

dewasa ini. Pariwisata umumnya terkenal sebagai industri yang tumbuh cepat. Di sisi

lain, Industri Kratif baru tumbuh sekitar 10 tahun yang lalu. Keduanya memiliki nilai

yang sangant strategis khususnya dalam mengkombinasikan antara Pariwisata dan

Industri Kreatif.

Kualitas tinggi Industri Kreatif Pariwisata dibentuk dari kombinasi Pariwisata &

Industri Kreatif keduanya mempunyai komponen terintegrasi ke dalam sistem. Itulah

keunikan dari kedua industri tersebut dan komponen pembentuk yang mempunyai

Page 12: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

9

kesamaan dan saling terhubung. Industri Kreatif Pariwisata merupakan sistem yang

terdiri dari beberapa komponen khusus, dan proses terkait alur pembuatan kebijakan

sampai pada evaluasi dan saji balik.

Kesempatan untuk mendesain sebuah Industri Kreatif Pariwisata berkapasitas

baik, mempunyai posisi tawar yang kuat diantara industri yang lain, harus

dikombinasikan antara sektor utama dan sub bagiannya, seperti sektor pariwisata,

perdagangan dan industri, sektor hubungan luar negeri dan sektor tenaga kerja.

Lembaga yang mampu mengembangkan Industri Kreatif Pariwisata diharapkan dapat

mencapai hasil yang luar biasa berupa produk kualitas tinggi di Industri Kreatif dan

juga menguntungkan sebagai paket wisata.

Jadi kombinasi Industri Kreatif dan Pariwisata mempunyai dua tujuan utama

berupa sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek untuk

menghasilkan keuntungan yang optimal dalam promosi produk dan pemasaran, serta

mencapai keuntungan berganda dan pemberdayaan masyarakat. Pariwisata akan

meningkatkan kualitas produk apabila dimasukkan ke dalam produksi.

2.3. Cenderamata

Secara umum, cenderamata memiliki arti yang sama dengan suvenir, yaitu

kenang – kenangan atau oleh – oleh. Menurut Nyoman S Pendit ( 1996:78 ),

cenderamata adalah tanda mata yang diberikan antara dua orang atau lebih yang

bertemu atau berpisah dalam keadaan yang sangat istimewa sehingga pemberian

tersebut dikenang dalam waktu yang lama.

Sedangkan Damardjati (1995) mengatakan bahwa cenderamata adalah benda

kenangan yang diperoleh atau dibeli ditempat yang dikunjungi dan memiliki kaitan

khusus dengan tempat tersebut.

Jadi cenderamata adalah suatu benda kenangan yang dibeli di tempat yang

dikunjungi untuk diberikan diantara dua orang atau lebih ketika bertemu atau berpisah

sehingga cinderamata tersebut dikenang dalam waktu yang cukup lama.

2.4 Kain Tenun Bali

Pada mulanya Kain tenun Bali hanya digunakan sebagai pakaian adat untuk

kepentingan upacara keagamaan. Penggunaannya hanya dikalangan tertentu seperti

kaum bangsawan dan orang tua. Kain Endek Bali dibuat dengan alat yang disebut

Page 13: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

10

ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ) dan tidak bisa digunakan dengan Alat Tenun

Modern (ATM).

Sebagai bahan baku, Kain Endek Bali membutuhkan bahan yang tidak biasa

seperti Mercharized Cotton No 100/2, 80/2, dan 64/2, Sutra/ Spun Silk No. 120 dan 140

dan Cotton dan rayon. Sedangkan untuk menghasilkan warna yang baik dibutuhkan

Neptol, Prosion dan Indatren.

Page 14: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

11

BAB. III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di sentra – sentra kerajinan industri kreatif kain tenun Bali yang

tersebar di kota Denpasar. Disamping itu penelitian ini juga dilakukan di pusat

penjualan cenderamata khas Bali.

3.2. Definisi Operasional Variabel

1). Keberadaan atau eksistensi kain tenun Bali sebagai komoditas industri kreatif

sangat penting untuk diteliti, sehingga dapat diketahui awal perkembangan kain tenun

Bali hingga perkembangan saat ini, dan posisi penjualan di tengah pasar import dan

eksport.

2). Strategi meningkatkan atau optimalisasi kain tenun Bali sebagai cenderamata khas

yang dapat menunjang pariwisata Bali.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif yaitu data

berupa informasi yang relevan yang diperoleh dari wawancara mendalam dengan

narasumber yang dapat memberikan informasi terkait keberadaan kain tenun Bali dan

perkembangannya sebagai industri kreatif di Kota Denpasar.

Selain itu sumber dari data kuatitatif juga diperlukan dalam penelitian ini yaitu

berupa angka – angka yang dapat dihitung seperti jumlah perajin kain tenun Bali dan

rata – rata permintaan wisatawan terhadap kain tenun Bali.

Page 15: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

12

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

                                                       Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik sentra kain tenun

Bali yang ada di kota Denpasar. Sampel diambil dengan cara purposive sampling yaitu

sampling ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan

rancangan sampel nonprobabilitas, suatu rancangan pengambilan sampel yang tidak

menggunakan teknik random (Faisal, 2001: 67). Teknik pengambilan sampel purposif

(purposial sampling), atau sering disebut dengan Judment Sampling (Jennings, 2001:

139) responden ditetapkan secara secara sengaja oleh peneliti (Faisal, 2001: 67), yang

didasarkan pada pertimbangan tertentu, dalam hal ini adalah pemilik sentra kerajinan

kain tenun Bali.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap fisik atau obyek

penelitian. Observasi ini akan disertai dengan mencermati, memaknai, dan

mencatat menggunakan alat bantu observasi. Catatan merekam hasil observasi

tersebut berupa dokumentasi dan catatan panjang yang merupakan daftar subjek

yang telah diamati. Dengan cara ini, maka data yang diperoleh adalah data

faktual dan aktual, yaitu data yang dikumpulkan dan diperoleh pada saat

peristiwa berlangsung.

2) Wawancara terstruktur yaitu mengadakan wawancara dengan informan kunci

dalm hal ini pemilik sentra industri kreatif kain tenun Bali yang dipakai sebagai

sampel dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disusun.

3) Studi Kepustakaan, dalam penelitian ini banyak menggunakan buku-buku dan

makalah –makalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka data yang di dapat

selama penelitian akan dianalis kemudian di urutkan sesuai perkembangan Kain Tenun

Bali dari awal perkembangan hingga keberadaan saat ini. Kemudian dilakukan

positioning untuk mengetahui dimana letak Kain Tenun Bali di pasar lokal. Dari hasil

positioning tersebut maka dapat dibuatkan sebuah formulasi sebagai kerangka

pengembangan Industri Kreatif Kain Tenun Bali sehingga mampu menjadikan potensi

Page 16: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

13

industry kreatif kain tenun sebagai industry unggulan yang mampu menunjang

pariwisata budaya di Kota Denpasar. Dari hasil analisis tersebut diharapkan industry

kreatif kain teun Bali dapat dijadikan sebagai entitas pariwisata budaya di Kota

Denpsar.

Page 17: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

14

BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Gambaran Umum Kota Denpasar

Kota Denpasar merupakan sebuah kota di PulauBali dan sekaligus menjadi

ibukota provinsi Bali, Indonesia. Pembangunan pariwisata memiliki pengaruh yang besar

terhadap perubahan struktur dan perekonomian masyarakat di Kota Denpasar. Tetapi

terdapat sedikit perbedaan antara tata perekonomian Kota Denpasar dengan kota lainnya

di Provinsi Bali pada umumnya. Di Kota Denpasar sector yang paling mendominasi

dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah dari sector

perdagangan, hotel dan restaurant. Hal ini dikarenakan terdapat jumlah yang cukup

significant dari usaha jenis ini di Kota Denpasar.

Secara administrative Kota Denpasar terdiri dari 4 kecamatan, 43 desa atau

kelurahan dengan 209 dusun. Saat ini pemerintah Kota Denpasar sedang secara giat

mendorong masayarakatnya khususnya masayrakat yang berkecimpung di Industri

Kerajinan untuk ikut mengembangkan berbagai inovasi dalam meningkatkan layanan

kepada masyarakatnya, salah satu diantaranya memperbaiki system administrasi

kependudukan.

Terkait dengan Produk Domestik Bruto Kota Denpasar yang mayoritas dihasilkan

dari perdagagan, hotel dan restaurant, di Kota Denpasar juga terdapat sector lain yang

mampu menunjang perekonomian kota ini berupa barang kerajinan dalam bentuk

cinderamata, seperti ukiran dan patung. Hanya saja saat ini usaha di bidang ukiran dan

kayu saat ini dalam situasi penurunan yang disebabkan oleh berbagai factor diantaranya

dampak krisis serta persaingan antar daerah. Hal yang juga memberi pengaruh terhadap

turunnya minat dan pendatan usaha bidang ini disebabkan oleh persaingan antara negara

berkembang Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, India dan tentu saja

China.

Page 18: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

15

Negara – negara Asia tersebut diatas yang menjadi competitor Indonesia saat ini lebih

mengoptimalkan kuantitas dari segi jumlah produksi dengan memaksimalkan jumlah

produksi dengan menggunakan alat dan kecanggihan teknologi yang mereka miliki.

Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan kondisi pengerjaan industry kayu ukiran

dan patung yang ada di Kota Denpasar, yang masih mengutamakan pengerjaan dengan

tangan ( handmade) sehingga hal ini tentu saja menjadi salah satu factor yang

memperlambat tingkat produksi dalam segi kuantitas atau jumlahnya.

Perkembangan pariwisata dan daya tarik Pulau Bali, secara tidak langsung juga

berdampak pada kemajuan pembangunan Kota Denpasar. Pada tahun 2000 jumlah

wisatawan mancanegara yang mengunjungi Kota Denpasar mencapai 1.413.513 orang

dan menempatkan jumlah wisatawan terbanyak dari Jepang kemudian disusul dari

Australia, Taiwan, Eropa, Inggris, Amerika, Singapura dan Malaysia.

Kebijakan pemgembangan Pariwisata Kota Denpasar bertumpu pada pengembangan

pariwisata budaya berwawasan lingkungan. Sebagai salah satu sentra pengembangan

pariwisata, Kota Denpasar menjadi barometer bagi kemajuan pariwisata di Bali, hal ini

dapat dilihat dengan dibangunnya berbagai hotel berbintang sebagai sarana penunjang

aktivitas pariwisata tersebut. Pantai Sanur yang merupakan salah satu icon pariwisata

yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Sedangkan

Lapangan Puputan Badung adalah ruang terbuka hijau di Kota Denpasar yang juga

memiliki fungsi sebagai paru – paru kota Denpasar.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Eksistensi Kain Tenun Bali sebagai Industri Kreatif

Program Pengembangan Tenun Tradisional untuk Penguatan Ekonomi Lokal adalah

program untuk membangkitkan geliat kain tenun tradisional khususnya tenun endek

melalui penguatan pengrajin maupun promosi secara gencar ke berbagai kalangan.Kain

tenun endek telah mengalami penurunan dan kehilangan popularitasnya. Harga tenun

endek relatif lebih mahal karena bahan baku benangnya masih diimpor, waktu

pengerjaannya membutuhkan waktu lama, butuh ketelitian dan ketrampilan khusus,

mayoritas pekerjaan tenun adalah generasi tua dan semakin langka. Kain tenun endek

Page 19: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

16

juga belum mampu merambah pasar nasional dan belum dikembangkan menjadi produk

jadi.

Perkembangan Kain Tenun Bali sendiri dimulai dari sekitar awal tahun 90-

an, Kain Tenun Bali merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Bali namun

di tahun – tahun sebelumnya keberadaan kain tenun Bali sangat jarang dapat

ditemui. Hal ini dikarenakan pada saat itu keberadaan Kain Batik masih lebih

unggul dibandingkan dengan kain Tenun Bali. Hingga akhirnya di Tahun 1990 ada

sebuah sentra kerajinan industry kain tenun Bali Sekar Jepun, sebuah industry kain

tenun terbesar di Denpasar yang dengan giat membuat dan memasarkan Kain

Tenun Bali namun penjualannya hanya terbatas pada orang – orang terdekat saja.

Namun semakin lama, banyak orang yang makin mengenal Kain Tenun Bali

produksi Sekar Jepun. Keberadaan industry ini akhirnya didengar oleh Dewan

Kerajinan Nasional Daerah Bali (Dekranasda) Bali dan pihak Dekranasda

melakukan kunjungan ke industry kerajinan Sekar Jepun. Pihak Dekranasda menilai

industry kain tenun Bali yang dibuat oleh Sekar Jepun memiliki ciri khas sendiri dan

sangat inovatif dalam bidang pengembangan motifnya.

Dalam pertemuan tersebut pihak Dekranasda mengajak industry ini untuk

bekerjasama dalam memasarkan dan melesatarikan Kain tenun Bali. Kemudian muncul

sebuah ide untuk mendirikan Asosiasi Bordir, Endek dan Songket Denpasar (ASBES )

Denpasar yang menaungi pengrajin – pengrajin tenun lainnya. Anggota yang tergabung

dalam ASBES dibimbing oleh Dekranasda yang dalam saluran distribusi pemasarannya

dibantu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Mulai dari masa didirikannya

ASBES adalah masa dimulai dikembangkannya Industri Kain Tenun Bali di Denpasar.

Di masa awal meningkatnya popularitas Kain Tenun Bali, produk ini hanya digunakan

oleh kalangan terbatas seperti kalangan menengah keatas. Namun seiring dengan

bertambahnya jumlah pengrajin Kain Tenun Bali yang tergabung dalam Asosisasi Bordir

dan Endek dan Songket Bali, serta dibantu oleh pihak Dinas Perindustian dan

Perdagangan serta dibimbing oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah Bali maka

terdapat peningkatan jumlah produksi kain tenun Bali di Kota Denpasar.

Pemerintah Kota Denpasar melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar terus berupaya meningkatkan daya saing para pengusaha kecil yang ada di Kota Denpasar. Denpasar merupakan daerah heterogen yang

mempunyai beragam kreativitas. Sepadan dengan visinya sebagai kota berbudaya, maka

Page 20: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

17

denpasar terus mengeliatkan diri untuk menggali khasanah budaya tradisional bali.Tidak

hanya dalam seni dan budaya.

Produk kain tenun Bali yang dihasilkan hanya terbatas pada tiga jenis yaitu; Katun,

Katun Sutera dan Sutera. Kain Tenun Bali jenis katun merupakan Kain Endek Bali yang

100% Katun, kemudian jenis sutera merupakan campuran 50% katun dan 50% sutera.

Dan yang terakhir merupakan Kain Tenun Bali yang 100% sutera.

Page 21: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

18

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, R.S. 1995. Istilah – Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta : Pradnyana

Paramitha

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2007. Industri Kreatif Indonesia Di

Masa Datang. Buletin Depdagri; Jakarta.

Goeldner, C., & Ritchie, J.R ( 2003) Tourism Principles, Practices and Philosophies.

New Jersey : John Wiley & Sons.

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Industri_Kreatif; diakese pada 05

februari 2015

Jenning, Gayle, 2001. Tourism Research, Australia: John Willey and Sons

Salah Wahab, 2003. Manajemen Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita

Soekadijo, RG, 2000. Anatomi Pariwisata ( Memahami Pariwisata Sebagai ” Systemic

Linkage”) Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Timothy, D. J., & Nyaupane, G. P ( 2009 ) Cultural Heritage and Tourism in

Developing World : A Regional Perspective Taylor &

Francis. Undang _ Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan.

Website Resmi ICOMOS. http://www.icomos-ictc.org/diakses februari,20

Page 22: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

Lampiran  I  

PEDOMAN  WAWANCARA  DINAS  PERINDUSTRIAN  DAN  PERDAGANGAN  

Nama       :    

Usia       :    

Jenis  Kelamin     :    

Pendidikan       :    

 

1. Bagaimana  sejarah  perkembangan  Kain  Tenun  Bali  khususnya  di  Denpasar  ?    

2. Berapa  jumlah  pengrajin  Kain  Tenun  Bali    yang  sudah  terdaftar  di  Disperindag    

Denpasar  ?    

3. Bagaimana  upaya  yang  dilakukan  Dinas  Perindustrian  dan  Perdagangan  dalam  

mendukung  berkembangnya  Industri  Kain  Tenun  Bali?    

4. Apakah   Dinas   Perindustrian   dan   Perdagangan   juga   menyediakan   sarana  

promosi  yang  bisa  diikuti  oleh  pengrajin  kain  tenun?    

5. Apakah   Dinas   Perindustrian   dan   Perdagangan   juga   memberikan   fasilitas  

kemudahan   dalam   memperoleh   ijin   untuk   mendirikan   usaha   bagi   pengrajin  

kain  tenun  khususnya  di  wilayah  Kota  Denpasar.    

6. Apakah   ada   upaya   Dinas   Perindustrian   dan   Perdagangan   untuk   memberikan  

pelatihan  –  pelatihan  bagi  pengrajin?    

7. Bentuk  bantuan   apa   saja   yang  diberikan  Disperindag  kepada  pengrajin  dalam  

usaha  melestarikan  Kain  Tenun  Bali  di  Kota  Denpasar?    

8. Sebagai   instansi   yang   menaungi   bidang   Pengembangan   Kerajinan   bagaimana  

Disperindag  menilai  perkembangan  industry  kain  tenun  Bali  yang  ada  saat  ini?  

9. Dari   segi   kualitas   apakah   Kain   Tenun   Bali   sudah   cukup   bersaing   di   tingkat  

nasional  maupun  internasional  dan  layak  untuk  dijadikan  produk  unggulan  dan  

dieksport  ke  Mancanegara?    

10.  Apakah   Disperindag   mendukung   upaya   Pemerintah   Kota   Denpasar   untuk  

menjadikan  Kain  Tenun  Bali  sebagai  icon  Kota  Denpasar.  

 

 

Page 23: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

PEDOMAN  PERTANYAAN  DEWAN  KERAJINAN  NASIONAL  DAERAH  BALI  

   Nama       :    Usia       :  Jenis  Kelamin     :  Pendidikan       :        

1.        Bagaimana  sejarah  perkembangan  Kain  Tenun  Bali  khususnya  di  Denpasar  ?    

2. Bagaimana  upaya  yang  dilakukan  Dewan  Kerajinan  Nasional  Daerah  Bali    dalam  

mendukung  berkembangnya  Industri  Kain  Tenun  Bali?    

3. Apakah   Dewan   Kerajinan   Nasional   Daerah   Bali   juga   menyediakan   sarana  

promosi  yang  bisa  diikuti  oleh  pengrajin  kain  tenun?    

4. Apakah  Dekranasda  Bali  juga  memberikan  fasilitas  kemudahan  dalam  mengajak  

pengrajin  untuk  melakukan  pameran  –  pameran?    

5. Apakah  ada  upaya  Dekranasda  berkerja  sama  dengan  instansi  terkait  dalam  hal  

ini   Dinas   Perindustrian   dan   Perdagangan   untuk   memberikan   pelatihan   –  

pelatihan  bagi  pengrajin?    

6. Bentuk  bantuan  apa  saja  yang  diberikan  Dekranasda    kepada  pengrajin  dalam  

usaha  melestarikan  Kain  Tenun  Bali  di  Kota  Denpasar?    

7. Sebagai   wadah   yang   menaungi   Pengembangan   Kerajinan   umumnya   dan  

Industri   Kain   Tenun   Bali   khusunya   bagaimana   Dekranasda   menilai  

perkembangan  industry  kain  tenun  Bali  yang  ada  saat  ini?  

8. Dari   segi   kualitas   apakah   Kain   Tenun   Bali   sudah   cukup   bersaing   di   tingkat  

nasional  maupun  internasional  dan  layak  untuk  dijadikan  produk  unggulan  dan  

dieksport  ke  Mancanegara?    

9.  Apakah   Dekranasda   mendukung   upaya   Pemerintah   Kota   Denpasar   untuk  

menjadikan  Kain  Tenun  Bali  sebagai  icon  Kota  Denpasar?    

 

 

     

 

Page 24: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali

PEDOMAN    PERTANYAAN  KE  PENGRAJIN        Nama       :    Usia       :  Jenis  Kelamin     :  Pendidikan       :        

1.    Bagaimana  sejarah  perkembangan  Kain  Tenun  Bali  hingga  berdirinya  perusahaan  Ibu/Bapak  

?    

2.  Bagaimana    proses  pembuatan  Kain  Tenun  Bali  di  perusahaan  ini  dan  apa  alat  

yang  digunakan  ?    

3. Apakah     saja   produk   yang   dihasilkan   oleh   Pengrajin   Kain   Tenun   Bali   di  

perusahaan  ini  ?    

4. Apakah  ada  bentuk  promosi  yang  diikuti  oleh  perusahaan  ini?    

5. Apa   saja   saluran   distribusi   yang   digunakan   oleh   perusahaan   ini   dalam  

memasarkan  produknya?    

6. Apakah  perusahaan  ini  bekerjasama  dengan  instansi  terkait  dalam  memasarkan  

produknya?    

7. Apa  saja  kendala  dalam  memproduksi  dan  memasarkan  Kain  Tenun  Bali?    

8. Apakah  perusahaan  ini  ikut  berperan  aktif  dalam  kegiatan  –  kegiatan  pameran  

yang  diselenggarakan  oleh  Pemerintah  ?    

9. Apakah   bentuk   bantuan   yang   diberikan   oleh   instansi   terkait   dalam   upaya  

produksi  maupun  pemasaran  Kain  Tenun  Bali  ?    

10. Dari   segi   kualitas   apakah   Kain   Tenun   Bali   sudah   cukup   bersaing   di   tingkat  

nasional  maupun  internasional  dan  layak  untuk  dijadikan  produk  unggulan  dan  

dieksport  ke  Mancanegara?    

11.  Bagaimana  pendapat   anda  mengenai  upaya  Pemerintah  Kota  Denpasar  untuk  

menjadikan  Kain  Tenun  Bali  sebagai  icon  Kota  Denpasar?    

 

           

Page 25: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN MUDA 2015 … file0 kode/nama bidang ilmu : 699/kepariwisataan laporan kemajuan penelitian dosen muda 2015 optimalisasi pengembangan kain tenun bali